• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHAN I: PAK PURWIYANTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAHAN I: PAK PURWIYANTO"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

MEWUJUDKAN KONSISTENSI ANTARA PERENCANAAN DAN

PENGANGGARAN DALAM PERSPEKTIF PENGELOLAAN ANGGARAN

Forum Diskusi Nasional Perencana 2016 Jakarta, 6 Desember 2016

(2)

POKOK BAHASAN

III. SINKRONISASI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

I. SIKLUS PENYUSUNAN APBN

(3)
(4)

Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des Jan Feb Maret April APBN

(maksimal akhir Oktober) Surat Bersama Pagu Indikatif

(maksimal akhir bulan Maret)

Surat Pagu Anggaran (maksimal akhir Juni)

RUU APBN, Nota Keuangan, dan Himpunan RKA K/L diajukan kepada DPR

Pembahasan RUU APBN, Nota Keuangan, dan Himpunan RKA K/L DPR

Perpres Rincian APBN (maksimal 30

Siklus APBN

Penyampaian dokumen Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal, Kerangka Ekonomi Makro (maksimal pertengahan Mei)

2

3

4

5

6

7

8

9

(5)

5

(6)
(7)

7

RKP

RPJM Nasional

RPJP

Nasional

RKP

Daerah

Renstra KL

Renja KL

Renja

SKPD

RAPBN

RAPBD

RKA-KL

RKA -

SKPD

APBN

Rincian

APBN

APBD

Rincian

APBD

Diacu Pedoman Dijabarkan Pedoman Pedoman Diperhatikan Dijabarkan Pedoman Pedoman Diacu Diacu

Diserasikan melalui Musrenbang

UU SPPN

P

em

eri

ntah

P

us

at

P

em

eri

ntah

Daer

ah

UU KN

Pedoman Pedoman Pedoman

RPJM Daerah

RPJP Daerah

Renstra

SKPD

Pedoman Pedoman VISI PRESIDEN Visi Kepala Daerah

25 TAHUNAN

5 TAHUNAN

1 TAHUNAN

Proses Perencanaan dan Penganggaran

Pemerintah Pusat dan Daerah

(8)

Penetapan Arah Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Nasional

Waktu : Akhir Januari PIC : Presiden

Review Baseline Penyusunan Resource Envelope

Sidang Kabinet Pagu Indikatif

Penyampaian Resource Envelope ke Bappenas

Sinkronisasi/koordinasi pagu indikatif

Waktu : Februari – Maret PIC : Kemenkeu dan K/L

Waktu : Mulai pertengahan Februari PIC : Kemenkeu

Waktu : Minggu IV Maret

PIC : Setneg/Setkab Waktu : Minggu II-IV Maret PIC : Kemenkeu dan Bappenas Waktu : Minggu I-II Maret

PIC : Kemenkeu

Surat Bersama Pagu Indikatif

Waktu : 29 atau 30 Maret

PIC : Ditetapkan Menkeu dan Menteri PPN/Bappenas

Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat (Rakorbangpus)

Waktu : April PIC : Bappenas

Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Musyawarah Perencanaan Penetapan Perpres Rencana Kerja Penyampaian RKP serta Kerangka Ekonomi Makro (KEM) dan Pokok-Pokok Kebijakan

Proses Perencanaan dan Penganggaran

sesuai PP 90/2010 dan PP 40/2006

(9)
(10)

TUGAS DAN FUNGSI BAPPENAS DALAM RANGKA PERENCANAAN SESUAI UU No. 25

Tahun 2004 (1/2)

1) Penyusunan dan Penetapan RPJP (Pasal 10-13).

menyiapkan rancangan RPJP Nasional.

(Pasal 10 Ayat (1))

menyelenggarakan Musrenbang Jangka Panjang Nasional.

(Pasal 11 Ayat (2))

menyusun rancangan akhir RPJP Nasional berdasarkan hasil Musrenbang Jangka Panjang Nasional.

(Pasal 12 Ayat (1))

2) Penyusunan dan Penetapan RPJM (Pasal 14-19).

menyiapkan rancangan awal RPJM Nasional sebagai penjabaran dari visi, misi, dan program Presiden ke dalam strategi

pembangunan Nasional, kebijakan umum, program prioritas Presiden, serta kerangka ekonomi makro yang mencakup

gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal.

