• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Peperangan dan konflik bersenjata dari masa ke masa sudah merupakan suatu hal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Peperangan dan konflik bersenjata dari masa ke masa sudah merupakan suatu hal"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penulisan

Peperangan dan konflik bersenjata dari masa ke masa sudah merupakan suatu hal yang biasa bagi peradaban umat manusia, karena selama masih adanya perbedaan-perbedaan diantara manusia maka perang dan konflik bersenjata tersebut akan tetap ada.Hal ini dapat kita telusuri dari sejarah yang telah terjadi sejak zaman yunani kuno.

Pada zaman yunani kuno, perang merupakan suatu alasan untuk mencari kemenangan,kehormatan,dan kejayaan bagi Negara yang juga merupakan cara untuk menyebarkan pengaruh ataupun ideologi tertentu.Hal-hal itulah yang menjadi faktor utama mengapa mereka melakukan perang.Namun pada saat masuknya ajaran samawi ke umat manusia,alasan manusia untuk berperang kian bertambah dan serta merta menciptakan metode-metode perang yang baru dimana menyangkut aturan yang sudah menjadi kebiasaan pada saat perang seperi just war1

Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi,manusia berusaha untuk menciptakan dan mengembangkan alat-alat pembunuh.Dimulai dari alat-alat berupa kayu hingga yang jauh lebih canggih seperti sekarang yaitu berupa senjata api.Manusia pun atau perang yang adil.Didalam penerapannya dapat kita lihat didalam perang salib I dan II dimana perlindungan terhadap tawanan perang sudah menjadi kebiasaan.

1

Arlina permana sari,dkk,pengantar hukum humaniter,internasional committee of the red cross,Jakarta 1999,hal 1

(2)

juga berusaha mengembangkan sejata-senjata yang mampu membunuh secara masal contoh pembuatan trebuchet atau yang lebih dikenal sebagai altileri kuno abad pertengahan yang digunakan untuk menghantam kota-kota Negara yang berperang bahkan Negara Turki pada saat perang salib mampu membuat senjata penyembur api.

Penggunaan senjata-senjata tersebut juga digunakan untuk menjatuhkan moral tentara musuh.Hal tersebut terus berkembang pada sampai saat ini, dimana perlombaan senjata digunakan untuk menjatuhkan moral musuh.Pertanyaannya adalah apakah penggunaan senjata tersebut ada diatur dalam hukum perang?Jawabannya adalah ada,apalagi sekarang sudah diatur dalam hukum humaniter internasional dan statute roma.

Namun sebenarnya hukum perang itu sudah dikenal sejak zaman romawi.Dimana bangsa romawi telah membuat aturan-aturan tentang perlindungan rakyat sipil, dimana bahwa apabila terjadinya suatu konflik maka para tentara tidak diperbolehkan untuk menyerang warga sipil apabila dia bukan merupakan suatu partisan.

Didalam kitab suci umat muslim yaitu alqur’an juga menyebutkan bahwa apabila didalam terjadinya keadaan perang maka orang tua, wanita dan anak-anak wajib dilindungi terlebih dahulu dan tidak boleh disakiti dan kedua hal tersebut telah menjadi pedoman Negara-negara yang ada di dunia pada saat itu, terutama Negara yang mayoritas penduduknya muslim.Namun kelemahannya pada saat itu belum ada perangkat peraturan yang mengatur tentang perang dan sejata-senjata apa yang dilarang dalam perang.

Pengaturan pelarangan penggunaan senjata-senjata tertentu sama sekali belum pernah dibuat secara terperinci sampai pada abad ke 19.Hal ini dikarenakan perangkat-perangkat pendukung seperti lembaga Henry dunant yang mencetuskan tentang palang

(3)

merah internasional belum terbentuk.Setelah terbentuknya lembaga ini dan juga didukung oleh metode-metode peperangan yang baru maka barulah dibuat peraturan tentang pelarangan penggunaan senjata tertentu,seperti Declaration of st Petersburg 1868,Hague Convention dan konvensi-konvensi lainnya.

