• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi pengasuh Pondok Pesantren dalam mengembangkan pendidikan formal di lingkungan Pondok Modern Darul Hikmah Tawangsari Kedungwaru Tulungagung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Strategi pengasuh Pondok Pesantren dalam mengembangkan pendidikan formal di lingkungan Pondok Modern Darul Hikmah Tawangsari Kedungwaru Tulungagung"

Copied!
206
0
0

Teks penuh

(1)STRATEGI PENGASUH PONDOK PESANTREN DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN FORMAL DI LINGKUNGAN PONDOK MODERN DARUL HIKMAH TAWANGSARI KEDUNGWARU TULUNGAGUNG. SKRIPSI. Oleh NA’IMATUS SHOLIHAH NIM: 14170007. PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2018.

(2) STRATEGI PENGASUH PONDOK PESANTREN DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN FORMAL DI LINGKUNGAN PONDOK MODERN DARUL HIKMAH TAWANGSARI KEDUNGWARU TULUNGAGUNG. SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan (S.Pd). Oleh : Na’imatus Sholihah NIM. 14170007. PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2018. i.

(3) ii.

(4) iii.

(5) HALAMAN PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan nikmat dan karunia-Nya. Sholawat yang tak kunjung hentinya dari hati dan lisan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. Dengan Ridho Allah SWT, karya ini kupersembahkan untuk orang-orang tersayang yang selalu mendampingi perjuanganku dalam menyelesaikan skripsi ini. Teruntuk Bapakku (Bapak Marzuki), Ibundaku (Siti Halimah), kakakku yang selalu siap untuk menjadi sandaran ketika aku lengah dalam skripsi (Miftahul Jannah) dua saudaraku (Zumrotul Ulya dan Muhammad Sahal Mahfudz) dan Khafidzul Ahkam. Sebagai motivator terbesar dalam hidup saya yang tak pernah jenuh mendoakan dan menyayangi saya. Terimakasih atas semua pengorbanan yang engkau berikan untukku selama ini. Teman-teman senasib dan seperjuangan MPI angkatan 2014 terima kasih atas kebersamaan, semangat dan do’anya. Guru-guru , dosen-dosen, ustadz-ustadzah yang telah mendidik dan memberikan ilmunya dengan hati tulus sayangnya kepadaku. Seluruh keluarga besar Bani H. Zaid dan Bani Djuari yang selalu memberi nasihat-nasihat baiknya kepadaku, semoga keluarga besar ini selalu dalam lindungan Allah SWT.. iv.

(6) HALAMAN MOTO. ْ َ َ ‫َي ا َأ ُّي َه ا َّال ذ‬ َ َ ‫يل َل ُك ْم َت َف َّس ُح وا ف ي ْاْل‬ َ ‫ين َآم ُن وا إ َذ ا ِق‬ ‫س ف اف َس ُح وا‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ج‬ ِ ِ ِ ِ ِ َ َّ َ َ َّ َ ُ َّ ْ ْ َ ‫يل ان ُش ُزو ا ف ان ُش ُزو ا َي ْرف ع الل ُه ال ذ‬ َ ۖ ‫الل ُه ل ك ْم‬ َ ‫َي ْف‬ َ ‫ين َآم ُن وا‬ ‫ق‬ ‫ا‬ ‫ذ‬ ‫إ‬ ‫و‬ ‫ح‬ ‫س‬ ِ ِ ِ ْ ْ ُ ُ َ َّ َ ِ ْ ُ ْ َ ‫َ َّ ُ َ َ ْ َ ُِ َن‬ َ َ َ َ (11 ) َ‫ات ۚ والل ه ِب م ا ت ع مَ ل و خ ِب ير‬ ٍ ‫ِم ن ك م وال ِذ ين أ وت وا ال ِع ل م د رج‬ “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Al Qur’an Surat Al Mujadilah 58 : ayat 11). 1. 1. Al-Qur’an dan Terjemahnya, 2014. Bekasi: Cipta Bagus Segara. Hlm. 543. v.

(7) vi.

(8) vii.

(9) KATA PENGANTAR Alhamdulillahirobbilaalaiin, segala puji bagi Allah SWT pencipta langit seisinya, pemberi nikmat yang tak terhitung jumlahnya, dan penabur rizki bagi setiap hamba-Nya. Karena rahmat, taufiq, hidayah, serta inayah-Nya penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Strategi pengasuh pondok pesantren dalam mengembangan pendidikan formal di lingkungan pondok modern darul hikmah tawangsari kedungwaru tulungagung”. dengan baik dan tepat pada waktunya. Shalawat beriringan salam marilah kita sampaikan kepada sang pencerah dunia, beliaulah junjungan kita umat islam, Nabi akhir zaman, Nabi Muhammad SAW. Selanjutnya, kebahagiaan dan kebanggan tersendiri bagi penulis melalui kisah perjalanan melakukan studi S-1, penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan rasa terimakasih kepada pihak-pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam terselesaikannya skripsi ini. Diantaranya: 1.. Prof. Dr.Abdul Haris, M.Ag selaku rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.. 2.. Dr. H. Agus Maimun, M.Pd selaku dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.. 3.. Dr. H. Mulyono, MA selaku ketua jurusan Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.. viii.

(10) 4.. Dr. H. Imam Muslimin, M.Ag selaku dosen pembimbing yang telah mencurahkan semua pikiran dan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingannya hingga penulisan skripsi ini selesai.. 5.. Ayahanda tercinta Bapak Marzuki dan Ibundaku sayang Siti Halimah, kakakku terbaik Miftahul Jannah, Serta kedua adek ku Zumrotul Ulya dan Mohammad Sahal Mahfudz yang selalu memberikan semangat dorongan dan tak lupa melantunkan do’a dan dukungan baik material, maupun spiritual untuk keberlangsungan penelitian ini.. 6.. Pengasuh pondok Modern Darul Hikmah Tawangsari yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk mengadakan penelitian di lembaga yang dipimpin.. 7.. Sahabat-sahabat terbaikku (Reni, Ayu, Zida, Lila, Syakira, Badrus, Rhesa, Suci, Erma) yang setia mendampingi selama berjuang melawan susahnya menyelesaikan skripsi ini.. 8.. Semua teman-teman The First Generation of MPI yang telah berjuang bersama meraih cita dan asa karena kalian penulis bisa menjalani bangku perkuliahan dengan berbagai rasa dan warna kehidupan.. 9.. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu sehingga laporan skripsi ini terselesaikan dengan baik dan lancar. Hanya ucapan terimakasih sebesar-besarnya yang dapat penulis sampaikan, semoga bantuan dan do’a yang telah diberikan dapat menjadi amal kebaikan di hadapan Allah SWT.. ix.

(11) x.

(12) PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN. Penulisan transliterasi Arab-Latin dalam skripsi ini menggunakan pedoman transliterasi berdasarkan keputusan bersama Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 158 tahun 1987 dan No. 0543 b/U/1987 yang secara garis dapat diuraikan sebagai berikut: A. Huruf ‫ا‬. =. A. ‫ز‬. =. Z. ‫ق‬. =. Q. ‫ب‬. =. B. ‫س‬. =. S. ‫ك‬. =. K. ‫ت‬. =. T. ‫ش‬. =. Sy. ‫ل‬. =. L. ‫ث‬. =. Ts. ‫ص‬. =. Sh. ‫م‬. =. M. ‫ج‬. =. J. ‫ض‬. =. dl. ‫ن‬. =. N. ‫ح‬. =. H. ‫ط‬. =. th. ‫و‬. = W. ‫خ‬. =. Kh. ‫ظ‬. =. zh. ‫ه‬. =. H. ‫د‬. =. D. ‫ع‬. =. ‘. ‫ء‬. =. ,. ‫ذ‬. =. Dz. ‫غ‬. =. gh. ‫ي‬. =. Y. ‫ر‬. =. R. ‫ف‬. =. f. B. Vokal Panjang. C. Vokal Diphthong. Vokal (a) panjang = â. ْ‫أو‬. =. Aw. Vokal (i) panjang = î. ْ‫أي‬. =. Ay. Vokal (u) panjang = û. ْ‫أو‬. =. Û. ْ‫إي‬. =. Î. xi.

(13) DAFTAR TABEL. Tabel 1.1 Originalitas Penelitian. .................................................................. 11 Tabel 5.1 Hasil Penelitian.............................................................................. 82. xii.

(14) DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Berfikir. ...................................................................... 38 Gambar 3.1 Teknik Analisis Data Model Interaktif Miles dan Hubberman.. 46. xiii.

(15) DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Instrumen Pengumpulan Data. Lampiran 2. Instrumen Wawancara. Lampiran 3. Bukti Konsultasi. Lampiran 4. Surat Izin Penelitian. Lampiran 5. Surat Keterangan Penelitian. Lampiran 6. Data KMI. Lampiran 7. Administrasi Darul Hikmah. Lampiran 8. Kalender Akademik. Lampiran 9. Rencana Kerja Madrasah. Lampiran 10. Struktur TU MA. Lampiran 11. Struktur TU Mts. Lampiran 12. Foto-Foto Kegiatan. Lampiran 13. Biodata Mahasiswa. xiv.

(16) DAFTAR ISI. HALAMAN SAMPUL HALAMAN JUDUL .........................................................................................i LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................ii LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................iii HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................iv HALAMAN MOTTO .......................................................................................v NOTA DINAS PEMBIMBING ........................................................................vi SURAT PERNYATAAN ..................................................................................vii KATA PENGANTAR .......................................................................................viii PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN ............................................xi DAFTAR TABEL..............................................................................................xii DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xiii DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xiv DAFTAR ISI ......................................................................................................xv ABSTRAK .........................................................................................................xvii. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..........................................................................1 B. Fokus Penelitian ......................................................................................8 C. Tujuan Penelitian ....................................................................................8 D. Manfaat Penelitian ..................................................................................8 E. Originalitas Penelitian .............................................................................9 F. Definisi Istilah .........................................................................................13 G. Sistematika Pembahasan .........................................................................14. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Strategi Kepemimpinan...........................................................................16 1. Pengertian Kepemimpinan ................................................................16 2. Fungsi Kepemimpinan ......................................................................22. xv.

