• Tidak ada hasil yang ditemukan

Position Paper KPPU Terhadap Perkembangan Perkebunan Kelapa Sawit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Position Paper KPPU Terhadap Perkembangan Perkebunan Kelapa Sawit"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

POSI TI ON PAPER KPPU

TERH AD AP PERKEM BAN GAN PERKEBU N AN KELAPA SAW I T

BAB I PEN D AH U LUAN

1.1 La t a r Be la k a n g

Luas Ar eal per kebunan saw it di I ndonesia t er us ber t um buh dengan pesat ,

dem ikian pula pr oduksi dan ekspor m inyak saw it nya. Luas ar eal t anam an

kelapa saw it m eningkat dar i 290 r ibu Ha pada t ahun 1980 m enj adi 5.9 j ut a

hekt ar pada t ahun 2006 at au m eningkat 20 kali lipat . Dalam kur un w akt u

yang sam a, pr oduksinya, ber upa CPO ( m inyak kelapa saw it m ent ah) dan

CPKO ( m inyak int i saw it m ent ah) , m eningkat 17 kali lipat dar i 0,85 j ut a t on

m enj adi 14,4 j ut a t on. I ndonesia saat ini pr odusen m inyak saw it ( CPO)

kedua t erbesar dan dipr ediksikan t ahun 2010 ( bahkan pem er int ah

m enar get kan t ahun 2008) nom or sat u di dunia, m elam paui Malaysia.

Pangsa pr oduksi m inyak saw it I ndonesia saat ini kur ang lebih sebesar 36

per sen dar i t ot al pr oduksi dunia, sedangkan Malay sia t elah m encapai

kont r ibusi sebesar 47 per sen1. Sehingga secar a ber sam a- sam a, I ndonesia

dan Malaysia pr akt is m enguasai 83 per sen pr oduksi dunia.

Pr ospek pasar m inyak saw it dipr ediksikan m asih akan sangat cer ah, ant ar a

lain kar ena m asih t ingginya per m int aan dunia. Konsum si dunia r at a- r at a

t um buh 8 per sen per t ahun, bahkan beber apa t ahun t erakhir, j auh di at as

kem am puan pr oduksi sehingga har ga dipast ik an akan t erus m eningkat .

Ber beda dengan Malaysia, peluang I ndonesia unt uk m enggenj ot produksi

m asih sangat besar , t er ut am a dengan ket er sediaan lahan, kesesuaian iklim ,

ket er sediaan t enaga ker j a r elat if m ur ah yang m elim pah, ser t a biaya

pem bangunan dan per aw at an per hekt ar yang j uga lebih m ur ah.

Dem ikian m enar iknya pr ospek pasar dan m asih r elat if t er bukanya pot ensi

pasar pr oduksi kelapa saw it di I ndonesia, t elah m em baw a dam pak t er hadap

sem akin ket at nya t ingkat per saingan di sekt or ber sangkut an. Per saingan

ant ar a pabrik kelapa saw it ( selanj ut nya disebut PKS ) yang m em iliki kebun

dengan PKS t anpa Kebun adalah salah sat u bent uk im bas dar i r eaksi pasar

dalam pengolahan hasil per kebunan kelapa saw it .

1

(3)

Kehadir an PKS t anpa kebun di sat u sisi t elah m em ber ikan alt er nat if pasar

bagi pet ani at aupun pekebun saw it unt uk m endapat kan t ingkat har ga yang

baik. Sedangkan disisi lain, kehadir an PKS t anpa kebun diduga t elah

m engganggu pasar secar a signifikan bahkan ber pot ensi m engar ah pada

bent uk persaingan t idak sehat kar ena t elah m engakibat kan t er gangguny a

pasokan bahan baku bagi PKS yang m em iliki kebun.

Sem akin m er uncingnya t ingkat per saingan di pasar pr oduksi pengolahan

kelapa saw it t er sebut , t elah m enyebabkan Depar t em en t eknis t er kait dan

pem er int ah di beber apa daer ah secar a langsung m elakukan int er vensi.

Beber apa bent uk r egulasi yang dikeluar kan oleh pem er int ah diant ar anya

adalah Per m ent an No. 395/ Kpt s/ OT.140/ 11/ 2005 t ent ang Pedom an

Penet apan Har ga TBS Kelapa Saw it Produksi Pekebun dan Per m ent an No.

26/ Per m ent an/ OT.140/ 2/ 2007 t ent ang Pedom an Per izinan Usaha

Per kebunan. Di sam ping it u, seper t i t er j adi di Propinsi Jam bi, pem erint ah

daerah dalam hal ini Gubernur Jam bi cq. Dinas per kebunan Pr opinsi Jam bi

t elah m elakukan upay a- upay a unt uk m enet apkan keser agam an har ga

pem belian Tandan Buah Segar baik dar i pek ebun plasm a m aupun

non-plasm a.

1 .2 Ru a n g Lin gk u p Pe r m a sa la h a n

Mencer m at i fenom ena PKS Tanpa Kebun dan upaya- upaya r esponsive dar i

pem er int ah dan at aupun depar t em en t eknis di sekt or indust r i per kebunan

kelapa saw it sebagaim ana diur aikan pada bagian lat ar belakang t er sebut

diat as, m aka kegiat an evaluasi kebij akan yang dilakukan oleh KPPU saat ini

akan difokuskan pada per m asalahan:

1. Bagaim anak ah ker agaan dan kiner j a pasar usaha per kebunan kelapa

saw it di I ndonesia?

2. Bagaim anakah pot ensi dam pak r egulasi yang ber laku dalam usaha

per kebunan kelapa saw it t er hadap ker agaan dan kiner j a pasar ?

1 .3 Tu j u a n

Adapun Tuj uan yang dihar apkan dar i kegiat an evaluasi kebij akan ini adalah

sebagai ber ikut :

1. Mengident ifikasi ker agaan dan kiner j a pasar usaha per kebunan kelapa

(4)

2. Mengident ifik asi regulasi y ang ber laku dalam usaha per kebunan kelapa

saw it di I ndonesia ser t a m enganalisis pot ensi dam paknya t er hadap

ker agaan dan kiner j a pasar sekt or ber sangkut an.

1 .4 M e t odologi

St rukt ur dan k elem bagaan indust ri k elapa saw it dipengar uhi set idaknya oleh

t iga fakt or ut am a, yait u : ( i) kar akt erist ik kom odit as; ( ii) kondisi per m int aan

dan penaw ar an kom odit as yang ber sangkut an, dan ( iii) kebij akan

Pem er int ah.

Dalam ker angka fikir st r uct ur e, conduct and per form ance, st r ukt ur dan

kelem bagaan indust r i m enent uk an kondisi per saingan usaha, yang pada

gilir annya ber pengar uh t er hadap kiner j a ber upa efisiensi dan kesej aht er aan

m asyar akat . Unt uk m enem ukan j aw aban t er hadap per m asalahan yang

dir um uskan dan t uj uan yang ingin dicapai sebagaim ana t er sebut di at as,

dit em puh dua pendek at an:

1. St u di Pu st a k a . St udi ini dilak sanak an unt uk m endapat kan gam bar an at au pot r et indust r i kelapa saw it secar a m enyelur uh t erut am a t er kait

dengan kebij akan pem er int ah dalam pengem bangan dan pengusahaan

per kebunan kelapa saw it , st r ukt ur dan kiner j a pasar per kebunan

kelapa saw it ser t a ser t a isu- isu pokok yang m uncul seput ar

pengusahaan per kebunan kelapa saw it .

