• Tidak ada hasil yang ditemukan

SPEKTRUM FREKUENSI RADIO DAN PENGALOKASIANNYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SPEKTRUM FREKUENSI RADIO DAN PENGALOKASIANNYA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

SPEKTRUM FREKUENSI RADIO DAN

PENGALOKASIANNYA

U N I V E R S I T A S N E G E R I M A L A N G F A K U L T A S T E K N I K S 1 T E K N I K E L E K T R O D a n a n g A l f i a n T r i C a h y o 1 4 0 5 3 6 6 0 5 2 8 7

Danang Alfian Tri Cahyo

Artikel Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunikasi Data Dan Jaringan Computer Yang Dilaksanakan Pada Hari Selasa 10 September 2015 Dan Dibimbing Oleh Bapak Muladi

(2)

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar adanya Radio FM, Radio AM, Frekuensi VHF Televisi maupun Frekuensi UHF Televisi. Jadi apa yang dimaksud dengan nama-nama tersebut dan apa yang membedakannya? Berikut ini adalah pembahasan singkat dari Spektrum Frekuensi Radio beserta pengalokasian Frekuensi berdasarkan penggunaanya.

Yang dimaksud dengan Gelombang Radio adalah Gelombang Elektromagnetik yang disebarkan melalui Antena. Gelombang Radio memiliki Frekuensi yang berbeda-beda sehingga memerlukan penyetelan Frekuensi tertentu yang cocok pada Radio Receiver (Penerima Radio) untuk mendapatkan sinyal tersebut. Frekuensi Radio (RF) berkisar diantara 3 kHz sampai 300 GHz.

Pada aplikasinya, siaran radio dan siaran televisi yang kita nikmati saat ini berada pada pengalokasian kisaran frekuensi seperti berikut ini.

Radio AM (Amplitude Modulation) : 535 kHz – 1.7 MHz Radio Gelombang Pendek (Short Wave Radio) : 5.9 MHz – 26.1 MHz Radio CB (Citizen Band) : 26.96 MHz – 27.41 MHz

Stasiun Televisi : 54 MHz – 88 MHz (kanal 2 ~ 6) Radio FM ( Frequency Modulation) : 88 MHz – 108 MHz

(3)

Penetapan jalur atau spektrum Frekuensi radio yang menentukan kegunaannya ini bertujuan untuk menghindari terjadinya gangguan (Interference) dan untuk menetapkan protokol demi keserasian antara pemancar dan penerima.

Tabel spektrum frekuensi radio

Spektrum Frekuensi Radio adalah susunan pita frekuensi radio yang mempunyai frekuensi lebih kecil dari 3000 GHz sebagai satuan getaran gelombang elektromagnetik yang merambat dan terdapat dalam dirgantara (ruang udara dan antariksa). Pengalokasian Spektrum Frekuensi Radio di Indonesia mengacu kepada alokasi frekuensi radio internasional untuk region 3 (wilayah 3) sesuai dengan peraturan Radio yang ditetapkan oleh International Telecommunication Union (ITU) atau Himpunan Telekomunisai Internasional. Penepatan Jalur atau Spektrum Frekuensi Radio yang menentukan kegunaannya ini bertujuan untuk menghindari terjadinya gangguan (Interference) dan untuk menetapkan protokol demi keserasian antara pemancar dan penerima

Berikut ini adalah tabel lengkap spektrum frekuensi radio internasional yang ditetapkan berdasarkan penentuan penggunaannya.

Nama Band ( Jalur)

singkatan Frekuensi Panjang

gelombang penggunaan Tremendously low frequency TLF < 3Hz >100.000 km Natural elektromagnetic noise Extremely low frequency ELF 3 – 30 Hz 10.000 - 100.000 km Submarines Super low frequency SLF 30 – 300 Hz 1.000 – 10.000 km Submarines

(4)

