• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN UNTUK MENENTUKAN IDE POKOK PARAGRAF DENGAN MENGGUNAKAN METODE INQUIRY BAGI SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 7 SIGI | Roong | BAHASANTODEA 6324 20927 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN UNTUK MENENTUKAN IDE POKOK PARAGRAF DENGAN MENGGUNAKAN METODE INQUIRY BAGI SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 7 SIGI | Roong | BAHASANTODEA 6324 20927 1 PB"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

Jenni Dina Roong

(Mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana Universitas Tadulako)

Abstract

This research aims at describing the process of applying Inquiry Method to increaseReading Comprehension ability in determining main idea of the VIIB grade students of SMP Negeri 7 Sigi. The research was designed as Classroom Action Research which was carried out in two cycles. The subject of the research was the VIIB grade students which consist of 32 students. The result

showed that there was the increasing of students’ activities and learning outcome from cycle I to

cycle II. The increasing can be proved by the result of analyzing students’ activities in cycle I on the first meeting was 55,88% and the second meeting was 75,00%, in cycle II, the result was 94,11%. The classical achievement of learning outcome in cycle I was 56,25% and classical absorbing was 68,28%, in cycle II classical achievement was 93,75% and classical absorbing was 87,03%, the criteria of comprehension concept was in very good category. Based on the result of research, it can be concluded that the implementation of Inquiry Method can increase the VIIB

grade students’ activities and learning outcomein determining main idea.

Keywords: Inquiry Method, Activities, Learning Outcome

Bahasa Indonesia memiliki empat keterampilan yaitu; keterampilan menyimak, keterampilan membaca, keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling berkaitan satu dengan yang lain. Wiryodijoyo (2009:7) menyatakan bahwa membaca adalah salah satu keterampilan dasar terpenting pada manusia, yaitu berbahasa. Keterampilan membaca memungkinkan seseorang untuk melihat dunia lebih luas, menambah wawasan ilmu pengetahuan, dan memperoleh informasi-informasi yang sangat berguna bagi kehidupan yang lebih baik.

Dalam kehidupan sekarang, membaca merupakan kebutuhan setiap orang bahkan dapat dikatakan bahwa membaca merupakan kebutuhan primer modern. Berbagai hal yang berkaitan dengan kehidupan manusia modern berhubungan dengan kegiatan membaca. Hampir tidak ada aktivitas manusia yang tidak berhubungan dengan kegiatan membaca, mulai bangun tidur sampai akan

tidur kembali manusia selalu berhubungan dengan membaca.

Membaca pada hakikatnya adalah kegiatan memahami gagasan utama penulis. Ada dua gagasan penulis dalam sebuah bacaan yaitu gagasan utama dan gagasan penjelas. Pengenalan gagasan pokok dan gagasan penjelas merupakan hal yang sangat penting dalam membaca. Hal tersebut dikarenakan tujuan membaca sebenarnya adalah agar siswa dapat memahami makna bacaan. Memahami sebuah bacaan tidak terlepas dari pemahaman gagasan utama, gagasan penjelas, dan topik karangan dalam sebuah bacaaan. Selain itu, materi gagasan utama, gagasan penjelas, dan topik karangan merupakan Standar Kompetensi Kelulusan (SKL) SMP, sehingga materi tersebut harus dapat dikuasai.

(2)

penting adalah pemahaman terhadap teks tersebut. Dengan memahami teks maka siswa dengan mudah mendapatkan informasi serta membaca akan menyenangkan bagi mereka.

Berdasarkan pengalaman peneliti dalam pembelajaran membaca pemahaman untuk menetukan ide pokok dalam bacaan pada siswa kelas VII SMP Negeri 7 Sigi, hasil yang dicapai belum sesuai dengan yang diharapkan.. Siswa kelas VII SMP Negeri 7 Sigi masih kesulitan menemukan gagasan utama suatu paragraf.

Rendahnya nilai pemahaman siswa kelas VII disebabkan juga oleh minat dan antusiasme siswa terhadap pembelajaran membaca yang masih rendah. Selain itu, siswa juga terlihat kurang konsentrasi dan kurang semangat apabila dihadapkan pada teks bacaan, terutama pada bacaan-bacaan yang panjang. Banyak siswa yang malas untuk membaca, apalagi jika melihat teks yang begitu banyak. Di sisi lain, nilai yang diperoleh siswa belum cukup memuaskan.