(Pasal 14 Ayat (1))

menyusun rancangan RPJM Nasional dengan menggunakan rancangan Renstra-KL dan berpedoman pada RPJP Nasional.

(Pasal 15 Ayat (2))

menyelenggarakan Musrenbang Jangka Menengah Nasional.

(Pasal 16 Ayat (3))

(11)

TUGAS DAN FUNGSI BAPPENAS DALAM RANGKA PERENCANAAN SESUAI UU No. 25

TAHUN 2004 (2/2)

11

3) Penyusunan dan Penetapan RKP (Pasal 20-27).

menyiapkan rancangan awal RKP sebagai penjabaran dan RPJM Nasional.

(Pasal 20 Ayat (1))

mengkoordinasikan penyusunan rancangan RKP dengan menggunakan rancangan Renja-KL.

(Pasal

21 Ayat (2))

menyelenggarakan Musrenbang penyusunan RKP.

(Pasal 22 Ayat (3))

mengkoordinasikan penyusunan rancangan RKP dengan menggunakan rancangan Renja-KL.

(Pasal

23 Ayat (3))

(12)

TUGAS DAN FUNGSI KEMENKEU DALAM RANGKA PENGANGGARAN

BERDASARKAN UU 17/2003

Pasal 6

(1)Presiden selaku Kepala Pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara sebagai bagian dari

kekuasaan pemerintahan.

(2)Kekuasaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) :

a. dikuasakan kepada Menteri Keuangan, selaku Pengelola Fiskal dan Wakil Pemerintah dalam kepemilikan

kekayaan negara yang dipisahkan.

b. dikuasakan kepada menteri/pimpinan lembaga selaku pengguna anggaran/pengguna barang kementerian

negara/lembaga yang dipimpinnya;

c. diserahkan kepada gubernur/bupati/walikota selaku kepala pemerintahan daerah untuk mengelola

keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan;

d. Tidak termasuk kewenangan dibidang moneter, yang meliputi antara lain mengeluarkan dan mengedarkan

(13)

TUGAS DAN FUNGSI KEMENKEU DALAM RANGKA PENGANGGARAN

BERDASARKAN UU 17/2003

13

Pasal 8

Dalam rangka pelaksanaan kekuasaan atas pengelolaan fiskal, Menteri Keuangan mempunyai tugas :

a) menyusun kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro;

b) menyusun rancangan APBN dan rancangan Perubahan APBN;

c)

mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran;

d) melakukan perjanjian internasional di bidang keuangan;

e) melaksanakan pemungutan pendapatan negara yang telah ditetapkan dengan undang-undang;

f)

melaksanakan fungsi bendahara umum negara;

g) menyusun laporan keuangan yang merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN;

(14)

Sinkronisasi

Sejak tahun 2015, telah dilakukan penataan Arsitektur dan Informasi Kinerja (ADIK) dalam RKA-K/L 2016, sesuai

dengan amanah PMK nomor 196/PMK.02/2015 tentang Perubahan atas PMK nomor 143/PMK.02/2015 tentang

Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKA-K/L dan Pengesahan DIPA.

Penataan ADIK dilakukan dengan menggunakan logika berpikir (

Logic Model

) untuk melihat hubungan logis antara

input-output-outcome.

Penataan ADIK digunakan untuk sinkronisasi antara perencanaan dan penganggaran dengan cara mengaitkan

aplikasi Renja (sisi perencanaan) dengan aplikasi ADIK dan aplikasi RKA-K/L (sisi penganggaran).

Penataan ADIK sejalan dengan penyederhanaan nomenklatur yang diinisiasi oleh Kementerian Kelautan dan

Perikanan mengingat rumusan kinerja sesuai dengan penataan ADIK merupakan output yang dihasilkan

merupakan barang/jasa akhir, memiliki perspektif keluar, terukur, dan relevan.

