• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proceedings. Seminar Nasional Kerjasama Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana dan Asosiasi Psikologi Kristiani

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Proceedings. Seminar Nasional Kerjasama Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana dan Asosiasi Psikologi Kristiani"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Proceedings

Seminar Nasional 2019

Kerjasama Fakultas Psikologi

Universitas Kristen Satya Wacana

dan Asosiasi Psikologi Kristiani

“Merajut Keragaman

Untuk Mencapai

Kesejahteraan Psikologis

Dalam Konteks Masyarakat 5.0”

Hotel Grand Wahid Salatiga, 2 Agustus 2019

Satya Wacana University Press 2019

(2)
(3)

Proceedings

Seminar Nasional

“Merajut Keragaman

Untuk Mencapai

Kesejahteraan Psikologis

Dalam Konteks Masyarakat 5.0”

Hotel Grand Wahid Salatiga, 2 Agustus 2019

Satya Wacana University Press 2019

(4)

ii

PROCEEDINGS

SEMINAR NASIONAL

“MERAJUT KERAGAMAN UNTUK MENCAPAI

KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS

DALAM KONTEKS MASYARAKAT 5.0”

Hotel Grand Wahid Salatiga, 2 Agustus 2019

Reviewer

Prof. Dr. Sutarto Wijono, MA Dr. Christiana Hari Soetjiningsih, MS.

Dr. Susana Prapunoto, Ma-Psy. Krismi Diah Ambarwati, M.Psi., Psikolog

Editor

Dr. Susana Prapunoto, MA-Psy.

Steering Committee

Prof. Dr. Marthen Pali, M.Psi Dr. Suryasatriya Trihandaru, M.Sc.nat

Committee

Pelindung : Neil Semuel Rupidara, SE., M.Sc.,Ph.D.

Rektor Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Penanggungjawab : Berta Esti Ari Praseya, S.Psi., MA.

Dekan Fakultas Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana Penasihat : Prof. Dr. Sutarto Wijono, MA.

Dr. Susana Prapunoto, Ma-Psy. Ketua Panitia : Dr. Christiana Hari Soetjiningsih, MS. Sekretaris : Yohanes Krismono, SE.

Bendahara : Krismi Diah Ambarwati, M.Psi., Psikolog. Cover : Timotius Iwan Susanto, S.Psi.

Cetakan Pertama: 2019

Isi dari masing-masing artikel proceedings merupakan tanggung jawab masing-masing penulis

All right reversed. Save exception stated by the law, no part of this publication may be reproduced, stored in a retrieval system of any nature, or transmitted in any form by any mean electronic, mechanical, photocopying, recording or otherwhise, included a complete or partial transcription, without the prior written permission of the author, application for which should be addressed to author.

Satya Wacana University Press Universitas Satya Wacana Jl. Diponegoro 52 – 60 Salatiga

Telp. (0298) 321212 Ext. 1229, Fax. (0298) 311995 Email: satyawacanapress@adm.uksw.edu

(5)

iii

KATA SAMBUTAN PENYELENGGARA

Salam Sejahtera bagi kita sekalian, Shalom.

Seminar nasional dan call papers bertajuk “Merajut Keragaman Untuk Mencapai

Kesejahteraan Psikologis dalam Konteks Society 5.0” kita selenggarakan dengan kerjasama

antara Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) dengan Asosiasi Psikologi Kristiani – (APK) Indonesia, dalam rangka menyambut Dies Natalis Fakultas Psikologi ke 20th. Fakultas Psikologi UKSW pertama kali berdiri pada tanggal 23 Juni 1999; dan hingga saat ini telah memiliki 2 program studi yaitu S1 dan S2. Usaha yang berkelanjutan dari tahun ke tahun oleh seluruh pihak di fakultas dan program studi, telah memampukan Program S1 terakreditasi dengan peringkat A. Sebagai bagian dari semangat untuk terus berkontribusi bagi kemajuan perkembangan psikologi di Indonesia, Fakultas Psikologi mengundang para ilmuan di Indonesia untuk membagikan hasil-hasil riset dan pemikiran terbaik mereka melalui seminar ini. Demi tercatatnya kajian-kajian ilmiah yang ada, proceeding ini diterbitkan agar pemikiran-pemikiran maupun hasil riset yang telah disampaikan dalam seminar dapat dinikmati oleh kalangan yang lebih luas.

Tema ini secara spesifik diangkat, dengan melihat kenyataan bahwa Indonesia memiliki kekayaan keragaman baik dari segi budaya, bahasa, agama, serta latar belakang kehidupan yang lain. Keberagaman ini bagaikan memiliki dua sisi mata uang, yang bila bisa dimanfaatkan dengan maksimal akan memperkaya kekayaan pengalaman kehidupan individu, mendorong individu untuk belajar lebih fleksibel terhadap perubahan dan perbedaan serta mengembangkan pribadi yang kuat mental dan kaya pengalaman. Namun sebaliknya, keberagaman juga dapat menjadi ancaman apabila individu gagal mensikapinya dengan positif dan tepat; menimbulkan kesalahpahaman, syak wasangka bahkan perpecahan. Sementara itu, perkembangan peradaban manusia telah sampai pada titik saat kemajuan teknologi, utamanya teknologi informasi yang berintegrasi dengan internet, memunculkan teknologi digital, wireless, bigdata yang memunculkan berbagai exponential techology seperti: a) artificial intelligence, augmented reality 3D printing dan robotics, b) biotechnology c) nano technology, material baru, an fabrikasi digital, d) networks & computing systems (cloud, big data, IoT) (Diamandis, 2012).

