Wahyuningsih Darajati
Direktur Lingkungan Hidup
Kementerian Perencanaa Pembangunan Nasional/Bappenas
Disampaikan dalam Rapat Pembahasan Renstra Badan Litbang Kehutanan 2015-2019
Bogor, 24 November 2014
OUTLINE
2 2
I.
Pendahuluan
II. Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-2019
Bidang Sumber Daya Alam dan LH
III. Kelembagaan Riset Pengelolaan SDA dan LH
IV. Penutup
I. Pendahuluan
Pertumbuhan Ekonomi
yang berbasis SDA
(Kontribusi: 26,6% dari
PDB Nasional)
Pertambahan Penduduk
yang terus meningkat
(Diperkirakan pada tahun
2019
268 juta jiwa)
Pemanfaatan SDA-LH
dan Keanekaragaman
Hayati (Ekstraktif)
Pola Konsumsi yang
berlebihan/boros (Rata-rata
pertumbuhan konsumsi BBM:
7%/tahun dari tahun
2001-2010)
Krisis
Pangan
Krisis
Energi
Krisis Air
Kerusakan
Lingkungan
Peran Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup
PERTUMBUHAN EKONOMI X%, PENURUNAN EMISI 26%
PRODUKSI
PERTANIAN DAN
PERIKANAN
KETAHANAN
PANGAN
EKSPOR NON
MIGAS
PRODUKSI KAYU
DAN HASIL
HUTAN
MIGAS DAN
PERTAMBANGAN
SUMBERDAYA
HAYATI DAN JASA
LINGKUNGAN
INDUSTRI NON
MIGAS
NON MIGAS
INDUSTRI
INDUSTRI DAN EKSPOR MIGAS DAN
PERTAMBANGAN
KETAHANAN
ENERGI
KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP
PEMB.
KELAUTAN
Hilirisasi
II. Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-2019
Bidang Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup
Kedudukan Sumber Daya Alam dan LH yang
Semakin Penting dalam RPJMN 2015-2019
1.
Mandat untuk RPJMN ke-3 (2015-2019) dalam RPJPN 2005-2025
3 (tiga) kata kunci:
a. Pembangunan ekonomi kompetitif berbasis SDA yang tersedia;
b. SDM yang berkualitas; dan
c. Kemampuan IPTEK.
2.
3 (tiga) alasan lain:
a. Penduduk Indonesia masih tumbuh: jumlah dan kualitas konsumsi
(kelas menengah tumbuh)
membutuhkan sumber daya alam
dan non alam yang semakin besar;
b. Diperlukan pertumbuhan yang minimal
steady
untuk menjaga
Indonesia agar tidak jatuh atau terjebak dalam
Middle Income
Trap;
c. Kesenjangan dan kemiskinan masih cukup besar.
3.
Namun pada saat bersamaan
kerusakan sumber daya alam dan
lingkungan hidup semakin meningkat.
Tindak Lanjut RT RPJMN 2015-2019
8 AEC, BONUS DEMOGRAPHY, POST 2015 (SDG),
CLIMATE CHANGE Politik,
Hukum dan Keamanan
Ekonomi Kesejahteraan Sosial
Sumber daya Alam dan lingkungan hidup Pembangunan wilayah •Reformasi Birokrasi •Penegakkan hukum •Demokrasi anti korupsi •Stabilitas Nasional •Transformasi struktural •Ketahanan : Pangan, Energi dan Air •Structural transformation •Infrastruktur •Inovasi •Kualitas SDM •Kemiskinan •Keadilan •Lapangan pekerjaan •Sistem Keamanan Sosial •Manajemen Keanekaragama n hayati dan Sumber Daya Alam •Kelautan dan Perikanan •Manajemen Bencana dan Perubahan Iklim •Keseimbangan tata ruang •Kinerja Standar pelayanan publik •Urbanisasi •Desentralisasi
Kerangka untuk Implementasi/Delivery Mechanism
Kerangka Pendanaan: Pendanaan pemerintah dan non
pemerintah
Kerangka Regulasi Kerangka Kelembagaan
Mandat dari RPJP (untuk RPJMN III): Memantapkan
pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan
pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang
berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas, serta
kemampuan IPTEK
3 Hal Penting:
1.Pembangunan Berkelanjutan
PEOPLE-PROFIT-PLANET, didukung oleh kelembagaan yang tepat
2.LOW MIC pertumbuhan yang membantu untuk menghindari
MIDDLE INCOME TRAP (MIT) – tetapi harus berkelanjutan
3.Bonus Demografi 2025-2030 – Bonus atau Beban?
