• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN PEMERATAAN EKONOMI DALAM RANGKA MENURUNKAN KEMISKINAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEBIJAKAN PEMERATAAN EKONOMI DALAM RANGKA MENURUNKAN KEMISKINAN"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

KEBIJAKAN PEMERATAAN EKONOMI DALAM

RANGKA MENURUNKAN KEMISKINAN

Disampaikan pada :

Rembuk Nasional dalam Rangkaian Kegiatan Gerakan Indonesia

Mandiri dalam Kerja Nyata Revolusi Mental Indonesia di Hotel Best

Western Solo Baru

Sabtu, 26 Agustus 2017

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

(2)

DAFTAR ISI

A. Kondisi Eksisting Pembangunan Makro Jawa Tengah ……….….. 2

1. Kondisi Eksisting Perekonomian Jawa Tengah ………... 3

2. Kondisi Eksisting Infrastruktur Jawa Tengah ... 7

3. Kondisi Eksisting Sosial Budaya Jawa Tengah ... 9

B. Kebijakan Pemerataan Ekonomi Dalam Rangka Menurunkan

Kemiskinan

...

17

C. Program Pembangunan Pemerataan Ekonomi Dalam Rangka

Menurunkan Kemiskinan

... ...

19

1. Program yang Didanai Pemerintah Provinsi ... 20

a. Program Pembangunan Utama ... 21

b. Program Pembangunan Pendukung ... 31

2. Program yang Didanai Pemerintah Pusat ……… 42

(3)

KONDISI EKSISTING PEMBANGUNAN

MAKRO JAWA TENGAH

(4)

KONDISI EKSISTING PEREKONOMIAN

JAWA TENGAH

1

(5)

6,03

5,56

5,01

4,88

5,02

5,01

5,34

5,14

5,27

5,47

5,28

5,18

4

4,5

5

5,5

6

6,5

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

NASIONAL

JAWA TENGAH

“Pertumbuhan ekonomi

Jawa Tengah

menunjuk-kan angka capaian di atas

Nasional...”

PERTUMBUHAN EKONOMI

(6)

Inflasi yang rendah

dapat

mengurangi

tingkat

kemiskinan

dan

ketimpangan

terutama bila

harga pangan stabil, mengingat

konsumsi pangan mempunyai

pasar besar pada pengeluaran

kelompok masyarakat miskin”

4,3

8,38

8,36

3,35

3,02

4,37

4,42

7,99 8,22

2,73

2,36

2,92

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

NASIONAL

JAWA TENGAH

JUNI 2017

Inflasi rendah

akan

mengurangi

resiko spekulan

oleh produsen

yang melakukan penimbunan

barang

“Jawa Tengah

berhasil

mendapatkan penghargaan

TPID

Inovatif 2016

oleh Bapak

Presiden Republik Indonesia

yang diserahkan pada akhir

acara Rakornas Pengendalian

Inflasi Tahun 2017...”

INFLASI

Inflasi Jawa Tengah dibawah rata-rata Nasional

5

“Jawa Tengah berhasil

mengendalikan inflasi dalam

level yang rendah.... ”

(7)

Sumber utama Ketimpangan

:

Ketimpangan penguasaan lahan pertanian

Usaha Mikro yang mendominasi 91% dari total

seluruh usaha, tp kontribusi thd PDRB kecil hanya 6%

Pengangguran

Ketidakadilan dalam pasar Tenaga kerja

0,41

0,41

0,41

0,41

0,4

0,38

0,39

0,38

0,38

0,37

0,36

0,37

0,38

0,39

0,4

0,41

0,42

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

NASIONAL

JAWA TENGAH

INDEKS GINI

Ketimpangan Pengeluaran Penduduk Jawa Tengah Rendah

“Indeks Gini Jawa Tengah

menunjukkan angka yang lebih

baik dari rata-rata nasional....”

Upaya mengurangi Ketimpangan

:

Meningkatkan pendapatan dan

produktivitas masyarakat

Mengurangi pengeluaran warga

miskin melalui subsidi (listirk,

BBM, Pupuk,Subsidi dana desa,

dll)

Transfer dana untuk pemenuhan

kebutuhan pokok masyarakat

Reformasi agraria

Peningkatan lapangan kerja

Peningkatan SDM

Peningkatan infrastuktur dan

(8)

KONDISI EKSISTING INFRASTRUKTUR

JAWA TENGAH

2

(9)

Klasifikasi Perkembangan Kabupaten/ Kota di Jawa

Tengah berdasarkan perhitungan Indeks Williamson

Tahun 2015

INDEKS WILLIAMSON

Indeks Williamson Jateng

masih cukup tinggi

namun semakin menurun

mengindikasikan

ketimpangan wilayah di Jawa Tengah semakin

menurun/semakin membaik.

(10)

KONDISI EKSISTING SOSIAL BUDAYA

JAWA TENGAH

3

(11)

14,56%

2014

2015

2016

2017

2013

14,46%

13,58%

13,27%

13,01%

KEMISKINAN

PROVINSI JAWA TENGAH

Penurun Kemiskinan

Terbesar ke 2 Setelah Jawa Timur

Perkembangan Tingkat Kemiskinan

Periode Maret (%)

Periode Maret 2017, Jawa Tengah mampu

menekan tingkat kemiskinan menjadi 13,01%

(4.450,72 ribu jiwa) atau turun sebesar 0,26%

dari periode Maret 2016 sebesar 13,27%

(4.506, 89 ribu jiwa)

Jateng

-0,26%

(12)

CAPAIAN KEMISKINAN TERHADAP TARGET KEMISKINAN

Provinsi Jawa Tengah

12,20

11,30

10,40

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

14,00

2016

2017

2018

Target

Capaian

Perlu Upaya

Keras

13.27

13.01

Catatan:

Pada tahun 2016 terdapat perubahan target kemiskinan (RPJMD perubahan)

Rata-rata penurunan presentase kemiskinan periode Maret 2013-2017 adalah

0,39%

Semakin melambat !!!

(13)

12,87

12,53

12,68

11,50

11,85

11,50

11,44

11,38

11,21

15,99

16,05

15,96

15,35

15,05

14,86

14,89

14,88

14,77

14,56

14,44

14,46

13,58

13,58

13,32

13,27

13,19

13,01

Maret

Sept

Maret

Sept

Maret

Sept

Maret

Sept

Maret

2013

2014

2015

2016

2017

Kota

Desa

Total

PRESENTASE PENDUDUK MISKIN MENURUT DAERAH

Tingkat Kemiskinan Cenderung Tinggi di Perdesaan

Penurunan kemiskinan di Jawa Tengah sudah semakin menurun, akan

tetapi kurang progresif.

Namun yang menggembirakan bahwa kemiskinan di desa menurun

cukup besar yaitu 52,57 ribu jiwa, dibandingkan kemiskinan di

perkotaan yang bahkan naik sebanyak 9,54 ribu jiwa.

