• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Tipe Kepribadaian dan Risk Tolerance sebagai Variabel Intervening terhadap Orientasi Investasi T2 912011028 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Tipe Kepribadaian dan Risk Tolerance sebagai Variabel Intervening terhadap Orientasi Investasi T2 912011028 BAB IV"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

32

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Responden

Populasi penelitian ini adalah semua investor di

Danareksa Salatiga, PT Trimegah Asset Management

Semarang dan investor individu dengan menggunakan

teknik snowball sampling. Penelitian ini dilakukan dari 15 Juni 2013 sampai 19 September 2013. Jumlah

kuesioner yang dikembalikan berjumlah 76 dan semua

kuesioner dapat dianalisis. Dari data tersebut diperoleh

karakteristik responden meliputi jenis kelamin, usia,

status perkawinan, pendidikan terakhir, pekerjaan,

pendapatan per tahun, sejak kapan memulai investasi

saham, frekuensi melakukan trading dan tujuan dalam

berinvestasi saham. Pengenalan terhadap data

responden perlu dilakukan untuk mengetahui dan

memahami perilaku responden dalam kaitannya

(2)

33

Tabel 4.1

Karakteristik Responden

Karakteristik Kategori Jumlah

Responden Prosentase

Jenis kelamin Perempuan 18 23,7%

Laki-Laki 58 76,3%

Usia 20-29 tahun 32 42,1%

30-39 tahun 25 32,9%

40-49 tahun 14 18,4%

>50 tahun 5 6,6%

Status Perkawinan Menikah 42 55,3%

Belum

Menikah 34 44,7%

Pendidikan SMA/SMK 15 19,7%

Diploma 8 10,5%

Sarjana 39 51,3%

Pascasarjana 14 18,4%

Pekerjaan PNS/BUMN 11 14,5%

Pegawai

Swasta 41 53,9%

Wiraswasta 17 22,4%

Mahasiswa 6 7,9%

Pensiunan 1 1,3%

Pendapatan/tahun < 25 juta 23 30,3%

25-50 juta 7 9,2%

50-100 juta 21 27,6%

100-150 juta 10 13,2%

150-250 juta 11 14,5%

>250 juta 4 5,3%

Tahun Awal Investasi

<2008 31 40,8%

>2008 45 59,2%

Sumber : Lampiran 2

Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dalam hal

(3)

34

responden didominasi oleh laki-laki yakni sebanyak 58

orang (76,3%), dibanding dengan responden perempuan

sebanyak 18 orang (23,7%). Selanjutnya, berdasarkan

data jumlah pendapatan per tahun, diketahui bahwa

tingkat pendapatan di bawah 25 juta adalah jumlah

pendapatan yang paling dominan dari para responden.

Hal ini memberikan indikasi bahwa investasi saham

juga banyak diminati oleh berbagai kalangan, tidak

hanya oleh kalangan yang berpenghasilan besar saja

tetapi yang berpenghasilan kecil juga (di bawah 25

juta). Selain itu, ada juga beberapa informasi tambahan

yang terkait dengan investor. Informasi yang berkaitan

dengan sumber informasi investasi saham, frekuensi

perdagangan dalam hal ini melakukan trading harian,

dan tujuan investasi saham disediakan dalam tabel

berikut.

Tabel 4.2

Informasi Responden Terkait Investasi Saham Informasi

Responden Kategori Jumlah Prosentase Sumber

Awal Informasi Saham

Teman/Rekan 49 64,5%

Pembicara Seminar 12 15,8%

Majalah/Koran 6 7,9%

Internet 9 11,8%

Trading Harian

Ya 14 18,4%

Tidak 63 81,6%

Tujuan Investasi Saham

Investasi Jangka

Pendek 18 23,7%

Investasi Jangka

Panjang 47 61,8%

Keduanya 11 14,5%

(4)

35

Dari tabel 4.2 diketahui sumber awal investasi

saham, yang terbesar adalah yang bersumber dari

teman atau rekan yaitu sebanyak 64,5% (49 orang),

ternyata untuk memperkenalkan investasi saham pada

calon investor sangat mudah yaitu dengan promosi dari

mulut ke mulut, hal ini patut untuk dijadikan acuan

bagi para pengelola perusahaan sekuritas atau

danareksa yang ingin menarik nasabah atau investor.