Perkembangan hukum internasional juga semakin berkembang seiring perkembangan metode peperangan yang baru seperti azas peprangan didarat oleh Lieber yang dikenal dengan lieber code dan teknologi senjata baru yang kian mematikan dan berbahaya dimana banyak terdapat senjata-senjata inhuman weapons atau senjata-senjata yang tidak berprikemanusiaan dan yang menyebabkan penderitaan yang berkepanjangan dan penghancur yang berlebihan.

Perang sampai kapan pun akan terus menimbulkan penderitaan terutaa bagi rakyat sipil,hal ini terus terjadi dari masa ke masa dimana collateral damage dalam perang tidak dapat dihindari lagi.Tetapi bagaimana pun caranya untuk meminimalisir korban sipil dalam perang.Itulah berbagai alasan mengapa perlunya pengaturan tentang senjata-senjata apa saja yang diperbolehkan dalam perang mengingat utuk meminimalisir korban sipil dalm perang.

Peperangan yang terjadi pada abad ke 20 dengan abad sebelumnya jelas berbeda jauh,dimana perang dinilai merupakan menjadi sarana tunggangan politik penguasa untuk mencapai keinginannya dan ambisi untuk menyebarkan pengaruh ke seluruh dunia.Hal ini dapat kita lihat dari perang-perang yang telah dilakoni oleh Negara-negara yang memiliki yang memiliki kekuatan militer yang kuat.Contohnya dapat kita lihat pada agresi militer Israel ke Pelestina pada bulan januari tahun 2009.Walaupun banyak menuai kritikan dari Negara lain karena isreal pada saat itu tidak mendapat mandat dari PBB dan

(4)

Israel juga menggunakan bom fosporus putih yang termasuk kedalam jenis bom cluster.Bukan hanya itu Israel pada agresinya tersebut bukan hanya menyerang militer palestina tapi juga menyerang warga sipil yang tidak bersalah.Hal ini sejalan dengan pendapat Karl von clausewitz2

Agresi militer Israel ke Palestina pada bulan januari tahun 2009 ini memang serta merta melanggar kaedah-kaedah dan peraturan-peraturan hukum internasional dan mencoreng kredibilitas PBB karena perang tersebut bukanlah untuk membela diri,hal ini bertentangan dengan prinsip keputusan pengadilan Nurenberg dan Tokyo dimana bahwa yang menyebutkan bahwa perang bukanlah semata-semata merupakan suatu tindakan politik melainkan merupakan instrument politik untuk pencapaian-pencapaian tujuan tujuan tertentu.Dalam perang ini dapat kita ketahui tujuan-tujuan terselubung yan dilakukan Israel yaitu untuk memperluas wilayah kedaulatannya dan juga untuk menunjukkan eksistensi zionis di dunia ini.mereka ingin dipandang sebagai bangsa yang hebat dan berkuasa seperti halnya sekutu terdekatnya yaitu Amerika serikat,walupun dengan cara-cara yang melanggar kaedah-kaedah hukum internasional,dimana Israel sendiri terbukti memiliki ratusan bahkan ribuan senjata-senjata yang berbahaya bagi kemanusiaan dan lingkungan.

Namun jika kita lihat dari sejarahnya,sebenarnya perkembangan penggunaan senjata yang berbahaya ini terjadi pada masa perang dingin.Dimana tanpa ada pengawasa yang tegas oleh PBB muncul lah bom-bom gas,bakteriologi dan nuklir serta senjata-senjata konvensional lainnya yang menyebabkan penderitaan yang berkepanjangan.Walupun telah ada peraturan-peraturan tentang penggunaan senjata tersebut seperti tercantum dalam konvensi-konvensi dan traktat-traktat yang telah ada.

