• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAK Pemutakhiran Database RTR 2014 - 5feb

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAK Pemutakhiran Database RTR 2014 - 5feb"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

KERANGKA ACUAN KERJA

(KAK)

PEMUTAKHIRAN DATABASE RTR KOTA DAN RTR KSN PERKOTAAN

Jasa Konsultansi

TAHUN ANGGARAN 2014

K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M

D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E N A T A A N R U A N G

D I R E K T O R A T P E R K O T A A N

Gedung SDA dan Penataan Ruang Jln. Pattimura No. 20 Keb. Baru, Jak-Sel, Telp. (021) 7252770 - Facsimile 725-2770

(2)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PEMUTAKHIRAN DATABASE RTR KOTA

DAN RTR KSN PERKOTAAN

Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Pekerjaan Umum Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Penataan Ruang Program : Penyelenggaraan Penataan Ruang

Hasil : Tersedianya Database Penataan Ruang Kota dan Kawasan Perkotaan yang Mutakhir ( up-to-date)

Unit Eselon II/Satker : Direktorat Perkotaan/Satker Pengembangan Perkotaan

Kegiatan : Pelaksanaan Pengembangan Perkotaan Indikator Kinerja Kegiatan : Tersedianya Database Perkotaan dan Aplikasi

Sistem Informasi Perkotaan

Satuan Ukuran dan Jenis Kegiatan : Database tabular dan peta, Aplikasi Informasi Perkotaan Web dan Desktop, Laporan Penyelenggaraan Kegiatan

Volume : 1 (satu) Database tabular dan peta, 2 (dua) Aplikasi Informasi Perkotaan Web dan Desktop, 1 (satu) Laporan Penyelenggaraan Kegiatan

1 LATAR BELAKANG

1.1 Dasar Hukum Tugas Fungsi/Kebijakan

a. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (UU 26/2007). Pasal 13 ayat (1) Pemerintah melakukan pembinaan penataan ruang kepada pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota dan masyarakat. Pasal 13 ayat (2) Pembinaan penataan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui: f. Pengembangan sistem informasi dan komunikasi penataan ruang.

b. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (PP 15/2010). Pasal 15 ayat (1) Pengembangan sistem informasi dan

(3)

komunikasi penataan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf f merupakan upaya untuk mengembangkan sistem informasi dan komunikasi penataan ruang yang mutakhir, efisien, dan terpadu. Ayat (2) Pengembangan sistem informasi dan komunikasi penataan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui penyediaan basis data dan informasi bidang penataan ruang dengan mengembangkan jaringan sistem elektronik.

c. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (PP 26/2008) pasal 11 ayat (1) Sistem perkotaan nasional terdiri atas PKN, PKW, dan PKL. Ayat (2) PKN dan PKW tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini. Ayat (3) PKL ditetapkan dengan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi berdasarkan usulan pemerintah kabupaten/kota, setelah dikonsultasikan dengan Menteri. Pasal 13 ayat (1) Selain sistem perkotaan nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) dikembangkan PKSN untuk mendorong perkembangan kawasan perbatasan negara. Ayat (2) Kawasan yang ditetapkan sebagai PKSN tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini. Pasal 82 ayat (1) Penetapan kawasan strategis nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77, Pasal 78, Pasal 79, dan Pasal 80, tercantum dalam Lampiran X yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini.

Dalam melaksanakan kegiatan ini perlu memperhatikan beberapa dasar hukum antara lain:

a. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU 11/2008)

b. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU 14/2008);

c. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (UU 25/2009); d. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial (UU 4/2011); e. Peraturan Pemerintah 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang (PP

8/2013)

f. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Penataan Ruang (PP 68/2010);

g. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jabodetabekpunjur;

(4)

h. Peraturan Presiden Nomor 85 Tahun 2007 tentang Jaringan Data Spasial Nasional (Perpres 85/2007);

i. Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Sarbagita;

j. Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Mamminasata;

k. Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Mebidangro;

l. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum.

1.2 Gambaran Umum

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang pasal 13, salah satu bentuk pembinaan penataan ruang yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota dan masyarakat adalah pengembangan sistem informasi dan komunikasi penataan ruang. Pelaksanaannya dilakukan melalui penyediaan basis data (database) dan informasi bidang penataan ruang dengan mengembangkan jaringan sistem elektronik.

