• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wahyuningsih Darajati

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Wahyuningsih Darajati"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Wahyuningsih Darajati

Direktur Lingkungan Hidup

Kementerian Perencanaa Pembangunan Nasional/Bappenas

Disampaikan dalam Rapat Pembahasan Renstra Badan Litbang Kehutanan 2015-2019

Bogor, 24 November 2014

(2)

OUTLINE

2 2

I.

Pendahuluan

II. Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-2019

Bidang Sumber Daya Alam dan LH

III. Kelembagaan Riset Pengelolaan SDA dan LH

IV. Penutup

(3)

I. Pendahuluan

(4)

Pertumbuhan Ekonomi

yang berbasis SDA

(Kontribusi: 26,6% dari

PDB Nasional)

Pertambahan Penduduk

yang terus meningkat

(Diperkirakan pada tahun

2019

268 juta jiwa)

Pemanfaatan SDA-LH

dan Keanekaragaman

Hayati (Ekstraktif)

Pola Konsumsi yang

berlebihan/boros (Rata-rata

pertumbuhan konsumsi BBM:

7%/tahun dari tahun

2001-2010)

Krisis

Pangan

Krisis

Energi

Krisis Air

Kerusakan

Lingkungan

(5)

Peran Sumber Daya Alam dan

Lingkungan Hidup

PERTUMBUHAN EKONOMI X%, PENURUNAN EMISI 26%

PRODUKSI

PERTANIAN DAN

PERIKANAN

KETAHANAN

PANGAN

EKSPOR NON

MIGAS

PRODUKSI KAYU

DAN HASIL

HUTAN

MIGAS DAN

PERTAMBANGAN

SUMBERDAYA

HAYATI DAN JASA

LINGKUNGAN

INDUSTRI NON

MIGAS

NON MIGAS

INDUSTRI

INDUSTRI DAN EKSPOR MIGAS DAN

PERTAMBANGAN

KETAHANAN

ENERGI

KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP

PEMB.

KELAUTAN

Hilirisasi

(6)

II. Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-2019

Bidang Sumber Daya Alam dan

Lingkungan Hidup

(7)

Kedudukan Sumber Daya Alam dan LH yang

Semakin Penting dalam RPJMN 2015-2019

1.

Mandat untuk RPJMN ke-3 (2015-2019) dalam RPJPN 2005-2025

3 (tiga) kata kunci:

a. Pembangunan ekonomi kompetitif berbasis SDA yang tersedia;

b. SDM yang berkualitas; dan

c. Kemampuan IPTEK.

2.

3 (tiga) alasan lain:

a. Penduduk Indonesia masih tumbuh: jumlah dan kualitas konsumsi

(kelas menengah tumbuh)

membutuhkan sumber daya alam

dan non alam yang semakin besar;

b. Diperlukan pertumbuhan yang minimal

steady

untuk menjaga

Indonesia agar tidak jatuh atau terjebak dalam

Middle Income

Trap;

c. Kesenjangan dan kemiskinan masih cukup besar.

3.

Namun pada saat bersamaan

kerusakan sumber daya alam dan

lingkungan hidup semakin meningkat.

(8)

Tindak Lanjut RT RPJMN 2015-2019

8 AEC, BONUS DEMOGRAPHY, POST 2015 (SDG),

CLIMATE CHANGE Politik,

Hukum dan Keamanan

Ekonomi Kesejahteraan Sosial

Sumber daya Alam dan lingkungan hidup Pembangunan wilayah •Reformasi Birokrasi •Penegakkan hukum •Demokrasi anti korupsi •Stabilitas Nasional •Transformasi struktural •Ketahanan : Pangan, Energi dan Air •Structural transformation •Infrastruktur •Inovasi •Kualitas SDM •Kemiskinan •Keadilan •Lapangan pekerjaan •Sistem Keamanan Sosial •Manajemen Keanekaragama n hayati dan Sumber Daya Alam •Kelautan dan Perikanan •Manajemen Bencana dan Perubahan Iklim •Keseimbangan tata ruang •Kinerja Standar pelayanan publik •Urbanisasi •Desentralisasi

Kerangka untuk Implementasi/Delivery Mechanism

Kerangka Pendanaan: Pendanaan pemerintah dan non

pemerintah

Kerangka Regulasi Kerangka Kelembagaan

Mandat dari RPJP (untuk RPJMN III): Memantapkan

pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan

pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang

berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas, serta

kemampuan IPTEK

3 Hal Penting:

1.Pembangunan Berkelanjutan 

PEOPLE-PROFIT-PLANET, didukung oleh kelembagaan yang tepat

2.LOW MIC pertumbuhan yang membantu untuk menghindari

MIDDLE INCOME TRAP (MIT) – tetapi harus berkelanjutan

3.Bonus Demografi 2025-2030 – Bonus atau Beban?

