i
PEMBANGUNAN SISTEM PENJUALAN TOKO
ONLINE (
E-COMMERCE)
MENGGUNAKAN PHP
DAN MY SQL
(STUDI KASUS : ANGELUS SHOP)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Program Studi Teknik Informatika
Disusun oleh :
Angela Rintan Nirmala Sinta NIM : 145314015
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
ii
SYSTEM CONSTRUCTION OF SALES ONLINE STORES
(E-COMMERCE) USING PHP AND MY SQL
(CASE STUDY : ANGELUS SHOP)
THESIS
Presented as Patrial Fulfillment of the Requirments To Obtain Gelar Sarjana Degree
In Informatics Engineering Study Program
Created By :
Angela Rintan Nirmala Sinta NIM : 145314015
INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERCITY
YOGYAKARTA
iii
iv
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah digunakan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu Perguruan Tinggi. Dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan daftar pustaka
Yogyakarta , 24 Juli 2019
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : ANGELA RINTAN NIRMALA SINTA Nomor Mahasiswa : 145314015
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
PEMBANGUNAN SISTEM PENJUALAN TOKO ONLINE
(
E-COMMERCE)
MENGGUNAKAN PHP DAN MY SQL
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 24 Juli 2019
Yang menyatakan,
vii
HALAMAN MOTTO
“ Segala Perkara dapat ku tanggung didalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku “
Filipi 4 : 13
“Serahkanlah perbuatanmu kepada Tuhan, maka terlaksanalah segala rencanamu” Amsal 16 : 3
viii
ABSTRAK
Angelus Shop merupakan Toko Tas di kota Klaten, Jawa Tengah yang menjual berbagai macam tas dengan brand KW. Toko ini dihadapkan pada permasalahan kesalahan pemesanan tas dan laporan pembayaran serta laporan pemesanan dan pengirimanan. Karena informasi spesifikasi pemesanan masih menggunakan pencatatan manual. Belum adanya sistem database yang mengelola informasi pemesanan pada toko. Sistem pemesanan manual ini tidak bisa dijangkau oleh konsumen yang tidak masuk dalam group media sosial yang dibuat oleh admin. Pemasaran dan promosi hanya diberikan kepada kustomer yang sudah masuk dalam group media sosial tersebut.
Penelitian ini mempergunakan sistem toko online (e-commerce) sebagai solusi dari permasalahan tersebut, untuk membantu sistem pemesanan, penjualan dan pemasaran pada Toko Angelus Shop dengan bahasa pemrograman PHP dan database MySQL. Perancangan sistem yang digunakan adalah model Fast yang terdiri dari fase perancangan, analisa, desain, implementasi dan pengujian. Sedangkan untuk penelitiannya sendiri menggunakan metode pendekatan kuantitatif untuk pengujian tingkat penerimaan pemakai website online. Berdasarkan pengujian yang dilakukan oleh admin dan pengujian tingkat penerimaan calon pemakai dilakukan dengan cara meminta responden untuk mencoba sistem yang dibuat kemudian mengisi kuesioner yang disediakan dapat disimpulkan bahwa website ini berjalan dengan baik. Tujuan dari tugas akhir ini adalah membuat website toko online (e-commerce) dimana pelanggan dapat memesan secara online dengan mudah dan cepat, sehingga keuntungan yang diperoleh perusahaan tersebut dapat tercapai dengan maksimal.
Hasil uji coba terhadap (Administrator dan Kustomer), disimpulkan bahwa sistem ini efektif, efisien waktu, memberikan kemudahan, mudah digunakan (user friendly) , mudah dalam mengatasi kesalahan yang disebabkan oleh human error dan mudah dimengerti.
ix
ABSTRACT
Angelus Shop is a bag shop in the city of Klaten, Central Java, which sells various kinds of bags under the KW brand. This shop is faced with the problem of bag order errors and payment reports and ordering and shipping reports. Because the order specification information still uses manual recording. The absence of a database system that manages ordering information in stores. This manual ordering system cannot be reached by consumers who are not included in the social media group created by the admin. Marketing and promotions are only given to customers who are already included in the social media group.
This study uses the online store system (e-commerce) as a solution to these problems, to assist the ordering, sales and marketing systems at the Angelus Shop with the PHP programming language and MySQL database. The system design used is the Fast model which consists of the phases of design, analysis, design, implementation and testing. As for the research itself using a quantitative approach to testing the acceptance of online website users. Based on testing conducted by the admin and testing the level of acceptance of prospective users is done by asking respondents to try the system that was made then fill out the questionnaire provided can be concluded that the website is running well. The purpose of this final project is to make an online store website (e-commerce) where customers can order online easily and quickly, so that the profits obtained by the company can be achieved optimally.
The trial results to user (Administrator and Customer), concluded that the system is effective, efficient, convenience, user friendly, and easy to cope with human errors.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria, yang telah memberikan berkat, semangat, rahmat dan cinta kasih yang berlimpah di dalam penulisan tugas akhir ini hingga selesai.
Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi bagi mahasiswa Teknik Informatika sebelum dinyatakan lulus sebagai Sarjana Teknik Informatika. Dalam pelaksanaan dan penulisan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik berupa materi bimbingan kerja sama serta dukungan moril. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Sudi Mungkasi, S.Si., M.Math.Sc., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma,Yogyakarta.
2. Ibu Dr. Anastasia Rita Widiarti selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
3. Bapak Alb. Agung Hadiatma, M.T., selaku Dosen Pembimbing Akademik. 4. Agnes Maria Polina S.Kom., M.Sc., selaku Dosen Pembimbing Tugas
Akhir.
5. Seluruh Dosen Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma, atas semua ilmu yang telah diberikan kepada penulis selama perkuliahan.
6. Papa Aloycius Jaroji, S.E., dan Mama Lucia Tri Rejeki sebagai orang tua penulis yang selalu memberikan dorongan semangat baik berupa materi dan doa bagi penulis.
7. Kakakku Venantius Dedy Galang Saputra yang selalu mendukung penulis dalam mengerjakan skripsi.
8. Andreas Derry Dwi Alfianto, S.T., yang selalu memberi dukungan, perhatian, semangat dan selalu mengingatkan penulis untuk mengerjakan skripsi.
9. Keluarga Benedictus Sutriyanto yang memberi dukungan bagi penulis. 10.Joseph, Nia, Jarot, Tyo, Jacky yang memberi banyak bantuan dan saling
xi 11.Teman-temaan Teknik Informatika Universitas Sanata Dharma Angkatan
2014 yang selalu memberikan semangat dan motivasi bagi penulis.