(6)

iv

Semua kemajuan ini menimbulkan disrupsi baru, memaksa masyarakat harus siap dengan sistem-sistem baru, pola komunikasi dan interaksi yang baru, sistem-sistem bertransaksi yang baru yang berubah dengan pesat, yang mempengaruhi berbagai macam aspek kehidupan di masyarakat, yang saat ini dikenal dengan konteks masyarakat 5.0. Semua hal ini perlu dikaji dari berbagai sisinya, agar kita bisa mengantisipasi dan menyikapi dengan bijak sehingga dapat tercapai kesejahteraan psikologis setiap individu di Indonesia.

Seminar dan Call papers ini diikuti oleh 132 peserta, terdiri dari guru, dosen, utusan gereja, mahasiswa, peneliti, maupun praktisi, yang berasal dari berbagai daerah antara lain: Jawa Tengah, Yogyakarta, Jakarta, Makasar, Kupang, Manado, Surabaya dan lainnya. Harapan kami apa yang kita diskusikan dalam seminar ini dapat meningkatkan pengetahuan kita, dan pada akhirnya dapat bermanfaat bagi setiap orang yang kita layani.

Secara khusus ucapan terimakasih disampaikan kepda APK dan HIMPSI yang telah menjadi mitra kami dalam menyelenggarakan kegiatan ini serta kepada UKSW yang telah mendukung sepenuhnya terhadap kegiatan ini. Ucapan terimakasih sebesar-besarnya juga disampaikan kepada segenap panitia di bawah koordinasi dari Ibu Dr. Christiana Hari Soethjiningsih, MS dan Ibu Dr. Susana Prapunoto, M-Psy; didukung oleh Ibu Krismi Ambarwati M.Psi maupun Bapak Prof. Dr. Sutarto Wijono, MA beserta para dosen, karyawan, maupun para mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW yang telah bekerjakeras mewujudkan terselenggaranya kegiatan ini.

Akhir kata, semoga Proceedings ini bermanfaat dan apabila ada kesalahan-kesalahan tertentu yang tidak kami sengaja dalam penerbitan proceeding ini, kami mohon maaf sebesar-besarnya. Tuhan memberkati kita sekalian. Amin.

Hormat kami,

Berta Esti Ari Prasetya, S.Psi., M.A. Dekan Fakultas Psikologi UKSW

(7)

v

KATA PENGANTAR

Keragaman, Kemajemukan adalah keistimewaan yang Tuhan berikan kepada bangsa Indonesia. Sekitar 250 juta jiwa, 17.000 pulau, 714 suku dan lebih dari 1.100 bahasa lokal, Indonesia termasuk urutan ke empat Negara dengan jumlah populasi terbesar di dunia. Kondisi ini tentu membawa implikasi pada kemungkinan terjadinya pergesekan terkait persoalan budaya, suku, agama, bahasa, sosial-ekonomi, maupun persoalan lain terkait dengan persoalan hukum, dsb.

Hal ini telah disadari oleh pujangga kita, Mpu Tantular yang kemudian menuliskan konsepnya dalam buku Sutasoma yaitu “Bhineka Tunggal Ika”.

Kehadiran revolusi industri 4.0 semakin meningkatkan tantangan kesatuan. Kebersamaan membangun persatuan di tengah keragaman, bukan sesuatu yang otomatis terjadi. Hal ini menuntut masyarakat 5.0 menyikapi keragaman ini dengan merajut keragaman untuk mewujudkan kasih, antara lain untuk mencapai kesejahteraan psikologis. Dengan demikian perbedaan, keragaman bukan sebagai pemisah melainkan sebagai kekayaan bangsa yang tiada nilainya. Prosiding ini merupakan sumbangan pemikiran dari 49 Penulis Artikel yang telah hadir dan berperan serta mempresentasikan gagasan terbaiknya.

Saya mengucapkan terimakasih kepada Ibu Berta Esti Ari Prasetya, S.Psi, MA (Dekan Fakultas Psikologi – UKSW), Bapak Prof. Dr. Marthen Pali, M.Psi., (Ketua Asosiasi Psikologi Kristiani), Bapak Yusak Novanto, SPsi, MSi. (Sekretaris Asosiasi Psikologi Kristiani) yang telah memfasilitasi dan mendukung penuh penyelenggaraan Seminar & Call for Papers Jumat, 2 Agustus 2019. Ucapan terimakasih tidak terhingga kami haturkan kepada Prof. Virgo Handojo, Ph.D, CFLE. (dari California Baptist University), dan Ibu Eunike Sri Tyas Suci, PhD, Psikolog (Ketua Asosiasi Psikologi Kesehatan – HIMPSI) yang telah menghantar Seminar dan Call for Papers Nasional “ Merajut Keragaman untuk Mencapai Kesejahteraan Psikologis dalam Konteks Masyarakat 5.0.”.

Terimakasih atas kesediaan para Reviewers Call for Papers Dr. Christiana Hari Soetjiningsih, M.Si, Bapak Prof. Dr. Sutarto Wijono, MA, Ibu Krismi Ambarwati, M.Psi meluangkan waktu dan pikiran agar Proceedings ini dapat terbit. Ucapan terimakasih juga saya sampaikan kepada Bapak Timotius Iwan Susanto, S.Psi. yang telah mendukung desain Cover buku Proceeding. Terimakasih juga kepada sdri. Hanny Yuliana Agnes Sesa, S.Psi., Claudya S.Soulisa, S.Pd., Indah Lestari, S.Kep. dan Joanne Marrijda Rugebregt, S.Psi. yang telah banyak

(8)

vi

mendukung proses editing teknis buku Proceedings ini. Kiranya buku ini dapat bermanfaat bagi perjalanan bangsa Indonesia mengarungi Era Digital. Tuhan memberkati.

