• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH FASILITAS DAN KOMPETENSI DOSEN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH FASILITAS DAN KOMPETENSI DOSEN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR ABSTRACT"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

E-ISSN: 2621-4695 Jurnal EK&BI, Volume 2, Nomor 2 Desember 2019 ISSN: 2620-7443

PENGARUH FASILITAS DAN KOMPETENSI DOSEN TERHADAP

MOTIVASI BELAJAR

BAHRUDI EFENDI DAMANIK

Manajemen Informatika, AMIK-STIOM Tunas Bangsa Pematangsiantar

bahrudiefendi@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the effect of facilities on learning motivation, the influence of lecturer competencies on learning motivation, the influence of facilities and lecturer competence on learning motivation. The population and sample in this study amounted to 81 people. The method used is a saturated sampling method, namely the technique of collecting data through interviews, surveys and questionnaires to respondents. The data analysis technique used in this study is multiple linear regression analysis, classic assumption test, t test, F test and determinant coefficient. The results of the analysis show that the facilities partially have a positive and significant effect on learning motivation, t count> t table (2,390> 1,664), lecturer competence partially has a positive and significant effect on learning motivation, t count> t table (4,229> 1,664), and facilities and Lecturer competencies together have a positive and significant influence on learning motivation, F count> Ftable (25,872> 2,720)

Keywords :Facilities, Lecturer Competencies, Learning Motivation

PENDAHULUAN

Pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan pokok dalam membentuk generasi masa depan. Proses pendidikan akan mengubah tingkah laku peserta didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan kreatif. Dengan pendidikan, diharapkan dapat menghasilkan manusia yang berkualitas dan bertanggung jawab serta mampu menyongsong kemajuan pada masa mendatang. Pendidikan juga berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat karena kemajuan suatu bangsa juga dapat dilihat dari seberapa maju pendidikan yang dimiliki.

Dalam UU No. 20 tahun 2003 pasal 3 tentang sistem pendidikan nasional bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak. Motivasi yang kuat akan menumbuhkan gairah, semangat, dan perasaan senang untuk belajar. Seseorang akan menampakkan minat, perhatian, konsentrasi penuh, ketekunan tinggi, serta berorientasi pada prestasi tanpa mengenal perasaan bosan apabila ia mempunyai motivasi belajar. Hakim (2000:26) mengatakan motivasi sebagai suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan.

Purwanto (2002:38) menyatakan bahwa : faktor yang mempengaruhi motivasi belajar

(2)

adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal antara lain intelegensi, bakat, minat, emosi, dan kemampuan kognitif. Sedangkan faktor eksternal antara lain lingkungan (lingkungan alam dan lingkungan sosial) dan instrumental (kurikulum, program pengajaran, sarana dan fasilitas, guru, administrasi dan manajemen). Secara sederhana dapat dikatakan apabila mahasiswa tidak memiliki motivasi belajar maka tidak akan terjadi kegiatan belajar pada diri mahasiswa tersebut. Apabila motivasi rendah, umumnya diasumsikan bahwa prestasi yang bersangkutan akan rendah, dan besar kemungkinan ia tidak akan mencapai tujuan belajar.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Sunadi, 2013) yaitu salah satu faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah motivasi belajar. Motivasi merupakan faktor penting dalam meningkatkan prestasi belajar. Adanya motivasi yang tinggi dalam belajar akan mengakibatkan hasil belajar yang baik.

Dalam pengamatan penulis melalui Kartu Hasil Studi (KHS) yang dikeluarkan oleh bagian pendidikan program studi Komputerisasi Akuntansi, dampak dari kurangnya motivasi mahasiswa dalam mengikuti mata kuliah Aplikasi Akuntansi setelah masa perkuliahan semester III selesai masih belum memuaskan, kisaran nilai yang diperoleh mahasiswa masih di angka 65 – 75, atau kalau di konversi dengan nilai huruf berarti masih pada grade nilai C dan B.