12.Teman-teman, sahabat-sahabat, dan semua pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah memberikan dukungan, motivasi dan membantu terselesaikannya skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidaklah sempurna, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat diharapkan demi penyempurnaan skripsi ini di kemudian hari. Akhirnya, besar harapan penulis agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Yogyakarta, 24 Juli 2019
xii
DAFTAR ISI
PEMBANGUNAN SISTEM PENJUALAN TOKO ONLINE (E-COMMERCE)
MENGGUNAKAN PHP DAN MY SQL ... i
SYSTEM CONSTRUCTION OF SALES ONLINE STORES (E-COMMERCE) USING PHP AND MY SQL ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vi
HALAMAN MOTTO ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR TABEL ... xviii
BAB I ... 1
PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 2
1.3. Tujuan dan Manfaat ... 2
1.3.1. Tujuan ... 2 1.3.2. Manfaat ... 2 1.4. Batasan Masalah ... 3 1.5. Sistematika Penulisan ... 3 BAB II ... 5 LANDASAN TEORI ... 5 2.1. Sistem Informasi ... 5 2.1.1. Sistem ... 5 2.1.2. Informasi ... 5 2.1.3. Sistem Informasi ... 5
xiii
2.2. Pengertian E-Commerce ... 6
2.2.1. Jenis-jenis E-commerce ... 6
2.3. User Acceptance and Testing ... 7
2.3.1. Unit Testing ... 7
2.3.2. Integration Testing... 8
2.3.3. System Testing ... 10
2.3.4. User Acceptance Testing... 11
2.3.5. White Box Testing ... 11
2.3.6. Black Box Testing ... 13
2.3.7. Test Case ... 14
2.3.8. Test Result ... 16
2.3.9. Test Suite ... 16
2.4. Perintah For Update ... 17
2.5. PHP ... 17 2.5.1. Sejarah PHP... 17 2.5.2. Kelebihan PHP ... 18 2.6. Database MySQL ... 19 2.6.1. Definisi MySQL ... 19 2.6.2. Kelebihan MySQL ... 20 BAB III... 22 METODOLOGI PENELITIAN ... 22
3.1. Bahan Riset / Data ... 22
3.2. Peralatan Penelitian... 22
3.3. Tahap-Tahap Penelitian ... 22
3.3.1. Survey Awal ... 22
3.3.2. Studi Pustaka ... 23
3.3.3. Pembangunan Perangkat Lunak ... 23
3.4. Uji Coba Sistem Toko Online ... 25
BAB IV ... 26
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 26
4.1. Analisa Sistem ... 26
xiv
4.1.2. Gambaran Umum Sistem Baru ... 26
4.2. Requirement Analysis... 27
4.2.1. UseCase ... 27
4.2.1.1. Definisi Aktor ... 29
4.2.1.2. Definisi Use Case ... 30
4.2.1.3. Skenario Use Case ... 32
4.3. Diagram Konteks ... 52
4.4. Diagram Activity ... 52
4.5. ER- Diagram... 57
4.6. Perancangan Diagram Kelas ... 58
4.7. Perancangan Logikal ... 59
4.8. Desain Database ... 59
4.1.3. Kebutuhan Antarmuka Eksternal ... 64
4.1.4.1. Antarmuka Perangkat Keras... 64
4.1.4.2. Antarmuka Perangkat Lunak ... 65
4.1.4.3. Antarmuka Komunikasi ... 65
BAB V ... 71
IMPLEMENTASI SISTEM ... 71
5.1. Spesifikasi Software dan Hardware yangDigunakan ... 71
5.1.1. Spesifikasi Software... 71
5.1.2. Spesifikasi Hardware ... 71
5.2. Implementasi Stored Procedure ... 71
5.2.1. Implementasi Stored Procedure untuk insert transaksi pembelian . 71 5.3. Implementasi Program ... 74
5.3.1. Proses insert data Transaksi pembelian. ... 74
5.3.2. Proses memasukan bukti transfer pembayaran. ... 78
BAB VI ... 88
ANALISA HASIL PENGUJIAN ... 88
6.1. Analisa Hasil Perangkat Lunak ... 88
6.2. Analisa Hasil Coba Terhadap Program ... 88
6.2.1. Pengujian terhadap proses Transaksi Pembelian ... 88
xv
6.3.1. Form kuisioner ... 91
6.3.2. Hasil dan pembahasan ... 91
6.3.2.1. Hasil Uji Coba Admin ... 91
6.3.2.1.1. Hasil Uji Kegunaan Teknologi ... 91
6.3.2.1.2. Hasil Uji Kemudahan Pengunaan Teknologi ... 94
6.3.2.2. Hasil Uji Coba Kustomer ... 97
6.3.2.2.1. Hasil Uji Kegunaan Teknologi ... 97
6.3.2.2.2. Hasil Uji Kemudahan Pengunaan Teknologi ... 100
BAB VII ... 105
KESIMPULAN DAN SARAN ... 105
7.1. Kesimpulan... 105
7.2 Saran ... 105
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4. 1 Use Case Diagram ... 28
Gambar 4. 2 Gambar Diagram Konteks... 52
Gambar 4. 3 Diagram Aktivitas proses login ... 53
Gambar 4. 4 Diagram Aktivitas proses Pemesanan Tas ... 53
Gambar 4. 5 Diagram Aktivitas proses mengirim bukti transfer ... 54
Gambar 4. 6 Diagram Aktivitas proses verifikasi bukti transfer ... 54
Gambar 4. 7 diagram aktivitas mengisi nomer resi ... 55
Gambar 4. 8 diagram aktivitas menambah kategori produk ... 55
Gambar 4. 9 diagram activity proses menambah produk ... 56
Gambar 4. 10 diagram activity proses melihat laporan pemesanan ... 56
Gambar 4. 11 ER Diagram ... 57
Gambar 4. 12 Diagram Kelas ... 58
Gambar 4. 14 Diagram Logikal ... 59
Gambar 5. 1 Insert Pembelian ... 72
Gambar 5. 2 Update Pembelian ... 73
Gambar 5. 3 Delete Transaksi ... 74
Gambar 5. 4 Insert data Transaksi pembelian ... 78
Gambar 5. 5 Memasukkan Bukti Transfer ... 80
Gambar 5. 6 Proses Melihat Order yang Masuk ... 81
Gambar 5. 7 Proses Mengkonfirmasi Pembayaran yang Masuk ... 83
Gambar 5. 8 Halaman Login ... 83
Gambar 5. 9 Halaman Home ... 84
Gambar 5. 10 Halaman Produk ... 84
Gambar 5. 11 Halaman Data Kustomer ... 85
Gambar 5. 12 Halaman Selesai ... 85
Gambar 5. 13 Halaman Konfirmasi Bayar ... 86
Gambar 5. 14 Halaman Order ... 86
xvii Gambar 6. 1 Berikut adalah gambar dari memilih produk. ... 89 Gambar 6. 2 Hasil akhir dari kedua Transaksi ... 89
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Definisi Aktor ... 29
Tabel 4. 2 Definisi Use Case ... 30
Tabel 4.3 admin ... 59 Tabel 4.4 bank ... 60 Tabel 4.5 cara_pesan ... 60 Tabel 4.6 header... 60 Tabel 4.7 kategori ... 60 Tabel 4.8 keranjang ... 61 Tabel 4.9 konfrimasi_bayar ... 61 Tabel 4.10 kontak ... 61 Tabel 4.11kota ... 62 Tabel 4.12 kustomer... 62 Tabel 4.13 orders ... 62 Tabel 4.14 orders_details ... 63 Tabel 4.15 pengumuman ... 63 Tabel 4.17 produk ... 63 Tabel 4.18 profil ... 64 Tabel 4.19 promosi ... 64 Tabel 4.20 propinsi ... 64 Tabel 4.21 warna ... 64
Tabel 6. 1 Proses yang terjadi dalam Transaksi Pemesanan ... 90
Tabel 6. 2 Hasil Pernyataan 1 ... 91
Tabel 6. 3 Hasil Pernyataan 2 ... 92
Tabel 6. 4 Hasil Pernyataan 3 ... 93
Tabel 6. 5 Hasil Pernyataan 4 ... 93
Tabel 6. 6 Hasil Pernyataan 5 ... 94
Tabel 6. 7 Hasil Pernyataan 1 ... 94
Tabel 6. 8 Hasil Pernyataan 2 ... 95
xix
Tabel 6. 10 Hasil Pernyataan 4 ... 96
Tabel 6. 11 Hasil Pernyataan 5 ... 96
Tabel 6. 12 Hasil Pernyataan 6 ... 97
Tabel 6. 13 Hasil Pernyataan 1 ... 97
Tabel 6. 14 Hasil Pernyataan 2 ... 98
Tabel 6. 15 Hasil Pernyataan 3 ... 99
Tabel 6. 16 Hasil Pernyataan 4 ... 99
Tabel 6. 17 Hasil Pernyataan 5 ... 100
Tabel 6. 18 Hasil Pernyataan 1 ... 101
Tabel 6. 19 Hasil Pernyataan 2 ... 101
Tabel 6. 20 Hasil Pernyataan 3 ... 102
Tabel 6. 21 Hasil Pernyataan 4 ... 103
Tabel 6. 22 Hasil Pernyataan 5 ... 103
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi memang telah menjadi kebutuhan dihampir semua aspek kehidupan, hal ini di tandai dengan penggunaan komputer dan internet di berbagai bidang, salah satunya dalam bidang bisnis. Persaingan di dunia bisnis saat ini semakin ketat, semakin banyak perusahaan yang menggunakan media periklanan untuk memperkuat bisnisnya dalam mempromosikan dan memasarkan produknya. Hal itu menyebabkan membuat beralihnya media periklanan offline menjadi media online seperti internet. Dengan media internet, dimungkinkan membangun aplikasi berbasis web untuk mempromosikan suatu produk secara lebih luas dan cepat.
Angelus Tas merupakan perusahaan yang bergerak dibidang penjualan tas. Produk yang di jual oleh Angelus Tas Tersedia berbagai macam produk seperti tas import, maupun lokal. Dengan model-model baru yang selalu di update setiap saat.