Materi membaca acapkali diberikan kepada siswa dalam bentuk ceramah dan penugasan. Siswa jarang diberikan pengalaman mengapresiasi karya tersebut. Siswa hanya ”membaca” karya tersebut kemudian menjawab pertanyaan yang sudah disiapkan berkaitan dengan isi karya tersebut. Membaca tidak diikuti dengan teknik yang benar dan tepat sehingga siswa terkesan hanya membaca saja tanpa memahami isi bacaan tersebut.

Disamping itu, guru kurang kreatif dalam mengembangkan metode pembelajaran hingga terkesan bersifat monoton, tentu saja proses pembelajaran terasa kurang menyenangkan dan belum bisa meningkatkan aktivitas belajar dan daya kritis siswa terhadap materi atau permasalahan yang ada. Rata-rata guru lebih banyak menggunakan metode ceramah bervariasi dan penugasan, sehingga siswa menjadi kurang bersemangat, cenderung pasif dan tak jarang siswa hanya sibuk dengan urusan masing-masing atau

bermain-main dengan siswa lainnya. Berkenaan dengan rendahnya hasil belajar siswa kelas VII B SMP Negeri 7 Sigi dalam menentukan ide pokok dalam paragraf yang diperoleh dari hasil observasi ternyata dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah kemampuan linguistik, kemampuan mata, dan minat siwa untuk membaca. Sedangkan faktor eksternal adalah unsur-unsur bacaan antara lain: 1) Kalimat-kalimat yang tersaji di dalam teks mempunyai tingkat kompleksitas yang tinggi,kerumitan sintaksis dapat menyebabkan kesulitan siswa, 2) Gaya penulisan yang bertipe mengulang-ulang gagasan dengan ungkapan-ungkapan dan kata-kata yang khusus dapat menimbulkan kesulitan pada siswa dan 3) Penggunaan kata-kata yang tidak dikenal oleh siswa merupakan kendala bagi siswa.

Dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas ini, peneliti tertarik untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui metode inquiry untuk mengatasi kesulitan siswa dalam menentukan ide pokok suatu paragrapf. Dalam pembelajaran inquiry, pengajaran dan pembelajaran akan bermakna pada siswa jika guru memilih atau mendesain materi yang berhubungan dengan situasi nyata siswa, agar memudahkan siswa menghubungkan pengetahuan yang dimiliki dengan aplikasinya dalam kehidupannya, Yamin (2011: 156).

(3)

dikerjakan. Kemudian mereka mempelajari, meneliti atau membahas tugas di dalam kelompok, dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan, lalu dibuat laporan yang tersusun dengan baik.

METODE

Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, merupakan penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian

dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inquiry, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan (Hopkins dalam Wiriatmadja, 2008:11).

Penelitian ini direncanakan berlangsung dua siklus yang pelaksanaannya mengikuti desain penelitian Kemmis dan Mc.Taggart (Arikunto, 2007:16), sebagai berikut:

Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Sigi Jl. Trans Palu-Palolo Desa Ampera Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah.

Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai bulan April 2015 di kelas VII B SMP Negeri 7 Sigi Tahun Pelajaran 2014/2015.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas VII B SMP Negeri 7 Sigi tahun Pelajaran 2014/2015, yang berjumlah 32 siswa terdiri atas 15 perempuan dan 17 laki-laki. Penetapan subjek penelitian ini berdasarkan hasil analisis kondisi siswa bahwa kelas tersebut yang memiliki nilai rata-rata kelas terendah.

Tahap-Tahap Penelitian

Penelitian dilakukan melalui tahapan penyusunan instrumen, pengumpulan data,

a 1

2 3

4

0

b 7

6 8

5

Keterangan

0 : Pratindakan 1 : Rencana siklus 1 2 : Pelaksanaan siklus 1

3 : Observasi siklus 1 4 : Refleksi siklus 1 5 : Rencana siklus 2 6 : Pelaksanaan siklus 2 7 : Observasi siklus 2 8 : Refleksi siklus 2

(4)

analisis data, pembahasan dan laporan hasil penelitian. Prosedur penelitian tindakan ini terdiri dari 2 siklus dengan setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu: (1) perencanaan tindakan, yaitu apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki perubahan tingkah laku, (2) pelaksanaan tindakan, yaitu apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti untuk memperbaiki, peningkatan, dan perubahan yang diinginkan, (3) pengamatan dan evaluasi serta (4) refleksi tindakan, yaitu langkah peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan dari pelbagai kriteria (Sukidin, 2008:84).

