Tesis
Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-2
Program Studi Ilmu Fisika Kelompok Bidang Ilmu Matematika
Dan Pengetahuan Alam
Disusun Oleh Muhamad Darwis Umar
21529/I-4/1717/04
kepada
SEKOLAH PASCASARJANA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA 2007
STUDY
ON THE ELECTRONIC STRUCTURES OF
SYMMETRICAL QUANTUM DOTS IN SILICON
NANOCRYSTALS USING p
k
r
.
r
EFFECTIVE MASS
AND TIGHT-BINDING APPROXIMATIONS
A ThesisAs a partial of the requirments for the degree of master of sains
by
Muhamad Darwis Umar
Submitted to
PHYSICS PROGRAM IN THE DEPARTMENT OF MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES
POST GRADUATE PROGRAM GADJAH MADA UNIVERSITY
YOGYAKARTA 2007
iii
TESIS
KAJIAN STRUKTUR ELEKTRONIK QUANTUM DOT
SIMETRIS DALAM NANOKRISTAL SILIKON
DENGAN PENDEKATAN MASSA EFEKTIF k
r
.
p
r
DAN IKATAN KUAT (TIGHT-BINDING)
yang dipersiapkan dan disusun olehMuhamad Darwis Umar 21529/I-4/1717/04
telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 07 Februari 2007
Susunan Dewan Penguji
Pembimbing Utama Anggota Tim Penguji lain
Dr. Kamsul Abraha Pembimbing Pendamping I Dr. Mirza Satriawan Pembimbing Pendamping II ……… Dr. Kuat Triyana Dr. Arief Hermanto ………
Tesis ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister
Tanggal 13 Februari 2007
Dr. Kamsul Abraha
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan diterbitkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, 06 Februari 2007
Muhamad Darwis Umar
Persembahan
To my Parents and my Love
Buat kita dan kalian yang selalu berusaha menterjemahkan
bahasa alam dan pikiran demi pemahaman, teknologi dan spritualitas
Spirit dari Proses Ilmiah:
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam
dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal. (Ali Imr
ā
n, ayat: 190)
Sesungguhnya malaikat merendahkan sayap-sayapnya bagi mereka yang berilmu
karena ridho dengan apa yang dilakukannya (Hadist Rosulullah SAW)
Beberapa Renungan::
Pola adalah tubuh dari Imajinasi dan Logika, sedangkan Ide adalah nyawa
yang menghidupinya (Darwis)
Ilmu seperti juga kecantikan bagaikan bayangan keberadaan dalam cermin,
semakin seseorang mencintainya dengan kebijaksanaan maka semakin sempurna
keindahan wajahnya ia tampakkan (Darwis).
Akal sebagai roh dari ilmu pengetahuan juga membutuhkan sandaran dan
pijakkan dari kegilaan serta kesia-siaan, dan itu pastilah keyakinan atas agama
dan Tuhan (Darwis).
Ilmu dan agama bagaikan sayap sepasang kekasih, penyatuan diantara mereka
laksana perkawinan yang bersifat saling mencukupkan dan mendatangkan
kemaslahatan, sedangkan keterpisahannya akan memicu kepincangan dan
memacu sifat berlebih-lebihan, dari sini kita dapat terbang, hinggap dan
menyelam untuk menatap dan mengenal alam (Darwis).
Imajinasi dan logika itu laksana Fisika dan Matematika, kecocokkan diantara
mereka memberikan Intepretasi dan Persepsi kita tentang alam (Darwis).
PRAKATA
Atas berkah rahmat Allah SWT dengan takdir dan ketetapannya, penghargaan atas kemuliaan junjungan kita Baginda Rosulullah yang meneladani umatnya dalam pengelolaan ego, potensi, perbedaan, hukum-hukum alam yang meligkupi kita, serta dalam usaha menambah khasanah pengetahuan dan wawasan penulis khususnya tentang fisika zat padat, maka tesis dengan judul “Kajian Struktur Elektronik quantum dot Simetris Nanokristal Silikon Dengan Pendekatan Ikatan Kuat (Tight-Binding) dan Pendekatan Massa Efektif k.p” dapat diselesaikan. Karya sederhana ini merupakan muara kecil dari sekian banyak pemanfaatan paradigma mekanika kuantum dan pokok fisika zat padat yang telah secara luas mendorong dan menyemarakkan perjalanan arus budaya dan peradapan melalui teknologi.
Karya ini tentu dimungkinkan oleh berbagai dukungan, kesempatan dan fasilitas dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis berkenan menghaturkan terimakasih pada:
1. Universitas Gadjah Mada-Yogyakarta melalui Program Studi Pascasarjana Ilmu Fisika, yang telah memberikan kesempatan, kemudahan dan dukungan untuk penulis melakukan kuliah, penelitian dan akses internet gratis.
2. Fisikawan yang telah menyebarluaskan informasi hasil penelitian mereka secara luas di internet dan dapat diakses secara gratis.
3. Dr. Kamsul Abraha selaku pembimbing I, yang telah membantu pustaka, membantu pembuatan abstract serta menyempatkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis baik secara langsung maupun tidak langsung di tengah kesibukkan Beliau sebagai Ketua Jurusan, Dosen dan Reviewerdll.
4. Dr. H. Mirza Satriawan selaku pembimbing II, yang berirama cepat tetapi mau membimbing penulis dengan sabar dalam memahami teknik matematis di tengah padatnya jadwal mengajar dan membimbing Beliau, juga terimakasih untuk bantuan pembuatan abstract-nya.
5. Dr. Muhammad Farchani Rosyid, yang sangat inspiratif, sabar dalam mengajari struktur matematika mekanika kuantum, meneladani untuk selalu explore terhadap berbagai bidang serta diskusi-diskusi menarik tentang alam dan matematika.
6. Dr. Kuat Triyana, atas dorongan untuk menyelesaikan studi, semangat adaptasi fisika dalam teknologi dan pasar serta diskusi-diskusi menarik tentang masalah nasional dan kehidupan.
7. Prof. Muslim, sebagai potret tokoh yang idealis, berdedikasi tinggi dan sangat mencintai fisika, Dr. Arif Hermanto, atas diskusi singkat yang sangat inspiratif, dan seluruh dosen fisika.
8. Teman-teman penulis: Toto, Toufik, Eko-Prambanan, Ian-Bengkulu, Agus-Magelang, Ikbal-Ternate, Anto-UNPAD, Zeba-NTT, Romi-06, Timy-05, Wahyu-04, seluruh teman-teman kuliah s2, s1, teman-teman di
berbagai daerah serta adik-adik kos-kosan bu Carik yang ndak sempat disebutkan namanya.
9. Kelurga Besar La Ode Umar yang telah memberikan dorongan materil dan moril.
Sebagai produk dari keterbatasan manusia, maka tentu hasil dari penelitian ini sangat menunggu dan terbuka untuk menerima masukan demi proses pemeliharaan transformasi ilmu-pengetahuan dalam institusi pendidikan tinggi, akhir kata semoga penelitian ini membawa manfaat.
