• Tidak ada hasil yang ditemukan

KNOWLEDGE SHARING PADA PERGURUAN TINGGI STUDI KASUS : STMIK STIKOM BALI. Ni Luh Ayu Kartika Yuniastari Sarja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KNOWLEDGE SHARING PADA PERGURUAN TINGGI STUDI KASUS : STMIK STIKOM BALI. Ni Luh Ayu Kartika Yuniastari Sarja"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

KNOWLEDGE SHARING PADA PERGURUAN TINGGI

STUDI KASUS : STMIK STIKOM BALI

Ni Luh Ayu Kartika Yuniastari Sarja

STMIK STIKOM Bali, Jln. Raya Puputan no.86 Renon Denpasar e-mail: yuni@stikom-bali.ac.id

ABSTRACT

Higher education is an organization whose assets are dominated by knowledge, whether it is attached to the lecturer and students. Higher education also is one of the organizations that are knowledge sharing activities. The study was conducted to determine the process and the actors who plays knowledge sharing in higher education. The research method used in this study was adapted from framework of information systems research methodologies. Phase in the methodology of this study is the concept exploration, analysis, collection and analysis of data and drawing conclusions. Based on the analysis, knowledge sharing in higher education done as the embodiment of tri dharma perguruan tinggi that is education and teaching, research and development and community service. Knowledge sharing in education and teaching process can be divided into three indicators: learning, guidance and library. Embodiment of knowledge sharing by lecturer and students as part of higher education activities. The results showed that most of the students did well in the knowledge sharing process of education and teaching, research and community service. Almost all lecturer do in education and teaching, research and community service.

Keywords: higher education, knowledge sharing.

ABSTRAK

Perguruan tinggi merupakan sebuah organisasi yang asetnya didominasi oleh pengetahuan, baik itu melekat pada pengajarnya maupun mahasiswanya. Perguruan tinggi juga merupakan salah satu organisasi yang terdapat aktivitas knowledge sharing. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui proses dan aktor yang berperan dalam knowledge sharing perguruan tinggi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini diadaptasi dari kerangka berpikir metodologi penelitian sistem informasi yaitu dimulai dari tahap eksplorasi konsep, analisis, pengumpulan dan analisis data serta penarikan kesimpulan. Berdasarkan analisis, knowledge sharing dalam perguruan tinggi dilakukan sebagai perwujudan dari tri dharma perguruan tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan serta pengabdian masyarakat. Knowledge sharing dalam proses pendidikan dan pengajaran dapat dibedakan menjadi tiga indikator yaitu pembelajaran, bimbingan dan perpustakaan. Perwujudan knowledge sharing dilakukan oleh dosen dan mahasiswa sebagai bagian dari civitas akademika perguruan tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa melakukan knowledge sharing baik dalam proses pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat. Sedangkan untuk dosen, hampir semua dosen melakukan dalam pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat.

(2)

PENDAHULUAN

Perguruan tinggi adalah organisasi satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan di jenjang pendidikan tinggi, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat [12]. Perguruan tinggi merupakan lembaga yang menyimpan banyak pengetahuan dari civitas akademika. Perguruan tinggi dapat dikatakan sebuah organisasi yang asetnya didominasi oleh pengetahuan, baik itu melekat pada pengajarnya yang disebut tacit knowledge maupun pengetahuan yang terkodifikasikan seperti dalam bentuk modul kuliah, hand out atau buku yang ditulis oleh pengajarnya atau hasil-hasil penelitian karya pengajar maupun mahasiswa. Menurut [5] knowledge

asset yang dimiliki oleh perguruan tinggi terdiri atas schorlarly knowledge yang apabila

di-desiminasikan ke dalam bentuk makalah jurnal, laporan penelitian, buku dan lain sebagainya menjadi explicit knowledge dan operational knowledge yaitu pengetahuan yang dimiliki oleh para staf pendukung, seperti pengetahuan mengenai pelayanan administrasi baik di bidang keuangan, sumber daya manusia maupun kemahasiswaan.

Pengetahuan yang terdapat dalam perguruan tinggi seharusnya dikelola sehingga dapat digunakan kembali apabila diperlukan. Pengetahuan adalah satu-satunya kunci keunggulan kompetitif perguruan tinggi. Perguruan tinggi yang sukses mampu secara konsisten menghasilkan pengetahuan baru, menyebarkannya dan mengimplementasikan dalam teknologi atau produk (pengetahuan) baru. Pengelolaan pengetahuan dilakukan dengan menerapkan knowledge management. Knowledge management merupakan usaha untuk meningkatkan pengetahuan yang berguna dalam organisasi dengan membiasakan budaya berkomunikasi antara personil, memberikan kesempatan untuk belajar, dan menggalakkan knowledge sharing [11].