Jenis dan Sumber Data

Jenis Data

Jenis data yang diperoleh dalam penelitian adalah :

a) Data kualitatif yaitu data yang diperoleh berupa data hasil observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru.

b) Data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari tes hasil belajar siswa setelah pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II.

Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh peneliti secara langsung dalam kegiatan pembelajaran. Data hasil belajar diambil dengan memberikan tes pemahaman kepada siswa pada akhir tindakan, dan data aktivitas pembelajaran diperoleh dari hasil pengamatan selama pelaksanaan tindakan tiap siklus dengan menggunakan instrumen observasi kegiatan siswa dan guru.

Data sekunder adalah data yang didapat dari sumber bacaan, wawancara dan observasi awal serta dokumen sekolah penelitian. Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui hasil tes.

Tehnik Pengumpulan Data

Observasi.

Observasi dalam penelitian ini dilakukan pada saat pra tindakan dan pada saat dilaksanakan tindakan. Observasi pra tindakan dilaksanakan untuk mengidentifikasi permasalahan pada kelas termasuk aktivitas siswa. Observasi pada tahap pelaksanaan tindakan untuk memperoleh data aktivitas siswa dan guru dengan menggunakan lembar observasi. Observer adalah teman sejawat dalam MGMP Bahasa Indonesia selama kegiatan penelitian berjalan.

Tes.

Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa yang dilakukan setelah tindakan. Skor peningkatan hasil belajar dihitung berdasarkan selisih antara nilai tes pasca tindakan pada siklus I dengan siklus II.

Kuisioner.

Kuisioner diberikan setelah proses pembelajaran berakhir pada akhir siklus. Tujuannya untuk mengetahui respon siswa tentang kekurangan, kelebihan atau kendala yang ada serta saran siswa terhadap proses pembelajaran.

Teknik Pengolahan Data

Dalam penelitian tindakan kelas, ada dua jenis data yang akan dikelola oleh peneliti, yaitu :

1) Data nilai hasil belajar siswa dianalisis secara deskriptif, misalnya mencari persentase keberhasilan belajar, daya serap individu dan daya serap klasikal. 2) Data yang berupa informasi yang memberi

gambaran tentang keberadaan siswa mengenai tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang baru (afektif), aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar dan sejenisnya, yang dianalisis

(5)

Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses/ usaha memilih, memilah, dan menggolongkan data ke dalam bagian-bagiannya (Sukidin, dkk., 2010: 111). Data yang dianalisis adalah data kualitatif yaitu data yang diperoleh berupa data hasil observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru, serta daata kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari tes hasil belajar siswa setelah pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II. Teknik analisa data hasil tes belajar siswa dan penentuan presentase ketuntasan belajar siswa menggunakan rumus sebagai berikut:

1) Daya Serap Individu/ Ketuntasan Individu

Analisa data untuk mengetahui daya serap masing-masing siswa sebagai bentuk nilai pemahaman digunakan rumus sebagai berikut :

dengan :

X = Skor yang diperoleh siswa Y = Skor maksimal soal

DSI = Daya serap individu

Individu dikatakan tuntas jika persentase daya serap individu ≥ 70%. (Kurikulum SMP Negeri 1 Palolo).

2) Ketuntasan Belajar Klasikal

Analisa data untuk mengetahui ketuntasan belajar seluruh siswa yang menjadi sampel dalam penelitian ini, maka digunakan rumus sebagai berikut:

dengan :

N= Banyaknya siswa yang tuntas

S= Banyaknya siswa seluruhnya KBK= Ketuntasan belajar klasikal

Suatu kelas dikatakan tuntas belajar klasikal jika rata-rata ≥ 85% (Depdiknas,

Suatu kelas dikatakan tuntas belajar jika presentasi daya serap klasikal ≥ 85% (Depdiknas, 2005).

