• Tidak ada hasil yang ditemukan

WATER, WATER EVERYWHERE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "WATER, WATER EVERYWHERE"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa

WATER, WATER EVERYWHERE

Andi Nadya Aurora Tiffany Said

Drs. Bambang Ernawan, M.Sn

Program Studi Sarjana.Seni Lukis Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB

Email: nadyaaurora@yahoo.com

Kata Kunci : Laut, Paranoia, Kematian, Air, Lukisan, Media Baru, Plexiglas

Abstrak

Manusia, baik secara sadar ataupun tidak pasti menyadari bahwa segala jenis kehidupan pasti akan berakhir. Termasuk hidup mereka sendiri. Ketakutan akan kehidupan dan akhir dari kehidupan itu sendiri menciptakan berbagai macam paranoia. Masing-masing diri manusia memiliki ketakutannya sendiri. Banyak diantaranya memiliki trauma-trauma psikologis tertentu. Keterkaitan antara ketakutan dan kematian itu menjadi bagian dari trauma. Hal-hal disekitar kita, seperti alam, menjadi acuan yang membuat kita menyadari bahwa kehidupan sangatlah rapuh. Dimana alam dapat kapan saja menimbulkan kematian yang tidak terduga. Dalam hal ini, lautan, sebagai bagian dari kehidupan, masih memiliki banyak misteri di dalamnya. Laut tidak hanya menjadi simbol asal mula kehidupan melainkan juga sebagai pengingat bahwa kematian tidak dapat diperkirakan oleh manusia. Dalam karya tugas akhir ini, penulis mencoba merepresentasikan ketakutan ini melalui objek laut. Laut dihadirkan sebagai representasi ketakutan itu sendiri. Melalui pendekatan terhadap media baru dalam seni lukis, dengan tetap mempertahankan unsur-unsurnya, karya ini hadir sebagai karya semi-instalasi yang berada satu tingkat di atas karya seni lukis. Plexiglas hadir sebagai medium baru dalam seni lukis, menggantikan kanvas dalam menghadirkan ilusi ‘real’ sebagai pengalaman visual sekaligus pengalaman psikologis. Seperti dalam buku Art as Image and Idea, “Death has fascinated and frightened man from his earliest record to the present moment.” Hal ini banyak dibuktikan dengan banyaknya bukti artistik mengenai kematian yang merepresentasikan kegelisahan dan ketakutan yang semua orang rasakan dengan kehadiran pengalaman visual.

Abstract

Humans, whether consciously or not must realize that life would have ended. Including their own lives. Fear of life and end of life itself creates a wide range of paranoia. Each man has their own fears. Many of them have a certain psychological traumas. The relationship between fear and death is a part of the trauma. The things around us, such as nature, a reference that makes us realize that life is very fragile. Where nature may at any time cause an unexpected death. In this case, the ocean, as a part of life, it still has a lot of mystery in it. The sea is not only a symbol of the origin of life but also as a reminder that death can not be predicted by man. In this final work, the author tries to represent the object of this fear through the sea. Sea presented as a representation of fear itself. Through this approach to new media art, while maintaining its elements, this work present a semi-installation which is one level above the paintings. Presenting illusion 'real' as a visual experience as well as a psychological experience. As in the book Art as Image and Idea, "Death has fascinated and Frightened man from his earliest records to the present moment." This much is evidenced by the many artistic evidence regarding the death of representing anxiety and fear that everyone feels in the presence of visual experience.

1.

Pendahuluan

Manusia, sebagai makhluk yang tidak kekal pada akhirnya akan menemui akhir hidupnya. Kita tidak tahu kapan akan mati. Terkadang kita berfikir bahwa waktu lah yang menentukan akhir hidup manusia. Seiring berjalannya waktu, manusia pun menua. Begitu pula dengan kemampuan tubuhnya. Akan tetapi sering kita tidak menyadari bahwa bukan waktu lah yang menentukan kematian. Kita sebagai manusia tidak mengetahui kapan dan dimana Tuhan yang maha kuasa akan mencabut nyawa kita. Tidak dapat dipungkiri bahwa siapapun memiliki ketakutan akan kematian. Dalam sejarah seni dapat kita telusuri bahwa banyak seniman menghadirkan ekspresi ketakutan dan kekhawatirannya terhadap kematian. Seni yang dianggap sebagai media ekspresi emosi personal menghadirkan fakta kehidupan yang paling dekat dengan seniman.

