• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERDA 04 2013 ORG.TATA KERJA DINAS DAERAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERDA 04 2013 ORG.TATA KERJA DINAS DAERAH"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU SELATAN NOMOR 04 TAHUN 2013

TENTANG

PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS-DINAS DAERAH KABUPATEN BURU SELATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BURU SELATAN,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan pasal 120 ayat

(2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Pasal 12 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Buru Selatan di Provinsi Maluku serta Pasal 2 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, maka perlu dilakukan Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Buru Selatan seuai urusan, kebutuhan, serta kemampuan keuangan daerah;

b. bahwa untuk kelancaran penyelenggaraan pemerintahan

daerah Kabupaten Buru Selatan, Kepala Daerah perlu dibantu oleh perangkat daerah agar dapat menyelenggarakan seluruh urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalamhuruf a dan b, perlu menetapkan Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Buru Selatan dengan Peraturan Daerah.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1958 Tentang Penetapan

Undang-Undang Darurat Nomor 22 Tahun 1957 Tentang Pembentukan Daerah Swantara Tingkat I Maluku (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 79, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1617) jo. Undang-Undang Nomor 46 Tahun 1999 Tentang Pembentukan Provinsi Maluku Utara, Kabupaten Buru dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 174, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3895) jo.

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2003 Tentang

(2)

Nomor 4747) jo. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Kabupaten Maluku Barat Daya di Provinsi Maluku (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 4877) jo. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Kabupaten Buru Selatan di Provinsi Maluku (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4878);

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok

Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia TahuN 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);

3. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003 Tentang Susunan

Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4310);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 128, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2008 Tentang

Pembentukan Kabupaten Buru Selatan di Provinsi Maluku (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 105 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4878);

7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 100 Tahun

2000 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 100 Tahun 2000 Tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4194);

9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun

(3)

10.

11.

12.

13.

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4263);

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2005 Tentang Pedoman Pembinaan danb Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah

Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BURU SELATAN

dan

BUPATI BURU SELATAN

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU SELATAN TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS-DINAS DAERAH KABUPATEN BURU SELATAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta Perangkat Daerah Kabupaten Buru Selatan sebagai Unsur Penyelenggara Pemerintah Daerah Kabupaten Buru Selatan;

2. Daerah adalah Daerah Kabupaten Buru Selatan;

3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Buru Selatan;

(4)

5. Perangkat Daerah adalah Perangkat Daerah Kabupaten Buru Selatan; 6. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Buru Selatan; 7. Dinas adalah Dinas Daerah Kabupaten Buru Selatan;

8. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Daerah Kabupaten Buru Selatan;

9. Unit Pelaksana Teknis Dinas adalah unsur pelaksana Teknis Operasional Dinas.

BAB II PEMBENTUKAN

Pasal 2

Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Buru Selatan, yang terdiri dari :

1. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga; 2. Dinas Kesehatan;

3. Dinas Pekerjaan Umum;

4. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika; 5. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata;

6. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil; 7. Dinas Perindustrian dan Perdagangan;

8. Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Usaha Kecil; 9. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi; 10. Dinas Kelautan dan Perikanan;

11. Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan; 12. Dinas Kehutanan;

13. Dinas Pendapatan Daerah;

14. Dinas PertambanganEnergi dan Sumber Daya Mineral;

BAB III

DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA

Bagian Pertama

Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

Pasal 3

Kedudukan

Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga adalah unsur pelaksana Otonomi Daerah, dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Pasal 4

Tugas Pokok

(5)

Pasal 5

Fungsi

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 4, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan program di bidang Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga sesuai Strategis daerah/RPJMD;

b. Perumusan kebijakan teknis di bidang pendidikan, pemuda dan olah raga;

c. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang pendidikan, pemuda dan olah raga;

d. Pembinaan teknis di bidang pendidikan, pemuda dan olah raga; e. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Daerah;

f. Pembinaan kelompok jabatan fungsional; g. Pelaksanaan ketatausahaan;

h. Pelaksanaan pemantauan, pengendalian dan evaluasi;

i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

Bagian Kedua Susunan Organisasi

Pasal 6

1. Susunan Organisasi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga terdiri dari : a. Kepala Dinas

b. Sekretariat terdiri dari :

1. Sub Bagian Kepegawaian dan Umum; 2. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan. c. Bidang Pendidikan Dasar, membawahi :

1. Seksi Pengembangan dan Pendidikan; 2. Seksi Ketenagaan.

d. Bidang Pendidikan Menengah, membawahi : 1. Seksi Pengembangan Pendidikan Menengah; 2. Seksi Ketenagaan.

e. Bidang Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olah Raga membawahi : 1. Seksi Pendidikan Luar Sekolah;

2. Seksi Pemuda dan Olah Raga. f. Unit Pelaksana Teknis Daerah; g. Kelompok Jabatan Fungsional.

2. Bagan Struktur Organisasi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga sebagaimana tercantum pada lampiran I dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini.

