• Tidak ada hasil yang ditemukan

270347729 Aknop Irigasi Paguyaman

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "270347729 Aknop Irigasi Paguyaman"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBAR PENGESAHAN

PELAKSANAAN SURVEY AKNOP PADA D.I. PAGUYAMAN

SATUAN KERJA : BALAI WILAYAH SUNGAI SULAWESI II

KEGIATAN : OPERASI DAN PEMELIHARAAN

SDA

TAHUN ANGGARAN : 2011

Disetujui Oleh :

Pejabat Pembuat Komitmen Operasi dan Pemeliharaan

Sumber Daya Air Balai Wilayah Sungai Sulawesi II

Ventje Yunus Abbas,SST,Msi

(2)

BAB. I

PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Provinsi Gorontalo

Provinsi Gorontalo adalah salah satu dari 33 Provinsi di Wilayah Republik Indonesia yang memanjang dari timur ke barat.

Provinsi Gorontalo mempunyai ketinggian dari permukaan laut antara 0 – 2.400 meter dengan jumlah pulau – pulau kecil yang teridentifikasi sampai saat ini sebanyak 67 buah serta mempunyai 2(dua) musim iklim pada umumnya, yakni musim penghujan dan musim kemarau. Biasanya hari hujan terbanyak terjadi pada bulan Bulan Maret, Mei dan Oktober dengan curah Hjan rata-rata 207,7 mm dan suhu rata-rata 23 - 31⁰ C. Sedangkan tekanan udaranya berkisar antara 11,21.5 MOB dengan kecepatan angin rata-rata 1,9 knot.

Provinsi Gorontalo juga mempunyai garis pantai sepanjang ± 590 Km dengan luas laut territorial ± 10.500 Km2 dan luas perairan Zona

Ekonomi Eksklusif (ZEE)) ± 40.000 Km2 yang

(3)

luas perairan laut ± 50.500 Km2 dengan tingkat

kemiringan relative rendah antara 0-40⁰.

Wilayah Gorontalo juga sangat strategis bila dipandang secara ekonomis, karena berada pada poros tengah wilayah pertumbuhan ekonomi, berdampak positif terhadap peningkatan aktivitas ekonomi di Daerah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat dan bahkan Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan.

(4)

1.2 Gambaran Umum Daerah Irigasi Paguyaman

Dalam upaya pengelolaan Air dan Sumber Daya Air tidak dapat dipisahkan dengan upaya pengelolaan lingkungan, Exploitasi Sumber Daya Alam, khususnya pemberian konsesi HPH yang mengakibatkan terjadinya penggudulan hutan, yang berakibat menurunnya kwalitas air, baik jumlah maupun kondisi dasarnya.

(5)

Bendung Paguyaman dapat ditempuh melalui perjalanan darat ± 3 jam dari Ibu Kota Provinsi Gorontalo.

Secara umum wilayah Daerah Irigasi Paguyaman Kiri Yang berada di Kabupaten Gorontalo berdasarkan rencana dapat mengairi persawahan seluas 2.704 ha yang meliputi 3 (tiga) kecamatan dan 12 (dua belas) Desa, Yaitu :

KECAMATAN ASPARAGA

Desa Olimohulo

Desa Karya Indah

Desa Bululi

KECAMATAN BOLIYOHUTO

Desa Diloniyohu

Desa Bongo Ayu

(6)

KECAMATAN TOLANGOHULA

Desa Ombulotango

Desa Lakeya

Desa Molohu

Desa Sukamakmur

Desa Gandasari

Desa Purwosari

(7)

Untuk Daerah Irigasi Paguyaman Kanan yang berada di Kabupaten Boalemo dapat mengairi persawahan seluas 4.176 ha yang meliputi 2 (dua) Kecamatan dan 20 (dua puluh) Desa, Yaitu:

KECAMATAN WONOSARI

Desa Raharja

Desa Dulohupa Desa Bongo 2

Desa Tri Rukun

Desa Suka Maju

Desa Jati Mulya Desa Tanjung

Harapan

Desa Bongo 1

(8)

KECAMATAN PAGUYAMAN

Desa Mutiara

Desa Mata Puti Desa Raharja

Desa Mustika

Desa Permata

Desa Wonggahu

Desa Molombulahe

Desa Tangkobu Desa Bongo

Tua Desa Kuala

Lumpur

(9)
(10)

