• Tidak ada hasil yang ditemukan

Eksplorasi Umum Endapan Fosfat Di P. Misool, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Eksplorasi Umum Endapan Fosfat Di P. Misool, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

EKSPLORASI UMUM ENDAPAN FOSFAT

DI P. MISOOL, KABUPATEN RAJA AMPAT, PROVINSI PAPUA BARAT

Bayu Sayekti, Martua Raja P

Kelompok Program Penelitian Mineral

SARI

Lokasi Eksplorasi Umum terletak di P. Yefbi, Kp. Kapatcol dan sekitarnya, Distrik Misool Selatan, P. Misool, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat.

Secara administratif, lokasi daerah eksplorasi berada di daerah Kabupaten Raja Ampat, dengan ibukota Waisai, Provinsi Papua Barat. Secara geografis terletak diantara daerah yang dibatasi oleh koordinat : 130° 5' 15,25" Bujur Timur - 130° 16' 46,05" Bujur Timur dan 2° 2' 17,01" Lintang Selatan - 2° 5' 8,39" Lintang Selatan.

Stratigrafi daerah eksplorasi umum, berdasarkan lithostratigrafi dan pengamatan di lapangan terdiri dari beberapa satuan batuan. Urut-urutan satuan batuan tersebut dari yang berumur tua ke muda dapat diperikan sebagai berikut : Satuan Batuan Serpih dan Batulumpur (TRshk),

Satuan Batuan Batugamping (TRlsb), Satuan Batuan Serpih (Jshy), Satuan Batuan

Batunapal dan Serpih (Jssd), Satuan Batuan Serpih dan Batunapal (Jshl).

Endapan fosfat di daerah eksplorasi dijumpai berupa nodulnodul phosphoritik (P2O5 1,36% -16,99%), mempunyai diameter antara 1cm – 10cm dan berupa mudstone phosphorites

(2)

PENDAHULUAN

Pada tahun 1984, 1986 dan 1987 Pusat Penelitian Dan Pengembangan

Geoteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) telah melakukan survei

tinjau Endapan Phosphorite Di P. Misool, Provinsi Irian Jaya, atas dasar itu maka

dilakukan eksplorasi umum terhadap endapan fosfat guna mendapatkan

gambaran potensinya sebagai dasar pengembangan potensi endapan fosfat ini.

Kegiatan Eksplorasi Umum endapan Fosfat

di wilayah Kp. Kapatcol dan sekitarnya, Pulau Misool, Kabupaten Raja Ampat,

Provinsi Papua Barat ini dimaksudkan untuk mendapatkan data yang lebih akurat

dan aktual guna mengetahui lebih jauh keterdapatan serta sebaran batuan

pembawa endapan fosfat yang mempunyai prospek cukup baik untuk dapat

dikembangkan.

Secara administratif lokasi eksplorasi umum terletak di P. Yefbi, Kp. Kapatcol dan

sekitarnya, Distrik Misool Selatan, P. Misool, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi

Papua Barat. Secara geografis terletak diantara daerah yang dibatasi oleh

koordinat : 130° 5' 15,25" Bujur Timur -130° 16' 46,05" Bujur Timur dan 2° 2'

17,01" Lintang Selatan - 2° 5' 8,39" Lintang Selatan. (Gambar 1).

Metoda penyelidikan yang digunakan

berkaitan dengan kegiatan Eksplorasi Umum Endapan Fosfat antara lain sebagai

berikut :

1. Pengumpulan data sekunder

2. Pengumpulan data primer 3. Analisis Laboratorium

4. Pengolahan data

GEOLOGI DAN POTENSI BAHAN

GALIAN FOSFAT

Daerah Eksplorasi Umum terletak dibagian

selatan dari Pegunungan Zaag, dapat dibedakan menjadi 2 satuan morfologi,

yaitu satuan morfologi dataran rendah dan satuan morfologi perbukitan bergelombang.