(17) 3. Teori Kepemimpinan ........................................................................25 4. Gaya Kepemimpinan Kiai .................................................................28 B. Pondok Pesantren ....................................................................................29 1. Pengertian Pondok Pesantren ...........................................................29 2. Tujuan Pondok Pesantren .................................................................29 C. Pengembangan ........................................................................................30 1. Pengertian Pengembangan ................................................................30 2. Strategi Pengembangan Pendidikan ..................................................32 D. Pendidikan Formal ..................................................................................34 1. Pengertian Pendidikan Formal ..........................................................34 2. Fungsi Lembaga Pendidikan .............................................................34 E. Kerangka Berfikir....................................................................................35. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian..............................................................37 B. Kehadiran Peneliti ...................................................................................38 C. Lokasi Penelitian .....................................................................................39 D. Data dan Sumber Data ............................................................................40 E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................41 F. Analisis Data ...........................................................................................43 G. Pengecekan Keabsahan Data...................................................................44 H. Prosedur Penelitian..................................................................................45. BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Paparan Data ...........................................................................................46 1. Letak Geografis Pondok Modern Darul Hikmah Tawangsari Kabupaten Tulungagung ...................................................................46 2. Sejarah Pondok Modern Darul Hikmah Tawangsari Kabupaten Tulungagung .....................................................................................47 3. Visi dan Misi Pondok Modern Darul Hikmah Tawangsari Kabupaten Tulungagung .....................................................................................49. xvi.

(18) 4. Stuktur Pengurus dan Susunan Organisasi Pondok ..........................50 5. Kulliyatu-l-mu’alimin Al Islamiyyah (KMI) ....................................50 6. Kegiatan Pondok Modern Darul Hikmah .........................................54 7. Sejarah Berdirinya Madrasah Darul Hikmah ....................................54 8. Visi dan Misi Madrasah Darul Hikmah ............................................56 B. Deskripsi Hasil Penelitian .......................................................................57 1. Strategi Pengasuh Pesantren Dalam Mengembangkan Pendidikan Formal di Pondok Modern Darul Hikmah Tawangsari.....................57 2. Implikasi Strategi Pengasuh Pesantren Dalam Mengembangkan Pendidikan Formal di Pondok Modern Darul Hikmah Tawangsari..67 C. Temuan Penelitian...................................................................................70 1. Strategi Pengasuh Pesantren Dalam Mengembangkan Pendidikan Formal di Pondok Modern Darul Hikmah Tawangsari.....................70 2. Implikasi Strategi Pengasuh Pesantren Dalam Mengembangkan Pendidikan Formal di Pondok Modern Darul Hikmah Tawangsari..71. BAB V PEMBAHASAN A. Strategi Pengasuh Pesantren Dalam Mengembangkan Pendidikan Formal di Pondok Modern Darul Hikmah Tawangsari .......................................72 B. Implikasi Strategi Pengasuh Pesantren Dalam Mengembangkan Pendidikan Formal di Pondok Modern Darul Hikmah Tawangsari........77 C. Hasil Penelitian .......................................................................................78. BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................................81 B. Saran .......................................................................................................81 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................83 LAMPIRAN-LAMPIRAN. xvii.

(19) ABSTRAK Sholihah, Na’imatus. 2018. Strategi Pengasuh Pondok Pesantren dalam Mengembangkan Pendidikan Formal di Lingkungan Pesantren Darul Hikmah Tawangsari Kedungwaru Tulungagung. Skripsi, Jurusan Manajemen Pendidikan Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Pembimbing Skripsi: Dr. H. Imam Muslimin, M.Ag.. Mengembangkan pendidikan dirasa memang sangat penting, dan untuk mengembangkan lembaga harus mempunyai yang namanya strategi kepemimpinan karena dalam suatu lembaga kepemimpinan merupakan faktor utama untuk kesuksesan dalam mengembangkan atau memajukan lembaga tersebut. Pondok Modern Darul Hikmah Tawangsari adalah salah satu dari beberapa pondok yang mengembangkan lembaga pendidikan formal di lingkungan pesantren, meraka bisa menyeimbangkan antara pendidikan formal dan non formal dengan pembelajaran yang efektif. Sehingga memunculkan tujuan penelitian: (1) mendeskripsikan strategi yang digunakan pengasuh pesantren dalam mengembangkan pendidikan formal di pondok Modern Darul Hikmah Tawangsari, (2) mendeskripsikan implikasi strategi pengasuh pesantren dalam mengembangkan pendidikan formal di pondok Modern Darul Hikmah Tawangsari. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus, dimana instrumen yang menjadi kunci dari penelitian ini adalah peneliti sendiri, dan teknik pengumpulan data yang digunakan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sehingga data yang trekumpul berupa kata-kata dianalisis dengan cara mereduksi data yang relevan, memaparkan dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) Strategi pengasuh pesantren dalam mengembangkan pendidikan formal di pondok Modern Darul Hikmah Tawangsari diantaranya sebagai berikut: (a) kerjasama dengan IKPM (b) melakukan sistem door to door (c) membentuk 3 pimpinan (d) penggabungan tiga Kurikulum, (2) Implikasi strategi pengasuh pesantren dalam mengembangkan pendidikan formal di pondok Modern Darul Hikmah Tawangsari (a) adanya administrasi keuangan, peraturan, dan kedisiplinan menjadi lebih efektif (b) wawasan ilmu agama dan sosial yang semakin luas, (c) Adanya ekstrakurikuler, (d) bisa mengikuti dan menjuarai olimpiade.. Kata Kunci : Strategi Pengasuh Pesantren, Mengembangkan Pendidikan Formal Pesantren. xviii.

(20) ABSTRACT Sholihah, Na’imatus. 2018. The Strategyof Islamic Boarding School Caregiver in Developing Formal Education at Islamic Boarding School of Darul Hikmah of Tawangsari Kedungwaru Tulungagung. Thesis, Department of Islamic EducationManagement, Faculty of Tarbiyah and Teaching Sciences, Maulana Malik Ibrahim State Islamic University of Malang. Advisor: Dr. H. Imam Muslimin, M.Ag. Developing education is very important, and it must have a leadership strategy due to the main factor for success in developing or advancing the institution. Modern Islamic Boarding School of Darul Hikmah of Tawangsari is one of Islamic Boarding Schools that develop formal education institutions within the boarding school, it can balance between formal and non-formal education with effective learning. The research objectives are to: (1) describe the strategies used by pesantren caregiver in developing formal education at Darul Hikmah Modern Islamic Boarding School ofTawangsari, (2) describe the implications of pesantren caregivers in developing formal education atModern Islamic Boarding School of Darul Hikmah of Tawangsari. The research uses a qualitative research approach with a type of case study research, the instrument is the researcher, and data collection techniques use observation, interviews, and documentation. So that the data is analyzed by reducing relevant data, describing and drawing conclusions. The research results showed, (1) the strategies are: (a) collaboration with IKPM (b) conducting a door to door system (c) forming the three leaders (d) merging three Curriculum, (2) the implications are (a) the existence of the effectivefinancial administration, regulations, and discipline more (b) broader religious insightsand social, (c) Extracurricular (d) can follow and win the Olympics.. Keywords: The Strategy of Islamic Boarding School Caregiver, Developing Formal Education for Islamic Boarding School. xix.

(21) ‫ملخص البحث‬ ‫نعمة الصاحلة‪ .2018 .‬اسرتاتيجية مدير املدرسة اإلسالميةيف تطوير التعليم الرمسي يف بيئة املدرسة‬ ‫اإلسالمية دار احلكمةتاونج سارى‪.‬البحث اجلامعي‪.‬قسماإلدارة الرتبية اإلسالمية ‪ ،‬كلية‬ ‫العلوم الرتبية والتعليم‪ ،‬جامعة اإلسالمية احلكومية موالنا مالك إبراهيم ماالنج‪ .‬اإلشراف‪:‬‬ ‫الدكتور إمام مسلمني‪ ،‬احلج املاجستري‬ ‫ا يعتربتطوير التعليم مهما جدا‪ ،‬جيب أن يكون به اسرتاتيجية القيادة بسبب فيها عامل‬ ‫رئيسي للنجاح يف تطوير أو تعزيز املؤسسة‪ .‬املدرسة اإلسالمية احلديثة دار احلكمةتاونج سارىهي‬ ‫واحدة من املدارس اإلسالميات اليت تنمي مؤسسات التعليم الرمسي يف بيئة املدرسة اإلسالمية‪ ،‬وأهنا‬ ‫متكن أن توازن بني التعليم الرمسي وغري الرمسي مع التعلم الفعال‪.‬‬ ‫األهداف البحث فهي‪ )1( :‬وصف االسرتاتيجية املدرسة اإلسالمية يف تطوير التعليم‬ ‫الرمسي يف املدرسة اإلسالميةاحلديثة دار احلكمةتاونج سار‪)2( .‬وصف اآلثار املرتتبة‬ ‫السرتاتيجيةاملدرسة اإلسالمية يف تطوير التعليم الرمسي يف بيئة املدرسة اإلسالميةاحلديثة دار‬ ‫احلكمةتاونج سارى‬ ‫استخدم هذا البحث منهجياوكيفيا مع دراسة احلالة‪ ،‬واألداة الرئيسية هي الباحثة‪ ،‬وتقنيات‬ ‫مجع البيانات هي عن طريق املالحظة واملقابالت والوثائق‪ .‬مجع حتليل البيانات يف شكل الكلمات‬ ‫عن طريق حد البيانات‪ ،‬ووصف واستنتاج النتائج‬ ‫دلت النتائج البحث أن (‪ )1‬اسرتاتيجيات هي كما يلي‪( :‬أ) التعاون مع ‪( IKPM‬ب)‬ ‫تقوممباشرة (‪( )door to door‬ج) تشكيل ‪ 3‬قيادات (د) جتميع ثالثة املناهج الدراسية‪)2( ،‬‬. ‫واثارها فهي (أ) وجود اإلدارة املالية والتنظيم واالنضباط الذايت لتكون أكثر فعالية (ب) رؤى املعرفة‬ ‫الدينية واالجتماعية الواسعة‪( ،‬ج) وجود الالمنهجية ‪( ،‬د) ميكن أن يتبع ويفيز يف األوليمبية‬. ‫الكلمات الرئيسية‪ :‬اسرتاتيجية مدير املدرسة اإلسالمية‪ ،‬تطوير التعليم الرمسي ملدرسة اإلسالمية‬. ‫‪xx‬‬.

