REPUBLIK INDONESIA
NOMOR P.49/MenLHK/Setjen/Das.2/5/2016 TENTANG
PEDOMAN PENYELENGGARAAN KEBUN BIBIT RAKYAT
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.29/Menlhk-Setjen/2015 telah ditetapkan Pedoman Penyelenggaraan Kebun Bibit Rakyat;
b. bahwa dengan adanya perubahan nomenklatur organisasi di lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, maka penyelenggaraan Kebun Bibit Rakyat sebagaimana dimaksud dalam huruf a yang semula menjadi kewenangan Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan beralih menjadi tanggung jawab Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung; c. bahwa peraturan penyelenggaraan Kebun Bibit Rakyat
sebagaimana dimaksud dalam huruf a sudah tidak sesuai dengan kondisi saat ini, sehingga perlu disempurnakan;
Kehutanan tentang Pedoman Penyelenggaraan Kebun Bibit Rakyat;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
4. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2014 tentang Konseravasi Tanah dan Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 299, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5608);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2008 tentang Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 201, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4947);
7. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5655);
8. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 Tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
9. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2015 Tentang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 17);
10. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P. 18/MenLHK-II/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 713);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN KEBUN BIBIT RAKYAT.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :
1. Benih adalah bahan tanaman yang berupa bahan generatif (biji) atau bahan vegetatif yang digunakan untuk pengembangbiakan tanaman hutan.
3. Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4. Jenis Tanaman Serbaguna (Multi Purpose Tree Species/MPTS) adalah jenis tanaman yang menghasilkan kayu dan bukan kayu (buah- buahan, getah, kulit dll). 5. Kebun Bibit Rakyat yang selanjutnya disingkat KBR
adalah kebun bibit yang dikelola oleh kelompok masyarakat baik laki-laki maupun perempuan melalui pembuatan bibit berbagai jenis tanaman hutan dan/atau tanaman serbaguna (MPTS) yang pembiayaannya bersumber dari dana pemerintah.
6. Kelompok masyarakat pelaksana KBR adalah kelompok masyarakat yang menyusun rencana, melaksanakan, dan mengawasi pembangunan KBR.
7. Tim Perencana adalah anggota kelompok masyarakat yang dipilih oleh anggota kelompok masyarakat pelaksana KBR dengan anggota paling sedikit 3 (tiga) orang, bertugas menyusun Rencana Usulan Kegiatan Kelompok (RUKK).
8. Tim Pelaksana adalah anggota kelompok masyarakat yang dipilih oleh anggota kelompok masyarakat pelaksana KBR dengan anggota paling sedikit 3 (tiga) orang, bertugas melaksanakan pembangunan KBR sesuai RUKK.
9. Tim Pengawas adalah anggota kelompok masyarakat yang dipilih oleh anggota kelompok masyarakat pelaksana KBR dengan anggota paling sedikit 3 (tiga) orang, bertugas mengawasi pelaksanaan pembangunan KBR sesuai RUKK.
Petugas Lapangan Penyuluhan Kehutanan (PLPK) pada Badan Pelaksana Penyuluhan atau Instansi penyelenggara penyuluhan di Kabupaten/Kota, atau oleh Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM) untuk melaksanakan pembangunan dan penanaman bibit KBR. 11. Hutan Kemasyarakatan adalah hutan negara yang
pemanfaatan utamanya ditujukan untuk memberdayakan masyarakat.
12. Hutan Desa adalah hutan negara yang belum dibebani izin/hak, yang dikelola oleh desa dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan desa.
13. Rencana Usulan Kegiatan Kelompok yang selanjutnya disingkat RUKK adalah rencana pembangunan KBR yang disusun oleh kelompok, antara lain memuat nama dan alamat kelompok, lokasi, jenis dan jumlah bibit, asal benih, komponen kegiatan dan rencana pemanfaatan bibit.
14. Surat Perjanjian Kerjasama (SPKS) adalah perjanjian antara kelompok masyarakat dengan Pejabat Pembuat Komitmen yang memuat hak dan kewajiban masing-masing pihak dalam pelaksanaan pembuatan KBR.
15. Sumber benih adalah suatu tegakan di dalam kawasan hutan dan di luar kawasan hutan yang dikelola guna memproduksi benih yang berkualitas.
16. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang diserahi tugas dan tanggung jawab di bidang pengendalian Daerah Aliran Sungai dan hutan lindung.
17. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) yang selanjutnya disebut Balai adalah Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung yang diserahi tugas dan tanggung jawab di bidang pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan hutan lindung. 18. Dinas Provinsi atau Kabupaten/Kota adalah Dinas yang
Pasal 2
(1) Pedoman Penyelenggaraan KBR ini dimaksudkan untuk memberikan arahan kepada semua pihak yang terkait dengan program KBR.
(2) Pedoman Penyelenggaraan KBR ini bertujuan agar pembangunan KBR dan penanamannya terlaksana secara efektif dan efisien, transparan, partisipatif dan akuntabel.
BAB II
TATA CARA PENYELENGGARAAN KEBUN BIBIT RAKYAT
Bagian Kesatu
Persyaratan Calon Kelompok Masyarakat
Pasal 3
Calon Kelompok Masyarakat pelaksana KBR harus memenuhi persyaratan antara lain:
a. jumlah anggota Calon Kelompok Masyarakat pelaksana KBR paling sedikit 15 (lima belas) orang baik laki-laki maupun perempuan yang berdomisili di desa setempat, antara lain petani, mahasiswa maupun anggota organisasi masyarakat lainnya; dan
b. terdapat areal hutan/lahan untuk lokasi penanaman bibit KBR ekuivalen minimal 25 (dua puluh lima) hektare.
Bagian Kedua
Kriteria dan Persyaratan Desa dan Calon Lokasi
Pasal 4
Kriteria desa calon lokasi KBR berada pada:
b. lahan tidak produktif.
Pasal 5
(1) Calon lokasi KBR harus memenuhi persyaratan :
a. topografi relatif datar (kemiringan lereng 0-8%), bebas banjir dan tanah longsor, cukup sinar matahari, tersedia sumber air;
b. aksesibilitas baik atau mudah dijangkau; dan
c. khusus untuk jenis mangrove, persemaian berada pada lokasi yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut.
(2) Setiap desa calon lokasi KBR pada tahun yang sama, dapat ditetapkan paling banyak 2 (dua) unit KBR dengan ketentuan:
a. kelompok masyarakatnya belum pernah mendapat kegiatan KBR; dan
b. terdapat lahan untuk penanaman bibit KBR.
Bagian Ketiga
Standar Jumlah dan Jenis Bibit
Pasal 6
(1) Setiap kelompok masyarakat pelaksana KBR harus membuat bibit sejumlah :
a. 30.000 (tiga puluh ribu) batang per unit KBR untuk wilayah Jawa dan Madura; dan
b. 20.000 (dua puluh ribu) batang per unit KBR untuk wilayah di luar Jawa dan Madura.
