• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman Teknis BPS Provinsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pedoman Teknis BPS Provinsi"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Buku 4

Pedoman Teknis

BPS Provinsi/Kabupaten/Innas

Survei Penyempurnaan Diagram Timbang

Nilai Tukar Petani

2012

BADAN PUSAT STATISTIK

(2)

Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Innas i

Kata Pengantar

Buku Pedoman Teknis BPS Provinsi/BPS Kabupaten/Instruktur Nasional ini adalah buku pedoman teknis yang ditujukan bagi Kepala BPS Provinsi/Kepala Bidang/Kasie/Instruktur Nasional. Buku pedoman ini memuat petunjuk/acuan tentang pelaksanaan lapangan Survei Penyempurnaan Diagram Timbang Nilai Tukar Petani (SPDT NTP) 2012.

Kegiatan SPDT NTP yang dilaksanakan pada tahun 2012, terdiri dari persiapan sampai pelaksanaan lapangan dan entri data. Sedangkan proses pengolahan, tabulasi dan penyusunan diagram serta penghitungan NTP dilakukan pada tahun berikutnya.

Mengingat kualitas data sangat ditentukan oleh keberhasilan pengumpulan data di lapangan, untuk itu diperlukan petugas yang mempunyai kualifikasi yang sangat baik, sehingga diperlukan kejelian dan kesungguhan dalam rekrutmen petugas.

Saya berharap kepada seluruh Instruktur Nasional Survei Penyempurnaan Diagram Timbang NTP dapat menyampaikan materi pelatihan dengan sungguh-sungguh dan cermat kepada para petugas agar pelaksanaan lapangan SPDT NTP 2012 dapat berjalan lancar dan data yang dihasilkan berkualitas.

Demikian dan saya ucapkan terima kasih. Selamat bekerja.

Jakarta, Juli 2012 Kepala Badan Pusat Statistik

(3)

iii

Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Innas

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……… i

DAFTAR ISI ………... iii

I. PENDAHULUAN ………... 1

1.1. Latar Belakang ...……… 1

1.2. Landasan Hukum ………... 2

1.3. Tujuan ……… 2

1.4. Ruang Lingkup ……….. 3

1.5. Buku Pedoman dan Jenis Dokumen ………... 3

1.6. Jadwal ………... 5

II. ORGANISASI SURVEI……….... 6

2.1. Penanggung Jawab Pelaksanaan Survei …...………. 6

2.2. Tugas Pemeriksa (PMS) ……….... 6

2.3. Tugas Pencacah (PCS) ……….. 6

2.4. Hubungan Antara PCS dan PMS ……..……….... 7

2.5. Alur Dokumen ……… 7

III. METODOLOGI ……….…….. 9

3.1. Metode Pengambilan Sampel ………. 9

3.2. Cakupan Rumah Tangga ……… 9

3.3. Tata Cara Berwawancara ………11

IV. Tugas Instruktur Nasional ………….………...12 4.1. Persyaratan Instruktur Nasional ………...12

4.2 Tugas Instruktur Nasional ……….……12 4.3. Persiapan Mengajar ………..………12

4.4. Materi yang Diajarkan ………..13

4.5. Cara Mengajar yang Baik ……….………….. 13

4.6. Pembuatan Laporan ……….……….………..…….14

LAMPIRAN .……….………...15

(4)

1

Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Innas

1.1.

Latar Belakang

Hampir setengah dari jumlah penduduk Indonesia bergantung hidup pada sektor pertanian dimana sekitar 36persen (Sakernas Agustus 2011) distribusi tenaga kerja diserap oleh sektor tersebut. Hal ini mencerminkan bahwa sektor pertanian sesungguhnya masih menjadi tumpuan bagi penduduk Indonesia dan sekaligus sebagai penyumbang terhadap pertumbuhan ekonomi sekalipun dalam keadaan resesi.

Pelaku sektor pertanian, khususnya petani, adalah masyarakat yang umumnya tinggal atau menetap di wilayah Perdesaan. Sedikit ironis bahwa disatu sisi sektor pertanian sebagai pemberi sumbangan yang berarti terhadap perekonomian namun disisi lain tingkat kesejahteraan para petani yang berusaha pada sektor pertanian pada umumnya (diduga) berada disekitar garis kemiskinan. Sehubungan dengan itu, maka diperlukan suatu indikator yang secara akurat dapat mengukur kemampuan daya beli petani. Ukuran ini disajikan sebagai bentuk perhatian dan kepedulian pemerintah yang berguna sebagai dasar pengambilan kebijakan dan keberpihakan kepda petani agar mereka tetap bersemangat dalam mengelola usaha pertanian.