Ketika suatu investasi memiliki prospek yang baik,

maka seorang investor akan dengan mudahnya

mempromosikan investasi tersebut kepada teman atau

rekannya, dan teman/rekan yang dipromosikan akan

lebih cepat tertarik apabila yang mengajak untuk

melakukan investasi adalah temannya sendiri. Dari

hasil penelitian juga diketahui bahwa sebagian besar

responden yaitu sebanyak 62 orang (81,6%) tidak

melakukan trading harian. Hal ini dapat memberi

indikasi bahwa trading saham bukan merupakan

pekerjaan utama dari sebagian besar responden.

Diketahui pula bahwa sebanyak 47 orang (61,8%)

tujuan utama berinvestasi adalah melakukan investasi

(5)

36

4.2 Uji Validitas dan Reliabiltas

Sebelum melakukan teknik analisis data atas

data yang telah dikumpulkan, maka penulis melakukan

uji validitas. Uji validitas ini berguna untuk

mengetahui apakah instrumen penelitian yang telah

disusun sudah benar-benar akurat sehingga mampu

mengukur variabel-variabel dalam penelitian ini.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah

76 orang. Syarat item valid adalah r hitung lebih besar

r tabel (Ghozali, 2006), sehingga dapat digunakan

untuk analisis lebih lanjut.

Selain melakukan uji validitas, penulis juga

melakukan uji reliabilitas item instrument penelitian.

Uji reliabilitas ini berguna untuk mengetahui sejauh

mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten jika

diulangi beberapa kali. Menurut Ghozali (2006)

instrument penelitian dikatakan valid jika nilai alpha

hitung lebih besar dari 0,600. Hasil pengujian validitas

dan reliabilitas instrumen penelitian disajikan dalam

(6)

37

Tabel 4.3

Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Tipe Kepribadian

Variabel Indikator r hitung

Neuroticism X1 .291

X2 .346

X3 .224

Extraversio n

X4 .288

X5 .255

X6 .317

Openness to experience

X7 .469

X8 .270

X9 .375

Agreeablen ess

X10 .230

X11 .450

X12 .324

Conscientio usness

X13 .313

X14 .187*

X15 .327

Sumber : Lampiran 3

Keterangan : r tabel = 0,1901; * = item tidak valid

Tabel 4.3 menunjukan hasil pengujian validitas

instrument penelitian tipe kepribadian. Dari tabel di

atas, dapat dilihat bahwa ada 1 item yang tidak valid,

yaitu pada variabel tipe kepribadian: conscientiousness

(item nomor 14). Item yang tidak valid ini kemudian

dibuang dan di dapat bahwa item yang lain sudah valid

semua, sehingga dapat digunakan untuk analisis lebih

(7)

38

Tabel 4.4

Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian

Risk Tolerance

No. Indikator r hitung

1 Y1 .225

2 Y2 .567

3 Y3 .632

4 Y4 .575

Sumber : Lampiran 4 Keterangan : r tabel = 0,1901

Tabel 4.4 menunjukan hasil pengujian validitas

instrument penelitian risk tolerance. Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa semua item valid, sehingga dapat

digunakan untuk analisis lebih lanjut.

Tabel 4.5

Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Orientasi Investasi

No Indikator r hitung

1 Y5 .391

2 Y6 .550

3 Y7 .509

4 Y8 .148*

Sumber : Lampiran 4 Keterangan : r tabel = 0,1901

Tabel 4.5 menunjukan hasil pengujian validitas

instrument penelitian orientasi investasi. Dari tabel di

(8)

39

yaitu pada item nomor 31. Item yang tidak valid ini

kemudian dibuang dan didapat bahwa item yang lain

sudah valid semua, sehingga dapat digunakan untuk

analisis lebih lanjut.

