• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI OLEH : NI PUTU NITA SUARDIANTINI NPM :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI OLEH : NI PUTU NITA SUARDIANTINI NPM :"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NKUIRI

TERBIMBING (

GUIDED INQUIRY

) DIVARIASIKAN

DENGAN MEDIA

MIND MAPPING

TERHADAP

MINATBELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS

VII SMP PGRI 4 DENPASAR

TAHUN AJARAN 2013/2014

OLEH :

NI PUTU NITA SUARDIANTINI NPM : 10.8.03.51.30.2.5.0915

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

2014

(2)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

TERBIMBING(GUIDED INQUIRY) DIVARIASIKAN

DENGAN MEDIA MIND MAPPING TERHADAP

MINAT BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP PGRI 4 DENPASAR

TAHUN AJARAN 2013/2014

Skripsi ini diajukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan Strata Satu ( S-1 ) Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar.

NAMA : NI PUTU NITA SUARDIANTINI NPM : 10.8.03.51.30.2.5.0915

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR 2014

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

ABSTRAK

Suardiantini, Ni Putu, Nita. 2014. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Divariasikan Dengan Media Mind Mapping Terhadap Minat Belajar Biologi Siswa Kelas VII SMP PGRI 4 Denpasar Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar. Pembimbing : (I) Dra. Dewa Ayu Sri Ratnani, MP, (II) Dra. Desak Nyoman Budiningsih, M.Si.

Kata Kunci : Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry), Mind Mapping, Minat Belajar

Pendidikan merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Banyak fenomena yang terjadi dilapangan selama ini menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran masih banyak terjadi permasalahan didalamnya. Di antaranya yaitu sebagian siswa cenderung kurang aktif saat proses pembelajaran berlangsung sehingga menyebabkan kurangnya minat belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, salah satu usaha untuk mengatasi persoalan tersebut adalah dengan mengembangkan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) divariasikan dengan media mind mapping. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) divariasikan dengan media mind mapping terhadap minat belajar biologi siswa kelas VII SMP PGRI 4 Denpasar. Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 08 sampai dengan 30 April 2014. Jenis penelitian ini adalah penelitian Pre- Eksperimental Design, rancangan penelitian yang digunakan adalah One-group Pretest-Posttest Design. Populasi penelitian seluruh siswa kelas VII SMP PGRI 4 Denpasar Tahun Ajaran 2013/2014, pengambilan sampel dilakukan dengan sampling jenuh dengan jumlah sampel sebanyak 31 siswa. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah minat belajar biologi siswa dengan menggunakan angket sebagai instrumen penelitian. Data dianalisis menggunakan statistik deskriftif dan Wilcoxon Macth Pairs Test dengan hasil rata-rata skor yang diperoleh pada saat Pretest = 114,97, sedangkan untuk Posttest = 123,36. Berdasarkan hasil uji Wilcoxon Macth Pairs Test (Z) yang di dapat yaitu sebesar -4,868 dengan (Sig. 0,000<0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) divariasikan dengan media mind mapping terhadap minat belajar biologi siswa.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nyalah, penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini tepat pada waktunya dengan judul : “ Pengaruh Penerapan Model Penbelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Divariasikan Dengan Media Mind Mapping Terhadap Minat Belajar Biologi Siswa Kelas VII SMP PGRI 4 Denpasar Tahun Ajaran 2013/2014”

Dalam Penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Drs. I Made Sukamerta, M.Pd, selaku Rektor Universitas Mahasaraswati Denpasar yang telah menyediakan fasilitas selama penulis mengikuti studi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar.

2. Bapak Prof. Dr Wayan Maba, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar yang telah memberikan sarana dan prasarana selama penulis mengikuti pendidikan di Program Studi Pendidikan Biologi.

3. Bapak Dr. Drs. Cornelius Sri Murdo Yuwono, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi yang telah banyak memberikan bimbingan, saran, arahan dan petunjuk, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

(9)

4. Ibu Dra. Dewa Ayu Sri Ratnani, MP. Selaku Pembimbing I, yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, motivasi dan masukan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Desak Nyoman Budiningsih, M.Si. selaku Pembimbing II, yang telah banyak memberikan bimbingan, saran, motivasi dan masukan bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini.

6. Bapak/Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Biologi pada Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar, selaku staf pengajar yang telah membimbing dan membina saya selama mengikuti kuliah di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar.

7. Bapak Drs. I Made Musna Prarabda, M.Pd selaku Kepala SMP PGRI 4 Denpasar bersama staf atas ijin yang diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian disekolah tersebut.

8. Ibu Ni Kadek Ayu Sartika Dewi, S.Pd selaku guru mata pelajaran Biologi di kelas VII SMP PGRI 4 Denpasar atas ijin, kesabaran serta petunjuk, saran yang diberikan kepada penulis selama melakukan penelitian di sekolah. 9. Bapak serta Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar, karena telah sabar membimbing dan membekali dengan segala pengetahuan serta memberikan petunjuk yang tidak ternilai harganya selama penulis mengikuti perkuliahan.

(10)

10. Rekan- rekan mahasiswa khususnya Program Studi Pendidikan Biologi Angkatan Tahun 2010 yang telah banyak memberikan bantuan dalam usaha menyelesaikan skripsi ini.

11. Seluruh siswa kelas VIIA Semester Genap SMP PGRI 4 Denpasar Tahun Ajaran 2013/2014 yang telah bekerjasama secara positif selama kegiatan penelitian.

12. Semua keluarga tercinta terutama bapak, ibu, kakak, adik tercinta yang telah memberikan semangat, dorongan baik secara moral dan materi sehingga skripsi ini selesai tepat pada waktunya.

13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang ikut memberikan bantuan baik langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan berkah dan rahmatNya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kelemahannya, untuk itu penulis mohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penyusunan selanjutnya serta semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Denpasar, Agustus 2014

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

PERSYARATAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iv

PENGESAHAN PANITIA UJIAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Definisi Operasional ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

(12)

2.2 Model Pembelajaran Inkuiri ... 9

2.3 Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ... 11

2.4 Media Pembelajaran ... 13

2.5 Media Mind Mapping ... 14

2.6 Minat Belajar ... 18

2.7 Hasil Penelitian Yang Relevan ... 20

2.8 Kerangka Berfikir ... 20

2.9 Hipotesis Penelitian ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

3.1 Jenis Penelitian ... 24

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 24

3.3 Populasi dan Sampel ... 24

3.4 Variabel Penelitian ... 25

3.5 Prosedur Penelitian ... 25

3.6 Pengembangan Perangkat Pembelajaran ... 28

3.7 Validitas Perangkat Pembelajaran ... 29

3.8 Teknik Pengumpulan Data ... 30

3.9 Analisis Data Minat Belajar ... 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 34

4.1 Hasil Penelitian ... 34

4.1.1 Deskripsi Umum Minat Belajar Siswa ... 34

4.1.2 Pengujian Hipotesis ... 37

(13)

BAB V PENUTUP ... 44

5.1 Simpulan ... 44

5.2 Saran ... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 46

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Tahapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ... 12

