• Tidak ada hasil yang ditemukan

SLIDE 2 PEMBIBITAN SAPI POTONG HAND OUT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SLIDE 2 PEMBIBITAN SAPI POTONG HAND OUT"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) dalam bidang peternakan, maka pengembangan perbibitan ternak diarahkan pada peningkatan

mutu ternak,

sumber daya ternak, daya dukung wilayah, pengawasan mutu,

(3)

Untuk mendapatkan bibit sapi potong yang bermutu perlu di lakukan pengawasan mutu bibit sesuai dengan standar, salah satu langkah pengawasan adalah perlunya

(4)

Pemilihan ternak sapi untuk di pelihara atau sebagai calon pengganti bibit, memerlukan keterampilan khusus, terutama untuk melatih pandangan serta penilaian akurat.

Keberhasilan pemilihan ternak sapi yang akan di pelihara akan sangat menentukan keberhasilan usaha ternak walaupun semua bangsa dan tipe sapi bisa di jadikan bibit pengganti, namun agar diperoleh sapi hasil yang baik diperlukan

bangsa dan tipe sapi tertentu yang laju pertumbuhannya cukup dan

mutunyapun bagus serta mempunyai

adaptasi yang tinggi terhadap lingkungannya.

(5)

Sehubungan pemilihan calon bibit ternak perlu mengetahui kriteria pemilihan sapi dan pengukuran sapi, sebab pada saat peternak melakukan pemilihan diperlukan pengetahuan,

pengalaman dan

(6)
(7)

1. Bangsa dan Sifat Genetik

(8)

mengenai daging ataupun kemampuan dalam beradaptasi terhadap lingkungan sekitarnya dalam hal beradaptasi dengan lingkungan ini antara lain penyesuaian

iklim dan pakan,

berpangkal dari sifat genetik suatu bangsa sapi yang bisa diwariskan kepada keturunannya, maka bangsa sapi tertentu harus dipilih oleh setiap peternak sesuai dengan tujuan dan kondisi setempat, pemilihan ini memang cukup beralasan sebab peternak tidak akan mau menderita kerugian akibat faktor lingkungan yang tidak menunjang. Beberapa jenis bangsa sapi potong yaitu :

(9)

2. Kesehatan

Bangsa sapi baik sapi sebagai calon bibit ataupun sebagai penghasil daging harus di pilih dari sapi yang benar-benar sehat. Untuk mengetahui kesehatan sapi secara umum, peternak bisa memperhatikan :

(10)

Keadaan tubuh Sapi sehat, keadaan tubuh bulat berisi, kulit lemas.

Tidak adanya eksternal parasit pada kulit dan bulunya, tidak ada tanda-tanda kerusakan dan kerontokan pada bulu (licin dan mengkilat).

Selaput lendir dan gusi berwarna merah muda, lebih mudah bergerak bebas.

Ujung hidung bersih, basah dan dingin.

Kuku tidak terasa panas dan bengkak bila diraba.

(11)

Sikap dan tingkah laku Sapi sehat tegap.

Keempat kaki memperoleh titik berat sama.

Sapi peka terhadap lingkungan (ada orang cepat bereaksi).

Bila diberi pakan, mulut akan dipenuhi pakan. Cara minum panjang.

(12)

Pernafasan

Sapi sehat bernafas dengan tenang dan teratur, kecuali ketakutan, kerja berat, udara panas dan sedang tiduran lebih cepat. Jumlah pernafasan : Anak sapi 30/menit,

(13)

Pencernaan.

Sapi sehat memamah biak dengan tenang sambil istirahat/ tiduran.

Setiap gumpalan pakan di kunyah 60-70 kali.

Sapi sehat nafsu makan dan minum cukup besar.

Pembuangan kotoran dan kencing berjalan lancar

Bila gangguan pencernaan, gerak perut besar berhenti atau cepat sekali.

(14)

Pandangan mata.

(15)

3. Seleksi calon bibit berdasarkan pengamatan/ penampilan fisik

Bentuk atau ciri luar sapi berkorelasi positif terhadap faktor genetik seperti

laju pertumbuhan,

mutu dan hasil akhir (daging).