Knowledge sharing merupakan salah satu komponen dalam knowledge management. Knowledge sharing adalah pertukaran pengetahuan dalam sebuah organisasi baik antar individu maupun departemen. Dengan adanya knowledge sharing dapat mempercepat terjadinya inovasi dengan meningkatkan efektititas dan efisiensi penyerapan pengetahuan. Knoweldge sharing pada perguruan tinggi dapat terjadi antar dosen, antar mahasiswa, antar dosen dengan mahasiswa maupun antar karyawan perguruan tinggi tersebut. Sebagian perguruan tinggi tidak mengelola pengetahuannya dengan baik sehingga knowledge sharing terjadi. Agar terjadi knowledge sharing dalam perguruan tinggi diperlukan pengetahuan mengenai proses dan aktor yang berperan dalam knowledge sharing.

Penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui proses dan aktor yang berperan dalam knowledge sharing dalam perguruan tinggi. Pengetahuan mengenai proses dan aktor dalam knowledge sharing dapat berguna sebagai dasar untuk implementasi knowledge sharing dalam perguruan tinggi sehingga dapat meningkatkan kinerja dan keunggulan kompetitif perguruan tinggi. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan gambaran untuk civitas akademika perguruan tinggi mengenai manfaat knowledge sharing sehingga dapat lebih menggalakkan knowledge sharing dalam lingkungan kerja.

TINJAUAN PUSTAKA

Knowledge sharing merupakan teknik saling tukar berbagi pengetahuan dalam sebuah organisasi. Tujuannya adalah mempercepat terjadinya inovasi dengan meningkatkan efektititas dan efisiensi penyerapan pengetahuan melalui proses knowledge sharing. Knowledge sharing dapat didefinisikan sebagai transfer informasi yang spesifik untuk organisasi (atau kelompok) dan melibatkan wawasan subjektif, intuisi, firasat dan know-how [13]. Knowledge sharing terjadi antar individu dalam suatu komunitas, dimana individu berinteraksi dan berbagi pengetahuan dengan individu lainnya melalui ruang maya atau tatap muka sehingga unit analisis dalam knowledge

sharing adalah individu. Knowledge sharing merupakan hal yang kritis bagi organisasi yang

berharap untuk menggunakan pengetahuannya sebagai sebuah asset untuk mencapai keunggulan bersaing [10] dan inovatif [3]. Hal ini dikarenakan bahwa knowledge sharing secara mendasar merupakan tindakan yang membuat pengetahuan tersedia bagi lainnya di dalam organisasi.

Knowledge sharing juga dapat diartikan sebagai sebuah pertukaran pengetahuan antar dua individu,

(3)

tersebut [8]. Knowledge sharing antar individu merupakan proses dimana pengetahuan yang terdapat di individu dikonversi ke dalam satu bentuk yang dapat dimengerti, diserap dan digunakan oleh individu lain [7]. Perilaku sharing dapat dibedakan menjadi sharing explicit knowledge dan sharing tacit knowledge. Dalam praktiknya, knowledge sharing mempunyai dua aspek yaitu behavioral dan technological [15]. Knowledge sharing seseorang tidak mudah untuk dilakukan [3]. Orang tidak begitu suka untuk melakukan knowledge sharing sepanjang dia berpikir bahwa pengetahuan yang dimilikinya itu berharga dan penting. Survei terdahulu menunjukkan bahwa tantangan terbesar yang dihadapi oleh organisasi dalam knowledge management adalah “mengubah perilaku orang” [14].

Dalam penelitian Robertson (2002) juga menunjukkan dengan membandingkan dua sistem berbagi pengetahuan bahwa knowledge sharing adalah sebuah aktivitas manusia dan bahwa dengan memahami manusia yang akan menggunakan sistem tersebut maka itu merupakan langkah pertama bagi keberhasilan sistem tersebut. Secara umum, terdapat beberapa faktor kontekstual yang berpengaruh pada keberhasilan sistem atau perilaku knowledge sharing, seperti perhatian pada struktur tim dan isu-isu aliran kerja, serta sifat dokuemen yang di-share. Struktur tugas dan gaya kepemimpinan (leadership style) telah dipertimbangkan sebagai faktor kontekstual yang memfasilitasi mekanisme pembelajaran organisasi.

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini mengadaptasi kerangka berpikir metodologi IS Research yang dikemukakan oleh [6]. Menurut [6] sebuah penelitian sistem informasi haruslah memiliki dua sisi yaitu relevan dengan pengetahuan lingkungannya (relevance) dan patuh terhadap dasar yang ada (rigor). Metodologi penelitian dapat dilihat pada

Gambar.

