PELAYANAN LANSIA YANG BERKAITAN DENGAN
PELAYANAN LANSIA YANG BERKAITAN DENGAN
KESEHATAN REPRODUKSI DI MASYARAKAT
KESEHATAN REPRODUKSI DI MASYARAKAT
Nama Kelompok : Nama Kelompok :
1
1. . EEnniikka a MMii!!iinn 1"1"##11BB$$$$$$%% &.
&. 'ean 'ean An(el An(el P.P.D)*a D)*a 1"#1B$$1"1"#1B$$1" #
#..NNiilla Na N))* * IInn++aa, S, Saa**ii 11""##11BB$$$$11- -"
"..TT**i i SSee!!iioo//aa!!ii 1"1"##11BB$$$$&&- -0
0..YY))llii!!,,a a EEnnoo 1"1"##11BB$$$$##11
..MMaa**iia a LLii22ee!!i i 33 1"1"##11PP$$$$$$##
P*o+i D# 4
P*o+i D# 4 Ke5i+ananKe5i+anan STIKe
STIKe SURYA SURYA MITRA HUSADA KEDIRMITRA HUSADA KEDIRII TAHUN A'ARAN &$106&$1
TAHUN A'ARAN &$106&$1
BAB I BAB I
PENDAHULUAN A. La!a* Belakan(
Seiring dengan berkembangnya Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat perkembangan yang cukup baik, maka makin tinggi pula harapan hidup penduduknya.
Diperkirakan harapan hidup orang Indonesia dapat mencapai 70 tahun pada tahun 2000.
Kesejahteraan penduduk usia lanjut karena kondisi fisik danatau mentalnya tidak memungkinkan lagi untuk berperan dalam pembangunan, maka lansia perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah dan masyarakat !"#$%, &''().
#erbagai upaya telah dilaksanakan oleh instansi pemerintah diantaranya pelayanan kesehatan, sosial, ketenagakerjaan dan lainnya telah dikerjakan pada berbagai tingkatan, yaitu tingkat indi*idu lansia, kelompok lansia, keluarga, +anti Sosial resna -reda !+S-), Sarana pelayanan kesehatan tingkat dasar !primer), tingkat pertama !sekunder), tingkat lanjutan, !tersier)
untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada lansia.
B. R)m)an Maala,
&. pa yang dimaksud dengan lansia/
2. pa saja yang berkaitan kesehatan reproduksi lansia/ (. #aaimana perkembangan reproduksi usia lanjut/
. pa saja pelayanan lansia yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi/ 1. pa saja peraturan perundangundangan yang terkait lansia/
3. T)2)an
&. 3engetahui pengertian lansia
2. 3engetahui kesehatan reproduksi pada lansia
(. 3engetahui pelayanan lansia yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi
D. Man7aa!
gar bidan mengetahui pelayanan kesehatan reproduksi pada lansia agar dapat memberikan pelayanan lansia yang tepat di masyarakat.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pen(e*!ian &. +elayanan
+elayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui akti*itas orang lain secara langsung
+elayanan kesehatan adalah sebuah konsep yang digunakan dalam memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat.
3enurut +rof. Dr. Soekidjo %otoatmojo, +elayanan Kesehatan adalah sebuah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan pre*entif !pencegahan) dan promotif! peningkatan kesehatan ) dengan sasaran masyarakat
2. 4anjut 5sia
3asa lanjut usia merupakan periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan
atau beranjak dari 6aktu yang penuh dengan manfaat.
De6asa lanjut !4ate adult hood) atau lebih dikenal dengan istilah lansia adalah periode dimana seseorang telah mencapai usia diatas 1 tahun.
Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. $al ini disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ.
rganisasi Kesehatan Dunia !-$) menggolongkan lanjut usia menjadi yaitu 8 5sia pertengahan !middle age) 1 1' tahun, 4anjut usia !elderly) 90 7 tahun, lanjut usia tua !old )
71 : '0 tahun dan usia sangat tua !very old)diatas '0 tahun. (. Kesehatan ;eproduksi
+engertian kesehatan reproduksi menurut -$ adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.