(2) Jenis tanaman KBR berupa kayu-kayuan dan tanaman serba guna (MPTS) dengan ketentuan sebagai berikut: a. jenis tanaman kayu-kayuan termasuk jenis tanaman
kayu pertukangan (jati, mahoni, meranti, pinus, dan lain lain), mangrove dan hutan pantai;
c. benih atau bahan tanaman untuk membuat bibit dapat berasal dari generatif (biji) maupun vegetatif (stek, cangkok, okulasi, dan kultur jaringan); dan d. benih generatif jenis kayu-kayuan khususnya untuk
jenis jati, sengon, mahoni, gmelina dan jabon berasal dari sumber benih bersertifikat.
Bagian Keempat Sasaran Penggunaan Bibit
Pasal 7 Bibit KBR digunakan untuk kegiatan : a. hutan rakyat;
b. penghijauan lingkungan pada fasilitas umum/fasilitas sosial (ruang terbuka hijau, turus jalan, kanan kiri sungai, halaman sekolah/kampus/perkantoran/rumah ibadah/pertokoan/pasar, dan lain lain);
c. rehabilitasi mangrove; dan
d. penanaman di kawasan hutan yang telah diarahkan sebagai areal kerja Hutan Kemasyarakatan (HKm) atau Hutan Desa (HD) atau yang telah memiliki Izin Usaha Pemanfaatan Hutan Kemasyarakatan (IUPHKm) dan Hak Pengelolaan Hutan Desa (HPHD) atau areal pemberdayaan masyarakat lainnya.
Bagian Kelima
Tahapan dan Tata Waktu Pelaksanaan
Pasal 8
(1) Tahapan pelaksanaan pembuatan KBR meliputi : a. koordinasi;
b. sosialisasi; c. pengendalian; d. pembinaan; dan e. pelaporan.
pelaksanaan KBR sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Menteri ini.
Bagian Keenam
Pengajuan Usulan Kebun Bibit Rakyat
Pasal 9
(1) Pengajuan usulan KBR diajukan oleh ketua kelompok masyarakat kepada Kepala Balai dengan tembusan Kepala Dinas Provinsi dan/atau Kepala Dinas Kabupaten/Kota.
(2) Usulan KBR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditandatangani oleh ketua kelompok masyarakat dan diketahui oleh Kepala Desa.
(3) Usulan KBR sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memuat antara lain :
a. identitas nama kelompok masyarakat; b. daftar anggota kelompok;
c. deskripsi calon lokasi/areal KBR; dan
d. rencana dan sketsa lokasi/areal penanaman.
(4) Khusus untuk usulan KBR pada Hutan Desa memuat identitas lembaga desa, pengelola Hutan Desa dan ditandatangani oleh Ketua Lembaga Desa serta diketahui oleh Kepala Desa.
(5) Contoh formulir usulan KBR sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Peraturan Menteri ini.
Bagian Ketujuh
Verifikasi Kebun Bibit Rakyat
Pasal 10
(1) Verifikasi KBR dilaksanakan oleh Tim Verifikasi yang ditugaskan oleh Kepala Balai.
(2) Verifikasi KBR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui 2 (dua) tahap pemeriksaan yaitu : a. kelengkapan administrasi; dan
(3) Pemeriksaan kelengkapan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, dilakukan oleh Kepala Balai untuk organisasi kelompok, jumlah anggota, dan keabsahan kelompok.
(4) Dalam hal usulan memenuhi persyaratan kelengkapan administrasi, maka dilakukan verifikasi teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b.
(5) Verifikasi teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (4) meliputi:
a. kelayakan calon lokasi KBR; b. calon lokasi penanaman; dan
c. calon kelompok masyarakat di lapangan oleh Kepala Balai bersama Dinas Provinsi atau Kabupaten/Kota. (6) Contoh formulir verifikasi administrasi dan formulir verifikasi teknis KBR sebagaimana tercantum dalam Lampiran III Peraturan Menteri ini.
Bagian Kedelapan
Penetapan Kelompok Masyarakat dan Lokasi Kebun Bibit Rakyat
Pasal 11
(1) Dalam hal hasil verifikasi memenuhi persyaratan administrasi dan teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, Kepala Balai menetapkan Kelompok masyarakat dan lokasi KBR.
(2) Keputusan Kepala Balai tentang penetapan Kelompok masyarakat dan lokasi KBR sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan kepada kelompok yang bersangkutan dengan tembusan kepada Kepala Dinas Provinsi dan/atau Kepala Dinas Kabupaten/Kota, dan Direktur Jenderal.
Bagian Kesembilan
Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan Kelompok
Pasal 12
(1) Berdasarkan keputusan Kepala Balai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1), Kelompok masyarakat menyusun RUKK.
(2) RUKK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun oleh Tim Perencana bersama anggota kelompok masyarakat dan dibimbing oleh tenaga pendamping.
(3) RUKK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditandatangani oleh Ketua Tim Perencana, disetujui oleh Ketua Kelompok, dinilai oleh pendamping, dan disahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
(4) RUKK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) memuat antara lain :
a. nama dan alamat kelompok; b. nama pengurus dan anggota;
c. lokasi persemaian dan penanaman; d. jenis dan jumlah bibit;
e. bahan dan peralatan;
f. jenis kegiatan dan rencana biaya; dan/atau g. tata waktu.
(5) Contoh format RUKK sebagaimana tercantum dalam Lampiran V Peraturan Menteri ini.
Bagian Kesepuluh
Pola Pelaksanaan Kebun Bibit Rakyat
Pasal 13
(1) Pembuatan KBR dilakukan secara swakelola oleh Tim Pelaksana bersama anggota kelompok masyarakat dengan mekanisme Surat Perjanjian Kerjasama (SPKS). (2) SPKS sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
(3) Contoh SPKS sebagaimana tercantum dalam Lampiran VI Peraturan Menteri ini.
BAB III
PENYALURAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGGUNAAN DANA
Bagian Kesatu Penyaluran Dana
Pasal 14
(1) Penanggung jawab pengelola anggaran pembuatan KBR berada pada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dan PPK pada satuan kerja Balai.
(2) Berdasarkan usulan permintaan pembayaran dari kelompok masyarakat, PPK melakukan penyaluran dana melalui KPPN setempat dengan mekanisme langsung (LS) ke rekening kelompok masyarakat pelaksana KBR.
(3) Penyaluran dana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan melalui 3 (tiga) tahap sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pengadaan barang dan jasa pemerintah.
(4) Contoh usulan permintaan pembayaran dari kelompok masyarakat sebagaimana tercantum Lampiran VII Peraturan Menteri ini.
