PENGARUH KELOMPOK REFERENSI DAN KELAS
SOSIAL TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN EMAS
SEBAGAI PILIHAN INVESTASI IBU – IBU PENGAJIAN
MASJID AL – AKBAR SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
LUTFI WAHYUNI NIM: C04212023
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
SURABAYA
ABSTRAK
Skripsi dengan judul “Pegaruh Kelompok Referensi dan Kelas Sosial Terhadap Keputusan Pembelian Emas Sebagai Pilihan Investasi Ibu-Ibu Pengajian Masjid Al-Akbar Suarabaya” merupakan penelitian yang bertujuan untuk menguji faktor-faktor seperti kelompok referensi dan kelas sosial yang dimiliki oleh ibu-ibu pegajian akan mempengaruhi keputusan pembelian emas sebagai salah satu pilihan investasi.
Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitaf dengan jenis penelitian asosiatif. Asosiatif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk mencari hubungan antara satu variabel dengan varibel lain. Peneliti menggunakan SPSS 19 untuk menguji data penelitian. Penelitian dilakukan kepada 141 ibu-ibu pengajian masjid Al-Akbar Surabaya. Teknik pengambilan sampel menggunakan non probability sampling dengan sampling purposive yang mana teknik untuk menentukan sample dengan pertimbangan tertentu, pertimbangan yang dilakukan adalah dengan menggunakan screening dengan begitu sampel yang diperoleh sebanyak 37 ibu-ibu pengajian masjid Al-Akbar Surabaya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kelompok referensi dan kelas sosial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian emas sebagai pilihan investasi ibu-ibu pengajian masjid Al-Akbar Surabaya. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil pengujian regresi secara simultan (uji F) didapatkan F hitung sebesar 16,887 dengan signifikansi 0.000. Hasil pengujian regresi secara parsial (uji t) didapatkan variabel kelompok referensi memiliki nilai t hitung sebesar 2,200 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,035 yang berarti kurang dari 0,050 maka secara parsial variabel kelompok referensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Sedangkan variabel kelas sosial nilai t hitung sebesar 3,762 dengan tingkat signifikansi 0,001 yang berarti kurang dari 0,050 maka variabel kelas sosial secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Dari hasil uji determinan terdapat pengaruh faktor lain yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian sebesar 53,1%. Adapun variabel yang memiliki pengaruh paling besar terhadap keputusan pembelian adalah kelas sosial.
Sejalan dengan penelitian ini maka dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian ini secara parsial dan simultan variabel kelompok referensi dan kelas sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian emas sebagai pilihan investasi maka disarankan adanya tindakan lanjutan untuk memberi pengetahuan kepada ibu-ibu muslimah tentang pentingnya melakukan investasi karena wanita adalah manajer keuangan keluarga yang diharapkan dapat mengelola pendapatan suami dengan baik dan benar.
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM………. ii
PERNYATAAN KEASLIAN……… iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING……….. iv
ABSTRAK……….. v
KATA PENGANTAR……… vi
DAFTAR ISI……….. viii
DAFTAR TABEL……….. xi
DAFTAR GAMBAR………. xii
DAFTAR TRANSLITERASI……… xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………. 1
B. Rumusan Masalah……… 7
C. Tujuan Penelitian………. 7
D. Kegunaan Hasil Penelitian………... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keputusan Pembelian...……….. 10
2. Perilaku Konsumen……… 13
3. Kelompok Referensi...……… 14
4. Kelas Sosial………. 18
B. Penelitian Terdahulu yang Relevan…………. 21
C. Kerangka Konseptual……….. 26
D. Hipotesis……….. 27
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian………... 29
B. Waktu dan Tempat Penelitian………....….. 30
C. Populasi dan Sampel Penelitian…………...…… 30
D. Variabel Penelitian………...…… 31
E. Definisi Operasional………...……. 32
F. Uji Validitas dan Reliabilitas..………....………. 35
G. Data dan Sumber Data………... 37
H. Teknik Pengumpulan Data………... 38
I. Teknik Analisis Data………....… 39
1. Asumsi Klasik... 39
2. Uji Hipotesis... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Umum Objek Penelitian 1. Gambaran Umum Objek Penelitian……… 45
2. Karakteristik Responden……...……… 48
B. Analisis Data 1. Deskripsi Variabel...………... 53
2. Uji Validitas dan Reliabilitas………. 62
3. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas……….. 65
b. Uji Multikolonieritas………. 65
c. Uji Heteroskedastisitas………. 66
d. Uji Autokorelasi………...…… 68
e. Analisis Regresi Linier Berganda…….... 69
f. Hasil uji determinasi... 70
g. Hasil uji statistik simultan (uji F)... 71
h. Hasil uji statistik parsial (uji t)...….. 72
BAB V PEMBAHASAN
A. Pengaruh Kelompok Referensi Dan Kelas
Sosial Terhadap Keputusan Pembelian Emas
Sebagai Pilihan Investasi Ibu-Ibu Pengaian
Secara Simultan ……….
76
B. Pengaruh Kelompok Referensi Terhadap
Keputusan Pembelian Emas Sebagai Pilihan
78
x
Investasi Ibu-Ibu Pengajian...
C. Pengaruh Kelas Sosial Terhadap Keputusan
Pembelian Emas Sebagai Pilihan Investasi
Ibu-Ibu Pengajian ...…………...
80
D. Pengaruh Faktor Lain ... 83
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan………. 86
B. Saran……… 86
DAFTAR PUSTAKA………... 88
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1 Data Responden Berdasarkan Pekerjaan...……… 49
4.2 Data Responden Berdasarkan Usia... 50
4.3 Data Responden Berdasarkan Pendidikan……….. 50
4.4 Data Responden Berdasarkan Pendapatan... 52
4.5 Data Responden Berdasarkan jenis emas... 52
4.6 Distribusi Frekuensi Saran... 54
4.7 Distribusi Frekuensi Saran………...…. 54
4.8 Distribusi Frekuensi Kepemilikan...………. 55
4.9 Distribusi Frekuensi informasi... 56
4.10 Distribusi Frekuensi pendidikan...………. 56
4.11 Distribusi Frekuensi pendapatan……… 57
4.12 Distribusi Frekuensi pendapatan... 58
4.13 Distribusi Frekuensi investasi lain……….. 58
4.14 Distribusi Frekuensi Pengenalan Masalah... 59
4.15 Distribusi Frekuensi Pencarian Informasi...……... 60
4.16 Distribusi Frekuensi Evaluasi Alternatif……….. 60
4.17 Distribusi Frekuensi Keputusan Pembelian... 61
4.18 Distribusi Frekuensi Perilaku Pasca Pembelian………... 62
4.19 Hasil Uji Validitas Kelompok Referensi (X1)....………... 63
4.20 Hasil Uji Validitas Kelas Sosial (X2)………. 63
4.21 Hasil Uji Validitas Keputusan Pembelian Emas Sebagai Pilihan Investasi (Y)...………. 63
4.22 Hasil Uji Reliabilitas...……… 64
4.23 Hasil Uji Normalitas... 65
4.24 Hasil Uji Multikolonieritas...………... 66
4.25 Hasil Uji Heterokedastisitas.……… 68
4.26 Hasil Uji Autokorelasi……… 69
xii
4.27 Hasil Analisis regresi linier berganda……….…….. 69
4.28 Hasil Uji Koefisien Determinasi………....……... 71
4.29 Hasil Uji Statistik F...………...………... 72
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Konseptual...…... 27
4.1 Struktur Organisasi dan Tata Kerja...…………... 48
4.2 Hasil Uji Grafik Heterokedastisitas... 67
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Investasi di Indonesia telah hadir sejak zaman kolonial Belanda dengan
didahului pendirian pasar modal yang ketika itu didirikan oleh pemerintah
Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC pada tahun
1912.1 Investasi merupakan penanaman uang atau modal dengan tujuan
memperoleh keuntungan di masa yang akan datang baik secara langsung
maupun tidak langsung. Namun dalam islam keuntungan tersebut lebih
ditujukan untuk menjaga kelanggengan kegiatan usaha sehingga dapat terus
memberikan maslalah kepada banyak pihak.
Investasi dapat dikatakan sebagai cara untuk mengembangkan harta
kekayaan yang dimiliki secara produktif seperti firman Allah dalam
al-Qur’an surat al-Hasyr ayat 7 yang berbunyi:2
ö’
s
1
...
