• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adalah Indonesia, yang merupakan negara besar dengan potensi-potensinya untuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adalah Indonesia, yang merupakan negara besar dengan potensi-potensinya untuk"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kawasan Asia yang dikenal dengan kekayaan alam dan buatan melimpah adalah Indonesia, yang merupakan negara besar dengan potensi-potensinya untuk dimanfaatkan guna kesejahteraan masyarakat Indonesia. Berbagai macam sektor yang salah satunya sektor kepariwisataan dengan berbagai sumber daya pariwisata, dimana tidak kalah menariknya bila dibandingkan dengan negara-negara yang berada di Kawasan Asia bahkan di Kawasan Eropa.

Didasari semakin berkembangnya kebutuhan manusia, mulai dari kebutuhan akan tempat tinggal, pendidikan, kesehatan, keamanan sampai dengan rekreasi yang itu semua muncul akibat dari begitu pokok dan beragamnya pemenuhan kehidupan manusia. Kebutuhan manusia akan rekreasi atau hiburan muncul dikarenakan rutinitas setiap hari yang dijalani mempunyai titik jenuh sehingga manusia akan berhenti dari rutinitasnya untuk mencari jeda diantara kegiatan-kegiatan setiap hari dalam bentuk rekreasi dan hiburan. Untuk memenuhi kebutuhan manusia, dalam hal ini kebutuhan akan rekreasi maka berkembanglah pariwisata di dunia khususnya di Indonesia (Ismayanti 2010:8).

Dunia pariwisata merupakan salah satu sektor dari berbagai sektor di Indonesia yang telah menyumbangkan devisa besar kepada negara. Pariwisata sebagai sektor yang menuntut adanya perkembangan dan inovasi maka pemerintah pusat dan pemerintah daerah ataupun dari swasta dapat saling berkerjasama dalam menggali serta memanfaatkan segala potensi untuk menarik kunjungan wisatawan. Menjadi hal yang penting untuk pengembangan

(2)

potensi wisata yang ada di Indonesia, dimana sumber daya terkait pariwisata berupa sumber daya alam, sumber daya budaya, sumber daya minat khusus, sumber daya buatan, disamping sumber daya manusia itu sendiri. Pengembangan di sektor pariwisata secara luas mempunyai dampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat, secara tidak langsung perekonomian di kawasan wisata akan meningkat dikarenakan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan wisatawan membuka peluang bisnis seperti penginapan, aneka oleh-oleh, transportasi, kerajinan dan sebagainya yang menjadi penunjang dalam berlangsungnya kepariwisataan.

Perlu adanya peran serta pemerintah dalam pengembangan industri pariwisata sehingga tercapai kemajuan dunia pariwisata di Indonesia. Mencapai kesuksesan dalam pembanguan pariwisata, diperlukan pemahaman baik dari sisi pemerintah selaku regulator maupun dari sisi pengusaha selaku pelaku bisnis. Pemeritah tentu harus memperhatikan dan memastikan bahwa pembangunan pariwisata akan mampu memberikan keuntungan sekaligus menekan biaya sosial ekonomi serta dampak lingkungan sekecil mungkin. Di sisi lain, pembisnis yang lebih terfokus dan berorientasi keuntungan tentu tidak bisa seenaknya melakukan segala sesuatu demi mencapai keuntungan (I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diarta 2009:113).