Diperlukan: • Reformasi yang komprehensif • Bukan Business as Usual • Prinsip Berkelanjutan • Pendekatan yang terintegrasi
9
Tema: Pembangunan yang Kuat, Inklusif dan Berkelanjutan
6 Agenda Pembangunan
EKONOMI (4 kluster, 16 Isu Strategis) 1. Pembangunan sektor Ekonomi 2. Pengamanan Ketahanan Pangan, Energi, dan Air 3. Percepatan Pembangunan Infrastruktur 4. Penguatan Faktor Utama Pembangunan Ekonomi PELESTARIAN SDA, LH DAN PENGELOLAAN BENCANA (4 Isu Strategis) 1. Peningkatan Konservasi dan Tata Kelola Hutan 2. Perbaikan Kualitas LH 3. Penanggulangan Bencana dan Pengurangan Resiko Bencana 4. Penanganan Perubahan Iklim dan Penyediaan Informasi Iklim dan Kebencanaan42 Isu Strategis
POLITIK, HUKUM, PERTAHANAN DAN KEAMANAN (7 Isu Strategis) 1. Percepatan RB dan Tata Kelola Pemerintahan 2. Peningkatan Penegakan Hukum yang Berkeadilan 3. Peningkatan Peran Politik DN 4. Peningkatan peran Politik LN 5. Peningkatan Kapasitas Pertahanan dan Stabilitas Keamanan Nasional KESEJAHTERAAN RAKYAT (5 Isu Strategis) 1. Kependudukan dan KB 2. Kesehatan dan Gizi Masyarakat 3. Pendidikan 4. Kebudayaan 5. Percepatan Penanggulangan Kemiskinan PEMBANGUNAN WILAYAH (5 Isu Strategis) 1. Pengembangan Wilayah Strategis 2. PengembanganDaerah Tertinggal dan Kawasan Perbatasan 3. Pembangunan Perkotaan dan Perdesaan 4. Pembangunan TR Wilayah dan Pertanhanan 5. Pengembangan Tata
Kelola Pem dan Otda
PEMBANGUNAN KELAUTAN (5 Isu
Strategis)
1. Menegakkan Kedaulatan dan Yuridiksi Nasional 2. Percepatan
Pengembangan ekonomi Kelautan
3. Meiningkatkan dan Mempertahankan Kualitas, Daya Dukung dan Kelestarian Fungsi Lingkungan Laut 4. Meningkatkan Wawasan
dan Budaya Bahari serta Penguatan Peran Serta SM dan IPTEK Kelautan 5. Meningkatakan Harkat dan Taraf Hidup Nelayan dan Masyarakat Pesisir
Mainstreaming
: (1) Pembangunan Berkelanjutan; (2) Tata Kelola Pemerintahan yang baik; (3)
Gender
Lintas Bidang: (1) Pemerataan Penanggulangan Kemiskinan; (2)
Perubahan Iklim
; (3) Wawasan
Kebangsaan dan Karakter Bangsa dalam Rangka Persatuan dan Kesatuan
Tema dan Agenda
Agenda Pembangunan terkait dengan
Bidang Kehutanan (Buku I)
10
SASARAN ARAH KEBIJAKAN STRATEGI
1. Konservasi Hutan
a. Meningkatnya populasi 25 species satwa terancam punah: 10 % sesuai baseline data tahun 2013
b. Optimalisasi pengelolaan
kawasan konservasi seluas 20,63 juta ha,
c. Pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan
d. Peningkatan kualitas data dan informasi keanekaragaman hayati.
2. Tata Kelola Hutan
a. kawasan hutan 100 persen, b. tata batas kawasan dan fungsi
sepanjang 40.000 km,
c. Operasionalisasi 579 KPH yang terdiri dari 347 KPHP, 182 KPHL dan 50 KPHK bukan Taman Nasional (TN),
d. Pola HTR/HKm/HD dan HR (dari 500 ribu ha pada tahun 2014 menjadi 40 juta ha pada tahun 2019). Meningkatkan kapasitas pengelola hutan konservasi dalam melindungi, mengawetkan ekosistem hutan
1. Peningkatan efektivitas pengelolaan Resort Based Management (RBM)
2. Pembentukan pusat penelitian terintegrasi tentang keanekaragaman hayati
3. Peningkatan kerja sama (kemitraan) dengan pihak ketiga dalam pengelolaan penangkaran ex-situ tanaman dan satwa liar, serta penyelamatan 20 satwa dan tumbuhan langka;
4. Pengembangan skema pendanaan (trust fund) bagi kawasan hutan konservasi
