• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan pasar wisata dengan pendekatan historicism di Malang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perancangan pasar wisata dengan pendekatan historicism di Malang"

Copied!
253
0
0

Teks penuh

(1)PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG. TUGAS AKHIR. Oleh: SOFIA RUSDIANA NIM. 13660060. JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2018.

(2) PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG. TUGAS AKHIR. Diajukan kepada: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Arsitektur (S.Ars.). Oleh: SOFIA RUSDIANA NIM. 13660060. JURUSAN ARISTEKTUR FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2018 i.

(3) ii.

(4) iii.

(5) iv.

(6) ABSTRAK Rusdiana, Sofia, 2017, Perancangan Pasar Wisata dengan Pendekatan Historicism di Malang . Dosen Pembimbing : Arief Rakhman Setyono, MT., Ernaning Setyowati, MT., Achmad Nashichuddin, MA. Kata Kunci : Pasar Wisata, Historicism. Malang merupakan kota besar kedua setelah Kota Surabaya. Malang memiliki beberapa potensi menonjol, diantaranya yakni potensi dari bidang perdagangan, wisata, dan sejarah. Namun, Malang belum memiliki sebuah tempat atau wadah yang menaungi dari ketiga potensi tersebut. Sehingga dibutuhkanlah sebuah rancangan pasar wisata yang menerapkan konsep sejarah. Oleh sebab itu, perancangan pasar wisata ini diharapkan mampu melestarikan serta mengenalkan kepada pengunjung terhadap sejarah dan budaya-budaya khas Malang. Sejarah yang diangkat pada perancangan pasar wisata ini yakni sejarah perkembangan Kota Malang tahun 1914-1940. Sedangkan konsep yang diterapkan pada perancangan pasar wisata ini yakni Colonial Contemporer yang diambil dari prinsip, filosofis, dan aplikatif dari pendekatan historicism. Pendekatan historicism terdapat 2 prinsip mendasar, yakni pengambilan preseden sejarah di suatu daerah dan pemakaian elemen klasik yang dimodernisasi. Perancangan pasar wisata ini terletak di Jalan GempolMalang, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Tapak tersebut terdapat pada daerah pengembangan sub sektor pariwisata, serta sektor perdagangan dan jasa. Tapak pada perancangan pasar wisata termasuk wilayah pengembangan lingkar Kota Malang. Tapak sangat strategis, dikarenakan tapak berada pada perbatasan gerbang jalan masuk menuju Kota Malang. Disamping itu, tapak merupakan akses jalan menuju Kota Malang dan Kota Batu.. v.

(7) ABSTRACT Rusdiana, Sofia, 2017, Design of Travel Market with Historicism Approach in Malang. Advisor: Arief Rakhman Setyono, MT., Ernaning Setyowati, MT., Achmad Nashichuddin, MA. Keywords: Travel Market, Historicism. Malang is the second major city after Surabaya. Malang has some main potential, that potentials are trade, travel, and history. However, Malang does not have design for that potentials. So, Malang city need a travel design to apply of history concept. Therefore, the design of the travel market is expected to preserve and introduce visitors to the history and cultures of Malang. The history of travel market design was taken from historical of Malang development by Ir. Thomas Karsten since 1914-1940. Meanwhile, the design concept is applied to the travel market is the Local Contemporer drawn from principles, philosophical, and applicable from Historicism approach. Historicism approach have two fundamental principles. That principles was taken of historical precedent in a region and the used of classical elements were modernized. The site of travel market was located on Jl. Gempol-Malang, Singosari, Malang regency. The site was located in the area of development of tourism sub-sector, as well as trade and services sectors. The site of design travel market including the development of the circumference of Malang. The site very strategic, because the site on the border of the gate in the entrance to the city of Malang. In addition, the site is an access road to the city of Malang and Batu. vi.

(8) ‫ملخص البحث‬ ‫سسذ‪ٚ‬اَا‪ ،‬صف‪ٛ‬ت‪ ،2017 ،‬خطة السياحات بدراسة تاريخانية في ماالنج‪ .‬انًششف‪ :‬عش‪ٚ‬ف سحًٍ سخ‪َٕٕٛ‬‬ ‫انًاخسخ‪ٛ‬ش‪ ،‬إ‪ًٚ‬اَُح سخ‪ٕٛ‬اح‪ ٙ‬انًاخسخ‪ٛ‬شة‪ ،‬احًذ َص‪ٛ‬ح انذ‪ ٍٚ‬انًاخسخ‪ٛ‬ش‪.‬‬ ‫الكلمات الرئيسة ‪ :‬انس‪ٛ‬احاث‪ ،‬انخاس‪ٚ‬خاَ‪ٛ‬ت‪.‬‬ ‫ياالَح أكبش يذ‪ُٚ‬ت انثاَ‪ٛ‬ت يٍ سٕسابا‪ٚ‬ا‪ .‬ظٓشث ف‪ٓٛ‬ا إَٔاع اإليخ‪ٛ‬اص يُٓا ف‪ ٙ‬انخداسة ٔانس‪ٛ‬احت ٔانخاس‪ٚ‬خ بم نى‬ ‫‪ٚ‬كٌٕ نٓا انًشكض انخ‪ ٙ‬حذ‪ٚ‬شْا‪ .‬نزنك ححخاج ف‪ٓٛ‬ا خطت انس‪ٛ‬احت نخطب‪ٛ‬ق انفكشة انخاس‪ٚ‬خ‪ٛ‬ت‪ .‬يٍ أخم رنك أٌ ْزِ‬ ‫انخطت سخكٌٕ س‪ٛ‬احت ف‪ ٙ‬حطٕس ٔاَخشاس إنٗ انضائش‪ ٍٚ‬عٍ انخاس‪ٚ‬خ ٔانثقافت ف‪ ٙ‬ياالَح‪ .‬انخاس‪ٚ‬خ انز٘ بحثخّ‬ ‫انباحثت ف‪ْ ٙ‬زِ انخطت عٍ َشأة يذ‪ُٚ‬ت ياالَح انخاس‪ٚ‬خ‪ ٙ‬ف‪ ٙ‬انسُت ‪ 9111-9191‬ي‪ٛ‬الد‪ٚ‬ت‪ .‬أيا انفكشة ف‪ٙ‬‬ ‫حطب‪ٛ‬قٓا ْ‪ Colonial Contemporer ٙ‬يٍ أساس‪ٛ‬ت ٔفهسف‪ٛ‬ت ٔحطب‪ٛ‬ق‪ٛ‬ت ف‪ ٙ‬دساست حاس‪ٚ‬خاَ‪ٛ‬ت‪ .‬كاَج ف‪ْ ٙ‬زِ‬ ‫انذساست انفكشح‪ ٍٛ‬األساس‪ٛ‬ت يأخٕر انسابقت انخاس‪ٚ‬خ‪ٛ‬ت ف‪ ٙ‬يكاٌ ٔاسخعًال انعُاصش انكالس‪ٛ‬ك‪ٛ‬ت انعصش‪ٚ‬ت‪.‬حقع‬ ‫ْزِ انخطت ف‪ ٙ‬انشاسع غايفٕل‪-‬ياالَح ٔانُاح‪ٛ‬ت س‪ُٛ‬داساس٘ ٔانًذ‪ُٚ‬ت ياالَح‪ .‬ف‪ ٙ‬حهك انٕال‪ٚ‬ت كاَج انخًُ‪ٛ‬ت‬ ‫نُاح‪ٛ‬ت انس‪ٛ‬احت ٔانخداسة ٔانكفاءة‪ٔ .‬خطت انس‪ٛ‬احت ف‪ٓٛ‬ا ححخٕ٘ يٍ يُطقت يذ‪ُٚ‬ت ياالَح ٔيٕقعٓا اسخشاح‪ٛ‬د‪ٙ‬‬ ‫ألَٓا حقٕو ب‪ ٍٛ‬ححذ‪ٚ‬ذ انبٕابت انذاخهت إنٗ يذ‪ُٚ‬ت ياالَح‪ .‬يٍ َاح‪ٛ‬ت أخشٖ أَٓا طش‪ٚ‬ق انٕصٕل إنٗ يذ‪ُٚ‬ت ياالَح‬ ‫ٔيذ‪ُٚ‬ت باحٕ‪.‬‬. ‫‪vii‬‬.

(9) KATA PENGANTAR. Assalamualaikum Wr. Wb Segala puji bagi Allah SWT atas kemurahan Rahmat, Taufiq dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pra tugas akhir ini sebagai persyaratan pengajuan tugas akhir mahasiswa. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah diutus Allah sebagai penyempurna ahklak manusia di dunia. Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah berpartisipasi dalam proses penyusunan laporan tugas akhir. Untuk itu iringan do’a dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan, baik kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu berupa pikiran, waktu, dukungan, motivasi dan dalam bentuk bantuan lainya demi terselesaikannya laporan tugas akhir ini. Adapun pihak-pihak tersebut antara lain: 1. Prof. Dr. Abdul Haris, M.Ag, selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. 2. Dr. Sri Harini, M.Si, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim. 3. Tarranita Kusumadewi, MT, selaku Ketua Jurusan Arsitektur UIN Maulana Malik Ibrahim Malang sekaligus dosen wali penulis. Terima kasih atas segala pengarahan, motivasi dan kebijakan yang diberikan . 4. Arief Rakhman Setyono, MT. selaku pembimbing I, Ernaning Setyowati, MT. selaku pembimbing II, dan Achmad Nashichuddin, MA. selaku pembimbing agama. Terimakasih telah memberikan banyak motivasi, inovasi, bimbingan, arahan, serta. viii.

