LEARNING DALAM PEMBELAJARAN INTERVAL PADA PERKULIAHAN SOLFEGIO DI JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FBS UNY
MENGGUNAKAN MOODLE OPEN SOURCE LEARNING PLATFORM
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh
Bayu Aris Stiawan NIM 09208241034
JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
i
LEARNING DALAM PEMBELAJARAN INTERVAL PADA PERKULIAHAN
SOLFEGIO DI JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FBS UNY MENGGUNAKAN
MOODLE OPEN SOURCE LEARNING PLATFORM
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh
Bayu Aris Stiawan NIM 09208241034
JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
v
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Ear Training Berbasis E-Learning Dalam Pembelajaran Materi Interval Pada Perkuliahan Solfegio Di Jurusan Pendidikan Seni Musik UNY Menggunakan Moodle Open Source Learning Platform”.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari adanya bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Hanna Sri Mudjilah, M.Pd. selaku Dosen pembimbing I. 2. Drs. Agustianto, M.Pd. selaku Dosen pembimbing II.
3. Bapak Fu’adi, S. Sn., M.A. sebagai dosen mata kuliah Solfegio di Jurusan Pendidikan Seni Musik UNY atas kesediaannya membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan dorongan serta bantuan selama penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat diharapkan bagi penulis dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.
Yogyakarta, 18 September 2015
vi
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
ABSTRAK ... xiii
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Batasan Masalah ... 4
D. Rumusan Masalah ... 4
E. Tujuan Penelitian ... 5
F. Manfaat Penelitian ... 5
G. Spesifikasi Produk yang Diharapkan ... 6
H. Definisi Operasional ... 7
I. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan ... 8
BAB II. KAJIAN TEORI ... 9
A. Deskripsi Teori... 9
1. Solfegio ... 9
a. Pengertian Solfegio ... 9
b. Materi Solfegio ... 10
vii
5. E-learning ... 13
a. Pengertian E-learning... 13
b. Tipe-tipe E-learning ... 14
c. Model-model E-learning ... 15
d. Kelebihan dan Kekurangan E-learning ... 16
6. Open Source ... 16
a. Pengertian Open Source ... 16
b. Keuntungan dan Kerugian Open Source ... 17
7. Moodle Open Source learning Platform ... 18
a. Pengertian Moodle ... 18
b. Kelebihan Moodle ... 18
c. Manajemen Moodle ... 19
B. Kerangka Pikir ... 20
C. Hipotesis ... 21
BAB III. METODE PENELITIAN ... 23
A. Desain Penelitian ... 23
B. Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan ... 24
1. Potensi Masalah ... 24
2. Pengumpulan Data ... 25
3. Desain produk ... 26
C. Subjek Penelitian ... 27
1. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Musik ... 27
2. Dosen Mata Kuliah Solfegio ... 28
D. Waktu dan Tempat Penelitian ... 28
E. Instrumen Pengumpulan Data ... 28
1. Observasi... 29
2. Angket ... 29
3. Kuisioner ... 30
F. Teknik Analisis Data... 31
1. Analisis Data Kualitatif... 31
2. Analisis Data Kuantitatif... 31
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34
viii
1. Jadwal Perkuliahan Solfegio di Jurusan Pendidikan Seni Musik UNY ... 35
2. Silabus Perkuliahan Solfegio di Jurusan Pendidikan Seni Musik UNY ... 35
3. Perangkat Lunak yang Digunakan pada Situs E-learning UNY ... 35
C. Desain Produk ... 36
1. Perangkat Lunak Moodle ... 36
2. Desain Tampilan ... 37
3. Plugin Teori Musik ... 39
4. Pembuatan Soal dan Materi Latihan Ear Training ... 40
D. Validasi Desain ... 46
1. Instrumen Uji Validitas Media ... 46
2. Instrumen Uji Validitas Materi ... 46
3. Hasil Uji Ahli Media dan Ahli Materi ... 46
a. Hasil Validasi Ahli Media ... 46
b. Hasil Validasi Ahli Materi ... 47
E. Revisi Produk I ... 48
F. Hasil Pengujian Terbatas ... 49
1. Data Kualitatif ... 50
2. Data Kuantitatif ... 50
a. Uji Validitas Instrumen Penelitian ... 50
b. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 51
c. Analisis Data per Item Soal ... 52
d. Analisis Data Keseluruhan ... 53
G. Penyempurnaan Produk ... 54
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 57
A. Kesimpulan ... 57
B. Saran ... 57
DAFTAR PUSTAKA ... 59
ix
Halaman
Gambar 1: Langkah-langkah Metode R&D ... 23
Gambar 2: Alur penelitian pengembangan ... 23
Gambar 3: Desain proses pembelajaran menggunakan media e-learning ... 36
Gambar 4: Tampilan awal Moodle ... 37
Gambar 5: Menu setting tema ... 37
Gambar 6: Tampilan baru setelah dipasang tema "Elegance" ... 38
Gambar 7: Tampilan pada perangkat dengan ukuran layar kecil ... 38
Gambar 8: Menu question type Music Theory terpasang pada Moodle ... 39
Gambar 9: Menu edit course ... 40
Gambar 10: Menu topik bahasan ... 41
Gambar 11: Menu pilihan bentuk aktivitas ... 41
Gambar 12: Halaman edit kuis ... 42
Gambar 13: Menu pilihan tipe soal ... 42
Gambar 14: Menu pilihan soal ... 43
Gambar 15: Pilihan paranada untuk soal yang akan dibuat ... 43
Gambar 16: Pilihan posisi nada kedua pada soal interval... 44
Gambar 17: Kualitas interval pada soal ... 44
Gambar 18: Soal mengidentifikasi kualitas interval masih berupa notasi ... 45
Gambar 19: Soal mengidentifikasi kualitas interval diubah menjadi suara ... 45
Gambar 20: Menonaktifkan kode untuk menampilkan notasi balok. ... 49
Gambar 21: Halaman pemilihan latihan ... 55
x
Gambar 24: Halaman nilai latihan dan kunci jawaban ... 57
xi
Tabel 1: Kriteria tingkat kelayakan bahan ajar berbasis web ... 32
Tabel 2: Uji validitas instrumen penelitian ... 51
Tabel 3: Hasil uji reliabilitas instrumen penelitian ... 52
xii Lampiran 1: Silabus Solfegio
Lampiran 2: Instrumen validasi ahli media
Lampiran 3: Instrumen validasi ahli materi
Lampiran 4: Hasil validasi ahli media
Lampiran 5: Hasil validasi ahli materi
Lampiran 6: Lembar angket penelitian
Lampiran 7: Jadwal perkuliahan Solfegio
Lampiran 8: Uji validitas dan reliabilitas instrumen
xiii
SOLFEGIO DI JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK UNY MENGGUNAKAN
MOODLE OPEN SOURCE LEARNING PLATFORM
Oleh Bayu Aris Stiawan NIM 09208241034
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan desain media pembelajaran Solfegio untuk ear training dengan materi interval. Media pembelajaran yang dikembangkan ini akan membantu proses latihan mahasiswa secara mandiri.
Penelitian ini menggunakan desain Research and Development, dengan langkah-langkah: (1) Potensi & Masalah, (2) Pengumpulan data, (3) Desain produk, (4) Validasi desain, (5) Revisi desain, (6) Uji coba produk, (7) Revisi produk, dan (8) Produk akhir. Penelitian pengembangan ini menggunakan metode prosedural Borg & Gall namun dibatasi hanya hingga tahap revisi produk setelah dilakukan ujicoba. Penelitian ini diujikan pada mahasiswa aktif di Jurusan Pendidikan Seni Musik UNY. Data diperoleh dengan teknik observasi, penyebaran angket, dan kuisioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan media pembelajaran yang didesain ini dinilai efektif untuk diterapkan pada perkuliahan Solfegio karena menggunakan media audio pada kegiatan ear training. Hal ini ditunjukkan oleh analisis data penelitian yang menunjukkan 31 responden memberikan total nilai 1741 dari skor maksimal 2108 poin atau 82,59%.