Ultra low frequency ULF 300 – 3.000 Hz 100 – 1.000 km Submarines, mines Very low frequency VLF 3 – 30 kHz 10 – 100 km Navigation, time signal, Submarines,

heart rate monitor Low frequency LF 30 – 300 kHz 1 – 10 km Navigation, time

signal, radio AM (long wave) Medium frequency MF 300 – 3.000 kHz 100 – 1.000 m Radio AM (medium wave) High frequency HF 3 – 30 Mhz 10 – 100 m Short wave boardcast, RFID, radar, marine and

mobile radio telephony Very high frequency VHF 30 – 300 MHz 1 – 10 m Radio FM, television, mobile communication, weather radio Ultra high frequency UHF 300 - 3.000 MHz 10 – 100 cm Television, microwave device / communications, mobile phones, wireless LAN, bluetooth, GPS, FRS/GMRS Super high frequency SHF 3 – 30 GHz 1 – 10 cm Microwave device / communications, wireless LAN,

(5)

radars, satellites, DBS Extremely

high frequency

EHF 30 – 300 GHz 1 – 10 mm High frequency microwave, radio relay, microwave remote sensing Tremendously high frequency THF 300 – 3.000 GHz 0.1 – 1 mm Terahertz imagin, molecular dynamics, spectroscopy, computing / communications, sub-mm remote sensing.

Saat ini 2 jenis siaran Radio Komersial paling sering kita temui di perangkat penerima Radio adalah Radio AM dan Radio FM. Yang dimaksud dengan AM (Amplitude Modulation) adalah proses memodulasi sinyal Frekuensi Rendah pada gelombang Frekuensi tinggi dengan mengubah Amplitudo Gelombang Frekuensi Tinggi (Frekuensi pembawa) tanpa mengubah Frekuensinya.

Sedangkan yang dimaksud dengan FM (Frequency Modulation) adalah proses mengirimkan sinyal Frekuensi rendah dengan cara memodulasi gelombang Frekuensi tinggi yang berfungsi sebagai gelombang pembawa. Jadi yang membedakan antara AM dan FM adalah proses yang digunakan dalam memodulasi Frekuensi tinggi sebagai Frekuensi pembawanya.

(6)

PEMBAGIAN SPEKTRUM RADIO

Jika dalam media massa cetak seperti surat kabar, pembagian ruang untuk berita disebut editing dan dianggap sebagai hal yang penting, maka dalam radio siaran adalah pendistribusian waktu yang dinamakan programming dan dianggap hal yang sangat penting. Programming atau penataan acara siaran ini tidak mempunyai pola yang baku. Ini banyak tergantung dari sistem pemerintahan dimana badan radio siaran itu berbeda dan tergantung dari bentuk dan badan organisasi radio siaran itu. Jadi, sistem radio siaran yang ditentukan oleh sistem pemerintahan itu, menentukan jenis pembagian bahan siaran.

Pada dasarnya sistem radio siaran dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Radio Siaran Pemerintah (Goverment Ownership and Operation

Broadcasting)

Badan radio siaran ini dimiliki dan dikuasai pemerintah. Pengelolaannya diserahkan kepada salah satu departemen. Pemerintah republik indonesia, misalnya menempatkan RRI pada departemen penerangan. Karena milik pemerintah dan dikuasai pemerintah maka radio siaran pemerintah melakukan operasinya dengan

(7)

menyandang misi pemerintah. Biayanya pun termasuk anggaran belanja pemerintah. Perbedaan RRI dari radio siaran pemerintah lainnya adalah bahwa RRI mencari sumber biaya dari periklanan. Jadi RRI tidak lagi berfungsi sosial, tetapi juga komersial. Hal ini dikukuhkan dengan SK Menteri Penerangan RI No. 19 Tahun 1968. Meskipun demikian, sejalan dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, pelaksanaan RRI dibidang komersial selalu dibatasi dalam arti kata aktivitas dan penggunaan dari hasilnya.

2. Radio Siaran Semi Pemerintah (Publik Corporation Broadcasting)

Ini merupakan perusahaan umum (public enterprise) di bawah pengawasan sebuah korporasi (corporation) yang bebas (independent) tetapi terikat oleh sebuah charter untuk melaksanakan siarannya guna kepentingan umum seluruh negeri. Radio siaran dengan bentuk organisasi corporation berdasarkan sebuah charter yang berlaku untuk masa (10 sampai 25 tahun) yang dapat diperpanjang lagi. Penyelenggaraan dipimpin oleh suatu direksi yang diawasi oleh sebuah dewan yang disebut “Broad of Governors” yang beranggotakan wakil-wakil pemerintah dan Parlemen. Penyusunan program dibantu oleh Advieory Council. Untuk kelangsungan siarannya, para pemilik pesawat radio dipungut iuran (lisence free). Hidupnya sebagian corporation sebagian besar adalah dari iuran radio, dan hanya sebagian kecil saja diperoleh dari usaha sendiri seperti penerbitan, pertunjukan, dan lain sebagainya.

