6-
1
RPI2-JM KABUPATEN TANAH LAUTBAB
6
KERANGKA KELEMBAGAAN
DAN REGULASI KABUPATEN
Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil yang optimal diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor penggerak RPIJM agar dapat dikelola dengan baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga; tata laksana merupakan motor yang menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan; dan sumber daya manusia sebagai operator dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu kesatuan.
6.1 KERANGKA KELEMBAGAAN
Tujuan peningkatan kelembagaan daerah terkait langsung dengan pembangunan prasarana kota Bidang PU/Cipta Karya, yaitu agar investasi pembangunan dapat dilaksanakan secara optimal oleh Pemerintah Kabupaten/Kota serta terjamin keterlanjutannya.
Dalam hal kegiatan pembangunan prasarana kota, wilayah kegiatan pembangunan lebih dari satu wilayah kota, maka aspek kelembagaan perlu dibahas di tingkat Provinsi dan tingkat nasional. Melalui pembahasan tersebut diharapkan dapat diwujudkan fungsi koordinasi dan kerjasama antar pemerintah daerah.
6-
2
RPI2-JM KABUPATEN TANAH LAUTAspek kelembagaan dibahas pada masing-masing sektor pembangunan dengan memperhatikan fungsi koordinasi dan sinkronisasi kegiatan antar sektor pembangunan prasarana kota, sesuai dengan kedudukan dan tugas masing-masing unit organisasi/instansi. Kelembagaan di Kabupaten Tanah Laut perlu dioptimalisasi dan dikoordinasikan serta disinkronisasi uraian jabaran dari fungsi-fungsi sesuai dengan kedudukan dan tugas masing-masing unit organisasi/instansi dan perangkatnya, guna tercapai tujuan peningkatan kelembagaan yang mendukung kegiatan pembangunan prasarana kota termasuk didalamnya BAPPEDA, Dinas-dinas, PDAM, dan lain-lain.
6.1.1 Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya
A. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Laut No.13 Tahun 2008 tentang organisasi perangkat daerah Kabupaten Tanah laut maka Tugas Pokok, Fungsi Dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Tanah Laut antara lain ;
Tugas Pokok Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Tanah Laut adalah Menyusun Dan Melaksanakan Kebijakan Daerah Dalam Bidang Perencanaan Pembangunan Daerah.
Fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Tanah Laut: 1. perumusan kebijakan teknis perencanaan pembangunan daerah sesuai dengan
kebijakan umum yang ditetapkan oleh Bupati berdasarkan peraturan perundang – undangan yang berlaku;
2. pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan daerah di bidang sosial budaya;
3. pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan daerah di bidang ekonomi;
4. pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan daerah di bidang infrastruktur dan perencanaan tata ruang;
5. pengkoordinasian, integrasi dan sinkronisasi di bidang pengendalian, penelitian, pengembangan serta pengendalian dan evaluasi kegiatan pembangunan daerah; 6. pembinaan dan pelaksanaan tugas perencanaan pembangu nan daerah;
6-
3
RPI2-JM KABUPATEN TANAH LAUT7. pengelolaan urusan kesekretariatan
Dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya Kepala BAPPEDA di bantu oleh Sekretaris dan beberapa kepala bidang, tugas dan fungsi dari masing-masing bidang adalah sebagai berikut :
1. Sekretariat,
Sekretariat mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan administratif kepada seluruh unit kerja Badan.
Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Sekretariat mempunyai fungsi : a. Pengelola urusan umum, rumah tangga, hubungan masyarakat dan
keprotokolan;
b. Pengelola administrasi dan urusan kepegawaian;
c. Pengelola penyusunan dan pertanggungjawaban anggaran serta administrasi keuangan.
2. Sub Bagian Perencanaan,
Sub Bagian Perencanaan mempunyai tugas pokok menyiapkan rencana kerja dan program kerja serta melakukan koordinasi intern tentang penyusunan program kerja Badan serta pelaporannya.
3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian,
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kegiatan surat menyurat, kearsipan, urusan perlengkapan dan rumah tangga, hubungan masyarakat serta keprotokolan serta mengumpulkan bahan, melaksanakan pelayanan serta mengelola administratif kepegawaian.
4. Sub Bagian Keuangan,
Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok menyusun rencana dan pertanggungjawaban anggaran serta mengelola administrasi keuangan.
5. Bidang Penelitian dan Pengembangan,
Bidang Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan perumusan kebijakan, melaksanakan dan koordinasi kegiatan perencanaan penelitian dan pengembangan dibidang ekonomi, sosial budaya dan fisik prasarana dalam upaya perencanaan pembangunan kota.
6-
4
RPI2-JM KABUPATEN TANAH LAUTUntuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Bidang Penelitian dan Pengembangan mempunyai fungsi :
Penyiapan bahan dan perumusan kebijaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan dibidang ekonomi;
Penyiapan bahan dan perumusan kebijaksanaan teknis dalam upaya penelitian dan pengembangan sosial budaya masyarakat;
Penyiapan bahan dan perumusan kebijaksanaan teknis dalam upaya penelitian dan pengembangan fisik prasarana;
Pengkoordinasi dan sinkronisasi penelitian dan pengembangan dibidang ekonomi, sosial budaya dan fisik prasarana serta pelaksanaan kerja sama penelitian dengan lembaga-lembaga peneliti lainnya;
Pelaporan hasil penelitian dan pengembangan untuk bahan perencanaan pembangunan selanjutnya.
Dalam pelaksanaanya Kepala Bidang Penelitian dan pengembangan di bantu oleh 2 Sub Bidang, yakni;
(1) Sub Bidang Ekonomi, Sosial dan budaya mempunyai tugas pokok mengumpulkan bahan perumusan kebijaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan untuk merencanakan pembangunan kota, melaksanakan dan mengkoordinasikan penelitian serta mengadakan kerja sama penelitian dibidang ekonomi, Sosial dan Budaya dengan lembaga-lembaga lainnya. (2) Sub Bidang Fisik Prasarana mempunyai tugas pokok mengumpulkan bahan
perumusan kebijaksanaan kegiatan penelitian dan perencanaan pembangunan di kota, melaksanakan dan mengkoordinasikan penelitian serta mengadakan kerja sama penelitian dibidang fisik prasarana dengan lembaga-lembaga lainnya.
6. Bidang Ekonomi,
Bidang Ekonomi mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan perumusan kebijakan, melaksanakan dan koordinasi kegiatan perencanaan pembangunan pertanian, industri, kelistrikan, perdagangan dan penanaman modal, koperasi dan tenaga kerja serta pengembangan dunia usaha.
6-
5
RPI2-JM KABUPATEN TANAH LAUTUntuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Bidang Ekonomi mempunyai fungsi :
Penyiapan bahan dan perumusan kebijakan, pelaksana, koordinasi perencanaan pembangunan dan pengembangan pertanian, peternakan, perikanan dan perkebunan;
Penyiapan bahan dan perumusan kebijakan, pelaksana, koordinasi perencanaan pembangunan dan pengembangan industri, perdagangan dan penanaman modal serta koperasi dan tenaga kerja;
Penyiapan bahan dan perumusan kebijakan, pelaksana, koordinasi perencanaan pembangunan dan pengembangan dunia usaha;
Pelaksanaan inventarisasi permasalahan perencanaan, program dan proyek dibidang ekonomi serta perumusan kebijakan langkah-langkah pemecahannya. Dalam pelaksanaanya Kepala Bidang Ekonomi di bantu oleh ;
(1) Sub Bidang Industri dan Perdagangan dan mempunyai tugas pokok mengumpulkan bahan, melaksanakan, mengkoordinasikan penyusunan rencana dan program pengembangan dan pembangunan rencana dan program pengembangan dan pembangunan industri dan perdagangan. (2) Sub Bidang Pertanian mempunyai tugas pokok mengumpulkan bahan,
melaksanakan, mengkoordinasikan penyusunan rencana dan program pengembangan dan pembangunan pertanian, peternakan, perikanan dan perkebunan.
