• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan sebagai cara ilmiah, mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian sangat penting dalam sebuah penelitian, tanpa metode penelitian sebuah penelitian akan berantakan. Metode penelitian mencakup lokasi, sampel dan populasi, desain penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dll. Metode penelitian menjelaskan metode apa yang akan dipakai untuk sebuah penelitian, bagaimana teknik pengambilan populasi dan sampel, bagaimana desain penelitian yang dipakai, instrumen penelitiannya menggunakan apa, bagaimana teknik pengumpulan datanya, dan sebagainya. Pemilihan metode penelitian yang tepat akan mempengaruhi hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan. Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu menguji pengaruh model pembelajaran peerteaching dan model inkuiri terhadap pembelajaran senam siswi di SMP 5 Bandung. maka metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Sugiyono (2012, hlm. 106) menyatakan bahwa, “Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap hal yang lain dalam kondisi yang terkendali. Sesuai dengan masalah yang dikaji oleh peneliti maka dari itu peneliti menggunakan metode penelitian eksperimen sebagai metodenya.”

B. Lokasi dan SubjekPenelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 5 Bandung yang berada di Jalan Sumatera No 40 Kota Bandung Telepon (022)-4207121. Alasan utama pemilihan lokasi penelitian di SMP 5 Bandung didasarkan atas penemuan masalah pada saat penulis melakukan PPL, yang dilakukan pada saat PPL kurangnya hasil belajar siswi pada saat pembelajaran senam.

(2)

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dimaksudkan untuk memperkuat serta memberikan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswi kelas VII A Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015.

C. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah seluruh objek atau subjek yang akan diteliti, sebagaimana dijelaskan oleh Sugiyono (2012, hlm. 119) bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik suatu kesimpulan”

Sesuai dengan pendapat tersebut peneliti menyimpulkan bahwa populasi bukan hanya manusia sebagai makhluk hidup melainkan dapat juga berupa benda-benda mati yang ada di alam dunia ini, dan populasi bukan hanya sekedar objek atau subjek saja, tetapi meliputi seluruh karakteristik sifat, perilaku, keadaan dan lain-lain yang dimiliki oleh objek atau subjek tersebut. Dalam penelitian ini populasi yang diteliti adalah siswi kelas VII A SMP 5 Bandung.

b. Sampel

Mengenai Sampel Sugiyono (2012, hlm. 117) menjelaskan bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Bila sebuah populasi tergolong kedalam kategori besar maka seorang peneliti secara kasar tidak akan memaksakan mempelajari seluruh populasi yang ada, karena dibenturkan oleh beberapa keterbatasan, misalnya keterbatasan dari materi, waktu serta sumber daya manusia. Maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu dengan catatan sampel tersebut harus bersifat benar-benar mewakili dari populasi tersebut.

(3)

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tekhnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling, menurut Sugiyono (2012, hlm. 124) purposive sampling yaitu “ tekhnik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”

Alasan mengapa peneliti menggunakan teknik purposive sampling dalam penelitian ini, karena siswa yang akan menjadi sampel harus memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut :

1. Siswa yang menjadi sampel adalah siswi kelas VII A yang mempelajari senam. 2. Siswi yang berjenis kelamin perempuan

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan kriteria diatas berjumlah 20 orang, selanjutnya siswa dibagi menjadi 2 kelompok sama banyak dengan cara diundi yaitu 10 orang untuk kelompok roll belakang dan 10 orang melakukan roll depan dengan menggunakan model peerteaching dan model inkuiri dengan melihat hasil belajar siswi.

D. Desain Penelitian

Dalam suatu penelitian dibutuhkan desain penelitian untuk dijadikan acuan dalam langkah-langkah penelitian. Mengenai desain penelitian Nasution mengatakan (2004, hlm. 40) bahwa, ”Desain penelitian merupakan suatu rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan penelitian”. Penggunaan desain penelitian ini disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang ingin diungkapkan. Penggunaan desain dalam penelitian ini adalah One-Group Pretest-Posttest Design, yakni pada desain ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan.