1
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Universitas Negeri Yogyakarta mempunyai misi untuk menjadi World Class University atau universitas bertaraf internasional. Levin, Jeong, dan Ou (2006:32)
mengutip pendapat Ambrose King dari Chinese University of Hong Kong dalam
Mohrman (2005) bahwa World Class University atau disingkat WCU memiliki
definisi suatu universitas yang memiliki SDM yang secara teratur mempublikasikan
hasil-hasil penelitian mereka pada jurnal-jurnal paling top dalam disiplin ilmu masing
- masing. Lulusan suatu WCU dapat secara mudah bekerja di negara mana saja di
dunia. Ada 3 lembaga penilai World Class University, diantaranya Shanghai Jia Tong
University, Times Higher Education Suplement, dan Webometric.
Webometric secara spesifik menyebutkan salah satu indikator WCU dari segi
website universitas menyangkut aspek: visibility (50%), size (20%), rich files (15%),
dan scholar (15%). Visibility yaitu seberapa sering website diakses oleh pihak lain. Size mengindikasikan jumlah muatan/halaman/kolom/entri, rich files yaitu jumlah files yang dimuat (misal bahan ajar dan dokumen perpustakaan digital), sedangkan
scholar menilai kegiatan publikasi ilmiah dosen/staf dan akademik.
Purbani (2009) dalam tulisannya Menuju World Class University menyebutkan
salah satu benchmark untuk mewujudkan WCU adalah menggunakan ICT (Information and Communication Technology) dalam pembelajaran, manajemen universitas, maupun perpustakaan.
Dosen dapat memberikan materi pengayaan kepada mahasiswa tanpa pertemuan
menggunakan sistem e-learning, mahasiswa dapat mengakses materi dan
latihan-latihan di luar perkuliahan.
Solfegio merupakan matakuliah yang bersifat wajib lulus di Jurusan Pendidikan
Seni Musik di Universitas Negeri Yogyakarta. Matakuliah Solfegio merupakan
matakuliah praktek yang bertujuan melatih kemampuan mendengar not atau ear training dan kemampuan membaca nada atau sight reading. Solfegio adalah istilah
yang mengacu pada menyanyikan tangga nada, interval dan latihan-latihan melodi
dengan sillaby zolmization, yaitu menyanyikan nada musik dengan menggunakan
suku kata (Stanly, 1980: 454). Salah satu metode ear training yang diberikan pada
perkuliahan Solfegio adalah materi interval yang masih dilakukan dengan metode
pengajaran dikte.
Menurut hasil observasi dan wawancara pada proses pembelajaran matakuliah
Solfegio 2 di Jurusan Pendidikan Seni Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas
Negeri Yogyakarta, yang diampu oleh Bapak Fuadi, S.Sn., M.A dan Drs. Agustianto,
M.Pd, kegiatan perkuliahan belum menggunakan ICT dalam proses pembelajaran. Hal
ini mengindikasikan bahwa perkuliahan Solfegio di Jurusan Pendidikan Seni Musik
FBS UNY belum memenuhi kriteria World Class University seperti yang dipaparkan oleh Dr. Widyastuti Purbani. Penyampaian materi dan praktek dilakukan di dalam
kelas pada waktu yang terbatas. Dengan jumlah mahasiswa 15 hingga 20 orang tiap
kelas, praktek pembelajaran solfegio masih dapat ditingkatkan, salah satunya dengan
menggunakan media pembelajaran. Namun karena keterbatasan waktu tatap muka di
kelas, pemilihan bentuk media pembelajaran yang akan digunakan harus tepat.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu kemudahan penggunaan, materi yang
Melihat permasalahan diatas, salah satu solusi yang dapat diambil adalah
mengembangkan media pembelajaran dengan memanfaatkan ICT (Information and Communication Technology). Pengembangan media pembelajaran berbasis ICT sesuai untuk diterapkan di UNY karena merupakan salah satu indikator World Class
University yang merupakan salah satu tujuan yang ingin dicapai oleh UNY. Media pembelajaran ini memungkinkan untuk menggunakan unsur audio dan visual yang
sangat sesuai dengan pembelajaran materi interval pada perkuliahan Solfegio di
Jurusan Pendidikan Seni Musik yang masih dilakukan dengan menggunakan metode
dikte.
Dari hasil observasi, minat mahasiswa terhadap penggunaan teknologi internet
saat ini cukup tinggi. Melihat minat mahasiswa dalam menggunakan teknologi
internet tersebut, pengembangan media pembelajaran pada matakuliah Solfegio 2 di
Jurusan Pendidikan Seni Musik UNY dapat diimplementasikan dalam bentuk e-learning atau belajar secara on-line. E-learning dapat diakses dimana saja dengan
menggunakan koneksi internet, hal ini dapat mengatasi keterbatasan waktu
perkuliahan tatap muka. Salah satu sistem manajemen e-learning yang dapat
digunakan sebagai media pembelajaran mata kuliah Solfegio 2 adalah Moodle Open Source Learning Platform.
Moodle Open Source Learning Platform atau Moodle adalah sistem manajemen
e-learning berbasis Open Source yang bisa digunakan dengan mudah dan dengan tampilan yang menarik. Karena berbasis Open Source, maka Moodle bisa digunakan
B. Identifikasi Masalah
Melihat latar belakang di atas, perlu diidentifikasi suatu masalah dalam upaya
pengembangan media pembelajaran Solfegio di Jurusan pendidikan Seni Musik UNY.
Beberapa masalah yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini adalah:
1. Perkuliahan Solfegio di Jurusan Pendidikan Seni Musik Universitas Negeri
Yogyakarta belum memanfaatkan ICT sebagai salah satu indikator World
Class University.
2. Perkuliahan Solfegio di Jurusan Pendidikan Seni Musik terkendala
keterbatasan waktu pertemuan dan mahasiswa belum memiliki media
untuk memperdalam materi terutama dalam melatih kemampuan
mendengarkan (ear training) secara independen.
3. Dosen matakuliah Solfegio belum memiliki media untuk mengontrol
aktifitas pendalaman materi ear training mahasiswa di luar kelas.
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari perluasan masalah pada penelitian ini, maka dibatasi pada
hal-hal sebagai berikut:
1. Pengembangan media pembelajaran pada matakuliah Solfegio di Jurusan
Pendidikan Seni Musik UNY berbasis ICT adalah e-learning menggunakan software Moodle Open Source Learning Platform.
2. Materi yang akan dikembangkan dalam pembuatan media pembelajaran ini
adalah latihan solfegio berupa ear training dengan pokok bahasan interval.
3. Kriteria kelayakan media yang dikembangkan untuk media pembelajaran ini
meliputi cakupan materi, tampilan e-learning, dan kemudahan pengoperasian
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti mengambil rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah desain e-learning sebagai media pembelajaran Solfegio
menggunakan Moodle Open Source Learning Platform dengan materi latihan solfegio berupa ear training dengan pokok bahasan interval yang efektif untuk
diterapkan dalam perkuliahan di Jurusan Pendidikan Seni Musik?
2. Bagaimana kualitas e-learning sebagai media pembelajaran Solfegio dengan materi latihan solfegio berupa ear training dengan pokok bahasan interval
menggunakan Moodle Open Source Learning?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui desain e-learning sebagai media pembelajaran Solfegio menggunakan Moodle Open Source Learning Platform dengan materi latihan
solfegio berupa ear training dengan pokok bahasan interval yang efektif untuk diterapkan pada perkuliahan Solfegio di Jurusan Pendidikan Seni Musik UNY.