Hal lainya juga dalam pengamatan penulis, mahasiswa yang mengikuti mata kuliah aplikasi akuntansi belum mampu mengerjakan satu kasus soal yang berisi satu siklus akuntansi dalam satu periode akuntansi tertentu. Masalah ini menjadi penting untuk diperhatikan bagi keberhasilan proses belajar mengajar agar nantinya dikemudian hari ketika mahasiswa telah selesai kuliah dapat segera mengaplikasikan ilmunya kedunia kerja, atau dunia wira usaha, juga memperoleh nilai yang baik khususnya dalam mata kuliah Aplikasi Akuntansi.

Untuk mencari solusi atas permasalahan tersebut penulis menganggap

perlu diadakan penelitian lebih jauh agar dapat mengetahui sumber permasalahannya. Faktor-faktor yang menjadi perhatian penulis berkaitan dengan kurangnya motivasi mahasiswa dalam mencapai tujuan belajar aplikasi akuntansi antara lain fasilitas belajar, dan kompetensi dosen.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengaruh fasilitas belajar terhadap motivasi belajar.

2. Bagaimana pengaruh kompetensi dosen terhadap motivasi belajar

3. Bagaimana pengaruh pengaruh fasilitas belajar, dan kompetensi dosen terhadap motivasi belajar.

LANDASAN TEORI Motivasi

Motivasi biasanya didefinisikan sebagai sesuatu yang memberi energi dan mengarahkan perilaku.Tentu saja ini merupakan definisi umum, definisi yang dapat diaplikasikan untuk banyak faktor yang mempengaruhi perilaku.Kesediaan mahasiswa untuk belajar adalah hasil dari banyak faktor. Mulai dari kepribadian mahasiswa dan kemampuan mahasiswa untuk menyelesaikan tugas-tugas sekolah, hadiah yang didapat karena telah belajar, situasi belajar mendorong mahasiswa untuk belajar dan sebagainya.

Menurut Muhibbin dalam (Damanik, 2018), motivasi ialah keadaan internal organisme baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya

(energizer) untuk bertingkah laku secara terarah. Sedangkan menurut Robbins dalam (Damanik, 2018), ia mengatakan: “Motivasi sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan-tujuan

organisasi, yang dikondisikan oleh

kemampuan upaya itu untuk memenuhi sesuatu kebutuhan individual”. Selanjutnya menurut (Damanik, 2018), bahwa motivasi adalah suatu proses atau usaha yang

(3)

menggerakkan sikap tingkah laku atau tindakan yang didorong dari dalam diri seseorang melakukan sesuatu tujuan.

Menurut Terry (2001: 144) mengemukakan bahwa “Motivasi adalah keinginan yang terdapat dalam diri seseorang individu yang merangsang untuk melakukan tindakan”. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat disebut sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri mahasiswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dalam kegiatan belajar dan memberi arah sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek dapat tercapai dengan hasil sebaik-baiknya. Dengan adanya motivasi belajar, maka individu akan tergerak untuk belajar dengan sendirinya. Intensitas motivasi individu akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi dalam belajarnya.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan motivasi adalah dorongan yang ada dalam diri mahasiswa untuk melakukan kegiatannya sendiri yang berhubungan dengan proses belajar mengajar guna meraih keberhasilan setinggi-tingginya dalam prestasi akademiknya.

Fasilitas Belajar

Arikunto (2002:6) berpendapat “Fasilitas belajar adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan pelaksanaan sesuatu usaha. Menurut Sardiman (2001:6), Fasilitas belajar adalah segala sesuatu untuk dapat mempermudah dan memperlancar hasil yang dicapai. Fasilitas belajar dapat dikategorikan menjadi 2 macam yaitu sesuatu yang dapat mempermudah dan usaha yang memudahkan dalam belajar. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa fasilitas belajar adalah segala sesuatu yang dapat membantu, memberikan kemudahan, dan memperlancar kegiatan belajar.

Menurut Mudhoffir dalam (Sunadi, 2013) “fungsi fasilitas belajar adalah untuk menunjang dan menggalakkan kegiatan program pusat sumber belajar agar semua kegiatan tersebut dapat berjalan dengan efisien”. Adanya fasilitas yang baik,

sumber-sumber belajar seolah-olah memiliki kekuatan. Semua peralatan dapat berdaya guna dan siswa semakin rajin serta akan tekun belajar dengan fasilitas yang ada.

