• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga, Dan Harga Emas Dunia Terhadap Index Harga Saham Di Jakarta Islamic Index (JII)’’ (Periode 2010 –2015)”

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga, Dan Harga Emas Dunia Terhadap Index Harga Saham Di Jakarta Islamic Index (JII)’’ (Periode 2010 –2015)”"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA, DAN HARGA EMAS DUNIA TERHADAP INDEX HARGA SAHAM

DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)’’ (PERIODE 2010 –2015)”

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dan

Jurusan Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam

Oleh: ABDUL WAHID B300132045 / I000132045

TWINNING PROGRAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS DAN FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan diatas, maka saya akan mempertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 31 Januari 2018 Penulis

ABDUL WAHID 300 132 045 / I 000 132 045

(5)

1

ANALISIS PENGARUH INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA, DAN HARGA EMAS DUNIA TERHADAP INDEX HARGA SAHAM

DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)’’ (PERIODE 2010 –2015)”

ABSTRAK

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, berupa data time series tahunan. Data tersebut meliputi Jakarta Islamic Index (JII) sebagai variabel dependen dan variabel Inflasi (INF), Harga Emas Dunia (EMS) dan Tingkat Suku Bunga (BI rate) sebagai variabel independen. Periode penelitian mulai tahun 2010 sampai 2016. Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif dan alat analisis yang digunakan adalah Error Correction Model (ECM) atau Model Koreksi Kesalahan yang diolah dengan menggunakan software Eviews7, Dari hasil regresi Error Correction Model (ECM), Dari hasil regresi Error Correction Model (ECM), variabel JII terletak diantara 0 <λ< 1, yaitu sebesar 0 <0,1< 166851, dan dapat dilihat nilai probabilitas dari ECT sebesar 0,0698< 0,05, hal ini menunjukkan bahwa model tersebut adalah benar–benar model ECM. Berdasarkan uji asumsi klasik terdapat satu masalah yaitu uji Multikolinieritas tidak lolos, sementara itu tidak terdapat masalah heterokedastisitas dan otokorelasi. Pada variabel Harga Emas Dunia (EMS), biaya operasional terhadap Jakarta Islamic Index (JII) ditemukan adanya masalah multikolinieritas dalam jangka panjang.Berdasarkan Uji-t yang dilakukan, diperoleh hasil pada profitabilitas bank umum syariah.Variabel INF, EMS dalam jangka pendek tidak ada yang berpengaruh signifikan terhadap Jarta Islamic Index (JII) selama periode penelitian januari tahun 2010 sampai dengan desember 2015. Dalam jangka panjang variabel INF, Bi rate memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas Jakarta Islamic Index selama periode penelitian januari tahun 2010 sampai dengan desember 2015.

Kata Kunci : Jakarta Islamic Index (JII) sebagai variabel dependen dan variabel Inflasi (INF), Harga Emas Dunia (EMS) dan Tingkat Suku Bunga (BI rate)

ABSTRACT

The type of data used in this study is secondary data, in the form of annual time series data. These data include Jakarta Islamic Index (JII) as dependent variable and Inflation variable (INF), World Gold Price (EMS) and Interest Rate (BI rate) as independent variable. Research period from 2010 to 2016. The method of analysis in this study using quantitative analysis and analysis tool used is Error Correction Model (ECM) or Error Correction Model that is processed by using Eviews7 software, From the result of regression of Error Correction Model (ECM), From result of Regression Error Correction Model (ECM), JII variable lies between 0 <λ <1, that is equal to 0 <0,1 <166851, and can be seen probability value from ECT equal to 0, 0698 <0.05, this indicates that the model is really an

(6)

2

ECM model. Based on the classical assumption test there is one problem that is Multicolinearity test does not pass, meanwhile there is no problem of heterokedastisitas and otokorelasi. In the variable of World Gold Price (EMS), operational cost to Jakarta Islamic Index (JII) found the existence of multicollinearity problem in long term. Based on t-test conducted, obtained result on profitability of syariah bank.Variabel INF, EMS in the short term there is no which has a significant effect on Jarta Islamic Index (JII) during the period of january 2010 to December 2015. In the long term, INF variable, Bi rate has significant influence on profitability of Jakarta Islamic Index during the period of january 2010 until December 2015.

