Diawali gerakan reform asi 1997/ 1998 desakan kuat unt uk ot onom i daerah
Masa Presiden Habibie dikeluarkan UU No. 22/ 1999 t ent ang Pem erint ahan Daerah dan UU No. 25/ 1999 ttg Perim bangan Keuangan
Pusat dan Daerah Dilaksanak an secara
Perjalanan ot onom i daerah di Indonesia t elah m em asuki t ahap perkem bangan baru dengan disahk annya UU No. 32 Tahun 2004 t ent ang Pem erint ahan Daerah dan UU No. 33 Tahun 2004 t ent ang Perim bangan Keuangan ant ara Pem erint ah Pusat dan Pem erint ah Daerah.
Kedua UU ini bert ujuan unt uk m eningkat kan efi siensi dan efekt i fi t as pem erint ahan
Dalam kedua UU ini pem erint ah dan DPR m em berikan jawaban/ solusi t erhadap
perm asalahan yang t erdapat dalam paket UU t erdahulu yang dianggap sudah t i dak sesuai dengan perkem bangan keadaan,
ket at anegaraan, dan t unt ut an
UU No.32 Tahun 2004 lebih m em perhat ikan aspek- aspek hubungan ant ar susunan
pem erint ahan dan ant ar pem erint ahan daerah, pot ensi dan k eanekaragam an daerah, peluang dan t ant angan persaingan global dengan
m em berikan kewenangan yang seluas- luasnya kepada daerah disert ai dengan pem berian hak dan kewajiban m enyelenggarakan ot onomi
daerah dalam kesat uan sist em
Sedangkan UU No. 33 Tahun 2004 m engat ur sist em keuangan berdasarkan pem bagian
kewenangan, t ugas, dan t anggung jawab yang jelas ant ar susunan pem erint ahan.
Penyelenggaraan pem erint ahan yang m enjadi kewenangan daerah dibiayai dari APBD,
m oney f ollows f unction
Yait u: kewenangan yang diserahkan kepada daerah harus diikut i dengan pendanaan yang sesuai dengan besarnya beban kewenangan t ersebut , baik kewenangan yang
didekonsent rasikan kepada Gubernur
m aupun kepada Pem erint ah Daerah/ desa
Psl 1 (5) “hak, wewenang, dan kewajiban
daerah ot onom ut k m engat ur dan
m engurus sendiri urusan pem erint ahan dan
kepentingan masyarakat sesuai dengan
perat uran perundang- undangan”
Psl 1 (6) Daerah ot onom : kesat uan m asy
hukum yg m em punyai bat as2 wilayah yg
berwenang mengaur & m engurus urusan
pem erint ahan & kepentingan masy
set empat m enurut prakarsa sendiri
Desent ralisasi : penyerahan wewenang pem erint ahan oleh Pem erint ah Pusat kpd
daerah ot onom ut k m engt at ur dan m engurus urusan pem erint ahan dalam NKRI
Dekonsent rasi: pelim pahan wewenang
Dari “Operat or” inisiat or, planner, fund raising, operat or, supervisor, evaluat or
Perlu diim bangi dengan dukungan sum ber
Fungsi penyediaan pelayanan Fungsi regulat ory
Fungsi pem bangunan Fungsi represent at if
fungsi penyediaan pelayanan, baik pelayanan sosial m aupun lingkungan. Pelayanan
lingkungan yang biasanya dilakukan oleh pem erint ah daerah ant ara lain jalan daerah, penerangan jalan, pem buangan sam pah,
drainase, t am an dan sarana rekreasi.
Pelayanan jalan ut am a, pengendalian banjir, dan irigasi biasanya dilakukan oleh
fungsi regulat ory, yang m encakup
pem buat an dan penerapan perat uran daerah, keput usan gubernur,bupat i , walikot a, dan
produk hukum daerah lainnya. Selain yang berkait an dengan urusan Pert ahanan dan
Angkat an Perang, ham pir sem ua urusan pada hakikat nya dapat dilim pahkan kepada
daerah. Pem erint ah pusat dapat m enyesuaikan besar dan luasnya
fungsi pem bangunan, yang m encakup
pem bangunan ekonom i, fi sik, sosial, m aupun lingkungan. Pada m asa lalu, pem erint ah
daerah sering kali t erlibat secara langsung dalam kegiat an ekonom i sepert i t erlibat
Pem erint ah daerah m engem ban fungsi
representat i f dalam dua arah. Pada sat u sisi, pem erint ah daerah m erupakan represent asi, wakil, kepanjangan t angan dari pem erint ah pusat . Pada sisi lain, pem erint ah daerah juga harus dapat m erepresent asikan aspirasi dari m asyarakat daerah supaya m endapat perhat i an yang m em adai dalam penyelenggaraan
pada perencanaan koordinasi at as
Sentralistik Desentralistik
1. Sebagian besar kebijakan
ditentukan: Pusat: Kewenangan Daerah Terbatas
2. Anggaran: mayoritas sumber penerimaan dan alokasi
pengeluaran dikuasai/di tangan Pusat
3. Keleluasaan Daerah
menggunakan transfer dari Pusat terbatas
(spesific/conditional grant)
Alasan: Skala ekonomis; efisiensi;
rezim sosialis
1. Ada kewenangan yang luas bagi Daerah
2. Anggaran: ada keseimbangan fiskal Pusat-Daerah
3. Ada keleluasaan daerah dalam memanfaatkan transfer dari Pusat (block grant)
Alasan: efisiensi, akuntabilitas,
Sejak keluarnya UU 22/ 1999 eksekut if dan legislat if daerah mem punyai ot onomi unt uk m em buat kebijakan- kebijakan lokal
Kewenangan DPRD t idak hanya sebt as
m em ilih Kepda, t et api juga m em buat at uran-at uran daerah, pengawasan, invest it gasi,
Meningkat kan kualit as dan kuant it as pelayanan publik dan kesejaht eraan rakyat .