2. Mengetahui kualitas media pembelajaran ear training Solfegio berbasis e-learning menggunakan Moodle Open Source learning Platform dengan pokok bahasan interval.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian dapat menyumbangkan pemikiran pada proses pembelajaran di
universitas khususnya Jurusan Pendidikan Seni Musik, dalam peningkatan
kualitas dan efektifitas perkuliahan Solfegio.
b. Penelitian dapat menyumbangkan pemikiran dalam pengembangan e-learning menggunakan Moodle Open Source Learning Platform untuk pemanfaatan media
pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi dosen dan pengajar, sebagai sumbangan pemikiran serta tambahan informasi
mengenai media pembelajaran Solfegio berbasis e-learning sehingga dapat menjadi refrensi dalam mendukung perkuliahan Solfegio pada materi interval.
b. Bagi Penulis, memberikan kesempatan bagi penulis untuk menerapkan teori yang
telah didapatkan di bangku kuliah serta memberikan kontribusi yang besar bagi
pemikiran penulis untuk memperluas cakrawala berpikir dalam bidang IT,
khususnya dalam bidang pengembangan e-learning sebagai media pembelajaran perkuliahan Solfegio berbasis ICT.
c. Bagi mahasiswa, memberikan inovasi baru dalam belajar, khususnya dalam
belajar Solfegio yang selama ini menggunakan metode konvensional dengan
tatap muka di kelas.
d. Bagi universitas, supaya lebih memasyarakatkan penggunaan e-learning sebagai media pembelajaran dalam perkuliahannya demi mendukung tujuan UNY menuju
G. Spesifikasi Produk yang Diharapkan
Produk yang diharapkan dalam pengembangan ini mempunyai spesifikasi sebagai
berikut:
1. E-learning ini dapat diakses secara online melalui alamat
http://kelas.bicaramusik.com.
2. Merupakan perangkat lunak e-learning berupa website menggunakan Moodle
Open Source Learning Platform dengan materi latihan solfegio berupa ear training dengan pokok bahasan interval untuk mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Musik UNY.
3. Kualitas e-learning yang dikembangkan meliputi aspek: a. Aspek cakupan materi.
b. Aspek tampilan e-learning.
c. Aspek kemudahan pengoperasian (navigasi).
H. Definisi Operasional
1. Media pembelajaran adalah semua alat (bantu) atau benda yang digunakan dalam
kegiatan belajar-mengaar, dengan maksud untuk menyampaikan pesan
(informasi) pembelajaran dari sumber (guru maupun sumber lain) kepada anak
didik ataupun warga belajar (John D. Latuheru, 1988:14).
2. E-learning adalah segala aktivitas belajar yang menggunakan bantuan teknologi
elektronik (Rusman, 20011:265). Onno W. Purbo (Rusman dkk, 2011: 288 ) menjelaskan bahwa istilah “e” atau singkatan dari elektronik dalam e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk
3. Open Source adalah software yang source code-nya dapat diperoleh, tetapi ada
batasan penggunaan, modifikasi, dan distribusi ulangnya (Nuryani dkk, 2006:
57).
Menurut Amin Rois (2009: 9) FOSS (Free/ Open Source Software) adalah dua
istilah yang maksudnya hampir sama, yakni program yang tidak perlu biaya izin
penggunaan dan kode sumbernya tidak dirahasiakan sehingga cara kerjanya dapat
dipelajari, lalu dikembangkan, dan disebarluaskan.
4. Moodle adalah sebuah Open Source Learning Platform yang memungkinkan untuk membangun kelas online secara lengkap, aman, dan efektif untuk
membangun lingkungan belajar yang dapat disesuaikan. (http://www.moodle.org)
I. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan a. Asumsi Pengembangan
Asumsi dari penelitian pengembangan e-learning ini adalah:
1. Instrumen penelitian telah divalidasi logis oleh penilai, yaitu dosen ahli media
dan dosen ahli materi.
2. Semua reviewer memiliki pemahaman yang sama tentang materi dan kualitas
media pembelajaran yang baik
b. Keterbatasan Pengembangan
1. Pengembangan e-learning mengunakan Moodle Open Source Learning
Platform ini hanya dapat digunakan bila komputer terhubung dengan jaringan internet.
2. Pengembangan ini terbatas pada penggunaan media pembelajaran secara
9
KAJIAN TEORI A.Deskripsi Teori
1. Solfegio
a. Pengertian Solfegio
Solfegio adalah suatu metode untuk meningkatkan kepekaan seseorang dalam
kemampuan musikal, seperti mengidentifikasi nada ataupun ritme. Menurut
Stanly yang dikutip oleh Sumaryanto (2005: 40) solfeggio adalah istilah yang mengacu pada menyanyikan tangga nada, interval, dan latihan-latihan melodi
dengan sillaby zolmization, yaitu menyanyikan nada musik dengan menggunakan
suku kata.
Pada umumnya, solfegio membahas tangga nada, interval, ritme, susunan nada
dalam kord dan notasi. Solfegio melatih kemampuan mahasiswa dalam
menguasai pembacaan notasi, pendengaran musikal, dan pembunyian nada
dengan pengucapan suku kata. Contoh penggunaan suku kata tersebut adalah metode solmisasi pada latihan identifikasi nada, dan penggunaan “ti’, “ta”, dan “rest” pada latihan ritme. Menurut Soeharto (1991 : 75) yang dimaksud dengan solfegio adalah jenis latihan peningkatan prestasi teknik vokal dengan bahan
pelatihan yang khusus dibuat untuk keperluan tersebut. Namun pada
perkembangannya latihan solfegio tidak lagi hanya digunakan dalam latihan
vokal tetapi juga untuk melatih kepekaan pendengaran, membaca notasi, dan
musikalitas.
Metode solfegio berupa latihan yang teratur dalam mengidentifikasi nada yang
dibunyikan, baik itu satu nada, interval, ataupun akord, hal ini sering disebut
melodi maupun ritme, atau sering disebut sight reading. Kodijat dalam Muttaqin dan Kustap (2008: 188) dalam kamusnya memasukkan entri solfeggio dari
bahasa Inggris dan solfege yang mengandung dua pengertian. Keduanya berarti "Latihan vokal tanpa perkataan, hanya dengan suku kata terbuka" dan "Latihan
pendengaran yang sistematis".
b. Materi Solfegio
Jamalus (1988 : 55) mengungkapkan bahwa dalam belajar musik seseorang
selalu sadar akan tiga hal dasar yaitu: 1) telinga harus mendengarkan nada-nada;
2) mata dan pikiran harus membaca musik; 3) otot-otot merasakan gerakan
nada-nada".
Dalam perkembangannya, solfegio tidak hanya menyanyi saja namun juga mendengar nada. Kemampuan membaca not disebut dengan sight reading, dan
kemampuan mendengar not disebut dengan istilah ear training. Sight reading merupakan kemampuan membaca not tanpa persiapan (Last, 1980: 135). Ear training merupakan latihan pendengaran atau ketajaman pendengaran musik,
baik ketepatan ritmik maupun ketepatan nadanya. Kemampuan ini merupakan
gabungan dari dua faktor, yaitu faktor kebiasaan dan pembawaan (Benward,
1989: 9). Faktor kebiasaan inilah yang dapat dilatih untuk meningkatkan
kepekaan pendengaran seseorang.
2. Interval
Interval adalah jarak antara dua nada yang dinyatakan dengan pembanding
(Soeharto, 1992: 55). Interval dapat dihitung baik itu jarak keatas maupun jarak
kebawah dengan cara melangkah dari nada pertama ke nada kedua. Sebagai
nada G adalah langkah kelima. Jarak antar nada tersebut ditulis dengan simbol
interval, diantaranya P (perfect), M (mayor), m (minor, dan A (augmented).
Interval memiliki simbol identitas yang ditentukan oleh kuantitas dan kualitas.
Dalam sebuah tangganada, ada 7 nada yang masing-masing memiliki nama
kuantitas interval. Nama kuantitas interval tersebut beserta simbolnya menurut
Banoe (2011) yaitu:
Kualitas sebuah interval adalah yang menentukan kesan yang ditimbulkan
pada saat interval tersebut dibunyikan. Kualitas interval dapat dibagi menjadi dua
kategori, yaitu interval 4th, 5th, dan 8th yang disebut dengan Perfect, dan interval
lainnya pada tangganada mayor disebut Major(2nd, 3rd, 6th, dan 7th).
Kualitas interval dapat diubah dengan cara memperlebar atau mempersempit
jaraknya. Menurut Kennedy (2006), jika interval Major dipersempit secara kromatis sebanyak 1 semitone maka akan menjadi interval Minor, dan jika interval minor ini dipersempit lagi jaraknya maka disebut interval Diminished.