7. Bidang Fisik dan Prasarana,
Bidang Fisik dan Prasarana mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan perumusan kebijaksanaan, melakukan dan melaksanakan, mengkoordinasikan kegiatan perencanaan pembangunan dibidang perhubungan dan pariwisata, tata ruang dan tata guna lahan, serta lingkungan hidup.
Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Bidang Fisik dan Prasarana mempunyai fungsi :
Penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksana, koordinasi rencana pembangunan perhubungan dan pariwisata;
6-
6
RPI2-JM KABUPATEN TANAH LAUT Penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksana, koordinasi rencana pembangunan tata ruang dan tata guna lahan;
Penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksana, koordinasi rencana pembangunan dan pengaturan lingkungan hidup;
Pelaksana inventarisasi permasalahan, perencanaan, program dan proyek dibidang fisik prasarana serta perumusan kebijakan langkah-langkah pemecahan;
Penyiapan dan koordinasi penyusunan RUTRK (Rencana Umum Tata Ruang Kota), RDTRK (Rencana Detail Tata Ruang Kota), RTTRK (Rencana Teknis Tata Ruang Kota).
Dalam pelaksanaanya Kepala Bidang Ekonomi di bantu oleh ;
(1) Sub Bidang Perhubungan dan Pariwisata mempunyai tugas pokok mengumpulkan bahan penyusunan perumusan kebijakan, melaksanakan dan mengkoordinasikan rencana dan program pembangunan jalan dan jembatan, darat dan sungai, pos dan telekomunikasi serta pariwisata.
(2) Sub Bidang Tata Ruang, Guna Lahan dan Lingkungan Hidup mempunyai tugas pokok mengumpulkan bahan penyusunan perumusan kebijakan, melaksanakan dan mengkoordinasikan rencana dan program pengaturan tata ruang dan tata guna lahan, RUTRK (Rencana Umum Tata Ruang Kota), RDTRK (Rencana Detail Tata Ruang Kota), RTTRK (Rencana Teknis Tata Ruang Kota) serta pengaturan, pemanfaatan dan pemeliharaan lingkungan hidup yang seimbang dan serasi.
8. Bidang Sosial Budaya,
Bidang Sosial Budaya mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan perumusan kebijakan, melaksanakan dan koordinasi kegiatan perencanaan pembangunan dibidang pendidikan, mental spritual, pemerintahan, kesejahteraan rakyat, informasi dan komunikasi, pemuda dan olah raga, kependudukan serta pemberdayaan masyarakat.
Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Bidang Sosial Budaya mempunyai fungsi :
6-
7
RPI2-JM KABUPATEN TANAH LAUT Penyiapan bahan dan perumusan kebijakan, pelaksana, koordinasi kegiatan perencanaan pembangunan dan pengembangan pendidikan, pemuda dan olah raga, kebudayaan, agama, hukum dan pemerintahan;
Penyiapan bahan dan perumusan kebijakan, pelaksana, koordinasi kegiatan perencanaan pembangunan dan pengembangan ketenagakerjaan, pemberdayaan kemasyarakatan, kependudukan, kesehatan, perumahan rakyat dan pemberdayaan wanita;
Penyiapan bahan dan perumusan kebijakan, pelaksana, koordinasi kegiatan perencanaan pembangunan dan pengembangan informasi dan komunikasi; Pelaksana inventarisasi permasalahan, perencanaan, program dan proyek serta
perumusan kebijakan langkah- langkah pemecahan. Dalam pelaksanaanya Kepala Bidang Ekonomi di bantu oleh ;
(1) Sub Bidang Pendidikan Mental Spritual mempunyai tugas pokok mengumpulkan bahan penyusunan perumusan kebijakan, melaksanakan dan mengkoordinasikan rencana dan program pembangunan untuk pengembangan pendidikan, pemuda dan olah raga, kebudayaan, agama, hukum dan pemerintah.
(2) Sub Bidang Sosial Kemasyarakatan dan Kependudukan mempunyai tugas pokok mengumpulkan bahan penyusunan perumusan kebijakan, melaksanakan dan mengkoordinasikan rencana dan program pembangunan untuk pengembangan ketenagakerjaan, pemberdayaan kemasyarakatan, kependudukan, kesehatan, perumahan rakyat dan pemberdayaan wanita.
Dari beberapa bidang yang ada maka bidang Fisik dan Prasarana merupakan bidang yang sangat terkait dengan kegiatan bidang cipta karya. Selengkapnya susunan keorganisasian Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Tanah Laut dapat di lihat pada bagan berikut ini;
6-
8
RPI2-JM KABUPATEN TANAH LAUTGambar 10.1 :
Struktur Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Tanah Laut
B. Dinas Pekerjaan Umum
Dinas Pekerjaan Umum merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang pekerjaan umum yang meliputi pengairan, bina marga, cipta karya dan tata ruang, tata kota dan kebersihan yang dipimpin oleh Kepala Dinas berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Tugas Pokok Dinas Pekerjaan Umum adalah melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang pekerjaan umum yang meliputi pengairan, bina marga, cipta karya, pemanfaatan tata ruang, tata kota dan kebersihan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.
Fungsi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanah Laut :
1. perumusan kebijakan teknis di bidang pekerjaan umum sesuai dengan kebijakan umum yang ditetapkan oleh Bupati berdasarkan peraturan perundang – undangan yang berlaku;
2. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang pekerjaan umum;
6-
9
RPI2-JM KABUPATEN TANAH LAUT3. perumusan kebijakan operasional, pembinaan dan fasilitasi penyelenggaraan pengairan;
4. perumusan kebijakan operasional, pembinaan dan fasilitasi penyelenggaraan bina marga;
5. perumusan kebijakan operasional, pembinaan dan fasilitasi penyelenggaraan cipta karya dan tata ruang;
6. perumusan kebijakan operasional, pembinaan dan fasilitasi penyelenggaraan tata kota dan kebersihan;
7. pembinaan, pengawasan dan pengendalian unit pelaksana teknis; 8. Pengelolaan urusan kesekretariatan.
Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Dinas di bantu oleh seorang Sekretaris yang membawahi 3 Sub Bagian yakni; Sub bagian Umum dan Kepegawaian, Sub Bagian Program, Sub Bagian Keuangan. Kepala Bidang bertanggungjawab langsung kepada Kepala Dinas yang membawahi beberapa Seksi, yakni :
1. Bidang Cipta Karya dan Tata Ruang, membawahi 3 Orang Kepala Seksi, yakni : Seksi Perumahan dan Permukiman.
Seksi Tata Ruang dan Kawasan Seksi Tata Bangunan
2. Bidang Tata Kota dan Kebersihan, membawahi 2 Orang Kepala Seksi, yakni : Seksi Tata Kota.
Seksi Kebersihan
3. Bidang Bina Marga, membawahi 2 Orang Kepala Seksi, yakni : Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan.
Seksi Peningkatan, Pemeliharaan dan Pengawasan Jalan dan jembatan 4. Bidang Pengairan , membawahi 2 Orang Kepala Seksi, yakni :
Seksi Irigasi, Sungai, Rawa dan Pantai. Seksi Operasi dan Pemeliharaan Pengairan
Dari beberapa bidang yang ada maka bidang Cipta karya dan Tata Ruang serta bidang Tata Kota dan Kebersihan merupakan bidang yang sangat terkait dengan
6-
10
RPI2-JM KABUPATEN TANAH LAUTkegiatan Cipta Karya. Selengkapnya struktur organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanah Laut dapat di lihat pada Bagan di bawah ini.
Gambar 10.2 :
Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten tanah Laut
C. PDAM Tirta Dharma Kabupaten Tanah Laut
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Tanah Laut adalah Badan Usaha Milik Daerah yang memiliki tugas dan kewajiban dalam menyelenggarakan pengolahan, penyediaan, serta pelayanan air bersih, melalui pengelolaan infrastruktur fasilitas air bersih serta pengaturan sistem distribusi.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Dharma Kabupaten Tanah Laut yang pada awalnya dibangun pada tahun 2005, memiliki maksud dan tujuan sebagai berikut.
