• Tidak ada hasil yang ditemukan

LABLING kitaa..

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LABLING kitaa.."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Lap o ran P rak tiku m L ab o rat o riu m L in gkun gan 2 0 1 2

1

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM LINGKUNGAN

“ Diajukan untuk memenuhi syarat lulusnya praktikumlaboraturium lingkungan ”

Disusun oleh:

M.Rizky Gusfaradillah

103050003

Siti Nurhasanah

103050013

Indra Sandi

103050014

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PASUNDAN

BANDUNG

(2)

Lap o ran P rak tiku m L ab o rat o riu m L in gkun gan 2 0 1 2

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Praktikum

Menganalisis parameter fisika, kimia dan biologi yang terkandung dalam air sumur.

1.2 Prinsip Perobaan

Pengukuran dilakukan menggunakan berbagai alat dan bahan kimia yang murni atau disebut proanalysis (p.a) karena pada umumnya parameter yang diukur kebanyakan bersifat kimiawi. Pengukuran atau analisis hanya dapat dilakukan di laboratorium lingkungan walaupun ada beberapa parameter yang dapat langsung diukur di lapangan, akan tetapi tetap harus menggunakan alat-alat dan zat kimia yang disediakan laboratorium.

a. Prinsip kerja Praktikum Kekeruhan

Pengukuran kekeruhan dalam air berdasarkan pengukuran intensitas cahaya yang dipendarkan oleh zat - zat tersuspensi dalam air.

b. Prinsip kerja Praktikum Daya Hantar Listrik

Pengukuran Daya Hantar Listrik berdasarkan kemampuan kation dan anion untuk menghantarkan aruslistrik yang dialirkan ke dalam air.

c. Prinsip kerja Praktikum pH

Elektroda gelas mempunyai kemampuan untuk mengukur konsentrasi H+ dalam air secara

potensiometri.

d. Prinsip kerja Praktikum Asidi – Alkalinitas

Asiditas atau alkalinitas dalam air dinetralkandengan Basa NaOH atau asam HCL menggunakan indicator fenolftalin dan metal orange.

e. Prinsip kerja Praktikum CO2 Agresif

Perhitungan CO2 agresif berdasarkan kepada grafik MUNDLEIN FRANKFURT

f. Prinsip kerja Praktikum Kesadahan

Kalsium dan Magnesium dalam air dapat membentuk senyawa komplek dengan Etilen Diamine Tetra Asetat (EDTA) pada suatu pH tertentu. Untuk mengetahui titik akhir titrasi digunakan indikator logam yaitu indicator EBT dan Murexida.

g. Prinsip Kerja Praktikum Zat Organik (angka Permanganat)

Zat organik di dalam air dioksidasi oleh KMnO4 berlebihan dalam suasana asam dan panas. Kelebihan KMnO4 direduksi oleh asam oxalat berlebihan. Kelebihan asam oxalat dititrasi kembali oleh larutan KMnO4.

(3)

Lap o ran P rak tiku m L ab o rat o riu m L in gkun gan 2 0 1 2

3

h. Prinsip kerja Praktikum Analisis Klorida

Klorida dalam suasana netral diendapkan dengan AgNO3 membentuk AgCl. Kelebihan sedikit Ag+ dengan adanya indikator K2CrO4 akan membentuk endapan merah bata pada titik akhir titrasi.

i. Prinsip Kerja Praktikum Analisis Mangan

Oksidasi mangan dalam air oleh persulfat dalam suasana asam dan panas membentuk MnO4-, yang berwarna merah ( coklat). Warna yang terjadi diukur dengan spectrofotmeter pada panjang gelombang 525 nm.

j. Prinsip kerja Praktikum Ammonium

NH4+ dalam suasana basa dengan pereaksi Nessler memebntuk senyawa kompleks yang berwarna

kuning sampai coklat. Intensitas warna yang terjadi diukur absorbannya pada gelombang panjang tertentu.

k. Prinsip kerja Praktikum Nitrat

Nitrat dalam air dalam suasana asam dengan Brusin Sulfat dan Asam Sulfanilat membentuk senyawa kompleks berwarna kuning. Intensitas warna di ukur absorbannya pada λ 420 nm.

l. Prinsip kerja Praktikum Orthophosfhat

Orthophosfhat dengan ammonium molibdat memebentuk senyawa kompleks yang berwarna kuning. Dengan penambahan reduktor SnCl2akan tereduksi membentuk senyawa kompleks yang berwarna biru. Intensitas warna biru yang terjadi diukur dengan alat spektofotometer pada panjang gelombang tertentu.

m. Prinsip kerja Praktikum Okigen Terlarut (Dissolved Oxygen, DO)

Oksigen akan mengoksidasi Mn2+ dalam suasana basa membentuk endapan MnO2 . Dengan

penambahan alkali ionida dalam suasan asam akan membebaskan iodium. Banyaknya iodium yang dibebaskan ekuivalen dengan banyaknya oksigen terlarut.Iodium yang dibebaskan dianalisa dengan metoda titrasi Iodimetris dengan larutan standar Thiosulfat dan indicator larutan kanji.

n. Prinsip kerja Praktikum Biochemical Oxygen Demand (BOD)

BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri selama penguraian senyawa organic pada kondisi aerobik.Dalam hal ini dapat didinterpretasikan bahwa senyawa organik merupakan makanan bagi bakteri.Parameter BOD digunakan untuk menentukan tingkat pencemar oleh senyawa organik yang dapat diuraikan oleh bakteri.

Percobaan BODadalah peruji hayati (bioassay).

(4)

Lap o ran P rak tiku m L ab o rat o riu m L in gkun gan 2 0 1 2

4

COD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi senyawa organic dalam air, sehingga parameter COD mencerminkan banyaknya senyawa organik dalam air yang dapat dioksidasi secara kimia.Oksidator yang umum digunakan adalah Kalium dikromat.

p. Prinsip kerja Praktikum Koagulasi

Sejumlah volume air ditambah koagulan dengan variasi dosis , kemudian dilakukan pengocokan cepat (rapid mixing) selama 1 menit dengan tujuan untuk mencampurkan koagulan ke dalam air, sehingga terjadi netralisasi muatan koloid oleh koagulan ( proses koagulasi) Selanjutnya dilakukan pengocokan lambat (slow mixing), agar partikel-partikel tersebut bergabung satu sama lain membentuk flok yang lebih besar ( proses flokulasi).