4) Aktivitas Siswa dan Guru

Untuk mengetahui persentase nilai rata-rata aktivitas siswa dan guru digunakan persamaan yang dikemukakan Aqib (2009:63) sebagai berikut:

Persentase Nilai Rata-rata =

M aksimal Skor

Skor Jumlah

x 100%

Kriteria taraf keberhasilan tindakan dapat ditentukan sebagai berikut :

80% < NR  100% : Sangat baik 71% < NR  85% : Baik 60% < NR  70% : Cukup 0% < NR  60% : Kurang

Indikator observasi meliputi: antusias siswa, motivasi siswa, pemahaman terhadap bacaan, respon terhadap perintah guru dengan tepat, reaksi spontan siswa terhadap perintah guru, partisipasi siswa mengerjakan tugas-tugas, partisipasi siswa dalam kelompok dalam memberi pendapat.

Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah hasil yang dicapai siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran yang dibuktikan dengan hasil belajar dan hasil observasi aktivitas siswa

(6)

maupun guru. Indikator yang menunjukkan keberhasilan penelitian menggunakan keterampilan membaca pemahaman menentukan ide pokok dalam paragraf, yaitu ditandai dengan nilai yang diperoleh siswa pada tes formatif. Penelitian ini dikatakan berhasil jika ketuntasan perorangan memperoleh nilai ketuntasan individu 70% dan ketuntasan belajar klasikal diperoleh minimal 85% (Depdiknas, 2005).

Indikator data aktivitas pembelajaran dapat dilihat dari hasil observasi aktivitas siswa serta hasil observasi aktivitas guru selama proses pembelajaran. Penelitian ini dinyatakan berhasil, jika aspek-aspek tersebut telah berada dalam kategori baik atau sangat baik.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pratindakan

Kegiatan pertama yang dilakukan sebelum memasuki tindakan adalah mengadakan tes awal. Tes awal dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana penguasaan siswa terhadap materi yang akan dipelajari. Tes awal dilaksanakan pada hari Selasa, 24 Februari 2015 yang diikuti oleh 32 siswa. Tes awal menjadi bahan pembanding adanya peningkatan hasil penelitian. Berdasarkan hasil analisis tes awal siswa pada materi penetuan gagasan utama teks, diperoleh hasil yang masih perlu perbaikan, karena masih banyak siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 70.

Tindakan Siklus I

Tindakan siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, termasuk didalamnya tes akhir tindakan.

Perencanaan Tindakan

Pada siklus I ini, kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Menetapkan materi ajar yaitu gagasan

utama dalam teks.

b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I

c. Menyiapkan media untuk pembelajaran. d. Membuat lembar observasi aktivitas guru

dan siswa

e. Mempersiapkan tes hasil belajar siklus I

Pelaksanaan Tindakan

Tindakan siklus I menerapkan pembelajaran dengan penggunaan metode inquiry. Materinya adalah menemukan gagasan utama dalam teks dengan mengikuti RPP pertemuan 1 dan 2. Instrumen berupa lembar penilaian observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran, dan dievaluasi menggunakan tes akhir tindakan siklus I. Tindakan dilaksanakan tanggal 3 dan 6 Maret 2015, dan didampingi observer yang mengamati peneliti dan siswa selama penelitian.

Hasil Observasi

Ada 2 (dua) hal yang menjadi fokus observasi yaitu observasi aktivitas siswa dan observasi aktivitas guru pada saat proses pembelajaran berlangsung.

1) Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa selama proses pembelajaran dilakukan dengan mengisi lembar observasi yang telah disediakan dan dinilai oleh observer.

2) Aktivitas Guru

Lembar observasi aktivitas guru digunakan dengan tujuan untuk melihat kesesuaian pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disiapkan.

(7)

Hasil Tes Akhir Tindakan Siklus I

Setelah selesai pelaksanaan kegiatan pembelajaran tindakan siklus I, kegiatan selanjutnya adalah pemberian tes. Bentuk tes yang diberikan adalah uraian dengan jumlah soal 5 butir. Bobot skor masing-masing soal adalah 20, sehingga skor berkisar dari 0 - 100.

Hasil belajar siswa diperoleh persentase daya serap klasikal 68,28% dan persentase ketuntasan klasikal 56,25%. Hal ini menunjukkan bahwa daya serap klasikal belum mencapai indikator yaitu 85%, dan ketuntasan klasikal 70% belum tercapai. Dari segi materi ajar, masih terdapat siswa yang belum tuntas secara individu yaitu 18 siswa, sehingga peneliti melanjutkan penelitian ke siklus II untuk memperbaiki proses pada siklus I atau konsep yang belum terlalu dipahami siswa akan diperjelas kembali.