Kompetensi dosen

Dosen adalah seseorang yang berdasarkan pendidikan dan keahliannya diangkat oleh penyelenggara perdosenan tinggi dengan tugas utama mengajar. Menurut Undang–Undang Dosen nomor 14 tahun 2005, dosen adalah pendidik profesional dari ilmuwan dengan tugas utama metransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Faktor utama penyebab rendahnya mutu pendidikan adalah kondisi dosen yang kualifikasinya belum memadai atau mengajar tidak sesuai bidang keahliannya.

Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan pendidik dan peserta didik atas hubungan timbal balik yang berlangsung dalam suasana edukatif untuk mencapai tujuan. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik. Kemampuan dosen mengajar merupakan dimensi paling utama untuk dilakukan monitoring. Penilaian ini dapat dilakukan oleh dosen sendiri, pimpinan kampus maupun oleh peserta didik melalui persepsinya.

Dosen yang berkompeten pada umumnya dilihat dari seberapa jauh dosen menguasai materi, dapat menerapkan model pembelajaran yang tepat untuk materi yang dipelajari. Menurut Djamarah (2002:99) “Pendidik yang berkompeten adalah pendidik yang memiliki ketrampilan memberi penguatan, keterampilan bertanya, keterampilan mengadakan variasi belajar, keterampilan menjelaskan, dan keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Menurut undang-undang No 14 tahun 2005 pasal 69 ayat 2 yang dikutip dari Martinis (2006:21) “Kompetensi dosen meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional”.

(4)

Dosen yang berkompeten sangat dibutuhkan dalam dunia pendidikan saat ini. Usaha yang dilakukan pihak manajemendalam rangka memperoleh dosen yang kompeten antara lain dengan melakukan seleksi yang kredible dan menaikkan standar pendidikan dosen, misalnya dosen minimal berpendidikan strata-2. Dengan usaha ini, AMIK Tunas Bangsa Pematangsiantar serta didukung oleh pendidik yang berkompeten dibidang akademik akan dapat meningkatkan motivasi belajar mahasiswa dalam mencapai keberhasilan mata kuliah Aplikasi Akuntansi. Suasana kompetensi dosen yang tercipta tergantung dari bagaimana mahasiswa itu bisa mengatasi dan mengendalikan dirinya sendiri saat berada dalam kompetensi dosennya. Kompetensi dosen oleh para ahli sering disebut sebagai lingkungan pendidikan. Suasana kelas yang positif akan terjadi bila interaksi dalam kelas terjadi antara dosen dan mahasiswa, dimana dalam interaksi tersebut terjadi komunikasi dalam bentuk belajar bersama, tolong menolong, tenggang rasa antara mahasiswa yang pandai dan kurang pandai, antara yang kaya dan yang kurang mampu, norma-norma pergaulan hidup dan tata tertib kelas maupun kampus dipatuhi dengan fasilitas yang luwes, serta terjadi komunikasi yang terbuka (Dariyo, 2008: 44). Kompetensi dosen sangat berperan dalam menciptakan gairahmahasiswa dan secara sosial sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Kompetensi dosen dapat meningkatkan keaktifan mahasiswa dan

keefektifan belajar. Kompetensi dosen tidak hanya secara langsung mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar, kompetensi dosen juga akan menyentuh ranah kognitif atau personal siswa (Sumiati, 2012: 4).

Kompetensi dosen merupakan gabungan dari kompetensi individu yang diaktualisasikan secara kualitas maupun kuantitas dalam suatu kinerja. Kompetensi yang dimiliki secara individual harus mampu mendukung pelaksanaan strategi organisasi dan mampu mencapai tujuan dari pendidikan tersebut.

Menurut Muhibbin (2004:30)

“Kompetensi adalah kemampuan, kecakapan, keadaan berwenang, atau memenuhi syarat menurut ketentuan hukum”. Pengertian lain terdapat pada undang-undang No. 14 Tahun 2005yang dikutip dari adalah Martinis (2006:19) “Kompetensi seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.”