(22) BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini tantangan bangsa Indonesia sangatlah berat karena disamping menghadapi persaingan dunia Internasional sebagai akibat dari keterbukaan informasi global juga masih rendahnya kualitas sumberdaya manusia dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), sehingga jika tidak segera diantisipasi maka akan dapat mengikis nilai-nilai agama dan budaya bangsa Indonesia yang semestinya kita pertahankan. Oleh karena itu maka diperlukan strategi yang tepat, sitematis dan integratif untuk mendirikan dan mengembangkan suatu lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan mempunyai peranan yang cukup penting dalam membentuk kepribadian dan tingkah laku moral. Dengan adanya berbagai lembaga pendidikan di Indonesia, diharapkan dapat mencetak anak bangsa yang cendekia serta berkarakter, dan lembaga pendidikan yang mampu bertahan dari arus global adalah pesantren, pesantren sebagai lembaga pendidikan yang memiliki akar kuat (indigenous) pada masyarakat muslim Indonesia, dalam perjalanannya mampu menjaga dan mempertahankan keberlangsungan dirinya (survival system) serta memiliki model pendidikan multi aspek. Santri adalah murid yang sedang belajar di pesantren, santri tidak hanya dididik menjadi seorang yang mengerti ilmu agama, tetapi juga mendapat tempaan kepemimpinan yang alami, kemandirian, kesederhanaan,. 1.

(23) 2. ketekunan, kebersamaan, kesetaraan, dan sikap positif lainnya. Modal inilah yang diharapkan melahirkan masyarakat yang berkualitas dan mandiri sebagai. bentuk. partisipasi. pesantren. dalam. menyukseskan. tujuan. pembangunan nasional sekaligus berperan aktif dalam mencerdaskan bangsa sesuai yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945.2 Pesantren menurut sebagaian ahli merupakan produk pendidikan asli Indonesia.3 Pendidikan asli Indonesia ini secara langsung dan tidak langsung ikut mencerdaskan bangsa Indonesia. Pesantren telah ada di Indonesia sejak sebelum Indonesia merdeka. Pesantren merupakan kebutuhan masyarakat setelah surau, langgar dan mesjid tidak memadai lagi sebagai lembaga pendidikan Islam. 4 Pada mulanya Populasi pondok pesantren dari sebagian yang pulau yang berada di negara Indonesia yang terbesar merupakan di provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Banten yang berjumlah 78,60% dari jumlah seluruh pondok pesantren di Indonesia. Dengan rincian Jawa Barat 7.624 (28,00%), Jawa Timur 6.003 (22,05%), Jawa Tengah 4.276 (15,70%), dan Banten 3.500 (12,85%). Dari seluruh pondok pesantren yang ada, berdasarkan tipologi pondok pesantren, terdapat sebanyak 14.459 (53,10%) pondok pesantren salafiyah, dan 7.727 (28,38%) khalafiyah/ashriyah, serta 5.004 (18,52%) sebagai pondok pesantren kombinasi.5 Dengan adanya beberapa model pondok 2. Amin Haedari,etal.,Masa Depan Pesantren dalam Tantangan Modernitas dan Tantangan Komplesitas Global (Cet. I; Jakarta: IRD Press, 2004), hlm. 3. 3 Azyumardi Azra, Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi menuju Milenium Baru (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm. 105. 4 Ibid,hlm. 106. 5 www.pendis.kemenag.go.id diakses pada 28 agustus 2018 pukul 22:18.

(24) 3. pesantren di Indonesia maka pembelajaran yang digunakan disetiap pesantren juga berbeda tetapi tujuannya tetap sama untuk menjadikan para santri menjadi manusia yang berguna bagi nusa dan bangsa serta mendapat ridha dari sang Pencipta. Pesantren didirikan oleh para penyebar Islam sehingga kehadirannya diyakini mengiringi dakwah Islam di negeri ini. Pesantren pada awal berdirinya sampai dengan saat ini telah mengalami perkembangan. Pada masa awal berdirinya, pesantren berfungsi sebagai pusat pendidikan dan penyiaran agama Islam. Kedua fungsi ini bergerak saling menunjang. Setiap orang berhak untuk mendapatkan pendidikan, pada dasarnya pendidikan itu mengajarkan setiap individu untuk berpikir dan bertindak mencerminkan dirinya sebagai individu penerus generasi yang baik. Pendidikan dewasa ini sudah banyak melahirkan berbagai macam model pendidikan. Pendidikan formal ataupun nonformal, contohnya mulai dari pendidikan anak usia dini, pendidikan home schooling, pendidikan khusus bagi para masyarakat yang kurang mampu dan pendidikan umum negeri maupun swasta mulai dari Taman Kanak-kanak hingga ke Perguruan Tinggi, yang bertaraf Nasional dan Internasional. Pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 dinyatakan bahwa pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar.

(25) 4. pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Berbicara pendidikan secara khusus tidak akan lepas dari peran sebuah kepemimpinan pendidikan. Oleh karena itu, efek era globalisasi tidak langsung menunutut pada setiap pemimpin pendidikan, baik statusnya sebagai individu maupun sebagai bagian dari kelompok harus selalu berusaha memperbaiki dan mengembangkan skill dan kepribadian dirinya agar menjadi seorang pemimpin yang lebih baik serta pandai beradaptasi dengan lingkungan. Pemimpin ataupun ketua pasti akan dibutuhkan dalam setiap kelompok guna untuk memimpin kelompok tersebut menjadi lebih maju, berkembang, dan menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya. Begitu juga dengan pesantren, lembaga ini mempunyai pimpinan yang disebut dengan pengasuh. Kyai-ulama (pengasuh pesantren) adalah penentu langkah pergerakan pesantren di mana poisisi kyai dalam lembaga pesantren sangat menentukan kemana arah perjalanan pesantren (kebijakan dan orientasi program pesantren) ditentukan oleh pengasuh pesantren. Pengasuh pesantren sebagai pemimpin masyarakat, pimpinan pesantren dan sekaligus sebagai ulama. Sebagai ulama pengasuh berfungsi sebagai pewaris para nabi yakni mewarisi apa saja yan dianggap sebagai ilmu oleh para nabi, baik dalam bersikap, berbuat, dan contoh-contoh atau teladan baik mereka.6 Mengembangkan pendidikan merupakan suatu hal yang dirasa sangatlah penting, sebab jika remaja pada zaman sekarang ketinggalan akan ilmu-ilmu 6. Rofiq A.dkk, Pemberdayaan Pesantren: Menuju Kemandirian dan Profesionalisme Santri dengan Metode Dauroh Kebudayaan, (Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2005), hal. 7.

(26) 5. yang telah muncul dan berkembang maka mereka juga akan tertindas dengan pengetahuan dan mereka juga akan gagal untuk menjadi pemuda bangsa yang berwibawa. Seseorang dituntut untuk memiliki dinamika yang tinggi, komitmen terhadap masa depan, memiliki kepekaan terhadap perkembangan masyarakat serta ilmu pengetahuan teknologi, dan bersikap istiqomah. Seperti yang disebutkan semuanya di dalam al Qur’an surah al-Hasyr ayat: 18.. ُ َ ۡ َ َ َّ ْ ُ َّ ْ ُ َ َ َ َّ َ ُّ َ ََٰٓ ۚ َّ ْ َ َ ٞ ‫نظ ۡر َن ۡف‬ ‫س َّما ق َّد َم ۡت ِلغ ۖد َو َّٱت ُقوا ٱلل َه ِإ َّن‬ ‫يأيها ٱل ِذين ءامنوا ٱتقوا ٱلله ولت‬ َ ُ َ ُۢ َ َّ ١٨ ‫ٱلل َه خ ِب ُير ِب َما ت ۡع َملون‬. َ. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.7. Disebutkan juga dalam Al-Qur’an lainnya, terdapat dalam Surah Al-‘Alaq ayat: 1-5.. ۡ ۡ َ َۡۡ َ ‫ َخ َل َق ۡٱۡل‬١ ‫ٱسم َرب َك َّٱلذي َخ َل َق‬ ۡ ‫ۡٱق َ ۡرأ ب‬ ٣ ‫ ٱق َرأ َو َر ُّب َك ٱۡلك َر ُم‬٢ ‫نس َن ِم ۡن َعل ٍق‬ ِ ِ ِ ِ َۡ ۡ َ ۡ َ َ َ َ ۡ َ َّ َ َ َ ۡ ِ َ َّ َ َّ ٥ ‫ٱۡلنسن ما لم يعلم‬ ِ ‫علم‬٤ ‫ٱل ِذي علم ِبٱلقل ِم‬. َ. 1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah 3. Bacalah, dan Tuhanmulah. 7. Al-Qur’an dan Terjemahnya, 2014. Bekasi: Cipta Bagus Segara. hlm 548.