5. Meningkatkan sarana dan prasarana perlindungan hutan dan pengendalian kebakaran hutan,
6. Peningkatan kuantitas dan kualitas manggala agni 7. Peningkatan pelestarian keanekaragaman hayati di luar
kawasan hutan,
8. Peningkatan inventarisasi keanekaragaman hayati
Mempercepat kepastian status hukum kawasan hutan, meningkatkan keterbukaan data dan informasi sumber daya hutan, dan meningkatkan kualitas tata kelola di tingkat tapak
1. Melakukan percepatan pengukuhan kawasan hutan 2. Membentuk dan mewujudkan unit manajemen yang
handal
3. Meningkatkan kapasitas pengelola KPH
4. Membangun hubungan yang saling menguntungkan antara masyarakat, termasuk masyarakat adat, dengan pemerintah pengelolaan hutan di kawasan hutan
Agenda Pembangunan terkait dengan
Bidang Lingkungan Hidup (Buku I)
11
SASARAN
ARAH KEBIJAKAN
STRATEGI
1. Meningkatnya
kualitas
lingkungan
hidup, yang
tercermin di
dalam Indeks
Kualitas
Lingkungan
Hidup (IKLH)
sebesar
66,5-68,5 di tahun
2019
2. Meningkatnya
role model sikap
dan perilaku
hidup
masyarakat yang
peduli terhadap
alam dan
lingkungan
Meningkatkan kualitas lingkungan
hidup yang menyeluruh di setiap
sektor pembangunan dan daerah,
yang tercermin pada meningkatnya
kualitas air, udara dan lahan/hutan,
yang didukung oleh kapasitas
pengelolaan lingkungan yang kuat,
antara lain mencakup :
kelembagaan, sumber daya
manusia, penegakan hukum
lingkungan, dan kesadaran
masyarakat, sehingga terwujud
pembangunan yang ramah
lingkungan serta kehidupan
masyarakat dalam lingkungan yang
bersih dan sehat
1. Penguatan sistem pemantauan kualitas
lingkungan hidup
2. Peningkatan kualitas lingkungan hidup
3. Peningkatan pelestarian dan
pemanfaatan keekonomian
keanekaragaman hayati
4. Penerapan pola produksi dan konsumsi
berkelanjutan sebagai upaya effisiensi
penggunaan sumberdaya dan
pengurangan beban pencemaran
terhadap lingkungan hidup dan
peningkatan kualitas kehidupan
masyarakat.
5. Penguatan instrumen pengelolaan
lingkungan serta sistem insentif dan
disinsentif pengelolaan lingkungan hidup
6. Penegakan hukum lingkungan
RT RPJMN 2015-2019
(Buku II)
1.
UMUM
a. Pengarusutamaan Pembangunan Berkelanjutan;
b. Program Lintas Bidang Perubahan Iklim: (1) Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca/Mitigasi
GRK; (2) Peningkatan Ketahanan/Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim.
2.
Bidang Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
a. Pengembangan agrobisnis, pertanian berkelanjutan, dan kesejahteraan petani;
b. Peningkatan produksi dan nilai tambah perikanan serta kesejahteraan nelayan dan
pembudidaya ikan
;
c. Peningkatan tata kelola laut, pesisir dan pulau-pulau kecil serta pengembangan ekonomi
kelautan berkelanjutan;
d. Peningkatan produksi hasil hutan dan pengembangan jasa lingkungan;
e. Peningkatan konservasi dan tata kelola hutan serta pengelolaan DAS;
f. Penguatan pasokan, bauran, dan efisiensi konsumsi energi;
g. Peningkatan nilai tambah industri mineral dan pertambangan berkelanjutan;
h. Peningkatan kualitas lingkungan hidup, pengembangan pola produksi dan konsumsi
berkelanjutan serta pelestarian dan pemanfaatan keekonomian keanekaragaman
hayati;
i. Penanganan perubahan iklim dan peningkatan kualitas informasi iklim dan kebencanaan.