Penurunan kemiskinan di perdesaan tersebut dapat mengindikasikan

bahwa program/kegiatan pembangunan di perdesaan berjalan on the

track dan perlu terus dipacu melalui berbagai pemberdayaan

PERKOTAAN

(Ribu jiwa)

(%)

Maret 2016

1.824,08

11,44

September 2016

1.879,55

11,38

Maret 2017

1.889,09

11,21

PERDESAAN

(Ribu jiwa)

(%)

Maret 2016

2.682,81

14,89

September 2016

2.614,20

14,88

Maret 2017

2.561,63

14,77

(14)

4,8

5

5,2

4

7,6

5

7,9

2

7,9

9

8,2

0

8,3

5

8,7

9

9,0

7

10

,10

10

,88

11

,04

11

,37

11

,60

11

,65

12

,09

12

,49

12

,67

12

,90

13

,12

13

,33

13

,57

13,91

14

,10

14

,12

14

,38

14

,46

17

,23

17

,46

17

,58

18

,54

18

,98

19

,47

19

,86

20

,53

13,27

10,86

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

Kab/Kota

Jawa Tengah

Nasional

Di atas Provinsi Jawa

Tengah dan Nasional

: 15 Kabupaten

(Blora 13,33%, Grobogan 13,57%, Purworejo 13,91%, Demak 14,10%, Cilacap 14,12%, Sragen 14,38%, Klaten 14,46%,

Banyumas 17,23%, Banjarnegara 17,46%, Pemalang 17,58%, Rembang 18,54%, Purbalingga 18,98%, Brebes 19,47%,

Kebumen 19,86% dan Wonosobo 20,53%)

Di bawah Provinsi Jawa

Tengah dan di atas

Nasional

: 10 Kabupaten

(Kota Surakarta 10,88%, Kabupaten Batang 11,04%, Kendal 11,37%, Temanggung 11,60%, Pati 11,65%, Boyolali 12,09%,

Karanganyar 12,49%, Magelang 12,67%, Pekalongan 12,90%, dan Wonogiri 13,12%)

Di bawah Provinsi Jawa

Tengah dan Nasional

: 10 Kabupaten/Kota

(Kota Semarang 4,85%, Kota Salatiga 5,24%, Kab. Kudus 7,65%, Kota Pekalongan 7,92%,

Kab. Semarang 7,99%, Kota Tegal 8,20%, Kab. Jepara 8,35%, Kota Magelang 8,79%, Kab. Sukoharjo 9,07% dan

Kab. Tegal 10,10% )

POSISI RELATIF KEMISKINAN KAB/KOTA TAHUN 2016

Persentase Penduduk Miskin Tertinggi di Kabupaten Wonosobo

(15)

: Kin.

di atas Nas

10,86% &

di bawah Prov

13,27%

(10 Kab./Kota)

:

Kin.

di bawah Nas

10,86% &

Prov

13,27%

(10 Kab./Kota)

PERSEBARAN PETA KEMISKINAN KAB/KOTA

TAHUN 2016

(16)

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT)

TPT Jawa Tengah 4,15%

5.88 %

(1.006,5 rb jw)

5.63%

(962,1 rb jw)

5.57%

(941,4 rb jw)

6.02%

(1.054,1 rb jw)

5.45%

(965,4 rb jw)

5.68%

(996,3 rb jw)

5.31%

(971 rb jw)

4.99%

(887 rb jw)

4.20%

(750 rb jw)

4.63%

(800 rb jw)

4.15%

(760 rb jw)

4

4,5

5

5,5

6

6,5

Feb

Agst

Feb

Agst

Feb

Agst

Feb

Agst

Feb

Agst

Feb

2012

2013

2014

2015

2016

2017

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

15

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mengalami penurunan sebesar 0,05%

Kenaikan penyerapan tenaga kerja terjadi terutama di Sektor Industri sebanyak 381 ribu orang

(11,82%), Sektor Lembaga Keuangan sebanyak 85 ribu orang (28,22%) dan Sektor

(17)

POSISI RELATIF TPT DI 35 KAB/KOTA JAWA TENGAH TAHUN 2015

Persentase TPT tertinggi di Kabupaten Tegal

Posisi relatif Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kab./Kota di Jawa Tengah

pada periode Agst 2015 terdapat

9 Kab./Kota berada di atas rata-rata Jawa Tengah (4,99%) dan Nasional (6,18%),

yaitu Kabupaten Tegal

(9,25%), Cilacap (8,10%), Pemalang (6,53%), Brebes (6,49%), Banyumas (6,37%), Kota Tegal (8,06%), Salatiga

(6,43%) dan Magelang (6,43%).

1

,50

2

,03

2

,51

2

,57

3

,07

3

,12

3,60

4,01

4,10

4,14

4,43

4

,47

4,51

4,51

4,52

4,53

4,56

4

,68

4,84

5,04

5,05

5,10

5,16

5,22

5,77

6,02

6,37

6,43

6,43

6,49

6,53

7,07

8,01

8,06

9,52

4,99

6,18

0,00

4,00

8,00

12,00

(18)

KEBIJAKAN PEMERATAAN EKONOMI DALAM

RANGKA MENURUNKAN KEMISKINAN

B

(19)

Pemerintah Jawa Tengah melaksanakan “Regional Growth Strategy” dengan meningkatkan

ekonomi berbasis konektivitas kewilayahan dan mengembangan wilayah sesuai dengan

karakteristik masing-masing wilayah

Menjaga tingkat Konsumsi Rumah Tangga melalui stabilitas harga kebutuhan harga-harga

kebutuhan pokok masyarakat, menciptakan lapangan pekerjaan untuk meningkatkan

pendapatan rumah tangga

Menjaga pertumbuhan konsumsi pemerintah yang diarahkan untuk jenis pengeluaran yang

memberikan

multiplier effect

besar bagi perekonomian Jawa Tengah

Mendorong investasi ke Jawa Tengah dengan refocusing industrialisasi di sektor : Pertanian,

maritim, pariwisata dan industri kreatif

1

2

3

4

Memanfaatkan momentum perbaikan ekspor dan impor

5

6

Menggalakkan pendidikan vokasi di Jawa Tengah ke arah kewirausahaan sebagai dukungan

untuk program wajib belajar 12 tahun

KEBIJAKAN PEMERATAAN EKONOMI

DALAM RANGKA MENURUNKAN

(20)

PROGRAM PEMBANGUNAN PEMERATAAN

EKONOMI DALAM RANGKA MENURUNKAN

KEMISKINAN

C

(21)

PROGRAM YANG DIDANAI PEMERINTAH

PROVINSI

(22)

PROGRAM PEMBANGUNAN UTAMA

a

(23)
(24)

23

1. FEDEP

(Forum for Economic Developmet and Employment Promotion)

Manfaat FEDEP:

1. Perkuatan

UMKM

;

2. Pengembangan

klaster usaha

;

3. Fasilitasi sektor swasta dalam rangka membuat

jaringan

usaha

dengan mitra lain;

4. Optimalisasi layanan

Pemerintah terhadap sektor

swasta;

5. Peningkatan usaha kondusif

bagi dunia usaha;

6. Peningkatan pola pelayanan perizinan satu pintu

;

(25)

Kab. Jepara

Kab. Brebes

Kab.Pemalang

Kab. Tegal

Kota. Tegal

Kab.