Pasal 15
(1) Mekanisme penyaluran dana pembuatan KBR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (3) diatur dengan ketentuan sebagai berikut:
a. pembayaran tahap I sebesar 40 % (empat puluh perseratus) dari keseluruhan dana dilakukan jika RUKK telah disetujui oleh PPK dan SPKS telah ditandatangani oleh Ketua Kelompok masyarakat pelaksana KBR dan PPK;
pembuatan KBR telah mencapai realisasi fisik minimal 30 % (tiga puluh perseratus), yaitu telah tersedia sarana dan prasarana serta benih generatif telah ditabur pada bedeng tabur atau benih vegetatif telah ditanam ke dalam media semai di dalam polybag/kantong atau wadah lainnya; dan
c. pembayaran tahap III sebesar 30 % (tiga puluh perseratus) dari keseluruhan dana dilakukan jika pembuatan KBR telah mencapai realisasi fisik minimal 60 % (enam puluh perseratus), yaitu semua bibit, baik generatif maupun vegetatif, dalam jumlah cukup dan sehat, sudah di dalam polybag/kantong atau wadah lainnya.
(2) Realisasi fisik pembuatan KBR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf c, dibuktikan dengan Berita Acara Hasil Pemeriksaan Pekerjaan yang ditandatangani oleh Tim Pengawas dan diketahui oleh Ketua Tim Pelaksana, Ketua Kelompok dan Pendamping. (3) Skema Prosedur Penyaluran Dana KBR sebagaimana
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran VIII Peraturan Menteri ini.
(4) Contoh Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), tercantum dalam Lampiran IX Peraturan Menteri ini.
Bagian Kedua
Pertanggungjawaban Penggunaan Dana
Pasal 16
(1) Pertanggungjawaban penggunaan dana pembuatan KBR dibuktikan dengan kwitansi bermaterai cukup dan ditandatangani oleh Ketua Kelompok, dilampiri dengan bukti pembelian dan/atau pembayaran.
a. 1,5% (satu dan lima perseratus) dari total pembelian (PPh Pasal 22) bagi kelompok masyarakat yang memiliki NPWP; dan
b. 3% (tiga perseratus) dari total pembelian (PPh Pasal 22) bagi kelompok masyarakat yang tidak memiliki NPWP.
BAB IV
SERAH TERIMA HASIL KEGIATAN
Pasal 17
(1) Hasil kegiatan KBR diserahkan oleh Kelompok Masyarakat KBR kepada PPK yang dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima Hasil Kegiatan.
(2) PPK menyerahkan hasil kegiatan KBR kepada Kepala Balai selaku KPA yang dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima Hasil Kegiatan.
(3) Kepala Balai menyerahkan hasil kegiatan KBR kepada Kepala Dinas Provinsi dan/atau Kepala Dinas Kabupaten/Kota yang dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima Hasil Kegiatan.
(4) Kepala Dinas Provinsi dan/atau Kepala Dinas Kabupaten/Kota menyerahkan hasil kegiatan KBR kepada Kelompok Masyarakat KBR yang dituangkan dalam berita acara serah terima pengelolaan dan pemanfaatan bibit KBR untuk dipelihara dan ditanam. (5) Bibit yang belum diserahterimakan dari Balai kepada
Dinas Provinsi dan/atau Kepala Dinas Kabupaten/Kota harus dicatat sebagai barang persediaan.
BAB V
PENANAMAN BIBIT KEBUN BIBIT RAKYAT
Bagian Kesatu Penyusunan Rancangan
Pasal 18
(1) Rancangan penanaman bibit KBR disusun oleh tim yang dibentuk oleh Kepala Balai yang terdiri dari unsur Dinas Provinsi dan/atau Dinas Kabupaten/Kota, Balai, dan Tim Perencana kelompok.
(2) Rancangan penanaman bibit KBR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat :
a. letak lokasi; b. luas;
c. jenis tanaman;
d. daftar pemilik lahan;
e. peta lokasi penanaman (skala 1 : 2000) dan koordinatnya; dan
f. lembar pengesahan.
(3) Rancangan penanaman bibit KBR sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dinilai oleh pejabat yang ditunjuk dan disahkan oleh Kepala Balai.
(4) Rancangan penanaman bibit KBR sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) disusun sebelum pelaksanaan penanaman.
Bagian Kedua Penanaman
Pasal 19
(1) Bibit yang sudah siap tanam dapat ditanam pada tahun berjalan di lokasi sebagaimana ditentukan dalam RUKK dan Rancangan penanaman
(2) Insentif penanaman dibayar pada tahun berjalan atau tahun berikutnya.
Bagian Ketiga
Evaluasi Hasil Penanaman
Pasal 20
(1) Terhadap bibit yang sudah ditanam dilakukan evaluasi. (2) Evaluasi hasil penanaman dilakukan sekurang
kurangnya 1 (satu) bulan setelah ditanam.
(3) Evaluasi hasil penanaman sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh Tim Pengawas bersama dengan pendamping, yang hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Evaluasi Hasil Penanaman, dan diketahui oleh Ketua Kelompok.
(4) Hasil evaluasi penanaman sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) sebagai dasar untuk pembayaran insentif penanaman.
(5) PPK melakukan supervisi pelaksanaan evaluasi hasil penanaman bibit KBR oleh Tim Pengawas.
Bagian Keempat
Pembayaran Insentif Penanaman
Pasal 21
(1) Insentif penanaman dibayarkan sesuai jumlah bibit yang hidup.
(2) Pembayaran insentif penanaman disalurkan sekaligus ke rekening kelompok masyarakat untuk dibagikan kepada anggota sesuai dengan Berita Acara Evaluasi Hasil Penanaman.
BAB VI PENDAMPINGAN
Pasal 22
(1) Pendampingan dilaksanakan oleh Pendamping KBR mulai dari tahap Penyusunan usulan sampai dengan penanaman.
(2) Pendamping KBR dapat berasal dari Petugas Lapangan Kebun Bibit Rakyat/Rehabilitasi Hutan dan Lahan (PL-KBR/RHL), Petugas Lapangan Penyuluhan Kehutanan pada Badan Pelaksana Penyuluhan atau instansi penyelenggara penyuluhan di Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota.
(3) Tenaga pendamping KBR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Kepala Balai setelah berkoordinasi dengan Kepala Dinas Provinsi dan/atau Kepala Dinas Kabupaten/Kota, Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan dan/atau Kepala instansi penyelenggara penyuluhan di Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota.
(4) Pendamping sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugas:
a. melakukan bimbingan kepada kelompok KBR dalam hal antara lain :
1) penyusunan RUKK dan rancangan penanaman; 2) informasi penyediaan benih, bahan dan
3) teknis pembuatan dan pemeliharaan bibit; 4) teknis penanaman; dan
5) pembuatan laporan dan dokumentasi;
b. bersama tim pengawas kelompok melaksanakan evaluasi penanaman bibit KBR; dan
c. membuat laporan tugas pendampingan setiap bulan kepada Kepala Balai.
(5) Contoh laporan pendamping KBR sebagaimana tercantum dalam Lampiran XII Peraturan Menteri ini.