Dalam mengembangakan pariwisata tentunya dilakukan dengan berbagai cara yang pada dasarnya memerlukan pengenalan melalui promosi potensi wisata kepada masyarakat luas baik secara nasional maupun internasional. Media yang dipakai dalam mempromosikan pariwisata Indonesia yang baru-baru ini menjadi tren dan memiliki dampak yang sangat luas adalah dengan memanfaatkan

(3)

internet. Jarak tidak menjadi masalah lagi dengan adanya teknologi informasi dan komunikasi, dengan hal itu segalanya menjadi mudah untuk dijangkau. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang biasanya menjadi pemanfaatan dalam dunia bisnis sekarang dapat dimanfaatkan di dunia industri pariwisata. Berlatar belakangkan kebutuhan komunikasi yang cepat dan tepat serta ketersediaan informasi yang akurat, membuat teknologi informasi dan komunikasi banyak diadopsi oleh berbagai negara dalam rangka menyebar luaskan destinasi wisata di dunia. Berbagai istilah muncul dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi di bidangnya, seperti yang digunakan oleh pemerintahan dengan istilah e-goverment, di dunia bisnis dengan istilah e-business, di dunia pendidikan dengan istilah e-learning, dan di dunia pariwisata dengan istilah e-tourism.

Memanfaatkan teknologi infomasi dan komunikasi merupakan salah satu cara dalam mempublikasikan dan memasarkan potensi wisata. Dengan luas wilayah daratan dan perairan yang menempatkan Indonesia pada posisi 15 besar dengan total wilayah terluas, maka terlalu sulit dalam menyebar luaskan potensi-potensi wisata ke berbagai daerah di Indonesia serta ke luar negeri. Menjadi peluang yang menguntungkan dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, dimana berarti adanya suatu sistem informasi manajemen yang berbasis pengolahan data elektronik. Pada sekarang ini penggunaan teknologi tidak menjadi hal yang rumit dan asing dalam pemanfatan mecapai target pariwisatam(Sumber:id.m.wikipedia.org/wiki/Daftar_negara_menurut_luas_wilay ah, diakses 06 April 2015).

Seiring dengan pesatnya kemajuan perkembangan teknologi, yang mendasari semakin mudahnya calon wisatawan dalam mendapatkan berbagai

(4)

informasi mengenai daerah tujuan wisata. Segala macam informasi dapat diperoleh hanya dengan membuka situs pencarian melalui akses jaringan internet, pengguna di seluruh dunia yang mempunyai akses internet dapat dengan mudahnya atas bermacam-macam informasi. Perlu dijadikan perhatian oleh calon wisatawan ketika informasi yang didapatkan tidak terakses dengan baik dikarenakan minimnya data untuk konsumsi publik, selain itu penggambaran mengenai tempat tujuan wisata yang tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya maka data yang disediakan harus bersifat riil. Berbagai teknologi informasi dan komunikasi, dengan akses internet yang marak digunakan dalam mendapatkan data dan sebagai alat dalam mempromosikan daerah yang mempunyai potensi wisata menarik adalah media sosial. Dalam penggunan teknologi yang diharapkan komunikasi menjadi dialog interaktif, sehingga komunikasi dua arah atau lebih dapat terjalin dan memperngaruhi minat kunjungan wisata. Social Media atau disingkat medsos adalah sebuah media online yang memberikan interaksi langsung antara pengguna dengan pengelola media, meliputi blog, jejaring sosial (facebook, youtube, twitter) dan forum.

Sangat penting dalam mempromosikan pariwisata dan komponen pendukungnya, baru-baru ini mulai dilirik sebagai media yang bersifat alternatif dimana memberikan kesan mudah, cepat, ekonomis dan nyaman dengan istilah e-tourism untuk industri pariwisata dan e-ticketing untuk komponen pendukungnya. Masih sedikitnya daerah yang menggunakan media alternatif ini dalam hal untuk memasarkan potensi wisata dengan e-tourism, yang mana e-tourism dalam bentuk aplikasi dapat digunakan setiap saat. Adapun e-tourism yang di gunakan oleh banyak daerah di Indonesia masih dengan berbasis web.