(27) 6. Yang Maha Pemurah 4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.8. Pondok Pesantren Modern Darul Hikmah Tawangsari merupakan salah satu Pondok Pesantren khalafiyah yang ada di pulau Jawa tepatnya berada di sebelah utara Kota Tulungagung +4 Km di Jalan KH. Abu Mansyur I Tawangsari Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung Jawa Timur. Pondok Pesantren Modern Darul Hikmah Tawangsari juga merupakan pondok alumni gontor, karena yang membangun dan mengembangkan pondok tersebut merupakan alumni dari pondok Modern Gontor sehingga pembelajaran dan juga administrasi di pondok pesantren Modern Darul Hikmah Tawangsari juga akan sama dengan pondok Modern Gontor. Awal mula berdirinya pondok ini diawali dari sebuah langgar atau suarau atau musola. Mushola ini didirikan oleh almarhum H. Ridwan Musban sejak tahun 1930, disamping sebagai guru ngaji di mushola ini beliau juga sebagai saudagar besar di wilayah Tulungagung. Pada tahun 1977 beliau wafat dan pada tahun 1988 putra beliau H. Drs. Nurul Hadi Ridwan (alumni pondok Modern Gontor) dan H. Masyhudi Ridwan, S.H bersama dengan ibunda Hj. Markamah Ridwan telah memutuskan untuk mendirikan pondok pesantren. Pada tanggal 2 juli 1991 disepakati dan telah didirikan pondok pesantren bernama “Pondok Modern Darul Hikmah Tawangsari” yang dipimpin KH. Drs. Nurul Hadi Ridwan, dan dibantu oleh Ikatan Keluarga Pondok Modern Gontor (IKPM). Setelah pondok pesantren. 8. Al-Qur’an dan Terjemahnya, 2014. Bekasi: Cipta Bagus Segara. hlm 597.

(28) 7. Modern Darul Hikmah berdiri pada saat bersamaan pondok pesantren Modern Darul Hikmah melakukan pengembangan pada tingkat pendidikan formal yaitu MTS Darul Hikmah dan MA Darul Hikmah agar tidak mengalami kekurangan dalam mendirikan pondok. Pondok Modern Darul Hikmah Tawangsari sebagai lembaga pendidikan Islam, yang sistemnya dilaksanakan secara integral yang menyatukan pendidikan formal dan non formal dalam sebuah milleu yang didesain untuk mendidik. Sistem yang digunakan oleh Pondok Modern Darul Hikmah Tawangsari adalah sistem asrama dimana kyai, ustadz dan santri berada dalam asrama selama 24jam, hal ini dengan maksud untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas pendidikan. Pengasuh memiliki kewenangan tertinggi di dalam pondok pesantren untuk melakukan segala bentuk perubahan dan pengembangan dalam bentuk memperbaiki segala aspek yang bersinergi dengan pesantren salah satunya dengan adanya lembaga pendidikan formal dan disinilah pengasuh melakukan pengembangan. Dengan melakukan pengembangan maka pengasuh harus mempunyai strategi dengan mempertimbangkan beberapa aspek untuk menunjang pengembangan yang ingin dicapai. Melihat dari paparan di atas, menurut peneliti begitu penting meneliti tentang strategi yang digunakan pengasuh pesantren untuk mengembangkan pendidikan formal di lingkungan pesantren. Dengan begitu peneliti mengangkat judul penelitian tentang bagaimana “Strategi Pengasuh Pondok.

(29) 8. Pesantren dalam mengembangkan Pendidikan Formal di Lingkungan Pondok Modern Darul Hikmah Tawangsari Kedungwaru Tulungagung”. B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas peneliti mengambil fokus penelitian yaitu: 1. Bagaimana. strategi. pengasuh. pesantren. dalam. mengembangkan. pendidikan formal di pondok Modern Darul Hikmah Tawangsari? 2. Bagaimana implikasi strategi pengasuh pesantren dalam mengembangkan pendidikan formal di pondok Modern Darul Hikmah Tawangsari? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan fokus penelitian yang talah dipaparkan di atas oleh peneliti. 1. Untuk mendeskripsikan strategi yang digunakan pengasuh pesantren dalam mengembangkan pendidikan formal di pondok Modern Darul Hikmah Tawangsari. 2. Untuk mendeskripsikan implikasi strategi pengasuh pesantren dalam mengembangkan pendidikan formal di pondok Modern Darul Hikmah Tawangsari. D. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoritis maupun praktis..

(30) 9. 1. Secara teoritis peneliti dapat memberi manfaat sebagai berikut: a.. Sebagai wawasan dan pengetahuan bagi pembaca tentang seperti apa pola yang telah digunakan pengasuh pondok pesantren dalam pengembangan pendidikan formal di dalam pesantren.. b.. Sebagai bahan penelitian atas kepemimpinan pengasuh pondok pesantren dalam mengembangkan pendidikan formal di pondok Modern Darul Hikmah Tawangsari.. 2. Secara praktis peneliti dapat memberi manfaat sebagai berikut: a.. Peneliti Menambah pengalaman dan pelajaran berharga dalam penelitian, sehingga peneliti bisa lebih mengetahui bagaimana proses sesuatu itu bisa menjadi lebih baik dari sebelumnya.. b.. Bagi lembaga Sebagai tambahan wawasan pengetahuan bagi pondok Modern Darul Hikmah Tawangsari dalam mengembangkan pendidikan formalnya dan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi para pengasuh sebuah lembaga. pendidikan pada. umumnya. serta. untuk. menambah. perbendaharaan kepustakaan Fakultas Tarbiyah Universitas Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. E. Originalitas Penelitian Sebagai bukti orisinalitas penelitian ini, peneliti melakukan kajian pada beberapa penelitian terdahulu (literature review), dengan tujuan untuk melihat letak persamaan dan perbedaan kajian dalam penelitian yang akan dilakukan,.

(31) 10. disamping itu untuk menghindari pengulangan atau persamaan terhadap media, metode atau kajian data yang telah ditemukan oleh peneliti terdahulu. Beberapa penelitian terdahulu sebagai perbandingan peneliti ini adalah sebagai berikut: Penelitian pertama, oleh Khadiq Muakrom yang berjudul “kepemimpinan pengasuh pondok pesantren dalam meningkatkan kualitas pendidikan formal di pondok pesantren darul amanah kabunan sukorejo kenda” dalam penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa dalam meningkatkan kualitas proses pendidikan formal, pengasuh pondok pesantren Darul Amanah menggunakan pola kepemimpinan kharismatik dan pola kepemimpinan demokratis. Hal ini dituangkan. dalang. menghadapi. dan. menyelesaikan. permasalahan-. permasalahan para guru/ asatidz, seperti dalam menjalankan rutinitas para guru dan bawahannya yaitu mulai dari diadakannya briefing bagi guru-guru di setiap pagi hari 15 menit sebelum mengajar dan dilanjutkan dengan evaluasi oleh pengasuh pondok pesantren sendiri. Penelitian kedua, oleh Maghfur Hidayat Nur yang berjudul “kebijakan kiai dalam pengembangan pendidikan formal di pesantren (studi multi situs di MA Al-ma’arif pondok pesantren panggung dan SMAI sunan gunung jati pondok pesantren hidayatul mubtadi’ien ngunut)” dalam penelitian ini dapat di ambil berapa hasil temuan yang telah di lakukan oleh peneliti tentang kebijakan kiai dalam penyusunan agenda pengembangan pendidikan formal dimulai dengan pengamatan lingkungan, masukan dari pimpinan lembaga serta inisiatif kiai sendiri. Formulasi kebijakan kiai dalam pengembangan.

(32) 11. pendidikan formal pondok pesantren Panggung dan Hidayatul Mubtadi’ien dalam hal ini MA Maarif dan SMA Islam Gunung Jati berorientasi pada halhal yang mendesak dan penting yakni terkait tentang peningkatan mutu pendidikan melalui, pengembangan kurikulum, sarana dan prasarana dan peningkatan sumber daya manusia baik pendidik dan tenaga kependidikan. Penelitian ketiga, oleh Kiromim Baroroh yang berjudul “Pendidikan formal di lingkungan pesantren sebagai upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia” dalam penelitian ini dapat di ambil sebuah kesimpulan terkait bagaimana pesantren bisa berkembang lebih baik untuk meningkatkan mutu sumber daya manusianya dengan melihat bahwa para siswa di sekolah formal pada hakekatnya merupakan santri di pesantren tersebut, maka sudah sewajarnyalah efektifitas pendidikan sekolah dipesantren juga ditingkatkan sebagaimana sekolah umum lainnya di luar pesantren.. Tabel 1.1 Perbedaan Penelitian dengan Penelitian Sebelumnya No 1.. Nama, Penerbit, Judul, Bentuk, Tahun Khadiq muakrom, Pola kepemimpinan pengasuh pondok pesantren Dalam meningkatkan kualitas pendidikan Formal di pondok pesantren darul amanah Kabunan sukorejo kenda, Skripsi. Persamaan. Perbedaan. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dalam meningkatkan kualitas input pendidikan, pengasuh pondok pesantren Darul Amanah menggunakan dua pola kepemimpinan, yaitu pola kepemimpinan demokratis dan pola kepemimpinan kharismatik.. Dari penelitian Khadiq muakrom membahas tentang peningkatas kualitas pendidikan formal, sedangkan peneliti membahas tentang strategi pengembangan pendidikan formal di dalam pondok. Orisinalitas Penelitian Membahas tentang pengembangan pendidikan formal di pondok pesantren dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif ..

(33) 12. pesantren. 2.. Maghfur Hidayat Nur, kebijakan kiai dalam pengembangan pendidikan formal di pesantren (studi multi situs di MA Al-ma’arif pondok pesantren panggung dan SMAI sunan gunung jati pondok pesantren hidayatul mubtadi’ien ngunut), Thesis, 2017.. Dari penelitian ini mempunyai persamaan dalam mengembangkan pendidikan formal di pondok pesantren, yang juga mencakup madrasah dan juga sekolah formal atau pendidikan formal yang ada di pondok pesantren hidayatul mubtadi’ien.. Membahas tentang perbedaan dalam penelitian ini dalam segi pengembanganny a di dua lembaga pendidikan, sedangkan peneliti hanya fokus mengembangkan satu lembaga saja, dan objek penelitian berbeda.. 3.. Kiromim Baroroh, Pendidikan formal di lingkungan pesantren sebagai upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, Jurnal ekonomi & pendidikan , volume 3 nomor 1, april 2006. Kiromim Baroroh membahas tentang keeftifan sekolah formal yang berada di dalam pondok pesantren, sama seperti peneliti membahas tentang bagaimana pendidikan formal yang berada di dalam pesantren bisa berkembang dengan baik.. Penelitian Kiromim Baroroh berisikan tentang keefektifan sekolah formal di dalam lingkungan pondok pesantren, sedangkan peniliti melakukan penelitian tentang cara pengembangan pendidikan formal di dalam pesantren.. Penelitian dalam thesis ini dilatarbelakangi oleh kecendrungan yang kuat di pesantren untuk melakukan konsolidasi organisasi kelembagaan, kususnya di aspek kepemimpinan dan manajemen. Jenis penelitian ini mengunakan penelitian lapangan dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Peneliti mengingikan pendidikan formal yang berada di dalam pesantren dapat berjalan dengan efektif seperti halnya sekolah umum lainnya.. Dari tabel di atas kita dapat mengetahui bagaimana perbedaan dan persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Secara garis besar penelitian ini dan penelitian sebelumnya banyak memiliki kesamaan dalam subjek penelitian yaitu mengenai pendidikan formal di pesantren. Namun sebagaimana kita ketahui banyak aspek yang dapat dikaji dari pendidikan.