Salam sejahtera,

Dr. Susana Prapunoto, MA-Psy Editor

(9)

vii

DAFTAR ISI

KATA SAMBUTAN PENYELENGGARA iii

KATA PENGANTAR v

DAFTAR ISI vii

I. KURIKULUM DAN PENDIDIKAN KARAKTER 1

Peran Kurikulum dan Pendidikan Karakter dalam Proses Pembelajaran

Nurjadid 2

Hubungan Grit dengan Subjective Well-Being pada Siswa SMA Masehi 2 PSAK Semarang

Petra Wijayanti, Christiana Hari Soetjiningsih 11

Optimalisasi Superego dalam Teori Psikoanalisis Sigmund Freud untuk Pendidikan Karakter

Hengki Wijaya, I Putu Ayub Darmawan 21

Strategi Kurikulum Tersembunyi bagi Pendidikan Karakter Generasi Milenial dalam Society 5.0

Mariani Harmadi 30

Gerakan Sayang Anak Indonesia: Sebuah Pendekatan Pendidikan Karakter Dalam Memasuki Konteks Society 5.0

Monica Muryawati 39

Pendidikan Karakter yang Berkelanjutan

Priscilla Titis Indiarti, Anton Sukontjo 50

Konsep dan Pengukuran Work Engagement dan Student Engagement: Kajian Literatur Mengenai Engagement dalam Bidang Pendidikan

Yosika Pramangara Admadeli 61

II. Identitas Sosial dan Budaya 71

Mendedah Kebertahanan dan Peran Pendidikan serta Interaksi Sosial-Budaya Kelindan Rumah Pengasingan

(10)

viii

Mendedah Penghayatan Religiusitas dan Psychological Well-Being Perempuan dalam Kelindan Pengasingan di Pulau Seram.

Foty Isabela Otemusu, Susana Prapunoto, A. Ign. Kristijanto 84

Hubungan antara Perceived Discrimination dan Kualitas Hubungan Romantis pada Pasangan Etnis Tionghoa-Indonesia dan Indonesia Asli

Revina Dewanti, Julia Suleeman 95

Studi Fenomenologi Kepala Sekolah Perempuan Single Parents

Fony Sanjaya, Mary Philia Elizabeth 105

Perbedaan Perilaku Prososial Ditinjau dari Jenis Kelamin

Jeanetha A. E. Lomboan, Christiana Hari Soetjiningsih 116

Hubungan antara Frekuensi Menonton TayanganTelevisi yang Mengandung Unsur Kekerasan dengan Perilaku Agresif Remaja

LaelaZulfia, Christiana Hari Soetjiningsih 127

Orientasi Masa Depan Pada Narapidana dengan Kasus Kejahatan Pelecehan Perempuan yang Menjalani Masa Hukuman Penjara di Atas Lima Tahun

Mareinata Nazareth Christy Irala, Margaretta Erna Setianingrum 136

Peran Hukum dan Psikologi dalam Meminimalkan Ujaran Kebencian Perusak Demokrasi

Wisnu Sapto Nugroho 147

III. CINTA KASIH DAN SPIRITUALITAS 158

Pengaruh Religiusitas dan Parent Adolescent Relationship terhadap Psychological Well Being Remaja di SMP Negeri 1 Kupang

Marleni Rambu Riada 159

Pertumbuhan Spiritual Keluarga yang Memiliki Anak Penyandang Autisme

Maria Laksmi Anantasari 171

Religious Coping pada Penyintas Perkosaan

Julia Suleeman 187

Spiritual Kristiani di Tengah Laju Peradaban Digital

(11)

ix Eksistensi Perempuan Kristiani (Studi pada Perguruan Tinggi di Sulawesi Utara)

Shanti Natalia C. Ruata, Merci K. Waney, Yunita Sumakul 210

IV. KESEJAHTERAAN DAN KEBERFUNGSIAN KELUARGA 222

Hubungan Antara Dukungan Sosial Keluarga dengan Harga diri pada Atlet Renang Remaja Klub Paswind Surakarta

Rizkiana Ika Raharjo, Christiana Hari Soetjiningsih 223

Hubungan antara Kelekatan Aman Ibu-Anak dengan Kematangan Sosial pada Anak yang Ibunya Bekerja

Yudea Sabdo Anggoro, Krismi Diah Ambarwati 233

Dukungan Keluarga sebagai Prediktor Keberfungsian Sosial Pasien Skizofrenia Rawat Jalan

Glaudia Anastacia, Krismi Diah Ambarwati 245

Hubungan antara Keharmonisan Keluarga dengan Perilaku Agresif pada Remaja Tegalsari

Cynthia Sinta Dewi, Ratriana Yuliastuti Endang Kusumawati 256

Gambaran Psychological Well-Being pada Remaja yang Memiliki Anak Sebelum Menikah

Ayu Wasti Kurniawati, Krismi Diah Ambarwati 267

Studi Deskriptif Internet Parenting Style pada orang Tua dengan Anak Remaja

Enjang Wahyuningrum 278

V.

PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI

292

Job Crafting dan Employee Well-Being pada Karyawan Generasi Y di Indonesia

Fandy Jusuf E. Lumentut, Krismi Diah Ambarwati 293

Sistem Pengendalian Manajemen Kontemporer Berdasar Aspek Spiritual

Anton Sukontjo, Maria Andriyani Wulandari 307

Faktor Demografis di Seputar Kepuasan Hidup Guru Sekolah X di Sidoarjo

Yusak Novanto, Maria Rayna Kartika Winata 320

Emotional Intelligence and Job Satisfaction of Teachers in Senior High School in Kupang

(12)

x

Hubungan antara Motivasi Kerjadengan Kepuasan Kerja Karyawan di PT. Argo Manunggal Triasta

Septiana Indah Permata Surya, Sutarto Wijono 348

Budaya Organisasi dan Kinerja pada Fungsionaris Lembaga Kemahasiswaan Universitas (LKU) UKSW

Siswani Inesda Batara, Sutarto Wijono 358

VI. KESEHATAN MENTAL SEPANJANG RENTANG KEHIDUPAN 367

Hubungan Negatif antara Sexual Self-Esteem dan Perilaku Seksual Pranikah pada Remaja Akhir

Arina Zuhriyah, Christiana Hari Soetjiningsih 368

Membaca Dinamika Psikologis Lewat Kekuatan Narasi

Emmanuel SatyoYuwono 378

Strategi Regulasi Emosi Anggota Penyidik Kasus Pembunuhan di Wilayah Hukum Polres Salatiga

Maximianus Ambrosius Nggai, Wahyuni Kristianawati 389

Hubungan Resiliensi dan Kepuasan Hidup pada Dewasa Muda

Dewa Fajar Bintamur 402

Pelecehan Seksual pada Biduanita Orkes Dangdut

Evita Cynthia Damayanti, Christiana Hari Soetjiningsih 413

Hubungan antara Self-Esteem dengan Perilaku Seksual pada Remaja Putus Sekolah

Yosefine Permatasari, Ratriana Yuliastuti Endang Kusumawati 425

Korelasi Kontrol Diri dengan Perilaku Agresif pada Remaja Laki-Laki Peminum Miras (Studi Kontekstual pada Remaja Jemaat GPM Imanuel OSM-Ambon)

Salomina Patty, Prisca Diantra Sampe, Sutarto Wijono 436

VII. AGING 448

Successful Aging : Gaya Hidup Lansia di Era Digital

WinangPrananda, Christiana Hari Soetjiningsih, David Samiyono 449

Successful Aging : Voice-Tech Paduan Suara Religi

(13)

xi Perbedaan Kecemasan Menghadapi Kematian pada Lansia Ditinjau dari Jenis Kelamin

Tri Utami Noviyanti, Ratriana Y. E. Kusumiati 478

Perbedaan Kualitas Hidup Lansia yang Hidup di Rumah dan di Panti Wreda

M. Erna Setianingrum, Ratriana Y. E., Kusumiati 487

VIII.PERILAKU ENTREPRENEURSHIP DI ERA MILENIAL 496

Dukungan Semarang Kota Cerdas terhadap Minat Wirausaha: Studi Kasus Mahasiswa Jurusan Manajemen.

Martin Flemming Panggabean 497

Adaptabilitas Karir di Era Industri 4.0

Doddy Hendro Wibowo 506

Hubungan antara Rejection Sensitivity dengan Impulsive Buying Produk Fashion (Studi pada Mahasiswi Fakultas Psikologi Angkatan 2015 UKSW).

Hanggraini Puspitaningrum, Berta Esti Ari Prasetya 519

Pengaruh Karakteristik Psikologis pada Selebgram Entrepreuner.

(14)
(15)

1

SUB TEMA 1:

(16)

61

Konsep dan Pengukuran Work Engagement dan Student Engagement: Kajian Literatur Mengenai Engagement dalam Bidang Pendidikan

Yosika Pramangara Admadeli

Fakultas Psikologi - Universitas Diponegoro Email: valenyossi@gmail.com

Abstrak

Penelitian literature review ini bertujuan menggali konsep dan alat ukur yang paling sering digunakan dalam penelitian tentang work engagement dan student engagement. Metode penelitian yang digunakan adalah systematic review. Database penelitian ini adalah Science Direct dengan kata kunci “work AND engagement AND teacher” dan “student AND

engagement”. Instrumen pengukuran engagement menggunakan UWES sembilan aitem.

Instrumen lain yang digunakan adalah Engagement Teacher School, Commitment to school Scale, dan The Student Course Engagement Questionnaire. Hasil analisis literature review tersebut menunjukkan bahwa ada sembilan artikel yang relevan dengan konsep engagement yang sering digunakan adalah konsep yang dikemukakan oleh Schaufeli & Bakker (2010). Keywords:Engagement, Work Engagement, Student Engagement, Review

Pendahuluan

Pada era globalisasi ini, pemerintah menuntut perbaikan kualitas di sektor pendidikan. Perbaikan kualitas pendidikan tersebut dimulai pada guru. Guru dituntut untuk menguasai IT, menciptakan metode pembelajaran yang lebih efektif, dan dituntut untuk lebih dapat mengembangkan potensi siswa. Dalam kondisi seperti ini diperlukan guru yang sanggup menyikapi setiap tuntutan ini dengan baik dan bekerja dengan maksimal. Guru yang seperti ini

(17)

62

adalah guru yang memiliki work engagement. Namun untuk menyebut work engagement pada guru, beberapa peneliti menggunakan istilah teacher engagement. Secara konsep teacher engagement dengan work engagement adalah sama hanya untuk spesifikasi penggunaan istilah saja, sehingga arti dari teacher engagement adalah work engagement yang dispesifikkan pada profesi guru. Scaufeli (2013) menyatakan bahwa work engagement adalah keadaan psikis yang positif berkaitan dengan pekerjaan yang ditandai dengan semangat (vigor), dedikasi, dan absorpsi. Individu dengan perilaku yang demikian maka dimungkinkan dapat bekerja secara professional dan memberikan konstribusi yang baik untuk instansi tempat individu bekerja.