Pasal 7

(6)

BAB IV

DINAS KESEHATAN

Bagian Pertama

Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

Pasal 8 Kedudukan

Dinas Kesehatan adalah unsur pelaksana Otonomi Daerah, dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Pasal 9 Tugas Pokok

Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan dibidang kesehatan.

Pasal 10 Fungsi

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 9, Dinas Kesehatan menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan program di bidang kesehatan sesuai Rencana Strategis

Daerah/RPJMD;

b. Perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan;

c. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang kesehatan; d. Pembinaan teknis di bidang kesehatan;

e. Pembinaan Unit Pelaksanaan Teknis Dinas; f. Pembinaan kelompok jabatan fungsional; g. Pelaksanaan ketatausahaan;

h. Pelaksanaan pemantauan, pengendalian dan evaluasi;

i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

Bagian Kedua Susunan Organisasi

Pasal 11

1. Susunan Organisasi Dinas Kesehatan terdiri dari : a. Kepala Dinas

b. Sekretariat, membawahi :

1. Sub Bagian Kepegawaian dan Umum; 2. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan. c. Bidang Pelayanan Kesehatan, membawahi :

1. Seksi Pelayanan Rumah Sakit dan Puskesmas; 2. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi.

d. Bidang Pencegahan Penyakit, membawahi : 1. Seksi Pencegahan;

(7)

e. Bidang Penyehatan Lingkungan, membawahi : 1. Seksi Epidemologi dan Kesehatan Lingkungan; 2. Seksi Makanan, Minuman dan Farmasi.

f. Unit Pelaksana Teknis Dinas; g. Kelompok Jabatan Fungsional.

2. Bagan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan sebagaimana tercantum pada lampiran II dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 12

Penjabaran tugas pokok dan fungsi Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

BAB V

DINAS PEKERJAAN UMUM

Bagian Pertama

Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

Pasal 13 Kedudukan

Dinas Pekerjaan Umum adalah unsur pelaksana Otonomi Daerah, dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Pasal 14 Tugas Pokok

Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan dibidang Pekerjaan Umum.

Pasal 15 Fungsi

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 14, Dinas Pekerjan Umum menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan program di bidang Pekerjaan Umum sesuai Rencana Strategis Daerah/RPJMD;

b. Perumusan kebijakan teknis di bidang Pekerjaan Umum;

c. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang Pekerjaan Umum;

d. Pembinaan teknis di bidang Pekerjaan Umum; e. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas; f. Pembinaan kelompok jabatan fungsional; g. Pelaksanaan ketatausahaan;

h. Pelaksanaan pemantauan, pengendalian dan evaluasi;

(8)

Bagian Kedua Susunan Organisasi

Pasal 16

1. Susunan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum terdiri dari : a. Kepala Dinas

b. Sekretariat, membawahi :

1. Sub Bagian Kepegawaian dan Umum; 2. Sub Bagian Perencanaan;

3. Sub Bagian Keuangan. c. Bidang Tata Kota, membawahi :

1. Seksi Tata Ruang;

2. Seksi Sarana dan Prasarana. d. Bidang Cipta Karya, membawahi :

1. Seksi Bangunan dan Perumahan; 2. Seksi Penyehatan Lingkungan. e. Bidang Bina Marga, membawahi :

1. Seksi Pembangunan Prasarana Jalan; 2. Seksi Pembangunan Prasarana Jembatan. f. Bidang Pengairan, membawahi :

1. Seksi Pengembangan Sumber Daya Air; 2. Seksi Pemeliharaan.

g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Kelompok Jabatan Fungsional.

2. Bagan Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum sebagaimana tercantum pada lampiran III dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 17

Penjabaran tugas pokok dan fungsi Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat (1) dan ayat (2), ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

BAB VI

DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Bagian Pertama

Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

Pasal 18 Kedudukan

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika adalah unsur pelaksana Otonomi Daerah, dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Pasal 19 Tugas Pokok

(9)

Pasal 20 Fungsi

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 19, Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan program di bidang perhubungan, komunikasi dan informatika sesuai Rencana Strategis Daerah/RPJMD;

b. Perumusan kebijakan teknis di bidang perhubungan, komunikasi dan informatika; c. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang perhubungan,

komunikasi dan informatika;

d. Pembinaan teknis di bidang perhubungan, komunikasi dan informatika; e. Pembinaan Unit Pelaksanaan Teknis Dinas;

f. Pembinaan kelompok jabatan fungsional; g. Pelaksanaan ketatausahaan;

h. Pelaksanaan pemantauan, pengendalian dan evaluasi;

i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

Bagian Kedua Susunan Organisasi

Pasal 21

1. Susunan Organisasi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika terdiri dari : a. Kepala Dinas

b. Sekretariat, membawahi :

1. Sub Bagian Kepegawaian dan Umum; 2. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan. c. Bidang Perhubungan, membawahi :

1. Seksi Perhubungan Darat dan Penyeberangan; 2. Seksi Perhubungan Laut dan Udara.

d. Bidang Manajemen Informasi dan Pembinaan Media, membawahi : 1. Seksi Manajemen Sistem Informasi dan Pembinaan Media; 2. Seksi Pembinaan Media Informasi.

e. Bidang Telematika Pos dan Telekomunikasi, membawahi : 1. Seksi Telematika;

2. Seksi Pos dan Telekomunikasi. f. Unit Pelaksana Teknis Dinas; g. Kelompok Jabatan Fungsional.

2. Bagan Struktur Organisasi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika sebagaimana tercantum pada lampiran IV dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 22

(10)

BAB VII

DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

Bagian Pertama

Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

Pasal 23 Kedudukan

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata adalah unsur pelaksana Otonomi Daerah, dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Pasal 24 Tugas Pokok

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan dibidang kebudayaan dan pariwisata.