Pekalongan

Kota Pekalongan

Kab. Batang

Kab. Kendal

Kab. Pati

Kab. Rembang

Kab. Blora

Kab.Grobongan

Kab.

Karanganyar

Kab. Wonogiri

Kab. Semarang

Kota. Salatiga

Kab. Magelang

Kota

Magelang

Kab. Temanggung

Kab.

Wonosobo

Kab. Purworejo

Kab. Kebumen

Kab.

Banjarnegara

Kab.

Purbalingga

Kab. Banyumas

Kab. Cilacap

Kab.Klaten

Kota

Semarang

Kab. Kudus

Kota

Surakarta

Kab Boyolali

Kab.

Sukoharjo

Kab. Sragen

Kab.

Jepara

JAVA SEA

Kab. Demak

SEBARAN KLASTER PRODUK UNGGULAN DAERAH

KAB/KOTA BINAAN FEDEP

Handycraf,

Bandeng,

Batik

Melon,

Konveksi

dan

Wisata

Kabalong

Batik dan

Pengolah

an Ikan

Padi

organik,

Batik dan

Engine

Aplikasi

Bawang

Merah,

Rumput Laut

dan Telor asin

Pengolahan

Ikan dan

Logam

Minyak

Atsiri, Batik

dan Wisata

agro

Binangkit

Jambu

getas

merah dan

Pisang Raja

Bulu

Jambu,

Batik &

Pengolah

-an Ikan

Mebel dan

Tenun

Troso,

Kacang

Tanah

Konveksi

Pengolahan

Makanan,

Bandeng,

tapioka dan

Kopi

Batik Lasem

dan Garam

Rakyat

Konveksi

Bordir dan

Rumah adat

Gebyok

Batik ,

Pengolahan

Makanan,

Mebel dan

Handycfart

Jagung, Pupuk

Organik dan

Kerajinan

Bambu

Batik Masaran

dan Padi Organik

Anyaman pandan

dan Biofarmaka

Kampung batik,

Mebel Kayu dan

Tahu Tempe

Genteng, Mete

dan Tanaman

Obat

Sabutret,

Pengolahan

Ikan

Batik dan Gula

Kelapa

Gula kelapa

dan Knalpot

Keramik

Klampok dan

Batik

Gumelem

Sabut Kelapa,

Batik, Sarang

walet, dan

Jatijajar

Domba, Carica

dan Desa

Wisata Reco

Makanan

Olahan

Makanan

Olahan,

pariiwisata

Gula Kelapa,

Kambing PE

dan Jagung

Kopi, Genteng,

Batik dan

Batik, Sapi

Perah dan

Kelinci

Pertanian

Organik,

Eceng

Gondok,

Sapi Perah

(26)

BIRO INFRASTRUKTUR DAN SDA

SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

2. PROGRAM KARTU TANI DAN

PENGEMBANGANNYA

(27)
(28)

PROGRES UPLOAD KARTU TANI

(29)

PENERBITAN DAN PENDISTRIBUSIAN KARTU BBM NELAYAN DI 16 KAB/KOTA

SAMPAI DENGAN BLN MARET 2015 SUDAH DIDISTRIBUSIKAN SEBANYAK 18.957

KARTU YANG DIPERGUNAKAN OLEH NELAYAN UNTUK MEMBELI BBM SUBSIDI DI

47 SPDN YANG TERSEBAR DI PANTURA DAN PANSELA JAWA TENGAH

1. Merupakan bagian dari

Sistem Informasi

Layanan BBM Bersubsidi untuk Nelayan

(SIMINA)

2. Sistem ini bertujuan untuk memonitor dan

mengendalikan distribusi

BBM bersubsidi untuk

nelayan Jawa Tengah.

3. Sistem ini merupakan ‘

tools’

pemerintah untuk

menjamin ketersediaan pasokan dan

menghindari penyimpangan sasaran

distribusi

BBM bersubsidi untuk nelayan

(30)

TAHUN

JUMLAH KARTU

YANG

TERDISTRIBUSI

(KOMULATIF )

LOKASI KAB/KOTA

KETERANGAN

2014

12.000 Kartu

7 Kabupaten (Rembang, Pati, Demak, Kota

Semarang, Kendal, Kota Tegal, dan Kabupaten

Brebes)

Pembuatan kartu

baru sebanyak

12.000

2015

18.957 kartu

16 Kabupaten/Kota pesisir (Brebes,Kota Tegal,

Kab Tegal, Pemalang, Kota Pekalongan, Kab

Pekalongan, Batang, Kendal, Kota Semarang,

Demak, Jepara, Pati, Rembang, Cilacap,

Kebumen, Purworejo)

Pembuatan kartu

baru sebanyak 6000

kartu

2016

18.699 kartu

16 Kabupaten/Kota pesisir (target sesuai hasil

validasi jumlah kapal tahun 2015 sebanyak

±21 ribu)

maintenace kartu

yang rusak/hilang

sebanyak 258

PROGRES KARTU BBM NELAYAN

(31)

No

Kab/Kota

Jumlah Kartu

BBMK

Nelayan

Terdistribusi

1

Brebes

2.057

2

Kab Tegal

477

3

Kota Tegal

809

4

Pemalang

1.239

5

Kab Pekalongan

314

6

Kota Pekalongan

247

7

Batang

788

8

Kendal

1.641

9

Kota Semarang

617

10 Demak

1.289

No

Kab/Kota

Jumlah

Kartu BBMK

Nelayan

Terdistribusi

11

Jepara

809

12

Pati

1.803

13

Rembang

3.886

14

Purworejo

97

15

Kebumen

887

16

Cilacap

1.739

Total

18.699

DISTRIBUSI KARTU BBM NELAYAN PER

KAB/KOTA

(32)

PROGRAM PEMBANGUNAN

PENDUKUNG

b

(33)
(34)

Program & Penanganan

Orogram Peningkatan Kualitas RTLH dalam

rangka sinergitas program penanggulangan

kemiskinan;

Jumlah RTLH di Jateng sebesar

1,6 juta unit

(berdasarkan BDT 2015)

1. PENINGKATAN KUALITAS RUMAH TIDAK LAYAK HUNI (RTLH)

2.344

3.800

2.680

3.601

20.027

30.000

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

2013

2014

2015

2016

2017

(target)

(target)

2018

Jumlah Penanganan RTLH (unit)

(khusus APBD Provinsi)

(35)