Usaha dalam bentuk periklanan tidak dibenarkan. Dalam pada itu sensor terhadap isi siaran tidak dilakukan oleh pemerintah, karena kehendak masyarakat dan kepentingan Pemerintahan telah terjamin oleh “Broad of Governors” tadi, yang terdiri dari wakil-wakil pemerintahan dan Parlemen.

3. Radio Siaran Swasta (Private Enterprise Broadcasting)

Badan radio siaran swasta ini dimiliki perorangan dan sifatnya komersial. Dengan lisensi pemerintah, biaya untuk kelangsungan hidupnya diperoleh dari periklanan dan persponsoran acara (sponsored program). Di Amerika Serikat radio siaran swasta mempunyai jaringan yang luas, seperti NBC, CBS, ABC, dan MBS. Sesuai dengan sistem pemerintahan Amerika Serikat, badan radio siaran tersebut mempunyai

(8)

kebebasan sepenuhnya, dalam arti kata tidak mengenal sensor. Ini tidak berarti bahwa pengelolaannya tidak mengenal tanggung jawab nasional dan tanggung jawab sosial. Tanggung jawab mereka adalah pada kesadaran sendiri atau hati nurani sendiri yang dengan sendirinya bertanggung jawab secara nasional dan sosial.

Ketiga sistem radio siaran tersebut menentukan pembagian bahan siaran untuk diproduksikan dan disajikan kepada para pendengar. Pada umumnya terdapat dua metode penggolongan bahan siaran yang dianut oleh badan-badan radio siaran di dunia

PERATURAN YANG MENGATUR TENTANG SPEKTRUM RADIO

Spektrum frekuensi radio merupakan sumber daya alam terbatas dan strategis serta mempunyai nilai ekonomis tinggi sehingga harus dikelola secara efektif dan efisien guna memperoleh manfaat yang optimal dengan memperhatikan kaidah hukum nasional maupun international.

Penggunaan spektrum frekuensi radio harus sesuai dengan peruntukannya serta tidak saling menganggu mengingat sifat spektrum frekuensi radio dapat merambat ke segala arah tanpa mengenal batas wilayah negara. Penggunaan spektrum frekuensi radio antara lain untuk keperluan penyelenggaraan jaringan telekomunikasi, penyelenggaraan telekomunikasi khusus, penyelenggaraan penyiaran, navigasi dan keselamatan, amatir radio dan KRAP, serta sistem peringatan dini bencana alam yang sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Pelaksanaan pelayanan perizinan spektrum frekuensi radio dilaksanakan dengan dukungan teknologi informasi berupa sistem data processing dan database penggunaan frekuensi radio nasional (Sistem Informasi Manajemen Frekuensi/SIMF), serta sistem pengawasan/monitoring penggunaan frekuensi radio yang tersebar di seluruh ibu kota propinsi.

(9)

Ditjen SDPPI berkomitmen untuk terus berupaya melakukan perbaikan dan peningkatan pelayanan kepada pengguna frekuensi radio yang dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan tertentu hingga diterapkannya e-licensing.

Sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Operasi Sumber Daya Nomor 971.A Tahun 2013 tentang Penetapan Visi, Misi, Moto, Maklumat, Etika Pelayanan, Hak dan Kewajiban Serta Standar Pelayanan Perizinan Spektrum Frekuensi Radio dan Sertifikasi Operator Radio, bahwa :