Kerangka Konseptual

Untuk mempermudah pelaksanaan penulisan sekaligus untuk mempermudah dalam penulisan agar tidak menyimpang dari inti permasalahan maka pelu dijelaskan suatu kerangka konseptual sebagai landasan dalam pembahasan.

Adapun kerangka konseptual digambarkan dalam bagan sebagai berikut:

Gambar 1. Keragka Konseptual Keterangan:

H1 = Hubungan X1 dengan Y

H2 = Hubungan X2 dengan Y

H3 = Hubungan X1dan X2, dengan

Y Berdasar kajian teoritis sebagaimana telah dipaparkan di atas, maka dalam penelitian ini penulis mengajukan kerangka konseptual sebagai berikut: Jika Fasilitas X1 Kompetensi Dosen X2 Motivasi Belajar Y

(5)

fasilitas belajar (X1) memadai, maka

mempunyai pengaruh terhadap motivasi belajar (Y) mahasiswa, karena dengan fasilitas belajar yang lengkap dan memadai, mahasiswa semakin nyaman dan mudah dalam belajar sehingga motivasi belajar (Y) mahasiswa menjadi tinggi. Jika kompetensi dosen (X1) tinggi, maka motivasi belajar (Y)

tinggi, artinya apabila mahasiswa mempunyai persepsi bahwa dosen berkompeten dalam mengampu mata kuliah maka motivasi belajar mahasiswa (Y) tinggi karena mahasiswa merasa nyaman dan beranggapan dosen dapat dijadikan tempat mendalami ilmu ketika mereka belum paham terhadap suatu materi. Dengan demikian, jika dalam belajar mahasiswa mempunyai fasilitas (X1) yang lengkap, dan

kompetensi dosen (X2) yang baik, maka mahasiswa akan lebih termotivasi untuk belajar (Y).

Hipotesis

Menurut Arikunto Suharsimi (2002:64) “Hipotesis adalah anggapan dasar mengenai suatu teori yang bersifat sementara yang kebenarannya masih perlu diuji untuk bisa membuktikan benar atau tidaknya penulis mengadakan penulisan”.

Dalam penulisan ini penulis mengajukan hipotesis bahwa:

1. Ada hubungan yang signifikan dan positif antara fasilitas terhadap motivasi belajar

2. Ada hubungan yang signifikan dan positif antara kompetensi dosen terhadap motivasi belajar.

3. Ada hubungan yang signifikan dan positif antara, fasilitas dan kompetensi dosen terhadap motivasi belajar

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Amik Tunas Bangsa Pematangsiantar, Jalan Sudirman No. 123 Pematangsiantar, dengan objek penelitian adalah adalah mahasiswa angkatan 2015/2016 Prodi Komputersasi Akuntansi yang berjumlah 81 mahasiswa. Jumlah populasi adalah jumlah mahasiswa

yang mengikuti mata kuliah aplikasi akuntansi.

Untuk mengumpulkan data dan memperoleh data yang akurat, penulis menggunakan teknik pengumpulan data yang lazim digunakan yang bersumber dari dalam maupun dari luar sekolah. Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Suatu cara yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang diperoleh melalui lietratur dengan buku-buku bacaan, serta tulisan-tulisan ilmiah yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. Data yang diperoleh adalah data sekunder yang bersifat teoritis.

2. Penelitian Lapangan (Field Research) Dalam Umar (2002: 91-94) ada beberapa teknik pengumpulan data primer, yaitu wawancara, angket dan observasi. Pengumpulan data primer tersebut menggunakan perangkat atau instrument sendiri-sendiri.

3. Wawancara (interview) yaitu penulis mengadakan wawancara langsung ke bagian-bagian yang terkait dalam penelitian untuk penulisan ini.

4. Angket (quesioner) yaitu sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan permasalahan yang disebarkan kepada responden untuk kemudian disajikan dalam bentuk tabulasi.