2.2 Perbedaan Catatan Biasa dan Media Mind Mapping ... 17

3.1 Penggolongan Pernyataan Angket Minat Belajar Siswa ... 31

4.1 Kategori Minat Belajar Siswa ... 35

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Contoh Aplikasi Media Mind Mappig ... 17 4.2 Histogram Nilai Rata-Rata Aspek Minat Belajar Siawa ... 36

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Surat Ijin Penelitian ... 50

2 Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah ... 51

3 Angket Minat Belajar Siswa ... 52

4 Validasi Angket Minat Belajar Siswa ... 56

5 Daftar Nama Siswa Kelas VII A SMP PGRI 4 Denpasar ... 59

6 Hasil Analisis Angket Minat Belajar Siswa ... 60

7 Hasil Analisis Kategori Minat Belajar Siswa ... 62

8 Hasil Analisis Aspek Minat Belajar Siswa ... 63

9 Hasil Analisis Aspek Minat Uji Wilcoxon Macth Pairs Test ... 64

10 Hasil Analisis Hipotesis Uji Wilcoxon Macth Pairs Test ... 68

11 Dokumentasi Penelitian ... 69

(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu usaha menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran. Pendidikan bukanlah sesuatu yang bersifat statis melainkan sesuatu yang bersifat dinamis sehingga selalu menuntut adanya perbaikan yang dilangsungkan terus menerus. ”Pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada” ( Sagala, 2005 ).

Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan oleh guru agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada siswa. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu siswa agar dapat belajar dengan baik. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar siswa dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang siswa, namun proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan siswa (Robbins,2007).

(18)

Pembelajaran biologi di sekolah dituntut efektif agar anak didik mampu menguasai materi pelajaran dengan optimal. Supaya pembelajaran di kelas efektif, guru harus menggunakan model pembelajaran dan media pembelajaran yang bervariasi, sehingga siswa tidak cepat merasa bosan dalam mengikuti pelajaran. Penggunaan model pembelajaran dan media pembelajaran yang bervariasi juga dapat memotivasi dan menumbuhkan minat belajar siswa untuk lebih aktif dan berprestasi dalam pelajaran sains khususnya biologi, yang mana biologi merupakan ilmu yang diperoleh melalui eksperimen. Dengan model pembelajaran dan media pembelajaran yang bervariasi diharapkan siswa tidak mengalami kejenuhan dan merasa senang dalam mengikuti pelajaran sehingga prestasi belajarnya meningkat (Ceisar, 2011).

Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari minat siswa dan kreatifitas guru. Siswa yang memiliki minat tinggi ditunjang dengan guru yang mampu memfasilitasi minat siswa tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar. Desain pembelajaran yang baik ditunjang fasilitas yang memandai, ditambah dengan kreatifitas guru akan membuat siswa lebih mudah mencapai target belajar (Robbins, 2007).

Permasalahan yang timbul adalah fakta bahwa guru menguasai suatu materi pembelajaran dengan baik tetapi tidak dapat melaksanakan suatu kegiatan pembelajaran dengan baik. Dengan adanya permasalahan tersebut kegiatan pembelajaran di SMP PGRI 4 Denpasar terutama di kelas VII, yaitu sebagian siswa cenderung kurang aktif dalam pembelajaran dan jarang sekali siswa

(19)

mengajukan pertanyaan serta memberikan respon dalam proses pembelajaran berlangsung, sehingga menyebabkan kurangnya minat belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

Seperti yang terlihat dimana guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran dan kurangnya penggunaan media secara efektif. Metode ceramah dianggap sebagai penyebab utama dari rendahnya minat belajar siswa terhadap pelajaran. Pembelajaran dengan metode ceramah dan kurangnya penggunaan media cenderung membuat siswa pasif, dan apabila hal itu dilakukan secara terus menerus siswa akan selalu bosan setiap mengikuti pelajaran dan tentunya hal itu akan berpangaruh terhadap prestasi belajar siswa (Setyawan, 2008).

Untuk mencegah hal tersebut secara terus menerus pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa pendekatan, strategi, metode dan model pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry). Pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) adalah suatu model pembelajaran yang dalam pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan atau petunjuk yang sangat luas untuk siswa. Petunjuk tersebut dapat berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing agar siswa mampu menemukan sendiri arah dan tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang diberikan guru (Thohiron, 2012). Metode pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) merupakan suatu metode yang mengacu pada suatu cara untuk mempertanyakan, mencari pengetahuan atau informasi, atau mempelajari suatu gejala.

(20)

Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Inti pembelajaran inkuiri adalah menggunakan pendekatan induktif dalam menemukan pengetahuan dan berpusat pada keaktifan siswa. Jadi inkuiri terbimbing (guided inquiry) adalah metode pembelajaran di mana siswa terlibat aktif dalam menemukan prinsip-prinsip atau jawaban atas permasalahan yang dihadapinya.

Untuk mengembangkan suatu inovasi baru dalam model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) ini divariasikan dengan media mind mapping

sebagai media belajar siswa. Sugiarto (2004), mengemukakan bahwa media

mind mapping merupakan teknik meringkas bahan yang perlu dipelajari dan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau teknik grafik sehingga lebih mudah memahaminya.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Divariasikan Dengan Media Mind Mapping

Terhadap Minat Belajar Biologi Siswa Kelas VII SMP PGRI 4 Denpasar Tahun Ajaran 2013/2014.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : “Apakah Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Divariasikan Dengan Media

(21)

Mind Mapping Berpengaruh Terhadap Minat Belajar Biologi Siswa Kelas VII SMP PGRI 4 Denpasar Tahun Ajaran 2013/2014?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dijabarkan, penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut : “ Untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) divariasikan dengan media mind mapping terhadap minat belajar biologi siswa kelas VII SMP PGRI 4 Denpasar Tahun Ajaran 2013/2014.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat : 1.4.1 Bagi Siswa

Siswa mendapatkan pengalaman baru dalam pembelajaran biologi setelah diterapkannya model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided

inquiry) divariasikan dengan media mind mapping pada materi ekosistem sehingga diharapkan dapat meningkatkan minat belajar siswa.

1.4.2 Bagi Guru

Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam menentukan metode dan model pembelajaran yang inovatif untuk memperbaiki kualitas pembelajaran agar siswa tidak merasa bosan lagi selama proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan minat belajar siswa.

(22)

1.4.3 Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi untuk mengembangkan model pembelajaran di sekolah agar kualitas pembelajaran semakin meningkat.

1.4.4 Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan dan pengalaman serta terampil dalam memilih dan melaksanakan model pembelajaran yang efektif bagi peserta didik.

1.5 Definisi Operasional

Untuk menghindari salah persepsi dan untuk menyamakan prinsip terhadap istilah yang digunakan, maka di berikan beberapa definisi operasional sebagai berikut :

1.5.1 Model Pembelajaran Inkuiri

Pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan (Sudrajat, 2011).

1.5.2 Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)

Pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) adalah suatu model pembelajaran yang dalam pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan/petunjuk yang cukup luas untuk siswa (Thohiron, 2012).