(5)

Mengingat semakin majunya perkembangan pariwisata dan ketatnya persaingan antar daerah tujuan wisata, maka dibutuhkan inovasi dan terobosan yang harus dilakukan oleh Kota Surakarta. Informasi pariwisata melalui media sangat dibutuhkan agar publik dapat mengakses dengan mudah, selain itu informasi yang disajikan dalam mendukung berlangsungnya kepariwisataan dengan menggunakan teknologi maka perlu disiapkan secara baik dan terstruktur. Berkaitan dengan memasarkan produk pariwisata, maka adanya cara dalam mempromosikan merupakan langkah-langkah yang harus dipilih secara tepat untuk dapat membaur dengan masyarakat. Berbagai macam produk pariwisata diperkenalkan dan ditawarkan dengan melalui media yang sudah tidak asing lagi dan telah menjadi tren di era digital ini adalah mobile application.

Media dibuat semenarik mungkin yang dekat dengan kehidupan target audience dan bisa menjalin sinergi (saling memperkuat) dengan media lain, selain itu pemilihan media promosi juga harus realistis dan sesuai kemampuan baik dalam dana, waktu dan tenaga (Zendy Adji Sukma 2010:3).

Berdasarkan uraian tersebut diatas maka penelitian ini mengangkat judul “PENGGUNAAN APLIKASI CITY GUIDE SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF PEMASARAN PARIWISATA KOTA SURAKARTA”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan aplikasi City Guide Solo Destination ?

2. Bagaimana penggunaan aplikasi City Guide Solo Destination di Kota Surakarta sebagai media alternatif pemasaran pariwisata ?

(6)

3. Apakah hambatan dalam pemasaran pariwisata di Kota Surakarta dengan menggunakan aplikasi City Guide Solo Destination ?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui tentang aplikasi City Guide Solo Destination.

2. Untuk mengetahui penggunaan aplikasi City Guide Solo Destination di Kota Surakarta sebagai media alternatif dalam pemasaran pariwisata.

3. Untuk mengetahui hambatan pemasaran pariwisata Kota Surakarta dengan menggunakan aplikasi City Guide Solo Destination.

D. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat bagi banyak pihak. Adapun manfaat dari penelitian ini :

1. Secara Toritis

a. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi mengenai manfaat penggunaan aplikasi City Guide Solo Destination dalam hal media alternatif pemasaran pariwisata.

b. Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan setiap pembaca sebagai tambahan pengetahuan dan sumber data dalam sebuah penelitian.

2. Secara praktis

a. Untuk memberikan referensi dalam penelitian selanjutnya.

b. Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah Kota Surakarta dalam pengembangan media alternatif.

(7)

E. Kajian Pustaka 1. Pengertian Pariwisata

Menurut WTO (1999:5) Tourism – activities of persons travelling to and staying in places outside their usual environment for not more than one consecutive year for leisure,business and other purposes ; Pariwisata dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang melakukan perjalanan ke dan tinggal di daerah tujuan di luar lingkungan kesehariannya, perjalanan wisata ini berlangsung dalam jangka waktu tidak lebih dari satu tahun secara berturut-turut untuk tujuan bersenang-senang, bisnis dan lainnya.

Sesuai Undang-Undang RI Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan dijelaskan bahwa Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas beserta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha dan pemerintah.

Pengunjung atau wisatawan merupakan target utama dalam pariwisata, dimana wisatawan menjadi aktor dalam kegiatan wisata. Pengunjung dalam pariwisata terdiri atas dua jenis, yaitu wisatawan (tourist) dan pengunjung harian (same-day visitor). Wisatawan bergerak dalam tiga daerah geografis yaitu Daerah Asal Wisata (DAW) atau Traveller-Generating Region (TGR), Daerah Tujuan Wisata (DTW) atau (Tourist Destination Region) dan Daerah Transit (DT) atau Transit Route Region (Ismayanti 2010:4).

Arus pergerakan wisatawan secara umum akan beragam dikarenakan terdapat daerah-daerah yang lebih banyak menghasilkan jumlah wisatawan dan terdapat daerah-daerah yang lebih banyak dikunjungi oleh wisatawan, dimana dalam hal

(8)

ini tentang arus pergerakan wisatawan berpengaruh pada penyedia sarana dan prasarana wisata di daerah yang bersangkutan.

