• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN MATERI MENAMPILKAN NILAI-NILAI PANCASILA DENGAN METODE PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS II MI SABILIL KHOIR GLAGAHARUM-PORONG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN MATERI MENAMPILKAN NILAI-NILAI PANCASILA DENGAN METODE PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS II MI SABILIL KHOIR GLAGAHARUM-PORONG."

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN MATERI MENAMPILKAN NILAI-NILAI PANCASILA DENGAN METODE PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS II

MI SABILIL KHOIR GLAGAHARUM-PORONG

SKRIPSI Diajukan Kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Ilmu Tarbiyah

Disusun oleh:

LIANATUL FAKHRIYAH (D57211125) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGRAM STUDI PGMI

(2)
(3)
(4)

Lianatul Fakhriyah 2015: PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN MATERMENAMPILKAN NILAI-NILAI PANCASILA DENGAN METODE PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS II MI SABILIL KHOIR GLAGAHARUM-PORONG

Kata kunci : Metode Problem Solving, Hasil belajar

Pada kenyataaanya di dunia pendidikan saat ini banyak ditemui oleh peneliti bahwa guru menguasai mata pelajaran dengan baik tetapi tidak melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik.Hal ini terjadi karena rendahnya tingkat perencanaan yang harus disiapkan oleh guru sehingga mengakibatkan pelajaran kurang maksimal.Selain itu, kegiatan pembelajaran yang tidak didasarkan pada penggunaan metode pembelajaran terkadang kurang efektif di dalam peningkatan hasil materi pembelajaran yang telah disampaikan oleh guru.

Berdasarkan hasil pembelajaran yang kurang memuaskan, maka dari itu perlu diterapkan pembelajaran yang baik, tidak hanya guru tetapi peran siswa juga diperlukan dalam proses pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar dan pemahaman dalam proses belajar siswa.Tujuan masalah dalam penelitian ini adalah : 1.Untuk mengetahui penerapan metode problem solving materi menampilkan Nilai-nilai Pancasila dalam proses pembelajaran pada siswa kelas 2 MI Sabilil Khoir Glagaharum – Porong?

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar yang telah dilakukan perubahan dengan menggunakan metode problem solving di kelas 2 MI Sabilil Khoir Glagaharum-Porong?

Analisa data menunjukkan bahwa Penerapan Metode Problem Solving dalam proses pembelajaran materi menampilkan nilai-nilai pancasila yang dilakukan di kelas II MI Sabilil Khoir Glagaharum-Porong mengalami perubahan dan peningkatan dengan cara pembelajaran individu dan kelompok mengunakan metode problem solving menunjukkan hasil yang signifikan antara pra-siklus I dengan siklus II dan siklus III. Hal ini dibuktikan dengan adanya dari hasil belajar siswa serta observasi yang sangat baik.Berdasarkan analisis data menunjukkan dari data hasil tes pra siklus menunjukkan nilai rata-rata 59,5 dengan prosentase 15,9 % pada siklus I nilai rata-rata I sudah baik dengan angka 67,9 dan prosentase ketuntasannya mencapai 57,9% pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 83,2 atau dapat dikategorikan sangat baik, begitu juga dengan prosentase prestasi belajar mencapai 89,5% dan setelah melakukan tindakan jadi antara pra siklus,siklus I,siklus II dan tindakan yang dilakukan oleh peneliti pengaruh yang cukup besar.

Berdasarkan hal diatas, Setelah di terapkan metode problem solving dan pembelajaran secara kelompok hasilnya sangat memuaskan karena metode problem solving melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan, berpikir dan bertindak kreatif untuk menyelesaikan masalah yang dihadapai dengan tepat dan dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan sehingga siswa mencapai KKM 85 sesuai yang diiginkan dalam pembelajaran dari sejumlah 19 siswa mengalami ketuntasan belajar sejumlah 17 sudah mencapai KKM tinggal 2 siswa yang belum mencapai KKM .Saran dari peneliti yaitu meningkatkan kualitas pembelajaran guru dapat menerapkan Metode Problem Solving

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...I PERSETUJUAN PEMBIMBINGAN SKRIPSI...III PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI...IV ABSTRAKSI...V DAFTAR ISI...VI DAFTAR TABEL...IX DAFTAR LAMPIRAN...X BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah...1

B. Rumusan Masalah...6 A. Hasil Belajar PKN...11

1. Pengertian Belajar...11

2. Tujuan Belajar...13

3. Manfaat Belajar...13

4. Pengertian Pembelajaran ...14

5. Komponen-komponen Pembelajaran...14

6. Pembelajaran PKN...17

7. Hakekat Pembelajaran PKN...18

(6)

8. Tujuan Pembelajaran PKN...19

9. Manfaat Pembelajaran PKN...21

B. Tinjauan Metode Problem Solving...22

1. Pengertian Metode Problem Solving...22

2. Ciri- ciri Metode Problem Solving...23

3. Hakekat Metode Problem Solving...24

4.Tujuan Metode Problem Solving...25

5. Manfaat Metode Problem Solving...25

6. Langkah-langkah Metode Problem Solving...26

7. Evaluasi Terhadap Metode Problem Solving...27

8. Peningkatan Hasil Belajar dengan Metode Problem Solving....30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian...35

B. Subjek Penelitian dan Setting Penelitian...35

C. Variable yang diselidiki...36

D. Rencana Tindakan...36

E. Analisis data...38

F. Indikator Kinerja...52

G.Tim Peneliti dan Tugasnya...53

BAB IV : LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Obyek Penelitian ...54

B. Hasil Penelitian...56

C. Hasil Penelitian Siklus II...78

D. Data Hasil Penelitian...78

E. Pembahasan ...82

(7)

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan...83 B. Saran...83

(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaanya Dalam perkembangan istilah pendidikannya, istilah pendidikan atau paedagogei berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa1

Ahmad D.Marimba (2011:3) Mengemukakan Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh sipendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama unsur –unsur yang terdapat dalam pendidikan, dalam hal ini adalah:

a. Usaha (kegiatan ), usaha itu bersifat bimbingan ( pimpinan atau pertolongan ) dan dilakukan secara sadar

b. Ada pendidik, pembimbing, atau penolong

c. Ada yang dididik atau siterdidik

1

Hasbullah, Dasar-dasar ilmu pendidikan ( Jakarta : Rajawali pers, 2011) 1

(9)

d. Bimbingan itu mempunyai dasar dan tujuan

e. Dalam usaha itu tentu ada alat-alat yang digunakan

f. Hakekat Pendidikan ada lima hal yang menjadi dasar dalam hakekat pendidikan yakni: Hakekat Pendidikan ada lima hal yang menjadi dasar dalam hakekat pendidikan yakni :

• Pendidikan merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai

keseimbangan antara kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan pendidik

• pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi

lingkungan hidup yang mengalami perubahan yang semakin cepat

• pendidikan meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat

Pendidikan berlangsung seumur hidup

• pendidikan merupakan niat dalam menerapkan prinsip-prinsip ilmu

pengetahuan dan teknologi bagi pembentuan manusia seutuhnya.2

Salah satunya Pendidikan Kewarganegaraan materi Menampilkan nilai – nilai Pancasila memilikih peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan.Banyak permasalahan dan kegiatan dalam hidup kita diselesaikan dengan mengunakan PKN, Menyadari pentingnya pendidikan kewarganegaraan,

2

(10)

Sebagaimana tujuan dari PKN yaitu membina moral yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu perilaku yang memancarkan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat

Siswa MI merupakan cikal bakal tumbuhnya generasi masa mendatang untuk itu agar menjadi generasi penerus yang bermoral dan berakhlaq baik perlu dilakukan pendidikan yang benar-benar matang dan serigenerasi bangsa yang bermoral dan berkualitas tentunya memerlukan beberapa proses dalam penciptaanya.Salah satunya membekali peserta didik dengan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam pancasila sebab pancasila merupakan Dasar Negara dan pandangan hidup bangsa dalam menjalankan kehidupannya.