(10) pengetahuan yang tak ternilai selama masa kuliah terutama dalam proses penyusunan laporan pra tugas akhir. 5. Prima Kurniawaty, ST. M.Si dan Ana Ziyadatul Husna, ST. M.Ars selaku penguji tugas akhir. Terimakasih atas masukan-masukan, saran, pengetahuan, dan bimbingan mengenai laporan tugas akhir. Sehingga penulis mengetahui letak kesalahan dan menambah wawasan penulis. 6. Seluruh praktisi, dosen dan karyawan Jurusan Arsitektur UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. 7. Anton Prasetyo, M.Si selaku karyawan Jurusan Arsitektur. Terimakasih atas bantuan dan dukungan selama penulis menyelesaikan tugas akhir. 8. Ayah dan ibu penulis, Bapak Supadi dan Ibu Machmida Susiati selaku kedua orang tua penulis yang tiada pernah terputus do’a nya demi mendoakan kesuksesan anaknya. Tiada hentinya dalam memberikan kasih sayang yang tulus disaat penulis mengalami kesulitan dan masalah. Sang motivator penyemangat hidup penulis untuk segera menyelesaikan laporan tugas akhir ini dengan tepat waktu. Dan tiada hentinya limpahan seluruh materi dan kerja kerasnya pada penulis dalam menyelesaikan penyusunan laporan tugas akhir hingga terselesaikan. Terimakasih sudah menjadi orang tua yang baik, bijaksana, dan sabar bagi penulis yang belum bisa memberikan sesuatu yang terbaik kepada ayah dan ibu. 9.. Saudara-saudara penulis, Ika Fitriyah dan Anas Rosyidi yang tiada hentinya memberikan semangat kepada sang penulis, dan terimakasih sudah menjadi contoh kakak yang baik bagi penulis. Dan semua semangat untuk segera menyelesaikan laporan tugas akhir tepat waktu.. ix.

(11) 10. Teman-teman penulis, Fahmadia Muzayyanah, Alifa Pintara, Afifah Ulfah, Isma Risqiyawati, Ade Fitriyanti, M. Dany Fikri Al Azka, M. Yusuf Effendi, Bahtiar Mubarok,. yang tiada hentinya memberikan solusi dan semangat disaat penulis. mendapatkan masalah dalam penyusunan laporan tugas akhir. 11.Seluruh teman-teman penulis Arsitektur UIN angkatan 13, selaku penyemangat dalam penyusunan laporan tugas akhir penulis. Penulis menyadari tentunya laporan tugas akhir ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik yang konstruktif penulis harapkan dari semua pihak. Penulis berharap semoga laporan tugas akhir ini bisa bermanfaat, serta dapat menambah wawasan keilmuan, khususnya bagi penulis dan masyarakat pada umumnya.. Wassalamualaikum Wr. Wb. Malang, 30 Desember 2017. Sofia Rusdiana 13660060. x.

(12) DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL ......................................................................................... ...i LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................. ii LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iii ABSTRAK ........................................................................................................... v KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii DAFTAR TABEL ............................................................................................ xxi BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1 1.2. Identifikasi Masalah ......................................................................... 5 1.3. Rumusan Masalah ............................................................................ 5 1.4. Tujuan............................................................................................... 6 1.5. Batasan-Batasan ............................................................................... 6 1.6. Pendekatan Perancangan .................................................................. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 8 2.1. Definisi Objek .................................................................................. 8 2.1.1. Definisi Pasar ......................................................................... 8 2.1.2. Definisi Wisata ....................................................................... 8 2.1.3. Definisi Pasar Wisata Kota Malang ....................................... 8 2.2. Tinjauan Objek ................................................................................ 9 2.2.1. Sejarah dan Perkembangan Pasar di Indonesia ...................... 9 2.2.2. Fungsi dan Mekanisme Pasar ................................................. 10 2.2.3. Peranan Pasar ......................................................................... 12 2.2.4. Jenis-jenis Pasar ..................................................................... 14 2.2.5. Jenis-jenis Pasar Berdasarkan Dagangannya ......................... 15 2.2.5.1. Kriteria Pasar Umum Sesuai dengan Kelasnya ......... 15. xi.

(13) 2.2.5.2. Kriteria Pasar Umum Sesuai dengan Dagangannya .. 16 2.2.6. Pasar Menurut Lokasi dan Pelayanan .................................... 18 2.2.7. Pola Perjalanan dalam Berbelanja .......................................... 19 2.2.8. Definisi Pasar Wisata dan Fasilitas Pasar Wisata .................. 20 2.2.9. Pemasaran Pasar Wisata ......................................................... 21 2.3. Tinjauan Pendekatan ........................................................................ 22 2.3.1. Teori Dasar Arsitektur Historicism ........................................ 22 2.3.2. Karakteristik Arsitektur Historicism ...................................... 23 2.3.3. Aspek-aspek Historicism........................................................ 24 2.3.4. Tahapan-tahapan pada Prinsip Historicism ............................ 24 2.3.5. Tahap Proses Penerapan Historicism ..................................... 25 2.3.6. Teori Pendekatan Historicism yang Digunakan pada Objek . 27 2.3.6.1. Sejarah Terbentuknya Kota Malang .......................... 27 2.3.7. Identifikasi atau Inventarisasi Langgam Arsitektur Kolonial Tahun 1914-1940 di Malang .................................................. 43 2.3.8. Kesesuaian Pendekatan Historicism terhadap Objek Rancangan ..................................................................................................48 2.4. Tinjauan Arsitektural........................................................................ 48 2.4.1. Persyaratan Ruang .................................................................. 48 2.5. Integrasi Keislaman .......................................................................... 56 2.5.1. Kajian Islam Mengenai Pasar ................................................. 56 2.5.2. Kajian Islam Mengenai Pendekatan Historicism ................... 58 2.6. Studi Banding Objek ........................................................................ 59 2.6.1. Studi banding objek : Chatuchak Weekend Market, Bangkok..... ................................................................................................ 59 2.6.2. Studi Banding Tema: Museum Louvre .................................. 66 2.6.2.1 Penerapan Prinsip-prinsip Historicism pada Bangunan...................................................................67 2.7. State of The Art dari Perancangan Pasar Wisata dengan Pendekatan Historicism di Kota Malang.....................................................................70. xii.

(14) BAB III PEMBAHASAN ................................................................................. 73 3.1. Metode Perancangan ........................................................................ 73 3.1.1. Perumusan Ide ........................................................................ 74 3.1.2. Penentuan Lokasi Perancangan .............................................. 75 3.2. Teknik Pengumpulan Pengolahan Data ....................................... 75 3.2.1. Data Primer ............................................................................ 75 3.2.2. Data Sekunder ........................................................................ 76 3.2.2.1. Studi Literatur ............................................................ 76 3.2.2.2. Studi Banding ............................................................ 77 3.2.2.3. Studi Integrasi Keislaman .......................................... 77 3.3. Teknik Analisis ................................................................................ 78 3.3.1. Analisis Fungsi ....................................................................... 78 3.3.2. Analisis Aktiviitas dan Pengguna .......................................... 78 3.3.3. Analisis Ruang ....................................................................... 79 3.3.4. Analisis Bentuk ...................................................................... 79 3.3.5. Analisis Tapak ........................................................................ 79 3.3.6. Analisis Struktur..................................................................... 80 3.3.7. Analisis Utilitas ...................................................................... 80 3.4. Sintesis/Konsep ................................................................................ 81 3.4.1. Konsep Kawasan dan Tapak .................................................. 81 3.4.2. Konsep Ruang ........................................................................ 81 3.4.3. Konsep Bentuk dan Tampilan ................................................ 82 3.4.4. Konsep Struktur dan Utilitas .................................................. 82 3.5. Diagram Alur Pola Pikir Metode Perancangan ................................ 83 BAB IV KAJIAN LOKASI RANCANGAN ................................................... 84 4.1. Gambaran Umum Lokasi ................................................................. 84 4.1.1. Karakteristik Lokasi Objek .................................................... 84 4.1.2. Wilayah Administrasi ............................................................. 85 4.1.3. Letak Geografis ...................................................................... 86. xiii.

(15) 4.2. Data Fisik Lokasi ............................................................................. 86 4.2.1. Topografi ................................................................................ 86 4.2.2. Jenis Tanah ............................................................................. 88 4.2.3. Penggunaan Lahan ................................................................. 88 4.2.4. Hidrologi ................................................................................ 89 4.2.5. Geologi ................................................................................... 89 4.2.6. Iklim ....................................................................................... 90 4.2.7. Iklim (Kelembapan) ............................................................... 91 4.2.8. Iklim (Suhu) ........................................................................... 91 4.2.9. Iklim (Angin).......................................................................... 91 4.2.10. Iklim (Curah Hujan) ............................................................. 92 4.2.11. Orientasi Matahari ................................................................ 92 4.2.12. Arah Angin ........................................................................... 93 4.2.13. Vegetasi ................................................................................ 93 4.2.14. Utilitas .................................................................................. 94 4.2.15. Arahan Akses ....................................................................... 94 4.2.16. Zoning .................................................................................. 95 4.3. Data Non Fisik Lokasi...................................................................... 96 4.3.1. Jumalah Penduduk.................................................................. 97 4.4. Profil Tapak ...................................................................................... 97 4.4.1. Wilayah Kerja ........................................................................ 98 4.4.2 Arahan Akses .......................................................................... 99 4.4.3. Sikuen ..................................................................................... 99 4.4.4. Sirkulasi.................................................................................. 99 4.4.5. Peraturan.................................................................................100 BAB V PENDEKATAN & ANALISIS PERANCANGAN ...........................101 5.1 Ide Teknik Analisis ...........................................................................101 5.1.1. Ide Analisis Rancangan ..........................................................102 5.2. Analisis Rancangan ..........................................................................103. xiv.

