Bandar Udara
PENGERTIAN
• Bandar udara atau bandara merupakan sebuah fasilitas tempat pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat. Bandara yang paling sederhana minimal memiliki sebuah landas pacu namun
bandara-bandara besar biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik untuk operator layanan penerbangan maupun bagi
penggunanya.
• Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation
Organization): Bandar udara adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan) yang
diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat.
• Sedangkan definisi bandar udara menurut PT (persero) Angkasa Pura adalah "lapangan udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat".
KLASIFIKASI BANDARA
• Bandara Internasional
• Bandara Domestik
Bandara Internasional
• Melayani angkutan langsung dari dan ke
luar negeri
• Kapasitas pesawat s.d. pesawat Boeing
B747 atau Airbus 300
• Memiliki daerah komersil
• Memiliki fasilitas pemeliharaan
• Memiliki tempat parkir yang luas
SPESIFIKASI B 747
Dimensi B747-100 (versi pertama) B747-400ER (versi terakhir)
Panjang 70,7 m 70,7 m
Lebar (dari ujung sayap kiri ke ujung sayap kanan)
59,6 m 64,4 m
Tinggi 19,3 m 19,4 m
Luas sayap 511 m² 541 m²
Berat bersih 162,4 ton 180,8 ton
Berat maksimum untuk
terbang 340,2 ton 412,8 ton Kecepatan maksimum 967 km/h 939 km/h
Jarak maksimum 9.040 km 14.200 km
Kapasitas kargo 170,6 CBM (5 palet + 14 LD1s) 158,6 CBM (4 palet + 14 LD1s)
Bandara Domestik
• Melayani angkutan langsung dari dan ke daerah untuk menuju daerah sekitarnya
• Terhubung dengan bandara internasional • Tempat transit menuju daerah terpencil
• Kapasitas pesawat s.d. pesawat Boeing 737 atau Airbus (Jarak dari ujung sayap kiri ke ujung sayap kanan: antara 28,3 m sampai 34,3 m (93,0 kaki 112,6 kaki) (36 m untuk sayap lawi bagi 700, 800, -900) ,Panjang: 31,2 m (102,5 kaki) (600), 39,5 m (129,5 kaki) (700, 800), 42,1 m (138,2 kaki) (900), Ketinggian ekor pesawat:12,6 m (41,3 kaki) (600), 12,5 m (41,2 kaki) (700, 800, 900), Berat
maksimum saat lepas landas(takeoff): 65.090 kg (143.500 lb) (600), 79.010 kg (174.200 lb) (700, 800, 900))
• Memiliki bangunan terminal cukup luas • Memiliki fasilitas pemeliharaan kecil • Memiliki beberapa daerah komersil
Bandara Perintis
• Melayani angkutan penerbangan untuk daerah
terpencil
• Kapasitas hanya untuk pesawat ringan (CN-235,
F27 atau Casa 212
• Memiliki landasan pacu sempit dan pendek
• Memiliki terminal kecil atau tidak ada terminal
• Terdapat beberapa bangunan untuk pelayanan,
contoh : Bandar Lampung, Cilacap, Luwuk,
• Landasan parkir (apron)
• Bahu jalan (paved shoulder)
• Landasan pacu (runway)
• Turning area
• Terminal
• Landing area
• Landing strip
Apron
• Pada umunya apron dibuat berdekatan
dengan terminal kedatangan dan hanggar.