(5)

Lap o ran P rak tiku m L ab o rat o riu m L in gkun gan 2 0 1 2

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Air adalah molekul yang paling banyak ada di alam. Bahkan tubuh manusia sendiri tersusun dari 80% cairan. Air memiliki peranan penting dalam kehidupan makhluk hidup. Tanpa air, makhluk hidup termasuk manusia tidak akan bertahan lama hidup. Air merupakan kebutuhan utama dalam kehidupan untuk memenuhi kebutuhan dasar maupun untuk menunjang pembangunan.Seluruh aspek kehidupan membutuhkan air bersih. Kebutuhan akan air selalu mengalami peningkatan sejalan dengan pertumbuhan penduduk untuk memanfaatkannya dalam berbagai kebutuhan seperti untuk kebutuhan rumah tangga, pertanian, industri dll. Pada masa yang akan datang, pengadaan air bersih akan menjadi suatu masalah pelik jika pemanfaatannya tidak dikelola dengan baik mulai saat ini. Masalah ini dapat diatasi jika penggunaan air sudah diketahui dan dimanfaatkan secara efisien disamping mencari sumber-sumber lain. Air merupakan kebutuhan utama dalam kehidupan untuk memenuhi kebutuhan dasar maupun untuk menunjang pembangunan. Seluruh aspek kehidupan membutuhkan air bersih. Kebutuhan akan air selalu mengalami peningkatan sejalan dengan pertumbuhan penduduk untuk memanfaatkannya dalam berbagai kebutuhan seperti untuk kebutuhan rumah tangga, pertanian, industri dll.

Air sumur merupakan sumber utama air minum bagi masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan. Untuk mendapatkan sumber air tersebut umumnya manusia membuat sumur gali atau sumur pantek. Air tanah sering mengandung zat besi (Fe), dan mangan (Mn) cukup besar. Adanya kandungan Fe dan Mn dalam air menyebabkan warna air berubah menjadi kecoklat-coklatan.

Walaupun air merupakan sumber daya alam yang dapat diperbarui, tetapi air akan dapat dengan mudah terkontaminasi oleh aktivitas manusia. Air banyak digunakan oleh manusia untuk tujuan yang bermacam-macam sehingga dengan mudah dapat tercemar. Menurut tujuan penggunaannya, kriterianya berbeda-beda. Air yang sangat kotor untuk diminum mungkin cukup bersih untuk mencuci, untuk pembangkit tenaga listrik, untuk pendingin mesin dan sebagainya. Air yang terlalu kotor untuk berenang ternyata cukup baik untuk bersampan maupun memancing ikan dan sebagainya (Nusa Idaman dan Heru, 2008).

Pada masa yang akan datang, pengadaan air bersih akan menjadi suatu masalah pelik jika pemanfaatannya tidak dikelola dengan baik mulai saat ini. Masalah ini dapat diatasi jika penggunaan air sudah diketahui dan dimanfaatkan secara efisien disamping mencari sumber-sumber lain. Salah satu sumber daya air adalah air tanah. Secara global jika dilihat dari segi volume, air tanah merupakan sumber air yang penting dan potensial karena kapasitasnya paling besar (30,61%) dibandingkan dengan sumber

(6)

Lap o ran P rak tiku m L ab o rat o riu m L in gkun gan 2 0 1 2

6

air tawar lainnya. Ilmu yang mempelajari air tanah adalah hidrogeologi. Aparatur Pemerintah Kabupaten/Kota dan Pemerintah Propinsi dalam melaksanakan tugasnya perlu dibekali hidrogeologi,

disesuaikan dengan tugas fungsinya. Hidrogeologi (hidro- berarti air, dan -geologi berarti ilmu mengenai

batuan) merupakan bagian dari hidrologi yang mempelajari penyebaran dan pergerakan air tanah dalam tanah dan batuan di kerak Bumi. Dalam prosesnya studi ini menyangkut aspek-aspek fisika dan kimia yang terjadi di dekat atau di bawah permukaan tanah mencakup keterdapatan, transportasi material (aliran), penyebaran, reaksi kimia, perubahan temperatur, perubahan topografi dan lainnya.

Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah permukaan tanah.Air tanah merupakan salah satu sumber dayaair yang keberadaannya terbatas dan kerusakannya dapat mengakibatkan dampak yang luas serta pemulihannya sulit dilakukan.Selain airsungai dan airhujan, air tanah juga mempunyai peranan yang sangat penting terutama dalam menjaga keseimbangan dan

ketersediaan bahan baku air untuk kepentingan rumah tangga (domestik) maupun untuk kepentingan

industri. Dibeberapa daerah, ketergantungan pasokan air bersih dan air tanah telah mencapai ± 70%. Manfaat / Peranan Air Tanah

 Kebutuhan pokok (air minum dan rumah tangga), lebih dari 70% penduduk masih memanfaatkan

air tanah.

 Kebutuhan industri, sekitar 90% masih menggantungkan pada air tanah.

 Kebutuhan untuk pertanian, dibeberapa daerah banyak dikembangkan dari air tanah (P2AT);

 Kebutuhan air bersih untuk perkotaan dan pedesaan banyak yang dipenuhi dari air tanah (PDAM,

PPSAB, DGSDM);

 Kebutuhan untuk perkebunan, banyak dikembangkan oleh perkebunan tebu, kelapa sawit, teh,

karet;

 Kebutuhan dalam pertambangan : pencucian, dewatering, dan untuk fasilitas umum;

 Fasilitas umum (MCK, air minum), dibanyak perkantoran, peribadatan, rumah sakit, panti

asuhan, dll;

Dampak Negatif Pengambilan Air Tanah

Karena air tanah adalah salah satu sumber daya alam yang terbaharui (renewable), maka

pengertian ini sering menimbulkan pemahaman yang keliru dari para pengguna air tanah. Kita memang

dikaruniai oleh Tuhan curah hujan yang melimpah, sebagai sumber utama imbuhan (recharge) air tanah,

namun tidak semua air hujan tersebut meresap ke dalam tanah dan mengisi kembali akuifer tergantung pada kondisi / faktor hidrogeologi, faktor penggunaan lahan di permukaan, dan bahkan perilaku manusia yang bermukim dan bekerja di atasnya. Oleh sebab itu pengisian kembali tersebut umumnya berlangsung seketika, dalam bilangan hari, bulan, tahun, dekade, abad, bahkan milenium. Jadi air tanah memang

(7)

Lap o ran P rak tiku m L ab o rat o riu m L in gkun gan 2 0 1 2

7

terbaharui, tapi sangat relatif waktu pembaharuannya.Mengingat sifat air tanah seperti telah disinggung diatas, maka tidak seperti halnya air permukaan, pemulihan terhadap air tanah yang telah mengalami penurunan, baik kuantitas maupun kualitasnya, akan membutuhkan keahlian yang tinggi, biaya yang mahal, dan waktu yang lama. Berdasarkan pengalaman-pengalaman negara lain, usaha-usaha pemulihan (restorasi) teresebut tidak akan pernah dapat mengembalikan air tanah pada kondisi awalnya (initial state).

Pengambilan air tanah yang hanya menekankan asas kemanfaatan, tetapi kurang memberi perhatian kepada asas keseimbangan dan kelestarian akan memberikan dampak negatif terhadap sumber daya tersebut, yang berupa degradasi kuantitas maupun kualitas air tanah, yang pada akhirnya dapat juga mengakibatkan kerusakan lingkungan sekitar.Salah satu sumber daya air adalah air tanah. Secara global jika dilihat dari segi volume, air tanah merupakan sumber air yang penting dan potensial karena kapasitasnya paling besar (30,61%) dibandingkan dengan sumber air tawar lainnya. Ilmu yang mempelajari air tanah adalah hidrogeologi.Aparatur Pemerintah Kabupaten/Kota dan Pemerintah Propinsi dalam melaksanakan tugasnya perlu dibekali hidrogeologi, disesuaikan dengan tugas fungsinya.

Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah permukaan tanah.Air tanah merupakan salah satu sumber dayaair yang keberadaannya terbatas dan kerusakannya dapat mengakibatkan dampak yang luas serta pemulihannya sulit dilakukan.Selain airsungai dan airhujan, air tanah juga mempunyai peranan yang sangat penting terutama dalam menjaga keseimbangan dan ketersediaan bahan baku air untuk kepentingan rumah tangga (domestik) maupun untuk kepentingan industri. Dibeberapa daerah, ketergantungan pasokan air bersih dan air tanah telah mencapai ± 70%.

Kesadahan (Hardness)

Kesadahan merupakan petunjuk kemampuan air untuk membentuk busa apabila dicampur dengan sabun. Pada air berkesadahan rendah, air akan dapat membentuk busa apabila dicampur dengan sabun, sedangkan pada air berkesadahan tinggi tidak akan terbentuk busa. Kesadahan sangat penting artinya bagi para akuaris karena kesadahan merupakan salah satu petunjuk kualitas air yang diperlukan bagi ikan. Tidak semua ikan dapat hidup pada nilai kesadahan yang sama. Dengan kata lain, setiap jenis ikan memerlukan prasarat nilai kesadahan pada selang tertentu untuk hidupnya. Disamping itu, kesadahan juga merupakan petunjuk yang penting dalam hubungannya dengan usaha untuk memanipulasi nilai pH.

Secara lebih rinci kesadahan dibagi dalam dua tipe, yaitu: (1) kesadahan umum ("general hardness" atau GH) dan (2) kesadahan karbonat ("carbonate hardness" atau KH). Disamping dua tipe kesadahan tersebut, dikenal pula tipe kesadahan yang lain yaitu yang disebut sebagai kesadahan total atau total hardness. Kesadahan total merupakan penjumlahan dari GH dan KH.

(8)

Lap o ran P rak tiku m L ab o rat o riu m L in gkun gan 2 0 1 2

8

Penggunaan paramater kesadahan total sering sekali membingungkan, oleh karena itu, sebaiknya penggunaan parameter ini dihindarkan.

GH

Kesadahan umum atau "General Hardness" merupakan ukuran yang menunjukkan jumlah ion kalsium (Ca++) dan ion magnesium (Mg++) dalam air. Ion-ion lain sebenarnya ikut pula mempengaruhi nilai GH, akan tetapi pengaruhnya diketahui sangat kecil dan relatif sulit diukur sehingga diabaikan.

GH pada umumnya dinyatakan dalam satuan ppm (part per million/ satu persejuta bagian) kalsium karbonat (CaCO3), tingkat kekerasan (dH), atau dengan menggunakan konsentrasi molar CaCO3. Satu satuan kesadahan Jerman atau dH sama dengan 10 mg CaO (kalsium oksida) per liter air. Di Amerika, kesadahan pada umumnya menggunakan satuan ppm CaCO3, dengan demikian satu satuan Jerman (dH) dapat diekspresikan sebagai 17.8 ppm CacO3. Sedangkan satuan konsentrasi molar dari 1 mili ekuivalen = 2.8 dH = 50 ppm. Perlu diperhatikan bahwa kebanyakan teskit pengukur kesadahan menggunakan satuan CaCO3. Untuk lebih jelasnya bacalah petunjuk pembacaan pada teskit yang anda miliki untuk mengetahui dengan pasti satuan pengukuran yang digunakan, untuk menghindari terjadinya kesalahan pembacaan.

Berikut adalah kriteria selang kesadahan yang biasa dipakai:

 0 - 4 dH, 0 - 70ppm : sangat rendah (sangat lunak)

 4 - 8 dH, 70 - 140ppm : rendah (lunak)

 8 - 12 dH, 140 - 210ppm : sedang

 12 - 18 dH, 210 - 320ppm : agak tinggi (agak keras)

 18 - 30 dH, 320 - 530ppm : tinggi (keras)

Dalam kaitannya dengan proses biologi, GH lebih penting peranananya dibandingkan dengan KH ataupun kesadahan total Apabila ikan atau tanaman dikatakan memerlukan air dengan kesadahan tinggi (keras) atau rendah (lunak), hal ini pada dasarnya mengacu kepada GH. Ketidaksesuaian GH akan mempengaruhi transfer hara/gizi dan hasil sekresi melalui membran dan dapat mempengaruhi kesuburan, fungsi organ dalam (seperti ginjal), dan pertumbuhan. Setiap jenis ikan memerlukan kisaran kesadahan (GH) tertentu untuk hidupnya. Pada umumnya, hampir semua jenis ikan dan tanaman dapat beradaptasi dengan kondisi GH lokal, meskipun demikian, tidak demikian halnya dengan proses pemijahan. Pemijahan bisa gagal apabila dilakukan pada nilai GH yang tidak tepat.

Apabila nilai GH terlalu rendah bagi suatu jenis ikan, ia dapat dinaikan dengan menambahkan kalsium sulfat, magnesium sulfat, atau kalsium karbonat. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa penambahan garam-garam tersebut membawa dampak lain yang perlu medapat perhatian. Pemberaian garam sulfat akan memberikan tambahan sulfat kedalam air, sehingga perlu dilakukan dengan hati-hati.

(9)

Lap o ran P rak tiku m L ab o rat o riu m L in gkun gan 2 0 1 2

9

Sedangkan penambahan garam karbonat akan menyumbangkan ion karbonat kedalam air sehingga akan menaikkan KH. Untuk mendapat kondisi yang diinginkan perlu dilakukan manipulasi dengan kombinasi pemberian yang sesuai.

Penurunan nilai GH dapat dilakukan dengan perlakuan-perlakuan yang mampu menghilangkan kadar kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dari dalam air.

KH

Kesadahan karbonat atau KH merupakan besaran yang menunjukkan kandungan ion bikarbonat (HCO3-) dan karbonat (CO3--) di dalam air.Dalam akuarium air tawar, pada kisaran pH netral, ion bikarbonat lebih dominan, sedangkan pada akuarium laut, ion karbonat lebih berperan.

KH sering disebut sebagai alkalinitas yaitu suatu ekspresi dari kemampuan air untuk mengikat kemasaman (ion-ion yang mampu mengikat H+). Oleh karena itu, dalam sistem air tawar, istilah kesadahan karbonat, pengikat kemasaman, kapasitas pem-bufferan asam, dan alkalinitas sering digunakan untuk menunjukkan hal yang sama. Dalam hubungannya dengan kemampuan air mengikat kemasaman, KH berperan sebagai agen pem-buffer-an yang berfungsi untuk menjaga kestabilan pH.

KH pada umumnya sering dinyatakan sebagai derajat kekerasan dan diekspresikan dalam CaCO3 seperti halnya GH.