(16) 5.2.1. Analisis Fungsi .......................................................................103 5.2.2. Analisis Aktivitas & Pengguna ..............................................104 5.2.3. Analisis Ruang .......................................................................114 5.2.4. Analisis Bentuk ......................................................................127 5.2.5 Analisis Tapak .........................................................................129 A. Batas dan Bentuk Tapak ....................................................130 B. Analisis Sirkulasi & Aksesibilitas......................................132 C. Analisis View .....................................................................133 D. Analisis Matahari ...............................................................134 E. Analisis Vegetasi ................................................................135 F. Analisis Batas .....................................................................136 G. Analisis Struktur ................................................................137 H. Analisis Utilitas..................................................................138 BAB VI KONSEP PERANCANGAN .............................................................139 6.1. Ide Konsep Rancangan .....................................................................139 6.1.1. Konsep Perancangan ..............................................................139 6.1.2. Diagram Konsep Dasar ..........................................................140 6.1.3. Konsep Dasar .........................................................................141 6.2. Konsep Tapak ...................................................................................142 6.3. Konsep Bentuk .................................................................................143 6.4. Konsep Ruang ..................................................................................144 6.5. Konsep Struktur................................................................................145 6.6. Konsep Utilitas .................................................................................146 BAB VII PENUTUP..........................................................................................147 7.1. Dasar Perancangan ...........................................................................147 7.2. Hasil Rancangan Tapak ....................................................................148 7.2.1. Penzoningan............................................................................148 7.2.2. Penataan Masa.........................................................................150 7.2.3. Sirkulasi dan Aksesibilitas......................................................151. xv.

(17) 7.3. Hasil Rancangan Ruang dan Bentuk.................................................151 7.3.1. View........................................................................................157 7.3.2. Fasad Bangunan......................................................................160 7.4. Hasil Rancangan Utilitas...................................................................162 7.4.1. Utilitas Elektrikal....................................................................164 7.4.2. Utilitas Plumbing....................................................................166 7.5. Hasil Rancangan Struktur.................................................................168 7.5.1. Struktur Pondasi.....................................................................168 7.5.2. Struktur Rangka Atap.............................................................171 7.6. Hasil Rancangan Ruang....................................................................174 7.7. Detil Arsitektural..............................................................................177 BAB VIII PENUTUP ........................................................................................178 7.1. Kesimpulan.......................................................................................178 7.2. Saran .................................................................................................180 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN. xvi.

(18) DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.1.. Diagram Pendekatan Historicism ................................................ 26. Gambar 2.2. Situasi Alun-alun Malang dengan Bangunan Sekitarnya ............ 27 Gambar 2.3.. Letak Geografis Kota Malang ..................................................... 30. Gambar 2.4. Daerah hunian Kota Malang tahun 1914 Berdasarkan Pemisahan daerah masyarakat majemuk ..................................... 31 Gambar 2.5. Daerah Chineschestraat (Jl. Pasar Besar sekarang) ..................... 32 Gambar 2.6.. Letak Alun-alun Kota Malang..................................................... 33. Gambar 2.7.. Bangunan Kantor Asisten Residen Malang Selatan alun-alun yang berlanggam Indische Empire (sekarang dibongkar) ........... 34. Gambar 2.8.. Bangunan Kantor Asisten Residen Malang tahun 1910 an Setelah terjadi perbaikan ............................................................. 34. Gambar 2.9. Gedung Societeit Concordia daerah Jl. Kayutangan tahun 1900 an (sekarang Jl. Basuki Rachmat)............................. 35 Gambar 2.10. Gedung Societeit Concordia tahun 1930 an sudah dibongkar dan didirikan gedung baru .......................................... 35 Gambar 2.11. Palace Hotel (sekarang Hotel Pelangi) berlanggamkan arsitektur kolonial tahun 1900-1915 .................. 37 Gambar 2.12. Gedung Maconieke Lodge tahun 1935 oleh Ir. Herman Thomas Karsten, berlanggamkan arsitektur kolonial modern dengan gaya Nieuwe Bouwen ........................................................................... 37 Gambar 2.13 Jl. Kayutangan tahun 1930-1940 dengan ciri Nieuwe Bouwen ..................................................................... 38 Gambar 2.14. Jl. Kayutangan oleh Ir. Herman Thomas Karsten yang menggambarkan keindahan kota ........................................ 38 Gambar 2.15. Nilai aspek sosial budaya jalur Timur-Barat ............................... 40 Gambar 2.16. Nilai aspek sosial budaya jalur Utara-Selatan ............................. 42 Gambar 2.17. Ruang kantor dan tata ruangnya....................................................50 Gambar 2.18. Tempat makan pengunjung dengan penataan perabotnya .................................................................... 50 Gambar 2.19. Toilet ........................................................................................... 51 Gambar 2.20. Tempat penyimpanan .................................................................. 52 Gambar 2.21. Parkir ........................................................................................... 52. xvii.

(19) Gambar 2.22. Ruang sholat ................................................................................ 53 Gambar 2.23. Bongkar muat barang menggunakan alat .................................... 54 Gambar 2.24. Zona pasar sebelum pembayaran ................................................ 55 Gambar 2.25. Zona pasar makanan segar .......................................................... 55 Gambar 2.26. Zona pasar Humburg ................................................................... 56 Gambar 2.27. Lokasi Chatuchak Weekend Market, Bangkok ........................... 60 Gambar 2.28. Pasar Chatuchak, Bangkok .......................................................... 61 Gambar 2.29 (1) Material kaca pada bangunan Museum Louvre (2) Elemen tanah liat pada piramida Mesir .................................................... 68 Gambar 2.30. (1) Ukiran pada piramida Mesir (2) elemen estetika pada plafond museum Louvre ........................................................................... 69 Gambar 2.31. Suasana interior Museum Louvre..................................................70 Gambar 3.1 Alur Pola Pikir Metode Perancangan ........................................... 83 Gambar 4.1. Peta Kabupaten Malang .............................................................. 85 Gambar 4.2. Grafik Iklim Singosari ................................................................. 90 Gambar 4.3. Grafik Iklim Singosari ................................................................. 90 Gambar 4.4. Grafik Suhu Singosari ................................................................. 91 Gambar 4.5. Orientasi Matahari ....................................................................... 92 Gambar 4.6. Arah Angin .................................................................................. 93 Gambar 4.7. Vegetasi ....................................................................................... 93 Gambar 4.8. Utilitas ......................................................................................... 94 Gambar 4.9. Arahan Akses .............................................................................. 95 Gambar 4.10. Zoning ......................................................................................... 96 Gambar 4.11. Peta Kecamatan Singosari ........................................................... 96 Gambar 4.12. Lokasi Tapak beserta Ukuran Tapak ........................................... 98 Gambar 5.1. Alur Desain .................................................................................102 Gambar 5.2.. Ide Analisis Rancangan ...............................................................102. Gambar 5.3. Analisis Fungsi ............................................................................104 Gambar 5.4. Diagram Keterkaitan ...................................................................123 Gambar 5.5.. Bubble Diagram ..........................................................................126. xviii.

(20) Gambar 5.6.. Block Plan Kawasan Pasar Wisata ..............................................127. Gambar 5.7. Analisis Bentuk ...........................................................................128 Gambar 5.8 Analisis Bentuk ............................................................................129 Gambar 5.9. Eksisting Tapak ...........................................................................129 Gambar 5.10. Analisis Batas & Bentuk Tapak ..................................................131 Gambar 5.11. Analisis Sirkulasi dan Aksesibilitas ............................................132 Gambar 5.12. Analisis View ..............................................................................133 Gambar 5.13. Analisis Matahari ........................................................................134 Gambar 5.14. Analisis Vegetasi .........................................................................135 Gambar 5.15. Analisis Batas ..............................................................................136 Gambar 5.16. Analisis Struktur..........................................................................137 Gambar 5.17. Analisis Utilitas ...........................................................................138 Gambar 6.1. Diagram konsep dasar .................................................................140 Gambar 6.2. Konsep Tapak ..............................................................................142 Gambar 6.3.. Konsep Bentuk ............................................................................143. Gambar 6.4.. Konsep Ruang .............................................................................144. Gambar 6.5.. Konsep Struktur...........................................................................145. Gambar 6.6.. Konsep Utilitas ............................................................................146. Gambar 7.1.. Diagram konsep dasar .................................................................148. Gambar 7.2.. Layout Plan .................................................................................149. Gambar 7.3.. Site Plan.......................................................................................150. Gambar 7.4.. Layout Plan .................................................................................151. Gambar 7.5.. Denah Pasar Wisata .....................................................................153. Gambar 7.6.. Denah Galeri ...............................................................................155. Gambar 7.7.. Denah Kantor ..............................................................................156. Gambar 7.8.. Denah Masjid ..............................................................................157. Gambar 7.9. View Suasana pedestrian pengunjung .........................................158 Gambar 7.10. View dari Area Gazebo ...............................................................158 Gambar 7.11. View kawasan dari Arah Barat Tapak ........................................159. xix.