Tujuan dari pengembangan sistem informasi dan komunikasi penataan ruang adalah untuk meningkatkan kapasitas layanan informasi dan komunikasi untuk mewujudkan masyarakat yang berbudaya informasi dan komunikasi bidang penataan ruang agar terwujud sistem informasi yang mutakhir, efisien dan terpadu (PP 15/2010 pasal 15). Penyediaan basis data dan informasi dilakukan melalui pengumpulan, penyimpanan, penganalisaan, pengolahan, dan penyajian data serta informasi bidang penataan ruang.

Sesuai dengan Peraturan Menteri PU No. 8/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum, lingkup wilayah dari tugas Direktorat Perkotaan – Ditjen Penataan Ruang adalah daerah kota dan kawasan strategis nasional perkotaan. Dengan demikian, upaya pembinaan penataan ruang yang dilaksanakan oleh Direktorat Perkotaan sebagai salah satu unit kerja Ditjen Penataan Ruang adalah melalui pengembangan sistem informasi penataan ruang kota dan kawasan strategis nasional perkotaan.

(5)

Berkembangnya teknologi informasi khususnya yang berbasis internet, maka penyampaian informasi mengenai penataan ruang kota dan KSN Perkotaan kepada masyarakat perlu dilakukan dengan memanfaatkan teknologi tersebut. Sementara itu, jumlah kota otonom yang mencapai 93 kota serta kawasan perkotaan yang ditetapkan dalam PP 26/2008 yaitu 38 PKN, 177 PKW, 26 PKSN dan 7 KSN Perkotaan yang merupakan kawasan metropolitan serta terdapat 398 kawasan perkotaan yang berstatus sebagai ibukota kabupaten dan 33 kawasan perkotaan yang berstatus ibukota provinsi, memerlukan manajemen database dan penyampaian informasi yang cepat, lengkap, akurat dan mutakhir melalui sistem informasi.

Penyelenggaraan penataan ruang perkotaan yang sifatnya lintas sektoral dan lintas wilayah memerlukan pasokan data dan informasi sebagai dasar dalam pengembangan kebijakan dan pengambilan keputusan. Hal ini diperlukan bagi pimpinan Direktorat Jenderal Penataan Ruang untuk menentukan kebijakan dan program di bidang penataan ruang perkotaan. Selain itu, masyarakat sebagai pengguna utama juga memerlukan informasi berbagai kebijakan secara lengkap dan cepat melalui akses internet.

Pada tahun 2011-2013 telah dikembangkan suatu sistem informasi perkotaan yang bertujuan menjawab kebutuhan tersebut di atas. Arsitektur sistem informasi yang dikembangkan tersebut telah memuat berbagai data terkait profil kota-kota di Indonesia, informasi strategis kota, sebaran kawasan perkotaan di Indonesia, kebijakan tentang KSN Perkotaan di Indonesia, dan perkembangan SUD Forum Indonesia.

Perlu rincian sistem informasi yang sudah dikembangkan pada tahun 2011-2013 karena pada intinya sistem informasi adalah suatu sistem yang memanajemen informasi dan informasi adalah merupakan ekstraksi data yang berguna yang tentunya ada dalam database. Terkait pemutakhiran database ini tentunya harus bereferensi kepada kebutuhan sistem yang sudah ada sehingga kompatible dengan sistem.

Untuk itu, pada tahun 2014 ini basis data tersebut perlu dimutakhirkan agar sesuai dengan kebutuhan terkini dari para penggunanya. Oleh karena itu, kegiatan Pemutakhiran Database RTR Kota dan RTR KSN Perkotaan ini dilaksanakan.

(6)

2 MAKSUD DAN TUJUAN

2.1 Maksud

Maksud pekerjaan ini adalah tersedianya basis data dan sistem informasi perkotaan yang dapat diakses oleh berbagai pihak terkait yang berkepentingan.

Diatas telah disebutkan :

Pada tahun 2011-2013 telah dikembangkan suatu sistem informasi perkotaan yang bertujuan menjawab kebutuhan tersebut di atas. Arsitektur sistem informasi yang dikembangkan tersebut telah memuat berbagai data terkait profil kota-kota di Indonesia, informasi strategis kota, sebaran kawasan perkotaan di Indonesia, kebijakan tentang KSN Perkotaan di Indonesia, dan perkembangan SUD Forum Indonesia.

Maksud dan tujuan bertentangan dengan paragraf diatas, mungkin maksud pekerjaan adalah termutakhirnya database yang sudah ada RTR 2014.