2

Starke,J.G.Hukum internasional 2;1977.Hal 35 Hukum internasioanl 2

(5)

tindakan-tindakan perencanaan,persiapan,prakarsa dan penyulutan perang ataupun agresi yang melanggar traktat-traktat internasional merupakan suatu kejahatan internasional dan melibatkan individu-individu yang menggerakkan peperangan itu sesuai yang tercantum didalam Briand kellog pact atau Paris pact tahun 1928.

Dan yang lebih parahnya lagi dalam melakuan agresinya,militer Israel menggunakan jenis senjata yang tergolong inhuman weapons yaitu penggunaan bom cluster.Bom ini merupakan ancaman yang sangat serius apabila teradi salah sasaran dan mengenai rakyat sipil yang tidak berdosa di Palestina.

Seperti yang kita ketahui dalam protocol tambahan dalam konvensi jenewa 19493

1. Protocol I tentang non-detectable fragments. yaitu:

2. Protocol II tentang prohibition or restriction on use of mines bobby trap and other device.

3. Protocol III tentang prohibition or restriction on the use of incendiary weapons. Protocol ini menyatakan secara tegas menentang penggunaan senjata-senjata yang termasuk didalam kategori protocol tersebut dan pada point III juga menambahkan larangan penggunaan senjata dan metode peperangan atu armed conflict yang menyebabkan kerusakan hebat dan yang tidak selayaknya dan menambahkan suatu larangan tersebut penggunaan metode-metode atau cara yang dimaksudkan atau diharapkan akan menimbulkan kerusakan luas berjangka waktu lama dan dahsyat terhadap lingkungan alam (pasal 35).

Bom cluster yang digunakan militer Israel merupakan suatu ancaman bagi kemanusiaan karena bom tersebut bersifat multifungsi dan bentuknya tersamar sehingga

3

(6)

sulit dibedakan4

Namun didalam konflik bersenjata hanya sebagian saja yang efektif dari peraturan ini.Seorang pakar bernama W.J. Tenrick

.Bom cluster apabila dijatuhkan pada ketinggian tertentu antara 300 sampai 3000 kaki maka ia akan pecah menjadi beberapa bagian-bagian bom yang ukurannya sangat kecil namun mematikan.Secara teorinya bom tersebut akan meledak apabila menyentuh tanah dan bom-bom kecil yang tidak meledak tadi akan beralih fungsi menjadi ranjau.Hal tersebut merupakan ancaman yang sangat serius bagi rakyat sipil.

Atas dasar inilah perlu adanya diadakan suatu regulasi baru yang mengikat untuk melindungi rakyat sipil dai ancaman penggunaan senjata-senjata berbahaya seperti bom ini dengan dibentuk lembaga Arms control.Arms control merujuk pada suatu tindakan pengaturan yang diakui hanya dalam hal arahan-arahan khusus mengenai penyebaran,penghapusan,pengurangan atau pembatasan dan larangan pembuatan beberapa jenis senjata tertentu.Berkaitan debgan hal tersebut tujuan dari Arms control ini adalah untuk memulihkan keseimbangan atau untuk mengurangi resiko jatuhnya korban sipil dalam perang dalam jumlah yang sangat banyak.

Ini juga diperkuat dengan instrument hukum internasional yaitu tiga protocol tambahan dalam konvensi jenewa 1949 yakni protocol I,II,dan III yang melarang penggunaan senjata-senjata yang akibatnya mencelakai dengan pecahan-pecahan,ujung yang tidak dapat dideteksi dan juga masalah penggunaan ranjau dalam perang.Sejalan dengan hukum humaniter,didalam statute roma juga diatur lebih lanjut mengenai masalah ini. 5 4 http:en.wikipedia.org/wiki/cluster-bomb 5

Haryo mataram,KGPH.Pengantar hukum humaniter.rajawali press,Jakarta 2005

dalam tulisannya “New developments in the concerting the use of conventional weapons in armed conflict” menyebutkan bahwa

(7)

konvensi dan protocol tambahan tersebut memiliki sedikit dampak terhadap penggunaan efektif senjata-senjata konvensional modern.Seperti halnya penggunaan bom cluster oleh Israel dan Negara-negara lainnya yang masih menggunakan bom tersebut,mengingat dampak yang ditimbulkan dari penggunaannya dapat membahayakan rakyat sipil.