(23)

1.5.3 Media Mind Mapping

Sugiarto (2004), mengemukakan media mind mapping merupakan teknik meringkas bahan yang perlu dipelajari, dan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau teknik grafik sehingga lebih mudah memahaminya.

1.5.4 Minat Belajar

Minat belajar merupakan salah satu alat motivasi atau alasan bagi siswa untuk melakukan aktivitas belajar (Santi, 2013). Minat belajar adalah suatu kerangka mental yang terdiri dari kombinasi gerak perpaduan dan campuran dari perasaan, prasangka, cemas dan kecendrungan- kecendrungan yang biasa mengarahkan individu ke suatu pilihan tertentu (Riadi, 2012).

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Belajar Dan Pembelajaran

Belajar merupakan kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap jenjang pendidikan. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dan penting dalam keseluruhan proses pendidikan. Pengertian lain belajar yaitu suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Dalam proses belajar mengajar (PBM) akan terjadi interaksi antara peserta didik dan pendidik. Peserta didik atau anak didik adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar, sedang pendidik adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar-mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial dibidang pembangunan. Dalam melaksanakan suatu kegiatan belajar mengajar tentunya banyak faktor yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya kegiatan belajar mengajar ( Slameto, 2003 ).

Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku, yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Belajar merupakan kegiatan orang sehari-hari kegiatan belajar tersebut dapat dihayati atau dialami oleh orang yang sedang belajar ( Purwanto, 1995 ).

(25)

Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan sengaja. Tujuan pembelajaran adalah membantu siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku yang dimaksud meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan prilaku siswa. Tujuan pembelajaran menggambarkan kemampuan atau tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai oleh siswa setelah mereka mengikuti suatu proses pembelajaran dan perubahan prilaku dan tingkah laku yang positif dari peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar, seperti : perubahan yang secara psikologis akan tampil dalam tingkah laku yang dapat diamati melalui alat indera oleh orang lain baik tutur katanya, motorik dan gaya hidupnya.

Menurut Mulyasa (2003) dalam Maheni (2011), “Pembelajaran adalah proses interaksi antar siswa dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Hal ini dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran merupakan proses dimana melibatkan guru dengan semua komponen yaitu : tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian. Jadi proses pembelajaran merupakan suatu sistem yang saling terkait antar komponennya di dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.

2.2 Model Pembelajaran Inkuiri

Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki

(26)

sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Pembelajaran menggunakan metode inkuiri (inquiry training) pertama kali dikembangkan oleh Richard Suchman yang menginginkan agar siswa bertanya mengapa suatu peristiwa terjadi, kemudian siswa melakukan kegiatan, mengumpulkan dan menganalisis data, sampai akhirnya siswa menemukan jawaban dari pertanyaan tersebut. Pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan (Sudrajat, 2011).

Ciri-ciri pembelajaran inkuiri yaitu pertama, menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri dan ketiga, tujuan dari pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental (Herdian, 2010).

Menurut Sudrajat (2011), pembelajaran inkuiri dapat dibedakan menjadi : inkuiri terbimbing (guided inquiry), inkuiri yang dimodifikasi (modified inquiry), inkuiri bebas (free inquiry), mengundang ke dalam inkuiri (invitation into inquiry), inkuiri pendekatan peranan (inquiry role approach), teka-teki

(27)

bergambar (pictorial riddle), pembelajaran sinektik (synectics lesson) dan kejelasan nilai-nilai (value clarification).

2.3 Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ( Guided Inquiry )

Thohiron (2012), mengemukakan bahwa pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) adalah suatu model pembelajaran yang dalam pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan/petunjuk yang cukup luas untuk siswa. Pada umumnya, model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) terdiri atas: (1) Pernyataan masalah, (2) Prinsip atau konsep yang ditemukan, (3) Alat/bahan, (4) Diskusi pengarahan, (5) Kegiatan penemuan oleh siswa, (6) Proses berpikir kritis dan ilmiah, (7) Pertanyaan yang bersifat terbukadan (8) Catatan guru.

Pada model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) ini, guru memberikan petunjuk-petunjuk kepada siswa seperlunya. Petunjuk tersebut dapat berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing agar siswa mampu menemukan sendiri arah dan tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang diberikan guru. Pengerjaannya dapat dilakukan sendiri atau dapat diatur secara kelompok.

Tujuan umun dari model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) adalah membantu siswa mengembangkan keterampilan intelektual dan keterampilan-keterampilan lainnya, seperti mengajukan pertanyaan dan menemukan (mencari) jawaban yang berasal dari keingintahuan mereka (Tangkas, 2012). Pembelajaran inkuiri terbimbing (giuded inquiry) memiliki 6 karakteristik yaitu : (1) Siswa belajar dengan aktif dan memikirkan sesuatu

(28)

berdasarkan pengalaman, (2) Siswa belajar dengan aktif membangun apa yang telah diketahuinya, (3) Siswa mengembangkan daya pikir yang lebih tinggi melalui petunjuk atau bimbingan pada proses belajar, (4) Perkembangan siswa terjadi pada serangkaian tahap, (5) Siswa memiliki cara belajar yang berbeda satu sama lainnya dan (6) Siswa belajar melalui interaksi sosial dengan lainnya (Riadi, 2012). Adapun tahapan/sintaks dari pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) dapat dilihat pada Tabel 2.1 sebagai berikut :

Tabel 2.1 Tahapan-tahapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) :

Fase ke-

indikator Kegiatan Guru Kegiatan guru 1 2 3 4 5 6 Perumusan masalah Membuat Hipotesis Merancang percobaan Melakukan percobaan untuk memperoleh data Mengumpulkan data dan menganalisis data

Membuat kesimpulan

Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan dituliskan di papan tulis.

Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok. Guru meminta siswa untuk mengajukan jawaban sementara tentang masalah itu.

Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis.

Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan.

Guru membimbing siswa dalam menentukan langkah-langkah percobaan.

Guru membimbing siswa mendapatkan data melalui percobaan dan pengamatan langsung.

Guru memberikan kesempatan kepada tiap kelompok untuk menuliskan percobaan ke dalam sebuah media mind mapping dan menyampaikan hasil pengolahan datayang terkumpul.

Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan berdasarkan data yang telah diperoleh.

(29)

2.4 Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pelajar, pengajar, dan bahan ajar. Bentuk-bentuk stimulus dapat digunakan sebagai media, diantaranya adalah hubungan atau interaksi antar manusia, gambar bergerak atau tidak, tulisan dan suara yang direkam (Sanaky, 2009).

Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang sangat penting adalah metode mengajar dan media pengajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pengajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pengajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pengajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik (Hariyanto, 2012).

Secara umum kegunaan media pembelajaran sebagai berikut : (1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik dalam bentuk

(30)

kata-kata tertulis dan lisan, (2) Mengatasi keterbatasan antar ruang, waktu dan daya indera, (3) Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik dan (4) Dengan sifat yang unik pada setiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semua harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit apabila latar belakang lingkungan guru dengan siswa berbeda (Sadiman, 2005).

2.5 Media Mind Mapping

Media Mind mapping merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang digunakan melatih kemampuan menyajikan isi materi pelajaran dengan pemetaan pikiran (mind mapping). Mind map dikembangkan oleh Buzan (2002) sejak akhir tahun 1960-an sebagai cara untuk mendorong peserta didik mencatat hanya dengan menggunakan kata kunci dan gambar.