2. Pengertian Media Alternatif dan e-tourism a. Media Alternatif

Menurut Kamus Dewan Bahasa edisi ke-empat, alternatif mempunyai makna pilihan yang merupakan keharusan atau satu pilihan antara dua kemungkinan. Sedangkan media menurut Kamus Dewan Bahasa edisi ke-empat adalah alat atau perantara komunikasi. Dapat disimpulkan bahwa media alternatif merupakan satu pilihan lain yang diambil oleh masyarakat ataupun yang bersangkutan untuk berkomunikasi antara satu sama yang lain, dimana media alternatif dapat melalui radio,televisi ataupun internet.

b. e-tourism

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di industri pariwisata salah satunya melalui e-tourism. E-tourism merupakan suatu konsep pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang dimana dapat disimpulkan berupa bentuk kemudahan bagi wisatawan dan produsen dalam menawarkan dan menyampaikan informasi produk pariwisata.

Konsep e-tourism memiliki peran yang tidak terpisah dalam perkembangan teknologi, dengan internet menjadi salah satu solusi yang ditawarkan untuk mempermudah kinerja pengembangan pariwisata di Indonesia. Melalui internet banyak hal yang bisa diakses secara mudah dan digunakan oleh sebagian besar masyarakat dunia. Hal ini memungkinkan penyebaran informasi mengenai pengembangan pariwisata dapat diakses kapan, dimana dan oleh siapa saja.

(9)

Kepariwisataan berusaha meningkatkan manfaat teknologi informasi dan komunikasi karena dianggap memberikan dampak positif, terutama bagi negara berkembang melalui persaingan pasar pariwisata. Pemanfaatan internet dalam pasar pariwisata diapakai sebagai landasan dalam pengambilan kebijakan strategis pariwisata, yang nerupakan dasar perubahan atau inovasi pariwisata yang lebih efektif.

Hendriksson dalam Tanaamah dan Manuputty (2004) menyatakan ada empat karakteristik utama, dalam mengembangkan e-tourism :

a. Produk pariwisata;

b. Dampak berantai yang ditimbulkan oleh industri pariwisata; c. Struktur industri pariwisata; dan

d. Ketersediaan perangkat teknologi komunikasi dan informasi.

Pada tampilan awal sebuah situs, hal-hal penting seperti data destinasi tujuan wisata, tempat iklan, jaringan-jaringan mitra dimunculkan untuk kelancaran dari proses pemesanan tempat. Terdapat tiga tingkatan utama dalam penyusunan sistem e-tourism, yaitu :

a. Bagian-bagian koleksi data yang merupakan dasar dalam melakukan standardisasi dan konsolidasi. Pada bagian ini terdapat elemen-elemen seperti hotel,tempat rekreasi dan event-event penting yang bisa diakses oleh wisatawan.

b. Manajemen dan tindak lanjut, mencakup perancangan sistem yang akan disusun berdasarkan bagian-bagian standardisasi dan konsolidasi.

(10)

c. Aplikasi atau penerapan sistem yang terjadi dalam rangka pemasaran yang merupakan tingkatan penyampaian dan penyebaran informasi kepada wisatawan (Ismayanti 2010:167-170).

