i
TINDAKAN PENCEGAHAN KEKAMBUHAN BATU SALURAN KEMIH DI DESA REDISARI KECAMATAN ROWOKELE KABUPATEN
KEBUMEN
Skripsi
Sebagian Persyaratan Untuk Mencapai Derajat Sarjana S1 Minat Utama Program Studi Ilmu Keperawatan
Disusun Oleh: ANGGUN SETIOWATI
A11200742
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
ii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi yang saya ajukan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Kebumen, Maret 2016
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Yang Bertanda Tangan Dibawah Ini Menyatakan Bahwa Skripsi Yang Berjudul:
TINDAKAN PENCEGAHAN KEKAMBUHAN BATU SALURAN KEMIH DI DESA REDISARI KECAMATAN ROWOKELE KABUPATEN
KEBUMEN
Disusun Oleh:
ANGGUN SETIOWATI A11200742
Telah disetujui dan dinyatakan telah memenuhi persyaratan untuk diujikan.
Pembimbing I Pembimbing II
(Isma Yuniar, M.Kep) (Sarwono, S.KM)
Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Keperawatan
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi Dengan Judul
TINDAKAN PENCEGAHAN KEKAMBUHAN BATU SALURAN KEMIH DI DESA REDISARI KECAMATAN ROWOKELE KABUPATEN
KEBUMEN
Disusun Oleh:
ANGGUN SETIOWATI A11200742
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal 2 April 2016
Susunan Dewan Penguji:
1. H. M. Basirun Al Ummah, S. Pd, M. Kes (Penguji I) ...
2. Isma Yuniar, M.Kep (Penguji II) ...
3. Sarwono, S.KM (Penguji III) ...
Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Keperawatan
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “Tindakan pencegahan kekambuhan batu saluran kemih di Desa Redisari Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen”. Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW sehingga peneliti mendapat kemudahan dalam menyelesaikan Skripsi ini.
Sehubungan dengan itu penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. M. Madkhan Anis, S.Kep, Ns, selaku Ketua STIKES Muhammadiyah Gombong.
2. Isma Yuniar, M.Kep, selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing I yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan.
3. Sarwono, S.KM, selaku pembimbing II yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan.
4. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapkan terimakasih atas bantuan dan dukungannya.
Semoga bimbingan dan bantuan serta dorongan yang telah diberikan mendapat balasan sesuai dengan amal pengabdiannya dari Alloh SWT. Tiada gading yang tak retak, maka penulis mengharap saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca dalam rangka perbaikan selanjutnya. Akhir kata semoga Skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Kebumen, Maret 2016
vi
PROGRAM STUDY S1 KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG
Skripsi, Maret 2016
TINDAKAN PENCEGAHAN KEKAMBUHAN BATU SALURAN KEMIH DI DESA REDISARI KECAMATAN ROWOKELE KABUPATEN
KEBUMEN
xii + 42 halaman + 2 gambar + 7 tabel + 6 lampiran
Anggun Setiowati1) Isma Yuniar 2) Sarwono 3)
ABSTRAK
Latar Belakang : Batu saluran kemih merupakan suatu penyakit saluran kemih dengan manifestasi rasa sakit yang ringan sampai berat dan komplikasi seperti urosepsis gagal ginjal. Apabila batu saluran kemih kambuh maka dapat terjadi peningkatan mortalitas dan peningkatan biaya pengobatan. Untuk mengatasi terjadinya kekambuhan dan komplikasi akibat batu saluran kemih maka perlu dilakukan tindakan pencegahan. Pada kurun waktu tahun 2012 hingga 2015, diperoleh data yang menunjukkan angka kejadian batu saluran kemih di desa Redisari sejumlah 31 orang.
Tujuan : Mengetahui tindakan pencegahan kekambuhan batu saluran kemih di desa Redisari Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan survei. Sampel berjumlah 31 yang diambil secara total sampling. Data dianalisa menggunakan analisa deskriptif.
Hasil : Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa tindakan pencegahan
kekambuhan batu saluran mayoritas berkategori baik (61.3%). Tindakan diet dalam pencegahan kekambuhan batu saluran kemih mayoritas berkategori cukup (74.2%). Konsumsi air minum dalam pencegahan kekambuhan batu saluran kemih mayoritas berkategori baik (87.1%). Aktivitas fisik dalam pencegahan kekambuhan batu saluran kemih mayoritas berkategori cukup (45.2%). Kebiasaan menghindari menahan buang air kemih dalam pencegahan kekambuhan batu saluran kemih mayoritas berkategori baik (93.5%).
Kata Kunci : diet, konsumsi air minum, aktivitas fisik, kebiasaan menghindari menahan buang air kemih, kekambuhan, batu saluran kemih
vii
BACHELOR OF NURSING PROGRAM
MUHAMMADIYAH HEALTH SCIENCE INSTITUTE OF GOMBONG
Minithesis, March 2016
PREVENTIVE MEASURE OF UROLITHIASIS RECURRENCE IN REDISARI, ROWOKELE, KEBUMEN
xii + 42 pages + 2 figures + 7 tables + 6 appendices
Anggun Setiowati1) Isma Yuniar 2) Sarwono 3)
ABSTRACT
Background: Urolithiasis means stone in urinary tract. It is a disease having mild to severe pain manifestations and complication such as uroseptic kidney failure. The recurrence of urolithiasis, may increase both mortality rate and medical expenses. The recurrence and complication of urolithiasis need to be prevented. There were 31 persons who suffered from the incidence of urolithiasis during the period of 2012 to 2015 in Redisari, Rowokele, Kebumen.
Objective: To determine the preventive measure of urolithiasis recurrence in Redisari, Rowokele, Kebumen.