Penulis tidak memiliki ketakutan pada objek air. Tetapi berada di atas lautan dan membayangkan kedalamannya menimbulkan ketakutan bagi penulis. Penulis dengan memorinya terhadap objek laut ringkali menimbulkan adanya makhluk-makhluk lautan imajiner yang terdapat di kedalaman tanpa batas, kapanpun siap merusak dan memangsa apapun yang menarik perhatiannya. Ketakutan ini tanpa disadari bertambah parah ketika penulis melihat akuarium-akuarium penuh ikan di seaworld, Dunia Fantasi. Anehnya ketakutan ini justru menarik perhatian penulis dan ingin masuk di dalamnya. Ketakutan ini juga timbul ketika mengunjungi lautan sesungguhnya. Lautan yang surut memperlihatkan dasar lautnya yang penuh dengan makhluk-makhluk berbentuk aneh yang hidup. Anehnya, saat berada di lautan adalah saat-saat yang paling menyenangkan. Keindahannya yang aneh membuat rindu dan keinginan untuk kembali sangat besar. Buku-buku novel fiksi ilmiah seperti Sphere karya Michael Crichton dan Twenty Thousand Leagues Under the Sea karya Jules Verne menambah mimpi buruk dan bayangan-bayangan mengenai makhluk-makhluk tersebut semakin nyata. Sphere bercerita tentang ekspedisi bawah laut yang berakhir dengan tragedi mengenaskan yang menimpa para ilmuwannya. Tidak jauh berbeda dengan Twenty Thousand Leagues Under the Sea dengan penggambaran makhluk-makhluk dasar laut yang begitu nyata.

(2)

Lautan merupakan bagian dari bumi kita yang wilayahnya masih belum banyak dijelajahi karena teknologi yang belum memungkinkan untuk menjangkaunya. Karena itulah masih terdapat banyak misteri dengan keberadaannya. Manusia membutuhkan udara dan dengan kemampuannya manusia diciptakan untuk berada di daratan. Lautan merupakan wilayah asing yang berada sangat dekat dengan kehidupan kita. Semakin berada di kedalamannya dengan tekanan yang semakin tinggi dapat menghancurkan manusia hingga berkeping-keping jika masuk tanpa perlindungan. Alam mengingatkan kita bahwa suatu saat nanti kita akan kembali pada sang pencipta. Ketakutan akan kematian hanyalah salah satu proses emosional sekaligus peringatan bahwa suatu saat kita akan menghadap kepada-Nya.

2.

Proses Studi Kreatif

Tema mengenai ketakutan akan kematian banyak dipergunakan oleh seniman dalam sejarah seni dunia. Tidak ada yang dapat memperkirakan kematian yang terkadang datang secara tiba-tiba. Tidak ada penjelasan masuk akal mengenai datangnya waktu kematian. Ketakutan merupakan bentuk dari reaksi emosional yang ditimbulkan ketika ada hal-hal yang tidak berjalan sebagaimana mestinya. Ketakutan terhadap kematian juga merupakan bentuk ketakutan kita terhadap Yang Maha Kuasa, pencipta alam semesta. Ketakutan ini dilandasi dengan penggambaran kehidupan selanjutnya dan perhitungan amal perbuatan kelak. Waktu perkiraan kematian yang tidak dapat diperkirakan membuat kita merasa takut. Penggunaan tema ini dapat ditemukan sepanjang sejarah dunia seni. Dalam hal ini khususnya seni lukis, Edvard Munch mengekspresikan kematian dengan ekspresif. Salah satu karya Edvard Munch, The Dead Mother memperlihatkan ibu yang terbaring sakit dengan anaknya yang menutup kedua telinga seakan-akan tidak ingin menerima apa yang terjadi. Munch menggambarkan peristiwa dengan sangat akurat dengan menggunakan symbol-simbol di dalam lukisannya. Ketika sains menunjukan kemampuannya dalam mengontrol penyebab kematian, di lain pihak seni mengekspresikan kegelisahan manusia terhadap peristiwa berakhirnya kehidupan. 1

Painting adalah kegiatan pengaplikasian warna pada bidang medium tertentu. Painting memiliki berbagai macam teknik dan medium. Dengan definisi tersebut, Painting menjadi semakin luas dan berkembang sejalan dengan perkembangan media baru dalam seni rupa. Definisi Painting ini menjadi sangat penting bagi karya Tugas Akhir ini karena penulis menggunakan medium yang berbeda dari lukisan konvensional. Dengan mengusung definisi tersebut, penulis menggunakan medium diluar kanvas dengan tetap memperhatikan unsur-unsur yang terdapat dalam Painting. Eksperimen dalam desain, material dan subject matter pada Painting menghasilkan banyak variasi visual. Painting juga menjadi lebih ‘menghibur’ dibandingkan sebelumnya. Penggunaan material yang berbeda bertujuan untuk pencapaian efek yang diinginkan oleh penulis. Pencapaian visual yang diinginkan penulis tidak dapat dicapai dengan teknik oil on canvas, yang merupakan media umum seni lukis. Oleh karena itu penulis menggunakan medium lain dengan display yang berbeda pula tetapi masih mengusung unsur-unsur yang terdapat pada seni lukis, baik secara teknik pengaplikasian dan metode berkarya.