Observasi pada studi kasus : STIKOM Bali

Analisis

Konsep perguruan tinggi, knowledge management, knowledge sharing Perumusan masalah Kebutuhan akan konsep Kebutuhan pemahaman di lapangan

Analisis konsep knowledge sharing Analisis proses knowledge sharing di

perguruan tinggi Studi Literatur Knowledge Base : 1. Perguruan Tinggi 2. Knowledge Management 3. Knowledge Sharing

Pengumpulan dan Analisis Data

Menyiapkan instrumen pengukuran : kuesioner Mengumpulkan data

Analisis data

Kesimpulan

Eksplorasi Konsep

Analisis construct dalam proses knowledge sharing di perguruan tinggi Analisis hubungan antar construct dalam proses knowledge sharing di perguruan tinggi

(4)

Berdasarkan Gambar 1 dapat dijelaskan bahwa penelitian yang dilaksanakan terdiri dari lima tahapan yaitu (1) eksplorasi konsep, (2) tahap analisis, (3) tahap pengumpulan dan analisis data, dan (4) kesimpulan. Pada tahap pertama yaitu eksplorasi konsep, dijelaskan bahwa berdasarkan perumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya, dilakukan studi literatur mengenai konsep yang akan digunakan dalam penelitian yaitu konsep perguruan tinggi, knowledge management dan

knowledge sharing. Pada tahap pertama ini juga dilakukan observasi pada studi kasus yaitu

STIKOM Bali. Hasil studi literatur dan observasi menghasilkan konsep dan data yang digunakan sebagai dasar dalam analisis.

Pada tahap analisis dilakukan analisis konsep knowledge sharing, analisis proses knowledge

sharing di perguruan tinggi, analisis construct dalam proses knowledge sharing di perguruan tinggi

dan analisis hubungan antar construct dalam proses knowledge sharing di perguruan tinggi.

Construct yang didapatkan akan dievaluasi pada tahap analisis dan pengumpulan data. Pada tahap

pengumpulan dan analisis data dilakukan pembuatan instrument pengukuran berupa kuesioner, pengumpulan data dan analisis data. Hasil dari pengumpulan kuesioner akan diolah dan dianalisis sehingga menghasilkan kesimpulan dalam evaluasi. Tahap terakhir dalam penelitian ini adalah penarikan kesimpulan

HASIL dan PEMBAHASAN Analisis Konsep Knowledge Sharing

Terdapat keragaman definisi dan perspektif knowledge sharing. Definisi ini didapatkan dengan mengkaji berbagai terminologi istilah yang berkaitan erat dengan knowledge sharing sehingga relevan dalam penelitian yang akan dilakukan. Beberapa definisi knowledge sharing adalah sebagai berikut :

1. Knowledge sharing adalah sebuah pertukaran pengetahuan antar dua individu, satu orang yang

mengkomunikasikan pengetahuan, seorang lainnya mengasimilasi pengetahuan tersebut [8]. 2. Sharratt dan Usoro (2003) dalam [9] knowledge sharing adalah suatu proses dimana sumber

daya yang diberikan oleh satu bagian dan diterima oleh orang lain dan untuk terjadi harus ada pertukaran.

3. Van den Hooff dan De Ridder (2004) dalam [2] knowledge sharing terdiri dari mengumpulkan, mengatur dan mengkomunikasikan pengetahuan dari satu ke yang lain. 4. Bircham-Connoly, Corner dan Bowden (2005) dalam [1] Knowledge sharing mengacu pada

proses menangkap pengetahuan atau memindahkan pengetahuan dari unit sumber ke unit penerima.

Knowledge sharing dapat terjadi dalam berbagai aspek kehidupan salah satunya dalam

perguruan tinggi. Berdasarkan terminologi konsep knowledge sharing, maka dapat ditetapkan definisi operasional knowledge sharing dalam konteks perguruan tinggi. Knowledge sharing adalah proses pertukaran atau mengkomunikasikan pengetahuan antara semua aktor yang ada dalam suatu perguruan tinggi (antar individu, antar individu dengan kelompok atau antar kelompok).