Sistem penjualan yang digunakan di Angelus Tas saat ini masih menggunakan fasilitas facebook karena belum memiliki toko online sehingga penjualan masih minim. Dalam pencatatan data transaksi penjualan Angelus Tas masih secara manual,sehingga sering terjadi kesalahan dalam pembuatan laporan. Dengan menggunakan fasilitas facebook sebagai sarana penjualan maka lingkup penjualan dan promosi pun masih kecil karena hanya orang-orang yang tergabung dengan akun facebook Angelus Tas saja.
Solusi yang diajukan untuk mengatasi masalah Angelus Tas untuk mengembangkan bisnis penjualannya yaitu E-commerce. E-commerce merupakan suatu kontak transaksi perdagangan antara penjual dan pembeli dengan menggunakan media internet.
Keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan transaksi melalui e-commerce adalah untuk meningkatkan pendapatan dengan menggunakan
2 penjualan online yang biayanya lebih murah dan juga sekaligus biaya-biaya operasional seperti kertas, pencetakan katalog.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis membangun aplikasi web e-commerce untuk mempermudah pengguna dalam transaksi kapan dan dimana saja. Dari penelitian ini, penulis mengangkat judul
PEMBANGUNAN SISTEM PENJUALAN TOKO ONLINE
(E-COMMERCE) MENGGUNAKAN PHP DAN MY SQL.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan yang diselesaikan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana membangun website toko online yang memenuhi kebutuhan pembeli dan penjual dalam jual beli tas?
2. Apakah Sistem Toko Online ini efektif (perceived of usefulness) dan mudah di gunakan (ease of use) ?
1.3. Tujuan dan Manfaat 1.3.1. Tujuan
Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka maksud dari penulisan tugas akhir ini adalah membangun sistem penjualan website e-commerce penjualan produk di Angelus Tas. Adapun tujuan dari pembangunan sistem penjualan website e-commerce penjualan produk di Angelus Tas adalah :
1) Membangun sistem yang dapat memudahkan transaksi penjualan dan dalam mengelola data serta mengelola laporan yang pada sistem jual-beli Toko Online ini.
1.3.2. Manfaat
Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka maksud dari penulisan tugas akhir ini adalah membangun sistem penjualan website e-commerce penjualan produk di Angelus Tas. Adapun manfaat dari pembangunan sistem penjualan website e-commerce penjualan produk di Angelus Tas adalah :
3 1) Dengan adanya sistem website penjualan ini dapat memperluas
pemasaran serta membantu dalam periklanan dan penjualan.
2) Dapat meningkatkan daya saing toko agar dapat bersaing diera digital dan globalisasi.
3) Dengan adanya sistem website penjualan ini mampu mempermudah pembeli dalam membeli serta melihat stok dan gambar tas yang tersedia pada Toko Online ini.
1.4. Batasan Masalah
Sistem yang akan dibangun memiliki batasan sebagai berikut : 1. Pembayaran dilakukan dengan cara mengirim bukti transaksi.
2. Pembeli diberi waktu maksimal 2 jam untuk melakukan pengiriman bukti transaksi pada kolom yang sudah tersedia di halaman pembeli agar di kirim kepenjual.
3. Variabel pencarian dilakukan dengan pencarian nama barang.
4. Sistem dapat melakukan transaksi penjualan ( pencatatan barang keluar, laporan pemesanan) dan transaksi pembelian (pencatatan barang masuk, laporan pembayaran).
5. Sistem tidak menangani laporan keuangan (neraca, laba rugi) 1.5. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini di bagi menjadi 7 bab yang berisi sebagai berikut 1. BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini memuat latar belakang pembuatan aplikasi ini, rumusan masalah, tujuan dan manfaat, batasan masalah dan sistematika penulisan
2. BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisi teori-teori yang digunakan sebagai dasar untuk membangun toko online, pengertian sistem informasi , pengertian e-commerce, jenis-jenis e-e-commerce, database.
4 3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini memuat metode pengumpulan data, analisa pembangunan sistem menggunakan metode FAST dan Uji coba toko online.
4. BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
Pada bab ini berisi tentang analisa dan perancangan sistem meliputi use case diagram, diagram konteks, serta perancangan sistem user interface
5. BAB V IMPLEMENTASI SISTEM
Pada bab ini berisi implementasi dari sistem Toko Online meliputi struktur menu sistem, dan tampilan program.
6. BAB VI ANALISA HASIL
Pada bab ini berisi analisa hasil dari implementasi sistem yang telah dibangun, membahas kelebihan dan kekurangan pada sistem. Bab ini juga membahas hasil uji coba sistem terhadap pengguna.
7. BAB VII PENUTUP
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil pembangunan sistem dan saran-saran yang berguna untuk pengembangan sistem ini dimasa yang akan datang.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Sistem Informasi 2.1.1. Sistem
Sistem merupakan kumpulan dari objek-objek seperti manusia, konsep, dan prosedur yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. (Whitten, 2001).
2.1.2. Informasi
Informasi berasal dari data-data yang akurat yang berasal dari kenyataan pada saat tertentu.Data kemudian diolah untuk menjadi bentuk tertentu yang kemudian bisa menjadi suatu informasi yang akurat. Informasi yang telah dibuat bisa digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan dan melakukan tindakan selanjutanya yang akan menghasilkan data sebagai masukan, dan diproses lagi dari awal sehingga menghasilkan suatu siklus yang dinamakan Information Cycle/siklus informasi.(John Burch, 1975).
2.1.3. Sistem Informasi
Sistem Informasi adalah kumpulan dari orang-orang, data, proses, interface, dan geografis yang berhubungan untuk meningkatkan operasional bisnis dari hari ke hari, sehingga dapat menyelesaikan masalah dan dapat membantu untuk pengambilan keputusan.(Whitten, 2001).Sistem informasi digunakan untuk membantu organisasi meningkatkan kemampuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh mereka. Oleh karena itu sistem informasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan atau organisasi untuk memperoleh informasi yang akan berguna untuk pengambilan keputusan kedepannya.
6 2.2. Pengertian E-Commerce
E-commerce merupakan suatu tindakan melakukan transaksi bisnis secara elektronik dengan menggunakan internet sebagi media komunikasi yang paling utama (http://cincor.net).
Penyedian website dan metode pembayaran, kegiatan E-commerce bisa dibedakan menjadi dua, yaitu E-commerce sederhana dan E-commerce otomat. Secara sederhana, website untuk kegiatan E-commerce menggunakan system statis ataupun shopping cart sederhana yang berguna untuk mengumpulkan daftar order dari pembeli. Selanjutnya proses transaksi melalui email dan menggunakan bank sebagai transaksi finalnya. Sedangkan E-commerce otomatisasi, semua kegiatan order dan pembayaran dilakukan secara terintegrasi (otomatis) melalui website, sehingga pemilik website hanya mengatur pengemasan produk dan mengirimkan kepada pembeli (W Saputro, 2009).
2.2.1. Jenis-jenis E-commerce
Saat ini model dari e-commerce dibagi menjadi 4 (empat) macam, yang diantaranya sebagai berikut:
1. B2B e-commerce (Busines to Business)
E-Commerce Business to Business (B2B) merupakan bisnis e-commerce yang dijalankan oleh orang atau pihak yang saling memiliki kepentingan bisnis di dalamnya, dimana kedua belah pihak sudah saling mengenal dan saling mengetahui proses bisnis yang mereka lakukan satu sama lain. B2B merupakan jenis bisnis yang dilakukan secara berkelanjutan atau saling berlangganan dalam suatu ikatan bisnis tertentu atas dasar saling menguntungkan dan saling percaya. Contoh bisnis e-commerce B2B yaitu dua perusahaan yang saling mengadakan transaksi jual beli melalui transaksi online di internet yang pembayaran menggunakan kartu kredit.
2. B2C e-commerce (Business to Costumer)
E-Commerce Business to Costumer (B2C) adalah jenis bisnis yang dilakukan antara pelaku bisnis dengan konsumen, seperti antara
7 produsen yang menjual dan menawarkan produknya ke konsumen umum secara online. Pihak produsen melakukan bisnis dengan menjual dan memasarkan produknya ke konsumen tanpa adanya feedback dari konsumen untuk melakukan bisnis kembali kepada pihak produsen (tidak berlangganan). Artinya produsen hanya menjual produk atau jasa dan konsumen hanya sebagai pemakai atau pembeli.