DI. YOGYAKARTA

UNGARAN

DEMAK

SUKOHARJO

BOYOLALI

KARANGANYAR

PURWOREJO

KEBUMEN

PURBALINGGA

BANJARNEGARA

PURWODADI

PATI

JEPARA

SLAWI

CILACAP

Bandungan Blimbing Sruw en Kr.Gede Weleri Sukorejo Surjo Kedu Kranggan Kertek Dieng Wanay asa Selokromo Kapung Gubug A ndong Trengguli Gemolong Grobogan Godong Wirosari Kuw u Sulursari Ngaw en

BLORA

Todanan Kedungjati Lasem Sale C epu Juw ono C olo Tay u Margoy oso Kartosuro Ngadirojo Naw angan Biting Giriw oy o

Blimbing Many aran Karangw uni C aw as Watukelir Jentir Namengan Duw et Salam Klangon Mendut Salaman Kepil Kutoarjo Prembun Gombong Sempor Mandiraja Klampok Bobotsari Ketanggungan Baturaden Buntu Bany umas Kaliori A jibarang Patikraja Wangon MengantiRaw alo Jeruklegi Tuw el Prupuk Salem C ilopadang Majenang Sidareja Patimuan Randudongkal Bandungsari Penanggapan Bantarsari Losari Pejagan Kebonagung Kalibening Batur Kay en 0 0 1 0 0 2 0 0 3 Moga 0 0 6 Maron Bulu A dipala Buluspesantren Waw ar Jali Jatimalang Jati Kejajar Keling

JA

W

A

B

A

R

A

T

JA

W

A

T

IM

UR

KM.SMG.0 +000 KM.PKL.0+000 KM.SMG.1 59.420 0 1 2 015 016 0 1 6 K 0 17 0 18 0 19 0200 21 0220 23 0 2 4 0 2 5 0 2 6 0 27 0 29 0 28 0 3 0 Sampang 031 0 33 034 035 0 3 6 0 3 7 0 3 8 0 3 9 0 4 00 4 1 042 Bulu0 44 0 45 0 4 6 0 4 7 0 4 9 0 5 0 0 5 4 0 5 5 0 5 8 0 5 9 0 60 0 61 0 62 0 6 30 64 0 6 5 0 6 6 0 6 7 0 6 8 0 6 9 0 7 0 0 7 1 072 0 73 0 74 075 0 7 7 0 7 6 078 0 7 9 0 8 0 0 8 1 0 82 0 83 084 085 0 86 0 8 7 0 8 8 0 8 9 0 9 2 0 9 6 0 9 7 0 9 9 A y ah Jladri 1 01 1 00 0 9 8 Singget KM.PKL.102+434 1 1 5 1 1 4 1 1 6 1 1 7 1 5 8 1 4 3 1 4 2 1 41 140 1 39 1 4 4 1 4 5 1 18 1 1 9 1 2 0 1 22 178 124 1 77 1 76 1 27 1 2 5 128 1 21 202 2 0 5 207 2 08 209 2 1 3 2 28 1 29 130 1 8 4 1 8 3 1 90 1871 88 1 6 2 1 6 3 1 68 166 167 1 6 5 1 69 174 171 173 1 82 1 7 2 126 131 1 95 2 0 3 2 06 2 10 229 215 216 2 17 2 18 Palur 2 19 C emorosew u 1 94 193 192 1 89 1 9 1 1 81 1 8 0 1 8 6 1 75 1 79 1 6 4 Doplang Kunduran 1 6 1 160 1 7 0 2 2 0 2 2 1 2 2 2 2 23 2 2 4 2 3 0 2 31 2 3 2 2 3 3 234 2 3 6 2 27 Kaliangkrik Bruno 2 26 2 25 1 5 9 1 5 6 1 5 7 1 50 1 4 6 1 47 1 4 8 1 5 1 1 5 5 1 5 4 1 3 8 1 3 7 1 3 6 1 0 2 1 0 3 1 0 4 1 0 5 1 0 6 1 0 7 Bulu 1 0 7 Padangan Sapuran Kr.Nongko Tambakmuly o Kr.Bolong Patean Wanareja Kr.Pucung Nusakambangan 1 5 2 1 85 197 1 9 8 199 2 1 1 2 12 1 9 6 1 3 2 1 3 3 1 4 9 2 1 4 2 3 7 Belik Kesesi Jatinegara Wury antoro Eromoko 2 3 8 235

BREBES

BATANG

REMBANG

MUNGKID

SALATIGA

SEMARANG

KENDAL

PEKALONGAN

PEMALANG

TEGAL

0 0 4 0 0 7 Wiradesa Ngrampal

SRAGEN

SURAKARTA

0 5 7 0 53 0 5 2 0 5 1 090 0 9 1 K 0 1 4 k 013 014 0 1 1 Wonotunggal 0 4 3 1 1 2 Pringsurat 0 4 8

MAGELANG

0 9 5 Blabak

TEMANGGUNG

Glonggong

WONOGIRI

Baw en

WONOSOBO

KAJEN

Songgom Jatibarang Bumiay u Gumilir Slarang Kesugihan Kalimanah Wadaslintang Ketileng Kemiri C ongot Bener Blondo0 93 Secang Keprekan Jrakah Ngablak A mbaraw a Kaloran Sukolilo

KUDUS

Welahan Galeh Batujamus 0 5 6 Jatipuro Grogol Pracimantoro Nguter Sibolong C ukangleuleus Kersana Prambanan Purw antoro Taw angmangu Muntilan Tegow anu Klambu Lemahbang Gey er 0 0 5 Sirampog Parakan Plantungan Sokaraja 032 Boja 009 0 0 8Bany uputih C angkiran Tanggung

KLATEN

LAUT JAWA

SAMUDERA HINDIA

0 1 0 Morongso 103 102 101 1 0 4 1 0 5 1 0 6 1 13 050 0 9 8 0 9 9 1 0 0 2 0 4 025 1 5 3 ketawang Kedungmalang Pecangaan Sidoharjo Pegalongan 1 08 2 01 2 0 0 Kalisoro Jatinom 3 4 0 3 39

PETA PLOTING KEGIATAN TAHUN 2017

DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA

0 9 4 Bantarbolang

Krendetan

PURWOKERTO

Keterangan :

- TOTAL PANJANG PENANGANAN JALAN PROVINSI : 2.404,741 KM

- PANJANG PENANGANAN JALAN TA. 2017 DI LUAR EFEKTIF : 2.261,851 KM

PENINGKATAN STRUKTUR MST ≥ 8,00 Ton = 61,365 Km

PELEBARAN ≥ 6,00 M = 39,640 Km

PETA PENINGKATAN JALAN PROVINSI

MENDUKUNG KONEKTIVITAS NASIONAL

DI JAWA TENGAH TAHUN 2017

ALTERNATIF JALAN NASIONAL

(PANTURA) = 7,00 KM

AKSES PANTURA

PANSELA = 10,75 KM

JALAN PENGHUBUNG ANTAR

JALAN NASIONAL = 17,30 KM

AKSES PARIWISATA =

24,020 KM

JALAN PERBATASAN ANTAR

PROVINSI = 8,70 KM

Peningkatan Jalan Provinsi

diarahkan untuk :

1.