Pada interval Mayor, jika diperlebar jarak intervalnya sebanyak 1 semitone, maka
Perfect, bedanya, jika interval Perfect dipersempit sebanyak 1 semitone, bukan menjadi minor tetapi menjadi Diminished.
3. Ear Training
Ear training adalah salah satu proses latihan dalam solfegio yang bertujuan untuk meningkatkan kepekaan pendengaran seseorang terhadap musik. Menurut
Latifah Kodiyat (1983: 68) ear training adalah latihan pendengaran secara
sistematis, latihan vokal tanpa perkataan dan hanya dengan suku kata terbuka.
Pendengaran tersebut dapat dilatih dengan cara menyelaraskan dengan not-not
yang dihadapi. Dengan latihan yang teratur dan sistematis ini, pendengaran
seseorang akan terbiasa dan lebih mudah mengenali nada yang diberikan.
Florentinus (1997: 62) membagi lebih lanjut kemampuan mendengar not (ear
training) ke dalam tiga indikator kemampuan, yaitu: (1) kemampuan mendengar
ritme/irama, (2) kemampuan mendengar melodi/rangkaian nada dan (3)
kemampuan mendengar akord/ keselarasan gabungan nada. Latihan yang bisa
diterapkan dalam ear training ini diantaranya dengan mendengarkan melodi atau ritme secara berulang-ulang dan menebak atau menirukannya. Sedangkan untuk
melatih kemampuan mendengar akord bisa dilakukan dengan mendengarkan
akord dengan tingkat dan kualitas yang berbeda-beda dan
mengidentifikasikannya.
4. Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin mediusyang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’ (Azhar, 2011: 3). Perantara ini dapat berupa suatu alat yang berbentuk fisik, maupun sebuah metode cara penyampaian materi. Sedangkan
komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju
komunikan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian
dan minat siswa dalam proses belajar. Media pembelajaran adalah sarana
penyampaian pesan pembelajaran kaitannya dengan model pembelajaran langsung
yaitu dengan cara guru berperan sebagai penyampai informasi dan dalam hal ini guru
seyogyanya menggunakan berbagai media yang sesuai (Erma, 2012).
Menurut AECT Task Force, media adalah segala bentuk dan saluran yang dapat
digunakan dalam suatu proses penyajian informasi. Sedangkan media pembelajaran
mengandung arti segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang fikiran,
perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses
belajar pada diri siswa (Latuheru, 1988: 11). Santoso S. Hamidjojo dalam Latuheru
(1988: 14) mengatakan bahwa media pembelajaran adalah media yang
penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran yang dimaksudkan
untuk mempertinggi mutu kegiatan belajar mengajar.
Media pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa dan disesuaikan dengan
materi yang akan disampaikan dan tujuan yang ingin dicapai memunculkan proses
komunikasi yang baik antara pendidik dan siswa. Dengan terciptanya komunikasi
yang baik antara pengajar dengan siswa maka berarti telah terjadi proses kegiatan
belajar mengajar. Media pembelajaran berperan penting dalam proses penyampaian
informasi antara pendidik dan siswa. Dengan media yang baik, penyampaian materi
5. E-Learning
a. Pengertian E-learning
e-Learning is a generic term for all technologically supported learning using an array of teaching and learning tools as phone bridging, audio and videotapes, teleconferencing, satellite transmissions, and the more recognized web-based training
or computer aided instruction also commonly referred to as online courses (Soekartawi, dkk, 2002). Makna dari kutipan tersebut adalah bahwa e-learning
merupakan sebutan baku untuk pembelajaran yang menggunakan serangkaian
teknologi dalam proses belajar mengajarnya, seperti telepon, rekaman audio dan
video, teleconference, pancaran satelit, dan yang lebih dikenal berupa pelatihan
berbasis web atau intruksi dengan bantuan komputer atau juga dikenal dengan istilah kursus dalam jaringan.
Jaya Kumar C. Koran (Rusman, dkk, 2011: 288), mendefinisikan e-learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian
elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran,
interaksi, atau bimbingan.
Menurut Edi Kurniawan (2011 :3) Pengertian E-Learning adalah sistem
pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung pengembangan
kegitan belajar mengajar dengan media internet, intranet maupun media jaringan
komputer lain. Dengan E-Learning memungkinkan terjadinya proses pendidikan tanpa melalui tatap muka langsung dan transfer pengetahuan kepada siswa dapat
dilakukan dengan mudah.
Dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan e-learning memungkinkan pendidik untuk menyampaikan materi secara tidak langsung melalui perangkat elektronik dan
jaringan baik itu LAN, WAN, maupun internet. Materi yang dapat disampaikan pun
dapat berupa audio, visual, maupun materi tertulis.
b. Tipe-Tipe E-Learning
Rusman (2013: 292) menyatakan bahwa interaksi dalam e-learning dapat dilakukan secara langsung (synchronous)dan tidak langsung (asynchronous).
1) Syncrhonous berarti “terjadi pada waktu yang sama” jadi syncrhonous E-Learning adalah tipe e-learning dimana proses pembelajaran dilakukan pada
waktu yang bersamaan antara pendidik dengan siswa. Tipe e-learning ini memungkinkan interaksi langsung antara pendidik dan siswa, baik melalui
media internet maupun intranet. Jadi antara pendidik dan siswa harus
mengakses internet secara bersamaan, pengajar memberikan makalah dengan
slide presentasi dan peserta web conference dapat mendengarkan presentasi
selain itu juga dapat mengajukan pertanyaan melalui chat window.
2) Asyncrhonous atau “tidak pada waktu yang bersamaan”. Tipe E-Learning ini lebih mudah diterapkan karena proses pembelajaran tidak terikat dengan waktu
atau durasi tertentu. Siswa dapat mengakses materi yang diberikan pada saat
mereka siap. Materi berupa paket yang dapat dijalankan pada komputer
manapun dan tidak melibatkan interaksi dengan pengajar atau pelajar.
c. Model-Model E-Learning
Ada tiga kemungkinan dalam pengembangan sistem pembelajaran berbasis
internet (e-learning) yaitu web couse, web centric course, dan web enhanched course (Rusman : 320).
2) Web centric course : penggunaan internet yang memadukan antara belajar jarak jauh dan tatap muka (konvensional).
3) Web enhanched course : pemanfaatan internet untuk menunjang peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas.
d. Kelebihan dan Kekurangan E-Learning
1)Menurut Rusman (2013: 299) kelebihan penggunaan media pembelajaran
berbasis web atau e-learning yaitu:
Memungkinkan siapapun, dimanapun, dan kapanpun untuk mempelajari
apapun.
Pembelajaran bersifat individual.
Pembelajar mudah mengakses informasi dari luar.
Potensial bagi pembelajar yang memiliki keterbatasan waktu.
Mendorong pembelajar untuk aktif dan mandiri dalam belajar sekaligus
memperkaya materi.
Isi dan materi pelajaran dapat diperbarui dengan mudah.
2)Sedangkan kekurangan e-learning sebagai media pembelajaran diantaranya:
Keberhasilan pembelajaran bergantung pada motivasi siswa.
Kurangnya interaksi antara pengajar dengan siswa.
Sering terjadi kendala teknis.
6. Open Source
a. Pengertian Open Source
Open Source merupakan software yang dapat secara bebas untuk dipergunakan, baik perseorang, komunitas, maupun dalam tingkatan lebih. Menurut
menggunakan kode program (source code) yang tersedia secara bebas, serta didistribusikan melalui internet.
Open Source memungkinkan seseorang untuk memanfaatkan program atau perangkat lunak dan melakukan perubahan pada kode sumbernya (source code) agar sesuai dengan tujuan pemanfaatan perangkat lunak tersebut.
b. Keuntungan dan Kerugian Open Source
1)Keunggulan Open Source dibanding dengan software yang bersifat komersial menurut Andi Wahju, dkk (2008: 7) antara lain:
Gratis, atau dengan biayan yang minimal. Konsekuensi dari pemakaian
secara gratis ini adalah apabila pemakai menemukan pengembangan ataupun
perbaikan sekiranya bisa bermanfaat bagi pengguna yang lain (komunitas)
maka diwajibkan untuk berbagi informasi tersebut sehingga secara
keseluruhan aplikasi Open Source tersebut akan senantiasa berkembang dan
menjadi lebih baik.