Suatu keadaan sehat secara menyeluruh mencakup fisik, mental dan kehidupan sosial yang berkaitan dengan alat, fungsi serta proses reproduksi yang pemikiran kesehatan reproduksi bukannya kondisi yang bebas dari penyakit melainkan bagaimana seseorang dapat memiliki
kehidupan seksual yang aman dan memuaskan sebelum dan sesudah menikah !Depkes ;I, 2000)
B. Maala, Kee,a!an Ge*on!ik &. 3asalah kehidupan se<ual
danya anggapan bah6a semua ketertarikan seks pada lansia telah hilang adalah mitos atau kesalahpahaman. !parke, &''0). +ada kenyataannya
hubungan seksual pada suami isri yang sudah menikah dapat berlanjut
sampai bertahuntahun. #ahkan akti*itas ini dapat dilakukan pada saat klien sakit aau mengalami ketidakmampuan dengan cara berimajinasi atau
menyesuaikan diri dengan pasangan masingmasing. $al ini dapat menjadi tanda bah6a maturitas dan kemesraan antara kedua pasangan sepenuhnya normal. Ketertarikan terhadap hubungan intim dapat terulang antara
pasangan dalam membentuk ikatan fisik dan emosional secara mendalam selama masih mampu melaksanakan.
2. +erubahan prilaku
+ada lansia sering dijumpai terjadinya perubahan perilaku diantaranya8 daya ingat menurun, pelupa, sering menarik diri, ada kecendrungan penurunan
mera6at diri, timbulnya kecemasan karena dirinya sudah tidak menarik lagi, lansia sering menyebabkan sensiti*itas emosional seseorang yang akhinya menjadi sumber banyak masalah.
(. +embatasan fisik
Semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami kemunduran terutama dibidang kemampuan fisik yang dapat mengakibatkan penurunan pada peranan : peranan sosialnya. $al ini mengakibatkan pula timbulnya
ganggun di dalam hal mencukupi kebutuhan hidupnya sehingga dapat meningkatkan ketergantunan yang memerlukan bantuan orang lain.
. +alliati*e care
+emberian obat pada lansia bersifat palliati*e care adalah obat tersebut ditunjukan untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan oleh lansia.
=enomena poli fermasi dapat menimbulkan masalah, yaitu adanya interaksi obat dan efek samping obat. Sebagai contoh klien dengan gagal jantung dan edema mungkin diobatai dengan dioksin dan diuretika. Diuretik berfungsi untu mengurangi *olume darah dan salah satu efek sampingnya yaitu
diobati dengan antidepresan. Dan efek samping inilah yang menyebaban ketidaknyaman lansia.
1. +engunaan obat
3edikasi pada lansia memerlukan perhatian yang khusus dan merupakan persoalan yang sering kali muncul dimasyarakat atau rumah sakit. +ersoalan
utama dan terapi obat pada lansia adalah terjadinya perubahan fisiologi pada lansia akibat efek obat yang luas, termasuk efek samping obat tersebut. !-atson, &''2). Dampak praktis dengan adanya perubahan usia ini adalah bah6a obat dengan dosis yang lebih kecil cenderung diberikan untuk lansia. %amun hal ini tetap bermasalah karena lansia sering kali menderita
bermacammacam penyakit untuk diobati sehingga mereka membutuhkan beberapa jenis obat.
+ersoalan yang dialami lansia dalam pengobatan adalah 8
• #ingung
• 4emah ingatan
• +englihatan berkurang
• idak bias memegang
• Kurang memahami pentingnya program tersebut unuk dipatuhi dan dijalankan
9. Kesehatan mental
Selain mengalami kemunduran fisik lansia juga mengalami kemunduran mental. Semakin lanjut seseorang, kesibukan soialnya akan semakin
berkurang dan dapat mengakibatkan berkurangnya intregrasi dengan lingkungannya.
