• Tidak ada hasil yang ditemukan

Conto Proposal Penelitian Beton

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Conto Proposal Penelitian Beton"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN UJI KUAT TEKAN BETON

MENGGUNAKAN CAMPURAN MATERIAL PASIR SUNGAI

DAN PASIR VULKANIK GUNUNG BURNI TELONG KAB.

BENER MERIAH

(Proposal TGA)

Oleh :

NAMA : MUHAMMAD AFFANDI

NIM : 1422401074

JURUSAN : TEKNIK SIPIL

KONSENTRASI : STRUKTUR

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE

(2)

LEMBARAN PENGESAHAN

Proposal pengujian perbandingan kuat tekan beton menggunakan material pasir sungai dan pasir vulkanik gunung burni telong di susun oleh Muhammad affandi, NIM 1422401074 Jurusan Teknik Sipil Prodi Konstruksi Bangunan Gedung. proposal ini merupakan salah satu syarat pada kurikulum semester VI di Politeknik Negeri Lhokseumawe.

Lhokseumawe, januari 2017 Penulis

Muhammad affandi

Nim : 1422401074

Pembimbing Utama Co. Pembimbing

Dr.Ir.yuhanis yunus, MT Ir.H.sulaiman yh, MT

Nip : 1961206 198803 1 003 Nip : 19551221 198803 1 001

Mengetahui Disetujui

Ketua Jurusan Teknik Sipil Ka. Prodi Teknik Sipil

Khamistan, S.T.,M.T Khairul Miswar, S.T., M.T

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga proposal skripsi ini dapat terselesaikan. Proposal tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar ahlimadia pada Jurusan Teknik Sipil politeknik negeri lhokseumawe.

Dalam menyelesaikan Proposal tugas akhir ini, Penulis memilih bidang struktur yang merupakan salah satu bagian disiplin ilmu teknik sipil. Dipilihnya bidang ini berdasarkan kenyataan di lapangan bahwa bidang struktur khususnya struktur beton sangat banyak digunakan. Proposal tugas akhir ini berjudul :

“PERBANDINGAN UJI KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN PASIR SUNGAI DAN PASIR VULKANIK BURNI TELONG KAB. BENER MERIAH”.

Atas selesainya proposal tugas akhir ini, Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Khamistan, S.T., M.T selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil. 2. Bapak Khairul Miswar, S.T., M.T selaku Ka. Prodi Teknik Sipil 3. Bapak aiyub ST ,MT selaku Pembimbing Utama

4. Ibu fajri, ST,MT selaku Co. Pembimbing

5. Orang tua tercinta yang telah banyak berkorban baik secara moril maupun materi kepada penulis.

Dalam menyelesaikan proposal tugas akhir ini, Penulis telah berusaha dengan segala daya dan upaya, namun penulis menyadari akan keterbatasan pengetahuan, kemampuan, pengalaman dan waktu sehingga proposal tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dengan segenap hati dan sikap terbuka penulis menerima segala kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan proposal tugas akhir ini.

lhokseumawe, maret 2017

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... v I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Tujuan Penelitian... 1 1.3 Manfaat Penelitian... 2 1.4 Rumusan Masalah... 2 1.5 Pembatasan Masalah... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Beton... 4

Material Pembentuk Beton... 5

Semen ... 5

Agregat ...6

Air ...8

Perancangan Pengujian Kuat Tekan Beton... 10

III. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian... 12

Variabel Penelitian... 12

Desain Penelitian... 12

Lokasi Penelitian ...12

Metode Penelitian ...13

Bahan Yang Digunakan ...13

Alat Yang Digunakan ... 14

Tahapan Penelitian ... 16

(5)

BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang

Kebutuhan bahan bangunan untuk pekerjaan sipil terus meningkat, dalam membangun suatu struktur bangunan gedung kantor pemerintahan, perkantoran suwasta, ruko ruko, perumahan, pasar, masjid, sekolahan, dan perumahan terus meningkat dan bencana alam seringkali terjadi di daerah Indonesia, salah satunya letusan gunung api yang mengakibatkan kerusakan dan korban jiwa. Dari ledakan gunung tersebut banyak memuntahkan material berupa lahar panas dan abu vulkanik yang bertebaran ke seluruh lereng ledakan.