(15)

Perencanaan dan Penganggaran

(16)

PENATAAN ADIK DIGUNAKAN UNTUK HARMONISASI/ SINKRONISASI PERENCANAAN DENGAN

PENGANGGARAN *)

Proses / Aktivitas Input

NASIONAL

K/L

ESELON I

ESELON II

Sasaran pembangunan nasional (impact) Sasaran strategis K/L (outcome/impact) Sasaran program (outcome) Sasaran kegiatan (output)

Input (Aktivitas/ Proses output Kegiatan)

Ouput eselon1

Indikator Target

Input (outcomeAktivitas/ Proses Program)

Ouput K-L

Indikator Target

Input Aktivitas/ Proses/ (nama komponen)

SASARAN STRATEGIS (Outcome KL/ Impact ) SASARAN PROGRAM (Outcome Eselon 1) Indikator/ IKK SASARAN KEGIATAN (OUTPUT) RENJA ADIK

+

Indikator/ IKS Target Indikator/ IKP Target Target Keterangan : Output Strategis *) Output Program *)

(17)

17

Arsitektur Perencanaan, Penganggaran, Kinerja, dan Organisasi

KEBIJAKAN K/L PROGRAM KEGIATAN

PRIORITAS

LINTAS PROGRAM

STRUKTUR

PERENCANAAN

SASARAN STRATEGIS SASARAN KELUARAN INDIKATOR KINERJA STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PROGRAM INDIKATOR KINERJA KEGIATAN TARGET TARGET TARGET SASARAN PEMBANGUNAN

NASIONAL INDIKATOR KINERJA TARGET

STRUKTUR KINERJA

TINGKAT NATIONAL

KEMENTERIAN/LEMBA GA UNIT ESELON I UNIT ESELON II ALOKASI ANGGARAN PROGRAM KEGIATAN

SUB FUNGSI

FUNGSI

SRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN

STRUKTUR

ANGGARAN

KABINET

K/L

(18)

KONSISTENSI STRUKTUR PROGRAM

(RPJMN, RENSTRA, RKP/RENJA DAN RKA-KL)

KEGIATAN

OUTPUT

PROGRAM

(19)

Penutup

1. Perencanaan dan penganggaran merupakan proses yang terintegrasi yang

melibatkan beberapa pihak (Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional,

Kementerian Keuangan, dan Kementerian/Lembaga).

2. Upaya meningkatkan proses sinkronisasi antara perencanaan dan penganggaran

terus diupayakan, antara lain melalui penerapan Arsitektur Data dan Informasi

Kinerja.

3. Upaya lain yang sedang dilakukan adalah melalui kodefikasi antara visi misi

Presiden, komponen perencanaan dan komponen penganggaran, untuk melihat

keterkaitannya.

(20)
(21)

BAHAN II PAK PURWIYANTO

(22)

SINERGI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

Disampaikan Oleh :

Purwiyanto Pranoto Suwiryo

(Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Pengeluaran Negara)

Dalam

(23)

23

1.

Anggaran Rutin & Anggaran Pembangunan

2.

Pendekatan Sektor : Sektor/Subsektor/Program

(berbeda ant Rutin & Proyek)

3.

Klasifikasi Ekonomi : Belanja Rutin menurut Jenis

& Belanja Pembangunan menurut Sektor

4.

Pengelola Anggaran : Instansi untuk Belanja Rutin &

Proyek/Bagian Proyek untuk Belanja Pembangunan

5.

Dokumen Anggaran :

DUK/DUP/LK dan Satuan 3

DIK/SKOR/DIKS untuk Belanja Rutin

DIP/SKOP/DIPP untuk Belanja Pembangunan

1. Anggaran Terpadu

2. Pendekatan Fungsi: Fungsi/Sub Fungsi,

Program, Kegiatan

3. Klasifikasi Ekonomi : Menurut Jenis

Belanja

4. Pengelola Anggaran : Kementerian sebagai

Pengguna Anggaran, Satuan Kerja sebagai

Kuasa Pengguna Anggaran

5. Dokumen Anggaran : RKA-KL

Satuan Anggaran DIPA

Perubahan Sistem Penganggaran

Mulai 2005

s.d. 2004

(24)

TEORI DASAR

Terdapat empat pengambil keputusan di bidang ekonomi, yaitu sector

rumah tangga, perusahaan,

pemerintah,

dan luar negeri.