5. Pengamatan (observasi) yaitu data-data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung terhadap pelaksanaan kegiatan. Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan analisis regresi linier berganda yaitu melihat pengaruh variabel independent (variabel bebas) terhadap variabel dependent (variabel terikat), dengan menggunakan persamaan matematis yaitu analisis regresi linier berganda dengan rumus :

Y = a + b1X1 + b2X2 + E Dimana :

(6)

A =Konstanta

b1 =Koefesien regresi variabel x1

b2 =Koefesien regresi variabel x2

X1 =Fasilitas

X2 =Kompetensi dosen

Analisis regresi linier berganda meliputi uji Koefisien Determinasi (R2)

bertujuan untuk melihat sumbangan efektif variabel X1; X2; dalam menjelaskan variabel Y, uji F bertujuan melihat pengaruh secara simultan variabel X1; X2 terhadap variabel Y dan uji t untuk melihat pengaruh secara parsial masing-masing variabel X1; X2 terhadap variabel Y, dan lebih lengkapnya dapat dilihat penjelasan berikut ini :

Uji t (Pengujian Secara Parsial)

Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Uji t dilakukan dengan mbandingkan t hitung terhadap t tabel.

Uji F (Pengujian Simultan)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen secara bersama-sama (simultan) dapat berpengaruh terhadap variabel dependent. Cara yang digunakan adalah dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel.

Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa besar kemampuan variabel independent yaitu (X1) dan (X2) dalam menerangkan variasi variabel dependent (Y). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol (0) sampai dengan satu (1). Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan

variabel-variabel independent dalam menjelaskan variasi variabel dependent amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independent memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi dependent.

HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data-data berasal dari populasi yang memiliki sebaran atau distribusi normal. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode Lilliefors melalui uji

Kolmogrov-Smirnov dalam program SPSS 22.

Untuk menolak atau menerima hipotesis dengan cara membandingkan nilai probabilitas dengan taraf signifikansi (α) =5%. Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0.05 maka dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi normal.

Tabel 1. Uji Normalitas

Variable Nilai Probabilitas Nilai Signifikan Keputusan

Fasilitas .200 0.05 Normal

Kompetensi Dosen .200 0.05 Normal

Motivasi Belajar .012 0.05 Normal

Dari hasil perhitungan uji normalitas, seluruh nilai probabilitas lebih besar dari 0.05, Nilai Sign. untuk Fasiltas 0,200 > 0,05,Nilai Sign. untuk Kompetensi dosen adalah 0,200 > 0,05 dan Nilai Sign. Motivasi Belajar 0,12 > 0,05, sehingga data tersebut dinyatakan berdistribusi normal atau mempunyai sebaran data normal.

Sedangkan pada out put SPSS pada bagian Normal P-P Plot of Regresion Standardized Residual, dapat dijelaskan bahwa data-data (titik-titik) cenderung lurus mengikuti garis diagonal sehingga data dalam penelitian ini cenderung berdistribusi normal, seperti terlihat pada Gambar 2. dibawah ini.

(7)

Gambar 2. Uji Normalitas

Pengaruh Fasilitas Belajar Terhadap Motivasi Belajar Di AMIK Tunas Bangsa Pematangsiantar.

Untuk mengetahui secara partial pengaruh fasilitas belajar terhadap motivasi

belajar mahasiswa di AMIK Tunas Bangsa Pematangsiantar dapat dilihat pada Tabel 2.dibawah ini.

Tabel 2. Coefficients Fasilitas Belajar

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 14,726 3,692 3,988 ,000 Fasilitas Belajar ,163 ,068 ,246 2,390 ,019 a Dependent Variable: Motivasi Belajar – Hasil pengolaha data-2018

Dari Gambar 2. diatas diketahui bahwa nilai thitung > ttabel (2.390>1,664) maka diputuskan koefisien regresi signifikan atau H0 ditolak dan menerima hipotesis dalam penelitian ini yaitu variabel fasilitas belajar secara partial berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar mahasiswa di AMIK Tunas Bangsa Pematangsiantar. Hal ini dapat dibuktikan pula dari nilai probabilitas = 0,019, atau P < 0,05, berarti koefisien regresi fasilitas belajar

secara partial signifikan pada tingkat kepercayaan 95 % (α : 0,05).