Keywords: Jakarta Islamic Index (JII) as dependent variable and Inflation variable (INF), World Gold Price (EMS) and Interest Rate (BI rate)

1. PENDAHULUAN

Dalam melakukan investasi di pasar modal, investor perlu informasi mengenai perkembangan saham atau obligasi yang akan menentukan bagaimana resiko dan imbal hasil yang akan dihadapi kedepannya. Informasi tersebut dapat berupa pergerakan indeks saham, kinerja harga saham, laporan keuangan perusahaan dan sebagainya dimana data informasi tersebut dapat diperoleh melalui Bursa Efek Indonesia (Lawrence, 2013).

Menurut Umam (2013:116) ada 6 jenis saham di Bursa Efek Indonesia, yaitu Indeks Harga Saham Individu (IHSI), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Indeks Sektoral, Indeks LQ-45, Indeks Syariah (Jakarta Islamic Index) dan Indeks Papan Utama. Dilihat dari legal formalnya, pasar modal dengan prinsip-prinsip syariah Islam adalah Jakarta Islamic Index (JII) yang dibentuk pada bulan Juli 2000 dan pada tanggal 3 juli 2000, BEJ mengeluarkan daftar perusahaan yang tercantum dalam bursa yang sesuai dengan syariah Islam

Dalam islam investasi merupakan kegiatan muamalah yang sangat di anjurkan, karena dengan berinvestasi harta yang di miliki menjadi produktif dan juga mendatangkan manfaat bagi orang lain. Al-Quran dengan tegas melarang penimbunan terhadap harta yang di miliki (9:33). Berkembang pesatnya kegiatan ekonomi keuangan yang menggunakan prinsip syariah telah menarik banyak pihak untuk mengetahui lebih dalam ekonomi keuangan syariah, bukan saja dari sisi manajemen bisnis dan ekonominya, namun

(7)

3

terlebih lagi dari sisi landasan fikih, analisis fikih, dan penerapan fikih dalam kegiatan ekonomi keuangan tersebut. Salah satu kegiatan tersebut yakni menanamkan modalnya dalam bentuk investasi. Salah satu bentuk investasi adalah menanamkan hartanya di pasar modal syariah.Pasar modal merupakan salah satu pilar penting dalam perekonomian dunia saat ini. Banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar modal sebagai media untuk menyerap investasi dan media untuk memperkuat posisi keuangannya. Kegiatan-kegiatan di pasar modal dapat dikatagorikan sebagai kegiatan ekonomi yang termasuk dalam kegiatan muamalah, yaitu suatu kegiatan yang mengatur hubungan perniagaan. Menurut kaidah fiqh, hukum asal dari mualamah adalah mubah (boleh), kecuali ada dalil yang melarangnya (umam, 2013:85).

Kegiatan pembiayaan dan investasi keuangan dari aspek syariah pada prinsipnya adalah kegiatan yang dilakukan oleh pemilik usaha (emiten) untuk memberdayakan pemilik usaha dalam melakukan kegiatan usahanya dan pemilik harta (investor) berharap untuk memperoleh manfaat tertentu. Oleh karna itu, kegiatan investasi keuangan termasuk kegiatan usaha dari pemilik harta,tetapi secara pasif. Dengan demikian, prinsip syariah dal investasi dn pembiayaan keuangan pada dasarnya sama dengan kegiatan usaha lainnya, yaitu prinsip kehalalan dan keadilan (umam, 2013:86). Kehadiran pasar modal syariah mampu memberikan kesempatan bagi kalangan muslim yang ingin menginvestasikan dananya sesuai dengan prinsip syariah yang memberikan ketenangan dan keyakinan atas transaksi yang halal. Dibukanya Jakarta Islamic Index (JII) di Indonesia pada tahun 2000 sebagai pasar modal syariah memberikan kesempatan para investor untuk menanamkan dananya pada perusahaan yang sesuai prinsip syariah.