Fungsi objektif dari sector pemerintah adalah

mencapai

kesejahteraan yang optimal

fungsi ekonomisnya adalah

menggunakan anggaran yang terbatas (APBN) untuk mencapai

kesejahteraan rakyat yang maksimum

prioritas dan efisensi

Terdapat dua fungsi terkait, yaitu

fungsi perencanaan untuk mencari berbagai kegiatan prioritas, dan

fungsi penganggaran yaitu untuk mencari berbagai kegiatan dengan biaya

efisien

(25)

KEGIATAN PRIORITAS

NAWA CITA

kebutuhan yang sangat luas dengan keterbatasan

sumber daya

prioritas dan efisiensi sangat penting

Infrastruktur, pendidikan, kesehatan, ketahanan pangan,

hankamtibmas dll

target pencapaian saat ini bersifat sub

maximum

kebutuhan sangat luas

- Wilayah NKRI sangat luas

34 propinsi, sekitar 500

kabupaten/kota, sekitar 80 ribu desa,

- Faktor politik sangat penting

10 partai

- Berbagai suku bangsa (dan Bahasa) yang tinggal di berbagai pulau,

kepulauan, yang dikelilingi oleh wilayah laut

- Menganut system ekonomi terbuka

dikelilingi oleh negara lain

- Jumlah penduduk lebih dari 250 juta

- Untuk ukuran 2017, kebutuhan fiscal (belanja, cicilan utang, dan

PMN) sekitar 16 persen terhadap PDB

(26)

Target Pembangunan 2017

RAPBN

RAPBN*)

Tingkat Pengangguran (%)

5,3 - 5,6

5,6

Tingkat Kemiskinan (%)

9,5 - 10,5

10,5

Gini Ratio

0,38

0,39

(27)

Sumber: Bisnis Indonesia, Senin (25/12/2016)

Operasional Ruas Tol

Terbangun dan

Beroperasi

Target: 136,13 km

Realisasi: 43,92 km

Kendala: alokasi dana

pembebasan lahan

Rp1,4 triliun sudah

terserap habis

Pembangunan Rumah

Bersubsidi

Target: 700.000 unit

Realisasi: 400.000an

unit (hingga kuartal

III/2016)

Kendala: persoalan

perizinan & tenggat

pembiayaan kredit

Kunjungan Wisatawan

Mancanegara

Target: 12 juta

Realisasi: 9,2 juta

(hingga November)

27

(28)

Kesempatan Kerja

Target: 2 juta

Realisasi: 2,3 juta

(hingga september)

Sepanjang tahun

diproyeksikan 3 juta

Serapan Anggaran Tol

Laut

Target: Rp218,99

miliar

Realisasi: Rp111,45

miliar (hingga

Oktober)

Produksi Perikanan

Target: kenaikan 2 juta

ton menjadi 7,8 juta

ton

(29)

Badan Usaha Milik

Negara

Target pembentukan

super holding BUMN

pada akhir tahun

Hingga awal Desember

belum ada

perkembangan

Penerimaan Pajak

Target APBNP 2016

Rp1.318,9 triliun

Realisasi Rp870,95

triliun (hingga

Oktober)

29

(30)

KETERBATASAN SUMBER DANA

- Pendapatan negara sebesar 12,6 persen

terhadap PDB

Perpajakan 10,8 persen, dan

PNBP 1,8 persen)

- Proporsi Belanja wajib dan belanja mandatory

masih besar

- Penyerapan belanja negara masih belum optimal

- Kualitas belanja negara belum optimal;

(31)

31

Tantangan APBN ke Depan

Ruang Fiskal

Terbatas

Masih ada

potensi

perpajakan

Harga

minyak

rendah dan

Lifting

minyak

stagnan

Mandatory

Spending

dan

belanja wajib

relatif besar

Mandatory

spending

(Pendidikan,

Kesehatan,

Transfer ke

Daerah & Dana

Desa)

Belanja wajib

(pegawai dan

operasional,

bunga utang,

subsidi)

Kualitas

Belanja yang

lebih baik

Efisiensi

belanja

operasional

(rapat,

perjalanan

dinas, gedung)

Efektivitas

perencanaan

belanja

produktif

Penyerapan

anggaran

belum

optimal

Belanja K/L

masih

berkisar

90%-95%

Belanja

masih

menumpuk

pada

triwulan III

dan IV

(32)

OPTIMALISASI PENERIMAAN NEGARA YANG

LEBIH REALISTIS :

 Melanjutkan dukungan insentif fiskal, mendorong iklim investasi & dunia usaha;

 Fokus penerimaan terutama pada sektor perdagangan dan WP pribadi.

