SOSIALISASI HW
Saya ingin menyampaikan surat ini kepada Sekretaris Jenderal HW, Drs. H. Sarbiran M.ed, P. Hd tentang beberapa hal.
1. Sejak PP No.238 tahun 1961 gerakan kepanduan HW tidak lagi beraktifitas sebab telah dilebur menjadi gerakan Pramuka. Kalaupun ada kegiatan hanyalah merupakan seputar kangen-kangenan saja atau sejenisnya, misalnya reuni dll.
2. Alhamdulillah setelah sidang Tanwir tahun 1999 di Semarang, HW kembali menjadi topik pembicaraan, terutama adanya upaya-upaya untuk dihidupkan kembali. Hasilnya kita lihat pada Muktamar ke-44 di Jakarta HW muncul dengan kelengkapannya, walau hanya sebatas ikut dalam acara pembukaan maupun penggembira. Diharapkan pada Muktamar ke-45 di Malang, HW akan muncul dengan ratusan HW dari berbagai daerah/wilayah yang ada di Indonesia.
3. Dalam menghadapi itu, saya mengusulkan agar HW kembali disosialisasikan ke wilayah, daerah, cabang dan ranting di seluruh Indonesia. Untuk mempersiapkan diri ke Muktamar ke-45 mendatang, dan pada masa pra Muktamar telah ada semacam pertemuan pendahuluan antar regional dengan pembagian beberapa wilayah disatukan dalam satu regional, misalnya untuk Sumatera menjadi satu atau dua regional diantaranya, prov. NAD, Sumut, Sumbar, Riau, Jambi dan Babel menjadi satu regional dipusatkan di pertengahan, misalnya di prov Sumbar.
4. Diharapkan materi pokok yang dibicarakan dalam pertemuan regional adalah Program-program kerja HW di masa mendatang. Dimana nantinya pada Muktamar ke-45 di Malang semua daerah akan mengirim peserta HW minimal 2 orang maksimal 4 orang. Atau mungkin lebih baik bisa mengirimkan HW sebanyak 20 orang untuk memeriahkan Muktamar ke-45 tersebut.
Semoga hal ini mendapat perhatian.
Sugiran SL NBM 574.404
Sekretaris PDM Asahan
WANITA TIDAK BERJILBAB
Saya sebagai salah seorang teman dari anggota pimpinan PCM Kampar, H. Jumahar, sekali-kali menyempatkan diri membaca majalah Suara Muhammadiyah kepunyaan teman tersebut.
Saya berterima kasih telah mendapatkan informasi penting dari majalah Suara Muhammadiyah tersebut, sehingga dapat dijadikan bahan renungan, pemikiran dan pertimbangan dalam menjalankan semua aktifitas kehidupan sebagai seorang Muslim.
Namun ada satu hal yang menurut saya perlu disampaikan kepada redaksi majalah ini, khususnya pada majalah Suara Muhammadiyah terbitan tanggal 22 Syawal-8 Dzulqa’idah 1424 H/ 16-31 Desember 2004, Nol 24 tahun ke-88 pada halaman 50 dan halaman 52 (halaman terakhir atau kulit belakang).
Jika melihat dari isi dan aspek yang disampaikan dalam media ini, seharusnya tidak menampilkan foto tokoh (wanita) yang tidak menutup aurat sesuai dengan perintah Allah dan rasul. Kepada tokoh yang tampil pada terbitan tersebut, semoga tulisan ini tidak menyinggung perasaannya.
Hal ini saya sampaikan, mengingat pertimbangan nama besar Muhammadiyah dan citranya di masa depan dalam upaya menyampaikan syiar agama Islam sesuai dengan semboyan melaksanakan dakwah Islamiyah amar makruf nahi munkar.
Nurbit
Jl. Bukit Indah RT 05/RW 14 Kel. Bangkinang 28411 Kab. Kampar, Riau.
Saya sebagai Agen SM No. Lb 255 di Boyolali, akhir-akhir ini sering menerima keluhan dari para langganan yang membaca majalah Suara Muhammadiyah.
Keluhan yang sering saya dengar adalah, mereka sangat kesulitan membaca jika huruf dalam jalah tetap memakai huruf yang kecil-kecil, apalagi ditambah dengan reparasi warna. Apalagi dibaca pada malam hari, makin tampak buram dan tidak jelas.
Mohon Pimpinan Redaksi SM dapat memperhatikan keluhan dari para pembacanya yang ada di daerah. Terima kasih.
Sujoko LB 255
Kantor PCM Ampel Boyolali 57352.
TAHUN BARU MAKSIAT BARU
Tahun baru tiba, semua orang disibukkan dengan acara-acara penyambutan yang diidentik dengan hura-hura, pesta gemerlap. Pusat hiburan menambah jam bukanya, Semua disambut dengan acara yang meriah. Tetapi isinya acara-acara tersebut diisi dengan maksiat, minum-minuman, pesta narkoba dan dansa-dansi dengan aurat terbuka dsb.
Tampaknya tradisi barat tersebut sudah menjadi tradisi kita, dengan munculnya fenomena baru seperti ikhtilat (campur baur), kholwat (berduaan) dan pergaulan bebas.
Umat Islam harus berperan aktif dalam bertindak. Tradisi tersebut harus dilawan, mereka harus disadarkan. Bahwa hari esok masih banyak masalah-masalah penting yang harus diatasi, tidak seperti hanya cukup sehari untuk berpesta pora di tahun baru.
Umat Islam harus betul-betul dapat mensosialisasikan ajaran Islam yang benar, yang mengatur tentang aturan yang menyeluruh di semua bidang kehidupan hubungan antar manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan Allah, tentang ibadah dan aqidah dll.
Jangan lestarikan tahun baru menambah maksiat baru. Kita harus berusaha agar perintah Allah dapat disesuaikan dengan kehidupan bermasyarakat.
Maisyura Bandung.
Sumber