Data Bendung dan Jaringan D.I. Paguyaman

- Tanggul Banjir Mohiolo = 1.400 m

- Rumah Jaga Bendung = 1 Bh

2. Saluran

- Kantong Lumpur Kiri = 225 m

- Saluran Induk/Primer Kiri = 21.200 m

- Saluran Sekunder Kiri = 33.300 m

- Saluran Penguras Kiri = 166 m

- Kantong Lumpur Kanan = 218.32 m

- Saluran Induk/Primer Kanan = 30.800 m - Saluran Sekunder kanan = 28.600 m

- Saluran Penguras Kanan = 55.60 m

- Lebar Mercu Bendung = 100 m

- Elevasi Mercu Bendung = 74.00

- Elevasi Deck Hulu = 79.00

- Elevasi Deck Hilir = 76.00

- Elevasi Kolam Olak = 65.75

3. Kapasitas Q

4. Daerah Tangkapan (CA)

5. Luas Daerah Layanan = 6.880 ha

(11)

-1.3 Kondisi Saat Ini

Bendung

Bangunan Bendung adalah Bendung Tetap dilengkapi dengan Pintu Pengambilan Utama (Intake) dan Pintu Pembilas Bendung, serta dilengkapi dengan kantong lumpur sepanjang 225 m kantong lumpur kiri dan 218.32 m Kantong lumpur kanan, yang berfungsi untuk

menampung endapan lumpur sebelum masuk kesaluran Induk, serta bangunan pengambilan yang dilengkapi dengan alat pengukur debit, Kondisi bangunan secara umum kini cukup layak untuk mengairi sawah dengan luas fungsional 6.880 ha.

Kondisi Bendung Saat ini masih dalam tahap Rehabilitasi yang dilaksanakan oleh Kegiatan Irigasi & Rawa Satker PJPA-Balai Wilayah Sungai Sulawesi II Gorontalo.

Saluran Induk/Primer

Saluran Induk / Saluran Primer adalah saluran pembawa air irigasi melalui pintu pengambilan Bendung dan

dialirkan ke Saluran Sekunder melalui pintu sadap atau langsung ke saluran tersier melalui pintu bangunan bagi.

Kondisi Saluran Induk / Primer pada Kontruksi pasangan Lining ada beberapa bagian dalam keadaan rusak ringan, baik dibagian lantai maupun pada kemiringan taludnya.

Pada Saluran Induk / Primer agar kebutuhan air ke saluran sekunder mengalir secara optimal maka sangat diperlukan galian endapan dan pemarasan Rumput. Begitu pula dengan jalan inspeksi di saluran primer perlu

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan penilaian kinerja sistem irigasi Sub DI Jejeruk Kiri Tambran menggunaan metode manual Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS)

Luas wilayah Kabupaten Kudus tercatat seluas 42.516 ha. Kawasan Hutan Lindung seluas kurang lebih 1.473 Ha berada di Kecamatan Dawe dan Kecamatan Gebog. Kawasan yang

Daerah Irigasi di Sumatera Barat yang pembangunannya dilaksanakan secara bertahap dimana Tahap I (6.764 Ha) sudah selesai dan sisanya Tahap II seluas 6.840 Ha.Tujuan dari

Embung Tamanrejo direncanakan untuk memenuhi kebutuhan air irigasi di wilayah Kecamatan Sukorejo, Daerah irigasi yang akan dilayani diperkirakan seluas 750 Ha.. Debit

Berdasarkan rencana umum tata ruang wilayah (RT/RW) Kota Gorontalo, maka Kecamatan Kota Timur termasuk dalam wilayah pengembangan lingkar luar Kota Gorontalo di

Sumber air irigasi yang berasal dari embung seluas 0,778 Ha tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan air pada saat masa tanam padi satu kali satu tahun

Hasil detail desain rencana pembangunan Bendungan Raknamo akan menggenangi areal ± 147,30 Ha dan untuk pelayanan Daerah Irigasi seluas ± 1.250 Ha serta penyediaan air baku

Dicakup dalam gambaran umum kehidupan pertanian di Bone, pembangunan irigasi, dimulai dari rencana, pembangunan fisik dan sistem operasi dan pemeliharaan irigasi, serta kepentingan