• Tidak ada hasil yang ditemukan

penelitian peningkatan matematika beregu dan kompetitif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "penelitian peningkatan matematika beregu dan kompetitif"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENELITIAN HIBAH PENGAJARAN PROGRAM DUE-LIKE

Tahun Anggaran 2001

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

MELALUI LATIHAN PENGERJAAN SOAL

SECARA BEREGU DAN KOMPETITIF

Penanggungjawab Penelitian : Ir. Sunar Rochmadi. M.E.S.

Anggota :

Ir. Ilham Marsudi

Drs. Agus Santoso, M.Pd. Drs. V. Lilik Hariyanto, M.Pd.

Didik Purwantoro, S.T.

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Teaching Grant Program DUE-Like

(2)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR TABEL iv

DAFTAR LAMPIRAN v

BAB I. PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 2

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 2

BAB II. KAJIAN PUSTAKA 3

A. Kajian Teoritik 3

B. Kerangka Teoritik 5

C. Hipotesis Tindakan 6

BAB III. CARA PENELITIAN 7

A. Pendekatan 7

B. Desain Penelitian 7

C. Subjek dan Tempat Penelitian 7

D. Rencana Tindakan 7

E. Pengumpulan dan Analisis Data 9

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 10

A. Deskripsi Subjek Penelitian 10

B. Pelaksanaan Tindakan 11

C. Evaluasi 11

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 13

A. Kesimpulan 13

B. Saran 13

DAFTAR PUSTAKA 14

(3)

DAFTAR TABEL

Halaman 1. Peserta Kuliah pada Pelaksanaan Tindakan 10

2. Nilai Tugas Mahasiswa 11

3. Hasil Tes-1 12

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Matematika adalah mata kuliah dasar keteknikan yang sangat penting untuk dikuasai agar dapat mempelajari materi kuliah keteknikan pada Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan. Topik-topik yang ada pada Mata Kuliah Matematika, misalnya : Kalkulus, Trigonometri, Vektor dan Matriks, sangat diperlukan untuk mempelajari Mekanika Teknik, Mekanika Fluida dan Hidrolika, Mekanika Tanah dan Ilmu Ukur Tanah. Para pengajar mata kuliah keteknikan selama ini sering mengeluhkan rendahnya penguasaan matematika oleh para mahasiswa, sehingga para dosen tersebut terpaksa memperlambat pembelajaran materi keteknikan yang diampunya. Sedangkan para pengampu mata kuliah matematika mengeluhkan sangat terbatasnya waktu untuk pembelajaran matematika yang hanya 2 SKS. Sementara itu para mahasiswa kurang terbiasa

memperbanyak latihan pengerjaan soal yang merupakan kunci sukses belajar matematika.

Pada Kurikulum Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan, materi

(5)

misalnya dengan mempelajari buku teks yang ada. Di samping itu, apabila tugas diberikan dengan frekuensi yang cukup tinggi, dan dikerjakan oleh para mahasiswa secara perorangan, maka dosen perlu banyak waktu untuk mengevaluasinya.

Berdasarkan kenyataan tersebut di atas, perlu dicoba dilakukan penelitian tindakan dengan memperbanyak latihan pengerjaan soal matematika secara beregu tetapi dengan sistem yang kompetitif. Untuk membangkitkan semangat belajar mandiri, perlu dicoba sistem rangsangan berupa bonus nilai yang akan

diperhitungkan pada nila akhir mata kuliah untuk setiap tugas. Bahkan apabila perlu seorang mahasiswa yang berhasil menyelesaikan semua tugas dengan baik nilainya langsung dapat dipakai sebagai nilai akhir mata kuliah.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian pada Latar Belakang Masalah tersebut di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut :

Apakah dengan latihan pengerjaan soal secara beregu dan kompetitif pada matakuliah matematika untuk mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan prestasi belajar mereka akan meningkat?