Gambar 3.1 Desain Penelitian

(4)

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

One-Group Pretest-Posttest Design

Keterangan:

O1 = Tes awal kelompok eksperimen dengan pretest untuk mengetahui data awal sebelum di berikan perlakuan

O2 = Tes akhir kelompok eksperimen sesudah di berikan perlakuan X = Treatment

Desain tersebut disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang ingin diungkapkan Sugiyono (2009, hlm. 110) menjelaskan dalam pola sebagai berikut

Tabel. 3.2

Desain Penelitian

Sampel Variabel bebas Variabel terikat

A Model Pembelajaran

Peerteaching (A1)

Hasil Belajar (Y1)

B Model Pembelajaran Inkuiri (B1)

(5)

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun langkah-langkah penelitiannya penulis deskripsikan dalam bentuk gambar 3.2 berikut :

Gambar. 3.2 Langkah-langkah Penelitian

Treatment/

Perlakukan

Treatment/

Perlakukan

Pengolahan dan Analisis Data

Kesimpulan Model Pembelajaran Peertaching Model Pembelajaran Inkuiri Siswi SMP N 5 Bandung

Siswi Kelompok A Siswi Kelompok B

B

Hasil Belajar Hasil Belajar

(6)

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Instrumen Penelitian

Dalam Penelitian biasanya dibutuhkan suatu alat ukur yang dapat melihat atau menggambarkan perubahan atau kemajuan yang telah dicapai dari suatu penelitian. Instrumen penelitian adalah alat untuk memperoleh data atau alat ukur untuk mengukur variabel penelitian. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 147) mengemukakan bahwa “Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian.” Guna tercapainya keberhasilan penelitian, maka diperlukan suatu teknik dan alat pengumpulan data yang tepat atau sesuai dengan masalah yang akan diteliti. Sedangkan menurut Arikunto (2007, hlm. 121) “Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan sesuatu metode.”

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis bisa menyimpulkan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk megukur fenomena alam maupun sosial yang diamati ataupun merupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur suatu tes dan bertujuan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam proses penelitian. Instrumen yang akan digunakan dalam mengukur hasil belajar senam, adapun instrumen yang digunakan penulis untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Pelaksanaan Pembelajaran

Eksperimen atau pelaksanaan pembelajaran dilakukan sebanyak 16 kali pertemuan dengan intensitas pertemuan tiga kali seminggu. Mengenai jangka waktu lamanya latihan menurut Juliantine, dkk. (2007, hlm. 265) menyatakan bahwa: “latihan sebaiknya dilakukan 3 kali dalam seminggu.” Adapun latihan yang diperlukan adalah selama 16 minggu.

(7)

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1) Instrumen Penelitian Hasil Belajar

Dalam penelitian untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan alat yang disebut instrumen. Menurut Arikunto (2002, hlm. 126) menjelaskan, bahwa “Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan metode.” Dalam pengumpulan data ini penulis menggunakan tes, sebagaimana yang dijelaskan olah Nurhasan (2007, hlm. 3) bahwa Tes adalah “Suatu alat ukur yang dapat digunakan untuk memperoleh data yang objektif tentang hasil belajar siswa.” Data tersebut diperoleh pada awal eksperimen sebagai data awal dan pada akhir eksperimen sebagai data akhir. Tujuannya agar dapat mengetahui pengaruh hasil perlakuan dan perbedaannya yang merupakan tujuan akhir dari eksperimen. Tes yang dilakukan pertama adalah tes kemampuan roll depan dan roll belakang yang akan diberikan peneliti pada testeer. Adapun langkah-langkah yang di gunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Menetukan sampel yang di teliti

2. Melakukan tes awal (pretest) terhadap sampel penelitian yaitu tes keterampilan guling depan dan guling belakang

3. Memberikan perlakuan (treatment) yaitu penerapan model pembelajaran peerteaching dan model inkuiri dalam kegiatan pembelajaran

4. Melakukan tes akhir (posttest) terhadap sampel setelah di berikan perlakuan.

A. instrument tes keterampilan roll depan.

Tujuan : mengukur keterampilan dan gerak sikap tubuh dalam menggulingkan tubuh ke depan.

Alat yang di gunakan : matras Kapur Karpet

Petunjuk pelaksaan : siswa bersiap-siap untuk melakukan guling depan di atas matras secara individu.Siswi mulai melakukan

(8)

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

gerakan guling setelah aba_aba suara peluit dari taster.