Refleksi Tindakan Siklus I

Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dan guru pada siklus I dan tes pemahaman tindakan siklus I selanjutnya dilakukan evaluasi. Hasil evaluasi siklus I digunakan sebagai acuan untuk merencanakan tindakan lebih efektif untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik pada siklus berikutnya.

Tindakan Siklus II

Pelaksanaan siklus II tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan siklus I, hanya saja beberapa hal yang dianggap kurang pada siklus I diperbaiki pada siklus II dan disesuaikan dengan perubahan yang ingin dicapai. Hasil yang diperoleh dikumpulkan serta dianalisis dan digunakan untuk menetapkan suatu kesimpulan.

Perencanaan Tindakan

Setelah dilakukan analisis dan refleksi tindakan siklus I, maka kegiatan yang dilakukan pada tindakan siklus II adalah: a. Menetapkan materi ajar yaitu kalimat

utama suatu paragraf.

b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran siklus II

c. Menyiapkan media untuk pembelajaran. d. Membuat lembar observasi aktivitas guru

dan siswa

e. Mempersiapkan tes hasil belajar siklus II

Pelaksanaan Tindakan

Pada tindakan siklus II diterapkan pembelajaran dengan materi kalimat utama suatu paragraf. Pelaksanaan pembelajaran mengikuti rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pertemuan 3. Instrumen yang digunakan berupa lembar observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam pembelajaran. Pada akhir siklus II dilakukan evaluasi. Tindakan siklus II dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 2015, dan didampingi oleh observer yang membantu mengamati peneliti dan semua kegiatan siswa selama penelitian.

Hasil Observasi

Ada 2 (dua) hal yang menjadi fokus observasi yaitu observasi aktivitas siswa, serta observasi aktivitas guru/peneliti pada saat proses pembelajaran berlangsung.

1) Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa selama proses pembelajaran di kelas diobservasi dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa menunjukkan jumlah skor untuk pertemuan adalah 15 dari skor maksimal 16 diperoleh persentase rata-rata 94,11% dengan kriteria sangat baik. Hasil yang diperoleh sudah mencapai indikator yang telah ditetapkan, sehingga pada siklus ini penelitian dikatakan berhasil.

2) Aktivitas Guru

Lembar observasi aktivitas guru digunakan dengan tujuan untuk melihat kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan rencana pelaksanaan pembelajaran.

(8)

pertemuan adalah 28 dari skor maksimal 28 dengan persentase rata-rata 100% pada kriteria rata-rata sangat baik dan sudah memenuhi indikator kinerja. Kriteria tersebut memberikan asumsi bahwa guru memberikan hasil maksimal dalam proses pembelajaran.

Hasil Tes Akhir Tindakan Siklus II

Setelah selesai pelaksanaan kegiatan pembelajaran tindakan siklus II, kegiatan selanjutnya adalah pemberian tes pemahaman. Bentuk tes yang diberikan adalah uraian dengan jumlah soal 5 nomor. Bobot skor masing-masing soal adalah 20, sehingga skor berkisar 0 - 100.

Hasil belajar siswa sudah menunjukkan hasil yang baik dengan persentase daya serap klasikal 87,03% dan persentase ketuntasan klasikal 93,75%. Hasil tersebut sudah memenuhi indikator kinerja yang dipersyaratkan. Dari segi materi ajar, rata-rata siswa dapat menyelesaikan soal tes pemahaman tersebut dengan baik dan benar, serta kriteria tingkat pemahaman siswa rata-rata dalam kategori sangat tinggi.

Refleksi Tindakan Siklus II

Alternatif tindakan untuk menutupi kekurangan-kekurangan pada siklus I selanjutnya diperbaiki pada siklus II. Pelaksanaan siklus II yang mengacu pada perbaikan kekurangan-kekurangan di siklus I telah berlangsung sesuai perencanaan, karena itu dapat dikemukakan perbaikan-perbaikan yang diperoleh dari siklus II.