Diperlukan: • Reformasi yang komprehensif • Bukan Business as Usual • Prinsip Berkelanjutan • Pendekatan yang terintegrasi

(9)

9

Tema: Pembangunan yang Kuat, Inklusif dan Berkelanjutan

6 Agenda Pembangunan

EKONOMI (4 kluster, 16 Isu Strategis) 1. Pembangunan sektor Ekonomi 2. Pengamanan Ketahanan Pangan, Energi, dan Air 3. Percepatan Pembangunan Infrastruktur 4. Penguatan Faktor Utama Pembangunan Ekonomi PELESTARIAN SDA, LH DAN PENGELOLAAN BENCANA (4 Isu Strategis) 1. Peningkatan Konservasi dan Tata Kelola Hutan 2. Perbaikan Kualitas LH 3. Penanggulangan Bencana dan Pengurangan Resiko Bencana 4. Penanganan Perubahan Iklim dan Penyediaan Informasi Iklim dan Kebencanaan

42 Isu Strategis

POLITIK, HUKUM, PERTAHANAN DAN KEAMANAN (7 Isu Strategis) 1. Percepatan RB dan Tata Kelola Pemerintahan 2. Peningkatan Penegakan Hukum yang Berkeadilan 3. Peningkatan Peran Politik DN 4. Peningkatan peran Politik LN 5. Peningkatan Kapasitas Pertahanan dan Stabilitas Keamanan Nasional KESEJAHTERAAN RAKYAT (5 Isu Strategis) 1. Kependudukan dan KB 2. Kesehatan dan Gizi Masyarakat 3. Pendidikan 4. Kebudayaan 5. Percepatan Penanggulangan Kemiskinan PEMBANGUNAN WILAYAH (5 Isu Strategis) 1. Pengembangan Wilayah Strategis 2. Pengembangan

Daerah Tertinggal dan Kawasan Perbatasan 3. Pembangunan Perkotaan dan Perdesaan 4. Pembangunan TR Wilayah dan Pertanhanan 5. Pengembangan Tata

Kelola Pem dan Otda

PEMBANGUNAN KELAUTAN (5 Isu

Strategis)

1. Menegakkan Kedaulatan dan Yuridiksi Nasional 2. Percepatan

Pengembangan ekonomi Kelautan

3. Meiningkatkan dan Mempertahankan Kualitas, Daya Dukung dan Kelestarian Fungsi Lingkungan Laut 4. Meningkatkan Wawasan

dan Budaya Bahari serta Penguatan Peran Serta SM dan IPTEK Kelautan 5. Meningkatakan Harkat dan Taraf Hidup Nelayan dan Masyarakat Pesisir

Mainstreaming

: (1) Pembangunan Berkelanjutan; (2) Tata Kelola Pemerintahan yang baik; (3)

Gender

Lintas Bidang: (1) Pemerataan Penanggulangan Kemiskinan; (2)

Perubahan Iklim

; (3) Wawasan

Kebangsaan dan Karakter Bangsa dalam Rangka Persatuan dan Kesatuan

Tema dan Agenda

(10)

Agenda Pembangunan terkait dengan

Bidang Kehutanan (Buku I)

10

SASARAN ARAH KEBIJAKAN STRATEGI

1. Konservasi Hutan

a. Meningkatnya populasi 25 species satwa terancam punah: 10 % sesuai baseline data tahun 2013

b. Optimalisasi pengelolaan

kawasan konservasi seluas 20,63 juta ha,

c. Pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan

d. Peningkatan kualitas data dan informasi keanekaragaman hayati.