Pemetaan pikiran (mind mapping) adalah teknik meringkas bahan yang perlu dipelajari, dan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau teknik grafik sehingga lebih mudah memahaminya (Sugiarto, 2004). Kegiatan ini sebagai upaya yang dapat mengoptimalkan fungsi otak kiri dan kanan, yang kemudian dalam aplikasinya sangat membantu untuk memahami masalah dengan cepat karena telah terpetakan. Hasil mind mapping berupa mind map. Mind map merupakan suatu diagram yang digunakan untuk

(31)

mempresentasikan kata-kata, ide-ide, tugas-tugas, ataupun suatu yang lainnya dikaitkan dan disusun mengelilingi kata kunci ide utama.

Media mind mapping bisa disebut sebuah peta rute dengan menggunakan ingatan, membuat kita bisa menyusun fakta dan fikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja otak kita yang alami akan dilibatkan sejak awal sehingga mengingat informasi akan lebih mudah dan bisa diandalkan dari pada menggunakan teknik mencatat biasa. Media mind mapping disebut pemetaan pikiran atau peta pikiran, adalah salah satu cara mencatat materi pelajaran yang memudahkan siswa untuk belajar. Media mind mapping bisa juga dikategorikan sebagai teknik mencatat kreatif. Dikategorikan ke dalam teknik kreatif karena pembuatan media mind mapping ini membutuhkan pemanfaatan imajinasi dari si pembuatnya. Siswa yang kreatif akan lebih mudah membuat media mind mapping ini.

Langkah-langkah pembelajaran dengan media mind mapping: (1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, (2) Guru mengemukakan konsep/masalah yang akan ditanggapi oleh siswa. Permasalahan sebaiknya dipilih yang mempunyai banyak alternatif jawaban, (3) Peserta didik mengidentifikasi alternatife jawaban dalam bentuk peta pikiran atau diagram, (4) Beberapa peserta didik diberi kesempatan untuk menjelaskan ide pemetaan konsep berfikirnya dan (5) Dari data hasil diskusi, peserta didik diminta membuat kesimpulan dan guru memberi peta konsep yang telah disediakan sebagai pembanding.

(32)

Menurut Mulyatiningsih (2012), Pembelajaran dengan media mind mapping bertujuan membuat materi berpola secara visual dan grafis yang akhirnya dapat membantu merekam, memperkuat, dan mengingat kembali informasi yang telah dipelajari. Media mind mapping memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat didalam diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak maka akan memudahkan seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun secara verbal. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk, dan sebagainya memudahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima.

Media mind mapping yang dibuat oleh siswa dapat bervariasi pada setiap materi. Hal ini disebabkan karena berbedanya emosi dan perasaan yang terdapat dalam diri siswa setiap saat. Suasana menyenangkan yang diperoleh siswa ketika berada diruang kelas pada saat proses belajar akan mempengaruhi penciptaan pemetaan pikiran. Dengan demikian, guru diharapkan dapat menciptakan suasana yang mendukung kondisi belajar siswa terutama dalam proses pembuatan media mind mapping.

Membuat media mind mapping membutuhkan imajinasi atau pemikiran, adapun cara pembuatan media mind mapping adalah: (1) Mulailah dari tengah kertas kosong, (2) Gunakan gambar (simbol) untuk ide utama, (3) Gunakan berbagai warna, (4) Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat, (5) Buatlah garis hubung yang melengkung, (6) Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis dan (7) Gunakan gambar. Adapun contoh aplikasi media mind mapping dapat dilihat pada Gambar 2.1 sebagai berikut :

(33)

Gambar 2.1 Contoh Aplikasi Media Mind Mapping

Berdasarkan penelitian Sapitri (2010), menunjukkan dengan penerapan strategi pembelajaran mind mapping, minat belajar siswa meningkat dan aktivitas perilaku yang tidak sesuai mengalami penurunan. Berikut ini disajikan perbedaan antara catatan tradisional (catatan biasa) dengan catatan pemetaan pikiran (mind mapping), seperti dapat dilihat pada Tabel 2.2 sebagai berikut : Tabel 2.2 Perbedaan Catatan Biasa danMedia Mind Mapping

Catatan Biasa Media Mind Mapping Hanya berupa tulisan-tulisan saja Berupa tulisan, simbol dan gambar Hanya dalam satu warna Berwarna-warni

Untuk mereview ulang memerlukan waktu yang lama

Untuk mereview ulang diperlukan waktu yang pendek

Waktu yang diperlukan untuk belajar lebih lama

Waktu yang diperlukan untuk belajar lebih cepat dan efektif

Statis Membuat individu menjadi lebih kreatif

(34)

2.6 Minat Belajar

Minat berperan sangat penting dalam kehidupan peserta didik dan mempunyai dampak yang besar terhadap sikap dan perilaku. Siswa yang berminat terhadap suatu kegiatan belajar akan berusaha lebih keras dibandingkan siswa yang kurang berminat. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya (Slameto, 2003).

Menurut pendapat Hermawati (2012), yang mengemukakan bahwa dengan pembelajaran inkuiri yang menuntut siswa untuk mengembangkan proses pembelajarannya sangat didukung oleh minat siswa terhadap pelajaran, dan terlihat bahwa minat sangat berkontribusi dalam aktivitas atau keberhasilan belajar siswa. Menurut Dewi (2013), minat tersebut akan timbul dalam diri siswa apabila siswa tertarik akan sesuatu karena sesuatu tersebut merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi dirinya atau merasa bahwa sesuatu tersebut merupakan hal yang harus dipelajari dan ketika ia sudah mempelajari maka akan timbul kebermaknaan dan berguna bagi dirinya.

Minat adalah kecenderungan seseorang terhadap obyek atau sesuatu kegiatan yang digemari yang disertai dengan perasaan senang, adanya perhatian, dan keaktifan berbuat. Minat mengandung unsur kognisi (mengenal), emosi (perasaan), dan konasi (kehendak). Oleh sebab itu, minat dianggap sebagai respon yang sadar, sebab jika tidak demikian, minat tidak akan mempunyai arti

(35)

apa-apa. Unsur kognisi maksudnya adalah minat itu didahului oleh pengetahuan dan informasi mengenai obyek yang dituju oleh minat tersebut, ada unsur emosi karena dalam partisipasi atau pengalaman itu disertai oleh perasaan tertentu, seperti rasa senang. Dari ketiga unsur inilah yang diwujudkan dalam suatu bentuk kemauan dan hasrat untuk melakukan suatu kegiatan, termasuk kegiatan yang ada di sekolah seperti belajar ( Sadirman, 1988 ).

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati siswa, diperhatikan terus-menerus yang disertai rasa senang dan diperoleh rasa kepuasan. Lebih lanjut dijelaskan minat adalah suatu rasa suka dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Sedangkan pengertian belajar dapat dikemukakan sebagai berikut: “Belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman kecuali perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh proses menjadi matangnya seseorang atau perubahan yang intensif atau bersifat temporer (Riadi, 2012).