“Agar harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja diantara kamu..”
Dalam islam kegiatan investasi adalah hal yang sangat dianjurkan.
Namun investasi tidak berarti setiap individu bebas melakukan tindakan
memperkaya diri atau menimbun kekayaan. Pilihan investasi sangatlah
1
http://www.idx.co.id/id-id/beranda/tentangbei/sejarah.aspx diakses pada tanggal 25 Oktober 2015 (10:10).
2
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, 546.
beragam bentuknya baik di real asset maupun financial asset. Melalui real
asset merupakan investasi aset yang berwujud seperti membeli tanah, rumah,
emas, sedangkan financial asset dapat berupa pasar modal seperti pembelian
saham, obligasi, reksadana dan pasar uang.3
Sebelum jenis investasi seperti saham, obligasi atau reksadana dikenal
banyak orang, logam mulia sudah sejak lama menjadi salah satu pilihan
sebagai alat investasi. Ada beberapa jenis logam mulia yang ditawarkan untuk
melakukan investasi yaitu emas, perak dan batu permata.4 Salah satu logam
mulia yang paling populer di masyarakat mulai kelas bawah sampai kelas atas
adalah emas, mulai dari bentuk emas perhiasan, batangan, hingga berupa
dinar.5 Emas memiliki kelebihan sebagai salah satu instrumen investasi. Di
Malaysia salah satu logam yang dapat digunakan sebagai instrumen investasi
adalah emas, dalam penelitian yaang dilakukan oleh Syed Ehsanullah Agha
dkk, mengemukakan bahwa :
“Gold is deemed to be a stable mean in order to hedge against inflation, store intrinsic value, and preserve wealth besides generating high level of return”.6
Emas bersifat stabil yang menjadi nilai lindung terhadap inflasi dan memiliki nilai intrinsik dan dapat dijadikan sebagai pelindung kekayaan selain memiliki nilai balik yang tinggi.
Di Indonesia investasi emas cukup diminati karena emas memiliki nilai
aset konsistensi daya belinya yang mana harga komoditi dan harga emas akan
3
Taufik Hidayat, Buku Pintar Investasi Syariah, (Jakarta: mediakita, 2011), 23.
4
Rizem Aizid, Mutah Uang dengan Investasi Logam-Logam Mulia, (Yogyakarta: BUKUBIRU, 2011), 17.
5
Ibid., 20.
6
Syed Ehsanullah Agha dkk, Gold Investment from Islamic Perspective: The Case of Malaysia,
sama. Jadi, seandainya harga emas turun, kekayaan kita tidak turun karena
tetap bisa membeli barang sama banyaknya seperti saat emas turun, demikian
dapat dikatakan emas itu zero inflation.7 Selain memiliki zero inflation, emas
juga termasuk salah satu aset yang real yang dapat dimiliki serta memiliki
liquiditas yang tinggi sehingga konsumen yang akan menjual emas bisa
datang ke toko emas secara langsung untuk mencairkan dana dari emas
tersebut.
Pada hakikatnya, keputusan pembelian emas yang dilakukan investor
dipengaruhi beberapa faktor yaitu faktor demografi, faktor budaya, faktor
kelompok referensi, faktor kelas sosial, faktor persepsi, faktor gaya hidup.
Dari beberapa faktor dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian emas
seorang investor karena adanya pengaruh dalam dirinya atau dari pihak lain
atau lingkungan sekitarnya.8 Dalam penelitian keputusan pembelian, selama
ini banyak hasil penelitian yang menunjukkan bahwa keputusan pembelian
dipengaruhi oleh kelomok referensi dan kelas sosial sebagaimana penelitian
yang dilakukan oleh Fator dalam penelitiannya berjudul “analisis
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terhadap keputusan beli”
dalam penelitiannya terdapat variabel kelas sosial yang memiliki nilai
determinasi sebesar 19,9% dan kelompok referensi memiliki nilai determinasi
7
Budi Untung, Buku Cerdas Investasi, (ANDI:Yogyakarta, 2011), 41.
8
sebesar 8,9% dari hasil yang didapat semua faktor berpengaruh secara
signifikan.9
Pada penelitian ini emas dijadikan sebagai objek penelitian, penikmat
emas paling unggul adalah wanita karena salah satu keunggulan emas dapat
dijadikan perhiasan, yang mana perhiasan bagi sebagian besar kaum wanita
memiliki makna yang berbeda selain untuk mempercantik penampilan, emas
juga dapat menambah kepercayaan diri si pemakai. Tidak hanya sebagai
perhiasan saja sebagian besar wanita memilih membeli emas untuk digunakan
sebagai pilihan investasi yang mudah dan cepat dalam melakukan transaksi.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di turki bahwa
kebanyakan wanita lah yang menjadikan emas sebagai instrumen investasi
dibanding pria dan bentuk investasi yang dipilih adalah perhiasan. Dalam
penelitian Ertimur mengemukakan bahwa perhiasan emas juga digunakan
sebagai investasi yang bertujuan untuk menjaga kebutuhan masa depan dan
untuk membatasi konsumsi. Yang terpenting, kegunaan perhiasan emas
memiliki dua fungsi yaitu dapat digunakan sebagai penjaga kebutuhan masa
depan juga dapat digunakan sebagai hiasan untuk tubuh.10
Keputusan pembelian emas yang dilakukan investor wanita banyak
disebabkan karena adanya kelompok referensi yang berada di lingkungan
sekitarnya. Seorang investor melakukan interaksi dengan teman terdekatnya
9
Fathor A. S “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Beli (Studi Pada Kosmetik di Bangkalan)”, Jurnal Investasi, Vol.7 No.02 (Desember, 2011).
10
untuk mendapatkan informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan
barang atau sesuatu yang ingin dibelinya, informasi dari teman terdekat akan
mempengaruhi keputusan pembelian. Tidak hanya kelompok referensi yang
dapat mempengaruhi keputusan pembelian seseorang dalam hal ini kelas
sosial pun dapat mempengaruhi. Banyak faktor yang mempengaruhi kelas
sosial, seperti pekerjaan, pendapatan, pendidikan, dan variabel lain.
Kebanyakan wanita yang tidak bekerja memiliki kelompok-kelompok atau
organisasi untuk menambah kegiatan seperti kelompok pengajian atau dapat
juga untuk menyalurkan hobi dengan adanya kelompok arisan. Dengan
adanya kelompok-kelompok ini maka dorongan seseorang untuk melakukan
keputusan pembelian sangatlah kuat.11
Wanita memiliki perbedaan perspektif dalam menyikapi persoalan dalam
pengambilan keputusan, ini dilatarbelakangi karena tugas yang diemban
seorang wanita khususnya yang sudah menikah dalam lingkup aktivitasnya
mencakup tiga wilayah, yaitu bertugas sebagai istri, ibu rumah tangga dan
sebagai anggota masyarakat yang aktif dalam bidang organisasi misalnya
pengajian. Kebanyakan wanita memilik kelompok / organisasi yang berada
dekat dengan lingkungannya. Di Surabaya, kelompok-kelompok organisasi
yang paling diminati wanita muslim adalah kelompok pengajian, ini dapat
dilihat dari banyaknya kelompok pengajian yang ada di setiap masjid di
lingkungan sekitarnya di dominasi oleh kaum wanita misalnya kelompok
pengajian ibu-ibu di Masjid Al-Akbar Surabaya.
11
Kelompok-kelompok pengajian ini dapat menjadi referensi bagi wanita
muslim untuk mengambil keputusan pembelian. Adanya kelompok referensi
ibu-ibu pengajian saling memiliki interaksi satu sama lain antar kelompok,
interaksi ini bertujuan untuk mencapai tujuan yang sama. Tujuan bersama ini
dapat diartikan bahwa masing-masing ibu-ibu pengajian satu dengan yang
lain terdapat kesamaan tujuan.12
Adanya perbedaan di setiap masing-masing karakter wanita menjadikan
adanya kelas-kelas sosial ini bergantung pada kondisi ekonomi dan sosial
yang ada di lingkungan sekitar dan kepentingan latar belakang, biasanya
seorang mengikuti kelompok-kelompok sosial atau organisasi agar memiliki
status sosial tertentu di mata masyarakat yang lain.13 Tujuan seseorang
memiliki perbedaan status sosial untuk mendapatkan perlakuan lebih seperti
penghormatan.