Sumber daya manusia yang menempuh jalur pendidikan, yang dalam hal ini disebut dengan siswa, dituntut untuk menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Dengan adanya tuntutan tersebut siswa menyikapinya dengan cara yang berbeda-beda. Terdapat siswa yang menolak untuk menyelesaikan tuntutan tersebut, akan tetapi terdapat pula siswa yang dapat menerima tuntutan tersebut dan menyikapinya dengan bijak. Hal ini menampilkan bagaimana siswa memiliki work engagement sebagaimana yang dimiliki oleh guru. Akan tetapi engagement untuk siswa dikenal dengan istilah lain yaitu student engagement. Beberapa istilah lain digunakan untuk menjelaskan engagement pada siswa ini seperti student academic engagement dan student course engagement. Fredricks, Blumenfeld & Paris (2004) mendefinisikan student engagement sebagai metakontruk yang terdiri dari empat dimensi yaitu agentic engagement, behavioral engagement, emotional engagement dan cognitive engagement.

Work engagement dan student engagement ini menjadi sangat perlu diteliti kembali untuk melihat bagaimana perkembangan dari penelitian ini. Apakah work engagement dan student engagement ini memiliki alat ukur yang paten digunakan ataukah belum ada alat ukur yang paten digunakan, hal ini menjadi topik yang akan diketahui melalui penelitian ini.

Metode

Literature Review digunakan sebagai metoda dalam penulisan artikel ini. Penelusuran hasil-hasil penelitian di jurnal ilmiah bermutu dilakukan pada tanggal 27 Mei 2019 pada database Science Direct. Penggunaan database Science Direct didasarkan pada pertimbangan bahwa Science Direct merupakan salah satu database terbesar untuk publikasi bermutu ilmu-ilmu sosial, termasuk psikologi. Penelusuran pustaka dilakukan menggunakan kata kunci “work AND Engagement AND teacher” serta “student AND engagement”. Kemudian penelusuran ini

(18)

63 dibatasi hanya pada kategori article, yang dipublikasikan dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir. Hingga artikel ini ditulis, belum ditemukan adanya tulisan yang mengkaji tentang work engagement pada guru maupun student engagement yang dipublikasikan dalam tujuh tahun terakhir.

Kriteria Seleksi

Dari hasil penelusuran artikel menggunakan kriteria di atas, kemudian peneliti membaca judul dan abstrak untuk menentukan apakah artikel tersebut sesuai dengan kriteria inklusi yang telah ditetapkan yakni: 1) artikel hasil penelitian; 2) penelitian mengenai work engagement dan student engagement; 3) penelitian dilakukan dalam lingkup pendidikan. Kriteria eksklusi yang digunakan: artikel penelitian yang terbatas hanya work engagement saja dan tidak dilakukan pada guru.

Gambar 1. Diagram alur seleksi artikel

Analisis

Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi sejauh mana konsep work engagement dan student engagement telah diteliti dalam tujuh tahun terakhir ini serta untuk mengidentifikasi alat ukur work engagement dan student engagement yang sering digunakan dalam berbagai penelitian tersebut. Dari artikel publikasi yang relevan untuk direviu, selanjutnya dibuat rangkuman hasil penelitian yang mencakup judul penelitian, jumlah subjek, instrument pengukuran, hasil penelitian, dan referensi. Dari hasil rangkuman tersebut ditarik kesimpulan mengenai konsep dan pengukuran work engagement maupun student engagement yang sering digunakan.

1.849 artikel hasil pencarian work AND engagement AND teacher

4.935 artikel hasil pencarian student AND engagement

22 artikel direviu

9 artikel direviu

Dieksklusi:

6.762 artikel bukan penelitian dalam lingkup Pendidikan Dieksklusi:

(19)

64

Hasil

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terdapat empat jurnal mengenai work engagement yang direviu. Dari keempat jurnal tersebut, terdapat dua jurnal yang menggunakan istilah teacher engagement dalam pembahasannya. Penelitian yang menggunakan istilah teacher engagement melandaskan teorinya pada teori yang sama yaitu teori teacher engagement yang dikemukakan oleh tokoh yang sama namun dengan angka tahun yang berbeda. Tokoh yang dimaksud adalah Klasen et al. (2012) yang mengemukakan bahwa teacher engagement memiliki empat aspek yaitu cognitive engagement, emotional engagement, physical engagement, dan social engagement. Instrumen pengukuran yang digunakan oleh penelitian dengan variabel teacher engagementini yaitu engagement teacher scale yang disusun berdasarkan teori milik Klasen dkk. (2012). Skala ini memuat enam belas aitem perilaku yang diturunkan dari empat aspek teacher engagement. Dua penelitian ini menggunakan teori yang dikemukakan oleh tokoh yang sama yaitu Scaufeli dan Bakker (2010). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini juga menggunakan instrumen yang disusun oleh Scaufeli dan Bakker (2010) yaitu Utrecht Work Engagement Scale (UWES) dengan sembilan aitem.

Dari kelima jurnal yang direviu tiga diantaranya menggunakan konsep work engagement yang dikemukakan oleh Schaufeli, Bakker, dan Salanova (2006). Instrumen yang digunakanpun masih sama yaitu UWES dengan sembilan aitem. Ketiga penelitian ini berlangsung dengan menggunakan subjek dengan karakteristik yang sama yaitu pada mahasiswa undergraduate. Sedangkan dua penelitian lainnya menggunakan istilah variabel student academic engagement dan student course engagement. Penelitian dengan variabel student academic engagement menggunakan konsep teori yang dikemukakan oleh Konold dkk. (2014).Konold dkk. juga menyusun instrumen pengukuran yang dipergunakan juga dalam penelitian ini yaitu Comitment to School Scale dengan enam item yang diturunkan dari dua aspek yaitu affective engagement dan cognitive engagement. Satu penelitian lainnya yang menggunakan variabel student course

engagement ini menggunakan konsep teori yang dikemukakan oleh Handelsman, Briggs,

Sullivan, dan Towler (2005). Penelitian ini menggunakan instrumen The Student Course Engagement Questionnaire dengan 23 aitem, yang dimana instrumen ini juga disusun oleh Handelsman, Briggs, Sullivan, dan Towler (2005).

