• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengamatan Secara Visual

Pengamatan terhadap damar mata kucing dilakukan secara visual. Mutu damar mata kucing yang semakin tinggi umumnya memiliki warna yang semakin kuning bening dan mengilap, sebaliknya damar mata kucing mutu rendah memiliki warna yang semakin kecoklatan. Warna damar mata kucing diduga berhubungan dengan kotoran yang terdapat dalam bongkahan damar mata kucing. Faktor lain yang mempengaruhi warna damar mata kucing adalah lamanya penyimpanan. Menurut Tambunan (1975) dalam Namiroh (1998), warna damar

mata kucing mudah berubah terutama jika disimpan dalam waktu yang lama tanpa sirkulasi udara yang baik. Menurut Payne (1964) dalam Setianingsih

(1992), perubahan warna pada damar mata kucing dapat disebabkan oleh keberadaan ion logam yang dapat memacu terjadinya proses oksidasi sehingga dihasilkan senyawa kromofor (pembentuk warna), yaitu senyawa yang memiliki gugus >C=C< atau >C=O.

Penentuan mutu damar mata kucing secara visual, selain didasarkan pada warna juga ditentukan berdasarkan ukuran bongkahan. Ukuran bongkahan damar mata kucing yang semakin besar dikelompokan ke dalam mutu yang lebih tinggi (Tabel 5). Hasil pengamatan visual damar mata kucing sejalan dengan kondisi penentuan mutu secara visual yang dilakukan di pasaran (Gambar 4). Damar mata kucing yang memiliki ukuran bongkahan lebih besar dan warna yang lebih jernih dikelompokan sebagai damar yang bermutu tinggi. Namun demikian, penentuan mutu berdasarkan warna adalah tidak mudah dan berkecenderungan bersifat subjektif. Menurut Sumadiwangsa (2000), pengelompokan damar yang masih secara manual dan bersifat subjektif menghasilkan mutu yang berbeda-beda antara pabrik yang satu dengan pabrik yang lain. Oleh karena itu, diperlukan pengujian mutu damar mata kucing dengan cara yang lebih objektif, yaitu dengan pengujian sifat fisiko-kimianya.

(2)

Tabel 5 Pengamatan visual damar mata kucing berbagai kelas mutu dari tiga lokasi pengambilan

Mutu

Warna

PT.BKG KRUI PT.WGM

A kuning bening kuning bening kuning bening B kuning bening kuning bening kuning bening C kuning bening kuning bening kuning bening D kuning kecoklatan Kuning kuning bening

E kuning kecoklatan kuning kecoklatan kuning kecoklatan

Abu Kecoklatan Kecoklatan coklat kehitaman

Mutu Ukuran Bongkahan (p x l x t) cm PT.BKG KRUI PT.WGM A (3,80x3,40x1,97) (3,17x2,33x1,37) (4,07x3,17x2,00) B (2,43x2,03x1,23) (1,78x1,33x0,85) (2,57x1,83x1,11) C (1,20x,0,97x0,50) (1,15x0,81x0,56) (1,49x1,08x0,75) D (0,73x0,53x0,45) (0,41x0,33x0,16) (0,89x0,67x0,46) E 40-60 Mesh 40-60 mesh (0,44x0,32x0,18)

Abu Serbuk Serbuk Serbuk

Gambar 4 Damar mata kucing berbagai mutu dari lokasi pengambilan PT.BKG (kanan), Krui (tengah), PT. WGM (kiri).