Ibu-ibu pengajian Masjid Al-Akbar merupakan sebuah contoh adanya
kelompok-kelompok yang dipilih oleh wanita muslim untuk memanfaatkan
kekosongannya dan sebagai sarana menuntut ilmu. Dalam
kelompok-kelompok ini seorang wanita ketika akan melakukan keputusan pembelian
emas maka akan dipengaruhi keputusan teman sekelompoknya, misalnya
teman A membeli emas untuk digunakan sebagai alat investasi sedangkan
teman B sedang memikirkan investasi apa yang akan dipilih maka teman A
akan memberikan masukan, karena dia telah merasakan bagaimana
melakukan investasi emas tersebut terlebih lagi emas dapat dijadikan
12
Tatik Suryani, Perilaku Konsumen..., 215.
13
perhiasan untuk menambah kesan elegan bagi si pemakai. Wanita yang
memiliki kelompok tertentu kebanyakan akan menggunakan emas tersebut
pada saat perkumpulan dengan begitu konsumen dapat menunjukkan kelas
sosial yang dimilikinya.
Berdasarkan pemaparan di atas maka dilakukan penelitian untuk
membahas dan meneliti masalah yang berkaitan dengan perilaku konsumen
kelompok referensi dan kelas sosial yang berpengaruh terhadap keputusan
pembelian emas sebagai pilihan investasi ibu-ibu pengajian Masjid Al-Azhar
Surabaya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas maka dapat
ditarik beberapa rumusan masalah yaitu:
1. Apakah terdapat pengaruh secara parsial antara kelompok referensi
terhadap keputusan pembelian emas sebagai pilihan investasi ibu – ibu
pengajian Masjid Al – Akbar Surabaya?
2. Apakah terdapat pengaruh secara parsial antara kelas sosial terhadap
keputusan pembelian emas sebagai pilihan investasi ibu – ibu pengajian
Masjid Al – Akbar Surabaya?
3. Apakah terdapat pengaruh secara simultan antara pengaruh kelompok
referensi dan kelas sosial terhadap keputusan pembelian emas sebagai
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat ditarik tujuan
penelitian yaitu:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara parsial antara
kelompok referensi terhadap keputusan pembelian emas sebagai pilihan
investasi ibu – ibu pengajian Masjid Al – Akbar Surabaya.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara parsial antara kelas
sosial terhadap keputusan pembelian emas sebagai pilihan investasi ibu –
ibu pengajian Masjid Al – Akbar Surabaya.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara simultan antara
kelompok referensi dan kelas sosial terhadap keputusan pembelian emas
sebagai pilihan investasi ibu – ibu pengajian Masjid Al – Akbar
Surabaya.
D. Kegunaan Hasil Penelitian
Berdasarkan tujuan penenlitian diatas maka kegunaan hasil penelitian ini:
1. Secara Teoretis.
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang
kelompok referensi dan kelas sosial yang mempengaruhi ibu-ibu
pengajian dalam pengambilan keputusan pembelian emas sebagai salah
satu pilihan investasi dan dapat menambah literatur manajemen investasi
dan portofolio mengenai perilaku investor dalam pengambilan keputusan
2. Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan
informasi tentang pengaruh kelompok referensi dan kelas sosial yang
dimiliki ibu-ibu pengajian dalam melakukan keputusan pembelian emas
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Pada landasan teori akan dijadikan dasar pemikiran untuk menganalisis
dalam melakukan pemecahan masalah yang telah dirumuskan dalam
penelitian yang dilakukan. Landasan teori menyangkut tentang penelitian
secara teori.
1. Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian merupakan perilaku konsumen yang sengaja
dilakukan berlandaskan pada keinginan yang dilakukan ketika konsumen
secara sadar memilih salah satu di antara tindakan yang dapat diambilnya.
Setiadi mendefinisikan inti dari pengambilan keputusan pembelian
konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan
pengetahuan untuk mengevaluasi dua perilaku alternatif atau lebih, dan
memilih salah satu diantaranya. Hasil dari proses pengintegrasian ini
adalah suatu pilihan yang disajikan secara kognitif sebagai keinginan
berperilaku.14
Proses keputusan pembelian biasanya dilakukan jauh sebelum
pembelian dilakukan dan juga memiliki dampak yang lama setelah itu.
Proses keputusan pembelian melewati lima tahap yaitu: pengenalan
14
Setiadi dalam Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Perilaku Konsumen, (Andi: Yogyakarta, 2013), 121.
masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan
perilaku pasca pembelian.
a. Pengenalan masalah. Proses dimulai saat pembeli menyadari adanya
masalah kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara yang
nyata dengan yang diinginkan. Kebutuhan ini dapat disebabkan karena
adanya rangsangan internal ataupun eksternal. Pada tahap inilah
muncul minat beli terhadap produk yang dianggap dapat memuaskan
kebutuhan.
b. Pencarian informasi. Seorang konsumen yang terdorong
kebutuhannya akan terdorong mencari informasi memungkinkan
konsumen akan langsung membelinya. Jika tidak, maka kebutuhan
konsumen tersebut akan menjadi ingatan saja. Pencarian informasi
memiliki dua tingkat yang berbeda, yaitu perhatian yang tajam,
ditandai dengan pencarian informasi yang sedang-sedang saja dan
pencarian secara aktif, dilakukan dengan mencari informasi ke segala
sumber.
c. Evaluasi Alternatif. Untuk membuat keputusan terakhir, konsumen
memproses informasi dengan evaluasi yang memiliki tiga tahapan
yaitu, pertama, konsumen berusaha memuaskan kebutuhan kedua,
konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk, ketiga,
konsumen melihat kemampuan produk untuk menghantarkan manfaat
d. Keputusan pembelian. Pada tahap evaluasi, konsumen menyusun
beberapa prodak sebagai pilihan untuk memuaskan kebutuhannya.
Pada tahap pembelianpun sebenarnya masih kemungkinan perubahan
karena adanya factor situasional ataupun orang lain yang bisa
mempengaruhi keputusan yang sudah diambil sebelumnya.
e. Perilaku pascapembelian. Setelah produk dibeli, yang dilakukan oleh
konsumen adalah mengevaluasi apakah keputusannya benar.
Bagaimanapun konsumen memiliki penilaian terhadap produk yang
telah dibelinya sehingga kepuasan merupakan pendekatan antara
harapan dan kinerja dari sebuah produk, jika memenuhi harapan maka
konsumen akan puas begitu juga sebaliknya maka konsumen akan
kecewa. Tindakan dari kepuasan konsumen adalah kecenderungan
untuk mengatakan hal-hal baik tentang produk tersebut sebaliknya jika
konsumen kecewa maka konsumen cenderung mengabaikan atau bisa
saja mengajukan keluhan ke perusahaan. 15
Kelima tahap diatas tidak selalu terjadi, khususnya dalam keputusan
pembelian yang tidak memerlukan keterlibatan yang tinggi dalam
pembelian. Para konsumen dapat melewati beberapa proses dan urutannya
secara acak atau melakukan beberapa proses saja.
Keputusan merupakan aktifitas memilih dari dua atau lebih alternatif
pilihan. Tindakan membeli dari konsumen itu terdiri dari membeli untuk
pertama kalinya atau mencoba (trial) dan pembelian untuk pengulangan
15
(repeat purchase). Kotler dan Keller mengemukakan bahwa ada berbagai
peranan yang dimasukkan orang dalam keputusan pembelian yaitu :16
1. Pemarakarsa (initiator) adalah orang yang pertama-tama memberikan
saran atau ide untuk membeli produk atau jasa tertentu.
2. Pemberi pengaruh (influencer) adalah orang yang pandangan atau
nasehatnya mempengaruhi keputusan.
3. Pengambilan keputusan (decider) orang yang pandangan atau
nasehatnya mempengaruhi keputusan pembelian : apakah membeli,
apa yang dibeli, bagaimana membeli, atau di mana membelinya.
4. Pembeli (buyers) adalah orang yang melakukan pembelian nyata.
5. Pemakai (users) adalah orang yang mengkonsumsi atau menggunakan
produk atau jasa.