Jalur Alternatif apabila

Jalan Nasional

mengalami kendala,

sehingga arus distribusi

tidak terputus

2.

Pengambangan jalur

untuk menghubungkan

pantura dengan pansela

sehingga diharapkan

meningkatkan

aksesibilitas dan

pemeretaan wilayah

3.

Pengembangan Jalur

menuju kawasan

pariwisata di Jawa

Tengah sehingga

kemajuan pariwisata

dapat meningkatkan

kesejahteraan bagi

masyarakat

4.

Pengembangan jalur

perbatasan antar

provinsi sebagai upaya

peningkatan kawasan di

wilayah perbatasan Jawa

Tengah

(36)

Rekap Kinerja Tutup Lubang 2015-2017

Program Jateng Bebas Lubang digalakkan untuk meningkatkan keselamatan di Jalan Raya

serta mendukung aksesibilitas dan kelancaran arus perdagangan di Jawa Tengah

2. JATENG BEBAS LUBANG

35

NO

BPTJ

TAHUN

PERSENTASE PENINGKATAN

KINERJA TUTUP LUBANG

(LUBANG/HARI) (%)

2015

2016

2017

(LUBANG/HARI) (LUBANG/HARI) (LUBANG/HARI)

1 TEGAL

132

156

177

34.40

2 PATI

99

118

119

20.19

3 PEKALONGAN

105

106

121

15.10

(37)

IPA Krompeng

400 lt/dt

Dam

Jambangan

Intake Kali Boyo

Kedungwun

i

Embung Wisnu *

Dn. 500 MM – 12.200 M

Dn. 500 MM – 5.000 M

Dn. 500 MM – 8.000 M

Dn. 700 MM – 16.600 M

Dn. 900 MM – 1.150 M

Dn. 300 MM – 4.500 M

Dn. 600 MM – 5.000 M

Dn. 800 MM – 1.750 M

Res

Pekalongan

5.000 M3

Kota

Pekalonga

n

IPA Kali Boyo

450 L/dt

Kab

batang

Reservoar

Wr. Asem

1.000 M3

Reservoar

Simbangjat

i 10.000 M3

Kab.

Pekalonga

n

Dn. 600 MM – 8.000 M

PORSI PENDANAAN

APBN CK TA 2017 : Rp 60.000.000.000

APBN SDA TA 2016 : Rp 48.000.000.000

APBD I

: Rp

-

APBD II + PDAM : Rp 35.200.000.000

Pengembangan SPAM Regional untuk melayani

penyediaan sumber air baku lintas/antar

Kab./Kota;

Peningkatan ketersediaan air baku diharapkan

(38)

Bd. Wadaslintang

IPA Balingasal

200 lt/dt

IPA Jatimulyo

200 lt/dt

IPA Jembangan

200 lt/dt

Reservoar Jembangan

5.000 M3

Intake

Intak

e

Reservoar Bulus

5.000 M3

Dn. 800 MM – 19.000 M

Dn. 500 MM – 16.500 M

Booster Bedono

Dn. 800 MM – 9.000 M

Dn. 800 MM – 7.500 M

Dn. 600 MM – 16.800 M

Dn. 500 MM – 1.000 M

Dn. 600 MM – 1.000 M

Dn. 500 MM – 10.100 M

PORSI PENDANAAN

APBN CK TA 2017

: Rp 62.788.362.000

APBN SDA TA 2016 – 2018 : Rp 101.585.000.000

APBD I

: Rp 10.556.325.000

APBD II + PDAM

: Rp 17.600.000.000

Pengembangan SPAM Regional untuk

melayani penyediaan sumber air baku

lintas/antar Kab./Kota;

Peningkatan ketersediaan air baku

diharapkan dapat menambah jumlah

layanan/SR kepada masyarakat

4. SPAM REGIONAL KEBUREJO

(39)
(40)

1. PENDIDIKAN

Bantuan Siswa Miskin (BSM)

Nama Bantuan

Satuan

2013

2014

2015

2016

2017

Beasiswa Siswa

Keluarga Kurang

Mampu

Siswa

14.150

16.045

16.244

24.792

10.000

Jumlah Penerima BSM dari Tahun 2013-2017 sebanyak 81.231 Siswa, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp. 81.231.000.000

Alokasi Anggaran

Program BSM untuk mendukung beban pengeluaran

biaya personal siswa dari keluarga kurang mampu

Jenang Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus

(SMA/SMK/SLB) di Wilayah Provinsi Jawa Tengah.

Kriteria : Bukan penerima Program Indonesia Pintar/PIP,

Siswa dari Keluarga kurang mampu dibuktikan dengan

Surat Keterangan Tidak mampu dari Desa/Kelurahan.

(41)

2.

JAMINAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT

PBI NoN KUOTA

2015

2016

2017

Target

165.929 jiwa

Realisasi

165.929 jiwa

Target

165.929 jiwa

Realisasi

165.929 jiwa

Target

327.000 jiwa

Realisasi

200.634 jiwa

(42)

3. KARTU JATENG SEJAHTERA (KJS)

KRT Tidak Produktif Non Program

41

Kartu Jateng Sejahtera

upaya terobosan

Pemerintah

Provinsi Jawa Tengah

sasaran KRT menyandang

disabilitas dan penyakit kronis berdasarkan Basis Data

Terpadu (BDT) 2015

.

Dana CSR Bank Jateng sebesar

Rp.3,19 Milyar

untuk

1 Bulan bagi

12.764

fakir miskin tidak produktif

• Telah disusun

Peraturan Gubernur Nomor 40 Tahun 2017

Tentang

Bantuan Jaminan Sosial Bagi Fakir Miskin Tidak produktif melalui Kartu

Jawa Tengah Sejahtera.