C. TUJUAN DAN MANFAAT KEGIATAN PENELITIAN

Sesuai dengan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

a. Secara umum, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matakuliah Matematika.

b. Secara khusus, untuk mengetahui pengaruh latihan pengerjaan soal secara beregu dan kompetitif pada peningkatan prestasi belajar matematika pada

(6)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik

Dengan adanya keterbatasan waktu, pada pembelajaran suatu matakuliah ada dua alternatif yang dapat dipilih, yaitu membahas sebanyak mungkin materi kuliah atau membatasi beberapa materi pokok saja. Utomo dan Ruijter (1989) menekankan perlunya memilih alternatif kedua, karena dengan mendalami materi tertentu yang mewakili secara tuntas, mahasiswa akan mampu mendalami materi lain. Untuk mendalami materi secara tuntas, diperlukan latihan tahap demi tahap yaitu (Utomo dan Ruijter, 1989) :

a. Dosen memberi contoh penyelesaian soal.

b. Mahasiswa berlatih dibimbing oleh dosen. Langkah-langkah baru dilatih secara terperinci dan lengkap, kemudian diteruskan ke tingkat yang lebih tinggi. c. Mahasiswa diberi pekerjaan rumah untuk melatih diri.

d. Pada kuliah berikutnya, pekerjaan rumah dibicarakan atau dosen menempelkan penyelesaiannya sehingga mahasiswa memeriksanya sendiri.

Pada latihan diperlukan umpan balik yang akan meningkatkan efektifitas interaksi dosen-mahasiwa dan memberikan dorongan kepada mahasiswa (Utomo dan

Ruijter, 1989).

Rooijakkers (1989) mengemukakan bahwa setelah dosen selesai menjelaskan, maka :

a. Mahasiswa mengerjakan sendiri-sendiri. b. Dosen melihat-lihat, apakah timbul masalah.

c. Salah satu mahasiswa menulis pekerjaannya di papan tulis, agar mereka saling mengoreksi.

(7)

Penugasan berupa latihan mengerjakan soal matematika dapat dikategorikan dalam metode pemecahan masalah (problem-solving). Brown dan Atkins (1993) mengemukakan prasyarat keberhasilan cara ini, yaitu :

a. Pengajar tahu bagaimana memecahkan masalah tersebut, yang meliputi adanya kekeliruan umum dan kesalahan prosedur yang biasa muncul, serta kiat yang perlu diberikan dan pertanyaan yang perlu agar mahasiswa tergerak untuk memecahkan masalah.

b. Pengajar tahu strategi-strategi pemecahan masalah yang ada untuk materi yang

bersangkutan.

c. Pengajar tahu bagaimana mengarahkan kelompok mahasiswa terlibat dalam pemecahan masalah.

Brown dan Atkins (1993) juga menekankan perlunya membangkitkan semangat mahasiswa agar tidak terlalu takut berbuat keliru dalam latihan dengan prinsip “berbuat keliru adalah bagian dari belajar ke benar” (being wrong is part of learning to be right).

Suryabrata (1983) mengemukakan bahwa pemberian hadiah dan hukuman merupakan dua sarana membangkitkan motivasi belajar mahasiswa. Nilai baik merupakan hadiah, tetapi tugas-tugas dalam belajar untuk meraih nilai baik pada umumnya dianggap sebagai hukuman. Oleh karena itu ada kecenderungan untuk memperoleh nilai baik tanpa melakukan tugas-tugas belajar, misalnya dengan belajar untung-untungan dan menyontek. Untuk itu diperlukan pengawasan yang memadai dalam memberikan hadiah (reward) kepada mahasiswa. Utomo dan Ruijter (1989) menjelaskan bahwa penilaian dapat dilakukan dengan memeriksa pengerjaan soal dan menelaah jalan yang telah dikerjakan, dan apabila ditemukan kekeliruan perlu diberi saran untuk memperbaiki sebagai umpan balik kepada mahasiswa.

(8)

kelompok. Selanjutnya Suryabrata (1983) mengemukakan bentuk kelompok yang baik, yaitu :

a. Anggota tidak terlalu banyak, yaitu tiga hingga lima orang. b. Kemampuan belajar kurang lebih sama.

c. Masing-masing anggota berpartisipasi secara aktif.

d. Mempunyai semacam rencana kerja atau kegiatan dan membuat pembagian kerja.

Tentang keuntungan belajar bersama dalam kelompok, Suryabrata (1983)

mengemukakan :

a. Mendapat kepastian telah mengerti materi yang dipelajari.

b. Mendengarkan dan membaca dari temannya akan lebih meresapkan materi yang dipelajari.

c. Bertanya dan menerangkan dalam diskusi akan meningkatkan penguasaan materi.

d. Mengembangkan kebiasaan belajar yang baik.

Selain untuk mengevaluasi hasil tindakan, tes penampilan juga sekaligus dapat untuk memberikan umpan balik. Tes ini diadakan setelah satu materi selesai dan umpan balik diberikan dengan membahas pekerjaan dan jawaban lengkap baik di kelas atau ditempel (Utomo dan Ruijter, 1989).