Kesadahan karbonat dapat diturunkan dengan merebus air yang bersangkutan, atau dengan melalukan air melewati gambut. Perlakuan perebusan air tentu saja tidak praktis, kecuali untuk akuarium ukuran kecil.

Untuk menaikkan kesadahan karbonat dapat dilakukan dengan menambahkan natrium bikarbonat (soda kue), atau kalsium karbonat. Penambahan kalsium karbonat akan menaikan sekaligus baik KH maupun GH dengan proporsi yang sama.

Pemberian soda kue (NaHCO3) sebanyak satu sendok teh (sekitar 6 gram) pada air sebanyak 50 liter akan meningkatkan KH sebanyak 4 satuan tanpa disertai dengan kenaikan nilai GH. Sedangkan pemberian satu sendok teh kalsium karbonat (CaCO3) (sekitar 4 gram) pada air sebanyak 50 liter akan menyebabkan kenaikan KH dan GH secara bersama-sama, masing-masing sebanyak 4 satuan. Berpatokan pada hal ini, maka pemberian secara kombinasi antara soda kue dan kalsium karbonat akan dapat menghasilkan nilai KH dan GH yang diinginkan.

Mengingat pengukuran bahan kimia dalam jumlah sedikit relatif sulit dilakukan, khususnya di rumah, maka sebaiknya gunakanlah test kit untuk memastikan nilai KH dan GH yang telah dicapai.

Pembuferan karbonat diketahui efektif pada rasio 1:100 sampai 100:1. Hal ini akan memberikan pH efektif pada selang 4.37 sampai dengan 8.37. Selang angka ini secara kebetulan merupakan selang pH bagi hampir semua mahluk hidup akuatik. Apabila ion bikarbonat ditambahkan, rasio basa terhadap

(10)

Lap o ran P rak tiku m L ab o rat o riu m L in gkun gan 2 0 1 2

10

asam akan meningkat, akibatnya pH pun meningkat. Laju peningkatan pH ini akan ditentukan oleh nilai pH awal. Sebagai contoh, kebutuhan jumlah ion karbonat yang perlu ditambahkan untuk meningkatkan satu satuan pH akan jauh lebih banyak apabila pH awalnya adalah 6.3, dibandingkan apabila hal yang sama dilakukan pada pH 7.5.

Kanaikan pH yang terjadi pada saat KH ditambahkan akan diimbangi oleh kadar CO2 terlarut dalam air. CO2 di dalam air akan membentuk sejumlah kecil asam karbonat dan bikarbonat yang selanjutkan akan cenderung menurunkan pH. Mekanisme ini setidaknya dapat memberikan gambaran cara mengatur dan menyiasati pH dalam akuarium agar dapat memenuhi kriteria yang diinginkan.

Penanganan Kesadahan

Apabila air anda terlalu keras untuk ikan atau tanaman, air tersebut dapat dilunakan. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan kesadahan. Yang paling baik adalah dengan menggunakan reverse osmosis (RO) atau deioniser (DI). Celakanya metode ini termasuk dalam metode yang mahal. Hasil reverse osmosis akan memiliki kesadahan = 0, oleh karena itu air ini perlu dicampur dengan air keran sedemikian rupa sehingga mencapai nilai kesadahan yang diperlukan.

Resin pelunak air komersial dapat digunakan dalam skala kecil, meskipun demikian tidak efektif digunakan untuk sekala besar. Produk-produk komersial pengolah air untuk keperluan rumah tangga pada umumnya tidak cocok digunakan, karena mereka sering menggunakan prinsip pertukaran kation dalam prosesnya. Dalam prosoes ini natrium (Na) pada umumnya digunakan sebagai ion penukar, sehingga pada akhirnya natrium akan berakumulasi pada hasil air hasil olahan. Kelebihan natrium (Na) dalam air akuarium merupakan hal yang tidak dikehendaki.

Pengenceran dengan menggunakan air destilasi (air suling/aquadest) dapat pula dilakukan untuk menurunkan kesadahan. Penurunan secara alamiah dapat pula dilakukan dengan menggunakan jasa asam-asam organik (humik/fulvik) , asam-asam ini berfungsi persis seperti halnya yang terjadi pada proses deionisasi yaitu dengan menangkap ion-ion dari air pada gugus-gusus karbonil yang terdapat pada asam organik (tanian). Beberapa media yang banyak mengandung asam-asam organik ini diantaranya adalah gambut yang berasal dari Spagnum (peat moss), daun ketapang, kulit pohon Oak, dll.

Proses dengan gambut dan bahan organik lain biasanya akan menghasilkan warna air kecoklatan seperti air teh. Sebelum gambut digunakan dianjurkan untuk direbus terlebih dahulu, agar organisme-organisme yang tidak dikehendaki hilang.

Menurunkan kesadahan dapat pula dilakukan dengan menanam tanaman "duck weed" atau Egeria densa.

(11)

Lap o ran P rak tiku m L ab o rat o riu m L in gkun gan 2 0 1 2

11

BAB III

ALAT BAHAN DAN PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat yang Digunakan A. Parameter Fisik

1. Gelas ukur,

2. Multy parameter,

3. Mesin Turbidimeter

4. Tabung sample

B. Alkalinitas dan Asiditas

1. Pipet ukur

2. Labu Erlenmeyer

3. Buret dan statis

4. Pipes tetes C. Klorida 1. Labu Erlenmeyer 2. Pipet tetes 3. Spectrofotometri 4. Spatula D. Kesadahan 1. Pipet ukur 2. Labu Erlenmeyer

3. Buret dan statis

4. Pipes tetes

5. Spatula

E. Zat Organik

1. Piper ukur

2. Labu Erlenmeyer

3. Buret dan statis

4. Pipes tetes

(12)

Lap o ran P rak tiku m L ab o rat o riu m L in gkun gan 2 0 1 2

12

F. COD 1. Pipet ukur 2. Labu Erlenmeyer

3. Buret dan statis

4. Pipes tetes

5. Spatula

6. Tabung reaksi

7. Tabung COD mikro

G. DO dan BOD

1. Pipet ukur

2. Labu Erlenmeyer

3. Buret dan statis

4. Pipes tetes

5. Tabung Winkler

H. Koagulasi

1. 6 buah Gelas Kimia

2. Alat Jar Test

3. Turbidimeter

4. pH meter

3.2 Bahan yang Digunakan A. Parameter Fisik

1. Larutan sample

B. Asiditas dan Alkalinitas

1. 5 tetes indikator PPT

2. Titrasi NaOH

3. 3 Tetes Indikator metal orange

4. Titrasi dengan HCl

C. Klorida

1. 2 tetes HNO3 pekat

2. 2-5 tetes K2Cr2O7

3. Sedikit ZnO atau MgO

D. Kesadahan

(13)