(34) 13. formal dilingkungan pesantren sehingga penelitian ini telah berkembang dan memiliki kajian ilmu. F. Definisi Istilah 1. Strategi Pimpinan Strategi pimpinan merupakan suatu cara yang dilakukan pimpinan dalam membangun lembaganya menjadi lebih maju dan berkembang dengan baik. Pimpinan menyusun suatu strategi dan mengevaluasi dimana kekurangan dari strategi yang telah dibuat sehingga strategi yang telah disusun tidak menjadikan hasil yang sia-sia. Strategi pimpinan dilakukan untuk menjangkau rencana jangka panjang yang didasarkan pada analisis dan diagnosis lingkungan internal maupun eksternal. 2. Pondok Pesantren Pondok. pesantren. merupakan. suatu. tempat. belajar. yang. mempunyai pimpinan dengan sebutan kyai atau pengasuh dan para muridnya disebut dengan santri yang mana mereka tinggal dalam satu lingkungan. Pondok pesantren mengajarkan ilmu-ilmu agama dengan menggunakan. kitab. kuning dan. memperdalam. al-Qur’an,. selain. mengajarkan ilmu agama pondok pesantren juga mengajarkan ilmu sosial, akan tetapi lebih banyak waktu yang digunakan untuk mempelajari ilmu agama (akhirat). 3. Pengembangan Pengembangan merupakan suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis dan konseptual. Dalam ini pimpinan.

(35) 14. melakukan kerjasama dengan pihak lain sehingga memunculkan pemikiran yang sama dalam melakukan pengembangan terkait pendidikan formal. 4. Pendidikan Formal Pendidikan formal merupakan kegiatan belajar yang terstruktur dan berjenjang, dimulai dari tingkat pendidikan dasar, tingkat menengah sampai dengan jenjang perguruan tinggi. Pendidikan formal berorientasi pada tingkat akademis juga umum dan sudah ditetapkan juga sangat terstruktur berapa lama untuk menempuh pendidikan formal tersebut. G. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan untuk memberi gambaran yang jelas mengenai isi penelitian ini, maka pembahasan dibagi menjadi 6 bab, dari bab-bab tersebut terdapat sub bab yang merupakan rangkaian untuk pembahasan dalam penelitian. Maka sistematika pembahasannya dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Pada Bab I peneliti akan mengulas dan membahas gemabaran besar tentang pendahuluan, yang merupakan bagian yang menjelaskan latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, definisi istilah, orisinalitas, dan sistem pembahasan. 2. Pada Bab II peneliti akan mengulas banyak tentang kajian pustaka merupakan baguan yang menjelaskan teori yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Diantaranya peneliti akan membahas tentang teori-teori kepemimpinan dan teori-teori pemberdayaan masyarakat..

(36) 15. 3. Pada bab III peneliti membahas tentang metode penelitian, yang mana merupakan bagian yang menjelaskan tentang bagaimana pendekatan dan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan prosedur penelitian. 4. Pada bab IV peneliti membahas dan menjabarkan tentang paparan data dari penelitian dan hasil penelitian. 5. Pada bab V berisi tentang pembahasan yang memuat tentang jawaban dari masalah penelitian dan sekaligus menafsirkan temuan penelitian. 6. Pada bab VI berisi bab penutup yang memuat kesimpulan dan saran..

(37) BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Strategi Kepemimpinan 1. Pengertian Strategi Kepemimpinan Makna strategi awalnya digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan peperangan. Istilah strategi (strategy) berasal dari “kata benda” dan “kata kerja” dalam bahasa Yunani. Sebagai kata benda, strategos merupakan gabungan kata “stratos” (militer) dengan “ago” (memimpin). Sebagai kata kerja, stratego berarti merencanakan. Semakin meluasnya penerapan setrategi maka banyak ilmuan yang memiliki beberapa makna terhadap pengertian stratregi antara lain: a. Mintzberg. dan. Water. dalam. buku. Strategi. Pembelajaran. mengemukakan bahwa strategi adalah pola umum tentang keputusan atau tindakan (strategies are realized as patterns in stream of dicisions).9 b.. Menurut Siagian Strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut.. 9. Abdul Majid, Stategi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosyda Karya,2013),hlm. 3. 16.

(38) 17. c.. Menurut Stephanie K. Marrus Strategi merupakan suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersbut tercapai.. d.. Menurut Hamel dan Prahala Strategi adalah tindakan yang bersifat incremental (senantiasa mengikuti) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan.. e.. Menurut David Strategi adalah cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis bisa. berupa. perluasan geografis, diversifikasi, akuisi,. pengembangan produk, penetrasi pasar, rasionalisasi karyawan, divestasi, likuidasi dan jint venture.10 f.. Menurut David Hunger. J & Thomas L. Wheelen. Manajemen strategis adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.11 Strategi dalam dunia pendidikan, diartikan sebagai a plan method, or. series of activities designed a particultural education goal. Artinya strategi 10. Mas min, Pengertian Strategi Menurut Para Ahli Terlengkap (http://www.pelajaran.co.id, diakses 10 januari 2018 jam 09:30) 11 Thomas L.Wheelen dan David Hunger J. Manajemen Strategi (Terjemahan). (Andi Yogyakarta 1996), hlm, 9.

(39) 18. adalah sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan.12 Dengan demikian strategi merupakan sesuatu yang harus direncanakan dan dibuat dalam kepentingan jangka anjang demi untuk mencapai kesuksesan yang diinginkan oleh setiap lembaga maupun kesuskesan individu, dalam strategi juga harus memperhatikan siapa saja yang akan terlibat dalam rencana dan pelaksanaan strategi tersebut yaitu harus mengetahui tujuan strategi itu dibuat, siapa sahja yang akan terlibat dalam strategi tersebut, isi strategi yang sudah tersusun secara strategis, proses kegiatan dan juga saran penunjang bagi strategi tersebut sehingga bisa lebih baik lagi. Sedangkan kepemimpinan memiliki banyak definisi, karena ada banyak pendapat yang mengemukakan tentang pengertian kepemimpinan. Menurut. pandangan. Jacobs. dan. Jacques,. kepemimpinan. adalah. kepemimpinan adalah sebuah proses yang memberi arti terhadap usaha kolektif, dan yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan dalam rangka mencapai sasaran yang diharapkan.13 Kepemimpinan diterjemahkan dalam bahasa inggris “leadership”. Sedangkan dalam ensiklopedia umum diartikan sebagai hubungan yang erat kaitannya dengan seorang kelompok manusia,karena ada kepentingan. 12. Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2006), hlm,125 13 Jacobs, T. O., & Jaques, E. 1990. Millitary Executife Leadership, In K.E. Clark and M.B. Clark (Eds). Measure of Leadership. West Orange. NJ: Leadeship Library of America, hal. 281.

(40) 19. dan tujuan yang sama hubungan tersebut ditandai oleh tingkah laku yang tertuju dan terbimbing dari pemimpin.14 Menurut. Dirawat. menjelaskan. bahwa. kepemimpinan. adalah. “kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakan dan kalau perlu memaksa orang lain, agar ia menerima pengaruh itu dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian suatu maksud atau tujuan-tujuan tertentu”.15 Ngalim Purwanto mendefinisikan kepemimpinan adalah sekumpulan dari rangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk di dalamnya kewibawaan, untuk dijadikan sebagai sara dalam rangka menyakinkan yang dipimpinnya agar mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa. 16 Menurut Young definisi kepemimpinan menurut Young yaitu suatu bentuk dominasi atas dasar kemampuan individu yang mampu mengajak dan mendorong orang lain untuk melakukan sesuatu berdasar penerimaan dari kelompok, dan mempunyai suatu keahlian khusus yang tepat dalam situasi tertentu.17. 14. Risa agustin, kamius ilmiah populer, (Surabaya: Serba Jaya, 2003), hlm. 68. Dirawat, Busro Lamberi, Soekarto Indra Pahrudi, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan, (Surabya: Usaha Nasional, 1983), hlm. 23. 16 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2007), hal 26 17 Antom, Kepemimpinan, (http://ockymcr-goesgoes.blogspot.com/ diakses 3 april 2018 jam 12:00) 15.