Tabel 4.6

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Alpha hitung Ket Tipe kepribadian .706 Reliabel

Risk Tolerance .699 Reliabel

Orientasi Investasi .668 Reliabel

Sumber : Lampiran 4 Nilai Cronbach Alpha : 0.600

Hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat pada tabel

4.6. Dari hasil perhitungan didapat nilai keseluruhan

nilai alpha instrument penelitian di atas 0,600. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa hasil uji

reliabilitas menunjukan bahwa keseluruhan

pertanyaan pada kuisioner adalah reliabel dan

memenuhi persyaratan untuk digunakan untuk

analisis lebih lanjut.

4.3 Statistik Deskriptif Data Penelitian

Deskripsi jawaban responden secara keseluruhan

dari variabel tipe kepribadian, risk tolerance dan

orientasi investasi akan dibahas berdasarkan mean

(9)

40

maksimum. Statistik deskriptif dari setiap jawaban juga

akan dibahas dengan menitikberatkan pada rata-rata,

di mana rata-rata tersebut akan dikategorikan mulai

dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju

untuk mengintrepretasikan jawaban responden dari

setiap pertanyaan. Jumlah pernyataan ada 23

pernyataan dan diberikan kepada 76 sampel penelitian.

Tipe kepribadian menurut Costa dan McRae

(1992) adalah dengan menggambarkan tipe kepribadian

the big five sebagai neuroticsm, extraversion, openness to experience, agreeableness dan conscientiousness.

Neuroticsm adalah ketidakstabilan emosional. Orang dengan peringkat tinggi pada skala ini cenderung

mengalami perasaan negatif seperti rasa cemas, gelisah

dan kuatir yang berlebihan dan cenderung merasa

pesimis. Extraversion adalah kepribadian dengan karakteristik penuh semangat dan energik, optimis,

sangat aktif dalam kegiatan dan berani menghadapi

ketidakpastian. Openness to experience ditandai oleh orang berpikiran terbuka dan ingin tahu dengan

hal-hal yang baru (berkebalikan dengan tradisional dan

konservatif), memiliki ide-ide kreatif, inovatif dan

imajinatif. Agreebleness memiliki karakteristik cenderung memahami orang lain (bijaksana), lebih

mengutamakan kepentingan orang lain di atas

kepentingan pribadi, sabar, patuh dan cenderung

(10)

41

pendapat). Conscientiousness ditandai dengan karakteristik sebagai orang yang sangat hati-hati,

penuh kesadaran, berpikir ulang sebelum bertindak,

cermat, berpikir sistematis, perencanaan dan

perhitungan matang, teliti dan rapih dalam bertindak.

Kepribadian seorang investor dapat menentukan

pengambilan keputusan dalam berinvestasi, dan juga

dapat mempengaruhi tingkat risk tolerance investor.

Risk tolerance adalah kondisi seseorang yang mau mengambil risiko dalam rangka untuk mendapatkan

return yang lebih tinggi. Individu dengan risk tolerance

tinggi lebih bisa menerima peristiwa volatile atau fluktuasi, sedangkan individu dengan tingkat risk tolerance rendah memerlukan kepastian. Orientasi investasi adalah keputusan investor dalam memilih

investasi menurut horizon waktu berinvestasi yaitu

investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang

dalam saham. Keputusan investasi pada dasarnya

menyangkut masalah pengelolaan dana pada suatu

periode tertentu, di mana para investor mempunyai

harapan untuk memperoleh pendapatan atau

keuntungan dari dana yang diinvestasikan selama

periode waktu tertentu. Investor menanamkan dananya

di pasar modal tidak hanya bertujuan untuk investasi

jangka pendek tetapi juga bertujuan untuk memperoleh

(11)

42

deskriptif instrumen penelitian disajikan dalam tabel

sebagai berikut :

Tabel 4.7

Data Deskriptif Variabel Penelitian

Indikator Mean Standart

Deviasi

Neuroticism 3,101 0,797 Extraversion 3,632 0,618 Openness to experience 3,465 0,609 Agreeableness 3,167 0,681 Conscientiousness 3,697 0,721 Risk tolerance 3,507 0,751 Orientasi Investasi 3,272 0,837 Mean keseluruhan variabel 3,406 0,419 Sumber : Lampiran 5

Keterangan : Interval kategori jawaban : 1 - 1,8 (sangat tidak setuju); 1,81 – 2,6 (tidak setuju); 2,61 – 3,4 (netral); 3,41 – 4,2 (setuju); 4,21 – 5 (sangat setuju)

Dari tabel 4.7, diindikasikan bahwa rata-rata

responden cenderung netral. Pada tipe kepribadian,

rata-rata responden tidak memiliki kecenderungan

yang tinggi terhadap salah satu tipe kepribadian.