Hasil analisis tes hasil belajar diperoleh persentase ketuntasan klasikal yaitu 93,75% yang sudah memenuhi kriteria ketuntasan belajar klasikal dan persentase daya serap klasikal sebesar 87,03%, dengan kriteria tingkat pemahaman rata-rata sangat tinggi. Dari hasil observasi aktivitas siswa diperoleh persentase 94,11% dan aktivitas guru diperoleh persentase 100% pada saat kegiatan pembelajaran, dan ini berarti secara keseluruhan kualitas pembelajaran tergolong dalam kriteria sangat baik, dan sudah

memenuhi indikator kinerja yang dipersyaratkan.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil analisis data pada penelitian ini yaitu penggunaan metode inquiry pada materi menentukan ide pokok suatu paragraf dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII B SMP Negeri 7 Sigi. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan aktivitas dan hasil belajar yang diperoleh siswa yaitu aktivitas pada siklus I dari 75,00% meningkat menjadi 94,11%. Sedangkan, hasil perolehan ketuntasan klasikal dari 55,00% pada siklus I menjadi 92,50% pada siklus II. Demikian pula peningkatan daya serap klasikal dari 69,37% pada siklus I menjadi 86,50% pada siklus II.

Rekomendasi

Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan, diberikan beberapa saran sebagai berikut:

1) Penerapan pembelajaran melalui penggunaan metode inquiry dapat menjadi alternatif dalam upaya untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

2) Siswa disarankan lebih aktif dan kreatif dalam setiap proses pembelajaran bagaimanapun metode atau pendekatan mengajar yang diterapkan guru. Dengan demikian akan terbina sikap dan mental belajar yang lebih kondusif dalam upaya penguasaan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru dan tentu saja dalam peningkatan aktivitas dan hasil belajar.

(9)

siswa sebagai subjek belajar, bukan sebagai objek pembelajaran.

4) Kepala sekolah diharapkan lebih bijaksana dalam menyikapi setiap permasalahan dalam lingkungan sekolah, khususnya dalam upaya peningkatan profesionalisme guru yang bersentuhan langsung dengan siswa. Dalam hal ini perlu himbauan secara terus - menerus mengenai pentingnya diperhatikan peningkatan kualitas pembelajaran yang terwujud dalam meningkatnya hasil belajar siswa. 5) Penelitian yang sama dapat dikembangkan

oleh guru lain pada materi dan kelas yang berbeda.

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Moh. Tahir, dan Yunidar Nur yang tak henti-hentinya memberi arahan serta bimbingan yang intensif sehingga penulisan artikel ini dapat diselesaikan tepat waktu. Semoga ilmu yang telah diberikan dapat bermanfaat dan menjadi pengalaman yang berharga untuk pengembangan ilmu di masa yang akan datang dan dapat diamalkan untuk kemaslahatan semuanya. Amin.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suhrsimi. 2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Aqib, Z. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. YRama Widya.

Depdiknas. 2005. Ilmu Pengetahuan Alam (Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas). Jakarta: DEPDIKNAS.

Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.

Sukidin. 2010. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Insan Cendekia.

Tarigan, H. G. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Bahasa. Bandung: Percetakan Angkasa.

Wiriaatmadja, R. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun batubara merupakan sumber energi bahan bakar fosil yang paling kotor pada pembakaran langsungnya, tapi karena masih sangat melimpah dibanding sumber energi bahan bakar

Menurut Bayu Suryaninggrat (1981;2) camat adalah seseorang yang mengepalai dan membina suatu wilayah yang biasanya terdiri dari beberapa desa atau kelurahan. Keputusan Mentri

Tugas akhir ini meneliti tentang perubahan pola arus yang terjadi di kawasan Kenjeran akibat adanya reklamasi dengan parameter kecepatan arus yang terjadi pada tiap titik tinjauan

Based on the observation, 70% patients experienced drug information service on the name of the drug and aimed of treatment, the rule of drug used, the schedule of drug used, and

Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Wardana (2008), dengan judul Penggunaan Obat Tradisional sebagai Alternatif Pengobatan pada Masyarakat di Kabupaten Sleman diketahui

Analisis pemecahan masalah Sistem Informasi Gereja Jemaat Alfa Omega Palopo membutuhkan sistem yang dapat mempermudah dalam pengolahan data jemaat, data

Media edukasi yang sesuai dengan segmen pendengar baru, dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat Surabaya, sehingga Jazz di Surabaya tidak hanya menjadi tren

Fitoplankton yang ditemukan pada perairan Sungsang di seluruh stasiun penelitian terdiri dari 14 genus dari empat kelas.Keempat kelas tersebut adalah