(20)

65

Diskusi

Pada penelitian yang telah dilakukan baik pada penelitian work engagement maupun student engagement sebagian besar menggunakan konsep teori yang dikemukakan oleh Schaufeli, meskipun dengan angka tahun yang berbeda. Pada work engagement digunakan teori Schaufeli dan Bakker (2010), namun pada student engagement menggunakan teori yang dikemukakan oleh Schaufeli, Bakker, dan Salanova (2006). Walaupun teori ini cukup dominan digunakan oleh beberapa penelitian, akan tetapi terdapat teori baru yang bermunculan. Seperti dalam penelitian work engagement pada guru, mulai dikenal istilah teacher engagement dan terdapat teori yang mendasari variabel tersebut yaitu pada tahun 2012 melalui teori yang dikemukakan oleh Klasen dkk. (2012). Teori yang dikemukakan ini merupakan perkembangan dari teori milik Scaufeli, Bakker, dan Salanova (2010) karena terlihat dari aspeknya yang lebih dispesifikkan pada empat aspek dalam diri manusia seperti cognitive engagement, emotional engagement, physical engagement, dan social engagement. Sedangkan pada student engagement juga muncul beberapa istilah seperti student academic engagement dan student course

engagement. Konsep student academic engagement ini dikemukakan oleh Konold dkk.

(2014)dan konsep student course engagement teori dan konstruksi alat ukurnya disusun oleh Handelsman, Briggs, Sullivan, dan Towler (2005). Alat ukur yang sering kali digunakan dalam sebagian besar penelitian tersebut menggunakan alat ukur yang disusun oleh Schaufeli dan Bakker (2010) yaitu UWES-9, namun terdapat satu penelitian diantaranya yang menggunakan

Romanian version of the UWES yang merupakan modifikasi dari UWES-9. Pada work

engagement, mulai berkembang alat ukur untuk mengukur engagement khusus pada guru yang mulai dirilis pada tahun 2012 yaitu Engagement Teacher Scale (ETS) yang dikemukakan oleh Klasen dkk. (2012). Sedangkan pada student engagement, UWES digunakan untuk mengukur subjek mahasiswa undergraduate. Namun terdapat pula instrumen pengukuran The Student Course Engagement Questionnaire, yang dikemukakan oleh Handelsman, Briggs, Sullivan, dan Towler (2005), yang dapat digunakan pada subjek mahasiswa. Sedangkan untuk siswa Sekolah Menengah dapat menggunakan Commitment to School Scale yang disusun oleh Konold dkk. (2014).

Penelitian mengenai work engagement maupun student engagement ini banyak dilakukan di Benua Eropa. Beberapa negara yang melakukan penelitian mengenai work engagement dan

(21)

66

student engagement seperti Norwegia, Spanyol, Finlandia, dan Rumania. Akan tetapi penelitian ini juga sudah pernah diteliti di Benua Asia, Amerika, dan Oseania.

Simpulan dan Saran

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian diatas adalah bahwa sudah terdapat konsep yang sering dipakai dalam beberapa penelitian yaitu konsep yang dikemukakan oleh Schaufeli & Bakker (2010). Alat ukurnyapun sudah ada yang tervalidasi dan dapat digunakan pada subjek guru maupun siswa yaitu UWES dengan 9 aitem. Walaupun demikian terdapat beberapa alat ukur yang mulai dikembangkan seperti Engagement Teacher School, Commitment to School Scale, dan The Student Course Engagement Questionnaire.

Tabel 1. Reviu hasil penelitian mengenai Work Engagement

Negara Variabel Jumlah Subjek Instrumen pengukuran Konsep yang dipakai Hasil Penelitian Referensi Norwegia (Eropa) Teachers’ goal orientations, work engagement, job satisfaction 2569 guru dari 127 Sekolah Dasar di Norwegian

- The goal structure scale - Utrecht Work

Engagement Scale (UWES) - 9 aitem menurut Scaufeli & Bakker (2010). - job satisfaction scale (4

aitem) Konsep work engagement milik Scaufeli & Bakker (2010)

Mastery goal structure berkorelasi positif secara langsung terhadap motivasi guru (keterikatan dan kepuasan kerja). Sedangkan performance goal structure berkorelasi dengan motivasi kerja melalui personal goal orientation yang dimiliki guru.

Skaalvik & Skaalvik (2013) Australia (Oseania) Teacher work engagement 595 guru Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah di Australia - Engagement Teacher Scale (ETS) 16 aitem dengan empat dimensi: cognitive engagement, emotional engagement, physical engagement, dan social engagement. - Job satisfaction: Brief

Job Satisfaction Measure II. Konsep teacher engagement yang dikemukakan oleh Klasen et al. (2012)

Model bifactor ESEM, yang dikarakteristikkan dengan faktor keterikatan dan specific energetic investment, mampu merepresentasikan data mengenai keterikatan guru. Perera, Vosicka, Granziera, & Mcllveen (2018) Northwest of Spain (Eropa) Teachers’ ICT related self efficacy, job resources, and positive emotions, autonomous motivation, and work engagement 350 guru Sekolah Menengah dan Sekolah Menengah Atas di Spanyol

- Digital self-efficacy for teaching: scale of teachers knowledge about ICT and Internet. - Institutional support for innovation: Innovative Climate.