3. Pengertian Pemasaran Pariwisata

Ada beberapa definisi mengenai pemasaran pariwisata, menurut :

a. Prof.Dr. Salah Wahab, L.J. Crampon, MA dan L.M Rothfield menyatakan bahwa pemasaran pariwisata adalah “Suatu proses menajemen yang dilakukan oleh organisasi kepariwisataan nasional atau industri pariwisata untuk dapat menentukan wisatawan aktual dan potensial, mengadakan komunikasi dengan mereka untuk menentukan serta mempengaruhi keinginan, kebutuhan, motivasi, kesukaan dan ketidaksukaan pada derah-daerah lokal, regional, nasional dan internasional dan kemudian merumuskan produk wisata untuk mencapai kepuasan optimal para wisatawan” (Otto R. Payangan 2014:29).

b. J.Krippendorf menyatakan pemasaran dalam kepariwisataan bahwa “Suatu sistem dan koordinasi yang harus dilaksanakan sebagai kebijaksanaan bagi perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang kepariwisataan, apakah usaha swasta atau pemerintah, baik dalam ruang lingkup lokal, regional, nasional dan internasional untuk mencapai kepuasan optimal atas kebutuhan wisatwan dan group lain disamping untuk mencapai keuntungan wajar” (Otto R. Payangan 2014:29).

Dapat disimpulkan bahwa pengertian manajemen pemasaran pariwisata adalah suatu proses sosial dimana individu dan kelompok mendapatkan yang dibutuhkan dan suatu sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk

(11)

merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang dan jasa serta mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan sehingga mencapai kepuasan optimal atas kebutuhan wisatawan. Sebagai salah satu produk layanan atau jasa, pariwisata mempunyai beberapa dimensi yang berbeda dengan dimensi produk umum di pasaran, sebagai berikut: 1. Intangibility

Produk jasa/layanan yang ditawarkan tidak berbentuk seperti barang nyata yang bisa ditemui dalam pengertian produk yang bisa dilihat dan dipajang di pasar, toko atau tempat penjualan lainnya. Dimana produk intangible tidak bisa dievaluasi atau didemonstrasikan sebelum dipakai atau dibeli.

2. Perishability

Produk jasa/layanan pariwisata yang tidak seperti barang-barang pabrik, tidak dapat disimpan untuk dijual di kemudian hari. Untuk mengatisipasi sifat produk perishability diperlukan usaha pemasar untuk membuat pemasaran produk dan mengelola permintaan pasar dengan melakukan bauran pemasaran (marketing mix).

3. Inseparability

Produk jasa/pelayanan seperti pariwisata merupakan produk yang dibentuk dari berbagai produk pendukung yang terpisah-pisah, seperti hotel, maskapai

penerbangan, restoran, tour dan travel dan sebagainya.

(rinsmine.blogspot.com.es/2010.06/makalah-tourism-pemasaran-dan-promosi.html, diakses tanggal 04 Oktober 2014)

(12)

F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang terbatas pada usaha-usaha mengungkapkan suatu masalah atau keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya sehingga bersifat sekedar mengungkapkan fakta (fact finding). Hasil penelitian ini ditekankan untuk membentuk gambaran secara objektif tentang keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteliti. Pada tahap awal metode deskriptif tidak lebih dari pada penemuan yang bersifat penemuan fakta-fakta seadanya. Selanjutnya pemikiran dikembangkan dengan memberi penafsiran yang memadai terhadap fakta-fakta yang ditemukan (Hadari Nawawi, 1998:31).

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu langkah yang harus digunakan dalam mengadakan penelitian agar memperoleh data sesuai dengan yang diinginkan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini : a. Wawancara

Adalah metode penelitian dengan cara melakukan tanya jawab dengan narasumber untuk memperoleh suatu informasi yang dibutuhkan dalam penulisan tugas akhir. Wawancara dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara lisan ataupun tertulis dari narasumber yang mengetahui informasi tentang penggunaan Aplikasi City Guide Solo Destination untuk mendapatkan data yang akurat.

Wawancara langsung dilakukan dengan Diah Budi Wuryaningsih sebagai Kasubag Keuangan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta, Tri Rusmita sebagai Staff bagian Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota

(13)

Surakarta, Siti Khotimah sebagai Kasi Akomodasi Wisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta dan Jackson A.Napitupulu sebagai Kabid Informatika Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta.

b. Observasi

Adalah suatu metode yang dilakukan dengan menngunakan jalan mengamati, meneliti, atau mengukur kejadian yang sedang berlangsung (Kusmayadi dan Endar Sugiarto 2000:84).