Salah satu indikator untuk memproxy tingkat kesejahteraan petani di daerah perdesaan adalah indikator Nilai Tukar Petani (NTP). Dimana NTP merupakan perbandingan indeks harga yang diterima oleh petani terhadap indeks harga yang dibayar petani. Salah satu bahan dasar dalam penghitungan NTP adalah diagram timbang dan paket komoditi dimana diagram timbang dan paket komoditi didapat dari hasil survei penyempurnaan diagram timbang. Untuk saat ini penghitungan NTP masih menggunakan diagram timbang tahun dasar 2007. Seiring dengan perkembangan teknologi, perubahan iklim/cuaca, perubahan pendapatan petani dan perubahan akan permintaan komoditi serta perubahan sikap masyarakat atas komoditi yang dihasilkan petani dapat mengubah pola tanam dan konsumsi petani. Oleh karena paket komoditi dan diagram timbang NTP tahun dasar 2007 diperkirakan sudah tidak sesuai lagi untuk menggambarkan keadaan sekarang secara tepat yang diakibatkan oleh perubahan-perubahan tersebut.

(5)

2

Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Innas

Pada tahun 2008-2011 BPS RI dan Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI telah melakukan survei penyusunan diagram timbang subsektor perikanan tangkap (NTPI) dan perikanan budidaya (NTPI). Oleh karena itu, untuk survei penyempurnaan diagram timbang kali ini untuk subsektor perikanan tidak diikut sertakan, sehingga untuk kali ini Survei Penyempurnaan Diagram Timbang NTP 2012 hanya mencakup subsektor tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan rakyat dan peternakan di 32 provinsi di Indonesia. Dengan jumlah sampel keseluruhan sebanyak 46.000 rumah tangga di daerah perdesaan.

1.2. Landasan Hukum

Pelaksanaan Survei Penggantian Tahun Dasar dan Inflasi Perdesaan 2012 dilandasi oleh: a. Undang-undang No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik.

b. Peraturan Pemerintah RI No. 51 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik.

c. Keputusan Presiden No. 3 Tahun 2002 Jo Keputusan Presiden No. 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Fungsi, Kewenangan, dan Susunan Organisasi Lembaga Pemerintah Non Departemen.

1.3. Tujuan

Tujuan dari survei ini adalah:

a. Memperoleh nilai produksi dan jenis komoditi pertanian yang banyak dihasilkan petani dan persentase marketed surplusnya.

b. Memperoleh nilai konsumsi dan biaya produksi serta komoditi yang banyak di gunakan oleh rumah tangga pertanian, baik untuk keperluan rumah tangga maupun digunakan dalam proses produksi pertanian.

c. Menyusun struktur input untuk setiap komoditi serta rasio biaya produksi terhadap total produksi.

(6)

3

Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Innas

1.4. Ruang Lingkup

Kegiatan survei dilakukan di 32 provinsi di Indonesia, kecuali DKI Jakarta. Respondennya adalah rumah tangga pertanian terpilih di 4 (empat) subsektor yang meliputi: rumah tangga pertanian Tanaman Pangan, Tanaman Hortikultura, Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR), dan Peternakan. Materi pencacahan meliputi pendapatan petani dari penjualan hasil produksi, pengeluaran rumah tangga petani untuk keperluan produksi, penambahan barang modal dan konsumsi.

1.5. Buku Pedoman dan Jenis Dokumen

a. Buku 1, buku ini digunakan sebagai pedoman teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Innas.

b. Buku 2, buku ini digunakan sebagai pedoman pencacahan konsumsi rumah tangga.

c. Buku 3, buku ini digunakan sebagai pedoman pencacahan hasil produksi pertanian.

d. Buku 4, buku ini digunakan sebagai pedoman pengawasan/pemeriksaan.

e. Buku 5, buku ini digunakan sebagai pedoman pengolahan.

f. Daftar SPDT12-TP, daftar ini digunakan untuk mengumpulkan data produksi, serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi pada Subsektor Tanaman Pangan.

g. Daftar SPDT12-TH, daftar ini digunakan untuk mengumpulkan data produksi, serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi pada Subsektor Tanaman Hortikultura.

h. Daftar SPDT12-TPR, daftar ini digunakan untuk mengumpulkan data produksi, serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi pada Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat.

i. Daftar SPDT12-TRK, daftar ini digunakan untuk mengumpulkan data produksi, serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi pada Subsektor Peternakan.