- Teachers’ positive emotion: ICT Positive Emotion. - Satisfaction with support: skala satisfaction with professional context. - Autonomous

Motivation: work task

Konsep work engagement yang dikemukakan oleh Scaufeli (2010) Variabel-variabel ICT secara signifikan mampu memprediksi motivasi otonom, di mana variable menjelaskan 26% dari varians. Variable ICT dan motivasi otonom menjelaskan 69% varians dari work engagement. Variable emosional juga diprediksi oleh digital self efficacy dan institutional support. Variable emosional dan

Moreira-Fontán, E., García-Señorán, M., Conde-Rodríguez, Á., & González, A. (2019).

(22)

67

motivation scale for teachers.

- Work engagement: Utrecht Work Engagement Scale (UWES-9). Skala yang digunakan adalah skala milik Schaufeli dengan 9 aitem (2010).

motivasi otonom memediasi efek dari digital self efficacy dan dukungan pada inovasi dalam work engagement. Australia (Oseania) Profiles of teacher personality, teacher self-efficacy, work engagement, dan job satisfaction 574 orang guru Australia

- The big fie personality: mini-IPIP

- Teacher self efficacy: Teachers' Sense of Self-Efficacy Scale (TSES). - Work engagement:

Engaged Teachers Scale (ETS) (Klasen et al., 2012) yang memiliki 16 aitem dan disajikan menggunaka skala Likert dengan 7 pilihan jawaban. Konsep teacher engagement yang dikemukakan oleh Klassen, Yerdelen, dan Durksen (2013) Hasil penelitian menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara profil kepribadian guru dengan

kepercayaan diri, keterikatan kerja, dan kepuasan kerja. Namun untuk besaran pengaruhnya berbeda-beda tergantung pada profil kepribadiannya. Perera, Vosicka, Granziera, & Mcllveen (2018)

Tabel 2. Reviu Penelitian Mengenai Student Engagement

Negara Variabel Jumlah Subjek Instrumen pengukuran Konsep yang dipakai Hasil Penelitian Referensi Finlandia (Eropa) Study engagement, life satisfaction 72 mahasiswa University of Jyväskylä, the University of Helsinki, and Helsinki Metropolitan University of Applied Sciences. - Student Engagement: Utrecht Work Engagement Scale (UWES-9) yang dikembangkan oleh Scaufeli dan Bakker (2010). Skala ini memiliki 9 aitem dan disajikan dalam skala Likert dengan 6 pilihan jawaban.

- Life satisfaction: satisfaction with life scale Konsep work engagement oleh Schaufeli, Bakker, dan Salanova (2006) Secara rata-rata, persepsi yang lebih tinggi pada task specific value memiliki asosiasi dengan emosi positif yang tinggi dan emosi negatif yang rendah pada individu. Ketonen, E. E., Malmberg, L., Salmela-aro, K., Muukkonen, H., Tuominen, H., & Lonka, K. (2019) Virginia (Amerika) Authoritative school climate, student academic engagement, grades, and aspirations 323 siswa Sekolah Menengah di Virginia - Student engagement: Commitment to school Scale dengan 6 aitem yang mengandung dua aspek yaitu affective dan cognitive engagement. Konsep yang digunakan adalah affective engagement dan cognitive engagement yang dikemukakan oleh Konold et al. (2014) Struktur kedisiplinan dan dukungan pada siswa yang tinggi memiliki hubungan dengan student engagement yang tinggi, peningkatan nilai, dan educational aspiration yang tinggi. Cornell, D., & Konold, T. R. (2016) Kanada (Amerika) Student course engagement, mobile device use during lecture 972 mahasiswa undergraduate di University of Guelph - Student engagement: The student course engagement

questionnaire dengan 23 aitem. Skala ini disusun berdasarkan dimensi yang dikemukakan oleh Handelsman. Konsep yang digunakan adalah student course engagement yang dikemukakan oleh Handelsman, Briggs, Sullivan, dan Towler Penggunaan smartphone memiliki hubungan yang kuat akan rendahnya tingkat course engagement.

Witecki, G., & Nonnecke, B. (2015)

(23)

68 (2005) Saudi Arabia (Asia) Technology use, self-directed learning, student engagement, academic performance 761 mahasiswa di university of Saudi Arabia

- Media and technology usage and attitudes scale - Self rating scale of self

directed learning. - Utrecht’s work

engagement scale. Skala ini memuat 9 aitem sesuai dengan yang dikembangkan oleh Scaufeli dan Bakker (2010). Konsep work engagement oleh Schaufeli, Bakker, dan Salanova (2006) Penggunaan teknologi memiliki hubungan langsung dan positif dengan student engagement serta self directed learning. Namun tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara penggunaan teknologi dengan performa akademik. Rashid, T., & Muhammad, H. (2016). Rumania (Eropa) Learning motivation, engagement, burnout 202 mahasiswa di University of Romanian - Burnout: Romanian version of the Maslach Burnout Inventory-Student Survey (MBI-SS), (Schaufeli et al., 2002)

- Engagement: Romanian version of the Utrecht Work Engagement Scale (UWES). Skala ini disusun berdasarkan aspek yang dikemukakan oleh Scaufeli dan Bakker dengan memuat 17 aitem.

- Academic motivation: Motivated Strategies for Learning Questionnaire (Duncan & McKeachie, 2005) Konsep yang digunakan adalah konsep work engagement yang dikemukakan oleh Schaufeli dan Bakker dan Salanova (2006).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya hubungan yang negative dan signifikan antara burnout dengan engagement. Semakin tinggi engagement maka semakin rendah kemungkinan terjadinya burnout. Cazan (2015) Daftar Pustaka

Albrecht, S. (2010). Handbook of Employee Engagement : Perspectives, Issues, Research and Practice. UK: Edward Elgar Publishing.

Bakker, A.B., Leiter, Michel, P. (2010). Work Engagement: A Hanbook of Theory and Research. New York: Psychology Press.