4.2Kadar bahan tidak larut dalam toluena

Pengujian bahan tidak larut dalam toluena dilakukan untuk mengetahui kadar kotoran, yaitu persentase jumlah bahan padat organik atau anorganik yang tidak larut dalam toluena, seperti pasir, lilin, mineral, kepingan kayu, dan kulit kayu dalam damar. Besarnya kadar bahan tidak larut dalam toluena damar mata

(3)

kucing be dari Krui, PT.WGM Tabel 6 Mutu D A B C D E Ab Rerata T Pengam Keteranga Se bahan tida Duncan m (Tabel 6). tidak larut kotoran da mata kuci Semakin t kadar abu, Gambar 5 bahan tak larut dalam rkisar sedangkan (Gambar 5 Pengaruh m bahan tidak Damar A B C D E bu Tempat mbilan an: 1) A, A dama cara statist ak larut da menunjukan . Secara um t dalam tolu alam damar ing diduga tinggi baha , dan titik lu Pengaruh bahan tida 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 bahan   tak   larut   dalam   toluena   (%) -39,72%. N n nilai tertin ). mutu denga k larut dalam Bahan Tak PT. BKG 0,26 0,26 0,22 4,32 15,41 14,77 5,86 AB, B dan C ar tik mutu da alam toluen n bahwa mu mum damar uena yang r r. Besarnya mempenga an tidak lar unak damar mutu deng ak larut dal PT. BKG  Nilai terenda nggi dimilik an pengelom m toluena k Larut dala KRU 0,32 0,14 0,22 6,30 8,35 8,10 3,90 C hasil uji j amar mata na yang ber utu A, B, r mata kuc rendah. Hal nilai bahan aruhi nilai rut dalam t semakin m gan pengelo am toluena. KRU Tempat peng ah dimiliki d ki damar m mpokan tem am Toluena I PT.W 0,2 0,1 0,3 0,3 2,8 39, 7,2 jarak berga kucing ya rbeda nyata C, dan D ing mutu t l ini erat ka n tidak larut kadar air, toluena dala meningkat. ompokan tem . I PT gambilan damar mutu mutu Abu y mpat penga a (%) WGM 25 18 31 34 82 ,72 27 anda Duncan ang berbeda a. Hasil uji saling tidak tinggi mem aitannya de t dalam tolu kadar abu am damar mpat penga T.WGM u B yang be yang berasa ambilan terh Rerata Mutu 0,28A 0,19A 0,25A 3,65AB 8,86B 20,8C n terhadap a memiliki i jarak berg k berbeda miliki nilai b engan banya uena pada d dan titik l maka kada ambilan terh A B C D E Abu erasal l dari hadap mutu nilai ganda nyata bahan aknya damar unak. ar air, hadap

(4)

Berdasarkan Standar Nasional Indonesia tentang damar (SNI 01-2900-1999) dan hasil pengujian statistik, damar mata kucing mutu A, B, dan C yang berasal dari tiga lokasi pengambilan memiliki kualitas yang hampir sama dan termasuk ke dalam kelas mutu A. Persyaratan nilai bahan tidak terlarut dalam toluena damar mata kucing mutu A menurut SNI 01-2900-1999 maksimum 0,4%.

4.3Kadar Air

Kadar air merupakan parameter yang menunjukan jumlah air dalam bongkahan damar mata kucing. Kadar air damar mata kucing yang diuji berkisar 0,65-7,02%. Kadar air tertinggi dimiliki oleh damar mata kucing mutu Abu, sedangkan yang terendah dimiliki oleh damar mata kucing mutu A. Kedua mutu damar mata kucing tersebut berasal dari PT.WGM.

Tabel 7 Pengaruh mutu dengan pengelompokan tempat pengambilan terhadap kadar air

Mutu Damar Kadar Air (%) Rerata

PT.BKG KRUI PT.WGM Mutu A 0,70 0,84 0,65 0,73A B 0,84 0,78 0,77 0,80A C 0,81 1,01 0,75 0,86A D 1,44 1,90 0,87 1,40A E 2,11 2,14 1,37 1,87A Abu 1,93 2,10 7,02 3,68B Rerata Tempat Pengambilan 1,30 1,46 1,91

Keterangan: 1) A dan B hasil uji jarak berganda Duncan pada mutu damar mata kucing.

Mutu damar mata kucing yang semakin tinggi memiliki kadar air yang semakin rendah, dan sebaliknya (Gambar 6). Kadar air damar mata kucing selain disebabkan oleh keberadaan air dalam damar juga dapat dipengaruhi oleh keberadaan kotoran yang bersifat higroskopis, misalnya adalah berupa serpihan kayu dan kulit pohon. Berdasarkan kadar airnya, sampel yang diambil dari ketiga lokasi memiliki nilai yang sama, sehingga bisa dikatakan memiliki kualitas yang sama.