2. St u di La pa n ga n . Ber bekal pot r et indust r i dar i st udi pust aka, dit em puh langk ah kedua, y ait u st udi lapang m elalui m et ode

pengam at an langsung, w aw ancar a dengan ber bagai nar asum ber , ser t a

FGD ( Focus Gr oup Discussion) dengan st akeholder di daer ah. Dar i

st udi lapang dihar apkan dapat diper oleh: ( a) r ealit as seput ar

kont r over si keber adaan dan operasionalisasi PKS t anpa kebun pada

kasus excess dem and m aupun excess supply pasar t andan buah segar

kelapa saw it dan ( b) kondisi dan pr oses- pr oses yang t er j adi dalam PI R,

seper t i bent uk kem it r aan plasm a- int i dan penet apan har ga t andan

(5)

BAB I I

TEN TAN G KELAPA SAW I T

2 .1 KOM OD I TAS KELAPA SAW I T

2 .1 .1 Se j a r a h Ke la pa Sa w it di I n don e sia

Kelapa saw it ( Elaeis) t er m asuk golongan t um buhan palm a. Saw it m enj adi

populer set elah Revolusi I ndust r i pada akhir abad ke- 19 yang m enyebabkan

per m int aan m inyak nabat i unt uk bahan pangan dan indust r i sabun m enj adi

t inggi.

Kelapa saw it di I ndonesia diint r oduksi per t am a kali oleh Kebun Raya pada

t ahun 1884 dar i Maur it ius ( Afr ika) . Saat it u Johannes Elyas Teysm ann yang

m enj abat sebagai Dir ekt ur Kebun Ray a. Hasil int roduk si ini berk em bang dan

m erupakan induk dari perk ebunan kelapa saw it di Asia Tenggar a. Pohon

induk ini t elah m at i pada 15 Okt ober 1989, t api anakannya bisa dilihat di

Kebun Raya Bogor .

Kelapa saw it di I ndonesia bar u diusahakan sebagai t anam an kom er sial pada

t ahun 1912 dan ekspor m inyak saw it per t am a dilakukan pada t ahun 1919.

Per kebunan kelapa saw it per t am a dibangun di Tanahit am , Hulu Sum at er a

Ut ar a oleh Schadt seor ang Jer m an pada t ahun 1911.

Pada aw alnya, pelaku usaha kelapa saw it t er bat as pada per usahaan asing

ber skala besar dan t er int egr asi ant ar a budidaya, pengolahan Pabr ik Kelapa

Saw it ( PKS) , dan pem asar an hasilnya. Hal ini ber langsung hingga per iode

aw al Republik. Sekit ar 1958, beberapa per usahaan Belanda

dinasionalisasikan dan diam bil alih sebagai Per usahaan Per kebunan Negar a.

Rakyat m enj adi pelak u usaha per kebunan kelapa saw it bar u sekit ar t ahun

1980 dengan dikem bangkannya pr ogr am PI R ( Per kebunan I nt i Rakyat )

dalam r angka pr ogr am akseler asi pem bangunan perk ebunan. Ter dapat

beber apa ver si PI R sesuai dengan sasar an dan sum ber pendanaannya,

seper t i PI R- BUN at au NES ( Nucleus Est at e and Sm allholder ) , PI R- TRANS

dan PI R- KKPA t elah m em per cepat per kem bangan usaha per kebunan r akyat

ini.

Per kem bangan kelapa saw it r akyat ini dapat dikat akan fenom enal. Ber aw al

pada t ahun 1980, dalam sepuluh t ahun per t am a m encapai sek it ar 300 r ibu

(6)

m encapai lebih dari 1,8 j ut a hek t ar. Dari luas areal k elapa saw it raky at ini,

disam ping per kebunan plasm a, sebagian besar adalah per kebunan sw adaya

yang ber invest asi m enggunakan dana sendir i at au pinj am an, t er m ot ivasi

oleh pengalam an sukses pet ani lain ser t a pr ospek bisnis yang cer ah.

2 .1 .2 Ka r a k t e r ist ik Kom odit a s Ke la pa Sa w it

Kelapa saw it t er m asuk t anam an ker as ( t ahunan) yang m ulai m enghasilk an

pada um ur 3 t ahun dengan usia pr odukt if hingga 25 – 30 t ahun dan

t ingginya dapat m encapai 24 m et er . Bunga dan buahnya ber upa t andan,

ber cabang banyak. Buahnya kecil, bila m asak ber w ar na m er ah kehit am an.

Daging buahnya padat . Daging dan kulit buahnya m engandung m inyak.

Minyaknya it u digunakan sebagai bahan m inyak gor eng, sabun, dan lilin.

Am pasnya dim anfaat kan unt uk m akanan t er nak. Am pas yang disebut

bungk il it u digunak an sebagai salah sat u bahan pem buat an m akanan ayam .

Tem pur ungnya digunakan sebagai bahan bakar dan ar ang.

Kelapa saw it ber kem bang biak dengan bij i, t um buh di daer ah t r opis, pada

ket inggian 0- 500 m et er di at as per m ukaan laut . Kelapa saw it m enyukai

t anah yang subur , di t em pat t er buka dengan kelem baban t inggi.

Kelem baban t inggi it u ant ar a lain dit ent ukan oleh adanya cur ah huj an yang

t inggi, sekit ar 2000- 2500 m m set ahun.

2 .1 .3 Pr odu k Tu r u n a n Pe n gola h a n Ke la pa Sa w it

Pr oduk ut am a adalah m inyak saw it , CPO dan CPKO, yang selanj ut nya

m enj adi bahan bak u indust ri hilir pangan m aupun non pangan. Di sam ping

pr oduk ut am a CPO dan CPKO ser t a pr oduk- pr oduk t urunannya secar a lebih

rinci dalam pohon indust ri k elapa saw it ( Gam bar 1) dapat dilihat pot ensi

pr oduk- pr oduk sam pingan seper t i t andan kosong, pelepah dan bat ang, ser t a

(7)

2 .2 PERKEBUN AN KELAPA SAW I T 2 .2 .1 Pe r t u m bu h a n Lu a sa n La h a n

Per kem bangan per kebunan kelapa saw it yang pada t ahun 1979/ 1980 seluas

289.526 Ha dan hanya diusahakan dalam bent uk usaha per kebunan besar ,

kem udian ber kem bang sam pai 5.972 Ribu Ha pada t ahun 2006 set idaknya

(8)

ber sangkut an dalam per cepat an pem bangunan per kebunan kelapa saw it di

I ndonesia.

Ber ikut adalah t abulasi m engenai per kem bangan luas ar eal per k ebunan

Kelapa Saw it di indonesia Ber dasar k an pengusahaannya:

Pe r k e bu n a n

Pr odukt ivit as per kebunan kelapa saw it pada kurun w akt u 1998- 2006

ber dasar kan pengusahaannya dapat dit unj ukan dalam t abulasi dat a sebagai

(9)

Pe r k e bu n a n

1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006

PR PBN PBS

2 .2 .3 Pe n y e ba r a n Lok a si Pe n gu sa h a a n

Penyebar an Per kebunan Kelapa Saw it adalah sebagaim ana dit unj ukkan

pada dat a yang t er t abulasi sebagai ber ikut :

10 Lam pung 12.226 14.960 97.445 163.589

(10)

15 Kalim ant an

Dalam pola pem ilikan dan pengusahaan kelapa saw it di I ndonesia, r elat if

t idak t er konsent r asi pada sat u kelom pok pelaku usaha yang dom inan.