Satuan morfologi dataran rendah, dijumpai disebelah barat dari area Eksplorasi Umum,

terdapat sebagai jalur sempit dari arah selatan dan mengarah ke tengah, ditempati

oleh endapan aluvium dan endapan rawa. Dijumpai juga disebelah timur dari area

(3)

(Tg. Wafani) dan daerah pemukiman Kp. Lilinta.

Satuan morfologi perbukitan bergelombang,

satuan ini menempati sebagian besar daerah penyelidikan, terutama berkembang

di bagian tengah, memanjang dari barat ke timur, morfologinya dikontrol oleh satuan

batuan batugamping, batunapal berselingan dengan serpih serta satuan

batuan serpih itu sendiri.

Stratigrafi daerah eksplorasi umum, berdasarkan lithostratigrafi dan

pengamatan di lapangan terdiri dari beberapa satuan batuan. Urut-urutan

satuan batuan tersebut dari yang berumur tua ke muda dapat diperikan sebagai

berikut (Gambar 2):

1. Satuan Batuan Serpih dan

Batulumpur (TRshk), terdiri dari perselingan antara serpih dengan batulumpur,

membentuk perlapisan sejajar. Serpih berwarna abu-abu sampai hitam, berukuran

lempung, keras-getas, kompak, terdapat fosil, batulumpur berwarna abu-abu

kehitaman, keras, tersingkap di Tg. Yu. Termasuk kedalam Formasi Keskain

(TRuk).

2. Satuan Batuan Batugamping (TRlsb), terdiri dari batugamping kristalin,

masif, tidak berlapis, berwarna segar abu-abu kehitaman, warna lapuk coklat

kemerahan, terdapat urat kuarsa ± 0,5 cm, dijumpai fosil dan semacam nodul. Daerah

ini ditumbuhi vegetasi lebat, tersingkap di Tg. Persembahan. Termasuk kedalam

Batugamping Bogal (TRub).

3. Satuan Batuan Serpih (Jshy), terdiri dari batuan serpih berwarna abu-abu

sampai abu-abu kehitaman, keras dan kompak sampai getas dan rapuh, terdapat

fosil, dijumpai nodul-nodul (phosphoritik?) berukuran 1cm - 10cm, dijumpai urat

kuarsa ± 0,3 cm-0,5 cm sejajar dan memotong serpih, terdapat lensa berupa

batuan berwarna abu-abu kekuningan didalam satuan serpih ini. Tersingkap di P.

Yefbi dengan tebal ± 10 m, mempunyai arah jurus dan kemiringan N 20 E/8⁰ dan

Tg. Getlen dengan tebal singkapan ± 7 m, mempunyai arah jurus dan kemiringan N

210 E/10⁰. Termasuk kedalam Serpih Yefbi (Jlmy).

4. Satuan Batuan Batunapal dan

(4)

berwarna segar abu-abu, warna lapuk kuning coklat kemerahan, keras, kompak,

mempunyai tebal lapisan ± 0,2 m-1 m. Serpih berwarna abu-abu sampai abu-abu

kehitaman, keras – rapuh, getas, mempunyai tebal lapisan ± 3 cm-30 cm.

Tersingkap di Tg. Ketolak, P. Yefbi dengan tebal singkapan ± 6 m, mempunyai arah

jurus dan kemiringan N 25 E/20⁰, tersingkap juga di Tg. Sulukari dengan tebal

singkapan ± 7 m, mempunyai arah jurus dan kemiringan N 9 E/15⁰; serta tersingkap

di P. Yefbi Kayere, mempunyai arah jurus dan kemiringan N 35 E/9⁰. Termasuk

kedalam Formasi Demu (Jud).

5. Satuan Batuan Serpih dan Batunapal (Jshl), terdiri dari perselingan

antara batuan serpih dan batunapal. Serpih berwarna abu-abu sampai abu-abu

kehitaman, keras - rapuh dan getas, ketebalan lapisan serpih ± 20 cm-30 cm,

dijumpai juga serpih yang mengalami kompaksi dan membentuk lapisan

tersendiri diantara lapisan serpih itu sendiri. Batunapal mempunyai warna segar

abu-abu, warna lapuk putih kekuningan, kompak dan keras, tebal lapisan ± 70

cm-100 cm. Satuan batuan ini tersingkap di Tg.