Minat belajar adalah aspek psikologi seseorang yang menampakkan diri dalam beberapa gejala, seperti : gairah, kemauan, perasaan suka untuk melakukan proses perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman, dengan kata lain, minat belajar itu mempunyai ketergantungan pada faktor internal seseorang (siswa) seperti perhatian, kemauan dan kebutuhan terhadap belajar yang ditunjukkan melalui keantusiasan, partisipasi dan keaktifan dalam belajar (Sadirman, 2008). Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa minat belajar itu ialah

(36)

kondisi kejiwaan yang dialami oleh siswa untuk menerima atau melakukan suatu aktivitas belajar.

2.7 Hasil Penelitian Yang Relevan

Menurut Kencanawati (2013), dalam penelitiannya menunjukkan bahwa penerapan model pembelajarn inkuiri terbimbing dapat meningkatkan minat belajar siswa dan model pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh positif terhadap hasil belajar IPA siswa. Menurut Putri (2013), dalam dalam penelitiannya menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) menjadikan siswa lebih terarah dalam kegiatan pembelajaran sehingga membantu siswa memperoleh pengetahuan secara utuh.

2.8 Kerangka Berpikir

Pembelajaran merupakan kegiatan yang bertujuan secara sistematis dan terarah pada terjadinya proses belajar. Metode ceramah sering dipandang sudah biasa bahkan cenderung membuat siswa merasa bosan dalam mengikuti proses pembelajaran, dan berdampak pada siswa terutama dalam hal keaktifan dimana siswa menjadi pasif (Maheni, 2011).

Oleh karena itu, perlu adanya penggunaan metode pembelajaran yang dapat menjadikan siswa menjadi lebih aktif dan kreatif. Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran dikelas VIIA SMP PGRI 4 Denpasar ada beberapa hal yang ditemui yaitu model pembelajaran masih didominasi dengan metode ceramah dan proses pembelajaran lebih banyak mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru sehingga keterlibatan siswa kurang dan hanya

(37)

di dominasi oleh siswa tertentu. Hal ini menyebabkan kebosanan pada diri siswa sehingga minat belajar siswa menurun.

Oleh sebab itu diperlukan model pembelajaran yang dapat meningkatkan minat belajar siswa yaitu peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) divariasikan dengan media mind mapping. Model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) merupakan suatu model pembelajaran yang dalam pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan/ petunjuk yang cukup luas untuk siswa (Thohiron, 2012). Media mind mapping

merupakan teknik meringkas bahan yang akan dipelajari ke dalam bentuk peta atau grafis dengan cara membuat pengelompokan setiap materi yang dipelajari sehingga lebih mudah memahaminya dan tidak membosankan.

Data minat belajar diukur dengan angket, kemudian setelah didapatkan data dari hasil angket dianalisis. Sehingga dapat diketahui bahwa dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) divariasikan dengan media mind mapping minat belajar biologi siswa meningkat. Penerapan model pembelajaran yang baru ini diharapkan dapat meningkatkan minat belajar siswa dan merubah perilaku peserta didik dikelas yang tadinya pasif dan tidak berfokus pada satu sumber belajar yang nantinya siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran. Bagan alur kerangka berpikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.2 sebagai berikut :

(38)

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir Penelitian

Penerapan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing ( Guided Inquiry ) divariasikan dengan media Mind Mapping

Hasil Observasi

Rendahnya mutu pendidikan dilihat dari penggunaan metode ceramah dan penggunaan media yang kurang efektif

Kurangnya minat belajar siswa

Tahap persiapan

Analisis Data Wilcoxon Macth Pairs Test

Minat Belajar Siswa Meningkat Posttest

(39)

2.8Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut : Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Divariasikan Dengan Media Mind Mapping

Berpengaruh Terhadap Minat Belajar Biologi Siswa Kelas VII SMP PGRI 4 Denpasar Tahun Ajaran 2013/2014.

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian Pre-Eksperimental Designs, karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random. Rancangan penelitian yang digunakan adalah One-group Pretest-Posttest Designs. Sebelum diberikan perlakuan, diberikan pretest dan setelah diberikan perlakuan siswa diberikan posttest , dari hasil pretest - posttest dapat dibandingkan keadaan sebelum diberi perlakuan dengan sesudah diberi perlakuan ( Sugiyono, 2011).

3.2 Tempat dan waktu penelitian

Pelaksanaan penelitian ini mengambil lokasi di SMP PGRI 4 Denpasar Kelurahan Pedungan Kecamatan Denpasar Selatan Kota Denpasar Tahun Ajaran 2013/2014. Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 08 sampai dengan 30 April 2014.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIIA SMP PGRI 4 Denpasar. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik “Sampling jenuh” karena populasi relatif

kecil, maka semua anggota populasi dijadikan sampel yang jumlahnya 31 siswa (Sugiyono, 2011).

(41)

3.4 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable) (Sugiyono, 2011). Variabel bebas pada penelitian ini adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) divariasikan dengan media mind mapping. Model pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan (Sudrajat, 2011). Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat belajar biologi siswa.

3.5 Prosedur Penelitian

Adapun rincian dari masing-masing langkah dalam prosedur penelitian adalah sebagai berikut :

3.5.1 Observasi terhadap rancangan dan pelaksanaan pembelajaran di kelas dan interview dengan guru mata pelajaran biologi.

3.5.2 Merancang perangkat pembelajaran, yaitu rancangan pengajaran dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) dengan media mind mapping. Perangkat pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Angket Minat Belajar.

3.5.3 Merancang instrumen penelitian yaitu Angket Minat Belajar. 3.5.4 Validasi isi perangkat pembelajaran dan Angket Minat Belajar.

(42)

Sebelum digunakan dalam penelitian, perangkat pembelajaran dan angket minat belajar divalidasi oleh ahli dan praktisi. Tujuannya adalah untuk mendapatkan kebenaran isi perangkat pembelajaran dan angket minat belajar tersebut. Perangkat pembelajaran dan angket minat belajar divalidasi oleh seorang ahli (dosen), guru pamong. 3.5.5 Mengimplementasikan model pembelajaran :

1. Melaksanakan pretest, test yang digunakan pada pretest ini adalah angket minat belajar siswa.

2. Melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) divariasikan dengan media mind mapping pada kelas eksperimen. Langkah-langkah pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) melalui media mind mapping pada kelas eksperimen secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut.

1) Tahap 1 : Menyajikan Pertanyaan atau Masalah

a. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok. b. Guru membimbing siswa mengidentifikasi

masalah dan di tuliskan di papan tulis. 2) Tahap 2 : Membuat Hipotesis

a. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk curah pendapat dalam membentuk hipotesis.

b. Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan

(43)

memprioritaskan hipotesis yang akan digunakan untuk dijadikan prioritas penyelidikan.

3) Tahap 3 : Merancang Percobaan

a. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan sekaligus siswa menuliskan alat dan bahan yang digunakan.

b. Guru membimbing siswa dalam menentukan langkah-langkah percobaan.

4) Tahap 4 : Melakukan Percobaan untuk Memperoleh Data. a. Guru membimbing siswa mendapatkan data

melalui percobaan dan melakukan pengamatan langsung.

