• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal Karya Tulis Ilmiah Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dan Dukungan Suami dengan Pemakaian Alat Kontrasepsi IUD di Desa Mustokoharjo Kabupaten Pati

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Proposal Karya Tulis Ilmiah Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dan Dukungan Suami dengan Pemakaian Alat Kontrasepsi IUD di Desa Mustokoharjo Kabupaten Pati"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI IUD (Intra Uterine Device)

DI DESA MUSTOKOHARJO KECAMATAN PATI KABUPATEN PATI

Proposal karya tulis ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma IV Bidan Pendidik pada Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Karya Husada Semarang

Disusun Oleh : EMI SULISTIANI

NIM : 1104040

PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN

(2)

HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Suami dengan Pemakaian Alat Kontrasepsi IUD di Desa Mustokoharjo Kabupaten Pati” telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan tim penguji Program Studi D-IV Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada Semarang, pada:

Hari :

Tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Kanthi Suratih, S.Kep, M.Kes Cristina, S.SiT

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Suami dengan Pemakaian Alat Kontrasepsi IUD di Desa Mustokoharjo Kabupaten Pati” telah dipertahankan dihadapan tim penguji Program Studi D-IV Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada Semarang, pada:

Hari :

Tanggal :

Tim Penguji Tanda Tangan

1. Herry Suswanti Djarot, SKM, M.Kes 1. ___________________

2. Ns. Kanthi Suratih, S.Kep,M.Kes 2.___________________

3. Cristina, S.SiT 3.___________________

Mengetahui, Ketua

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah yang berjudul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dan Dukungan Suami dengan Pemakaian Alat Kontrasepsi IUD di Desa Mustokoharjo Kabupaten Pati”. Pada kesempatan ini, perkenankanlah penulis menyampaikan terima kasih yang setulus – tulusnya kepada:

1. Bapak Tri Ismu Pujiyanto, SKM, M.Kes, M.Kep selaku Ketua STIKES Karya Husada Semarang.

2. Ibu Herry Suswanti Djarot, SKM, M.Kes, selaku penguji I yang telah meluangkan waktu untuk memberikan masukkan dan arahan agar proposal karya tulis ilmiah ini menjadi lebih baik lagi.

3. Ibu Ns. Kanthi Suratih, S.Kep,M.Kes, selaku dosen pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan dan dorongan serta saran-saran sehingga terselesaikannya proposal karya tulis ilmiah ini. 4. Ibu Cristina, S.SiT, selaku dosen pembimbing II yang telah banyak

meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan dan dorongan serta saran-saran sehingga terselesaikannya proposal karya tulis ilmiah ini.

5. Seluruh dosen dan staf STIKES Karya Husada Semarang yang telah membantu dalam menyusun proposal karya tulis ilmiah ini.

(5)

7. Seluruh responden yang telah banyak membantu hingga dapat diselesaikannya proposal karya tulis ilmiah ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang telah membantu dalam penyusunan proposal karya tulis ilmiah ini.

Proposal karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan masukan, kritik dan saran yang membangun guna perbaikan selanjutnya. Akhirnya dengan segala hormat penulis mempersembahkan proposal karya tulis ilmiah ini dengan harapan dapat bemanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Semarang, 20 Januari 2012

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR SKEMA... x

DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang... 1

B. Rumusan masalah... 5

C. Tujuan penelitian... 5

D. Manfaat penelitian... 6

E. Keaslian penelitian... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka... 10

1. Kontrasepsi IUD (Intra Uterine Devices)... 10

a. Pengertian... 10

b. Jenis... 10

(7)

d. Efektivitas... 11

e. Cara kerja... 11

f. Keuntungan... 11

g. Kerugian... 12

h. Efek samping... 13

i. Indikasi... 13

j. Kontra indikasi... 13

k. Pemasangan... 14

l. Waktu pemasangan... 15

m. Deteksi komplikasi... 15

n. Jadwal kunjungan ulang... 16

o. Tanda – tanda bahaya IUD... 16

2. Pengetahuan... 17

a. Pengertian... 17

b. Pentingnya pengetahuan... 17

c. Tingkat pengetahuan... 18

d. Pengukuran pengetahuan... 21

3. Dukungan suami... 24

a. Pengertian dukungan suami... 24

b. Sumber – sumber dukungan... 24

c. Jenis dukungan suami... 24

(8)

4. Pengetahuan tentang alat kontrasepsi IUD

(Intra Uterine Devices)... 26

5. Dukungan suami terhadap pemakaian alat kontrasepsi IUD (Intra Uterine Devices)... 27

6. Hubungan pengetahuan dan dukungan suami terhadap pemakaian IUD (Intra Uterine Devices)... 28

B. Kerangka teori... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka konsep... 30

B. Variabel penelitian... 30

C. Hipotesis... 31

D. Jenis dan rancangan penelitian... 31

E. Ruang lingkup penelitian... 31

F. Definisi operasional... 32

G. Subyek penelitian... 34

H. Instrumen penelitian... 36

I. Jenis dan cara pengumpulan data... 40

J. Pengolahan data... 42

K. Analisa data... 44

L. Etika penelitian... 46 DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Penelitian yang sejenis... 7 Tabel 3.1 Definisi operasional, skala pengukuran variabel penelitian... 32 Tabel 3.2 Kisi – kisi kuesioner pengetahuan tentang alat kontrasepsi IUD

(10)

DAFTAR SKEMA

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal penelitian

Lampiran 2 Lembar permohonan menjadi responden. Lampiran 3. Lembar persetujuan menjadi responden. Lampiran 4. Lembar kuesioner.

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Penduduk adalah semua orang mendiami suatu daerah dalam suatu waktu atau jangka waktu tertentu. Laju pertumbuhan penduduk (Growth Rate) ditentukan oleh tingkat kelahiran dan tingkat kematian (Winkjosastro,

2005: 889). Pertumbuhan penduduk Indonesia saat ini berjumlah kurang lebih 228 juta jiwa, dengan pertumbuhan penduduk 1,64% dan Total Fertility Rate (TFR) 2,6. Kualitas jumlah penduduk Indonesia cukup besar, tetapi dari sisi kualitas melalui Indeks Pembangunan Manusia (IPM) kondisi Indonesia sangat memperhatinkan karena dari 117 negara, Indonesia di posisi 108 (Handayani, 2010 : iii).

(13)

Indonesia sudah mengenal adanya Keluarga Berencana modern sejak tahun tahun 1953, pada waktu itu sekelompok ahli kesehatan, kebidanan dan tokoh masyarakat telah mulai membantu masyarakat memecahkan masalah -masalah pertumbuhan penduduk (Setya Arum dan Sujiyatini, 2009: 11). Program KB di Indonesia untuk lima tahun kedepan memiliki tujuan, yaitu membangun kembali dan melestarikan pondasi yang kokoh bagi pelaksana program KB dimasa mendatang untuk mencapai keluarga berkualitas tahun 2015 (Handayani, 2010: 29). Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sehat sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal (dua anak lebih baik laki-laki atau perempuan), berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Saifuddin, 2006 : 2).