(21) Gambar 7.12. View Kawasan dari Arah timur Tapak .......................................159 Gambar 7.13. View Kawasan ............................................................................160 Gambar 7.14. Fasad Bangunan Galeri dan Bangunan Pasar Wisata ................161 Gambar 7.15. Fasad Bangunan Kantor dan Masjid ..........................................161 Gambar 7.16. Tampak Kawasan .......................................................................162 Gambar 7.17. Utilitas Kawasan ........................................................................163 Gambar 7.18. Elektrikal Galeri .........................................................................164 Gambar 7.19. Elektrikal Kantor ........................................................................165 Gambar 7.20. Elektrikal Masjid ........................................................................165 Gambar 7.21. Plumbing Kantor ........................................................................166 Gambar 7.22. Plumbing Masjid ........................................................................167 Gambar 7.23. Plumbing Pasar Wisata...............................................................167 Gambar 7.24. Rencana Pondasi Bangunan Kantor ...........................................169 Gambar 7.25. Rencana Pndasi Bangunan Galeri ..............................................169 Gambar 7.26. Rencana Pondasi Bangunan Pasar Wisata .................................170 Gambar 7.27. Rencana Pondasi Bangunan Masjid ...........................................170 Gambar 7.28. Detil Pondasi ..............................................................................171 Gambar 7.29. Rencana Atap Bangunan Kantor ................................................172 Gambar 7.30. Rencana Atap Bangunan Galeri .................................................172 Gambar 7.31. Rencana Atap Bangunan Pasar Wisata ......................................173 Gambar 7.32. Rencana Atap Bangunan Masjid ................................................173 Gambar 7.33. Detil Rangka Atap ......................................................................174 Gambar 7.34. Interior Lobby Kantor ................................................................175 Gambar 7.35. Interior Food Court .....................................................................176 Gambar 7.36. Interior Pasar Area Furniture.......................................................176 Gambar 7.37. Detil Arsitektural ........................................................................177. xx.

(22) DAFTAR TABEL. Tabel 2.1.. Identifikasi Langgam Arsitektur Kolonial Tahun 1914-1940 ..... 44. Tabel 2.2.. Kesinambungan Pendekatan Perancangan Historicism dan Aspek Arsitektural pada sejarah Perkembangan Kota Malang berdasarkan Thomas Karsten ........................................................................... 48. Tabel 2.3.. Kajian Arsitektural pada Chatuchak Market, Bangkok .............. 62. Tabel 2.4.. Data bangunan Museum Lovre, Perancis ................................... 67. Tabel 2.5.. State of the Art ............................................................................ 71. Tabel 4.1.. Jumlah Penduduk ........................................................................ 97. Tabel 5.1.. Analisis Aktivitas ........................................................................107. Tabel 5.2.. Analisis Pengguna .......................................................................113. Tabel 5.3.. Analisis Ruang ............................................................................117. Tabel 5.4.. Persyaratan Ruang.......................................................................119. xxi.

(23) PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG SOFIA RUSDIANA - 13660060. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kota Malang merupakan kota besar kedua di Jawa Timur setelah Kota Surabaya. Berdasarkan data pada buku laporan Pemerintahan Kota Malang, Kota Malang memiliki wilayah seluas 110,06 km² yang terdiri dari 5 kecamatan dan 57 kelurahan. Secara letak geogragrafisnya, Kota Malang adalah salah satu kawasan yang memiliki potensi dalam bidang perdagangan. Sumber potensi perdagangan di Kota Malang dapat dilihat dari jumlah pasar tiap kecamatan yang dimiliki secara merata. Potensi perdagangan Kota Malang bersumber pada pasar-pasar yang sudah ada, baik dari pasar tradisional maupun pasar modernnya. Tiap kecamatan di Kota Malang tersebar luas berbagai pasar dengan skala yang berbeda. Pasar-pasar tersebut dibedakan menjadi beberapa kelas dan golongan, perbedaan pasar-pasar tersebut dilihat pada jenis dagangan yang ditawarkan, luasan lahan, dan fasilitas pasar yang tersedia. Kota Malang merupakan sebuah kota yang berpotensi pada bidang pariwisata selain dalam bidang perdagangan. Hal tersebut dikarenakan Kota Malang memiliki letak topografi yang strategis, dan memiliki jumlah wisatawan yang terus meningkat. Berdasarkan koran Kompas (12/12/2015) menyatakan bahwasannya jumlah wisatawan Malang terus meningkat setiap tahun. Pada tahun 2013 jumlah wisatawan mancanegara sebanyak 5.498 orang, dan 1,9 juta wisatawan Nusantara.. 1.

(24) PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG SOFIA RUSDIANA - 13660060. Tahun 2015 wisatawan mancanegara naik menjadi 5.952 orang, dan wisatawan Nusantara mencapai 2,49 juta orang. Kota Malang juga merupakan salah satu primadona wisata yang kaya dengan peninggalan sejarahnya. Salah satunya yakni sejarah warisan khas kolonial yang tetap dilestarikan oleh Pemerintah Kota Malang. Keberadaan bangunan kolonial Kota Malang ini dapat dijadikan sebuah potensi wisata kolonial (Budiyono dan Djoko, 2010). Berdasarkan jurnal yang berjudul potensi wisata kolonial di Kota Malang, salah satu potensi sejarah Kota Malang yang menarik dan dapat dijumpai peninggalannya yakni penataan kota pada masa perkembangan Kota Malang. Hal ini dikarenakan penataan Kota Malang dilakukan oleh Ir. Herman Thomas Karsten yang sangat pesat perkembangannya. Perkembangan Kota Malang pada saat itu, dimulai pada awal tahun 1900 yang masih di bawah keresidenan Pasuruan. Pada 1 April 1914 Kota Malang resmi berdiri sebagai Kotamadya Malang (Anonymous, 2009). Data diatas menunjukkan potensi yang dimiliki oleh Kota Malang dalam bidang perdagangan, sektor pariwisata dan kaya akan nilai sejarahnya. Namun, Kota Malang masih belum mewadahi sebuah penggabungan dari ketiga potensi tersebut, yakni dari sektor perdagangan, pariwisata, dan sejarah. Hal ini dapat dilihat dari jenis pasar yang disediakan di Kota Malang hanya berupa pasar yang menawarkan segala macam kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari-hari saja. Disamping itu, Kota Malang juga belum memiliki sebuah pasar yang berfungsi untuk menarik wisatawan dengan mengenalkan produk-produk khas Malang. Jika melihat potensi yang ada dengan melihat data-data diatas, maka Kota Malang. 2.

(25) PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG SOFIA RUSDIANA - 13660060. memerlukan adanya suatu rancangan yang dapat menunjang pariwisata dalam bidang perdagangan berupa pasar wisata. Pasar wisata biasanya dapat dijumpai di kota-kota yang memiliki potensi pariwisata yang sering dikunjungi oleh para wisatawan. Seperti, Pasar Wisata Tawangmangu, Pasar Bawah di Pekanbaru, dan Pasar Wisata Songgoriti Batu. Pasar wisata ini biasanya lebih menawarkan hasil kekayaan alam di suatu daerahnya saja. Seperti halnya di Pasar Wisata Songgoriti yang terletak di Kota Batu. Pasar Wisata Soggoriti tersebut hanya menawarkan souvenir, tanaman hias, makanan khas Kota Batu saja tanpa mengenalkan nilai sejarah dan budayanya. Pasar wisata juga kurang dimanfaatkan sebagai tempat edukasi untuk mengenalkan sebuah sejarah, budaya, dan ke khasan dari suatu daerah kepada para wisatawan (konsumen pasar), khususnya di wilayah Kota Malang. Kota Malang sendiri belum memilki sebuah pasar wisata yang berunsur edukasi yang mengenalkan sejarah Malang. Hal tersebut disayangkan jika melihat Kota Malang yang kaya akan unsur-unsur sejarahnya. Kota Malang membutuhkan suatu perancangan pasar wisata yang menawarkan konsep pengenalan terhadap perkembangan sejarah Kota Malang dan pengenalan budaya yang dimiliki Kota Malang. Perancangan tersebut diharapkan menjadi sasaran destinasi wisata yang menyenangkan dan beredukasi. Sehingga, para wisatawan tidak hanya sekadar berbelanja oleh-oleh khas Kota Malang saja, namun dapat lebih mengenalkan kepada wisatawan akan sejarah dan budaya yang dimiliki Kota Malang. Disamping itu, perancangan pasar wisata ini juga akan menampung hasil kreatifitas khas Kota Malang dari masyarakatnya. 3.

(26) PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG SOFIA RUSDIANA - 13660060. sendiri. Hal ini juga bertujuan untuk memberi lapangan kerja bagi masyarakat Kota Malang. Perancangan pasar wisata ini menggunakan pendekatan historicism. Pendekatan ini dipilih untuk menyelesaikan permasalahan pada perancangan pasar wisata, dimana pasar wisata yang sudah ada kurang memperhatikan unsur nilai sejarah dan budaya. Sehingga, perancangan pasar wisata dengan pendekatan historicism di Kota Malang ini diharapkan dapat menjadi identitas Kota Malang, dan lebih mengenalkan wisatawan akan unsur sejarah dan budaya Kota Malang dengan skala nasional. Sejarah yang akan ditawarkan kepada wisatawan yakni sejarah perkembangan Kota Malang oleh Thomas Karsten. Perancangan pasar wisata dengan pendekatan historicism di Kota Malang ini tidak hanya berlandaskan pada pendekatan historicism saja. Akan tetapi, perancangan ini juga mengintegrasikan nilai-nilai Islam. Seperti halnya mengolah sirkulasi dalam pasar, pemberian utilitas, penzoningan yang islami, serta menyediakan tempat-tempat ibadah para muslim yang bersih dan nyaman. Hal ini bertujuan agar para muslim yang menjadi user dalam pasar wisata ini tidak sampai melalaikan kewajiban sholat atupun enggan melaksanakannya. Penjelasan tersebut sudah termaktub pada surat Al Jumuah ayat 9-10, Allah berfirman : “Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”.. 4.