Ber ikut adalah t abulasi dat a per t ahun 2006 t er kait dengan par a Pem ain

Besar per kebunan kelapa saw it di I ndonesia:

N o Pe r u sa h a a n Lu a s La h a n

Tabulasi t er sebut di at as m enginfor m asikan bahw a 26.90% penguasaan

(11)

besar , yait u Raj a Gar uda Mas, Wilm ar Gr oup, Gut hr ie gr oup, Sinar Mas dan

Ast r a Agr o Lest ar i.

2 .3 PEN GOLAH AN H ASI L PERKEBUN AN KELAPA SAW I T

Ber ikut adalah t abulasi m engenai j um lah kapasit as pr oduski t er pasang

Pabr ik Kelapa Saw it dan peny ebar annya di I ndonesia:

N o Pr ov in si Un it Ka pa sit a s

kekur angan at aupun kelebihan pabr ik pengolahan kelapa saw it di 19

pr opinsi di I ndonesia pada t ahun ber sangkut an:

(12)

3 Sum bar 65388 1307760 326 10 270 270 0 ( 326)

4 Riau 217406 43481120 1087 51 2225 2093 132 ( 955)

5 Jam bi 111193 2223860 556 13 365 333 32 ( 524)

6 Sum sel 134036 2680720 670 20 1025 900 125 ( 545)

7 Bengkulu 30571 611420 153 6 220 125 95 ( 58)

8 Lam pung 24265 485300 121 8 213 213 0 ( 121)

9 Babel 73126 1462520 265 6 90 90 0 ( 365)

10 Jabar 637 12740 3 1 20 20 0 ( 3)

11 Bant en 777 15540 4 1 30 30 0 ( 4)

12 Kalbar 89931 1798620 450 13 550 485 65 ( 385)

13 Kalt eng 52954 1059080 265 5 150 83 67 ( 198)

14 Kalsel 64013 1280260 320 7 290 230 60 ( 260)

15 Kalt im 49186 983720 246 7 250 150 100 ( 146)

16 Sult eng 22925 458500 115 1 30 30 0 ( 115)

17 Sulsel 32297 645940 161 5 215 196 19 ( 142)

18 Sult ra 11102 222040 55 0 0 0 0 ( 55)

19 Papua 19169 383380 96 3 90 90 0 ( 96)

Jum lah 1136188 61856760 5579 256 9447 8159 1288 ( 4391)

Sum ber : Dit j en BP2HP, 2002

Ket er angan : TBM : Tanam an Belum Menghasilk an TPS : Kapasit as Ter pasang

TPK : Kapasit as Ter pakai

( ) : Kekur angan Kapasit as Unit Pengolahan

+ : Kelebihan Kapasit as Unit Pengolahan

Dat a- dat a pada t ahun 2002 t er sebut m encer m inkan kebut uhan akan pabr ik

kelapa saw it di I ndonesia m asih cukup besar . Hal inilah yang kem udian

m endor ong t um buh dan ber kem bangny a PKS t anpa kebun. Hadir nya PKS

t anpa kebun pada sat u sisi dapat m em baw a m anfaat bagi pekebun, nam un

disisi lain unt uk daer ah y ang t elah ber lebih kapasit as produksinya m enj adi

per m asalahan yang m engganggu kehar m onisan kem it r aan plasm a- int i yang

(13)

BAB I I I

KEBI JAKAN PEM ERI N TAH D ALAM PEN GATU RAN PEN GELOLAAN PERKEBU N AN D AN PEN GOLAH AN H ASI L PERKEBUN AN

Pengat ur an m engenai pem bangunan Per kebunan di I ndonesia secar a khusus

diat ur m elalui Undang Undang No. 18 Tahun 2004 t ent ang Per kebunan. Salah

sat u per t im bangan yang m endasar i lahir nya UU No.18/ 2004 t er sebut adalah bum i

dan air dan kekayaan alam yang t er kandung di dalam nya m er upakan pot ensi

yang sangat besar dalam pem bangunan perekonom ian nasional t erm asuk

didalam nya pem bangunan per kebunan dalam m ew uj udkan kem akm ur an dan

kesej aht er aan r akyat secar a ber keadilan. Guna m ew uj udkan kesej aht er aan dan

kem akm ur an r akyat secar a ber keadilan, m aka per kebunan per lu dij am in

keber lanj ut annya ser t a dit ingkat kan fungsi dan per anannya

Sebagaim ana diat ur di dalam Pasal 15 UU No.18/ 2004, Usaha per kebunan t erdir i

at as usaha budidaya t anam an perk ebunan da n a t a u usaha indust ri pengolahan

hasil per kebunan2. Budidaya t anam an per kebunan m er upakan ser angkaian

kegiat an prat anam , penanam an, pem elihar aan t anam an, pem anenan dan sor t asi.

Sedangkan usaha indust r i pengolahan hasil per kebunan m er upakan kegiat an

pengolahan yang bahan baku ut am anya hasil per kebunan unt uk m em per oleh nilai

t am bah.

Lebih lanj ut , pasal 15 t er sebut j uga m enyat akan bahw a indust r i pengolahan hasil

per kebunan m er upakan pengolahan hasil per kebunan yang bahan bakunya

kar ena m enur ut sifat dan kar akt er ist iknya t idak dapat dipisahkan dengan usaha

budidaya t anam an per kebunan t er dir i dar i gula pasir dar i t ebu, t eh hit am dan t eh

hij au ser t a e k st r a k si k e la pa sa w it .

UU No.18/ 2004 m engat ur bahw a unt uk m elakukan usaha per kebunan, baik

budidaya t anam an per kebunan m aupun indust r i pengolahan hasil per kebunan,

dengan luasan dan kapasit as produk si t ert ent u w aj ib m em ilik i izin usaha

per kebunan dar i Guber nur unt uk wilayah lint as kabupat en/ kot a dan

Bupat i/ Walikot a unt uk w ilayah kabupat en/ k ot a. Nam un, k husus unt uk pek ebun

( y ang t erdefinisik an di dalam k et ent uan um um UU No.18/ 2004 sebagai

per or angan w ar ga negar a I ndonesia yang m elakukan usaha per kebunan dengan

2

penggunaan kata “dan atau” di dalam pasal ini menyiratkan maksud bahwa usaha perkebunan tidak

(14)

skala usaha t idak m encapai skala t er t ent u) dikecualik an dar i ket ent uan per izinan

dim aksud, at au t idak w aj ib m em per oleh ( m engurus) izin usaha per kebunan.

3 .1 Pe n ge lola a n Usa h a Bu dida y a Pe r k e bu n a n

Kebij akan t eknis t er baru yang t er kait dengan per izinan usaha per kebunan

t elah diat ur secara operasional oleh Ment eri Pert anian m elalui Per m ent an

No.26/ Per m ent an/ OT.140/ 2/ 2007 t ent ang Pedom an Per izinan Usaha

Per kebunan. Di dalam per m ent an t er sebut , y ait u Pasal 5 dan Pasal 6,

m enginfor m asik an bahw a unt uk usaha budidaya t anam an per kebunan

dengan luasan lahan lebih dari 25 hek t ar WAJI B m em ilik i I zin Usaha

Per kebunan unt uk Budidaya ( I UP- B) , sedangkan unt uk luasan lahan kur ang

dar i 25 hekt ar cukup didaft ar kan dengan bukt i Sur at Tanda Daft ar Usaha

Budidaya Per kebunan ( STD- B) dar i Bupat i/ Walikot a.