Yogyakarta, 2007
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Halaman Pengesahan iii
Halaman Pernyataan iv Halaman Persembahan v Halaman Motto vi PRAKATA vii DAFTAR ISI x DAFTAR GAMBAR xv
DAFTAR TABEL xvii
DAFTAR LAMPIRAN xviii
DAFTAR SINGKATAN xix
DAFTAR LAMBANG xx
INTISARI xxiii ABSTRACT xxiv
BAB I PENDAHULUAN 1
1. Latar Belakang Masalah………. 1
2. Perumusan Masalah………... 8 3. Batasan Masalah………. 9 4. Tujuan Penelitian………... 10 5. Manfaat Penelitian………. 11 6. Keaslian Penelitian….………... 11 x
7. Kerangka Penulisan.……...……… 12 8. Tinjauan Pustaka...…………...………... 13
1. Struktur Elektronik Silikon Bulk dan Nanokristal.... 13 2. Perhitungan Struktur Elektronik dengan Metode
Pendekatan Massa-Efektif k.p dan Pendekatan Himpunan basis OPF…...………... 14
BAB II DASAR TEORI 16
1. Masalah Struktur Elektronik………... 16 2. Metode Perhitungan Struktur Pita Elektronik
Semikonduktor………... 20 a. Pendahuluan Teori k.p………... 21
b. Gelombang Bloch………. 22
c. Persamaan k.p untuk Fungsi Bloch Periodik tanpa Gandengan Spin-Orbit……….. 26
1. Pita Tidak Merosot……… 28
a. Sifat Simetri ………. vˆ 29 b. Simetri Fungsi Eigen………... 30
d. Model Kane………... 35
e. Hamiltonian Bulk Semikonduktor……… 40 1. Model Hamiltonian k.p 6x6 dengan Teori
Gangguan (Celah Pita Cukup Lebar)………... 41 2. Model Hamiltonian k.p 8x8 (Celah Pita
Sempit)... 47
3. Metode Pseudopotensial Empirik………... 50
4. Metode Tight-Binding……… 52
a. Sekitar Metode Tight-Binding………... 52
b. Metode Tight-Binding Semiempirik……….... 53
1. Prinsip Dasar………... 53
2. Metode Tight-Binding untuk Padatan Kristal (Terdapat Beberapa Atom dalam Sel Satuan)... 56
c. Hamiltonian Metode Tight-Binding Semiempirik… 60 d. Metode Pendekatan dalam Tight-Binding Semiempirik………. 61
1. Pendekatan Dua Pusat ……….. 61
2. Model Tight-Binding Interval Berhingga..…... 62
3. Model Tight-Binding Ortogonal……… 63
e. Integral Hopping………... 66
f. Gandengan Spin-Orbit dalam Tight-Binding……... 67
BAB III ELABORASI HASIL PENELITIAN 70 1. Penentuan Himpunan Basis Ruang Hilbert Sistem QD Kristal Simetris………... 71
2. Produk Tensor Dua Ruang Hilbert………. 74
3. Produk Tensor Dua Ruang Hilbert dalam Persepsi Pendekatan Partikel Tunggal……….. 77
4. Metode Pendekatan Massa Efektif k.p-Metode Pseudopotensial Empirik……….. 78
a. Celah Pita Lebar………... 79
b. Celah Pita Sempit……… 85
5. Metode Pendekatan Tight-Binding Semiempirik……….. 87
a. Proyeksi Integral Hopping……… 88
1. Proyeksi Integral S-P……… 88
2. Proyeksi Integral P-P………. 90
6. Langkah Kerja………..…………... 95
1. Penentuan Nilai Eigen dan Vektor Eigen dengan Metode Pendekatan Massa Efektif k.p………. 95
2. Penentuan Nilai Eigen dan Vektor Eigen dengan Metode Pendekatan Tight-Binding Semiempirik….. 96
7. Penentuan Nilai Eigen dan Vektor Eigen….……... 97
a. Dengan Metode Pendekatan Massa Efektif k.p-Metode Pseudopotensial Empirik………. 97
1. Hamiltonian LK dalam Koordinat Silinder…... 97
2. Hamiltonian LK dalam Koordinat Bola….…... 98
3. Nilai Elemen Matriks Hamiltonian LK 6x6 dan 8x8 untuk QD Silinder………... 102
4. Nilai Elemen Matriks Hamiltonian LK 6x6 dan 8x8 untuk QD Bola….……….. 103
5. Nilai Eigen dan Fungsi Eigen untuk Hole dalam Pita Lebar……… 105 6. Nilai Eigen dan Fungsi Eigen untuk Elektron- 108
Hole dalam Pita Sempit………. b. Dengan Metode Tight-Binding Semiempirik……... 110
8. Pembahasan……… 111
1. Metode Massa Efektif k.p 112
2. Metode Tight-Binding Semiempirik 113 3. Nilai Energi Elektron dan Hole QD Bersimetri
Bola dan Silinder 114
4 Ketergantungan Bentuk dan Ukuran QD Simetris terhadap Struktur Elektroniknya………... 114
a. Ketergantungan Ukuran 114
b. Ketergantungan Bentuk 115
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 116
1. Kesimpulan ……….. 116 2. Saran……….. 117 DAFTAR PUSTAKA 118 LAMPIRAN 1 121 LAMPIRAN 2 122 LAMPIRAN 3 124 xiv
DAFTAR GAMBAR
II.1 Struktur pita dalam model elektron mendekati-bebas. Untuk 1-dimensi keadaan terdegenerasi hanya terjadi pada pusat zona (k=0 atau pada tepi zona Brillouin (k = ±π/a). Untuk kasus 2 dan 3 dimensi keadaan tergenerasi dapat juga terjadi pada titik lain dalam zona Brillouin (Jena, 2004)………... 24 II.2 Orbital-orbital s dan p dari sistem atom. orbital-s berbentuk bola,
dengan demikian simetri pada semua sumbu. Orbital-orbital-p adalah antisimetri atau fungsi ganjil sepanjang arah mereka diorientasikan (Jena, 2004)………... 31 II.3 Tipe struktur pita semikonduktor. Untuk semikonduktor
celah-langsung, keadaan pita konduksi terjadi pada k=0 yang berperilaku seperti orbital-s, sedangkan keadaan pita valensi adalah kombinasi linear orbital-orbital yang berperilaku seperti orbital-p. Untuk semikonduktor celah-tidak langsung keadaan pita konduksi tidak berperilaku seperti orbital-s, tetapi menyerupai keadaan camputran dari keadaan orbital-p dengan keadaan orbital-s (Jena, 2004)……….. 32 II.4 Ilustrasi skematik dari efek dari gandengan spin-orbit pada tepi pita
konduksi terbawah dan tepi pita tertinggi valensi. (a) tanpa interaksi spin-orbit. (b) dengan interaksi spin orbit (Kemerink, 1998)...……… 39 II.5 Illustrasi ketergantungan potensial atomik terhadap jarak…………... 54 II.6 Ilustrasi kristal dengan setiap kisi kristal memiliki atau terdapat 56
beberapa atom di dalamnya……….. II.7 Atom pada sel satuan krista kubus pusat muka silikon dengan
kostanta kisi a………... 57
II.8 Grafik ketergantungan orbital dan integral hopping terhadap jarak dari inti (Niquet, 2005)...……….. 63
II.9 Ilustrasi asumsi ortogonalisasi yang tetap menganggap terjadi tumpah tindih orbital walaupun kecil dan tumpah tindih ini relatif masih memelihara bentuk orbital masing-masing……… 65
II.10 Beberapa defenisi integral hopping dan proyeksi-nya... 69
III.1 Ilustrasi grafis proyeksi orbital S-P……….. 89
III.2 Ilustrasi grafis proyeksi orbital P-P……….. 90
III.3 Diagram alir penentuan nilai eigen dan vektor eigen sistem QD simetris bola dan silinder……….. 96
DAFTAR TABEL
II.1 Himpunan kombinasi linear basis tak-terganggu yang digunakan dalam formulasi k . p (North, 2001)... 40 III.1 Nilai parameter massa dari metode pseudopotensial empirik dan nilai
parameter pita kristal Silikon dalam elemen matrik Hamiltonian metode massa efektif k.p ... 79 III.2 Nilai Parameter pita dan konstanta dari paramerisasi oleh Kwon dkk
(1998)……… 87 III.3 Hasil proses pencocokkan (fitting) terhadap integral Hopping dalam
model oleh Kwon dkk (1998)………... 87 III.4 Keadaan terseleksi dalam koefisien Clebsh-Gordan, untuk n=1, l”=1,
m=0 , untuk Hamiltonian LK 6x6 dan Hamiltonian LK 8x8 ………... 100
DAFTAR LAMPIRAN
1. Matrik transpose dan matrik konjugat dari matrik U, dengan matriks
U adalah matrik transformasi dari basis S↑ , X ↑ , Y ↑ , Z ↑ , ↓
S , X ↓ , Y ↓ dan Z ↓ ke basis Kane dalam persamaan III.66………. 121 2. Elemen Hamiltonian TB 8x8 dalam basis Bloch untuk persamaan
III.68………. 122 3. Contoh hasil perhitungan koefisien Clebsch-Gordan, perhitungan
elemen matriks LK 6x6 untuk QD silinder dan QD bola serta bukti perhitungan nilai elemen baris pertama dan kolom pertama matrik Hamiltonian TB dalam persamaan III.68 dengan Maple 9.5.