3. C2B e-commerce (Costumer to Business)
E-Commerce Costumer to Business (C2B) dilakukan oleh konsumen kepada produsen yang menjual produk / jasa. Contoh: konsumen akan memberitahukan detail produk / jasa yang dia inginkan melalui media internet, kemudian produsen akan menawarkan produk atau jasa yang diinginkan oleh konsumen tersebut.
4. C2C e-commerce (Costumer to Costumer)
E-Commerce Costumer to Costumer (C2C), merupakan perdagangan antara individu dengan konsumen. C2C dapat dikatakan transaksi dimana konsumen menjual produk secara langsung kepada konsumen lain dengan menggunakan media elektronik atau online. 2.3. User Acceptance and Testing
Keberhasilan suatu pengembangan software sangat ditentukan oleh hasil pengujian. Jika proses pengujian dapat dilakukan dengan baik, maka suatu software yang telah melewati pengujian akan memiliki kualitas yang dapat dipertanggungjawabkan.
2.3.1. Unit Testing
Menurut Perry (2006:70), unit testing merupakan pengujian yang dilakukan untuk memastikan bahwa sistem dapat berfungsi dengan benar.
Menurut Lewis (2009:133), unit testing merupakan tahap dasar dari pengujian. Unit testing secara terpisah berfokus pada building block
8 yang lebih kecil dari program atau sistem. Pengujian ini mengeksekusi setiap modul untuk memastikan masing-masing modul berfungsi sesuai dengan yang diharapkan.
Menurut Black (2002:5), unit testing merupakan pengujian yang mencakup pengujian sepotong atau sebagian kode. Test case untuk pengujian ini dapat dirancang secara struktural atau behavioral, tergantung pada standar dari organisasi atau pihak pengembang. Unit testing dapat berupa white box testing dalam arti bahwa programmer mengetahui stuktur internal dari unit yang diuji dan berfokus pada bagaimana pengujian mempengaruhi operasi internal.
Dari definisi di atas, unit testing merupakan pengujian fitur atau modul yang merupakan bagian kecil dari sistem yang diuji secara terpisah untuk memastikan fitur atau modul tersebut dapat berfungsi dengan baik dan benar.
2.3.2. Integration Testing
Menurut Perry (2006:70), integrated testing merupakan pengujian yang memastikan sistem dapat menjalankan tugas-tugas yang
berhubungan dengan lebih dari satu aplikasi atau database dengan benar dan akurat.
Menurut Lewis (2009:134), intergrated testing untuk semua modul dilakukan setelah unit testing selesai dilakukan. Pada tahap integration testing, sistem dibangun secara perlahan dengan menambahkan satu atau lebih modul pada saat modul utama telah terintegrasi. Tujuan dari integration testing adalah untuk memastikan setiap modul berfungsi dengan benar di dalam struktur kontrol dan antarmuka modul sudah benar.
Menurut Black (2002:p6), integration atau product testing
mencakup pengujian yang mencari bug dalam hubungan dan antarmuka antara pasangan komponen atau sekelompok komponen dalam sistem yang diuji. Integration testing harus dilakukan di dalam koordinasi dengan proyek, pada tingkat aktivitas mengintegrasikan keseluruhan
9 sistem, yang meletakkan semua komponen yang berhubungan bersama-sama pada satu waktu.
Menurut Khan dan Singh (2011:113), tujuan dari integration testing adalah untuk memastikan modul-modul dan antarmuka dalam suatu aplikasi berinteraksi satu-sama lain dengan benar dan aman. Pada dasarnya, integration testing berdasarkan pada spesifikasi dan rancangan persyaratan fungsional yang digunakan sebagai input dalam proses integration testing.
Al-Hossan dan Al-Mudimigh (2011:12) menjelaskan bahwa integration testing terdiri dari 5 tingkat dasar, yaitu:
1. Level transaction
Pengujian hanya dilihat dari sebuah transaksi. 2. Level in-stream
Pengujian mencakup sebuah alur yang terdiri dari beberapa transaksi yang saling berkaitan.
3. Level cross-stream
Pengujian yang mencakup sekumpulan alur mulai dari awal sampai akhir dari proses-proses transaksi yang saling berkaitan.
4. Level regression
Pengujian yang sama seperti pengujian level cross-stream tetapi menggunakan kondisi yang tidak diinginkan/tidak seperti biasanya.
5. Level user acceptance
Pengujian dimana dilakukan oleh user yang sebenarnya yang bertujuan untuk menguji validasi yang seharusnya.
Dari definisi di atas, integration testing merupakan pengujian yang dilakukan dengan meletakkan komponen-komponen yang berhubungan untuk memastikan modul-modul dan antarmuka dalam suatu aplikasi berinteraksi satu-sama lain dengan baik dan benar.
10 2.3.3. System Testing
Menurut Perry (2006:70), system testing merupakan pengujian dengan melakukan operasi terhadap seluruh sistem dan memastikan bahwa sistem telah berjalan dengan benar.
Menurut O’Brien, George dan Marakas (2010:435), system testing melibatkan pengujian dan pencarian bug yang terdapat pada software, pengujian terhadap performa website dan pengujian terhadap hardware baru. Bagian penting dalam pengujian adalah mengkaji ulang prototipe dari tampilan, laporan dan juga hasil lainnya.
Prototipe harus dikaji ulang oleh pengguna akhir yang menggunakan sistem tersebut untuk mengetahui kesalahan yang mungkin terjadi. Sebuah pengujian sebaiknya tidak hanya muncul ketika tahap implementasi sistem saja tetapi juga dalam proses pengembangan sistem.
Menurut Lewis (2009:134), setelah integration testing dilakukan, sistem akan diuji untuk keseluruhan fungsionalitas dan kecocokan penggunaan berdasarkan system/acceptance test plan. Sumber pengujian sistem adalah atribut kualitas yang telah ditentukan dalam software quality assurance plan. System testing adalah serangkaian pengujian untuk melakukan verifikasi terhadap atribut-atribut kualitas tersebut. System testing memastikan fungsi dijalankan dengan benar.
Menurut Black (2002:7), pada tahap system testing, penguji mencari berbagai macam tipe bug di dalam keseluruhan sistem yang telah terintegrasi. Pengujian ini juga mungkin dirancang untuk menekankan pada aspek-aspek tertentu pada sistem yang mungkin tidak disadari oleh pengguna, tetapi kritis terhadap perilaku sistem yang benar.
Dari definisi di atas, system testing adalah pengujian yang dilakukan untuk memastikan bahwa sistem yang secara keseluruhan telah terintegrasi berfungsi dengan baik dan benar.
11 2.3.4. User Acceptance Testing
Sebelum User Acceptance Testing dilakukan, berbagai tingkat pengujian (Unit, Integrasi dan System) harus sudah selesai dilakukan. Sebagian besar bug teknis sudah diperbaiki sebelum UAT.
Menurut Perry (2006:70), User Acceptance Testing merupakan pengujian yang dilakukan oleh end-user dimana user tersebut adalah staff /karyawan perusahaan yang langsung berinteraksi dengan sistem dan dilakukan verifikasi apakah fungsi yang ada telah berjalan sesuai dengan kebutuhan/fungsinya.
Menurut Lewis (2009:134), setelah dilakukan system testing, acceptance testing menyatakan bahwa sistem software memenuhi persyaratan. Acceptance testing merupakan pengujian yang dilakukan oleh pengguna yang menggunakan teknik pengujian black box untuk menguji sistem terhadap spesifikasinya. Pengguna akhir bertanggung jawab untuk memastikan semua fungsionalitas yang relevan telah diuji.
Menurut Black (2002:7), acceptance testing biasanya berusaha menunjukkan bahwa sistem telah memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu. Pada pengembangan software dan hardware komersial, acceptance test biasanya disebut juga "alpha tests" (yang dilakukan oleh pengguna in-house) dan "beta tests" (yang dilakukan oleh pengguna yang sedang menggunakan atau akan menggunakan sistem tersebut). Alpha dan beta test biasanya juga menunjukkan bahwa produk sudah siap untuk dijual atau dipasarkan. Acceptance testing mencakup data, environment dan skenario yang sama atau hampir sama pada saat live yang biasanya berfokus pada skenario penggunaan produk tertentu.