Ter kait dengan pola usaha per kebunan, Pasal 22 UU No.18/ 2004

m enyebut kan bahw a Per usahaan per kebunan m e la k u k a n k e m it r a a n yang

saling m engunt ungkan, saling m enghar gai, saling ber t anggungj aw ab, saling

m em per kuat dan saling ket er gant ungan dengan pekebun, kar yaw an dan

m asyarakat sekit ar. Adapun Pola kem it r aan usaha per kebunan dapat ber upa

ker j asam a penyediaan sar ana produksi, kerj asam a pr oduksi, pengolahan

dan pem asar an, t r anspor t asi, ker j asam a oper asional, kepem ilikan saham

dan j asa penduk ung lainnya.

Adapun ber dasar kan ket ent uan sebagaim ana t ercant um dalam Pasal 11

Per m ent an No. No.26/ Per m ent an/ OT.140/ 2/ 2007 t ent ang Pedom an

Per izinan Usaha Per kebunan, dinyat akan bahw a Per usahaan yang m em ilik i

I UP- B w aj ib m em bangun kebun unt uk m asyar akat sekit ar paling r endah

seluas 2 0 % ( dua puluh per sen) dar i t ot al luas ar eal per kebunan yang

diusahakan oleh per usahaan. Pem bangunan kebun m asyar akat unt uk

m asy arak at t ersebut dapat dilak uk an ant ara lain m elalui pola k redit , hibah

at au bagi hasil yang dilakukan ber sam aan dengan pem bangunan kebun

yang diusahakan oleh per usahaan.

3 .2 Pe n gola h a n da n Pe m a sa r a n H a sil Pe r k e bu n a n

UU No.18/ 2004 m em uat ket ent uan bahw a usaha indust r i pengolahan hasil

per kebunan adalah kegiat an penanganan dan pem r osesan yang dilakukan

t er hadap hasil t anam an per kebunan yang dit uj ukan unt uk m encapai nilai

(15)

di dalam at au di luar kaw asan pengem bangan per kebunan dan dilakukan

secar a t er padu dengan usaha budidaya t anam an per kebunan, sebagaim ana

dim aksud di dalam Pasal 27 ayat ( 3) .

Disam ping it u, usaha indust r i pengolahan hasil per kebunan harus dapat

m enj am in ket er sediaan bahan bakunya dengan m engusahakan budidaya

t anam an per kebunan sendiri, m elakukan kem it r aan dengan pekebun,

per usahaan per kebunan dan at au bahan baku dar i sum ber lainnya,

sebagaim ana dim aksud di dalam Pasal 17 UU No.18/ 2004 dim aksud.

Guna m enegaskan ket er j am inan pasokan bahan baku bagi usaha indust r i

pengolahan hasil perk ebunan, m ak a Ment eri Pert anian m elalui Per m ent an

No.26/ Per m ent an/ OT.140/ 2/ 2007 m engat ur m engenai kehar usan bagi

usaha indust r i pengolahan hasil kelapa saw it m em enuhi paling r endah 20%

kebut uhan bahan bakunya dar i kebun yang diusahakan sendiri,

sebagaim ana t er m uat dalam ket ent uan Pasal 10 Per m ent an dim aksud.

Disam ping it u, dalam usaha indust r i pengolahan hasil per kebunan j uga

dihar apkan adanya pola kem it r aan pengolahan sehingga lebih dapat

m enj am in ket er sediaan bahan baku, t er bent uknya har ga pasar yang w aj ar

dan t er wuj udny a peningkat an nilai t am bah kepada pekebun sebagai upaya

pem ber dayaan pekebun. Kem it r aan pengolahan t er sebut dilakukan secar a

t er t ulis dalam bent uk per j anj ian yang berisikan hak dan kewaj iban,

pem binaan dan pengem bangan usaha, pendanaan, j angka wakt u dan

penyelesaian per selisihan yang dit andat angani kedua belah pihak dengan

diket ahui Bupat i/ Walikot a. Adapun j angka w akt u per j anj ian kem it r aan

pengolahan paling singkat unt uk m asa 3 ( t iga) t ahun.

Ter kait dengan Per izinan usaha, Per m ent an Nom or

26/ Per m ent an/ OT.140/ 2/ 2007 m engat ur bahw a unt uk usaha indust r i

pengolahan hasil per kebunan yang WAJI B m endapat izin usaha per kebunan

unt uk pengolahan ( I UP- P) adalah yang m em iliki k apasit as pr oduksi

pengolahan 5 t on t andan buah segar per j am . Sedangkan unt uk yang

ber kapasit as dibaw ah dar i kapasit as t er sebut cukup m endaft ar kannya yang

kem udian dibukt ikan dengan Sur at Tanda Daft ar Usaha I ndust r i Pengolahan

Hasil Per kebunan ( STD- P) yang dit er bit kan oleh Bupat i/ Walik ot a.

(16)

3 .3 Ke bij a k a n H a r ga

Melalui Per at ur an Ment er i Per t anian No 395/ Kpt s / OT.140/ 11/ 2005 diat ur

m engenai Pedom an Penet apan Har ga Pem belian TBS Kelapa Saw it Pr oduksi

Pekebun. Pekebun di dalam Per m ent an ini di definisikan sebagai per or angan

WNI yang m elakukan usaha per kebunan sebagai peser t a pengem bangan

pola perusahaan int i r ak y at ( PI R) at au yang m elakukan kem it r aan usaha

dengan per usahaan m it r a.

Tuj uan dar i pengat ur an har ga TBS m elalui Perm ent an 395 t ersebut adalah

unt uk m em ber ik an per lindungan dalam per olehan har ga w aj ar dar i TBS

kelapa saw it pr oduksi pet ani dan m enghindar i per saingan t idak sehat

diant ar a pabr ik kelapa saw it .

Pasal 4 Per m ent an Nom or 395 dim aksud, m engat ur bahw a Pekebun m enj ual

selur uh t andan buah segar nya kepada per usahaan dan per usahaan m em beli

selur uh t andan buah segar unt uk diolah dan dipasar kan sesuai dengan

per j anj ian k er j asam a. Lebih lanj ut m engenai har ga, dinyat akan dalam Pasal

5 yang m enyat akan bahw a harga pem belian t andan buah segar oleh

per usahaan di dasar kan pada r um us har ga pem belian t andan buah segar ,

yang m engandung var iable indeks pr opor si ( dalam % ) yang m enunj ukkan

bagian yang dit erim a oleh pekebun ( dinyat akan dalam not asi K) , har ga

r at a- r at a m inyak saw it kasar ( CPO) t er t im bang r ealisasi penj ualan ekspor

( FOB) dan lokal m asing- m asing per usahaan pada per iode sebelum nya

( dinyat akan dengan not asi Hm s) , r endem en CPO ( dinyat akan dengan not asi

Rm s) dan r endem en int i saw it / PKO ( dinyat akan dengan not asi Ris) dan

harga rat a- rat a int i saw it t ert im bang realisasi penj ualan ek spor ( FOB) dan

local m asing- m asing perusahaan pada per iode sebelum nya ( dinyat akan

dengan not asi His) . Secar a m at em at is for m ula har ga t andan buah segar

dit et apkan dengan rum us sebagai ber ikut :

H TBS = K ( H m s X Rm s + H is X Ris)

Har ga pem belian TBS sebagaim ana dim aksud dit et apkan oleh Tim

Penet apan Har ga TBS yang dibent uk oleh Guber nur , m inim al 1 ( sat u) kali

set iap bulan yang m er upakan har ga fr anco pabr ik pengolahan kelapa saw it .