Wafani, Kp. Lilinta. Termasuk kedalam Serpih Lilinta (Jul).

Proses terbentuknya endapan fosfat ada

tiga, yaitu :

1. Fosfat primer, terbentuk dari

pembekuan magma alkali yang bersusunan nefelin, syenit dan takhit. Mengandung

mineral fosfat apatit, terutama fluor apatit [Ca5 (PO4)3 F] yang dalam keadaan murni

mengandung 42% P2O5 dan 3,8% F2.

2. Fosfat sedimenter (marin), merupakan endapan fosfat sedimen yang terendapkan

di laut dalam, pada lingkungan alkali dan suasana yang tenang, mineral fosfat yang

terbentuk terutama frankolit [Ca5(PO4,CO3)3(OH,F)].

3. Fosfat guano, merupakan hasil

akumulasi sekresi burung pemakan ikan dan kelelawar yang terlarut kemudian

bereaksi dengan batugamping karena pengaruh air hujan dan air tanah.

Berdasarkan tempatnya, endapan fosfat guano terdiri dari endapan permukaan,

(5)

Endapan Phosphorite adalah endapan batuan yang kaya akan unsur P (fosfor),

mengandung 1% - 40% P2O5. Fosfat yang ditemukan di daerah penyelidikan, terutama

di Tg. Getlen dan P. Yefbi (Kp. Kapatcol, Distrik Misool Selatan), diindikasikan

sebagai endapan phosphorite, yang berupa nodul-nodul phosphoritik ditemukan

didalam serpih dengan kandungan P2O5 14,49% (M. Safei Siregar, 1987).

Berdasarkan pengamatan dilapangan dan analisa petrografi, nodul yang dijumpai

mempunyai diameter antara 1cm – 10cm dan berupa mudstone phosphorites

(batulempung fosfatan) dimana nodul

mudstone ini terbentuk dari kolopan

(collophane) yang mempunyai struktur butir

sangat halus, kemudian diendapkan pada

lapisan tersendiri didalam satuan batuan serpih yang berwarna hitam. Biasanya

didalam butiran ini terdapat material-material seperti quartz, cly (lempung),

pyrite dan material organik. Mineral yang

dikandung oleh endapan fosfat

(phosphorite) ini adalah francolite nama

lainnya adalah Carbonate Fluorapatite

[Ca5(PO4,CO3)3(F,OH)] atau lebih dikenal dengan nama collophane.

Ada beberapa kriteria yang mengontrol proses terbentuknya endapan fosfat

(phosphorite) di daerah ini, diantaranya

adalah :

1. Kedudukan geologi dari endapan tersebut.

Hampir seluruh endapan phosphorite

dibentuk pada paparan kontinen, terutama

pada daerah berdekatan batas paparan

(shelf break) atau berdekatan pada suatu

garis engsel (hinge line).

2. Lingkungan pengendapan dan asosiasi sedimen.

Phosphorite marine diendapkan di lingkungan laut dalam, pada keadaan

lingkungan alkali, berkecepatan sedimen yang sangat kecil (suasana tenang) yang

juga ditandai oleh asosiasi sedimennya yang khas (serpih, rijang). Asosiasi

sedimen yang paling banyak terdapat di daerah eksplorasi umum adalah serpih

hitam.

3. Kurun waktu geologi optimum terdapatnya endapan tersebut.

Umur endapan fosfat (phosphorite) di daerah Eksplorasi Umum memperlihatkan

(6)

Setelah dilakukan eksplorasi umum dan evaluasi, baik hasil lapangan serta hasil

kajian dari berbagai sumber pustaka, endapan batuan fosfat (phosphorite) di Kp.