(41) 20. Sedangkan E. Mulyasa mendefinisikan kepemimpinan sebagai kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi.18 Sedangkan. Mastuhu. mendefinisikan. dalam. bukunya. bahwa. kepemimpinan adalah sebagai suatu seni memanfaatkan seluruh daya (dana, sarana, dan tenaga) pesantren untuk mencapai suatu tujuan pesantren. “Seni” memanfaatkan daya tersebut adalah cara menggerakan dan menggarahkan unsur pelaku pesantren untuk berbuat sesuai denga kehendak pemimpin pesantren dalam rangka mencapai tujuan pesantren.19 Dari. beberapa. pengertian. di. atas,. dapat. dirumuskan. bahwa. kepemimpinan mengandung prinsip-prinsip pengertian yaitu: 1) Adanya unsur pemimpin (leader) 2) Adanya unsur pengikut (follower) 3) Adanya unsur hubungan timbal balik (interaksi) 4) Adanya tujuan yang hendak dicapai (good central) Dari 4 prinsip tersebut berproses secara simultan dan tidak dapat dipisah-pisahkan antara unsur yang satu dengan unsur yang lain. Karena itu maka arti kepemimpinan baru dapat difahami bila telah berfungsi dalam proses interaksi antara pribadi seorang pemimpin (leader) dengan lingkungan sosialnya yang bercorak dinamis. Karena itu maka pengertian kepemimpinan dapat juga dirumuskan sebagai tindakan atau aktivitas 18. E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan Implementasi, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2004), hal. 27 19 Mastuhu, Memberdayakan Sistem Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 1999), hal. 105.

(42) 21. diantara individu dan kelompok yang menyebabkan adanya perubahan positif, baik untuk pribadi maupun kelompok, yakni maju ke arah tujuantukuan tertentu. Selanjutnya dalam kelompok manapun pemimpin harus memiliki power atau pengaruh, diantaranya adalah sebagai berikut: a) Power. eksekutif. pelaksanaan,. yaitu. pengaruh. yang. dapat. menimbulkan kharisma dan wibawa untuk mengatur anggota kelompok atau orang lain. b) Power legislatif pembuat hukum, yaitu pengaruh hubungan antara kelompok (satu kelompok dengan kelompok lainnya). c) Power pembuat keputusan, yaitu pengaruh untuk mendamaikan perselisihan yang terjadi dalam penerapan hukum.20 Dalam ajaran Islam juga banyak ayat dan hadits baik secara langsung maupun tidak langsung yang menjelaskan pengertian dari kepemimpinan. Imam dan khalifah adalah dua istilah yang digunakan al-Qur’an untuk menunjuk pemimpin. Kata imam diambil dari kata amma-ya ummu, yang memiliki makna menuju, menumpu, dan meneladani. Sedangkan kata khalifah berasal dari kata khalafa, yang pada mulanya berarti dibelakang, sering juga diartikan pengganti, karena yang menggantikan selalu berada dibelakan dalam artian datang setelah yang digantikannya. Kata imam. 20. Ali Muhammad Taufik, praktik manajemen berbasis al-qur’an, Terj. Abdul Hayyi Al-Kattani dan Sabaruddun, (Jakarta: Gema Insani, 2004), hlm. 35-37..

(43) 22. mempunyai makna yang sama dengan khalifah. Hanya saja kata imam digunakan untuk keteladanan.21 Dari pengertian beberapa tokoh di atas, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam usaha mempengaruhi dan menggerakan orang lain dalam lingkungan internal dan eksternal suatu lembaga pendidikan dalam rangka mencapai tujuan bersama secara efektif dan efesien. Dan jika dikaitkan dengan fokus penelitian adalah dengan bagaimana cara pengasuh pondok dalam memimpin dan mengembangkan lembaga pendidikan dengan strategi dan tujuan yang telah dibuat. 2. Fungsi kepemimpinan Fungsi kepemimpinan menjadi hal penting dalam pencapain tujuan organisasi diantaranya unsur kepemimpinann dimana kepemimpinan merupakan faktor penting dalam meningkatkan kinerja pegawai yang menjadikan salah satu faktor pelengkap, oleh karena itu untuk pencapaian yang baik dibutuhkan fungsi kepemimpinan yang menjadi panutan dari berbagai macam sikap dan karakter pegawai. Dalam upaya mewujudkan kepemimpinan yang efektif, maka kepemimpinan tersebut harus dijalankan sesuai dengan fungsinya. Sehubungan dengan hal tersebut fungsi kepemimpinan berhubungn langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok masing-masing yang mengisyaratkan bahwa setiap. 21. Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Leadership: Membangun Super Leadership Melalui Kecerdasan Spiritual, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal. 11.

(44) 23. pemimpin berada didalam, bukan berada diluar situasi itu pemimpin harus berusaha agar menjadi bagian didalam situasi sosial kelompok atau organisasinya.22 Secara operasional ada 5 fungsi pokok kepemimpinan dalam mencapai tujuan, antara lain:23 a.. Fungsi intruktif, Pemimpin berfungsi sebagai komunikator yang menentukan apa (isi perintah), bagaimana (cara mengerjakan perintah), bilamana (waktu memulai, melaksanakan dan melaporkan hasilnya), dan dimana (tempat mengerjakan perintah) agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif. Sehingga fungsi orang yang dipimpin hanyalah melaksanakan perintah.. b.. Fungsi konsultatif, Pemimpin. dapat. menggunakan. fungsi. konsultatif. sebagai. komunikasi dua arah. Hal tersebut digunakan manakala pemimpin dalam usaha menetapkan keputusan yang memerlukan bahan pertimbangan. dan. berkonsultasi. dengan. orang-orang. yang. dipimpinnya. c.. Fungsi partisipasi, Dalam. menjalankan. mengaktifkan. 22. fungsi. orang-orang. partisipasi yang. pemimpin. dipimpinnya,. baik. berusaha dalam. Hasibuan, Malayu S.P. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), hlm.108 23 Hadari Nawawi dan M. Martini Hadari, Kepemimpinan yang Efektif, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006), hal. 74-80.

(45) 24. pengambilan keputusan maupun dalam melaksanakannya. Setiap anggota kelompok memperoleh kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan yang dijabarkan dari tugas-tugas pokok, sesuai dengan posisi masing-masing. d.. Fungsi delegasi, Dalam menjalankan fungsi delegasi, pemimpin memberikan pelimpahan wewenang membuai atau menetapkan keputusan. Fungsi delegasi sebenarnya adalah kepercayaan seseorang pemimpin kepada orang yang diberi kepercayaan untuk pelimpahan wewenang dengan melaksanakannya secara bertanggung jawab. Fungsi pendelegasian ini, harus diwujudkan karena kemajuan dan perkembangan kelompok tidak mungkin diwujudkan oleh seorang pemimpin seorang diri.. e.. Fungsi pengendalian, Fungsi pengendalian berasumsi bahwa kepemimpinan yang efektif harus berusaha mampu mengatur aktifitas anggota-angotanya secara dengan terarah dalam mengkoordinasi yang efektif, sehingga dapat memungkinkan tercapainya tujuan itu bersama secara maksimal. Dalam. melaksanakan. fungsi. pengendalian,. pemimpin. dapat. mewujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan. Melihat dari beberapa fungsi yang dijelaskan di atas maka diharapkan pemimpin dari sebuah lembaga diharapkan memiliki tipe.

(46) 25. kepemimpinan yang sesuai dengan harapan dan tujuan, baik itu harapan dari bawahan atau dari atasan yang lebih tinggi posisinya. 3. Teori Kepemimpinan Teori pemimpin dapat dilihat dari pribadi, perilaku, dan hubungan pemimpin dengan yang dipimpin, dan juga hubungan dengan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya, beberapa teori pemimpin menurut para ahli yaitu: a). Teori sifat Sorang pemimpin pada umumnya akan ditentukan oleh sifat-sifat jasmaniyah maupun rohaniyahnya. Oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui kaitan antara keberhasilan seorang pemimpin dengan sifat-sifatnya.24 Terkait dengan seorang pemimpin merujuk pendapat Hadari Nawawi menegaskan bahwa seorang pemimpin harus memiliki sifat keprbadian sebagai berikut: 1). Memiliki kecerdasan atau intelegensi yang cukup baik.. 2). Percaya diri dan sifat membershif.. 3). Cakap bergaul dan ramah tamah.. 4). Kreatif penuh inisiatif dan memiliki hasrat/kemauan untuk maju dan berkembang menjadi lebih baik.. 5). 24. Organisatoris yang berpengaruh dan berwibawa.. Viethzal Rivai dan Sylviana Murni, education Manajemen: Analisis Teori dan praktik. (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 28..

(47) 26. 6). Memiliki keahlian atau ketrampilan di dalam bidangnya.. 7). Suka menolong, memberi petunjuk dan dapat menghukum secara konsikuen dan bijaksana.. 8). Berani mengambil keputusan dan bertaggung jawab.. 9). Jujur rendah hati, sederhana dan dapat dipercaya.. 10). Bijaksana dan berlaku adil.. 11). Disiplin.. 12). Memiliki keseimbangan/kestabilan emosional dan bersifat sabar.. b). 13). Memiliki semangat pengabdian dan kesetiaan yang tinggi.. 14). Berpengetahuan dan berpandangan luas.. 15). Sehat jasmani dan rohani.25. Teori Perilaku Teori ini menekankan perilaku pemimpin, mengidentifikasi elemen-elemen yang dapat dikaji, dipelajari, dan dilaksanakan. Pada umumnya kepemimpinan itu dapat dipandang sebuah proses melalui orang lain yang dipengaruhi oleh pemimpin untuk mencapai tujuan organisasi dengan pikiran, elemen kepemimpinan itu adalah: 1) Perilaku pemimpin. 2) Perilaku pengikut. 3) Situasi lingkungan.. 25. Hadari Nawai, administrasi pendidikan, (Jakarta: CV Hji Masagung, 1998), hlm. 84-90..

(48) 27. Ketiga elemen tersebut dapat dilihat dari dua polarisasi, pemikiran pemimpin dapat memutuskan apa yang ia kerjakan dan apa. yang. dikatakan. melaksanakannya. atau. kepada. pengikutnya,. mengijinkan. dan. bagaimana. pengikutnya. untuk. melaksanakan secara bebas dalam batas-batas yang ditetapkan.26 c). Teori Tiga Dimensi Teori ini dikemukakan oleh WJ. Reddin, ia mengemukakan bahwa kepemimpinan memiliki tiga pola dasar berikut: berorientasi kepada tugas, berorientasi kepada hubungan kerja, dan berorientasi pada hasil atau efektifitas.. d). Teori Situsional (Kontingensi) Teori ini berpendapat bahwa kepemimpinan yang paling efektif adalah kepemimpinan yang disesuaikan dengan tingkat gaya kepemimpinan seseorang cenderung mengikuti situasi, artinya seorang pemimpin dalam mkenjalankan kepemimpinannya dibentuk oleh situasi tertentu. Yang dimaksud situasi adalah lingkungan kepemimpinan termasuk didalamnya pengaruh nilai-nilai hidup, nilai-nilai budaya, situasi kerja, dan tingkat kematangan bawahan. Dengan. memperhatikan. tingkat. bawahan. pemimpin. dapat. menentukan gaya kepemimpinan sesuai dengan situasi yang dibutuhkan.27 26. Veithzal Rivai dan Sylviana Murni, education management: analisis teori dan praktik. (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 287 27 Veithzal Rivai dan Sylviana Murni, education management: analisis teori dan praktik. (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm.288..