Methods: This study used a descriptive method with survey approach. Samples consisted of 31 respondents taken by total sampling technique. Data were analyzed using descriptive analysis.
Results: This study showed that preventive measure of urolithiasis recurrence was good category (61.3%). The behaviors included dietary behavior showing as mediocre category (74.2%), consumption of water as good category (87.1%), physical activities as mediocre category (45.2%), and the habit to avoid urine retention as good category (93.5%).
Keywords: dietary, consumption of water, physical activities, the habit to avoid urine retention, recurrence, urolithiasis
viii
Motto
”
BAHAGIA bukan milik dia
yang hebat dalam segalanya,
namun dia yang mampu temukan
hal sederhana dalam hidupnya
dan tetap bersyukur
”
“
MENGELUH hanya akan
membuat hidup kita semakin
tertekan, sedangkan
BERSYUKUR akan senantiasa
membawa kita pada jalan
KEMUDAHAN
”
”
JANGAN menyerah atas
impianmu, impian memberimu
tujuan hidup. Ingatlah, sukses
bukan kunci kebahagiaan,
kebahagiaanlah kunci sukses.
ix
Halaman
Persembahan
Puji syukur kepada Allah SWT
atas segala rahmat dan
hidayahnya yang telah
memberikan kekuatan, kesehatan
dan kesabaran untuk saya dalam
mengerjakan skripsi ini.
Saya persembahkan skripsi ini
kepada kedua orang tua, keluarga,
serta semua orang-orang yang
mencintai saya. Terimakasih yang
tak terhingga untuk kalian semua
atas semua dukungan dan doanya
hingga tahap ini.
“Tanpa keluarga, manusia sendiri
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERNYATAAN ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv KATA PENGANTAR ... v ABSTRAK ... vi ABSTRACT ... vii MOTTO... viii PERSEMBAHAN ... ix DAFTAR ISI ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 4 C. Tujuan Penelitian ... 4 D. Manfaat Penelitian ... 5 E. Keaslian Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9
A. Tinjauan Pustaka ... 9
1. Pencegahan ... 9
2. Batu Saluran Kemih ... 13
3. Tindakan pencegahan kekambuhan batu saluran kemih ... 21
B. Kerangka Teori ... 22
C. Kerangka Konsep... 23
D. Pertanyaan Penelitian ... 23
BAB III METODE PENELITIAN ... 24
xi
B. Populasi dan Sampel ... 24
C. Variabel Penelitian ... 25
D. Definisi Operasional ... 25
E. Instrumen Penelitian ... 27
F. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 28
G. Teknik Pengumpulan Data ... 29
H. Pengolahan dan Analisa Data ... 30
I. Etika Penelitian ... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 33
A. Hasil Penelitian ... 33
B. Pembahasan ... 35
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 41
A. Kesimpulan ... 41
B. Saran ... 41 DAFTAR PUSTAKA
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori ... 22 Gambar 2.2 Kerangka Konsep ... . 23
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 25
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Tindakan Pencegahan Kekambuhan Batu Saluran Kemih ... 27 Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Pencegahan
Kekambuhan Batu Saluran Kemih Di Desa Redisari Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen ... 33 Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Diet Dalam
Pencegahan Kekambuhan Batu Saluran Kemih Di Desa Redisari Kecamatan Rowokele KabupatenKebumen ... 33 Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Konsumsi Air Minum
Dalam Pencegahan Kekambuhan Batu Saluran Kemih Di Desa Redisari Kecamatan Rowokele KabupatenKebumen ... 34 Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Aktivitas Dalam Pencegahan
Kekambuhan Batu Saluran Kemih Di Desa Redisari Kecamatan Rowokele KabupatenKebumen ... 34 Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Menahan
Buang Air Kemih Dalam Pencegahan Kekambuhan Batu Saluran Kemih Di Desa Redisari Kecamatan Rowokele KabupatenKebumen ... 35
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian
Lampiran 3. Lembar Kuesioner Lampiran 4. Hasil Uji Statistik Lampiran 5. Tabulasi Penelitian
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit batu saluran kemih (urolithiasis) bukan merupakan satu hal baru lagi di masyarakat dunia maupun Indonesia. Penyakit yang biasa disingkat dengan sebutan batu saluran kemih ini awalnya terjadi karena pembentukan batu yang dipengaruhi oleh kepekatan urin yang bergantung pada pH urin, kandungan ion dalam urin, dan konsentrasi zat terlarut. Menurut Baradero et al, (2007), batu saluran kemih dapat terjadi di bagian mana saja pada sistem perkemihan. Baik itu dalam saluran kemih ataupun pada ginjal (nefrolithiasis).penyebab batu ginjal adalah idiopatik. Akan tetapi ada faktor yang merupakan predisposisi dan yang utama adalah ISK . Infeksi ini akan meningkatkan terbentuknya zat organik. Zat organik ini dikelilingi mineral yang mengendap. Pengendapan mineral ini (karena infeksi) akan meningkatkan alkanitas urine dan mengakibatkan pengendapan kalsium fosfat dan magnesium ammonium fosfat.
Selain itu beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan batu saluran kemih pada manusia selain itu adalah seperti faktor usia, jenis kelamin, ras, letak geografis, diet dan konsumsi cairan, penggunaan obat obatan dan ada tidaknya penyakit penyerta. Riwayat keluarga juga menjadi salah satu faktor dimana 25% penderita memiliki keluarga dengan riwayat penyakit batu saluran kemih (Stoller et al, 2009).