• Luas apron tergantung dari faktor : ukuran
pesawat, gate position, sistem parkir
pesawat
Holding Apron
• Holding Apron dibuat dengan luasan besar
agar pesawat yang tidak berhasil take off
dapat melewatinya tanpa hambatan
Holding Bay
• Seperti apron tetapi dengan ukuran lebih
kecil untuk penyimpanan pesawat
sementara waktu
Taxiway
• Fungsi utama taxiway adalah merupakan
akses jalan dari runway ke areal terminal
dan hanggar
Terminal area
• Pengertian terminal termasuk didalamnya
terminal itu sendiri, bangunan operasional,
areal parkir kendaraan bermotor, hangar
untuk servis pesawat dan lain-lain
Macam Berat Pesawat
• Untuk merencanakan tebal perkerasan perlu
diketahui komponen-komponen berat pesawat
yang mempengaruhi pada saat take off atau
landing
• Bobot operasi kosong
• Muatan
• Bobot dengan bahan bakar kosong
• Bobot maksimum pada saat ramp
• Bobot maksimum saat take off
Konfigurasi Lapangan Udara
• Single runway
Terminal Area
Konfigurasi Lapangan Udara
• Parallel runway
Terminal Area
L / TO L / TO
Konfigurasi Lapangan Udara
• Dual-lane runway
Terminal Area L / TO L / TO L / TO L / TO L / TO L / TO L / TO L / TOKonfigurasi Lapangan Udara
• Intersecting runway
Konfigurasi Lapangan Udara
• Open V runway
TO L Term inal A reaDesain Perkerasan Lapangan Udara
• Flexible pavement
• Rigid pavement
Flexible
Rigid
Biaya
Murah Pemeliharaan mahalPelaksanaan
Sulit Lebih mudahMendukung
beban
Baik (untuk dinamis) Kurang (untuk statis)
1. Konstruksi Perkerasan lentur (Flexible Pavement)
Aspal sebagai pengikatnya dan lapisan-lapisan bersifat memikul dan menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar.
2. Konstruksi Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)
Semen (portland cement) sebagai bahan pengikat. Pelat beton dengan atau tanpa tulangan diletakkan di atas tanah dasar dengan atau tanpa lapis pondasi bawah. Beban lalu lintas sebagian besar dipikul oleh pelat beton.
3. Konstruksi Perkerasan Komposit (composite pavement)
Perkerasan kaku yang dikombinasikan dengan perkerasan lentur dapat berupa perkerasan lentur diatas perkerasan kaku atau sebaliknya.
FLEXIBLE PAVEMENT → Those which are surfaced with bituminous (or
asphalt) materials. These types of pavements are called "flexible" since the total pavement structure "bends" or "deflects" due to traffic loads. A flexible pavement structure is generally composed of several layers of materials which can accommodate this "flexing". Flexible pavements comprise about 93 percent
RIGID PAVEMENT → Those which are surfaced with portland cement
concrete (PCC). These types of pavements are called "rigid" because they are substantially stiffer than flexible pavements due to PCC's high stiffness. Rigid pavements comprise 7 percent of U.S. paved roads (about 2 percent of Hawai'i
Karakteristik Pesawat
• Berat
• Ukuran
• Konfigurasi roda
Faktor-faktor yang mempengaruhi tebal
perkerasan
• Besar dan kapasitas pesawat (MTOW,
main landing gear
dan gear configuration)
• Volume lalu lintas udara
• Konstruksi pembebanan pada daerah
tertentu
• Kualitas tiap-tiap lapis perkerasan
• Daya dukung tanah dasar
Konfigurasi Roda Pesawat
• Single gear aircraft
• Wheel load = 0,95 x MTOW
2
Konfigurasi Roda Pesawat
• Dual gear aircraft
• Wheel load = 0,95 x MTOW
4
Konfigurasi Roda Pesawat
• Dual tandem gear aircraft
• Wheel load = 0,95 x MTOW
8
Konfigurasi Roda Pesawat
• Complex Dual Tandem aircraft
• Wheel load = 0,95 x MTOW
10
Konversi Nilai Roda Pendaratan
Konversi dari tipe roda pendaratan
Ke tipe roda pendaratan
Volume lalu lintas dikalikan
Single wheel Dual wheel 0,8