Dalam observasi ini cara yang dilakukan adalah melihat langsung dari aplikasi dan melakukan pengamatan untuk mengumpulkan informasi serta mensurvei pengguna aplikasi City Guide seperti di kalangan mahasiswa, pelajar, wisatawan yang berkunjung dan kalangan lain di Kota Surakarta guna mendukung penelitian.

c. Studi Pustaka

Sumber data kepustakaan diperlukan untuk melengkapi data yang belum diperoleh dalam menyusun tugas akhir, antara lain berupa buku, laporan penelitian dan karya lain yang akurat dalam mendukung penulisan ini. Dalam studi pustaka ini, buku-buku diperoleh dari perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya, perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik serta perpustakaan pusat Universitas Sebelas Maret Surakarta.

d. Studi Dokumen

Studi Dokumen adalah metode pengumpulan data dengan melakukan pencarian dokumen yang diperlukan, yaitu Data Kunjungan Wisatawan ke Kota Surakarta dari tahun 2010 – 2015, Data Pendapatan Pjak/Restribusi Daerah dan Target Realisasi tahun 2011 – 2014 dari Disbudpar Kota Surakarta.

(14)

e. Keuesioner Online

Suatu kuesioner mempunyai tujuan untuk memperoleh data yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan secara online kepada responden untuk dijawab dan dapat mempermudah dalam menganalisa data. Dalam kuesioner online ini, diikuti oleh 50 responden dari kalangan mahasiswa, pelajar, swasata dan pegawai negeri.

G. Sistematika Penulisan Sistematika penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB I membahas tentang pendahuluan, yang menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II membahas tentang gambaran umum Kota Surakarta yang terdiri atas letak geografis dan administrasi wilayah Kota Surakarta, sejarah Kota Surakarta, Kota Surakarta sebagai destinasi wisata, dan promosi pariwisata Kota Surakarta.

BAB III menguraikan hasil penelitian dan pembahasan tentang Penggunaan Aplikasi City Guide Sebagai Media Alternatif Pemasaran Pariwisata Kota Surakarta sesuai dengan rumusan masalah.

BAB IV merupakan bab terakhir yang berisi penutup, didalamnya diuraikan kesimpulan dari yang telah dibahas dan saran yang bermanfaat.

Referensi

Dokumen terkait

Jenis kelamin peserta didik disajikan dengan informasi bahwa jenis kelamin sesuai Dukcapil (jenis kelamin yang diisikan dipadankan dengan jenis kelamin pada data NIK

Dari hasil survei dari penelitian yang dilakukan di pelabuhan pendaratan ikan Hiu di Kawal bahwa jenis yang dijumpai paling banyak yaitu Hemigaleus microstoma (Hiu

Sistem operasi adalah perangkat lunak komputer atau software yang bertugas untuk melakukan control dan manajemen perangkat keras dan juga operasi-operasi dasar system,

Berdasarkan hasil pengujian koefisiensi determinasi, pada R square menunjukkan 0,465, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh publikasi social media twitter terhadap minat

Pentingnya pemahaman konsep reproduksi virus yang bertujuan agar siswa mampu mengaplikasikan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-harinya tanpa miskonsepsi dan gambar

Berdasarkan penelitian yang dilakukan nilai laju pertumbuhan rumput laut lebih tinggi di lokasi kontrol dibandingkan dengan di lokasi budidaya IMTA, sehingga pertumbuhan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui volume sedimen yang menjadi salah satu penyebab meluapnya saluran primer avour Sidokare, menghitung debit rancangan drainase

Lakukan kamprotan halus dengan campuran semen dan pasir yang telah di ayak/saring pada bagian beton yang telah di waterproofing untuk melindungi lapisan waterproofing