Letak geografis mempengaruhi terjadinya penyakit batu saluran kemih, misalnya pada daerah-daerah seperti pegunungan kapur sering sekali menjadi faktor penyebab terjadinya batu saluran kemih. Sumber mata air pada daerah kapur yang mempunyai kandungan zat kapur yang tinggi jika dikonsumsi dalam jangka waktu panjang dapat mengakibatkan pengendapan zat kapur yang akhirnya akan mempengaruhi pembentukan batu di saluran perkemihan (Lina 2008)
2
Perilaku masyarakat dengan kebiasaanya yaitu mengkonsumsi air dengan kandungan kapur yang tinggi akan menjadi predisposisi pembentukan batu saluran kemih, maka air yang digunakan manusia untuk minum tidak boleh lebih dari 500 mg/l CaCO2 yang ditetapkan Permenkes RI No
492/Menkes/SK/IV/2010 (Wahap et al, 2012).
Menurut penelitian yang dilakukan Akmal (2013) perilaku yang dapat berisiko menyebabkan penyakit batu saluran kemih diantaranya adalah lamanya waktu duduk seseorang. Diharapkan masyarakat agar duduk jangan lebih dari 4 jam dalam sehari dan mengubah posisi duduk setiap jam untuk mengurangi risiko terjadinya batu saluran kemih. Selain itu faktor lain yang lebih berisiko menyebabkan batu saluran kemih adalah faktor makanan dan minuman seperti bayam, daging, coklat, teh, kopi, kacang ijo, kol, tomat dan lain-lain.
Di Indonesia penyakit batu saluran kemih masih menempati porsi terbesar dari jumlah pasien di klinik urologi. Insidensi dan prevalensi yang pasti dari penyakit ini di Indonesia belum dapat ditetapkan secara pasti. Dari data dalam negeri yang pernah dipublikasi didapatkan peningkatan jumlah penderita batu ginjal yang mendapat tindakan di RSUPN-Cipto Mangunkusumo dari tahun ke tahun mulai 182 pasien pada tahun 1997 menjadi 847 pasien pada tahun 2002, peningkatan ini sebagian besar disebabkan mulai tersedianya alat pemecah batu ginjal non-invasif ESWL (Extracorporeal shock wave lithotripsy) yang secara total mencakup 86% dari seluruh tindakan (ESWL, PCNL, dan operasi terbuka). Angka kejadian batu ginjal berdasarkan data yang dikumpulkan dari rumah sakit di seluruh Indonesia tahun 2002 sebesar 37.636 kasus baru, dengan jumlah kunjungan sebesar 58.959 orang. Selain itu jumlah pasien yang dirawat mencapai 19.018 orang, dengan mortalitas sebesar 378 orang (Lina 2008).
Berdasarkan data rekam medik RSUD Kebumen jumlah kasus yang dirawat pada tahun 2013 sebanyak 91 orang yang terdiri dari laki-laki 65 orang (71,43%) dan perempuan 26 orang (28,57%). Berdasarkan data petugas kesehatan Puskesmas Rowokele pada tanggal 12 Maret 2012 di
3
dukuh Trasan dan dukuh Kalikarang desa Redisari Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen terdapat 20 orang penderita Batu Saluran Kemih. Wilayah desa Redisari merupakan perbukitan kapur dengan kandungan air kapur cukup tinggi, terbukti dari kerak kapur pada panci air minum yang mengendap pada dinding panci tersebut cukup tebal.
Menurut penelitian yang dilakukan Lina (2008), angka kekambuhan batu saluran kemih dalam satu tahun 15-17%, 4-5 tahun 50%, 10 tahun 75% dan 95-100% dalam 20-25 tahun. Apabila batu saluran kemih kambuh maka dapat terjadi peningkatan mortalitas dan peningkatan biaya pengobatan. Manifestasi batu saluran kemih dapat berbentuk rasa sakit yang ringan sampai berat dan komplikasi seperti urosepsis dan gagal ginjal.
Batu saluran kemih dapat menimbulkan keadaan darurat bila batu turun dalam sistem kolektivus dan dapat menyebabkan kelainan sebagai kolektivus ginjal atau infeksi dalam sumbatan saluran kemih. Kelainan tersebut menyebabkan nyeri karena dilatasi sistem sumbatan dengan peregangan reseptor sakit dan iritasi lokal dinding ureter atau dinding pelvis ginjal yang disertai edema dan penglepasan mediator sakit. Sekitar 60-70% batu yang turun spontan sering disertai dengan serangan kolik ulangan (Kutuya,2008, Lozanovsky, 2011 )
Salah satu komplikasi batu saluran kemih yaitu terjadinya gangguan fungsi ginjal yang ditandai kenaikan kadar ureum dan kreatinin darah, gangguan tersebut bervariasi dari stadium ringan sampai timbulnya sindroma uremia dan gagal ginjal, bila keadaan sudah stadium lanjut bahkan bisa mengakibatkan kematian. Oleh karena itu besar sekali kemungkinan bahwa masalah batu saluran kemih akan menjadi masalah yang semakin besar di Indonesia.
Untuk mencegah terjadinya kekambuhan dan komplikasi akibat batu saluran kemih maka perlu dilakukan tindakan pencegahan. Salah satu pencegahan untuk menghindari kekambuhan batu saluran kemih antara lain dengan cara meningkatkan asupan air mineral sebanyak 3500-4000 ml per 24
4
jam. Selain dengan meningkatkan asupan air mineral, pencegahan juga dapat dilakukan dengan cara memodifikasi diet. Penderita batu saluran kemih perlu menghindari makanan yang tinggi kalsium yang terdiri atas kalsium oksalat, kalsium fosfat dan magnesium amonium fosfat (Baradero et al, 2007).