(7)

4

Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Innas

k. Daftar SPDT12-LKK, daftar ini digunakan untuk membantu atau sebagai lembar kerja pengumpulan data pengeluaran konsumsi rumah tangga selama seminggu.

l. Daftar SPDT12-LKP, daftar ini digunakan sebagai lembar kerja untuk membantu pengumpulan data produksi yang dihasilkan petani dan produksi yang dijual selama setahun.

(8)

5

Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Innas

1.6.

Jadwal

KEGIATAN JADWAL

1. Persiapan

- Penyusunan Kerangka Daftar Sampel Maret - April 2012

- Penyusunan Daftar Isian dan Buku Pedoman April - Mei 2012

- Penyusunan Program Tabulasi Juni - Agustus 2012

- Pencetakan Dokumen Juli - Agustus 2012

- Pengiriman Dokumen September 2012

2. Pelatihan dan Pelaksanaan Lapangan

- Workshop Intama September 2012

- Pelatihan Instruktur Nasional September 2012

- Pelatihan Petugas Lapang 1-15 Oktober 2012

- Pencacahan dan Pengawasan 16 Oktober - 15 November 2012

- Supervisi Pencacahan 16 Oktober - 15 November 2012

3. Pelatihan dan Pengolahan

- Pelatihan Editor dan Petugas Entri 16 Oktober - 23 Oktober 2012

- Editing Coding dan Entri Data 24 Oktober - 31 November 2012

- Pengiriman hasil entri data 1 Desember - 20 Desember 2012

- Pengolahan Tabel dan Kompilasi Data Januari - Februari 2013

- Finalisasi Diagram Timbang NTP Maret 2013

4. Penyusunan Publikasi April 2013

5. Penghitungan NTP Tahun Dasar Mei 2013

(9)

6

Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Innas

2.1

Penanggung Jawab Pelaksanaan Survei

Penanggung jawab Pusat : Direktur Statistik Harga

Penanggung jawab Daerah : Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten terpilih.

Pengawas/Pemeriksa (PMS) : Staf BPS Kabupaten atau Kepala Seksi Statistik Distribusi. Pencacah (PCS) : Koordinator Statistik Kecamatan (KSK)/Mitra.

2.2

Tugas Pemeriksa (PMS)

a. Mengikuti pelatihan petugas survei.

b. Mengatur pendistribusian dokumen dan perlengkapan pencacah (PCS) yang menjadi tanggung jawabnya.

c. Mengawasi jalannya pelaksanaan pencacahan apakah sudah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

d. Mengatasi masalah teknis yang dihadapi oleh petugas pencacah.

e. Mengumpulkan dan memeriksa kelengkapan semua dokumen serta hasil pencacahan yang dilakukan PCS.

f. Mengisi kode jenis komoditas.

g. Menyerahkan semua dokumen yang telah diperiksa kepada BPS Kabupaten. h. Mematuhi jadwal waktu yang telah ditetapkan.

2.3

Tugas Pencacah (PCS)

a. Mengikuti pelatihan petugas survei.

b. Melakukan pencacahan dengan menggunakan daftar SPDT12 ke rumah tangga sampel. c. Mencatat seluruh permasalahan dan informasi penting dalam blok catatan.

d. Memeriksa kelengkapan isian hasil pencacahan.

e. Menyerahkan Daftar SPDT12 yang telah diisi kepada PMS secara bertahap tanpa menunggu selesainya seluruh beban tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

f. Memperbaiki isian daftar pertanyaan yang dinyatakan salah oleh PMS. g. Mematuhi jadwal waktu yang telah ditetapkan.

(10)

7

Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Innas

2.4

Hubungan Antara PCS dan PMS

a. PMS harus membantu, memeriksa dan memberikan bimbingan kepada pencacah/PCS. b. PCS dan PMS bersama-sama mendiskusikan dan memutuskan kesulitan yang dijumpai

selama melaksanakan pencacahan. Apabila tidak dapat memecahkan permasalahan, harus segera melaporkan kepada Kepala BPS Kabupaten.