Rata-rata kecenderungan tipe kepribadian tertinggi terdapat

pada tipe kepribadian extraversion pada indikator ke 2.

Sedangkan rata-rata kecenderungan tipe kepribadian

terendah terdapat pada tipe kepribadian neuroticism.

Selanjutnya pada variabel risk tolerance, dijelaskan bahwa rata-rata responden memiliki risk tolerance yang tinggi. Para investor cenderung memiliki risk tolerance

yang tinggi dalam rangka untuk mendapatkan return

(12)

rata-43

rata responden cenderung berinvestasi jangka panjang

dan juga jangka pendek dalam berorientasi investasi.

4.4 Uji Asumsi

Dalam perhitungan menggunakan analisis regresi

berganda diperlukan uji asumsi klasik. Uji asumsi

klasik dilakukan untuk mengetahui apakah model

regresi yang dihasilkan merupakan model regresi yang

baik, sehingga dapat digunakan untuk melihat

pengaruh dari variabel independen terhadap variabel

dependennya (Ghozali, 2006). Jadi uji asumsi klasik

dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan uji

regresi linear. Dalam uji asumsi klasik, yang harus

dilakukan adalah:

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar

variabel bebas (independen). Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel

independen. Menurut Ghozali (2006), multikolinearitas

dapat dilihat dari nilai tolenrance dan variance

inflantion factor (VIF). Nilai cutoff yang umum dipakai

untuk menunjukkan adanya multikolenearitas adalah

nilai Tolenrance ≥ 0.10 dan VIF ≥ 10. Dalam penelitian

ini, dihasilkan beberapa tabel tolerance dan VIF sesuai

dengan jumlah hipotesis yang ada. Berikut ini adalah

hasil perhitungannya:

(13)

44

Uji Multikolinearitas

No. Hipotesis Nilai

Tolerance VIF

1 Uji hipotesis 1 0,696 1,436

2 Uji hipotesis 2 0,672 1,487

3 Uji hipotesis 3 0,521 1,921

4 Uji hipotesis 4 0,600 1,667

5 Uji hipotesis 5 0,732 1,366

6 Uji hipotesis 6 0,736 1,359

Sumber : Lampiran 6

Dari tabel 4.8, diindikasikan bahwa syarat-syarat

uji multikolinearitas terpenuhi. Jadi dalam

model-model regresi tidak ditemukan adanya multikolinearitas

antar variabel indenpenden.

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara

kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan

periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik

adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Dalam

penelitian ini ada 3 hipotesis, sehingga ada beberapa

nilai Durbin – Watson (DW test) yang dihasilkan.

Berikut ini adalah hasil uji autokorelasi menggunakan

(14)

45

Tabel 4.9 Uji Autokorelasi

No Hipotesis

Nilai DW

test dl du 1 Uji Regresi Linear berganda 1 1,992 1,487 1,770

2 Uji Regresi Linear berganda 2 1,772 1,487 1,770

3 Uji Regresi Linear berganda 3 2,024 1,456 1,801

Sumber : Lampiran 6

Dari tabel 4.9, diketahui nilai DW masing-masing

hipotesis. Kemudian nilai ini akan dibandingkan

dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikan

1%, jumlah sampel 76 (n) dan disesuaikan dengan

jumlah variabel bebasnya, maka didapat nilai tabel dari

Durbin Watson (dl dan du). Dari perbandingan tersebut

di dapat kesimpulan bahwa tidak terdapat autokorelasi

yang positif dan negative pada model regresi.

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan

variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Model regresi yang baik adalah model regresi

yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji

heteroskedastisitas dapat dilihat melalui grafik

scatterplot.