Mendapatkan kode sumber dan aplikasi, sehingga pengguna dapat
mempelajari secara langsung pembuatan aplikasi tersebut, serta dengan
mudah dapat mengembangkannya sesuai dengan kebutuhan.
Mendapatkan dukungan dari komunitas ataupun sesama pengguna aplikasi,
sebagai tanggung jawab moral untuk saling membantu.
Suatu teknologi yang digunakan luas dan masal, membuktikan kehandalan
yang ada didalamnya serta tingkat fungsionalitas yang tinggi sebagai solusi
2)Kelemahan Open Source sendiri antara lain:
Dengan menggunakan teknologi yang kode sumbernya tersebar secara luas
memunculkan kekhawatiran bahwa kelemahannya akan dapat secara mudah
diketahui
Pendapat di kalangan korporat yang pesimis terhadap ada tidaknya
dukungan atau support langsung dari pihak pengembang sistem atau
aplikasi, apabila terdapat suatu masalah yang harus ditangani dengan segera.
7. Moodle Open Source Learning Platform
a. Pengertian Moodle
Moodle atau Modular Object Oriented Dynamic Learning
Environment adalah perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk membuat course atau media pembelajaran dalam bentuk web. Moodle banyak
digunakan pada institusi-institusi yang menyediakan fasilitas e-learning, diantaranya Besmart UNY. Berdasarkan pendapat Prakoso (2005, 13), Moodle
adalah sebuah perangkat lunak yang berguna untuk membuat dan mengadakan
kursus/pelatihan/pendidikan berbasis internet.
b.Kelebihan Moodle
Moodle merupakan program open source yang dapat diunduh secara bebas, digunakan, dan dimodifikasi oleh siapapun dengan lisensi GNU
(General Public License). Beberapa kelebihan Moodle diantaranya:
1) Dapat diunduh dan dimodifikasi secara gratis karena bersifat open source.
3) Dapat diakses melalui perangkat apapun yang memiliki browser dan koneksi internet.
4) Mudah diinstal pada webserver dengan spesifikasi minimum.
5) Terdapat banyak plugin yang dapat ditambahkan untuk mengembangkan fungsi pada Moodle.
6) Memiliki sistem ujian dan penilaian yang mudah.
7) Terdapat pilihan bahasa untuk menyesuaikan dengan bahasa pengguna.
c. Manajemen Moodle
Berdasarkan pendapat Prakoso (2005, 48-51), untuk menyesuaikan desain yang
ditentukan, diciptakan beberapa manajemen yang mendukung. Berikut adalah
tiga tipe manajemen yang sangat signifikan dalam Moodle, yaitu:
1) Manajemen Situs
Situs dikelola oleh seorang administrator (admin). Admin ditetapkan
ketika setup. Plug-in theme memungkinkan admin untuk memilih warna
situs, layout (tampilan), font (ukuran huruf) sesuai dengan kebutuhan. Plugin modul aktivitas dapat ditambahkan pada instalasi Moodle yang ada. Paket bahasa memungkinkan penyesuaian ke dalam banyak bahasa. Paket
ini dapat di-edit menggunakan editor web yang disertakan dalam Moodle. 2) Manajemen Pengguna
Moodle dirancang untuk mengurangi keterlibatan admin hingga
seminimum mungkin dengan tetap mempertahankan tingkat keamanan
yang ada. Selain itu, Moodle turut mendukung mekanisme otentifikasi
melalui modul otentifikasi yang akhirnya akan memberikan kemudahan
dalam integrasi dengan sistem yang telah ada.
Pengajar berstatus penuh dapat mengontrol setting sebuah kursus
secara penuh, termasuk bagian kursus yang tidak dapat diakses oleh
pengajar lain.
Pilihan format kursus dapat diatur sesuai periode, topik, atau diskusi
yang berfokus pada format sosial.
Susunan aktivitas pelatihan yang fleksibel – forum, jurnal, kuis, resource, pilihan, survei, chat, dan workshop.
Perubahan terkahir dalam kursus/pelatihan dapat langsung dilihat
pada homepage pelatihan. Hal ini akan sangat membantu
pemahaman komunitas dalam institusi pendidikan tersebut.
Semua penilaian dalam forum, jurnal, kuis, dan penugasan dapat
ditampilkan dalam satu halaman serta dapat di-download dalam file spreadsheet.
Pencatatan log dan pelacakan penuh terhadap pengguna. Laporan
aktivitas setiap murid tersedia dalam grafik serta detail dari
masing-masing modul (akses terakhir, total waktu akses) dengan
menyertakan keterlibatan setiap peserta didik secara detail ke dalam
satu halaman.
Pengaturan skala. Para pengajar dapat mendefinisikan skala yang
akan digunakan dalam penilaian forum, penugasan dan jurnal.
B. Kerangka Pikir
Perkuliahan di Universitas Negeri Yogyakarta saat ini seharusnya sudah
perkuliahan Solfegio di Jurusan Pendidikan Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni,
pemananfaatan ICT belum maksimal.
Matakuliah Solfegio merupakan matakuliah praktek yang bertujuan melatih
kemampuan mendengar not atau ear training dan kemampuan membaca nada atau sight reading. Dalam melatih kemampuan solfegio, tidak dapat dilakukan secara
teoritis dan dalam waktu yang sangat singkat. Maka dari itu dibutuhkan suatu
media pembelajaran yang dapat memfasilitasi mahasiswa untuk memperdalam
kemampuan solfegionya di luar perkuliahan.
Dengan memanfaatkan ICT dalam proses pembelajaran, dosen dapat
memberikan materi pengayaan kepada mahasiswa tanpa pertemuan tatap muka
tambahan. Dengan menggunakan sistem e-learning, mahasiswa dapat mengakses
materi dan latihan-latihan di luar perkuliahan.
Pengembangan media pembelajaran berbasis ICT dapat diiplementasikan
dengan menggunakan perangkat lunak Moodle Open Source Learning Platform
dimana perangkat lunak ini tersedia secara Open Source. Sebelum dapat dipergunakan, pengembangan e-learning menggunakan Moodle Open Source Learning Platform harus melalui beberapa tahap utama yaitu analysis, design,
development implementation,dan evaluation. Pengembangan e-learning ini harus melalui beberapa kriteria penilaian meliputi: cakupan materi, keterpaduan,
tampilan e-learning, kebahasaan, dan kemudahan pengoperasian (navigasi).
C. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan studi literatur, diajukan hipotesis berupa media
pembelajaran e-learning dengan menggunakan Moodle Open Source Learning
pendidikan Seni Musik UNY, dengan fokus materi latihan kemampuan
pendengaran atau ear training pada pokok bahasan interval. Produk berupa
perangkat lunak ini dapat diakses oleh dosen dan mahasiswa sewaktu-waktu dan
dari manapun dengan catatan komputer yang digunakan terhubung ke internet.
Mahasiswa dapat menempuh soal-soal latihan pada perangkat lunak ini dan dosen
dapat melihat hasil latihan yang telah ditempuh oleh mahasiswa.
Soal-soal latihan pada perangkat lunak ini berupa audio yang dihasilkan secara
acak namun terkontrol, dimana mahasiswa mendengarkan nada yang diberikan
lalu diminta untuk mengidentifikasi kualitas interval yang dibunyikan tersebut.
Dengan latihan yang teratur menggunakan media ini diharapkan kemampuan
23
METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain Research and Development. Research And Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut
(Sugiyono 2011: 407).