5) Tahap 5 : Mengumpulkan dan Menganalisis Data a. Guru memberikan kesempatan kepada tiap

kelompok untuk menuliskan percobaan ke dalam mind mapping dan menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul.

6) Tahap 6 : Membuat Kesimpulan

a. Guru membimbing siswa dalam membuat suatu kesimpulan berdasarkan hasil data yang

(44)

telah diperoleh dan mempresentasikan mind mapping ke depan kelas.

3.5.6 Melaksanakan posttest, yang digunakan pada posttest ini sama dengan tes yang digunakan pada pretest yaitu hanya berupa angket minat belajar siswa.

3.5.7 Peneliti melakukan analisis dan evaluasi terhadap efektivitas pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) divariasikan dengan media mind mapping ditinjau dari ketercapaian tujuan, yaitu peningkatan minat belajar siswa.

3.6 Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), dan Angket Minat Belajar Siswa.

3.6.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Silabus dan RPP yang digunakan pada penelitian ini disesuaikan dengan silabus yang digunakan di SMP PGRI 4 Denpasar.

3.6.2 Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS dibuat untuk mengaplikasikan RPP yang digunakan. LKS tersebut akan menuntun siswa dalam melaksanakan pembelajaran. Isi dari LKS tersebut meliputi SK, KD, Indikator dan Materi ajar. Dalam

(45)

LKS terdapat beberapa masalah yang harus di diskusikan oleh siswa dalam diskusi kelompok yang dikembangkan sesuai dengan pembelajaran inkuiri terbimbing.

3.6.3 Angket Minat Belajar Siswa

Minat belajar merupakan data kuantitatif. Data minat belajar menggunakan angket yang disebarkan kepada seluruh siswa. Pada angket minat terdapat beberapa aspek yang digunakan untuk mengukur minat belajar siswa meliputi perhatian, relevansi, percaya diri, dan kepuasan. Rekap skor yang diberikan siswa terhadap pernyataan-pernyataan dalam angket minat siswa dibuat dengan ketentuan sangat setuju (5), setuju (4), ragu-ragu (3), tidak setuju (2), dan sangat tidak setuju (1).

3.7 Validitas Perangkat Pembelajaran

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah RPP, LKS, dan Angket Minat Belajar Siswa.

3.7.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP yang digunakan dalam penelitian ini, divalidasi oleh Dosen Pembimbing I yaitu Ibu Dra. Dewa Ayu Sri Ratnani, MP dan Dosen Pembimbing II yaitu Ibu Dra. Desak Nyoman Budiningsih, M.Si, dan seorang praktisi (guru pamong ) yaitu Ibu Ni Kadek Ayu Sartika Dewi, S.Pd. Jenis validasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu validasi isi.

(46)

3.7.2 Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS yang digunakan dalam penelitian ini, divalidasi oleh Dosen Pembimbing I yaitu Ibu Dra. Dewa Ayu Sri Ratnani, MP dan Dosen Pembimbing II yaitu Ibu Dra. Desak Nyoman Budiningsih, M.Si, dan seorang praktisi (guru pamong) yaitu Ibu Ni Kadek Ayu Sartika Dewi, S.Pd.

3.7.3 Angket Minat Belajar

Untuk mengetahui kelayakan dari instrumen maka perlu dilakukan uji coba validitas isi instrumen. Pengujian validitas isi dilakukan oleh dosen yaitu sebagai validator ahli yang memberikan pendapatnya dan keputusan bahwa angket dapat digunakan dalam penelitian. Guru pamong dari SMP PGRI 4 Denpasar yang juga ikut memberikan pendapat dan saran tentang instrumen yang digunakan. Angket yang digunakan dalam penelitian ini, divalidasi oleh Dosen Pembimbing I yaitu Ibu Dra. Dewa Ayu Sri Ratnani, MP dan Dosen Pembimbing II yaitu Ibu Dra. Desak Nyoman Budiningsih, M.Si, dan seorang praktisi (guru pamong) yaitu Ibu Ni Kadek Ayu Sartika Dewi, S.Pd.

3.8 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data secara empiris mengenai variabel yang diteliti teknik pengumpulan data merupakan cara untuk mengumpulkan data yang digunakan dalam penelitian. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini

(47)

meliputi minat belajar biologi siswa terhadap model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) divariasikan dengan media mind mapping.

Data mengenai minat belajar biologi siswa dikumpulkan dengan menggunakan Kuesioner (Angket). Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti mengetahui pasti mengenai variabel yang diukur dan mengetahui apa yang bias diharapkan dari responden (Sugiyono, 2011). Dan variabel yang akan diteliti adalah minat belajar biologi siswa. Kuisioner (Angket) dalam penelitian ini adalah angket tertutup yaitu angket yang telah dilengkapi dengan pilihan jawaban sehingga responden hanya memberi jawaban pada jawaban yang telah dipilih. Angket yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran 3. Adapun penggolongan pernyataan dari angket minat belajar siswa terhadap pertanyaan butir positif dan pertanyaan butir negatif yang disajikan pada Tabel 3.1 sebagai berikut :

Tabel 3.1 Penggolongan Pernyataan Angket Minat Belajar Siswa

No Aspek Angket Minat Belajar No Pernyataan Positif No Pernyataan Negatif 1 Perhatian 1, 15, 21, 24, 29 4, 10, 26

2 Relevansi 2, 5, 13, 20, 22, 23, 28 8, 25 3 Percaya Diri 3, 6, 11, 27, 30 9, 17 4 Kepuasan 7, 12, 14, 16, 18, 19, 32, 33, 34 31

(48)

3.9 Analisis Data Minat Belajar

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berupa data kuantitatif. Minat belajar biologi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian ini berupa derajat ekspresi siswa yang dikategorikan atas : sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Item pernyataan berjumlah 34 item. Pemberian item pada setiap pertanyaan yaitu : sangat setuju (SS) = 5, setuju (S) = 4, ragu-ragu (R) = 3, tidak setuju (TS) = 2, dan sangat tidak setuju (STS) = 1. Hasil data dari angket minat belajar siswa ditabulasi terlebih dahulu. Analisis minat belajar biologi siswa pada pretest dan

posttest dianalisis menggunakan statistik deskriptif berdasarkan nilai rata-rata dan standar deviasi. Data minat dianalisis dengan mencari kriteria penggolongan minat belajar siswa. Secara umum mencari kriteria penggolongan minat belajar siswa dapat dihitung dengan rumus:

Range = Max – Min i = Range

k

Sumber : Sudrajat dan Achyar (2010 ) Keterangan :

Range : Nilai minat belajar siswa

Max : Skor tertinggi minat belajar siswa Min : Skor terendah minat belajar siswa

i : Lebar Kelas

(49)

Kriteria penggolongan minat belajar siswa dari skor yang diperoleh, terdapat 3 penggolongan dengan rentang skor dari 34-79 dikategorikan Rendah, skor 80-125 dikategorikan Sedang dan rentang skor dari 126-175 dikategorikan Tinggi.