2. Perilaku konsumen
Perilaku konsumen merupakan studi yang mengkaji bagaimana
individu membuat keputusan membelanjakan sumberdaya yang tersedia
dan dimiliki (waktu,uang,usaha) untuk mendapatkan barang atau jasa yang
nantinya akan dikonsumsi.17 Menurut Basu Swasta perilaku konsumen
adalah kegiatan-kegiatan individu secara langsung terlibat dalam
mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa termasuk di dalamnya
proses pengambilan keputusan dan persiapan serta penentuan kegiatan
16
Ibid., 206-207.
17
tersebut.18 Perilaku konsumen dapat dikatakan sebagai proses yang dilalui
oleh seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi,
dan bertindak pasca konsumsi produk, jasa maupun ide yang diharapkan
bisa memenuhi kebutuhannya.
Perilaku konsumen juga dapat diartikan sebagai tindakan-tindakan,
proses dan hubungan sosial yang dilakukan individu, kelompok dan
organisasi dalam mendapatkan, menggunakan suatu produk atau lainnya
sebagai suatu akibat dari pengalamannya terhadap suatu produk, pelayanan
dan sumber-sumber lainnya. jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku
konsumen adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok
atau organisasi yang berhubungan dengan proses pemilihan hingga
pengambilan keputusan pembelian dalam mendapatkan, menggunakan
barang atau jasa bernilai ekonomi yang dipengaruhi oleh lingkungan
sekitarnya
3. Kelompok referensi
Kelompok didefinisikan sebagai kumpulan dari dua orang atau lebih
yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan bersama
ini dapat dikonotasikan bahwa masing-masing individu punya tujuan yang
sama yang disepakati untuk dicapai secara bersama-sama atau karena
diantara mereka dapat kesamaan tujuan.19
18
Fathor A.S, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Beli (Studi Pada Kosmetik di Bangkalan), Jurnal Investasi...,120.
19
Kelompok referensi adalah kelompok yang berfungsi sebagai acuan
bagi seseorang dalam keputusan pembelian dan konsumsi. Menurut Leon
Sciffman dan Leslie Lazer Kanuk, ada lima kelompok referensi atau
acuan yang berkaitan erat dengan konsumen, yaitu: kelompok
persahabatan, kelompok belanja, kelompok kerja, masyarakat maya dan
kelompok aksi konsumen.
a. Kelompok persahabatan. Kelompok informal yang tidak terstruktur
dan kurang mempunyai tingkat kewenangan yang khusus. Dari segi
pengaruh, teman-teman yang paling mungkin mempengaruhi
keputusan pembelian individu sesudah keluarga. Sahabat bagi seorang
konsumen akan memenuhi beberapa kebutuhan konsumen akan
kebersamaan, kebutuhan rasa aman, kebutuhan untuk mendiskusikan
masalah, ketika konsumen merasa enggan untuk membicarakannya
dengan orang tua ataupun saudara. Sahabat memiliki pengaruh yang
sangat kuat terhadap perilaku seseorang. Pendapat atau keinginan
teman seringkali dapat mempengaruhi keputusan seseorang dalam
membeli dan memilih produk dan merek suatu produk. Semakin lama
persahabatan terjalin, atau semakin yakin atau percaya seseorang
kepada sahabatnya maka semakin besar pengaruhnya terhadap
pengambilan keputusan seseorang atau konsumen.
b. Kelompok belanja. Dua atau lebih konsumen yang berbelanja bersama
dan pada waktu yang sama. Kelompok belanja dapat merupakan
yang bertemu pada saat berada di toko untuk membeli produk
bersama.
c. Kelompok kerja. Konsumen yang telah bekerja akan berinteraksi
dengan teman-teman sekerjanya baik dalam tim kecil ataupun besar.
Interaksi yang sering memungkinkan teman-teman sebagai kelompok
kerja dapat mempengaruhi perilaku konsumsi dan pengambilan
keputusan konsumen dalam membeli suatu produk.
d. Kelompok maya. Masyarakat maya memiliki jangkauan yang sangat
luas dan memiliki sifat yang tidak terbatas. Konsumen yang menjadi
anggota kelompok maya akan sering mengakses informasi yang
dibutuhkan untuk mengambil keputusan dalam pemilihan atau
pembelian suatu produk. Dari itulah masyarakat maya memberikan
pengaruh besar pada pengambilan keputusan seoarang konsumen.
e. Kelompok aksi-konsumen. Kelompok yang muncul sebagai reaksi
terhadap gerakan konsumen. kelompok ini dibagi menjadi dua yaitu
kelompok yang dibentuk untuk mengoreksi penyalahgunaan tertentu
yang beroperasi sesaat dan kelompok yang dibentuk untuk membahas
bidang permasalahan yang lebih luas dan mendalam dan beroperasi
dalam jangka waktu yang lama.20
Aspek yang penting dari beberapa aspek dalam kelompok referensi di
suatu kelompok keagamaan seperti pengajian adalah aspek persahabatan,
semakin lama mereka berteman maka akan timbul tingkat kepercayaan
20
yang tinggi antara satu dengan yang lainnya. Seseorang yang memiliki
teman akan meminta bantuan kepada teman terdekatnya untuk
memutuskan sesuatu pembelian. Adanya ikatan emosional ini yang
membuat seseorang akan mudah mempengaruhi seseorang untuk
mengambil keputusan pembelian. Ibu-ibu pengajian merupakan salah satu
kelompok yang bisa dijadikan sebagai acuan untuk melakukan keputusan
karena pertemuan yang intens membuat kepercayaan semakin kuat
ditambah dengan adanya kajian-kajian yang mana akan menambah
kepercayaan pada seseorang sehingga seseorang tersebut dapat dipercaya.
Kelompok referensi bisa merupakan sesuatu yang nyata (orang
sesungguhnya) atau yang bersifat tidak nyata dan bersifat simbolik
(misalnya para eksekutif yang sukses atau para selebritis yang
sukses:tokoh politik, aktor dan olahragawan).21 Ada beberapa jenis-jenis
kelompok referensi yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian yaitu:
a. Kelompok formal dan informal: kelompok formal adalah kelompok
yang memiliki struktur organisani secara tertulis dan keanggotaan
yang terdaftar secara resmi. Sedangkan kelompok informal adalah
kelompok yang tidak memiliki stuktur organisasi secara tertulis dan
resmi serta sifat keanggotaannya tidak tercatat. Anggota informal
biasanya berjumlah sedikit dan berinteraksi secara dekat dan tatap
muka secara intensif dan rutin.
21
b. Kelompok primer dan sekunder: kelompok primer adalah kelompok
dengan keanggotaan secara langsung tatap muka, memiliki ikatan
emosional antar anggota. Anggota kelompok memiliki kesamaan
dalam nilai dan sikap serta perilaku. Kelompok sekunder memiliki
ikatan yang lebih longgar dari kelompok primer, antar anggota
kelompok mungkin juga terjadi kontak tatap muka langsung, antar
anggota kelompok memiliki pengaruh kecil terhadap anggota lainnya.
c. Kelompok aspirasi dan disosiasi: kelompok aspirasi adalah kelompok
yang memperlihatkan keinginan untuk mengikuti norma, nilai,
maupun perilaku dari orang lain yang dijadikan kelompok
referensinya. Sedangkan kelompok diasosiasi adalah seseorang yang
berusaha untuk menghindari asosiasi dengan kelompok referensi.22
Menurut Philip Kotler kelompok referensi adalah semua kelompok
yang mempunyai pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap
atau perilaku keputusan pembelian seseorang.23 Dalam keputusan
pembelian pengaruh yang paling besar terdapat pada pengaruh langsung
atau tatap muka secara langsung disebut kelompok keanggotaan seperti
teman, keluarga, tetangga, kelompok persatuan, kelompok keagamaan.
4. Kelas sosial
Kelas sosial didefinisikan sebagai pembagian anggota-anggota
masyarakat ke dalam suatu hirerarki kelas-kelas status yang berbeda,
22
Ibid., 306-307.