Maksud dan tujuan pembentukan perusahaan ialah membuat dan menjual produk untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, apabila pelanggan mendapatkan kepuasan
6-
11
RPI2-JM KABUPATEN TANAH LAUTdari kegiatan produksi yang dilaksanakan secara efesien maka profit yang wajar akan diperoleh.
Tujuan didirikannya PDAM Kabupaten Tanah Laut adalah untuk melayani air bersih bagi seluruh masyarakat secara terus menerus efektif dan efesien yang memenuhi syarat syarat kesehatan dan meningkatkan pengembangan perekonomian daerah.
Namun dalam merealisasikan kegiatan tersebut diperlukan adanya kesamaan pemahaman persepsi bagaimana agar semua stakeholder memahami secara bersama sama mengembangkan perusahaan dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Visi dan Misi PDAM Tirta Dharma Kabupaten Tanah Laut Visi PDAM Tirta Dharma :
“Menjadikan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Tanah Laut yang sehat dan Terbaik dalam memberikan pelayanan”
Pemahaman dari visi tersebut adalah berusaha mencapai aspek profesional dalam pengelolaan yang didasari dari kualitas sumber daya manusia yang berjiwa kewirausahaan dalam memberikan pelayanan serta menjadi yang terbaik yang tercermin dari konsistensi pendistribusian air minum ke konsumen selama 24 jam per hari secara berkesinambungan sepanjang musim.
Sehat :
PDAM Tirta Dharma senantiasa menerapkan jiwa transparansi, akuntabilitas dan sehat dalam pengelolaan sumber daya maupun keuangan .
Profesional :
PDAM Tirta Dharma, kedepan merencanakan pengelolaan sumber daya manusia yang berjiwa kewirausahaan yang handal
Terbaik :
PDAM Tirta Dharma, mampu memberikan pelayanan prima melalui pendistribusian air minum kepada konsumen selama 24 jam/hari secara berkesinambungan sepanjang tahun.
6-
12
RPI2-JM KABUPATEN TANAH LAUTMisi PDAM Tirta Dharma :
Perbaikan kinerja disemua proses Efesiensi disemua bidang
Peningkatan kwalitas SDM secara Propfesional Peningkatan Kesejahteraan karyawan
Standarisasi kwalitas pelayanan
Sasaran, Strategi &Kebijakan A. Sasaran :
Berdasarkan visi dan misi diatas sasaran utama yang akan dicapai adalah peningkatan kinerja PDAM, yaitu :
1. Pengembangan Pelayanan
Cakupan pelayanan tahun 2014 sebesar 17 % dari total jumlah penduduk Kabupaten Tanah Laut sebanyak 313.725 jiwa dengan jumlah pelanggan sebanyak ……….. sambungan serta pelayanan berwawasan regional.
2. Full Cost Recovery
Rasio antara pendapatan dibagi biaya melebihi 100 %, termasuk didalamnya PDAM dapat membayar tanggung jawab hutang serta dapat memperbaiki atau mengganti peralatan-peralatan sistem produksi dan distribusi.
3. Pelayanan Prima
Seluruh wilayah Kabupaten Tanah Laut terlayani PDAM dengan kualitas air minum, kontinuitas pengaliran selama 24 jam sepanjang tahun serta layanan pelanggan yang cepat, tepat, mudah dan bersahabat.
B. Strategi
Optimalisasi sistem produksi dan distribusi. Peningkatan kualitas pelayanan
Pengembangan sumber daya manusia Peningkatan pendapatan perusahaan C. Kebijakan
6-
13
RPI2-JM KABUPATEN TANAH LAUT Sharing PDAM dengan Pemerintah pusat, Propinsi dan Kota dalam Optimalisasi infrastruktur sistem penambahan air baku.
Upaya restrukturisasi hutang dengan Departemen Keuangan Peningkatan kualitas sumber daya manusia
Efesiensi dan efektivitas dilingkungan kerja.
Struktur organisasi PDAM Tirta Dharma Kabupaten Tanah Laut terdiri dari : 1. Bupati sebagai Pemilik Modal.
2. Direksi PDAM 3. Dewan Pengawas
Tugas Direksi PDAM :
1) Menyusun perencanaan, melakukan koordinasi dan pengawas seluruh kegiatan operasional PDAM;
2) Membina Pegawai;
3) Mengurus dan mengelola kekayaan PDAM;
4) Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan;
5) Menyusun rencana strategi Bisnis 5 (lima) tahunan (Business Plan/Corporate Plan) yang disahkan oleh Bupati melalui usul Dewan Pengawas;
6) Menyusun dan menyampaikan Rencana Bisnis dan Anggaran Tahunan PDAM yang merupakan penjabaran tahunan dari rencana Strategi Bisnis (Business Plan/Corporate Plan) kepada Bupati melalui Dewan Pengawas; dan
7) Menyusun dan menyampaikan laporan seluruh kegiatan PDAM;
Wewenang Direksi PDAM :
1) Mengangkat dan memberhentikan pegawai PDAM berdasarkan Peraturan Kepegawaian PDAM;
2) Menetapkan susunan Organisasi dan tata kerja PDAM dengan persetujuan Dewan Pengawas;
3) Mengangkat pegawai untuk menduduki jabatan di bawah Direksi; 4) Mewakili PDAM di dalam dan di Luar pengadilan;
6-
14
RPI2-JM KABUPATEN TANAH LAUT5) Menunjuk Kuasa untuk melakukan perbuatan Hukum mewakili PDAM; 6) Menandatangani Laporan Triwulan dan Laporan Tahunan;
7) Menjual, menjaminkan atau melepaskan asset milik PDAM berdasarkan persetujuan Bupati atas pertimbangan Dewan Pengawas;
8) Melakukan pinjaman, mengikatkan diri dalam perjanjian, dan melakukan Kerjasama dengan pihak lain dengan persetujuan Bupati atas Pertimbangan Dewan Pengawas dengan menjaminkan asset PDAM.
Gambar 10.3 :
Struktur Organisasi PDAM Tirta Dharma Kabupaten Tanah Laut
D. Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Tanah Laut
Badan lingkungan hidup merupakan unsur pendukung tugas kepala daerah di bidang lingkungan hidup dipimpin oleh kepala badan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab dengan Bupati melalui sekretaris Daerah.
Badan Lingkungan Hidup mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang lingkungan hidup.
6-
15
RPI2-JM KABUPATEN TANAH LAUTa. Perumusan kebijakan teknis di bidang lingkungan hidup sesuai dengan kebijakan umum yang di tetapkan oleh bupati berdasarkan peraturan perundang – undangan yang berlaku.
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang lingkungan hidup.
c. Perumusan kebijakan operasional, pembinaan dan fasilitasi penyelenggaraan pengawasan, pengendalian dan penegakan hukum lingkungan
d. Perumusan kebijakan operasional, pembinaan dan fasilitasi penyelenggaraan Analisis Pengendalian Dampak Lingkungan (APDL).
e. Perumusan kebijakan operasional, pembinaan dan fasilitasi penyelenggaraan pemantauan dan pemulihan (taulih).
f. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian unit pelaksana teknis, dan g. Pengelola urusan kesekretariatan.