1. Contoh perhitungan koefisien Clebsch-Gordan untuk jangkauan k terdiri dari satu elemen……… 2. Contoh perhitungan koefisien Clebsch-Gordan untuk
jangkauan k terdiri dari dua elemen elemen……… 3. Contoh perhitungan komponen elemen matrik LK 6x6 (S)
dalam koordinat silinder ……….. 4. Contoh perhitungan komponen elemen matrik LK 6x6 (S)
dalam koordinat bola……… 5. Perhitungan nilai elemen baris pertama dan kolom pertama
matrik Hamiltonian TB………. 124 124 125 129 137 xviii
DAFTAR SINGKATAN
HH : Heavy-Hole
LH : Light-Hole
LK : Luttinger-Kohn
MBE : Molecular Beam Epitaxy
MOCVD : Metal-Organic Chemical Vapour Deposition
OPF : Orthogonal Periodic Function
QD : Quantum Dot
SO : Spin-Orbit
TB : Tight-Binding
DAFTAR
LAMBANG
α : parameter pita konduksi
B : medan magnet
c : kelajuan cahaya dalam ruang hampa = 2.998×108m s
(
jl mm lmC "; ' "|
)
: koefisien Clebsch-Gordan ∆S.O : energi spin-orbite : muatan elektron; e=1.60217733×10−19
E : medan listrik
Ec : energi pita konduksi
Eg : celah energi
EK : energi Kane
Ep : energi orbital-p
Es : energi orbital-s
Ev : energi pita valensi
G : vektor kisi balik
γ1, γ2, γ3 : parameter Luttinger-Kohn h : h=h 2π, = konstanta Planck h eV.s 10 582 . 6 J.s 10 055 . 1 16 34 − − × = × = h
H : Hamiltonian (operator energi)
h : Hamiltonian tight-binding h(r) : integral Hopping
H : ruang Hilbert
J : operator momentum sudut total (J = L + S)
Jl”(r) : fungsi Bessel spherical
( )
rm"
ℑ : fungsi Bessel
Jz : proyeksi J sepanjang sumbu-z
k : vektor gelombang
L : operator momentum sudut
m0 : massa pita konduksi B
µ : magneton Bohr = 9.273×10−24J/T
∇ operator differensial/operator momentum
Ω : volume kristal
P : Momentum translasi
( )
xPl"m" : fungsi Lagendre
( )
k,rψ : fungsi gelombang Bloch
ϕα : orbital atomik
S : operator spin
σ : operator spin Pauli
ui : basis fungsi Bloch
( )
k,ru : fungsi kisi Bloch
U : matrik transformasi dari basis Bloch ke basis Kane
V : kecepatan Kane
( )
iV rI : potensial ionik
( )
r K V : potensial kristal( )
r a V : potensial atomik( )
r p V : potensial pengungkung Vso : potensial spin-orbitssσ, spσ, ppσ, ppπ : definisi integral hopping dalam model sp3
hλ(r0), nλ, rλ, r0 : Konstanta hasil parameterisasi dalam model Kwon dkk
KAJIAN STRUKTUR ELEKTRONIK QUANTUM DOT
SIMETRIS DALAM NANOKRISTAL SILIKON
DENGAN PENDEKATAN MASSA EFEKTIF-
k
r
.
p
r
DAN IKATAN KUAT (TIGHT- BINDING)
Oleh:Muhamad Darwis Umar 21529/I-4/1717/04
Intisari
Telah dilakukan penelitian tentang struktur elektronik quantum dot
bersimetri bola dan silinder yang diperoleh dari keadaan nanokristal silikon dalam medium isolator. Penelitian ini dilakukan dalam kerangka kerja metode-metode massa efektif k.p dan tight-binding dengan pendekatan partikel tunggal. Metode massa efektif k.p diterapkan pada kasus pita lebar dengan Hamiltonian Luttinger-Kohn (LK) 6x6 dan pada kasus pita sempit dengan Hamiltonian LK 8x8. Metode
tight-binding hanya digunakan pada kasus pita sempit dalam pendekatan-pendekatan tight-binding semiempirik, ortogonal, dua-pusat dan model hibridisasi sp3. Penerapan massa efektif k.p dan tight-binding pada sistem quantum dot
bersimetri bola dan silinder dilakukan secara analitik dan numerik menggunakan konsep perkalian tensor dua ruang Hilbert yakni ruang Hilbert yang disusun oleh Basis Kane dan ruang Hilbert yang disusun oleh Orthogonal Periodic Function
(OPF). Penerapan metode massa efektif k.p berhasil memperlihatkan ketergantungan energi elektron-hole pada bentuk dan ukuran dalam sistem
quantum dot simetris nanokristal silikon. Penerapan metode tight-binding
dilakukan sampai pada tahap perumusan Hamiltonian 8x8 dan transformasinya ke dalam basis Kane. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa energi sistem quantum dot simetris bola dan silinder menurun dengan meningkatnya ukuran dot. Hasil perhitungan juga menunjukkan bahwa derajat kemerosotan keadaan energi pada
quantum dot bersimetri bola lebih tinggi dari derajat kemerosotan energi pada
quantum dot bersimetri silinder.
STUDY
ON THE ELECTRONIC STRUCTURES OF
SYMMETRICAL QUANTUM DOTS IN SILICON
NANOCRYSTALS USING p
k
r
.
r
EFFECTIVE MASS
AND TIGHT- BINDING APPROXIMATIONS
By:Muhamad Darwis Umar 21529/I-4/1717/04
Abstract
Study is done on the electronic structures of quantum dots with spherical and cylindrical symmetries which are obtained from nanocrystalline in insulating media. This study was done within the framework of the k.p effective mass and tight-binding methods using single particle approximation. The k.p effective mass method was applied on a wide band case using Luttinger-Kohn (LK) 6x6 Hamiltonian and on a narrow band case using LK 8x8 Hamiltonian. The tight-binding method was only used in the narrow band case within semiempirical tight-binding approximation of orthogonal, two-centered and sp3 hibridized model. The application of the k.p effective mass and tight-binding approximations on quantum dots with spherical and cylindrical symmetries was performed analytically and numerically by introducing the concept of two Hilbert space tensorial product or multiplication. This space was constructed by Kane Bases and the Hilbert space constructed by orthogonal periodic function (OPF). The application of the k.p effective mass was successful in showing the dependence of the electron-hole energies on the form size of the symmetrical nanocrystaline silicon quantum dots. The tight-binding application was done up to the formulation of the 8x8 Hamiltonian and its transformation to the Kane bases. The calculation results show that the energy of the quantum dots with spherical and cylindrical symmetries decreases with increasing size of the dots. The calculation results also show that the degeneracy degress of the spherical symmetrical quantum dots are higher than those of the cylindrical symmetries.
1. Latar Belakang Masalah
Sistem quantum dot diperoleh dari terkuantisasinya partikel dalam semua
arah oleh bekerjanya potensial penghalang tiga dimensi dalam suatu material berdimensi kuantum (nanostruktur). Pemunculan potensial penghalang untuk
menghasilkan sistem quantum dot (dapat berhingga atau tak berhingga)
dimungkinkan oleh kemajuan dalam teknik fabrikasi nanokristal. Nanokristal adalah struktur dimensi tiga yang terletak antara fase molekul dan bulk yang
terdiri dari beberapa ratus hingga beberapa ribu atom dengan interval ukuran diameter 2 hingga 20 nm (Tews, 2004). Kemajuan dalam teknik fabrikasi ini antara lain adalah teknik pembentukan (penumbuhan) kristal seperti Molecular Beam Epitaxy (MBE) dan Metal-Organic Chemical Vapour Deposition
(MOCVD), serta teknik sistesis colloid. Baik perpaduan antara teknik MBE dan
MOCVD maupun dengan teknik sintesis colloid, keduanya mampu mengontrol
komposisi kimia, struktur kristal serta bentuk material hasil fabrikasi. Perpaduan MBE dan MOCVD terkait dengan fabrikasi material berbasis semikonduktor yang berlapis-lapis dengan presisi dalam tingkat atomik, sedangkan teknik sintesis
colloid terkait dengan penumbuhan semikonduktor monostruktur nanokristal
dalam bentuk tertentu dan dapat dicampur dengan polimer konduktif, semikonduktor, sol-gel atau ke lapisan tipis berporous (berongga). Disamping itu,
tingkat kontrol yang luar biasa pada pembentukan kristal ini telah membuka peluang luas bagi peneliti dalam mendesain struktur semikonduktor dengan sifat-sifat baru (novelty) yang berperan dalam penyelidikan sifat-sifat fundamental
fisikanya dan sifat-sifat unggulan lainnya yang terkait dengan berbagai piranti optik dan elektrik (North, 2001).
Quantum well atau struktur quasi-2-dimensi pertama kali diusulkan oleh
Esaki dan Tsu (1970) untuk pembuatan semikonduktor heterostruktur GaAs/AlxGa1-x dan berhasil dihasilkan oleh Chang dkk (1973). Quantum wire
atau struktur quasi-1-dimensi pertama kali dihasilkan Petroff dkk (1982) dengan
penumbuhan dalam dua sisi. Dengan perpaduan teknik MBE dan MOCVD,
quantum dot pertamakali dibuat oleh Reed dkk (1986) menggunakan teknik etching. Sedangkan dengan teknik sintesis colloid, quantum dot diperoleh dengan
percampuran nanostruktur dalam medium yang mempunyai celah energi yang lebih lebar.