3. Pe*kem5an(an Rep*o+)ki Uia Lan2)! &. -anita
+erubahan natomik pada Sistem "enitalia
dengan berhentinya produksinya hormon estrogen, genitalia interna daneksterna berangsur angsur mengalami atrofi.
Sejak klimakterium, *agina berangsurangsur mengalami atropi, meskipun pada 6anita belum pernah melahirkan. Kelenjar seks mengecil dan berhenti berfungsi. 3ukosa genitalia menipis begitu pula jaringan sub mukosa tidak lagi mempertahankan elastisitas?nya akibat fibrosis. +erubahan ini sampai batas tertentu dipengaruhi oleh keberlangsungan koitus, artinya makin lama kegiatan tersebut dilakukan kurang laju pendangkalan atau pengecilan genitalia eksterna
b.5terus
Setelah klimaterium uterus mengalami atrofi, panjangnya menyusut dan dindingnya menipis, miometrium menjadi sedikit dan lebih banyak jaringan fibrotik. Ser*iks menyusut tidak menonjol, bahkan lamalama akan merata dengan dinding jaringan.
c. *arium
Setelah menopause, ukuran sel telur mengecil dan permukaannya menjadi @keriputA sebagai akibat atrofi dari medula, bukan akibat dari o*ulasi yang berulang sebelumnya, permukaan o*arium menjadi rata lagi seperti anak oleh karena tidak terdapat folikel. Secara umum, perubahan fisik genetalia interna dan eksterna dipengaruhi oleh fungsi o*arium. #ila o*arium berhenti berfungsi, pada umumnya terjadi atrofi dan terjadi inakti*itas organ yang pertumbuhannya oleh hormon estrogen dan progesteron.
d. +ayudara !"landula 3amae)
+ayudara akan menyusut dan menjadi datar, kecuali pada 6anita yang gemuk, dimana payudara tetap besar dan menggan?tung. Keadaan ini disebabkan oleh karena atrofi hanya mem?pengaruhi kelenjar payudara saja.Kelenjar pituari anterior mempengaruhi secara histologik maupun fungsional, begitu pula kelenjar tiroid dan adrenal menjadi @kerasA dan mengkibatkan bentuk tubuh serupa akromegali ringan.#ahu menjadi gemuk dan garis pinggang menghilang.Kadang timbul pertumbuhan rambut pada 6ajah.;ambut ketiak, pubis mengurang, oleh karena pertumbuhannya dipengaruhi oleh kelenjar adrenal dan bukan
kelenjar o*arium.;ambut kepala menjadi jarang. Kenaikan berat badan sering terjadi pada masa klimakterik.
2. +ria
#eberapa perubahan yang terjadi pada lansia pria adalah 8 a. +roduksi testoteron menurun secara bertahap.
+enurunan ini mungkin juga akan menurunkan hasrat dan kesejahteraan . estis menjadi lebih kecil dan kurang produktif . ubular testis akan menebal dan berdegenerasi. +erubahan ini akan menurunkan proses spermatogenesis, dengan
penurunan jumlah sperma tetapi tidak mempengaruhi kemampuan untuk membuahi o*um.
b. Kelenjar prostat biasanya membesar.