1. Standar pelayanan :

o Pelayanan Izin Stasiun Radio (ISR) Microwave Link

o Pelayanan Izin Stasiun Radio (ISR) Studio to Transmitter Link (STL) Televisi dan Radio Siaran

o Pelayanan Izin Stasiun Radio (ISR) Sistem Radio Konvensional

o Pelayanan Izin Stasiun Radio (ISR) Trunking

o Pelayanan Izin Stasiun Radio (ISR) Base Transceiver Station (BTS) Penyelenggaraan Fixed Wireless Access (FWA)

o Pelayanan Izin Pita Spektrum Frekuensi Radio Penyelenggaraan Seluler dan FWA

o Pelayanan Izin Pita Spektrum Frekuensi Radio Penyelenggaraan BWA

o Pelayanan Izin Penggunaan Frekuensi untuk Pertahanan dan Keamanan

o Pelayanan Izin Penggunaan Frekuensi untuk Sementara

o Pelayanan Izin Stasiun Radio (ISR) Penyiaran Televisi (LPP, LPS dan LPK)

o Pelayanan Izin Stasiun Radio (ISR) Penyiaran Radio (LPP, LPS dan LPK)

o Pelayanan Izin Stasiun Radio (ISR) Maritim (stasiun pantai, stasiun kapal)

o Pelayanan Izin Stasiun Radio (ISR) Penerbangan (stasiun darat, stasiun pesawat terbang)

(10)

o Pelayanan Izin Stasiun Radio (ISR) Satelit (stasiun bumi, stasiun angkasa)

o Pelayanan Izin Stasiun Radio (ISR) Radar

o Pelayanan Izin Stasiun Radio (ISR) Meteorologi 2. Visi :

"Tersedianya infrastruktur penunjang komunikasi lancar informasi benar melalui birokrasi layanan Spektrum Frekuensi Radio yang profesional dan berintegritas"

3. Misi

o Mewujudkan pelayanan perizinan spektrum frekuensi radio dan sertifikasi operator radio yang mudah dan mandiri, cepat, akurat, pasti dan benar;

o Meningkatkan inovasi berbasis IT yang tepat dalam proses perizinan spektrum frekuensi radio dan sertifikasi operator radio;

o Mengutamakan transparansi dalam kegiatan perizinan spektrum frekuensi radio dan sertifikasi operator radio;

o Mengedepankan partisipasi pemangku kepentingan dalam penanganan perizinan spektrum frekuensi radio dan sertifikasi operator radio;

o Menerapkan budaya anti korupsi dalam pelaksanaan perizinan spektrum frekuensi radio dan sertifikasi operator radio;

o Melaksanakan perizinan spektrum frekuensi radio dan sertifikasi operator radio dengan etos kerja dan kinerja yang tinggi.

4. Moto : "Dengan santun memberikan pelayanan yang mudah, cepat, dan pasti tanpa gratifikasi"

5. Maklumat : ''Pelayanan perizinan spektrum frekuensi radio dan sertifikasi operator radio pada Direktorat Operasi Sumber Daya dilaksanakan paling lama dalam waktu 44 (empat puluh empat) hari sebagaimana ISO 9001:2008 sesuai Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No. 17 Tahun 2005"

(11)

6. Etika Pelayanan

o Setiap pegawai akan memegang teguh rahasia dan bertanggung-jawab penuh atas pekerjaan;

o Setiap pegawai tidak akan memberikan informasi kepada siapapun atau organisasi apapun selain kepada pihak yang berwenang berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku terkait dokumen dan/atau data yang diberikan oleh pemohon maupun dokumen dan/atau data perizinan yang diterbitkan;

o Setiap pegawai dalam melaksanakan tugas tidak akan menerima uang atau dalam bentuk apapun sebagai gratifikasi;

o Setiap pegawai dalam melaksanakan tugas akan menghormati hak setiap pemohon untuk mendapatkan perlakuan dan prioritas pelayanan yang sama atau tanpa pembedaan dalam bentuk apapun

7. Hak dan Kewajiban

o Direktorat Operasi Sumber Daya wajib memberikan pelayanan perizinan spektrum frekuensi radio dan sertifikasi operator radio dengan perlakuan dan prioritas pelayanan yang sama atau tanpa pembedaan dalam bentuk apapun;

o Direktorat Operasi Sumber Daya berhak menerbitkan perizinan spektrum frekuensi radio dan sertifikasi operator radio setelah dipenuhinya persyaratan perizinan, ketersediaan frekuensi radio atau callsigned, hasil analisa teknis atau lulus ujian Negara, atau tidak menerbitkan perizinan spektrum frekuensi radio dan sertifikasi operator radio apabila tidak dipenuhinya persyaratan perizinan, ketersediaan frekuensi radio atau callsigned, hasil analisa teknis atau lulus ujian Negara;

o Pemohon wajib memberikan dokumen, data dan/atau apapun yang diperlukan bagi pelaksanaan proses perizinan spektrum frekuensi radio dan sertifikasi operator radio;