Plexiglas atau Acrylic sheet merupakan medium yang mulai banyak digunakan oleh seniman. Seperti halnya Nobuhiro Nakanishi dengan metode layer drawing yang merupakan pengaplikasian laser printing pada Acrylic sheet. Nobuhiro menciptakan gambaran lansekap transparan yang disusun menjadi sebuah instalasi dengan skala besar. Kemudian ada Marilene Oliver dan David Spriggs dengan pengaplikasian Plexiglas dengan laser cutting menjadi karya seni. Tidak seperti kaca, plexiglas lebih rapuh dan mudah tergores.

(3)

Andi Nadya Aurora Tiffany Said

Gambar 1.Karya Nobuhiro

(4)

Gambar 3.Axis of Power”, David Spriggs

3.

Hasil Studi dan Pembahasan

Kesamaan konsep dengan Munch tidak membatasi penulis bahwa ketakutan akan kematian hanya dapat diekspresikan melalui pendekatan seni yang ekspresif dengan bentuk-bentuk figuratif. Alam yang merupakan objek pendekatan penulis terhadap ketakutannya merupakan inspirasi dari bentuk-bentuk yang akan diaplikasikan terhadap karya. Dalam hal ini penulis menggunakan objek lautan. Visual laut akan diaplikasikan menggunakan cat akrilik di atas acrylic sheet atau plexiglas. Lembaran-lembaran tersebut yang berupa karya dua dimensional akan disusun sedemikian rupa menjadi sebuah karya instalasi. Karya instalasi ini nantinya akan disusun dengan jarak tertentu di atas base. Ruangan menjadi sangat penting dikarenakan harus dikondisikan agar gelap. Efek visual baru akan hadir ketika ruangan menjadi gelap. Efek visual ini yang nantinya diharapkan agar berkesinambungan dengan efek psikologisnya. . Karya akan dikondisikan dengan ruangan yang gelap. Kemudian lembaran plexiglas disusun sedemikian rupa hingga mencapai keteraturan yang diinginkan. Karya ini merupakan karya seni – instalasi. Semua aspek pendukung yang ada dalam karya termasuk lampu dan base sangat berpengaruh dalam efek visual dan efek psikologis yang diinginkan penulis. Layer-layer plexiglas disusun sedemikian rupa sehingga menghasilkan efek ilusi tiga dimensional. Laut sebagai representasi dari ketakutan akan kematian dihadirkan melalui layer yang befungsi sebagai elemen penting penyusun karya ini.

(5)

Andi Nadya Aurora Tiffany Said

Gambar 4. “I make a journey. You make a journey. We make a journey together”, acrylic and glue on plexiglas, 60x60x270 cm (Sumber : Dokumentasi Penulis)

(6)
(7)

Andi Nadya Aurora Tiffany Said

Gambar 6. “I think I'm a Mermaid, I was a mermaid”, Acrylic and glue on Plexiglas, 50x50x50cm (Sumber : Dokumentasi Penulis)

Gambar 7. "The thing I realized this last few days is that the earth is a big place", Acrylic and glue on Plexiglas, 50x50x284,5cm (Sumber : Dokumentasi Penulis)

4.

Penutup / Kesimpulan

Penggunaan media baru dalam seni lukis masih merupakan hal yang tidak lazim. Cat akrilik dalam penggunaannya sudah lama berada dalam sejarah seni rupa. Medium Plexiglas sudah mulai banyak digunakan dalam karya seni.

(8)

Kesadaran penulis untuk bereksplorasi dalam karya muncul akibat latar belakang dan tema tentang laut. Gagasan ini muncul karena penulis ingin menghadirkan painting yang “real”. Realitas di sini bukan hanya sekedar ilusi di atas bidang datar seperti yang dihadirkan di dalam kanvas. Meskipun karya-karya ini merupakan karya instalasi 3 dimensional, penulis masih menggunakan unsur painting di dalam proses dan teknik pembuatan karya.

Dalam proses pencarian latar belakang, penulis melakukan eksplorasi dengan membaca novel fiksi ilmiah yang berkaitan dengan trauma yang menjadi intensi di sini. Laut objek yang menjadi repesentasi dari ketakutan dan kematian. Penulis tidak pernah mengalami trauma psikologis yang spesifik sehubungan dengan objek laut. Akan tetapi ketakutan ini muncul secara tidak sadar akibat sumber-sumber informasi dan novel yang dibaca penulis.