Berdasarkan Studi pendahuluan yang dilaksanakan di desa Redisari Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen menunjukkan angka kejadian Batu Saluran Kemih pada tahun 2015 sejumlah 7 kejadian, tahun 2014 sejumlah 4 kejadian dan bahkan tahun 2012 sejumlah 20 kejadian sehingga dalam 4 tahun terakhir sudah terdapat 31 orang mengalami batu saluran kemih. Perilaku masyarakat penderita batu saluran kemih di desa Redisari mengkonsumsi air minum yang bersumber dari sumur. Wilayah desa Redisari merupakan perbukitan kapur, dengan kandungan air kapur cukup tinggi sehingga penderita batu saluran kemih memiliki kemungkinan kekambuhan. Potensi kekambuhan pada penderita batu saluran kemih bisa dikurangi jika masyarakat melakukan upaya pencegahan kekambuhan batu saluran kemih dengan mengurangi konsumsi air minum yang mengandung kapur. Berdasarkan fenomena tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Tindakan Pencegahan Kekambuhan batu saluran kemih di Desa Redisari Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan dapat dirumuskan masalah yaitu bagaimana tindakan pencegahan kekambuhan batu saluran kemih di desa Redisari Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk menggali tindakan pencegahan kekambuhan batu saluran kemih di desa Redisari Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen.
5
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan tindakan pencegahan penyakit batu saluran kemih dengan diet.
b. Mendeskripsikan tindakan pencegahan penyakit batu saluran kemih dengan konsumsi air minum.
c. Mendeskripsikan tindakan pencegahan penyakit batu saluran kemih dengan aktivitas fisik.
d. Mendeskripsikan tindakan pencegahan penyakit batu saluran kemih dengan cara menghindari kebiasaan menahan buang air kemih.
D. Manfaat Penelitian
Dapat bermanfaat dan digunakan sebagai bahan masukan bagi: 1. Bagi peneliti
Merupakan prasyarat dalam menyelesaikan pendidikan S1 Keperawatan sekaligus menambah wawasan mengenai perilaku pencegahan kekambuhan batu saluran kemih di desa Redisari Kecamatan Rowokele.
2. Bagi Masyarakat
Sebagai wahana penggalian bagaimana tindakan masyarakat tentang pencegahan terjadinya kekambuhan penyakit batu saluran kemih.
3. Bagi Tenaga Kesehatan (Puskesmas Rowokele)
Sebagai sumber informasi mengenai tindakan pencegahan kekambuhan batu saluran kemih pada penderita batu saluran kemih agar dapat dilakukan kebijakan kesehatan.
E. Keaslian Penelitian
1. Sulistiyani (2012) melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Kadar Kalsium Dalam Air Minum Terhadap Kejadian Batu Saluran Kemih Pada Usia 40 Tahun Ke Atas Di Desa Redisari Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen”. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui hubungan kadar kalsium dalam air minum terhadap riwayat batu saluran kemih pada usia
6
40 tahun ke atas. Jenis penelitian ini merupakan penelitian non eksperiment berupa survey analitik dengan case control. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 522 orang, dan sampel dalam penelitian ini sebanyak 20 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada kelompok kasus diketahui 20 responden (100%) dengan kadar kalsium dalam air minum = 75 mgr/lt. pada kelompok control, diketahui 10 responden (50%) dengan kadar kalsium dalam air minum < 75 mgr/lt. ada hubungan kadar kalsium dalam air minum terhadap kejadian batu saluran kemih pada usia 40 tahun ke atas di Desa Redisari kecamatan Rowokele kabupaten Kebumen p= 0,000 (<0,05). Dari hasil analisis diperoleh nilai OR= 3.000, artinya responden dengan kadar kalsium dalam air minum = 75 mgr/ lt mempunyai peluang 3 kali mengalami batu saluran kemih disbanding responden dengan kadar kalsium dalam air minum < 75 mgr/lt. Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada variabelnya yaitu penulis meneliti tentang pengetahuan penderita batu saluran kemih tentang perilaku pencegahan kekambuhan batu saluran kemih. Metode yang digunakan adalah deskriptif.
2. Wahap et al (2012) melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Kandungan Mineral Calcium, Magnesium, Mangaan Dalam Sumber Air Dengan Kejadian Batu Saluran Kemih Pada Penduduk Yang Tinggal Di Kecamatan Songgom Kabupaten Brebes”. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui hubungan kandungan mineral calcium, magnesium, mangaan dalam sumber air dengan kejadian batu saluran kemih. Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan menggunakan rancangan penelitian kasus control. Subyek penelitian terdiri dari 2 kelompok yaitu kelompok kasus dan kelompok control sebanyak 34. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara lama tinggal dengan kejadian batu saluran kemih dengan hasil analisis statistik menyatakan nilai p= 0,015 dan OR= 3,833 dengan CI 95% = 1,403 < OR < 10,4770. Ada hubungan yang bermakna antara konsumsi air per hari dengan kejadian batu saluran kemih dengan hasil analisis statistik
7
menyatakan nilai p= 0,028 dan OR = 3,429 dengan CI 95% = 1,255 < OR < 9,370. Tidak ada hubungan bermakna kebiasaan antara memasak air minum dengan kejadian batu saluran kemih karena semuanya memasak air terlebih dahulu sebelum di konsumsi dan secara statistik data tidak bisa dianalisa bivariat. Tidak ada hubungan yang bermakna antara kadar Ca dalam air dengan kejadian batu saluran kemih dengan hasil statistik menyatakan nilai p= 0,103 dan OR= 2,3 dengan CI 95% = 1,53<OR<3,47 Sehingga kadar Ca dalam air bukan merupakan faktor resiko kejadian batu saluran kemih. Tidak ada hubungan yang bermakna antara kadar Mn dalam air dengan kejadian batu saluran kemih dengan hasil statistik menyatakan nilai p= 1 dan OR= 0,79 dengan CI 95% = 0,20<OR<3,06 Sehingga kadar Mn dalam air bukan merupakan faktor resiko kejadian batu saluran kemih. Ada hubungan yang bermakna antara kadar magnesium (Mg) dengan kejadian batu saluran kemih dengan hasil analisis statistik menyatakan nilai p = 0,0001 dan OR = 6,67 dengan CI 95% = 2,35<OR<18,92. Dari hasil analisis multivariat variabel yang dominan sebagai penyebab kejadian batu saluran kemih adalah lama tinggal dengan nilai OR = 3,893 dan konsumsi air per hari dengan nilai OR = 3,487.Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada variabelnya yaitu penulis meneliti tentang pengetahuan penderita batu saluran kemih tentang perilaku pencegahan kekambuhan batu saluran kemih. Metode yang digunakan adalah deskriptif.