(11)

hasilnya kurang maksimal dan cenderung rendah dalam proses pembelajaran masih banyak di bawah KKM ( Kriteria Ketuntasa Minimal )

Dari hasil evaluasi yang dilakukan pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan siswa MI Sabilil Khoir kelas 2 Semester II tahun ajaran 2014-2015 Glagaharum–Porong. Jarak tempuh dari kecamatan Porong + 4 km terletak pada lintasan Desa. Luas kelas 6 x 5 m, satu kipas angin, udaranya cukup sejuk karena disekitar Sekolahan banyak ditumbuhi pepohonan dan dari

jumlah siswa 19, yang memenuhi KKM 70 % dan 30 % belum memenuhi KKM. Dari analisa diatas dapat dinyatakan bahwa Siswa kelas 2 MI Sabilil khoir belum maksimal dalam penguasaan materi dalam proses pembelajaran PKN tema “Menampilkan nilai-nilai Pancasila” hal ini dibuktikan bahwa pendidik belum pernah menerapkan metode Problem Solving, salah satu solusi yang dipergunakan dalam mengatasi permasalahan dikelas3

Pemecahan masalah dipandang sebagai suatu proses untuk menemukan kombinasi dari sejumlah aturan yang dapat diterapkan dalam upaya mengatasi sutuasi yang baru.Apabila seseorang telah mendapatkan suatu kombinasi perangkat aturan yang terbukti dapat dioperasikan sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi maka ia tidak saja dapat memecahkan suatu masalah, melainkan juga telah berhasil menemukan sesuatu yang baru. Sesuatu yang dimaksud 3

(12)

adalah perangkat prosedur atau strategi yang memungkinkan seseorang dapat meningkatkan kemandirian dalam berpikir ( Gagne, 1985:52)

(13)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan metode problem solving materi menampilkan Nilai-nilai Pancasila dalam proses pembelajaran pada siswa kelas 2 MI Sabilil Khoir Glagaharum – Porong?

2. Sejauh mana peningkatan hasil belajar yang telah dilakukan perubahan dengan menggunakan metode problem solving di kelas 2 MI Sabilil Khoir Glagaharum-Porong?

C. Tujuan penilitian

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang dikemukakan di atas tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penerapan metode problem solving materi menampilkan Nilai-nilai Pancasila dalam proses pembelajaran pada siswa kelas 2 MI Sabilil Khoir Glagaharum – Porong?

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar yang telah dilakukan perubahan dengan menggunakan metode problem solving di kelas 2 MI Sabilil Khoir Glagaharum-Porong?

D. Hipotesis Tindakan

(14)

pemecahan, dan menangguhkan pengambilan keputusan sampai terdapat bukti-bukti yang cukup.

Metode pemecahan masalah dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1. Dengan menggunakan Metode problem solving siswa dapat memahami permasalahan

2. Dengan menggunakan Metode problem solving siswa dapat melakukan identifikasi terhadap masalah yang dihadapi

3. Dengan menggunakan Metode problem solving siswa dapat melakukan perencanaan pemecahan masalah

4. Dengan menggunakan Metode problem solving siswa dapat menerapkan rencana pemecahan masalah

5. Dengan menggunakan Metode problem solving siswa dapat menilai hasil pemecahan masalah 4

E. Lingkup Penelitian

Ruang lingkup Mata pelajaran PKN perlu diketahui agar pada waktu memberikan materi kepada siswa, guru mempunyai batasan-batasan keluasan materi yang harus diajarkan. Hal ini dimaksudkan agar materi yang diajarkan di setiap kelas sesuai dengan tingkat perkembangan psikologis siswa dan tingkat

4

(15)

kesulitan materinya Agar penelitian ini terarah maka penelitian ini perlu dibatasi. Adapun Lingkup Penelitian adalah:

1. Peningkatan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan hanya diamati pada pokok bahasan “Menampilkan nilai-nilai Pancasila” yang disesuaikan dengan silabus dan RPP kelas 2 Semester II

2. Metode pembelajaran yang digunakan adalah Metode Problem Solving 3. Penilaian hasil belajar pada aspek kognitif,afektif,psikomotorik

4. Hasil belajar materi “Menampilkan nilai-nilai Pancasila” diukur dengan hasil tes pada tiap akhir siklus I dan siklus II yang telah dicapai/diperoleh peserta didik dari pengalaman yang diikuti selama proses pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran Metode Problem Solving

5. Lokasi penelitian ini di MI Sabilil Khoir Glagaharum- Porong

F. Definisi Operasional .

(16)

pokok bahasan mata pelajaran PKN materi Menampilkan nilai- nilai Pancasila pada kelas 2 Semester II .5

Prinsip dasar dalam metode Problem Solving adalah perlunya aktivitas dalam mempelajari sesuatu. Problem Solving tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak banyaknya kepada siswa. Kelebihan model Problem Solving (Hamdani, 2011:84) antara lain: melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan, berpikir dan bertindak kreatif, memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis, mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan, menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan, merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat, dan dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan khususnya

G. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Secara teoritik, dapat memberikan kontribusi ilmu pengetahuan bagi lembaga pendidikan khususnya yang berhubungan dengan strategi pembelajaran

5

Zuhairini, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ( Malang:Universitas Negeri Malang, 2004)75

(17)

2. Secara empirik, hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan atau manfaat bagi:

a. Sekolah

Sekolah dapat meningkatkan kualitas pembelajrn sesuai basis kompetensi sehingga proses pembelajaran sesuai dengan tujuan lembaga pendidikan khususnya di MI Sabilil Glagaharum-Porong. Memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah yang tercermin dari peningkatan kemampuan profesional para guru perbaikan proses dan hasil belajar siswa. b. Guru

Guru dapat memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya secara profesional karena dapat menunjukkan bahwa ia mampu menilai, memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya dan melaksanakan pembelajaran PKN sesuai dengan kurikulum yang berlaku sehingga anak didiknya dapat lebih paham pelajaran PKN

c. Siswa

(18)
(19)
(20)
(21)

BAB II KAJIAN TEORI A. Hasil Belajar PKN

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman atau tingkah laku.Yang dimaksud pengalaman adalah segala kejadian atau peristiwa yang secara sengaja maupun tidak sengaja dialami setiap orang.1

Hasil belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan yang bukan hanya mengingat akan tetapi mengalami secara langsung, hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan , melainkan perubahan kelakuan hamalik ( 2003:27) jika seseorang telah mengalami proses belajar tentu akan memperoleh hasil belajar yang disebut prestasi

Thobroni (2011:17) menjelaskan belajar sebagai konsep mendapatkan pengetahuan dalam praktiknya banyak dianut. Guru bertindak sebagai pengajar yang berusaha memberikan ilmu pengetahuan

sebanyak-1 Muhaimin, Abd Ghofir, Nur Ali Rahman

, Strategi Belajar Mengajar (Surabaya : cv.Citra media karya anak bangsa) 43

(22)

banyaknya dan peserta didik giat mengumpulkan atau menerimanya. Solihatin (2012:5) juga merumuskan pengertian belajar sebagai proses perubahan perilaku akibat interaksi individu dengan lingkungan. Proses perubahan perilaku ini tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi ada yang sengaja direncanakan dan ada yang dengan sendirinya terjadi karena proses kematangan. Setelah memahami pengertian belajar, maka setelah itu ada beberapa prinsip, tujuan dan manfaat belajar. Adapun dari belajar itu sendiri adalah:

1. Perubahan perilaku:

Perubahan disini merupakan perubahan sebagai hasil tindakan dari peserta didik yang didapati setelah belajar.Bertujuan terarah,positif,aktif dan mencakup keseluruhan potensi peserta didik

a. Belajar merupakan proses:

b. Belajar merupakan proses adalah terjadi karena didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai

c. Belajar merupakan pengalaman:

(23)

2. Tujuan Belajar:

Adapun tujuan proses belajar dapat dapat dilihat dari perubahan sikap maupun hasil dari proses belajar itu sendiri. Tujuan belajar itu sendiri sebagai berikut:

a. Membantu siswa untuk menjadi pribadi yang utuh

b. Memperoleh hasil belajar dan pengalaman

c. Memperoleh perubahan mental

d. Mempertinggi martanat pribadi

3. Manfaat Belajar:

Manfaat belajar sangat tinggi selain untuk pribadi tiap para peserta didik juga untuk kemajuan lingkungan yang ditempatinya.Adapun manfaat belajar adalah:

a.Bagi pelajar mempertinggi martabat pribadi

b. Mendapatkan manfaat hidup yang lebih baik

(24)

4. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan peserta didik dalam definisi ini terkandung makna bahwa dalam pembelajaran tersebuta ada kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan metode/strategi yang optimal untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan dalam kondisi tertentu.2

Pembelajaran berarti upaya membelajarkan siswa (Degeng, 1989) Dengan demikian , strategi pembelajaran berarti cara dan seni untuk menggunakan semua sumber belajar dalam upaya membelajarkan siswa.Sebagai suatu cara, strategi pembelajaran dikembangkan dengan kaidah-kaidah tertentu sehingga membentuk suatu bidang pengetahuan tersendiri

5. Komponen-komponen Pembelajaran

Berbagai usaha dilakukan untuk menganalisis proses pengolahan pembelajaran ke dalam unsur-unsur komponennya.Komponen-komponen tersebut meliputi:

2 Muhaimin, Abd.Ghofir, Nur Ali Rahman,

Strategi Belajar Mengajar (Surabaya: CV.Citra Media Karya Anak Bangsa, 1996), 133