(5)

Ha yang berb Duncan m sedangkan Gambar 6 4.4Kadar Pe mineral a saat pemb damar ma rendah de semakin t damar mat Ka mineral d meningkat nilai rerata sebesar 0, kadar abu 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Kadar   Air   (%) asil analisis beda memil menunjukkan n mutu Abu 6 Pengaruh kadar air. r Abu ngujian ka antara lain; C bakaran bah ata kucing engan kadar tinggi deng ta kucing ya adar abu d dalam bong tkan kadar a kadar abu ,05 % dan u dan bahan .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 .00 P sidik ragam iki nilai ka n bahwa mu u berbeda ny mutu deng adar Abu Ca, Mg, Al an organik. menurut S r abu yang an kandung ang diteliti damar mata gkahan dam abu damar u dengan re 0,28%. Sem n tidak laru PT.BKG  m menunju adar air yan utu A, B, C yata dengan gan pengelo dilakukan , Na, P, dan Kadar abu SNI 01-290 semakin tin gan abu ya berkisar 0,0 a kucing da mar. Kadar mata kucin erata bahan mentara itu ut dalam to KRU Tempat Pen ukan bahwa ng berbeda C, D dan E n mutu yang ompokan tem untuk men n K yang ter u merupakan 00-1999. M nggi, dan se ang semakin 01- 6,17%. apat dipeng kotoran y ng. Hal ini tidak larut d u, damar mu oluena yang UI ngambilan a mutu dam nyata. Uji saling tidak g lainnya (T mpat penga ngetahui p rtinggal seb n salah satu Mutu damar ebaliknya m n rendah. N garuhi oleh yang semak terbukti de dalam tolue utu E mem g lebih ting PT.WGM mar mata ku jarak berg k berbeda n abel 7). ambilan terh ersentase b bagai residu u parameter r akan sem mutu damar Nilai kada h kadar ko kin tinggi engan sejala ena mutu A miliki nilai r ggi dibandin ucing ganda nyata, hadap bahan u pada mutu makin akan r abu otoran dapat annya yaitu rerata ngkan A B C D E Abu

(6)

dengan mutu A, yaitu sebesar 2,20% dan 8,86%. Selain dipengaruhi jumlah kotoran, kadar abu damar juga dipengaruhi oleh jenis kotoran. Damar mata kucing yang memiliki jenis kotoran bahan organik seperti kayu, serpihan ranting, dan kulit pohon dengan jumlah relatif tinggi diduga memiliki kadar abu yang lebih tinggi.

Tabel 8 Pengaruh mutu dengan pengelompokan lokasi pengambilan terhadap kadar Abu

Mutu Damar Kadar Abu (%) Rerata

PT.BKG KRUI PT.WGM Mutu A 0,03 0,01 0,10 0,05A B 0,03 0,05 0,10 0,06A C 0,04 0,02 0,12 0,06A D 0,38 0,33 0,12 0,28A E 4,53 1,76 0,30 2,20B Abu 7,76 2,41 6,17 5,45C Rerata Tempat Pengambilan 2,13b 0,77a 1,15a Keterangan :1) A, B, C hasil uji jarak berganda Duncan terhadap mutu

2) a dan b hasil uji jarak berganda Duncan terhadap pengelompokan tempat pengambilan

Secara statistik pengelompokan mutu dan lokasi pengambilan damar mata kucing memiliki nilai kadar abu yang berbeda nyata. Hasil uji jarak berganda Duncan damar mata kucing mutu A, B, C, dan D saling tidak berbeda nyata, sedangkan berdasarkan tempat pengambilan, nilai kadar abu damar mata kucing dari PT. WGM tidak berbeda nyata dengan damar mata kucing dari Krui.