2.5

Alur Dokumen

1. PCS menyerahkan dokumen hasil pencacahan kepada PMS

2. PMS meneliti kelengkapan isiannya. Jika belum lengkap atau ada isian yang meragukan, dokumen tersebut dikembalikan ke PCS untuk dilengkapi dan diperbaiki. 3. Seluruh dokumen yang sudah bersih dari kesalahan, dikirimkan oleh Kepala Seksi

Statistik Distribusi ke BPS Provinsi cq Bidang Statistik Distribusi, setelah dilakukan pemeriksaan.

4. Sebelum proses entri dokumen dilakukan editing coding terlebih dahulu oleh petugas. 5. Setelah proses data entri selesai, seluruh hasilnya segera dikirimkan via email ke BPS

(11)

8

(12)

9

Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Innas

3.1. Metode Pengambilan Sampel

Survei Penyempurnaan Diagram Timbang NTP 2012 dilaksanakan di seluruh provinsi di wilayah Indonesia, kecuali provinsi DKI Jakarta. Dari sisi materi, survei ini mencakup produksi dan konsumsi rumah tangga petani yang dibedakan menurut empat subsektor yaitu Subsektor Tanaman Pangan, Tanaman Hortikultura, Tanaman Perkebunan Rakyat, dan Peternakan. Kecamatan yang dicakup dalam kegiatan ini adalah semua kecamatan di wilayah kabupaten.

Rancangan sampel yang digunakan dalam Survei Penyempurnaan Diagram Timbang NTP 2012 adalah rancangan sampel dua tahap. Masing-masing tahapan pemilihan sampel adalah sebagai berikut:

- Tahap I: di masing-masing provinsi dipilih kabupaten-kabupaten yang memiliki potensi untuk suatu komoditas tertentu berdasarkan besaran produksi komoditas tersebut.

- Tahap II: dari kabupaten terpilih, dipilih kecamatan yang memiliki potensi untuk komoditas yang telah ditentukan besaran sampelnya. Dari kecamatan tersebut dipilih sampel rumah tangga tani secara purposif bersyarat sesuai usaha utama yang telah ditentukan komoditasnya.

3.2.

Cakupan Rumah Tangga

Responden dalam survei ini adalah rumah tangga tani Subsektor Tanaman Pangan, Tanaman Hortikultura, Tanaman Perkebunan Rakyat, dan Peternakan.

BAB

III

(13)

10

Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Innas

Bila suatu rumah tangga tani telah menjadi responden pada suatu subsektor, maka rumah tangga tersebut tidak bisa menjadi responden pada subsektor yang lain.

Rumah tangga dibedakan menjadi dua macam: 1. Rumah tangga biasa

2. Rumah tangga khusus

Dalam kegiatan ini yang dicakup hanya rumah tangga biasa.

Rumah tangga biasa adalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur.

Yang dimaksud makan dari satu dapur adalah jika pengurusan kebutuhan sehari-hari dikelola bersama-sama menjadi satu.

Rumah tangga tani adalah rumah tangga biasa yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya berusaha di sektor pertanian.

Petani adalah orang yang mengusahakan/mengelola usaha pertanian baik pertanian tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan, kehutanan yang bertujuan sebagian atau seluruh hasil produksinya untuk dijual. Namun yang dicakup dalam survei ini hanya petani yang mengusahakan usaha pertanian subsektor tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, dan peternakan.

Petani yang dimaksud adalah petani penggarap baik sebagai pemilik lahan pertanian, penyewa maupun bagi hasil. Dengan demikian, orang yang bekerja disawah/ladang orang lain dengan menerima upah (buruh tani) bukan petani. Begitu juga dengan orang yang mengembalakan ternak, tukang memberi makan ternak milik orang lain dengan menerima upah, bukanlah peternak.

Syarat rumah tangga tani yang dapat menjadi responden survei ini bila:

a. Jumlah anggota rumah tangganya lebih dari 1 dan kurang dari 11 (1<jumlah ART<11). b. Salah satu anggota rumah tangga mengusahakan komoditas utama pertanian terpilih. c. Penghasilan rata-rata per bulan rumah tangga dari sektor pertanian harus lebih dari 50

persen dari total penghasilan rumah tangga.