3. Akmal (2013) melakukan penelitian dengan judul “Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Batu Saluran Kemih Di RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo Makasar”.Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian batu saluran kemih di RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo Makasar”. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan desain cross-sectional. Pengambilan sempel dilakukan dengan tekhnik consecutive sampling dengan jumlah sampel 62 orang di ruang perawatan dan pasien rawat jalan. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, kemudian diolah dengan menggunakan kuesioner kemudian diolah dengan menggunakan
8
uji Chi-square dengan tingkat kemaknaan tingkat kemaknaan α=0.05. Analisa data menggunakan uji statistik chi-square. Berdasarkan hasil analisa data dengan menggunakan uji statistik chi-square, maka diperoleh nilai p = 0,000 (α <0,05), hal ini berarti bahwa ada hubungan antara diet dengan kejadian batu saluran kemih di RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar 2009. Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan antara lama waktu duduk dan diet dengan kejadian batu saluran kemih di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Diantara 2 faktor yang diteliti, faktor diet lebih beresiko menyebabkan batu saluran kemih dibandingkan dengan lama waktu duduk. Peneliti berharap agar masyarakat dapat melakukan pencegahan secara dini terhadap penyakit batu saluran kemih dengan diet rendah kalsium, oksalat, kalium dan makanan yang beresiko menyebabkan penyakit batu saluran kemih, serta duduk jangan lebih dari 4 jam dalam sehari untuk mengurangi resiko terjadinya batu saluran kemih. Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada variabelnya yaitu penulis meneliti tentang pengetahuan penderita batu saluran kemih tentang perilaku pencegahan kekambuhan batu saluran kemih.
0
DAFTAR PUSTAKA
Akmal. (2013). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Batu Saluran Kemih Di RSUP Wahidin Sudiro Husodo Makassar. 2013;3(5):56–61.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Baradero, M dan Dayrit, M. (2007). Seri Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Sistem Reproduksi & Seksualitas. Jakarta: EGC
Coe, FL and Park JH. (2008). Nephrolithiasis, Phatogenesis and Treatment. Year Book Medical Publisher Inc
Curhan, G.C; Willet W.C; Speizer, F.E. (2007). Comparison of Dietery Calsium with Suplemental Calcium and Other Nutrients as Factors Affecting the Risk for Kidney Stone. Am. Intern. Med. 126:497-504.
Eric, Butz, M. (2006). Rational Prevention of Calcium Urolithiasis. Urol.Int. 41387-392.
Farida, Sulistiyani (2012). Hubungan Kadar Kalsium Dalam Air Minum Terhadap Riwayat Batu Saluran Kemih Pada Usia 40 Tahun Keatas di Desa Redisari Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen. Gombong: STIKES Muhammadiyah Gombong
Kim, SC; Coe, FL; Tinmouth W et al. (2005). Stone Formatioan Proortion to Papier Surface Coverage by Randall’s Plaque. J. Urol. 2005, 173(1): 117
Kutuya N., Ozaki Y., Okazaki T. (2008). A Symptomatic Child with Ceftriaxone -associated Biliary Pseudolithiasis. J Med Ultrasonics 35:125–128.
Lozanovsky J., Gucev Z., Auranovski J., et al. 2011. Ceftriaxone Associated Urolithiasis In A Child With Hypercalciuria. Hippokratia 15 : 181-183.
Lina, Nur (2008) Faktor-Faktor Risiko Kejadian Batu Saluran Kemih pada Laki-Laki (Studi Kasus di RS. Dr. Kariadi, RS Roemani dan RSI Sultan Agung Semarang). Jurnal Epidemiologi . (Unpublished)
Menon M, Resnick, Martin I. (2012). Urinary Lithiasis: Etiologi and
Endourologi, in: Chambell’s Urology, 8th ed, Vol 14, W.B. Saunder Company, Philadelphia
Mira Azhar Fauziah Wardani (2013). Hubungan Batu Saluran Kemih Dengan Penyakit Ginjal Kronik Di Rumah Sakit An-Nur Yogyakarta Periode
1
Tahun 2012-2013. Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta. Tidak diterbitkan
Nazir, (2013), Metode Penelitian, Cetakan Kelima, Jakarta: Ghalia.
Notoatmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu keperawatan. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika
Notoatmodjo, S. (2010). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Ng Tze Pin, Ng Yuen Ling and Lee Hock Siang. (2007). Dehidration from
outdoor work and Urinary Stone in a Tropical Environement.
Occupational Medicine Volume 42. Number 1 Pp 30-32. ISSN 1471-8405. 2007.
Parivar, F; Roger, K; Stoller, M. (2013). The Influence of Diet on Urinary Stone Disease. J. Urol, Vol 169, Issue 2, page 470-474.
Rita, M. (2006). Hubungan Kesadahan Air Sumur dengan Kejadian Penyakit Batu Saluran Kemih di Brebes. FKM Undip.