Hartanto (2004) berpendapat, bahwa program KB juga berpotensi menyelamatkan kehidupan melalui cara mengikut sertakan wanita untuk ikut merencanakan kapan mengalami kehamilan, kapan harus mengatur jarak persalinan dan kapan harus berhenti mempunyai anak. Pengaturan jumlah anak ini diperlukan alat kontrasepsi. Metode keluarga berencana atau Alat Kontrasepsi (Alkon) yang dapat digunakan di Indonesia adalah metode sederhana meliputi kondom, spermiside, Coitus Interuptus, pantang berkala dan metode efektif meliputi hormonal (pil, suntik, AKBK, KB darurat) (Hartanto, 2004: 20).

(14)

efektif mencegah kehamilan dari 98% hingga mencapai hampir 100%, KB IUD juga mempunyai efek samping (menorragia, disminorea), kerugian (menorragia, disminorea, peningkatan risiko infeksi panggul, IUD terlepas keluar, perforasi uterus, usus dan kandung kemih, malposisi), keuntungan (efektif dengan segera, tidak ada interaksi obat) (Subhekti, 2007: 197). KB IUD (Intra Uterine Device) lebih baik digunakan oleh wanita pada usia reproduksi (20-35 tahun), setelah melahirkan, ibu yang tidak menyusui bayinya, setelah abortus dan tidak ada tanda-tanda infeksi, perempuan yang ingin menggunakan alat kontrasepsi, serta pada wanita yang ingin menggunakan kontrasepsi jangka panjang (Handayani, 2010: 139).

(15)

dimana 219.773 (76,01%) jiwa merupakan akseptor KB dengan jumlah akseptor KB IUD 10.074 (4,5%) jiwa (BKKBN Kab Pati, 2010).

Sedikitnya jumlah peserta KB IUD ini dapat disebabkan karena beberapa faktor seperti: ketidaktahuan peserta tentang kelebihan KB IUD, dimana pengetahuan terhadap alat kontarsepsi merupakan pertimbangan dalam menentukan metode kontrasepsi yang digunakan, kualitas pelayanan KB, dilihat dari segi ketersediaan alat kontrasepsi, ketersediaan tenaga yang terlatih dan kemampuan medis teknis petugas pelayanan kesehatan, biaya pelayanan IUD yang mahal, adanya hambatan dukungan dari suami dalam pemakaian alat kontrasepsi IUD, adanya niat yang timbul dari adanya sikap yang didasarkan pada kepercayaan, norma-norma dimasyarakat dan norma pokok yang ada dalam lingkungan. Salah satu norma yang dianut masyarakat adalah pemasangan IUD yang dilakukan diaurat (vagina) sehingga menimbulkan perasaan malu atau enggan untuk menggunakan IUD (Handayani, 2010: 138). Sedangkan IUD sendiri mempunyai efektivitas yang tinggi hampir 100% dan mempunyai keuntungan yaitu tingkat reversibelnya tinggi.

(16)

Bertolak belakang dari permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “hubungan tingkat pengetahuan ibu dan dukungan suami dengan pemakaian alat kontrasepsi IUD di desa Mustokoharjo Kabupaten Pati”.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: adakah hubungan pengetahuan ibu dan dukungan suami dengan pemakaian alat kontrasepsi IUD di desa Mustokoharjo Kabupaten Pati ?”

C. Tujuan penelitian 1. Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan dukungan suami dengan pemakaian alat kontarasepsi IUD di desa Mustokoharjo Kabupaten Pati.

2. Tujuan khusus

a. Mendeskripsikan distribusi pengetahuan akseptor tentang alat kontrasepsi IUD di desa Mustokoharjo Kabupaten Pati.

b. Mendeskripsikan distribusi dukungan suami dalam pemakaian alat kontrasepsi IUD di desa Mustokoharjo Kabupaten Pati.

c. Menganalisis hubungan pengetahuan ibu tentang kontrasepsi dengan pemakaian alat kontrasepsi IUD di desa Mustokoharjo Kabupaten Pati. d. Menganalisis hubungan dukungan suami dengan pemakaian alat

(17)

e. Menganalisis hubungan pengetahuan ibu dan dukungan suami dengan pemakaian alat kontrasepsi IUD di desa Mustokoharjo Kabupaten Pati. D. Manfaat penelitian

1. Bagi pembuat kebijakan a. BPPKB

Sebagai masukkan dalam penentuan kebijakan program pelayanan keluarga berencana selanjutnya didaerah Kabupaten Pati.

b. PLKB

Sebagai masukkan lebih lanjut dalam penentuan rencana program selajutnya, khususnya diwilayah desa Mustokoharjo.

2. Bagi tenaga kesehatan (Bidan)

Sebagai masukkanlebih lanjut dalam pelaksanaan rencana program selanjutnya, khususnya diwilayah desa Mustokoharjo.

3. Bagi institusi pendidikan

Sebagai bahan bacaan dan informasi tentang hubungan pengetahuan dan dukungan suami dalam menggunakan metode kontrasepsi IUD pada akseptor.

4. Bagi masyarakat

Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kontrasepsi IUD sehingga mampu membuat pertimbangan dalam menggunakan menggunakan kontrasepsi IUD.

(18)

Dasar penelitian terhadap akseptor dalam pemakaian kontrasepsi dan sejauh mana faktor tersebut mempengaruhi sehingga dapat mengembangkan sikap keterampilan dan pengalaman.

E. Keaslian Penelitian

Peneliti menemukan beberapa penelitian yang sejenis dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti saat ini, yaitu:

Tabel 1.1 Penelitian yang sejenis

Peneliti Judul penelitian Variabel Metodelogi

penelitian Hasil penelitian

(19)

Tinaherawati antara umur suami terhadap

pemakaian KB IUD.

2. Tidak terdapat hubungan antara pendidikan suami terhadap

pemakaian KB IUD.

(20)

Zahera Ibrahim (2008)

Hubungan pengetahuan ibu usia subur dengan ibu usia subur dengan penggunaan alat kontrasepsi IUD.

Penelitian diatas memiliki beberapa persamaan maupun perbedaan, persamaannya adalah metode penelitiannya menggunakan pendekatan Cross Sectional. Berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, yaitu

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah pustaka

1. Kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device)

a. Pengertian

IUD adalah bahan inert sintetik (dengan atau tanpa unsur tambahan untuk sinergi efektifitas) dengan berbagai bentuk, yang dipasangkan kedalam rahim untuk menghasilkan efek kontraseptif (Saifudin, 2006: MK-74).

b. Jenis

1) IUD Cu T 380 A

Kecil, kerangka dari plastik fleksibel, berbentuk huruf T, diselubungi oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga (Cu). Tersedia di Indonesia dan terdapat dimana-mana.

2) IUD lain yang terdapat di Indonesia ialah NOVA T (Schering) (Setya Arum dan Sujiyatini, 2009: 153).

c. Profil IUD (Intra Uterine Device) menurut Saifuddin (2006: MK-74) adalah :

(22)

2) Haid menjadi lebih banyak dan lama

3) Pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan. 4) Dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi.

5) Tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar infeksi menular seksual (IMS).

d. Efektivitas menurut Subhekti (2008: 68) adalah :

IUD efektif mencegah kehamilan dari 98% hingga mencapai 100% yang bergantung pada alatnya. IUD terbaru, seperti Cu T 380 A memiliki angka kegagalan yang jauh lebih rendah pada semua tahap pemakaian tanpa ada kehamilan setelah 8 tahun pemakaian.

e. Cara Kerja IUD (Intra Uterine Device) menurut Pramono (2007), yaitu: a) Dengan adanya benang IUD akan merangsang pengeluaran

lendir rahim, sehingga menghalangi sperma masuk untuk melakukan pembuahan.

b) Dengan adanya IUD akan merangsang endometrium menghasilkan makrofag yang akan membunuh atau memakan sperma.

c) Dengan adanya IUD akan menyebabkan moltilitas bertambah sehingga ovum cepat sampai ditransfer ke kavum uteri sehingga tidak sempat dibuahi.

(23)

1) Sebagai kontrasepsi, efektifitasnya tinggi sangat efektif 0,6-0,8 kehamilan atau 100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan).

2) IUD dapat efektif segera setelah pemasangan.

3) Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT 380A dan tidak perlu diganti).

4) Sebagai efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat. 5) Tidak mempengaruhi hubungan seksual.

6) Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil.

7) Tidak ada efek samping hormonal Cu T 380 A 8) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.

9) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi).

10) Tidak ada interaksi dengan obat-obat.

g. Kerugian IUD menurut Subhekti (2008: 69) adalah : 1) Menoragea.

2) Disminorea.

3) Sedikit peningkatan risiko kehamilan ektopik bila ada kegagalan IUD.

4) Peningkatan risiko infeksi panggul. 5) IUD terlepas keluar.

(24)

7) Malposisi IUD.

8) Kehamilan yang disebabkan oleh pengeluaran, perforasi, atau malposisi.

h. Efek samping

1) Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan).

2) Haid lebih lama dan banyak.

3) Perdarahan (Spotting) antar menstruasi.

4) Saat haid lebih sakit (Saifuddin, 2006: MK-75). i. Indikasi

Indikasi IUD (Intra Uterine Device) menurut Setya Arum dan Sujiyatini (2009: 157) adalah :

1) Usia reproduksi.

2) Telah memiliki anak maupun belum.

3) Wanita yang menginginkan kontrasepsi yang efektif jangka panjang untuk mencegah kehamilan.

4) Sedang menyusui dan ingin memakai kontrasepsi.

5) Pasca keguguran dan tidak ditemukan tanda-tanda radang panggul. 6) Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal kombinasi. 7) Sering lupa menggunakan pil.

(25)

Saifuddin (2006: MK-77) berpendapat didalam bukunya, kontra indikasi dari IUD (Intra Uterine Device) adalah :

a. Sedang hamil (diketahui hamil atau kemungkinan hamil).

b. Perdarahan vagina yang tidak diketahui sebabnya (sampai dapat dievaluasi).

c. Sedang menderita infeksi genetal (vaginitis, servisitis).

d. Tiga tahun terakhir sedang mengalami atau sering menderita penyakit radang panggul atau abortus septik.

e. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat mempengaruhi kavum uteri.

f. Penyakit trofoblas yang ganas. g. Diketahui menderita TBC pelvik. h. Kanker alat genetalia.

i. Ukur rongga rahim kurang dari 5 cm. k. Pemasangan

Untuk menggunakan alat kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device) harus memenuhi syarat untuk menggunakannya. Adapun syarat pemasangan menurut Saifudin (2006), yaitu :

1) Usia reproduktif. 2) Keadaan nullipara.

(26)

6) Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi. 7) Risiko rendah dari IMS.

8) Tidak menghendaki metode hormonal.

9) Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari. 10) Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama (sebagai

kontrsepsi darurat). l. Waktu pemasangan

Waktu pemasangan menurut Setya Arum dan Sujiyatini (2009: 149), yaitu:

1) Setiap waktu selama siklus haid, jika ibu tersebut dapat dipastikan tidak hamil.

2) Sesudah melahirkan, dalam waktu 48 jam pertama pasca persalinan, 6-8 minggu ataupun lebih sesudah melahirkan.

3) Segera sesudah induksi haid, pasca keguguran spontan, dengan syarat tidak terdapat bukti-bukti adanya infeksi.

m. Deteksi komplikasi menurut Setya Arum dan Sujiyatini (2009: 155) adalah:

1) Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan.

2) Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia.

(27)

4) Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.

5) Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti pasangan.

6) Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai IUD. Seringkali perempuan takut selama pemasangan. 7) Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam

pemasangan IUD. Seringkali perempuan takut selama pemasangan. 8) Sedikit nyeri dan perdarahan bercak (spooting) terjadi setelah

pemasangan IUD. Biasanya menghilang dalam 1 hari.

9) Klien tidak dapat melepas IUD oleh dirinya sendiri. Petugas yang terlatih yang harus melepaskan IUD.

10) IUD mungkin keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila dipasang segera sesudah melahirkan).

n. Jadwal kunjungan ulang menurut Yetti dan Martini (2011) adalah : 1) 1 minggu pasca pemasangan.

2) 1 bulan pasca pemasangan. 3) 3 bulan pasca pemasangan. 4) Setiap 6 bulan berikutnya. 5) 1 tahun sekali.

6) Bila terlambat haid 1 minggu.

7) Bila terjadi perdarahan banyak dan tidak teratur. o. Tanda-tanda bahaya IUD menurut Hartanto (2004) adalah :

(28)

2) Nyeri abdomen, dispareunia. 3) Vaginal discharge abnormal.

4) Merasa tidak sehat, demam dan menggigil.

5) Benang ekor IUD menghilang, bertambah pendek atau bertambah panjang.

2. Pengetahuan a. Pengertian

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh itensitas perhatian seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera penglihatan (mata) (Notoatmodjo, 2010: 27).

b. Pentingnya pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003) dalam bukunya Ilmu Kesehatan Masyarakat, menyatakan pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang disadari oleh pengetahuan akan langgeng dari pada perilaku yang tidak disadari oleh pengetahuan (Wawan, 2010: 12).

(29)

1) Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadarin dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

2) Interst (merasa tertarik), terhadap stimulus atau objek tersebut, disini sikap subjeksudah mulai timbul.

3) Evaluation (menimbang – nimbang) terhadap baik dan tidaknya

stimulus tersebut bagi dirinya.

4) Trial, sikap dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu

sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

5) Adaption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

Apabila proses penerimaan perilaku baru atau adopsi melalui proses seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku tersebut tidak didasari pengetahuan, maka tidak akan berlangsung lama (Notoadmodjo, 2003: 121 – 122).

c. Tingkat pengetahuan

Pengetahuan seseorang terhadap objek memiliki itensitas atau tingkatan yang berbeda – beda. Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif memiliki 6 tingkatan, yaitu:

(30)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Oleh sebab itu “tahu“ ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan, mendefunisikan, menyatakan dan sebagainya (Wawan, 2010: 12). 2) Memahami (Comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap obyek tersebut, tidak sekedar hanya dapat menyebutkan tetapi orang tersebut harus dapat menginterprestasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut (Wawan, 2010: 13). Misalnya: orang-orang yang memahami cara pemberantasan penyakit demam berdarah bukan hanya sekedar menyebutkan 3M (mengubur, menutup dan menguras). Tetapi harus dapat menjelaskan mengapa harus mengubur, menutup dan menguras tempat – tempat penampungan air tersebut (Notoatmodjo, 2003: 27 – 28).