23
sehingga anggota dari setiap kelas relatif sama mempunyai kesamaan.24
Kelas sosial yang ada pada suatu masyarakat lebih didasari pada orientasi
nilai yang dianggap penting dalam kelompok sosial atau masyarakat secara
luas. Pada hakikatnya kelas sosial mewujudkan system
kedudukan-kedudukan pokok dalam masyarakat yang disebut class-system. Class
system adalah penjumlahan kelas-kelas dalam masyarakat, artinya semua
orang dan keluarga yang sadar akan kedudukan mereka itu diketahui dan
diakui oleh masyarakat umum.25
Kelas sosial digunakan untuk pengkategorian individu atau keluarga
dalam kelas sosial. Kelas sosial dapat didefinisikan sebagai pembagian
masyarakat kedalam tingkatan-tingkatan status yang sama, dengan begitu
anggota masing-masing kelas sosialnya memiliki status yang relatif sama,
dan tidak menutup kemungkinan adanya peningkatan atau penurunan
status sosial bagi seluruh tingakatan atau kelas sosialnya.
Setiap masyarakat memiliki pengelompokan status terutama
berdasarkan kesamaan dalam pendapatan, pendidikan dan pekerjaan. Dari
kesamaan – kesamaan inilah muncul sikap sosial yang mencirikan kelas
tertentu. Kelas sosial tidak hanya dibentuk oleh satu faktor seperti
pendapatan saja, tetapi diukur sebagai kombinasi dari pekerjaan,
pendapatan, pendidikan, kekayaan, dan variabel lain. Pemasar tertarik pada
kelas sosial karena orang di dalam kelas sosial tertentu cenderung
24
Tatik Suryani, Perilaku Konsumen...,263.
25
memperlihatkan perilaku pembelian yang sama.26 Lebih jelasnya
Schiffman dan Kanuk menjelasakan variabel yang menunjukkan kelas
sosial yaitu:
a. Pekerjaan. Pekerjaan menjadi ukuran sosial karena pengukuran ini
dibuktikan dengan seringnya orang menanyakan hal tesebut kepada
orang lain. Tidak jarang tingkat pekerjaan dengan jabatan yang tinggi
cenderung lebih dihormati.
b. Pendidikan. Pada umumnya, semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang maka kemungkinan semakin besar gaji yang dimiliki dan
cenderung lebih dikagumi oleh orang sekitar.
c. Pendapatan. Tingginya pendapatan seseorang dapat mempengaruhi
seseorang untuk memutuskan uang yang didapatnya. Dalam hal ini
pendapatan juga dapat digunakan sebagai tolak ukur perilaku belanja
seseorang, dengan jumlah gaji yang sama tidak selalu seseorang
memanfaatkannya sama pula. Pendapatan yang menghasilkan
kemakmuran merupakan segmen yang besar karena tidak hanya
dianggap kaya dalam masyarakat namun mereka menginginkan yang
terbaik terlebih dalam segi kualitas.
d. Variabel lain. Variabel ini secara tidak resmi digunakan untuk
mendukung atau membuktikan keanggotaan kelas sosial yang
ditetapkan atas dasar pekerjaan atau penghasilan. Banyak
macam-macam variabel lain yang dapat digunakan untuk menjelaskan kelas
26
sosial seorang konsumen. Variabel lain dapat dilihat dari beragamnya
dekorasi rumah yang bernilai seni dengan harga mahal, tabungan yang
memiliki nilai yang fantastis, dan beragamnya jenis investasi.
Dari beberapa aspek kelas sosial seperti pekerjaan, pendidikan,
pendapatan, dan variabel lain yang mendukung seperti jumlah tabungan,
jumlah investasi, bentuk rumah dan lain sebagainya. Penelitian ini mengambil
aspek pendidikan, pendapatan dan variabel lain. Karena akan lebih terlihat
kelas sosial yang dimiliki oleh ibu-ibu pengajian dilihat dari pendapatan
perbulan yang diterima dari suami ataupun dari pendapatan sendiri.
Pendidikan menentukan strategi untuk memilih, biasanya semakin tinggi
pendidikan maka wawasan yang diterima akan lebih luas. Untuk variabel lain
dapat dilihat melalui investasi lain yang dimiliki, semakin banyak investasi
yang dimiliki maka semakin tinggi kelas sosialnya.
B. Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Peneliti melihat karya-karya terdahulu sebagai perbandingan,
dimaksudkan agar lebih memperjelas bahwa permasalahan dalam penelitian
ini berbeda dengan penelitian terdahulu. Sejauh ini yang penelitian yang
terkait antara lain:
Pertama, Yunita Kusumawati dan Benny Herlena, “Hubungan antara
membeli produk kosmetika tanpa label halal pada mashasiswi muslim”,27
pada penelitian ini peneliti bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
persepsi terhadap kelompok referensi dengan pengambilan keputusan
membeli produk kosmetik tanpa label halal pada mahasiswi muslim.
Hipotesis penelitian ini terdapat hubungan positif antara persepsi terhadap
kelompok referensi dengan pengambilan keputusan membeli produk
kosmetik tanpa label halal pada mahasiswi muslim. Subjek penelitian ini
adalah mahasiswi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
Kalijaga Yogyakarta yang menggunakan kosmetik tanpa label halal ini.
Metode analisa menggunakan teknik pearson dan product moment. Hasil
penelitian menunjukkan hubungan yang sangat signifikan antara persepsi dan
kelompok referensi dengan pengambilan keputusan dengan kontribusi sebesar
13,6% terhadap pengambilan keputusan membeli produk kosmetik tanpa
label halal pada mahasiswi muslim. Persamaan penelitian ini adalah variabel
yang diteliti yaitu menggunakan kelompok referensi terhadap pengambilan
keputusan pembelian. Perbedaan penelitian ini adalah objek yang diteliti
adalah mahasiswi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang menggunakan
produk kosmetik tanpa label halal, sedangakan penelitian saat ini objek yang
diteliti adalah ibu-ibu pengajian Masjid Al-Akbar Surabaya yang melakukan
pengambilan keputusan pembelian emas sebagai pilihan investasi.
27
Kedua, Dwita Darmawati, Bambang Subekti, Sri Murni S, Sumarsono,
“Analisis Pengaruh Kebudayaan, Sosial, Kepribadian Dan Psikologis
Terhadap Keputusan Pembelian Shar’e”,28 penelitian ini bertujuan untuk
untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor kebudayaan, sosial,
kepribadian dan psikologis mempunyai pengaruh terhadap keputusan
pembelian produk Shar’e dan utuk mengetahui dan menganalisis faktor
manakah dari keempat faktor tersebut yang mempunyai pengaruh paling
besar terhadap keputusan pembelian produk Shar’e. Objek yang dijadikan
penelitian adalah nasabah Bank Muamalat Indonesia Cabang Purwokerto.
Variabel yang digunakan adalah faktor kebudayaana, faktor sosial, faktor
kepribadian dan faktor psikologis. Metode yang digunakan adalah
convenience sampling yaitu dengan memilih sampel dari elemen populasi
yang datanya mudah diperoleh peneliti. Hasil dari penelitian ini bahwa
Variabel kepribadian dan psikologis mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel keputusan pembelian produk Shar’e. Hal ini dibuktikan
dengan besarnya F hitung yang lebih besar dari F tabel dan t hitung variabel
kepribadian dan psikologis yang masing-masing lebih besar daripada t table.
Adapaun variabel kebudayaan dan sosial tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel keputusan pembelian produk Shar’e. Hal ini dibuktikan
dengan nilai t hitung kedua variabel tersebut lebih kecil daripada t tabel. F
tabel yang diperoleh adalah 2,47 dan F hitung 12,4907 sedangkan secara
28
parsial dengan menggunakan uji t dengan nilai t tabel 1,66, untuk faktor
kebudayaan memiliki nilai t -0,020945 dan nilai untuk faktor psikologi t
hitung sebesar 3,198649. Persamaan penelitian ini adalah variabel yang diuji
yaitu menggunakan variabel kelas sosial yang terdapat di dalam faktor
budaya dan kelompok referensi di dalam faktor sosial yang mempengaruhi
keputusan pembelian. Perbedaannya terletak pada objek yang diteliti pada
penelitian ini ditujukan untuk nasabah Bank Muamalat Indonesia Cabang
Purwokerto yang membeli produk Shar’e.