Kapatcol dan Kp. Lilinta, Distrik Misool Selatan, Kabupaten Raja Ampat, Papua

Barat terdapat dalam Satuan Batuan Serpih (Jshy). Endapan yang mengandung fosfat,

berupa nodul-nodul fosforitik yang tertanam di dalam serpih. Batuan serpih ini berwarna

abu-abu sampai abu-abu kehitaman, keras-rapuh, getas. Sedangkan nodul-nodul

fosforitik ini berwarna abu-abu, bentuk butir agak bulat-bulat, keras, berukuran 1 cm –

10 cm. Berdasarkan hasil analisa kimia laboratorium memperlihatkan bahwa

nodul-nodul di daerah ini mempunyai kandungan P2O5 1,36% - 16,99%, sedangkan batuan

disekitar nodul mempunyai kandungan P2O5 0,00% - 0,82%.

Berdasarkan hasil analisa XRD terhadap

nodul fosfat, mineral yang dikandung adalah calcite, quartz, fluorapatite, kaolinit.

Di daerah Eksplorasi Umum luas sebaran

pembawa endapan fosfat (phosphorite) berupa nodul-nodul dijumpai di Tg. Getlen

dan di P. Yefbi. Sebaran nodul-nodul fosforitik yang dalam analisa kimia

menghasilkan kadar P2O5 yang cukup tinggi ternyata tidak mempunyai nilai ekonomis,

karena sistem sebaran/keterdapatan nodul pada kedua daerah tersebut sangat tidak

merata dan hanya terdapat pada lapisan-lapisan tertentu saja. Dengan demikian

dapatlah disimpulkan bahwa harapan untuk mendapatkan endapan phosphorite dalam

jumlah besar di P. Misool sangat kecil. Di Tg. Getlen ini juga di jumpai endapan

batugamping, berdasarkan analisa kimia mempunyai kandungan CaO 50,04% dan

MgO 0,71%. Batugamping ini mempunyai luas sebaran 245 hektar, dengan ketebalan

rata-rata endapan 50 m. Sehingga perkiraan sumberdaya mencapai

12.250.000 m3 atau 24.500.000 ton.

PROSPEK PEMANFAATAN DAN

PENGEMBANGAN BAHAN GALIAN

Ada 3 (tiga) jenis bahan baku alamiah

untuk pembuatan pupuk fosfat, masing-masing diantaranya adalah : fosfat marin,

fosfat primer (batuan beku), serta batuan fosfat jenis fosfat guano. Dari ketiga jenis

ini, fosfat marin merupakan sumber terpenting karena merupakan urutan

(7)

fosfat buatan berasal dari fosfat marin. Hal ini disebabkan karena sifat endapan

sedimen dari ”marine phosphorite” yang mempunyai penyebaran lebih luas dan juga

lapisan yang lebih tebal dan teratur.

Lebih dari 90% produksi fosfat di Indonesia digunakan untuk keperluan industri pupuk,

baik pupuk alam maupun pupuk buatan. Sisanya dikonsumsi oleh berbagai industri

seperti kaca lembaran, karet, industri kimia. Penggunaan fosfor dalam bentuk unsur

digunakan untuk keperluan fotografi, korek api, bahan peledak. Terdapat dua tipe dari

unsur fosfor, yaitu fosfor putih dan fosfor merah. Fosfor putih hampir tidak larut

dalam air, larut dalam alkohol dan larutan organik tertentu. Fosfor putih digunakan

dalam pembuatan asam fosfat (H3PO4) dan bila dicampurkan dengan lelehan metal

seperti timah dan tembaga menghasilkan alloy tertentu (special alloy), fosfor dalam

bentuk ferro fosfor digunakan dalam berbagai industri metallurgi, untuk

memperoleh logam dengan standar dan keperluan tertentu.

Deposit fosfat yang ditemukan di Indonesia

mempunyai kadar rendah sampai sedang, meskipun pada lokasi tertentu dapat

mencapai kadar 40% P2O5. Terdapat pada daerah yang terpencar, berupa endapan

fosfat gua atau batugamping fosfatan. Belum ditemukan deposit dalam jumlah

yang cukup besar, kecuali untuk diusahakan dalam skala kecil.