3) Aplikasi (Aplication)

(31)

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain (Wawan, 2010: 13). Misalnya seseorang yang telah paham tentang proses perencanaan, ia harus dapat membuat perencanaan program kesehatan ditempat ia bekerja atau dimana saja (Notoatmodjo, 2003: 28).

4) Sintesis (Syntesis)

Sintesis menunjukan pada suatu kemampuan untuk melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada (Wawan, 2010: 13), misalnya: dapat membuat atau meringkas dengan kata – kata atau di dengar dapat membuat kesimpulan tentang artikel yang telah dibaca (Notoatmodjo, 2003: 28).

5) Evaluasi (Evaluation)

(32)

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau menggunakan angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin kita ukur dari objek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan kita ukur dan setelah itu, dapat kita sesuaikan dengan tingkat – tingkat tersebut (Notoatmodjo, 2003: 124).

d. Pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menayakan tentang isi materi yang ingin kita ukur dari objek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan kita ukur dan setelah itu, dapat kita sesuaikan dengan tingkat – tingkat tersebut (Notoatmodjo, 2003: 124).

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan ada 2, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor Internal yang mempengaruhi pengetahuan adalah:

1) Pendidikan

(33)

2) Pekerjaan

Pekerjaan adalah suatu yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan (Wawan, 2010: 17).

3) Umur

Umur adalah waktu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Huclok (1998) berpendapat bahwa semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan berkerja (Wawan, 2010: 17). Faktor eksternal yang mempengaruhi pengetahuan, yaitu:

1) Faktor lingkungan

Faktor lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok (Wawan, 2010: 18).

2) Faktor budaya

Sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap yang menerima informasi (Wawan, 2010: 18).

(34)

1) Faktor predisposisi (Predisposing factors), yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan dan nilai–nilai.

2) Faktor pemungkin (Enabling factors), yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas – fasilitas kesehatan.

3) Faktor pendorong atau penguat (Renforcing factors), yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat (Notoatmodjo, 2003: 76).

Sedangkan faktor utama yang mempengaruhi perilaku menurut Lawrence Green, yaitu:

1) Tingkat pengetahuan

Pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan yang positif dapat mempermudah terwujudnya perilaku tertentu. Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng (bertahan lama) daripada perilaku yang tidak di dasari oleh pengetahuan.

2) Tingkat ekonomi

(35)

tingkat ekonominya maka akan semakin sulit untuk memilih pelayanan kesehatan bagi dirinya (Notoatmodjo, 2003: 80).

3. Dukungan suami

a. Pengertian dukungan suami

Choen dan Syme (1996: 241) mengatakan dukungan adalah suatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya, sehingga seseorang akan tahu bahwa ada orang lain yang memperhatikan, menghargai dan mencintainya (Setiadi, 2008: 21). Dukungan menjadikan seseorang mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal, sehingga akan meningkatkan kesehatan dan adaptasi mereka dalam kehidupan (Setiadi, 2008: 21).

Keberadaan dukungan yang adekuat terbukti berhubungan dengan fungsi kognitif, fisik dan kesehatan emosi. Selain itu, pengaruh positif dari dukungan adalah pada penyesuaian terhadap kejadian yang penuh dengan stres (Setiadi, 2008: 23).

b. Sumber – sumber dukungan

Dukungan dapat berasal dari luar dan dari dalam. Dukungan dari luar atau dukungan yang bersifat eksternal adalah dukungan yang berasal dari sahabat, pekerjaan, tetangga, sekolah, keluarga besar, kelompok sosial dan praktisi kesehatan. Sedangkan dukungan dari dalam yang bersifat internal adalah dukungan yang berasal dari suami, anak dan saudara kandung (Setiadi, 2010: 21).

(36)

Friedman berpendapat didalam bukunya yang di kutip oleh Setiadi (2008: 22), jenis - jenis dukungan dari suami adalah:

1) Dukungan Informasional, yaitu suami berfungsi sebagai penyebar informasi.

2) Dukungan Emosional, yaitu keluarga adalah sebuah tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi.

3) Dukungan Instrumental, yaitu suami merupakan sumber pertolongan praktis dan konkrit.

4) Dukungan Penilaian, yaitu suami bertindak sebagai sebuah umpan balik.

d. Bentuk – bentuk dukungan

Setiap bentuk dukungan mempunyai ciri – ciri antara lain :

1) Informatif, yaitu bantuan informasi yang disediakan agar dapat digunakan oleh seseorang dalam menanggulanggi persoalan-persoalan yang dihadapi, meliputi pemberian nasehat, pengarahan, ide – ide atau informasi lainnya yang dibutuhkan.

(37)

persoalan yang dihadapinya, bahkan mau membantu memecahkan masalah yang dihadapinya.

3) Bantuan instrumental, dukungan bentuk ini bertujuan untuk mempermudah seseorang dalam melakukan aktivitasnya berkaitan dengan persoalan – persoalan yang dihadapi, misalnya dengan menyediakan peralatan lengkap dan memadai.

4) Bantuan penilaian, yaitu suatu bentuk penghargaan yang diberikan seseorang kepada pihak lain, berdasarkan kondisi sebenarnya. Penilaian ini bisa positive dan negative. Namun, penilaian yang sangat membantu adalah penilaian yang positive (Setiadi, 2008: 22 – 23).

4. Pengetahuan Tentang Alat Kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device) Notoatmodjo (2010: 32) berpendapat didalam bukunya, bahwa pengetahuan merupakan faktor internal (pengetahuan, presepsi, keyakinan, keinginan, motivasi, niat dan sikap) terlahir dari adanya faktor eksternal yang mempengaruhinya. Faktor internal inilah yang akan mengawali teradinya perilaku. H.L Blum (1974) mengatakan bahwa perilaku merupakan bentuk respons seseorang terhadap stimulus, berupa sakit atau penyakit, makanan dan minuman, lingkungan dan juga pelayanan kesehatan.

(38)

tersebut. Pengetahuan mengenai alat kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device) dapat diperoleh dari berbagai sumber, salah satunya adalah dari

pelayan kesehatan. Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan tentang alat kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device) adalah kemampuan untuk mengetahui, memahami dan menjawab pertanyaan tentang kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device), yang meliputi, pengertian, cara penggunaan, keuntungan, kerugian dan efek samping dari alat kontrasepsi tersebut (Notoatmodo: 2010: V).

5. Dukungan suami terhadap pemakaian alat kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device)

Dukungan (Support) merupakan faktor internal dari terbentuknya sebuah perilaku (Notoatmodjo, 2010: 33). Suami atau keluarga merupakan salah satu sumber dukungan, dalam penggunaan metode alat kontrasepsi apapun diperlukan adanya dukungan dari suami. Gambaran dari proses dukungan suami adalah dengan ikut menyarankan dan membantu dalam pemilihan atau pemakaian alat kontrasepsi. Suami juga dapat memberikan bantuan nyata seperti kehadiran dalam hal – hal yang berpengaruh pada tingkah laku ibu dalam penggunaan atau pemakaian alat kontrasepsi (Handayani, 2010: 12).