2.2 Tujuan

Tujuan kegiatan ini adalah yaitu:

1. Melakukan pemutakhiran (update) basis data perkotaan; RTR? Dan sumber data?

2. Melakukan pemutakhiran (update) peta tematik perkotaan seluruh Indonesia; Skala? Sumber data?

3. Melakukan pemutakhiran (update) sistem informasi perkotaan. Ada pengembangan sistem?

3 SASARAN

Berdasar maksud dan tujuan, kegiatan ini mencakup sasaran yang merupakan indikator kinerja tujuan, yaitu:

1. Tersedianya basis data yang update, runtun waktu (time series) semua jenis data atau khusus data statistik? Atau spasial terutama perubahan feature spasial kota, akurat, terpercaya legalitas data termasuk tanggungjawab konsultan?, dan lengkap sesuai kebutuhan; arti kata lengkap perlu ada standarisasi dari PU?

2. Tersedianya peta digital tematik kawasan perkotaan yang update, yang lengkap sesuai kebutuhan; sumber peta tematik? Kawasan kota untuk layer apa saja ada standarnya?

3. Tersedianya aplikasi Sistem Informasi Perkotaan berbasis web dan desktop yang mudah dioperasikan, menarik dan user-friendly. Apa perlu web dan desktop? Kalau

(7)

desktop fungsinya dan arsitekturnya bagaimana? Personal desktop atau client/server dan untuk desktop perlu ada lisensi kecuali menggunakan yang freeware. Untuk Web menggunakan software apa? Apakah poin 3 ini sudah terdapat pada paragraf :

Pada tahun 2011-2013 telah dikembangkan suatu sistem informasi perkotaan yang bertujuan menjawab kebutuhan tersebut di atas. Arsitektur sistem

informasi yang dikembangkan tersebut telah memuat berbagai data terkait profil kota-kota di Indonesia, informasi strategis kota, sebaran kawasan perkotaan di Indonesia, kebijakan tentang KSN Perkotaan di Indonesia, dan perkembangan SUD Forum Indonesia.

Atau ada semacam penambahan modul? Tentunya tidak sesuai dengan judul pekerjaan pemutakhiran database.

4 KELUARAN/OUTPUT

Untuk masing-masing tujuan dan sasaran, maka ditetapkan beberapa output, yaitu:

Hasil berdasarkan Tujuan 1 Indikator Kinerja

1.1 Basis data berdasarkan kota otonom

1.1.1 Data kota otonom tahun 2013 1.2 Basis data berdasarkan

functional urban area (FUA)

1.2.1 Data functional urban area versi BPS 1.2.2 Data functional urban area versi DJPR 1.3 Basis data berdasarkan fungsi

kawasan perkotaan yang ditetapkan dalam RTR

1.3.1 Data PKN, PKW, PKSN 1.3.2 Data PKL, PKNp dan PKWp 1.3.3 Data PPK dan PKLp

1.3.4 Data Pusat Pelayanan Kota, Subpusat Pelayanan Kota, dan Pusat Lingkungan

1.4 Basis data berdasarkan nilai strategis kawasan perkotaan yang ditetapkan dalam RTR

1.4.1 Data KSN Perkotaan 1.4.2 Data KSP Perkotaan 1.4.3 Data KSK Perkotaan

1.4.4 Data Kawasan Strategis Kota 1.5 Basis data berdasarkan status

kawasan perkotaan

1.5.1 Data Ibukota Provinsi 1.5.2 Data Ibukota Kabupaten 1.5.3 Data Ibukota Kecamatan 1.6 Data profil kawasan perkotaan

seluruh Indonesia, termasuk kota otonom, FUA, fungsi kawasan perkotaan (PKN, PKW, PKL, PKSN, PPK), kawasan strategis perkotaan (KSN Perkotaan, KSP

1.6.1 Data Aspek Fisik/Geografis

1.6.2 Data Aspek Demografi/Kependudukan 1.6.3 Data Aspek Ekonomi

1.6.4 Data Aspek Sosial 1.6.5 Data Aspek Lingkungan

(8)

Perkotaan, dan KSK Perkotaan), status kawasan perkotaan (ibukota provinsi, ibukota kabupaten, ibukota kecamatan)

1.6.6 Data Aspek Kebencanaan

1.6.7 Data Aspek Pelayanan Infrastruktur (permukiman perkotaan, jasa pemerintahan, sosial, ekonomi, dll), 1.6.8 Data Fungsi dan Peran Kawasan Perkotaan

1.6.9 Data Rencana Tata Ruang 1.6.10 Data Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Hasil berdasarkan Tujuan 2 Indikator Kinerja

2.1 Peta administratif desa, kecamatan, kabupaten/kota

2.1.1 Peta digital berbasis GIS dalam bentuk polygon

sumber data dari mana? Apakah menggunakan podes 2012?