Untuk pemupukan tanah, fosfat dapat

langsung digunakan setelah terlebih dahulu dihaluskan (sebagai pupuk alam). Akan

tetapi untuk tanaman pangan seperti padi, jagung, kedelai, dan lain-lain, pupuk alam

ini tidak cocok, karena daya larutnya yang sangat kecil di dalam air sehingga sulit

diserap oleh akar tanaman pangan tersebut. Untuk itu sebagai pupuk tanaman

pangan, fosfat perlu diolah menjadi pupuk buatan. Variabel yang sangat menentukan

bagi fosfat sebagai pupuk alam adalah nilai kelarutannya terutama kelarutan dalam

asam sitrat 2%, kelarutan pada asam tersebut mencerminkan seberapa besar

fosfat yang dapat diserap oleh akar tanaman. Nilai kelarutan fosfat dalam air

ditentukan oleh jenis mineral fosfat, mineral hidroksiapatit merupakan mineral fosfat

yang mempunyai kelarutan tinggi, dengan demikian idealnya untuk pupuk alam

(8)

Pupuk superfosfat terdiri dari : Single Super

Phosphate (SSP), Triple Super Phosphate

(TSP), Monoammonium Phosphate (MAP),

Diammonium Phosphate (DAP), Nitro

Phosphate (NP), Ammonium Nitro

Phosphate (ANP). Superfosfat merupakan

campuran antara monokalsium fosfat dan kalsium sulfat. Salah satu bentuk pupuk

buatan adalah Super Fosfat, yaitu hasil reaksi antara tepung fosfat alam berkadar

30% P2O5 dengan asam sulfat pekat (Moersidi Sediyarso, 1998).

Di luar kegunaannya sebagai bahan pupuk,

fosfat dalam bentuk senyawa lain digunakan dalam berbagai industri. Asam

fosfat direaksikan dengan soda abu atau batu kapur, akan diperoleh senyawa fosfat

tertentu. Asam fosfat dengan batugamping akan membentuk dikalsium fosfat yang

merupakan bahan dasar pasta gigi dan makanan ternak. Reaksi sederhananya

sebagai berikut:

Ca3(PO4)2 + CaCO3 =====> CaHPO4 (dikalsium fosfat)

Asam fosfat direaksikan dengan soda abu

menghasilkan 3 produk dengan fungsi

berbeda. Reaksi sederhananya sebagai berikut :

H3 PO4 + Soda abu ======> 1,2,3.

1. Sodium tripoly phosphate ---> sebagai

bahan detergent

2. Sodium triotho phosphate---> pelembut

air

3.Tetra sodium pyro phosphate --->

industri keramik.

Sedangkan untuk pengembangan dari endapan batuan fosfat (phosphorite)

pembawa unsur fosfor di daerah eksplorasi umum ini sangat kecil sekali

kemungkinannya untuk bisa dikembangkan, hal ini dikarenakan sebaran/keterdapatan

batuan yang mengandung fosfat, berupa nodul-nodul fosforitik tersebut sangat tidak

merata dan hanya terdapat pada lapisan-lapisan tertentu saja. Walaupun endapan

fosforit yang berpotensi ekonomi belum berhasil diidentifikasi, penyelidikan ini telah

membuktikan bahwa eksplorasi mineral dapat didekati dari teori genesa serta

(9)

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan eksplorasi umum endapan fosfat di P. Yefbi, Kp. Kapatcol dan

sekitarnya, Distrik Misool Selatan, P. Misool, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi

Papua Barat, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Setelah dilakukan eksplorasi umum, endapan fosfat (phosphorite) yang

diperkirakan mengandung unsur fosfor (P), berupa nodul-nodul fosforitik yang tertanam

di dalam serpih (Satuan Batuan Serpih (Jshy)) dengan kandungan P2O5 di dalam

nodul sebesar 1,36% - 16,99% .