(14)

11

Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Innas

e. Komoditas yang diusahakan sudah menghasilkan dan dijual selama referensi waktu survei. Referensi waktu survei ini adalah 12 bulan kalender sebelum pencacahan.

f. Hasil produksi komoditas jenis usaha subsektor pertanian minimal 11 persen dari produksi normal.

g. Rumah tangga berdomisili di wilayah sampel minimal 1 tahun. h. Usaha sektor pertanian tidak berbadan hokum.

3.3.

Tata Cara Berwawancara

1. Pada saat berkunjung hendaknya berpakaian yang wajar dan sopan.

2. Sebelum memasuki rumah untuk mengadakan wawancara, mintalah ijin dahulu dengan mengucapkan salam, mengetuk pintu atau dengan cara lain yang biasa berlaku.

3. Awali wawancara dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud kedatangan pencacah. Bila perlu tunjukkan surat tugas dan tanda pengenal petugas.

4. Pada saat melakukan pencacahan, banyak ditemui berbagai macam sikap dan tingkah laku responden, gunakan kecakapan, kesabaran, keramahan selama berwawancara. 5. Jika responden membelokkan percakapan kepada hal-hal yang menyimpang dari

pelaksanaan survei, kembalikan pembicaraan secara bijaksana ke arah daftar isian. 6. Jangan memberikan tanggapan yang tidak baik terhadap jawaban yang diberikan dan

jangan kehilangan kesabaran. Bersikaplah tenang dalam menghadapi suasana yang tidak diinginkan.

7. Bersabarlah terhadap rasa ingin tahu responden dan jawablah pertanyaan responden dengan tepat dan jelas.

8. Setelah selesai melakukan pencacahan, jangan lupa mengucapkan terima kasih dan memberitahukan tentang kemungkinan kunjungan ulang bila masih ada keterangan yang diperlukan.

9. Lakukan kunjungan ulang jika diperlukan. Hal ini mungkin terjadi jika pada kunjungan pertama keterangan yang diperlukan tidak berhasil diperoleh.

(15)

12

Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Innas

4.1.

Persyaratan Instruktur Nasional

Calon Instruktur Nasional berasal daerah, dan diutamakan adalah:

1. Kepala Seksi Statistik Harga Produsen dan Keuangan/ Kepala Seksi Pengolahan/Kepala Seksi Statistik Distribusi/PLH Kepala Seksi di Bidang Statistik Distribusi

2. Sudah berpengalaman menjadi Instruktur Nasional atau Daerah 3. Mampu berkomunikasi dan Mengajar

4.2.

Tugas Instruktur Nasional

Calon Instruktur Nasional yang memenuhi syarat akan ditugaskan untuk melatih petugas di pusat pelatihan yang telah ditentukan. Instruktur Nasional mempunyai tugas sebagai berikut: a. Mengajarkan semua materi yang diterima selama mengikuti pelatihan Instruktur Nasional

kepada peserta pelatihan dengan sebaik-baiknya.

b. Koordinator pelaksanaan lapangan Survei Penyempurnaan Diagram Timbang NTP 2012. c. Membuat laporan pelatihan.

4.3.

Persiapan Mengajar

a. Menanyakan apakah dokumen dan perlengkapan latihan sudah diterima dengan lengkap. Instruktur Nasional hendaknya menyebutkan satu persatu kegunaan dan isi setiap dokumen. Jika ada dokumen/perlengkapan petugas yang belum diterima oleh peserta, minta kepada panitia pelatihan untuk melengkapinya.

b. Membacakan ralat dan penegasan (jika ada) secara jelas dan perlahan agar dapat diikuti oleh semua peserta pelatihan. Instruksikan kepada peserta untuk memindahkan ralat-ralat tersebut pada dokumen yang dipakai dalam pelatihan.

c. Membacakan tata tertib dan jadwal materi. d. Membuat formulir biodata peserta.

(16)

13

Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Innas

4.4.

Materi yang Diajarkan

Materi yang diajarkan kepada petugas pada dasarnya sama dengan materi yang diajarkan pada waktu pelatihan Instruktur Nasional.

Materi yang harus dijelaskan antara lain :

a. Hal-hal yang berhubungan dengan Survei Penyempurnaan Diagram Timbang NTP 2012: 1. Latar Belakang.