Ketiga, Robani Wahyu Ulkhusna, “Keputusan pembelian baju batik
ditinjau dari gaya hidup dan kelas sosial masyarakat Surakarta”,29 penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya hidup dan kelas sosial
terhadap keputusan pembelian baju batik pada masyarakat Surakarta tahun
2015. Jenis penelitian ini kuantitatif asosiatif. Populasinya terbatas pada
masyarakat Surakarta yang berumur 15 sampai 74 tahun berjumlah 435.598
responden dengan taraf kesalahan 5% diperoleh jumlah sampel 348, namun
dalam penelitian ini penulis mengambil sampel sebanyak 150 dengan teknik
sampling Porposive Sampling dan Insidental Sampling. Hasil yang diperoleh
dari penelitian ini 42,6% keputusan pembelian dipengaruhi oleh gaya hidup
dan kelas sosial, sisanya 57,4% dipengaruhi oleh variabel lain diluar
penelitian. Perbedaan penelitian ini objek yang dibuat untuk menentukan
keputusan pembelian ditujukan pada baju batik dan untuk persamaannya,
29
peneliti sama-sama menggunakan variabel kelas sosial untuk mengetahui
keputusan pembelian yang akan dilakukan oleh para konsumen.
Keempat, Fathor A. S “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Beli”,30 penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui apakah faktor budaya, sosial, pribadi, psikologis
mempunyai pengaruh signifikan secara simultan dan parsial terhadap perilaku
konsumen dalam keputusan membeli kosmetik di Bangkalan. Objek yang
diteliti adalah konsumen yang memakai kosmetik di daerah Bangkalan.
Sampel yang dipakai adalah konsumen wanita yang berbelanja di minimarket
di Bangkalan. Metode yang digunakan adalah random sampling dengan
mengambil secara acak konsumen yang berbelanja di minimarket di
Bangkalan. Hasil dari penelitian ini faktor budaya, faktor sosial, faktor
pribadi dan faktor psikologis memiliki pengaruh yang signifikan secara
parsial dengan uji determinasi parsial faktor budaya memiliki pengaruh
sebesar 8,9%, faktor sosial sebesar 19,9%, faktor pribadi sebesar 24,7% dan
faktor psikologi sebesar 29,0% sedagnkan dengan uji simultan didapatkan
nilai F hitung sebesar 17,845 dengan F tabel sebesar 2,37. Persamaan
penelitian ini dengan penelitian sekarang adalah variabel yang di uji yaitu
menggunakan varibel indepedent kelas sosial dan kelompok referensi, dalam
penelitian ini kelas sosial berada pada faktor sosial dan kelompok referensi
berada pada faktor sosial. Perbedaan penelitian ini dilihat dari objek yang
diteliti, dalam penelitian ini objek penelitiannya adalah konsumen yang
30
membeli kosmetik di minimarket di Bangkalan selain itu metode yang
digunakan juga berbeda. Pada penelitian kosmetik ini digunakan metode
random sampling sedangakan penelitian sekarang ini menggunakan sampling
jenuh.
Kelima, Nita Rahma Fadillah, “Pengaruh Gaya Hidup Dan Kelompok
Referensi Terhadap Keputusan Pembelian Sepatu Merek Crocs”,31 penelitian
ini bertujuan untuk menguji pengaruh variable gaya hidup dan kelompok
referensi terhadap keputusan pembelian sepatu merek Crocs. Sampel yang
digunakan adalah semua mahasiswa program S1 Fakultas Ekonomi UNAND
yang memakai sepatu merek Crocs. Metode yang digunakan adalah
convenience sampling yang bersifat non-probability sampling. Variabel yang
digunakan adalah gaya hidup dan kelompok referensi sebagai variabel
independent dan keputusan pembelian sebagai variabel dependent. Hasil dari
penelitian ini bahwa variabel gaya hidup memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian sepatu merek Crocs dengan nilai t
hitung lebih besar daripada t tabel yaitu sebesar 14,987 > 1,646. Sedangkan
variabel kelompok referensi menunjukkan tidak adanya pengaruh signifikan
namun bernilai negatif terhadap keputusan pembelian sepatu merek Crocs
dengan nilai t hitung sebesar – 9,007 dan t tabel sebesar 1,646. Persamaan
penelitian ini sama-sama meneliti tentang variabel kelompok referensi
terhadap keputusan pembelian. Perbedaan penelitian ini dilihat dari objeknya
31
dan metode yang dipakai juga berbeda walaupun sifat dari metodenya sama
yaitu non-probability sampling namun pendekatannya berbeda.
C. Kerangka Konseptual
Untuk dapat mengetahui bagaimana alur pengaruh antar variabel yang
akan diteliti berdasarkan landasan teori atau dari penelitian yang terdahulu,
maka dapat digambarkan melalui suatu kerangka pemikiran dalam bentuk
bagan sebagai berikut ini :
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Kelas Sosial (X2)
Keputusan pembelian emas sebagai pilihan
investasi (Y) Kelompok Referensi (X1)
D. Hipotesis
1. Hipotesis variabel kelompok referensi (X1) terhadap keputusan pembelian
emas sebagai pilihan investasi (Y).
Ho : Kelompok referensi secara parsial tidak berpengaruh signifikan
Ha : Kelompok referensi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian emas sebagai pilihan investasi
2. Hipotesis variabel kelas sosial (X2) terhadap keputusan pembelian emas
sebagai pilihan investasi (Y).
Ho : Kelas sosial secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian emas sebagai pilihan investasi
Ha : Kelas sosial secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian emas sebagai pilihan investasi
3. Hipotesis variabel kelompok referensi (X1) dan kelas sosial (X2) secara
simultan terhadap keputusan pembelian emas sebagai pilihan investasi (Y).
Ho : Kelompok referensi dan kelas sosial secara simultan tidak
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian emas sebagai
pilihan investasi
Ha : Kelompok referensi dan kelas sosial secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian emas sebagai pilihan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Pada penelitian ini pendekatan yang dipakai adalah kuantitatif. Penelitian
kuantitaif adalah metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara
meneliti hubungan antar variabel. Variabel-variabel ini diukur (biasanya
dengan instrumen penelitian) sehingga data yang terdiri dari angka-angka
dapat dianalisis berdasarkan prosedur statistik.32
Jenis penelitian ini adalah penelitian assosiatif. Penelitian asosiatif adalah
penelitian yang mencari hubungan antara dua variabel atau lebih. Tujuan dari
penelitian asosiatif adalah untuk mencari hubungan antara satu variabel
dengan variabel lain. Penelitian assosiatif juga digunakan untuk
mengidentifikasi hubungan sebab akibat antara variabel – variabel yang
berfungsi sebagai penyebab dan variabel mana berfungsi sebagai variabel
akibat.33 Dalam penelitian ini terdapat variabel indepedent (yang
mempengaruhi) dan variabel dependen (dipengaruhi) maka dalam penelitian
ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden guna
mendapatkan data-data yang diperlukan, dan selanjutnya data-data tersebut
akan dikelola di SPSS 19.
32
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), 38.
33
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung : Alfabeta 2011), 89.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan kurang lebih selama 1 bulan yaitu, pada
tanggal 21 Mei 2016 sampai 23 Juli 2016. Lokasi penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Masjid Al-Akbar Surabaya di Jl. Masjid Al Akbar
Timur No.1 Pagesangan, Surabaya.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan
subjek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi
dalam penelitian ini adalah jumlah seluruh ibu-ibu pengajian di Masjid
Al-Akbar Surabaya yang terdiri dari anggota dan pengurus yang terdiri dari
141 orang.34
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti. Pengertian
sampel menurut Sugiyono, “Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan
penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,
misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut”.35 Untuk
34
Hasil Wawancara, Lusi, 14 April 2016
35
mengetahui jumlah ibu-ibu pengajian Masjid Al-Akbar yang membeli
emas untuk pilihan investasi dilakukan dengan cara screening dari hasil
tersebut maka ibu-ibu pengajian Masjid Al-Akbar yang membeli emas
sebagai pilihan investasi akan dijadikan sebagai sampel. Teknik
pengambilan sampel untuk penelitian ini menggunakan non probability
sampling yaitu teknik pengambilan sample yang tidak memberi peluang
/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dijadikan sebagai sampel penelitian.36 Teknik pengambilan sampel
menggunakan non probability sampling dengan sampling purposive yang
mana teknik ini menentukan sample dengan pertimbangan tertentu,
pertimbangan yang dilakukan adalah dengan menggunakan screening.