2. Tata Kelola Hutan

a. kawasan hutan 100 persen, b. tata batas kawasan dan fungsi

sepanjang 40.000 km,

c. Operasionalisasi 579 KPH yang terdiri dari 347 KPHP, 182 KPHL dan 50 KPHK bukan Taman Nasional (TN),

d. Pola HTR/HKm/HD dan HR (dari 500 ribu ha pada tahun 2014 menjadi 40 juta ha pada tahun 2019). Meningkatkan kapasitas pengelola hutan konservasi dalam melindungi, mengawetkan ekosistem hutan

1. Peningkatan efektivitas pengelolaan Resort Based Management (RBM)

2. Pembentukan pusat penelitian terintegrasi tentang keanekaragaman hayati

3. Peningkatan kerja sama (kemitraan) dengan pihak ketiga dalam pengelolaan penangkaran ex-situ tanaman dan satwa liar, serta penyelamatan 20 satwa dan tumbuhan langka;

4. Pengembangan skema pendanaan (trust fund) bagi kawasan hutan konservasi

5. Meningkatkan sarana dan prasarana perlindungan hutan dan pengendalian kebakaran hutan,

6. Peningkatan kuantitas dan kualitas manggala agni 7. Peningkatan pelestarian keanekaragaman hayati di luar

kawasan hutan,

8. Peningkatan inventarisasi keanekaragaman hayati

Mempercepat kepastian status hukum kawasan hutan, meningkatkan keterbukaan data dan informasi sumber daya hutan, dan meningkatkan kualitas tata kelola di tingkat tapak

1. Melakukan percepatan pengukuhan kawasan hutan 2. Membentuk dan mewujudkan unit manajemen yang

handal

3. Meningkatkan kapasitas pengelola KPH

4. Membangun hubungan yang saling menguntungkan antara masyarakat, termasuk masyarakat adat, dengan pemerintah pengelolaan hutan di kawasan hutan

(11)

Agenda Pembangunan terkait dengan

Bidang Lingkungan Hidup (Buku I)

11

SASARAN

ARAH KEBIJAKAN

STRATEGI

1. Meningkatnya

kualitas

lingkungan

hidup, yang

tercermin di

dalam Indeks

Kualitas

Lingkungan

Hidup (IKLH)

sebesar

66,5-68,5 di tahun

2019

2. Meningkatnya

role model sikap

dan perilaku

hidup

masyarakat yang

peduli terhadap

alam dan

lingkungan

Meningkatkan kualitas lingkungan

hidup yang menyeluruh di setiap

sektor pembangunan dan daerah,

yang tercermin pada meningkatnya

kualitas air, udara dan lahan/hutan,

yang didukung oleh kapasitas

pengelolaan lingkungan yang kuat,

antara lain mencakup :

kelembagaan, sumber daya

manusia, penegakan hukum

lingkungan, dan kesadaran

masyarakat, sehingga terwujud

pembangunan yang ramah

lingkungan serta kehidupan

masyarakat dalam lingkungan yang

bersih dan sehat

1. Penguatan sistem pemantauan kualitas

lingkungan hidup

2. Peningkatan kualitas lingkungan hidup

3. Peningkatan pelestarian dan

pemanfaatan keekonomian

keanekaragaman hayati

4. Penerapan pola produksi dan konsumsi

berkelanjutan sebagai upaya effisiensi

penggunaan sumberdaya dan

pengurangan beban pencemaran

terhadap lingkungan hidup dan

peningkatan kualitas kehidupan

masyarakat.

5. Penguatan instrumen pengelolaan

lingkungan serta sistem insentif dan

disinsentif pengelolaan lingkungan hidup

6. Penegakan hukum lingkungan

(12)

RT RPJMN 2015-2019

(Buku II)

1.

UMUM

a. Pengarusutamaan Pembangunan Berkelanjutan;

b. Program Lintas Bidang Perubahan Iklim: (1) Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca/Mitigasi

GRK; (2) Peningkatan Ketahanan/Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim.

2.