 Ekstensifikasi melalui Geo Tagging;

 Memperbaiki basis pajak dan kepatuhan wajib pajak melaui penguatan database pajak, optimalisasi penggunaan IT dan konfirmasi status wajib pajak;

 Mengoptimalkan perjanjian pajak internasional;

 Cukai dan pajak lainnya untuk mengurangi konsumsi pada produk tertentu (dan atau untuk mengurangi) dengan eksternalitas negatif;

 Optimalisasi PNBP dengan tetap memperhatikan pelestarian sumber daya alam dan peningkatan kualitas pelayanan publik;

FOKUS PADA KESINAMBUNGAN FISKAL:

 Menjaga defisit dibawah 3% terhadap PDB;

BELANJA YANG LEBIH PRODUKTIF :

 Fokus pada infrastruktur dan belanja sosial;

 Efisiensi pada belanja barang;

 Mempertahankan anggaran kesehatan (5%), pendidikan (20%).

 Fleksibilitas dalam merespon kondisi perekonomian

 Mitigasi bencana alam & risiko fiskal

 Percepatan penyerapan anggaran

SUBSIDI YANG LEBIH TEPAT SASARAN:

Energi

 Melanjutkan subsidi untuk BBM jenis solar

 Distribusi tertutup/targeted Subsidi LPG 3 Kg

 Rumah Tangga Sasaran (RTS) untuk Subsidi listrik menggunakan basis data terpadu (PBDT 2015)

Non Energi

 Memperbaiki ketepatan sasaran

MEMPERKUAT DESENTRALISASI FISKAL

 Reformulasi perhitungan alokasi DAU;

 Memperbaiki pengalokasian, penyaluran dan arah penggunaan

Respon Kebijakan (1)

APBN 2017: Kebijakan Fiskal Yang Ekspansif dengan

(33)

Memperbaiki pengalokasian Dana Transfer Khusus melalui:

• Pengalokasian DAK Fisik berdasarkan usulan daerah dan prioritas nasional, dengan memberikan afirmasi kepada daerah tertinggal, perbatasan, kepulauan dan transmigrasi. • Pelaksanaan sinkronisasi rencana kegiatan DAK

Fisik antarbidang, antardaerah, dan antara DAK & nonDAK.

Pengalokasian DAK Nonfisik sesuai kebutuhan riil untuk mendukung peningkatan pelayanan publik.

• Pengalokasian Tunjangan Khusus Guru PNSD di daerah sangat tertinggal dan Dana Pelayanan administrasi kependudukan (adminduk).

Memperbaiki pengalokasian dan

optimalisasi penggunaan Dana Transfer Umum, melalui:

Perbaikan pengalokasian, penyaluran, & penggunaan DBH.

Pengalokasian DAU:

memperhitungkan pengalihan kewenangan pendidikan SMA/SMK dan urusan lainnya dari kab/kota ke provinsi.

DAU semua Provinsi naik.

DAU Kab./Kota tidak mengalami penurunan. •Pagu DAU nasional dalam APBN dapat berubah

sesuai perubahan PDN Neto, dengan memperhatikan daerah-daerah yang kapasitas & ruang fiskalnya sangat terbatas.

• DTU dipergunakan sekurangnya 25% untuk

percepatan pembangunan fasilitas pelayanan publik.

ALOKASI TKDD TA 2017

Respon Kebijakan (2)

Kebijakan Umum Transfer ke Daerah dan Dana Desa 2017 diarahkan untuk memperkuat implementasi

Desentralisasi Fiskal dan Nawa Cita, yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa

Anggaran TKDD Rp764,9 triliun, lebih besar Rp1,3 triliun dari anggaran K/L sebesar Rp763,6 triliun

Memperbaiki mekanisme penyaluran anggaran TKDD berdasarkan pada kinerja pelaksanaan di daerah

Kebijakan Dana Desa

Meningkatkan secara bertahap anggaran Dana Desa dgn tetap memerhatikan kemampuan keuangan negara.

•Rata-rata alokasi per Desa Rp800,5 juta.

•Dana Desa per Desa paling kecil Rp726,7 juta.

•Dana Desa per Desa paling besar Rp2,8 miiar.