Struktur organisasi BLH terdiri atas : a. Badan Lingkungan Hidup
b. Sekeretariat, terdiri dari :
- Sub bagian umum dan kepegawaian
- Sub bagian perencanaan dan keuangan
c. Bidang pengawasan,pengendalian dan penegakan hukum lingkungan
- Sub bidang pengawasan, pengendalian kerusakan, pencemaran lingkungan dan penegakan hukum
- Sub bidang pengembangan kapasitas dan peran serta masyarakat d. Bidang Analisis Pengendalian Dampak Lingkungan (ADPL), terdiri dari :
- Sub bidang analisis dan evaluasi
- Sub bidang pelayanan dan pembinaan lingkungan hidup e. Bidang pemantauan dan pemulihan (TAULIH) , terdiri dari :
- Sub bidang pemantauan kualitas lingkungan
- Sub bidang pemulihan kualitas lingkungan f. Kelompok jabatan fungsional, dan
6-
16
RPI2-JM KABUPATEN TANAH LAUTDalam penyusunan RIPJM Kabupaten Tanah Laut ini harus didukung oleh berbagai komponen lembaga dalam penyelenggaraannya sehingga dapat menggambarkan interaksi pengelolaan antar beberapa komponen lembaga yang harus terintegrasi, efektif dan efisien, sehingga sangat tergantung pada efektivitas beberapa komponen lembaga yang terlibat dalam penyusunan RIPJM ini. Berdasarkan fakta ini, maka rencana pengembangan kapasitas dalam penyelenggaraan investasi jangka menengah diarahkan untuk menjamin adanya penguatan kelembagaan, perbaikan tata kerja dan mekanisme koordinasi, peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) yang mencakup peningkatan keterampilan dan kualifikasi, perbaikan sistem administrasi dan peningkatan partisipasi dalam pembangunan di Kabupaten Tanah Laut. Dalam rangka itu rencana peningkatan kapasitas disusun berdasarkan prinsip : 1. Berjangka waktu, yaitu 5 tahun
2. multiple stakeholder
3. bersifat demand driven, dimana kebutuhannya tidak ditentukan dari atas / luar tetapi datang dari stakeholder-nya sendiri
4. mengacu pada kebijakan nasional.
Gambar 10.4
Hubungan Kordinasi Antar Pemerintahan
6.1.2 Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya
Penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan menumbuh
Pemerintah Pusat Kementerian Pekerjaan Umum Kementerian Keuangan Pemerintah Provinsi Gubernur &dinas Tingkat Propinsi
Satker & Cabang dinas pusat di provinsi Pemerintah Tingkat Kab/Kota Bupati Wakil Bupati Sekretaris Daerah Kab.
6-
17
RPI2-JM KABUPATEN TANAH LAUTkembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja.
Secara internal, keorganisasian urusan pemerintah bidang keciptakaryaan, perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang untuk masing-masing bidang/seksi. Selanjutnya juga perlu dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan keciptakaryaan, maupun untuk hubungan kerja lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi program dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat daerah.
Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan di dalam Peraturan Daerah tentang keorganisasian Pemerintah Kabupaten/kota, khususnya menyangkut tupoksi dari masing-masing instansi pemerintah bidang keciptakaryaan. Dengan mengacu pada tabel berikut, dapat dicantumkan penjabaran peran masing- masing instansi dalam pembangunan bidang Cipta Karya.
Tabel-10.1
Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya di Kabupaten Tanah Laut NO. INSTANSI PERAN INSTANSI DALAM
PEMBANGUNAN BIDANG CK UNIT/BAGIAN YANG MENANGANI PEMBANGUNAN BIDANG CK 1 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
a) Penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksana, koordinasi rencana pembangunan perhubungan dan pariwisata;
b) Penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksana, koordinasi rencana pembangunan tata ruang dan tata guna lahan;
c) Penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksana, koordinasi rencana pembangunan dan pengaturan lingkungan hidup;
d) Pelaksana inventarisasi permasalahan,
Bidang Fisik dan Prasarana
6-
18
RPI2-JM KABUPATEN TANAH LAUTNO. INSTANSI PERAN INSTANSI DALAM PEMBANGUNAN BIDANG CK
UNIT/BAGIAN YANG MENANGANI PEMBANGUNAN
BIDANG CK
perencanaan, program dan proyek dibidang fisik prasarana serta perumusan kebijakan langkah-langkah pemecahan; e) Penyiapan dan koordinasi penyusunan
RUTRK (Rencana Umum Tata Ruang Kota), RDTRK (Rencana Detail Tata Ruang Kota), RTTRK (Rencana Teknis Tata Ruang Kota).
2 Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya dan Tata Ruang
a) Perumusan kebijakan teknis dalam bidang penataan ruang dan cipta karya; b) Penyelenggaraan urusan dan pelayanan
dibidang penataan ruang dan cipta karya; c) Perumusan dan penetapan kebijakan
operasional, pembinaan, pengaturan, pengendalian dan evaluasi terhadap pengawasan bidang penataan ruang dan cipta karya;
Bidang Penataan ruang. Bidang Cipta Karya
3 Dinas Pekerjaan Umum Bidang Tata Kota dan Kebersihan
a) Perumusan kebijakan teknis dalam bidang kebersihan;
b) Perumusan dan penetapan kebijakan operasional, pembinaan, pengaturan, pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan pengangkutan sampah dan tempat pembuangan akhir;
c) Perumusan dan penetapan kebijakan operasional, pembinaan, pengaturan, pengendalian dan evaluasi peningkatan kebersihan;
d) Perumusan dan penetapan kebijakan operasional, pembinaan, pengaturan, pengendalian dan evaluasi terhadap penanggulangan dan pengelolaan sampah;
Bidang Tata Kota dan Kebersihan
6-
19
RPI2-JM KABUPATEN TANAH LAUTNO. INSTANSI PERAN INSTANSI DALAM PEMBANGUNAN BIDANG CK
UNIT/BAGIAN YANG MENANGANI PEMBANGUNAN
BIDANG CK
4 PDAM Tirta Dharma Kabupaten Tanah Laut
a) Menyusun perencanaan, melakukan koordinasi dan pengawas seluruh kegiatan operasional PDAM;
b) Membina Pegawai;
c) Mengurus dan mengelola kekayaan PDAM;
d) Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan;
e) Menyusun rencana strategi Bisnis 5 (lima) tahunan (Business Plan/Corporate Plan) yang disahkan oleh Bupati melalui usul Dewan Pengawas;
f) Menyusun dan menyampaikan Rencana Bisnis dan Anggaran Tahunan PDAM yang merupakan penjabaran tahunan dari rencana Strategi Bisnis (Business Plan/Corporate Plan) kepada Bupati melalui Dewan Pengawas; dan
Menyusun dan menyampaikan laporan seluruh kegiatan PDAM;
Tugas Direksi PDAM Tirta Dharma Kabupaten Tanah Laut
5 Badan Lingkungan Hidup (BLH)
e) Perumusan kebijakan teknis dalam bidang Limbah;
f) Perumusan dan penetapan kebijakan operasional, pembinaan, pengaturan, pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan pengangkutan limbah dan pengolahannya;
g) Perumusan dan penetapan kebijakan operasional, pembinaan, pengaturan, pengendalian dan evaluasi peningkatan pengelolaan limbah;
h) Perumusan dan penetapan kebijakan
Bidang penanggulangan & Pengelolaan limbah
6-
20
RPI2-JM KABUPATEN TANAH LAUTNO. INSTANSI PERAN INSTANSI DALAM PEMBANGUNAN BIDANG CK
UNIT/BAGIAN YANG MENANGANI PEMBANGUNAN
BIDANG CK
operasional, pembinaan, pengaturan, pengendalian dan evaluasi terhadap penanggulangan dan pengelolaan limbah;
Selain organisasi penyelenggaraan urusan bidang keciptakaryaan yang telah dikemukakan di atas, terdapat organisasi yang bertugas untuk menyelenggarakan kegiatan penyusunan JM dan memegang peran strategis dalam pelaksanaan RPI2-JM yang akan datang di Kabupaten Tanah Laut. Organisasi tersebut adalah Satuan Tugas (SATGAS) Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Tanah Laut yang dibentuk atas dasar SK Bupati Tanah Laut No. 188.45/652-KUM/2015 yang di sahkan pada tanggal 4 agustus 2015, Menurut SK Bupati tersebut, organisasi Satgas RPI2-JM ini pada dasarnya bertugas untuk :
1. Tim Pengarah :
a. Memberikan arahan kebijakan untuk kegiatan Pendampingan Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang PU Cipta Karya. b. Menetapkan kebijakan program dan anggaran yang akan dialokasikan kedalam
APBN dan APBD Kabupaten
c. Memberikan dukungan dalam kaitan hubungan dengan pimpinan instansi mitra kerjasama di Kabupaten Tanah Laut atau daerah Kabupaten / Kota dan Provinsi 2. Tim Pelaksana :
a. Melaksanakan tugas Pendampingan Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang PU Cipta Karya
b. Melaksanakan tugas pembangunan kelembagaan dan sumber daya manusia di tingkat kabupaten
c. Melaksanakan tugas evaluasi guna perbaikan dan penyempurnaan terus menerus pendampingan RPI2-JM daerah Kabupaten Tanah Laut.