Keanggot aan Tim Penet apan Har ga TBS t er dir i dar i unsur Pem er int ah

(17)

Kabupat en/ Kot a; Per usahaan I nt i; Wakil Pekebun PI R Kelapa Saw it

( kelem bagaan Pekebun) ; dan in st a n si t e r k a it .

Ter kait m engenai sanksi apabila t idak m em enuhi ket ent uan ket et apan har ga

TBS yang dit et apkan, Pasal 11 Per m ent an 395 dim aksud, m enginfor m asik an

bahw a Pekebun/ kelem bagaan pekebun dan Perusahaan apabila t idak

m em enuhi ket ent uan yang t elah disepakat i dikenakan sanksi sesuai dalam

(18)

BAB I V

AN ALI SI S D AM PAK KEBI JAKAN TERH AD AP KERAGAAN PASAR PERKEBU N AN KELAPA SAW I T D I I N D ON ESI A

4 .1 Ke r a ga a n da n Kin e r j a Pa sa r Usa h a Pe r k e bu n a n Ke la pa Sa w it

Perk ebunan k elapa saw it saat ini m enem pat i w ilay ah y ang sangat luas, y ait u

t elah ber kem bang di 21 pr opinsi. Lim a pr opinsi t er luas ber t ur ut - t urut adalah

Riau ( 1,3 j ut a Ha) , Sum at er a Ut ara ( 964,3 r ibu Ha) , Sum at er a Selat an

( 532,4 r ibu Ha) , Kalim ant an Bar at ( 466,9 r ibu Ha) dan Jam bi ( 466,7 r ibu

Ha) .

Ber dasar kan klasifikasi pengusahaan per kebunan kelapa saw it di I ndonesia,

( yait u kelom pok pengusahaan oleh r akyat , kelom pok pengusahaan oleh

per usahaan negar a dan kelom pok pengusahaan oleh sw ast a) ,

m enginfor m asik an fenom ena sem akin besar dan t er us m eningkat nya por si

pengusahaan per kebunan kelapa saw it oleh r akyat dibandingkan dengan

per t um buhan pengusahaan per kebunan kelapa saw it oleh sw ast a m aupun

oleh per usahaan besar negar a.

Pada kur un w akt u 1998 s/ d 2006, r er at a per t um buhan per t ahun

per kebunan yang diusahakan oleh r akyat m encat at angka per t um buhan

10,57% . Sedangkan pengusahaan oleh sw ast a m encat at angka

per t um buhan r at a- r at a 4,54% dan per t um buhan pengusahaan per kebunan

negar a m encat at per t um buhan r at a- r at a per t ahun 2,54% . Tingginya angka

per t um buhan pengusahaan per kebunan ( rakyat dan sw ast a besar ) t er sebut

t idak t er lepas dar i kebij akan ot onom i daerah yang m em berikan keleluasaan

pem er int ah daer ah unt uk m ener bit kan ij in pengusahaan per k ebunan kelapa

saw it .

Lebih kecilnya angka rer at a per t um buhan pengusahaan per k ebunan saw it

oleh per usahaan negar a dibandingkan dengan pengusahaan perk ebunan

oleh r akyat dan sw ast a m encer m inkan r endahny a t ingkat ekspansivit as

per usahaan per kebunan negar a yang m ungkin disebabkan kar ena

kom pleksit as bir okr at is pengem bangan usaha per usahaan per kebunan

negar a.

Dengan m er asiokan t ot al kont r ibusi pr oduksi m inyak saw it ( CPO) dengan

t ot al luasan lahan yang diusahakan ( baik oleh negar a, sw ast a besar m aupun

(19)

kont r ibusi produkt ivit as CPO per hekt ar lahan yang diusahakannya. Tingkat

pr odukt ivit as t er t inggi secar a ber ut ur - t ur ut adalah per kebunan negar a

dengan kont r ibusi CPO sebesar 2,77 t on/ Ha) , per kebunan sw ast a dengan

kot r ibusi CPO sebesar 1,87 t on/ Ha) , dan per kebunan r akyat dengan

kont r ibusi CPO sebesar 1,8 t on/ Ha) . Dengan m em per bandingkan t ot al

luasan lahan yang diusahakan per usahaan sw ast a besar dibandingkan

dengan per kebunan negar a m aupun perkebunan rakyat , secara linear

sehar usnya m er eka ber kont r ibusi lebih banyak . Fenom ena ini m enyirat kan

infor m asi dugaan m asih banyaknya luasan lahan yang belum

didayagunakan secar a opt im al ( lahan t idur) oleh per usahaan per kebunan

sw ast a besar

Ber dasar kan dat a t ahun 2006, 5 2 ,7 3 % pangsa pasar pr oduksi ( luasan

lahan) per kebunan saw it dikuasai oleh per usahaan sw ast a besar , 35,58%

dikuasai oleh per kebunan r akyat , dan sisanya 11,69% dikuasai oleh

per kebunan negar a. 25,27% dar i pangsa pasar pr oduksi per kebunan saw it

sw ast a nasional t er konsent r asi pada lim a pelaku usaha sw ast a besar , yait u

( 1) Ra j a Ga r u da M a s, ( 2) W ilm a r Gr ou p, ( 3) Gu t h r ie gr ou p, ( 4) Sin a r

M a s dan ( 5) Ast r a Agr o Le st a r i.

Ber ikut adalah t abulasi agr egat r er at a pr oduksi CPO per hekt ar luasan lahan

yang diusahakan oleh per kebunan r akyat , per kebunan negar a dan

(20)

1 9 9 8 Pr o d u k s i C PO 1 . 3 4 4 . 5 6 9 1 . 5 0 1 . 7 4 7 3 . 0 8 4 . 0 9 9 5 . 9 3 0 . 4 1 5

usaha- usaha bar u di bidang budidaya t anam an per kebunan m aupun di

bidang indust r i pengolahan hasil per kebunan. Pa sa l 1 5 UU No.18/ 2004

m enyat akan bahw a Usaha per kebunan t er dir i at as ( 1) u sa h a bu dida ya

t a n a m a n pe r k e bu n a n dan at au ( 2) u sa h a in du st r i pe n gola h a n h a sil pe r k e bu n a n . Pasal ini j uga m enyat akan bahw a indust r i pengolahan hasil per kebunan m er upakan pengolahan hasil per k ebunan y ang bahan bak uny a

kar ena m enur ut sifat dan kar akt er ist iknya t idak dapat dipisahkan dengan

usaha budidaya t anam an per kebunan t er dir i dar i gula pasir dar i t ebu, t eh

hit am dan t eh hij au sert a e k st r a k si k e la pa sa w it ;

Pengat ur an pasal 15 t er sebut , m enginfor m asik an bahw a kelapa saw it

m er upakan kom odit i yang kar ena kar akt er ist iknya diusahakan secar a

t er padu ( t idak dapat dipisahkan) ant ar a usaha budidaya dengan usaha

pengolahannya.

Bent uk t erint egr asi ant ar a usaha pengolahan ( pabr ik) - dengan usaha

(21)

dengan dem ikian dihar apkan m am pu m em berik an k epast ian pasokan bahan

baku unt uk pr oses pengolahannya. Nam un, per lu diper hat ikan bahw a

bent uk pengint egr asian dim aksud TI D AK H ARUS dalam penger t ian dim ana

pelaku usaha pengolahan hasil per kebunan H ARUS j uga m elakukan usaha

budidaya t anam an per kebunan sendir i.

Tidak ada sat u pasal pun di dalam UU No.18/ 2004 yang m enegaskan bahw a

‘k e t e r pa du a n ’ yang dim aksud dalam pasal 15 UU No.18/ 2004 t er sebut

adalah bent uk pengint egr asian usaha pengolahan dengan usaha budidaya

yang har us diusahakan oleh sendiri.