Riwidikdo, Handoko (2008) . Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mita Cendikia Press
Stoller, M., Maxwell, V.M., Harrison, A.M., Kane, J.P. (2009). The Primary Stone Event: A New Hypotesis Involving a Vasculer Etiology. J.Urol. 171(5):1920-1924
Sugiono. (2009). Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Wahap, Onny Setiani, Tri Joko (2012). Kejadian Batu Saluran Kemih Pada Penduduk Yang Tinggal di Kecamatan Songgom Kabupaten Brebes. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia. Vol. 11 No. 2 / Oktober 2012
1
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada
Yth……… Di
desa Redisari Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong :
Nama : Anggun Setiowati NIM : A11200742
Saat ini sedang mengadakan penelitian dengan judul “Perilaku pencegahan kekambuhan batu saluran kemih di desa Redisari Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen”.
Prosedur penelitian ini tidak akan menimbulkan risiko atau kerugian kepada responden. Kerahasiaan semua tindakan yang telah dilakukan akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Atas kerjasamanya, saya mengucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Peneliti
2
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Yang bertanda tangan dibawah ini saya :
Nama :
Umur :
Alamat :
Dengan ini saya bersedia menjadi responden pada penelitian dengan judul “Perilaku pencegahan kekambuhan batu saluran kemih di desa Redisari Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen”, yang diteliti oleh :
Nama : Anggun Setiowati NIM : A11200742
Demikian persetujuan ini saya buat dengan sesungguhnya dan tidak ada paksaan dari pihak manapun.
Kebumen, …….…………2016
Peneliti, Yang Membuat Pernyataan
3
KUESIONER PENELITIAN
PERILAKU PENCEGAHAN KEKAMBUHAN BATU SALURAN KEMIH DI DESA REDISARI KECAMATAN ROWOKELE KABUPATEN
KEBUMEN
A. Identitas Responden
1. Nomor reponden : ... (diisi oleh peneliti) 2. Nama responden : ... ...
B. Perilaku Pencegahan Kekambuhan Batu Saluran Kemih
Saudara dimohon untuk memberi tanggapan pernyataan di bawah ini sesuai keadaan dengan cara memberikan tanda (√)
Selalu (SL) : Dilakukan 5 - 7 x dalam seminggu Sering (SR) : Dilakukan 1- 4 x dalam seminggu Kadang-Kadang (KK) : Dilakukan 2- 2 x dalam seminggu Tidak pernah (TP) : Tidak pernah dilakukan
No Pernyataan SL SR KK TP
Diet
1 Saya membatasi konsumsi bayam guna menghindari kekambuhan batu saluran kemih
2 Saya mengkonsumsi teh, kopi walaupun saya pernah mengidap batu saluran kemih 3 Batu saluran kemih yang pernah saya idap
tidak menghalangi saya untuk tetap mengkonsumsi daging karena merupakan sumber protein hewani.
4 Saya tetap mengkonsumsi bubur kacang hijau sebagai sumber protein nabati. 5 Saya membatasi konsumsi coklat guna
4
kemih
Konsumsi Air Minum
6 Saya membiasakan untuk minum air putih lebih sering dibandingkan jenis minuman yang lain
7 Saya meminum air putih sebelum dan sesudah tidur
8 Saya mengkonsumsi alkohol karena baik bagi kesehatan
9 Saya membatasi konsumsi minuman bersoda guna menghindari kekambuhan batu saluran kemih
10 Saya mengkonsumsi air putih minimal 2 liter tiap hari
Aktivitas Fisik
11 Saya melakukan gerak aktif guna memperbesar kemungkinan mengeluarkan batu secara spontan
12 Saya meningkatkan intensitas istirahat berbaring guna mempercepat pemulihan 13 Saya meningkatkan aktifitas fisik guna
menghindari kekambuhan batu saluran kemih
14 Saya rutin berolah raga
15 Saya duduk santai tanpa melakukan aktivitas lain seharian
5
Menghindari kebiasaan menahan buang air kemih
16 Saya segera berkemih ketika merasa ingin berkemih
17 Saya menahan buang air kemih jika sedang bepergian
18 Saya menahan buang air kemih ketika tidur karena malas bangun dan ke kamar mandi 19 Saya menahan buang air kemih di tempat
umum karena kamar mandi tidak layak 20 Saya menahan buang air kemih karena
0
Hasil Uji Validitas Perilaku Pencegahan Kekambuhan Batu Saluran Kemih Correlations
Total
Item1 Pearson Correlation .864(**)
Sig. (2-tailed) .000
N 15
Item2 Pearson Correlation .627(*)
Sig. (2-tailed) .012
N 15
Item3 Pearson Correlation .740(**)
Sig. (2-tailed) .002
N 15
Item4 Pearson Correlation .944(**)
Sig. (2-tailed) .000
N 15
Item5 Pearson Correlation .710(**)
Sig. (2-tailed) .003
N 15
Item6 Pearson Correlation .864(**)
Sig. (2-tailed) .000
N 15
Item7 Pearson Correlation .768(**)
Sig. (2-tailed) .001
N 15
Item8 Pearson Correlation .861(**)
Sig. (2-tailed) .000
N 15
Item9 Pearson Correlation .606(*)
Sig. (2-tailed) .017
N 15
Item10 Pearson Correlation .939(**)
Sig. (2-tailed) .000
N 15
Item11 Pearson Correlation .703(**)
Sig. (2-tailed) .003
N 15
Item12 Pearson Correlation .864(**)
Sig. (2-tailed) .000
N 15
Item13 Pearson Correlation .793(**)
Sig. (2-tailed) .000
N 15
Item14 Pearson Correlation .861(**)
Sig. (2-tailed) .000
N 15
Item15 Pearson Correlation .746(**)
Sig. (2-tailed) .001
N 15
Item16 Pearson Correlation .864(**)
Sig. (2-tailed) .000
N 15
Item17 Pearson Correlation .627(*)
Sig. (2-tailed) .012
N 15
Item18 Pearson Correlation .786(**)
Sig. (2-tailed) .001
N 15
Item19 Pearson Correlation .606(*)
Sig. (2-tailed) .017
N 15
Item20 Pearson Correlation .939(**)
Sig. (2-tailed) .000
N 15
Total Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed)
N 15
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
0
Hasil Uji Reliabilitas Perilaku Pencegahan Kekambuhan Batu Saluran Kemih
Reliability
Warnings
The space sav er method is used. That is , the covariance matrix is not c alculated or us ed in the analysis.