Secara diagramatis, Struktur Organisasi Satgas RPI2-JM Kabupaten Tanah Laut adalah sebagai berikut :
6-
21
RPI2-JM KABUPATEN TANAH LAUTGambar 10.5
Struktur Organisasi Satgas RPI2-JM Bidang Pu/Cipta Karya Kabupaten Tanah Laut
6.1.3 Kondisi Sumber Daya Manusia Bidang Cipta Karya
Pemerintah Kabupaten Tanah Laut didukung oleh Sumber Daya Manusia/Aparatur yang Handal. Sebagian besar aparatur/pegawai yang menangani bidang Cipta Karya adalah lulusan D3 dan Sarjana. Kondisi SDM di keorganisasian instansi yang menangani bidang Cipta Karya dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.
Tabel: 10.2
Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya
Golongan Jenis Kelamin Latar Belakang
Pendidikan Jabatan Fungsional Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Gol I : ….org Pria : org < SMA : org -
Gol II : ….org Wanita : org SMA : org
Gol III : ….org Dipl. : org
Gol IV : ….org S1 : org
S2 : org
S3 : org
Dinas Pekerjaan Umum
Gol I : ….org Pria : org < SMA : org -
Gol II : ….org Wanita : org SMA : org
Gol III : ….org Dipl. : org
Gol IV : ….org S1 : org
S2 : org
S3 : org
Dinas Kebersihan dan Pertmanan
TIM PENGARAH BUPATI TANAH LAUT
6-
22
RPI2-JM KABUPATEN TANAH LAUTGolongan Jenis Kelamin Latar Belakang
Pendidikan Jabatan Fungsional Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Gol I : ….org Pria : org < SMA : org -
Gol II : ….org Wanita : org SMA : org
Gol III : ….org Dipl. : org
Gol IV : ….org S1 : org
S2 : org
S3 : org
PDAM Tirta Dharma Tanah Laut
Gol I : ….org Pria : org < SMA : org -
Gol II : ….org Wanita : org SMA : org
Gol III : ….org Dipl. : org
Gol IV : ….org S1 : org
S2 : org
S3 : org
6.1.4 Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya
Tujuan dari analisis keorganisasian adalah untuk mengetahui permasalahan keorganisasian bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPIJM Bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif keorganisasian bidang Cipta Karya adalah sebagai berikut :
1. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi perangkat daerah yang menangani Bidang Cipta Karya sudah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku untuk mendukung program pembangunan khususnya Bidang Cipta Karya
Semua jabatan pada satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang terkait dengan bidang Cipta Karya telah terisi sehingga tidak ada perangkapan jabatan
2. Tugas dan Fungsi Organisasi
Pembagian tugas dan fungsi antara satuan kerja telah merata demikian pula wewenang dan tanggungjawab sudah jelas
6-
23
RPI2-JM KABUPATEN TANAH LAUT Uraian tugas para pimpinan telah ada yang dirumuskan dalam SK Bupati sehingga telah jelas dan mampu menghindari kemungkinan tumpang tindih yang tidak perlu
3. Faktor-Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Struktur Organisasi
Dari segi struktur organisasi Pemerintah Kabupaten Tanah Laut sangat dipengaruhi dan tergantung kepada Pemerintah Pusat, dalam arti sepenuhnya mengikuti pedoman yang diberikan oleh pemerintah Pusat.
Bertambahnya jumlah penduduk serta kemampuan APBD Kabupaten Tanah Laut sangat mempengaruhi struktur organisasi yang ada
4. Permasalahan Dalam Keorganisasian
Pengangkatan pejabat untuk menduduki jabatan tertentu dalam struktur SKPD masih menekankan pangkat/golongan
Koordinasi external antara lembaga terkait dengan bidang Cipta Karya masih kurang
Allokasi personil ke instansi sering tidak sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan seperti keahlian dan latar belakang pendidikan
Seringnya terjadi mutasi khususnya SDM yang memiliki kemampuan di bidang Cipta Karya ke instansi di luar bidang Cipta Karya
Kurangnya sarana dan prasarana bidang Cipta Karya seperti kurangnya sarana angkutan sampah, fasilitas sarana dan prasarana air limbah, serta saluran drainase
Terbatasnya biaya operasi dan pemeliharaan serta biaya pembangunan untuk sarana dan prasarana sanitasi
Kurangnya pemahaman masyarakat akan pentingnya sanitasi untuk kesehatan lingkungan dan masyarakat
6.1.5 Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya
Tujuan analisis ketatalaksanaan kelembagaan bidang cipta karya adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun
6-
24
RPI2-JM KABUPATEN TANAH LAUTkeluaran produk RPIJM Bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif ketatalaksanaan bidang Cipta Karya di Kabupaten Tanah Laut adalah sebagai berikut :
1. Perda Penetapan Organisasi Pemerintah
Perda penetapan organisasi sudah menguraikan tugas pokok dan fungsi dari masing-masing dinas/unit kerja yang ada.
2. Mekanisme hubungan kerja internal dan eksternal
Koordinasi internal didalam satuan kerja yang ada sudah dilakukan demikian pula halnya koordinasi eksternal antara satuan kerja terkait bidang Cipta karya namun perlu ditingkatkan lagi
3. Acuan PP nomor 41 tahun 2007
Organisasi bidang ke Cipta Karyaan sudah mengacu pada PP nomor 41 Tahun 2007 dan semua sektor bidang Cipta Karya sudah masuk dalam struktur yang ada seperti bidang air minum, air limbah, persampahan dan drainase
4. Permasalahan dalam ketatalaksanaan perangkat kerja daerah
Tugas, wewenang dan tanggungjawab dari masing unit kerja sudah jelas namun dalam pelaksanaanya terkendala karena jumlah SDM yang terbatas dan kemampuan yang tidak merata
5. Faktor eksternal yang mempengaruhi ketata laksanaan perangkat kerja daerah Adanya tugas-tugas lain dari Kepala Daerah yang dibebankan kepada kepala
satuan kerja di luar tugas pokok dan fungsinya.
6.1.6 Analisis SDM Bidang Cipta Karya
Tujuan analisis Sumber Daya Manusia adalah untuk mengetahui permasalahan SDM Bidang Cipta Karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPIJM Bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif Sumber Daya Manusia Bidang Cipta Karya di Kota Banjaremasin adalah sebagai berikut :
1. Ketersediaan SDM
SDM yang tersedia belum memenuhi kebutuhan baik dari segi jumlah maupun kualitas dalam satuan kerja perangkat daerah khususnya bidang Cipta Karya 2. Permasalahan dalam manajemen SDM
6-
25
RPI2-JM KABUPATEN TANAH LAUT Adanya tambahan pegawai namun sering tidak sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan seperti keahlian dan latar belakang pendidikan
Pegawai yang memiliki kemampuan dibidang Cipta Karya di mutasi ke satuan kerja yang tidak terkait dengan bidang Cipta Karya
Reward bagi SDM yang berprestasi dan funishment kepada SDM yang melakukan kesalahan belum dijalankan sebagaimana mestinya
3. Faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas SDM
Kurangnya pelatihan serta kemauan personil untuk mengembangkan diri dan berusaha untuk tau dan maju khususnya pada hal-hal terkait dengan pekerjaan yang baru
Adanya aturan dari Pemerintahan Pusat terkait dengan penerimaan PNS yang memprioritaskan tenaga honor serta pengadaan tenaga medis dan tenaga guru
Tabel-10.3:
Matriks Kebutuhan Sumber Daya Manusia Bidang Cipta Karya No Instansi Tingkat Pendidikan Jumlah Pegawai Yang Ada Jumlah Pegawai yang dibutuhkan (5 th ke depan)
1. Bidang Fisik dan Prasarana Bappeda S2 -Perenc.Kota -Lingkungan S1 -T.Lingkungan -T.Sipil, -T.Planologi SLTA SLTP … orang … orang … orang … orang …. orang … orang … orang … orang … orang … orang …. orang … orang … orang … orang 2. Bidang Cipta Karya
Dinas Pekerjaan Umum S2: -Teknik sipil -S1 -T.Sipil -T.Arsitektur … orang … orang … orang … orang … orang … orang … orang … orang
6-
26
RPI2-JM KABUPATEN TANAH LAUTNo Instansi Tingkat Pendidikan Jumlah Pegawai Yang Ada Jumlah Pegawai yang dibutuhkan (5 th ke depan) -T.Lingkungan -D3 -SLTA … orang … orang … orang … orang
3. Bidang Tatat Kota dan Kebersihan Dinas Pekerjaan Umum S2: -Teknik sipil -S1 -T.Sipil -T.Arsitektur -T.Lingkungan -D3 -SLTA … orang … orang … orang … orang … orang … orang … orang … orang … orang … orang … orang … orang 4. Badan Lingkungan Hidup (BLH) S2: -Teknik sipil -S1 -T.Sipil -T.Arsitektur -T.Lingkungan -D3 -SLTA … orang … orang … orang … orang … orang … orang … orang … orang … orang … orang … orang … orang
6.1.7 Analisis SWOT Kelembagaan
Analisis SWOT Kelembagaan merupakan suatu metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) di bidang kelembagaan. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam matriks SWOT.