2. Di daerah Eksplorasi Umum luas sebaran pembawa endapan fosfat

(phosphorite) berupa nodul-nodul dijumpai

di Tg. Getlen dan di P. Yefbi Sebaran

nodul-nodul fosforitik dalam kedua daerah tersebut sangat tidak merata dan hanya

terdapat pada lapisan-lapisan tertentu saja. Dengan demikian dapatlah disimpulkan

bahwa harapan untuk mendapatkan endapan phosphorite dalam jumlah besar di

P. Misool sangat kecil. Di daerah ini juga di jumpai endapan batugamping yang

mempunyai luas sebaran 245 hektar, dengan ketebalan rata-rata endapan 50 m.

Sehingga perkiraan sumberdaya mencapai 24.500.000 ton. volume konsentrat sekitar 6

juta meter kubik.

3. Berdasarkan data sekunder, nodul-nodul fosforitik di daerah ini mempunyai

kandungan P2O5 14,49% (M. Safei Siregar, 1987), sedangkan dari data primer hasil

analisa kimia mempunyai kandungan P2O5 1,36% - 16,99%. Walaupun endapan

fosforit yang berpotensi ekonomi belum berhasil diidentifikasi, penyelidikan ini telah

membuktikan bahwa eksplorasi mineral dapat didekati dari teori genesa serta

permodelan endapan. Daerah lokasi Eksplorasi Umum ini bisa dijadikan studi

geologi untuk proses pencarian endapan -endapan phosphorite lainnya yang

kemungkinan terdapat di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

1. C.J. Pigram., dkk., 1989, “Peta Geologi

Lembar Misool, Irian Jaya” skala 1 :

250.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.

2. M. Safei Siregar., dkk., 1984,

Penelitian Pendahuluan di P. Misool,

(10)

Pengembangan Sumberdaya Mineral, Air dan Tanah, Tolok ukur Inventarisasai

Sumberdaya Mineral.

3. M. Safei Siregar., dkk., 1986,

Penyelidikan Endapan Phosphorite di

P. Misool”, Lembaga Geologi Dan

Pertambangan Nasional, Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia.

4. M. Safei Siregar., dkk., 1987, ” Geologi Batuan Fosfatan di P. Misool, Irian

Jaya”, Pusat Penelitian Dan

Pengembangan Geoteknologi,

(11)

#

(12)

Gambar

Gambar 1. Peta Lokasi Eksplorasi Umum
Gambar 2. Peta Geologi Eksplorasi Umum

Referensi

Dokumen terkait

Dalam sistem kontrol ada 3 input yang akan di proses menjadi output adalah sensor DHT11 sebagai input untuk pembacaan hasil pada program arduino yang akan

In ti Kit a b Ye re mia m en ca ku p t ig a pe rk a ra—a pa y a n g Alla h inginkan dari kita, apa adan ya kita dalam kondisi kita yang jatuh, dan apa ada n ya Kristus bagi kita; un

Penelitian tradisi lisan sudah banyak dilakukan karena sangat penting untuk menggali kearifan lokal yang berguna untuk merekonstruksi masa lalu, membangun karakter generasi muda,

Berdasarkan hasil tabel 1.4 bahwa pencapaian akreditasi pada puskesmas di Kabuapten Buleleng yang didapat dari analisis kuesioner Kinerja organisasi untuk

followers yang tergabung dalam @JERSEYMU19 dan followers yang mengalami sales promotion dari @JERSEYMU19. Jumlah sampel adalah sebanyak 110 responden. Alat analisis

Tabel 1. Hal ini berarti reliabilitas pada skala tersebut sangat tinggi. Hasil uji relibilitas pada skala persepsi terhadap kualitas pelayanan e-commerce dengan bantuan

Diduga bahwa yang mempengaruhi pendapatan petani dari usaha karet adalah luas lahan garapan, jumlah tenaga kerja, umur petani, tingkat pendidikan petani, umur tanaman

Hasil keduanya menunjukkan kesimpulan yang sama yaitu pada beberapa periode tahun pengamatan mempunyai nilai rerata varian dan nilai networth yang negatif, hal ini menunjukkan