Integrasi Isu Lingkungan dan
Kehutanan
1. Pengentasan Krisis (lingkungan,
kehutanan, air, pangan dan energi)
2. Kualitas Lingkungan : IKLH
IKU, IKA,
Tutupan Lahan/Hutan
3. Pola Konsumsi dan Produksi yang
Berkelanjutan
4. Pengelolaan dan Pemanfaatan
Keanekaragaman Hayati
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
(IKLH) - existing
I
KLH
(I
ndex for
Environment)
Air
Kualitas
Air
Udara
Kualitas
Udara
Lahan
Luas
Tutupan
Hutan
Lahan kritis
Kebersihan
Keterangan 2007 IKL (BPS) 2008 2009-2011 IKLH (Kemen LH) 2012 Metode yang
diadopsi Virginia Quality Index (VEQI)Environmental Virginia Environmental Quality Index (VEQI) Environmental Performance IndexVirginia Environmental Quality Index (EPI), (VEQI) EPI VEQI
Indeks Kulaitas Lingkungan (IKL) Indeks Kulaitas Lingkungan (IKL) Ruang Lingkup
Perhitungan Ibukota Provinsi Ibukota Provinsi Provinsi Nasional Provinsi Nasional Parameter
yang digunakan
Kualitas Udara (IKU) Kualitas Udara (IKU) Kualitas Udara Kualitas Udara 1. Konsentrasi SO2 1. Konsentrasi NOx 1. Konsentrasi SO2 1. Konsentrasi SO2 2. Konsentrasi NO2 2. Konsentrasi CO 2. Konsentrasi NO2 2. Konsentrasi NO2 Kualitas Air (IKA) Kualitas Air (IKA) 3. Konsentrasi SOx 1. Nilai maks BOD 1. Nilai maks BOD 4. Konsentrasi NOx 2. Nilai maks COD 2. Nilai maks COD
3. Nilai maks DO 3. Nilai maks DO Kualitas Air Sungai Kualitas Air Sungai 4. Nilai maks NO3 (Nitrat) 1. Nilai maks TSS 1. Nilai maks TSS 5. Nilai maks NH3 (Amoniak) 2. Nilai maks DO 2. Nilai maks DO 6. Nilai maks pH 3. Nilai maks COD 3. Nilai maks COD 7. Nilai maks TDS 4. Nilai maks BOD 8. Nilai maks TSS 5. Nilai maks Total Fosfat 9. Nilai maks SO4 6. Nilai maks Fecal Coli Kualitas Tanah Pemukiman
(IKTp) Kualitas Tanah Pemukiman (IKTp) 7. Nilai maks Total Coliform 1. Proporsi volume sampah
per hari (m3) yang tidak terangkut
1. Proporsi volume sampah per hari (m3) yang tidak terangkut per km2.
2. % RTdgn pembuangan
akhir tinja berupa tangki (SPAL) dan lainnya
2. % RTdgn pembuangan akhir
tinja berupa tangki (SPAL) Populasi (IKP)
1. Kepadatan penduduk per Ha
Tutupan Hutan Tutupan Hutan 1. Luas Hutan Primer 1. Luas Hutan Primer 2. Luas Hutan Sekunder 2. Luas Hutan Sekunder Pembototan
antar Matra Sama Berbeda IKTp=10; IKP=10; Total=51) (IKU=18; IKA=13; Sama Berbeda (IPU=30%; IPA=30%; ITH=40%; Total=100%) Keterangan 2007 IKL (BPS) 2008 2009-2011 IKLH (Kemen LH) 2012
Metode yang
diadopsi Virginia Quality Index (VEQI)Environmental Virginia Environmental Quality Index (VEQI) Environmental Performance IndexVirginia Environmental Quality Index (EPI), (VEQI) EPI VEQI
Indeks Kulaitas Lingkungan (IKL) Indeks Kulaitas Lingkungan (IKL) Ruang Lingkup
Perhitungan Ibukota Provinsi Ibukota Provinsi Provinsi Nasional Provinsi Nasional Parameter
yang digunakan
Kualitas Udara (IKU) Kualitas Udara (IKU) Kualitas Udara Kualitas Udara 1. Konsentrasi SO2 1. Konsentrasi NOx 1. Konsentrasi SO2 1. Konsentrasi SO2 2. Konsentrasi NO2 2. Konsentrasi CO 2. Konsentrasi NO2 2. Konsentrasi NO2 Kualitas Air (IKA) Kualitas Air (IKA) 3. Konsentrasi SOx 1. Nilai maks BOD 1. Nilai maks BOD 4. Konsentrasi NOx 2. Nilai maks COD 2. Nilai maks COD
3. Nilai maks DO 3. Nilai maks DO Kualitas Air Sungai Kualitas Air Sungai 4. Nilai maks NO3 (Nitrat) 1. Nilai maks TSS 1. Nilai maks TSS 5. Nilai maks NH3 (Amoniak) 2. Nilai maks DO 2. Nilai maks DO 6. Nilai maks pH 3. Nilai maks COD 3. Nilai maks COD 7. Nilai maks TDS 4. Nilai maks BOD 8. Nilai maks TSS 5. Nilai maks Total Fosfat 9. Nilai maks SO4 6. Nilai maks Fecal Coli Kualitas Tanah Pemukiman
(IKTp) Kualitas Tanah Pemukiman (IKTp) 7. Nilai maks Total Coliform 1. Proporsi volume sampah
per hari (m3) yang tidak terangkut
1. Proporsi volume sampah per hari (m3) yang tidak terangkut per km2.
2. % RTdgn pembuangan
akhir tinja berupa tangki (SPAL) dan lainnya
2. % RTdgn pembuangan akhir
tinja berupa tangki (SPAL) Populasi (IKP)
1. Kepadatan penduduk per Ha
Tutupan Hutan Tutupan Hutan 1. Luas Hutan Primer 1. Luas Hutan Primer 2. Luas Hutan Sekunder 2. Luas Hutan Sekunder Pembototan