Lap o ran P rak tiku m L ab o rat o riu m L in gkun gan 2 0 1 2

13

2. 1 spatula EBT 3. 100 ml sample 4. 2 ml buffer pH 12 5. 1 spatul mureksid

6. Titrasi dengan EDTA

E. Zat Organik 1. 2ml H2SO4 2. KMnO4 3. 100 ml sample 4. 10 ml KMnO4 5. 10 ml H2C2O4 F. COD 1. 1 spatula HgSO4 2. 1.5 ml K2Cr2O7 3. 3.5 ml H2SO4.Ag2SO4 4. 2.5 ml sample

5. 3 tetes indicator feroin

6. Titrasi dengan FAS

G. DO dan BOD 1. 1 ml MnSO4 2. 1ml Alkali Iodida 3. 1 tabung sample 4. 1 ml H2SO4 5. 10 tetes kanji

6. Titrasi dengan Thio

H. Koagulasi

1. Tawas Alumunium Sulfat

2. Kertas Saring

3.3 Prosedur Percobaan A. Parameter Fisik

 Pengukuran pH, DHL, Temperatur, DO dan TDS

1. Masukan sample kedalam gelas ukur

(14)

Lap o ran P rak tiku m L ab o rat o riu m L in gkun gan 2 0 1 2

14

3. Nyalakan alat tersebut lalu tekan tombol F3 untuk mengetahui nilai yang di inginkan

 Turbidity ( Kekeruhan )

1. Masukan sampel kedalam tabung sample, lalu keringkan botol,

2. Pastikan botol tersebut kering, lalu masukan kembali sample tersebut kedalam mesin

turbidimeter, lalu lihat garis batas, samakan.

3. Pencet tombol ON, kemudian tekan tombol read dan tunggu.

B. Asiditas dan Alkalinitas

 Pemeriksaan Sampel

1. Masukkan 100 ml sampel air sungai kedalam labu Erlenmeyer

2. Tambahkan 20 tetes phenoptaline 0.035 % dalam labu Erlenmeyer

3. Amati jika tidak ada perubahan, lakukan percobaan Asidi A

4. Jika ada perubahan lakukan percobaan Asidi B

 Asidi A

1. Tirasi dengan NaOH 0.1 N hingga merah muda. Catat volumenya

2. Tambahkan 3-5 tetes indicator methy orange 0.1 %.

3. Tirasi kembali dengan HCl 0.1 N dari warna kuning berubah menjadi jingga

 Asidi B

1. Tirasi dengan HCl 0.1 N hingga warna berubah menjadi tak berwarna. Catat volume

2. Tambahkan 3-5 tetes indicator methyl orange 0.1 %

3. Titrasi dengan HCl 0.1 N dari kuning menjadi jingga. Catat volumenya

C. Kesadahan

 Kesadahan Total

1. Siapkan labu Erlenmeyer

2. Masukkan sample 100 ml, lalu tambahkan 2 ml buffer pH 10 dan 1 spatula EBT

3. Lalu titrasikan dengan EDTA

 Kesadahan Ca

1. Siapkan labu Erlenmeyer

2. Masukkan sample 100 ml, lalu tambahkan 2 ml buffer pH 12 dan indikator mureksid

3. Lalu titrasikan dengan EDTA

D. CO2 Agresif

Metode Grafik Tillman

Grafik Tillman adalah Grafik kesetimbangan antara CO2 dengan HCO3-. Sumbu x adalah mg/l HCO3 dan sumbu y adalah konsentrasi CO2 total. Sedangkan garis diagonal dari kiri ke kanan

(15)

Lap o ran P rak tiku m L ab o rat o riu m L in gkun gan 2 0 1 2

15

adalah garis penurunan CO2 menggunakan CaCO3 dan CaO. Sedangkan skala pH tertera pada sumbu dibagian atas dan sebelah kanan . Garis kesetimbangan adalah garis kesetimbangan antara CO2 dengan HCO3-. Jika titik pertemuan antara konsentrasi CO2 dan HCO3- berada di sebelah kiri, maka berarti air tersebut mengandung CO2 agresif . Jika tiitik pertemuan berada di sebelah kanan garis kesetimbangan berati tidak ada CO2 agresif . atau non agresif.

E. Klorida

1. Masukkan 100 ml sampel ke dalam labu Erlenmeyer.

2. Tambahkan 10 tetes K2Cr2O7 10 %

3. Titrasi dengan larutan AgNO3 1/35.45 N hingga berubah warna dari kuning menjadi merah bata.

Catat volume

F. Mangan

1. 50 ml contoh air dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer. Tambahkan 2 - 3 tetes HNO3 pekat.

Tambahkan larutan AgNO3 1/35,45 N yang banyaknya sesuai dengan keperluan pada penetapan klorida.

2. Panaskan sampai mendidih, jika cairan tetap keruh harus disaring. Tambahkan kristal K2S2O8 dan

panaskan lagi. Jika cairan berwarna merah muda atau merah ungu maka contoh air tersebut mengandung Mn.

3. Pengukuran menggunakan Tabung Nessler. Siapkan 6 buah tabung Nessler. Pada tabung I diisi

dengan contoh air tersebut di atas. Pada tabung II - VI, diisi dengan 50 ml aquadest dan larutan standar Mn masing-masing 0,05 ml, 0,1 ml, 0,15 ml, 0,2 ml, dan 0,25 ml. Kocok dan bandingkan warna merah dari contoh yang mengandung Mn dengan warna standar Mn di atas.

G. Orthophosfat

1. Masukkan 25 ml ked ala labu Erlenmeyer

2. Tambahkan 1 ml Ammonium Molibdat dan 2 tetes SnCl2 lalu kocok

3. Diamkan selama 10 menit

4. Ukur dengan spectrophotometer pada λ 660 nm

H. Pemeriksaan Zat Organik

 Pembebasan Labu Erlenmeyer dari Zat Organik

1. Masukan 100 ml air kran dalam labu Erlenmeyer

(16)

Lap o ran P rak tiku m L ab o rat o riu m L in gkun gan 2 0 1 2

16

3. Tambahkan 5 ml H2SO4 4 N bebas organik dan tetes demi tetes larutan KMnO4 0.01 N sampai

cairan berwarna merah muda

4. Panaskan di atas api hot plate dan biarkan mendidih selama 10 menit. Jika selama pendidihan

warna merah muda hilang, tambahkan lagi larutan KMnO4 0.01 N sampai warna merah muda tidak hilang.

5. Setelah selesai buang cairan dalam labu Erlenmeyer dan gunakan untuk penentuan zat organik

dalam sampel tanpa dicuci.