Beragam produk ditawarkan dalam indeks syariah dalam JII maupun ISSI, salah satunya saham. Saham adalah surat berharga yang diterbitkan oleh suatu perusahaan sebagai suatu alat untuk meningkatkan modal jangka panjang. Para pembeli saham membayarkan uang pada perusahaan melalui bursa efek dan mereka menerima sebuah sertifikat saham sebagai tanda bukti

(8)

4

kepemilikan dan kemudian dicatat dalam daftar saham perusahaan. Para pemegang saham dari sebuah perusahaan merupakan pemilik yang disahkan secara hukum dan berhak untuk mendapatkan bagian dari laba yang diperoleh perusahaan dalam bentuk deviden. Salah satu pasar modal yang cukup dikenal oleh masyarakat adalah bursa saham. Selain saham, bursa saham juga menyediakan sarana untuk perdagangan sekuritas dan instrumen finansial lainnya, seperti obligasi, reksa dana, mata uang.

Indikator perekonomian merupakan faktor yang paling banyak mendapatkan perhatian dari para pelaku pasar modal. Tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar memiliki kecendrungan untuk mempengaruhi pasar secara langsung. Dimana perubahan-perubahan tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar akan direspon oleh pasar modal, sehingga faktor-faktor tersebut sangat berpotensi untuk meningkatkan atau menurunkan harga saham.

Jakarta Islamic Index atau biasa disebut JII salah satu indeks saham yang ada di Indonesia yang digunakan untuk menghitung indeks harga rata-rata saham untuk jenis saham yang memenuhi kriteria syariah dan menjadi tolok ukur kinerja (benchmark) dalam memilih portofolio saham yang halal. Tujuan pembentukan JII adalah untuk meningkatkan kepercayaan investor dalam melakukan investasi saham berbasis syariah dan memberikan manfaat bagi pemodal dalam menjalankan syariat Islam untuk melakukan investasi di bursa efek serta diharapkan dapat mendukung proses transparasi dan akuntabilitas saham berbasis syariah di Indonesia. JII menjadi jawaban atas keinginan investor yang ingin menanamkan dananya secara syariah tanpa takut tercampur dengan dana ribawi. Adapun nilai JII (Jakarta Islamic index) terbaru pada tahun 2017 mencapai nilai 723.0250 (rupiah)

2. METODE PENELITIAN

Objek dalam penelitian ini adalah Indeks Saham Syari’ah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu Jakarta Islamic Index (JII). Penelitian ini merupakan studi mengenai pengaruhtingkat inflasi,harga emas dunia,suku

(9)

5

bunga BI Rate, terhadap indeks harga saham Jakarta Islamic Index (JII) pada periode Januari 2010-Desember 2015.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang tidak dapat diukur dengan skala numerik, data kualitatif dalam penelitian ini dapat ditunjukan dengan pemaparan, penjelasan teori, definisi dan beberapa hal yang terkait variabel-variabel yang digunakan. Sedangkan data kuantitatif adalah data yang diukur dalam suatu skala numerik. Dalam penelitian ini, data kuantitatif dapat ditunjukkan dengan penyajian data tingkat inflasi,harga emas dunia, suku bunga BI Rate, terhadap indeks harga saham Jakarta Islamic Index (JII) pada periode Januari 2010-Desember 2015. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data serta dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Data tersebut dapat diakses melalui beberapa situs resmi seperti bi.go.id, idx.co.id, indexmundi.com, duniainvestasi.com, kemendag.com dan beberapa website terkait. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder menurut runtut waktu (time seriest) periode Januari 2010 sampai Desember 2015. Alasan pemilihan periode tahun yang digunakan adalah untuk memdapatkan hasil yang lebih akurat sesuai dengan keadaan sekarang ini dan karena hampir semua variabel yang digunakan mempunyai bentuk data bulanan.