Dari semua diagram scatterplot model-model

regresi ini, terlihat titik-titiknya menyebar secara acak

baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y.

(15)

46

heteroskedastisitas pada setiap model regresi atau

setiap model regresi ini dapat dipakai. Hasil diagram

scatterplot dari semua model regresi dapat dilihat pada

lampiran.

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel-variabel berdistribusi

normal. Uji normalitas dilakukan dengan melihat hasil

perhitungan uji kolmogorov smirnov. Berikut adalah

hasil perhitungannya:

Tabel 4.10 Uji Normalitas

No. Hipotesis

Nilai Kolmogorov

Smirnov Signifikan 1 Uji Regresi Linear berganda 1 0,737 0,649

2 Uji Linear berganda 2 0,804 0,538

3 Uji Regresi Linear bergada 3 0,659 0,778

Sumber: Lampiran 6

Dari tabel 4.10 diindikasikan bahwa semua

model regresi berdistribusi normal. Hal ini dapat di

lihat dari seluruh nilai p > 0,05. Syarat data normal

adalah memiliki p > 0,05 (Ghozali, 2006). Sedangkan

(16)

47

4.5 Hasil Uji Hipotesis

Selanjutnya setelah lolos melalui beberapa

pengujian yaitu validitas dan reabilitas serta uji

asumsi klasik dilakukan pengujian terhadap hipotesis

yang telah dirumuskan dengan menggunakan analisis

jalur (path analysis) dengan memakai teknik

bootstrapping. Path analysis ini untuk mengetahui pengaruh langsung maupun pengaruh tidak langsung

dari variabel independen (X) ke variabel independen (Y)

dan melalui variabale intervening (M). Tipe kepribadian

neuroticsm (X1), extraversion (X2), opennes to experience

(X3), agreeableness (X4), conscientiousness (X5), risk tolerance (M) sebagai variabel intervening dengan orientasi investasi (Y) sebagai variabel dependen.

Tabel 4.11

Hubungan Kausal Antar Variabel Hipo

tesis

Alur (Path) Koefi-

sien

Sig

H1 Neuroticism Orientasi Investasi 0,169 0,036**

H2 Extraversion  Orientasi Investasi 0,090 0,395

H3 Openness to Experience Orientasi

Investasi

0,045 0,676

H4 Agreeableness Orientasi Investasi 0,347 0,000*

H5 Conscientiousness  Orientasi

Investasi

-0,044 0,624

H6 Risk Tolerance  OI 0,274 0,001*

(17)

48

H8 ExtraversionRisk Tolerance OI 0,017 0,864

H9 Openness to ExperienceRisk

Tolerance OI

-0,023 0,773

H10 AgreeablenessRisk Tolerance OI 0,267 0,005*

H11 ConscientiousnessRisk Tolerance 

OI

-0,103 0,232

Sumber : Lampiran 7

Keterangan : *) signifikan pada p < 0,01; **) signifikan pada p < 0,05; ***) signifikan pada p < 0,10

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan

menguji hubungan antar variabel. Dari sebelas

hipotesis yang diajukan, hanya empat hipotesis yang

memiliki cukup bukti berpengaruh positif dan

signifikan yaitu H1, H4, H6 dan H10.

Tabel 4.11 menunjukkan variabel neuroticism

memiliki pengaruh secara langsung ke orientasi

investasi jangka pendek dengan koefisien sebesar

0,169. Agreeableness memiliki pengaruh secara langsung ke orientasi investasi jangka pendek dengan

koefisien sebesar 0,347. Hasil kedua variabel itu

signifikan sehingga H1 dan H4 diterima. Hal ini berarti

bahwa seseorang yang memiliki tipe kepribadian dasar

neuroticism dan agreeableness memiliki pengaruh terhadap pemilihan orientasi investasi. Dari hasil

regresi pengaruh risk tolerance terhadap variabel dependen (orientasi investasi) diperoleh nilai koefisien

sebesar 0,274 dengan signifikansi sebesar 0,001

(18)

49

pengaruh terhadap variabel dependen (orientasi

investasi) sehingga variabel ini dapat dianalisis lebih

lanjut sebagai variabel intervening.