(39)

6. Hubungan pengetahuan dan dukungan suami terhadap pemakaian IUD (Intra Uterine Device)

(40)

B. Kerangka teori

Skema 2.1

Kerangka teori penelitian

Keterangan:

(Sumber: Modifikasi dari teori Friedman, Lawrence Green (1980)) Faktor eksternal

- Lingkungan - Sosial budaya Faktor internal : - Pendidikan - Pekerjaan - Umur

Dukungan Suami

1.Dukungan informasional 2.Dukungan emosional 3.Dukungan instrumental 4.Dukungan penilaian

KIE dari tenaga kesehatan

Pemakaian alat

kontrasepsi IUD

(Intra Uterine

(41)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Kerangka konsep

Kerangka konsep penelitian adalah dasar pemikiran pada penelitian yang dirumuskan dari fakta – fakta, observasi dan tinjauan pustaka. Kerangka konsep memuat teori, dalil atau konsep – konsep yang akan dijadikan dasar dan pijakan untuk melakukan penelitian (Setiawan, 2010: 54).

Skema 3.1

Kerangka konsep penelitian

B. Variabel penelitian

Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota – anggota suatu kelompok berbeda dengan kelompok lain (Notoatmodjo, 2005: 52). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Pengetahuan ibu tentang kontrasepsi IUD

Dukungan suami

(42)

1. Variabel bebas, yaitu: objek penelitian yang dipengaruhi variabel terikat (Notoatmodjo, 2005: 52). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu tentang kontrasepsi IUD dan dukungan suami.

2. Variabel terikat, yaitu: objek penelitian yang dipengaruhi variabel bebas (Notoatmodjo, 2005: 52). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemakaian kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device).

C. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Notoatmodjo, 2005). Hipotesis pada penelitian ini, yaitu ada hubungan pengetahuan ibu dan dukungan suami dengan pemakaian alat kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device).

D. Jenis dan rancangan penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan adalah kuantitatif dengan desain cross sectional, dimana data yang menyangkut variabel bebas atau berisiko dan variabel terikat atau akibat, akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, 2010, 47).

E. Ruang lingkup penelitian 1. Lingkup lokasi

(43)

2. Lingkup waktu

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei Tahun 2012.

F. Definisi operasional

Tabel 3.1

Definisi Operasional, Skala Pengukuran dan Variabel Penelitian

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala 1 Variabel

bebas : Pendidikan

Pendidikan adalah bimbingan yang diberikan seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju kearah cita – cita tertentu yang memerlukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai

keselamatan dan kebahagian (Wawan, secara deskriptif karakteristik dari responden, yang dikategorikan:

Pengetahuan adalah kemampuan

responden mengetahui,

memahami dan menjawab

pertanyaan tentang kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device), meliputi, cara penggunaan, manfaat dan efek sampingnya.

Kuesioner Pengetahuan diukur dengan pertanyaan benar nilainya 2 dan jika menjawab salah nilainya 1.

Skor maksimal 60, minimal 30 untuk

menjelaskan secara deskriptif.

(44)

3 Variabel sampai berulang tahun. Huclok (1998) berpendapat bahwa semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan berkerja (Wawan, 2010: 17). secara deskriptif karakteristik dari responden, yang dikategorikan, kehadiran dalam hal - hal yang berpengaruh pada tingkah laku ibu dalam penggunaan atau pemakaian alat setuju nilainya 5, jawaban setuju nilainya 4, jawaban ragu-ragu nilainya 3, jawaban tidak setuju nilainya 2 dan sangat tidak setuju nilainya 1.

Nilai maksimal 125 dan minimal 25, untuk menjelaskan secara deskriptif mengenai

dukungan suami dengan

pemakian alat kontrasepsi IUD.

Akseptor keluarga berencana yang menggunakan KB IUD dan bukan KB IUD.

(45)

G. Subjek penelitian 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2010: 86). Populasi dalam penelitian ini adalah semua akseptor KB IUD di Puskesmas Pati I (Desa Mustokoharjo). Hasil pengamatan jumlah pasangan usia subur (PUS) di desa Mustokoharjo di peroleh 284 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010: 115). Sampel dalam penelitian ini adalah semua PUS akseptor KB yang memenuhi kriteria inklusi. Kriteria inklusi dari penelitian ini, yaitu :

a. Pasangan usia subur (PUS) akseptor KB yang bersedia menjadi responden.

b. Pasangan usia subur (PUS) akseptor KB yang mendapat persetujuan dari suami.

c. Pasangan usia subur (PUS) akseptor KB yang suaminya tidak merantau.

d. Pasangan usia subur (PUS) akseptor KB yang dapat membaca dan menulis.

(46)

kepercayaan (risk level or confidence). Tingkat ketepatan (presisi) atau juga sampling error yang sering diekspresisikan menggunakan poin-poin prosentase, misalnya ± (1%), ± (5%) atau semakin kecil semakin baik, tergantung besar populasi. Dalam penelitian batas tingkat kepercayaan maksimal (99%) dan terendah (90%). Besar sampel dapat ditentukan dengan menggunakn rumus Solvin sebagai berikut :

n= N

1+(N . e2

)

Dimana:

n : Besar sampel N : Jumlah populasi

e : Standar eror (5%) (Setiawan, 2010: 99) Perhitungan :

n= N

1+(N . e2

)

n= 284

1+(284(0,052))

n=284

1,71 = 166 orang

Hasil dari perhitungan di atas didapatkan besar ukuran sampel dengan jumlah populasi total 284 dengan mengambil standar eror (5%) didapatkan besar sampel sebesar 166 orang.

3. Teknik sampling

(47)

dengan sengaja mengambil atau memilih kasus atau responden (Notoatmodjo, 2010: 125).

H. Instrumen penelitian

Instrument penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk mengumpulkan data (Notoatmodjo, 2010: 87). Instrument penelitian yang digunakan ini menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal- hal yang ia ketahui (Notoatmodjo, 2010: 164). Kuesioner didalam penelitian ini memuat sebanyak 55 pertanyaan. Tiga puluh (30) pertanyaan mengenai pengetahuan yang merupakan jenis pertanyaan terbuka, kemudian dua puluh lima (25) pertanyaan mengenai dukungan suami. Kuesioner yang akan digunakan menggunakan jenis pertanyaan tertutup yang merupakan jenis pertanyaan tertutup. Jenis pertanyaannya ada 2, yaitu pertanyaan favorable (positif) dan pertanyaan unfavorable (negatif). Ketentuan pemberian skor sebagai berikut:

1. Favorable (Positif)

Sangat setuju : 5

Setuju : 4

Ragu – ragu : 3 Tidak setuju : 2 Sangat tidak setuju : 1

2. Unfavorable (negatif)

(48)

Setuju : 2 Ragu-ragu : 3 Tidak setuju : 4 Sangat tidak setuju : 5

Tabel 3.2

Kisi – kisi kuesioner pengetahuan tentang alat kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device)

Variabel Indikator No item Jumla

h Pengetahuan

tentang alat kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device).

Pengertian IUD 1, 13, 22 3

Bentuk alat kontrasepsi IUD 2, 12, 23 3

Waktu pemasangan 3, 11, 24 3

Jangka waktu penggunaan IUD 5, 16, 25 3 Efek samping dari penggunaan IUD 7, 18, 26 3

Keuntungan dari IUD 6, 17, 21 3

Kerugian dari IUD 4, 14, 27 3

Indikasi dari IUD 9, 10, 28 3

Kontra indikasi dari IUD 8, 20, 30 3 Waktu kunjungan ulang (Follow Up) 15, 19, 29 3

(49)

Tabel 3.3

Kisi-kisi kuesioner tentang dukungan suami

Variabel Indikator No item Jumla

h Dukungan Suami Mengetahui tentang

pengertian KB dan IUD.