BAB VII
PENGENDALIAN, PEMBINAAN, DAN PELAPORAN
Bagian Kesatu
Pengendalian dan Pembinaan
Pasal 23
(1) Pengendalian dan pembinaan terhadap pembuatan KBR dimulai sejak perencanaan sampai dengan penanaman. (2) Pengendalian dan pembinaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi pemantauan, evaluasi, dan pengawasan.
(3) Balai, Dinas Provinsi dan/atau Dinas Kabupaten/Kota yang menangani bidang Kehutanan melakukan pemantauan, evaluasi, dan pengawasan terhadap pembuatan KBR oleh kelompok masyarakat.
(4) Direktur Jenderal melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap penyelenggaraan KBR oleh Balai.
Bagian Kedua Pelaporan
Pasal 24
(1) Laporan kemajuan pembuatan KBR dan penanaman bibit KBR dilaporkan oleh kelompok masyarakat, PPK, dan KPA.
(2) Tahapan pelaporan kemajuan pembuatan KBR dan penanaman bibit KBR dilaksanakan sebagai berikut: a. Tim Pelaksana membuat laporan bulanan kepada
ketua kelompok masyarakat diketahui oleh Tim Pengawas;
b. Ketua kelompok membuat laporan bulanan kepada PPK diketahui oleh pendamping;
c. PPK membuat laporan bulanan kepada KPA dari hasil rekapitulasi laporan kelompok masyarakat seperti tersebut pada huruf a dan huruf b dengan tembusan Kepala Dinas Provinsi dan/atau Kepala Dinas Kabupaten/Kota;
d. Kepala Balai selaku KPA membuat laporan semesteran dari hasil rekapitulasi laporan PPK yang disampaikan kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada Pejabat Eselon II lingkup Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung, dan Kepala Dinas Provinsi; dan
e. Balai melaporkan hasil tanaman KBR dalam bentuk data spasial kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada Direktur Konservasi Tanah dan Air, Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung.
BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 25
Kegiatan Kebun Bibit Rakyat yang telah dilaksanakan sebelum diundangkannya Peraturan Menteri ini, dinyatakan tetap berlaku dan untuk pelaksanaan selanjutnya harus disesuaikan dengan Peraturan Menteri ini.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 26
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.29/MenLHK-Setjen/2015 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 975) tentang Pedoman Penyelenggaraan Kebun Bibit Rakyat, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 27
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 31 Mei 2016
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
SITI NURBAYA
Diundangkan di Jakarta pada tanggal 6 Juni 2016
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 NOMOR 833
Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BIRO HUKUM,
ttd.
LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR P.49/MenLHK/Setjen/Das.2/5/2016
TENTANG
PEDOMAN PENYELENGGARAAN KEBUN BIBIT RAKYAT
RENCANA TATA WAKTU PELAKSANAAN KBR
No Kegiatan Bulan
T-1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Koordinasi dan sosialisasi
2 Pengajuan usulan/proposal KBR
3 Verifikasi administrasi & teknis
4 Penetapan KBR oleh Kepala Balai
5 Penyusunan RUKK dan SPKS
6 Pembuatan KBR
7 Penyusunan rancangan penanaman
8 Penanaman bibit KBR
9 Pengendalian, Pembinaan dan pelaporan
Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BIRO HUKUM,
ttd.
KRISNA RYA
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR P.49/MenLHK/Setjen/Das.2/5/2016
TENTANG
PEDOMAN PENYELENGGARAAN KEBUN BIBIT RAKYAT
CONTOH USULAN KBR
A. Identitas Nama Kelompok Masyarakat
Nomor : ……….
Lampiran : ……….
Perihal : ……….
Kepada Yth.
Kepala BPDASHL...
……… Di ………
Bersama ini dengan hormat kami sampaikan usulan kegiatan Kebun Bibit Rakyat (KBR).
Kelompok Masyarakat :
Alamat :
Jumlah anggota :
Lokasi :
a. Persemaian : Blok/Dusun …………, Desa ..., Kecamatan ……, Luas……… b. Penanaman :
1. Blok/Dusun …………, Luas…………, Desa ..., Kecamatan ……… 2. Blok/Dusun …………, Luas…………, Desa ..., Kecamatan ………
3. dst
Deskripsi calon lokasi KBR, calon lokasi penanaman dan data kelompok sebagaimana terlampir
Demikian permohonan ini kami sampaikan, atas perhatian Bapak/Ibu kami ucapkan terima kasih.
Mengetahui (tempat, tgl/bln/th)
Kepala Desa Kelompok Masyarakat...
(...) (Nama Ketua Kelompok)
Tembusan:
B. Contoh Daftar Anggota Kelompok Calon Penerima Kegiatan Kebun Bibit Rakyat
DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK MASYARAKAT
CALON PENERIMA KEGIATAN KEBUN BIBIT RAKYAT TAHUN...
1. NAMA KELOMPOK :
2. PENGURUS KELOMPOK
a. Ketua :
b. Sekretaris :
c. Bendahara :
3. ALAMAT KELOMPOK : RT…. RW….. Blok ... Desa………
Kecamatan……… Kabupaten/Kota ………. Provinsi………
4. PENGUKUHAN KELOMPOK : a. Pejabat yang Mengukuhkan :
b. Tanggal Pengukuhan :
5. JUMLAH ANGGOTA : ……. (………….) orang
6. KEGIATAN KELOMPOK : a.
b. c.
7. NO. TELP/HP KETUA KELOMPOK:
Data-data yang kami sampaikan benar apa adanya.
Mengetahui :
Kepala Desa………… KETUA KELOMPOK
DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK ……….
No Nama Jabatan dalam
Kelompok
Alamat No KTP / Surat Ket.
1 2 3 4 5
1 Ketua
2 Bendahara
3 Sekretaris
4 Ketua Tim Perencana
5 Anggota
6 Anggota
7 Anggota
8 Dst
9 Ketua Tim Perencana
10 Anggota
11 Anggota
12 Anggota
13 Dst
14 Ketua Tim Perencana
15 Anggota
16 Anggota
17 Anggota
18 Dst
*) Ketua, Sekretaris dan Bendahara Kelompok harus melampirkan fotocopy KTP atau Surat Keterangan Domisili.
Mengetahui :
Kepala Desa……… KETUA KELOMPOK
C. Contoh Deskripsi Calon Lokasi KBR
DESKRIPSI CALON LOKASI KBR
KELOMPOK MASYARAKAT………..
1. Dusun/Blok : ……….
2. Desa : ……….
3. Kecamatan : ……….
4. Kabupaten/Kota : ……….
5. Provinsi : ……….…
6. Luas KBR : ……….Ha
7. Status lahan : ………..
8. DAS/Sub DAS : ………..
9. Topografi : ………..
10. Koordinat : ………..
11. Ketinggian dpl : ……….. mdpl
12. Sumber air yang tersedia : ………...………..
13. Jarak sumber air dari calon KBR : ………...………..
14. Jarak ke jalan : ………..
D. Contoh Rencana Dan Sketsa Lokasi/Areal Penanaman
DESKRIPSI CALON LOKASI PENANAMAN/PEMANFAATAN BIBIT KBR
KELOMPOK MASYARAKAT………..