Berdasarkan SNI 01-2900-1999, mutu damar mata kucing yang diuji telah memenuhi standar yang dipersyaratkan, kecuali sampel damar mutu kucing mutu Abu. Persyaratan kadar abu menurut SNI bekisar 0,5-4,0%. Merujuk pada hasil analisis statistik dan persyaratan SNI 01-2900-1999, damar mata kucing mutu A, B, C, dan D memiliki kualitas yang hampir sama dan termasuk ke dalam kelompok kualitas baik.

Informasi kadar abu sangat bermanfaat terutama dalam industri cat. Kadar abu yang tinggi menunjukan kandungan bahan mineral yang tinggi pada damar

(7)

mata kucin yang dihas Gambar 7 4.5Bilang Bil tingkat ke Damar m (20,16), se abu dari P Tabel 9 Mutu D A B C D E Abu Rerata T Pengam Keteranga ng. Keberad silkan (Nam 7 Pengaruh kadar Abu gan Asam langan asam erusakan da ata kucing edangkan PT. WGM ( Pengaruh m bilangan as Damar u Tempat mbilan an: 1) A, AB 2) a, peng 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 kadar   abu   (%) daan bahan miroh 1998) mutu deng u. m merupak amar karena mutu B d bilangan a (Tabel 9). mutu denga sam PT.BKG 22,57 21,59 22,25 24,84 23,73 24,69 23,26b B,B, BC, C b, hasil u ambilan PT.BKG  mineral dap ). gan pengelo kan paramet a hidrolisis ari Krui m asam terting an pengelom Bilangan A KRUI 20,68 21,46 22,89 23,95 23,71 26,22 23,15a hasil uji jar uji jarak KRUI Tempat peng pat mengak ompokan tem ter yang m molekul tr memiliki bila ggi (30,26) mpokan tem Asam I PT.W 27, 27, 28, 29, 29, 30, a 28, rak bergand berganda PT.W gambilan kibatkan ren mpat penga enunjukan rigliserida ( angan asam terdapat p mpat penga WGM ,13 ,26 ,30 ,48 ,87 ,26 72a da Duncan te Duncan te WGM ndahnya mu ambilan terh asam beba (Namiroh 1 m yang tere ada damar ambilan terh Rerata Mutu 23,47A 23,44A 24,48AB 26,09C 25,77BC 27,06C erhadap mu erhadap te A B C D E A utu cat hadap s dan 998). endah mutu hadap utu empat A B C D Abu

(8)

Mutu damar mata kucing yang tinggi umumnya memiliki nilai bilangan asam yang rendah (Gambar 8). Perbedaan bilangan asam dapat dipengaruhi oleh kadar air dalam damar mata kucing. Kadar air damar yang semakin tinggi maka bilangan asam yang dihasilkan juga semakin tinggi. Menurut Namiroh (1998), keberadaan air dalam damar dapat menyebabkan molekul trigliserida dalam damar terhidrolisis menjadi alkohol dan asam bebas yang bersifat reaktif. Selain itu bilangan asam juga dipengaruhi oleh lama penyimpanan. Damar mata kucing yang disimpan terlalu lama dapat menimbulkan adanya reaksi oksidasi, sehingga semakin banyak asam bebas yang bersifat reaktif.

Hasil analisa sidik ragam pengelompokan lokasi pengambilan dan mutu damar mata kucing yang berbeda memiliki nilai bilangan asam yang berbeda nyata. Berdasarkan uji jarak berganda Duncan menunjukan bahwa bilangan asam pada damar mata kucing mutu A, B, dan C tidak berbeda nyata. Selain itu lokasi pengambilan PT. BKG dan Krui juga tidak berbeda nyata.

Semua mutu damar mata kucing yang diuji telah memenuhi SNI 01-2900-1999, yang mensyaratkan nilai bilangan asam damar mata kucing antara 19-36. Mengacu kepada hasil statistik dan SNI, damar mata kucing mutu A, B, dan C memiliki bilangan asam yang hampir sama dan dapat dikelompokan ke dalam mutu yang baik.