1, 2, 3, 4, 21 5

Mengetahui manfaat dari IUD.

5, 6, 7, 8, 22 5

Merencanakan jumlah anak.

9, 10, 11, 12, 24 5

Mendukung istri dalam menggunakan alat kontrasepsi IUD

13, 14, 15, 16, 25 5

Suami sebagai motivator istri dalam menggunakan alat kontrasepsi IUD

17, 18, 19, 20, 23 5

JUMLAH 25

Sebelum digunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian, kuesioner harus diuji dahulu validitas dan reliabilitas.

1. Uji validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang di ukur. Dilakukan content validitas dengan ahli Gynekologi dan Obsterti. Setelah dilakukan content validitas dengan ahli Gynekologi dan Obsterti, maka dilakukan uji korelasi antar skor (nilai)

(50)

Keterangan :

Rxy : Kefisien korelasi antara x dan y x : Pertanyaan nomor tertentu Y : Skor total

N : Jumlah responden

Uji Validitas untuk koesioner tentang pengetahuan ibu dan dukungan suami dengan pemakaian alat kontrasepsi IUD akan dilakukan di Desa Gajah Mati Kabupaten Pati. Dengan cara membagikan kuesioner kepada 30 responden. Uji validitas dilakukan di wilayah ini, karena karakteristik responden sama dengan di desa Mustokoharjo, Kabupaten Pati.

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah semua instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data, karena instrumen tersebut sudah tidak baik (Arikunto, 2002: 57). Uji reliabilitas pengerjaannya akan menggunakan program SPSS for windows dengan rumus model Alpha Cronbach.

Ri =

k

(k-1)

{

1-S

Σ12 S12

}

Keterangan

Ri : Reliabilitas instrument k : Banyaknya butir pertanyaan

s12 : Jumlah varian butiran

Rxy= N

xy-

(

x

)(

y

)

(51)

S : Varians total

Kemudian angka reliabilitas instrument tentang pengetahuan ibu dan dukungan suami yang dapat dikonsultasikan dengan table R jika didapatkan r hitung lebih besar dari r table, maka instrument tersebut dikatakan tidak handal (Arikunto, 2002: 57). Menguji reliabilitas instrument tersebut digunakan koefisien reliabilitas alpha, yang perhitungannya menggunakan prosedur reliabilitas dengan tujuan perhitungan koefisien adalah untuk mengetahui tingkat konsisten jawaban responden.

I. Jenis dan cara pengumpulan data

1. Jenis data dalam penelitian ini, yaitu : a. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari pengisian kuesioner oleh responden, tentang pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device) dan dukungan suami pada pertanyaan-pertanyaan yang

ada dalam kuesioner. b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh berdasarkan data Desa Mustokoharjo, Kabupaten Pati.

2. Cara pengumpulan data

a. Langkah-langkah pengumpulan data primer :

(52)

2) Peneliti memberikan surat pengantar penelitian kepada Kepala Puskesmas Pati I.

3) Peneliti memberikan surat pengantar penelitian kepada Kepala Desa Mustokoharjo, Kabupaten Pati.

4) Peneliti memberikan surat pengantar penelitian kepada Bidan Desa Mustokoharjo, Kabupaten Pati.

5) Peneliti menentukan responden yang akan dijadikan sampel penelitian, kemudian memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan penelitian kepada responden dengan memberikan Surat Pengantar Penelitian.

6) Setelah responden setuju untuk dijadikan responden dalam penelitian, maka responden disarankan untuk mengisi lembar informed consent.

7) Peneliti akan membagi responden menjadi 2 kelompok yang terdiri dari kelompok yang menggunakan IUD dan yang tidak menggunakan IUD.

8) Peneliti memberikan kuesioner kepada responden sesuai dengan kuesioner penelitian untuk diisi.

9) Lembar kuesioner yang telah diisi dilanjutkan dengan pengolahan data.

b. Langkah-langkah pengumpulan data sekunder :

(53)

2) Peneliti memberikan surat pengantar pengambilan data kepada Bidan Desa Mustokoharjo, Kabupaten Pati.

3) Peneliti mendapat surat balasan pengambilan data dari Kepala Desa Mustokoharjo, Kabupaten Pati.

4) Peneliti mendapat surat balasan pengambilan data dari Kepala Puskesmas Pati I.

5) Peneliti mengumpulkan data sekunder, yaitu data PUS yang menjadi Akseptor KB IUD (Intra Uterine Device).

J. Pengolahan data

Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan pengolahan data. Tahap pengolahan data, meliputi:.

1. Metode pengumpulan data a. Editing (penyuntingan data)

Meneliti data yang sudah terkumpul dari kuesioner untuk meneliti kelengkapan data yang sudah terkumpul sebelum data diolah.

b. Coding (mengkode)

Mengelompokan hasil jawaban selanjutnya diberi kode pada semua data yang telah terkumpul agar mudah dianalisis. Dalam penelitian ini, coding berisikan nilai hasil kuesioner yang didapat oleh responden. c. Scoring (menilai)

(54)

1) Jawaban benar : nilai 2 2) Jawaban salah : nilai 1

Dukungan suami dalam pemakaian alat kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device) menggunakan pertanyaan tertutup yang penilaiannya dengan menggunakan skala Likert dengan penilaian, sebagai berikut:

Favorable Unfavorable

1) Sangat setuju : 5 1

2) Setuju : 4 2

3) Ragu-ragu : 3 3

4) Tidak setuju : 2 4

5) Sangat tidak setuju : 1 5

d. Tabulating (memasukan data)

Memproses data dengan memasukan data jawaban responden dalam table sesuai dengan score jawaban kemudian dimasukkan ke dalam tabel yang telah disiapkan.

K. Analisa data

Analisis data digunakan dengan teknik analisis data kuantitatif atau teknik statistik, untuk mengolah data berbentuk angka, baik sebagai hasil pengukuran maupun hasil dari konvensi (Notoatmodjo, 2005).

(55)

penelitian ini, mengetahui identitas dari subyek penelitian. Dalam penelitian ini, analisis univariat dilakukan terhadap data penelitian tentang pengetahuan ibu dan dukungan suami dengan pemakaian alat kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device), pendeskripsian karakteristik dari variabel tersebut menggunakan grafik P-P Plot.

2. Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkolerasi. Dalam analisis ini dapat dilakukan pengujian statistik (Notoatmodjo, 2010: 183). Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis bivariat dengan menggunakan rumus T - Test. Adapun rumus yang digunakan adalah:

t= x´1− ´x2

s1 2

n1+ s2

2

n2 Dimana :

´

x1 : rata – rata sampel 1

´

x2 : rata – rata sampel 2

s1 : simpangan baku sampel 1

s2 : simpangan baku sampel 2

s12 : varians sampel 1

s22 : varians sampel 2

n1 : jumlah anggota sampel 1

n2 : jumlah anggota sampel 2

(56)

normalitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Kolmagorov Smirnov dan grafik P-P plot untuk mengetahui normalitas dari

variabel-variabel tersebut.