Dari hasil uji terlihat bahwa variabel neuroticism

dapat berpengaruh secara langsung ke orientasi

investasi, namun tidak memiliki pengaruh secara tidak

langsung ke orientasi investasi dengan melalui variabel

intervening risk tolerance. Sedangkan dari uji pada variabel agreeableness dapat berpengaruh secara langsung ke orientasi investasi jangka pendek, dan juga

dapat berpengaruh secara tidak langsung dengan

melalui variabel intervening risk tolerance. Besarnya koefisien pengaruh langsung adalah 0,347 sedangkan

besar koefisien pengaruh tidak langsung adalah 0,267.

Hasil uji ini menunjukan bahwa risk tolerance sebagai variabel intervening dapat dijadikan sebagai intervening

antara agreeableness terhadap orientasi investasi jangka pendek.

4.6 Pembahasan

Hipotesis pertama diterima, hal ini sejalan

dengan hasil penelitian Durand el al, 2008 neuroticsm

memiliki hubungan yang positif dan signifikan secara

statistik dalam pengambilan risiko dan aktifitas

trading. Sejalan dengan penelitian Durn dan Huberman

(19)

50

melakukan trading lebih banyak. Dapat diduga bahwa

hubungan positif neuroticsm terhadap trading dapat dikaitkan dengan kecenderungan meningkatnya

aktivitas untuk menghasilkan suatu keuntungan dalam

trading, rangsangan tersebut dapat meningkatkan

kecemasan investor. Trading mungkin dianggap sebagai

sarana untuk mengurangi perasaan yang tidak

menyenangkan, sehingga untuk mengurangi

kecemasan, investor lebih banyak melakukan trading.

Sehingga individu dengan tipe kepribadian neuroticism

lebih sering melakukan transaksi jual beli saham dalam

jangka waktu pendek atau memiliki kecenderungan

berorientasi investasi jangka pendek.

Hipotesis kedua ditolak, hal ini dapat dijelaskan

bahwa tipe kepribadian extraversion mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan

eksternal dan tidak mengambil keputusan sesuai

dengan hasil evaluasi mereka sendiri (Sadi, 2011).

Menurut Mayfield (2008) tipe kepribadian ini lebih

sering perlu masukan orang lain. Sehingga

pertimbangan-pertimbangan eksternal ini sangat

berpengaruh dalam mengambil keputusan untuk

memilih orientasi investasi bagi individu extraversion. Hipotesis yang ketiga ditolak, hal ini dapat

dijelaskan karena investor dengan tipe kepribadian

(20)

51

dengan kecenderungan tipe kepribadian openness to experience dapat diduga lebih senang mengandalkan ide-ide kreatif, inovatif dan imajinatif dalam melakukan

trading tanpa memperhatikan orientasi investasi yang

sedang dilakukan. Investor cenderung tidak

memperhatikan orientasi investasi karena investor

cenderung percaya terhadap kemampuannya.

Hipotesis keempat diterima, agreeableness atau keterbukaan terhadap kesepakatam memiliki ciri

antara lain: suka bekerja sama, tidak mementingkan

diri sendiri, dan tidak suka berselisih dengan orang

lain. Menurut hasil penelitian Purnomo (2010)

pengusaha yang memiliki kepribadian agreeableness

akan cenderung untuk bisa mencapai kesuksesan

dalam usahanya. Individu agreeableness suka bekerja sama dengan orang lain dan sifatnya yang patuh

membuat tipe kepribadian ini dengan mudah dapat

terpengaruh ajakan rekan sesama investor, atau

kelompoknya dan mengikuti tren yang sedang terjadi,

untuk memilih orientasi investasinya.

Hipotesis kelima ditolak, hal ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Beutler (2012) tentang

keuangan di mana conscientiousness tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap sikap remaja dalam

penggunaan uang. Investor dengan tipe kepribadian

(21)

52

dengan keputusan yang harus segera diambil, investor

tersebut akan menjadi lebih tidak berani dalam

mengambil keputusan untuk memilih orientasi

investasi.