Dikaitkan dengan pemanfaatannya, damar mata kucing dengan bilangan asam yang rendah lebih dikehendaki dibandingkan dengan damar mata kucing yang memiliki bilangan asam yang tinggi. Bilangan asam yang rendah merupakan salah satu karakteristik resin yang penting dalam pembuatan produk dari resin. Semakin banyak asam bebas maka akan menghasilkan produk yang semakin tidak tahan lama karena bersifat korosif terutama jika produk tersebut dicampur dengan pigmen yang berunsur logam (Namiroh 1998).

(9)

Gambar 8 4.6Bilang Bil menentuka rantai mo penyabuna larutan ba penyabuna berasal da yang beras Mu penyabuna al. (2010) dimana da penyabuna 0 5 10 15 20 25 30 35 Bilangan   Asam 8 Pengaruh bilangan a gan Penyab langan pen an jumlah a olekul asa an seluruh asa disertai p an berkisar ari Krui, sed

sal dari PT. utu damar an yang ren , bilangan p amar yang m an yang tin 0.00 5.00 0.00 5.00 0.00 5.00 0.00 5.00 P mutu deng asam. bunan nyabunan asam beba am resin asam resi pemanasan r 21,27-50,3 dangkan nil WGM (Tab mata kuc ndah (Gamb penyabunan mempunyai nggi. PT.BKG  gan pengelo merupakan as dan terik (Namiroh in disabunk (Wiyono d 35. Nilai te lai tertinggi bel 10) . cing yang bar 9). Men n mempunya i berat mole KRU Tempat Peng ompokan tem n paramete kat serta me 1998). Da kan dengan dan Silitong erendah dim i merupaka tinggi um nurut Jacob ai hubungan ekul rendah I gambilan mpat penga er yang di erupakan ga alam pene n cara dire ga 2001). Be miliki dama an damar de mumnya me bs (1986) d n erat denga h akan mem PT.WGM ambilan terh igunakan u ambaran pan entuan bila eaksikan de esarnya bila ar mutu A engan mutu emiliki bila dalam Wiyo an berat mol mpunyai bila A B C D E Abu hadap untuk njang angan engan angan yang u Abu angan ono et lekul, angan

(10)

Tabel 10 Pengaruh mutu dengan pengelompokan tempat pengambilan terhadap bilangan penyabunan

Mutu Damar Bilangan Penyabunan Rerata

PT.BKG KRUI PT.WGM Mutu A 25,45 21,27 34,64 27,12A B 28,18 24,15 34,92 29,08A C 29,45 24,17 36,04 29,89A D 37,02 34,91 37,31 36,41B E 37,37 33,97 44,18 38,51C Abu 38,69 38,64 50,35 42,56D Rerata Tempat Pengambilan 31,22a 29,52a 39,57b

Keterangan: 1) A, B, C dan D hasil uji jarak berganda Duncan terhadap mutu damar

2) a dan b hasil uji jarak berganda Duncan terhadap tempat pengambilan damar

Secara statistik pengelompokan lokasi pengambilan dan mutu damar mata kucing yang berbeda menghasilkan nilai bilangan penyabunan yang berbeda nyata. Hasil uji jarak berganda Duncan menunjukkan bahwa mutu A, B, C saling tidak berbeda nyata dan menurut lokasi pengambilan, damar mata kucing dari PT. BKG tidak berbeda nyata dari Krui.

Mengacu hasil statistik dapat diketahui bahwa mutu A, B, dan C memiliki nilai bilangan penyabunan yang hampir sama dan masuk ke dalam kualitas yang baik karena bilangan penyabunannya rendah. Wiyono dan Silitonga (2001) melaporkan bahwa berkurangnya asam bebas yang terkandung dalam damar mata kucing akan mengurangi pula bilangan penyabunannya.