(27) PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG SOFIA RUSDIANA - 13660060. 1.2 Identifikasi Masalah Kota Malang merupakan sebuah kota yang memiliki potensi dalam bidang perdagangan, sejarah perkembangan kota yang menarik, dan memiliki jumlah wisatawan yang meningkat setiap tahun. Perancangan pasar wisata ini dirancang dengan mengambil permasalahan-permasalahan yang ada dalam perancangan maupun kondisi Kota Malang. Permasalahan yang diangkat yakni menghadirkan sebuah perancangan pasar wisata yang dapat mengenalkan kepada wisatawan akan sejarah serta budaya Kota Malang. Sehingga pasar wisata ini dapat menjadi identitas Kota Malang yang menarik wisatawan, dan mengenalkan wisatawan akan sejarah serta budaya khas Malang. Permasalahan-permasalahan diatas dapat memunculkan sebuah gagasan ide untuk membuat suatu perancangan pasar wisata yang menyuguhkan wisata khas Kota Malang dengan dibalut inovasi baru yang islami tanpa mengurangi nilai sejarah perkembangan Kota Malang. Diharapkan perancangan ini dapat menjadikan Kota Malang sebagai kota yang memiliki sebuah identitas akan sejarah Kota Malang yang tetap dipertahankan. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan identifikasi masalah diatas maka didapatkan beberapa rumusan masalah. Rumusan masalah yang akan diterapkan pada perancangan pasar wisata di Kota Malang antara lain sebagai berikut : 1.. Bagaimana rancangan pasar wisata di Kota Malang yang inovatif dan dapat menjadikan rancangan tersebut sebagai identitas Kota Malang?. 5.

(28) PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG SOFIA RUSDIANA - 13660060. 2.. Bagaimana rancangan pasar wisata di Kota Malang dengan mengintegrasikan antara pendekatan historicism dengan keislaman?. 1.4 Tujuan Berdasarkan pemaparan rumusan masalah diatas maka didapatkan beberapa tujuan perancangan. Tujuan yang akan diterapkan pada perancangan pasar wisata di Kota Malang antara lain sebagai berikut : 1.. Untuk menghasilkan sebuah rancangan pasar wisata di Kota Malang yang inovatif dan dapat menjadikan rancangan tersebut sebagai identitas Kota Malang.. 2.. Untuk menghasilkan rancangan pasar wisata di Kota Malang dengan mengintegrasikan antara pendekatan historicism dengan keislaman.. 1.5 Batasan-batasan Perancangan Pasar wisata di Kota Malang melingkupi beberapa batasanbatasan yang akan membatasi rancangan dalam segi objek dan lingkup pelayanan, antara lain adalah : . Objek Perancangan pasar wisata di Kota Malang ini merupakan sebuah. rancangan yang akan menawarkan sebuah pasar wisata dengan konsep sejarah. Dimana pasar wisata ini akan mengajak user untuk mengenal sejarah perkembangan terbentuknya Kota Malang melalui fasilitas yang disediakan, bentuk bangunan, dan suasana ruang yang ditawarkan di setiap bangunan pasar wisata. Disamping itu, pada perancangan pasar wisata ini juga akan menampung pertunjukan budaya khas Malang seperti wayang topeng Malangan dan tari topeng 6.

(29) PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG SOFIA RUSDIANA - 13660060. yang mulai terkikis oleh budaya modern. Serta menampung hasil kerajinan masyarakat Malang seperti topeng Malang, keramik dinoyo, kuliner khas Malang, dan batik tulis Malang yang hampir jarang dijumpai. Pasar wisata ini juga menawarkan suasana sejarah kolonial pada rancangan, dimana suasana ini akan menjadi suatu inovatif dan pembeda dari pasar wisata yang lain. . Lingkup Pelayanan Perancangan pasar wisata di Kota Malang ini dapat melingkupi dalam. skala nasional. Hal ini bertujuan agar Kota Malang ini tidak hanya terkenal akan identitas sejarahnya oleh masyarakat setempat saja, namun dapat mencakup skala nasional. 1.6 Pendekatan Perancangan Perancangan pasar wisata Kota Malang ini menggunakan metode pendekatan historicism. Metode pendekatan ini digunakan karena sesuai dan mampu memberikan solusi pada permasalahan yang telah dipaparkan di atas. Dimana pendekatan historicism ini akan memunculkan unsur-unsur kesajarahan dan budaya yang mulai terlupakan oleh masyarakat dengan penyelesaian yang modern dan berinovasi pada perancangan. Sehingga, pasar wisata di Kota Malang ini dapat menjadi sebuah perancangan wisata yang dapat mengajak para user untuk mengenalkan sejarah perkembangan Kota Malang oleh Thomas Karsten yang jarang diketahui oleh masyarakat Malang. Serta mempertahankan budaya khas Malang yang mulai terkikis, dengan balutan inovasi baru yang harmonis. Tentunya dengan mengintegrasikan nilai islam didalamnya.. 7.

(30) PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG SOFIA RUSDIANA - 13660060. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Objek Objek rancangan adalah pasar wisata dengan pendekatan historicism di Kota Malang. Berikut adalah definisi mengenai pasar wisata: 2.1.1 Definisi Pasar Pasar merupakan suatu tempat dimana para penjual dan pembeli dapat bertemu secara langsung untuk melakukan transaksi jual beli barang (Bintoro, 2010 : 362). 2.1.2 Definisi Wisata Menurut A.J. Bukhart dan S. Medik (1987) dalam Salamah (2010 : 6) mengatakan pariwisata atau wisata adalah berpindahnya orang dalam jangka waktu sementara ke tujuan-tujuan diluar tempat selain tempat tinggal dan bekerja dengan tujuan rekreasi. 2.1.3 Definisi Pasar Wisata Kota Malang Definisi pasar wisata Kota Malang berdasarkan beberapa uraian definisi di atas adalah suatu tempat bertransaksi jual beli dengan menawarkan produk atau barang. Dimana tempat transaksi jual beli ini dikunjungi oleh masyarakat bukan hanya bertujuan untuk jual beli saja, namun dengan tujuan untuk berekreasi dalam jangka waktu sementara. Pasar wisata ini lebih mengarah pada pasar yang melambangkan sejarah Kota Malang.. 8.

(31) PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG SOFIA RUSDIANA - 13660060. 2.2 Tinjauan Objek 2.2.1 Sejarah dan Perkembangan Pasar di Indonesia Pasar sebenarnya sudah ada sejak zaman pra sejarah, namun bedanya hanya terletak pada sistemnya saja. Pada zaman dahulu sebelum ditemukannya alat tukar yang sah yakni uang, orang-orang menggunakan sistem barter dalam memenuhi kebutuhannya. Barter merupakan sebuah sistem tukar menukar barang antara dua individu yang saling membutuhkan, dan sistem barter ini akhirnya berkembang secara meluas. Namun, sistem barter ini menimbulkan masalah yang berkaitan dengan tempat dan waktu, semakin jauh jarak pertukaran barang semakin susah. untuk memindahkan barang-barang tersebut. Sehingga,. terbentuklan sebuah tempat penukaran barang atau pengadaan sistem barter ini yang tidak jauh dari lingkungan masyarakat tinggal. Tempat tukar menukar barang tersebut kemudian dinamakan dengan pasar. Seiring berkembangnya zaman, perkembangan penduduk yang selalu meningkat, dan kemajuan teknologi, maka ditemukanlah alat tukar yang sah berupa mata uang Indonesia. Sehingga, muncullah beberapa kelompok individu baru yang membuat tempat-tempat permanen yang baru untuk berdagang. Setelah itu, pasar mulai berkembang dari tahun ke tahun di beberapa daerah Indonesia lainnya. Pada tahun 1596, Belanda tiba di daerah Banten, pada saat itu Banten masih terdapat sebuah masjid. Di Banda Aceh sudah memiliki banyak tempat-tempat peribadatan mulai dari masjid hingga masjid raya yang didirikan pada masa Iskandar Muda. Sekitar abad ke-16 di Banten sudah terdapat pasar yang terletak di daerah Pacinan dan Kangantu. Daerah Jakarta juga sudah terdapat pasar setelah. 9.