Banyaknya material abu vulkanik di dekat lokasi gunung api maka perlu dilakukan penelitian penggunaan abu vulkanik pengganti pasir untuk campuran beton “Perbandingan uji kuat tekan beton menggunakan material pasir sungai dan pasir vulkanik gunung burni telong”.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

a. Untuk mengetahui perbandingan kuat tekan beton campuran agregat pasir sungai dan agregat pasir vulkanik.

b. Untuk menghemat pemakaian semen pada beton.

1.3 Manfaat Penelitian

a. Manfaat yang di peroleh dari pengujian ini adalah sebagai bahan informasi bagi perencana dan pelaksanaan bangunan teknik sipil.

b. Meberikan informasi kepada pemerintah tentang penggunaan material pasir vulkanik untuk bahan bangunan.

1.4 Rumusan Masalah

Dalam proposal yang berjudul “pengujian perbandingan uji kuat tekan beton menggunakan campuran aggregat pasir sungai dan aggregat pasir vulkanik gunung burni telong kab.bener meriah ”.

(6)

maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:

a. Apakah material pasir vulkanik dapat digunakan sebagai bahan bangunan.

b. Mengetahui kekuatan beton campuran pasir sungai dan pasir vulkanik. c. Sebagai perbandingan dan pilihan beton yang layak di gunakan untuk

bangunan tingkat tinggi . 1.5 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitiaan ini di batasi oleh : 1. Menguji kuat tekan beton

2. Benda uji berbentuk kubus dengan ukuran panjang 20 cm, lebar 20 cm dan tinggi 20 cm.

3. Perawatan benda uji dengan cara perendaman. 4. Pengujian dilakukan pada umur 7, 14, 28 hari.

5. Alat untuk pengujian tekan beton mengguna alat Compression Testing Machine (CTM)

Masalah dalam penelitian ini dibatasi oleh bangunan bangunan publik atau bangunan umum antara lain :

a. Gedung sekolahan b. Gedung perkantoran c. Gedung pasar

d. Gedung masjid

a. Sekolah

Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa (atau "murid") di bawah pengawasan guru. Sebagian besar negara memiliki sistem pendidikan formal, yang umumnya wajib. Dalam sistem ini, siswa kemajuan melalui serangkaian sekolah. Nama-nama untuk sekolah-sekolah ini bervariasi menurut negara (dibahas pada bagian Daerah di bawah), tetapi umumnya termasuk sekolah dasar untuk anak-anak muda dan sekolah menengah untuk remaja yang telah menyelesaikan pendidikan dasar.

(7)

b. Pasar

pasar Apa yang akan dijumpai di pasar Kegiatan apa saja yang dilakukan pedagang di sana? Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan muncul di benak kita setiap kali akan mengunjungi suatu pasar. Di pasar, kita akan menjumpai banyak penjual yang menawarkan berbagai macam barang, baik hasil pertanian, maupun hasil industri. Selain itu, kita akan banyak menjumpai orang dengan tujuan berbelanja yang berbeda pula. Dari hanya untuk memenuhi kebutuhannya (mengkonsumsi), untuk dijual kembali (distribusi) sampai untuk diolah kembali kemudian dijual (produksi). Selanjutnya, di antar pembeli dan penjual tersebu sering kali terjadi tawar menawar yang diakhiri dengan transaksi jual beli.

c. Masjid

mesjid adalah rumah tempat ibadah umat Muslim. Masjid artinya tempat sujud, dan mesjid berukuran kecil juga disebut musholla, langgar atau surau. Selain tempat ibadah masjid juga merupakan pusat kehidupan komunitas muslim. Kegiatan - kegiatan perayaan hari besar, diskusi, kajian agama, ceramah dan belajar Al Qur'an sering dilaksanakan di Masjid. Bahkan dalam sejarah Islam, masjid turut memegang peranan dalam aktivitas sosial kemasyarakatan hingga kemiliteran.

d. Gedung

Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus

1.6 Sistematika Penulisan

(8)

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang, perumusan masalah, batasan penelitian, maksud dan tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berusaha menguraikan dan membahas bahan bacaan yang relevan dengan pokok bahasan study, sebagai dasar untuk mengkaji permasalahan yang ada dan menyiapkan landasan teori.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang tahapan penalitian, pelaksanaan penelitian, teknik pengumpulan data, peralatan penelitian, jenis data yang diperlukan, pengambilan data, dan analisis data.

