• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

A. Latar Belakang

Logam berat seperti timbal, merkuri dan cadmium memiliki efek berbahaya pada kesehatan manusia sebagai akibat dari penyebaran di lingkungan dan kemampuan untuk terakumulasi di dalam tubuh manusia (Adnan, 2014). Timbal merupakan salah satu jenis logam berat yang secara alamiah bisa diperoleh di alam. Keberadaanya di alam meningkat seiring aktivitas manusia, seperti pertambangan, peleburan, penggunaan dalam bahan bakar minyak dan pemakaian timbal untuk kebutuhan komersial (Lubis et al.,2013 ).

Timbal atau timah hitam merupakan salah satu logam berat yang sangat berbahaya bagi manusia. Daftar Agency for Toxic Substances and Disease Registry (ARTS ) menempatkan timbal (Pb) urutan kedua setelah arsen sebagai salah satu logam berat yang paling beracun dilihat dari kombinasi frekuensi keberadaannya di lingkungan, toksisitas, dan potensi terpapar manusia. Karaketristik timbal yang memiliki titik lebur yang rendah, mudah dibentuk dan memiliki sifat kimia yang aktif memungkinkan untuk digunakan dalam berbagai industri (Jina et al., 2014).

Perkembangan dunia industri saat ini berdampak pada pencemaran udara di kota besar. Industri transportasi khususnya menambah jumlah kendaraan bermotor di jalanan semakin tinggi. Pembakaran bensin dalam kendaraan bermotor merupakan lebih dari separuh penyebab polusi udara kota (Hasan,2012). Polusi udara akibat timbal dari gas emisi kendaraan bermotor telah menjadi permasalahan kesehatan masyarakat di dunia, terutama di negara-negara berkembang, seperti di Asia, Afrika dan Amerika Latin yang masih menggunakan timbal dalam bahan bakar kendaraannya. Di Indonesia 85% pencemaran udara di perkotaan berasal dari gas emisi kendaraan bermotor. Gas emisi kendaraan bermotor menjadi faktor utama karena pertumbuhan kepemilikan kendaraan

(2)

bermotor, penggunaan bahan bakar dengan kualitas rendah dan kondisi perawatan kendaraan yang kurang diperhatikan. Pencemaran udara dari gas emisi kendaraan bermotor sangat bengaruh terhadap kadar timbal dalam darah seseorang yang beraktivitas tinggi di jalanan. Kelompok pekerja yang berisiko tinggi terhadap paparan polutan timbal di udara seperti polisi lalu lintas, pedagang kaki lima, pengemis, dan petugas Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) (Ati,2014 ; Deasy, 2012).

Timbal organik Tetra Ethyl Lead (TEL) dan Tetra Methyl Lead (TML) merupakan zat aditif yang ditambahkan ke dalam bensin untuk meningkatkan angka oktan dalam bahan bakar (Sururi, 2008). Dalam proses pembakaran mesin, timbal dalam bensin tidak ikut bereaksi sehingga setelah pembakaran sekitar 25% timbal (Pb) tetap berada dalam mesin dan 75% lainnya akan mencemari udara sebagai gas buangan. Logam timbal (Pb) yang terhirup oleh manusia setiap hari akan terakumulasi dalam tubuh. Di dalam tubuh manusia timbal merupakan oksidan yang sangat kuat. Paparan polusi timbal dalam dosis rendah sekalipun ternyata dapat menimbulkan gangguan pada tubuh tanpa menunjukkan gejala klinik. Paparan timbal kronis akan menimbulkan berbagai dampak negatif pada kesehatan seperti pada sistem reproduksi, sistem saraf dan kecerdasan, efek sistemik gastrointestinal, sistem kardiovaskuler, dan ginjal. (Laila,2013; Mukono,2015).