Single wheel Dual tandem 0,5
Dual wheel Dual tandem 0,6
Double dual tandem Dual tandem 1,0 Dual tandem Single wheel 2,0
Dual tandem Dual wheel 1,7
Dual wheel Single wheel 1,3
Double dual tandem Dual wheel 1,7
logR1 = logR2 √(W2/W1)
R1 : jumlah keberangkatan setiap tahun dari pesawat rencana
R2 : jumlah keberangkatan hasil konversi ke satu tipe roda pendaratan dari pesawat rencana
W1 : berat roda pesawat rencana W2 : berat roda pesawat dimaksud
Prosedur perencanaan tebal
berdasarkan metode FAA
1. Tentukan data beban pesawat
• Macam pesawat yang beroperasi di bandara tersebut • Tentukan MTOW
• Tentukan prediksi jumlah penerbangan tahunan • Tentukan konfigurasi roda pendaratan
• Hitung berat roda
2. ditentukan desain pesawat rencana berdasarkan :
• Prediksi jumlah penerbangan tahunan terbesar • Tentukan konfigurasi roda pesawat rencana
• Tentukan faktor konversi roda pendaratan terhadap pesawat rencana
• Menghitung nilai konversi masing-masing konfigurasi roda pendaratan terhadap pesawat rencana yang dihitung
menggunakan formula 3
• Menghitung prediksi jumlah keberngakatan pesawat ekivalen terhadap rencana (R1) menggunakan rumus 1
Prosedur perencanaan tebal
berdasarkan metode FAA
3. Konversi CBR sub grade menjadi “k” on top sub grade
• Data yang diperlukan CBR sub grade
• Konversikan CBR sub grade menjadi “k”on top sub grade menggunakan grafik CBR vs K on top sub grade
• Diperoleh nilai k on top sub grade
• Kemudian dengan menggunakan grafik 2-5 dengan melakukan trial and error tebal sub base > 10cm dan data k on top sub grade di atas, maka diperoleh nilai “k” on top sub base
• Hitung berat roda
4. Menghitung tebal slab beton
• Data yang diperlukan : konfigurasi roda, MTOW yang telah
dikonversi ke lbs, annual departures, kuat lentur beton (psi) dan “k” on top sub base
Tulangan Susut Perkerasan Rigid
• Luas total tulangan baja yang diijinkan dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan berikut :
A
s= 0,206.L √(L.t)
F
sA
s= luas tulangan susut per lebar slab beton (cm
2/m
2)
L = panjang atau lebar slab, jika tidak diketahui diambil 5 x
5
t = tebal slab beton (m)
Angka Konversi
• 1 inch = 2,54 cm
• 1 lb (pound) = 0,4536 kg
• 1 psi (lb/inch
2
) = 0,07 kg/cm
2
Contoh Perencanaan Tebal Perkerasan
• Akan dilakukan penilaian terhadap sebuah bandar udara internasional yang direncanakan menggunakan perkerasan flexible untuk daerah
runway (panjang 2km dan lebar 45km) dan rigid untuk daerah apron
(panjang 250m, lebar 150m). Data-data yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut ini :
Jenis Pesawat Tipe Roda
Prediksi Jumlah Penerbangan Tahunan MTOW (Kg) B 727-100 B 727-200 B 707-320B DC 9-30 CV 880 B 737-200 L 1011-100 B 747-100 Dual Dual Dual tandem Dual Dual tandem Dual Dual tandem
Double Dual tandem
3.760 9.080 3.050 5.800 400 2.650 1.710 85 72.600 86.400 148.290 49.000 83.705 52.378 204.120 317.800
• CBR untuk sub grade adalah 6% dan CBR untuk subbase adalah 20%, kuat lentur slab beton 50kg/cm2 (710psi)
Perhitungan Perkerasan flexible
Menentukan tipe roda pendaratan pesawat rencana berdasarkan
prediksi jumlah penerbangan tahunan. Dari tabel 4 dipilih jenis pesawat B 727-200 sebagai pesawat rencana (dilihat dari prediksi penerbangan tahunan terbesar). Tipe roda pendaratannya adalah dual gear,
sehingga prediksi jumlah penerbangan tahunan harus dikalikan dengan angka konversi sebagai berikut:
Menghitung Annual Departure Pesawat Rencana
Faktor konversi :
1. Dual wheel → dual wheel = 1,
2. Dual tandem wheel → dual wheel = 1,7 3. Double dual wheel → dual wheel = 1,7
W
2= 0,95 x MTOW x 1/m x 1/n
m = main landing gear,