Pasal 25 Fungsi

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 24, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan program di bidang kebudayaan dan pariwisata sesuai Rencana Strategis Daerah/RPJMD;

b. Perumusan kebijakan teknis di bidang kebudayaan dan pariwisata;

c. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang kebudayaan dan pariwisata;

d. Pembinaan teknis di bidang kebudayaan dan pariwisata; e. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas;

f. Pembinaan kelompok jabatan fungsional; g. Pelaksanaan ketatausahaan;

h. Pelaksanaan pemantauan, pengendalian dan evaluasi;

i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

Bagian Kedua Susunan Organisasi

Pasal 26

1. Susunan Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata terdiri dari : a. Kepala Dinas

b. Sekretariat, membawahi :

1. Sub Bagian Kepegawaian dan Umum; 2. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan. c. Bidang Kebudayaan, membawahi :

(11)

d. Bidang Produk dan Usaha Pariwisata, membawahi : 1. Seksi Objek dan Daya Tarik Wisata;

2. Seksi Usaha Sarana dan Jasa Wisata. e. Bidang Pemasaran Pariwisata, membawahi :

1. Seksi Promosi;

2. Seksi Pengembangan Pasar Wisata. f. Unit Pelaksana Teknis Dinas;

g. Kelompok Jabatan Fungsional.

2. Bagan Struktur Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sebagaimana tercantum pada lampiran V dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 27

Penjabaran tugas pokok dan fungsi Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 26 ayat (1) dan ayat (2), ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

BAB VIII

DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL

Bagian Pertama

Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

Pasal 28 Kedudukan

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil adalah unsur pelaksana Otonomi Daerah, dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Pasal 29 Tugas Pokok

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan dibidang Kependudukan dan Catatan Sipil.

Pasal 30 Fungsi

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 29, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan program di bidang kependudukan dan Catatan sipil sesuai Rencana Strategis Daerah/RPJMD;

b. Perumusan kebijakan teknis di bidang kependudukan dan Catatan sipil;

c. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang

kependudukan dan Catatan sipil;

d. Pembinaan teknis di bidang kependudukan dan Catatan sipil; e. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas;

(12)

g. Pelaksanaan ketatausahaan;

h. Pelaksanaan pemantauan, pengendalian dan evaluasi;

i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

Bagian Kedua Susunan Organisasi

Pasal 31

1. Susunan Organisasi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil terdiri dari : a. Kepala Dinas

b. Sekretariat, membawahi :

1. Sub Bagian Kepegawaian dan Umum; 2. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan. c. Bidang Kependudukan, membawahi :

1. Seksi Administrasi Kependudukan; 2. Seksi Pendapatan Kependudukan. d. Bidang Catatan Sipil, membawahi :

1. Seksi Administrasi Catatan Sipil Menengah; 2. Seksi Pelayanan Catatan Sipil.

e. Unit Pelaksana Teknis Dinas; f. Kelompok Jabatan Fungsional.

2. Bagan Struktur Organisasi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil sebagaimana tercantum pada lampiran VI dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 32

Penjabaran tugas pokok dan fungsi Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 31 ayat (1) dan ayat (2), ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

BAB IX

DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

Bagian Pertama

Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

Pasal 33 Kedudukan

Dinas Perindustrian dan Perdagangan adalah unsur pelaksana Otonomi Daerah, dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Pasal 34 Tugas Pokok

(13)

Pasal 35 Fungsi

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 34, Dinas Perindustrian dan Perdagangan menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan program di bidang perindustrian dan perdagangan sesuai Rencana

Strategis Daerah/RPJMD;

b. Perumusan kebijakan teknis di bidang perindustrian dan perdagangan;

c. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang perindustrian

dan perdagangan;

d. Pembinaan teknis di bidang perindustrian dan perdagangan;

e. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas;

f. Pembinaan kelompok jabatan fungsional;

g. Pelaksanaan ketatausahaan;

h. Pelaksanaan pemantauan, pengendalian dan evaluasi;

i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

Bagian Kedua Susunan Organisasi

Pasal 36

1. Susunan Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan terdiri dari : a. Kepala Dinas

b. Sekretariat, membawahi :

1. Sub Bagian Kepegawaian dan Umum; 2. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan. c. Bidang Perindustrian, membawahi :

1. Seksi Pembinaan dan Pengembangan Usaha Industri; 2. Seksi Sarana Industri dan Iklim Usaha.

d. Bidang Perdagangan, membawahi :

1. Seksi Pembinaan dan Pengembangan Usaha Perdagangan; 2. Seksi Pendaftaran dan Informasi Perusahaan.

e. Bidang Pengelolaan Pasar, membawahi :

1. Seksi Pembinaan dan Pengembangan Pasar; 2. Seksi Penertiban Retribusi Pasar.

f. Unit Pelaksana Teknis Dinas; g. Kelompok Jabatan Fungsional.