(11)

Gambar 9 4.7Titik L Tit dari wujud diuji berk kucing mu dimiliki ol Be Keberadaa dapat men kucing se panjang. N kotoran tin yang lebih Menurut W dalam dam dapat jug terjadinya damar aka lebih bany 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 Bilangan   Penyabunan 9 Pengaruh bilangan p Lunak tik lunak m d padat me kisar 88,00-utu Abu ya leh damar m esarnya titik an kotoran y nyebabkan ehingga terb Namun dem nggi diband h rendah. Ha Wiyono dan mar maka t ga disebabk a reaksi oks an lebih bes yak (Larasat 00 00 00 00 00 00 00 PT mutu deng penyabunan merupakan enjadi semi -126,00°C. ang berasal mutu A yang k lunak dap yang semak terbentukn bentuk sen mikian dam dingkan den al ini didug n Silitonga itik lunakny kan oleh j sidasi, sehin ar dibandin ti 2007). .BKG  Te gan pengelo n. suhu diman padat. Suh Titik lunak l dari PT.W g juga beras pat dipengar kin tinggi da nya ikatan nyawa baru mar mata k ngan mutu ga erat kaitan (2001), sem ya semakin jumlah ika ngga panas ngkan denga KRUI empat Pengam ompokan tem na damar m hu titik luna k tertinggi WGM, seda sal dari PT.W ruhi oleh k apat mening dengan sen yang mem kucing mut C, ternyata nnya denga makin tingg n rendah. Ti atan rangka s yang dibu an damar ya P mbilan mpat penga mata kucing ak damar m dimiliki o angkan titik WGM (Tab kadar kotora gkatkan titik nyawa dala miliki ranta tu E yang a memiliki r an keberada gi kandung itik lunak y ap yang b utuhkan un ang memilik PT.WGM ambilan terh g mulai ber mata kucing oleh damar k lunak tere bel 11). an dalam da k lunak. Ko am damar ai molekul memiliki k rerata titik an minyak a an minyak yang lebih t erkurang a ntuk meluna ki ikatan ran A B C D E Ab hadap rubah yang mata endah amar. otoran mata lebih kadar lunak atsiri. atsiri tinggi akibat akkan ngkap bu

(12)

Tabel 11 Mutu D A B C D E Abu Rerata T Pengam Keteranga Ha yang berb berganda D nyata, seh Berdasark nilainya an Gambar 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 120.0 140.0 titik   lunak   °C Pengaruh titik lunak Damar PT 9 9 9 9 9 u 1 Tempat mbilan 9 an: 1) A dan asil analisa beda memi Duncan me hingga dap kan SNI 0 ntara 95-12 10 Peng terhadap t 00 00 00 00 00 00 00 00 PT. mutu deng Titik L T. BKG K 95,25 9 97,00 9 97,75 9 96,50 10 98,00 9 03,50 10 97,79 9 n B hasil uji sidik ragam liki nilai t enunjukan b at dikatego 1-2900-199 0°C. garuh mutu titik lunak. . BKG  Te an pengelom Lunak (°C) KRUI PT.W 90,00 88 99,50 88 99,75 91 01,00 93 95,00 91 06,75 12 98,67 96 i jarak berga m menunju titik lunak bahwa mutu orikan ke d 99 persyara u dengan KRUI empat penga mpokan tem WGM 8,25 8,00 1,75 3,75 1,75 26,00 6,58 anda Dunca ukan bahwa yang berb A, B, C, D dalam kelom atan titik l pengelomp P mbilan mpat penga Re M 91 94 96 97 94 112 an terhadap a mutu dam eda nyata. dan E sali mpok kual lunak dama okan temp PT.WGM ambilan terh erata Mutu ,17A ,83A ,42A ,08A ,92A 2,08B mutu dama mar mata ku Hasil uji ng tidak ber itas yang s ar mata ku pat pengam A B C D E A hadap ar ucing jarak rbeda sama. ucing mbilan A B C D Abu

(13)

4.8 Pengaruh Pengelompokan Damar Mata Kucing Secara Visual Terhadap Kondisi Perdagangan.

Di pasar domestik, pengelompokan damar mata kucing berdasarkan ukuran bongkahan, warna, dan kebersihan dijadikan dasar penentuan harga jual damar mata kucing. Damar yang memiliki ukuran bongkahan besar dan warna yang semakin kuning jernih berharga jual semakin mahal, dan sebaliknya damar yang memiliki ukuran bongkahan semakin kecil dan warna yang semakin gelap berharga jual semakin murah. Harga damar mata kucing mutu A di PT. WGM yaitu sebesar Rp45.0000,00/kg sedangkan mutu B dan C dijual dengan harga Rp40.000,00/kg dan Rp35.000,00/kg.