(32) PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG SOFIA RUSDIANA - 13660060. pemerintahan Pangeran Jayakarta Wijayakrama yang terletak di sebelah utara alun-alun. Pasar mulai berkembang di berbagai daerah dan memiliki banyak jenis setelah Kompeni Belanda berkuasa di Indonesia. Jenis pasar-pasar tersebut antara lain pasar daging, pasar ikan, pasar pasar ayam, dan pasar beras. Banda Aceh mulai terdapat pasar pada abad ke-17. Menurut Nicolaus de Graaf yang dikutip dalam buku Sejarah Nasiona Indonesia III mengatakan, bahwasannya di Aceh terdapat 2 buah pasar yang terletak di tengah kota dan luar kota. Pada akhirnya pasar mulai tersebar di seluruh Indonesia, dan pasar juga mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu. 2.2.2 Fungsi dan Mekanisme Pasar Fungsi pasar dalam segi ilmu ekonomi yakni sebagai suatu mekanisme bertemunya antara pihak penjual dan pembeli di suatu tempat untuk melakukan interaksi jual beli baik berupa jasa maupun produksi, dan penentuan harga. Sedangkan dalam segi arsitektur, pasar memiliki fungsi sebagai penunjuk ciri khas dimana pasar tersebut dapat menjadi sebagai artefak yang dimiliki suatu daerah. Pasar merupakan elemen ekonomi dalam mewujudkan kesejahteraan dan kemaslahatan manusia. Adapun di dalam pasar terdapat sebuah mekanisme pasar. Fungsi pasar telah diuraikan dalam peraturan pemerintah. Berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 378/KPTS/1987 tentang pengesahan 33 Standar Konstruksi Bangunan Indonesia, diuraikan sebagai berikut: a) Pasar sebagai tempat distribusi barang industri. 10.

(33) PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG SOFIA RUSDIANA - 13660060. Pasar yang berfungsi sebagai tempat distribusi barang-barang industri. Pasar tersebut menyediakan peralatan rumah tangga sebagai pelengkap dapur untuk kebutuhan sehari-hari. b) Pasar sebagai tempat pengumpul hasil pertanian Pasar yang berfungsi sebgai tempat penjualan hasil dari pertanian. Seperti kool, ketela, beras, kentang, dan lain sebagainya yang sering dijumpai di pasar pada umumnya. c) Pasar sebagai tempat jual beli barang dan jasa Pasar yang berdasarkan fungsi ekonomisnya merupakan tempat jual beli barang dan jasa. Jasa disini tidak berupa barang, tetapi berupa pelayanan maupun tenaga ahli. d) Pasar sebagai tempat menukar barang kebutuhan Pasar yang berdasarkan fungsinya sebagai tempat pertuakaran barang dengan barang tanpa menggunakn uang, atau disebut dengan barter. Proses ini terjadi secara langsung antara penjual dan pembeli, serta adanya faktor kebiasaan penjual maupun budaya. e) Pasar sebagai tempat informasi perdagangan Pasar yang berfungsi sebagai tempat informasi perdagangan karena terjadinya proses perputaran berbagai jenis barang uang, dan jasa dalam pasar. Distribusi barang, jumlag barang, jenis barang yang diperlukan atau beredar dapat diketahui pada informasi pasar. Mekanisme pasar merupakan sebuah peran yang menggerakkan roda perekonomian, khususnya dalam sistem kapitalisme. Pada konsep ekonomi klasik,. 11.

(34) PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG SOFIA RUSDIANA - 13660060. pasar dapat dikatan dapat merealisasikan tujuan yang ada jika pasar ini dalam keadaan perfect competition. Keadaan ini dapat diraih apabila dalam mekanisme pasar terdapat penjual dan pembeli dalam jumlah pasar dan melakukan transaksi komoditas yang beragam serta adanya informasi dalam mekanisme pasar yang sempurna. Disamping itu, pasar juga perlu adanya entry barrier (hambatan masuk pasar) bagi penjual maupun pembeli. Hal ini dikarenakan kondisi tersebut akan merefleksikan kesepakatan dan kemaslahatan pada dua pihak tersebut, dan pada akhirnya dapat mewujudkan sebuah kemaslahatan dan kesejahteraan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup masing-masing. 2.2.3 Peranan Pasar Peranan terus meningkat sesuai dengan perkembangan pasar. Pasar memilki peranan yang beragam pada pengertian mengenai pasar dan berkembangnya kegiatan-kegiatan yang terjadi dalam pasar. Berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 378/KPTS/1987 tentang Pengesahan 33 Standar Konstruksi Bangunan Indonesia, peranan pasar dijabarkan sebagai berikut: a) Pasar sebagai tempat rekreasi Pasar yang menyediakan beragam jenis barang untuk kebutuhan seharihari maupun kebutuhan mendatang. Untuk menarik pengunjung, barang-barang tersebut ditata dan disajikan sedemikian rupa dengan tujuan menarik perhatian pengunjung. Hal ini dikarenakan orang-orang yang datang di pasar tidak sekadar berjalan-jalan sambil melihat barang dagangan saja, namun untuk melepaskan penat dari kesibukan aktifitas sehari-hari. b) Pasar sebagai tempat pemenuhan kebutuhan 12.

(35) PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG SOFIA RUSDIANA - 13660060. Pasar yang berperan menyediakan kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari, seperti sang dan pangan. Pasar ini dapat ditemukan kebutuhan pokok sehari-hari maupun kebutuhan pada waktu-waktu tertentu. c) Pasar sebagai tempat bekerja Pasar yang berperan dalam pelayanan jasa. Hal ini dikarenakan kegiatan dalam pasar tidak sekadar tempat jual beli saja, melainkan sebagai tempat bekerja atau berdagang. d) Pasar sebagai sumber pendapatan daerah/kota Kegiatan dalam pasar mengakibatkan terjadinya perputaran uang dan Pemerintah Kabupaten berhak untuk menarik retribusi dari kegiatan-kegiatan tertentu yang terjadi. Hasi retribusi ini akan menambah pendapatan daerah, dan besarnya hasil penarikan tersebut sangat bergantung pada kondisi pasar, pengelolahan pasar, dan skala pelayanan yag disediakan dalam pasar tersebut. e) Pasar sebagai tempat studi dan latihan Pasar yang berperan sebagai tempat studi dan pendidikan, dimana pasar tersebut dapat diketahui seluk belun kondisi pasar dan perkembangannya, tingkat kebutuhan pasar suatu daerah/kota, tingkat pendapatan, tingkat pelayanan, serta pola hubungan antara pasar dengan komponen pelayanan yang lain. f) Pasar sebagai tempat komunikasi sosial Pasar berperan sebagai tempat penjual dan pembeli saling berinteraksi jual beli. Bentuk jual beli tersebut terjadi secara kontak langsung dan terjadi komunikasi dan interaksi sosial. Pasar ini sering dijumpai pada pasar-pasar tradisional yang. 13.

(36) PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG SOFIA RUSDIANA - 13660060. menerapkan sifat kerukunan dan paguyuban tanpa membedakan status sosial atau profesinya. 2.2.4 Jenis-jenis Pasar Pasar dalam ilmu ekonomi terdapat pembagian jenis-jenis pasar berdasarkan kegiatan. Ditinjau dari kegiatannya, pasar dibagi menjadi 2 jenis yaini pasar modern dan pasar tradisional :  Pasar modern Pasar modern adalah sebuah tempat bertransaksinya jual beli secara tidak langsung antara penjual dan pembeli. Pada pasar modern ini lebih menerapkan sistem mandiri, dimana pembeli melayani kebutuhannya sendiri dengan mengambil barang-barang yang sudah disediakan pada rak-rak barang sesuai kebutuhan tiap pembeli. Pada rak-rak tersebut, barang sudah ditempelkan harga yang sudah tidak bisa ditawar lagi oleh pembeli. Karena pada pasar modern ini tidak menerapkan sistem tawar menawar layaknya pasar tradisional.  Pasar tradisional Pasar tradisional adalah sebuah tempat bertransaksinya jual beli secara langsung antara penjual dan pembeli. Pada pasar tradisional ini lebih terdapat beberapa kios-kios dan grosir-grosir yang menawarkan berbagai kebutuhan sehari-hari pada tempat yang sudah disediakan dalam suatu area tertentu. Pasar tradisional ini lebih menerapkan sistem tawar menawar, dimana harga tersebut sudah disepakati antara penjual dan pembeli. Pembeli akan mendatangi stan-stan kios atau grosir yang akan mereka butuhkan untuk membeli beberapa barang kebutuhan.. 14.

(37) PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG SOFIA RUSDIANA - 13660060. 2.2.5 Jenis Pasar Berdasarkan Dagangannya Pasar dibedakan menjadi 2 golongan pada segi dagangannya, yakni pasar khusus dan pasar umum :  Pasar khusus Pasar khusus merupakan sebuah pasar yang menawarkan sebuah transaksi jual beli dengan terdiri satu jenis dagangan beserta kelengkapannya. Pasar ini tidak menjual berbagai jenis barang pada dagangannya.  Pasar umum Pasar umum merupakan sebuah pasar yang menawarkan jenis dagangan yang diperjualbelikan terdiri lebih dari satu jenis. Biasanya pasar umum ini menawarkan dagangan berupa kebutuhan sehari-hari. Pasar umum terdapat dua kriteria berdasarkan kelas dan dagangannya, yaitu: 2.2.5.1 Kriteria Pasar Umum Sesuai dengan Kelasnya Kriteria pasar umum ini terbagi menjadi 5 kelas, yakni dari kelas I sampai dengan kelas V. Kelas-kelas ini terbagi berdasarkan kriteria luasan lahan dan fasilitas yang wajib tersedia. Sehingga, setiap kelas memiliki ketentuan yang berbeda-beda. Ketentuan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :  Kelas I Luas lahan minimal 2000 m². Pada pasar umum ini tersedia fasilitas : tempat parkir, tempat bongkar muat, tempat promosi, tempat pelayanan kesehatan, tempat ibadah, kantor pengelola, KM/WC, sarana pengamanan, sarana pengolahan kebersihan, sarana air bersih, instalasi listrik, dan penerangan umum.. 15.