Penelitian ini mengukur kadar timbal pada pekerja Petugas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) sebagai salah satu kelompok yang mempunyai risiko tinggi untuk terpapar timbal secara langsung. Paparan timbal dapat berasal dari emisi kendaraan yang datang maupun uap yang berasal dari bensin pada saat pengisian (Kawatu,2009). Kandungan timbal dalam tubuh dapat dideteksi melalui darah, rambut dan urine. Beberapa penelitian melaporkan kadar timbal pada pekerja SPBU, salah satunya penelitian Tayrab (2014), membandingkan kadar timbal dalam darah 50 petugas SPBU dengan 42 kelompok kontrol. Hasilnya kadar timbal dalam darah petugas SPBU rata – rata 10.5 μg/dl lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol 5.0 μg/dl. Sejalan dengan penelitian

(3)

Rosyidah (2010), menggambarkan hubungan kadar timbal dalam darah dengan kejadian hipertensi. Hasilnya rata – rata kadar timbal dalam darah petugas SPBU 24,97 μg/dl dan ada hubungan yang bermakna dengan kejadian hipertensi. Penelitian Laila (2013) untuk mengetahui kadar timbal dalam darah serta keluhan kesehatan pada petugas SPBU wanita menunjukkan tingginya kadar timbal dalam darah serta timbulnya berbagai macam keluhan kesehatan seperti rasa mual, kelelahan, susah bernapas, dan gusi berdarah. Hal ini benar menunjukkan bahwa petugas SPBU merupakan kelompok yang memiliki risiko tinggi terhadap paparan timbal dan timbulnya gangguan kesehatan akibat paparan tersebut.

Timbal tetra etil dan timbal tetra metil yang berasal dari bahan bakar setelah melalui proses pembakaran didalam mesin akan mencemari udara berupa partikel – partikel timbal. Partikel timbal yang terhirup akan masuk melalui saluran pernafasan. Di dalam saluran pernafasan,absorsi timbal dipengaruhi tiga proses yakni deposisi, pembersihan muskosiliar, dan pembersihan alveolar. Paparan timbal yang masuk melalui udara sekitar 30- 40% akan diabsorbsi kedalam darah. Tergantung pada ukuran partikel, daya larut, saluran pernafasan, dan faal seseorang. (Ardyanto,2005). Di dalam darah efek timbal akan menghambat sintesis heme melalui pengikatan gugus thiol pada enzim Aminoluvucinic Acid Dehydrase. Timbal juga akan menghambat enzim – enzim antioksidan seperti Superoxide dismutase (SOD), Catalase (CAT), dan Gluthation Peroxidase (GPOD) yang mengakibatkan pembentukan senyawa radikal bebas berupa Reactive Oxygen Species (ROS) tidak terkontrol. Peningkatan Reactive Oxygen Species (ROS) akan menyebabkan stres oksidatif yang dapat menimbulkan respon inflamasi yang manifestasinya berbeda – beda pada setiap individu. Stres oksidatif yang meningkat dapat menyebabkan kerusakan struktur sel dan berpotensi merusak jaringan( Farmand,2004; Polsjak, 2012).

(4)

Aminolevucinic Acid (ALA)

meningkat Mengikat gugus thiol

enzim Aminolevucinic Acid Dehydrase

(ALAD)

Peningkatan Reaktif Oksigen Spesies:

Radikal Hidroksil (OH-), Radikal Superoksida (O2-)

Anion Peroksinitrit (ONNO-)

Lipid Peroksidasi Lipid Reduksi H OH- = L* L* + O2 OO- Malondialdehid Sintesis Heme menurun Darah

Timbal tetra metil monoetil, timbal trietil

Saluran pernafasan

Deposisi

Pembersihan muskosiliar Pembersihan alveolar

Merusak sistem pertahanan enzim antioksidan: Superokside dismutase

(SOD), Katalase, Glutation Peroksidase. SOD O2- = H 2O2

Katalasae H 2O2= H 2O2

GPx H 2O2 = O2

(5)