(12)

o Pemohon berhak mendapatkan informasi yang akurat dan kepastian atas status proses perizinan spektrum frekuensi radio dan sertifikasi operator radio

A. KETENTUAN UMUM

1. Spektrum frekuensi radio adalah sumber daya alam terbatas yang dikuasai oleh negara.

2. Penggunaan spektrum frekuensi radio wajib memiliki Izin Stasiun Radio serta harus sesuai dengan peruntukannya dan tidak saling mengganggu.

3. Penggunaan spektrum frekuensi radio bukan merupakan hak milik perseorangan, instansi pemerintah dan atau badan hukum.

4. Penggunaan spektrum frekuensi radio harus sesuai dengan Izin Stasiun Radio dan dilarang merubah dan atau mengganti frekuensi radio, data administrasi dan data teknis stasiun radio yang telah tercantum dalam Izin Stasiun Radio. 5. Perubahan data administrasi, perpindahan alamat/lokasi dan data teknis stasiun

radio harus mendapatkan persetujuan dengan mengajukan permohonan perubahan kepada Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika.

6. Izin Stasiun Radio atau salinannya wajib ditempatkan pada lokasi perangkat stasiun radio.

Ketentuan regulasi dan peraturan perundang-undangan terkait dengan penggunaan spektrum frekuensi radio dapat dilihat pada link regulasi.

(13)

B. TATA CARA DAN PERSYARATAN

Izin penggunaan spektrum frekuensi radio, meliputi :

1. Izin pita spektrum frekuensi radio (IPSFR)

IPSFR diberikan dalam bentuk pita frekuensi radio untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun dan dapat diperpanjaeng 1 (satu) kali selama 10 (sepuluh) tahun.

2. Izin stasiun radio (ISR)

ISR diberikan dalam bentuk kanal frekuensi radio untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang 1 (satu) kali selama 5 (lima) tahun.

3. Izin kelas (class license)

Izin kelas diberikan kepada pengguna frekuensi yang mengoperasikan perangkatnya dengan ketentuan teknis tertentu sehingga penggunaan frekuensinya dapat dimanfaatkan secara bersama (sharing). Izin kelas melekat pada sertifikat alat dan perangkat telekomunikasi yang diterbitkan oleh Direktur Jendral SDPPI.

Tata cara dan prosedur permohonan izin penggunaan frekuensi radio secara umum dapat di lihat pada diagram alir dibawah ini.

(14)

Standar mutu waktu proses izin penggunaan frekuensi radio secara umum dapat di lihat pada gambar dibawah ini.

C. PERSYARATAN PERMOHONAN ISR

Persyaratan permohonan izin penggunaan spektrum frekuensi radio dalam bentuk kanal (ISR) secara umum adalah sebagai berikut :

1. Surat permohonan ditujukan kepada Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika

2. Fotocopy akta pendirian badan hukum beserta salinan pengesahan dan akta perubahan terakhir

3. Perangkat yang digunakan telah memiliki sertifikat

4. Data administrasi dan data teknis secara lengkap dan benar.

Pelayanan perizinan penggunaan spektrum frekuensi radio dapat dikategorikan berdasarkan jenis layanan/dinasnya. Informasi lebih lanjut mengenai tata cara dan persyaratan perizinan silahkan meng-klik link di bawah ini.

1. DINAS TETAP DAN BERGERAK DARAT

a. DINAS TETAP

Dinas tetap antara lain: microwave link, komunikasi HF, dan wireless

broadband.

(15)

Dinas bergerak darat antara lain: radio trunking, komunikasi data, sistem komunikasi radio konvensiona/komrad/konsesi dengan perangkat repeater, rig/mobile-unit, Handy-Talky (HT).