(25)

a. Kondisi Pembelajaran , yakni faktor yang mempengaruhi startegi pembelajaran dalam meningkatkan hasil pembelajaran, variabel kondisi pembelajaran dikelompokkan menjadi tiga yaitu

b. Tujuan dan karakteristik bidang pembelajaran merupakan pernyataan tentang hasil pembelajaran yang diharapkan.Tujuan pembelajaran ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat khusus

c. Karakteristis bidang studi merupakan aspek-aspek yang dapat memberikan landasan yang berguna dalam mempreskripsikan strategi pembelajaran.Kendala terkait dengan keterbatasan sumber- sumber, seperti waktu, media, personalia, dan uang

d. Karakteristik siswa terkait dengan kualitas individu siswa seperti bakat, motivasi, gaya belajar, pengetahuan awal yang telah dimilikinya

e. Strategi Pembelajaran, yang meliputi strategi pengorganisasian isi pembelajaran, Strategi penyampaian isi pembelajaran, dan strategi pengelolaan pembelajaran

(26)

f. penataan isi, pembuatan diagram, dan sejenisnya

g. Strategi penyampaian adalah cara untuk menyampaikan pembelajaran pada siswa untuk menerima serta merespons masukan siswa

h. Strategi Pengelolaan adalah cara untuk menata interaksi antar siswa dan variabel strategi pembelajaran lainnya.

i. pengorganisasian dan strategi penyampaian adalah Strategi pengelolaan pembelajaran berhubungan dengan pemilihan tentang strategi pengorganisasian dan strategi penyampain yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung strategi pengolalaan pembelajaran berhubungan dengan penjadwalan, pembuatan catatan kemajuan belajar, dan motivasi

j. Hasil Pembelajaran adalah Semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan strategi pembelajaran di bawah kondisi yang berbeda ( Degeng, 1989).Variabel hasil pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu Keefektifan, efisiensi dan daya tarik

(27)

e. fisiensi Pembelajaran, diukur dengan perbandingan antara keefektifan dan jumlah waktu yang dipakai siswa atau jumlah biaya yang digunakan dalam pembelajaran

m. Daya tarik Pembelajaran , di ukur dengan mengamati kecenderungan siswa untuk tetap/terus belajar3

6. Pembelajaran PKN

Pengertian Pendidikan menurut para ahli adalah Pendidikan Undang- Undang sisdiknas No.20 Tahun 2003 Bab I Pasal I

Pendidikan adalah Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,kecerdasan, akhlaq mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, Negara.

Pendidikan Kegarwanegaraan adalah Mata pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berkar pada budaya bangsa Indonesia.Pendidikan PKN juga

3

(28)

memberikan pemahaman dasar tentang pemerintahan , tata cara demokrasi, tentang kepedulian, sikap yang mampu mengambil keputusan politik secara rasional sehingga dapat mempersiapkan warga negara yang demokratis partisipatif melalui suatu pendidikan yang berorientasi pada pengembangan berpikir kritis dan bertindak demokratis

7. Hakekat Pembelajaran PKN

Pendidikan Kewarganegaraan pada hakikatnya merupakan pendidikan yang mengarah pada terbentuknya warga negara yang baik dan bertanggung jawab berdasarkan nilainilai dan dasar negara Pancasila atau dengan perkataan lain merupakan pendidikan Pancasila dalam praktik (Depdiknas, 2007:3). Soemantri (Ruminiati, 2007:1.25) menyebutkan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran sosial yang bertujuan untuk embentuk atau membina warga negara yang baik, yaitu warga negara yang mautahu, dan mampu berbuat baik.

(29)

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajatan yang memfokuskan pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosial, bahasa dan suku bangsa untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter . Program Pendidikan berdasarkan nilai-nilai pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa yang diharapkan menjadi jatidiri yang di diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan Kewarganegaraan menfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosial, budaya,usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga dalam pandangan Demokratis, Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan yng bertujuan untuk mendidikan para siswa agar mampu menjadi warga negara yang demokratis dan partisipatif dalam pembelaan negara

(30)

Nasional-Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Menengah, Nasional-Direktorat Pendidikan Menengah Umum4

8. Tujuan Pembelajaran PKN

Tujuan pembelajaran PKN di Sekolah Dasar adalah untuk membentuk watak atau karakteristik warga negara yang baik .Tujuan mata pelajaran PKN adalah :

a. Berpikir kritis, rasional dan kreatif

b. Berpartisipasi secara cerdas dan tanggung jawab, serta bertindak secara sadar dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat di Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain

d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi5

Dalam hal ini manfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik. Hal ini akan mudah tercapai jika pendidikan nilai moral dan norma tetap ditanamkan pada siswa sejak usia dini, karena jika siswa sudah

4 Junaidi dkk, Pendidikan Pembelajaran Kewarganegaraan(Lapis PGMI,Surabaya:2009),5

5 Ahmad susanto,

Teori Belajar Pembelajaran di Sekolah Dasar,(Jakarta:Kencanagroup,2013)288

(31)

memiliki nilai moral yang baik, maka tujuan untuk membentuk warga negara yang baik akan mudah diwujudkan. Dari ulasan mengenai tujuan pembelajaran PKn tersebut, maka peneliti menyimpulkan tujuan PKn adalah

untuk menjadikan warga negara yang baik, yaitu warga negara yang mau tahu, mau dan sadar akan hak dan kewajibannya. Permendiknas No. 22 tahun 2006, menyebutkan ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk pendidikan dasar dan menengah

9. Manfaat Pembelajaran PKN

Manfaat Pembelajaran PKN di Sekolah Dasar adalah terbentuknya watak atau karakteristik warga negara yang baik.

Manfaat mata pelajaran PKN adalah:

a. Membantu siswa memperoleh pemahaman cita-cita nasional/tujuan negara

b. Dapat mengambil keputusan-keputusan yang bertanggung jawab dalam menyelesaikan masalah pribadi, masyarakat dan negara

c. Dapat mengapresiasikan cita-cita nasional dan dapat membuat keputusan-keputusan yang cerdas6

6http://bromocyber.azisgr.com/2010/05/pendidikan -kewarganegaraan-pkn.html,(02

Maret 2015)

(32)

B. Tinjauan Metode Problem Solving 1. Pengertian Metode Problem Solving

Metode Problem Solving adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan mengajak dan memotivasi murid untuk memecahkan masalah dalam kaitannya dengan kegiatan proses belajar mengajar7

Pemecahan masalah dipandang sebagai suatu proses untuk menemukan kombinasi dari sejumlah aturan yang dapat di terapkan dalam upaya mengatasi situasi yang baru. Pemecahan masalah tidak sekedar sebagai bentuk kemampuan menerapkan aturan –aturan yang telah dikuasai melalui kegiatan –kegiatan belajar terdahulu , melainkan lebih dari itu merupakan proses untuk mendapatkan seperangkat aturan pada tingkat lebih tinggi.

Apabila seseorang telah mendapatkan suatu kombinasi perangkat aturan yang terbukti dapat dioperasikan sesuai dengan situasi , yang sedang dihadapi maka ia tidak saja dapat memecahkan masalah , melainkan juga telah berhasil menemukan sesuatu yang dimaksud adalah perangkat prosedur

7

Zuhairini, Abdul Ghofir, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Malang, 2004), 75

(33)

atau strategi yang memungkinkan seseorang dapat meningkatkan kemandirian dalam berpikir ( Gagne, 1985).