BAB IV ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

Bab ini berusaha menguraikan analisis perhitungan dan pemecahan permasalahan yang ada dalam penelitian ini.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini menguraikan kesimpulan yang diperoleh dari analisis yang telah dilakukan berikut saran-saran dari penulis.

(9)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Beton Bangunan Publik

Bangunan publik adalah bangunan yang umum di tempati oleh masyarakat seperti rumah, ruko ruko, masjid, sekolah, perkatoran, dimanan tempat ini sangat sering dikunjugi atau di pergunakan oleh masyarakat umum dan saat ini banyak sekali bangunan yang mengunakan beton bertulang untuk bangunan bangunan umum tersesebut seperti rumah masjid, ruko, pasar, dan gedung gedung pemerintahan.

Beton adalah hasil campuran yang diperoleh dengan cara mencampurkan semen Portland, air dan agregat (bahan tambahan yang sangat bervariasi mulai dari bahan kimia tambahan, serat sampai bahan bangunan npn kimia dengan perbandingan tertentu).

Agregat merupakan bagian yang terbanyak dalam pembentukan beton sedangkan semen dan air akan membentuk pasta yang akan mengikat agregat. Tugas perekat yaitu menghubungkan pasir atau kerikil dan mengisi lubang-lubang diantaranya. Tambahan air baru memungkinkan pengikat dan pengerasan dari perekat.

Semen Portland tergolong sebagai bahan pengikat hidrolis, yaitu bila semen dicampur dengan air, maka terjadi proses pengerasan. Proses pengerasan itu sendiri memakan waktu yang cukup lama dengan kata lain mempunyai umur pengerasan dari beton itu sendiri.

Sifat-sifat beton di pengaruhi oleh faktor-faktor berikut :

a. Kualitas semen, untuk konstruksi beton bertulang pada umumnya dapat b. Digunakan jenis-jenis semen yang memenuhi syarat-syarat yang sudah

(10)

c. Perbandingan campuran semen Portland, bahan tambahan (aditif) dan air.

d. Cara mencampur komponen.

e. Agregat kasar (kerikil atau batu pecah). f. Ketelitian pekerjaan perawatan.

g. Umur beton, dan

h. Suhu udara waktu mencampur dan waktu proses pengerasan beton.

2.2 Material Pembentuk Beton 2.2.1 Semen

Semen merupakan bahan hidrolis yang dapat bereaksi secara kimia dengan air, sehingga membentuk material yang padat. Secara umum, komposisi kimia semen Portland adalah seperti yang diperlihatkan pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Komposisi limit semen Portland

Oksida Komposisi (% berat)

CaO (kapur) SiO2 (Silika) Al2O3 (Alumina) Fe2O3 (Besi) MgO (Magnesia) Alkalis SO3 (Sulfur) 60 – 67 17 – 25 3 – 8 0,5 – 6 0,1 – 5,5 0,2 – 1,3 1 – 3

(11)

Semen Portland dibagi menjadi lima jenis sebagai berikut :

1. Jenis I : Semen untuk umum tidak memenuhi persyaratan khusus 2. Jenis II : Semen untuk beton tahan sulfat dan memiliki panas hidrasi

sedang

3. Jenis III : Semen untuk beton dengan kekuatan awal tinggi (cepat mengeras)

4. Jenis IV : Semen untuk beton yang memerlukan panas hidrasi rendah 5. Jenis V : Semen untuk beton yang sangat tahan terhadap sulfat

2.2.2 Agregat

Penjelasan didalam SNI-15-1991-03, agregat didefinisikan sebagai material granular, misalnya pasir, kerikil dan batu pecah yang dipakai bersama-sama dengan satu media pengikat untuk membentuk beton semen hidrolik atau adukan. Dalam struktur beton biasanya agregat biasa menempati kurang lebih 70 % – 75 % dari volume beton yang telah mengeras.