2.2 Functional urban area berdasarkan BPS dan DJPR

2.2.1 Peta digital berbasis GIS dalam bentuk polygon 2.3 Peta fungsi kawasan perkotaan 2.3.1 Peta figital berbasis GIS dalam bentuk polygon/point

untuk PKN, PKW, PKL, PKSN, PPK 2.4 Peta Kawasan Strategis

Perkotaan

2.4.1 Peta figital berbasis GIS dalam bentuk polygon/point untuk KSN, KSP, KSK

2.5 Peta infrastruktur primer (jaringan jalan, bandara, pelabuhan, dll)

2.5.1 Peta digital berbasis GIS dalam bentuk line dan point

Hasil berdasarkan Tujuan 3 Indikator Kinerja

3.1 Aplikasi berbasis web

Tool yang digunakan? Apakah ArcGIS Server? Tentunya terkait penggunaan ArcGIS pada poin 3.2 data peta berbentuk shapefiles. Apakah perlu didatabasekan dalam suatu RDBMS ?

3.1.1 Profil kawasan perkotaan

3.1.2 Query tools dan statistic tools yang dapat menunjukkan kinerja kota/kawasan perkotaan 3.1.3 Peta tematik kawasan perkotaan

3.1.4 SUD Index Calculator

3.1.5 Profil Tematik Kota: Kota Hijau, Kota Pusaka, dll

Ada konektivitas Desktop dan Web GIS?

Peta tematik saja? Query? Informasi? Atau rekapitulasi untuk 3.1.1 sampai 3.1.5

3.2 Aplikasi berbasis desktop melalui program GIS (ArcGIS)

Ada lisensi? Bentuk aplikasi kustomisasi?

3.2.1 Aplikasi memuat seluruh peta dasar kawasan perkotaan

3.2.2 Aplikasi memuat seluruh data dan informasi, profil kawasan perkotaan

(9)

5 RUANG LINGKUP DAN LOKASI KEGIATAN

5.1 Lingkup Wilayah

Secara umum, lingkup wilayah kegiatan ini untuk membuat basis data berdasarkan: 1. Seluruh kota otonom di Indonesia sebanyak 93 kota dan Provinsi DKI Jakarta yang

terdiri atas 5 kota administratif; tidak masuk Kepulauan seribu?

2. Functional Urban Area (FUA) baik yang metodenya dikembangkan oleh BPS (tahun 1961, 1971, 1980, 1990, 2000, 2010) maupun oleh Ditjen Penataan Ruang (DJPR) dengan menggunakan data terakhir;

3. Kawasan perkotaan berdasarkan fungsinya yang ditetapkan melalui:

a. RTRWN, yaitu: PKN (Pusat Kegiatan Nasional), PKW (Pusat Kegiatan Wilayah) dan PKSN) Pusat Kegiatan Strategis Nasional;

b. RTRW Provinsi, yaitu: PKL (Pusat Kegiatan Lokal), PKNp (Pusat Kegiatan Nasional promosi), PKWp (Pusat Kegiatan Wilayah promosi);

c. RTRW Kabupaten, yaitu: PPK (Pusat Pelayanan Kawasan) dan Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp);

d. RTRW Kota, yaitu: Pusat Pelayanan Kota, Subpusat Pelayanan Kota, dan Pusat Lingkungan.

4. Kawasan strategis perkotaan yaitu: 7 Kawasan Strategis Nasional (KSN) Perkotaan sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN, Kawasan Perkotaan Strategis Provinsi yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah Provinsi tentang RTRW Provinsi dan Kawasan Perkotaan Strategis Kabupaten yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten tentang RTRW Kabupaten.