$ipertrofi prostate jinak terjadi pada 10B pria diatas usia 0 tahun dan '0B pria diatas usia C0 tahun. $ipertrofi prostat jinak ini memerlukan terapi lebih lanjut.
c. ;espon seksual terutama fase penggairahan !desire)
3enjadi lambat dan ereksi yang sempurna mungkin juga tertunda.
le*asi testis dan *asokongesti kantung skrotum berkurang, mengurangi intensitas dan durasi tekanan pada otot sadar dan tak sadar serta ereksi mungkin kurang kaku dan bergantung pada sudut dibandingkan pada usia yang lebih muda. Dan juga dibutuhkan stimulasi alat kelamin secara langsung untuk untuk menimbulkan respon. +endataran fase penggairahan akan berlanjut untuk periode yang lebih lama sebelum mencapai osrgasme dan biasanya pengeluaran preejakulasi berkurang bahkan tidak terjadi.
d. =ase orgasme, lebih singkat dengan ejakulasi yang tanpa disadari.
Intensitas sensasi orgasme menjadi berkurang dan tekanan ejakulasi serta jumlah cairan sperma berkurang. Kebocoran cairan ejakulasi tanpa adanya sensasi ejakulasi yang kadangkadang dirasakan pada lansia pria disebut sebagai ejakulasi dini atau prematur dan merupakan akibat dari kurangnya pengontrolan yang berhubungan dengan miotonia dan *asokongesti, serta masa refrakter memanjang pada lansia pria. reksi fisik frekuensinya berkurang termasuk selama tidur.
f. Kemampuan ereksi kembali setelah ejakulasi semakin panjang, pada umumnya &2 sampai C jam setelah ejakulasi. Ini berbeda pada orang muda yang hanya membutuhkan beberapa menit saja.
g. reksi pagi hari !morning erection) semakin jarang terjadi. D. Upaa Pelaanan Kee,a!an Rep*o+)ki !e*,a+ap Lania
5paya pelayanan kesehatan reproduksi terhadap lansia meliputi aEas, pendekatan, dan jenis pelayanan kesehatan yang diterima.
&. Eas
3enurut -$ !&''&) adalah to Add life to the Years that Have Been Added to life, dengan prinsip kemerdekaan (independence), partisipasi (participation), pera6atan (care), pemenuhan diri (self fulfillment), dan kehormatan (dignity).
Eas yang dianut oleh Departemen Kesehatan ;I adalah dd life to the Years, Add Health to Life, and Add Years to Life, yaitu meningkatkan mutu kehidupan lanjut usia, meningkatkan kesehatan, dan memperpanjang usia.
2. +endekatan
3enurut -orld $ealth rganiEation !&'C2), pendekatan yang digunakan adalah sebagai berikut 8
a) 3enikmati hasil pembangunan !sharing the benefits of social de*elopment) b) 3asingmasing lansia mempunyai keunikan !indi*iduality of aging persons)
c) 4ansia diusahakan mandiri dalam berbagai hal !nondependence) d) 4ansia turut memilih kebijakan !choice)
e) 3emberikan pera6atan di rumah !home care)
f) +elayanan harus dicapai dengan mudah !accessibility)
g) 3endorong ikatan akrab antar kelompok antar generasi !engaging the aging) h) ransportasi dan utilitas bangunan yang sesuai dengan lansia !mobility)
i) +ara lansia dapat terus berguna dalam menghasilkan karya !producti*ity) j) 4ansia beserta keluarga aktif memelihara kesehatan lansia !self help care and
family care) (. Fenis
Fenis pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi lima upaya kesehatan, yaitu promotif, pre*ention, diagnosa dini dan pengobatan, pembatasan kecacatan, serta pemulihan.
a) +romotif
5paya promotif juga merupakan proses ad*okasi kesehatan untuk meningkatkan dukungan klien, tenaga profesional dan masyarakat terhadap praktek kesehatan yang positif menjadi normanorma sosial.
5paya perlindungan kesehatan bagi lansia sebagai berikut 8 &) 3engurangi cedera
2) 3eningkatkan keamanan di tempat kerja
() 3eningkatkan perlindungan dari kualitas udara yang buruk ) 3eningkatkan keamanan, penanganan makanan dan obatobatan 1) 3eningkatkan perhatian terhadap kebutuhan gigi dan mulut
b) +re*entif
+encegahan primer, meliputi 8 &) program imunisasi 2) konseling
() dukungan nutrisi ) e<ercise
1) keamanan di dalam dan sekitar rumah 9) manajemen stres
7) menggunakan medikasi yang tepat.