Cas e Proce ss ing Sum m ary
15 100.0 0 .0 15 100.0 V alid Ex cludeda Total Cases N %
Listw ise deletion bas ed on all variables in the proc edure. a.
Reliability Statis tics
.965 20
Cronbac h's
A lpha N of Items
Item -Total Statis tics
56.7333 75.924 .846 .962 57.0000 78.857 .588 .965 56.6000 76.257 .704 .964 56.8667 77.267 .939 .962 56.8000 78.314 .680 .964 56.8000 75.029 .844 .962 56.8667 75.552 .734 .964 56.7333 74.352 .839 .962 56.7333 82.210 .588 .966 56.9333 76.352 .932 .962 57.0000 76.714 .663 .965 56.6667 75.238 .845 .962 56.8000 75.886 .764 .963 56.7333 74.352 .839 .962 56.8667 75.838 .709 .964 56.6667 75.238 .845 .962 57.0000 78.857 .588 .965 56.7333 76.781 .759 .963 56.7333 82.210 .588 .966 56.9333 76.352 .932 .962 Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 Item6 Item7 Item8 Item9 Item10 Item11 Item12 Item13 Item14 Item15 Item16 Item17 Item18 Item19 Item20 Scale Mean if Item Deleted Scale V arianc e if Item Deleted Correc ted Item-Total Correlation Cronbach's A lpha if Item Deleted
1
Frequencies
Statistics 31 31 31 31 31 0 0 0 0 0 V alid Mis sing N Diet Kons umsiA ir Minum A ktiv itas
Kebias aan Menahan Buang A ir Kemih Perilaku Penc egahan Kekambuhan Batu Saluran Kemih
Frequency Table
Die t 23 74.2 74.2 74.2 8 25.8 25.8 100.0 31 100.0 100.0 Cukup Baik Total V alidFrequenc y Percent V alid Percent
Cumulativ e Percent
Kons um si Air Minum
4 12.9 12.9 12.9 27 87.1 87.1 100.0 31 100.0 100.0 Cukup Baik Total V alid
Frequenc y Percent V alid Percent
Cumulativ e Percent Aktivitas 8 25.8 25.8 25.8 14 45.2 45.2 71.0 9 29.0 29.0 100.0 31 100.0 100.0 Kurang Cukup Baik Total V alid
Frequenc y Percent V alid Percent
Cumulativ e Percent
Kebias aan Me nahan Buang Air Kem ih
2 6.5 6.5 6.5 29 93.5 93.5 100.0 31 100.0 100.0 Cukup Baik Total V alid
Frequenc y Percent V alid Percent
Cumulativ e Percent
Perilak u Pence gahan Ke kam buhan Batu Salur an Ke m ih
12 38.7 38.7 38.7 19 61.3 61.3 100.0 31 100.0 100.0 Cukup Baik Total V alid
Frequenc y Percent V alid Percent
Cumulativ e Percent
Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 Total Kategori Skala Item6 Item7 Item8 Item9 Item10 Total Kategori Skala 1 1 1 3 3 4 12 Cukup 2 4 2 4 4 3 17 Baik 3 2 2 2 3 3 4 14 Cukup 2 3 2 4 4 3 16 Baik 3 3 1 1 2 3 4 11 Cukup 2 4 2 4 4 3 17 Baik 3 4 1 1 3 4 4 13 Cukup 2 4 2 4 4 3 17 Baik 3 5 3 1 2 3 4 13 Cukup 2 4 2 4 1 3 14 Cukup 2 6 3 2 3 4 4 16 Baik 3 4 2 4 4 3 17 Baik 3 7 1 3 3 3 4 14 Cukup 2 2 2 4 4 1 13 Cukup 2 8 3 2 2 3 4 14 Cukup 2 4 2 4 4 4 18 Baik 3 9 1 2 2 3 4 12 Cukup 2 4 2 4 4 3 17 Baik 3 10 3 3 2 4 4 16 Baik 3 4 2 4 4 4 18 Baik 3 11 2 3 3 3 4 15 Cukup 2 4 2 4 4 3 17 Baik 3 12 1 4 3 3 4 15 Cukup 2 4 2 4 4 3 17 Baik 3 13 3 3 2 4 4 16 Baik 3 4 2 4 4 3 17 Baik 3 14 4 3 3 4 4 18 Baik 3 4 2 4 4 4 18 Baik 3 15 1 4 3 4 4 16 Baik 3 4 4 4 4 4 20 Baik 3 16 1 2 3 4 4 14 Cukup 2 3 4 4 4 3 18 Baik 3
Konsumsi Air Minum
No
Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 Total Kategori Skala Item6 Item7 Item8 Item9 Item10 Total Kategori Skala 17 2 2 2 4 4 14 Cukup 2 4 4 4 4 3 19 Baik 3 18 1 1 3 4 9 Kurang 1 2 2 4 4 1 13 Cukup 2 19 2 2 3 3 4 14 Cukup 2 4 3 4 4 2 17 Baik 3 20 1 3 3 4 4 15 Cukup 2 4 4 4 4 2 18 Baik 3 21 1 2 2 4 4 13 Cukup 2 4 4 4 2 3 17 Baik 3 22 1 2 3 4 4 14 Cukup 2 4 4 4 4 3 19 Baik 3 23 4 3 3 4 4 18 Baik 3 4 4 4 4 4 20 Baik 3 24 2 3 3 4 4 16 Baik 3 4 4 4 4 4 20 Baik 3 25 1 1 2 4 4 12 Cukup 2 4 4 4 2 4 18 Baik 3 26 3 2 2 2 4 13 Cukup 2 4 4 4 1 4 17 Baik 3 27 3 1 1 4 4 13 Cukup 2 2 1 4 3 1 11 Cukup 2 28 1 1 2 4 4 12 Cukup 2 4 4 4 2 3 17 Baik 3 29 4 4 2 4 4 18 Baik 3 4 4 4 4 4 20 Baik 3 30 1 2 3 3 4 13 Cukup 2 4 3 4 4 3 18 Baik 3 31 2 1 3 3 4 13 Cukup 2 4 4 4 4 4 20 Baik 3 No
Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item 15 Total Kategori Skala Item 16 Item 17 Item 18 Item 19 Item 20 Total Kategori Skala Total Kategori Skala
2 1 1 1 2 7 Kurang 1 4 3 3 4 2 16 Baik 3 52 Cukup 2
2 2 2 1 3 10 Kurang 1 4 3 4 4 3 18 Baik 3 58 Cukup 2
4 2 4 2 4 16 Baik 3 4 3 4 4 3 18 Baik 3 62 Baik 3
2 2 2 1 3 10 Kurang 1 4 4 4 4 4 20 Baik 3 60 Cukup 2
4 2 4 4 3 17 Baik 3 4 4 4 4 4 20 Baik 3 64 Baik 3
4 2 4 3 3 16 Baik 3 4 3 4 4 4 19 Baik 3 68 Baik 3
4 2 4 2 3 15 Cukup 2 4 3 4 4 4 19 Baik 3 61 Baik 3
4 2 4 3 3 16 Baik 3 4 3 4 4 3 18 Baik 3 66 Baik 3
3 2 3 2 3 13 Cukup 2 4 3 3 3 3 16 Baik 3 58 Cukup 2
3 2 4 4 3 16 Baik 3 4 3 4 3 3 17 Baik 3 67 Baik 3
2 1 2 1 2 8 Kurang 1 3 3 3 3 3 15 Cukup 2 55 Cukup 2
2 1 2 1 3 9 Kurang 1 4 3 4 3 3 17 Baik 3 58 Cukup 2
3 3 3 3 3 15 Cukup 2 4 3 4 3 3 17 Baik 3 65 Baik 3
4 2 4 2 3 15 Cukup 2 4 3 4 4 4 19 Baik 3 70 Baik 3
3 2 3 2 3 13 Cukup 2 4 3 4 4 4 19 Baik 3 68 Baik 3
4 2 4 2 3 15 Cukup 2 4 3 4 4 4 19 Baik 3 66 Baik 3
Kebiasaan Menahan Buang Air Kemih Perilaku Pencegahan Kekambuhan BSK Aktivitas
Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item 15 Total Kategori Skala Item 16 Item 17 Item 18 Item 19 Item 20 Total Kategori Skala Total Kategori Skala
2 2 2 2 2 10 Kurang 1 1 3 4 2 2 12 Cukup 2 55 Cukup 2
3 2 3 2 2 12 Cukup 2 4 3 4 3 3 17 Baik 3 51 Cukup 2
4 2 4 2 2 14 Cukup 2 4 3 3 3 3 16 Baik 3 61 Baik 3
4 2 4 2 3 15 Cukup 2 4 3 4 4 4 19 Baik 3 67 Baik 3
3 2 3 2 3 13 Cukup 2 4 3 4 3 3 17 Baik 3 60 Cukup 2
4 2 4 2 3 15 Cukup 2 4 3 4 3 3 17 Baik 3 65 Baik 3
4 2 4 4 3 17 Baik 3 4 4 4 4 4 20 Baik 3 75 Baik 3
4 2 4 3 3 16 Baik 3 4 3 4 4 4 19 Baik 3 71 Baik 3
4 2 4 2 3 15 Cukup 2 4 3 4 4 4 19 Baik 3 64 Baik 3
3 1 3 2 2 11 Cukup 2 4 2 4 4 4 18 Baik 3 59 Cukup 2
2 2 2 2 2 10 Kurang 1 4 3 4 3 3 17 Baik 3 51 Cukup 2
4 2 4 4 3 17 Baik 3 4 3 4 4 4 19 Baik 3 65 Baik 3
4 2 4 3 2 15 Cukup 2 4 4 4 4 4 20 Baik 3 73 Baik 3
2 1 2 1 3 9 Kurang 1 4 3 3 3 3 16 Baik 3 56 Cukup 2
4 3 4 3 3 17 Baik 3 4 3 4 4 4 19 Baik 3 69 Baik 3
Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 Item6 Item7 Item8 Item9 Item10 Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item 15 Item 16 Item 17 Item 18 Item 19 Item 20 Total 1 3 3 4 3 4 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 53 2 4 2 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 2 3 3 3 66 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 3 3 4 3 3 60 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 5 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 42 6 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 64 7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 8 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 2 4 3 3 64 9 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 2 4 3 4 3 4 3 3 3 3 65 10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 61 11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 12 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 42 13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 14 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
TABULASI VALIDITAS PERILAKU PENCEGAHAN KEKAMBUHAN BATU SALURAN KEMIH