3. Analisis multivariat adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan lebih dari satu variable independent dengan satu variable dependent. Uji statistik yang biasa digunakan adalah Regresi berganda (multiple regression) (Notoatmodjo, 2010: 184). Bentuk umum dari analisis regresi berganda adalah sebagai berikut:

Dimana :

Y : Variabel pemakaian

a1 : Koefisien regresi pengetahuan ibu a2 : Koefisien regresi dukungan suami

a3 : Koefisien regresi pemakaian alat kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device)

X1 : Pengetahuan ibu X2 : Dukungan suami

X3 : Pemakaian alat kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device) a : Konstanta

(57)

L. Etika penelitian

Dalam melakukan penelitian ini peneliti mengajukan permohonan izin ke Kepala Desa dan Bidan Desa Mustokoharjo Kabupaten Pati. Kemudian peneliti meminta persetujuan kepada responden untuk mengambil data-data guna penelitian, yang meliputi :

1. Informed Consent (lembar persetujuan)

Informed Consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan

memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Responden dapat memutuskan bersedia ataupun menolak untuk menjadi sampel penelitian. Apabila responden bersedia menjadi sampel penelitian, maka responden dianjurkan mengisi Informed Consent. Dan selama pelaksanaan penelitian berlangsung, tidak ditemukan responden yang menolak untuk menjadi sampel penelitian, sehingga seluruh responden bersedia mengisi formulir Informed Consent (lembar persetujuan).

2. Anonimity (tidak mencantumkan nama)

Responden pada lembar observasi hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disampaikan. 3. Confidentility (kerahasiaan)

(58)

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Yetti. 2011. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Rohima Press

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Arum, DYS. 2009. Panduan Pelayanan KB Terkini. Yogyakarta: Nuha Medika BKKBN. 2010. Data Akseptor Pengguna KB. Pati

Handayani, Sri. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Rihama Pustaka

Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar

Manuaba, IBG. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka

Cipta

____________. 2005. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta ____________. 2010. Ilmu Prilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

____________. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip – Prinsip Dasar. Jakarta. Rineka Cipta

Saifuddin, AB. 2006. Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Tridasana Printer

Saryono, Ari Setiawan. 2010. Metodologi Penelitian Kebidanan D III, D IV, S 1 dan S 2. Yogyakarta: Nuha Medika

Setiadi. 2008. Konsep & Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu Subhekti, NB. 2007. Buku kontrasepsi & Kesehatan Seksual Reproduksi. Jakarta:

EGC

(59)

Lampiran 2

PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth :

Calon Responden

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan hormat,

Dengan ini saya :

Nama : Emi Sulistiani

Pendidikan : STIKES Karya Husada Semarang

Alamat : Jl. Intan Raya No.1 Semarang

Dalam rangka mengadakan penelitian yang berjudul: “Hubungan Pengetahuan Ibu dan Dukungan Suami Dengan Pemakaian Alat Kontrasepsi IUD”, guna melengkapi syarat mencapai gelar Sarjana Sains Terapan di STIKES Karya Husada Semarang. Peneliti mohon dengan hormat kepada calon responden sekalian untuk meluangkan waktu memberikan jawaban dalam kuesioner ini, dengan ikhlas tanpa ada paksaan. Jawaban semata-mata hanya diberikan untuk ilmu pengetahuan dan peningkatan mutu pelayanan semata tanpa ada maksud yang lainnya. Atas bantuan dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih.

Semarang, 2012

(60)

Lampiran 3

INFORMED CONSENT LEMBAR PERSETUJUAN Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama :

Umur :

Alamat :

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa saya telah mendapat penjelasan dengan jelas mengenai tujuan, manfaat dan prosedur dari penelitian “ HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI IUD”. Selanjutnya saya dengan ikhlas dan sukarela menyatakan ikut serta dalam penelitian ini sebagai responden dan saya berhak mengundurkan diri apabila terdapat suatu hal merugikan saya.

Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya dan tanpa paksaan dari pihak manapun.

Pati, Maret 2012

Peneliti

(Emi Sulistiani)

Responden

(61)

JADWAL PENELITIAN

N

o Kegiatan

Desember Januari Febuari Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Studi pendahuluan

2 Pengajuan judul 3 Penyusunan proposal 4 Ujian proposal dan revisi 5 Izin Penelitian

6 Pengumpulan data 7 Pengolahan data 8 Analisa data 9 Hasil penelitian

(62)

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI IUD

DI DESA MUSTOKOHARJO KABUPATEN PATI Nomor Responden :

Tanggal Pengisian :

A. Identitas Responden

1. Identitas responden :... 2. Alamat responden :... 3. Umur responden :... 4. Pendidikan :...

a. Tidak Lulus SD b. lulus SD

c. Lulus SMP d. Lulus SMA e. Lulus D3/ S1/ S2 Petunjuk :

a. Bacalah petunjuk pertanyaan dengan baik dan telitilah sebelum anda menjawab.

(63)

B. PENGETAHUAN IBU TENTANG ALAT KONTRASEPSI IUD (Intra Uterine Devices)

Petunjuk:

1. Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan pendapat saudara. 2. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang anda pilih.

No Pertanyaan Benar Salah Codin

g 1. IUD (Intra Uterine Devices) atau spiral adalah

alat kontrasepsi dengan berbagai bentuk, yang dipasangkan ke dalam rahim untuk menunda kehamilan.

2. Copper T atau IUD atau spiral yang berbentuk huruf T adalah salah satu dari alat kontrasepsi IUD (Intra Uterine Devices)

3. Setiap siklus haid hari ke-5 adalah waktu yang bisa untuk dilakukan pemasangan IUD (Intra Uterine Devices) atau spiral.

4. Malposisi (pergeseran dari tempat semula) pada IUD merupakan salah satu dari kerugian menggunakan IUD (Intra Uterine Devices) atau spiral.

5. Setelah melewati jangka waktu IUD spiral (10 tahun), IUD (Intra Uterine Devices) atau spiral dapat dilepas dan diganti dengan yang baru jika ibu menghendaki.

6. Segera efektif setelah pemasangan IUD (Intra Uterine Devices) atau spiral dilakukan, ini merupakan keuntungan dari alat kontrasepsi ini.

(64)

spiral

8. Orang yang dicurigai hamil atau hamil adalah merupakan kontra indikasi dari IUD (Intra Uterine Devices) atau spiral

9. Wanita yang sedang menyusui adalah merupakan indikasi dari pemakaian alat kontrasepsi IUD (Intra Uterine Devices) atau spiral

10. Ibu yang telah memiliki anak ataupun belum adalah merupakan indikasi dari pemakaian alat kontrasepsi IUD (Intra Uterine Devices) atau spiral

11. Setelah melahirkan, dalam waktu 48 jam, ibu sudah dapat menggunakan alat kontrasepsi IUD (Intra Uterine Devices) atau spiral

12. Spiral merupakan salah satu bentuk dari alat kontrasepsi IUD (Intra Uterine Devices)

13. IUD merupakan alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim ibu.

14. Nyeri haid merupakan kerugian dari IUD alat kontrasepsi IUD (Intra Uterine Devices) atau spiral

15. Setelah dilakukan pemasangan IUD (Intra Uterine Devices) atau spiral selama 1 bulan, ibu dianjurkan untuk memeriksakan diri ke tempat pelayanan kesehatan

16. IUD CuT 380 A adalah salah satu alat kontrasepsi IUD (Intra Uterine Devices) yang masa kerjanya sampai 10 tahun.

17. IUD (Intra Uterine Devices) atau spiral adalah salah satu alat kontrasepsi yang tingkat keefektifannya sangat tinggi.