B.Permasalahan

Pandangan dari sumber-sumber hukum humaniter internasional dan statuta roma tentang penggunaan senjata-senjata berbahaya atau inhumans weapons?

1. Apakah bom cluster dapat dikategorikan sebagai inhumans wepons?

2. Apakah penggunaan bom cluster termasuk dalam kejahatan terhadap kemanusiaan?

3. Sanksi-sanksi apakah yang dapat dijatuhkan kepada Negara-negara yang dalam kasus ini adalah Israel yang telah memproduksi dan menggunakan bom cluster tersebut terkait dengan pelanggaran konvensi-konvensi tentang penggunaan senjata konvensional tertentu?

4. Ganti kerugian apa sajakah yang didapatkan oleh korban kejahatan perang dalam hal ini rakyat palestina yang telah di invasi oleh militer Israel dengan senjata yg anti kemanusiaan?

(8)

C.Tujuan dan Manfaat Penulisan

C.1.Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian,latar belakang,serta sumber-sumber hukum humaniter internasional dan statuta roma tentang penggunaan bom cluster.

2. Untuk mengetahui apakah penggunaan bom cluster dapat dikategorikan sebagai pelanggaran atas kemanusiaan.

3. Untuk mengetahui sanksi-sansi apa yang seharusnay diterima Israel atas penggunaannya bom cluster di wilayah palestina.

4. Untuk mengetahui ganti kerugian apa yang seharusnya didapatkan rakyat palestina karena telah menjadi korban kejahatan perang oleh militer Israel.

C.2.Manfaat Penulisan

Dalam skripsi ini manfaatnya ialah membuat kita sadar akan berbagai jenis pelanggaran kemanusiaan dengan menggunakan senjata biolgis.Dilain pihak dengan seiring perkembangan zaman yang modern diharapkan kita para mahasiswa dapat lebih peka untuk menilai akan sesuatu hal yang berkaitan dengan pelanggaran terhadap kemanusiaan terutama tentang perkembangan penggunaan senjata konvensional yang sekarang ini perkembangannya daya hancur dan efeknya hamper sama dengan bom nuklir atau senjata biologis lainnya.

(9)

C.2.1.Manfaat Teoritis

Didalam penulisan ini manfaat teoritis yang dapat kita ambil ialah bahwa penggunaan akan bom cluster adalah suatu hal yang mutakhir dan merupakan salah satu dari penggunaan senjata konvensional yang berbahaya.Ini juga menjadi penambah wawasan dan pengetahuan khususnya di bidang hukum internasional khususnya huku humaniter dimana perkembangan senjata konvensional.Penulisan ini juga berguna bagi para hukum internasional khususnya hukum humaniter dalam merumuskan suatu perangkat hukum baru di bidang humaniter.

C.2.2.Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penulisan ini adalah sebagai pedoman awal bagi para pembaca dan ahli militer dalam menerapkan suatu peralatan persenjataan dimana perkembangan akan senjata konvensional yang kian dinamis dan berkembang secara pesat yang membutuhkan kepekaan atas permasalahan penggunaan bom cluster ini.Hal ini dikarenakan penggunaan akan bom ini masih dibilang baru dan merupakan senjata yang kontroversial dan juga menjadi suatu tolak ukur awal didalam penerapannya terkait pelanggaran akan kemanusiaan yang diakibatkan oleh penggunaan bom tersebut dilapangan.