B. Kerangka Teoritik

Penguasaan materi matakuliah Matematika memerlukan banyak latihan pengerjaan soal-soal oleh para mahasiswa. Agar latihan tersebut dikerjakan dengan sungguh-sungguh oleh mahasiswa, maka perlu diberikan hadiah (reward) berupa nilai oleh dosen yang akan diperhitungkan dalam penentuan nilai akhir matakuliah. Apabila latihan dikerjakan secara perorangan, ada dua kelemahan

yang biasa timbul yaitu :

a. Terlalu banyak menyita waktu dosen untuk mengoreksinya.

b. Para mahasiswa cenderung meniru pekerjaan temannya terutama yang dianggap lebih pandai.

(9)

Agar kelompok dapat efektif, anggota ditentukan sekitar tiga hingga lima mahasiswa. Keuntungan lain latihan dengan kelompok yaitu para mahasiswa terpacu untuk belajar bersama dan berdiskusi. Untuk mengatasi adanya mahasiswa yang hanya mendompleng temannya, diadakan tes penampilan untuk mengevaluasi kemampuan masing-masing mahasiswa.

C. Hipotesis Tindakan

Pembelajaran dengan latihan pengerjaan soal secara beregu dan kompetitif

(10)

BAB III

CARA PENELITIAN

A.Pendekatan

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan penelitian tidakan di kelas atau Classroom Action Research (CAR) dengan tipe tertutup.

B. Desain Penelitian

Proses penelitian tindakan ini berawal dari perencanaan tindakan, kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan dan pengamatan, dan berakhir pada tahap refleksi (Rochmadi, 1996). Proses tersebut dilanjutkan secara siklus hingga selesainya waktu penelitian ini.

C. Subjek dan Tempat Penelitian

Subjek penelitian ini adalah mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Matematika pada Semester Gasal Tahun 2001/2002 Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan FT UNY. Penelitian dilakukan di Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan FT UNY.

D. Rencana Tindakan

Pada awal semester diberikan angket penjajagan untuk para mahasiswa peserta kuliah Matematika, berisi butir-butir pertanyaan sebagaimana pada Lampiran 1. Hasil angket penjajagan tersebut selanjutnya akan digunakan sebagai pertimbangan dalam menerpakan tindakan.

Pada setiap materi kuliah dilakukan tahapan atau urutan tindakan sebagai berikut :

1. Penjelasan materi.

2. Contoh soal dan penyelesaiannya.

3. Latihan mengerjakan soal oleh mahasiswa di kelas secara perorangan atau kelompok, dan dosen memberikan umpan balik.

(11)

5. Latihan mengerjakan soal di luar kelas secara kelompok. 6. Pekerjaan latihan dikumpulkan pada kuliah berikutnya.

7. Pekerjaan latihan dikoreksi, dinilai dan selanjutnya dikembalikan kepada mahasiswa. Kekeliruan untuk butir-butir yang penting dijelaskan oleh dosen.

1. Perencanaan Tindakan

Rencana tindakan disusun berdasarkan hasil pengalaman pada proses pembelajaran matematika pada waktu-waktu sebelumnya. Di samping itu, sebagai

masukan diadakan survai untuk menjajagi keadaan subjek penelitian. Survai dilakukan dengan pengamatan dan angket.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan berupa pembelajaran matematika dengan latihan pengerjaan soal secara beregu dan kompetitif. Setiap latihan dinilai dan hasilnya diberitahukan kepada para mahasiswa.

3. Pengamatan terhadap Tindakan

Pengamatan terhadap tindakan pembelajaran dilakukan untuk memantaunya. Pengamatan apabila perlu diperkuat dengan angket dan ceklist. Bilamana perlu bahkan dapat dilengkapi dengan wawancara. Pengamatan dilakukan terhadap setiap langkah tindakan, selama tindakan berlangsung maupun di sela-sela antara satu tindakan dan tindakan berikutnya.

4. Refleksi

Hasil pengamatan terhadap tindakan dicatat dan dianalisis untuk penyempurnaan tindakan berikutnya.

5. Tes Penampilan

Untuk mengevaluasi efektifitas tindakan yang telah dilakukan diadakan tes penampilan sebagai berikut :

(12)

b. Tes II pada minggu ke 16.

c. Ujian Semeseter sesuai jadual ujian semester.