1. Dusun/Blok : ………
2. Desa : ………
3. Kecamatan : ………
4. Kabupaten/Kota : ………..
5. Provinsi : ………
6. Luas areal : ……….Ha
7. Status Lahan : dalam kawasan/luar kawasan/lahan milik/lahan
adat/...
8. DAS/Sub DAS : ………..
9. Topografi : ………..
10. Koordinat : ………..
11. Ketinggian dpl : ……….. m dpl
12. Jarak lokasi KBR ke lokasi penanaman : ……….. 13. Tujuan/fungsi penanaman : ………...
(perlindungan/produksi/penghijauan lingkungan/hutan kemasyarakatan/ hutan desa)
14. Sketsa calon lokasi penanaman :
Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BIRO HUKUM,
ttd.
KRISNA RYA
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
LAMPIRAN III
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR P.49/MenLHK/Setjen/Das.2/5/2016
TENTANG
PEDOMAN PENYELENGGARAAN KEBUN BIBIT RAKYAT
VERIFIKASI KEBUN BIBIT RAKYAT
A. Contoh Formulir Verifikasi Administrasi
VERIFIKASI ADMINISTRASI
KELOMPOK CALON PENERIMA KEGIATAN KBR TAHUN...
1. Nama Kelompok : ………..
2. Desa/Blok : ………..
3. Kecamatan : ………..
4. Kabupaten/Kota : ………..
5. Provinsi : ………..
No Persyaratan Hasil Penilaian Keterangan
1 2 3 4 5
1 Pengurus Kelompok ada Tidak ada
2 Pengukuhan Kelompok
a. Pejabat yang
mengukuhkan ada Tidak ada
b. Tanggal pengukuhan ada Tidak ada
3 Alamat Kelompok sesuai Tidak sesuai
4
Usulan diketahui Kepala
Desa ada Tidak ada
5 Daftar Anggota ada Tidak ada
6 Jumlah Anggota sesuai Tidak sesuai
7 Sketsa Lokasi kegiatan ada Tidak ada
8
Sketsa calon lokasi
penanaman ada Tidak ada
Rekomendasi : Layak/Tidak Layak *) untuk ditindaklanjuti dengan verifikasi teknis.
……….., ...
Verifikator
B. Contoh Formulir Verifikasi Teknis
VERIFIKASI TEKNIS
KELOMPOK CALON PENERIMA KEGIATAN KBR TAHUN...
1. Nama Kelompok : ………..
2. Desa/Blok : ………..
3. Kecamatan : ………..
4. Kabupaten/Kota : ………..
5. Provinsi : ………..
No Persyaratan Hasil Penilaian Keterangan
1 2 3 4 5
1 Keberadaan Kelompok : sesuai Tidak Sesuai
a. Kesesuaian Alamat sesuai Tidak Sesuai
b. Kesesuaian Nama Kelompok sesuai Tidak Sesuai
c. Kesesuaian Pengurus sesuai Tidak Sesuai
2 Terdapat Lokasi KBR yang sesuai
dengan ketentuan sesuai Tidak Sesuai
3 Terdapat lokasi calon penanaman bibit
KBR yang sesuai dengan ketentuan sesuai Tidak Sesuai
Rekomendasi : Kelompok ... layak/tidak layak untuk mendapatkan KBR. Data hasil verifikasi teknis di atas adalah benar.
..., ...
Verifikator :
1. Nama ... NIP ...
(Tanda tangan)
2. Nama ... NIP ...
(Tanda tangan)
3. Nama ... NIP ... (Tanda tangan)
Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BIRO HUKUM,
ttd.
KRISNA RYA
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
LAMPIRAN IV
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR P.49/MenLHK/Setjen/Das.2/5/2016
TENTANG
PEDOMAN PENYELENGGARAAN KEBUN BIBIT RAKYAT
SKEMA PENETAPAN KELOMPOK KBR
Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BIRO HUKUM,
ttd.
KRISNA RYA
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
SITI NURBAYA Ditolak
USULAN/PROPOSAL dari masyarakat
- RUKK - SPKS
Dinas Provinsi atau Kabupaten/Kota
Verifikasi Administrasi
Verifikasi Teknis
Penetapan KBR oleh Kepala BPDASHL
BPDASHL
12
3
4
5
6
Ya
LAMPIRAN V
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR P.49/MenLHK/Setjen/Das.2/5/2016 TENTANG
PEDOMAN PENYELENGGARAAN KEBUN BIBIT RAKYAT
RENCANA USULAN KEGIATAN KELOMPOK (RUKK) Kegiatan Pembuatan KBR Tahun ....
Kelompok Masyarakat ...
1. Latar Belakang :
g. Target : Minimal 20.000/30.000 batang*)
h. Jenis Tanaman :
1) ... jumlah ... batang
2) .……… jumlah ………... batang 3) dst
4. Rincian kegiatan dan anggaran :
No Kegiatan Volume,
f. Pembersihan rumput / alang - alang /
6. Rencana Pemanfaaatan
No Calon Lokasi Jumlah Batang
1 ...
2 ...
3 ...
7. Struktur Organisasi Kelompok Ketua : ... II. Tim Pelaksana (minimal 3 orang)
1. Ketua : ... 2. Anggota :
a. ... b. ... c. dst.
III. Tim Pengawas(minimal 3 orang) 1. Ketua : ...
Ketua Kelompok Masyarakat ... (tempat,tgl/bln/tahun)
Tim Perencana Kelompok
Masyarakat ………
(Nama Ketua Kelompok) (Nama Ketua Tim Perencana)
Dinilai oleh : Pendamping
(Nama Pendamping) Disahkan oleh :
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) BPDASHL
Nama NIP *) Coret yang tidak perlu
Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BIRO HUKUM,
ttd.
KRISNA RYA
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
LAMPIRAN VI
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR P.49/MenLHK/Setjen/Das.2/5/2016 TENTANG
PEDOMAN PENYELENGGARAAN KEBUN BIBIT RAKYAT
CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJASAMA (SPKS)
KOP SURAT
--- SURAT PERJANJIAN KERJASAMA
Nomor: ………
TENTANG:
PEMBUATAN KEBUN BIBIT RAKYAT
ANTARA
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN………...
BPDASHL………...
DENGAN
KETUA KELOMPOK MASYARAKAT …………...
DESA ………...
Pada hari ini………..tanggal ……bulan………. Tahun dua ribu
……….., kami yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama : ………
N I P : ………
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) ………..
Alamat : ………...
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kuasa Pengguna Anggaran
(KPA)………….. Tahun …….., selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA.
2. Nama : ………
Jabatan : Ketua Kelompok
Alamat : ...