Dari definisi di atas, user acceptance testing adalah pengujian yang dilakukan oleh pengguna dari sistem tersebut untuk memastikan fungsi- fungsi yang ada pada sistem tersebut telah berjalan dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan pengguna.
2.3.5. White Box Testing
12 pengujian terhadap bagaimana cara kerja sebuah sistem secara internal, bagaimana sebuah sistem dibangun, dan bagaimana cara kerja sistem tersebut secara struktural. White box testing bertujuan untuk mengidentifikasikan bug di dalam fungsi, struktur data, atau tampilan antarmuka ketika program dijalankan oleh user sebagai seorang pelanggan atau pengguna. Pengujian ini biasanya dilakukan oleh pihak developer pada saat unit testing, component testing, dan integration testing, tetapi biasanya juga bermanfaat untuk tahap yang lebih akhir ketika rangkaian untuk unit test yang telah terotomatisasi telah tersedia.
Menurut Perry (2006:69), structural testing juga disebut sebagai white box testing karena ada pengetahuan dari logika internal sistem yang digunakan untuk membuat hipotesis dari test case. Biasanya dalam pengujian struktural, teknik verifikasi lebih digunakan untuk melakukan pengujian. Tim penguji melakukan verifikasi secara struktural dengan membaca kode serta struktur dari sistem yang diberikan oleh tim pengembangan software yang mengizinkan sistem untuk memproses informasi yang ada dengan cara tertentu dan menguji apakah kode tersebut dapat berjalan dengan sesuai.
Keuntungan dari pengujian secara struktural:
1. Mengizinkan pengujian terhadap logika software.
2. Mengizinkan pengujian terhadap atribut pada struktural seperti efisiensi pada pemrograman.
Kekurangan dari pengujian secara struktural:
1) Tidak memastikan bahwa kebutuhan user terpenuhi.
2) Belum tentu sesuai dengan situasi atau keadaan yang nyata. Menurut Lewis (2009:40), pada white box testing atau pengujian struktural, kondisi pengujian dirancang dengan menguji alur dari logika. Penguji menguji struktur internal dari program atau sistem. Data pengujian dilakukan berdasarkan pengujian logika dari program atau sistem, tanpa memperhatikan persyaratan program atau sistem. Penguji
13 mengetahui struktur dan logika internal program.
Dari definisi di atas, white box testing adalah pengujian terhadap bagaimana cara kerja sebuah sistem secara internal dan struktural untuk mengidentifikasikan kesalahan di dalam fungsi, struktur data, atau tampilan antarmuka ketika program dijalankan pengguna.
2.3.6. Black Box Testing
Menurut Black (2007:45-46), black box testing adalah melakukan pengujian terhadap apa yang dilakukan oleh sistem, khususnya perilaku dan juga masalah bisnis. Black box testing bertujuan untuk mengidentifikasikan bug-bug yang ada pada hasil, kinerja dan juga perilaku sistem. Pengujian ini biasanya dilakukan oleh pihak penguji ketika integration test, system test, dan acceptance test, tetapi juga berguna untuk tahap yang lebih awal untuk membantu membangun unit test case dan component test case yang lebih baik.
Menurut Perry (2006:69), functional testing juga dapat disebut sebagai black box testing karena tidak ada pengetahuan dari logika internal sistem yang digunakan untuk membuat test case. Biasanya dalam pengujian fungsional, teknik validasi lebih digunakan untuk melakukan pengujian. Tim penguji melakukan validasi terhadap function key yang ada dan mengobservasi hasilnya.
Kelebihan dari functional testing:
1. Melakukan simulasi terhadap kegunaan sistem yang sebenarnya. 2. Tidak membuat asumsi terhadap struktur sistem.
Kekurangan dari functional testing:
1) Dapat berpotensi menghilangkan logika yang salah dalam software.
14 Kedua metode ini berguna untuk validasi pada seluruh sistem. Seperti contohnya, sebuah functional test case dapat diambil dari dokumentasi tentang deskripsi bagaimana melakukan sebuah fungsi seperti menerima inputan bar code. Sebuah structural test case dapat diambil dari dokumentasi teknikal manual. Untuk pengujian sistem yang efektif diperlukan kedua metode tersebut.
Menurut Lewis (2009:39), pada black box testing atau pengujian fungsional, kondisi pengujian dikembangkan berdasarkan fungsionalitas dari program atau sistem yang akan diuji, oleh karena itu, penguji membutuhkan informasi mengenai data input dan output yang diamati, tetapi tidak mengetahui bagaimana program atau sistem tersebut bekerja atau tidak perlu mengetahui bagaimana struktur internal dari program tersebut melakukan eksekusi. Penguji berfokus pada pengujian fungsionalitas dari program terhadap spesifikasi.
Dari definisi di atas, black box testing adalah pengujian terhadap apa yang dilakukan oleh sistem, khususnya perilaku dan juga masalah bisnis di mana penguji membutuhkan informasi mengenai data input dan output yang diamati tetapi tidak perlu mengetahui struktur internal dari sistem tersebut.
2.3.7. Test Case
Menurut Black (2002:86), sebuah test case terdiri dari beberapa urutan aktivitas yang dapat dilakukan secara berurutan, paralel ataupun dengan beberapa kombinasi yang dapat membuat sebuah kondisi pengujian yang diinginkan. Hal ini mungkin melibatkan kegunaan dari data pengujian khusus, yang dimasukan sebagai bagian dari langkah pengujian ataupun hal utama untuk memulai test case.
Menurut Jovanović (2009:30), test case adalah sekumpulan masukan, eksekusi dari prasyarat, dan hasil yang diperkirakan akan muncul untuk beberapa tujuan tertentu, seperti menjalankan sebagian jalur (kode) dari program atau dengan memeriksa kesesuaian dengan syarat yang spesifik.
15 Kondisi pengujian memiliki hubungan dengan beberapa hasil yang diinginkan, di mana dapat berupa output, status sistem, waktu ataupun urutan hasil, atau beberapa perilaku yang dapat ditinjau.
Black (2002:76) menjelaskan bahwa terdapat tiga tahap di dalam test case yaitu:
1. Melakukan konfigurasi lingkungan pengujian untuk menjalankan test case.
2. Membuat kondisi dalam pengujian, dalam tahap ini penguji dapat menilai kualitas dari sistem berdasarkan hubungan dari beberapa resiko yang ada terhadap kualitas sistem ataupun skenario penggunaan oleh pelanggan.
3. Mengembalikan lingkungan pengujian menjadi semula/kondisi sebelum dilakukan test case.
Proses dalam pengujian, alat untuk menguji, format untuk melaporkan pengujian, lingkungan pengujian dan hal-hal yang ada untuk mendukung pengeksekusian dari test case.
Test case merupakan kumpulan tindakan yang akan dilakukan pada sistem yang akan diuji, di mana data yang tersedia akan diinput ke dalam sistem tersebut. Sistem yang diuji kemudian akan menghasilkan suatu output atau behaviour yang dapat penguji jadikan pembanding dengan expected result. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan, data, dan expected results memegang peranan penting dalam melakukan pengujian.
Menurut Perry (2006:436), berikut adalah atribut yang harus dimiliki untuk mengembangkan setiap test case:
1. Kondisi: memberitahukan apa yang terjadi.
2. Kriteria: memberitahukan apa yang seharusnya terjadi.
3. Efek: memberitahukan mengapa terjadi perbedaan antara kondisi dengan kriteria secara signifikan.
4. Akibat : memberitahukan alasan dari perbedaan yang terjadi
Dari definisi di atas, test case adalah beberapa urutan aktivitas yang dapat dilakukan secara berurutan, paralel ataupun dengan beberapa
16 kombinasi yang dapat membuat sebuah kondisi pengujian yang diinginkan yang merupakan masukan, eksekusi dari prasyarat, dan hasil yang diperkirakan akan muncul untuk beberapa tujuan tertentu di dalam suatu pengujian.
2.3.8. Test Result
Menurut Perry (2006:463), seorang penguji harus mendokumentasikan hasil dari pengujian sehingga dapat diketahui hal apa yang telah tercapai ataupun yang tidak tercapai.
Dari definisi di atas, dalam melakukan suatu pengujian, penguji perlu mendokumentasikan hasil dari pengujian yang telah dilakukan untuk memberikan informasi mengenai apa yang telah tercapai ataupun tidak tercapai.