Perkembangan teknik fabrikasi nanokristal ini kemudian menjadikan
quantum well quasi-2-dimensi, quantum wire quasi-1-dimensi dan
quasi-nol-dimensi (quantum dot) sebagai salah satu topik kajian intensif dalam riset
teori-aplikasi-eksperimen fisika dalam 20 tahun terakhir ini (Reimann dan Mannien, 2002). Pentingnya tema ini bukan saja karena sebagai sarana verifikasi dan pembuktian keampuhan teori kuantum dalam kurun waktu hampir 80 terakhir dalam perspektif keilmuan sejak era Planck-Einstein, Bohr-Heisenberg-Schrodinger-Born-Dirac dll dalam menelaah perilaku sistem mikro khususnya
memandu dan memetakan perkembangan nanostruktur sebagai basis teknologi sensor, sel surya, computer-spintronik, teknologi berbasis semikonductor, dll,
yang didukung oleh teknologi mutakhir nanofabrikasi.
Pola struktur elektronik sistem QD biasanya dapat dikategorikan dalam dua bentuk. Pola pertama berlaku untuk sistem nanokristal dengan fase mendekati molekul. Dalam fase ini pola struktur elektronik dari sistem akan mendekati struktur elektronik molekul dimana diskretisasi begitu jelas, sedangkan konsep
pita bulk menjadi kabur kehadirannya. Dalam fase ini peningkatan ukuran
nanokristal akan meningkatkan pola kuantisasi oleh medan kristal periodik yang membentuk pola celah pita. Pola kedua berlaku pada sistem nanokristal dalam fase mendekati bulk. Pada fase ini pita utama sistem akan ditentukan oleh struktur pita bulk (keadaan kontinu pita valensi, celah pita dan pita konduksi), sedangkan
pengaruh kuantisasi oleh potensial pengungkung dapat dimasukkan melalui teori gangguan, metode variasi maupun pemecahan persamaan Schrödinger secara langsung untuk kasus-kasus QD berbentuk simetris. Pada kasus semikonduktor
mendekati fase bulk potensial pengungkung akan menimbulkan diskretisasi
disekitar tepi pita valensi. Pada kedua asumsi ini fungsi eigen untuk sistem
padatan kristal baik untuk metode tight-binding maupun untuk metode massa
efektif-k.p diasumsikan selalu memenuhi sebagai Fungsi Bloch.
Fungsi Bloch yang memuat informasi sistem secara fisis pada dasarnya didasarkan pada dua asumsi dasar yang telah terbukti benar secara eksperimen: (1). Hadirnya struktur kristal dalam material, dan (2) dalam kondisi dasar (untuk material logam) atau perlakuan eksternal (untuk semikonduktor) elektron dapat
bergerak bebas dalam medan potensial kristal periodik. Oleh karenanya fungsi Bloch harus terdiri dari dua bagian yaitu fungsi yang mewakili keadaan terlokalisasi yang berulang secara periodik atau mempunyai simetri translasi kisi, dan fungsi yang mewakili pergerakan partikel bebas. Fungsi periodik yang mewakili keadaan terlokalisasi tentunya diwakili oleh orbital atomik, dan fungsi yang mewakili pergerakan elektron bebas akan diwakili oleh gelombang bidang sebagaimana tafsir mekanika gelombang Schrödinger terhadap kaitan de Broglie. Karena elektron bebas dan terlokalisasi saling berinteraksi, maka fungsi periodik harus bergantung bilangan gelombang k. Ini berarti dinamika elektron pada keadaan dasar dikendalikan oleh potensial inti untuk elektron terlokalisasi dan potensial periodik kristal untuk elektron bebas. Sedangkan elektron valensi berkaitan dengan kondisi dimana perilaku elektron diatur oleh potensial inti atom individu, interaksi dari pembentukan sistem (ikatan kimia), interaksi many-body,
medan eksternal dan medan kristal periodik. Untuk itu ketepatan pemilihan basis akan bergantung pada keadaan dasar atau tereksitasi yang ditinjau, serta bergantung pada medan interaksi mana yang dominan menentukan keadaan atau dinamika elektron.
Terdapat bermacam-macam teori dan metode fisika yang diaplikasikan pada sistem QD (North, 2001), baik yang monostruktur maupun yang sistem heterostruktur, diantaranya: pendekatan tight-binding (Schulman dan Chang,
1985), pendekatan massa efektif k.p (Wang dkk, 1996), ab-initio (Jones, 1988),
dan metode pseudopotensial empirik (Gell dkk, 1986). Untuk dimensi material
k.p-metode pseudopotensial empirik adalah metode-metode yang paling sering
digunakan dalam pemodelan quantum well, wire dan dot. Pemodelan ini
dilakukan baik untuk sistem QD heterostruktur maupun sistem QD colloid dalam
upaya untuk memgeksplorasi pengetahuan tentang sifat optik dan elektronik. Seperti disebutkan pada alinea sebelumnya, metode yang paling sering digunakan untuk menyelidiki informasi fisis yang merupakan nilai ukur besaran fisis dalam kristal padatan dengan ukuran sistem yang realistis adalah metode massa efektif k.p dan tight-binding semi empirik (North, 2001; Fonoberov, 2002;
Niquet, 2005). Dalam metode massa efektif k.p, matrik Hamiltonian dicari
melalui perlakuan medan/potensial eksternal yang memunculkan momentum translasi dalam medan potensial periodik kristal dan memberikan informasi nilai eigen energi disekitar k = 0. Kemunculan momentum translasi dalam kisi akan berperan sebagai gangguan terhadap Hamiltonian dasar. Ketika energi elektron berubah (meningkat atau menurun) oleh perlakuan eksternal maka perubahan ini akan disertai dengan perubahan nilai massa elektron baik yang bergerak bebas maupun yang terlokalisasi. Perlakuan ini dalam formalisme teori k.p (melalui teori gangguan) kemudian menjadikan bilangan gelombang dan massa efektif sebagai parameter yang mencirikan Hamiltonian kristal. Massa efektif dalam permusan k.p ini dapat dikaitkan dengan parameter eksperimen yang dikenal
sebagai koefisien Luttinger-Kohn. Dalam metode k.p sebagaimana akan
disebutkan dalam Bab II, diasumsikan celah energi akan cukup membuat fungsi eigen (fungsi gelombang) akan selalu dapat diekspansikan sebagai kombinasi
linear dari basis-basis dasar tak terganggu (lebar celah pita relatif terhadap elemen perkalian tensor momentum adalah cukup lebar).
Dalam metode tight-binding diasumsikan berlaku dua kondisi yaitu: 1). Di
sekitar tiap titik kisi, Hamiltonian lengkap kristal periodik dapat didekati dengan Hamiltonian atom tunggal yang terletak pada titik kisi tersebut, dan 2). Level-level yang terkait dengat keadaan terikat adalah terlokalisasi dengan baik, atau fungsi eigen dari Hamitonian untuk atom tunggal akan mendekati lenyap untuk jarak yang lebih jauh dari konstanta kisi. Akibatnya metode pendekatan
tight-binding untuk suatu sistem kristal yang ditinjau akan memberikan hasil yang
sangat tepat jika Hamiltonian kristal hanya berbeda sedikit dari Hamiltonian lengkap (sesungguhnya) pada jarak yang lebih besar dari interval jarak dimana fungsi eigen kepunyaan Hamiltonian kristal berlaku. Perbedaan nilai Hamiltonian kristal dengan Hamiltonian sesungguhnya ini berada dalam orde sebuah koreksi potensial atomik yang dapat diberlakukan sebagai bentuk gangguan. Sebagaimana
dalam pendekatan massa efektif k.p fungsi gelombang untuk Hamiltonian
keadaan terlokalisasi dapat diekspansikan dalam basis orbital atomik. oleh karenanya hasil yang diberikan oleh metode massa efektif k.p dan metode tight- binding akan sangat bergantung pada seberapa tepat asumsi-asumsi yang
dikemukakan berlaku pada sistem yang ditinjau.
Terkait dengan metode k.p dan tight-binding, penyajian operator potensial
dalam persamaan Schöringer bisa dikuantitatifkan dengan metode ab-initio DFT
kerja untuk memperoleh operator potensial elektron-tunggal efektif yang memuat interaksi antara banyak elektron.
Jika pada pendekatan massa efektif k.p dan tight-binding struktur
elektronik yang diteliti meliputi seluruh elektron dalam sistem QD, maka ada juga yang memfokuskan perhitungan pada elektron konduksi atau elektron yang diinjeksi ke dalam dot seperti dalam mekanisme transistor QD (Tews, 2004;
Helle, 2006; Räsänen, 2004 ). Pada sistem ini ruang Hilbert bukan dibentang oleh basis orbital atomik, melainkan dari ekspansi fungsi eigen dari penyelesaian persamaan Schrödinger untuk elektron tunggal dalam potesial pengungkung dominan yang mengkarakterisasi keadaan partikel misalnya oleh potensial harmonik. Sedangkan efek dari keberadaan sistem dapat diperlakukan sebagai gangguan dalam suatu bentuk potensial efektif atau pseudopotensial.