2. NON DINAS TETAP DAN BERGERAK DARAT

a. DINAS PENYIARAN

Dinas penyiaran antara lain: radio siaran dan televisi siaran

b. DINAS MARITIM

Dinas maritim antara lain: stasiun kapal dan stasiun pantai

c. DINAS PENERBANGAN

Dinas penerbangan antara lain: stasiun pesawat udara dan stasiun darat-udara (ground-to-air)

d. DINAS SATELIT

Dinas satelit antara lain: stasiun angkasa dan stasiun bumi

D. PENGHAPUSAN DATA STASIUN RADIO (PENGGUDANGAN)

1. Pemohon dapat mengajukan permohonan penghapusan datas stasiun radio (penggudangan) ISR apabila sudah tidak menggunakan frekuensi radio.

2. ISR yang telah digudangkan dinyatakan tidak berlaku, sehingga frekuensi radio tersebut tidak diperbolehkan lagi untuk digunakan.

3. Penggudangan ISR agar diajukan sebelum masa laku ISR berakhir. Apabila diajukan melebihi masa laku ISR, harus membayar BHP Frekuensi tahun berikutnya serta dikenakan sanksi denda sesuai ketentuan perundang-undangan. 4. Permohonan penggudangan ISR tetap diproses, meskipun pemohon masih memiliki tunggakan BHP Frekuensi Radio. Meskipun demikian, tunggakan BHP Frekuensi Radio beserta dendanya tetap wajib dibayar sesuai ketentuan perundang-undangan.

(16)

E. PERUBAHAN DATA STASIUN RADIO (MUTASI)

Perubahan data administrasi, perpindahan alamat/lokasi dan data teknis stasiun radio harus mendapatkan persetujuan dengan mengajukan permohonan perubahan kepada Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika.

1. Perubahan data stasiun radio dengan analisa teknik

Perubahan data stasiun radio yang mengalami perubahan data teknis (misal : penggantian perangkat dengan spesifikasi teknis yang berbeda) dan/atau pindah lokasi stasiun radio, sehingga harus dilakukan analisa teknis dan diproses sama dengan permohonan izin baru.

2. Permohonan data stasiun radio tanpa analisa teknis

Perubahan data stasiun radio yang tidak diperlukan analisa teknis,antara lain :

a. Perubahan alamat korespodensi

b. Perubahan nama dan alamat perusahaan

Perubahan nama dan alamat perusahaan bagi penyelenggara jaringan telekomunikasi, penyelenggara telekomunikasi khusus dan penyelenggara penyiaran terlebih dahulu harus dilakukan penyesuaian pada izin penyelenggaraannya.

F. KEWAJIBAN MEMBAYAR BIAYA HAK PENGGUNAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO

1. Pengguna spektrum frekuensi radio wajib membayar dimuka setiap tahun Biaya Hak Penggunaan (BHP) Spektrum Frekuensi Radio yang besarnya sesuai peraturan perundang-undangan.

2. Pembayaran Biaya Hak Penggunaan (BHP) Spektrum Frekuensi Radio wajib dilakukan melalui sistem Host to Host dengan bank yang telah ditunjuk.

(17)

3. Permasalahan yang timbul akibat pembayaran Biaya Hak Penggunaan (BHP) Spektrum Frekuensi Radio yang tidak dilakukan melalui sistem Host to Host sepenuhnya menjadi tanggung jawab wajib bayar/pengguna spektrum frekuensi radio.

4. Setiap penggunaan frekuensi radio wajib membayar Biaya Hak Penggunaan (BHP) frekuensi radio. Seluruh BHP frekuensi radio masuk ke Kas Negara sebagai Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Bagaimana menghitung BHP Frekuensi Radio :

BHP Spektrum Frekuensi Radio untuk ISR dihitung berdasarkan parameter teknis dan zona dengan formula sebagai berikut :

Keterangan:

b = lebar pita frekuensi yang digunakan (bandwidth)

P = besar daya pancar keluaran antena (EIRP)

Ib = indeks biaya pendudukan lebar pita

Ip = indeks biaya daya pancar frekuensi

HDLP = harga dasar lebar pita

HDDP = harga dasar daya pancar

Nilai HDLP dan HDDP diatur dalam PP 7/2009 sebagaimana telah diubah dengan PP

76/2010, sedangkan Ib, IP, dan zona diatur dalam PM 19/2005 sebagaimana telah

(18)