2. Ciri - ciri Metode Problem Solving menurur Solso ( dalam wankat & Oreovocz , 1995 ) diantaranya:

Siswa mengadakan identifikasi masalah ( indentification the problem ) a. Representasi permasahan ( representation of the problem ) b. Perencanaan Pemecahan ( planning the solution )

c. Menerapkan / mengimplementasikan perencanaan ( execute the plan d. Menilai perencanaan ( evaluate the plan )

(34)

3. Hakekat Metode Pembelajaran Problem Solving

Metode Pembelajaran ini berasal dari John Dewey , Maksud utama metode ini adalah memberikan latihan kepada murid dalam berpikir.metode ini dapat menghindarkan untuk membuat kesimpulan tergesa-gesa, menimbang-nimbang berbagai kemungkinan pemecahan, dan menangguhkan pengambilan keputusan sampai terdapat bukti- bukti yang cukup8. pembelajaran Problem Solving menemukan akar intelektualnya pada penelitian John Dewey. Dalam demokrasi dan pendidikan Dewey menyampaikan pandangan bahwa sekolah seharusnya mencerminkan masyarakat yang lebih besar dan kelas merupakan laboratorium untuk memecahkan masalah kehidupan nyata. Ilmu mendidik Dewey menganjurkan pembelajar untuk mendorong pembelajar terlibat dalam proyek atau tugas berorientasi masalah dan membantu mereka menyelidiki masalah intelektual dan sosial. Dewey juga menyatakan bahwa pembelajaran disekolah seharusnya lebih memiliki manfaat dari pada abstrak dan pembelajaran yang memiliki manfaat terbaik dapat dilakukan oleh pembelajar dalam kelompok kecil untuk menyelesaikan proyek yang menarik dan pilihan mereka sendiri (Alfitiana, 2012)

8 Muhaimin, Abd.Ghofir, Nur Ali Rahman ,

Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya:CV.Citra Media

(35)

4. Tujuan Metode Pembelajaran Problem Solving

Tujuan Metode Problem Solving adalah menambah sikap kepada siswa agar dapat berpikir kritis terhadap beberapa permasalahan yang dihadapinya serta dapat bersikap untuk memecahkan masalah adalah:

a. Metode Problem Solving melatih siswa berpikir kritis dan dinamis terhadap suatu masalah tertentu.

b. Keberanian dan rasa tanggung jawab murid dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan yang ada di masyarakat.9

5. Manfaat Metode Pembelajaran Problem Solving

Manfaat Metode Problem Solving adalah membuat sikap kepada siswa agar dapat berpikir kritis terhadap beberapa permasalahan yang dihadapinya serta dapat bersikap untuk memecahkan masalah adalah:

a. Siswa berpikir kritis dan dinamis terhadap suatu masalah tertentu.

b. Melatih keberanian dan rasa tanggung jawab murid dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan yang ada di

9 Zuhairini, Abdul Ghofir,

Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,

(36)

6. Langkah- Langkah Metode Problem Solving a. Menemukan Masalah

Memberikan permasalahan yang diangkat dari latar kehidupan b. Pendefinisian Masalah

Mendorong dan membimbing siswa untuk menggunakan kecerdasan intrapersonal dan kemampuan awal

c. Mengumpulkan fakta

Membimbing siswa untuk melakukan pengumpulan fakta d. Pengujian hipotesis (dugaan sementara)

Membimbing siswa untuk menyusun jawaban. Hipotesis (dugaan sementara) terhadap permasalahan yang dihadapi

e. Melakukan penyelidikan

Membimbing siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap informasi dan data yang telah diperolehnya

f. Menyempurnakan permasalahan yang telah didefinisikan

Membimbing siswa melakukan penyempurnaan terhadap masalah yang telah didefinisikan

g. Menyimpulkan alternatif pemecahan secara kolaboratif

(37)

h. Melakukan pengujian hasil (solusi) pemecahan masalah

Membimbing siswa melakukan pengujian hasil (solusi) pemecahan masalah10

7. Evaluasi Terhadap Metode Problem Solving

Pengajar atau tenaga pendidik perlu memberikan waktu khusus untuk siswa mengemukakan argumentasi yang menjadi isu terhadap suatu masalah yang ada dan diharapkan bisa menjadi acuan peserta didik dalam memecahkan masalah.

a. Faktor- faktor yang mempengaruhi proses dan Hasil Belajar

Untuk memahami kegiatan yang disebut “belajar” perlu dilakukan analisis untuk menemukan persoalan-persoalan apa yang terlibat di dalam kegiatan belajar itu. Belajar merupakan proses, sebagai proses sudah barang tentu harus ada yang diproses (masukan dan input) dan hasil dari pemrosesan (keluaran atau output) jadi dalam hal ini kita dapat menganalisis kegiatan

10

(38)

belajar itu dengan pendekatan analisis sistem.Dengan pendekatan sistem, menunjukkan bahwa masukan kentah (raw input) merupakan bahan baku yang perlu diolah, dalam hal ini diberi pengalaman belajar tertentudalam proses belajar-mengajar (teaching-learning process)

Belajar mengajar itu turut berpengaruh pula sejumlah faktor lingkungan yang merupakan masukan lingkungan , dan berfungsi sejumlah faktor yang sengaja dirancang dan dimanipulasikan ( instrumental input) guna menunjang tercapainya keluaran yang dikehendaki ( output).

Berbagai faktor tersebut berinteraksi satu sama lain dalam menghasilkan keluaran tertentu

Di dalam proses belajar-mengajar di sekolah, maka yang dimaksud masukan mentah atau raw input adalah siswa sebagai raw input siswa memiliki karakteristik tertentu, baik fisiologis mupun psikologis. Mengenai fisiologis ialah bagaimana kondisi fisiknya, panca inderanya, dan sebagainnya. Semua ini dapat mempengaruhi bagaimana proses dan hasilnya

(39)

instrumental input merupakan faktor yang sangat penting pula dan paling menentukan dalam pencapaian hasil/output yang dikehendaki, karena intrumental input inilah yang menentukan bagaimana proses belajar-

mengajar itu akan terjadi didalam diri sipelajar

(40)

b. Faktor Luar

a) Lingkungan yakni Faktor alam dan faktor sosial

b) Instrumental yang terdiri dari kurikulum/ bahan pelajaran, Guru/pengajar, Sarana dan fasilitas, Administrasi/ Manajemem

c. Faktor Dalam

a) Fisiologi yakni kondisi fisik dan kondisi panca indera

b) Psikologi yang terdiri dari bakat, minat, kecerdasan, motivasi, kemampuan kognitif11

8. Peningkatan Hasil Belajar dengan Metode Problem Solving

Dalam pelaksanaaan Metode Problem Solving ,banyak variabel yang memengaruhi kesuksesan seorang guru. Penguasaan dan keterampilan guru dalam penguasaan materi pembelajaran dan strategi pembelajaran tidak menjamin untuk mampu meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal. Secara umum ada beberapa variabel , baik teknis maupun nonteknis yang berpengaruh dalam keberhasilan proses pembelajaran.

Beberapa variabel tersebut , antara lain:

a. Kemampuan guru dalam membuka pembelajaran

b. Kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan inti pembelajaran

11

(41)

c. Kemampuan guru melakukan penilaian pembelajaran d. Kemampuan guru menutup pembelajaran

e. Faktor penunjang 12

Di samping faktor penunjang dari dari guru juga pengaruh dari aktivitas siswa, segala aktivitas fisik maupun mental yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran, yang dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran secara optimal. Peneliti menetapkan indikator keberhasilan aktivitas siswa

dalam melaksanakan pembelajaran PKN melalui metode Problem Solving , sebagai berikut.

a) Mempersiapkan diri untuk menerima pelajaran

b) Mendengarkan informasi yang disampaikan guru, yaitu tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan pemaparan materi (aktivitas mendengarkan).

c) Bergabung dengan kelompoknya untuk berdiskusi

d) Permasalahan yang ditemui , Mengidentifikasi permasalahan yang menjadi pokok pembahasan dalam pembelajaran dan merumuskan permasalahan yang akan menjadi bahan diskusi kelompok, Berdiskusi membuat

12 Made wena

, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta : Bumi Aksara, 2013),17

(42)

perencanaan untuk menyelesaikan masalah yang ada dalam Memecahkan masalah .

Menilai hasil pemecahan masalah dan mencatat hasil diskusi mempresentasikan hasil diskusi dan menanggapi presentasi dari kelompok

lain, Mendapatkan penghargaan atas

hasil

kerja kelompok.Mengikuti

kegiatan akhir aktivitas menulis, dan mendengarkan ). Aktivitas tersebut menjadi aspek yang akan diamati oleh peneliti melalui lembar pengamatan keterampilan guru dalam pembelajaran PKN dengan menerapkan metode Problem Solving hasil belajar siswa merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah melakukan aktivitas belajar. Soediarto (Solihati2012:6) mendefinisikan hasil belajar sebagai tingkat penguasaan suatu pengetahuan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti program pembelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan. Purwanto (2011:49) menyatakan hasil belajar adalah perwujudan

Kemampuan akibat perubahan perilaku yang dilakukan oleh usaha pendidikan. Sedangkan, Aronson dan Briggs (Solihatin, 2012:6) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah perilaku yang dapat diamati dan menunjukkan kemampuan yang dimiliki seseorang. Hasil belajar ini sering dinyatakan dalam bentukbentuk pembelajaran.