• Verifikasi dan validasi/pemutahiran data penerima manfaat hasil BDT

2015 untuk pelaksanaan program tahun 2017 dan 2018

2016

2017

Alokasi KJS tahun 2017 dialokasikan dalam APBD TA 2017 melalui Bansos di

Belanja Tidak langsung sebesar

Rp.38,29 Milyar

bagi 12.764 penerima

(43)

PROGRAM YANG DIDANAI

PEMERINTAH PUSAT

(44)

43

(45)

PEMBANGUNAN/REVITALISASI PASAR

RAKYAT TIPE C

Total Alokasi APBN (Dana Tugas Bantuan/TP) : Rp. 162.000.000.000

NO

KABUPATEN/KOTA

1

Kab. Pemalang (1)

2

Kab. Kebumen (1)

3

Kab. Semarang (1)

4

Kab. Boyolali (2)

5

Kab. Jepara (1)

6

Kab. Blora (1)

7

Kab. Rembang (1)

8

Kab. Purbalingga (1)

9

Kab. Banjarnegara (1)

10

Kab. Banyumas (1)

NO

KABUPATEN/KOTA

12

Kab. Grobogan (2)

13

Kab. Batang (1)

14

Kab. Pekalongan (1)

15

Kab. Sragen (2)

16

Kab. Klaten (1)

17

Kab. Demak (2)

18

Kab. Pati (1)

19

Kab. Kendal (1)

20

Kab. Wonosobo (1)

21

Kab. Karanganyar (2)

(46)

45

(47)

JAKARTA

SERANG

BEKASI PURWAKARTA

BOGOR

KDG. HALANG CIAWI CIKAMPEK

BANDUNG

KARAWANG SUKABUMI SUMEDANG

CIREBON

BREBES TEGAL PEMALANG BATANG KENDAL

SEMARANG

DEMAK KUDUS PATI REMBANG BULU TUBAN LAMONGAN GRESIK

SURABAYA

PASURUAN SIDOARJO GEMPOL PROBOLINGGO PANARUKAN

BANYUWANGI

MALANG

MOJOKERTO JOMBANG NGANJUK KERTOSONO NGAWI SRAGEN SURAKARTA KLATEN

YOGYAKARTA

SLEMAN BOYOLALI SALATIGA

MAGELANG

TEMANGGUNG UNGARAN PURWEREJO KEBUMEN

CILACAP

WANGON CIAMIS PANIMBANG MERAK TANGERANG DAWUAN CILEUNYI

1

2

3

4

5

6

7

8

Total panjang

: 498,23 km

Total biaya investasi : Rp 44,19 T

Total biaya tanah

: Rp 7,24 T

(kewajiban Badan Usaha)

Total biaya konstruksi: Rp 26,02 T

KETERANGAN :

No Ruas

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Nama Ruas

Pejagan -

Pemalang

Pemalang -

Batang

Semarang

Batang-

Semarang -

Solo

Solo - Ngawi

Kertosono

Ngawi -

Mojokerto-

Jombang-Kertosono

Mojokerto -

Surabaya

Gempol –

Pasuruan

Probolinggo

Pasuruan –

Badan Usaha

PT Pejagan

Pemalang

Tol Road

PT

Pemalang

Batang Tol

Road

PT

Jasamarga

Semarang

Batang

PT Transmarga

Jateng

PT Solo Ngawi

Jaya

Kertosono Jaya

PT Ngawi

PT Marga Harjaya

Infrastruktur

Nujayasumo

PT Marga

Agung

PT Trans Jatim

Pauruan

Paspro Jalan Tol

PT Trans Jawa

Panjang (km)/

Jumlah Seksi

57,50/4

39,20/2

75,00/5

72,64/5

90,10/4

87,02/4

40,50/4

36,47/5

34,15/3

31,30/3

Biaya Investasi

(Rp. Triliun)

6,84

4,08

11,05

7,30

5,14

3,83

3,48

3,79

2,77

3,55

Biaya Konstruksi

(Rp. Triliun)

3,39

2,27

7,66

3,11**)

3,20

2,36

2,38

1,83

0,256

1,56

Progres Tanah

Bebas

99,41%

92,07%

76,34%

97,69%

93,07%

97,96%

100,00%

100,00%

76,47

96,85

Progres

Konstruksi

65,66%

(Operasi

Seksi I&II)

19,42%

24,95%

59,96%

(Operasi Seksi

Semarang-Bawen)

Total Pmrnth BUJT Total Pmrnt

h

BUJT

86,40 % (Operasi

Seksi 1 & 3)

82,82%

(Operasi Seksi

IA,

Seksi IV)

45,4%

9,22%

74,88% 98,21%

67,78

%.

43,14

%

9,70% 69,83%

Target Selesai

Konstruksi

2017

2018

2017 - 2018

2017 - 2018

2017

2017 - 2018

2017

2017

2017 - 2019

2019

Jumlah yang telah beroperasi 227 km (35% dari 649 km)

9

10

(48)

47

W. LOGUNG

Kab. Kudus

(Kap 13.720.000 M3)

Pemb Fisisk / TH 2017

W. GONDANG

Kab. Karanganyar

Kap. 7.600.00 M3)

Pemb Tanah / TH 2018

W. BENER

Kab. Wonosobo, Purworejo.,

Kebumen

Kap.283.300.00 M3

Pemb

Tanah/TH 2018

LP2B = 1.015.985 Ha.

LAHAN PERTANIAN = 2.869.562 Ha.

Pembangunan

bendung di Jawa

Tengah dilakukan

dalam rangka

meningkatkan daya

tampung air dan daya

dukung sumberdaya

air.

RANDU GUNTING

Kab. Blora

(Kap. 10.400.000 m3)

Proses Pembebasan

Lahan/Th. 2018

W. PIDEKSO

Kab. Wonogiri

Kap. 25.000.000 M3

Pemb Tanah / TH 2018

2. BENDUNGAN

(49)

WOSOSUKAS

(50)

49

CIREBON

SURABAYA

KROYA

KUTOARJO

YOGYAKARTA

SOLO

MADIUN

56 km

76 km

123 km

71 km

69 km

PRUPUK

PURWOKERTO

74 km

28 km

D

esa

in 2011

PARON

KERTOSONO

26 km

97 km

Jalur

Ganda

selesai

akhir

tahun 2014

(SUKUK)

JALUR GANDA LINTAS SELATAN JAWA (CIREBON – YOGYAKARTA – SURABAYA): 620 km

Jalur

Ganda

sudah

diope-rasikan

akhir

tahun

2011

(APBN

)

Direncanakan

Pekerjaan

Konstruksi

Multi years

Tahun

2016-2017

Jalur

Ganda

Sudah

dioperasi-kan tahun

2007

(JICA)

Review Desain

Track, Stasiun &

Sinyal (2014)

Desain Track,

Jembatan (2013)

Review Desain

Jembatan (2013)

-

2015

Pemb. Jalur Ganda Solo -

Kedungbanteng 40,228 Km

Pek. Tubuh Baan

sepanjang 22,723

Pek. Jembatan 11 buah

Jalur

Ganda

sudah

dioperasi-kan tahun

2005

(APBN)