Penelitian pengembangan ini menggunakan metode prosedural Borg &
Gall namun dibatasi hanya hingga tahap revisi produk setelah dilakukan
ujicoba. Alur penelitian pengembangan dapat dijelaskan sebagai berikut: Potensi dan
Gambar 1. Langkah-langkah Penggunaan Metode Research and Development (R&D). (Sugiyono, 2012)
Potensi dan
B. Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan 1. Potensi dan Masalah
Menurut Sugiyono (2012:409-410), potensi adalah segala sesuatu yang
bila didayagunakan akan menjadi nilai tambah, sedangkan masalah adalah
penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Masalah
tertentu bisa dijadikan potensi jika dilakukan inovasi yang tepat. Peneliti
melakukan wawancara dan observasi awal guna mengidentifikasi potensi
dan masalah yang ada pada perkuliahan Solfegio di Jurusan Pendidikan Seni
Musik Universitas Negeri Yogyakarta. Berdasarkan hasil wawancara dan
observasi, peneliti menyimpulkan bahwa proses perkuliahan Solfegio di
Jurusan Pendidikan Seni Musik UNY memiliki masalah berupa terbatasnya
waktu tatap muka di kelas dan jumlah mahasiswa yang cukup banyak yaitu
15 hingga 20 orang setiap kelas. Sedangkan materi perkuliahan Solfegio
mencakup materi praktek yang berupa latihan ear training dan sight reading
yang perlu dilatih secara intensif dan berkelanjutan.
Mata kuliah Solfegio merupakan salah satu matakuliah yang
menentukan tingkat keterampilan mahasiswa dalam kemampuan bermusik.
Dalam mata kuliah ini mahasiswa dituntut untuk dapat mengidentifikasi
komponen dasar dalam musik seperti nada, ritme, melodi, interval, dan akor.
Kemampuan solfegio ini diimplementasikan dalam aktifitas bermusik
seperti memainkan lagu, membaca notasi, bahkan menciptakan lagu.
Namun, kesempatan mahasiswa untuk melatih kemampuan solfegionya
terbatas pada aktifitas kuliah tatap muka. Dimana perkuliahan Solfegio
berdurasi 2 x 50 menit dalam satu minggu. Dengan jumlah mahasiswa 15
latihan solfegio di luar kelas secara mandiri, namun belum ada sistem yang
memungkinkan dosen untuk mengontrol dan melihat perkembangan
mahasiswa yang berlatih secara mandiri.
Universitas Negeri Yogyakarta mencanangkan program UNY sebagai
World Class University dimana salah satu indikatornya adalah menerapkan
ICT dalam proses pendidikannya. Dengan adanya program ini, terdapat
potensi untuk mengembangkan sebuah instrumen dengan Information and
Communication Technology sebagai media untuk mendukung pembelajaran mandiri mahasiswa yang sekaligus menjadi media kontrol bagi dosen untuk
mengetahui perkembangan mahasiswanya. Infrastruktur yang disediakan
oleh universitas berupa website e-learning yang dapat diakses pada alamat besmart.uny.ac.id ini dapat dimanfaatkan sebagai media untuk mengatasi
masalah tersebut diatas.
2. Pengumpulan Data
Dari berbagai masalah dan potensi yang dapat dikembangkan,
diperlukan data agar produk yang akan dikembangkan ini secara rasional
memungkinkan untuk dibuat. Untuk merencanakan produk yang akan
dikembangkan, digunakan informasi faktual yang didapat dengan berbagai
metode dan sumber, diantaranya:
a. Jadwal perkuliahan Solfegio di Jurusan Pendidikan Seni Musik UNY.
b. Materi latihan ear training yang diajarkan di perkuliahan Solfegio di Jurusan Pendidikan Seni Musik UNY.
3. Desain Produk
Penelitian ini menghasilkan produk akhir berupa media pembelajaran
yang efektif dan mudah untuk digunakan. Desain dibuat sedemikian rupa
agar pengguna produk ini yaitu dosen dan mahasiswa nantinya dengan
mudah mengakses materi perkuliahan Solfegio berupa ear training tanpa terbatas waktu dan tempat perkuliahan. Produk ini berupa halaman website yang dapat diakses melalui internet menggunakan berbagai perangkat yang
memiliki fasilitas internet browser.
4. Validasi Desain
Desain yang dibuat akan divalidasi oleh expert yang berpengalaman
untuk menilai secara rasional apakan desain ini dinilai efektif. Desain ini
divalidasi oleh tenaga ahliyang memiliki kompetensi dalam bidang media
pembelajaran dan dosen solfegio sebagai ahli materi.
Validasi desain pada penelitian ini akan mencakup modifikasi kode
sumber pada perangkat lunak Moodle untuk menyesuaikan dengan kebutuhan penelitian, juga materi perkuliahan Solfegio yang dapat
digunakan dalam pengembangan media pembelajaran ini.
5. Revisi Desain
Setelah melalui proses validasi desain oleh ahli, dilakukan perbaikan
terhadap kelemahan-kelemahan yang dikemukakan oleh tenaga ahli. Selain
itu juga mempertimbangkan masukan dari para ahli untuk menambahkan
6. Uji Coba Produk
Desain produk yang telah dibuat selanjutnya diujicoba secara terbatas
pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Musik. Menurut Emzir
(2011:273) Ujicoba dilakukan untuk mengetahui efektifitas dari produk
yang telah dikembangkan.
Ujicoba produk dilakukan dengan menggunakan jaringan internet
dimana mahasiswa dapat mengakses produk yang diujikan melalui
perangkat yang dimiliki, baik itu laptop, tablet, maupun telepon genggam. Untuk keperluan pengumpulan data, dosen dan mahasiswa yang telah
menguji produk kemudian mengisi angket yang telah dirancang oleh
peneliti.
7. Revisi Produk
Dari Ujicoba terbatas yang dilakukan, data yang didapat kemudian
diolah. Jika ditemukan kekurangan dan kelemahan dari produk yang
dikembangkan, maka dilakukan perbaikan. Perbaikan dapat berupa materi
perkuliahan, tampilan website, maupun fungsi dan sistem penilaian.
8. Produk Akhir
Hasil perbaikan dari produk yang diujicobakan secara terbatas merupakan
produk akhir pengembangan. Produk ini dianggap sudah layak dan dapat
diterapkan pada skala yang lebih besar.
C. Subjek Penelitian
1. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Musik
Mahasiswa pada jurusan pendidikan seni musik merupakan sasaran
Open Source Learning Platform. Pertimbangan mahasiswa sebagai sasaran pengguna produk tersebut adalah:
a. Mahasiswa jurusan musik memerlukan kemampuan pendengaran agar
dapat menempuh matakuliah praktek dengan baik.
b. Mahasiswa memiliki akses pada situs besmart.uny.ac.id dimana situs
tersebut menggunakan Moodle yang dapat dipasang plugin untuk ear training ini.
c. Mayoritas mahasiswa memiliki perangkat atau dapat mengakses
perangkat yang dapat digunakan untuk media pembelajaran ini.
2. Dosen Mata Kuliah Solfegio
Pertimbangan dosen sebagai subjek penelitian diantaranya:
a. Dosen secara langsung akan menggunakan media pembelajaran ini
dalam proses belajar mengajar Solfegio yang mencakup materi
interval.
b. Dosen memiliki pemahaman terkait materi yang akan disampaikan
melalui media pembelajaran e-learning ini.
D. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Jurusan Pendidikan Seni Musik FBS UNY.
Untuk mendapatkan sampel yang beragam, responden diambil dari mahasiswa
beberapa kelas yang berbeda dan pada waktu yang berbeda. Pengujian
dilakukan selama 2 hari pada tanggal 27 dan 28 Juli 2015.
E. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena
yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah adalah pedoman
observasi, wawancara, dan angket.
1. Observasi
Obeservasi digunakan untuk memperoleh data tentang pelaksanaan
pembelajaran ear training materi interval pada matakuliah Solfegio di
Jurusan Pendidikan Seni Musik UNY.
2. Angket
Penyebaran angket digunakan untuk mendapatkan informasi yang
mencakup beberapa aspek, yaitu aspek tampilan, materi, dan kemudahan
operasional media.