 Pemeriksaan Zat Organik

1. Siapkan labu Erlenmeyer

2. Masukan 100 ml sampel, lalu tambahkan 5 ml H2SO4 4 N dan tambahkan KMnO4 0.01 N melalui

buret sampai warna berubah menjadi pink muda

3. Panaskan hingga larutan tepat mendidih (pada saat gelembung pertama)

4. Tambahkan 10 ml KMnO4 0.01 N, lalu lanjutkan pemanasan selama 10 menit

5. Tambahkan H2C2O4 0.01 N.

6. Tirasi oleh KMnO4 0.01 N hingga warna berubah menjadi pink muda. Cata volumenya !

I. Ammonium

1. Masukkan 25 ml sampel air ke dalam tabung Nessler

2. Tambahkan 2 tetes garam signette dan 1 ml pereaksi nessler.

3. Kocok dan diamkan selama 10 menit

4. Ukur % T/A pada λ 405 nm

J. Nitrat

1. Masukkan 10 ml sampel ke dalam tabung reaksi

2. Tambahkan 2 ml NaCl, 10 ml H2SO4, 0,5 ml Larutan Brusin Sulfat

3. Panaskan selama 20 menit di dalam penangas air dan tambahkan 25 ml aquadest

4. Ukur % T/A pada λ 420 nm

K. COD

1. Masukkan ke dalam culture tube 2,5 ml sampel air sungai

2. Tambahkan 1 spatula HgSO4

3. Tambahkan 1,5 ml K2Cr2O7 dan 3,5 ml pereaksi asam sulfat – perak sulfat (H2SO4 AgSO4) Lalu

tutup rapat

(17)

Lap o ran P rak tiku m L ab o rat o riu m L in gkun gan 2 0 1 2

17

5. Setelah selesai, dinginkan lalu pindahkan ke dalam labu Erlenmeyer 50 ml. bilas dengan aquadest

bila perlu

6. Tambahkan 1-2 tetes indikator ferroin

7. Titrasi dengan larutan FAS. Hentikan titrasi jika terjadi perubahan warna dari hijau menjadi biru (

merah coklat)

Diperlukan percobaan blanko yaitu dengan menggunakan aquadest sebagai sampel dengan cara kerja yang sama seperti di atas pada nomor 1-7

L. DO

1. Masukkan sampel air sungai kedalam botol BOD

2. Tambahkan 1ml MnSO4

3. Tambahkan 1 ml alkali iodide ( berwarna coklat) kocok bolak – balik maka akan terpisah warna

coklat di bawah dan yang di atas berwarna putih ( bening)

4. Biarkan 10 menit

5. Lalu pindahkan sebagian larutan ke dalam Erlenmeyer setelah dititrasi hingga kuning muda

6. Setelah dibagi dua, larutan yang ada dalam labu erlenmeyer tambahkan kanji 10 tetes hingga

warna menjadi gelap, lalu titrasi kembali sampai bening

7. Dan larutan sampel yang ada dalam botol BOD, tambahkan 1 ml H2SO4, lalu langsung ditutup

8. Tambahkan 10 tetes kanji (amilum)warna menjadi biru

9. Titrasi dengan thio hingga tidak berwarna ( bening )

M. BOD

 Membuat Air Pengenceran

1. Terhadap 1 liter aquadest tambahkan 1 ml bibit air kotor, 1 ml larutan buffer fosfat, 1 ml larutan

FeCl3, 1 ml larutan CaCl3, dan 1 ml larutan MgSO4.

2. Aerasi selama 30 menit agar air pengencer jenuh dengan oksigen.

 Pemeriksaan Angka Permanganat

1. Siapkan labu Erlenmeyer

2. Masukan 100 ml sampel, lalu tambahkan 5 ml H2SO4 4 N dan tambahkan KMnO4 0.01 N melalui

buret sampai warna berubah menjadi pink muda

3. Panaskan hingga larutan tepat mendidih (pada saat gelembung pertama)

4. Tambahkan 10 ml KMnO4 0.01 N, lalu lanjutkan pemanasan selama 10 menit

 Menentukan Angka Pengenceran

(18)

Lap o ran P rak tiku m L ab o rat o riu m L in gkun gan 2 0 1 2

18

Jika sampel air mengandung angka permanganate 150 mg/Lt maka angka pengencerannya adalah :

P1 = 150 / 3 = 50x (14 ml sampel air + 686 ml A P)

Missal volume botol BOD @ 350 ml maka volume 2 botol BOD adalah 700 ml. Maka pengenceran : 700/50 = 14 ml sampel air + 686 ml air pengenceran

P2 = 150/5 = 30x (22 ml sampel air + 638 ml AP)

P3 = 150/7 = 20x (33 ml sampel air + 627 ml AP)

P4 = 150/10 = 15x (45 ml sampel air + 630 ml AP)

 Melakukan Pengenceran

Setelah diketahui angka pengenceran dari sampel air tersebut maka dilakukan pengenceran contoh air tersebut dengan air pengenceran yang telah dibuat.

Banyaknya air pengencer tersebut sesuiakan dengan hasil perhitungan diatas.Setelah diencerkan, masukkan kedalam dua botol BOD yang telah di kalibrasi volumenya.

Simpah salah satu botol BOD tersebut disimpan dalam incubator 20oC selama 5 hari (untuk

kemudian diperiksa oksigen terlarutnya setelah 5 hari), sedangkan botol BOD yang lainnya langsung diperiksa kandungan oksigen terlarutnya dengan metode titrasi winkler.

Untuk percobaan blanko siapkan 4-6 botol BOD.Masing-masing botol diisi dengan air

pengencer.Dua atau tiga botol pertama inkubasikan selama 5 hari pada temperature

20oC.sedangkan dua atau tiga botol yang lainnya langsung ditentukan kandungan oksigennya (

DO)

 Pemeriksaan Oksigen Terlarut (DO)

1. Masukkan sampel air sungai kedalam botol BOD

2. Tambahkan 1ml MnSO4

3. Tambahkan 1 ml alkali iodide ( berwarna coklat) kocok bolak – balik maka akan

terpisah warna coklat di bawah dan yang di atas berwarna putih ( bening)

4. Biarkan 10 menit

5. Lalu pindahkan sebagian larutan ke dalam Erlenmeyer setelah dititrasi hingga

kuning muda

6. Setelah dibagi dua, larutan yang ada dalam labu erlenmeyer tambahkan kanji 10

tetes hingga warna menjadi gelap, lalu titrasi kembali sampai bening

7. Dan larutan sampel yang ada dalam botol BOD, tambahkan 1 ml H2SO4, lalu

langsung ditutup

8. Tambahkan 10 tetes kanji (amilum)warna menjadi biru

(19)

Lap o ran P rak tiku m L ab o rat o riu m L in gkun gan 2 0 1 2

19

N. Koagulasi

a. Disiapkan 6 buah gelas kimia ukuran 1 lt. Masing-masing diisi 1000 ml contoh air, kemudian disimpan dalam alat jar-test. Tambahkan larutan tawas Alumunium Sulfat ( 1ml = 10 mg) secara bertingkat dari mulai 1 ml, 1,5 ml, 2 ml, 2,5 ml, 3 ml dan 3,5 ml.

b. Kocok dengan kecepatan 100 rpm selama 1 menit dan 60 rpm selama 10 menit, kemudian diabiarkan flok mengendap. Amati bentuk flok, kecepatan mengendap flok, volume flok yang terbentuk dan waktu yang dibutuhkan untuk mengendapkan flok.

c. Kemudian masing–masing disaring dengan kertas saring. Air hasil saringan tersebut dan contoh air (tanpa penambahan tawas) diperiksa terhadap parameter kekeruhan, pH, warna, dan parameter kualitas air lainnya yang belum memenuhi kualitas air minum. d. Buat grafik antara dosis tawas ( sumbu x) dengan parameter kekeruhan atau parameter lainnya (sumbu y) dan tentukan dosis optimum tawas berdasarkan grafik tersebut .