Bidang Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

a. Pengembangan agrobisnis, pertanian berkelanjutan, dan kesejahteraan petani;

b. Peningkatan produksi dan nilai tambah perikanan serta kesejahteraan nelayan dan

pembudidaya ikan

;

c. Peningkatan tata kelola laut, pesisir dan pulau-pulau kecil serta pengembangan ekonomi

kelautan berkelanjutan;

d. Peningkatan produksi hasil hutan dan pengembangan jasa lingkungan;

e. Peningkatan konservasi dan tata kelola hutan serta pengelolaan DAS;

f. Penguatan pasokan, bauran, dan efisiensi konsumsi energi;

g. Peningkatan nilai tambah industri mineral dan pertambangan berkelanjutan;

h. Peningkatan kualitas lingkungan hidup, pengembangan pola produksi dan konsumsi

berkelanjutan serta pelestarian dan pemanfaatan keekonomian keanekaragaman

hayati;

i. Penanganan perubahan iklim dan peningkatan kualitas informasi iklim dan kebencanaan.

(13)

Integrasi Isu Lingkungan dan

Kehutanan

1. Pengentasan Krisis (lingkungan,

kehutanan, air, pangan dan energi)

2. Kualitas Lingkungan : IKLH

IKU, IKA,

Tutupan Lahan/Hutan

3. Pola Konsumsi dan Produksi yang

Berkelanjutan

4. Pengelolaan dan Pemanfaatan

Keanekaragaman Hayati

(14)

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup

(IKLH) - existing

I

KLH

(I

ndex for

Environment)

Air

Kualitas

Air

Udara

Kualitas

Udara

Lahan

Luas

Tutupan

Hutan

Lahan kritis

Kebersihan

Keterangan 2007 IKL (BPS) 2008 2009-2011 IKLH (Kemen LH) 2012 Metode yang

diadopsi Virginia Quality Index (VEQI)Environmental Virginia Environmental Quality Index (VEQI) Environmental Performance IndexVirginia Environmental Quality Index (EPI), (VEQI) EPI VEQI

Indeks Kulaitas Lingkungan (IKL) Indeks Kulaitas Lingkungan (IKL) Ruang Lingkup

Perhitungan Ibukota Provinsi Ibukota Provinsi Provinsi Nasional Provinsi Nasional Parameter

yang digunakan

Kualitas Udara (IKU) Kualitas Udara (IKU) Kualitas Udara Kualitas Udara 1. Konsentrasi SO2 1. Konsentrasi NOx 1. Konsentrasi SO2 1. Konsentrasi SO2 2. Konsentrasi NO2 2. Konsentrasi CO 2. Konsentrasi NO2 2. Konsentrasi NO2 Kualitas Air (IKA) Kualitas Air (IKA) 3. Konsentrasi SOx 1. Nilai maks BOD 1. Nilai maks BOD 4. Konsentrasi NOx 2. Nilai maks COD 2. Nilai maks COD

3. Nilai maks DO 3. Nilai maks DO Kualitas Air Sungai Kualitas Air Sungai 4. Nilai maks NO3 (Nitrat) 1. Nilai maks TSS 1. Nilai maks TSS 5. Nilai maks NH3 (Amoniak) 2. Nilai maks DO 2. Nilai maks DO 6. Nilai maks pH 3. Nilai maks COD 3. Nilai maks COD 7. Nilai maks TDS 4. Nilai maks BOD 8. Nilai maks TSS 5. Nilai maks Total Fosfat 9. Nilai maks SO4 6. Nilai maks Fecal Coli Kualitas Tanah Pemukiman

(IKTp) Kualitas Tanah Pemukiman (IKTp) 7. Nilai maks Total Coliform 1. Proporsi volume sampah

per hari (m3) yang tidak terangkut

1. Proporsi volume sampah per hari (m3) yang tidak terangkut per km2.

2. % RTdgn pembuangan

akhir tinja berupa tangki (SPAL) dan lainnya

2. % RTdgn pembuangan akhir

tinja berupa tangki (SPAL) Populasi (IKP)

1. Kepadatan penduduk per Ha

Tutupan Hutan Tutupan Hutan 1. Luas Hutan Primer 1. Luas Hutan Primer 2. Luas Hutan Sekunder 2. Luas Hutan Sekunder Pembototan

antar Matra Sama Berbeda IKTp=10; IKP=10; Total=51) (IKU=18; IKA=13; Sama Berbeda (IPU=30%; IPA=30%; ITH=40%; Total=100%) Keterangan 2007 IKL (BPS) 2008 2009-2011 IKLH (Kemen LH) 2012

Metode yang

diadopsi Virginia Quality Index (VEQI)Environmental Virginia Environmental Quality Index (VEQI) Environmental Performance IndexVirginia Environmental Quality Index (EPI), (VEQI) EPI VEQI