No Kriteria Media 4 3 2 1
Aspek tampilan dan navigasi
1 Apakah tampilan media ini menarik?
2 Apakah jenis huruf yang digunakan mudah dibaca?
3 Apakah warna huruf sesuai dengan latar belakang?
4 Apakah petunjuk dan perintah dalam mengerjakan soal latihan jelas?
5 Apakah tata letak tombol dan navigasi mudah dipahami?
6 Apakah audio pada soal dapat didengarkan dengan jelas?
7 Apakah tampilan media pada smartphone sesuai dan berfungsi?
Aspek kegunaan
8 Apakah soal latihan untuk ear training interval mudah digunakan dan dipahami?
10 Apakah ada manfaat yang timbul dalam penggunaan media pembelajaran ini?
Aspek materi
11
Apakah soal latihan mencakup semua materi interval yang diberikan pada perkuliahan?
12
Apakah media audio sesuai untuk
diterapkan sebagai pendukung mata kuliah solfegio dengan materi interval?
13 Apakah soal latihan interval sesuai dengan latihan yang diberikan pada perkuliahan?
14
Apakah mahasiswa tertarik untuk menggunakan media ini sebagai bahan latihan Solfegio secara mandiri? Aspek kemudahan akses
15 Apakah media pendukung pembelajaran ini mudah diakses?
16 Apakah soal latihan dapat diikuti dengan mudah?
17 Bagaimana kecepatan untuk membuka halaman website pada media ini?
3. Kuisioner
Daftar pertanyaan wawancara dalam penelitian ini berisi tentang
pengalaman subjek penelitian dalam menggunakan media pembelajaran
yang dikembangkan. Diantaranya mencakup aspek tampilan website e-learning dan aspek kemudahan pengoperasian. Pertanyaan kuisioner adalah
sebagai berikut:
a. Apa perangkat yang Anda gunakan untuk mengakses media ini?
b. Koneksi internet apa yang digunakan untuk mengakses media ini
(Seluler/modem/Wifi)?
d. Apa kekurangan yang Anda temukan pada media ini?
F. Teknik Analisis Data
Analisis data yang dilakukan dibagi menjadi dua jenis, yaitu analisis data
kualitatif dan kuantitatif. Teknik analisa ini digunakan untuk mengolah data
yang diperoleh dari data yang dihimpun dari observasi, angket, dan wawancara.
1. Analisis Data Kualitatif
Analisis data kualitatif berupa pemaparan data kualitatif dari responden
setelah melakukan ujicoba produk. Sumber data kualitatif berasal dari data
wawancara secara langsung dan tanggapan tertulis pada saat mengisi
angket. Data kualitatif ini selanjutnya dapat digunakan sebagai acuan
pengembangan produk di kemudian hari.
2. Analisis Data Kuantitatif
Analisis untuk data yang diperolah dari angket menggunakan rumus:
1) Rumus data per item
� =�� � %
Keterangan:
P = Persentase (%)
X = Jumlah skor jawaban dari responden
Xi = Jumlah skor maksimal dari instrumen
2) Rumus untuk mengolah data secara keseluruhan item
� =∑ ��∑ � × %
Keterangan:
∑x = Jumlah keseluruhan skor jawaban seluruh responden
∑xi = Jumlah keseluruhan skor maksimal dalam keseluruhan instrumen
Setelah didapatkan hasil dari data yang diolah dengan menggunakan
rumus diatas, hasil tersebut dibandingkan dengan kriteria kelayakan sebagai
berikut:
Kategori Persentase Kualifikasi Ekuivalen
4 86% - 100% Tidak direvisi Sangat layak
3 76% - 85% Tidak direvisi Layak
2 56% - 75% Perlu direvisi Cukup layak
1 ≤ 55% Harus direvisi Tidak layak
Tabel 1 Kriteria tingkat kelayakan bahan ajar berbasis web (Sugiyono, 2008: 417-421).
Keterangan tabel kriteria tingkat kelayakan:
1) Apabila media yang diujicobakan tersebut mencapai tingkat
persentase 86% - 100%, maka media tersebut tergolong kualifikasi
sangat layak dan tidak perlu direvisi.
2) Apabila media yang diujicobakan tersebut mencapai tingkat
persentase 76% - 85%, maka media tersebut tergolong kualifikasi
layak dan tidak perlu direvisi.
3) Apabila media yang diujicobakan tersebut mencapai tingkat
persentase 56% - 75%, maka media tersebut tergolong kualifikasi
cukup layak tetapi perlu direvisi.
4) Apabila media yang diujicobakan tersebut mencapai tingkat
Produk bahan ajar berbasis web yang dikembangkan akan dikatakan berhasil dan dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran apabila
34
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Potensi dan Masalah
Mata kuliah Solfegio merupakan salah satu matakuliah yang menentukan
tingkat keterampilan mahasiswa dalam kemampuan bermusik. Mata kuliah ini
menuntut mahasiswa untuk dapat mengidentifikasi komponen dasar dalam musik
seperti nada, ritme, melodi, interval, dan akor. Kemampuan solfegio ini penting
dikuasai oleh mahasiswa karena nantinya akan diimplementasikan dalam aktifitas
bermusik seperti memainkan lagu, membaca notasi, bahkan menciptakan lagu. Namun,
kesempatan mahasiswa untuk melatih kemampuan solfegionya terbatas pada aktifitas
kuliah tatap muka. Dimana perkuliahan Solfegio berdurasi 2 x 50 menit dalam satu
minggu. Dengan jumlah mahasiswa 15 hingga 20 orang tiap kelas. Sebagai alternatif,
mahasiswa dapat melakukan latihan solfegio di luar kelas secara mandiri, namun belum
ada sistem yang memungkinkan dosen untuk mengontrol dan melihat perkembangan
mahasiswa yang berlatih secara mandiri.
Universitas Negeri Yogyakarta mencanangkan program UNY sebagai World
Class University dimana salah satu indikatornya adalah menerapkan ICT dalam proses
pendidikannya. Dengan adanya program ini, terdapat potensi untuk mengembangkan
sebuah instrumen dengan Information and Communication Technology sebagai media
untuk mendukung pembelajaran mandiri mahasiswa yang sekaligus menjadi media
kontrol bagi dosen untuk mengetahui perkembangan mahasiswanya. Infrastruktur yang
disediakan oleh universitas berupa website e-learning yang dapat diakses pada alamat
besmart.uny.ac.id ini dapat dimanfaatkan sebagai media untuk mengatasi masalah
B. Pengumpulan Data
Untuk merancang produk akhir yang sesuai dengan kebutuhan dan dapat
diterapkan dalam proses belajar mengajar diperlukan data-data tentang keadaan
sebenarnya pada Jurusan Pendidikan Seni Musik UNY. Data ini kemudian digunakan
sebagai acuan untuk mengembangkan produk media pembelajaran.
1. Jadwal Perkuliahan Solfegio di Jurusan Pendidikan Seni Musik UNY.
Perkuliahan Solfegio di Jurusan Pendidikan Seni Musik UNY dibagi menjadi 2
semester yaitu Solfegio 1 pada mahasiswa semester 1 dan Solfegio 2 pada semester
2. Jumlah kelas dibagi menjadi 2 kelas dengan jumlah mahasiswa tiap kelas
sebanyak 15 orang.
Jadwal mata kuliah Solfegio di Jurusan Pendidikan Seni Musik UNY dan
jumlah mahasiswa per kelas pada semester 2 tahun ajaran 2014:
2. Silabus Ear Training pada Perkuliahan Solfegio di Jurusan Pendidikan Seni Musik UNY.
Mata kuliah Solfegio di Jurusan pendidikan Seni Musik UNY diampu oleh
Bapak Fuadi, S.Sn., M.A dan Drs. Agustianto, M.Pd. Ear Training yang diajarkan
pada mata kuliah ini mencakup materi nada, ritme, interval, dan akor. Data materi
ear training pada mata kuliah ini tertuang dalam silabus.