Analisis Proses Knowledge Sharing di Perguruan Tinggi

Berdasarkan [16], pasal 20 ayat 2, perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan

pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Ketiga kewajiban tersebut sering disebut dengan tri dharma perguruan tinggi. Knowledge sharing pada perguruan tinggi dapat terjadi pada hampir semua aktivitas inti perguruan tinggi. Hampir seluruh civitas akademika perguruan tinggi melaksanakan knowledge sharing tanpa disadari. Knoweldge sharing pada perguruan tinggi dapat terjadi dengan perwujudan tri dharma perguruan tinggi yaitu :

1. Pendidikan dan pengajaran 2. Penelitian dan pengembangan 3. Pengabdian pada masyarakat

Ketiga dharma dalam tri dharma perguruan tinggi ini saling berhubungan. Penelitian harus berhubungan dengan kedua dharma yang lain. Penelitian diperlukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan penerapan teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan hendaknya diterapkan dan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat sehingga masyarakat

(5)

dapat mengetahui kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berikut akan dijelaskan knowledge

sharing yang terjadi dalam tri dharma perguruan tinggi :

1. Pendidikan dan Pengajaran

Pengertian pendidikan dan pengajaran disini adalah dalam rangka menerusakan pengetahuan atau dengan kata lain dalam rangka transfer of knowledge ilmu pengetahuan. Aktivitas pendidikan dan pengajaran merupakan proses knowledge sharing yang terjadi antar mahasiswa dengan dosen. 2. Penelitian dan Pengembangan

Aktivitas penelitian dan pengembangan mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan adanya penelitian, maka pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berjalan dengan baik. Penelitian dapat diarahkan untuk hal yang dapat digunakan langsung oleh masyarakat ataupun penelitian mengenai ilmu-ilmu dasar yang akan terasa manfaatnya pada masa yang akan datang. Penelitian dan pengembangan merupakan proses knowledge sharing yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa baik kepada masyarakat maupun kepada lingkungan akademis.

3. Pengabdian pada Masyarakat

Aktivitas pengabdian pada masyarakat merupakan kegiatan dalam rangka penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah dikembangkan di perguruan tinggi, khususnya sebagi hasil dari berbagai penelitian. Pengabdian pada masyarakat merupakan serangkaian aktivitas dalam rangka kontribusi perguruan tinggi terhadap masyarakat yang bersifat langsung sehingga manfaat yang dirasakan dalam waktu yang relatif pendek. Aktivitas ini dapat dilakukan individu atau kelompok anggota civitas akademika perguruan tinggi terhadap masyarakat seperti pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa, sekelompok mahasiswa, dosen, sekelompok dosen maupun kombinasi antara mahasiswa dengan dosen. Dengan aktivitas ini diharapkan adanya

feedback dari masyarakat ke perguruan tinggi sehingga dapat digunakan sebagai dasar

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi lebih lanjut.

1.1 Analisis Construct dalam Proses Knowledge Sharing di Perguruan Tinggi

Berdasarkan analisis proses knowledge sharing dalam perguruan tinggi ditemukan bahwa terdapat perwujudan proses knowledge sharing dan aktor yang terlibat dalam proses knowledge

sharing tersebut. Proses pada knowledge sharing suatu perguruan tinggi adalah :

1. Pendidikan dan pengajaran

Berdasarkan hasil analisis, proses knowledge sharing yang terjadi dalam aktivitas pendidikan dan pengajaran adalah knowledge sharing dalam pembelajaran, bimbingan, dan aktivitas dalam perpustakaan. Aktor yang terlibat pada masing-masing proses knowledge sharing adalah dosen dan mahasiswa. Interaksi knowledge sharing antara aktor dalam masing-masing proses dapat dilihat pada Gambar.

(6)

Berdasarkan Gambar 2 dapat dijelaskan bahwa dalam proses pengajaran antara dosen dengan mahasiswa dan antara dosen dengan dosen melakukan knowledge sharing dengan cara diskusi secara langsung maupun online. Begitu pula dalam proses bimbingan dan perpustakan juga dilakukan knowledge sharing melalui diskusi.

2. Penelitian dan pengembangan

Berdasarkan hasil analisis, proses knowledge sharing yang terjadi dalam aktivitas penelitian dan pengembangan adalah knowledge sharing dalam penelitian yang dilakukan oleh dosen, mahasiswa ataupun kombinasi dosen dan mahasiswa terkait dengan bidang ilmu. Mahasiswa dapat bekerja sama dengan mahasiswa yang lain membentuk kelompok peneliti mahasiswa sehingga dalam kelompok tersebut terjadi knowledge sharing terkait dengan penelitian yang dilakukan. Dosen dapat bekerja sama dengan dosen yang lain membentuk kelompok peneliti dosen yang lain sehingga dalam kelompok tersebut terjadi knowledge sharing terkait dengan penelitian yang dilakukan. Dosen dengan mahasiswa dapat bergabung dalam suatu kelompok untuk melakukan peneltian sehingga terjadi knowledge sharing. Luaran dari penelitian adalah berupa publikasi. Publikasi dapat berupa publikasi hasil penelitian dalam bentuk jurnal, prosiding, paten, hak cipta dan lainnya. Knowledge sharing dalam penelitian dan pengembangan dapat dilihat pada Gambar.