B. kriteria penilaian.

Keriteria penilaian berpedoman pada Australia gymnastic federatioan INC dalam judul buku yang berjudul “Gym skills” Schemri G (1989, hlm 16) menjelaskan karateristik dalam penilaian, yaitu sebagai berikut ;

Table 3.3

Skala penilaian

Ranting Scale

Score Characteristics

5 Performance with complete assurase and control. Excellent technique and form. Foil movement

4 Very good. Minor errors of form positif. No diviation from text. Good control

3 Good. Essential features demonstrated. Performance looked save, even though minor errors of from were present

2 Uncontrolled. Poor from and technique. Deviation from the requirement of the written text

1 Not recognizable due to poor execution omissions. Unsafe

Keterangan:

Skor Penjelasannya

5 Pelaksanaan sempurna dan terkontrol. Teknik dan bentuk sempurna. Gerakan guling belakang sistematis 4 Sangat baik. Kesalahan bentuk dan posisi kecil. Tidak ada

(9)

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3 Baik. Hal-hal pokok tertampilkan. Peragaan terlihat aman. Sekalipun terlihat kesalahan-kesalahan dalam bentuk yang kecil. 2 Tidak terkontrol. Bentuk dan jenis jelek. Banyak kesalahan dari

ketentuanm yang tertulis

1 Tidak dapat di kendalikan karena alasan pelaksanaan salah satu atau hilang. Tidak aman

Keterangan :

5.Roll depan dengan gerakan yang halus tanpa ada terlihat kesalahan sedikitpun 4. Gerakan roll depan sangat baik, tetapi sedikit terlihat kesalahannya

3. baik dalam gerakan, saat melakukan juga aman walau pada saat roll belakang 2. gerakan kurang terkontrol pada saat melakukan roll depan, dan banyak

kesalahan-kesalahan yang tidak sengaja

1. lepas dari ketentuan yang di berikan pada saat roll depan, dan kesalahan yang di sengaja membuat gerakannya menjadi tidak aman.

C. Format Penilaian.

Lembar Penilaian Tes Roll Depan

No Nama Skor

1 2 - 20

Keterangan cara pengisian format penilaian adalah sebagai berikut: 1. Tulis nomor dan nama siswi

2. Setelah siswi melakukan tes, kemudian tester memberikan penilaian yang di tulis pada kolom yang disediakan

(10)

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. instrument tes keterampilan roll belakang.

Tujuan : Mengukur keterampilan dan gerak sikap tubuh dalam menggulingkan tubuh ke belakang.

Alat yang di gunakan : Matras Kapur Karpet

Petunjuk pelaksaan : Siswi bersiap-siap untuk melakukan guling belakang di atas matras secara individu.Siswi mulai melakukan gerakan guling setelah aba_aba suara peluit dari taster.

B. kriteria penilaian.

Keriteria penilaian berpedoman pada Australia gymnastic federatioan INC dalam judul buku yang berjudul “Gym skills” Schemri G (1989, hlm 16) menjelaskan karateristik dalam penilaian, yaitu sebagai berikut:

Table 3.4

Skala penilaian

Ranting Scale

Score Characteristics

5 Performance with complete assurase and control. Excellent technique and form. Foil movement

4 Very good. Minor errors of form positif. No diviation from text. Good control

3 Good. Essential features demonstrated. Performance looked save, even though minor errors of from were present

2 Uncontrolled. Poor from and technique. Deviation from the requirement of the written text

(11)

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

Skor Penjelasannya

5 Pelaksanaan sempurna dan terkontrol. Teknik dan bentuk sempurna. Gerakan guling belakang sistematis 4 Sangat baik. Kesalahan bentuk dan posisi kecil. Tidak ada

pelanggaran dari ketentuan

3 Baik. Hal-hal pokok tertampilkan. Peragaan terlihat aman. Sekalipun terlihat kesalahan-kesalahan dalam bentuk yang kecil. 2 Tidak terkontrol. Bentuk dan jenis jelek. Banyak kesalahan dari

ketentuanm yang tertulis

1 Tidak dapat di kendalikan karena alasan pelaksanaan salah satu atau hilang. Tidak aman

Keterangan :

5.roll belakang dengan gerakan yang halus tanpa ada terlihat kesalahan sedikitpun 4. gerakan roll belakang sangat baik, tetapi sedikit terlihat kesalahannya

3. baik dalam gerakan, saat melakukan juga aman walau pada saat roll belakang 2. gerakan kurang terkontrol pada saat melakukan roll belakang, dan banyak

kesalahan-kesalahan yang tidak sengaja

1. lepas dari ketentuan yang di berikan pada saat roll belakang, dan kesalahan yang di sengaja membuat gerakannya menjadi tidak aman.