Strategi yang digunakan adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil keuntungan dari peluang yang ada (strategi S-O); bagaimana cara mengatasi kelemahan untuk mengambil keuntungan dari peluang yang ada (strategi W-O); bagaimana kekuatan mampu menghadapi ancaman yang ada (strategi S-T); dan
6-
27
RPI2-JM KABUPATEN TANAH LAUTterakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan untuk menjawab tantangan yang ada (strategi W-T).
Berdasarkan informasi serta analisis tentang keorganisasian, tata laksana dan SDM bidang Cipta Karya pada sub-bab sebelumnya, selanjutnya dapat dirumuskan Matriks Analisis SWOT Kelembagaan seperti pada Tabel-10.4.
Tabel-10.4:
Matriks Analisis SWOT Kelembagaan
FAKTOR EKSTERNAL
FAKTOR INTERNAL
PELUANG (O)
a. Adanya dukungan dana dari pusat dan provinsi untuk menunjang pengembangan sanitasi b. Pengembangan SPAM
untuk seluruh kota
c. Adanya kemungkinan kerjasama dengan pengembang, khususnya pengembangan di perumahan baru d. Kesempatan kerjasama dg perusahaan swasta dalam memanfaatkan dana CSR e. Adanya kesempatan untuk
mengikuti Bimtek dari pusat terkait dengan tugas pokok dan fungsi
f. Adanya kesempatan mendapatkan bantuan hibah dari lembaga donor (Ausaid, INDII, IBRD, ADB)
g. Promosi perumahan berwawasan lingkungan
ANCAMAN (T)
a. Bertambahnya jumlah penduduk dan Pesatnya perkembangan daerah urban mengakibatkan beban prasarana dasar khususnya sanitasi semakin berat dan tidak terkontrol b. Kondisi topografi relatif
datar sehingga menyulitkan pengaliran sistem drainase dan air limbah dengan sistem grafitasi
c. Rendahnya tingkat partisipasi masyarakat baik dalam pembiayaan sanitasi maupun dalam menjaga kebersihan lingkungan.
KEKUATAN (S)
a. Secara kelembagaan, lembaga yang ada dan terkait dengan bidang Cipta Karya mempunyai kewenangan yang kuat karena ditetapkan ber dasarkan Perda b. Tersedianya dokumen perencanaan yg cukup a. Segera menyiapkan persaratan/dokumen yang dibutuhkan pemerintah pusat dan lembaga donor sebagai persaratan untuk mendapatkan bantuan hibah
b. Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat,
a. Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat dan swasta dalam
menanggulangi masalah sanitasi
b. Meningkatkan penegakan hukum bagi masyarakat dan badan hukum yang melakukan pelanggaran
6-
28
RPI2-JM KABUPATEN TANAH LAUTlengkap seperti RPJMD, RISPAM, SSK, SPPIP, RISPAM dll
c. Pembagian tugas dan fungsi antara satuan kerja telah merata demikian pula
wewenang dan
tanggungjawab sudah jelas d. Uraian tugas para pimpinan
telah ada yang dirumuskan dalam SK Bupati sehingga telah jelas dan mampu menghindari tumpang tindih yang tidak perlu.
pengembang terkait dengan isu2 lingkungan. c. Memberikan kesempatan
seluas-luasnya kepada pegawai untuk mengikuti pelatihan/ bimtek
d. Meningkatkan disiplin dan motivasi kerja kepada pegawai dengan menerapkan sistem reward dan funishment
e. Penempatan personil yang tepat sesuai dengan keahlian dan latar belakang pendidikan
peraturan
c. Penerapan teknologi yang tepat untukmenghadapi kondisi topograpi yang ada
KELEMAHAN (W)
a. Koordinasi external antara lembaga terkait bidang Cipta Karya masih kurang. b. Kurangnya koordinasi
antara pemerintah Kota/ Pusat dengan pihak swasta (developer) dalam pengembangan,
penanganan dan pengelolaan kawasan masih kurang.
c. Kinerja lembaga pengelola bidang cipta karya belum maksimal
d. Dukungan dana APBD untuk operasi & pemeliharaan serta pembangunan sanitasi sangat kurang
e. SDM yang tersedia kurang memadai baik dari segi jumlah maupun kualitas khususnya dalam bidang Cipta Karya
f. Kurangnya sarana dan prasarana bidang Cipta Karya seperti sarana & prasarana persampahan, air limbah, drainase.
g. Jangkauan pelayanan
a. Meningkatkan kinerja lembaga-lembaga yang terkait dengan bidang Cipta karya
b. Pengadaan pegawai yang memiliki pendidikan dan kemampuan di bidang Cipta Karya
c. Menerapkan reward dan funishment kepada pegawai. d. Menerapkan program karier pegawai e. Campaign kepada pengambil keputusan terkait (DPR dan eksekutip) terkait dengan isu2 lingkungan.
a. Meningkatkan kinerja pegawai dalam melasanakan fungsi koordinasi dan penyuluhan kepada masyarakat
b. Meningkatkan kinerja pembiayaan bidang Cipta karya dg memanfaatkan dana dari masyarakat, swasta/CSR, pemerintah pusat, dan lembaga donor dalam pengembangan sanitasi.
c. Memperbaiki kinerja sistem kepegawaian yang ada untuk mencegah allokasi pegawai yang tidak sesuai dengan kebutuhan serta mutasi yang tidak diinginkan.
6-
29
RPI2-JM KABUPATEN TANAH LAUTsarana dan prasarana kota belum memadai dan merata.
h. Allokasi pegawai ke instasi tidak sesuai dengan yang dibutuhkan
i. Adanya mutasi pegawai yang memiliki kemampuan di bidang Cipta Karya ke instansi di luar Cipta Karya j. Pemberian reward bagi SDM belum berjalan sebagaimana mestinya d. Law Inforcement dalam
penegakan hukum terkait lingkungan.
6.1.8 Rencana Pengembangan Kelembagaan
Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisa SWOT, maka dapat dirumuskan tiga kelompok strtategi yaitu strategi pengembangan organisasi, strtegi pengembangan tata laksana, dan strtegi pengembangan sumber daya manusia. Berdasarkan strategi-strategi tersebut dapat dikembangkan rencana program pengembangan kelembagaan di daerah, seperti terlihat pada tabel 10.5 dan 10.6
Rencana Pengembangan Keorganisasian
Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis SWOT, maka rencana pengembangan keorganisasian di Kabupaten Tanah Laut adalah sebagai berikut : a. Meningkatkan kinerja manajemen bidang ciptakarya dalam perencanaan,
pelaksanaan dan monev;
b. Mengalokasikan dana APBD yang ada didukung dengan sumber pendanaan lainnya seperti dari APBD Provinsi, APBN Pusat, swasta melalui dana CSR serta lembaga donor untuk meningkatkan pelayanan sanitasi
c. Bekerjasama dengan instansi terkait lainnya untuk melakukan tindakan hukum bagi masyarakat atau badan usaha yang melakukan pelanggaran Perda khususnya yang terkait dengan isu-isu lingkungan
d. Bekerjasama dengan instansi terkait lainnya melakukan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat terkait isu2 lingkungan termasuk Perda.