Bentuk atau ciri sapi potong yang baik, sebagai berikut :

a. Ukuran badan panjang dan dalam, rusuk tumbuh panjang

(16)

Dalam melakukan pemilihan calon bibit, selain menentukan jenis kelamin, usia dan bobot badan, pemilihan bakalan dapat dilakukan dengan pengamatan fisik atau penilaian (Judging) seperti berikut :

Pandangan dari samping

(17)

Perhatikan kedalaman tubuhnya, keadaan lutut, kekompakan bentuk tubuh.

Pandangan Belakang

a. Penilaian dilakukan pada jarak + 3,0 m

b. Perhatikan kelebaran pantat kedalaman otot, kelebaran dan kepenuhannya

Pandangan Depan

a. Penilaian pada jarak + 3,0 m

(18)

Perabaan

Penilaian ini untuk menentukan tingkat dan kualitas akhir melalui perabaan yang dirasakan melalui ketipisan, kerapatan, serta perlemakannya.

Bagian-bagian daerah perabaan pada penilaian (judging) ternak sapi

a. Bagian rusuk

b.Bagian Tranversusprocessus pada tulang belakang

(19)

Penilaian tersebut dilakukan pada setiap individu ternak sapi yang akan dipilih dengan cara mengisikan skor yang sesuai dengan penilaian melalui pengamatan, pandangan dan perabaan. Dalam hal ini penilaian

harus dilakukan seobjektif mungkin.

Untuk menunjang hasil yang lebih akurat,

penilaian tersebut lazimnya dilengkapi lagi dengan pengukuran bagian-bagian tubuh yaitu

 tinggi pundak/ gumba, panjang badan, lingkar

(20)

4. Penentuan Umur Sapi Potong

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 54/Permentan/OT-140/10/2006 tentang Pedoman Perbibitan Sapi Potong yang baik. Umur bibit Sapi potong (Bali, Peranakan

Ongole, Sumba Ongole, Madura, dan Aceh) untuk

(21)

Untuk mendapatkan informasi umur yang tepat dalam menentukan bibit Sapi Potong ditentukan dengan cara :

- Pencatatan/Recording,

(22)

Pemilihan terhadap bibit sapi potong meliputi : Sifat kualitatif dan kuantitatif

Sifat Kualitatif meliputi :

- Warna bulu jantan dan betina

(23)

Sifat Kuantitatif meliputi :

- Berat badan jantan dan betina

- Tinggi gumba jantan dan betina

- Umur jantan dan betina

- Lingkar dada jantan dan betina

- Lebar dada jantan dan betina

- Panjang badan jantan dan betina

(24)

Bibit Sapi potong merupakan salah satu sarana produksi budidaya ternak yang strategis dan sangat berpengaruh dalam meningkatkan produksi dan produktifitas

ternak, sehingga perlu diusahakan

tersedianya bibit yang berkualitas yang merupakan

Referensi

Dokumen terkait

Setiap peternak punya cara tersediri untuk pengemukan sapi potong / seperti yang terlihat di daerah dongkelan / ternak sapi dikembangkan oleh kepala badan pertanahan nasional sleman

Daging bangsa sapi potong silangan LIMPO, ANGPO dan SIMPO memiliki sifat fisik yang meliputi WHC, pH dan susut masak (cooking loss) maupun sifat kimia kadar air,

Responden penelitian sebanyak 52 orang dari total 2.466 orang peternak pembibitan sapi potong program PERAK dan difokuskan pada responden penerima program PERAK

Daging bangsa sapi potong silangan LIMPO, ANGPO dan SIMPO memiliki sifat fisik yang meliputi WHC, pH dan susut masak (cooking loss) maupun sifat kimia kadar air,

Pada penelitian ini mutasi sapi potong dari setiap bangsa di Kabupaten Pesisir Selatan tahun 2013 dan jumlah sapi yang masuk dari semua bangsa sapi potong

Dari hasil wawancara terhadap peternak sampel di lapangan, diketahui bahwa mereka selalu mendapat permintaan lebih dari 10 ekor sapi setiap tahunnya dar agen –

Harnanto (1992) mengemukakan total biaya setiap responden bervariasi tergantung pada jumlah populasi ternak sapi potong yang dimiliki oleh setiap peternak dengan

Objek penelitian ini adalah peternak sebagai responden yang melakukan usaha pembibitan sapi potong di Desa Sindanglaya, Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten Subang..