(65)

penggunaan IUD (Intra Uterine Devices) atau spiral.

19. Jika terlambat haid 1 minggu setelah dilakukan pemasangan alat kontrasepsi IUD (Intra Uterine Devices) atau spiral, ibu harus periksa kebidan atau ketempat pelayanan kesehatan lainnya. 20. Ibu yang mengalami infeksi genetalia (alat

kemaluan), misalnya gatal, keluar keputihan yang berbau tidak sedap, tidak dapat menggunakan alat kontrasepsi IUD (Intra Uterine Devices) atau spiral.

21. IUD (Intra Uterine Devices) atau spiral sangat efektif digunakan karena kita tidak perlu mengingat-ingat dan dapat digunkan sebagai alat kontrasepsi jangka panjang

22. IUD (Intra Uterine Devices) atau spiral adalah salah satu jenis alat kontrasepsi jangka panjang 23. CuT 380 A dan Nova T adalah jenis dari IUD

(Intra Uterine Devices) atau spiral

24. Waktu pemasangan IUD atau spiral dapat dilakukan kapanpun selama siklus haid.

25. IUD atau spiral dapat dilepas sebelum atau setelah 8 atau 10 tahun pemasangan.

26. IUD atau spiral dapat menyebabkan perubahan siklus haid pada 3 bulan pertama pemakaian IUD.

27. IUD dapat keluar dengan sendirinya jika tidak pas dalam pemasangannya, merupakan kerugian dari penggunaan alat kontrasepsi IUD

28. IUD dapat digunakan oleh semua usia

(66)

30. Perdarahan yang keluar dari kemaluaan yang belum diketahui pasti apa penyebabnya merupakan salah satu yang tidak diperbolehkan untuk memakai alat kontrasepsi IUD atau spiral

C. DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI IUD (Intra Uterine Devices)

Berilah tanda check (√) pada kolom jawaban yang anda anggap benar. Keterangan:

SS : sangat setuju S : setuju

R : ragu - ragu TS : tidak setuju

STS : sangat tidak setuju

No. Pernyataan SS S R TS STS Coding

(67)

2. IUD atau spiral adalah alat kontrasepsi yang haram dan dilarang oleh agama karena telah membuka aurat sang ibu.

3. IUD atau spiral adalah alat kontrasepsi yang sangat efektif 4. Saya tidak memperbolehkan istri

saya untuk memakai alat kontrasepsi IUD atau spiral karena kebudayaan dimasyarakat setempat melarang menggunakan alat kontrasepsi tersebut.

5. Saya mendukung istri saya untuk memakai alat kontrasepsi agar tercapai kesehatan yang optimal.

6. Saya memperbolehkan istri untuk memilih alat kontrasepsi IUD atau spiral sesuai dengan kondisi kesehatannya.

7. Saya mengetahui bahwa IUD atau spiral memiliki daya kerja yang panjang yaitu sampai 10 tahun.

8. Saya tidak menganjurkan istri untuk menggunakan alat kontrasepsi IUD atau spiral karena dapat menimbulkan ketidaknyamanan pada istri saya. 9. Saya akan ikut serta dalam

pemeliharaan kesehatan keluarga 10. Saya menganjurkan istri untuk

(68)

IUD atau spiral karena

efektivitasnya yang sangat tinggi. 11. Saya tidak setuju bila istri

menggunakan alat kontrasepsi jenis IUD atau spiral.

12. Saya mendukung istri

menggunakan alat kontrasepsi IUD atau spiral karena sesuai dengan kondisi kesehatan istri. 13. Saya akan memperhatikan tanda

bahaya/efek samping alat

kontrasepsi IUD atau spiral yang telah istri dan saya pilih.

14. Saya tidak memberikan dana pada istri dalam pelayanan alat

kontrasepsi IUD atau spiral. 15. Saya selalu menemani istri saat

pergi ke tempat pelayanan kontrasepsi IUD atau spiral 16. Dalam memilih alat kontrasepsi

IUD atau spiral, saya dan suami memutuskan secara bersama-sama

17. Saya meghendaki untuk mengatur jarak kehamilan sang istri dengan mengunakan alat kontrasepsi IUD atau spiral, sehingga diharapkan istri saya dapat mencapai kesehatan yang optimal..

18. Tidak ada kerjasama antara saya dan istri dalam memakai

kontrasepsi

19. Saya senang jika istri

(69)

kerena dapat mengatur jumlah anak

20. Saya merasa tidak senang jika istri menggunakan alat

kontrasepsi IUD atau spiral karena saya mempunyai prinsip “banyak anak, banyak rezeki”

21. Saya menyarankan istri untuk menggunakan alat kontrasepsi IUD atau spiral karena IUD atau spiral merupakan alat kontrasepsi yang paling efektif

22. Saya menyarankan istri untuk menggunakan alat kontrasepsi IUD atau spiral karena segera efektif setelah pemasangan dilakukan

23. Saya merasa tidak senang jika istri menggunakan alat

kontrasepsi IUD karena IUD atau spiral akan mengganggu aktivitas hubungan seksual

24. Saya merasa senang jika istri menggunakan IUD atau spiral karena dapat menjarangkan kehamilan dengan sangat efektif. 25. Saya selalu bersedia

(70)

Gambar

Tabel 1.1Penelitian yang sejenis
Tabel 3.1Definisi Operasional, Skala Pengukuran dan Variabel Penelitian
Tabel 3.2Kisi – kisi kuesioner pengetahuan tentang alat kontrasepsi
Tabel 3.3Kisi-kisi kuesioner tentang dukungan suami
+2

Referensi

Dokumen terkait

Evaluasi Efek Samping Pemakaian IUD (Intra Uterine Device) yang Berhubungan dengan Beban Kerja Akseptor, Kedisiplinan Control Pasca Pemasangan dan Lama Pemakaian

Berdasarkan data yang diperoleh diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Alat Kontrasepsi IUD dengan

Analisis bivariat bertujuan mempresentasikan hubungan antara dukungan suami dengan penggunaan alat kontrasepsi IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Tahtul Yaman Kota Jambi

ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI RENDAHNYA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI IUD (INTRA UTERI DEVICE) OLEH IBU PASANGAN USIA SUBUR DI DESA SABUNGAN KECAMATAN.. SUNGAI KANAN

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan dukungan suami dengan minat ibu dalam pemilihan kontrasepsi IUD di Dusun Tegalan Desa Kauman Kecamatan Ngoro

Penelitian Arum 2017 dengan judul “Gambaran Keluhanakibat Pemakaian Alat Kontrasepsi Intra Uterine Device IUD Pada Akseptor IUD Di Wilayah Kerja Puskesmas Sempor II Kabupaten Kebumen”

Intra Uterine Device IUD IUD merupakan adalah suatu alat atau benda yang dimasukkan kedalam rahim yang sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang, dapat dipakai oleh semua

Distribusi Frekuensi Motivasi WUS Menggunakan Alat Kontrasepsi IUD Sebelum Diberikan Penyuluhan Tentang Intra Uterine Device IUD di Desa Pematang Ibul Wilayah Kerja Puskesmas Bangko