5.2 Lingkup Substansi

Kegiatan ini merupakan lanjutan dari pengembangan sistem informasi perkotaan yang telah berjalan. Pemutakhiran (update) yang akan dilakukan pada kegiatan ini mencakup penambahan beberapa spesifikasi teknis dalam mengembangkan berbagai fungsi yang telah berjalan dalam sistem aplikasi. Berbagai update yang diharapkan dapat diwujudkan dalam kegiatan ini adalah:

(10)

1. Pemutakhiran basis data perkotaan berdasarkan kota otonom, functional urban area (FUA), fungsi kawasan perkotaan, nilai strategis kawasan perkotaan, dan status kawasan perkotaan;

2. Pemutakhiran profil kawasan perkotaan berdasarkan aspek fisik/geografis, demografi/kependudukan, ekonomi, sosial, lingkungan, kebencanaan, pelayanan infrastruktur, fungsi dan peran kawasan perkotaan, rencana tata ruang, dan ruang terbuka hijau yang runtun waktu (time series), akurat, terpercaya, dan lengkap sesuai kebutuhan;

3. Pemutakhiran peta tematik kawasan perkotaan berbasis data spasial digital berdasarkan administratif, funtional urban area, fungsi kawasan perkotaan, nilai strategis kawasan perkotaan, dan infrastruktur primer yang lengkap sesuai kebutuhan; 4. Pemutakhiran sistem informasi perkotaan berbasis web, yang meliputi:

a. Informasi basis data perkotaan dan profil kawasan perkotaan; informasi yang diambil langsung dari basisdata? Link tektual atau spasial?

b. Informasi geografis untuk penampilan peta tematik kawasan perkotaan (Web GIS); ada keterkaitan dengan poin a? Dimaksud peta tematik adalah? Secara harfiah peta tematik adalah peta yang ditampilkan berdasarkan temanya yang menempel pada spasial.... peta jalan, sungai, jalur listrik bukan peta tematik

c. Query tools dan statistic tools yang dapat menunjukkan kinerja dan perbandingan kota/kawasan perkotaan di seluruh Indonesia secara interaktif dan mudah digunakan; query dari global ke detail? Atau query dari tekstual ke spasial? Atau query dari spasial ke spasial? Statistik tool untuk rekap data atau hanya menampilkan data statistik?

d. Input data untuk data yang relatif terus berkembang, time series, status RTRW/RDTR, fungsi kawasan perkotaan (PKN, PKW, PKL, PKSN, dst) dsb baik untuk basis data tabular maupun data spasial; input data di desktop atau webgis?

e. Informasi ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan; f. SUD Index Calculator;

g. Profil tematik kota untuk kota pusaka dan kota hijau (status, aset kota pusaka, hasil kegiatan, laporan, dsb);

5. Penjabaran profil kawasan perkotaan berdasarkan berbagai aspek melalui analisis yang disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan data statistik;

(11)

6. Pembuatan aplikasi GIS menggunakan ArcGIS berbasis desktop; kustomisasi ArcGIS? Fungsi yang ada apa saja di desktop?

7. Analisis functional urban area (FUA) berdasarkan metode yang sudah dikembangkan;

8. Integrasi sistem informasi pengembangan perkotaan dengan website www.penataanruang.net dengan bahasa pemrograman ASP (Active Server Pages) dengan menggunakan URL berada di domain perkotaan.penataanruang.net; ASP sudah ketinggalan teknologi (2002). Bisa flexible? Untuk WebGIS tidak cukup menggunakan sejenis seperti PHP, ASPNet, perlu internal script seperti Javascript, java atau dotnet bawaan tool WebGIS.

9. Integrasi data spasial yang dihasilkan menjadi Web GIS Server di Kementerian PU (sigi.pu.go.id) serta dapat diintegrasikan dalam Galeri Data Geospasial Indonesia-Ina-Geoportal (tanahair.indonesia.go.id); dapat diintegrasikan dalam hal? Dalam tanahair.indonesia.go.id bukan WebGIS tetapi sudah Geoportal (data dan metadata).

10. Zero Error dalam aplikasi sistem informasi. Maksudna?

5.3 Lingkup Kegiatan

Beberapa kegiatan yang harus dipenuhi oleh penyedia jasa dalam kegiatan ini adalah: 1. Persiapan dan Mobilisasi Tim Konsultan (Tenaga Ahli dan Tenaga Penunjang);

2. Koordinasi dan Konsultasi dengan Tim Supervisi dari Direktorat Perkotaan untuk mendapatkan penjelasan Kerangka Acuan Kerja (KAK); masukan pada setiap kemajuan (progres) kegiatan, rencana pelaksanaan kegiatan lainnya dan survei; serta quality control atas setiap output dan sub output yang dihasilkan konsultan;

3. Pengumpulan data sekunder di tingkat pusat (kementerian/lembaga atau instansi pusat) serta instansi lain yang relevan;

4. Pelaksanaan Rapat Pembahasan Laporan Pendahuluan, Laporan Antara dan Laporan Akhir di lingkungan Ditjen Penataan Ruang, masing-masing sebanyak 1 (satu) kali di Jakarta;

5. Pelaksanaan Workshop sebanyak 1 (satu) kali di Jakarta dengan melibatkan pakar, unsur pemerintah pusat dan unsur pemerintah daerah untuk menghimpun pendapat, gagasan, dan usulan;

(12)

7. Pelatihan kepada staf Direktorat Jenderal Penataan Ruang untuk operasionalisasi database dan sistem informasi sebanyak 1 (satu) kali di Jakarta.