(43)

1. Kognitif

Kognitif terdiri dari enam tingkatan yaitu: a. Pengetahuan (mengingat,, menghafal) b. Pemahaman (menginterpretasikan)

c. Aplikasi (menggunakan konsep untuk memecahkan suatu masalah d. Analisi (menjabarkan suatu konsep)

e. Sintesis (menggabungkan bagian-bagian konsep menjadi suatu konsep utuh)

f. Evaluasi (membandingkan nilai, ide, metode, dan sebagainnya) 2. Psikomotor

Psikomotor terdiri dari dari lima tingkatan, yaitu a. Peniruan (menirukan gerak)

b. Penggunaan (menggunakan konsep untuk melakukan gerak) c. Ketepatan (melakukan gerak dengan benar)

d. Perangkaian (melakukan beberapa gerakan sekaligus dengan benar) e. Naturalisasi (melakukan gerak secara wajar)

3. Afektif

Afektif terdiri dari lima tingkatan, yaitu

a. Pengenalan (ingin menerima,sadar akan adanya sesuatu) b. Merespons (aktif berpastisipasi)

(44)

d. Pengorganisasian (menghubung-hubungkan nilai-nilai yang dipercayai)

e. Pengalaman (menjadikan nilai-nilai sebagai bagian dari pola hidup)13

Kemampuan Pemecahan masalah sangat penting artinya bagi siswa dan masa depannya. Para ahli pembelajaran sependapat bahwa kemampuan pemecahan masalah dalam batas-batasan tertentu , dapat dibentuk melalui bidang studi dan disiplin ilmu yang diajarkan (Suharsono, 1991)Persoalan tentang begaimana mengajarkan pemecahan masalah tidak akan pernah terselesaikan tanpa memerhatikan jenis masalah yang ingin dipecahkan, saran dan bentuk program yang disiapkan untuk mengajarkannya, serta variabel-variabel pembawaan siswa14

13

Hamzah.B.Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran (Jakarta: PT Bumi Aksara:2010)14

14

(45)
(46)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode Penilitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu suatu bentuk kegiatan yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk melakukan tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas. Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dimana akan menghasilkan suatu data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dan perilaku dari peserta didik yang dapat diamati. Sedangkan jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Dimana penelitian tindakan kelas ini sengaja dilaksanakan oleh peneliti yang bertugas sebagai seorang pengajar dengan maksud memperbaiki proses pembelajaran di kelas menjadi lebih baik, peneliti dapat memperoleh hasil dari penelitian yang berupa hasil belajar peserta didik, pengamatan ataupun wawancara secara langsung.

B. Setting Penelitian dan Karakteristik subyek Penelitian 1. Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan 28 Pebruari 2015 sampai 5 Maret 2015 lokasi penelitian dilaksanakan di MI Sabilil Khoir Glagaharum- Porong,

(47)

2. Karakteristik Subyek Penelitian

Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas II MI Sabilil Khoir Glagaharum Porong Sidoarjo semester Genap Tahun 2014-2015 melalui mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan tentang Menampilkan nilai–nilai Pancasila di MI Sabilil Khoir Glagaharum –Porong Sidoarjo berjumlah 19 siswa. Yang terdiri dari siswa laki-laki 10 dan perempuan 09

C. Variabel Yang Diselidiki

Dalam penelitian ini yang diselidiki mengenai upaya peningkatan hasil belajar materi menampilkan nilai-nilai Pancasila mata pelajaran PKN siswa Glagaharum-Porong

Adapun rincian yang diteliti adalah:

a. Variabel input : Siswa kelas II MI Sabilil Khoir Glagaharum-Porong b. Variabel output : Hasil belajar Materi Menampilkan nilai-nilai Pancasila c. Variabel proses : Penerapan Metode Problem Solving

D. Rencana Tindakan

Penelitian ini dilakukan dengan memberikan tindakan berupa: 1. Rencana Penelitian

(48)

belajar yang memenuhi nilai ketuntasan yang menjadi dasar dari pengukuran disekolah, dengan harapan adanya peningkatan hasil belajar mata pelajaran

a. Persiapan Pelaksanaan PTK

b. Persiapan Penyusunan instrumen dan skenario penelitian a) Menyusun RPP

b) Menyusun instrumen observasi c) Menentukan pelaku tindakan d) Menentukan pelaku observasi

c. Menyiapkan bahan pembelajaran yang digunakan untuk penelitian d. Menyusun rencana tindakan

Tindakan yang akan diberikan adalah berupa penerapan metode Problem Solving dan bidang pengembangan yang diharapkan dapat meningkatkan aspek kognitif, afektif, psikomotorik,diantaranya aspek tersebut meliputi materi menampilkan nilai-nilai Pancasila dalam mata pelajaranPKN

2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini akan menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart dimana dalam satu siklusnya terdapat

(49)

a) tindakan yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran PKN materi Menampilkan nilai-nilai Pancasila dengan baik

b) Mengembangkan pembelajaran

c) Menyiapkan sumber dan bahan pembelajaran

d) Menyiapkan fasilitas dan saran pendukung

e) Menyiapkan instrumen pengumpulan data yaitu:

• Lembar pengamatan aktifitas siswa

• Lembar pengamatan aktifitas guru

• Lembar instrumen RPP

• Lembar validasi instrumen observasi dan RPP

• Tes soal

f) Merencanakan kriteria keberhasilan perbaikan pembelajaran

(50)

3. Diskusi Pra Siklus

Setelah tindakan yang sudah dilakukan pada pra siklus guru dan observer melakukan diskusi untuk membahas yang menjadi kendala maupun hasil dari tindakan secara keseluruhan mulai dari awal proses pembelajaran

tindakan secara keseluruhan mulai dari awal proses pembelajaran sampai refleksi

4. Tindakan Siklus I

a. Perencanaan

Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah:

a) Menentukan pokok bahasan materi menampilkan nilai-nilai Pancasila

b) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran pra siklus yang difokuskan pada gambaran untk mendapatkan perencanaan langkah langkah perbaikan tindakan yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran PKN materi Menampilkan nilai-nilai Pancasila dengan menerapkan metode Problem Solving

c) Mengembangkan pembelajaran

(51)

e) Menyiapkan fasilitas dan saran pendukung

f) Menyiapkan instrumen pengumpulan data yaitu:

• Lembar pengamatan aktifitas siswa

• Lembar pengamatan aktifitas guru

• Lembar instrumen RPP

• Lembar validasi instrumen observasi dan RPP

• Tes soal

g) Merencanakan kriteria keberhasilan perbaikan pembelajaran

(52)

Tabel 3.1 Instrumen Penilain N 5 Arifatul Kamiliyah 6 Dwi fairuza Zakiyah 7 Jefry al muqni

8 Karimah Devi N

9 Moch.Andik

10 M.Hilmi Al amri

11 M.Imamudin

12 M.Iqbal Zulfikar 13 M.Kevin Rizaldi

14 M.Mukhlas A

(53)

Kriteria Penilaian :

Rubrik kriteria penilaian : 1 Kerjasama

a. Dapat kerja sama dengan baik sesuai dengan materi dan tujuan b. Dapat kerja sama dengan baik tidak sesuai dengan materi dan tujuan c. Tidak dapat kerja sama dengan baik dan tidak sesuai materi dan tujuan 2 Inisiatif

a. Mempunyai gagasan dan sesuai dalam memecahkan materi yang diberikan b. Mempunyai gagasan tapi kurang tepat memecahkan materi yang diberikan c. Tidak mempunyai gagasan dalam memecahkan materi yang di berikan 3 Perhatian

a. Dapat Memperhatikan dengan baik sesuai dengan materi dan tujuan

b. Memperhatikan Guru dengan baik tapi kurang sesuai dengan materi dan tujuan

(54)

5. Panduan Observasi

Melakukan pengamatan terhadap keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran PKn menggunakan metode Problem Solving dan media, Melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran PKn menggunakan metode Problem Solving memantau kerjasama siswa selama proses diskusi. Mencatat halhal penting yang terjadi selama pelaksanaan tindakan.

a. Refleksi

Mengkaji proses pelaksanaan tindakan pada siklus I melalui lembar hasil observasi, lembar wawancara dan catatan lapangan.