Contoh perhitungan formula tarif BHP frekuensi radio untuk radio siaran FM pada Zona 4 :

HDLP = 5.155 Rp/KHz (HDLP, Zona 4, VHF) dilihat pada Lampiran PP 7/2009

HDDP = 47.866 Rp/KHz (HDDP, Zona 4, VHF) dilihat pada Lampiran PP 7/2009

Ib = 0,8400 (stasiun siaran FM) dilihat pada Lampiran PM 19/2005

Ip = 0,4900 (stasiun siaran FM) dilihat pada Lampiran PM 19/2005

B = 372 KHz (standar lebar pita siaran FM) Power = 1.000 Watt

P = 10 x (log power) + Gain - Line Loss + 30 = 10 x (log 1000) + 3 - 1 + 30

= 62 dBmW (sesuai perhitungan)

Rumusan =

= Rp 1.532.502,00

G. SANKSI ADMINISTRASI DAN KETENTUAN PIDANA

1. Pengguna spektrum frekuensi radio yang tidak memiliki Izin Stasiun Radio atau tidak sesuai peruntukannya dan menimbulkan gangguan dipidana dengan pidana penjara selama 4 (empat) tahun atau denda paling banyak Rp 400.000.000,- (empat ratus juta rupiah). Apabila menimbulkan kematian dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun.

2. Pengguna spektrum frekuensi radio yang tidak membayar Biaya Hak Penggunaan (BHP) Spektrum Frekuensi Radio pada saat jatuh tempo pembayaran, dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar 2% (dua persen) per bulan sesuai peraturan perundang-undangan.

(19)

H. KONSULTASI DAN PENGADUAN PELAYANAN

Untuk konsultasi dan pengaduan pelayanan perizinan frekuensi radio dapat menghubungi :

1. Call center : 021-30003100

2. Email : callcenter_sdppi@postel.go.id

3. Loket Pelayanan Perizinan Frekuensi Radio, Gedung Menara Merdeka Lt. 11, Jl. Budi Kemuliaan I No. 2 Jakarta 10110

(20)

PENUTUP

Kesimpulan

Spektrum frekuensi radio merupakan sumber daya alam terbatas dan strategis serta mempunyai nilai ekonomis tinggi sehingga harus dikelola secara efektif dan efisien guna memperoleh manfaat yang optimal dengan memperhatikan kaidah hukum nasional maupun international.

Penggunaan spektrum frekuensi radio harus sesuai dengan peruntukannya serta tidak saling menganggu mengingat sifat spektrum frekuensi radio dapat merambat ke segala arah tanpa mengenal batas wilayah negara. Penggunaan spektrum frekuensi radio antara lain untuk keperluan penyelenggaraan jaringan telekomunikasi, penyelenggaraan telekomunikasi khusus, penyelenggaraan penyiaran, navigasi dan keselamatan, Amatir Radio dan KRAP, serta sistem peringatan dini bencana alam yang sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Gambar

Tabel spektrum frekuensi radio

Referensi

Dokumen terkait

Adapun faktor yang mendukung pengimplementasian nilai nilai pancasila dalam menumbuhkan nasionalisme di lingkungan MTs Al Falah Pancor Dao Lombok Tengah dapat

Untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran matematika menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dalam topik oprasi bilangan bulat dan

10) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan

Reseptor Bradikinin B2 Terhadap Terjadinya Batuk Pada Pasien Yang Mendapat Terapi Dengan Ace Inhibitor Di Poli Jantung

PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR DALAM PEMBUATAN PAVING STONE GEOPOLMER BERBAHAN DASAR LUMPUR LAPINDO DAN ABU TERBANG TERHADAP KUAT TEKAN DAN PERMEABILITAS

Oleh karena itu, dalam permainan sepak bola, unsur-unsur motor ability menjadi komponen yang sangat penting artinya dalam mendukung ketika menggiring

Tabel 4 menunjukkan bahwa rata-rata N-gain kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang berarti bahwa model Discovery Learning dengan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh iradiasi gamma terhadap mikroba pelarut fosfat dan kalium, mempelajari perubahan kemampuan mutan