2. Bagan Struktur Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan sebagaimana tercantum pada lampiran VII dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 37

(14)

BAB X

DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO DAN USAHA KECIL

Bagian Pertama

Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

Pasal 38 Kedudukan

Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Usaha Kecil adalah unsur pelaksana Otonomi Daerah, dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Pasal 39 Tugas Pokok

Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Usaha Kecil mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan dibidang koperasi, usaha mikro dan usaha kecil.

Pasal 40 Fungsi

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 39, Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Usaha Kecil menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan program di bidang koperasi, usaha mikro dan usaha kecil sesuai Rencana Strategis Daerah/RPJMD;

b. Perumusan kebijakan teknis di bidang koperasi, usaha mikro dan usaha kecil;

c. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang koperasi, usaha mikro dan usaha kecil;

d. Pembinaan teknis dibidang koperasi, usaha mikro dan usaha kecil; e. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas;

f. Pembinaan kelompok jabatan fungsional; g. Pelaksanaan ketatausahaan;

h. Pelaksanaan pemantauan, pengendalian dan evaluasi;

i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

Bagian Kedua Susunan Organisasi

Pasal 41

1. Susunan Organisasi Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Usaha Kecil terdiri dari : a. Kepala Dinas

b. Sekretariat, membawahi :

1. Sub Bagian Kepegawaian dan Umum; 2. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan. c. Bidang Bina Koperasi, membawahi :

1. Seksi Bina Kelembagaan Koperasi; 2. Seksi Bina Usaha Koperasi.

d. Bidang Bina Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, membawahi : 1. Seksi Bina Usaha Mikro dan Kecil;

(15)

e. Bidang Pembinaan Sumber Daya Koperasi, membawahi : 1. Seksi Tenaga dan Sarana;

2. Seksi Pembiayaan.

f. Unit Pelaksana Teknis Dinas; g. Kelompok Jabatan Fungsional.

2. Bagan Struktur Organisasi Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Usaha Kecil sebagaimana tercantum pada lampiran VIII dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 42

Penjabaran tugas pokok dan fungsi Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 41 ayat (1) dan ayat (2), ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

BAB XI

DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Bagian Pertama

Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

Pasal 43

Kedudukan

Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi adalah unsur pelaksana Otonomi Daerah, dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Pasal 44 Tugas Pokok

Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan dibidang sosial, tenaga kerja dan transmigrasi.

Pasal 45 Fungsi

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 44, Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan program di bidang sosial, tenaga kerja dan transmigrasi sesuai Rencana Strategis Daerah/RPJMD;

b. Perumusan kebijakan teknis di bidang sosial, tenaga kerja dan transmigrasi;

c. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang sosial, tenaga kerja dan transmigrasi;

d. Pembinaan teknis di bidang sosial, tenaga kerja dan transmigrasi; e. Pembinaan Unit Pelaksanaan Teknis Dinas;

f. Pembinaan kelompok jabatan fungsional; g. Pelaksanaan ketatausahaan;

h. Pelaksanaan pemantauan, pengendalian dan evaluasi;

(16)

Bagian Kedua Susunan Organisasi

Pasal 46

1. Susunan Organisasi Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi terdiri dari : a. Kepala Dinas

b. Sekretariat, membawahi :

1. Sub Bagian Kepegawaian dan Umum; 2. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan. c. Bidang Sosial, membawahi :

1. Seksi Pelayanan Panti Sosial Anak dan Lanjut Usia; 2. Seksi Rehabilitas dan Perlindungan Sosial.

d. Bidang Penempatan dan Pelatihan Tenaga Kerja, membawahi : 1. Seksi Penempatan Tenaga Kerja;

2. Seksi Pelatihan Tenaga Kerja.

e. Bidang Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan, membawahi : 1. Seksi Hubungan Industrial;

2. Seksi Pengawasan Ketenagakerjaan. f. Bidang Transmigrasi, membawahi :

1. Seksi Penyiapan dan Penempatan Transmigrasi; 2. Seksi Pembinaan Transmigrasi.

g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Kelompok Jabatan Fungsional.