(10)

D.Keaslian Penulisan

Dalam pembuatan skripsi ini penulis mengambil judul tersebut dikarenakan bahwa penggunaan bom cluster oleh militer Israel tersebut merupakan salah satu alat persenjataan modern yang merupakan salah satu persenjataan konvensional yang sangat berbahaya terhadap kemanusiaan.Adapun penulis mengambil judul tersebut dikarenakan penggunaan bom cluster oleh militer Israel tersebut merupakan benar-benar kejahatan kemanusiaan terhadap rakyat Palestina.Dan adapun skripsi ini dibuat untuk menambah wawasan serta ilmu bagi semua pembaca.

E.Tinjauan Kepustakaan

Penulisan ini dilakukan atas dasar latar belakang bahwa bom cluster yang digunakan militer Israel merupakan senjata yang sangat berbahaya dan terbilang kontroversial.Bom tersebut menjadi kontroversial dikarenakan system kerjanya bom dan yang menjadi perhatian serius ialah bahwa tidak semua anak bom tersebut meledak jika menyentuh tanah dan anak bom tersebut beralih fungsi menjadi ranjau darat6

Seperti yang kita ketahui penggunaan akan ranjau darat telah dilarang,hal ini dapat kita lihat dalam beberapa konvensi seperti konvensi jenewa protocol tambahan tahun 1977 serta konvensi PBB mengenai senjata konvensional tertentu(UNCWW-United Nation Convention on Certain Conventional Weapon) dimana penggunaan bom tersebut secara terang-terangan oleh militer Israel telah melanggar poin-poin penting yang ada didalam konferensi tersebut yakni tentang penggunaan senjata yang

.

6

(11)

mengakibatkan penderitaan yang tidak perlu,non detectable fragment,dan perusakan secara berlebihan.

Selain itu yang menjadi permasalahan dan perumusannya ialah penggunaan akan bom tersebut juga telah menjadi perdebatan di berbagai Negara terkait dengan penggunaannya karena bahaya yang ditimbulkan dari bom tersebut tebilang luar biasa hebatnya dibandingkan dengan penggunaan ranjau darat.ini dikarenakan bentuk dari anak bom cluster tersebut bentuknya seperti kaleng makanan dan kotak mainan sehingga rawan untuk disentuh anak-anak7

1. Protocol of St Petersburg 1868 .

Dilihat dari latar penggunaannya yang menjadi perdebatan ialah apakah bom yang digunakan militer Israel itu termasuk dalam kategori inhuman weapon?.Apakah penggunaan bom tersebut termasuk dalam kejahatan terhadap kemanusiaan?.Sanksi-sanksi apa yang seharusnya didapatkan Israel atas tindakannya ersebut?.Serta apakah ganti kerugian yang seharusnya didapatkan Palestina sebagai korban kejahatan perang?.

Didalam penulisan ini walaupun belum ada yang secara khusus membahas peraturan mengenai bom cluster,penulis mengambil bebeapa peraturan yang mendekati dengan pelanggaran yang diakibatkan oleh penggunaan bom cluster yaitu :

2. Hague convention 1899-1907

3. Konvensi jenewa 1949 dan Protocol tambahan I sampai dengan IV 1977 4. Convention of certain conventional weapons 1980

5. Ottawa treaty 1977 Convention on the Prohibition of the use,Stock piling Production and Transfer of Anti Personnel Mines on Their Destruction.

6. Statuta roma 1998.

7

(12)

Dan penulisan ini data-datanya juga diperoleh dai media elektronik,media cetak dan beberapa referensi dari buku terkait mengenai senjat konvensional.

F.Metode Penulisan

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis menggunakan metode penulisan normatif,dimana penulis melakukan pendekatan melalui kerangka peraturan hukum humaniter internasional,stauta roma dan konvensi-konvensi serta beberapa liteatur.Penulisan ini menggunakan pengambilan data melalui riset kepustakaan atau library research yaitu dengan mengumpulkan atau mengambil bahan-bahan dari teori-teori maupu n intisari dari tulisan-tulisan para ahli yang kompeten dibidangnya yang tertuang dalam buku-buku yang berupa karangan ilmiah,artikel-artikel di majalah maupun surat kabarataupun tabloid-tabloid.Penulis juga banyak mengambil dan memakai beberapa artikel-artikel dari internet yang berhubungan dengan skripsi ini serta penulis juga mengambil atau memakai konvensi-konvensi yang bersifat internasional.