Kebijakan Dana Otsus dan Dana Keistimewaan DIY

•Meningkatkan efisiensi & efektivitas pemanfaatan Dana Otsus & Dana Keistimewaan Daerah Yogyakarta.

•Dana Otsus Papua Rp5,6 triliun.

•Dana Otsus Papua Barat Rp2,4 triliun.

•Dana Otsus Aceh Rp8,0 triliun.

•DTI Papua & Papua Barat Rp3,5 triliun.

•Dana Keistimewaan DIY Rp800 miliar.

Kebijakan Dana Insentif Daerah

Alokasi anggaran DID ditingkatkan untuk memberi penghargaan kepada daerah yang berkinerja baik dalam kesehatan fiskal dan pengelolaan keuangan daerah, pelayanan dasar publik, serta ekonomi & kesejahteraan.

• Terdapat 317 daerah penerima DID.

• Alokasi DID minimum Rp7,5 miliar.

• Alokasi DID tertinggi Rp65,3 miliar.

Kebijakan Dana Transfer Khusus (DTK) Kebijakan Dana Transfer Umum (DTU)

Rp503,

6 T

(DTU)

Rp173,4

T

(DTK)

Rp7,5 T

(DID)

Rp20,3

T

(Otsus & DIY)

Rp60,0

T

(Dana Desa)

(34)

Penyusunan resource envelope & usulan kebijakan APBN Arah Kebijakan & Prioritas Pembangunan 1 2 Pembicaraan Pendahuluan RAPBN (KEM, PPKF dan RKP) Penyusunan KEM, PPKF dan Pembi-caraan Pendahuluan Pembahasan RAPBN, RUU APBN, Nota Keu,

DHP RKA-K/L dan DHP RDP-BUN Pengesahan UU APBN Penetapan Alokasi Anggaran K/L Penyusunan Keppres Rincian ABPP Penetapan Keppres

Rincian ABPP & DHP RDP BUN Pembahasan RAPBN, RUU APBN, Nota Keuangan , DHP RKA-K/L dan DHP RDP-BUN Persetujuan RUU APBN 5 4 8 9 11 12 13 Penyusunan & Pengesahan DIPA 10 14 Pelaksanaan Trilateral Penyusunan RAPBN, RUU APBN, NK, DHP RKA-K/L dan DHP RDP-BUN 3 6 7

Sinergi (Sesuai Undang-Undang )(1)

(35)

SINERGI (2)

Pembentukan TEPRA

KSP,

Setkab,

Kemenkeu,

Bappenas,

BPKP,

LKPP,

Kemendagri,

Dll

Regulasi dan Forum lainnya

Berbagai Sistem Aplikasi (SPAN, SIKD, Sismontep, SIRUP, dll)

(36)

Referensi

Dokumen terkait

Untuk penentuan Sulfat, konsentrasi terendah yang dapat dianalisis sebesar 2 ppm, dan jangkauan analisis yang memberikan hasil cukup baik berkisar antara 5 dan

Rangkaian pelaksanaan tidak ada kendala yang berarti sama sekali,Para peserta terlihat sangat antusias dan penuh perhatian serta aktif bertanya sampai dengan acara pelatihan

Dari informasi yang dihasilkan tersebut peneliti berasumsi bahwa selain kontrol orangtua dan guru yang lemah, faktor pengetahuan tentang kesehatan reproduksi pun ikut

Wilayah pesisir didefenisikan sebagai suatu wilayah dimana daratan berbatasan dengan laut; batas di daratan meliputi daerah daerah yang tergenang air maupun yang

No. Beberapa saran yang dikemukakan pihak sekolah adalah: 1) perlu adanya bimbingan teknis (Bintek) tentang pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), 2)

Sehingga menghasikan tekanan yang rendah dari fluida refrigeran didalam evaporator dan mengakibatkan refrigeran menguap pada temperatur yang lebih rendah, lalu masuk ke ejector

Pada tumor ekstramedular, gejala yang mendominasi adalah kompresi serabut saraf spinalis, sehingga yang paling awal tampak adalah nyeri, mula- mula di punggung dan

menjadi 7, jawaban 4 menjadi 6, jawaban 6 menjadi 4, jawaban 7 menjadi 3, jawaban 8 menjadi 2, dan jawaban 9 menjadi 1. 3) Menghitung skor setiap responden untuk total dan