Malondialdehid (MDA) sering digunakan di banyak laboratorium sebagai indikator untuk mengetahui tingkat kerusakan akibat stres oksidatif. Malondialdehid adalah salah satu aldehida utama berasal dari peroksidasi lipid berkarbon tiga yang reaktif di dalam membran sel dan membentuk ikatan kompleks dengan unsur lainnya di dalam jaringan. Semakin tinggi stres oksidatif yang terjadi di dalam sel – sel tubuh memberikan dampak yang sama dengan meningkatnya nilai MDA. Malondialdehid (MDA) merupakan indikator yang baik untuk melihat kecepatan peroksidasi lipid karena diproduksi secara konstan sesuai dengan proporsi peroksidasi lipid yang terbentuk (Miyamoto,2012 ; Valko,2006). Penelitian Polat (2013) membandingkan kadar MDA dalam darah 24 pekerja pabrik pembuatan rak besi yang terindikasi terpapar logam berat (nikel, besi, merkuri) selama pekerjaannya dengan 17 orang yang berasal dari luar pabrik sebagai kontrol. Hasilnya kadar MDA dalam darah para pekerja rata – rata 0.28 (nmol/ml) lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol 0.16 (nmol/ml). Penelitian lain dari Sciskalska ( 2014 ) di Polandia terhadap para pekerja di bagian smelter (fasilitas pengolahan/peleburan hasil tambang), menunjukkan paparan logam berat (Cu, Zn, Cd, Pb, As) menyebabkan peningkatan kadar peningkatan MDA.

Berdasarkan data dari kantor Samsat Sleman dalam Dinas Hubkominfo (2012) jumlah kendaraan di Kabupaten Sleman terus naik dimana pada tahun 2009 terdapat 429.201 dengan presentse kenaikan 5 % dari tahun sebelumnya dan pada tahun 2010 terdapat 455.362 dengan presentase kenaikan 6 % (Anonymous, 2012). Angka kendaraan yang terus naik tiap tahunnya akan diikuti oleh meningkatnya pelayanan bahan bakar umum, sejalan dengan itu maka akan meningkatkan polusi udara yang mana salah satunya yakni timbal.

Berdasarkan paparan di atas maka pada peneltian ini akan diteliti hubungan kadar timbal dengan stres oksidatif pada petugas SPBU melalui pengukuran kadar MDA.

(6)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimana kadar timbal dalam darah petugas pengisian bahan bakar umum di beberapa SPBU di daerah Sleman ?

2. Bagaimana kadar MDA dalam darah petugaspengisian bahan bakar umum di beberapa SPBU di daerah Sleman?

3. Apakah kadar timbal mempengaruhi kadar MDA dalam darah petugas pengisian bahan bakar umum di beberapa SPBU di daerah Sleman?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus : 1. Tujuan Umum

Mengkaji pengaruh paparan timbal terhadap kadar MDA sebagai indikator risiko stres oksidatif pada petugas pengisian bahan bakar umum di beberapa SPBU di daerah Sleman.

2. Tujuan Khusus

a. Mengkaji kadar timbal dalam darah petugas pengisian bahan bakar umum di beberapa SPBU di daerah Sleman.

b. Mengkaji kadar MDA dalam darah sebagai salah satu indikator terjadinya stres oksidatif pada petugas pengisian bahan bakar di beberapa SPBU di daerah Sleman.

c. Mengetahui pengaruh kadar timbal terhadap kadar MDA petugas pengisisan bahan bakar umum di beberapa SPBU di daerah Sleman.

(7)

D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini yaitu :

1. Manfaat klinis : Memberikan bukti bahwa paparan timbal dapat mempengaruhi kadar MDA dalam darah yang merupakan parameter stres oksidatif pada petugas SPBU.

2. Manfaat ilmiah : Menambah data penelitian terkait bahaya paparan logam berat bagi kesehatan khususnya bagi para petugas SPBU.