Pengaruh Kompetensi dosen Terhadap Motivasi Belajar Di AMIK Tunas Bangsa Pematangsiantar.

Untuk mengetahui secara partial pengaruh kompetensi dosen terhadap motivasi belajar mahasiswa Di AMIK Tunas Bangsa Pematangsiantar dapat dilihat pada Tabel 3.dibawah ini.

(8)

E-ISSN: 2621-4695 Jurnal EK&BI, Volume 2, Nomor 2 Desember 2019 ISSN: 2620-7443

Tabel 3. Coefficientsa Kompetensi Dosen Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 14,726 3,692 3,988 ,000 KompetensiDosen ,355 ,084 ,415 4,229 ,000

a. Dependent Variable: MotivasiBelajar - Hasil pengolaha data-2018

Dari Tabel 3. diatas diketahui bahwa nilai thitung > ttabel (4,229>1,664) maka diputuskan koefisien regresi signifikan atau H0 ditolak dan menerima hipotesis dalam penelitian ini yaitu variabel disiplin secara partial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja dosen di AMIK Tunas Bangsa Pematangsiantar. Hal ini dapat dibuktikan pula dari nilai Probabilitas = 0,000;

atau P < 0,05; berarti koefisien regresi disiplin secara partial signifikan pada tingkat kepercayaan 95 % (α : 0,05).

Pengaruh Fasilitas Belajar Dan

Kompetensi dosen Terhadap Motivasi

Belajar Di AMIK Tunas Bangsa

Pematangsiantar.

Tabel 4. Coefficientsa Fasilitas Belajar Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistic F Change df1 df2 1 ,709a ,502 ,483 1,28396 ,502 25,872 3

a. Predictors: (Constant), LingkunganBelajar, Fasilitas Hasil pengolaha data-2018

Dari tabel 4. diatas diketahui bahwa nilai korelasi secara simultan antara fasilitas dan kompetensi dosen terhadap motivasi belajar sebesar 0,709. Nilai korelasi ini dapat dikategorikan pada korelasi yang kuat karena berada pada interval (0,60 – 0,799).

Kemudian untuk membuktikan kebenaran hipotesis penelitian atau apakah nilai korelasi itu dapat digeneralisasikan, maka harus diuji signifikansinya dengan uji-F, dan dari pengolahan data diketahui nilai Fhitung sebesar 25,872. Nilai F-hitung ini selanjutnya diinterpretasikan dengan nilai Ftabel dan dengan tingkat kpercayaan 95% ( = 0,05), dengan dk pembilang = k dan dk penyebut = (n - k - 1) = 81- 3 - 1 = 77, maka nilai Ftabel = 2,720. Jadi dari hasil perhitungan uji signifikan, dapat dilihat bahwa nilai Fhitung > Ftabel yaitu 25,872> 2,720, jadi hipotesis penelitian secara simultan dapat dibuktikan yaitu terdapat pengaruh positif dan signifikan antara fasilitas dan kompetensi

dosen terhadap motivasi belajar mahasiswa di AMIK Tunas Bangsa Pematangsiantar.

Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar pengaruh fasilitas,dan kompetensi dosen terhadap motivasi belajar di AMIK Tunas Bangsa Pematangsiantar, maka diuji dengan uji determinan (D). Dari pengolahan data diperoleh nilai r2 (Rsquare) sebesar 0,502,

maka dapat diketahui nilai Determinannya adalah 0,502 x 100% = 50,20%, yang berarti bahwa variabel persepsi fasilitasdan kompetensi dosen secara simultan berpengaruh terhadap motivasi belajar sebesar 50,20%, dan sisanya sebesar 49,80% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti.

Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda ini digunakan untuk mengestimasi pengaruh persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen, fasilitas,dan kompetensi dosen terhadap motivasi belajar di AMIK Tunas

(9)

Bangsa Pematangsiantar. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh hasil sebagai

berikut :

Tabel 5. Hasil Uji Signifikansi Variabel Independent Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 14,726 3,692 3,988 ,000 Fasilitas ,163 ,068 ,246 2,390 ,019 LingkunganBelajar ,355 ,084 ,415 4,229 ,000

a. Dependent Variable: MotivasiBelajar - Hasil pengolaha data-2018

Berdasarkan pada Tabel 5. diatas, persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut :

Y = 14,726+ 0,163X1 + 0,355X2 + ε

Dengan persamaan regresi linier berganda tersebut dapat dijelaskan bahwa: a. Nilai konstanta adalah sebesar 14,726,

hal ini menyatakan bahwa jika fasilitas dan kompetensi dosen diabaikan maka nilai motivasi belajar mahasiswa sebesar 14,726.

b. Koefisien regresi untuk variabel fasilitas sebesar 0,163, hal menunjukkan bahwa setiap kenaikkan 1% faktor fasilitas maka motivasi belajar mahasiswa akan meningkat sebesar 1,63%.

d. Koefisien regresi untuk variabel kompetensi dosen sebesar 0,355, hal menunjukkan bahwa setiap kenaikkan 1% faktor kompetensi dosen maka motivasi belajar mahasiswa akan meningkat sebesar 3,55%.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Fasilitas belajar secara partial berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar mahasiswa di AMIK Tunas Bangsa Pematangsiantar dapat dilihat dari nilai thitung > ttabel (2,390>1,664).

2. Kompetensi dosen secara partial berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar mahasiswadi AMIK Tunas Bangsa Pematangsiantar

dapat dilihat dari nilai thitung > ttabel (4,229 >1,664).

3. Fasilitas belajar dan kompetensi dosen secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar mahasiswa di AMIK Tunas Bangsa Pematangsiantar, dapat dilihat dari nilai Fhitung > Ftabel yaitu (25,872> 2,720), dan secara prosentase pengaruh variable X1 dan X2 terhadap Y sebesar 50,20%, dan sisanya sebesar 49,80%dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis bermaksud memberikan saran atau masukan yang mungkin bermanfaat :

1. Memberikan kesempatan dan mendorong kepada para dosen untuk mengikuti pelatihan-pelatihan, seminar-seminar, workshop-workshop untuk meningkatkan kompetensinya.

2. Mendorong para dosen untuk meningkatkan strata pendidikannya dan memberikan bantuan pendanaannya. 3. Berikan reward kepada dosen yang

berprestasi sebagai stimulus agar dosen semakin terpacu untuk meningkatkan kualitas dirinya sebagai pendidik yang kompeten.

4. Fasilitas yang telah dijanjikan kepada calon mahasiiswa dahulu sewaktu mendaftar seperti ruangan yang nyaman, area parkir yang luas dan aman, wifi gratis 24 jam, dosen yang profesional dan

(10)

kompeten di bidangnya agar direalisasikan setelah mereka menjadi mahasiswa. 5. Kepada peneliti selanjutnya kiranya dapat

menambah variabel lain jika ingin melakukan penelitian yang sejenis.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar, S. (2000). Reliabilitas dan Validitas.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur

Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Baihaqi dkk, 2005.Psikiatri ( Konsep Dasar dan Gangguan-gangguan ). Bandung : Refika Aditama.

Damanik, B. E. (2018). Pengaruh Motivasi Dan Pengembangan Diri Terhadap Prestasi Kerja Dosen. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis (EK & BI) , 20-28.

Damanik, B. E. (2019). Pengaruh Fasilitas Dan Lingkungan Belajar Terhadap

Motivasi Belajar. Jurnal Publikasi

Pendidikan, 9, 46-52.

Damanik, B. E. (2019). Pengaruh Motivasi Dan Komitmen Terhadap Peningkatan Prestasi Kerja Guru. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis (EK & BI), 178-188.

Dariyo, Agus. (2008). Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: PT Grasindo. Departemen Pendidikan Nasional.(2009). Sistem Pendidikan. Darsono, Max dkk. 2000. Belajar Dan

Pembelajaran. Semarang: IKIP

Depdiknas. 2005. Undang-Undang No.14 Tahun 2005.Guru dan Dosen.Bandung. Fokusmedia.