Data dalam penelitian ini termasuk dalam kategori data sekunder time series yang dilakukan dengan observasi pada harga penutupan (closing price) indeks harga saham setiap bulan pada indeks syariah Jakarta Islamic Index (JII) dan data variabel makro meliputi tingkat inflasi,harga emas dunia, suku bunga BI Rate. Data sekunder merupakan data yang telah siap pakai dan dikumpulkan dari orang lain baik dari kantor-kantor pemerintah atau badan usaha (Trenggonowati, 2009: 83).

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam kegiatan ekonomi khususnya dalam lingkup makro ekonomi tidak pernah ada yang stabil. Semua yang berkaitan dengan makro ekonomi

(10)

6

akan terus mengalami fluktuasi yang akan berakibat pada kegiatan ekonomi lainnya. Faktor makro ekonomi yang cenderung mengalami perubahan adalah tingkat inflasi. Berikut adalah interpretasi faktor makro ekonomi terhadap harga indeks syariah:

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa dalam jangka pendek dan jangka panjang tingkat inflasi berpengaruh signifikan terhadap indeks harga di JII. Hal ini dikarenakan fenomena yang terjadi pada tahun 2010 sempat terjadi krisis global yang berdampak pada perusahaan yang terdaftar di JII kemudian tercermin pada melemahnya indeks JII pada akhir tahun 2010 ketika inflasi sedang mengalami peningkatan. Jika terjadi inflasi maka sebuah perusahaan harus siap mengambil resiko akan terjadinya peningkatan biaya produksi barang dan jasa sehingga dapat menyebabkan menurunnya profit yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Menurunnya profit akan berdampak kepada deviden dan juga return. Hal tersebut akan menurunkan expected return sehingga dapat menyebabkan penurunan permintaan akan saham akan saham suatu perusahaan. Penurunan permintaan akan saham akan menurun dan menyebabkan penurunan harga saham dan berdampak pada penurunan indeks harga saham. Penurunan nilai saham akan berakibat pada ruginya investor yang berimbas pada capital outflow ke pasar uang maupun ke pasar modal. Sehingga fenomena tersebut dapat memberikan dampak pada menurunnya harga saham perusahaan dan dapat membuat inflasi memberikan pengaruh negatif terhadap JII. Penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Rusbariandi (2012), Kristanti & Lathifah (2013), Soebagyo & Panjawa (2016) yang menunjukan bahwa inflasi berpengaruh negatif terhadap JII, namun dalam penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Shidiq & Setiawan (2015) yang menyatakan bahwa inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap JII danpenelitian yang dilakukan oleh Mulyani (2014) yang menyatakan inflasi berpengaruh positif terhadap pergerakan indeks saham JII, perbedaan hasil ini nampaknya terjadi karena berdasarkan pemilihan periode tahun 2009-2011 rata-rata inflasi adalah sebesar 5,16% sehingga bisa dikategorikan sebagai tingkat inflasi rendah, sehingga investor

(11)

7

memberikan reaksi positif dibuktikan dengan kemampuannya untuk tetap melakukan investasi di pasar modal.

Di dalam ekonomi Islam pengaruh inflasi dianggap sebagai fenomena moneter karena tejadi penurunan niai uang terhadap suatu komoditas. Didalam ekonomi Islam menawarkan solusi untuk mengatasi inflasi diantaranya, reformasi terhadap sistem moneter, menghubungkan antara kuantitas peredaran uang dengan kuantitas produksi. Mengarahkan belanja dan melarang sikap berlebihan mencegah penimbunan barang komoditas dan meningkatkan produksi. Di pihak lain, karena barang-barang itu sangat signifikan dalam kehidupan, permintaan terhadap berbagai barang mengalami peningkatan. Harga-harga melambung tinggi melebihi daya beli masyarakat. Akibatnya kegiatan mengalami kemacetan bahkan terhenti sama sekali.

Islam tidak mengenal istilah inflasi, karena mata uangnya stabil dengan digunakannya mata uang dinar dan dirham. Penurunan nilai masih mungkin terjadi, yaitu ketika nilai emas yang menopang nilai nominal dinar itu mengalami penurunan, diantaranya akibat ditemukannya emas dalam jumlah yang besar, tapi keadaan ini kecil sekali kemungkinannya.