(55)

Tabel 3.2

Lembar Instrumen Observasi Aktifitas Siswa : N

o

Indikator/Aspek Yang Diamati Pengamat Skor Skor Penilaian

1 2 3

1 Siswa merespon apersepsi/ motivasi yang diberikan oleh guru

2 Siswa mendengarkan saat tujuan pembelajaran dimulai

3 Siswa memusatkan perhatian pada materi pembelajaran yang dipelajari 3 Siswa memusatkan perhatian pada

materi pembelajaran yang dipelajari 4 Siswa antusias ketika diperkenalkan

dan dijelaskan oleh guru materi menampilkan nilai-nilai pancasila yang disampaikan

5 Siswa melakukan sikap menampilkan nilai-nilai pancasila

6 Siswa mengerjakan dengan tertip lembar kerja kelompok

7 Siswa mempresentasikan hasil pekerjaanya

8 Siswa memberi tanggapan saat guru mengecek pemahaman

9 Siswa mengerjakan dengan tertip saat dilaksanakan tes evaluasi tertulis perorangan oleh guru

(56)

Tabel 3.3

Lembar Instrumen Observasi Aktifitas Guru :

No Indikator/Aspek Yang Diamati Pengamat Skor Skor

Penilaian 1 2 3 1 Guru memberikan apersepsi/ motivasi

yang diberikan oleh siswa

2 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran 3 Guru memusatkan perhatian pada

materi pembelajaran yang dipelajari 4 Guru memperkenalkan danmenjelaskan

siswa tentang materi menampilkan nilai-nilai pancasila yang disampaikan 5 Guru memberikan contoh melakukan

sikap menampilkan nilai-nilai pancasila 6 Guru memberikan lembar kerja

kelompok

7 Guru meminta hasil pekerjaanya 8 Guru memberi tanggapan saat guru

mengecek pemahaman

9 Guru memberi tes evaluasi tertulis perorangan kepada siswa

10 Guru memberi penguatan diakhir kegiatan pembelajaran disampaikan kepada siswa

(57)

Gambar 3.1 Tahapan dalam Siklus Penelitian Tindakan Kelas

(Sumber: Kemmis dan Mc Taggart dalam Arikunto, 2006: 97)

b. Tindakan pra siklus

Dilakukan sebelum pelaksanaan siklus untuk mengetahui kemampuan siswa

Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah:

1. Menentukan pokok bahasan materi menampilkan nilai-nilai Pancasila

2. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran pra siklus yang difokuskan pada gambaran untk mendapatkan perencanaan langkah langkah perbaikan

3. Tes

Perencanaan

Pelaksanaan SIKLUS-I

Refleksi

Perencanaan Pengamatan

Pelaksanaan Pengamatan

(58)

Tes dilakukan dengan maksud memperoleh hasil ketrampilan, pengetahuan dari peserta didik untuk dijadikan alat pengukur kemampuan peserta didik. Tes yang akan dilakukan dalam penelitian ini berupa tes awal (pre test) dan tes akhir (post test). Tes awal dapat diambil dari hasil belajar c. Bentuk bentuk Tes

Tes sebagai bagian penting dalam proses pengumpulan data dapat diklasifikasi berdasarkan cara mengerjakannya sebagai berikut

a) Tes tulis suatu tes yang menuntut siswa siswi memberikan jawaba secara tulis

b) Tes lisan suatu tes yang menuntut siswa siswi memberikan jawaban secara lisan, melalui percakapan orang yang dites dengan orang yang menberikan tes tentang permasalahan yang diujikan

c) Tes perbuatan , suatu tes yang menuntut siswa siswi memberikan jawaban dengan cara melakukan perbuatan , penampilan, atau tindakan

d) Tes tulis

Tes tulis terdiri dari 2 bentuk berikut

Tes obyektif adalah tes tulis yang menuntut siswa siswi memilih jawaban yang telah disediakan atau memberikan jawaban singkat terbatas .Bentu- bentuknya berupa :

(59)

d. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data dari dokumue dokumen seperti pengumpulan data guru dari dokumen riwayat hidup mereka atau data murid dari buku induk dan sebagainnya dilakukan dengan meneliti yang adan mempunyai relevansi dengan tujuan1

Data ini digunakan untuk memperoleh data sekunder tentang latar belakang penelitian yang meliputi:

a)Sejarah singkat sekolah b)Keadaan guru

c)Keadaan siswa d)Denah sekolah e. Wawancara

Wawancara (interview) adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan cara tanya jawab sepihak (Arikunto, 2012:44). Wawancara dilakukan untuk memperoleh data tentang keefektifan pembelajaran PKn sebelum dan sesudah menggunakan metode

Problem Solving

Wawancara berguna untuk memperkuat data yang

diperoleh dalam observasi dan catatan lapangan

1

Anas sudijono, statiska pendidikan , ( Jakarta:Rajawali pers, 2006),30

(60)

f. Diskusi hasil tindakan siklus II

Setelah tindakan yang sudah dilakukan pada siklus II guru dan observer melakukan diskusi untuk membahas yang menjadi kendala maupun hasil dari tindakan secara keseluruhan mulai dari awal proses pembelajaran sampai refleksi

g. Pedoman Sekolah

Sumber Data dalam penelitian adalah:

a) Sumber data primer yang meliputi : Kepala Madrasah, gurukelas, siswa kelas II, hasil penelitian

b) Sumber sekunder yang meliputi : Dokumentasi, sumber data lainnya yang sesuai pembahasan

E. Analisis data

Analisis data merupakan cara yang digunakan dalam mengolah data yang berhubungan erat dengan perumusan masalah yang telah diajukan sehingga

dapat digunakan untuk menarik kesimpulan.Data yang diperoleh akan diolah dan dianalisis secara deskriptif, kuantitatif, kualitatif yaitu:

1. Data Kuantitatif

(61)

evaluasi berupa soal tes tulis pada setip akhir siklus.Analisi ini di hitung dengan menggunakan statistik sederhana yang berupa rumus-rumus sederhana sebagai berikut:

a. Penilaian hasil ( Tes)

Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa kelas tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata.Nilai rata-rata ini didapat dengan menggunakan

rumus X = ∑X ∑N Keterangan:

X = Nilai Siswa

∑ X = Jumlah nilai semua siswa ∑ N = Jumlah siswa

b. Ketuntasan belajar

Ada dua kategori ketuntasa beajar yaitu secara perorangan dan klasikal a) Ketuntasan secara perorangan

(62)

b) Ketuntasan secara klasikal

Kelas dikatakan tuntas apabila 85% dari siswanya telah mencapai skor > KKM, untuk menghitung prosentase ketuntasan klasikal digunakan rumus sebagai berikut:

P = F X 100 %

Keterangan:

P = Prosentase yang akan dicari F = Jumlah siswa yang tuntas N = Jumlah seluruh siswa

Hasil penelitian yang telah diperoleh tersebut kemudian diklarifikasikan kedalam bentuk penskoran nilai siswa dengan menggunakan kriteria standart Madrasah Ibtidaiyah sebagai berikut:

90 -100 = Sangat baik 70 – 89 = Baik 50 – 69 = Cukup baik 0 - 49 = Tidak baik 2. Data Kualitatif

(63)

dilapangan lalu di analisis sert pada intinya dat kualitatif didapati secara sempit pembahasannya di bandingkan data kuantitatif

F. Indikator Kinerja

Indikator kinerja merupakan suatu cerita yang digunakan untuk melihat tingkat ketercapaian dalam proses pembelajaran

1. Pembelajaran PKN menggunakan metode Problem Solving dengan belajar individu dan kelompok meningkat dengan kriteria baik pada lembar observasi guru

2. Pembelajaran PKN menggunakan metode Problem Solving dengan belajar individu dan kelompok meningkat dengan kriteria baik pada lembar observasi siswa

3. Aktifitas siswa dalam pembelajaran PKN menggunakan Metode Problem Solving dengan belajar individu dan kelompok meningkat dengan kriteria baik pada lembar observasi aktifitas siswa

Penelitian ini dikataka berhasil apabila siswa sudah memenuhi KKM 85% dengan ketentuan dibawah ini:

POINT KRITERIA

90-100 Sangat baik

70-89 Baik

50-69 Cukup baik

(64)

G. Peneliti dan Tugasnya

Adapun tim peneliti yang terlibat langsung dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Nama : Lianatul Fakhriyah

Tugas : Peneliti sekaligus guru pengajar 2. Nama : Hanum Mufidah,S.Pd

(65)
(66)
(67)

I. Tim Peneliti dan Tugasnya

Adapun tim peneliti yang terlibat langsung dalam penelitian adalah sebagai berikut:

3. Nama : Lianatul Fakhriyah

Tugas : Peneliti sekaligus guru pengajar 4. Nama : Hanum Mufidah,S.Pd

(68)
(69)
(70)
(71)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A Gambaran Obyek Penelitian

1. Letak Geografis MI Sabilil Khoir

Madrasah Ibtidaiyah Sabilil Khoir Glagaharum-Porong dibawah naungan Yayasan Ma`arif yang terletak di Jalan KH.Syafi`i no.01 RT.14 RW.03 Glagaharum-Porong.Terletak di antara perbatasan Kota Sidoarjo dan Pasuruan di sebuah desa yang sejuk dan asri yang masih banyak hamparan Sawah, Letak Desa Glagaharum sebelah barat + Ikm terdapat tanggul Lapindo. Madrasah Ibtidaiyah Sabilil Khoir cukup jauh dari Kecamatan Porong malah lebih dekat dengan Kecamatan Jabon dan Kecamatan Tanggulangin ,jadi siswa MI Sabilil Khoir tidak seluruhnya berasal dari Desa Glagaharum tapi dari Desa lain yang berdekatan dari Desa kami yang beda Kecamatan