Pola KEMI TRAAN adalah salah sat u bent uk yang disolusikan unt uk

m engint egr asikan usaha budidaya t anam an per kebunan dengan usaha

pengolahan hasil per kebunan, sebagaim ana dit egaskan di dalam Pa sa l 2 2

UU No.18/ 2004 yang m enyebut kan bahw a Per usahaan per kebunan

m elakukan KEM I TRAAN yang saling m engunt ungkan, saling m enghar gai,

saling ber t anggungj aw ab, saling m em per kuat dan saling ket er gant ungan

dengan pekebun, kar yaw an dan m asyar akat sekit ar . Adapun Pola kem it r aan

usaha per kebunan da pa t be r u pa ker j asam a penyediaan sar ana pr oduksi,

ker j asam a pr oduksi, pengolahan dan pem asaran, t ransport asi, k erj asam a

oper asional, kepem ilikan saham dan j asa pendukung lainnya.

Baik budidaya t anam an per kebunan m aupun indust r i pengolahan hasil

per kebunan dit unt ut unt uk m em iliki izin usaha per kebunan apabila pelaku

usaha budidaya t anam an per kebunan m em iliki luasan t anah sam pai j um lah

t er t ent u dan pelaku usaha indust r i pengolahan hasil per kebunan m em ilik i

kapasit as pengolahan sam pai j um lah t er t ent u. I zin usaha per kebunannya

sendiri dik eluark an oleh Gubernur unt uk w ilay ah lint as k abupat en/ kot a dan

Bupat i/ Walikot a unt uk w ilayah kabupat en/ kot a ( Ps. 17 ayat ( 1) & ayat ( 5) ) .

UU No.18/ 2004 t ent ang Per kebunan m ensyarat kan apabila ada pelaku

usaha yang ber keinginan unt uk ber usaha di bidang indust r i pengolahan hasil

per kebunan m aka h a r u s da pa t m e n j a m in ket er sediaan bahan bakunya

dengan m engusahakan budidaya t anam an per kebunan sendiri, m elakukan

kem it r aan dengan pekebun, per usahaan per kebunan da n a t a u bahan baku

(22)

Lebih lanj ut di dalam Pasal 27 ay at ( 3) m enginform asik an bahw a Pelak u

usaha yang m elakukan pengusahaan di bidang indust r i pengolahan hasil

per kebunan t er sebut dapat m engusahakannya di dalam at au di luar ar ea

pengem bangan per kebunan, m a u pu n secar a t er padu t ak t er pisahkan

dengan usaha budidaya t anam an per kebunan.

4 .2 .2 H a m ba t a n Pa sa r Ba gi Pe r t u m bu h a n Pa br ik Ke la pa Sa w it

Guna m enegaskan ket er j am inan pasokan bahan baku bagi usaha indust r i

pengolahan hasil perk ebunan, m aka Ment eri Pert anian m elalui Pe r m e n t a n

N o.2 6 / Pe r m e n t a n / OT.1 4 0 / 2 / 2 0 0 7 di Pasal 10 m engat ur m engenai k e h a r u sa n bagi usaha indust r i pengolahan hasil kelapa saw it m em enuhi paling r endah 2 0 % kebut uhan bahan bakunya dar i kebun yang diusahakan

sendiri. Ket ent uan t er sebut set idaknya m er upakan salah sat u bent uk

kebij akan pem er int ah dalam m enanggapi fenom ena per t um buhan pabr ik

kelapa saw it t anpa kebun. Kehadir an pabr ik kelapa saw it t anpa k ebun

secar a langsung t elah m em pengar uhi t ingkat per saingan pasar dalam

m endapat kan pasokan bahan baku t andan buah segar kelapa saw it ,

t er ut am a yang dipr oduksi dar i per k ebunan k elapa saw it r ak y at ( y ang

lazim nya t idak m em iliki pabr ik pengolahan kelapa saw it sendiri)

Penaw ar an har ga pem belian t andan buah segar pabr ik kelapa saw it t anpa

kebun yang cender ung lebih t inggi dar ipada penaw ar an har ga pem belian

pabr ik kelapa saw it yang t er int egr asi, disinyalir m enyebabkan par a pekebun

saw it r akyat m engalihkan penj ualan hasil pr oduksi t andan buah segar nya

kepada pabr ik kelapa saw it t anpa kebun. Hal t er sebut t ent u saj a

m enyebabkan t er ganggunya kont inuit as pasokan bahan baku t andan buah

segar pr oduksi pabr ik kelapa saw it yang t er int egr asi yang selam a ini

beker j asam a dengan pekebun saw it r akyat . Dengan kat a lain perusahaan

yang t elah m apan dengan dom inasinya ( incum bent ) m erasa t erganggu

dengan kehadir an PKS- TK.

Relevant m ar ket t andan buah segar pada dasar nya sangat dibat asi oleh sifat

dar i kom odit i ber sangkut an, diant ar anya bat asan pasar ber sangkut annya

adalah dalam j arak t em puh m aksim al 100 km at au ongk os t r anspor t idak

m elebihi dari Rp 70/ k g. Hal ini dikar enakan kom odit as kelapa saw it

m enghendak i agar TBS yang dipanen harus seger a diolah dalam w akt u

(23)

Secar a um um dapat dikat akan bahw a kom pleksit as per saingan usaha yang

t er j adi dalam pasar t andan buah segar ( TBS) set idaknya dikar enakan oleh

beber apa hal, yait u : ( i) Koeksist ensi ke- 3 pola pengusahaan ( pengusahan

oleh negar a, pengusahaan oleh sw ast a besar , dan pengusahaan oleh

r akyat ) dengan ket ent uan pem asar an TBS m asing- m asing; ( ii) Kar akt er ist ik

kelapa saw it dim ana TBS har us seger a diolah dalam w akt u paling lam bat 24

j am ; ( iii) Per kebunan r akyat sw adaya t idak m em ilik i PKS definit if; ( iv)

Keber adaan PKS t anpa kebun dalam m endapat kan bahan baku t andan buah

segar nya.

Dengan m enggunakan sum ber dat a sebagaim ana t elah disaj ikan dalam

lapor an ini pada bagian sebelum nya, m aka diper oleh infor m asi bahw a

kebut uhan pabr ik pengolahan t andan buah segar di I ndonesia saat ini m asih

cukup besar.

Dengan asum si per 6.000 ha lahan saw it m em but uhkan kapasit as pabr ik

pengolahan 30 t on TBS/ j am , m aka dengan luasan lahan saat ini yang

m encapai 5,9 j ut a ha m em but uhkan PKS dengan t ot al kapasit as 29.860 t on

TBS/ j am . Pada saat ini kapasit as pabr ik kelapa saw it yang t er pasang

diper kir an bar u m encapai 24.268 t on TBS/ j am ( PKS- TK k ur ang lebih

sebanyak 200 unit dengan t ot al kapasit as diper kir akan m encapai 6.000

t on/ j am ; sedangkan PKS t er int egr asi ( ber kebun) kur ang lebih sebanyak 420

unit dengan t ot al kapasit as diper kir akan 18.268 t on/ j am ) . Dengan dem ikian

dengan asum si- asum si sebagaim ana t er sebut diat as, m aka kebut uhan

kapasit as pabr ik kelapa saw it m asih kekur angan 5.592 t on TBS/ j am at au

set ar a dengan 186 unit PKS dengan kapasit as 30 t on TBS/ j am .