2. Bagan Struktur Organisasi Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebagaimana tercantum pada lampiran IX dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 47

Penjabaran tugas pokok dan fungsi Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 46 ayat (1) dan ayat (2), ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

BAB XII

DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

Bagian Pertama

Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

Pasal 48 Kedudukan

Dinas Kelautan dan Perikanan adalah unsur pelaksana Otonomi Daerah, dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Pasal 49 Tugas Pokok

(17)

Pasal 50 Fungsi

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 49, Dinas Kelautan dan Perikanan menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan program di bidang kelautan dan perikanan sesuai Rencana Strategis Daerah/RPJMD;

b. Perumusan kebijakan teknis di kelautan dan perikanan;

c. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang kelautan dan perikanan;

d. Pembinaan teknis di bidang kelautan dan perikanan; e. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas;

f. Pembinaan kelompok jabatan fungsional; g. Pelaksanaan ketatausahaan;

h. Pelaksanaan pemantauan, pengendalian dan evaluasi;

i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

Bagian Kedua Susunan Organisasi

Pasal 51

1. Susunan Organisasi Dinas Kelautan dan Perikanan terdiri dari : a. Kepala Dinas

b. Sekretariat, membawahi :

1. Sub Bagian Kepegawaian dan Umum; 2. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan.

c. Bidang Penangkapan, Pengolahan dan Pemasaran, membawahi : 1. Seksi Penangkapan;

2. Seksi Pengolahan dan Pemasaran.

d. Bidang Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, membawahi : 1. Seksi Kelautan Pesisir;

2. Seksi Pulau-Pulau Kecil.

e. Bidang Pembudidayaan Ikan, membawahi : 1. Seksi Pembudidayaan;

2. Seksi Bina Usaha.

f. Unit Pelaksana Teknis Dinas; g. Kelompok Jabatan Fungsional.

2. Bagan Struktur Organisasi Dinas Kelautan dan Perikanan sebagaimana tercantum pada lampiran X dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 52

(18)

BAB XIII

DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN, DAN PETERNAKAN

Bagian Pertama

Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

Pasal 53 Kedudukan

Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan adalah unsur pelaksana Otonomi Daerah, dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Pasal 54 Tugas Pokok

Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan dibidang pertanian.

Pasal 55 Fungsi

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 54, Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan program di bidang pertanian sesuai Rencana Strategis Daerah/RPJMD; b. Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian;

c. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang pertanian; d. Pembinaan teknis di bidang pertanian;

e. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas; f. Pembinaan kelompok jabatan fungsional; g. Pelaksanaan ketatausahaan;

h. Pelaksanaan pemantauan, pengendalian dan evaluasi;

i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

Bagian Kedua Susunan Organisasi

Pasal 56

1. Susunan Organisasi Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan terdiri dari : a. Kepala Dinas

b. Sekretariat, membawahi :

1. Sub Bagian Kepegawaian dan Umum; 2. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan.

c. Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura, membawahi : 1. Seksi Produksi Tanaman Pangan dan Holtikultura;

2. Seksi Pemasaran dan Pengelolaan Tanaman Pangan dan Holtikultura; 3. Seksi Pengembangan Sarana Irigasi dan Lahan.

d. Bidang Perkebunan, membawahi :

(19)

e. Bidang Peternakan, membawahi :

1. Seksi Pengolahan Produksi dan Pemasaran Hasil Usaha Peternakan; 2. Seksi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat.

f. Unit Pelaksana Teknis Dinas; g. Kelompok Jabatan Fungsional.

2. Bagan Struktur Organisasi Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan sebagaimana tercantum pada lampiran XI dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari PeraturanDaerah ini.

Pasal 57

Penjabaran tugas pokok dan fungsi Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 56 ayat (1) dan ayat (2), ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

BAB XIV

DINAS KEHUTANAN

Bagian Pertama

Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

Pasal 58 Kedudukan

Dinas Kehutanan adalah unsur pelaksana Otonomi Daerah, dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Pasal 59 Tugas Pokok

Dinas Kehutanan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan dibidang kehutanan.

Pasal 60 Fungsi

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 59, Dinas Kehutanan menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan program di bidang kehutanan sesuai Rencana Strategis

Daerah/RPJMD;

b. Perumusan kebijakan teknis di bidang kehutanan;

c. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang kehutanan; d. Pembinaan teknis di bidang kehutanan;

e. Pembinaan Unit Pelaksanaan Teknis Dinas; f. Pembinaan kelompok jabatan fungsional; g. Pelaksanaan ketatausahaan;

h. Pelaksanaan pemantauan, pengendalian dan evaluasi;

(20)

Bagian Kedua Susunan Organisasi

Pasal 61

1. Susunan Organisasi Dinas Kehutanan terdiri dari : a. Kepala Dinas

b. Sekretariat, membawahi :

1. Sub Bagian Kepegawaian dan Umum; 2. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan.

c. Bidang Pengolahan dan Produksi Hasil Hutan, membawahi : 1. Seksi Pengolahan dan Peredaran Hasil Hutan;

2. Seksi Produksi dan Pemasaran Hasil Hutan.

d. Bidang Pembinaan dan Perlindungan Hutan, membawahi : 1. Seksi Rehabilitas Pengamanan Hutan;

2. Seksi Pengembangan Hutan Kemasyarakatan Adat. e. Bidang Pengembangan Lahan Pembenihan, membawahi :

1. Seksi Pengendalian dan Perlindungan Tanaman; 2. Seksi Pembenihan.

f. Unit Pelaksana Teknis Dinas; g. Kelompok Jabatan Fungsional.