D. Variable Penelitian
Variabel yang akan digunakan dan dianalisis dalam penelitian ini adalah
1. Variabel independen (mempengaruhi) adalah variabel yang diduga
sebagai penyebab dari variabel lain. Dalam penelitian ini yaitu kelompok
referensi (X1) dan kelas sosial (X2) yang terjadi pada ibu-ibu pengajian
Masjid Al-Akbar Surabaya.
2. Variable dependen (dipengaruhi) dalam penelitian ini adalah keputusan
pembelian emas sebagai pilihan investasi (Y) yang dilakukan oleh
ibu-ibu pengajian Masjid Al-Akbar Surabaya.
36
Variabel yang diteliti mempunyai fungsi sebab akibat terhadap variabel
lain. Misalnya variabel bebas (Independent Variable) yaitu kelompok
referensi dan kelas sosial investor dapat mempengaruhi, kemudian melihat
efek pengaruh dari variabel tersebut terhadap variabel terikatnya (Dependent
Variable) yaitu keputusan pembelian emas sebagai pilihan investasi.
E. Definisi Operasional
Defenisi operasional dari variabel-variabel yang akan diteliti adalah
1. Kelompok referensi (X1) adalah kelompok yang mempengaruhi secara
langsung maupun tidak langsung terhadap keputusan yang akan diambil
seseorang, dalam penelitian ini kelompok ibu-ibu pengajian masjid
Al-Akbar dapat dikatakan sebagai kelompok persahabatan yang berkumpul
dalam sebuah kajian keagaamaan. Sahabat memiliki pengaruh yang sangat
kuat terhadap perilaku seseorang. Semakin lama persahabatan terjalin,
semakin besar pengaruhnya terhadap pengambilan keputusan seseorang
atau konsumen. 37
a. Saran (X1.1) saran atau pendapat teman seringkali dapat
mempengaruhi keputusan seseorang dalam membeli dan memilih
produk dan merek suatu produk. Dalam hal ini pengaruh sahabat
terhadap keputusan pembelian emas yang akan dijadikan sebagai salah
satu pilihan investasi.
37
b. Kepemilikan (X1.2) seseorang sahabat yang memiliki suatu barang
dapat memberikan pengaruh kepada sahabatnya yang lain untuk
melakukan keputusan pembelian.
c. Informasi (X1.3) adalah pengalaman yang di dapatkan seorang
sahabat yang diceritakan kembali kepada sahabat yang lain dengan
menjelaskan tentang klasifikasi sebuah barang yang dapat
mempengaruhi seseorang untuk melakukan keputusan pembelian.
2. Kelas sosial (X2) adalah tingkatan sosial ibu-ibu pengajian dalam memilih
suatu produk emas yang akan dijadikan sebagai pilihan investasi yang
dapat diukur melalui:
a. Pendapatan (X2.1) adalah besarnya tingkat pendapatan seseorang yang
digunakan untuk melakukan keputusan pembelian emas sebagai pilihan
investasi .
b. Pendidikan (X2.2), tingginya tingkat pendidikan seseorang akan
memberikan pemikiran yang berbeda terhadap suatu produk.
c. Investasi lain yang dimiliki (X2.3), adalah Semakin beragam investasi
atau tabungan yang dimiliki maka menandakan semakin tinggi tingkat
kelas sosialnya38
3. Keputusan pembelian emas sebagai pilihan investasi (Y1), adalah
keputusan yang diambil oleh ibu-ibu pengajian dalam membeli produk
emas yang akan dijadikan sebagai tempat investasi.
38
a. Pengenalan masalah (Y1.1) dalam proses ini muncul minat beli
terhadap produk yang dianggap dapat memuaskan kebutuhan yang dari
sebelumnya tidak ada niatan untuk membelinya.
b. Pencarian informasi (Y1.2). Seorang konsumen yang terdorong
kebutuhannya akan terdorong mencari informasi untuk sekedar mencari
tahu atau mencari tahu dengan aktif untuk mendapatkan informasi lebih
detail tentang produk yang diinginkan.
c. Evaluasi alternatif (Y1.3). Memproses informasi dengan evaluasi,
tujuan evaluasi ini agar konsumen dapat memuaskan kebutuhan dengan
melihat solusi yang bisa didapatkan untuk mendapatkan maanfaat yang
lebih.
d. Keputusan pembelian (Y1.4). Konsumen melakukan pembelian
walaupun terkadang saat akan membeli konsumen dipengaruhi faktor
situasional yang dapat mengubah cara pandang konsumen terhadap
produk tersebut dan dapat mengakibatkan konsumen tidak jadi membeli
produk itu.
e. Perilaku pasca pembelian (Y1.5). Mengevaluasi apakah keputusannya
benar dengan mengukur tingkat kepuasan yang mereka dapatkan setelah
membeli produk yang diinginkan apakah harapan yang diinginkan
sesuai atau sebaliknya memberikan kesan kecewa terhadap konsumen.39
39
Variabel ini diukur menggunakan skala linkert. Adapun kategori dari
penilaian dari skala likert dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:40
SS = Sangat Setuju diberi skor 5
S = Setuju diberi skor 4
RG = Ragu-ragu diberi skor 3
TS = Tidak Setuju diberi skor 2
STS = Sangat Tidak Setuju diberi skor 1
F. Uji Validitas dan Rentabilitas
Untuk mengetahui valid atau tidaknya data yang dipakai maka dilakukan
uji validitas dan uji rentabilitas.
1. Uji Validitas
Uji validitas atau uji ketepatan data yang mana dilakukan untuk
mengukur apakah data yang telah didapat setelah penelitan merupakan
data yang valid dan alat ukur yang digunakan (kuesioner).41 Untuk
pengujian validitas menggunakan analisis reliabel yang mana untuk
melihat nilai validitasnya menggunakan Corrected Item-TotalCorrelation
atau yang disebut r hitung yang harus lebih besar dari nilai rtabel dengan
nilai penyimpangan atau alpha 5%. Metode yang digunakan adalah dengan
membandingkan antara nilai korelasi atau rhitung dari variabel penelitian
40
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B (Bandung: Alfabeta,2008), 93
41
dengan nilai rtabel. Teknik korelasi yang digunakan dalam melakukan uji
validasi adalah Pearson Product Moment dengan rumus sebagai berikut:
r hitung = ∑ ∑ ∑
{ ∑ ∑ }.{ ∑ ∑ }
r hitung = Korelasi Product Moment
x = Skor pernyataan ke-i, i = 1,2,3....n
y = Skor total pernyataan ke-i, i = 1,2,3...n
n = Jumlah responden
Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai
berikut:42
- Jika rhitung > rtabel maka pertanyaan dinyatakan valid.
- Jika rhitung < rtabel maka pertanyaan dinyatakan tidak valid
Kriteria yang digunakan untuk menyatakan suatu instrumen dianggap
valid atau layak digunakan dalam pengujian ini apabila Corrected item –
Total Correlation lebih besar atau sama dengan 0,30.43
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah
baik dan jika digunakan beberapakali untuk mengukur objek yang sama
yang dapat dikatakan bahwa pernyataan seseorang tersebut konsisten atau
stabil. Maka, akan menghasilkan data yang sama.44 Dalam penelitian ini,
42
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B,...,128.
43
Ibid., 126.
44
uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan tekhnik Formula Alpha
Cronbach dengan menggunkan rumus sebagai berikut.
ri = 1 −
= varians total
Untuk pengujian reliabilitas dilihat dari nilai cronbach alpha yang
harus diatas 0,6 dengan uji signifikansi 0,05. Instrumen dikatakan reliabel
jika diukur menggunakan alpha cronbach lebih besar dari r kritis product
moment, atau menggunakan batasan kurang diatas 0,6.
G. Data dan Sumber Data
Sebagian besar tujuan penelitian adalah untuk memperoleh data yang
relevan, dapat dipercaya dan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam
penyusunan skripsi ini penulis memperoleh data dari dua sumber yaitu:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
responden terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan
memberikan daftar pernyataan (kuesioner) kepada investor ibu-ibu yang
mengikuti pengajian di Masjid Al-Akbar Surabaya yang membeli emas
untuk melakukan investasi.
ri = reliabilitas instrument
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan
disajikan oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain. Data ini
diperoleh melalui dokumen organisasi meliputi profil organisasi, struktur
organisasi dan studi dokumentasi yang diperoleh dari buku, jurnal,
majalah, dan internet yang dapat menjadi referensi bagi penelitian ini.