G.Sistematika Penulisan

Dalam menyusun skripsi ini penulis membaginya dalam 5 bab diamana setiap bab memiliki sub-sub bab yang akan menguraikan secara rinci dari tulisan bab per bab.Adapun sistematika bab tersebut adalah:

Bab I dibuat dengan judul pendahuluan yang terdiri dari: A. Latar belakang penulisan

B. Permasalahan

(13)

D. Keaslian penulisan E. Tinjauan kepustakaan F. Metode penulisan G. Sistematika penulisan

Bab II dibuat dengan judul Tinjauan umum terhadap penggunaan bom cluster yang terdiri dari 3 sub bab yaitu:

A. Defenisi bom cluster

B. Sejarah penggunanaan bom cluster

C. Negara-negara yang memproduksi dan mengembangkam bom cluster Bab III dibuat dengan judul Penggunaan bom cluster oleh militer Israel di Palestina pada tahun 2009 yang terdiri dari 3 sub bab yaitu:

A. Pelanggaran penggunaan bom cluster pada wilayah Palestina oleh militer Israel

B. Dampak penggunaan bom cluster terhadap rakyat Palestina

C. Pandangan masyarakat internasional mengenai penggunaan bom cluster di Palestina

Bab IV dibuat dengan judul Pengaturan bom cluster dalam hukum humaniter internasional dan statuta roma terdiri dari 4 sub bab yaitu:

A. Pelanggaran protokol tambahan daam konvensi jenewa dan konvensi lainnya tentang penggunaan senjata konvensional tertentu(Certain Conventional Weapon)

B. Pengaturan masalah ganti kerugian terhadap korban kejahatan perang yang diatur dalam statuta roma

(14)

C. Pengaturan masalah pemberian hukuman terhadap pelaku kejahatan perang yang diatur dengan statute roma

D. Upaya-upaya yang dilakukan dalam pencegahan,penggunaan,pembuatan dan pengembanganbom cluster

Bab V dibuat dengan tulisan :Kesimpulan dan Saran yng terdiri dari dua sub bab yaitu kesimpulan dan saran penulis untuk menutup skripsi ini.

Referensi

Dokumen terkait

Pearson Education Limited, 2007), p.. dynamic process which showed how Islam so attentively. Step by step that had passed by the institution showed that knowledge got

Cara lain yang dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten Banjarnegara dalam pengembangan kepariwisataan Dataran Tinggi Dieng dengan mempromosikan budaya lokal yang berupa seni

Apa yang dimaksud dengan jaringan komputer serta sebutkan minimal 3 (tiga) topologi jaringan.. Apa perbedaan dan kesamaan antara internet,

Hanya perumahan-perumahan yang memiliki Badan Pengelola Lingkungan (BPL) melakukan tugas perawatan pada prasarana, sarana, dan utilitas, sehingga peran penting

Untuk mendukung pencapaian prioritas yang telah ditetapkan yaitu penuntasan pemberantasan tindak pidana korupsi dan penegakan hukum, pada tahun 2004 kegiatan pokok yang akan

Metode eksplorasi ini untuk menemukan ide-ide terkait dengan kegiatan kehidupan nyata anak jalanan yang ada di Yogyakarta dengan melakukan observasi melihat

Jadi, dalam pengertian yang lain, media adalah alat atau sarana yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak.. Banyak ahli dan juga organisasi

Perancangan virtual yang berguna dalam menyebarkan ilmu pengetahuan dan informasi tentang kekayaan seni, budaya, tradisi dan edukasi yang ada di Museum Lambung Mangkurat,