Bagi umat Islam, seharusnya bisa menjadi pegangan dalam bermuamalah yaitu interaksi antara sesama manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Timbulnya inflasi sebagai masalah perekonomian, tidak terlepas dengan upaya-upaya manusia untuk mendapatkan kemewahan duniawi, sehingga melanggar prinsip bermuamalah secara Islam. Ekonom muslim, Taqiuddin Ahmad ibn al-Maqrizi (1364M – 1441M), yang merupakan salah satu murid Ibnu Khaldun, menggolongkan inflasi dalam dua golongan yaitu inflasi akibat berkurangnya persediaan barang (Natural inflation) dan inflasi akibat kesalahan manusia (Human Error Inflation).

Inflasi jenis pertama inilah yang terjadi pada zaman Rasulullah dan khulafaur Rasyidin, yaitu karena kekeringan atau peperangan. Sementara itu, Inflasi jenis kedua menurut Al-Maqrizi disebabkan oleh tiga hal. Pertama, korupsi dan administrasi yang buruk. Kedua, pajak berlebihan yang memberatkan petani. Ketiga, jumlah uang yang berlebihan.

(12)

8

Ekonom Islam Taqiuddin Ahmad ibn al-Maqrizi (1364M – 1441M), yang merupakan salah satu murid Ibn Khaldun, menggolongkan inflasi dalam dua golongan yaitu natural inflation dan human error inflation.

Variabel kedua yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga emas dunia. Variabel tersebut diduga berpengaruh terhadap harga indeks JII karena investasi emas merupakan bentuk investasi yang paling likuid karena harga cenderung mengalami peningkatan maka investor lebih tertarik untuk menginvestasikan dalam bentuk emas dari pada di pasar modal. Sehingga kondisi tersebut mempengaruhi turunya harga saham. Namun hal tersebut tidak bisa dibuktikan dalam penelitian ini karena pada kenyataannya kebanyakan investor membeli emas bukan bertujuan untuk berinvestasi melainkan digunakan untuk tujuan konsumtif yakni sebagai perhiasan. Hasil tersebut mendukung penelitian yang dilakukan oleh Lawrence (2013) dan Rusbariandi (2012) bahwa harga emas tidak berpengaruh sigifikan terhadap harga saham, dan berbeda halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Prayitno (2012) yang menyebutkan bahwa harga emas berpengaruh positif terhadap harga saham.

Di dalam Islam harga emas apabila di jual belikan tidak setara maka termasuk ribawi. Karena jika transaksi emas harus secara tunai karena emas termasuk barang ribawi maka harus hati-hati didalam bertransaksi. Menueut jumhur (mayoritas ulama) para ulama berselisih mengenai apa itu ‘illah(alasan) mereka sepakat bahwa harga emas tidak bisa tukar-menukar karena emas termasuk di dalam barang ribawi. Di dalam islam emas tidak bisa di kreditkan karena ada tambahan nilai dari harga pokok dalam waktu jeda sebagai indikator ribawi.

Karena emas adalah salah satu barang ribawi maka emas tidak bisa diperjual belikan kecuali dengan nilai yang sama atau jumlah uang yang setara dengan nilai emas tersebut. Para ulama juga berpendapat bahwa emas bisa diperjualbelikan asal dibayar segera untuk menghindari terjadinya riba nasiah dan jual beli emas secara kredit atau yang belum ada barangnya dalam hal ini

(13)

9

jual beli ghaib tidaklah diperbolehkan. Sebagaimana diriwayatkan dalam suatu hadits mengenai jual beli kurma

Dengan demikian jelaslah bahwa emas hanya boleh diperjual belikan dengan nilai setara dan tidaklah diperbolehkan menukar emas kualitas yang baik dengan emas yang kualitasnya berbeda atau dengan kata lain emas yang nilainya atau kualitasnya lebih rendah daripada nilai emas tersebut. Jual beli emas juga harus dilakukan segera dan dibayar secara kontan agar tidak menimbulkan riba dan masalah dikemudian hari