2.3.9. Test Suite
Menurut Black (2002:46), test suite adalah sebuah perencanaan pengujian yang mencakup seluruh kinerja dalam pengujian dan segala cara untuk menentukan seluruh test case yang akan dikerjakan oleh tim proyek. Caranya adalah membuat test plan terlebih dahulu kemudian disertakan dengan dokumen yang memperjelas test case. Perbedaan antara sebuah test plan dengan sebuah test suite adalah strategi dan taktik. Strategi mencakup seluruh rencana untuk mencari dan mengidentifikasi bug sebanyak mungkin. Taktik adalah langkah spesifik dalam melakukannya.
Menurut Lewis (2009:58), test suite atau validation suite adalah kumpulan test case yang digunakan sebagai input untuk program software untuk menunjukkan bahwa terdapat beberapa kumpulan dari perilaku dari software tersebut. Test suite digunakan untuk menggabungkan beberapa test case yang serupa. Test suite biasanya berisi instruksi atau tujuan yang detil untuk setiap kumpulan test case dan informasi mengenai konfigurasi sistem yang digunakan selama
17 pengujian. Sekumpulan test case juga dapat berisi prasyarat langkah-langkah atau status dan deskripsi mengenai pengujian tersebut.
Dari definisi di atas, test suite adalah sebuah rencana pengujian yang berisi sekumpulan test case yang akan digunakan sebagai input dalam suatu pengujian.
2.4. Perintah For Update
Perintah for update yang digunakan untuk melakukan penguncian agar menjamin konsistensi. Peritah for update dapat juga digunakan dalam kursor, ada kemungkinan kursor melakukan update terhadap database. Untuk menjamin konsistensi data, terutama dalam kasus ketika ada banyak sesi terhadap suatudatabase yang sama, sebaikanya baris-baris record dalam database yang akan di-update atau dihapus, dikunci terlebih dahulu. Penguincian record dalam database dapat dilakukan dengan perintah for update dalam kueri kursor.(MySQL , 2004)
Sintak yang digunakan
2.5. PHP
2.5.1. Sejarah PHP
PHP pertama kali dibuat oleh Rasmus Lerdorf pada tahun 1995. Pada waktu itu PHP masih bernama FI (Form Interpreted), yang wujudnya berupa sekumpulan script yang digunakan untuk mengolah data form dari web.
Selanjutnya Rasmus merilis kode sumber tersebut untuk umum dan menamakannya PHP/FI, kependekan dari Hypertext
UPDATE [nama_tabel]
SET kolom1 = data1, kolom2 = data2, ... WHERE [kondisi]
18 Preprocessing'/Form Interpreter. Dengan perilisan kode sumber ini menjadi open source, maka banyak programmer yang tertarik untuk ikut mengembangkan PHP.
Pada November 1997, dirilis PHP/FI 2.0. Pada rilis ini interpreter PHP sudah diimplementasikan dalam program C. Dalam rilis ini disertakan juga modul-modul ekstensi yang meningkatkan kemampuan PHP/FI secara signifikan.
Pada tahun 1997, sebuah perusahaan bernama Zend menulis ulang interpreter PHP menjadi lebih bersih, lebih baik, dan lebih cepat. Kemudian pada Juni 1998, perusahaan tersebut merilis interpreter baru untuk PHP dan meresmikan rilis tersebut sebagai PHP 3.0.
Pada pertengahan tahun 1999, Zend merilis interpreter PHP baru dan rilis tersebut dikenal dengan PHP 4.0. PHP 4.0 adalah versi PHP yang paling banyak dipakai pada awal abad ke-21. Versi ini banyak dipakai disebabkan kemampuannya untuk membangun aplikasi web kompleks tetapi tetap memiliki kecepatan dan stabilitas yang tinggi.
Pada Juni 2004, Zend merilis PHP 5.0. Dalam versi ini, inti dari interpreter PHP mengalami perubahan besar. Versi ini juga memasukkan model pemrograman berorientasi obyek ke dalam PHP untuk menjawab perkembangan bahasa pemrograman ke arah paradigma berorientasi obyek.
2.5.2. Kelebihan PHP
Kelebihan PHP dibanding bahasa pemrograman yang lain di antaranya adalah :
1. Bahasa pemrograman PHP adalah sebuah bahasa script yang tidak melakukan sebuah kompilasi dalam penggunaanya.
2. Web Server yang mendukung PHP dapat ditemukan di mana saja dengan konfigurasi yang relatif mudah.
3. Dalam sisi pengembangan lebih mudah, karena banyaknya milis - milis dan developer yang siap membantu dalam pengembangan.
19 4. Dalam sisi pemahamanan, PHP adalah bahasa scripting yang paling
mudah karena memiliki referensi yang banyak.
5. PHP adalah bahasa pemrograman open source yang dapat digunakan di berbagai mesin (Linux, Unix, Machintosh, Windows) dan dapat dijalankan secara runtime melalui console serta dapat menjalankan perintah - perintah sistem.
2.6. Database MySQL 2.6.1. Definisi MySQL
MySQL merupakan sebuah sistem manajemen database yang saling berhubungan. Database adalah sekumpulan data yang terstruktur. Data-data itu dapat suatu daftar belanja yang sangat sederhana sampai ke galeri lukisan atau banyaknya jumlah informasi pada jaringan perusahaan. Untuk menambah, mengakses dan memproses data yang tersimpan pada database komputer, kita membutuhkan manajemen database seperti MySQL. Sebuah hubungan database dari data yang tersimpan pada tabel yang terpisah daripada menyimpan semua data pada ruang yang sangat besar. Hal ini menambah kecepatan dan fleksibilitas. Tabel - tabel tersebut dihubungkan oleh hubungan yang sudah didefinisikan mengakibatkan akan memungkinkan untuk mengkombinasikan data dari beberapa tabel sesuai dengan keperluan.
MySQL adalah Relational Database Management Sistem (RDBMS) yang didistribusikan secara gratis di bawah lisensi GPL (General Public License), di mana setiap orang bebas untuk menggunakan MySQL, namun tidak boleh dijadikan produk turunan yang bersifat komersial. MySQL sebenarnya merupakan turunan salah satu konsep utama dalam database sejak lama, yaitu SQL (Structured Query Language). SQL adalah sebuah konsep pengoperasian database, terutama untuk pemilihan atau seleksi dan pemasukan data, yang memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah secara otomatis. Keandalan suatu sistem database (DBMS) dapat diketahui dari cara kerja optimizer-nya dalam melakukan proses perintah -
20 perintah SQL, yang dibuat oleh pemakai maupun program-program aplikasinya. Sebagai database server, MySQL dapat dikatakan lebih unggul dibandingkan database server lainnya dalam query data. Hal ini terbukti untuk query yang dilakukan oleh single user, kecepatan query MySQL bisa sepuluh kali lebih cepat dari PostgreSQL dan lima kali lebih cepat dibandingkan Interbase.
2.6.2. Kelebihan MySQL
Beberapa kelebihan MySQL antara lain : 1. Free (bebas di download).
2. Stabil dan tangguh.
3. Fleksibel dengan berbagai pemrograman. 4. Security yang baik
5. Dukungan dari banyak komunitas. 6. Kemudahan manajemen database.
7. Perkembangan software yang cukup cepat.
8. Dapat bekerja di beberapa platform yang berbeda, seperti LINUX, Windows, dan MacOS.
9. Dapat dikoneksikan pada bahasa C, C++, Java, Perl, PHP dan Python.
10.Memiliki lebih banyak tipe data, seperti signed/unsigned integer yang memiliki panjang data sebesar 1,2,3,4 dan 8 byte, FLOAT, DOUBLE, CHAR, VARCHAR, TEXT, BLOB, DATE, TIME, DATETIME, TIMESTAMP, YEAR, SET dan tipe ENUM.
11.Mendukung penuh terhadap kalimat SQL GROUP BY dan ORDER BY.
12.Mendukung terhadap fungsi penuh ( COUNT ( ),COUNT (DISTINCT), AVG ( ), STD ( ), SUM ( ), MAX ( ) AND
21 MIN ( ) ).
13.Mendukung terhadap LEFT OUTHER JOIN dengan ANSI SQL dan sintak ODBC.
14.Dapat menggabungkan beberapa tabel dari database yang berbeda dalam query yang sama.