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama kelompok………… yang
berkedudukan di Desa ………… Kecamatan……….. Kabupaten/Kota……….,
selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
Dengan ini menyatakan bahwa kedua belah pihak sepakat mengadakan kerjasama
dalam pembuatan Kebun KBR untuk menghasilkan bibit ………(sebutkan
jenisnya)……….. sejumlah paling sedikit 20.000/30.000 batang*)
yang terletak di Blok/Dukuh ………., Desa ………., Kecamatan ………, Kabupaten/kota………, Provinsi ………..
sebagaimana diatur dalam pasal-pasal berikut:
Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN
(2) Hasil pembuatan bibit dalam pelaksanaan pekerjaan ini meliputi bibit siap tanam dan mempunyai standar antara lain bibit berada di polybag/kantong/wadah lainnya di bedeng sapih, pertumbuhan normal (sehat dan batang berkayu), media kompak dengan tinggi bibit memadai untuk siap ditanam sesuai jenisnya.
Pasal 2
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan dari...sampai dengan...
Pasal 3
BIAYA DAN CARA PEMBAYARAN
(1) Dalam pelaksanaan lingkup pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, PIHAK PERTAMA akan membayar biaya pelaksanaan pekerjaan dengan
anggaran DIPA BA – 029 Balai Pengelolaan DASHL……….. tahun...
(2) PIHAK PERTAMA membayar biaya pekerjaan kepada PIHAK KEDUA sebesar
Rp………… (………) dengan tahapan sebagai berikut:
a. Pembayaran Tahap I sebesar 40 % dari keseluruhan dana dilakukan jika RUKK telah disetujui oleh PIHAK PERTAMA dan SPKS telah ditandatangani oleh PIHAK KEDUA dan PIHAK PERTAMA;
b. Pembayaran Tahap II sebesar 30 % dari keseluruhan dana dilakukan jika pembuatan KBR telah mencapai realisasi fisik minimal 30 %, yaitu telah tersedia sarana dan prasarana serta benih generatif telah ditabur pada bedeng tabur atau benih vegetatif telah ditanam ke dalam media semai di dalam polybag/kantong/wadah lainnya;
c. Pembayaran Tahap III sebesar 30 % dari keseluruhan dana dilakukan jika pembuatan KBR telah mencapai realisasi fisik minimal 60 %, yaitu semua
bibit, baik generatif maupun vegetatif, sudah di dalam
polybag/kantong/wadah lainnya sebanyak minimal 20.000/30.000 batang*).
(3) PIHAK PERTAMA membayarkan biaya pekerjaan kepada PIHAK KEDUA setelah
PIHAK KEDUA menyampaikan laporan kepada PIHAK PERTAMA. Laporan tersebut ditandatangani oleh ketua Tim Pelaksana dan diketahui/disetujui oleh ketua Tim Pengawas serta Ketua Kelompok Masyarakat.
(4) PIHAK PERTAMA membayarkan biaya pekerjaan kepada PIHAK KEDUA melalui
rekening bersama nomor…. atas nama ...(kelompok masyarakat ...) pada Bank…………..
Pasal 4
HAK DAN KEWAJIBAN
1. PIHAK PERTAMA mempunyai hak dan kewajiban sebagai berikut:
a. Kewajiban PIHAK PERTAMA:
a) mengusulkan pembayaran biaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan ketentuan.
b) mengevaluasi seluruh hasil pekerjaan pembuatan bibit KBR yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA.
b. Hak PIHAK PERTAMA:
1) memberikan arahan dan mengawasi pekerjaan yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA.
2) menerima laporan kemajuan dan realisasi pekerjaan dari PIHAK KEDUA.
3) memutuskan perjanjian kerjasama secara sepihak apabila:
a) PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kegiatan yang nyata setelah menerima pembayaran Tahap I sebesar 40%(empat puluh perseratus).
2. PIHAK KEDUA mempunyai hak dan kewajiban sebagai berikut:
a. Kewajiban PIHAK KEDUA:
1) melaksanakan pekerjaan sebagaimana tercantum pada Pasal 1 berdasarkan Pedoman Teknis Pembuatan KBR yang telah ditetapkan. 2) memberikan keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan yang
dilakukan oleh PIHAK PERTAMA.
3) menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal penyelesaian pekerjaan yang telah ditetapkan.
4) melakukan pemeliharaan bibit yang dihasilkan sampai dengan bibit siap tanam.
5) mengembalikan uang pembayaran Tahap I dan Tahap II yang sudah diterima apabila tidak melaksanakan kegiatan secara nyata di lapangan.
6) membuat laporan kemajuan dan realisasi pekerjaan setiap bulan kepada PIHAK PERTAMA dalam rangkap 2 (dua).
7) membuat laporan akhir kepada PIHAK PERTAMA sebelum dilakukan serah terima pekerjaan.
b. Hak PIHAK KEDUA:
1) menerima pembayaran atas biaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan tahapan pembayaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3. 2) mendapat arahan, bimbingan dan pendampingan dari PIHAK
PERTAMA.
Pasal 5
SERAH TERIMA PEKERJAAN
Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai 100 %berupa tersedianya bibit siap tanam minimal 20.000/30.000 batang*), PIHAK KEDUA menyerahkan hasil pekerjaan kepada PIHAK PERTAMA dengan menandatangani Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan.
Pasal 6 PERSELISIHAN
(1) Apabila salah satu PIHAK tidak memenuhi kewajiban sebagaimana
kesepakatan yang tercantum dalam perjanjian ini, maka pihak yang merasa dirugikan berhak mengajukan keberatan secara lisan maupun tulisan.
(2) Apabila timbul perselisihan antar PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA akan
diselesaikan secara musyawarah dan mufakat berdasarkan azas kekeluargaan dan kebersamaan.
(3) Apabila dengan cara musyawarah tidak tercapai penyelesaian, kedua belah pihak berkesepakatan untuk menunjuk Panitia Arbitrase di Pengadilan Negeri
………..
(4) Selama proses penyelesaian dengan cara musyawarah atau melalui Pengadilan
Negeri, tidak dapat dijadikan alasan untuk menunda pelaksanaan kegiatan pekerjaan sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
Pasal 7
KEADAAN KAHAR (FORCE MAJEUR)
(1) Dalam hal terjadi keadaan kahar (force majeur) maka ketidakmampuan PIHAK
KEDUA untuk melaksanakan pekerjaan bukan merupakan kesalahan.
(2) Keadaan kahar meliputi: peperangan, bencana alam, revolusi, kerusuhan, sehingga PIHAK KEDUA tidak dapat memenuhi kewajiban/kegiatan.
Pasal 8
KETENTUAN TAMBAHAN
Perubahan-perubahan yang dikehendaki dan disepakati oleh kedua belah pihak maupun segala sesuatu yang belum diatur dalam perjanjian ini diatur/dituangkan dalam aturan yang merupakan satu kesatuan utuh dengan perjanjian ini serta mempunyai ketentuan hukum yang sama.