Double Track

yang telah beroperasi

179 km

Double track

dalam tahap pembangunan

74 km

Double track

yang akan dibangun

367 km

620 km

BANDUNG

Jawa Barat

JAKARTA

SERANG

SURABAYA

SEMARANG

DKI

Banten

Jawa Tengah

Jawa Timur

YOGYAKARTA

DIY

Merak

Bogor

Sukabumi

Cikampek

Padalarang

Cirebon

Banjar

Kroya

Tegal

Purwokerto

Pekalongan

Solo

Madiun

Kertosono

Blitar

Malang

Bangil

Sidoarjo

Bojonegoro

Jember

Banyuwangi

Bojonegoro

Gambringan

Bojonegoro

Gundih

Prupuk

Kutoarjo

BANDUNG

Jawa Barat

JAKARTA

SERANG

SURABAYA

SEMARANG

DKI

Banten

Jawa Tengah

Jawa Timur

YOGYAKARTA

DIY

Merak

Bogor

Sukabumi

Cikampek

Padalarang

Cirebon

Banjar

Kroya

Tegal

Purwokerto

Pekalongan

Solo

Madiun

Kertosono

Blitar

Malang

Bangil

Sidoarjo

Bojonegoro

Jember

Banyuwangi

Bojonegoro

Gambringan

Bojonegoro

Gundih

Prupuk

Kutoarjo

Solo - Madiun

Kutoarjo - Yogya -

Solo

Purwokerto -Kroya -

Kutoarjo

Cirebon - Prupuk

Prupuk-

Purwokerto

Ponorogo

Slahung

Ponorogo

Slahung

BANDUNG JawaBarat JAKARTA SERANG SURABAYA SEMARANG DKI Banten JawaTengah JawaTimur YOGYAKARTADIY Merak Bogor Sukabumi Cikampek Padalarang Cirebon Banjar Kroya Tegal Purwokerto Pekalongan Solo Madiun Kertosono Blitar Malang Bangil Sidoarjo Bojonegoro Jember Banyuwangi Bojonegoro Gambringan Bojonegoro Gundih Prupuk Kutoarjo BANDUNG JawaBarat JAKARTA SERANG SURABAYA SEMARANG DKI Banten JawaTengah JawaTimur YOGYAKARTADIY Merak Bogor Sukabumi Cikampek Padalarang Cirebon Banjar Kroya Tegal Purwokerto Pekalongan Solo Madiun Kertosono Blitar Malang Bangil Sidoarjo Bojonegoro Jember Banyuwangi Bojonegoro Gambringan Bojonegoro Gundih Prupuk Kutoarjo

Madiun -

Surabaya

-2015

T

u

b

u

h

Baan

27

,16

7

Km

4. PEMBANGUNAN JALUR GANDA LINTAS

SELATAN JAWA

(51)
(52)

1. PROGRAM INDONESIA PINTAR (PIP)

(Beasiswa Siswa Miskin)

51

NO

URAIAN

JML SISWA

PENERIMA PIP

SATUAN

JUMLAH ANGGARAN

1

SD

1.583.827

Rp. 450.000

Rp. 712.722.150.000

2

SMP

645.373

Rp. 750.000

Rp. 484.029.750.000

3

SMA

215.540

Rp. 1.000.000

Rp. 215.540.000.000

4

SMK

316.525

Rp. 1.000.000

Rp. 316.525.000.000

JUMLAH

2.761.265

Rp. 1.728.816.900.000

Program PIP disalurkan oleh Pusat per semester.

Semester 2 tahun pelajaran (Januari – Juni) telah disalurkan

oleh Pusat ke masing-masing penerima PIP.

(53)

2. JAMINAN KESEHATAN BAGI PBI

2015

2016

2017

Target

14.151.037 jiwa

Target

14.152.522 jiwa

Target

15.405.248 jiwa

(54)

3. PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH)

53

SDM PKH

Prov. Jateng

3.936

Pendamping : 3.614 orang

Operator Kabupaten : 272 orang

Koordinator Kabupaten : 35 orang

Operator Provinsi : 12 orang

Koordinator Wilayah : 3 orang

Data Eligible

PKH Prov. Jateng

Tahun 2011 : 103.714 Peserta

Tahun 2012 : 211.675 Peserta

Tahun 2013 : 406.095 Peserta

Tahun 2014 : 509.560 Peserta

Tahun 2015 : 642.774 Peserta

Tahun 2016 : 962.351 Peserta

962,351

Total Bantuan PKH Provinsi Jawa Tengah 2011 - 2016

(55)
(56)

55

(57)

SUMBER PERTUMBUHAN

PDRB (PENGELUARAN)

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

2014

2015

2016 2017*

Pembentukan Modal

Tetap Bruto (PMTB)

Konsumsi Rumah

Tangga

Lainnya

* Data sampai kuartal II 2017

Dalam Persen (%)

Komsumsi Rumah Tangga

merupakan penyumbang terbesar pertumbuhan

(58)

FEDEP

(59)

Program Kerja FEDEP

1. Fasilitasi pengembangan klaster,

2. Pengembangan iklim usaha kondusif,

3. Optimalisasi peran BDS ;

4. Memperkuat kelembagaan FEDEP

PROGRAM KERJA FEDEP

MERUPAKAN BAGIAN YANG TIDAK

TERPISAHKAN DARI PROGRAM

(60)

59

(61)
(62)

www.regopantes.com

Solusi perdagangan online produk

pertanian langsung dari petani ke

konsumen dengan harga yang

pantas untuk semua pihak.

Apa itu

Rego Pantes?

Sold Out

(63)

Bagi kapal perikanan yang telah diukur ulang, akan

dipasang sticker Barcode yang memuat data-data

kapal dan dapat dibaca melalui handphone/tablet

yang telah terinstal aplikasi pembaca barcode.

Data tersebut dapat dipantau oleh Syahbandar

Perikanan, Pengawas Perikanan maupun dari

Satpolair.

1. Pemasangan Sticker Barcode

(64)

PASAR RAKYAT

(65)

KENDALA ATAU PERMASALAHAN

1. Informasi DIPA TP Pasar yang mendadak pada bulan Maret

2017.

2. Review yang berulang-ulang antar pengampu kegiatan

dengan Kementrian.

3. Tertundanya pelaksanaan kegiatan dikarenakan DIPA

terlambat.

4. Kab/Kota masih ada yang belum menerima DIPA .

5. Juklak dan Juknis yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan

keadaan Kab/Kota di Jawa Tengah.

6. Bantuan pembangunan pasar tipe C atau D tidak sesuai

dengan keinginan pedagang di pasar.