Gambar 3. Knowledge Sharing Dalam Penelitian dan Pengembangan

3. Pengabdian pada masyarakat

Penelitian yang dilakukan oleh masing-masing aktor akan dipublikasi sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat atau civitas akademika lain. Pengabdian masyarakat juga dapat dilakukan dengan cara memberikan pelatihan ataupun seminar kepada masyarakat mengenai hal-hal yang dapat bermanfaat bagi masyarakat tersebut. Knowledge sharing dalam pengabdian masyarakat dapat dilihat pada Gambar.

(7)

Berdasarkan analisis proses knowledge sharing pada perguruan tinggi, dapat ditentukan bahwa construct dalam knowledge sharing yang berfokus pada perguruan tinggi adalah sebagai berikut :

1. Pendidikan dan pengajaran

Construct pendidikan dan pengajaran dalam dibreakdown menjadi elemen construct yaitu

perkuliahan/pembelajaran, bimbingan dan perpustakaan. 2. Penelitian dan pengembangan

3. Pengabdian masyarakat

Analisis Hubungan antar Construct Proses Knowledge Sharing dalam Perguruan Tinggi

Berdasarkan hasil analisis proses knowledge sharing yang telah dijelaskan pada bagian 4.3, ditemukan tiga construct yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan serta pengabdian masyarakat. Masing-masing construct beserta elemen construct saling terkait dan terhubung. Construct dalam proses knowledge sharing perguruan tinggi merupakan perwujudan tri dharma perguruan tinggi. Pendidikan ditentukan sebagai salah satu construct karena pendidikan merupakan dasar yang digunakan dalam melakukan penelitian. Penelitian ditentukan sebagai salah satu construct karena diperlukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan penerapan teknologi serta memberikan manfaat kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat mengetahui kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengabdian masyarakat ditentukan sebagai salah satu

construct karena merupakan implikasi dari penelitian dan pengembangan. Hubungan antar construct dapat dilihat pada Gambar.

Gambar 5. Hubungan Construct Proses Knowledge Sharing Perguruan Tinggi

Karakteristik Responden Penelitian

Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan 150 kuesioner kepada mahasiswa dan 40 kuesioner kepada dosen selama tanggal 19-29 Nopember 2012. Dari seluruh kuesioner yang disebarkan ke mahasiswa, maka sebanyak 140 kuesioner yang berhasil dikumpulkan kembali, dan hanya 137 kuesioner yang terisi jawaban sepenuhnya. Sehingga, data yang dapat digunakan sebanyak 137. Sedangkan untuk kuesioner dosen 30 terkumpul kembali dan data yang valid digunakan adalah sebanyak 30. Karakteristik responden mahasiswa yang berhasil dikumpulkan adalah mengenai jenis kelamin, usia, dan jurusan di STIKOM Bali. Sedangkan karakteristik responden dosen yang berhasil dikumpulkan adalah mengenai jenis kelamin, usia dan home base dosen.

HASIL

Berdasarkan data yang telah terkumpul, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Pendidikan dan Pengajaran

Indikator yang diukur dalam variabel pendidikan dan pengajaran adalah pembelajaran, bimbingan dan perpustakaan. Berdasarkan ketiga indikator, maka item pertanyaan yang tersusun dibedakan menjadi pertanyaan untuk dosen dan mahasiswa. Masing-masing indikator diukur

(8)

berdasarkan data hasil kuesioner yang disebarkan pada dosen dan mahasiswa. Kesimpulan tiap-tiap indikator akan dijadikan dasar kesimpulan variabel pendidikan dan pengajaran. Evaluasi masing-masing indikator akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Pembelajaran

Pembelajaran merupakan aktivitas yang pasti terjadi dalam perguruan tinggi. Dosen yang melaksanakan fungsi padti akan melakukan knowledge sharing. Dalam pembelajaran akan terjadi

knowledge sharing antara mahasiswa dan dosen. Penelitian ini akan melihat terjadinya proses knowledge sharing mahasiswa dan dosen dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan data yang

dikumpulkan, maka sebanyak 52% mahasiswa setuju melakukan knowledge sharing dalam pembelajaran, 23% sangat setuju, 5% kurang setuju, 2% tidak setuju, dan 18% ragu-ragu melakukan knowledge sharing. Berdasarkan hasil evaluasi, sebagian besar mahasiswa STIKOM Bali melakukan knowledge sharing dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan data yang dikumpulkan, maka sebanyak 54% dosen setuju melakukan knowledge sharing dalam pembelajaran, 36 % sangat setuju, 5% kurang setuju, 0% tidak setuju, dan 5% ragu-ragu melakukan

knowledge sharing. Berdasarkan hasil evaluasi, hampir seluruh dosen STIKOM Bali melakukan knowledge sharing dalam proses belajar mengajar.