2. Maksud dan Tujuan. 3. Ruang lingkup. 4. Metodologi.

5. Jenis dokumen dan jadwal latihan. 6. Organisasi lapangan.

b. Hal-hal yang berhubungan dengan pencacahan Survei Penyempurnaan Diagram Timbang NTP 2012:

1. Tata cara pelaksanaan pencacahan.

2. Konsep/definisi dan tata cara pengisian daftar. 3. Tata cara pemeriksaan dokumen.

4. Jadwal Pencacahan.

4.5.

Cara Mengajar yang Baik

a. Sistematika mengajar harus tetap dijaga.

b. Usahakan volume suara dapat didengar oleh semua peserta pelatihan. c. Berikan kesempatan bertanya untuk setiap peserta.

d. Berikan penjelasan sebaik-baiknya sehingga semua peserta pelatihan ikut memahami masalah yang dibicarakan.

(17)

14

Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Innas

f. Gunakan berbagai cara pendekatan agar suasana pelatihan cukup hidup. g. Usahakan untuk memperhatikan partisipasi setiap peserta.

h. Ulangi setiap pertanyaan yang diajukan setiap peserta pelatihan.

i. Dalam menjawab pertanyaan, usahakan tetap berorientasi kepada konsep/definisi dari pedoman yang ada.

j. Apabila ada waktu, berikan tambahan contoh-contoh atau ”role playing” pada peserta pelatihan.

k. Gunakan peralatan yang disediakan secara optimal.

4.5. Pembuatan Laporan

Setiap selesai melakukan pelatihan petugas di sebuah ”Pusat Pelatihan”, Instruktur Nasional diwajibkan membuat laporan pelatihan per kelas/gelombang yang menjadi tugasnya. Pada laporan tersebut harus dilampirkan :

a. Daftar petugas dan nilainya. b. Biodata peserta.

(18)
(19)

Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Innas 16 Lampiran 1

ALOKASI SAMPEL DAN JUMLAH PETUGAS SURVEI PENYEMPURNAAN DIAGRAM TIMBANG NTP 2012

Provinsi Jumlah sampel

Petugas

Pencacah Pengawas Jumlah Editor/Entri

(20)
(21)

Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Innas 18 Lampiran 3

SURVEI PENYEMPURNAAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 2012 BATAS MINIMUM USAHA JENIS TANAMAN, TERNAK DAN UNGGAS

TANAMAN PADI/PALAWIJA

TANAMAN HORTIKULTURA

TAHUNAN TANAMAN HORTIKULTURA SEMUSIM

Nama Tanaman Nama Tanaman BMU Nama Tanaman BMU Nama Tanaman BMU

JENIS TANAMAN, TERNAK DAN UNGGAS DALAM NAMA DAERAH/LOKAL HARUS DISESUAIKAN DENGAN NAMA NASIONALNYA YANG TERSEDIA DALAM DAFTAR

(22)

Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Innas 19

Lampiran 3

SURVEI PENYEMPURNAAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 2012

BATAS MINIMUM USAHA JENIS TANAMAN, TERNAK DAN UNGGAS

TANAMAN PERKEBUNAN TAHUNAN

TANAMAN PERKEBUNAN

SEMUSIM TANAMAN KEHUTANAN TERNAK DAN UNGGAS

(23)

Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Innas 20

Lampiran 4

JADWAL PELATIHAN INNAS SPDT-2012

Hari/Tanggal Waktu Kegiatan

Senin, 17 September 2012

Daftar SPDT12-K dan SPDT12 LKK

Daftar SPDT12-K

Daftar SPDT12-TH dan SPDT12-TPR

(24)

Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Innas 21 Lampiran 5

JADWAL PELATIHAN PETUGAS PENCACAH DAN PENGAWAS SPDT-2012

Hari/Tanggal Waktu Kegiatan

…./……Oktober 2012

(25)

Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Innas 22 Lampiran 6

JADWAL PELATIHAN PETUGAS EDITOR/ENTRY DATA SPDT-2012

Hari/Tanggal Waktu Kegiatan

…./……Oktober 2012

…../…. . Oktober 2012

14.00 – 15.00 15.00 – 15.15 15.15 – 17.00 17.00 – 19.00 19.00 – 21.00

08.00 – 09.00 09.00 – 10.00 10.00 – 10.30

Pembukaan ISOMA

PedomanPengolahan SPDT12 ISOMA

PedomanPengolahan SPDT12

(26)