Penggunaan damar mata kucing dalam industri sebetulnya tidak mementingkan ukuran bongkahan akan tetapi lebih berdasarkan pada sifat fisiko-kimia yang dimiliki damar mata kucing. Hal ini berdasarkan kenyataan di lapangan pada tingkat eksportir maupun industri, bahwa sebelum dilakukan pembelian biasanya konsumen akan melakukan pengujian sifat fisiko-kimia terlebih dahulu. Hasil uji fisiko-kimia merupakan cara untuk memastikan bahwa mutu damar mata kucing yang dibeli sesuai dengan permintaan pembeli. Misalnya industri cat akan lebih menyukai damar mata kucing yang memiliki bilangan asam dan kadar abu yang rendah.

Hasil pengujian sifat fisiko-kimia pada penelitian ini menunjukan bahwa damar mata kucing yang memiliki ukuran bongkahan berbeda ternyata memiliki sifat-sifat yang hampir sama, terutama damar mata kucing mutu A, B, dan C. Praktek pengelompokan mutu secara visual yang masih dilakukan sampai saat ini dapat menguntungkan pembeli atau konsumen, tetapi merugikan produsen ditingkat hulu. Konsumen dapat membeli damar mata kucing dengan sifat fisiko-kimia yang baik dengan harga yang lebih murah, karena ukuran bongkahan yang lebih kecil. Sementara itu, produsen hulu dirugikan karena walaupun damar mata kucing dengan kualitas baik dihargai murah yang disebabkan ukuran bongkahan yang lebih kecil.

Gambar

Tabel 5  Pengamatan visual damar mata kucing berbagai kelas mutu dari tiga  lokasi pengambilan
Gambar 8 4.6 Bilang Bil menentuka rantai mo penyabuna larutan ba penyabuna berasal da yang beras Mu penyabuna al
Tabel 10  Pengaruh mutu dengan pengelompokan tempat pengambilan terhadap  bilangan penyabunan
Gambar 9 4.7 Titik L Tit dari wujud diuji berk kucing mu dimiliki ol Be Keberadaa dapat men kucing se panjang
+2

Referensi

Dokumen terkait

Atas Rahmat dan karunia-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan (LP3A) dengan judul Museum Paleontologi Patiayam di

adanya jaminan bahwa suami akan berlaku adil terhadap isteri-isteri dan anak- anaknya;--- Menimbang, bahwa berdasarkan jawaban sebagaimana terurai diatas, telah

Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis tentang kualitas pelayanan izin trayek oleh DLLAJ Kabupaten Bogor, sesuai dengan yang telah ditentukan dalam

Estrous Cycle Profile and Thyroxine Hormone (T4) Levels in Experimental Animal Models of Hyperthyroidism by Throglobulin Induction 12-13 September 2014, Malang 28 1 st

Hal tersebut dikarenakan pada saat mengolah makanan tidak dilakukan dengan baik dan hygiene, tidak menggunakan celemek dan penutup kepala, pencucian bahan makanan tidak

a) Memberikan informasi tentang pengaruh jenis format dan genre game yang berbeda terhadap munculnya gejala cybersickness. b) Mendorong pengguna dan konsumen video game

Beberapa dimensi dari indikator kualitas lingkungan yang berpengaruh secara signifikan terhadap pemenuhan kebutuhan dasar adalah: kualitas udara, kualitas air,

Depo Farmasi Rawat Jalan melayani pasien poliklinik, jaminan kantor, asuransi perusahaan, juga resep pegawai yang obatnya tidak diberikan di Depo Farmasi Pegawai. Alur pelayanan