E. Pengumpulan dan Analisis Data

Kemajuan setiap langkah pembelajaran dianalisis untuk memperbaiki langkah selanjutnya. Analisis data dilakukan dengan pengolahan dan penafsiran terhadap catatan hasil pengamatan, angket dan wawancara pada pengamatan tindakan tersebut. Analisis dilakukan segera setelah data hasil pengamatan

(13)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Subjek Penelitian

Mahasiswa yang berpartisipasi dalam tindakan yang dilakukan pada penelitian ini adalah peserta kuliah Matematika dalam satu kelas yang berjumlah 40 orang. Jumlah mahasiswa yang hadir saat pelaksanaan penelitian ini disajikan pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Peserta Kuliah pada Pelaksanaan Tindakan

Kuliah ke- Materi Kuliah Mahasiswa yang Hadir

1.

Persamaan linier simultan Matriks

B.Pelaksanaan Tindakan

(14)

tertinggi ke nilai terendah. Adapun nilai tugas yang dicapai mahasiswa adalah sebagai berikut (Tabel 2).

Tabel 2. Nilai Tugas Mahasiswa

Tugas ke- Topik Jumlah

Regu

Nilai

Tertinggi Terendah 1

Persamaan linier simultan Matriks yang hadir pada minggu-minggu tersebut, yaitu kurang dari 40 orang.

C.Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi

Monitoring terhadap pelaksanaan tindakan dilakukan dengan mengamati

mahasiswa dalam mengerjakan soal-sola latihan di kelas dan menganalisis tugas-tugas beregu yang dikumpulkan.

Evaluasi terhadap tindakan dilakukan dengan tes penampilan berupa Tes-1, Tes-2 dan Ujian Semester. Tes-1 dengan materi Persamaan Kuadrat, Persamaan Linier Simultan, Matriks, Trigonometri dan Vektor, dengan jumlah soal sebanyak empat nomor. Adapun hasil tes penampilan tersebut disajikan pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3. Hasil Tes-1

Soal No.

Materi Jumlah Mahasiswa

Betul Betul

(15)

Adapun nilai yang dicapai mahasiswa adalah tertinggi 10 dan terendah 6,5 seperti pada Tabel 4 berikut.

Tabel 4. Nilai Tes-1.

Nilai Jumlah Mahasiswa 10

Tes-2 dengan materi Fungsi, Diferensial dan Integral, dengan jumlah soal sebanyak empat nomor. Adapun hasil tes penampilan tersebut disajikan pada Tabel 5 berikut.

Tabel 5. Hasil Tes-2

Soal No.

Materi Jumlah Mahasiswa

Betul Salah

(16)

Tabel 6. Nilai Tes-2.

Nilai Jumlah Mahasiswa 7,5

Ujian Semester dengan materi Determinan, Trigonometri, Matriks, Diferensial dan Integral, dengan jumlah soal sebanyak empat nomor. Adapun hasil tes penampilan tersebut disajikan pada Tabel 7 berikut.

Tabel 7. Hasil Ujian Semester

Soal

(17)

Tabel 8. Nilai Ujian Semester.

Nilai Jumlah Mahasiswa 9

Dilihat pada Nilai Ujian Semester, maka prestasi belajar Matematika setelah diadakannya tindakan penelitian ini masih kurang memuaskan. Seandainya Nilai Akhir hanya berdasar Nilai Ujian Semester, maka hanya ada 2 mahasiswa yang mendapat nilai A, 4 mahasiswa mendapat nilai B dan 6 mahasiswa mendapat nilai C. Sedangkan sebagian besar yang lain, 20 mahasiswa mendapat nilai D dan 8 mahasiswa mendapat nilai E.

Akan tetapi Nilai Akhir dihitung sebagai merupakan gabungan dari Nilai Tugas Beregu, Nilai Tes-1, Nilai Tes-2 dan Nilai Ujian Semester dengan rumus :

Nilai Akhir = (Nilai Tugas + Nilai Tes + Nilai Ujian Semester) / 3

Karena Tugas berjumlah 8 kali, maka masing-masing nilai tugas berbobot 1/24 x Nilai Akhir. Tes berjumlah 2 kali, maka masing-masing nilai tes berbobot 1/6 x Nilai Akhir. Nilai ujian semester berbobot 1/3 x Nilai Akhir.

(18)

Tabel 9. Nilai Matematika Semester Gasal Tahun 2001/2002

Nilai

Jumlah IP

A B C D E

6 18 8 7 1 40 2.53

Nilai Akhir Semester tersebut dapat dibandingkan dengan nilai Matematika selama empat tahun sebelumnya yang disajikan pada Tabel 10 berikut.