2. Bagan Struktur Organisasi Dinas Kehutanan sebagaimana tercantum pada lampiran XII dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 62

Penjabaran tugas pokok dan fungsi Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 61 ayat (1) dan ayat (2), ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

BAB XV

DINAS PENDAPATAN DAERAH

Bagian Pertama

Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

Pasal 63 Kedudukan

Dinas Pendapatan Daerah merupakan unsur pelaksana Otonomi Daerah, dipimpin oleh seorang Kepala yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Pasal 64 Tugas Pokok

Dinas Pendapatan Daerah mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan urusan Otonomi Daerah di bidang pungutan pendapatan daerah dan pajak daerah.

Pasal 65 Fungsi

(21)

a. Perumusan program di bidang pendapatan daerah sesuai Rencana Strategis Daerah/RPJMD;

b. Perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan daerah;

c. Pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah di bidang pendapatan daerah;

d. Pembinaan teknis di bidang pendapatan daerah;

e. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis;

f. Pembinaan kelompok jabatan fungsional;

g. Pelaksanaan ketatausahaan;

h. Pelaksanaan kebijakan Bupati yang diberikan sesuai fungsi dinas;

i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

Bagian Kedua Susunan Organisasi

Pasal 66

(1) Susunan Organisasi Dinas Pendapatan Daerah terdiri dari :

a. Kepala Dinas

b. Sekretariat yang terdiri dari :

1) Sub Bagian Kepegawaian dan Umum 2) Sub Bagian Perencanaan

3) Sub Bagian Keuangan.

c. Bidang Pajak Daerah yang terdiri dari : 1) Seksi Pengendalian Operasional 2) Seksi Penetapan dan Penagihan

d. Bidang Retribusi yang terdiri dari :

1) Seksi Penatausahaan Penerimaan Retribusi 2) Seksi Penerimaan Retribusi

e. Bidang Pendapatan Lain-Lain yang terdiri dari : 1) Seksi Penerimaan BUMD

2) Seksi Pendapatan Lain-Lain.

f. Unit Pelaksana Teknis Dinas.

g. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan Susunan Organisasi Dinas Pendapatan Daerah sebagaimana tertera pada lampiran Peraturan Daerah ini.

Pasal 67

(22)

BAB XVI

DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Bagian Pertama

Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi

Pasal 68 Kedudukan

Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral merupakan unsur pelaksana Otonomi Daerah, dipimpin oleh seorang Kepala yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Pasal 69 Tugas Pokok

Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan urusan Otonomi Daerah di bidang energi dan sumber daya mineral.

Pasal 70 Fungsi

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut pada Pasal 4, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan program di bidang energi dan sumber daya mineral sesuai Rencana

Strategis Daerah/RPJMD;

b. Perumusan kebijakan teknis di bidang energi dan sumber daya mineral;

c. Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum di bidang Energi dan

Sumber Daya Mineral berdasarkan Peraturan Perundang-undangan;

d. Pembinaan teknis di bidang energi dan sumber daya mineral;

e. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas;

f. Pembinaan kelompok jabatan fungsional;

g. Pelaksanaan ketatausahaan;

h. Pelaksanaan kebijakan Bupati yang diberikan sesuai fungsi dinas;

i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai tugas dan fungsinya.

Bagian Kedua Susunan Organisasi

Pasal 71

Susunan Organisasi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral terdiri dari :

a. Kepala Dinas

b. Sekretariat terdiri dari :

1) Sub Bagian Kepegawaian dan Umum 2) Sub Bagian Perencanaan

3) Sub Bagian Keuangan.

c. Bidang Energi terdiri dari:

(23)

d. Bidang Sumber Daya Mineral terdiri dari : 1) Seksi Sumber Daya Mineral

2) Seksi Pertambangan Umum.

e. Bidang Geologi terdiri dari :

1) Seksi Minyak dan Gas 2) Seksi Lingkungan.

f. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan Susunan Organisasi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral sebagaimana tertera pada lampiran Peraturan Daerah ini.

Pasal 72

Penjabaran tugas pokok dan fungsi Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 71 ayat (1) dan ayat (2), ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

BAB XVII

KEPANGKATAN, PENGANGKATAN, PEMBERHENTIAN DAN ESELON PERANGKAT DAERAH

Bagian Pertama

Kepangkatan, Pengangkatan dan Pemberhentian

Pasal 73

Jenjang jabatan dan kepangkatan serta susunan kepegawaian diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Pasal 74

1. Kepala Dinas diangkat dan diberhentikan oleh Bupati dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat atas usulan Sekretaris Daerah berdasarkan ketentuan yang berlaku setelah berkonsultasi dengan Gubernur;

2. Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi dan Kelompok Jabatan Fungsional dapat diangkat dan diberhentikan oleh Bupati dari Pegawai Negeri Sipil atas usul Sekretaris Daerah.