Lampiran 7

Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Innas 23

LAPORAN PELATIHAN

SURVEI PENYEMPURNAAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 2012

Hal : Laporan Pelatihan ...2012 Petugas SPTD NTP 2012

Kepada Yang Terhormat: Direktur Statistik Harga, BPS di –

Jakarta

Bersama ini kami sampaikan laporan pelaksanaan pelatihan pengawas/pemeriksa dan pencacah Survei Penyempurnaan Diagram Timbang NTP 2012

1. Nama : ... 2. NIP : ... 3. Tempat Pelatihan : ... 4. Waktu Pelatihan : ... 5. Jumlah Peserta Pelatihan :

Pemeriksa : ... orang Pencacah : ... orang

Jumlah : ... orang 6. Jadwal Waktu Pelatihan Petugas

7. Rekapitulasi Biodata Peserta Pelatihan 8. Masalah dan Pemecahan selama Pelatihan

9. Daftar Fasilitas Belajar dan Akomodasi/Konsumsi

Demikian laporan yang dapat disampaikan untuk dijadikan bahan evaluasi.

Innas SPDT NTP 2012

(...) Tembusan :

(27)

Lampiran 8

Pedoman Teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Innas 24

DAFTAR FASILITAS BELAJAR DAN AKOMODASI/KONSUMSI

A. Fasilitas Belajar

1. Kapasitas ruang belajar : ... orang

2. a. Penerangan ruang belajar : Listrik - 1 Lainnya - 2

b. Cukup terang untuk membaca : Ya - 1 Tidak - 2

3. Papan tulis : Putih dengan spidol - 1

Lainnya dengan kapur - 2

4. Meja Belajar : Cukup - 1 Tidak cukup - 2 5. Menggunakan alat pengeras suara : Ya - 1 Tidak -2

6. Laptop tersedia : Ya - 1 Tidak - 2

7. Kepanitiaan : Ya - 1 Tidak - 2

B. Fasilitas Akomodasi/Konsumsi 1. Lokasi tempat menginap dan tempat belajar sama : Ya - 1 (langsung ke P.4) Tidak - 2

2. Jarak tempat menginap ke tempat belajar : ... meter 3. Transportasi lokal : Ada - 1 (sebutkan...) Tidak - 2

4. Banyaknya orang per kamar : ... orang 5. a. Penerangan kamar : Listrik - 1 Lainnya - 2

b. Cukup terang untuk membaca : Ya - 1 Tidak - 2

6. Meja : Ada - 1 (... buah/kamar) Tidak - 2

7. Kursi : Ada - 1 (... buah/kamar) Tidak - 2

8. Air untuk mandi : Leding - 1 Lainnya - 2

Referensi

Dokumen terkait

Ketika seorang siswa tidak memiliki minat terhadap materi yang diajarakan, sudah menjadi tugas guru untuk terus memberikan dorongan agar siswa tersebut termotivasi

Hal yang menjadi fokus penelitian ini adalah efektivitas kultum ( kuliah tujuh menit) setelah sholat dzuhur sebagai pembinaan akhlak siswa di sekolah menengah

Sebagian besar responden yang memanfaatkan pelayanan ANC secara lengkap yaitu pada responden yang tidak memiliki keluhan saat kehamilan dan didapatkan nilai

Diharapkan dalam memberikan perawatan pada bayi atau anak dengan gangguan pada saluran pencernaan obstruksi usus mekanik ini yaitu invaginasi, perawat harus

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu mencari tahu penyebab kesalahan penulisan kanji sesuai hitsujun (urutan yang tepat) pada

Terlihat jelas bahwa kepercayaan merupakan faktor penting bagi konsumen agar tidak mudah berpindah ke produk lain.Maka dari itu, perusahaan Iphone Apple harus memikirkan

Katalog adalah daftar bahan-bahan yang ada di perpustkaan yang disusun menurut suatu sistem tertentu secara alfabetis atau sistematis untuk memudahkan mencari dan

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “PERAMALAN PRODUKSI DAN EKSPOR CRUDE PALM OIL (CPO) INDONESIA SERTA IMPLIKASI HASIL RAMALAN TERHADAP KEBIJAKAN” BELUM