22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penulisan Tugas Akhir ini, menggunakan metodologi penelitian dengan langkah-langkah sebagai berikut :
3.1. Bahan Riset / Data
Penelitian tugas akhir ini dilakukan dengan mengambil objek data tas yang dijual pada Toko Angelus Shop. Data yang diperoleh adalah milik penjual yang sudah tersedia stok barangnya.
3.2. Peralatan Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1) Laptop dengan spesifikasi :
- Prossesor : AMD APU A9-9400 CPU @3.2 Ghz
- RAM : 4GB
- Harddisk : 1TB 2) Perangkat Lunak
- Operating System : DOS
- Software : PHP , MySQL
3.3. Tahap-Tahap Penelitian 3.3.1. Survey Awal
Survey awal ini merupakan kegiatan pengamatan dengan melihat transaksi bisnis yang dilakukan oleh Toko Angelus Shop. Kegiatan ini dilakukan dengan datang ke toko mengamati proses pemesanan tas, pencatatan barang, serta cara memberikan info kepada para customer. Toko Angelus Shop mengunggah gambar-gambar task e akun facebooknya, kemudian jika ada yang berminat maka harus menghubungi via bbm ataupun whatsapp. Kegiatan pencatatan data pemesan maupun stok barang masih manual. Sehingga sering terjadi
23 kesalahan pencatatan stok barang. Pemilik toko pun juga harus mengirimkan resi kepada setiap pembelinya satu per satu.
3.3.2. Studi Pustaka
Metode pengumpulan data dengan studi kepustakaan ini dilakukan dengan mempelajari berbagai jurnal dan buku-buku literature yang berkaitan dengan toko online e-commerce, seperti dari jurnal acuan, Wisnu Yhoga Wardhana, Sanata Dharma Yogyakarta, 2010 “Sistem Penyewaan Kamar Online menerapkan Manajemen Transaksi menerapkan Protokol Two Phase Locking”.
Selain mempelajari paper penelitian terkait user acceptance penulis juga mempelajari literature yang berhubungan dengan e-commerce serta yang berhubungan dengan user acceptance. Maka sumber literature banyak didapatkan dari buku, paper atau jurnal, karya ilmiah dan situs web.
3.3.3. Pembangunan Perangkat Lunak
Pembangunan perangkat lunak ini menggunakan metode FAST (Framework for the Application of System Thinking) menurut Whitten (2001) yang fasenya meliputi :
1) Definisi lingkup masalah.
Pada fase ini dilakukan ruang lingkup masalah dengan melakukan pengamatan dan wawancara kepada pemilik Toko Angelus Shop mengenai pengelolaan data-data penjualan dan stok barang, berserta sistem cara penjualan tas di Angelus Shop dan masalah yang dihadapi untuk menentukan ruang lingkup masalah. a. Observasi di Toko Angelus Shop
Observasi, merupakan kegiatan pengamatan dengan meneliti dokumen-dokumen produk yang ada untuk pembuatan website online.
24 b. Wawancara di Toko Angelus Shop
Wawancara dilakukan dengan pemilik toko mengenai hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi. 2) Analisa masalah
Pada fase ini dilakukan analisa masalah yang ada pada sistem penjualan untuk kemudian dapat mendefinisikan tujuan pembangunan sistem.
3) Analisa kebutuhan
Pada fase ini dilakukan analisa kebutuhan pengguna untuk mencari tahu apa yang dibutuhkan atau yang diinginkan dari sistem yang dibangun. Dimulai dengan mendeskripsikan calon pengguna sistem toko online kemudian digambarkan dalam bentuk use-case. 4) Perancangan Sistem
a.Logical design
Tahapan logical design meliputi use case diagram, flow diagram, fasedesain fisikal dan data modeling (membuat ER-Diagram)
b.Physical desaign
Fase desain fisik yaitu melakukan pembuatan Grafik User Interface (GUI) dan desain data basis data
5) Pengujian
Pada fase ini dilakukan untuk menguji apakah implementasi sudah sesuai dengan kebutuhan dan spesifikasi dari Physical desaign dan mengimplementasikan interface antara sistem yang baru dengam sistem yang ada (Whitten, 2005). Pengujian sistem dilakukan dilaboratorium dan di ujicoba dengan pemilik toko dengan kustomer.
25 3.4. Uji Coba Sistem Toko Online
Uji coba sistem ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana dapat membantu dalam memberikan informasi tentang ketersedian stok barang dan membantu proses jual beli secara online dengan menerapkan user acceptance. Pada tahap ini dilakukan pengujian perangkat lunak di laboratorium. Pengujian juga dilakukan dengan pemilik toko dan kustomer serta pembagian kuisoner bagi kustomer.
26
BAB IV
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
4.1. Analisa Sistem
4.1.1. Gambaran Umum Sistem Lama
Toko Angelus Shop melayani dalam hal penjualan tas kepada masyarakat lokal ataupun masyarakat internasional. Pemesanan dan pembelian tas saat ini masih menggunakan facebook dan grup sebagai media penjualannya. Pemesanan bisa dilakukan melalui beberapa cara, yaitu :
1. Pembeli harus memiliki facebook dan masuk ke group yang dibuat untuk melihat daftar atau katalog gambar tas yang dijual.
2. Pemesan harus mengirim gambar foto tas tersebut dan mengirim ke penjual melalui whatsapp atau pun bbm.
3. Pembeli mengirimkan bukti transaksi melalui whatsapp atau bbm.
4. Penjual akan mengirim bukti nomer resi pengiriman kepada pembeli. Penjual kemudian mencatat proses penjualan ke buku penjualan. Kemudian dari buku penjualan, akan dicatat stok barang yang dikurangi sesuai dengan pembelian yang dilakukan. Rekap laporan pembelian dilakukan 1 minggu sekali.
4.1.2. Gambaran Umum Sistem Baru
Sistem jual-beli tas secara online berbasis web yang dibangun bertujuan untuk mempermudah orang untuk membeli tas secara online dan untuk mengetahui informasi tentang tas dan harga serta spesifikasi tas yang tersedia.
Sistem jual-beli tas ini bisa melakukan jual-beli tas seperti dibawah ini : 1. Pembeli masuk ke halaman utama, jika pembeli belum memiliki
akun maka pembeli hanya bisa melihat daftar tas yang tersedia. 2. Pembeli akan melakukan regristrasi dan login untuk memesan tas. 3. Lalu sistem akan menampilkan daftar tas yang tersedia.
27 sistem akan menampilkan jumlah total belanja yang harus dibayarkan.
5. Pembeli diberi waktu maksimal 2 jam untuk melakukan pengiriman bukti transaksi pada kolom yang sudah tersedia di halaman pembeli agar di kirim kepenjual.
6. Penjual akan melalukan konfrimasi pembelian dan mengirimkan bukti nomer resi barang dikirim.
4.2. Requirement Analysis 4.2.1. UseCase
28 Gambar 4. 1 Use Case Diagram
29 4.2.1.1. Definisi Aktor
Tabel 4. 1 Definisi Aktor
No Aktor Deskripsi
1. Admin Aktor ini merupakan pemilik toko. Admin dapat melakukan login setelah ditambahkan. Admin bertugas untuk mengelola data kategori jenis tas(berupa menambah , mengedit dan menghapus gambar, deskripsi, diskon, harga serta stok tas ). Admin dapat mengelola data kategori brand tas (berupa nama brand tas yang tersedia) serta dapat mengupdate informasi. Admin juga bertugas untuk mengkonfrimasi transaksi (berupa menirima atau menolak foto bukti transfer), mengelola nomer resi pengiriman tas ( berupa menghapus, menambah dan mengedit), melihat data pemesanan dari customer. Admin juga melihat laporan pembayaran dan laporan pemesanan.
2. Pengunjung Aktor ini hanya dapat melihat informasi tas serta melihat data tas yang dijual. Aktor dapat memesan tas jika melakukan regristrasi dan data customer akan tersimpan.
3. Customer Customer dapat melakukan pemesanan tas. Customer dapat melihat informasi tas serta melihat data tas yang dijual. Customer dapat memasan tas (pengiriman akan dikirim pada alamat customer saat mengisi form customer ) Aktor ini melakukan transaksi dengan mengirimkan foto bukti transaksi, serta dapat melihat nomer resi barang di kirim.