Bagian Kedua E s e l o n i s a s i

Pasal 75

1. Kepala Dinas merupakan Jabatan Struktural Eselon IIb;

2. Sekretaris pada Dinas merupakan Jabatan Struktural Eselon IIIa; 3. Kepala Bidang merupakan Jabatan Struktural Eselon IIIb;

4. Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi merupakan Jabatan Struktural Eselon IVa.

BAB XVIII

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Pasal 76

1. Pada Dinas Daerah dapat ditempatkan Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan fungsional berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan sesuai kebutuhan, beban kerja dan kemampuan keuangan daerah;

(24)

3. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang Jabatan Fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai bidang keahlian dan keterampilannya;

4. Kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh seorang Tenaga Fungsional Senior yang ditunjuk berdasarkan Peraturan Perundang-undangan.

BAB XIX TATA KERJA

Pasal 77

1. Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi serta kelompok jabatan fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi secara vertikal dan horizontal;

2. Setiap Kepala Satuan Kerja di lingkungan Dinas-Dinas Daerah dalam memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya wajib memberikan bimbingan/petunjuk, dan mengendalikan serta mengawasi pelaksanaan tugas bawahan.

Pasal 78

1. Setiap bawahan di lingkungan Dinas-Dinas Daerah wajib bertanggung jawab kepada atasan yang berwewenang dan melaksanakan tugas yang diemban dengan penuh rasa tanggung jawab;

2. Setiap bawahan wajib mematuhi bimbingan/petunjuk dan arahan atasan yang berwenang;

3. Dalam rangka pelaksanaan tugas, bawahan dapat memberikan saran-saran pertimbangan kepada atasan sesuai ketentuan yang berlaku.

BAB XX

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 79

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur dengan Keputusan Bupati.

BAB XXI

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 80

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Kecamatan yang ada dalam wilayah Kabupaten Buru Selatan tetap melaksanakan tugas dan fungsi sesuai Peraturan Perundang-undangan yang berlaku sampai dengan ditetapkannya Peraturan yang baru oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Buru Selatan.

BAB XXI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 81

(25)

Pasal 82

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Buru Selatan.

Disahkan di Namrole Pada tanggal 30 Juli 2013

BUPATI BURU SELATAN,

TAGOP SUDARSONO SOULISA

Diundangkan di Namrole Pada tanggal 30 Juli 2013

SEKRETARIS DAERAH

KABUPATEN BURU SELATAN,

MACHMUD SOUWAKIL, SH. MM

(26)

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU SELATAN NOMOR 04 TAHUN 2013

TENTANG

PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS-DINAS DAERAH

KABUPATEN BURU SELATAN

I. UMUM

Penyelenggaraan pemerintahan daerah kepala daerah dibantu oleh perangkat

daerah yang terdiri dari unsure staf yang membantu penyusunan kebijakan dan

koordinasi yang diwadahi dalam bentuk perangkat dan kelembagaan daerah.Hal ini

dapat dilakukan jika berbagai urusan kewenangan, baik kewenangan wajib maupun

kewenangan pilihan penyelenggaraan pemerintahan tersebut dapat diwadahi dalam

bentuk suatu organisasi.

Secara terminology pembagian urusan pemerintahan yang bersifat konkuren

berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

serta Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah

Daerah Kabupaten/Kota.Untuk itulah, besaran organisasi perangkat daerah

sekurang-kurangnya dapat mempertimbangkan factor-faktor keuangan, kebutuhan

daerah, cakupan tugas yang meliputi sasaran tuga yang harus diwujudkan, jenis dan

banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis, jumlah dan kepadatan

penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani,

sarana dan prasarana penujang tugas.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas Pasal 2

Ayat (1)

Cukup jelas Ayat (2)

Yang dimaksud dengan “asas umum penyelenggaraan negara” adalah :

1. asas kepastian hukum yaitu asas yang mengutamakan landasan

peraturan perundang-undangan, kepatutan dan keadilan setiap kebijakan

(27)

2. asas tertib penyelenggaraan yaitu asas yang menjadi landasan

keteraturan, keserasian dan keseimbangan dalam pengendalian

penyelenggaraan negara;

3. asas kepentingan umum yaitu asas yang mendahulukan kesejahteraan

umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif dan selektif;

4. asas keterbukaan yaitu asas yang membuka diri terhadap hak

masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur dan tidak

deskriminatif tentang penyelenggara negara dengan tetap

memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan dan

rahasia negara;

5. asas proporsionalitas yaitu asas yang mengutamakan keseimbangan

antara hak dan kewajiban penyelenggara negara;

6. asas profesionalitas yaitu asas yang mengutamakan keahlian yang

berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan;

7. asas akuntabilitas yaitu asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan

dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus dapat

dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan yang berlaku.

Ayat (3)

Cukup jelas Ayat (4)

Yang dimaksud dengan “pelaku pembangunan” adalah semua pihak yang

terkait dan berkepentingan dengan kemajuan desa dan pelaksanaan

pembangunan desa.