6 JANGKA WAKTU DAN JADWAL PELAKSANAAN

Kegiatan ini dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2014 dalam dalam waktu 7 (tujuh) bulan kalender terhitung sejak dikeluarkannya SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja) dari Pejabat Pembuat Komitmen. Adapun rincian kegiatan selama 7 (tujuh) bulan tertuang di dalam tabel berikut:

Tabel Rencana Pelaksanaan Kegiatan

Pemutakhiran Database RTR Kota dan RTR KSN Perkotaan

No. Tahapan Kegiatan Bulan ke-

1 2 3 4 5 6 7

1. Persiapan ■

2. Koordinasi ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■

3. Pengumpulan Data ■ ■

4. Rapat Pembahasan Laporan ■ ■ ■

5. Workshop ■

6. Konsinyasi ■ ■

7. Pelatihan ■

Tidak ada dalam jadwal hal pembangunan sistem informasi dan pengolahan data

7 TENAGA AHLI

Kegiatan ini dikategorikan ke dalam jenis kegiatan jasa konsultansi, dan dilakukan oleh konsultan dan diminta memberikan layanan jasa tenaga ahli yang dibutuhkan yang terdiri dari tim kerja serta tenaga pendukungnya. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini dibutuhkan keahlian dengan tenaga ahli, sebagaimana yang dijelaskan dalam tabel berikut ini:

Tabel Kebutuhan dan Mobilisasi Tenaga Ahli, Tenaga Sub Profesional dan Tenaga Pendukung

(13)

No Posisi/Jabatan Jumlah Orang

Jumlah Bulan

Mobilisasi Bulan ke- 1 2 3 4 5 6 7 A. Tenaga Ahli Nasional

1. Ahli Perencanaan Kota dan Wilayah (Ketua Tim)

Judulnya pemutakhiran

database, tidak ada hubungannya dengan perencanaan ruang tetapi lebih ke kajian database standar tata ruang,

mungkin ahli database atau sistem informasi lebih sesuai, posisi perencanaan kota sebagai tenaga ahli biasa

1 7 ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■

2. Ahli Teknologi Informasi

perlu yang pengalaman spasial?

1 7 ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■

3. Ahli Database perlu yang

pengalaman spasial? 1 7 ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■

4. Ahli Sistem Informasi

Geografis 1 7 ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■

B. Tenaga Sub Profesional

1. CAD Operator 1 7 ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■

C. Tenaga Pendukung

1. Sekretaris 1 7 ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■

2. Operator Komputer/Typist 1 7 ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■

Tidak ada programmer? Tentunya ada 2 programmer (web dan desktop)

Ahli SIG kurang sesuai, lebih sesuai ke Ahli Pemetaan Digital, atau ada penambahan ahli ini karena banyak pembuatan pemetaaannya dibanding analisa SIG.

Adapun kualifikasi tenaga ahli tersebut adalah sebagai berikut : 1. Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota (Ketua Tim)

 Pendidikan Tinggi Pasca Sarjana / Master (S2) Perencanaan Wilayah dan Kota yang dibuktikan dengan ijasah S2 dengan pengalaman jasa konsultansi profesional dibidangnya minimal 3 (dua) tahun;

 Diutamakan memiliki spesialisasi dan bersertifikat yang dibuktikan dengan Sertifikat Keahlian Kerja (SKA) Klasifikasi Bidang Perencanaan Wilayah dan Kota kualifikasi Ahli Madya. Pekerjaannya pemutakhiran database, S2 Geografi masih sesuai

(14)

2. Ahli Teknologi Informasi

 Pendidikan Tinggi Sarjana (S1) Teknik Informatika atau sejenis yang dibuktikan

dengan ijasah S1 dengan pengalaman jasa konsultansi profesional dibidangnya minimal 2 (dua) tahun;

 Diutamakan memiliki spesialisasi dan bersertifikat ahli teknologi informasi;

 Memiliki kemampuan programming aplikasi web yang dibuktikan dengan sertifikat.

Bisa dengan pengalaman? Sertifikat Web relatif tidak ada, adanya yang sesuai seperti sepertikat ArcGIS Server?