6-
30
RPI2-JM KABUPATEN TANAH LAUTe. Dinas/badan Lebih selektif dalam pengadaan tenaga kontrak sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan.
Rencana Pengembangan Tata Laksana
Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis SWOT, maka rencana pengembangan tata laksana di Kota Padang adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkankoordinasi dengan menambah intensitas pertemuan untuk membahas permasalahan sanitasi
2. Pengadaan pegawai baru yang memiliki keahlian dan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan
Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia
Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis SWOT, maka rencana pengembangan SDM di Kota padang adalah sebagai berikut :
1. Pengadaan pegawai baru yang memiliki keahlian dan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan
2. Meningkatkan kemampuan staf teknis dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi dengan memberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan di bidang Cipta karya
3. Meningkatkan kesejahteraan pegawai
4. Menerapkan reward dan funishment kepada semua pegawai
5. Memperbaiki sistem manajemen kepegawaian yang ada. Tabel 10.5
Permasalahan, Strategi dan Indikasi Program Kelembagaan Bidang Cipta Karya
Permasalahan Strategi
Indikasi Program (5 tahun) kedepan Aspek Organisasi
a. Pengangkatan pejabat yang akan menduduki posisi tertentu dalam struktur SKPD lebih menekankan syarat pangkat/golongan
b. Belum optimalnya manajemen bidang cipta karya mengikuti sistem perencanaan,
a. Memperbaiki sistem kepegawaian yang ada
b. Meningkatkan kinerja manajemen bidang ciptakarya dalam perencanaan, pelaksanaan dan monev; c. Mengalokasikan dana APBD
yang ada didukung dengan sumber pendanaan lainnya
a. Sosialisasi dan penyebar luasan semua dokumen perencanaan yang ada (RPJMD, SSK, RISPAM, SPPIP, SPM dll) kepada semua pegawai yang terlibat dalam
6-
31
RPI2-JM KABUPATEN TANAH LAUTPermasalahan Strategi
Indikasi Program (5 tahun) kedepan
pengorganisasian dan Monev: c. Koordinasi external antara
lembaga terkait dengan bidang Cipta Karya masih kurang
d. Keterbatasan anggaran APBD di sektor cipta karya
e. Belum maksimalnya penerapan peraturan, terkait dengan isu-isu lingkungan f. Kurangnya sarana dan
prasarana bidang Cipta Karya g. Kurangnya pemahaman masyarakat akan pentingnya sanitasi untuk kesehatan lingkungan dan masyarakat
seperti dari APBD Provinsi, APBN Pusat, swasta melalui dana CSR serta lembaga donor untuk meningkatkan pelayanan sanitasi
d. Bekerjasama dengan instansi terkait lainnya untuk melakukan tindakan hukum bagi masyarakat atau badan usaha yang melakukan pelanggaran Perda khususnya yang terkait dengan isu-isu lingkungan
e. Bekerjasama dengan instansi terkait lainnya melakukan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat terkait isu2 lingkungan termasuk Perda. f. Dinas/badan Lebih selektif
dalam pengadaan tenaga kontrak sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan. perencanaan, pelaksanaan dan monev. b. Menyusun program pelatihan dan pengembangan karier pegawai serta menyiapkan anggaran yang memadai c. Sosialisasi kepada masyarakat terkait dengan PERDA tentang Larangan membuang sampah tidak pada tempatnya d. Membentuk tim Penyidik PNS (PPNS) untuk menindak masyarakat/badan hukum yang melanggar PERDA
Aspek Tata Laksana :
a. Koordinasi dan kerjasama antara instansi yang terkait dengan bidang Cipta karya masih kurang .
b. Tugas, wewenang dan tanggungjawab dari masing unit kerja sudah jelas namun dalam pelaksanaanya terkendala karena jumlah SDM yang terbatas dan kemampuan yang tidak merata
a. Meningkatkankoordinasi dengan menambah intensitas pertemuan untuk membahas permasalahan sanitasi
b. Pengadaan pegawai baru yang memiliki keahlian dan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan
a. Sosialisasi kepada semua instasi terkait
di bidang
keciptakaryaan untuk melakukan koordinasi secara intens;
Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)
a. Ketersediaan SDM yang terbatas baik dari segi jumlah dan kualitas
a. Pengadaan pegawai baru yang memiliki keahlian dan pendidikan yang sesuai dengan
a.Pengadaan pegawai baru sesuai dengan kualifikasi yang
6-
32
RPI2-JM KABUPATEN TANAH LAUTPermasalahan Strategi
Indikasi Program (5 tahun) kedepan
b. Staf teknis yang memahami tugas pokok dan fungsi sangat terbatas
c. Rendahnya tingkat kesejahteraan personil, khususnya tenaga kontrak, tenaga
d. Lemahnya motivasi dan disiplin kerja pegawai. e. Tidak meratanya
kemampuan pegawai serta kurangnya pelatihan/bimtek khususnya terkait bidang keciptakaryaan.
h. Adanya pegawai yang berprestasi pindah ke instansi lain di luar bidang Cipta Karya
i. Allokasi pegawai ke lembaga terkait dengan bidang Cipta karya tidak sesuai dengan keahlian dan latar belakang pendidikan yang dibutuhkan
kebutuhan
b. Meningkatkan kemampuan staf teknis dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi dengan memberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan di bidang Cipta karya
c. Meningkatkan kesejahteraan pegawai
d. Menerapkan reward dan funishment kepada semua pegawai
e. Memperbaiki sistem manajemen kepegawaian yang ada
dibutuhkan
b.Mengusulkan Pelatihan kepada semua staf teknis c.Mengusulkan penambahan anggaran kesejahteraan pegawai dalam APBD d.Studi sistem manajemen kepegawaian
6-
33
RPI2-JM KABUPATEN TANAH LAUTTabel 10.6
Usulan Program dan Sumber Pendanaan
NO Program Vol Satuan
Sumber Pendanaan x Rp.1.000 Tahun APBN APBD Prov APBD Kota Masyarakat Swasta CSR 2 0 1 6 2 0 1 7 2 0 1 8 2 0 1 9 2 0 2 0 RP. Murni PLN I Aspek Organisasi :
1 Sosialisasi dan penyebar luasan dokumen yang ada (RPJMD, RISPAM, SSK, SPPIP, dll) kepada semua instansi terkait bidang Cipta Karya
1 Paket √ √ √ √ √ √
2 Menyiapkan dokumen Master Plan Air Limbah
1 Paket √ √
3 Menyiapkan dokumen Master Plan Persampahan
1 Paket √ √
4 Menyusun program pelatihan dan pengembangan karier pegawai
1 Paket √ √
5 Sosialisasi kepada masyarakat terkait dengan PERDA dan isu2 lingkungan seperti tentang Larangan membuang sampah sembarangan/tidak pada tempatnya
1 Paket √ √ √ √ √ √
6-
34
RPI2-JM KABUPATEN TANAH LAUT1 Sosialisasi kepada semua instasi terkait di bidang keciptakaryaan untuk melakukan koordinasi secara intens;
1 Paket √ √ √ √ √ √
III Aspek Sumber daya manusia 1 Paket 1 Pengadaan pegawai baru sesuai dengan
kualifikasi yang dibutuhkan
1 Paket √ √ √ √ √ √
2 Pelatihan untuk semua staf teknis 1 Paket √ √ √ √ √ √
LAPORAN ANTARA 3-
35
Review Rencana Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)Tahun 2017-2021 Kabupaten Tanah Laut
6.2 KERANGKA REGULASI
Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan RPI2-JM pada pemerintahan Kabupaten Tanah Laut.