2. Struktur Organisasi Madrasah Ibtidaiyah Sabilil Khoir Glagaharum

Struktur organisasi suatu Madrasah merupakan susunan utama untuk penempatan orang - orang dalam suatu kelompok yang disesuaikan dengan tugas dan kewajiban yang telah ditetapkan

3. Sejarah Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Sabilil Khoir

Pada Tahun 1985 MI Sabilil Khoir didirikan dan pertama kali pelaksanaan Belajar Mengajar dilakukan di sebuah Masjid Darus Salam yang didirikan M.Asyari Kholil yang berlangsung selama 3 Tahun .Akhirnya dari keluarga Besar

(72)

M.Asyari Kholil Mengwaqofkan tanahnya untuk didirikan Madrasah diatas lahan tersebut

Akhirnya Proses Belajar Mengajar bisa dilaksanakan di sebuah ruangan kelas tapi bangunan masih sangat sederhana sekali dan proses belajar mengajar di laksanakan Pada Sore dan belum pakai sepatu masih pakai sandal dan pagi harinya anak-anak Sekolah di SD jadi sekolah 2 pagi dan sore

Lambat laun Madrasah akhirnya diputuskan masuk Pagi karena dapat dukungan dari masyarakat

Adapun tujuan didirikannnya madrasah tersebut antara lain: a. Untuk menampung anak usia sekolah yang tidak sekolah di SD b. Untuk memasyarakatkan islam melalui Dunia Pendidikan

c. Untuk membantu masyarakat dalam bidang pendidikan Akhlaq dan tuntunan Agama Islam

Masyarakat menyambut baik akan adanya Madrasah Ibtidaiyah Sabilil Khoir ini terbukti banyaknya anggota masyarakat yang menyekolahkan anaknya di madrasah ini.Demikian sejarah berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Glagaharum-Porong1

1

Sumber Arsip dari MI Sabilil Khoir Glagaharum

(73)

B. Hasil Penelitian

Hasil penelitian Tindakan Kelas akan diuraikan melalui tahapan tiap siklusnya yang telah dilakukan dalam proses belajar mengajar di kelas.Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dipaparkan sebagai berikut:

1. Hasil Penelitian pra-siklus a. Perencanaan Pra-siklus

Pra-siklus dilksanakan dikelas II yang terdiri dari 19 siswa pada hari kamis 26 Pebruari 2015 pada jam pertama dan kedua dengan alokasi waktu 2x35 menit b. Pelaksanaan dan Pengamatan Pra-siklus

Pelaksanaan proses pembelajaran pada pra-siklus dilakukan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat.Kegiatan pembelajaran yang dilakukan diawali oleh Guru dengan mengkondisikan siswa agar siap dalm mengikuti kegiatan belajar mengajar.Sedangkan siswapun mengikuti yang diperintahkan oleh guru akan tetapi disini sebagian siswa banyak yang tidak mengikuti perintah guru mereka banyak yang ramai bikin gaduh dan menganggu temannya

Pada waktu memasuki pembelajaran inti Guru mengintruksikn siswa untuk membuka buku PKN kemudian guru menuliskan materi yang akan dibahas yaitu materi mengenal nilai kejujuran, kedisiplinan diberi waktu untuk membaca buku selama 10 menit.Kemudian setelah waktu 10 menit guru memberikan pertanyaan seputar materi untuk mengukur kepahaman serta menyuruh siswanya untum

(74)

mengerjakan LKS.Pada tahap itu guru dapat mengetahui kegiatan ini hanya beberapa siswa kebanyakan mereka ramai sendiri bikin gaduh serta menggangu teman.

Setelah siswa selesai mengerjakan guru menanyakan berapa pertanyaan tentang materi menampilkan nilai-nilai pancasila sembari mengecek pada masing-masing siswa.Kemudian guru mengaitkan hikmah yang diambil terlihat saat mengecek dari hasil pekerjaan siswa banyak siswa yang belum dapat memahami materi tersebut. Observasi dilakukan sebelum guru menerapkan Metode Problem Solving hal ini dimaksudkan untuk mengetahui keadaan kelas pada saat pembelajaran berlangsung serta minat dan konsentrasi belajar siswa. Selama observasi, pembelajaran di kelas terlihat pasif karena guru menghadapi siswa baru (murid baru), mereka masih terbiasa dengan dunia anak – anak (bermain). Dari data pengamatan selama pembelajaran, siswa yang duduk dibelakang tidak memperhatikan apa yang diterangkan oleh guru. Mereka bermain - main dengan teman sebangku atau sebelahnya, selain itu pada saat guru memberikan pertanyaan pada peserta didik, sedikit yang menjawab ditambah lagi suara yang pelan, peserta didik jarang menjawab pertanyaan dari guru dengan serempak.

(75)

TABEL 4.1

Nilai Tes Formatif Pra Siklus Perorangan

No Nama Siswa Keterangan

Tuntas Tidak tuntas

(76)

c. Analisis Pra-siklus

Setelah proses pembelajaran dilakukan dapat dianalisis beberapa permasalahan baik dari proses penyampaian maupun dari pemahamam siswa selama mengikuti proses pembelajaran..Adapun permasalahan tersebut adalah pada saat guru memulai pembelajrannya tanpa terdapat motivasi untuk kesiapan pembelajaran mengenai penyampaian penjelasan dilakukan sesuai rencana tetapi peserta didik masih banyak yang belum paham strategi yang digunakan kurang menarik sehingga kebanyakan siswa kurang memahami materi jadi kesimpulannya pembelajaran kurang maksimal dan siswa masih ramai dalam proses pembelajaran d. Refleksi pra siklus

Terlihat dari analisi pra siklus kondisi awal pada saat pembelajaran dapat dilihat dalam tabel 4.1 kondisi awal mengenai pengondisian kelas cukup tertib mesti guru memulai pembelajarannya tanpa terdapat motivasi untuk kesiapan pembelajaran.Mengenai penugasan beserta kesimpulan terlaksana tetapi kurang maksimal .

Dari hasil pengamatan selama penelitian hasil belajar siswa sangat rendah sehingga perlu diadakan tindakan untuk memecahkn permasalahan yang ada dikelas .Untuk itu setelah mengetahui dari analisis serta hasil refleksi yang ada maka kami peneliti beserta guru kelas berdiskusi untuk melakukan tindakan siklus I yang akan saya siapkan RPP,Lembar kegiatan siswa, Lembar pengamatan

(77)

kegiatan guru dan siswa, dan memasukkana Metode Problem Solving .Metode Problem Solving diharapkan menjadikan siswa dapat termotivasi dan senang dalam pelaksanaan pembelajaran

2. Hasil Penelitian Siklus I a. Perencanaan Siklus I

Siklus I berlangsung mulai tanggal 28 Pebruari 2015 sampai dengan tanggal 5 Maret 2015 Siklus I terdiri atas 2 kali pertemuan tatap muka. Dalam siklus I ini materi pelajaran yang diberikan mengenal nilai kujujuran dan kedisiplinan

b. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 1) Pertemuan ke-1

Pertemuan pertama ini dilaksanakan pada tanggal 28 Pebruari 2015 selama 2 jam pelajaran (2 X 35 menit). Pada pertemuan pertama ini peserta didik diberikan soal pretest sebelum masuk pada pelajaran awal dan sebelum diberikan metode Problem Solving. Soal berjumlah 10 yang terdiri essay. Soal yang diujikan adalah materi yang akan mereka pelajari pada standar kompetensi (SK) materi mengenal nilai dan manfaat kejujuran,kedisiplinan dengan Metode Problem Solving. Berdasarkan hasil pengamatan kegiatan ini kurang berjalan efektif, karena banyak peserta didik yang saling mencontoh

Untuk menilai tingkat keaktifan siswa digunakan tiga indikator dihitung yaitu(1) Kerjasama, (2) Inisiatif,(3) Perhatian

(78)

Pedoman penskoran yang digunakan adalah: Inisiatif = 64 x 100% = 84,21

76

Perhatian = 56 x 100% = 73,68 76

Kerjasama = 65x100% = 85,52

Sedangkan rata-rata keaktifan belajar pada siklus I ini dihitung dengan rumus: Rata-rata keaktifan Belajar = 85,52 +84,21+73,68 = 71,19

3

Pada akhir belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan .Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:

(79)

Tabel 4.3

Nilai Tes Formatif Siklus I Perorangan

No Nama Siswa Nilai Keterangan

Tuntas Tidak tuntas

(80)

Tabel 4.4

Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Siklus I

No Uraian Hasil Siklus I

1 2 3

Nilai rata-rata tes formatif Jumlah siswa yang tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar

67,89 8 57,89 %

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode Problem solving Mata pelajaran PKN materi Menampilkan nilai-nilai pancasila diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 67,89 dengan KKM 85 dan ketuntasan belajar mencapai 57,89 % atau ada 11 siswa dari 19 siswa belumtuntas belajar.Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar,karena siswa yang memperoleh nilai > 89,5 hanya sebesar 57,89 %% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85 %.Hal ini disebabkan karena perhatian guru kurang merata terhadap semua siswa, dan cenderung memusatkan perhatian terhadap beberapa siswa

c. Refleksi

Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan metode

(81)

Problem Solving dengan media Gambar.Berikut penilaian kemampuan guru dalam kegiatan mengajar

Tabel 4.5 Lembar Observasi Tahapan : Siklus I

Observer : Hanum Mufidah, S.Pd Petunjuk

Berilah tanda √ pada kolom yang telah tersedia sesuai dengan pengamatan anda dengan ketentuan sebagai berikut:

3 = Baik 2 = Cukup 1 = Kurang

Hasil observasi aktivitas siswa dalam kelas siklus I

No. Objek yang diobservasi Pengamat Skor

Skor Penilaian 1 2 3 1. Menunjukkan antusias siswa dalam

mengungkapkan materi yang telah di ajarkan sebelumnya untuk menyelesaikan masalah.