3. Ahli Database

 Pendidikan Tinggi Sarjana (S1) Matematika? Teknik Informatika atau sejenis yang

dibuktikan dengan ijasah S1 dengan pengalaman jasa konsultansi profesional dibidangnya minimal 2 (dua) tahun;

 Diutamakan memiliki spesialisasi dan bersertifikat ahli database; sertifikat oracle boleh padahal yang dipake database lain?

 Memiliki kemampuan programming database yang dibuktikan dengan sertifikat. 4. Ahli Sistem Informasi Geografis

 Pendidikan Tinggi Sarjana (S1) Geografi/Geodesi yang dibuktikan dengan ijasah S1 dengan pengalaman jasa konsultansi profesional dibidangnya minimal 2 (dua) tahun;

 Diutamakan memiliki spesialisasi dan bersertifikat ahli sistem informasi geografis;  Memiliki kemampuan membuat peta tematik dan aplikasi ArcGIS yang

dibuktikan dengan sertifikat. Tidak nyambung

8 METODOLOGI

Pendekatan yang akan digunakan untuk melaksanakan pekerjaan ini berupa:

1. Studi Literatur: melalui penelusuran berbagai dasar teori bidang statistik dan pemodelan data keruangan (spasial) didukung dengan berbagai referensi terkait perumusan kebijakan publik.

2. Analisis Functional Urban Area (FUA) berdasarkan metode yang sudah dikembangkan oleh Ditjen Penataan Ruang.

3. Workshop dan Diskusi Teknis Rutin dalam bentuk rapat-rapat pembahasan substansi kegiatan pembangunan Sistem Informasi Pembangunan Perkotaan untuk memperoleh isu dan masalah yang terdapat di kota-kota dalam perwujudan

(15)

transparansi dan akuntabilitas publik bidang penataan ruang melalui Sistem Informasi Pembangunan Perkotaan.

4. Alih Pengetahuan: menyelenggarakan pelatihan (training) untuk alih teknologi kepada operator penataan ruang dan pengguna aplikasi di kota terkait.

5. Penyebarluasan Informasi: menyelenggarakan diseminasi sebagai media penyebarluasan pengalaman dengan pihak-pihak yang berkepentingan.

6. Pelaporan: melakukan penyusunan laporan yang sistematis terhadap hasil-hasil pelaksanaan kegiatan, catatan hasil rapat-rapat koordinasi, forum diskusi dan workshop sebagai bahan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan.

Metodologi yang dilakukan dalam implementasi berbagai pendekatan tersebut dipenuhi dengan melakukan beberapa proses diskusi antara lain:

1. Diskusi rutin, dilakukan untuk merumuskan bentuk dan kualitas sistem informasi yang akan dibangun;

2. Workshop, dilakukan untuk mendapatkan masukan umum dari berbagai pemangku kepentingan terhadap rancangan sistem informasi yang telah dibangun.

9 OUTCOME/HASIL

Hasil kegiatan ini adalah termanfaatkannya sistem informasi penataan ruang perkotaan oleh masyarakat luas dan pimpinan Kementerian Pekerjaan Umum.

Pernah diimplementasikan di Bangda

10 MANFAAT

Manfaat yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah dapat digunakannya basis data dan sistem informasi kawasan perkotaan oleh berbagai pemangku kepentingan terkait dalam mendukung proses perumusan kebijakan. Para penerima manfaat adalah masyarakat umum, kementerian/lembaga, dan pemerintah daerah.\

11 NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

Nama dan Organisasi Pemilik Pekerjaan adalah Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan Pelaksanaan Pengembangan Perkotaan, Satuan Kerja Pengembangan Perkotaan, Ditjen Penataan Ruang, Kementerian Pekerjaan Umum.

(16)

12 PAGU ANGGARAN DAN SUMBER PENDANAAN

Perkiraan Biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan ini pada Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah) termasuk pajak sebagaimana RAB terlampir yang berasal dari APBN DIPA Satker Pengembangan Perkotaan.

13 PELAKSANA

Pelaksana kegiatan ini adalah Konsultan/Pihak Ketiga melalui Lelang Jasa Konsultansi dengan supervisi oleh Tim dari Direktorat Jenderal Penataan Ruang.