H. Tekhnik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data untuk memperoleh data yang terperinci dan
baik, peneliti menggunakan berbagai metode, yaitu:
1. Kuisioner
Metode kuisioner atau angket adalah teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuisioner merupakan teknik
pengumpulan data yang efisien apabila peneliti mengetahui variabel yang
akan diukur dan mengetahui apa yang bisa diharapkan dari responden.45
Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden adalah berbentuk kuesioner. Jenis kuesioner yang
digunakan adalah kuesioner tertutup, yaitu kuesioner yang sudah
disediakan jawabannya. Adapun alasan penulis menggunakan kuesioner
tertutup adalah:
45
- Kuesioner tertutup memberikan kemudahan kepada responden dalam
memberikan jawaban.
- Kuesioner tertutup lebih praktis.
- Keterbatasan waktu penelitian.
Kuesioner ini digunakan untuk melakukan pretest kuesioner terlebih
dahulu kepada responden. Dan setelah memastikan kuesioner valid dan
reliabel, main test dilaksanakan.
2. Wawancara
Metode wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan peneliti dengan menggunakan dialog secara langsung, metode
ini digunakan untuk mencari informasi terkait data jumlah anggota dan
pengurus yang terdaftar.
3. Buku dan internet
Studi pustaka dilakukan dengan mencari dan mempelajari literatur
pendukung penelitian yang dijadikan landasan penyusunan penelitian. Selain
studi literatur melalui buku peneliti juga menggunakan internet untuk
menambah literatur berupa jurnal atau ebook yang sesuai dengan bahasan
yang diteliti.
I. Teknik Analisi Data
Penelitian ini menggunakan teknis analisis data yaitu:
Terdapat beberapa asumsi yang harus dipenuhi terlebih dahulu untuk
menyatakan bahwa data tersebut layak untuk dijadikan bahan penelitian,
sebagai alat untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel yang diteliti.
Beberapa asumsi itu diantaranya:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel kelompok referensi (X1) dan kelas sosial (X2) terhadap
variabel keputusan pembelian emas (Y) sebagai pilihan investasi yang
dilakukan oleh ibu-ibu pengajian Masjid Al-Akbar Surabaya, dengan
melihat apakah keduanya mempunyai distribusi yang normal atau tidak.
Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal. Uji
normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan
Kolmogrov-Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka kriteria
yang digunakan yaitu Ho diterima apabila nilai asymp. Sig. (2-tailed) >
dari tingkat alpha yang telah ditetapkan yaitu 5% karena itu, data
tersebut dapat dinyatakan berdistribusi normal.46 Uji ini akan dilakukan
menggunakan Sofware SPSS 19.
b. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas digunakan untuk menguji ada tidaknya
hubungan yang linier antara variabel bebas yang satu terhadap variabel
bebas yang lain.47 Dalam penelitian ini variabel bebas yang digunakan
46
R. Gunawan Sudarmanto, Statistik Terapan Berbasis Komputer; Dengan Program IBM SPSS
Statistic 19, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013), 130.
47
adalah kelompok referensi dan kelas sosial ibu-ibu pengajian masjid
Al-Akbar. Diharapkan dalam penelitian ini tidak terjadi adanya
multikolinieritas.
Ada tidaknya multikolinieritas dapat diketahui dengan
menggunakan statistik korelasi Variance Inflation Factor (VIF).
Kriteria yang digunakan untuk mengetahui adanya multikolinieritas
atau tidak, dengan melihat VIF hitung sama dengan atau lebih kecil dari
pada 10, dan nilai Tolerence lebih dari 0,10. Jika kriteria terpenuhi
maka, tidak terdapat hubungan antara variabel bebas tersebut atau dapat
dikatakan tidak terjadi multikolinieritas.48
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah
variasi residual absolut variabel bebas dan variabel terikat pada ibu-ibu
pengajian Masjid Al-akbar sama atau tidak sama untuk semua
pengamatan. Apabila dalam penelitian ini tidak terjadi
heteroskedastisitas maka penelitian ini akurat.49
Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot
antara nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Jika titik-titik
pada grafik tidak menunjukkan pola yang jelas dan menyebar di atas
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas. Selain menggunakan Scatterplot heteroskedastisitas
dapat diuji menggunakan pendekatan statistik koofisien korelasi
48
Ibid., 239.
49
Spearman rho dengan ketentuan dengan ketentuan jika nilai signifikasi
> 0,05, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.50
d. Uji Autokorelasi
Uji asumsi ini digunakan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi
di antara variabel bebas dan variabel terikat. Adanya autokorelasi dapat
mengakibatkan uji t tidak dapat digunakan karena akan memberikan
kesimpulan yang salah.51
Dalam pengujian ini peneliti menggunakan Uji Durbin Watson.
Ada tidaknya autokorelasi positif dan negatif dapat dilihat yaitu, jika
nilai DW terletak antara du < d < 4-du maka dapat dikatakan bahwa
nilai Durbin Watson kurang dari 4-du dan lebih besar dari du.
2. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian ini untuk menguji ada tidaknya
pengaruh antara variabel independent (X) yaitu kelompok referensi (X1)
dan kelas sosial (X2) ibu-ibu pengajian Masjid Al-Akbar terhadap
pemilihan investasi emas (Y). Untuk menguji hipotesis digunakan analisis
regresi liner berganda dengan persamaan Y = a + bX1 + cX2. Ketepatan
fungsi regresi dapat diukur dari nilai koefisien determinasi nilai stasitik F
dan nilai stasitik t.
Langkah-langkah untuk dapat menyimpulkan hipotesis sebagai
berikut:
50
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, (Semarang: Undip,
2006),105.
51
R. Gunawan Sudarmanto, Statistik Terapan Berbasis Komputer; Dengan Program IBM SPSS
a. Hipotesis
Ho = variabel X1 atau X2 atau secara bersama-sama tidak
berpengaruh signifikan terhadap Y
Ha = variabel X1 atau X2 atau secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap Y
b. Penentuan Signifikansi
Ditentukan dengan 5% dari derajat bebas (dk) = n – k – l, untuk
menentukan t tabel sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan
hipotesis. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05 atau 5%
karena dinilai cukup untuk mewakili hubungan variabel – variabel
yang diteliti dan merupakan tingkat signifikasi yang umum
digunakan dalam status penelitian.
c. Menguji hipotesis
1) Koefisien determinasi merupakan bagian dari keragaman total dari
variabel tak bebas yang dapat diperhitungkan oleh keragaman
variabel bebas dihitung dengan koefisien determinasi dengan
asumsi dasar faktor-faktor lain di luar variabel dianggap tetap atau
konstan. Nilai koefisien determinasi (R2) menunjukkan presentase
pengaruh semua variable independen terhadap variable dependen.
Maka: KD = kofesien korelasi (r2) x 100%.
2) Untuk mengetahui referensi dan kelas sosial secara bersama-sama
terhadap keputusan pembelian emas sebagai pilihan investasi maka
Ry.x1x2 = . √
Dengan batas korelasi -1≤ r ≤ +1 . semakin dekat dengan korelasi r
= 1 maka semakin kuat korelasi tersebut, namun jika nilai korelasi
semakin dekat r = -1 maka semakin rendah korelasi tersebut
3) Untuk mengetahui tingkat pengaruh kelompok referensi dan kelas
sosial ibu-ibu pengajian Masjid Al-Akbar Surabaya terhadap
keputusan pembelian emas sebagai pilihan investasi menggunakan
uji t yaitu uji secara parsial.
Untuk menentukan t hitung, penulis menggunakan rumus
signifikan dari Sugiyono berikut rumus yang dipakai;52
2
r : nilai korelasi Rank Spearman
n : jumlah sample
d. Mengambil keputusan
Uji determinasi digunakan untuk mlihat seberapa besar prosentase
yang dihasilkan oleh kedua variabel independent. Sedangkan untuk
uji parsial penariakan kesimpulannya, jika kriteria uji ini adalah Ho
ditolak maka t hitung lebih besar dari t tabel. Ho diterima jika t
hitung kurang dari t tabel. Sedangkan untuk penarikan kesimpulan
52
dengan menggunakan uji F atau simultan maka kriterianya adalah Ho
ditolak jika F hitung lebih besar dari pada F tabel dan Ho diterima
jika F hitung kurang dari F tabel. uji F ini menggunakan tingkat