Hipotesis keenam diterima, penelitian ini sejalan

dengan hasil penelitian Dorn (2002) yang menyatakan

bahwa risk tolerance secara positif berkaitan dengan profolio risiko dan kinerja investasi. Hipotesis yang

keenam diterima, hal ini dapat disebabkan karena risk tolerance selalu ada pada saat setiap investor mengambil keputusan trading, baik itu orientasi

investasi jangka panjang ataupun investasi jangka

pendek (orientasi investasi). Setiap investor cenderung

dapat mengukur risk tolerancenya sebelum

memutuskan orientasi investasi. Semakin tinggi risk tolerance maka semakin tinggi return yang diperoleh.

Selanjutnya pada hipotesis yang ketujuh sampai

dengan hipotesis yang kesebelas erat kaitannya dengan

hipotesis pertama sampai dengan hipotesis yang

kelima. Sebab pada hipotesis yang ketujuh sampai

dengan hipotesis yang kesebelas ini ditambahkan

variabel risk tolerance sebagai variabel intervening. Jika pada hipotesis yang kedua, ketiga dan kelima ditolak,

maka pada hipotesis yang kedelapan, kesembilan dan

kesebelas secara langsung juga akan menghasilkan

(22)

53

Pada hipotesis yang pertama hasilnya diterima,

namun saat ditambahkan variabel risk tolerance

sebagai variabel intervening, hasilnya ditolak. Dapat

disimpulkan bahwa variabel intervening tidak dapat

menambah nilai pengaruh variabel tipe kepribadian

neurticism terhadap variabel orientasi investasi jangka pendek. Hal ini mengindikasikan bahwa saat variabel

risk tolerance ditambahkan maka diasumsikan bahwa sekalipun individu dengan kepribadian neuriticism yang pada memiliki tingkat kekhawatiran yang tinggi akan

keputusan berinvestasi, maka karakter awal yang

dimilikinya akan diminimalisasi sedemikian rupa dalam

situasi atau kondisi tertentu. Adapun hal ini dapat

terjadi karena adanya tingkat toleransi yang tinggi

terhadap resiko negatif dari keputusannya dalam

berinvestasi tersebut akan mendorong individu yang

bersangkutan untuk tetap melakukan investasi.

Pada hipotesis yang kesepuluh diterima, di mana

tipe kepribadian agreeableness memiliki pengaruh terhadap orientasi investasi dengan variabel risk tolerance sebagai variabel intervening. Hal tersebut mengindikasikan bahwa individu dengan karakter

utama patuh dan senang bekerja sama, lebih dapat

menerima saran dari manager investasi atau

rekan-rekannya dalam memutuskan orientasi investasinya,

pengaruh dari orang luar selain dirinya sendiri kuat

(23)

54

yang terjadi dan juga memiliki risk rolerance yang tinggi, untuk menghasilkan keuntungan yang tinggi

(24)

Gambar

Tabel 4.1 Karakteristik Responden
tabel sebagai berikut :
Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Tipe
Tabel 4.4 menunjukan hasil pengujian validitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

KONDISI PSIKOLOGIS ISTRI YANG MENJADI PEKERJA SEKS KOMERSIAL (PSK) DI PASAR BERAS KOTA

[r]

Pembangunan Taman, Lapangan Upacara dan Fasilitas Parkir SMPN 1 Kunduran.. Pembangunan Taman, Lapangan Upacara dan Fasilitas Parkir SDN 2

Sebagian besar subyek memiliki emosi yang cenderung tidak stabil ini ditandai adanya ketidakmatangan dalam emosinya, sensitif dalam arti mudah terpengaruh, mudah marah dan

[r]

Salah satunya faktor yang akan dicermati mengenai minat membeli pada konsumen, dimana seseorang yang memiliki citra diri yang negatif semakin kuat orang tersebut berkeinginan

When performing a penetration test of a database, if you don’t know what you are seeing, you won’t be able to take full advantage of it.This chapter will provide you with the basics

Dapat mejelaskan konseo- konsep dasar dan proses pengambilan keputusan pada ekonomi teknik.. investasi dan proses