Untuk menentukan kategori dari masing-masing aspek minat diuji menggunakan Wilcoxon Macth Pairs Test sedangkan untuk menguji hipotesis untuk mengetahui signifikansi minat belajar terhadap model pembelajaran juga menggunakan statistik nonparametrik test juga digunakan uji Wilcoxon Macth Pairs Test dengan bantuan program komputer SPSS 16.0 for Windows untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) divariasikan dengan media mind mapping terhadap minat belajar biologi siswa.

(50)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dikelas VIIA SMP PGRI 4 Denpasar pada semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah sampel 31 orang. Adapun hasil penelitian ini meliputi minat belajar biologi siswa terhadap pelaksanaan model pembelajaran yang diterapkan. Adapun hasil-hasil penelitian yang dipaparkan meliputi : 1) deskripsi umum hasil penelitian, 2) analisis data, dan 3) pengujian hipotesis. Data hasil penelitian disajikan sebagai berikut . 4.1.1 Deskripsi Umum Minat Belajar Biologi Siswa

Dalam penelitian ini, penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) divariasikan dengan media mind mapping terhadap minat belajar biologi siswa diukur dengan angket tertutup yang terdiri atas 34 item pernyataan. Angket tersebut disebarkan pada kelas sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) mengikuti kegiatan pembelajaran.

Deskripsi umum hasil penelitian ini yang dipaparkan mencakup nilai rata-rata skor dan standar deviasi. Rekapitulasi nilai hasil minat belajar biologi siswa dapat diketahui bahwa adanya perbedaan rekapitulasi hasil minat belajar biologi siswa, sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) dimana terdapat peningkatan terhadap minat belajar biologi siswa setelah diberikan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) yang divariasikan dengan media mind mapping. Hasil rata-rata sebelum (pretest) yaitu dengan nilai rata-rata mencapai 114,97 dan sesudah (posttest) yaitu dengan nilai rata-rata

(51)

mencapai 123,36. Data mengenai hasil analisis secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 6. Peningkatan nilai rata-rata yang terjadi karena pada saat diberikan

posttest siswa sudah dapat memahami model pembelajaran yang diterapkan dibandingkan pada saat diberikan pretest dimana siswa belum paham mengenai model pembelajaran yang akan diterapkan hanya mengetahui metode ceramah saja, sehingga pada saat diberikan posttest rata-rata skor minat belajar siswa meningkat dibandingkan sebelum diberikan model pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui mengenai kategori minat belajar biologi siswa pada Tabel 4.1 sebagai berikut :

Tabel 4.1 Kategori Minat Belajar Biologi Siswa Sebelum(Pretest) dan Sesudah (Posttest) Diberikan Perlakuan :

Frekuensi Siswa

No Interval Klasifikasi Pretest % Posttest %

1 34-79 Rendah 0 0% 0 0%

2 80-125 Sedang 29 93,55% 21 67,75% 3 126-175 Tinggi 2 6,45% 10 32,25%

Sumber: Lampiran 7

Dari Tabel 4.1 dapat dilihat frekuensi minat belajar biologi siswa sebelum diberikan perlakuan (pretest) dan sesudah diberikan perlakuan (posttest). Pada pretest frekuensi terbanyak berada dalam kategori sedang sebanyak 29 orang (93,55%) dan pada posttest mengalami penurunan menjadi 21 orang ( 67,75%) tetapi kategori tinggi pada pretest 2 orang (6,45%) pada saat

posttest meningkat menjadi 10 orang (32,25%). Hal ini menunjukkan terjadinya peningkatan minat belajar siswa dari pretest ke posttest. Setelah diberikan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) divariasikan dengan media

(52)

mind mapping siswa menjadi paham tentang model pembelajaran yang diterapkan sehingga frekuensi tinggi diperoleh 10 orang.

Penilaian minat belajar berdasarkan angket yang digunakan meliputi empat aspek, yaitu perhatian, relevansi, percaya diri, dan kepuasan. Hasil perhitungan rata-rata berdasarkan aspek minat belajar biologi siswa antara

pretest dan posttest dapat dibuat histogram seperti pada Gambar 4.2 sebagai berikut :

Gambar 4.2 Histogram nilai rata-rata berdasarkan penggolongan aspek minat belajar biologi siswa.

Berdasarkan Gambar 4.2 hasil pengamatan setiap siswa terdapat perbedaan skor sebelum perlakuan dan setelah perlakuan. Terlihat bahwa secara keseluruhan minat belajar biologi siswa mengalami peningkatan. Pada aspek kepuasan memiliki nilai rata-rata yang paling tinggi dibandingkan dengan aspek perhatian, relevansi, percaya diri. Pada aspek kepuasan memiliki nilai rata-rata pada saat pretest sebesar 34,84 sedangkan pada saat posttest sebesar 36,81

24,97 31,71 23,45 34,84 26,23 34,55 25,77 36,81 0 5 10 15 20 25 30 35 40

Perhatian Relevansi Percaya Diri Kepuasan

Pretest Posttest

(53)

dengan presentase peningkatan 5,65%. Aspek yang memiliki nilai rata-rata terendah yaitu pada aspek percaya diri, yaitu pada pretest nilai rata-rata sebesar 23,45 sedangkan pada posttest meningkat sebesar 25,77 dengan presentase peningkatan 9,90%. Dan aspek perhatian memiliki nilai rata-rata yaitu pada

pretest sebesar 24,97 pada posttest meningkat sebesar 26,23 dengan presentase peningkatan sebesar 5%. Aspek relevansi memiliki nilai rata-rata pada pretest

sebesar 31,71 pada posttest meningkat sebesar 34,55 dengan presentase peningkatan sebesar 8,95%. Jadi total keseluruhan presentase peningkatan berdasarkan penggolongan aspek minat belajar yaitu 29,5%. Hasil analisis berdasarkan penggolongan aspek minat belajar biologi siswa dapat dilihat pada Lampiran 8 dan hasil analisis aspek minat belajar biologi siswa di uji menggunakan Wilcoxon Macth Pairs Test dapat dilihat pada Lampiran 9.

4.1.2 Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis yang diajukan, yaitu ingin mengetahui apakah Ada Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Divariasikan Dengan Media Mind Mapping Terhadap Minat Belajar Biologi Siswa Kelas VII SMP PGRI 4 Denpasar Tahun Ajaran 2013/2014, maka digunakan analisis uji Wilcoxon Macth Pairs Test. Hasil Analisis Hipotesis Uji

Wilcoxon Macth Pairs Test dapat dilihat pada Tabel 4.3 sebagai berikut : Tabel 4.3 Analisis Hipotesis Uji Wilcoxon Macth Pairs Test

No Wilcoxon Macth Pairs Test Z Sig.