14 LAPORAN

Kegiatan ini dilakukan dengan dilengkapi beberapa laporan sebagai rekam jejak proses keseluruhan kegiatan yang terdiri atas beberapa laporan sebagai berikut:

1. Laporan Pendahuluan

Laporan Pendahuluan dibuat 1 (satu) bulan setelah dimulainya pekerjaan setelah mendapatkan masukan pada Rapat Pembahasan Laporan Pendahuluan berisikan antara lain: kajian literatur dan kebijakan, penyempurnaan metodologi, alur pikir, dan rencana kerja, dan dibuat rangkap 20 (dua puluh) dengan softcopy-nya.

2. Laporan Antara

Laporan Antara dibuat 4 (empat) bulan setelah dimulainya pekerjaan setelah mendapatkan masukan pada Rapat Pembahasan Laporan Antara berisikan antara lain: hasil survei (pengumpulan data primer dan sekunder) dan koordinasi di daerah, dan dibuat rangkap 20 (dua puluh) dengan softcopy-nya.

3. Laporan Akhir

Laporan akhir dibuat 7 (tujuh) bulan setelah dimulainya pekerjaan setelah mendapatkan masukan pada Rapat Pembahasan Laporan Akhir antara lain: hasil pelaksanaan seluruh pekerjaan yang disajikan dalam format yang mengalir sehingga dapat menjelaskan alur pemikiran dan berbagai kesimpulan dan keluaran yang diperoleh secara gamblang dan mudah dipahami, dan dibuat rangkap 20 (dua puluh) dengan softcopy-nya.

4. Laporan Bulanan

Laporan Bulanan dibuat setiap bulan memuat proses dan hasil kerja tim konsultan dalam satu bulan bersangkutan sebanyak 3 (tiga) rangkap, selama 7 (tujuh) bulan, beserta softcopy-nya.

(17)

5. Eksekutif Summary

Eksekutif summary dibuat 7 (tujuh) bulan setelah dimulainya pekerjaan, dan dibuat rangkap 20 (dua puluh) dengan softcopy-nya.

6. Buku Panduan Penggunaan Sistem Informasi Perkotaan

Pembuatan Buku Panduan Sistem Informasi Pembangunan Perkotaan dibuat 7 (tujuh) bulan setelah dimulainya pekerjaan sebanyak 20 (dua puluh) buku. ArcGIS atau WebGIS?

7. Buku Panduan Updating Data (Administrator)

Pembuatan Buku Panduan Updating Data (Administrator) dibuat 7 (tujuh) bulan setelah dimulainya pekerjaan sebanyak 20 (dua puluh) buku. ArcGIS atau WebGIS? Administrator adalah yang memiliki kewenangan dalam hal kepemilikan atau hak penuh sistem, apakah administrator mengupdate data? Bukan operator?

8. Laporan dalam Bentuk DVD

Berbagai bahan, data laporan pada setiap penyelenggaraan kegiatan yang telah diperoleh dalam bentuk data digital diserahkan kepada pengguna jasa sebanyak rangkap 50 (lima puluh) dengan struktur data yang terstruktur dengan baik, tidak diproteksi dalam berbagai format yang mudah dibuka oleh pengguna jasa.

Mengetahui, Kepala Satuan Kerja Pengembangan Perkotaan

DR. Dadang Rukmana NIP. 110046189

Gambar

Tabel Rencana Pelaksanaan Kegiatan

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini sesuai dengan penelitian Dalyanto (2006) yang menyatakan bahwa lalat buah jantan dan betina tertarik dengan aroma asam amino yang dihasilkan

The system consists of the member-level primary, secondary, and tertiary manufacturing processes databases, which are viable for various materials, production

Metode simple k-means mulai dipertanyakan performanya pada skalabilitas dataset dengan jumlah yang besar, seperti pada penelitian [13] mengusulkan teknik data

Secara umum perlakuan dengan tiga macam ekstrak lerak, yaitu ekstrak lerak tanpa pemanasan dan digunakan langsung (SR-TP-L), ekstrak lerak dengan pemanasan dan digunakan

Hal juga yang menjadi titik tolak atas dasar memerangi kemiskinan di Brazil melalui program Bolsa Familia tersebut meningkat melalui manfaatnya dalam membantu melalui

Temuan tersebut sesuai dengan hasil penelitian kualitatif Heurer dan Lauscah (2006) yang menemukan tema penyebab diabetes bahwa enam dari 12 partisipan tidak tahu

Denyut nadi yang tepat dicapai pada kerja maksimum wanita lebih tinggi dari. pada

Makalah Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Analisis Factor- Faktor Yang Mempengaruhi Teknologi Informasi Dan Pengaruh Pematangan Teknologi Informasi Terhadap Kinerja