(38) PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG SOFIA RUSDIANA - 13660060.  Kelas II Luas lahan minimal 1500 m². Pasar umum menyediakan beberapa fasilitas yang harus ada, seperti : tempat parkir, tempat promosi, tempat pelayanan kesehatan, tempat ibadah, kantor pengelola, KM/WC, sarana pengamanan, sarana pengolahan kebersihan, sarana air bersih, instalasi listrik, dan penerangan umum.  Kelas III Luas lahan minimal 1000 m². Fasilitas yang harus tersedia, yakni : tempat promosi, tempat ibadah, kantor pengelola, KM/WC, sarana pengamanan, sarana air bersih, instalasi listrik, dan penerangan umum.  Kelas IV Luas dasaran minimal 500 m². Fasilitas yang tersedia, yakni : tempat promosi, kantor pengelola, KM/WC, sarana pengamanan, sarana air bersih, instalasi listrik, dan penerangan umum.  Kelas V Pada kelas V ini luas dasaran minimal yakni 50 m². Fasilitas yang harus tersedia pada kelas V ini berupa : sarana pengamanan dan sarana pengelola kebersihan. 2.2.5.2 Kriteria Pasar Umum Sesuai dengan Dagangannya Kriteria pasar umum jika digolongkan berdasarkan dagangannya yang ditawarkan terbagi menjadi 4 golongan, yakni golongan A sampai dengan golongan D. Setiap golongan akan menawarkan produk yang berbeda, barangbarang yang akan ditawarkan disetiap golongannya yakni sebagai berikut :. 16.

(39) PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG SOFIA RUSDIANA - 13660060.  Golongan A Barang-barang yang ditawarkan pada golongan A, yakni : logam mulia, batu mulia, permata, tekstil, kendaraan bermotor, kebutuhan sehari-hari dan yang dipersamakan. Jasa: penukaran uang (money changer), perbankan dan yang dipersamakan.  Golongan B Barang-barang yang ditawarkan pada golongan B, yakni : pakaian atau sandang, pakaian tradisional, pakaian pengantin, aksesoris pengantin, sepatu sandal, tas, kacamata, arloji, aksesoris, souvenir, kelontong, barang pecah belah, barang plastik, obatobatan, bahan kimia, bahan bangunan bekas/baru, dos, alat tulis, daging, bumbu, ikan basah, ikan asin, dan yang dipersamakan. Jasa: wartel, titipan kilat, salon, kemasan, agen tiket, koperasi, penitipan barang, jasa timbang, dan yang dipersamakan.  Golongan C Barang-barang yang ditawarkan pada golongan C, yakni : beras, ketan, palawija, jagung, ketela, terigu, gula, telur, minyak goreng, susu, garam, bumbu, berbagai jenis maknan, melinjo, kripik emping, kering-keringan mentah, mie, minuman, teh, kopi, buah-buahan, kolang kaling, sayur mayur, kentang, jajanan, bahan jamu tradisonal, tembakau, bumbu rokok, kembang, daun, unggas hidup, hewan peliharaan, makanan hewan, sangkar, obat-obatan hewan, tanaman hias, pupuk, obat tanaman, pot, ikan hias, akuarium, elektronik baru/bekas, onderdil baru/bekas, alat pertukangan baru/bekas, alat pertanian baru/bekas, kerajinan anyaman,gerabah, ember, seng, kompor minyak, sepeda baru/bekas, goni, karung 17.

(40) PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG SOFIA RUSDIANA - 13660060. gandum, majalah baru/bekas, koran, arang, dan yang dipersamakan. Jasa: penjahit, tukang cukur, sablon, gilingan dan yang dipersamakan.  Golongan D Barang-barang yang ditawarkan pada golongan D, yakni : rombengan, rongsokan, kertas bekas, koran bekas, dan yang dipersamakan. Jasa: sol sepatu, jasa patri, dan yang dipersamakan. 2.2.6 Pasar Menurut Lokasi dan Pelayanan Pasar digolongkan menjadi 5 jenis dalam skala lokasi dan pelayanannya, diantara lain adalah pasar khusus, pasar lingkungan, pasar regional, pasar kota, dan pasar wilayah (distrik) , yang akan dijelaskan sebagai berikut :  Pasar Khusus Pasar khusus merupakan sebuah pasar yang memperjual belikan satu macam barang dagangan saja, seperti halnya pasar bunga, pasar burung, dan pasar hewan. Pasar ini pada umumnya terletak pada lokasi yang strategis dan mampu melayani dalam skala wilayah kota, serta bangunan pasar ini bersifat permanen atau semi permanen.  Pasar Lingkungan Pasar lingkungan ini merupakan sebuah pasar yang hanya melayani 10.000-15.000 penduduk saja. Pasar ini biasanya memperjual belikan barang yang tidak begitu lengkap layaknya pasar lainnya. Pasar ini terletak di lokasi strategis, dan mampu melayani dalam skala permukiman saja. Bangunan pasar ini bersifat permanen atau semi permananen.. 18.

(41) PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG SOFIA RUSDIANA - 13660060.  Pasar Regional Pasar regional ini sangat lengkap dalam menawarkan barang yang diperjual belikan dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Pasar regional ini terletak di lokasi yang strategis dan luas, bangunan pasar ini bersifat permanen dimana pasar regional ini mampu melayani seluruh wilayah kota hingga ke luar kota.  Pasar Kota Pasar kota merupakan sebuah pasar yang memperjual belikan barang yang lengkap, sama halnya dengan pasar regional. Namun pasar kota ini hanya mampu melayani dalam skala 200.000-220.000 penduduk saja. Bangunan pasar ini bersifat permanen, serta terletak di lokasi yang strategis dan luas. Pasar induk dan pasar grosir ini termasuk ke dalam jenis pasar kota.  Pasar Wilayah (distrik) Pasar wilayah atau distrik ini hampir sama dengan pasar regional dan pasar kota, yang membedakannya hanyalah cakupan skala peyanannya saja. Pasar wilayah ini hanya mampu melayani 10.000-15.000 penduduk. Bangunan pasar ini bersifat permanen serta terletak di lokasi yang cukup strategis dan luas. 2.2.7 Pola Perjalanan dalam Berbelanja Berbelanja merupakan sebuah aktifitas yang melibatkan pertimbangan dalam hal pembelian suatu produk maupun jasa, baik mencari sebuah toko yang menyediakan produk ataupun jasa yang terbaik, pencarian produk atau jasa yang diinginkan (Huddleston dan Minahan, 2011:159). Berbelanja juga memiliki sebuah pembagian pola yang dibagi menjadi 3 klasifikasi. Menurut Hartston dan Salamah (2010:13) terdapat 3 pengklasifikasian berdasarkan pola perbelanjaan, yaitu:. 19.

(42) PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG SOFIA RUSDIANA - 13660060. a) Single purpose trip, yaitu pola perjalanan berbelanja yang diawali pada satu titik dan kembali di titik yang sama. Umumnya rumah dijadikan sebagai titik awal, sedangkan tempat perbelanjaan sebagai titik yang dituju. Pola beebelanja ini sering dilakukan, dengan pertimbangan utamanya yakni jarak. Jarak tersebut dijadikan titik tujuan yang terdekat sebgai pusat perbelanjaan. b) Multi purpose trip, yaitu pola perjalanan berbelanja yang menjadikan rumah sebagai titik awal, tetapi titik yang dituju lebih dari satu dan keragaman jenis yang dibeli lebih banyak dari single purpose trip. c) Combines purpose trip, yaitu pola perjalanan berbelanja yang sekaligus melakukan kegiatan bepergian lain. Seperti halnya perjalanan kerja, baik sebelum maupun sesudahnya. 2.2.8 Definisi Pasar Wisata dan Fasilitas Pasar Wisata Pasar wisata adalah sebuah tempat dengan sekumpulan orang untuk mengikuti berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh daya beli, dan kemauan untuk membelanjakan dari layanan maupun fasilitas yang disediakan. Pasar wisata ini juga berfungsi untuk memperluas pengetahuan konsumen mengenai produk-produk khas yang dijual pada suatu daerah. Menikmati keindahan pasar wisata ada beberapa unsur-unsur penunjang sebagai berikut, menurut surat keputusan menteri Pariwisata, pos dan telekomunikasi N0. 37/WP.304/MPT/86, salah satunya yakni akomodasi. Akomodasi adalah wahana yang menyiapkan pelayanan jasa penginapan yang dilengkapi dengan pelayanan makan dan minum serta jasa lainnya. Selanjutnya yakni adanya restaurant yang bergerak di bidang. 20.

(43) PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG SOFIA RUSDIANA - 13660060. penyediaan makanan dan minuman (buku panduan Potensi Wisata Kabupaten Karanganyar, 2001). Transportasi juga merupakan unsur penunjang pasar wisata. Tujuan diadakannya transportasi adalah untuk mempermudah pengunjung menuju pasar wisata, seperti bus, mini bus, dan ojek motor. Adanya obyek wisata yang menarik, dimana obyek Wisata adalah tempat-tempat disuatu daerah yang memiliki keindahan dan memiliki daya tarik terrtentu sehingga dapat menarik wisatawan. Atraksi wisata juga berpengaruh pada pasar wisata. Atraksi wisata ini dapat berupa pertunjukan tari, musik, upacara adat maupun seni kebudayaan lain yang sesuai dengan budaya setempat. Adanya atraksi wisata ini diadakan untuk memperkenalkan daerah pasar wisata tersebut berada. 2.2.9 Pemasaran Pasar Wisata Prof. Dr. Salah Wahab, L.J Crampon, Ma, dan LM Rothfield, Ma dalam buku “Tourism Marketing” mendefinisikan pemasasaran pariwisata adalah suatu proses manajemen yang dilakukan oleh sekelompok organisasi pariwisata nasional maupun perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam industri pariwisata untuk melakukan identifikasi terhadap wisatawan. Identikasi ini ditujukan kepada wisatawan yang ingin melakukan perjalanan wisata dengan melakukan komunikasi, mempengaruhi keinginan, kebutuhan, serta memotivasinya terhadap wisatawan inginkan maupun yang tidak diinginkan. Untuk memperoleh kepuasan optimal wisatawan, pada tingkat daerah lokal, regional, nasional, maupun internasional harus menyediakan objek dan atraksi wisata yang dapat menarik wisatawan. Seperti halnya sebuah kota yang ingin menarik banyak pengunjung melalui cara yang. 21.