Wilayah keilmuan dan pengetahuan nanostruktur adalah sebuah area yang menarik dan penting dalam ilmu material karena wilayah ini mempunyai dampak teknologi yang besar. Satu diantara sekian material yang menjadi pusat perhatian dunia keilmuan dan kalangan industri adalah silikon. Ini dikarenakan silikon mempunyai peran fundamental dalam revolusi mikroelektronik yang telah merubah budaya dan sistem komunikasi manusia. Dalam beberapa tahun terakhir, telah menjadi jelas bahwa perilaku nanokristal silikon secara keseluruhan adalah berbeda bila dibandingkan dengan silikon konvensional (Trani, 2004). Ukuran kecil ditambah dengan aktivitas optik yang tinggi membuat mereka berkembang menjadi material yang sangat menarik untuk dipelajari dan diteliti.
2. Perumusan Masalah
Mencermati kesemarakan penelitian-laboratorium tentang QD dan peran material semikonduktor nanostruktur kristal silikon, serta tersedianya berbagai perangkat metode teoritis untuk memperoleh informasi fisis, maka penelitian/riset teoritis terhadap berbagai model sistem QD silikon perlu kiranya dilakukan meliputi berbagai sifat fisis misalnya sifat optik dan elektrik. Salah satu model yang ditawarkan disini adalah struktur elektronik nanostruktur kristal silikon simetris dalam medium isolator-amorf. Ini dimaksudkan agar pada akhirnya terjalin suatu sinergis yang memperluas spektrum perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berbasis QD silikon.
Sebagai penelitian awal sebelum mempelajari lebih jauh sifat optik QD Silikon tentunya informasi tentang pola dan ketepatan struktur elektronik adalah penting adanya. Untuk itu dalam penelitian ini akan dipelajari metode pendekatan massa efektif- k.p dan tight-binding semiempirik dalam memperoleh informasi
struktur elektronik serta bagaimana menerapkan kedua metode ini ke dalam sistem QD kristal silikon simetris. Rangkaian kerja ini disusun sebagai upaya memperoleh informasi fisis berupa nilai eigen dan vektor eigen. Perilaku informasi ini meliputi bagaimana ketergantungan struktur elektronik terhadap bentuk dan ukuran QD silikon simetris. Diharapkan pada akhirnya akan diperoleh pertimbangan-pertimbangan terhadap penggunaan metode pendekatan lebih jauh terkait dengan penelusuran sifat optik QD silikon.
3. Batasan Masalah
Dengan mempertimbangkan jenjang pendidikan dan jangka waktu penelitian maka penelitian ini dibatasi hanya untuk sistem semikonduktor direct
QD tiga-dimensi nanokristal silikon. Hamiltonian didekati dengan pendekatan partikel tunggal (single-particle Hamiltonian).
Metode pendekatan massa efektif k.p-metode pseudopotensial empirik dilakukan pada kasus pita sempit dan pita lebar (keadaan/state konduksi dan
valensi bergandeng/berinteraksi lemah dan kuat) dengan menggunakan basis tidak terganggu dari model Kane (unpeturbated/basis ruang Hilbert untuk sistem ketika
bilangan gelombang sama dengan nol atau pada pusat zona Brillouin ). Metode tight-binding menggunakan pendekatan-pendekatan:
1. Model tight-binding ortogonal sp3 semi-empirik.
2. Pembatasan interaksi hanya pada atom tetangga terdekat atau pendekatan dua-pusat.
3. Penggambaran integral hopping menggunakan pengembangan model GPS
oleh Kwon.
4. Hanya diaplikasikan pada semikonduktor silikon pita sempit.
Untuk kedua metode, peninjauan sistem hanya dibatasi pada keadaan disekitar tepi pita valensi, dengan asumsi daerah ini berperan utama pada sifat fisis optik dan elektrik. Dalam metode massa-efektif k.p, efek elektron inti (core electron) pada struktur pita energi akan ditanggulangi oleh nilai massa efektif
menggunakan metode pendekatan pseudopotensial-empirik, sedangkan untuk metode tight-binding semiempirik efek ini akan ditanggulangi oleh parameterisasi
Hamiltonian tumpang-tindih dengan proses fitting (pencocokan) terhadap hasil
eksperimen atau ab initio sebagaimana data tambahan yang digunakan.
Penelitian ini diarahkan hanya pada studi awal sifat-sifat elektronik dan optik dan dibatasi pada kajian struktur elektronik sistem QD silikon simetris sederhana meliputi menentukan fungsi serta nilai eigen dari sistem QD simetris bola dan silinder. Dalam model QD krital silikon penelitian ini, daerah antarmuka (interface) nanostruktur kristal silikon dengan medium pembangkit potensial
dianggap tidak terjadi strain sehingga model ini relatif sangat representatif untuk
nanokristal colloid dalam medium isolator.
4. Tujuan Penelitian
1. Memahami dan dapat mengaplikasikan metode Tight-Binding semiempirik
dan metode massa efektif k.p-Metode Pseudopotensial Empirik untuk
menentukan struktur elektronik sistem QD simetris bola dan silinder silikon nanokristal.
2. Menerapkan konsep perkalian tensor dua ruang Hilbert untuk
mendapatkan basis (ruang Hilbert) dalam mana vektor gelombang yang memuat informasi fisis dari sistem QD silikon simetris dapat dinyatakan/dihadirkan.
3. Mengetahui struktur elektronik (nilai eigen dan fungsi eigen) sistem QD bersimetri bola dan silinder.
4. Mengetahui pola ketergantungan struktur elektronik QD bersimetri bola dan silinder terhadap bentuk dan ukuran.
5. Mengetahui dan dapat memberikan rekomendasi tentang penggunaan
metode Tight-Binding semiempirik dan metode massa efektif
k.p-pseudopotensial empirik dalam sistem QD.
5. Manfaat Penelitian
1. Sebagai studi awal dalam mempelajari sifat optik dan elektrik sistem QD silikon simetris bola dan silinder.
2. Sebagai bahan rujukan awal tentang penggunaan metode tight-binding
semiempirik dan metode massa efektif k.p- pseudopotensial empirikuntuk mempelajari secara teoritis sifat optik dan elektrik sistem QD pada umumnya.
3. Memberikan rekomendasi awal tentang keunggulan dan kekurangan
metode tight binding dan massa efektif baik segi konseptual terkait dengan
kajian teoritis terhadap sistem QD nanokristal pada umumnya.
6. Keaslian Penelitian
Penggunaan metode tight-binding ataupun massa efektif k.p-metode
pseudopotensial empirik dalam mendeskripsikan sifat-sifat optik dan elektronik telah banyak dibahas dalam berbagai jurnal dan thesis. Spesifikasi untuk keaslian penelitian ini ditentukan oleh jenis material kristal silikon yang dikaji, dan pada dua jenis bentuk simetris dalam ukuran QD tertentu (bola dan silinder) dengan
fase nanostruktur mendekati bulk, serta penggunaan beberapa asumsi dalam
pemodelan seperti yang diuraikan pada batasan masalah.
Sejauh pengamatan yang telah dilakukan, baik itu di laporan jurnal perguruan tinggi, jurnal nasional, jurnal yang diperoleh dari internet, maupun di berbagai thesis Program Pasca Sarjana (di Perguruan Tinggi tempat studi ini dilakukan dan dari perguruan tinggi luar negeri dari Internet sebagaimana yang dijadikan referensi), maka dapat ditetapkan bahwa Penelitian ini secara keseluruhan adalah belum pernah dilakukan dalam bentuk yang sama persis.
7. Kerangka Penulisan
Penulisan dan penyusunan tesis ini secara umum dibagi dalam lima bagian. BAB I merupakan pendahuluan yang berisikan latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian tesis, kerangka penulisan dan tinjauan pustaka. BAB II merupakan dasar teori yang disusun berdasarkan studi pustaka mengenai masalah struktur elektronik, mengenai penyelesaian persamaan schrödinger tak gayut waktu, mengenai masalah pendekatan massa efektif-k.p untuk mengetahui kemunculan basis Kane dan Hamiltonian diagonal yang memperhitungkan interaksi spin-orbit, mengenai metode pseudopotensial empirik untuk menentukan parameter elemen Hamiltonian dalam metode massa efektif k.p, serta mengenai pendekatan tight-binding semi empirik terkait dengan penyusunan elemen Hamiltonian dalam basis
atomik dan transformasi uniternya ke basis Kane. BAB III, sebuah elaborasi hasil penelitian yang memaparkan model QD diteliti, sifat perkalian tensor dua ruang
Hilbert dan proses penentuan vektor gelombang sistem yang diteliti, serta bagaimana pemecahan persamaan schrodinger tidak bergantung waktu dilakukan dengan menggunakan beberapa asumsi terhadap hasil dari BAB II. Juga dipaparkan cara pengerjaan yang berisi tahap-tahap perhitungan baik secara analitik maupun dengan proses numerik dengan Maple versi 9.5. BAB III diakhiri dengan pembahasan menyangkut metode massa efektif k.p, metode tight-binding
semiempirik, perbandingan terhadap kedua metode pendekatan, serta berisi deskripsi kuantitatif-kualitatif tentang ketergantungan, bentuk dan ukuran (potensial) terhadap nilai dan fungsi eigen operator energi. BAB IV, berisi kesimpulan tentang hasil dari keseluruhan penelitian serta rekomendasi terhadap pengembangan penelitian yang telah dilakukan.