Indeks Kulaitas Lingkungan (IKL) Indeks Kulaitas Lingkungan (IKL) Ruang Lingkup

Perhitungan Ibukota Provinsi Ibukota Provinsi Provinsi Nasional Provinsi Nasional Parameter

yang digunakan

Kualitas Udara (IKU) Kualitas Udara (IKU) Kualitas Udara Kualitas Udara 1. Konsentrasi SO2 1. Konsentrasi NOx 1. Konsentrasi SO2 1. Konsentrasi SO2 2. Konsentrasi NO2 2. Konsentrasi CO 2. Konsentrasi NO2 2. Konsentrasi NO2 Kualitas Air (IKA) Kualitas Air (IKA) 3. Konsentrasi SOx 1. Nilai maks BOD 1. Nilai maks BOD 4. Konsentrasi NOx 2. Nilai maks COD 2. Nilai maks COD

3. Nilai maks DO 3. Nilai maks DO Kualitas Air Sungai Kualitas Air Sungai 4. Nilai maks NO3 (Nitrat) 1. Nilai maks TSS 1. Nilai maks TSS 5. Nilai maks NH3 (Amoniak) 2. Nilai maks DO 2. Nilai maks DO 6. Nilai maks pH 3. Nilai maks COD 3. Nilai maks COD 7. Nilai maks TDS 4. Nilai maks BOD 8. Nilai maks TSS 5. Nilai maks Total Fosfat 9. Nilai maks SO4 6. Nilai maks Fecal Coli Kualitas Tanah Pemukiman

(IKTp) Kualitas Tanah Pemukiman (IKTp) 7. Nilai maks Total Coliform 1. Proporsi volume sampah

per hari (m3) yang tidak terangkut

1. Proporsi volume sampah per hari (m3) yang tidak terangkut per km2.

2. % RTdgn pembuangan

akhir tinja berupa tangki (SPAL) dan lainnya

2. % RTdgn pembuangan akhir

tinja berupa tangki (SPAL) Populasi (IKP)

1. Kepadatan penduduk per Ha

Tutupan Hutan Tutupan Hutan 1. Luas Hutan Primer 1. Luas Hutan Primer 2. Luas Hutan Sekunder 2. Luas Hutan Sekunder Pembototan

(15)

III. KELEMBANGAAN RISET

PENGELOLAAN SDA-LH

(16)

Kondisi Eksisting

KLH

Peningkatan Sarana Teknis Pengendalian

Dampak Lingkungan (Pusarpedal)

Pusat Ekoregion

Kemenhut

Program Penelitian dan Pengembangan

Kementerian Kehutanan

Program Penyuluhan dan Pengembangan

Sumber Daya Manusia Kehutanan

(17)

PEREN

CAN

AN

PEMAN

FAATA

N

PENGEN

DALIAN

PEMELI

HARA

AN

PENGA

WAS

AN

GAKUM

INSTRUMEN

“PE

NGIKA

T

PE

RLIND

UN

GAN

DA

N

PE

NGELOLA

AN

LH

Sumber: UU 32/2009

RPPLH

-

Daya Dukung

-

Daya Tampung

-

PENCEGAHAN:

KLHS, AMDAL, UKL/UPL,

Perizinan, Instrumen Ekonomi Lingkungan,

Per-UU berbasis LH, Anggaran berbasis LH,Analisis

Resiko Lingkungan,Audit Lingkungan,

-

PENANGGULANGAN:

Pemberian

informasi, Pengisolasian Pencemaran

/Kerusakan

-

PEMULIHAN

: Penghentian Sumber

Pencemaran, Remediasi, Rehabilitasi, Restorasi

-

Konservasi SDA

-

Pencadangan SDA

-

Pelestarian Fungsi Atmosfir

-

PENGAWASAN

-

PENEGAKAN HUKUM:

Administrasi,

Pidana dan Perdata

(18)

Pengembangan ke Depan

(terkait riset)

1.

Pendekatan daya dukung dalam pembangunan

perlu penelitian batas daya

dukung wilayah seluruh Indonesia

2.