(49) 28. Dengan demikian peneliti masih harus melakukan penelitian yang lebih dalam lagi untuk dapat mengungkapkan secara pasti apa saja faktor terciptanya seorang pemimpin. 4. Gaya Kepemimpinan Kiai Sebagai seorang pemimpin yang baik dan bertanggungjawab maka pemimpin harus memiliki beberapa syarat yang harus ada di dalam dirinya. Persyaratan kepribadian dari seorang pemimpin yang baik menurut Abdul Aziz Wahab adalah sebagai berikut:28 a) Rendah hati dan sederhana b) Bersifat suka menolong c) Sabar dan memiliki kestabilan emosi d) Percaya diri e) Jujur, adil dan dapat dipercaya f). Memiliki keahlian dan jabatan Al-Qur’an dan Hadits di dalamnya juga menerangkan bahwa ada. empat sifat yang harus dimiliki para Nabi yang menjadi pimpinan bagi umatnya. Melihat seperti itu maka alangkah baiknya jika umat para Nabi juga mengambil suri tauladan para Nabi. Empat sifat yang dimiliki Nabi sebagai pimpinan umatnya adalah Ash-Shidiq (benar), AlAmanah (bisa dipercaya)3) At-Tabllig (menyampaikan)4) Al-Fathanah (Cerdas).. 28. Abdul Aziz Wahab, Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan (Telaah Terhadap Organisasi dan Pengelolaan Organisasi Pendidikan)¸(Bandung: Alfabeta, 2008), hal. 136.

(50) 29. B. Pondok Pesantren 1. Pengertian Pondok Pesantren Pesantren secara bahasa berasal dari kata santri yang mendapat awalan pe- dan akhiran an yang berarti tempat tinggal para santri. Kata santri sendiri tutur C. C Berg, berakar dari bahasa India, shastri yaitu orang yang tahu buku-buku suci agama Hindu atau seorang sarjana ahli kitab suci agama Hindu. Ada istilah lain lagi dari pondok pesantren, yaitu istilah dayah atau rangkang atau meunasah di Aceh. Dari berbagai istilah secara nasional lebih dikenakan sebagai pondok pesantren.29 Pondok pesantren adalah lembaga yang mewujudkan proses wajar perkembangan sistem pendidikan Nasional. Dari segi historis, pesantren tidak hanya mengandung unsur keislaman, tetapi juga keaslian Indonesia, sebab lembaga yang serupa sudah ada sejak masa Hindu Budha, Islam hanya meneruskan dan mengIslamkannya. 30 2. Tujuan Pondok Pesantren Pondok pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan Islam yang secara umum penyelenggaraan pendidikannya dengan cara non klasikal yaitu seorang kyai mengajarkan ilmu agama Islam kepada santrisantri berdasarkan kitab-kitab kuning. Berdasarkan tujuan pendiriannya,. 29. Prof.Dr.H.Babun Suharto,SE.,MM, Dari Pesantren Untuk Umat (Reinventing Eksistensi Pesantren di Era Globalisasi) Surabaya: IMTIYAZ, 2011, hlm: 09 30 M Dawam Raharjo, Pergulatan Dunia Pesantren Membangun dari Bawah (Jakarta: P3M), hlm.9.

(51) 30. pesantren hadir dengan dilandasi sekurang-kurangnya ada dua alasan: pertama, pesantren lahir untuk memberikan respon terhadap situasi dan kondisi sosial suatu masyarakat yang tengah dihadapkan pada runtuhnya sendi-sendi moral, melalui transformasi nilai yang ditawarkan (‘amr ma’ruf nahi munkar). Kedua untuk menyebar luaskan informasi ajaran tentang universitas Islam ke seluruh pelosok nusantara yang berwatak pluralis, baik dalam dimensi kepercayaan, budaya mauoun kondisi sosial masyarakat.31 C. Pengembangan Pendidikan 1. Pengertian Pengembangan Pengembangan pendidikan merupakan topik yang selalu dibahas dalam percakapan mengenai pendidikan karena pengembangan sangat diperlukan untuk menjadikan lembaga pendidikan lebih baik lagi dari sebelumnya. Pengembangan menggunakan dua model baru, pertama "top-down model" yaitu pengembangan pendidikan yang diciptakan oleh pihak tertentu sebagai pimpinan atau atasan yang diterapkan kepada bawahan; seperti halnya pengembangan pendidikan yang dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasinal selama ini. Kedua "bottom-up model" yaitu model pengembangan yang bersumber dan hasil ciptaan dari bawah dan dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan penyelenggaraan dan mutu pendidikan. 31. Nurcholis Madjid, Bilik-bilik Pesantren, Sebuah Potret Perjalanan, (Jakarta: Paramadina, 1997), hlm.3-4..

(52) 31. Pengembangan muncul dikarenakan adanya ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah membawa perubahan kepada kehidupan seluruh manusia dimana semua konflik bisa diselesaikan dengan penguasaan dan perkembangan ilmu yang telah dimilikinya. Abdul Majid mendefinisikan pengembangan pembelajaran adalah suatu proses mendesain pembelajaran secara logis, dan sistematis dalam rangka untuk menetapkan segala sesuatu yang akan dilaksanakan dalam proses kegiatan belajar dengan memperhatikan potensi dan kompetensi siswa.32 Dengan demikian pembelajaran perlu dikelola dengan baik agar dapat mencapai hasil yang optimal, dalam hal ini peneliti menyimpulkan bahwa. pengelolaan pembelajaran merupakan kunci. keberhasilan. pembelajaran serta keberhasilan pembelajaran dapat terwujud jika ditentukan oleh kualitas manajemennya. Semakin baik kualitas pengelolaan pembelajaran, semakin efektif pula pembelajaran tersebut dapat mencapai tujuannya begitu juga dengan pengelolaan pembelajaran yang efektif mempersyaratkan adanya kemampuan menciptakan, mempertahankan dan memperbaiki pembelajaran, baik yang dilakukan di dalam sekolah maupun di luar sekolah.. 32. Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran (mengembangkan kompetensi guru), Remaja Rosdakarya, Bandung , 2005, hlm. 24.

(53) 32. 2. Strategi Pengembangan Pendidikan Strategi pengembangan pendidikan melibatkan para siswa sebagai upaya menciptakan suasana yang menyenangkan dalam proses belajar mengajar. Mendikbud mengajak para pemangku kepentingan di bidang pendidikan untuk bertanya kepada para siswa mengenai proses belajar seperti apa yang diinginkan. Hal tersebut perlu dilakukan, karena siswa yang menjalankan proses belajar.33 Integritas dalam Islam, dalam Al-Qur’an Suroh al- Hasry: 18 disebutkan:. ۚ َّ ْ َ ٞ ۡ َ ۡ ُ َ ۡ َ َ َّ ْ ُ َّ ْ ُ َ َ َ َّ َ ُّ َ ََٰٓ َ ‫س َّما ق َّد َم ۡت ِلغ ۖد َو َّٱت ُقوا ٱلل َه ِإ َّن‬ ‫يأيها ٱل ِذين ءامنوا ٱتقوا ٱلله ولتنظر نف‬ َ ُ َ ُۢ َ َّ ١٨ ‫ٱلل َه خ ِب ُير ِب َما ت ۡع َملون‬ َ Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan34 Jumhur mufassirīn, tampaknya sepakat bahwa ayat di atas menyuruh orang-orang beriman agar mengevaluasi persiapannya berupa amal-amal saleh untuk mengarungi kehidupan hari esok (akhirat). Al-Ḍahhāk dan. ْ ‫ " َما َق َّد َم‬bermakna ‫ يوم القيامة‬. Qatādah, misalnya, berkata bahwa "ٍ‫ت ِل َغد‬ Menurut al-Asfahāniy, naẓr dalam ayat itu dapat berarti “alta`ammul. wa. al-fakhṣ”,. yakni. melakukan. perenungan. atau. pengujian/pemerikasaan secara cermat dan mendalam. Kata tersebut juga 33. Seno hartono, tiga strategi pengembangan pendidik, (https://www.kemdikbud.go.id diakses 10 januari 2018 jam 10.30) 34 Al-Qur’an dan Terjemahnya, 2014. Bekasi: Cipta Bagus Segara. hlm 548.

(54) 33. bisa berarti “taqlīb al-baṣar wa al-baṣīrah li idrāk al-syai` wa ru`yatih”, yakni melakukan perubahan pandangan (perspektif) dan cara penalaran (kerangka pikir) untuk menangkap dan melihat sesuatu. Termasuk di dalamnya adalah berpikir dan berpandangan alternatif serta mengkaji serta mengembangkan ide-ide, rencana kerja, atau strategi yang telah dibuat dari berbagai perspektif untuk mengantisipasi masa depan yang lebih baik. Dinyatakan oleh ayat di atas, perintah melakukan naẓr, diapit oleh kalimat “ittaqū Allāh”. Demikian pula sesudahnya. Menurut Muhaimin, ini menyiratkan makna sebelum seseorang melakukan naẓr, sebenarnya sudah berusaha melakukan perbuatan-perbuatan baik dan menghindari perubatan-perbuatan. negatif.. Namun,. ia. masih. disuruh. untuk. melakaukan naẓr; melakukan penilaian secara cermat dan akurat terhadap proses hasil kerja sebelumnya, atau bahkan melakukan perubahan cara pandang dan kerangka pikir karena tantangan-tantangan yang bakal dihadapinya jauh lebih berbeda daripada priode sebelumnya. Dengan demikian, ia diharapkan dapat melakukan perbaikan-perbaikan terhadap sisi-sisi yang dianggap kurang baik untuk melangkah ke arah yang lebih baik.35. 35. Agustan Ahmad, Isyarat Qu’an Tentang Strategi (http://ikadi-palu.blogspot.co.id, diakses 3 April 2018 jam 11:25).