Djamarah, Syaiful Bahri. (2002) Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis multivariate dengan program SPSS.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Gunawan, Ary H., 2000, Sosiologi Pendidikan: Suatu Analisis Sosiologi tentang Pelbagai Problem Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.

Hadikusumo, Kunaryo, dkk. 1996. Pengantar Pendidikan. Semarang: IKIP Semarang Press.

Hakim, Thursan, 2000, Belajar Secara Efektif,

Jakarta: Pupsa Swara.

Hamid, Sanusi. 2015. Manajemen Sumber Daya Lamjutan. Yogyakarta: Deepublish. Handayani, Santhy. 2005. Hubungan tentang Kinerja Guru PPL Dengan Motivasi Belajar Siswa Tingkat I SMK Negeri 5 Bandung. Skripsi FPTK UPI Bandung.

Tidak Diterbitkan.

Sanadi, Lukman. 2013.Pengaruh Motivasi dan Pemanfaatan Fasilitas Belajar

Terhadap Prestasi Belajar. Jurnal

Pendidikan Ekonomi (JUPE)Vol 1 No.3 E-Journal UNESA

Sardiman AM. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Slameto.2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. 2005. Statistika Untuk Penelitian.

Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2012.Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta

Sumiati. 2012 Pengaruh Kompetensi dosen Siswa TerhadapMotivasi Belajar dan

Implikasinyat terhadapHasil Belajar

Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Syariah Di Smp Kota Tasikmalaya.Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Koperasi, Vol. 7, No. 1.

Sunadi, L. (2013). Pengaruh Motivasi dan Pemanfaatan Fasilitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar. Jurnal Pendidikan Ekonomi (JUPE) .

Tirtarahardja, La Sulo, 1994, Pengantar Pendidikan Edisi Revisi, Yogyakarta, Rineka Cipta.

Wuryani, Sri Esti. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo.

Gambar

Gambar 1. Keragka Konseptual  Keterangan:
Gambar 2. Uji Normalitas
Tabel 3. Coefficientsa Kompetensi Dosen  Model  Unstandardized Coefficients  Standardized Coefficients  T  Sig
Tabel 5. Hasil Uji Signifikansi Variabel Independent  Coefficients a Model  Unstandardized Coefficients  Standardized Coefficients  T  Sig

Referensi

Dokumen terkait

Penambahan pengaruh potensial magnetik terhadap momentum dan energi total suatu partikel bermuatan dalam kajian teoritis terhadap persamaan gerak yaitu persamaan

Tidak sampai di situ peneliti juga kembali mengajukan pertanyaan apakah Dinas Lingkungan Hidup sudah memiliki kerjasama dengan komunitas / kelompok daur ulang

Langkah 2: Pada bagian kiri navigasi menu bar &gt; Pilih Salin Dari (Anda juga dapat membuat transaksi dengan meng-klik Buat Baru atau Dari Template). Panduan Singkat –

Dari hasil hipotesis Fishbein, responden es krim Baltic, es krim Campina dan es krim Walls mengukur terhadap 16 atribut (Tabel 16), yaitu kemasan, tingkat kelezatan, pilihan

Dan hasil pengamatan pada siklus II dapat dilihat aspek-aspek yang diamati pada kegiatan belajar mengajar (siklus II) yang dilaksanakan oleh guru dengan menerapkan

Setelah mengamati video, siswa mampu menunjukan contoh kegiatan sebagai upaya pencegahan langkanya sumber daya alam dalam kehidupan sehari-hari dengan tepat.. Membaca dongeng

“ Metode penetapan harga jual murabahah yang dilakukan oleh BMT Al-Ittihad adalah dengan menggunakan metode keuntungan flat (tetap) dimana perhitungan margin keuntungan

Dari data pada tabel diatas, berdasarkan kriteria ketercapaian indikator pada tabel uji coba II diperoleh hasil untuk indikator kemampuan memahami dan mengaitkan masalah