Cazan, A. (2015). Learning motivation , engagement and burnout among university students. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 187, 413–417. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.03.077

Cornell, D., & Konold, T. R. (2016). Authoritative School Climate and Student Academic Engagement , Grades , and Aspirations in Middle and High Schools. 2 (2), 1–18. https://doi.org/10.1177/2332858416633184

Drake, T.J. (2012). Assessing Employee Engagement: A Comparison Of The Job Engagement Scale And The Utrecht Work Engagement Scale. US: Colorado State University.

(24)

69 Fredricks, J.A., Blumenfeld, P. C., & Paris, A. H. (2004). School engagement: potential the

concept, state the evidence. Review of Educational Research, 74, 59-109.

Hoffman, B.L. (2009). The Power of Incorrect Answers. Mathematic Teaching in the middle school, 15(4), 232-238.

Ketonen, E. E., Malmberg, L., Salmela-aro, K., Muukkonen, H., Tuominen, H., & Lonka, K. (2019). The role of study engagement in university students ’ daily experiences : A multilevel test of moderation. Learning and Individual Differences, 69(February 2018), 196–205.

https://doi.org/10.1016/j.lindif.2018.11.001

Klasen, R. M. (2013). Measuring Teacher Engagement: Development of the Engaged Teachers Scale (ETS). UK: Frontline Learning Research

Moreira-Fontán, E., García-Señorán, M., Conde-Rodríguez, Á., & González, A. (2019). Teachers’ ICT-related self-efficacy, job resources, and positive emotions: Their structural relations with autonomous motivation and work engagement. Computers and Education, 134(February), 63–77. https://doi.org/10.1016/j.compedu.2019.02.007

Perera, H. N., Granziera, H., & McIlveen, P. (2018). Profiles of teacher personality and relations with teacher self-efficacy, work engagement, and job satisfaction. Personality and

Individual Differences, 120 (September 2017), 171–178.

https://doi.org/10.1016/j.paid.2017.08.034

Perera, H. N., Vosicka, L., Granziera, H., & McIlveen, P. (2018). Towards an integrative perspective on the structure of teacher work engagement. Journal of Vocational Behavior, 108(May), 28–41.

https://doi.org/10.1016/j.jvb.2018.05.006

Rashid, T., & Muhammad, H. (2016). Computers in Human Behavior Technology use , self-directed learning , student engagement and academic performance : Examining the interrelations. Computers in Human Behavior, 63, 604–612. https://doi.org/10.1016/j.chb.2016.05.084

Schaufeli, W. (2013). What is engagement? In Employee Engagement in Theory and Practice (pp. 1–37). https://doi.org/10.4324/9780203076965

Skaalvik, E.M., Skaalvik, S. (2013). Teachers perceptions of the school goal structure: Relations with teachers’ goal orientations, work engagement, and job satisfaction. Norway:

(25)

70

Skaalvik E. M., & Skaalvik, S. (2013). Teachers ’ perceptions of the school goal structure : Relations with teachers ’ goal orientations , work engagement , and job satisfaction.

International Journal of Educational Research, 62, 199–209.

https://doi.org/10.1016/j.ijer.2013.09.004

Thomas, K. W. (2009). Intrinsic motivation at work: what really drives employee engagement. San Fransisco: Berret-Kohler Publisher, Inc.

Veiga, F.H. (2016). Assessing Student Engagement In School: Development And Validation Of A Four-Dimensional Scale. Portugal: Lisbon University

Welch, M. (2011). The Evolution Of The Employee Engagement Concept: Communication Implication. Preston, UK: Corporate Communication: an Internation Journal, 16, 328-346 DOI 10.1108/13563281111186968.

Wilson, K. (2009). A Survery Of Employee Engagement. Disertasi. Missouri: The Faculty Of The Graduate School. University of Missouri.

Witecki, G., & Nonnecke, B. (2015). Engagement in Digital Lecture Halls : A Study of Student Course Engagement and Mobile Device use During Lecture. 14, 73–90.

Gambar

Gambar 1. Diagram alur seleksi artikel
Tabel 1. Reviu hasil penelitian mengenai Work Engagement
Tabel 2. Reviu Penelitian Mengenai Student Engagement

Referensi

Dokumen terkait

Membandingkan kualitas udara gas karbon monoksida (CO) di dalam pasar Krian dengan KEPMENKES No. Membandingkan tingkat kebisingan di dalam dan di luar Pasar Krian Sidoarjo dengan

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sukadana yang terdiri dari kelas VIII A, VIII B, VIII C, VIII D, dan VIII E dan sampel dalam penelitian

Karena udara yang masuk ke dalam ruangan pembakaran tidak kering dan masih mengandung air, maka terdapat panas yang hilang untuk menguapkan air yang terkandung dalam udara

Atau secara sederhana juga dapat dipahami sebagai sistem informasi yang menghasilkan hasil keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dan berbagai proses

Piutang Pajak Daerah adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada Pemerintah Daerah dan/atau hak Pemerintah Daerah yang dapat dinilai denghan uang sebagai akibat

Nilai pH akan mempengaruhi kualitas gelatin diantaranya kekuatan gel dan viskositas gel, nilai pH gelatin tidak mempengaruhi pembuatan cangkang kapsul karena pada

Jurusan dan Program Studi S1 Psikologi Universitas Brawijaya 15 belum dapat dilakukan evaluasi mengenai sejauhmana kesesuaian Renstra tersebut dengan program kerja yang

Perencanaan dinding geser sebagai elemen struktur penahan beban gempa pada gedung bertingkat bisa dilakukan dengan konsep gaya dalam (yaitu dengan hanya meninjau