Pasal 3

Cukup jelas Pasal 4

Cukup jelas Pasal 5

RPJM-Desa mengacu pada perencanaan strategis Kabupaten Buru Selatan

Tahun 2012-…..

Pasal 6

Cukup jelas Pasal 7

Cukup jelas. Pasal 8

Ayat (1)

Cukup jelas Ayat (2)

Cukup jelas Ayat (3)

Pemanfaatan data dan informasi yang akurat dan dan dapat

(28)

kondisi lingkungan internal desa (faktor kekuatan dan kelemahannya) dan

kondisi lingkungan eksternal desa (faktor peluang dan hambatan).

Dengan demikian pelaksanaan perencanaan pembangunan desa diawali

dengan analisis secara tepat terhadap lingkungannya.

Pasal 9

Cukup jelas Pasal 10

Pada tahun pertama kepala desa menjabat dimanfaatkan untuk melihat potensi

dan permasalahan desa secara cermat dan merumuskannya dalam rencana

pembangunan desa untuk waktu 5 tahun kedepan sampai berakhirnya masa

jabatan.Hal ini berarti bahwa pada tahun pertama tersebut kepala desa tidak

menyelenggarakan urusan pembangunan desanya tetapi dalam pelaksanaan

pembangunan tersebut hanya melanjutkan kebijakan pembangunan sebelumnya.

Pasal 11

Cukup jelas Pasal 12

Ayat (1)

Lembaga kemasyarakatan yang dilibatkan dalam penyiapan dan penusunan RKP-Desa ditentukan oleh kepala desa.

Ayat (2)

Yang dimaksudkan dengan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh

pemerintah desa sendiri adalah kegiatan yang mampu dilaksanakan dan

diselesaikan oleh pemerintah desa baik dari aspek teknis maupun biaya

sebagaimana tercermin dalam APBDesa.

Sedangkan rencana yang diusulkan ke pemerintah diatasnya adalah

kegiatan yang tidak mampu dilaksanakan oleh pemerintah desa karena

keterbatasan kemampuan teknis maupun pembiayaannya atau

fasilitas-fasilitas bukan milik desa tetapi berada di wilayah desa tersebut.Usulan

dimaksud dilaksanakan melalui mekanisme Musrenbang kecamatan.

Ayat (3)

Cukup jelas Pasal 13

Cukup jelas Pasal 14

Cukup jelas Pasal 15

Cukup jelas Pasal 16

Ayat (1)

Cukup jelas Ayat (2)

Yang dimaksudkan dengan evaluasi kinerja pelaksanaan pembangunan

desa adalah kegiatan penilaian kinerja yang diukur dengan tingkat efisiensi,

(29)

Ayat (3)

Cukup jelas Pasal 17

Cukup jelas Pasal 18

Cukup jelas Pasal 19

Cukup jelas Pasal 20

Penggunaan sumber daya alam setempat dimaksudkan agar pelaksanaan

pembangunan kawasan tersebut mengutamakan sumber daya alam yang ada di

desa tersebut seperti bahan-bahan bangunan.Demikian juga tenaga kerja yang

ada di desa tersebut sepanjang memenuhi kualifikasi yang diperlukan untuk suatu

pekerjaan tertentu.

Pasal 21

Fungsi Camat dan instansi terkait selain melakukan pengendalian dan

pemantauan adalah memfasilitasi apabila terjadi ketidakharmonisan hubungan

kerja antara palaku pembangunan kawasan dengan masyarakat desa.

Pasal 22 Cukup jelas Pasal 23

Cukup jelas

Referensi

Dokumen terkait

XRF analysis showed that Cu depositioned on the surface of silica free rice husk activated carbon and based of CV measurements showed that electrodeposition of Cu with

Jawaban angka 3 (tiga) atas form laporan DKPP: Bahwa tidak benar laporan yang disampaikan pelapor bahwa pada tanggal 26 Agustus 2020 telah melakukan pertemuan dengan

Bagi pelamar yang belum melengkapi berkas lamaran dan foto copy Surat Keterangan Lulus (SKL) yang telah di legalisir (untuk lulusan tahun 2016) harap membawa dan menyerahkan

Tujuan yang ingin dicapai dari Tugas Akhir ini antara lain adalah mengidentifikasi masalah dan cara penanganan masalah yang timbul pada aplikasi dalam sistem

Sebagai contoh, saya akan tunjukkan anda iklan format on the left hand side, just below the title. Iklan tersebut berada di bawah tajuk dan berada di sebelah kiri. Tapi iklan ini

Gambar 9 memberikan informasi tentang periode mulai mencari pekerjaan untuk alumni Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen Universitas Lampung lulusan

1) Laba Kotor, adalah laba yang berasal dari penjualan dikurangi harga pokok. 2) Beban Operasi, adalah beban aktivitas operasional perusahaan. 3) Beban pajak, adalah

Komite Keperawatan melalui Sub Komite Kredensial memberikan REKOMENDASI untuk diterbitkan Surat Penugasan Kerja Klinik (SPKK) kepada yang namanya tersebut di atas, sesuai