Adanya kehar usan bagi pelaku usaha yang m em bidangi usaha pengolahan

unt uk m em enuhi 20% pasokan bahan bakunya dar i usaha budidaya

t anam an per kebunan sendiri sebagaim ana diat ur dalam Pasal 10 Per at ur an

Ment er i Per t anian Nom or 26/ Per m ent an/ OT.140/ 2/ 2007 t ent ang Pedom an

Per izinan Usaha Per kebunan, j ust r u ak an m engham bat per t um buhan

indust ri pengolahan k elapa saw it it u sendiri.

Ket ent uan dim aksud dapat m engur angi per saingan ( lessening com pet it ion)

dalam pasar per olehan t andan buah segar kelapa saw it t er ut am a yang

dihasilk an oleh per kebunan kelapa saw it r akyat . Ket ent uan t er sebut secar a

(24)

pengolahan pabr ik kelapa saw it di sent r a- sent r a per kebunan kelapa saw it

r akyat yang t elah ber oper asi, t er ut am a sent r a per kebunan saw it r akyat

yang t idak lagi t er sedia lahan yang m em ungkinkan unt uk per luasan usaha

budidaya per kebunan kelapa saw it , sehingga usaha pengolahan pun t idak

dapat dibangun sebagai konsekw ensi dar i ket ent uan yang m enghar uskan

t er penuhinya 20% pasokan bahan baku ( usaha pengolahannya) dar i usaha

budidaya t anam an per kebunan sendir i.

Ter lepas dar i hal t er sebut di at as, apabila k it a t elusuri k esesuaian ket ent uan

yang m engat ur bahw a pengusaha pengolahan harus m em enuhi 20%

pasokan bahan bakunya dar i usaha budidaya t anam an sendiri dengan

k et ent uan hukum y ang lebih t inggi, yait u UU No.18/ 2004 t ent ang Usaha

Per kebunan, m aka t idak dit em ukan kesesuaianya.

Bent uk pengint egr asian sebagaim ana diat ur dalam UU No.18/ 1999 t ent ang

usaha per kebunan t idak m enghar uskan bahw a pelaku usaha yang

m em bidangi usaha pengolahan hasil per kebunan j uga har us m elakukan

usaha budidaya t anam an per kebunan sendiri. Pola t er int egrasi ant ar a usaha

pengolahan dengan usaha budidaya per k ebunan sendiri dapat saj a

dilakukan, nam un t idak m elar ang bent uk pengint egr asian dalam bent uk

ker j asam a. Pola kem it r aan adalah salah sat u bent uk ker j asam a yang dapat

dilakukan unt uk m engint egr asik an usaha budidaya t anam an per kebunan

dengan usaha pengolahan hasil per k ebunan. ( Pasal 15 j o 17 j o 22 UU

No.18/ 1999) .

Ber kait an dengan pola kem it r aan, Per m ent an No.26/ 2007 m engat ur bahw a

kem it r aan pengolahan dila k u k a n se ca r a t e r t u lis da la m be n t u k

pe r j a n j ia n yang ber isikan hak dan kew aj iban, pem binaan dan pengem bangan usaha, pendanaan, j angka w akt u dan penyelesaian

per selisihan yang dit andat angani kedua belah pihak dengan diket ahui

Bupat i/ Walikot a. Adapun j angka w akt u per j anj ian kem it r aan pengolahan

pa lin g sin gk a t u n t u k m a sa 3 ( t iga ) t a h u n .

Hal yang per lu m endapat kan per hat ian ber sam a adalah bahw a pola

kem it r aan ( PI R) yang selam a ini dilakukan belum dalam pola kem it r aan

yang dihar apkan. Pekebun plasm a cenderung diper lakukan t idak adil kar ena

ser ing dir ugikan dalam t im bangan, r endem en, dan har ga. Tingkat

(25)

indust r i pengolahan kelapa saw it ber pot ensi m enim bulkan pr a k t e k

m on opson i dan at au pe r j a n j ia n t e r t u t u p sebagaim ana t elah dilarang oleh UU No.5/ 1999 t ent ang Lar angan Pr akt ek Monopoli dan Per saingan Usaha

Tidak Sehat

4 .2 .3 D ist or si Ke bij a k a n H a r ga

Pem erint ah m elalui Pe r m e n t a n N o 3 9 5 / Kpt s / OT.1 4 0 / 1 1 / 2 0 0 5 pada

dasar nya m engat ur m engenai Pedom an Penet apan Har ga Pem belian TBS

Kelapa Saw it Pr oduksi Pekebun ( plasm a) . Kebij akan ini ber t uj uan unt uk

m em ber ikan per lindungan kepada pekebun dalam m em per oleh t ingkat

har ga TBS kelapa saw it yang w aj ar .

Kebij akan penet apan har ga TBS t er sebut pada dasar nya m er upakan

kebij akan dalam r angka m em ber ik an kesem pat an bagi pekebun dalam

m em per oleh infor m asi m engenai t ingkat har ga yang w aj ar di pasar

( m em inim alisir r esiko infor m asi yang asim et r is) .

Nam un kebij akan penet apan har ga TBS t er sebut yang sebenar nya hanya

diper unt ukkan unt uk pekebun plasm a, dalam im plem ent asinya j ust r u

didist or sikan unt uk m aksud m eny er agam kan har ga TBS pr oduksi pekebun

baik plasm a m aupun non- plasm a. Hal ini t ent u saj a m enj adi per m asalahan

yang ber pot ensi ber seber angan dengan pr insip- pr insip per saingan usaha

yang sehat . Tidak sehar usnya kebij akan penet apan harga TBS dim aksud

disalahgunakan sebagai inst r um en unt uk m em aksakan keser agam an har ga

TBS di pasar secara keselur uhan, yang j ust r u ber pot ensi m elanggar pr insip

per saingan usaha yang sehat t er ut am a t er kait dengan lar angan t er hadap

(26)

BAB V KESI M PU LAN

5 .1 KESI M PULAN :

5 .1 .1 Ke r a ga a n da n Kin e r j a Pa sa r Usa h a Pe r k e bu n a n Ke la pa Sa w it :

A. Usa h a Bu dida y a ;

i. St r ukt ur pasar usaha budidaya per kebunan kelapa saw it di

I ndonesia adalah oligopolist ik yang di dom inasi

penguasaannya oleh Per usahaan Sw ast a Besar , yait u dengan

penguasaan 52,73% dar i t ot al luasan fakt or pr oduksi ( lahan)

yang diusahakan unt uk per kebunan saw it . Penguasaan 5

pelaku usaha sw ast a besar dar i t ot al penguasaan per usahaan

sw ast a besar adalah sebesar 25,27 per sen. Lim a pelaku usaha

sw ast a besar t er sebut yait u ( 1) Ra j a Ga r u da M a s, ( 2) W ilm a r

Gr ou p, ( 3) Gu t h r ie gr ou p, ( 4) Sin a r M a s dan ( 5) Ast r a Agr o Le st a r i;

ii. Ber dasar kan per hit ungan agr egat r asio kont r ibusi pr oduksi

CPO t er hadap t ot al luasan lahan per kebunan yang

diusahakannya, m enginfor m asikan pendayagunaan lahan

per kebunan saw it yang diusahakan oleh per usahaan sw ast a

besar t idak lebih efisien dibandingkan dengan pendayagunaan

lahan per kebunan yang diusahakan oleh per usahaan

per kebunan negar a m aupun per kebunan r akyat . Secar a

agr egat hasil pr oduksi CPO per kebunan yang diusahakan

per usahaan sw ast a besar secar a agr egat hanya ber kont ribusi

set ar a 1,87 t on CPO per hekt ar . Padahal per usahaan

per kebunan negar a secar a agr egat m am pu ber kont r ibusi

set ar a dengan 2,77 t on CPO per hekt ar dan per kebunan

r akyat secar a agr egat m am pu ber kont r ibusi set ar a dengan

1,80 t on CPO per hekt ar.