Tabel 10. Nilai Matematika Empat Tahun Terakhir

Tahun Nilai Jumlah IP

A B C D E

1997/98 5 32 32 7 0 76 2,46

1998/99 0 30 33 11 0 74 2,26

1999/00 2 9 16 8 0 35 2,14

2000/01 1 11 15 1 0 28 2,43

Rata-rata 2,33

Sumber : Bagian Pengajaran Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan FT UNY.

Apabila dibandingkan dengan nilai selama empat tahun terakhir, nilai setelah tindakan penelitian ini sedikit lebih tinggi, dari rata-rata Indeks Prestasi (IP) mata kuliah 2,33 atau IP tertinggi 2,46 menjadi 2,53. Akan tetapi perbandingan ini belum sepenuhnya objektif, karena tidak diketahui komponen penilaian pada tahun-tahun sebelumnya dan pembobotannya.

E.Keterbatasan Penelitian

1. Efektifitas tindakan penelitian belum dapat diukur dengan akurat, karena ada kemungkinan mahasiswa yang hanya “titip nama” pada kelompoknya, tidak berpartisipasi dalam mengerjakan tugas beregu.

(19)
(20)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pemberian tugas secara beregu dan kompetitif dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika.

2. Peningkatan prestasi belajar tersebut belum dapat diukur secara akurat, karena komponen penilaian dan pembobotannya pada tahun-tahun sebelumnya tidak terlacak.

B. Saran

1. Karena sulit mendeteksi mahasiswa yang sekedar menumpang nama pada tugas beregu, sehingga pembobotan nilai tugas tersebut perlu disesuaikan. 2. Pelaksanaan tes di luar ujian semester kurang mencerminkan kemampuan

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Brown, George and Atkins, Madeleine. 1993. Effective Teaching in Higher Education. London : Routledge.

Moedjijo. 1988. Ringkasan Matematika Program A1-A2. Yogyakarta : Mitra Gama Widya.

Pradoto. 1993. Diktat Matematika. Yogyakarta : Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan IKIP YOGYAKARTA.

Proyek Pengembangan Institusi Pendidikan Tinggi (PPIPT). 1982/1983. Buku II : Modul Diagnostik Kesulitan Belajar dan Pengajaran Remedial, Program Akta Mengajar V-B Komponen Dasar Kependidikan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Rochmadi, Sunar. 1996. Penggunaan Kalkulator Program untuk Menghitung Data Ukur dalam Mata Kuliah Ilmu Ukur Tanah, Laporan Penelitian. Yogyakarta : IKIP YOGYAKARTA.

Rooijakkers, Ad. 1989. Mengajar dengan Sukses : Petunjuk untuk merencanakan dan menyampaikan pengajaran. Jakarta : Gramedia.

Suryabrata, Sumadi. 1983. Proses Belajar-Mengajar di Perguruan Tinggi. Yogyakarta : Andi Offset.

Gambar

Tabel 1. Peserta Kuliah pada Pelaksanaan Tindakan
Tabel 2. Nilai Tugas Mahasiswa
Tabel 4. Nilai Tes-1.
Tabel 6. Nilai Tes-2.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Setelah penelitian dilakukan, peningkatan tidak hanya terjadi pada keterampilan menulis saja melainkan terjadi perubahan perilaku siswa ke arah yang positif saat kegiatan

Jurnal Sistem dan Informatika” (Agusta, 2007) dituliskan didalamnya bahwa “Data-data yang memiliki karakteristik yang sama dikelompokan dalam satu cluster/kelompok

Bahwa benar Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Di Tingkat Kabupaten Dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kaimana Tahun

Bandar udara asal keberangkatan dan tujuan kedatangan penumpang serta bongkar dan muat barang pesawat udara di Provinsi Lampung selama Juni 2016 dari dan menuju 6

Penelitian ini hanya membahas mengenai analisis sistem restrukturisasi organisasi yang efektif untuk meningkatkan kinerja karyawan yang meliputi variabel Kompleksitas

Oleh karena itu dapat dilakukan upaya-upaya pengendalian zat organik dalam air seperti memperbaiki sanitasi pembuangan tinja dan limbah rumah tangga sehingga tidak mencemari sumber

Tes awal (pretest) yang diberikan bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dikedua kelas, selanjutnya digunakan untuk menentukan kelompok dan juga sebagai

Salah satu contoh media yang interaktif, kreatif dan edukatif untuk anak usia dini yaitu media permainan Ular Tangga “Jejak Petualang”.. Permainan ular tangga adalah salah satu