Salah satu faktor makro ekonomi yang terus mengalami fluktuasi adalah tingkat suku bunga BI rate. Apabila tingkat suku bunga naik, maka secara langsung akan meningkatkan beban bunga. Perusahaan yang mempunyai leverage (pinjaman) yang tinggi akan mendapatkan dampak yang sangat berat terhadap kenaikan tingkat bunga. Kenaikan tingkat bunga ini dapat mengurangi profitabilitas perusahaan sehingga dapat memberikan pengaruh terhadap harga saham yang bersangkutan. Hasil menunjukan bahwa jumlah BI rate berpengaruh negatif dan signifikan terhadap indek harga saham JII dalam jangka panjang. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Mulyani Neni (2012) dan Kristanti & Lathifah (2013). Dan hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Lawrence (2013) dan Shiddiq & Setiawan (2015) yang menunjukan suku bunga BI Rate tidak memberikan pengaruh terhadap JII.

Namun berbeda di dalam pandangan Islam berberapa ulama berpendapat bahwa tingkat suku bunga di ambil oleh penabung bank adalah riba yang diharamkan, karena riba adalah semua tambahan yang di syaratkan atas pokok harta. Jadi didalam Islam sendiri bunga sangatlah di haramkan karena ada kelebihan/tambahan pembayaran tanpa ada ganti rugi/imbalan yang disaratkan bagi salah seorang dari dua orang yang bertransaksi. Karena allah melaknat orang yg melakukan riba dan menutup pintu bagi siapa saja yg berani melakukan ribawi.

Yusuf Qardawi menyamakan suku bunga dengan riba. Ia menyatakan “bunga yang diambil oleh penabung di bank adalah riba yang diharamkan,

(14)

10

karena riba adalah semua tambahan yang disyaratkan atas pokok harta.” Ia menambahkan: “apa yang diambilseseorang tanpa melalui usaha perdagan gan dan tanpa berpayah-payah sebagai tambahan atas pokok hartanya, maka yang demikian itu termasuk riba.”

Karena dalam ilmu ekonomi salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat fluktuasi adalah tingkat suku bunga BI rate. Jika tingkat suku bunga naik maka akan meningkatkan beban bunga perusahaan yang mempunyai pinjaman tinggi akan mendapatkan dampak yang sangat dari kenaikan bunga itu, karena mengurangi profitabilitas perusahaan sehingga berpengaruh dalam harga sahamnya.

4. PENUTUP 4.1Kesimpulan

Berdasarkan penelitian ini dan hasil regresi dengan model penyesuaian Error Correction Model (ECM) mengenai pengaruh variabel makro ekonomi yakni, Inflasi, suku bunga (BI rate), dan Harga Emas Dunia terhadap Jakarta Islamic Index (JII) Periode Januari 2010 – Desember 2015, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

Berdasarkan Uji Validitas Pengaruh (Uji t) pada signifikansi (α) sebesar 0,10 jika dilihat dari :

Variabel Suku bunga (BI Rate) berpengaruh signifikan terhadap Jakarta Islamic Index (JII) selama periode penelitian tahun Januari 2010 – Desember 2015, sedangkan variabel Inflasi, dan Harga Emas Dunia tidak berpengaruh signifikan terhadap Jakarta Islamic Index (JII) selama periode penelitian tahun Januari 2010 – Desember 2015.

Variabel yang berpengaruh BI rate dalam jangka panjang. Hasil menunjukan bahwa jumlah BI rate berpengaruh positif dan signifikan terhadap indeks harga saham JII. Dalam jangka panjang apabila BI rate naik sebesar satu persen maka index saham JII akan turun 0,9967x100% =(99,67%) dan sebaliknya, apabila BI rate turun sebesar satu persen maka indeks harga saham JII akan turun sebesar 0,9967x100% = 99,67%

(15)

11

Variabel Tingkat Inflasi, dan Suku bunga (BI Rate) berpengaruh signifikan terhadap Jakarta Islamic Index (JII) selama periode penelitian tahun 2010-2015.