+encegahan sekuder, meliputi8
+emeriksaan terhadap penderita tanpa gejala. Fenis pelayanan pencegahan sekunder 8 &) kontrol hipertensi
2) deteksi dan pengobatan kanker
() skrining 8 pemeriksaan rektal, mamogram, papsmear, gigi, mulut. +encegahan tersier dilakukan sesudah gejala penyakit dan cacat
Fenis pelayanan mencegah berkembangnya gejala dengan memfasilisasi rehabilitasi, medukung usaha untuk mempertahankan kemampuan anggota badan yang masih bnerfungsi
c) ;ehabilitatif, prinsip rehabilitati*e meliputi 8 &) +ertahankan lingkungan aman
2) +ertahankan kenyamanan, istirahat, aktifitas dan mobilitas () +ertahankan kecukupan giEi
) +ertahankan fungsi pernafasan 1) +ertahankan aliran darah
9) +ertahankan kulit
7) +ertahankan fungsi pencernaan
C) +ertahankan fungsi saluran perkemihaan ') 3eningkatkan fungsi psikososial
&0) +ertahankan komunikasi
E. H)k)m +an Pe*)n+an(6)n+an(an an( Te*kai! +en(an Lania
&. 55 %o. tahun &'91 tentang +emberian #antuan bagi rang Fomp. 2. 55 %o.& tahun &'9' tentang Ketentuan +okok 3engenai enaga
Kerja
(. 55 %o.9 tahun &'7 tentang Ketentuan +okok Kesejahteraan Sosial . 55 %o.( tahun &'C2 tentang Faminan Sosial enaga Kerja
1. 55 %o.2 tahun &'C' tentang Sistem +endidikan %asional 9. 55 %o. 2 tahun &''2 tentang 5saha +erasuransian
7. 55 %o. tahun &''2 tentang +erumahan dan +emukiman
C. 55 %o.&0 tahun &''2 tentang +erkembangan Kependudukan dan +embangunan Keluarga Sejahtera
'. 55 %o.&& tahun &''2 tentang Dana +ensiun &0. 55 %o.2( tahun &''2 tentang Kesehatan
&&. ++ %o.2& tahun &'' tentang +enyelenggaraan +embangunan Keluarga Sejahtera
&2. ++ %o.27 tahun &'' tentang +engelolaan +erkembangan Kependudukan.
&(. 55 %o. &( tahun &''C tentang Kesejahteraan 4ansia !tambahan
lembaran negara %omor (7'9) sebagai pengganti 55 %o. tahun &'91 tentang +emberian #antuan bagi rang Fompo.
&. 55 %o. &( tahun &''C ini berisikan antara lain 8
$ak, ke6ajiban, tugas, serta tanggung ja6ab pemerintah, masyarakat, dan kelembagaan.
BAB III PENUTUP
A. Keimp)lan
3asa usia lanjut merupakan periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan atau beranjak dari 6aktu yang penuh dengan manfaat.
B. Sa*an
Seorang bidan harus mengetahui pelayanan kesehatan reproduksi pada lansia agar dapat memberikan pelayanan lansia yang tepat di masyarakat.
D=; +5SK
$adi3artono . Kegiatan Sesual !ada Lan"ut #sia. %askah simposium sek rotary Glub +ur6okerto, &''9.
3aryam, ; siti. $engenal #sia Lan"ut dan !era%atanya. 200C. Fakatra8 Salemba medika Hulifah, ;ita. 20&. Asuhan Ke&idanan Komunitas. Fakarta8 Salemba 3edika
2. 3ubarak -ahid ibal,dkk. Ilmu Kepera6atan Komunitas 2. 2009. Fakarta8 Sagung Seto