8. Tinjauan Pustaka
Dalam bagian ini akan disajikan sejumlah penelitian yang telah dilakukan terkait dengan struktur elektronik bulk dan nanokristal silikon serta penggunaan
metode pendekatan massa efektif k.p dan pendekatan massa efektif dalam
perhitungan struktur elektronik sistem QD.
8.1 Struktur Elektronik Bulk dan Nanokristal Silikon
Hein (2000) (dalam Bagian II disertasinya) menghitung struktur elektronik
bulk silikon dengan menggunakan metode tight-binding semiempirik. Pada
penelitian ini Hein menggunakan hasil parameterisasi cluster silikon oleh
Harrison dengan tanpa memperhitungkan interaksi spin-orbit. Niquet (2005)
menentukan ketergantungan ukuran diameter nanokristal silikon simetri bola terhadap struktur elektroniknya. Pada penelitian ini Niquet menggunakan model
sp3 tight-binding ortogonal dan memperhitungkan atom tetangga kedua terdekat.
Niquet juga mengembangkan penelitian yang sama dengan menggunakan model hibridisasi sp3d5s∗ dengan hanya memperhitungkan atom tetangga pertama
terdekat. Pada kedua penelitian ini, Niquet tidak memperhitungkan interaksi spin-orbit. Trani (2004) (dalam bagian III dan IV disertasinya) juga melakukan penelitian struktur elektronik nanokristal silikon bola dan elipsoida menggunakan metode tight-binding empirik. Pada penelitian ini Trani tidak memperhitungkan
interaksi spin-orbit.
8.2. Perhitungan Struktur Elektronik dengan Metode Pendekatan
Massa-Efektif k.p dan Pendekatan Massa Massa-Efektif
North (2001) dalam disertasinya menggunakan pendekatan massa efektif-k.p dan metode pseudopotensial empirik untuk menentukan struktur elektronik hole QD semikonduktor heterostruktur GaSb/GaAs and Si/Ge. Pada penelitian tersebut North menggunakan Hamiltonian LK 4x4. Grigoryan dkk (1990) serta
Ekimov dkk (1993) menerapkan Hamiltonian LK 6x6 untuk sistem semikonduktor
QD yang homogen. Pada penelitian tersebut Ekimov dkk (1993) menerapkan
Hamiltonian LK 6x6 untuk sistem QD CdSe. Fonoberov (2002) menggunakan Hamiltonian Kane 8x8 tidak simetri pada sistem QD bola semikonduktor heterostruktur nonhomogen untuk menentukan struktur elektronik HgS/CdS dan
InAs/GaAs. Prado dkk (1999) juga menentukan struktur elektronik QD bola
8x8. Pada penelitian Prado dkk, fungsi gelombang diekspansikan dalam basis
tidak terkopling yang tersusun oleh himpunan basis Bloch dan Himpunan OPF (Orthogonal Periodik Function). Hamiltonian LK 4x4, LK 6x6 dan Kane 8x8
yang digunakan pada keseluruhan penelitian di atas memperhitungkan interaksi spin-orbit dengan menggunakan pendekatan partikel tunggal.
Lee dkk (2004) menentukan nilai eigen dan fungsi eigen sistem QD
silinder heterostruktur GaAS/Ga0.63Al0.37As dan Ga0.47In0.53As/InP dengan fungsi
gelombang diekspansikan dalam himpunan basis OPF (Ortogonal Periodic Function). Dalam penelitian ini Lee dkk memasukkan pengaruh medan periodik
kristal dengan konsep massa efektif serta tidak memperhitungkan interaksi spin-orbit.
BAB II
DASAR TEORI
1. Masalah Struktur Elektronik
Perlakuan mekanika kuantum material membutuhkan penyelesaian
masalah many-body kompleks. Hamiltonian yang menggambarkan sistem dapat
diungkapkan sebagai (Nayak, 2004):
∑
∑
∑
∑
∑
≠ ≠ + + − + = J I I J J I j i i j I I I I I I i i z e e z z e M m H R R r r R r P P -2 1 -2 1 -2 2 2 2 2 2 2 total (II.1)dengan indeks i, j menandakan elektron sedangkan indeks I, J menandakan inti
atom. Dalam persamaan (II.1) ri, Pi dan –e mewakili posisi, momentum dan muatan dari elektron, sedangkan rI, PI dan +zIe mewakili posisi, momentum dan muatan dari inti. Saling interaksi antar semua elektron dan inti dalam material akan menentukan struktur elektronik sistem dan sifat-sifat lain yang didasarkan pada interaksi-interaksi tersebut. Untuk menyelesaikan persamaan Schrödinger yang terkait dengan Hamiltonian (II.1) dua pendekatan dasar sering dibuat yaitu: pendekatan adiabatik dan pendekatan elektron tunggal. Pendekatan adiabatik mengizinkan tidak-bergandengnya dinamika dari variabel cepat (elektron) dari dinamika variabel yang lambat (inti), sebaliknya pendekatan elektron tunggal
menyerderhanakan kompleksitas masalah many-body dengan mengabaikan
interaksi elektron-elektron, elektron-inti dan elektron-hole (Ray, 2005), di mana pendekatan ini menghasilkan pendekatan orde-pertama yang baik (Kemerink,
1998). Dalam Pendekatan partikel tunggal Hamiltonian sistem dapat diungkapkan dengan:
( )
∑
+ = = i i i i i H V m H P I r 2 2∑
(II.2)yang menunjukkan untuk tiap elektron, operator energi kinetik dan potensial terkait dengan distribusi inti dingin (Ray, 2005). Komponen potensial dalam Hamiltonian persamaan (II.2) mewakili potensial ion, oleh karenanya Hamilonian (II.2) didesain untuk menggambarkan dinamika pembawa muatan dalam ion-ion. Jika ion-ion ini berulang secara periodik maka akan membentuk medan potensial kristal. Hamiltonian kemudian dalam penelitian ini akan digunakan dalam
penggambaran dengan Metode pendekatan massa efektif k.p. Penyederhanaan
terhadap Hamiltonian (II.1) semata-mata dilakukan agar pemecahan persamaan Schrödinger untuk memperoleh tampilan fungsi gelombang dan nilai energi sistem menjadi relatif lebih mudah dilakukan.
Metode pendekatan elektron tunggal umumnya digunakan dalam metode massa efektif-k.p serta metode pseudopotensial empirik, sedangkan pendekatan
tight-binding umumnya menggunakan model Hamiltonian partikel tunggal. Tidak
seperti pada pendekatan partikel tunggal yang hanya membandingkan dinamika elektron relatif terhadap inti, dalam model Hamiltonian partikel tunggal yang dibandingkan adalah dinamika elektron konduksi relatif terhadap dinamika elektron valensi dan inti. Asumsi pemberlakuan Hamiltonian partikel tunggal adalah dimilikinya fakta eksperimen bahwa elektron konduksi bergerak ~ 102 – 103 lebih cepat dari ion (inti bersama elektron dalam potensial inti {elektron inti bersama elektron valensi}). Dalam Hamiltonian partikel tunggal pergerakan
elektron konduksi dianggap bebas terhadap elektron valensi. Elektron dalam potensial inti (keadaan terlokalisasi) saling bebas satu sama lain tetapi tetapi dalam pengaruh potensial efektif oleh inti-inti atom. Hamiltonian partikel tunggal mempunyai bentuk:
( )
∑
+ = i i eff i V m H P a r 2 2 (II.3)dengan adalah penjumlahan dari sumbangan tiap-tiap atom
dalam kristal. Perlu ditekankan bahwa persamaan (II.3) mewakili dinamika keadaan terlokalisasi dalam suatu material. Jika bagian potensial dalam persamaan (II.3) berulang secara beriodik maka Hamiltonian (II.3) akan mewakili sistem kristal dan fungsi gelombang nya akan mematuhi teorema Bloch. Hamiltonian persamaan (II.3) ini akan digunakan dalam penggambara metode tight-binding.