Pendekatan pengembangan kelembagaan KLHK ke depan

penekanan pada penguatan litbang

terutama pada biotech yang

memiliki

high value

ex:

bioresources, NFTP

Penguatan litbang untuk nilai hutan

sebagai bagian dari rantai

pangan, sumber energi, siklus dan sistem pendukung kehidupan

Perlunya pengembangan inovasi dan new design

services/jasa

lingkungan, serta pengembangan sumber daya manusia

3.

Perlunya kolaborasi pengelolaan lahan, dengan pendekatan pengelolaan DAS

dan ekoregion

dapat dikembangkan studi lebih lanjut

4.

Penguatan sisi scientific untuk pengembangan kebijakan dan penegakan

hukum

5.

Pengembangan pola kolaborasi : pusat litbang, UPT, institusi daerah (SKPD),

PT, asosiasi, swasta, lembaga riset.

(19)

Peranan Riset dalam Pelaksanaan dan

Pengembangan Kebijakan Perubahan Iklim

Mitigasi :

1. Metodologi penghitungan penurunan emisi

GRK (baseline, BAU, Proyeksi, REL)

2. Formulasi kegiatan potensial penurunan

emisi GRK (nasional dan daerah)

3. Pengembangan mekanisme MER

(20)

… Lanjutan

Adaptasi :

1. Mengkaji resiko dan dampak perubahan iklim dalam

pembangunan (Sectoral Developments)

2. Formulation of Climate Change Adaptation Actions

3. Climate Change Adaptation Indicators Development

4. Vulnerability assessments and formulation of CCA

actions

5. Data and Information + Monitoring and Evaluation

System for Climate Change Adaptation

6. Integration between DRR and CCA

(21)

IV. Penutup

(22)

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan

1. Rancangan Renstra harus diselaraskan

dengan Rancangan RPJMN 2015-2019

2. Perlunya penguatan badan riset dan

pengembangan (Kapasitas Lembaga Riset dan

SDM)

untuk pengelolaan SDA LH

3. Perlunya Road Map Litbang yang

implementatif untuk merespon isu dan

kebutuhan yang tepat

(23)

TERIMA KASIH

(24)

Sasaran Pokok Pembangunan Bidang

SDA LH Tahun 2015-2019

No.

Sasaran

2015

2016

2017

2018

2019

1.

Pertumbuhan PDB pertanian

(%, termasuk perikanan dan

kehutanan)

3,5

3,6

3,7

3,8

4,0

2.

Pertumbuhan PDB Migas dan

Pertambangan (%)

0,9

1,1

1,3

1,5

1,8

3.

Ekspor hasil perikanan (US$

miliar)

5,86

6,82

7,62

8,53

9,54

4.

Ekspor hasil kehutanan (US$

miliar)

6,5

6,5

6,5

6,5

6,5

5.

IKLH (skor)

64,0-64,5 64,5-65,0 65,0-65,5 65,5-66,5

66,5-68,5

6.

Konservasi Kawasan

Perairan(juta ha)

16,5

17,1

17,9

18,8

20,0

Referensi

Dokumen terkait

Sejalan dengan pelaksanaan Reformasi Birokrasi dan pembangunan Zona Integritas (ZI) menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani,

Sejalan dengan pelaksanaan Reformasi Birokrasi dan pembangunan Zona Integritas (ZI) menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani,

Sejalan dengan pelaksanaan Reformasi Birokrasi dan pembangunan Zona Integritas (ZI) menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani,

Coca Cola Amatil Indonesia Banjarbaru dapat menghasilkan output yang diperlukan misalkan laporan persediaan barang, laporan outlet yang dimilik sales partner, laporan

Metode penelitian yang dipakai disini adalah metode experimental, yaitu dengan melakukan uji emisi kendaraan bermotor tanpa menggunakan catalityc converter

Namun berkemungkinan perempuan yang bekerja tidak terlepas dari kendala yang harus dihadapi yaitu padatnya aktivitas kuliah dan bekerja membuat mereka kesulitan

Sedangkan dalam pertimbangan pemilihan untuk tidak pindah dari Yogyakarta dan tetap tinggal di Yogyakarta pada masa pensiun, faktor yang bersifat sangat menentukan bagi

Namun, perusahaan tidak cukup hanya mengandalkan sistem dan teknologi informasi untuk dapat mencapai keunggulan di antara para pesaing dan menempatkan perusahaan pada