Pada umumnya, semakin padat agregat-agregat tersebut tersusun, semakin kuat pula beton yang dihasilkannya, daya tahannya terhadap cuaca dan nilai ekonomis dari beton tersebut. Atas dasar inilah gradasi dari ukuran-ukuran partikel dalam agregat mempunyai peranan yang sangat penting untuk menghasilkan susunan beton yang padat.

Faktor penting yang lainnya ialah bahwa permukaannya haruslah bebas dari kotoran seperti tanah liat, lumpur dan zat organik yang akan memperoleh ikatannya dengan adukan semen dan juga tidak boleh terjadi reaksi kimia yang tidak diinginkan diantara material tersebut dengan semen.

Agregat yang digunakan untuk beton harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

(12)

1) Ketentuan dan persyaratan dari SII 0052-80 “Mutu dan Cara Uji Agregat Beton”. Bila tidak tercangkup dalam SII 0052-80 maka agregat harus memenuhi ASTM C33 “Specification for Structural Concrete Agregates”. 2) Ketentuan dari ASTM C330 “Specification for Light Weight Agregates for

Structural Concrete” , untuk agregat dan struktur beton.

Berdasarkan ukurannya, agregat dapat dibedakan menjadi :

 Agregat halus, diameter 0 – 5 mm disebut pasir, yang dibedakan Pasir

halus : Ø 0 – 1 mm

 Pasir kasar : Ø 1 – 5 mm

b. Agregat kasar, diameter ≥ 5 mm, biasanya berukuran antara 5 – 40 mm yang disebut kerikil.

2.2.3 Air

Air yang dimaksud disini adalah air yang digunakan sebagai campuran bahan bangunan, harus berupa air bersih dan tidak mengandung bahan-bahan yang dapat menurunkan kualitas beton.

Menurut PBI 1971, persyaratan dari air yang digunakan sebagai campuran bahan bangunan adalah sebagai berikut :

1). Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam alkali, garam-garam, bahan-bahan organik atau bahan lain yang dapat merusak daripada beton.

2). Apabila dipandang perlu maka contoh air dapat dibawa ke Laboratorium Penyelidikan Bahan untuk mendapatkan pengujian sebagaimana yang dipersyaratkan.

3). Jumlah air yang digunakan adukan beton dapat ditentukan dengan ukuran berat dan harus dilakukan setepat-tepatnya.

(13)

Air yang digunakan untuk proses pembuatan beton yang paling baik adalah air bersih yang memenuhi persyaratan air minum. Air yang digunakan dalam proses pembuatan beton jika terlalu sedikit maka akan menyebabkan beton akan sulit untuk dikerjakan, tetapi jika kadar air yang digunakan terlalu banyak maka kekuatan beton akan berkurang dan terjadi penyusutan setelah beton mengeras.

Untuk memperoleh kepadatan beton dengan rasio air semen yang rendah sebaiknya menggunakan alat penggetar adukan (vibrator). Menjaga kelembaban dan panas agar dapat konstan sewaktu proses hidrasi berlangsung, misalnya dengan menutupi permukaan dengan karung basah.

2.3 Pengujian Kuat Tekan Beton

Menurut ASTM C 39-86 tentang standar tes untuk kuat tekan sampel kubus dihitung dengan cara membagi beban maksimum yang dicapai selama pengujian dengan luas permukaan sampel beton, secara sistematis dapat ditulis sebagai berikut :

f’c = A P

dengan : f’c = kuat tekan beton (MPa) P = beban tekan maksimum (N) A = luas penampang tertekan (mm2)

Dari hasil pengujian kuat tekan ini, akan didapatkan pola keruntuhan sesuai dengan mutu benda uji. Berdasarkan ASTM C 39-93, pola-pola keruntuhan akibat pengujian kuat tekan beton dapat dilihat pada gambar 2.1.

3.3.1 Bahan yang Digunakan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen Portland

(14)

Semen yang digunakan adalah semen Portland type I merk Baturaja dalam kemasan 50 kg/zak yang diperoleh dari toko dalam keadaan baik dan tertutup rapat.