( )
=∑
(
)
i i i a eff a V V r r-RSecara umum penyelesaian persamaan Schrödinger tak gayut waktu
(persamaan swanilai operator energi persamaan (1)) ditentukan oleh asumsi dan persepsi terhadap perilaku dan kondisi elektron dalam bahan, serta teknik matematis yang terkait dengan masalah swanilai. Secara umum masalah ini dapat dipetakan dalam beberapa hal yaitu:
1. Dari segi persepsi terhadap sistem molekul dan kristal (model teoritis
terhadap sistem yang ditinjau) terdapat dua pendekatan yang ditentukan dari asumsi tentang keterkaitan orbital-orbital molekul dengan orbital-orbital atomik. Untuk masalah ini terdapat dua pendekatan dasar yang dibuat yaitu: (1) tumpang tindih orbital atomik membentuk orbital baru yang
walaupun terjadi tumpang tindih orbital, masih boleh dikatakan bahwa elektron berada di salah satu orbital atomik. Pendekatan pertama dikenal dengan teori orbital molekular bertitik pangkal pada pendekatan Born-Oppenheimer, sedangkan pendekatan kedua dikenal dengan teori ikatan kovalen yang bertitik pangkal pada pendekatan konsep klasik Lewis tentang ikatan pasangan elektron yang memiliki tafsiran mekanika kuantum. Masalah ini dapat dilihat pada (Prasad, 2001).
2. Dari segi pemecahan masalah swanilai untuk sistem kuantum umumnya
digunakan dua metode pendekatan yaitu metode variasi dan metode gangguan. Dalam metode variasi dibutuhkan intuisi dalam memberikan pertimbangan fisika dan kimia untuk menyusunan fungsi coba yang menjadi ruang vektor bagi sistem fisis yang ditinjau. Sedangkan metode gangguan biasanya menggunakan basis-basis tertentu yang telah ditemukan penyelesaiaanya secara analitik atau komputasi dan telah diuji secara eksperimen. Basis-basis ini kemudian digunakan untuk meneliti fungsi gelombang dari sistem yang diteliti (Griffiths, 1995; Prasad, 2001).
3. Dari segi penampilan Hamiltonian dan pemodelan fungsi gelombang. Saat
ini penampilan Hamiltonian sistem dihadirkan dalam dua cara: apakah semua elektron dihadirkan secara serentak dalam Hamiltonian ↔ metode Hartree-Fock ataukah mengunakan partikel tunggal dengan semua interaksi
dalam sistem dimasukkan ke dalam operator potensial ↔ metode
pseudopotensial dan DensityFunctional Theory (DFT) (Zünger, 1998). Dari
pola/skema komputasi berdasarkan daerah sistem fisis yang ingin ditinjau seperti: deskripsi daerah disekitar atom: Kombinasi linear orbital atomik (linear combination of atomic orbital/LCAO), daerah diantara atom:
gelombang bidang terortogonalisasi (Orthogonalized Plane Waves/OPW),
perluasan gelombang bidang (Augmented Plane Waves /APW), atau
kombinasi keduanya yang saat ini sedang dikembangkan yaitu yang dikenal dengan pendekatan kue tipis = muffin tin approximation.
4. Dari segi proses penyelesaian terhadap persamaan Schrödinger, terdapat dua kemungkinan pendekatan yang dapat digunakan yaitu pendekatan yang menggunakan informasi data-data empiris sebagai bantuan dalam proses penyelesaian terhadap model teoritis (semi-empirik) atau keseluruhan ditampilkan dalam bentuk parameter fisika (ab initio) (Pople, 1998).
Biasanya pendekatan yang menggunakan data-data empirik atau semiempirik diaplikasikan pada sistem dengan jumlah atom yang relatif besar.
2. Metode Perhitungan Struktur Pita Elektronik Semikonduktor
Untuk memprediksikan sifat optik dan elektronik QD semikonduktor nanokristal adalah perlu untuk mengetahui bentuk Hamiltonian dan basis tidak-terganggu bulk material semikonduktor yang memperhitungkan efek gandengan
spin-orbit (sesuai dengan jenis material kristal silikon yang ditinjau), yang
kemudian dapat diterapkan dalam kasus quantum dot dengan asumsi yang
disajikan dalam BAB III. Dalam bagian ini akan dipaparkan garis besar tentang bagaimana informasi ini dapat diperoleh dengan menggunakan metode
pendekatan massa efektif k.p-metode pseudopotensial empirik serta metode pendekatan tight-binding semiempirik. Ini adalah hasil studi terhadap beberapa
pustaka dengan fokus pada Kemerink (1998), North (2001), Jena (2004), Fonoberov (2002), Trani (2004) dan Niquet (2005).
2.a. Pendahuluan Teori k.p
Pada kesempatan ini akan diberikan pendahuluan teori massa efektif k.p dalam bentuk yang lebih detail sebagai bagian untuk mewadahi penelitian dalam memahami keterkaitan antara fungsi kisi Bloch dalam kaitannya dengan orbital atomik. Keterkaitan ini diharapkan pada akhirnya mampu memberikan gambaran dasar tentang bagaimana keterkaitan metode tight-binding yang menggunakan
himpunan orbital atomik sebagai basis untuk ruang Hilbertnya dan teori massa efektif-k.p yang mengaitkan antara tafsiran fungsi eigen (fungsi kisi Bloch) dengan orbital atomik. Ini merupakan hasil studi pustaka terhadap tulisan Jena (2004).
Sebagaian besar fenomena kristal (optik-elektronik, magnetik) dalam semikonduktor dapat dipahami dengan memeriksa sebagaian kecil dari keseluruhan struktur pita. Daerah yang terpenting dari struktur pita ini adalah daerah yang sebagian besar ditempati oleh pembawa muatan kristal. Titik-titik ini adalah titik terendah dalam pita konduksi dan titik tertinggi pita valensi. Titik
tertinggi pita valensi dikenal sebagai titik-Γ, dan merupakan titik
(
kx =0,ky =0,kz =0)
dalam ruang-k. Pada sebagian besar semikonduktor campuran, maksimum pita valensi dan minimum pita konduksi terjadi pada titik yang sama dalam ruang-k yaitu pada titik-Γ. Semikonduktor demikian dinamakansemikonduktor celah-langsung / direct dan membentuk sifat penting dari sebagian
besar perangkat optik. Jika minimum pita konduksi dicapai pada beberapa titik lain di ruang-k, maka semikonduktor disebut sebagai semikonduktor celah-tidak langsung/indirect. Teori k.p mengijinkan untuk menghitung struktur pita En
( )
kdekat tepi pita (di bawah pita konduksi dan di atas pita valensi) dan dapat diaplikasikan pada pita merosot (terdegenerasi) tunggal ataupun merosot banyak. Untuk memahami evolusi struktur pita secara umum (keseluruhan pita dalam sistem) dan bagaimana metode k.p digunakan dalam mempelajari struktur pita secara khusus (diaplikasikan hanya pada sejumlah pita yang mayoritas didiami oleh pembawa muatan) maka harus mulai dengan ide tentang gelombang Bloch.
2.b. Gelombang Bloch
Tinjau suatu kisi periodik dalam ruang bervolume Ω dengan perulangan
periode jarak R. Teorema Bloch menyatakan bahwa penyelesaian persamaan
Schrödinger untuk kisi periodik adalah berbentuk
( )
k,r kr(
k,ru ei ⋅
=
)
ψ (II.4)
dengan ψ
( )
k,r adalah fungsi gelombang Bloch, u( )
k,r adalah fungsi kisi Blochatau fungsi Bloch Periodik yang mempunyai simetri pergeseran yang sama dengan kisi dan ik⋅radalah fungsi envelope Bloch.
e
Jika elektron berada dalam kisi tetapi tanpa potensial
(
V( )
r =0)
, makafungsi gelombang Bloch mempunyai bentuk:
( )
k,r ktot⋅r Ω = i e 1 ψ (II.5)dengan vektor gelombang total ktot =k+G. Vektor gelombang total dapat hanya
dinyatakan dengan vektor gelombang k dalam zona Brillouin pertama dalam
wakilan ruang-k dengan G yaitu vektor kisi balik, semenjak vektor kisi balik G berkaitan dengan R dalam sebuah relasi G⋅R=2πm, dengan m adalah bilangan
bulat. Dengan demikian fungsi gelombang Bloch dapat ditulis sebagai:
( )
k,r ikr 1 iG.r, e e Ω = ⋅ ψ (II.6)Jika persamaan (II.6) dikaitkan dengan persamaan (II.4) maka diperoleh
( )
k,r G⋅rΩ
= i
e
u 1 , dengan demikian dalam model elektron mendekati-bebas (nearly
free-electron) jika kita mengetahui G maka otomatis kita mengetahui fungsi kisi
Bloch. Fungsi kisi Bloch u
( )
k,r adalah periodik dengan perulangan kisi.Dalam model elektron mendekati bebas akan dihasilkan kurva dispersi parabolik yang berulang secara periodik dalam sumbu k dimana terdapat titik merosot pada perpotongan kurva.
( )
(
)
0 2 2 2m E k = h k+G (II.7)Dari gambar II.1 namapak bahwa Himpunan-himpunan yang berbeda dari adalah pita-pita yang berbeda.