(20)

Lap o ran P rak tiku m L ab o rat o riu m L in gkun gan 2 0 1 2

20

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan A. Parameter Fisik

 pH = 6,9

 DHL = 487 µs / cm

 Turbidity = 10 NTU

B. Asiditas dan Alkalinitas

volume titrasi yang didapat: NaOH = 1,2 ml

HCL = 6,5 ml

Perhitungan

1,2 ml < 6,5 ml → Ρ < m, maka:

 Air mengandung CO2 dan HCO3

- Mg/l CO2 = CO2 = = 52,8 mg/l CO2  Mg/l HCO3- = [( ) ( )] HCO3 = [( ) ( )] = 323,3 mg/l HCO3 -C. Kesadahan Kesadahan Total

volume titrasi yang didapat: EDTA 9,2 ml  Perhitungan Kesadahan total = = = 9,2 0G

(21)

Lap o ran P rak tiku m L ab o rat o riu m L in gkun gan 2 0 1 2

21

Kesadahan Ca

volume titrasi yang didapat: EDTA 6,5 ml  Perhitungan Kesadahan total = = = 6,5 0G  Kesadahan magnesium Perhitungan

Kesadahan mg = kesadahan total – kesadahan Ca = 9,20G –6,5 0G

= 2,7 0G

Nb: 1 0G = 10 mg/l CaO = 2.41 mg/l Ca=1.4 mg/l

D. CO2 Agresif

CO2 Agresif di hitung berdasarkan Grafik Tillmann di bawah ini. Hasil yang di dapat dari grafik yaitu CO2 Agresif = 0 karena titik pertemuan berada di sebelah kanan garis kesetimbangan berati tidak ada CO2 agresif . atau non agresif.

(22)

Lap o ran P rak tiku m L ab o rat o riu m L in gkun gan 2 0 1 2

22

E. Klorida  Mg/L Cl = ( ) = ( ) = 44 mg/L Cl

(23)

Lap o ran P rak tiku m L ab o rat o riu m L in gkun gan 2 0 1 2

23

F. Mangan  Mg/L Mn = = = 0 mg/L Mn

Kadar Mangan yang didapat 0 dikarenakan tidak terbentuknya warna merah muda pada sampel.

G. OrthoPhosfat

Karena tidak terbentuk warna biru pada sampel maka penentuan orthophospat = 0 mg/L.

H. Pemeriksaan Zat Organik

 Volume titrasi = 0.5 ml

 F = 1.07

Perhitungan

Zat Organik = [( ) ( )] KMnO4

= [( ) ( )] = 4215,7118 mg/L Zat Organik I. Ammonium A sampel = 0,008 % T blanko = 100  Perhitungan Y = 0,0822x X = X = 0,0973 mg/L NH4+ J. Nitrat A sampel = 0,217 % T blanko = 100  Perhitungan Y = 0,0545x X = X = 3,98 mg/L NO3-

(24)

Lap o ran P rak tiku m L ab o rat o riu m L in gkun gan 2 0 1 2

24

K. COD

Blanko COD (A) = 2,54 ml

Sampel 1 (B) = 2,44 Sampel 2 = 3,04 K2Cr2O7 = 20,40 ml  Perhitungan [FAS] = = 0,24 N COD = Sampel ml x N x B A ) 1000 (  X 8 = 8 5 , 2 1000 24 , 0 ) 44 , 2 54 , 2 ( x ml x x= 76,8 mg O2/liter L. DO (Oksigen Terlarut)

volume titrasi yang didapat: Na2S2O3 = 21,2 ml  Perhitungan DO mg/L = = = 6,88 mg/L M. BOD DO0 DO5 Blanko 22,5 mL 6,4 mL Pengenceran 1x 21,2 mL 2,1 mL Pengenceran 2x 21,7 mL 1,8 mL Pengenceran 3x 22,1 mL 2,4 mL

Pengukuran DO0 untuk Blanko :

DO mg/L = = = 7,30 mg/L Pengukuran DO5 untuk blanko

(25)

Lap o ran P rak tiku m L ab o rat o riu m L in gkun gan 2 0 1 2

25

DO mg/L = = = 2,08 mg/L Pengukuran DO0 untuk sampel 1x

DO mg/L = = = 6,88 mg/L Pengukuran DO6 untuk sampel 1x

DO mg/L = = = 0,68 mg/L BOD 6 hari untuk sampel dengan pengenceran 1x adalah

BOD6 mg/L = ((D1-D2) – (B1-B2) f ) x p

Dimana, D1= DO 0 hari sampel

D2= DO 5 hari sampel B1= DO 0 hari blanko B2= DO 5 hari blanko P = Angka pengenceran

F = Koreksi untuk seeding = = = 0,91

Maka

BOD6 mg/L (6,88 – 0,68) – ( 7,30 – 2,08 ) x 7 = 6,86 mg/L

Jadi BOD6 untuk sampel yang diencerkan sebanyak 1 x adalah sebesar 0,98 mg/L Pengukuran DO0 untuk sampel 2x

DO mg/L = = = 7,04 mg/L Pengukuran DO6 untuk sampel 2x

DO mg/L = = = 0,56 mg/L BOD 5 hari untuk sampel dengan pengenceran 1x adalah

(26)

Lap o ran P rak tiku m L ab o rat o riu m L in gkun gan 2 0 1 2

26

F = Koreksi untuk seeding = = = 0,8

Maka

BOD6 mg/L (7,04 – 0,56) – ( 7,30 – 2,08 ) x 7 = 8,82 mg/L

Jadi BOD5 untuk sampel yang diencerkan sebanyak 4 x adalah sebesar 8,82mg/L Pengukuran DO0 untuk sampel 3x

DO mg/L = = = 6,95 mg/L Pengukuran DO5 untuk sampel 4x

DO mg/L = = = 0,73 mg/L BOD 5 hari untuk sampel dengan pengenceran 3x adalah

F = Koreksi untuk seeding =

=

= 0,71

Maka

BOD6 mg/L (6,95 – 0,73) – ( 7,30 – 2,08 ) x 7 = 7,00 mg/L

Jadi BOD5 untuk sampel yang diencerkan sebanyak 3 x adalah sebesar 7,00 mg/L

4.2 Pembahasan A. Parameter Fisik

a. Kekeruhan: Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan anorganik dan organik yang terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan yang dihasilkan oleh buangan industri. Kekeruhan dapat diukur dengan alat Turbidimeter, satuan kekeruhan dalam air dapat dinyatakan dengan satuan mg/l SiO2, NTU, FTU dan JTU.

e. DHL, semakin tinggi kandungan mineralnya maka akan semakin tinggi nilai DHL dari air tersebut.

f. pH: Pembatasan pH dilakukan karena akan mempengaruhi rasa, korosifitas air dan efisiensi klorinasi. Beberapa senyawa asam dan basa lebih toksid dalam bentuk molekuler, dimana disosiasi senyawa-senyawa tersebut dipengaruhi oleh pH.