2. Bimbingan

Bimbingan merupakan aktivitas knowledge sharing antara dosen dan mahasiswa. Dosen dan mahasiswa melakukan diskusi pada saat proses bimbingan. Penelitian ini akan melihat persentase proses knowledge sharing mahasiswa dan dosen dalam proses bimbingan. Berdasarkan data yang dikumpulkan, maka sebanyak 57% mahasiswa setuju, 17% sangat setuju, 6% kurang setuju, 1% tidak setuju, dan 19% ragu-ragu melakukan knowledge sharing. Berdasarkan hasil evaluasi, sebagian besar mahasiswa STIKOM Bali melakukan knowledge sharing dalam proses bimbingan. Persentase mahasiswa yang menjawab ragu-ragu cukup besar. Hal ini dapat disebabkan karena mahasiswa tidak secara rutin melakukan bimbingan. Untuk meningkatkan frekuensi bimbingan, maka dapat ditetapkan kebijakan berupa mahasiswa diwajibkan melakukan bimbingan secara rutin selama mengambil skripsi. Berdasarkan data yang dikumpulkan, maka sebanyak 57% dosen sangat setuju, 43% setuju, sedangkan 0% kurang setuju, tidak setuju, dan ragu-ragu melakukan

knowledge sharing sehingga persentase 0% tidak ditampilkan dalam grafik. Berdasarkan hasil

evaluasi, semua dosen STIKOM Bali melakukan knowledge sharing dalam proses bimbingan. 3. Perpustakaan

Perpustakaan merupakan salah satu sarana yang digunakan untuk memfasilitasi knowledge sharing. Penelitian ini akan melihat persentase mahasiswa yang menggunakan perpustakaan sebagai fasilitas knowledge sharing. Berdasarkan data yang dikumpulkan, maka sebanyak 37% mahasiswa setuju, 2% sangat setuju, 16% kurang setuju, 14% tidak setuju, dan 31% ragu-ragu melakukan knowledge sharing di perpustakaan. Berdasarkan hasil evaluasi, sebagian besar mahasiswa STIKOM Bali melakukan knowledge sharing di perpustakaan. Persentase mahasiswa yang menjawab ragu-ragu cukup besar. Hal ini dapat disebabkan karena mahasiswa lebih banyak mencari sumber melalui internet dibandingkan datang ke perpustakaan sehingga tidak banyak mahasiswa yang mengunjungi perpustakaan. Untuk meningkatkan frekuensi kunjungan dengan cara meningkatkan fasilitas dan jumlah buku terbaru dalam perpustakaan.Berdasarkan data yang dikumpulkan, maka sebanyak 54% dosen setuju, 10% sangat setuju, 8% kurang setuju, 0% tidak setuju, dan 10% ragu-ragu melakukan knowledge sharing di perpustakaan. Berdasarkan hasil evaluasi, sebagian besar dosen STIKOM Bali melakukan knowledge sharing di perpustakaan.

Berdasarkan hasil evaluasi ketiga indikator dari variabel pendidikan dan pengajaran, maka dapat disimpulkan :

1. Sebagian besar mahasiswa telah melakukan knowledge sharing dalam aktivitas pendidikan dan pengajaran yang dilakukan dalam proses pembelajaran, bimbingan dan perpustakaan. Mahasiswa dapat melakukan knowledge sharing dengan cara berdiskusi dengan dosen ataupun dengan mahasiswa yang lain.

2. Hampir semua dosen telah melakukan knowledge sharing aktivitas pendidikan dan pengajaran yang dilakukan dalam proses pembelajaran, bimbingan dan perpustakaan. Seorang dosen sudah selayaknya melakukan knowledge sharing dalam proses belajar mengajar karena tugas seorang dosen adalah mentransfer pengetahuan yang dimiliki ke mahasiswa.

(9)

b. Penelitian dan Pengembangan

Penelitian merupakan salah satu kegiatan akademis yang dilakukan dosen dan mahasiswa sebagai bagian dari civitas akademika untuk mengembangkan pengetahuan yang dimiliki. Dalam penelitian ini akan dilihat berapa persentase mahasiswa dan dosen yang melakukan penelitian, publikasi, dan pelatihan berdasarkan data kuesioner. Persentase mahasiswa yang melakukan penelitian dan pengembangan dapat dilihat pada Gambar. Sedangkan persentase dosen yang melakukan penelitian dan pengembangan dapat dilihat pada Gambar.