( )
kE
Keadaan merosot ini dapat terpisah oleh kehadiran potensial kristal (dimana potensial ini akan memecahkan (memisahkan) keadaan merosot jika potensial gangguan V(r) mempunyai elemen matrik tidak nol terkait dengan
keadaan merosot, misalnya 1V
( )
r 2 ≠0. Keadaan 1V( )
r 2 ≠0akan ditentukanini membuat pita-pita terpisah oleh celah, dimana besar celah ditentukan oleh besar potensial kristal.
E(k) Gap Gap -π/a π/a k ZB G=2π/ ZB k π/a G=2π/ V(r) = 0 -π/a Degenerasi Degenerasi Potensial Diaplikasikan E(k) V(r) = V(r+a)
Gambar II.1. Struktur pita dalam model elektron mendekati-bebas. Untuk 1-dimensi keadaan terdegenerasi hanya terjadi pada pusat zona (k=0 atau pada tepi zona Brillouin (k = ±π/a). Untuk kasus 2 dan 3 dimensi keadaan tergenerasi dapat juga terjadi pada titik lain dalam zona Brillouin (Jena, 2004).
Jumlah keadaan-keadaan (dalam -π/a ≤k≤ +π/a) pada tiap-tiap pita dalam
Zone Brillouin pertama adalah sejumlah N atom yang berada dalam keseluruhan
kristal. Karena setiap keadaan spin diizinkan untuk terdegenerasi 2 maka jumlah total elektron adalah 2N.
Jika potensial kisi tidak nol maka fungsi gelombang Bloch mempunyai bentuk: ( )
( )
r nk nk r k u ei Ω = ⋅ (II.8)Fungsi gelombang Bloch ini mengikuti relasi ortonormalitas:
( )
( )
r ( )( )
r ( )( ) ( )
r r k κ κ k k κ k r k κ r κ κk m n i n i m i mn u u e r d u e u e r d n m∫
∫
Ω ∗ ⋅ ⋅ ∗ Ω ⋅ Ω = ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ Ω ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ Ω = = 3 3 δ δ (II.9)Persamaan (II.9) dapat disederhanakan jika ditinjau keadaan yang cukup jauh dari tepi zona Brillouin. Ini dikarenakan pada jarak yang cukup jauh dari tepi Zoba Brillouin vektor gelombang menjadi kecil. Untuk panjang gelombang elektron lebih besar dibandingkan dengan ukuran sel unit maka fungsi u adalah periodik
diseluruh kisi, maka diperoleh:
mn n m ss ss u u r d =δ Ω Ω
∫
∗ k κ ' 3 1 (II.10) Indeks ss menunjukkan sel satuan. Karena sifat berulang dari u, integral (II.10)juga dapat dituliskan sebagai :
mn n m u u r d =δ Ω
∫
Ω ∗ k κ ' 3 1 (II.11) Teori k.p menunjukkan bahwa u secara relatif tidak bergantung pada k. Inimembuat fungsi envelope sebagian besar ortonormal keseluruh variabel k.
Ketidakbergantungan ini berarti keadaan terganggu dari keadaan terlokalisasi (yang ditimbulkan oleh pergerakan elektron konduksi) dapat dinyatakan dalam keadaan dasar sistem tanpa gangguan. Fungsi u dapat dinormalisasi sehingga
bentuk integral tidak mensyaratkan tambahan faktor Ωss. Dalam normalisasi ini
dilakukan subsitusi: k
k ss n
n u
u → Ω atau unk → Ωunk (II.12)
Dengan persamaan (II.12) maka persamaan (II.10) dan (II.II) memenuhi relasi ortonormalitas: mn n m u u r d ss δ = ∗ Ω
∫
k κ ' 3 atau (II.13) mn n m u u r d ∗ =δ Ω∫
k κ ' 3Pada relasi (II.13) diasumsikan bahwa untuk suatu nilai k, fungsi membentuk himpunan lengkap (dimana n meliputi seluruh pita).
k
n
u
2.c. Persamaan k.p untuk Fungsi Bloch Periodik tanpa Gandengan Spin-Orbit
Sebagaimana teorema Bloch bahwa fungsi gelombang untuk sistem kristal merupakan fungsi Bloch, oleh karenanya persamaan Schrödinger tak gayut waktu untuk Hamitonian memuat bentuk kinetik dan potensial kristal VK
( )
r adalah:( )
r ( )( )
r ( ) k( )
r k.r k k k.r 2 0 2 2 n i n n i K u e E u e V m ⎥⎦ Ω = Ω ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ + ∇ − h (II.14)dengan Enk =En
( )
k memberikan relasi dispersi untuk n pita sedangkan Ω adalahvolume kristal. Dengan menyelesaiakan persamaan (II.14) diperoleh:
( )
(
( )
r k( )
r)
( ) ( )
r r ( )( )
r k r k k r k n i n n K n n i u e E u V u i u k m e ⋅ ⎥= ⋅ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ + ∇ ⋅ + − − 2 k k k 0 2 2 2 h (II.15) dengan subsitusi unk( )
r i pˆunk( )
r h =∇ ke dalam persamaan (II.15) maka
Persamaan (II.15) dapat disederhanakan menjadi:
( )
r( )
( )
r k.p nk n unk m k k E u m H ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ − = ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + 0 2 2 0 0 2 h r h (II.16) dengan( )
r p K V m H = + 0 2 0 2 (II.17)dan unk
( )
r punk( )
r berkenaan dengan pergerakan sebuah elektron disekitar inti (misalnya pita valensi). Untuk keadaan di tepi pita maka suku kedua di sebelahkiri persamaan (II.16) dapat diperlakukan sebagai gangguan. Terlihat massa bebas elektron muncul dalam persamaan (II.16). Untuk k=0 diperoleh:
( )
r( ) ( )
0 r0 n n
n E u
u
H0 = 0 (II.18)
dengan En
( )
0 adalah nilai eigen pada pusat Zona Brillouin. Kurva dispersi En( )
kdapat dicari dengan memasukkan efek dari bentuk k.p sebagai gangguan. Jika nilai eigen untuk Hamiltonian lengkap (II.16) didefinisikan sebagai:
( )
( )
0 2 2 2m k E Wn n h − = k k (II.19)maka daerah disekitar k=0 dapat diperiksa dengan teori gangguan. Ketika k=0, maka:
( )0
( )
0( )
0n
n E
W = (II.20)
Nilai eigen untuk Hamiltonian lengkap dalam persamaan (II.16) dapat didekati dalam orde pertama dan kedua gangguan. Dengan persamaan (II.20) nilai eigen untuk Hamiltonian lengkap dalam orde dua gangguan adalah:
( )
( )0 ( )1 ( )2( )
( )1 ( )2 0 n n n n n n n W W W E W W W k ≅ + + = + + (II.21)Dengan menggabungkan persamaan (II.19) dan (II.21) diperoleh:
( )
( )
( )1 ( )2 0 2 2 2 0 n n n n W W m k E E k = +h + + (II.22)Dari persamaan (II.22) nampak bahwa pita memelihara bentuk parabolik dasar yaitu bentuk k2, oleh karenanya massa efektif harus berasal dari dua bentuk
2.c.1. Pita tidak Merosot
Untuk teori k.p kasus yang terpenting adalah keadaan tidak merosot (Jena, 2004). Sebagaimana yang telah disebutkan, Persamaan (II.16) di atas dapat diselesaikan dengan menggunakan teori gangguan (lihat Yariv, 1982 atau Griffiths, 1995). Potensial gangguan dalam (II.16) dapat diwakili dengan sebuah operator yaitu: k.p 0 ˆ m h = ν (II.23)
Dengan teori gangguan (Yariv, 1982), persamaan (II.21) adalah:
( )
∑
( )
( )
≠ − + + = m n m n mn mn m m E E E W 0 0 ˆ ˆ 0 2 ν ν (II.24)dengan νˆmn = mνˆn . Melalui pencocokkan persamaan (II.21) dan (II.24), maka
persamaan (II.22) menjadi:
( )
( )
∑
( )
( )
≠ − + + + = m n m n mn mn m m E E m k E E 0 0 2 0 2 0 2 2 ν ν h k (II.25)Dari bentuk νˆmn = mνˆn terlihat bahwa orke kedua gangguan muncul
oleh interaksi antara nilai eigen yang berbeda. Dimana terjadi atau tidak terjadinya interaksi antara keadaan ditentukan oleh elemen matrik νˆmn mνˆ n , jika
n m
mn ν
νˆ ˆ adalah matriks nol atau lenyap maka berarti tidak ada interaksi.
Keadaan lenyap atau tidak ini bisa dilihat dari sifat simetri fungsi eigen dan simetri potensial gangguan νˆ.