Variabel Suku bunga (BI Rate) dalam jangka pendek berpengaruh signifikan terhadap Jakarta Islamic Index (JII), hal ini berarti variabel Suku bunga (BI Rate) signifikan dan membawa implikasi bahwa terjadi hubungan jangka pendek antara variabel Suku bunga (BI Rate) terhadap JII.

Hasil uji F secara bersama-sama variabel tingkat suku bunga, inflasi, dan Harga Minyak Dunia berpengaruh signifikan terhadap Jakarta Islamic Index (JII) periode Januari 2008 – Desember 2015, maka dapat disimpulkan bahwa model yang digunakan dalam penelitian ini eksis.

Di dalam islam inflasi berpengaruh buruk bagi perekonomian yaitu menimbulkan gangguan terhadap fungsi uang, melemahkan semangat menabung mengarah investasi non produktif. Tingkat suku bunga di dalam islam tidak di perbolehkan karena mengandung unsur ribawi. Harga emas di dalam islam akan mengandung unsur ribawi jika tidak setara pada waktu bertransaksi.

4.2Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

Bagi Investor yang hendak melakukan investasi pada saham-saham JII, disarankan untuk lebih mempertimbangkan informasi yang berasal dari dalam negeri seperti BI rate. Peningkatan suku bunga membuat nilai imbal hasil dari deposito dan obligasi menjadi lebih menarik, sehingga banyak investor pasar modal yang mengalihkan portofolio sahamnya. Meningkatnya aksi jual dan minimnya permintaan akan menurunkan harga saham dan sebaliknya

Pemerintah harus lebih bijak dalam mengendalikan dan mengatur kondisi-kondisi ekonomi seperti tingkat suku bunga (Bi rate) agar perekonomian tetap stabil dan baik. Harapannya memberikan dampak kepada masyarakat untuk menanamkan modalnya pada pasar modal di Indonesia.

(16)

12

Bagi penelitian selanjutnya diharapkan memperpanjang periode penelitian dan menggunakan variabel makro ekonomi yang lebih banyak agar dapat memperoleh hasil yang lebih mendekati dengan kondisi yang sebenarnya.

Bagi masyarakat muslim khususnya di Indonesia, hendaklah menggunakan perbankan yang dalam pelaksanaan operasional tidak menggunakan sistem bunga (riba), spekulasi (maysir), dan ketidakpastian atau ketidakjelasan (gharar).

DAFTAR PUSTAKA

Agung, Aditya Krisna, dkk. 2013. Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, Suku Bunga SBI Pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI. E-Jurnal Akuntansi Vol.3, No.2, 2013, hal. 421-435.

Aisiyah Siti, Suciningtias, Khoiroh Rizki. 2015. Analisis Dampak Variabel Makro Ekonomi Terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Jurnal Akuntansi dan Manajemen Vol. 2. No.1, Mei 2015, ISSN 2302-9791.

Antonio, Muhammad Syafii, Hafidhoh, Hilman Fauzi. 2013. THE ISLAMIC CAPITAL MARKET VOLATILITY : A COMPARATIVE STUDY BETWEEN

IN INDONESIA AND MALAYSIA. Bulletin of Monetary, Economics and

Banking, April 2013.

Anugerah Pratama, Harris Setya, dkk. 2015. THE RELATIONSHIP BETWEEN MACROECONOMIC VARIABLES ( INFLATION, BI RATES AND RUPIAH TO U.S DOLLAR CURRENCY ) ON JAKARTA COMPOSITE INDEX PRICE. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 24 No. 2 Juli 2015.

Ardiansyah, Misnen, Qoyum, Abdul. 2012. Testing the Semi-strong Form Efficiency of Islamic Capital Market With Response to Information Content of Dividend Announcement: A Study in Jakarta Islamic Index. Journal of Modern Accounting and Auditing, ISSN 1548-6583. July 2012, Vol. 8, No. 7, 1025-1041.

Ash-Shidiq, Hafidz, Setiawan, Aziz Budi. 2015. Analisis Pengaruh Suku Bunga SBI, Uang Beredar, Inflasi dan Nilai Tukar Terhadap Indeks Harga Saham Jakarta Islamic Index (JII) . Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah Vol. 3. No.2, Oktober 2015, hal. 25-46.