2. Agregat Halus

Abu vulkanik yang dipakai berasal dari Gunung burni telong lereng selatan. Ukuran untuk agregat halus yang dipakai mempunyai modulus kehalusan 2,5 – 2,8 mm. Agregat halus ini diuji kadar lumpur, kadar air, berat jenis SSD, berat volume, berat jenis kering dan penyerapan agregat.

3. Agregat Kasar

Agregat kasar diperoleh dari amp pt.cipta karya aceh, berdiameter maks 20 mm. Agregat ini diperiksa : kadar air, berat jenis SSD, modulus kehalusan butir, berat volume dan penyerapan air agregat. Pemeriksaan berat jenis, penyerapan air agregat kasar/halus, berat volume dan modulus kehalusan butir digunakan untuk data perancangan campuran beton.

4. Air

Air yang dipakai harus bebas dari unsur-unsur kimia dan memenuhi syarat untuk konsumsi air minum.

3.3.2 Alat yang Digunakan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian diantaranya :

 Pencampuran material di dalam molen yang telah disiapakan semen ageregat halus ageregat kasar dan kerikil kedalam satu tempat

 Pengecekan ulang di dalam molen sebelum mesin di operasikan mengaduk material

 Penghaparan material di dalam cetakan yang telah disiapkan di lapangan.

 Perataan material didalm cetakan yang telah disiapakan

 Pemadatan material beton mengunakan (Vibrator )

 Perataan kebali material

(15)

3.3.5 Tahapan Penelitian

Persiapan / Penyediaan Bahan

Adapun bahan-bahan yang harus dipersiapkan yaitu :

a. Sampel aggregat di ambil dari gunung burni telong tepatnya di lereng bagian selatan yang beradai di kabupaten bener meriah.

b. Lereng selatan gunung burni telong adalah jalur mengalirnya lahar panas dan abu vulkanik.

Tabel 4.5

Berat air perlu untuk setiap m3 beton dan udara terperangkap untuk

berbagai slump dan ukuran maksimum agregat Slump

(cm)

Berat air (kg/m3) beton untuk ukuran agregat berbeda

10 mm 12,5 mm 20 mm 25 mm 38 mm 50 mm 75 mm 150 mm

2,5 – 5 208 199 187 179 163 154 142 125

7,5 – 10 228 217 202 193 179 169 157 138

15 – 17 243 228 214 202 187 178 169

-Persentase udara yang ada dalam unit beton

3,0 2,5 2,0 1,5 1,0 0,5 0,3 0,2

(Sumber : Diktat metode campuran beton, Ir. Surya Sebayang, M.T.) 1. Menentukan faktor air semen (fas).

Berdasarkan kuat tekan pada umur beton 28 hari, maka faktor air semen bisa ditentukan dari Tabel 4.4.

(16)

tabel 4.4

Hubungan Faktor Air Semen dengan Kuat Tekan Beton Kuat tekan beton umur 28 hari

(kg/cm2) Faktor Air Semen

411 0,44 331 0,53 263 0,62 193 0,73 153 0,80

(Sumber : Diktat metode campuran beton, Ir. Surya Sebayang, M.T.) 2. Menghitung berat semen per-m3 yang dibutuhkan.

Jumlah air (langkah 5) dibagi dengan fas dari langkah 6. 3. Menentukan persentase volume agregat kasar.

4. Menghitung volume agregat halus dihitung dari selisih volume total beton dengan volume (semen + agregat kasar + air + udara terperangkap).

(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen dimana untuk mendapatkan data-data dan hasil penelitian dengan melakukan pengujian dan penelitian di laboratorium.

3.2 Variabel Penelitian

 Variabel terikat adalah penggunaan beton K-225 sebagai bahan uji .

 Variabel bebas adalah kuat tekan beton dengan mutu beton rencana.

Desain Penelitian 3.3.3 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian direncanakan di Laboratorium Bahan dan Konstruksi teknik sipil politeknik negeri lhokseumawe.