Mencipt akan efisiensi dan efekt ivit as pengelolaan sum berdaya daerah.
Mem berdayakan dan m encipt akan ruang bagi m asyarakat unt uk berpart isipasi dalam proses pem bangunan.
Namun dem ikian, k arena sistem perpaj akan dan
1. Pembagian Kewenangan yg rasional antar tkt
pemerintahan
penggalian dan penggunaannya
2. Memberikan bagian yg memadai dr sumber2 dana
masyarakat secara keseluruhan utk membiayai
fungsi pelayanan & pemb. yang diselenggarakan
Pemda
3. Membagi pengeluaran pemerintah secara adil
diantara daerah-daerah
Vert ical fiscal im balances.
Horizontal fiscal
im balances.
Spill- over effect s.
Daerah dapat m elaksanakan t ugas yang
direncanakan dari
revenue adequacy.
Form ula t idak m edorong t erjadinya anggaran yang defisit .
Form ula berbanding lurus dengan kebut uhan
fiskal dan berbading t erbalik dengan
kapasit as fiskal daerah.
Alokasi pusat ke daerah dit ent ukan fiscal capacity
dan at au fiscal need.
Kapasit as fiskal m encerm inkan pot ensi kem am puan daerah m endanai jasa- jasa yang harus disediakan pem erint ah.
Kebut uhan fiskal m enunjukkan t ot al pengeluaran yang dibut uhkan daerah unt uk m elaksanak an akt ivit asnya.
Sebagaim ana yang dinyat akan dalam Perm endagri Nom or 13 Tahun
2006 t ent ang Pedom an Pengelolaan Keuangan Daerah (yang t elah
diperbaharui dengan Perm endagri Nom or 59 Tahun 2007), ruang lingkup
a
. hak daerah unt uk m emungut pajak dan
ret ribusi daerah,
b. kewajiban daerah unt uk menyelenggarakan
urusan pem erintahan daerah dan m embayar
t agihan pihak ket i ga,
c. penerim aan dan pengeluaran daerah,
d. kekayaan daerah yang dikelola sendiri at au
oleh pihak lain, t erm asuk kekayaan yang
dipisahkan pada perusahaan daerah, dan
e. kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh
pem erint ah daerah dalam rangka
Secara t ert i b adalah bahwa keuangan daerah dikelola secara t epat wakt u dan t epat guna yang didukung dengan bukt i ¬ - bukt i
Taat pada perat uran perundang- undangan adalah bahwa pengelolaan keuangan daerah harus berpedom an pada perat uran
Efekt i f m erupakan pencapaian hasil program dengan t arget yang t elahdit et apkan, yait u
Efisien m erupakan pencapaian keluaran
Transparan merupakan prinsip ket erbukaan yang m em ungkinkan m asyarakat unt uk
m enget ahui dan m endapat kan akses
Bert anggung jawab m erupakan perwujudan kewajiban seseorang unt uk
m em pert anggung jawabkan pengelolaan dan pengendalian sum ber
daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepadanya dalam
Kepat uhan adalah t i ndakan at au suat u sikap yang dilakukan dengan wajar dan
Manfaat unt uk m asyarakat adalah bahwa keuangan daerah diut am akan unt uk
SEKIAN
Unt uk pendanaan sbg pelaksanaan desent ralisasi t dr dr:
PAD
Bersum ber dari
Pajak daerah
Ret ribusi daerah
Hasil pengelolaan kekayaan daerah yg dipisahkan
Lain- lain PAD yg sah Hibah dan pendapat an
Dana Bagi Hasi;
Sem akin besarnya dana dikelola daerah
perlu kem am puan daerah dlm pengelolaan
keuangan
Kesenjangan ant ardaerah (kaya- m iskin
SDA)
Mekanism e ut k t urunkan
kesenjangan lewat DAU/ DAK??
Daerah m iskin SDA perlu kreat if cari
dana-dana nonkonvensional di luar PAD
joint
vent ire, penerbit an obligasi, jual saham ,
m odal vent ura, kem it raan, BOT, BOO (Built
Own Operat e), BOL (Bulit Own Lease)
1.
Mem perluas basis penerim aan daerah al:
Melakukan pendat aan wajib pajak/ ret ribusi baru yang pot ensial.
Mem perbaiki basis dat a obyek pajak/ ret ribusi dengan jalan m em bent uk t eam unt uk
m em perbarui jum lah pem bayar pajak/ ret ribusi di daerah m asing- m asing.
Mem perbaiki penilaian kem bali obyek pajak. Menghit ung kapasist as penerim aan (pot ensi) set iap jenis pungut an.
2. Meningkat kan pengawasan ut k kurangi
kebocoran, al:
Pem eriksaan m endadak unt uk m elengkapi prosedur pem ungutan self assesm ent .
Mem perbaiki proses pengawasan
Upaya unt uk m enerapkan sangsi yang berat dan ket at bagi para penunggak.
Menerapkan disiplin adm insit rat if bagi st af keuangan yang m em berikan kont ribusi
3. Meningkat kan efisiensi adm inist rasi unt uk
m engurangi berbagai pungut an Ini m erupakan bagian dari upaya untuk m em inim alkan biaya
pem ungut an. ant ara lain dg penyederhanaan adm inist rasi, m enghit ung t ingkat efisiensi
pem ungut an set iap penerim aan, m engurangi biayai pem ungut an, dan m enghilangkan fakt or- fakt or
yang t erident ifikasikan di lapangan yang m em berikan kont ribusi t erhadap kurang opt im alnya penerim aan.