3. Manfaat bagi masyarakat : Menambah informasi tentang bahaya paparan logam berat khususnya timbal bagi petugas SPBU sehingga dapat dilakukan upaya proteksi selama melakukan pekerjaan untuk menurunkan tingkat bahaya akibat paparan tersebut.

E. Keaslian Penelitian

Laila & Shofwti (2013)

Blood Lead Level and Health Symptoms of Gas Station’s Female Operator

Rata – rata kadar timbal pekerja masih dibawah ambang batas. Keluhan kesehatan yang dirasakan pada sistem pencernaan adalah rasa mual (47.1%), kelelahan (85.3%), dan keluhan lainnya adalah gusi berdarah, susah bernafas (35.3%) dan diketahui 25% dari pekerja yang sudah menikah mengalami penurunan gairah seks

Aflanie (2015) Effect of Heavy Metal on Malondialdehyde and Advanced Oxidation Protein Produtcs Concentration: A Focus on Arsenic, Cadmium,

Paparan arsenik, kadmium dan merkuri dapat menyebabkan stres oksidatif terlihat dari peningktan kadar MDA.

(8)

and Mercury

Suciani (2007) Kadar Timbal Dalam Darah Polisi Lalu Lintas Dan Hubungannya Dengan Kadar Hemoglobin

6,7 % responden kadar timbal melebihi normal (>25 μg/dl). Tetapi Tidak ada hubungan antara kadar timbal dalam darah dengan kadar hemoglobin pada polisi lalu lintas di kota Semarang.

Polat et al (2013)

Oxidative Stres Parameters In Blood And Urine Of Metal-Shelf Factory Workers

Parameter stres oksidatif termasuk kadar MDA dalam urin, MDA dalam darah, enzim SOD, GSH-peroxidase, pekerja pabrik rak besi lebih tinggi dari pada kelompok kontrol,

Rosyidah (2010)

Hubungan Antara Kadar Pb Dalam Darah Dengan Kejadian Hipertensi Pada Operator SPBU Di Kota Yogyakarta

Rata-rata kadar Pb dalam darah 24,97 μg/dl dan ada hubungan dengan kejadian hipertensi.

Meskipun penelitian mengenai kadar timbal dalam darah pada petugas SPBU telah diteliti oleh beberapa peneliti sebelumnya, namun penelitian ini berfokus pada dampak kadar timbal dalam darah terhadap kadar malondialdehid darah sebagai salah satu indikator terjadinya stres oksidatif pada petugas pengisian bahan bakar umum di beberapa SPBU Daerah Sleman, yang sepengetahuan penulis belum pernah dilakukan.

Gambar

Gambar 1. Induksi MDA oleh timbal

Referensi

Dokumen terkait

Berangkat dari masalah yang ditemukan, penulis mengadakan penelitian dengan metode studi pustaka, observasi, perancangan, instalasi, uji coba serta implementasi untuk menemukan

and you can see from the radar screen – that’s the screen just to the left of Professor Cornish – that the recovery capsule and Mars Probe Seven are now close to convergence..

[r]

http://www.bps.go.id.. Tingkat mortalitas umur dewasa terhadap umur muda relative lebih besar. Karena nilai β hasil fitting diluar range 0.75-1.25 bahkan

Dalam menetapkan tujuan, Balai Pelatihan Kesehatan Semarang perlu lebih dulu memperhatikan tujuan strategis Kementerian Kesehatan RI dan Badan Pengembagan dan Pemberdayaan Sumber

Fungsi speaker ini adalah mengubah gelombang listrik menjadi getaran suara.proses pengubahan gelombag listrik/electromagnet menjadi gelombang suara terjadi karna

Arsitektur SIA merupakan kerangka model umum yang menggambarkan semua sistem yang digunakan dalam pembelajaran SIA dari mulai sumber data, proses pengumpulan,

1 M.. Hal ini me nunjukkan adanya peningkatan keaktifan belajar siswa yang signifikan dibandingkan dengan siklus I. Pertukaran keanggotaan kelompok belajar