Gambar 6. Rekapitulasi Jawaban Responden Mahasiswa Mengenai Penelitian Dan Pengembangan

Berdasarkan data yang dikumpulkan, maka sebanyak 48% mahasiswa setuju melakukan penelitian dan pengembangan, 8% sangat setuju, 11% kurang setuju, 4% tidak setuju, dan 29% ragu-ragu melakukan penelitian dan pengembangan. Berdasarkan hasil evaluasi, sebagian besar mahasiswa STIKOM Bali melakukan penelitian sehingga terjadinya proses knowledge sharing dalam variabel penelitian dan pengembangan. Hal ini dapat dijadikan rekomendasi bagi perguruan tinggi untuk lebih meningkatkan minat mahasiswa untuk melakukan penelitian sehingga dapat meningkatkan kualitas perguruan tinggi. Penelitian dan publikasi juga sangat penting bagi mahasiswa untuk syarat dalam penyelesaian tugas akhir.

Gambar 7. Rekapitulasi Jawaban Responden Dosen Mengenai Penelitian Dan Pengembangan

Berdasarkan data yang dikumpulkan, maka sebanyak 49% dosen setuju melakukan penelitian dan pengembangan, 29% sangat setuju, 11% kurang setuju, 0% tidak setuju, dan 11% ragu-ragu melakukan penelitian dan pengembangan. Berdasarkan hasil evaluasi, sebagian besar dosen STIKOM Bali melakukan penelitian sehingga terjadinya proses knowledge sharing dalam variabel penelitian dan pengembangan. Dari hasil evaluasi juga dapat dilihat bahwa tingkat kesadaran dosen STIKOM Bali untuk melakukan penelitian dan pengembangan sudah cukup bagus.

c. Pengabdian Masyarakat

Pengabdian masyarakat merupakan salah satu yang harus dilakukan apabila ingin mewujudkan tri dharma perguruan tinggi. Pengabdian masyarakat merupakan cerminan knowledge

sharing bagi dosen dan mahasiswa kepada masyarakat. Dalam penelitian ini akan dilihat berapa

persentase mahasiswa dan dosen yang mempunyai minat melakukan pengabdian masyarakat berdasarkan data kuesioner. Persentase mahasiswa yang mempunyai minta ataupun yang

(10)

melakukan pengabdian masyarakat dapat dilihat pada Gambar. Sedangkan persentase dosen yang melakukan pengabdian masyarakat dapat dilihat pada Gambar.

Gambar 8. Rekapitulasi Jawaban Responden Mahasiswa Mengenai Pengabdian Masyarakat

Berdasarkan data yang dikumpulkan, maka sebanyak 44% mahasiswa setuju melakukan pengabdian masyarakat, 4% sangat setuju, 17% kurang setuju, 8% tidak setuju, dan 27% ragu-ragu melakukan pengabdian masyarakat. Berdasarkan hasil evaluasi, sebagian besar mahasiswa STIKOM Bali melakukan pengabdian masyarakat sehingga dapat disimpulkan tercapainya

knowledge sharing dalam variabel pengabdian masyarakat. Hal ini dapat dijadikan rekomendasi

bagi perguruan tinggi untuk meningkatkan knowledge sharing dengan melakukan sosialiasi pengabdian masyarakat dalam mewujudkan tri dharma perguruan tinggi. Dengan adanya sosialisasi, diharapkan lebih meningkat jumlah mahasiswa yang melakukan pengabdian masyarakat.

Gambar 9. Rekapitulasi Jawaban Responden Mahasiswa Mengenai Pengabdian Masyarakat

Berdasarkan data yang dikumpulkan, maka sebanyak 54% dosen setuju melakukan pengabdian masyarakat, 10% sangat setuju, 23% kurang setuju, 0% tidak setuju, dan 13% ragu-ragu melakukan pengabdian masyarakat. Berdasarkan hasil evaluasi, sebagian besar dosen STIKOM Bali telah melakukan pengabdian masyarakat sehingga dapat disimpulkan tercapainya

knowledge sharing dalam variabel pengabdian masyarakat. Hal ini dapat dijadikan rekomendasi

bagi perguruan tinggi untuk lebih meningkatkan pengabdian masyarakat sehingga dapat membantu masyarakat dan bermanfaat bagi masyarakat.

KESIMPULAN

Beberapa hal yang berhasil disimpulkan berdasarkan pelaksanaan penelitian yang dilakukan di STIKOM Bali hingga analisa hasil yang dilakukan, adalah sebagai berikut:

1. Sebagian besar mahasiswa STIKOM Bali melakukan knowledge sharing dalam pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat. Diantara ketiga variabel yang diukur,

knowledge sharing paling besar terjadi pada proses belajar mengajar.