(54)

Berdasarkan Tabel 4.3 hasil uji menggunakan Wilcoxon Macth Pairs Test, didapatkan nilai yang signifikansi berada dibawah taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan nilai Wilcoxon Macth Pairs Test (Z) nilai yang didapat yaitu sebesar -4,868 dengan nilai signifikansi 0,000<0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya Ada Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Divariasikan Dengan Media

Mind Mapping Terhadap Minat Belajar Biologi Siswa Kelas VII SMP PGRI 4 Denpasar Tahun Ajaran 2013/2014. Hasil uji hipotesis menggunakan Wilcoxon Match Pairs Test dapat dilihat pada Lampiran 10.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang diperoleh, diketahui terjadi peningkatan nilai rata-rata minat belajar biologi siswa kelas VIIA SMP PGRI 4 Denpasar Tahun Ajaran 2013/2014 yang menunjukkan nilai rata-rata pada pretest sebesar 114,97 dan pada saat posttest mengalami peningkatan yaitu sebesar 123,36. Peningkatan ini disebabkan karena adanya pengaruh penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) divariasikan dengan media mind mapping terhadap minat belajar biologi siswa kelas VII SMP PGRI 4 Denpasar Tahun Ajaran 2013/2014. Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) dapat meningkatkan minat belajar siswa secara keseluruhan yang tergolong tinggi dengan presentase 32,25%. Keberhasilan ini dikarenakan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) divariasikan dengan media mind mapping, siswa dapat belajar dalam kelompok

(55)

untuk bereksperimen, berdiskusi dan menjawab hipotesis dari permasalahan yang diberikan sehingga siswa menjadi lebih aktif serta minat belajar siswa untuk mengikuti proses pembelajaran menjadi lebih baik tergolong tinggi dibandingkan dengan siswa yang belajar dengan metode ceramah akibatnya minat belajar siswa menjadi berkurang.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Kencanawati (2013), dalam penelitiannya menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) dapat meningkatkan minat belajar siswa dan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) berpengaruh positif terhadap hasil belajar IPA, dalam penelitiannya didapatkan hasil (p=0,000<0,01) dengan presentase peningkatan dari pretes ke postest yaitu sebesar 62,5%. Pendapat ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Putri (2013), dalam model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) menjadikan siswa lebih terarah dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat membantu siswa memperoleh pengetahuan secara utuh, dalam penelitiannya didapatkan hasil pada saat pretest 52,11 dan pada saat posttest 87,24 dengan peningkatan 67%. Minat belajar yang tinggi juga diperkuat dengan adanya respon atau tanggapan yang positif dari siswa terhadap penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) yang divariasikan dengan media mind mapping .

Dari hasil perhitungan skor setiap aspek minat belajar siswa terlihat bahwa peningkatan skor tertinggi terdapat pada aspek kepuasan yaitu nilai rata-rata saat pretest mencapai 34,84 dan pada posttest nilai rata-rata mencapai 36,81 dengan presentase peningkatan sebanyak 5,56%. Hal ini dikarenakan

(56)

dalam kegiatan pembelajaran siswa tidak hanya mendengarkan ceramah dan mencatat, tetapi siswa memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi kemampuan yang dimiliki baik individu maupun dalam kelompok. Rasa keingintahuan siswa dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) divariasikan dengan media mind mapping siswa diberi kesempatan untuk belajar aktif dengan membangun apa yang telah diketahuinya. Serta diberikan kebebasan untuk menuangkan ide-ide yang kreatif yang dihubungkan dalam penyelesaian masalah dan dituangkan ke dalam media mind mapping.

Penggunaan media mind mapping juga sangat berpengaruh dalam menciptakan suasana belajar yang bermakna bagi siswa sehingga siswa menjadi lebih aktif dalam belajar. Jadi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) divariasikan dengan media

mind mapping memudahkan siswa untuk mengingat materi yang dipelajari secara cepat karena sudah dituangkan kedalam catatan mind mapping sehingga mudah untuk dipelajari.

Minat belajar biologi siswa yang sangat baik juga diperkuat dengan adanya peningkatan dari aspek perhatian, relevansi, dan percaya diri. Keseluruhan dari semua aspek mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena dalam proses pembuatan mind mapping, siswa sebelumnya membaca dan memahami materi yang dituangkan ke dalam mind mapping. Dengan belajar kelompok untuk membuat mind mapping, siswa dapat saling bertukar pikiran, dapat saling memberi dan menerima. Siswa saling berinteraksi dimana siswa yang lebih pintar membantu siswa yang kurang pintar. Semua anggota dalam

(57)

kelompok bekerja sama dan bertanggung jawab terhadap mind mapping yang dibuat. Sehingga semua anggota kelompok memahami isi dari mind mapping

yang dibuat.

Rasa percaya diri secara tidak langsung muncul setelah siswa memahami materi yang dipresentasikan melalui mind mapping ini terlihat dengan kesiapan siswa dalam mempresentasikannya. Beberapa siswa yakin dengan mind mapping

yang mereka buat adalah yang terbaik namun ada beberapa siswa masih dan kurang percaya diri saat mempresentasikan dan melihat hasil mind mapping. Pada saat pembuatan media mind mapping siswa juga merasa kurang percaya diri dengan hasil mind mapping yang dibuat. Selain itu pada saat proses pembelajaran berlangsung rasa percaya diri siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan sangat kurang. Hal tersebut yang menyebabkan percaya diri siswa mengalami peningkatan yang paling rendah yaitu pada saat

pretest sebesar 23,45 dan pada saat posttest meningkat menjadi 25,77 dengan presentase peningkatan sebesar 9,90%.

Pada aspek perhatian mengalami peningkatan yaitu pada saat pretest

sebesar 24,97 dan pada saat posttest meningkat menjadir 26,23 dengan presentase peningkatan sebesar 5%. Hal ini dikarenakan pada saat proses pembelajaran berlangsung semua siswa dapat memperhatikan penjelasan dari guru, yang mudah diterima oleh siswa serta penggunaan media pembelajaran yang menarik sangat membantu siswa dalam memusatkan perhatian pada kegiatan pembelajaran.

Gambar

Tabel 2.1 Tahapan-tahapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided       Inquiry) :
Gambar 2.1 Contoh Aplikasi Media Mind Mapping
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir Penelitian
Tabel 3.1 Penggolongan Pernyataan Angket Minat Belajar Siswa
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Pengertian diatas dapat dihubungkan dalam penelitian ini, dimana atlet yang memiliki pengetahuan yang cukup belum tentu kesegaran jasmaninya baik karena belum tentu

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka penelitian ini bertujuan “ untuk mengetahui bagaimana Pengaruh

Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Cabang Kawi Kota Malang dalam mengatasi kredit bermasalah sebaiknya apabila tidak adanya itikad baik dari debitor maka pihak bank

Dengan adanya indeks tebakan semu pada model logistik tiga parameter, memungkinkan subjek yang memiliki kemampuan rendah mempunyai peluang untuk menjawab butir soal

Telah dilakukan uji t untuk melihat apakah ada hubungan yang signifikan atau tidak antar variabel, dan ternyata tolak H0, dengan kata lain terdapat hubungan yang signifikan antara

RST merupakan pengembangan dari lokasi Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa yang berlokasi di Ciputat, dan untuk selanjutnya LKC akan dioperasikan menjadi Layanan

Bambang Warsita (2008: 272), mengemukakan secara garis besar komponen strategi pembelajaran dapat dikelompokan sebagai berikut: a) Urutan kegiatan pembelajaran yang

Penataan zonasi di taman nasional Baluran didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam yang membagi ke dalam