Pasal 9 PENUTUP
(1) Perjanjian ini dinyatakan sah dan mengikat serta berlaku sejak tanggal ditandatangani oleh kedua belah pihak.
(2) Perjanjian ini dibuat 2 (dua) rangkap, masing-masing bermaterai cukup dan memiliki kekuatan hukum yang sama.
(tempat, tgl/bln/tahun)
PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA
(Nama Ketua Kelompok) (Nama PPK)
NIP……… ………
*) Coret yang tidak perlu
Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BIRO HUKUM,
ttd.
KRISNA RYA
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
LAMPIRAN VII
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR P.49/MenLHK/Setjen/Das.2/5/2016 TENTANG
PEDOMAN PENYELENGGARAAN KEBUN BIBIT RAKYAT
FORMAT USULAN PERMINTAAN PEMBAYARAN
PERMINTAAN PEMBAYARAN
DARI KELOMPOK MASYARAKAT PELAKSANA KEGIATAN KBR TAHUN...
No :
Hal : Pengajuan Pembayaran
Kepada Yth,
Pejabat Pembuat Komitmen ... di
...
Berdasarkan Keputusan Kepala BPDASHL ... Nomor... tanggal
... tentang ...(Penetapan KBR)... dan SPKS Nomor ………... tanggal
... serta RUKK KBR, bersama ini dengan hormat kami mengajukan pembayaran untuk kegiatan KBR tahap I/II/III*), dan dapat disampaikan kepada :
- Rekening atas nama kelompok : ... (nama kelompok masyarakat) - Nomor Rekening : ...
- Nama Bank : ...
- Nilai Permintaan : Rp. ... (...dengan huruf...)
Demikian surat ini kami sampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Hormat Kami,
... (nama kelompok)
... Ketua
*) Coret yang tidak perlu
Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BIRO HUKUM,
ttd.
KRISNA RYA
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
LAMPIRAN VIII
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR P.49/MenLHK/Setjen/Das.2/5/2016 TENTANG
PEDOMAN PENYELENGGARAAN KEBUN BIBIT RAKYAT
SKEMA PROSEDUR PENYALURAN DANA KBR
Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BIRO HUKUM,
ttd.
KRISNA RYA
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
SITI NURBAYA Kuasa Pengguna Anggaran
(KPA) Pada Balai
Penyaluran Bertahap : - Tahap I 40 % - Tahap II 30 % - Tahap III 30 % Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) Pada Balai
Ketua Kelompok Masyarakat KBR
KPPN
Pejabat Penguji & Penerbit Surat Perintah Membayar (SPM) pada Balai
1
Penerbitan SP2D dan transfer dana ke rekening kelompok
LAMPIRAN IX
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR P.49/MenLHK/Setjen/Das.2/5/2016 TENTANG
PEDOMAN PENYELENGGARAAN KEBUN BIBIT RAKYAT
BERITA ACARA HASIL PEMERIKSAAN PEKERJAAN PEMBUATAN KBR
Pada hari ini, ……… tanggal ……. bulan …… tahun ……, Tim Pengawas Kelompok KBR………… telah melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan pembuatan KBR Kelompok ……… Dusun/Blok …… Desa ……. Kecamatan ………. Kabupaten ……….. Propinsi……, dengan hasil pekerjaan sebagai berikut :
No Kegiatan
Target Realisasi s/d saat
ini Keteranga
f) Pembersihan rumput /
alang - alang / gulma
g) Penanggulangan hama
dan Penyakit
D. dst
Total
Demikian Berita Acara ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
………, ……… 20... Mengetahui/Menyetujui :
1. Ketua Tim Pelaksana, Tim Pengawas :
1. ……….. (Ketua) 2. ……….. (Anggota)
………. 3. Dst………
2. Ketua Kelompok, ……….
3. Pendamping... *) Coret yang tidak perlu
Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BIRO HUKUM,
ttd.
KRISNA RYA
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
LAMPIRAN X
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR P.49/MenLHK/Setjen/Das.2/5/2016 TENTANG
PEDOMAN PENYELENGGARAAN KEBUN BIBIT RAKYAT
A. Contoh Berita Acara Serah Terima Hasil Kegiatan dari Kelompok Masyarakat kepada PPK Kegiatan KBR
BERITA ACARA SERAH TERIMA HASIL KEGIATAN
……… Nomor : ………
Tanggal : ………
Pada hari ini ………… tanggal ……… bulan……… tahun ………… kami yang
bertandatangan dibawah ini :
Nama : ………
Jabatan : Ketua Kelompok Masyarakat... selaku Ketua Kelompok
Pelaksana KBR Tahun ...
Alamat : ………
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kelompok Masyarakat...penerima KBR tahun..., selanjutnya disebut sebagai PIHAK KESATU.
Nama : ………
Jabatan : PPK Kegiatan KBR pada BPDASHL...
Alamat : ………
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kuasa Pengguna Anggaran DIPA BA. 029 BPDASHL ... Tahun..., selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.
dengan ini menyatakan bahwa PIHAK KESATU telah melaksanakan kegiatan pembuatan Kebun Bibit Rakyat di :
Desa / Kelurahan : ………
Kecamatan : ………
Kabupaten/Kota : ...
Provinsi : ………
Jumlah Bibit KBR : ... batang
Selanjutnya PIHAK KESATU menyerahkan hasil kegiatan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima hasil kegiatan dari PIHAK KESATU dalam keadaan baik, lengkap dan cukup sesuai dengan SPKS Nomor... tanggal ... , dengan rincian jenis bibit sebagai berikut :
1. ……… , sebanyak ……….. batang 2. ……… , sebanyak ……….. batang 3. ……… , sebanyak ……….. batang 4. ……… , sebanyak ……….. batang
Demikian Berita Acara Serah Terima Hasil Kegiatan ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
PIHAK KESATU PIHAK KEDUA
Nama Nama
B. Contoh Berita Acara Serah Terima Hasil Kegiatan dari PPK KBR kepada KPA pada BPDASHL
BERITA ACARA SERAH TERIMA HASIL KEGIATAN
……… Nomor : ………
Tanggal : ………
Pada hari ini ………… tanggal ……… bulan……… tahun ………… kami yang
bertandatangan dibawah ini :
Nama : ………
Jabatan : PPK Kegiatan KBR pada BPDASHL...
Alamat : ………
selanjutnya disebut sebagai PIHAK KESATU.
Nama : ………
Jabatan : Kuasa Pengguna Anggaran pada BPDASHL...
Alamat : ………
selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.
dengan ini menyatakan bahwa PIHAK KESATU telah melaksanakan kegiatan pembuatan Kebun Bibit Rakyat di :
Kabupaten/Kota : ...
Provinsi : ………
Jumlah unit KBR : ... unit Jumlah Bibit KBR : ... batang
Selanjutnya PIHAK KESATU menyerahkan hasil kegiatan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima hasil kegiatan dari PIHAK KESATU dalam keadaan baik, lengkap dan cukup sesuai dengan Berita Acara Serah Terima Hasil Kegiatan KBR dari para Kelompok Masyarakat Pelaksana KBR kepada PPK Kegiatan KBR sebagaimana terlampir.