B. Usa h a Pe n gola h a n

i. St r ukt ur pasar usaha pengolahan hasil per kebunan saw it

( t andan buah segar kelapa saw it ) di I ndonesia ber sifat

oligopolist ik dan pr akt is 75% ( 18.268 t on TBS/ j am ) dar i t ot al

kapasit as pr oduksi pengolahan CPO ( 24.268 t on TBS/ j am )

(27)

dan per kebunan negar a. Kar akt er ist ik pengusahaan

per usahaan per kebunan sw ast a besar dan perk ebunan negar a

adalah m engint egr asikan ant ar a usaha budidaya dan usaha

pengolahan. Pot ensi t er j adinya pr a k t e k OLI GOPSON I

t er hadap pekebun dan at au pr a k t e k OLI GOPOLI t er hadap

pasar hilir perlu diaw asi secara t erus m enerus;

ii. Kebut uhan pabr ik pengolahan kelapa saw it di I ndonesia m asih

cukup besar . Dengan asum si per 6.000 ha lahan saw it

m em but uhkan kapasit as pabr ik pengolahan 30 t on TBS/ j am ,

m aka dengan luasan lahan saat ini yang m encapai 5,9 j ut a ha

idealnya dibut uhkan PKS dengan t ot al kapasit as 29.860 t on

TBS/ j am . Kapasit as yang t er pasang saat ini t ot alnya

diper kir akan bar u m encapai kur ang lebih 24.268 t on/ j am ,

sehingga m asih dibut uhkan kur ang lebih set ar a dengan 186

unit PKS dengan kapasit as 30 t on TBS/ j am ;

iii. Fenom ena m asih t er dapat nya kapasit as t er pasang yang

belum t erpakai ( idle) dar i pabr ik kelapa saw it yang t elah

beroperasi sebelum nya ( incum bent ) , diduga t elah dij adikan

oleh incum bent dan inst ansi t eknis pem er int ah unt uk

‘m engham bat ’ laj u per t um buhan pasar usaha pengolahan

t andan buah segar saw it yang dalam pengusahaannya t idak

m engint egr asik annya dengan pasar usaha budidaya t anam an

sendiri ( PKS- TK) . Pem bangunan kapasit as t er pasang yang

ber lebihan at aupun pendayagunaan kapasit as t er pasang yang

t idak opt im al m er upakan bagian dar i dinam ika pasar , bahkan

dalam kondisi t er t ent u hal t er sebut m er upakan bagian dar i

st r at egi incum bent unt uk m engham bat m asuknya pelaku

usaha pot ensial ke dalam pasar ber sangkut annya;

iv . Kehadir an PKS- TK m er upakan fenom ena yang posit if, kar ena

dilakukannya pem benahan yang m endasar at as per j anj ian

kem it r aan ant ar a perusahaan int i ( y ang j uga m engelola

pabr ik pengolahan) dengan pihak pekebun sebagai

(28)

oleh kedua belah pihak m er upakan per m asalahan hukum

diant ar a keduanya unt uk dapat diselesaik an m elalaui

m ekanism e hukum yang ber laku.

C. Ke m it r a a n Usa h a

i. Meskipun per kebunan r akyat m em ilik i luasan lahan 33% dar i

t ot al per k ebunan saw it nasional, nam un t ingkat

ket er gant ungan m er eka t er hadap indust r i pengolahan kelapa

saw it sangat t inggi. St rukt ur oligopolist ik di indust ri

pengolahan kelapa saw it m enyebabkan t ingkat keseim bangan

pasar dikendalikan oleh sisi per m int aan ( pengusaha

pengolahan TBS saw it ) dar ipada sisi penaw ar an ( pekebun

sebagai pr odusen TBS saw it ) ;

ii. Kinerj a k em it raan dengan pola PI R y ang selam a ini t erj adi

m enunj uk kan posisi t aw ar pekebun t idak sebanding dengan

per usahaan int i ( unequal bar gaining pow er ) . Pekebun plasm a

ker apkali dir ugikan dalam hal t im bangan, r endem en, dan at au

har ga. Pola kem it raan yang dem ikian ber pot ensi

m engakibat kan pr a k t e k M ON OPSON I dan at au PERJAN JI AN TERTUTUP yang dilar ang UU No.5/ 1999 t ent ang Lar angan Pr ak t ek Monopoli dan Per saingan Usaha

Tidak Sehat ;

iii. Eksist ensi pola kem it raan y ang selam a ini ber j alan di sek t or

per kebunan t idak sehar usnya dij adikan sebagai ar gum ent asi

yang dapat m em benar kan prakt ek at aupun fasilit asi

inst r um en kebij akan unt uk m engham bat t um buh dan

ber kem bangnya usaha budidaya per kebunan m aupun

pengolahan hasil per k ebunan. Pola kem it r aan akan t et ap

ber j alan ket ika hubungan t r ansak sional diant ara k edua belah

pihak yang ber m it r a dilakukan secara w aj ar dan saling

m engunt ungkan.

5 .1 .2 Pot e n si D a m pa k Ke bij a k a n Te r h a da p Ke r a ga a n da n Kin e r j a Pa sa r :

i. Kebij akan pem er int ah yang m engharuskan usaha pengolahan

hasil per kebunan saw it unt uk m em enuhi m inim al 20% pasokan

bahan bakunya dar i pengusahaan budidaya t anam an per kebunan

(29)

ber pot ensi m enj adi ham bat an yang ber sifat st r at egis dalam

m endor ong penyebaran usaha indust r i pengolahan hasil

per kebunan yang efisien;

ii. I m plem ent asi kebij akan Per m ent an No 395/ Kpt s

/ OT.140/ 11/ 2005 m engenai Pedom an Penet apan Har ga

Pem belian TBS Kelapa Saw it Pr oduksi Pekebun dalam prakt eknya

t erdist orsi sebagai inst rum en unt uk m enyeragam k an harga

t andan buah segar baik unt uk hasil pr oduksi pekebun plasm a

Referensi

Dokumen terkait

niger , untuk megkomparasi tingkat penurunan warna empat macam jenis limbah pewarna batik yang ditentukan dengan persentase penurunan warna.. niger sangat efektif

Kesimpulan Dengan ini diberitahukan bahwa setelah diadakan penelitian oleh Panitia berdasarkan pada ketentuan-ketentuan yang berlaku serta berdasarkan Penetapan Pemenang

Sehubungan butir 1 (satu) di atas, apabila perusahaan Saudara berkeberatan atas keputusan ini, dapat mengajukan sanggahan secara tertulis dan disampaikan kepada Panitia

Jenjang akreditasi merupakan aktualisasi dari kualitas kinerja. Makalah ini bertujuan untuk mengungkap dampak akreditasi program studi terhadap peningkatan kualitas

[r]

Kami yang bertanda tangan di bawah ini Kelompok Kerja Pengadaan Barang/Jasa yang diangkat berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Layanan Pengadaan Barang dan Jasa

Ditujukan kepada Peserta Paket Lelang Air Minum Bersih, Jalan Lingkungan dan Drainase Kota dengan Pemilihan Langsung Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaaan Umum Kabupaten Manggarai

[r]