Eksplorasi medium terhadap karya seni lukis akan terus berkembang seiring dengan perkembangan “tren” dalam dunia seni rupa. Melalui karya ini diharapkan viewers dapat mengapresiasi dan mengerti maksud yang disampaikan oleh penulis. Selain itu juga diharapkan bahwa karya ini menjadi inspirasi agar para seniman di masa depan dapat terbuka terhadap eksplorasi media baru dalam seni lukis.

Ucapan Terima Kasih

Artikel ini didasarkan kepada catatan proses berkarya/perancangan dalam MK Pra TA/Kolokium/Tugas Akhir* Program Studi Sarjana Seni Rupa FSRD ITB. Proses pelaksanaan Pra TA/Kolokium/Tugas Akhir* ini disupervisi oleh pembimbing Drs. Bambang Ernawan, M.Sn serta Willy Himawan M,Sn.

Daftar Pustaka

Damajanti, Irma. 2006. Psikologi Seni. PT Kiblat Buku Utama.

Feldman, Edmund Burke. 1997. Art as Image and Idea. PRENTICE-HALL, INC., Englewood Cliffs. New Jersey. Liquitex Artist Material Team Writer. 2007. The Acrilyc Book; Sumber Komperhensif untuk Seniman. PT. Media

Visual Arts. Jakarta

Darmaprawira W.A, Sulasmi. 2002. WARNA; TEORI DAN KREATIVITAS PENGGUNAANNYA. Penerbit ITB. Bandung.

Bishop, Claire. 2005. Installation Art. Tate Publishing, Tate Enterprises Ltd Millbank. London.

J.E. Davies, Penelope. 2009. Janson's History of Art: The Western Tradition (8th Edition), Laurence King Publishing Ltd. London.

M. Bloomer, Carolyn. 1976. Principles of visual Perception, Van Nostrand Reinhold Company 135 West 50th Street. New York. INTERNET http://www.uh.edu/ http://www.kashyahildebrand.org/ http://www.nomart.co.jp www.davidspriggs.com/ www.marileneoliver.com/ www.wikipedia.org/ http://www.sanders-studios.com/ http://www.skyscript.co.uk/

(9)

Andi Nadya Aurora Tiffany Said

SURAT PERSETUJUAN PEMBIMBING TA

Bersama surat ini saya sebagai pembimbing menyatakan telah memeriksa dan menyetujui Artikel yang ditulis oleh mahasiswa di bawah ini untuk diserahkan dan dipublikasikan sebagai syarat wisuda mahasiswa yang bersangkutan.

Bandung, .../.../ 2012

Tanda Tangan Pembimbing : _______________________ Nama Jelas Pembimbing : _______________________

diisi oleh mahasiswa Nama Mahasiswa

NIM

Judul Artikel

diisi oleh pembimbing Nama Pembimbing

Rekomendasi Lingkari salah satu 

1. Dikirim ke Jurnal Internal FSRD 2. Dikirim ke Jurnal Nasional Terakreditasi 3. Dikirim ke Jurnal Nasional Tidak Terakreditasi 4. Dikirim ke Seminar Nasional

5. Dikirim ke Jurnal Internasional Terindex Scopus 6. Dikirim ke Jurnal Internasional Tidak Terindex Scopus 7. Dikirim ke Seminar Internasional

Gambar

Gambar 2. “Family Portrait”, Marilene Oliver
Gambar 3. “Axis of Power”, David Spriggs
Gambar 4. “I make a journey. You make a journey. We make a journey together”, acrylic and glue on plexiglas, 60x60x270 cm (Sumber :  Dokumentasi Penulis)
Gambar 5. "We're all gonna die down here", Acrylic and gua on Plexiglas, 60x100x247 cm (Sumber : Dokumentasi Penulis)
+2

Referensi

Dokumen terkait

Setiap konten di dalam aplikasi, mulai dari konten dalam menu kedelai, artikel, teknologi produksi, pengolahan hasil dapat di bagikan ke sosial media facebook,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam memahami sistem pemerintahan Indonesia pada mata pelajaran PKn melalui model pembelajaran

[r]

Beban belajar setiap mata pelajaran pada sistem kredit semester dinyatakan dalam satuan kredit semester (sks). Beban belajar satu sks meliputi satu jam pembelajaran tatap muka, satu

Proses penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan data sekunder dan interview langsung terhadap

Seperti pada contoh kasus putusan nomor 360/Pid.Sus/2017/PN Bnj (Migas) diamana seseorang melakukan pengolahan minyak bumi tanpa izin usaha, maka orang tersebut

Perangkat tersebut adalah Citra Acuan (CA) yang merupakan area objek yang dipilih pada foto kiri sebagai acuan, Citra Pencarian (CP) yang merupakan area objek

Kuat lemah atau tinggi rendahnya korelasi antardua variabel yang sudah kita teliti dapat diketahui dengan melihat besar kecilnya angka indeks korelasi, yang