30 4.2.1.2. Definisi Use Case
Tabel 4. 2 Definisi Use Case No
1. Login Sistem melakukan pengecekan username dan password
2. Kelola data kategori produk tas
Sistem akan menampilkan halaman kelola kategori tas yang berisikan tambah, edit dan hapus kategori atau brand tas yang tersedia. 3. Kelola data
kategori tas
Sistem akan menampilkan halaman kelola kategori produk tas yang berisikan tambah , edit dan hapus berupa gambar, deskripsi tas, harga serta stok tas yang akan di update. 4. Update informasi
tas
Sistem akan menampilkan halaman untuk menampilkan informasi tas.
5. Kelola data transaksi
Sistem akan menampilkan halaman pada admin, data kiriman bukti transaksi pembayaran dari customer. Disini admin akan melihat foto bukti transaksi jika foto sudah terlihat jelas dan uang benar sudah dikirim maka admin akan memverifikasi pembayaran dengan memilih tombol konfrimasi dan tas yang dipesan akan di proses. Tapi jika tidak jelas atau tidak sesuai dengan ketentuan maka admin berhak menolak transaksi tersebut.
6. Lihat data pemesan
Sistem akan menampilkan data-data customer yang sudah memesan tas dan melihat data tas yang dipesan.
7. Laporan Pemesanan
Sistem akan menampilkan halaman laporan, menampilakan tas yang sudah dipesan dan sudah dikirim.
31 Pembayaran menampilkan tas yang sudah dibayar atau
belum. 9. Kelola data
pengguna
Sistem akan menampilkan halaman kelola data admin, form ini akan di isi oleh Admin. Admin akan mengisi form berupa tambah , edit dan hapus user, nama pengguna, password admin, dan level.
10. Lihat data tas Sistem akan menampilakan data tas berupa jenis tas, nama tas, stok, harga dan deskripsi 11. Lihat tas Sistem akan menampilkan halaman
menampilkan daftar tas yang tersedia yang dapat dilihat oleh customer dan pengunjung, berisikan nama tas, gambar tas, stok tas, deskripsi dan harga.
12. Pesan tas Sistem akan menampilkan tombol belanja jika sedah selasai sistem akan menampilkan halaman berupa form berisi jumlah tas yang dipesan, harga tas, alamat, nomer telephone serta nama untuk barang yang akan dikirim. 13. Transaksi Customer akan mengirimkan bukti transaksi
jika sudah melakukan pemesanan. Customer juga dapat melihat apakah bukti transaksi yang dikirim sudah dikonfrimasi atau tidak oleh admin.
14. Lihat nomer resi Sistem akan menampilkan nomer resi , alamat serta nama customer.
15. Isi formulir registrasi
Sistem akan menampilkan form data diri sebagai customer agar dapat login sebagai customer dan dapat membeli tas. Aktor memasukkan data diri nama, username, password, alamat, nomer id, dan nomer telephone.
32 16. Logout Sistem melakukan Logout Aktor.
4.2.1.3. Skenario Use Case
Member Service System
Author(s) : Angela Rintan Date : 8 Januari 2019
Version : II Nama Use Case Login
Aktor Admin
Deskripsi
Berfungsi untuk memberikan akses Admin dalam memasuki suatu halaman pada website ataupun data-data yang ada. Kondisi Awal Aktor telah berada di halaman utama sistem dan memiliki
hak untuk memasuki sistem Kondisi Akhir Muncul keterangan berhasil login
Urutan Jenis Kegiatan
Aksi Aktor Reaksi Sistem
1. Aktor klik menu admin kemudian memasukkan username, dan password.
2. Aktor mengklik tombol Login
3. Sistem akan melakukan otentikasi dengan mencocokkan username, password, yang ada di database dengan masukkan aktor.
4. Jika proses otentikasi berhasil maka sistem akan menampilkan halaman utama admin.
33 5. Jika proses otentikasi gagal sistem
akan akan menolak aktor untuk masuk ke sistem dengan menampilkan pesan kesalahan username, dan password.
Member Service System
Author(s) : Angela Rintan Date : 8 Januari 2019
Version : II Nama Use Case Logout
Aktor Admin
Deskripsi
Logout diperlukan untuk mengakhiri sesi Admin pada sistem
Kondisi Awal Sesi Admin masih aktif pada sistem Kondisi Akhir Akan muncul keterangan berhasil logout
Urutan Jenis Kegiatan
Aksi Aktor Reaksi Sistem
1. . Aktor mengklik tombol Logout
5. Sistem akan mengakhiri sesi Admin pada sistem
Member Service System
Author(s) : Angela Rintan Date : 8 Januari 2019
Version : II Nama Use Case Menambah Admin
34 Deskripsi
Use case ini mendeskripsikan proses penambahan user yang dilakukan oleh Admin
Kondisi Awal Admin telah berhasil masuk ke halaman Admin setelah melakukan login
Kondisi Akhir Use-case ini dibuat ketika Admin ingin menambah Admin. Urutan Jenis Kegiatan
Aksi Aktor Reaksi Sistem
1. Pemilik memilih menu Tambah Admin
2. Sistem akan menampilkan form Tambah Admin
3. Pemilik menginputkan data Admin (berupa Id Admin, username, default password)
4. Klik tombol Simpan
5. Sistem membaca nilai inputan dari form tambah Admin
6. Sistem menyimpan nilai inputan (berupa Id Admin, username, default password) pada database.
Member Service System
Author(s) : Angela Rintan Date : 8 Januari 2019
Version : II Nama Use Case Mengedit Admin
35 Deskripsi
Use case ini mendeskripsikan tentang bagaimana Admin mengedit data admin yang sebelumnya telah di daftarkan Kondisi Awal Admin telah berhasil masuk ke halaman Admin setelah
melakukan login
Kondisi Akhir Admin berhasil mengedit data Admin Urutan Jenis Kegiatan
Aksi Aktor Reaksi Sistem
1. Pemilik megklik menu edit Admin
2. Sistem menampilkan daftar Admin 3. Admin mencari id user yang ingin
di edit
4. Admin memilih id Admin yang akan di edit
5. Klik tombol Edit
6. Sistem akan menampilkan form data Admin yang sudah tersimpan
7. Pemilik mngubah data yang akan diedit
8. Klik tombol Simpan
9. Sistem menyimpan (mengupdate) data yang telah di ubah
Member Service System
Author(s) : Angela Rintan Date : 8 Januari 2019
Version : II Nama Use Case Menghapus Admin
36
Aktor Admin
Deskripsi
Use case ini mendeskripsikan tentang bagaimana Admin menghapus data Admin yang sebelumnya telah di daftarkan Kondisi Awal Admin telah berhasil masuk ke halaman Admin setelah
melakukan login
Kondisi Akhir Admin berhasil menghapus data Admin Urutan Jenis Kegiatan
Aksi Aktor Reaksi Sistem
1. Admin megklik menu hapus Admin
2. Sistem menampilkan daftar Admin 3. Admin mencari id user yang ingin
di hapus
4. Admin memilih id Admin yang akan di hapus
5. Klik tombol Hapus
6. Sistem menghapus data Admin yang dipilih oleh Admin
Member Service System
Author(s) : Angela Rintan Date : 8 Januari 2019
Version : II Nama Use Case Melihat laporan
Aktor Admin
Deskripsi
Use case ini mendeskripsikan tentang bagaimana melihat laporan yang telah dibuat oleh Admin
Kondisi Awal Admin telah berhasil masuk ke halaman Admin setelah melakukan login
37 Kondisi Akhir Admin melihat laporan
Urutan Jenis Kegiatan
Aksi Aktor Reaksi Sistem
1. Pemilik memilih menu laporan
2. Sistem menampilkan form laporan yang telah dibuat
3. Admin mengklik tombol Simpan
4. Sistem akan mendownload hasil laporan yang telah dibuat
Member Service System
Author(s) : Angela Rintan Date : 8 Januari 2019
Version : II Nama Use Case Melihat data tas
Aktor Admin
Deskripsi
Use case ini mendeskripsikan tentang bagaimana melihat data tas yang telah dibuat oleh Admin
Kondisi Awal Admin telah berhasil masuk ke halaman Admin setelah melakukan login
Kondisi Akhir Admin melihat data tas
Urutan Jenis Kegiatan
Aksi Aktor Reaksi Sistem
1. Admin memilih menu data tas
2. Sistem akan menampilkan semua data tas yang telah diisikan oleh Admin dan data tas yang telah dipesan.