(27)

Lap o ran P rak tiku m L ab o rat o riu m L in gkun gan 2 0 1 2

27

B. Asiditas dan Alkalinitas

1. Saat sampel di tambahkan indicator phenolphthalein tidak terjadi perubahan warna atau tetap

tidak berwarna, ini menyatakan sampel bersifat asiditas sehingga sampel selanjutnya di perlakukan prosedur untuk asiditas.

2. Pengukuran Alkalinitas dan Asiditas harus dilakukan sesegera mungkin dan biasanya dilakukan

ditempat pengambilan contoh.Batas waktu pengukuran yang masih direkomendasikan adalah 14 hari, kecuali untuk gas CO2 harus dilakukan pada saat sampling.Karena gas CO2 mudah berubah. C. Kesadahan

1. Saat melakukan perhitungan kesadahan harus dikalikan faktor dari indikator yang dipakai sebagai faktor koreksi perhitungan.

2. Kesadahan: Kesadahan air yang tinggi akan mempengaruhi efektifitas pemakaian sabun, namun sebaliknya dapat memberikan rasa yang segar. Di dalam pemakaian untuk industri (air ketel, air pendingin, atau pemanas) adanya kesadahan dalam air tidaklah dikehendaki. Kesadahan yang tinggi bisa disebabkan oleh adanya kadar residu terlarut yang tinggi dalam air.

D. Pemeriksaan Zat Organik

1. Saat melakukan pembebasa zat organik pada alat harus dilakukan dengan tepat karena jika masih

tersisa zat organic pada alat maka pemeriksaan jadi tidak valid. E. Pemeriksaan DO dan BOD

1. Permeriksaan DO dan BOD bisa digabungkan pengerjaannya. Karena saat melakukan BOD DO

hari pertama pun di hitung.

2. DO (dissolved oxygent): DO yaitu jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesa

dan absorbsi atmosfer/udara. Semakin banyak jumlah DO maka kualitas air semakin baik. Satuan DO biasanya dinyatakan dalam persentase saturasi. Selain dengan metode Winkler, oksigen terlarut dapat dianalisa dengan metode membran elektroda ( DO meter ) / metoda titrasi lainnya. Senywa reduktor atau oksidator ( nitrit ) dalam air dapat mengganggu pengukuran oksigen dengan metode Winkler. Untuk mencegah gangguan tersebut ditambahkan senyawa Natrium Azide ( NaN3) ke dalam pereaksi oksigen.

3. BOD (biological oxygent demand): BOD yaitu banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh

mikroorgasnisme untuk menguraikan bahan-bahan organik (zat pencerna) yang terdapat di dalam air buangan secara biologi. BOD dan COD digunakan untuk memonitoring kapasitas badan air penerima. Pemeriksaan BOD merupakan uji hayati (bioassay), maka keberhasilan percobaan BOD sangat dipengaruhi oleh kehidupan mikroorganisme sama, oleh sebab itu, semua zat yang bersifat toksik terhadap mikroorganisme harus dihilangkan terlebih dahulu, contohnya adalah senyawa pestisida dan klor.

(28)

Lap o ran P rak tiku m L ab o rat o riu m L in gkun gan 2 0 1 2

28

F. COD

COD (chemical oxygent demand) yaitu banyaknya oksigen yang di butuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan organik secara kimia. Jika kadar COD lebih besar dari 750 mg/l, maka perlu

dilakukan pengenceran terlebih dahulu. Karena zat organik dalam air dapat terurai karena aktivitas mikroorganisme.

(29)

Lap o ran P rak tiku m L ab o rat o riu m L in gkun gan 2 0 1 2

29

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan

Dari percobaan yang dilakukan didapat hasil perhitungan, seperti dibawah ini :

a. Parameter Fisik

 pH = 6,9

 DHL = 487 µs / cm

 Temperatur = 26,5 0C

 Turbidity = 10 NTU

b. Asiditas dan Alkalinitas

 CO2 = 52,8 mg/l  H CO3 = 323,3 mg/l c. Zat organik Zat organic = 4215,71 mg/l d. Kesadahan  Kesadahan Total = 9,2 0G  Kesadahan Ca = 6,5 0G  Kesadahan Mg = 2,7 0G

e. Klorida dan Mangan

Klorida yang didapat = 44 mg/L Klorida Mangan yang didapat = 0 mg/L Mangan

f. Orthofosfat

Orthofosfat yang didapat = 0 mg/L Orthofosfat

g. Ammonium dan Nitrat

Ammonium yang didapat = 0,0973 mg/L Nitrat yang didapat = 3,98 mg/L

(30)

Lap o ran P rak tiku m L ab o rat o riu m L in gkun gan 2 0 1 2

30

e. COD COD = 76,8 mg/l f. DO dan BOD DO = 6,88 mg/L BOD = 7,00mg/L g. Koagulasi

Hasil paling bagus untuk koagulasi yaitu dengan penambahan tawas alumunium sulfat sebanyak 1,5 ml.

1.2 Saran

Melengkapi peralatan dan bahan-bahan laboratorium TL UNPAS agar dapat menunjang praktikum yang akan dilakukan oleh mahasiswa.

Referensi

Dokumen terkait

Pada kontes sapê sono’, yang dinilai adalah keserasian dalam cara berjalan setiap pasangan sapi pada jalur sepanjang 25 meter yang harus ditempuh dalam waktu

Tiap perangkat dibintangi oleh ilmu yang berbeda-beda.bunyi bahasa,misalnya dipelajari dan dikaji oleh ilmu bunyi atau sering disebut fonologi. Fonologi diartikan sebagai ilmu

Selanjutnya untuk mengetahui apakah variabel bebas yang terdiri dari variabel Loyalitas karyawan, Kecerdasan emosional dan Disiplin kerja berpengaruh signifikan

Berdasarkan uraian diatas, maka akan dilakukan penelitian tentang pengaruh model Discovery Learning berbasis Numbered Heads Together dan Group Investigation terhadap

Berdasarkan Tabel 4 di atas, kelas diameter 10–20 cm untuk famili Lauraceae memiliki riap lebih besar daripada famili lain, sementara pada kelas diameter 20–30 cm, riap

tersebut menjadi suatu kendala bagi calon konsumen yang ingin mendapatkan produk dari PT. Mandiri Tunas Finance. Pada X 1.3 jumlah skor ada 4 responden yang menyatakan bahwa

Dalam proses permaafan diri orang tua anak penyandang autisme melalui tahapan yang sama antara lain konfrontasi diri, penilaian diri, belarasa diri, transformasi

Dalam memodelkan akreditasi dengan menggunakan logika fuzzy ini mengasumsikan bahwa : (1) standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, dan standar