Demikian Berita Acara Serah Terima Hasil Kegiatan ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
PIHAK KESATU PIHAK KEDUA
Nama Nama
C. Contoh Berita Acara Serah Terima Hasil Kegiatan dari KPA BPDASHL kepada Kepala Dinas
BERITA ACARA SERAH TERIMA HASIL KEGIATAN
……… Nomor : ………
Tanggal : ………
Pada hari ini ………… tanggal ……… bulan……… tahun ………… kami yang
bertandatangan dibawah ini :
Nama : ………
Jabatan : Kuasa Pengguna Anggaran pada BPDASHL...
Alamat : ………
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama BPDASHL ..., selanjutnya disebut sebagai PIHAK KESATU.
Nama : ………
Jabatan : Kepala Dinas ...
Alamat : ………
selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.
dengan ini menyatakan bahwa PIHAK KESATU menyerahkan hasil pekerjaan pembuatan KBR kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima hasil pekerjaan tersebut dalam keadaan baik dan lengkap untuk selanjutnya dikelola dan dimanfaatkan sesuai peruntukannya, dengan rincian :
Kabupaten/Kota : ...
Provinsi : ………
Jumlah unit KBR : ... unit Jumlah Bibit KBR : ... batang
Demikian Berita Acara Serah Terima Hasil Kegiatan ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
PIHAK KESATU PIHAK KEDUA
Nama Nama
D. Contoh Berita Acara Serah Terima Pengelolaan dan Pemanfaatan Bibit KBR dari Kepala Dinas kepada Ketua Kelompok Masyarakat
BERITA ACARA SERAH TERIMA PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN BIBIT KBR
……… Nomor : ………
Tanggal : ………
Pada hari ini ………… tanggal ……… bulan……… tahun ………… kami yang
bertandatangan dibawah ini :
Nama : ………
Jabatan : Kepala Dinas ...
Alamat : ………
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama BPDASHL ..., selanjutnya disebut sebagai PIHAK KESATU.
Nama : ………
Jabatan : Ketua Kelompok Masyarakat... selaku Ketua Kelompok Pelaksana KBR Tahun ...
Alamat : ………
dalam hal bertindak untuk dan atas nama Kelompok Masyarakat... selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA
dengan ini menyatakan bahwa PIHAK KESATU menyerahkan hasil pekerjaan pembuatan KBR kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima hasil pekerjaan tersebut dalam keadaan baik dan lengkap untuk selanjutnya dikelola dan dimanfaatkan sesuai peruntukannya, dengan rincian :
Jenis Bibit : 1. ………... sebanyak...batang 2. ... sebanyak ...batang 3. ... sebanyak...batang dst
Lokasi KBR : Desa ... Kecamatan ... Kabupaten ... Provinsi ...
Demikian Berita Acara Serah Terima Pengelolaan dan Pemanfaatan Bibit Kebun Bibit Rakyat (KBR) ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
PIHAK KESATU PIHAK KEDUA
Nama Nama
NIP.
Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BIRO HUKUM,
ttd.
KRISNA RYA
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
LAMPIRAN XI
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR P.49/MenLHK/Setjen/Das.2/5/2016 TENTANG
PEDOMAN PENYELENGGARAAN KEBUN BIBIT RAKYAT
BERITA ACARA EVALUASI HASIL PENANAMAN BIBIT KBR
Pada hari ini, ……… tanggal ……. bulan …… tahun ……, Tim Pengawas Kelompok ……….. telah melakukan evaluasi hasil penanaman bibit KBR Kelompok ……… Dusun/Blok ……… Desa …………. Kecamatan ………. Kabupaten ……….. Provinsi……, dengan hasil pekerjaan sebagai berikut :
No Kegiatan Lokasi Tanam
(Desa / Blok)
Koordinat Jumlah Bibit
(Batang)
Demikian Berita Acara ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
………,……… 20…
Ketua Kelompok ...
(Nama ...)
Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BIRO HUKUM,
ttd.
KRISNA RYA
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
LAMPIRAN XII
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR P.49/MenLHK/Setjen/Das.2/5/2016 TENTANG
PEDOMAN PENYELENGGARAAN KEBUN BIBIT RAKYAT
LAPORAN PENDAMPING KEBUN BIBIT RAKYAT Bulan... Tahun...
Kelompok Masyarakat :
Lokasi
No Uraian Kegiatan Sudah Belum Keterangan
1 Melakukan bimbingan
penyusunan RUKK
2 Melakukan bimbingan
penyusunan rancangan penanaman
3 Melakukan bimbingan dan
memberikan informasi penyediaan benih, bahan dan peralatan
4 Melakukan bimbingan
teknis penanaman
5 Melakukan bimbingan
pembuatan laporan dan dokumentasi
6 Melaksanakan evaluasi
penanaman bibit KBR
Keterangan:
Dokumen bukti pendukung dilampirkan.
………,………. .20… Pendamping ,
………...
Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BIRO HUKUM,
ttd.
KRISNA RYA
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
LAMPIRAN XIII
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR P.49/MenLHK/Setjen/Das.2/5/2016 TENTANG
PEDOMAN PENYELENGGARAAN KEBUN BIBIT RAKYAT
A. Contoh Laporan Kemajuan dan Realisasi KBR oleh Kelompok Masyarakat
LAPORAN KEMAJUAN PELAKSANAAN KBR Bulan... Tahun...
Kelompok Masyarakat :
Lokasi
Koordinat Geografis :
No. Uraian Kegiatan Target /
1 Penyediaan sarana dan prasarana persemaian
3 Pembuatan bibit, jenis: a. ...
Pelaksana Penanggung Jawab
Ketua Tim Pelaksana Ketua Kelompok
B. Contoh Laporan Kemajuan dan Realisasi KBR oleh PPK
LAPORAN KEMAJUAN DAN REALISASI KBR Bulan ...
Lokasi Koordinat
Geografis
Target Kegiatan Total Realisasi s.d
Bulan....
Keterangan: diisi kemajuan kegiatan
Permasalahan : ... ...
Masukan dan rekomendasi : ... ...
(tempat, tgl/bln/th)
Pejabat Pembuat Komitmen
(Nama )
C. Contoh Laporan Kemajuan dan Realisasi KBR oleh Balai
LAPORAN KEMAJUAN DAN REALISASI KBR Semester ... Tahun ...
BPDASHL
I. Penetapan lokasi KBR
No Provinsi Kabupaten
Target KBR
II. Realisasi KBR
No. Kab /
Permasalahan :
Masukan dan rekomendasi :
(tempat, tgl/bln/th) Kepala BPDASHL...
(Nama )
NIP……….
Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BIRO HUKUM,
ttd.
KRISNA RYA
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.