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Dalam UU 32/2004 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan menjalankan otonomi seluas-luasnya,dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Untuk membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan otonomi, maka dibentuklah organisasi perangkat daerah yang ditetapkan melaluiPemerintah Daerah.
Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalahadanya urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri. Besaran organisasi perangkat daerah sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor kemampuan keuangan, kebutuhan daerah, cakupan tugas yang meliputisasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis, jumlah dan kepadatan penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani, dan sarana dan prasarana penunjang tugas. Oleh karena itu, kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi masing-masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.
2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
PP tersebut mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, dan pemerintah berkewajiban untuk melakukan pembinaan terhadap pemerintah kabupaten/kota.
PP 38/2007 ini juga memberikan kewenangan yang lebih besar kepada Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melaksanakan pembangunan di Bidang CiptaKarya. Hal ini dapat dilihat dari Pasal 7 Bab III, yang berbunyi :
(1) Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) adalah urusanpemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi danpemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan dasar.
LAPORAN ANTARA 3-
36
Review Rencana Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)Tahun 2017-2021 Kabupaten Tanah Laut
(2) Urusan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: antara lainnyaadalah bidang pekerjaan umum”.
Dari pasal tersebut, ditetapkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, sehingga penyusunan RPI2-JM sebagai salah satu perangkat pembangunan daerah perlu melibatkan Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.
3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Daerah
Berdasarkan PP 41 tahun 2007, bidang PU meliputi bidang Bina Marga,Pengairan, Cipta Karya dan Penataan Ruang. Bidang PU merupakan perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk dinas. Dinas ditetapkan terdiri dari 1sekretariat dan paling banyak 4 bidang, dengan sekretariat terdiri dari 3 subbagian dan masing-masing bidang terdiri dari paling banyak 3 seksi.
4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014
Dalam Buku II Bab VIII Perpres ini dijabarkan tentang upaya untuk meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan adanya upaya penataan kelembagaan dan ketalalaksanaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, penyempurnaan sistem perencanaan dan penganggaran, serta pengembangan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan aparaturnya.Untuk mendukung penataan kelembagaan, secara beriringan telah ditempuh upaya untuk memperkuat aspek ketatalaksanaan di lingkungan instansi pemerintah, seperti perbaikan standar operasi dan prosedur (SOP) dan penerapane-government di berbagai instansi. Sejalan dengan pengembangan manajemen kinerja di lingkungan instansi pemerintah, seluruh instansi pusat dan daerah diharapkan secara bertahap dalam memperbaiki sistem ketatalaksanaan dengan menyiapkan perangkat SOP, mekanisme kerja yang lebih efisien dan efektif, danmendukung upaya peningkatan akuntabilitas kinerja.
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 Tentang GrandDesign
Reformasi Birokrasi 2010-2025
Tindak lanjut dari Peraturan Presiden ini, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengusulan, Penetapan, dan PembinaanReformasi Birokrasi pada Pemerintah Daerah. Berdasarkan peraturan menteri ini,reformasi
LAPORAN ANTARA 3-
37
Review Rencana Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)Tahun 2017-2021 Kabupaten Tanah Laut
birokrasi pada pemerintah daerah dilaksanakan mulai tahun 2012,dengan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan kemampuan pemerintah daerah. Permen ini memberikan panduan dan kejelasan mengenai mekanisme serta prosedur dalam rangka pengusulan, penetapan, dan pembinaan pelaksanaan reformasi birokrasi pemerintah daerah. Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya telahdimulai sejak tahun 2005. Pembenahan yang dilakukan adalah menyangkut 3 (tiga) pilar birokrasi, yaitu kelembagaan, ketatalaksanaan, dan Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk mendukung tercapainya good governance, maka perlu dilanjutkan dan disesuaikan dengan program reformasi birokrasi pemerintah, yang terdiri dari sembilan program, yaitu :
a. Program Manajemen Perubahan, meliputi: penyusunan strategi manajemen perubahan dan strategi komunikasi K/L dan Pemda, sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam rangka reformasi birokrasi;
b. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi: penataanberbagai peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan/diterbitkan olehK/L dan Pemda;
c. Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi: restrukturisasi tugas dan fungsi unit kerja, serta penguatan unit kerja yang menangani organisasi,tata laksana, pelayanan publik, kepagawaian dan diklat;
d. Penataan Tatalaksana, meliputi: penyusunan SOP penyelenggaraan tugasdan fungsi, serta pembangunan dan pengembangan e-government;
e. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi: penataan system rekrutmen pegawai, analisis dan evaluasi jabatan, penyusunan standar kompetensi jabatan, asesmen individiu berdasarkan kompetensi;
f. Penguatan Pengawasan, meliputi: penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan Peningkatan peran Aparat Pengawasan InternPemerintah (APIP);
g. Penguatan Akuntabilitas, meliputi: penguatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, pengembangan sistem manajemen kinerja organisasi dan penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU);
h. Penguatan Pelayanan Publik, meliputi: penerapan standar pelayanan pada unit kerja masing-masing, penerapan SPM pada Kab/Kota.
LAPORAN ANTARA 3-
38
Review Rencana Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)Tahun 2017-2021 Kabupaten Tanah Laut
6. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional
Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender ke dalam seluruh proses pembangunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatanfungsional semua instansi dan lembaga pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah. Presiden menginstruksikan untuk melaksanakan pengarusutamaan gender gunaterselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, danevaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan masing-masing. Terkait PUG, Kementerian PU dan Ditjen Cipta Karya pada umumnya telah mulai menerapkan PUG dalam tiap program/kegiatan Keciptakaryaan. Untuk itu perludiperhatikan dalam pengembangan kelembagaan bidang Cipta Karya untuk memasukkan prinsip-prinsip PUG, demikian pula di dalam pengelolaan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang StandarPelayanan Minimum
Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan dasar bidang PUyang menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota. Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab kelembagaan yang menangani bidang ke PU an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan di dalam dokumen RPI2-JM. Dalam Permen ini juga disebutkan bahwa Gubernur bertanggung jawab dalam koordinasi penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU, sedangkan Bupati/Bupati bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan dasarbidang PU. Koordinasi dan penyelenggaraan pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dilaksanakan oleh instansi yang bertanggung jawab di Bidang PU dan Penataan Ruang baik provinsi maupun kabupaten/kota.
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang PetunjukTeknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah
Peraturan menteri ini menjadi landasan petunjuk teknis dalam penataan perangkat daerah. Berdasarkan Permen ini dasar hukum penetapan perangkat daerah adalah
LAPORAN ANTARA 3-
39
Review Rencana Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)Tahun 2017-2021 Kabupaten Tanah Laut
Peraturan Daerah (Perda). Penjabaran tupoksi masing-masing SKPD Provinsi ditetapkan dengan Pergub, dan SKPD Kab/Kota dengan Perbup/Perwali.
9. Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan Perkotaan Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah sebagai dasaruntuk memberikan pelayanan perkotaan bagi masyarakat. SPP adalah standar pelayanan minimal kawasan perkotaan, yang sesuai dengan fungsi kawasan perkotaan merupakan tempat permukiman perkotaan, termasuk di dalamnya jenis pelayanan bidang keciptakaryaan, seperti perumahan, air minum, drainase,prasarana jalan lingkungan, persampahan, dan air limbah.
10. Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah dalam menghitung kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja dalam rangka penyusunan formasi PNS. Dalam perhitungan kebutuhan pegawai, aspek pokokyang harus diperhatikan adalah: beban kerja, standar kemampuan rata-rata, danwaktu kerja. Dalam keputusan ini, Gubernur melakukan pembinaan dan pengendalian pelayanan perkotaan, sedangkan Bupati/Bupati melaksanakan dan memfasilitasi penyediaan pelayanan perkotaan.Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dimungkinkan untuk mengeluarkan peraturan daerah untuk pemantapan dan pengembangan perangkat daerah,khususnya untuk urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan lebih khusus lagitentang urusan pemerintahan pada sub bidang Cipta Karya. Dengan adanya suatu kelembagaan yang definitif untuk menangani urusan pemerintah pada bidang/sub bidang Cipta Karya maka diharapkan dapat meningkatkan kinerja pelayanan kelembagaan.