(44) PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG SOFIA RUSDIANA - 13660060. kreatif dan efektif untuk mengembangkan suatu daerah, dan mempromosikannya kepada para wisatawan. Promosi ini bertujuan untuk mengenalkan kepada para wisatawan sesuatu yang menarik dari tempat wisata yang ditawarkan. Pemasaran pariwisata ini berlaku untuk pasar wisata. Pemaran wisata yang sukses pada pasar pasar wisata yakni menyediakan semua kebutuhan pengunjung dengan cara yang kreatif dan dapat menarik perhatian para wisatawan. Tujuan dari pemasaran pariwisata ini yakni mempromosikan suatu daerah yang ditawarkan, dalam proses promosi ini sangatlah penting untuk berkata sejujurnya dalam memberikan informasi kepada wisatawan. Hal tersebut bertujuan agar tidak mengecewakan para wisatawan. Dampak dari kesuksesan pemasaran pariwisata ini yakni akan memberikan keuntungan baik dari segi ekonomi maupun sosial. Sehingga fasilitas yang disediakan kepada para wisatawan harus cermat, baik dalam menentukan produk yang ditawarkan, harga sebuah produk, serta pemberian fasilitas yang menarik pada pasar wisata. 2.3 Tinjauan Pendekatan Pendekatan yang akan digunakan pada perancangan Pasar wisata ini adalah Historicism. Pendekatan historicism ini memiliki beberapa teori ataupun aspek-aspek yang wajib diperhatikan. Dari teori-teori ataupun aspek-aspek dari historicism inilah yang nantinya akan dipilah dan kemudian diterapkan pada objek perancangan Pasar wisata. 2.3.1 Teori Dasar Arsitektur Historicism Historicism merupakan sebuah aliran arsitektur. Arsitektur historicism ini muncul pertama kali pada abad ke-20, yakni pada akhir masa arsitektur modern.. 22.

(45) PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG SOFIA RUSDIANA - 13660060. Menurut Colquhoun, arsitektur historicism merupakan sebuah gaya yang memperhatikan bangunan masa lalu, membuat bentukan-bentukan lama dengan menerapkan unsur sejarah yang pernah ada, dan membentuk suatu seni yang ingin dicapai. Arsitektur historicism ini lebih menerapkan dalam pengambilan bentukan-bentukan lama dalam arsitektur baru dengan dimensi, bahan, dan ukuran yang berbeda. Aliran arsitektur historicism terbentuk karena kerinduan pada bentukan lama atau bentukan masa lalu dalam arsitektur baru. Robert Ventury (1925) merupakan salah satu tokoh Modernisme yang menerapkan konsep historicism. Hal ini dapat dilihat pada rancangannya yakni bangunan Allen Art Museum, dimana museum ini secara tidak langsung menjelaskan, bahwasannya historicism ini tidak hanya mengulang bentukan pada arsitektur kuno saja. Arsitektur historicism ini lebih mengacu pada bentuk bangunan lama yang diharmonisasikan dengan pengulangan sejarah arsitektur modern fungsionalisme. 2.3.2 Karakteristik Arsitektur Historicism Karakteristik arsitektur historicism yang diterapkan pada bangunan yakni; menggunakan ornamen, mengambil gaya bangunan lama dengan penyelesaian yang modern, menitikberatkan pada proporsi serta komponen-komponen bangunan, menggunakan design interior antik atau klasik, menggunakan bentukan lama yang mencerminkan kerinduan masa lalu, dan unsur sejarah yang diterapkan ke dalam perancangan seperti penerapan pada bentuk, material, komposisi, dan warna yang kontras tetapi masih dalam komposisi yang harmonis.. 23.

(46) PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG SOFIA RUSDIANA - 13660060. 2.3.3 Aspek-aspek Historicism Historicism merupakan sebuah proses penerapan yang mengaju pada pembabakan sejarah dan menjadi kesatuan cerita juga nilai-nilai yang terkandung dijadikan sebagai preseden dalam sebuah perancangan. Historicism merupakan sebuah cakupan dari aliran Post-Modern yang muncul pada tahun 1960. Namun pada historicism lebih mengacu pada masa lampau yang memperhatikan beberapa aspek sebagai berikut :  Pengambilan bentukan dengan bahan dan skala yang berbeda.  Pengambilan unsur-unsur nilai sejarah.  Menampilkan. komponen-komponen. klasik. yang. dimodifikasi. dengan. penyelesaian modern.  Pengambilan bentukan khas dari suatu daerah atau negara berupa pembabakan periode sejararah,tempat geografis, dan budaya lokal. 2.3.4 Tahapan-tahapan pada Prinsip Historicism Historicism memerlukan sebuah tahapan-tapan dimana pendekatan ini akan menghadirkan kembali pada aspek masa lampau atau kesejarahan yang dimuatnya. Pada pendekatan Historicism ini akan melakukan 2 tahapan, yakni tahapan berupa analisis dan tahapan berupa sintesis. Tahapan-tahapan ini akan dijelaskan sebagai berikut: A. Tahapan analisis Tahapan analisis pada prinsip historicism meliputi: . Studi metode secara struktural dan konstruktural.. 24.

(47) PERANCANGAN PASAR WISATA DENGAN PENDEKATAN HISTORICISM DI MALANG SOFIA RUSDIANA - 13660060. . Studi dokumen deskriptif yang ada pada preseden (rencana, bagian, elevasi) available melalui penelitian arkeologi, maupun gambar arsitektur yang terukur.. . Konsep ruang, baik dari segi interior maupun eksterior.. . Studi karakteristik daerah baik secara iklim, bahan, dan keanehan regional.. . Sosiokultural farming dari pekerjaan dipelajari baik dari sejarah budaya, gaya hidup, dan peradaban selama periode dan dibandingkan dengan artefak serupa daerah lain dan periode.. . Kepedulian terhadap nilai-nilai yang tidak berwujud dari era ataupun preseden tertentu berupa monumen.. B. Tahapan sintesis Tahapan sintesis pada prinsip historicism meliputi: . Tesis menunjukkan keabsahan penerapan preseden yang dipelajari sebagai perpanjangan sejarah untuk solusi kebutuhan saat ini.. . Hipotesis saran tentang kesamaan maupun analogi antara periode yang dipelajari.. . Interpretasi dari preseden yang dipelajari dimana yang berkaitan dengan preseden serupa pada masa periodenya, dan bangunan yang sejenis ataupun analog saat ini.. 2.3.5 Tahap Proses Penerapan Historicism Tahapan-tahapan. diatas. dapat. disimpulkan,. bahwasannya. dalam. pendekatan historicism perlu melewati beberapa tahapan. Tahapan-tahapan ini nantinya akan memecahkan masalah yang ada di dalam sebuah perancangan. Dalam pendekatan historicism ini lebih menekankan akan kerinduan pasa masa lalu, 25.

Gambar

Gambar 2.2. Situasi Alun-alun Malang dengan bangunan sekitarnya Sumber: Handinoto, 1996
Gambar 2.4. Daerah hunian Kota Malang tahun 1914 berdasarkan  Pemisahan daerah masyarakat majemuk
Gambar 2.5. Daerah Chineschestraat (Jl. Pasar Besar sekarang)  Sumber: Handinoto, 1996
Gambar 2.6. Letak Alun-alun Kota Malang  Sumber: Handinoto, 1996
+7

Referensi

Dokumen terkait

Di sisi lain lagi, dalam situasi ketika orang sedang kurang percaya pada segala bentuk ‘ grand-narrative’ , agama justru tampil sebagai salah satu ‘ grand-narrative’ yang

Solusi yang ditawarkan dalam pengabdian masyarakat ini adalah pelatihan untuk meningkatkan motivasi guru dalam proses pembelajaran dan penerapan metode pembelajaran

Fasilitas fisik pada Sekolah Pilot yang dapat meningkatkan kualitas serta kuantitas sumber daya manusia (SDM) calon penerbang, diiringi dengan meningkatkan

Berdasarkan table diatas untuk perbedaan produksi usahatani padi dimana hasil uji t diperoleh thitung = - 2.099 dan ttabel 1.686 berarti thitung < ttabel maka Ho ditolak

Posterior Circulation Infarct, gejalanya: Pada penderita ditemukan gejala: Disfungsi saraf otak, satu atau lebih sisi.. ipsilateral dan gangguan

pH point of zero charge adalah nilai pH pada titik temu antara garis lurus dari kurva pH awal terhadap pH akhir ( pada nilai pH awal sama dengan pH akhir) dengan pH akhir

Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Destanti, dkk (2011) dimana penelitian yang dilakukan pada 41 responden

Pertumbuhan dan perkembangan tanaman jarak pagar baik yang berasal dari stek batang, biji yang dipangkas, maupun tidak, memiliki pertumbuhan vegetatif (tinggi