3. Perangkat Lunak yang Digunakan Pada Situs E-learning Universitas Negeri Yogyakarta
Situs e-learning di Universitas Negeri Yogyakarta yang tersedia bagi dosen dan
C. Desain Produk
Produk yang akan dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini berupa
perangkat lunak berbasis website yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa sebagai
media pembelajaran solfegio berupa ear training atau latihan pendengaran, dalam
penelitian ini terbatas hanya pada materi interval. Produk ini dikembangkan
berdasarkan perangkat lunak Moodle versi 2.7. Program yang akan disesuaikan dengan penelitian ini adalah plugin untuk perangkat lunak Moodle yaitu Music Theory Question
Type yang dibuat oleh Dr. Eric Brisson dari Winona State University dan didistribusikan secara Open Source melalui website www.moodle.org.
Produk berupa media pembelajaran sebagai pendukung proses belajar
mengajar ini diharapkan dapat beroperasi sesuai bagan berikut:
Gambar 3. Desain Proses Pembelajaran Menggunakan Media E-learning
1. Perangkat Lunak Moodle
Perangkat lunak Moodle diinstal pada webserver yang memiliki spesifikasi minimum sebagai berikut:
- Webserver Apache atau IIS
- PHP versi 5.3.2
- Database MySQL minimal versi 5.1.33 Perkuliahan tatap muka
Dosen membuat soal latihan e-learning
Mahasiswa melakukan latihan mandiri melalui e-learrning
Hasil latihan mandiri terekam dan dapat diakses oleh dosen
Dosen mendapat feedback berupa nilai dari latihan mandiri mahasiswa
Gambar 4. Tampilan Awal Moodle Setelah Terinstal
2. Desain Tampilan
Tampilan tema Moodle diubah dari tampilan standar dengan menggunakan tema Elegance yang didistribusikan secara Open Source melalui
http://moodle.org. Tema ini menggunakan Bootstrap versi 3 yang memungkinkan tampilan website lebih menarik dan dapat menyesuaikan
dengan ukuran layar komputer yang digunakan oleh pengguna.
Gambar 6. Tampilan Baru Setelah Dipasang Tema "Elegance"
Setelah terpasang, tampilan website berubah warna menjadi biru dan
dengan tata letak yang sedikit berbeda dengan tampilan standar. Pada saat
dicoba melalui perangkat telepon genggam dengan ukuran layar yang lebih
kecil, tata letak website menyesuaikan secara otomatis agar tetap terlihat dan
berfungsi dengan baik.
3. Plugin Teori Musik
Plugin Music Theory Question Type ini dibuat oleh Dr. Eric Brisson dari
Winona State University. Kelebihan dari plugin ini adalah dapat membuat soal secara random dengan parameter tertentu. Pengajar dapat membuat soal acak
dengan menentukan kuantitas dan kualitas interval yang boleh muncul pada soal
yang ditampilkan tanpa harus menulis soal satu per satu.
Gambar 8. Menu Question Type Music Theory Terpasang Pada Moodle
Secara default jenis soal latihan dengan menggunakan plugin Music
Theory Question Type ini hanya dapat menampilkan soal berupa teks dan notasi. Untuk menyesuaikan dengan kebutuhan penelitian ini, plugin akan dimodifikasi agar dapat menampilkan soal berupa suara dengan cara mengubah kode
4. Pembuatan Soal dan Materi Latihan Ear Training
Gambar 9. Menu Edit Course
Pembuatan soal untuk materi latihan ear training dapat dilakukan pada
menu Course > Solfegio > Edit Course > Edit Quiz. Dosen dapat memasukkan soal-soal latihan secara manual atau menggunakan plugin ini untuk
meng-generate soal secara acak.
Gambar 10. Menu Topik Bahasan
Dosen dapat memberi judul pada setiap topik bahasan sesuai dengan
silabus perkuliahan.
Gambar 11. Menu Pilihan Bentuk Aktivitas
Pada setiap topik bahasan, terdapat pilihan untuk memasukkan beberapa
jenis kegiatan yang bisa dilakukan, seperti memberi tugas, chat, memberi materi perkuliahan, kuis, dan lain-lain. Untuk membuat kegiatan ear training pada
Gambar 12. Halaman Edit Kuis
Pada halaman edit quiz, dosen dapat memasukkan soal-soal untuk ear training. Tipe soal untuk ear training ini menggunakan plugin yang telah kita
pasang yaitu music theory.
Gambar 14. Menu Pilihan Soal
Soal latihan dapat dipilih dari berbagai soal yang tersedia, seperti
menulis nada, mengidentifikasi tanda kunci, menulis atau mengidentifikasi
interval, mengidentifikasi akor, dan lain-lain. Untuk keperluan penelitian ini
tipe soal yang digunakan adalah interval indentification dimana mahasiswa
diminta untuk mengidentifikasi nama interval yang diberikan.
Gambar 15. Pilihan Paranada Untuk Soal Yang Akan Dibuat
Parameter lain yang dapat dipilih diantaranya paranada, posisi nada
kedua pada soal interval, dan kualitas interval apa saja yang akan muncul pada
Gambar 16. Pilihan Posisi Nada Kedua Pada Soal Interval
Gambar 18. Soal Mengidentifikasi Kualitas Interval Masih Berupa Notasi
Pada fungsi asli dari plugin music theory, soal yang muncul masih
berupa notasi visual. Dibutuhkan modifikasi kode sumber untuk mengubah soal
visual tersebut menjadi audio sesuai yang diharapkan.
Gambar 19. Soal Mengidentifikasi Kualitas Interval Diubah Menjadi Suara
Pada desain akhir, soal berupa audio dari dua buah nada akan dapat
dimainkan pada saat siswa masuk ke halaman soal latihan. Siswa dapat
memainkan nada tersebut secara terpisah. Pada setiap soal terdapat petunjuk
D. Validasi Desain
Validasi desain dilakukan untuk mengetahui apakah media pembelajaran yang
dikembangkan, menurut para validator dapat digunakan atau masih belum dapat
digunakan. Validator mencakup ahli media yang memiliki kompetensi dan pemahaman
mengenai media yang dikembangkan yaitu Moodle dan juga ahli materi yang memiliki
kompetensi dalam materi ear-training pada mata kuliah Solfegio.
1. Instrumen Uji Validitas Media
Validasi media diuji oleh Dosen Teknik Informatika UNY Bapak Nurkhamid,
Ph.D dengan aspek dan kriteria kelayakan sebagai berikut:
a. Tampilan desain.
b. Konsistensi dan navigasi.
c. Kemudahan penggunaan media.
d. Fungsional media.
2. Instrumen Uji Validitas Materi
Validasi materi oleh dosen mata kuliah Solfegio di Jurusan Pendidikan Seni
Musik UNY Bapak Fuadi, S. Sn., M.A. Aspek dan kriteria yang diujikan yaitu:
a. Kualitas materi.
b. Manfaat media.
c. Kemudahan penggunaan.
3. Hasil Uji Ahli Media dan Ahli Materi a. Hasil Validasi Ahli Media
Penilaian ahli media dilakukan pada Jumat, 29 Mei 2015 bertempat di kantor
UPT Perpustakaan Universitas Negeri Yogyakarta. Penilaian dilakukan dengan
menguji media e-learning pada perangkat komputer dan smartphone oleh Bapak
- Nilai total: 49 poin
- Skor maksimal: 52 poin
Kriteria kelayakan menurut ahli media dapat dihitung menggunakan rumus
berikut:
∑x = Jumlah keseluruhan skor jawaban seluruh responden
∑xi = Jumlah keseluruhan skor maksimal dalam keseluruhan instrumen
Dari perhitungan tersebut media ini masuk dalam kriteria sangat layak.
Namun ahli media juga menemukan adanya beberapa suara yang hilang pada
nada-nada tertentu dan menyarankan untuk segera diperbaiki.
b. Hasil Validasi Ahli Materi
Validasi materi dilakukan dengan menghadirkan expert yaitu dosen mata kuliah Solfegio di Jurusan Pendidikan Seni Musik UNY Bapak Fu’adi, S. Sn, M.A. Penilaian dilakukan dengan menguji rancangan materi secara online pada alamat
http://kelas.bicaramusik.com. Penilaian dari ahli materi diperoleh sebagai berikut:
- Nilai total: 35 poin
- Skor maksimal: 44 poin
Kriteria kelayakan menurut ahli materi dapat dihitung menggunakan rumus berikut:
� =∑ �∑ �