Aurora, Tona, Riyadi, Agus. 2013. PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA, DAN KURS TERHADAP INDEKS LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA. Jurnal

(17)

13

Dinamika Manajemen Vol. 1 No.3 Juli – September 2013. ISSN: 2338 – 123X.

Kia, Amir. 2015. Islamic Economics Rules and the Stock Market: Evidence from the United States. INTERNATIONAL JOURNAL OF BUSINESS, 20(3), 2015. ISSN: 1083-4346.

Kim Leng, Tan, dkk. 2015. Stylized Facts and Impact of Oil Price Shocks on International Shariah Stock Markets. Int. Journal of Economics and Management 9 (S): 61 - 80 (2015)

.

Nofiatin, Ike, dkk. 2013. Hubungan Inflasi, Suku Bunga, Produk Domestik Bruto, Nilai Tukar, Jumlah Uang Beredar, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Jurnal Aplikasi Manajemen Vol. 11. No.2, Juni 2013, ISSN 1693-5241.

Palatte, Muh. Halim, Akbar. 2014. PENGARUH NILAI TUKAR MATA UANG DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP PERKEMBANGAN INDEKS

HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA. Jurnal

Manajemen, ISSN 2339-1510, Vol. 01 No. 02, Juli 2014, Halaman 39-57. Prayitno, Heri. 2012. Analisis Hubungan Antara Harga Emas Dunia, Kurs Rupiah,

dan Harga Crude Oil Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diBursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011. Jurnal Akuntansi, Manajemen Bisnis dan Sektor Publik (JAMBSP). ISSN 1829-9857, hlm.418-434Martien, Rachmawati, Laila, Nisful, dkk. 2015. Faktor Makroekonomi Yang Mempengaruhi Pergerakan Harga Saham Pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) di Bursa Efek Indonesia (BEI). JESTT Vol. 2, No.11, November 2015.

Prima Sakti, Muhammad Rizky, Harun, MD.Yousuf. 2013. Relationship between Islamic Stock Prices and Macroeconomic Variables : Evidence from Jakarta Stock Exchange Islamic Index. Global Review of Islamic Economics and Business, Vol. 1, No.1 (2013) 071-084.

Utomo, Yuni Prihadi. Buku Praktek Komputer Statistik II. Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014.

http://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/data/Default.aspx diakses pada tanggal 21

September 2015

http://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/data/Default.aspx diakses pada tanggal 21

September 2015.

http://www.duniainvestasi.com/issi/ diakses pada tanggal 21 September 2015.

Referensi

Dokumen terkait

(2) Selain memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yang dapat diangkat sebagai anggota Dewan Pengawas adalah orang perseorangan yang mampu melaksanakan perbuatan

Volume drum minyak 80 liter, dalam waktu 16 menit drum tersebut akan penuh minyak yang dialirkan

Penyesuaian ini tidak menghilangkan esensi dari radio itu sendiri, justru mendukung radio untuk menjalani karakteristik sebagai salah satu media massa yang akan tetap menjadi

Dengan menyaksikan video pembelajaran tentang jaring-jaring makanan pada tayangan youtube, dan kerja kelompok, siswa mampu membuat tulisan mengenai hubungan yang terjadi di

Untuk itu, perusahaan disarankan menggunakan sistem informasi akuntansi penjualan kredit dan piutang usaha yang diusulkan sehingga mengetahui kemampuan membayar pelanggan

Berdasarkan pendapat dari Fahmi, rasio-rasio keuangan ini terbagi ke dalam beberapa bagian karena rasio ini secara umum selalu menjadi perhatian investor karena

Berbeda dengan aktivitas fisik remaja di Panti Asuhan Baitul Falah Semarang yang sebagian besar (50,0%) beraktivitas berat, karena yang sering dilakukan adalah mencuci

Dari 8 butir pernyataan yang dilakukan uji coba, tidak terdapat. butir pernyataan yang drop dengan kriteria r hitung &gt;