C. Format Penilaian.

Lembar penilaian tes roll belakang

No Nama Skor

1 2 -

(12)

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 20

Keterangan cara pengisian format penilaian adalah sebagai berikut: 1. Tulis nomor dan nama siswa

2. setelah siswa melakukan tes, kemudian tester memberikan penilaian yang di tulis pada kolom yang di sediakan

F. Teknik pengumpulan data

Penulis menggunakan rumus statistik untuk menghitung atau mengolah hasil tes. Langkah pengolahan data tersebut, ditempuh dengan prosedur sebagai berikut :

1. Menghitung skor rata-rata kedua kelompok sampel dengan menggunakan rumus dari Nurhasan (2007, hlm.400) sebagai berikut:

Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah: X = Nilai rata-rata yang dicari

∑ xi = Jumlah skor yang di dapat

n = Banyak sampel

2. Menghitung simpangan baku dengan rumus dari Nurhasan (2007, hlm.401) sebagai berikut :

∑ ( )

Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah: S = Simpangan baku yang dicari

(13)

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

n = Banyaknya sampel ∑ (x - x)2

= Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata

Mencari T-skor tujuannya untuk menyeratakan dari beberapa jenis skor yang berbeda satuanya, rumus yang digunakan menurut Suharsimi (2012, hlm.306) adalah :

T-skor = 50 + 10 [( )] untuk satuan frekuensi, atau

T-skor = 50 + 10 [( )] untuk satuan waktu

3. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan Liliefors. Prosedur yang digunakan menurut Nurhasan (2008:118) adalah sebagai berikut:

a. Pengamatan X1, X2, ... Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ... , Zn

dengan menggunakan rumus:

b. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang.

F(Z1) = P (Z Z1).

c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, ... Zn ∑Zi. Jika proporsi ini

dinyatakan S(Zi), maka:

S (Zi) =

d. Menghitung selisih F (Zi) – S (Zi) kemudian tentukan harga

mutlaknya.

e. Ambil harga yang yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Untuk menolak atau menerima hipotesis, kita bandingkan L0 dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar untuk

(14)

Angga Mulyana, 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

taraf nyata α yang dipilih. Kriterianya adalah: tolak hipotesis nol jika L0 yang diperoleh dari data pengalaman melebihi L dari daftar tabel.

Dalam hal ini lainnya hipotesis nol diterima.

4. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, maka kita bandingkan L0 ini

dengan nilai kritis L0 yang diambil dari daftar nilai kritis untuk Uji Leliefors,

dengan tarap nyata α = 0,05.

1. Hipotesis diterima apabila L0 L = Normal

2. Hipotesis ditolak apabila L0 L = Tidak Normal

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data penelitian yang

sudah terkumpul adalah teknik analisis uji perbedaan dua rata-rata. Teknik analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran langsung dan model pembelajaran inkuiri terhadap motivasi dan hasil belajar permainan sepakbola.

Proses analisis dilakukan dengan program SPSS versi 17. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Deskriptif statistik dengan menggunakan penghitungan mean dan standar deviasi atau simpangan baku.

2. Uji asumsi atau uji prasarat yaitu uji normalitas dan homogenitas. 3. Uji dua pihak.

Gambar

Table 3.3  Skala penilaian
Table 3.4  Skala penilaian

Referensi

Dokumen terkait

1) Bagi pensyarah yang kredit mengajar kurang (bersebab) mestilah membuat surat permohonan dan perlu mendapatkan kelulusan Dekan dan pengesahan TNC(AA) bagi mendapatkan

Setelah lafaz niat ihram umrah dilafazkan maka jemaah terikat dan perlu menjaga 13 jenis larangan semasa dalam ihram sehingga jemaah telah tahallul umrah iaitu

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui metode yang dapat memberikan prestasi belajar lebih tinggi antara penggunaan metode pembelajaran Team Assisted

Dalam memulai usaha dalam bidang apapun, maka yang pertama kali harus diketahui adalah peluang pasar dan bagaimanan menggaet order.. Bagaimana peluang pasar yang hendak kita

IV Merupakan bab yang menguraikan tentang analisis perjanjian kerjasama dengan menggunakan sistem BOT antara Kabupaten Cianjur dengan PT Demensi Jasa Nusantara

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan rumusan masalah deskriptif dan assosiatif, karena adanya variabel-variabel

Dari 28 siswa terdapat terdapat 8-14 siswa yang tidak dapat menirukan ragam gerak tari melinting pada saat proses pembelajaran menggunakan metode drill berlangsung.. Dari 28

Hal ini menunjukkan selama proses penelitian banyak hal yang mendukung proses pembelajaran tari sigeh penguten menggunakan media audio visual sehingga memperoleh hasil lebih