(18)

Mulai Studi Pustaka Opservasi Lapangan Persiapan Material

Uji Sifat Fisis

Mix Desain Trial Mix Pembuatan Benda Uji Perawatan Pengujian Analisi Data Hasil Akhir Penelitian Selesai 3.3.2 Metodelogi Penelitian

Didalam melakukan penelitian penggunaan abu vulkanik sebagai pengganti pasir dilakukan pengambilan sampel aggregate dari beberapa tempat.

a. Lereng selatan gunung burni telong

b. AMP pt.cipta karya aceh untuk pengambilan aggregate kasar

Persiapan Benda Uji

Bahan-bahan di dapat akan digunakan terlebih dahulu sesuai dengan rencana campuran. Benda uji berbentuk kubus dengan diameter panjang 20 cm, lebar 20 cm dan tinggi 20 cm. Benda uji dibuat 3 buah untuk pengujian kuat tekan pada umur 7, 14 dan 28 hari.

Pengujian Benda Uji

Pengujian ini menggunakan alat Compression Testing Machine.

Analisa Data Hasil Penelitian

Analisa data pengujian dilakukan dengan cara : a. Data hasil pengujian kuat tekan ditabelkan. b. Dibuat grafik kuat tekan beton.

Berikut ini adalah diagram tahapan penelitian kualitas mutu beton pada bangunan public.

Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian pengabilan sapel pada bangunan publik

laporan hasil penelitian (tugas akhir) dapat disusun berdasarkan Flowchart

(19)
(20)

DAFTAR PUSTAKA

Dipohusodo, Istimawan. 1996. Struktur Beton Bertulang Berdasarkan SK SNI T-15-1991-03 Departemen Pekerjaan Umum RI. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Handoko, Widiyo. 2002. Pengaruh Penggunaan Agregat Kasar Batu Putih Terhadap Kuat Tekan Beton. Bandar Lampung : Universitas Malahayati. Junianto, Iwan. 2002. Pengaruh Perubahan Temperatur Terhadap Kuat Tarik

Lentur Beton Mutu Tinggi. Bandar Lampung : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung.

Nugraha, Paul dan Antoni. 2007. Teknologi Beton Dari Material, Pembuatan, ke Beton Kinerja Tinggi. Yogyakarta : Penerbit ANDI.

Satyarno, Imam. 2004. Panel Beton Styrofoam Ringan Untuk Dinding. Yogyakarta : Jurusan Teknik Sipil FT UGM.

Sebayang, Surya dan Sahat Josua Silalahi. 2000. Buku Penuntun Praktikum di Laboratorium Bahan dan Konstruksi. Bandar Lampung : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung.

Tjokrodimulyo, Kardiyono. 1996. Teknologi Beton. Yogyakarta : Nafiri Edisi Pertama.

Gambar

Tabel 2.1   Komposisi limit semen Portland Oksida Komposisi (% berat)

Referensi

Dokumen terkait

Pemeriksaan SSD (Saturated Surface Dry) ... Pemeriksaan gradasi pasir .... Pemeriksaan keausan agregat ... Pemeriksaan specific gravity dan absorption batu pecah

Penentuan proporsi tiap-tiap agregat (batu pecah, abu batu, dan pasir pantai) terhadap total agregat dilakukan dengan menggunakan Metode Diagonal berdasarkan data analisa

Agregat diperoleh dari deposit alam seperti pasir dan kerikil alam, agregat merupakan material granular yang bersifat kaku yang digunakan bersamaan dengan media

Beton adalah campuran dari agregat halus dan agregat kasar (pasir, kerikil, batu pecah, atau jenis agregat lain) Diaduk dengan semen, yang dipersatukan oleh air

Hal ini dikarenakan adanya ikatan antara bahan beton diantaranya air, semen, agregat halus (Pasir Lumajang) dan agregat kasar (Batu pecah Pasuruan) yang mempunyai

Untuk mengetahui pengaruh penggunaan batu dolomit sebagai agregat kasar berupa batu pecah dan kerikil terhadap kuat tekan beton, pada penelitian ini digunakan sampel dengan

Hal ini dikarenakan adanya ikatan antara bahan beton diantaranya air, semen, agregat halus (Pasir Lumajang) dan agregat kasar (Batu pecah Pasuruan) yang mempunyai

Beton ringan didapat dari pencampuran bahan-bahan agregat halus dan kasar yaitu pasir, batu kerikil (batu apung) atau bahan semacam lainnya, dengan menambahkan