(55) 34. D. Pendidikan Formal 1. Pengertian Pendidikan Formal Untuk mencetak generasi yang cerdas komprehensif antara lain: produktif, inovatif, damai dalam interaksi sosialnya, sehat dan meyehatkan dalam interaksi alamnya dan berperadaban unggul diperlukan sarana yang bisa memfasilitasi itu semua salah satu diantaranya adalah lembaga pendidikan formal. Dalam undang-undang Sikdiknas. no 20 tahun 2003 dijelaskan. bahwa Indonesia memiliki tiga jalur pendidikan yaitu formal, non formal dan informal. Pendidikan formal adalah lembaga yang disebut dengan sekolah yang merupakan bagian dari pendidikan yang berjenjang dan berkesinambungan.36 Sekolah berfungsi untuk mempertahankan dan mengembangkan tatanan-tatanan sosial serta kontrol sosial melalui program-program atau kurikulum yang diberikan. 2. Fungsi Lembaga Pendidikan Lembaga pendidikan merupakan lembaga yang memiliki dua fungsi manifest pendidikan yaitu membantu seseorang agar mempunyai keahlian atau keterampilan yang diperlukan untuk hidup di masyarakat. Dua fungsi utama lembaga pendidikan tersebut dapat diurai menjai fungsi-fungsi berikut:. 36. Syaiful Sagala, Manajemen Berbasis Sekolah dan masyarakat: Stategi Memenangkan Persaingan Mutu. (Jakarta: Nimas Multima, 2008), hlm. 231..

(56) 35. a) Meneruskan kebudayaan dengan cara mewariskan dari satu generasike generasi berikutnya. b) Memperkaya. kehidupan. dengan. membuat. peluang. untuk. berkembangnya wawasan intelektual dan cita rasa keindahan para siswa. c) Membentuk kepribadian peserta didik atau siswa sebagai anggota masyarakat yang baik.37 E. Kerangka Berfikir Strategi merupakan cara untuk melakukan suatu perubahan menjadi lebih baik, dengan strategi maka pemimpin dapat melakukan pengembangan pada lembaga pendidikan formal yang berada di dalam pesantren. Mengingat sangat pentingnya sebuah pendidikan, maka sang pemimpin membuat strategi yang tepat untuk pengembangan pendidikan yang berada dalam naungannya, karena pemimpin adalah seorang yang membawa perubahan atas kelompok atau lembaga yang dipimpin. Pemimpin harus mempunyai beberapa sifat yang mendukung untuk sebuah perubahan menjadi lebih baik, karena mereka akan menjadi panutan oleh kelompoknya. Oleh karena itu kerangka yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:. 37. Ardra, Fungsi Lembaga Pendidikan, (https://ardra.biz Diakses 15 januari 2018 jam 17:30).

(57) 36. STRATEGI PENGASUH PONDOK PESANTREN DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN FORMAL DI PONDOK MODERN DARUL HIKMAH TAWANGSARI KEDUNGWARU TULUNGAGUNG JAWA TIMUR. Grand Theory Fokus Penelitian 1.. Bagaimana strategi pimpinan pesantren dalam mengembangkan pendidikan formal di pondok Modern Darul Hikmah Tawangsari? 2. Bagaimana pelaksanaan strategi pengasuh pesantren dalam mengembangkan pendidikan formal di pondok Modern Darul Hikmah Tawangsari? 3. Bagaimana implikasi strategi pimpinan pesantren dalam mengembangkan pendidikan formal di pondok Modern Darul Hikmah Tawangsari?. 1. Strategi (Thomas L.wheelen). Temuan/Hipotesis Penelitian 1.. 2.. 3.. Untuk mendeskripsikan strategi yang digunakan pimpinan pesantren dalam mengembangkan pendidikan formal di pondoak Modern Darul Hikmah Tawangsari. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan strategi pengasuh pesantren dalam mengembangkan pendidikan formal di pondok Modern Darul Hikmah Tawangsari. Untuk mendeskripsikan implikasi strategi pimpinan pesantren dalam mengembangkan pendidikan formal di pondok Modern Darul Hikmah Tawangsari.. Feed Back. Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Penelitian.

(58) BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang hasilnya berupa data deskripsi melalui pengumpulan fakta-fakta dari kondisi alami sebagai sumber langsung dengan instrumen dari peneliti sendiri.38 Peneliti. mengambil. pendekatan. kualitatif. karena. akan. mendeskripsikan beberapa aktifitas terprogram di pesantren Modern Darul Hikmah Tawangsari. Dalam hal ini, Nana Syaodih Sukmadinata menjelaskan penelitian kualitatif (qualitative research) sebagai suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas social, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Beberapa deskripsi tersebut digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip dan penjelasan yang menuju pada kesimpulan.39 Penelitian kualitatif ini menggunakan teori yang sudah ada sebagai pedoman dan pendukung, karena meski berangkat dari data namun tetap saja teori digunakan sebagai fokus pembatas dari objek penelitian. 38. Lexy Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2004), hlm. 4. 39 Nana Syaodih Sukmadinata, Metodologi Penelitian Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2005), hlm. 60. 39. 37.

(59) 38. Penelitian kualitatif di sini bersifat induktif, maksudnya peneliti membiarkan permasalahan-permasalahan muncul dari data atau dibiarkan terbuka untuk interpretasi. Kemudian data dihimpun dengan pengamatan yang seksama, meliputi deskripsi yang mendetail disertai catatan-catatan hasil wawancara yang mendalam (interview), serta hasil analisis dokumen dan catatan-catatan. 2. Jenis penelitian Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif karena penelitian kualitatif menurut Bog dan Taylor, adalah sebagai prosedur sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau prilaku yang dapat diamati.40 Disebut diskriptif karena peneliti mengadakan penelitian tidak. dimaksudkan. menjadi. hipotesis. tertentu. tetapi. hanya. menggambarkan “apa adanya” tentang suatu variable, gejala dan juga keadaan.41 B. Kehadiran Peneliti Kehadiran peneliti di tempat yang akan diteliti sangatlah berpengaruh, karena peneliti akan melakukan interaksi langsung dengan obyek yang akan diteliti, dalam hal ini selain peneliti datang langsung ke lokasi peneliti juga sudah membawa pertanyaan-pertanyaan yang sudah terstruksur dan tidak terstruktur pada obyek penelitian. Oleh karena itu, peneliti memegang peran utama sebagai alat penelitian. Maka dari itu, 40 41. Lexy Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosda karya,2002), hlm. 3. Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta,1990), hlm. 310..

(60) 39. peneliti harus terjun langsung ke lapangan untuk melakukan wawancara dengan obyek yang terkait. Peneliti dalam pendekatan kualitatif menonjolkan kapasitas jiwa raga dalam mengamati, bertanya, melacak dan mengabstraksi. Hal ini ditegaskan pula oleh Nasution bahwa pada penelitian kualitatif peneliti merupakan alat penelitian utama.42 Kehadiran peneliti di lapangan sangatlah penting, karena penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif yang pada dasarnya menekankan latar yang ilmiah, sehingga peneliti wajib datang untuk mengamati secara langsung bagaimana proses pengembangan pendidikan yang dilakukan oleh pengasuh pondok pesantren Modern Darul Hikmah Tawangsari. C. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini bertempat di pondok pesantren Modern Darul Hikmah. Tawangsari. yang. beralamatkan. di. sebelah. utara. Kota. Tulungagung +4 Km. Tepatnya di Jalan KH. Abu Mansyur I Tawangsari Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung Jawa Timur Kode Pos 66229. Dari arah kota Tulungagung kanan jalan masuk gang ada plang bertuliskan “PONDOK PESANTREN MODERN DARUL HIKMAH TAWANGSARI”.. 42. S. Faisal, Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar dan Aplikasi (Malang: YA3, 1990), hlm. 20..

Gambar

Tabel 1.1 Originalitas Penelitian. .................................................................
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir. .....................................................................
Tabel 1.1 Perbedaan Penelitian dengan Penelitian Sebelumnya
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Penelitian
+3

Referensi

Dokumen terkait

untuk meningkatkan kedisiplinan santri di Pondok Modern Darul Hikmah. Tawangsari

Manfaatnya, agar seluruh santri dapat berbahasa resmi setiap harinya, dikarenakan Pondok mewajibkannya para santri untuk dapat berkomunikasi dengan baik. Dan juga

Hasil Implementasi Reward dan Punishment untuk Meningkatkan Kedisiplinan Santri di Pondok Modern Darul Hikmah Tawangsari.

Tujuan penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah (1) Untuk mengetahui proses implementasi reward dan punishment untuk meningkatkan kedisiplinan santri di Pondok

penelitian tentang strategi pondok pesantren modern dalam membentuk. kepribadian santriwati di Pondok Modern Darul Hikmah Tulungagung

Adalah Bagaimana gambaran penggunaan strategi pembelajaran bahasa Arab di Pondok Pesantren Darul Hikmah Tawangsari dan Pondok Pesantren Al Kamal Kunir yang meliputi

STRATEGI PEMBELAJARAN KIAI PESANTREN DALAM MEMBENTUK AKHLAK SANTRI DI PONDOK PESANTREN MANBAU’UL ‘ULUM TUNGGULSARI KEDUNGWARU

Skripsi dengan judul ” Pengembangan Pembelajaran Dalam Meningkatkan Kualitas Santri Pondok Modern Darul Hikmah Tawangsari Tulungagung” yang ditulis oleh Muhammad