2. Hampir semua dosen STIKOM Bali melakukan knowledge sharing dalam pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat. Berdasarkan hasil evaluasi dapat dilihat bahwa hampir semua dosen telah melakukan knowledge sharing dalam perwujudan tri dharma perguruan tinggi..

(11)

DAFTAR RUJUKAN

[1] Azudin, N., Ismail, M.N., and Taherali, Z. Knowledge sharing among workers: a study on their contribution through informal communication in Cyberjaya, Malaysia. Knowledge

Management & E-Learning: An International Journal. 2009; 1(2) : 139-162.

[2] Cheng, Y.M., Ho, S.J., dan Lau, M.P. Knowledge sharing in Academic Institutions: a Study of Multimedia University Malaysia. Electronic Journal of Knowledge Management. 2010; 7(3): 313–324.

[3] Connelly, C.E. and Kelloway, E.K. Predictors of Employees, Preceptions of Knowledge

sharing Culture, Leadership & Organization Development Journal. 2003; 24(5): 294-301.

[4] Davenport, T. H dan Prusak, L. Working Knowledge : How Organizations Manage What They

Know, Boston: Harvard Business School Press. 1998.

[5] Geng, Qian, Townley C., Huang K., and Zhang J. Comparative Knowledge Management : A Pilot Studies of China and American Universities. Journal of The American Society for

Information Science and Technology. 2005; 56(10): 1031-1044.

[6] Hevner, A. C., March, S., Park, J., dan Ram, S. Design Science in Information Systems Research, Management Information Systems Quarterly. 2004; 28(1): 77-105.

[7] Ipe, M. Knowledge sharing in Organizations : A Conceptual Framework, Human Resource

Deparment Review. 2003; 2(4): 37-359.

[8] Jacobson, C.M. Knowledge sharing Between Individuals, in Encyclopedia of knowledge

management, Schwartz, David (Ed). 2006; 507-514.

[9] Jain, K.K., Sandhu, S.M, dan Sidhu, K.G. Knowledge sharing Among Academic Staff: A Case Study of Business Schools in Klang Valley, Malaysia, JASA. 2007; 23-29.

[10] King, W. R. Knowledge sharing, in Encyclopedia of Knowledge Management, Schwartz,

David (Ed). 2006; 493-498.

[11] McInerney, C. Knowledge Management and The Dynamic Nature of Knowledge, Journal of

the American Society for Information Science and Technology. 2002; (53)12: 1009-10018.

[12] Peraturan Pemerintah No.30 Tahun 1990

[13] Polanyi M. Knowing and Being. Chicago, IL: University of Chicago Press. 1969.

[14] Ruggles, R. The State of The Notion : Knowledge Management In Practice, California

Management Review. 1998; 40(3): 80-89.

[15] Ryu, Seewon, Ho H., Seung, and Han I. Knowledge sharing Behavior of Physicians in Hospitals, Expert System With Application. 2003; 25: 113-122.

Gambar

Gambar 1.  Metodologi penelitian
Gambar 3. Knowledge Sharing Dalam Penelitian dan Pengembangan
Gambar 5. Hubungan Construct Proses Knowledge Sharing Perguruan Tinggi
Gambar 7. Rekapitulasi Jawaban Responden Dosen Mengenai Penelitian Dan Pengembangan
+2

Referensi

Dokumen terkait

ANALISIS TINGKAT PENCEMARAN DAS CIKAPUNDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM MVSP 3.22 BERBASIS DATA MAKROBENTHOS.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Penyandang tuna daksa yang diberikan intervensi terapi EMDR memiliki tingkat gejala PTSD yang lebih rendah dibandingkan dengan penyandang tuna daksa yang mendapat terapi teknik

Anak-anak terlahir kontemplatif, maka kita harus dilahirkan kembali (terhubung kembali). Sehingga kesadaran ini akan membawa pada rasa syukur atas ini, bukan hilang

[r]

28 Pembedaan level makna yang oleh Abu Zayd tersebut, di sisi lain juga berarti bahwa makna suatu pesan tidak selalu menuntut ditariknya suatu signifikansi, seperti

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan: (1) hal-hal yang melatarbelakangi pemakaian bahasa Alay berupa (a) sebagai identitas diri, (b) sebagai ungkapan/ekspresi, (c)

Hasil analisis minyak jarak pagar dengan menggunakan GC-MS menunjukkan bahwa senyawa aktif yang diduga sebagai larvasida Aedes aegypti adalah piperine yaitu suatu alkaloid