√ 2

2. Menunjukkan bahwa siswa sudah terfasilitasi dengan alat/bahan yang dibutuhkan dalam pembelajaran.

√ 3

3. Menunjukkan kegiatan siswa pada saat √ 2

(82)

melaksanakan diskusi kelas.

4. Menunjukkan antusias siswa dalam

menyelesaikan permasalahan yang diberikan.

√ 2

5. Menunjukkan interaksi siswa pada saat kegiatan diskusi kelas berlangsung.

√ 1

6. Menunjukkan antusias siswa pada materi yang sedang diajarkan

√ 3

7. Menunjukkan keterlibatan siswa dalam mengambil kesimpulan.

Lembar Instrumen Observasi Aktifitas Guru :

No Indikator/Aspek Yang Diamati Pengamat Skor Skor

Penilaian 1 2 3 1 Guru memberikan apersepsi/ motivasi

yang diberikan oleh siswa

√ 3

2 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran √ 3 3 Guru memusatkan perhatian pada

materi pembelajaran yang dipelajari

√ 2

4 Guru memperkenalkan danmenjelaskan siswa tentang materi menampilkan nilai-nilai pancasila yang disampaikan

√ 3

5 Guru memberikan contoh melakukan sikap menampilkan nilai-nilai pancasila

√ 2

6 Guru memberikan lembar kerja kelompok

√ 3 7 Guru meminta hasil pekerjaanya √ 1 8 Guru memberi tanggapan saat guru

mengecek pemahaman

√ 1

9 Guru memberi tes evaluasi tertulis perorangan kepada siswa

√ 3 10 Guru memberi penguatan diakhir

kegiatan pembelajaran disampaikan kepada siswa

√ 3

(83)

Dari data diatas dapat diperoleh bahwa guru benar-benar menguasai pembelajaran.Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik.Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaan untuk masing-masing aspek cukup besar.Dari siklus I prosentase guru dalam mengajar 61,36% .Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa kurang aktif selama proses belajar berlangsung,karena siswa masih asing dengan diterapkan Metode Problem Solving.Guru juga kurang aktif dalam mengajar dilihat dari tugas hanya diberikan secara formatif saja.

d. Tindakan Siklus II 1. Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapka perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif II dan alat-alat pengajaran yang mendukung

2. Tahap kegiatan dan pelaksanaan

Siklus II ini berlangsung mulai tanggal 03 Maret 2015 . Siklus ini terdiri dari 2 kali pertemuan, materi yang diajarkan adalah menerapkan kejujuran, kedisiplinan dan senang bekerja serta perilakunya di lingkungan rumah dan sekolah Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

a. Pertemuan ke-II

(84)

Pertemuan ke-1 ini dilaksanakan pada tanggal 03 Maret 2015 dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (2 X 35 menit). Materi yang diajarkan adalah menerapkan hidup rukun di rumah dan di sekolah, dengan Metode Problem Solving. Kegiatan belajar yang berlangsung sebagai berikut:

a) Seperti pembelajaran pada siklus I, sebelum memasuki materi, guru memberikan motivasi terlebih dahulu mengenai menerapkan cara-cara hidup Jujur , disiplin, dan senang bekerja di rumah (keluarga) dan di sekolah.pada peserta didik untuk menumbuhkan rasa keingintahuan dan semangat untuk mempelajarinya. Menurut observer peserta didik begitu antusias dalam menanggapi pokok bahasan ini karena materi pada hari itu menyangkut dengan kehidupan sehari-hari, bahkan sudah banyak peserta didik yang berani bertanya, dan menjawab dengan serempak ketika guru memberikan pertanyaan.

b) Guru memberikan beberapa informasi berupa konsep-konsep penting mengenai menerapkan kejujuran,kedisiplinan di keluarga dan di sekolah.

Seperti pembelajaran pada siklus I, sebelum memasuki materi, guru memberikan motivasi terlebih dahulu mengenai menerapkan cara-cara jujur

c) dan disiplin (keluarga) dan di sekolah.pada peserta didik untuk menumbuhkan rasa keingintahuan dan semangat untuk mempelajarinya. Menurut observer peserta didik begitu antusias dalam menanggapi pokok bahasan ini karena

(85)

materi pada hari itu menyangkut dengan kehidupan sehari-hari, bahkan sudah banyak peserta didik yang berani bertanya, dan menjawab dengan serempak ketika guru memberikan pertanyaan.

d) Guru memberikan beberapa informasi berupa konsep-konsep penting mengenai menerapkan kejujuran,kedisiplinan di keluarga dan di sekolah.

e) Guru meminta peserta didik untuk membentuk kelompok, kelompok tersebut sama dengan kelompok yang sudah dibentuk pada pembelajaran sebelumnya. Yaitu di bagi menjadi 5 kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 4 peserta didik. Peserta didik sudah tidak mengalami kesulitan dalam membentuk kelompok.

f) Setelah kelompok sudah terbentuk, guru membagikan LK serta lembar jawaban pada masing-masing kelompok, dengan soal yang berbeda pada masing-masing kelompok.

Peserta didik dianjurkan untuk berdiskusi dengan teman satu kelompok untuk menyelesaikan persoalan pada LK mereka dan masing-masing peserta didik

(86)

g) dalam satu kelompok harus mencatat jawaban yang mereka temukan bersama-sama, jadi tidak ada perwakilan untuk menulis kunci jawaban.

Untuk menilai tingkat keaktifan siswa digunakan tiga indikator dihitung yaitu(1) Kerjasama, (2) Inisiatif,(3) Perhatian

Pedoman penskoran yang digunakan adalah: 4 : Sangat baik

3 : Baik 2 : Cukup baik 1 : Kurang baik

Prosentase keaktifan belajar siswa tiap-tiap indikator dihitung dengan rumus: Nilai perolehan x 100%

Indikator = Skor maksimal

Sedangkan rata-rata keaktifan belajar siswa pasa siklus I dihitung dengan rumus

Rata-rata keaktifan belajar = Jumlah prosentase tiap-tiap indikator Jumlah Indikator Rata-rata keaktifan belajar = Jumlah prosentese tiap-tiap indikator

4

Adapun data hasil kektifan siswa pada siklus II adalah sebagai berikut:

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3 Lembar Instrumen Observasi Aktifitas Guru :
TABEL 4.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok lansia Advent memiliki frekuensi asupan makanan sumber serat yang lebih tinggi dari kelompok lansia Non-Advent..

Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Matriks EFE ( External Factors Evaluation ), Analisis Matriks IFE ( Internal Factors

5.3 Zearalenoni ja nivalenoli Zearalenonilla ja nivalenolilla on erilliset siedettävät päivittäiset enimmäissaan- timäärät, mutta tulokset niiden saanti- laskelmista ovat

Kendala yang Dihadapi Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas 1 Kutoarjo Jawa Tengah dalam Melaksanakan Pemberian Remisi terhadap Narapidana Anak. Pemberian remisi

Lama fermentasi teh daun sirsak memberikan pengaruh nyata terhadap kadar air, kadar abu, kadar tanin, aktivitas antioksidan, penilaian sensori secara deskriptif

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal dengan judul

Setelah menyelesaikan Pengujian dan Perancangan Perangkat lunak Data Mining RYN’Smart Mempawah, penulis telah mengambil kesimpulan yaitu Penelitian ini dilakukan atas dasar

Menganalisis dan mendeskripsikan mampu tidaknya perlakuan pendapatan dari hasil penjualan produk sampingan (bekatul) sebagai bahan baku industri roti manis, mengurangi biaya