(66)

ALOKASI APBN UNTUK PEMBANGUNAN PASAR TIPE C TAHUN 2017

NO PENERIMA TUGAS

TIPE

PASAR

NAMA PASAR

ALOKASI

(RUPIAH)

1 Bupati Pemalang

C

Paduraksa

6.000.000.000

2 Bupati Kebumen

C

Puring

6.000.000.000

3 Bupati Semarang

C

Suruh

6.000.000.000

4 Bupati Boyolali

C

Kacangan

6.000.000.000

C

Kebon Agung

6.000.000.000

5 Bupati Jepara

C

Keling

6.000.000.000

6 Bupati Blora

C

Wulung

6.000.000.000

7 Bupati Rembang

C

Wonokerto

6.000.000.000

8 Bupati

Purbalingga

C

Bukateja

6.000.000.000

9 Bupati

Banjarnegara

C

Wanadri

6.000.000.000

10 Bupati Banyumas

C

Sumpiuh

6.000.000.000

11 Bupati Purworejo

C

Butuh

6.000.000.000

12 Bupati Grobogan

C

Danyang

6.000.000.000

C

Tegowanu

6.000.000.000

NO PENERIMA TUGAS

TIPE

PASAR

NAMA PASAR

ALOKASI

(RUPIAH)

13 Bupati Batang

C

Reban

6.000.000.000

14 Bupati Pekalongan

C

Kedungwuni 6.000.000.000

15 Wali Kota

Semarang

C

Simongan

6.000.000.000

16 Bupati Klaten

C

Kraguman

6.000.000.000

17 Bupati Demak

C

Wonopolo

6.000.000.000

C

Jebor

6.000.000.000

18 Bupati Pati

C

Winong

6.000.000.000

19 Bupati Kendal

C

Kendal

6.000.000.000

20 Bupati Wonosobo

C

Sapuran

6.000.000.000

21 Bupati

Karanganyar

C

Jumapolo

6.000.000.000

C

Malangjiwan 6.000.000.000

22 Bupati Sragen

C

Gabugan

Tanon

6.000.000.000

C

Banaran

6.000.000.000

(67)

STRATEGI PENANGGULANGAN

KEMISKINAN

(68)

Strategi Penanggulangan Kemiskinan

(Perpres No. 15/2010)

01

MENGURANGI BEBAN PENGELUARAN

MASYARAKAT MISKIN

02

MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAN

PENDAPATAN MASYARAKAT MISKIN

03

MENGEMBANGKAN DAN MENJAMIN

KEBERLANJUTAN USAHA MIKRO KECIL

04

MENSINERGIKAN KEBIJAKAN DAN

PROGRAM PENANGGULANGAN

KEMISKINAN

Bantuan Sosial

Pemberdayaan UMK dan usaha

ekonomi lainnya

Pemberdayaan Masyarakat

Capasity Building

(69)

PENANGGULANGAN

KEMISKINAN

STRATEGI 1 :

Mengurangi Beban

Pengeluaran

Masyarakat Miskin

STRATEGI 2 :

Meningkatkan

Kemampuan dan

Pendapatan

Masyarakat Miskin

STRATEGI 3 :

Mengembangkan

dan Menjamin

Keberlanjutan Usaha

Mikro dan Kecil

STRATEGI 4 :

Mensinergikan

Kebijakan dan

Program

Penanggulangan

Kemiskinan

STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI JAWA TENGAH

Penduduk miskin

dominan

di pedesaan

, dg

mata

pencaharian

sebagian besar

di

sektor pertanian

Perlu

intervensi

dengan sasaran

pada

sektor pertanian

industrialisasi pertanian

(

off farm

)

CATATAN:

1. KRT Tidak Bekerja dan KRT Bekerja

Non Pertanian

Pelatihan dan

peningkatan ketrampilan usaha

(Dinpora, Disnaker, Disperindag,

Dinkop UKM); Padat karya Produktif

(Disnaker)

2. KRT Bekerja Pertanian

Pengolahan

hasil pertanian/

OFF Farm Oriented

(Dintanbun, Dinakeswan, Disperindag,

Dinkop UKM, Disnaker/BLK-P)

(70)

69

(71)

No

Kabupaten/Kota

Capaian SR

1

Kab. Banjarnegara

9.092

2

Kab. Banyumas

52.445

3

Kab. Batang

19.001

4

Kab. Blora

13.606

5

Kab. Boyolali

22.172

6

Kab. Brebes

21.747

7

Kab. Cilacap

46.936

8

Kab. Demak

30.885

9

Kab. Grobogan

27.662

10

Kab. Jepara

15.310

11

Kab. Karanganyar

17.512

12

Kab. Kebumen

23.369

13

Kab. Kendal

58.063

14

Kab. Klaten

38.241

15

Kab. Kudus

33.590

16

Kab. Magelang

51.686

17

Kab. Pati

5.033

No

Kabupaten/Kota

Capaian SR

19

Kab. Pemalang

47.886

20

Kab. Purbalingga

14.641

21

Kab. Purworejo

20.164

22

Kab. Rembang

8.383

23

Kab. Semarang

21.865

24

Kab. Sragen

32.603

25

Kab. Sukoharjo

20.530

26

Kab. Tegal

17.779

27

Kab. Temanggung

16.687

28

Kab. Wonogiri

33.572

29

Kab. Wonosobo

31.110

30

Kota Magelang

24.773

31

Kota Pekalongan

25.371

32

Kota Salatiga

27.684

33

Kota Semarang

158.684

34

Kota Surakarta

52.593

35

Kota Tegal

14.793

(72)

71

(73)

PROGRAM KELUARGA HARAPAN - PKH

BANTUAN TUNAI BERSYARAT (

Conditional Cash Transfer

)

PKH diarahkan untuk membantu keluarga sangat miskin dalam

memenuhi kebutuhan pendidikan dan kesehatan, selain

memberikan kemampuan kepada keluarga untuk meningkatkan

konsumsi.

PKH diharapkan dapat mengubah perilaku Keluarga Sangat

Miskin untuk memeriksakan ibu hamil /Nifas/Balita ke fasilitas

kesehatan, dan mengirimkan anak ke sekolah dan fasilitas

pendidikan.

Dalam jangka panjang, PKH diharapkan dapat memutus mata

(74)

Hak peserta PKH

Menerima

bantuan tunai

Memperoleh

layanan

kesehatan

Memperoleh

layanan

pendidikan

dasar 12 tahun*

* Hingga jenjang SMA

(75)

Syarat Peserta PKH

Ibu Hamil/Nifas

Anak Usia Di bawah

Lima Tahun

Anak Usia pra

sekolah

Anak SMP dan

sederajat

Anak SD dan

sederajat

Anak SMA dan

sederajat

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan kamus lain, yaitu kamus Haag mendefinisikan persepuluhan dengan menekankan pada fungsinya dalam Alkitab Perjanjian Lama, yaitu sebagai pajak untuk Raja (1

Pembekuan suatu lembaga yang ada di dalam PM UNPAR harus dilakukan melalui Sidang Istimewa MPM UNPAR apabila terjadi kekosongan kepengurusan dan/atau pelanggaran

Warga negara Republik Oriental Uruguay, pemegang paspor diplomatik atau paspor dinas yang sah wajib tidak dipersyaratkan untuk memperoleh via untuk masuk, singgah,

Uraian di atas memperlihatkan bahwa basis hukum berada dalam masyarakat itu sendiri, sehingga untuk memaharni hukum dalam masyarakat secara utuh maka hukum harus

Suatu sistem adalah seperangkat komponen, elemen, unsure atau sub sistem dengan segala atributnya yang satu sama lain saling berkaitan, pengaruh mempengaruhi dan saling

Undang-undang berlaku bagi orang yang ada, baik di dalam suatu wilayah negara maupun di luar negaranya (asas personalitas, misalnya dalam Pasal 5 KUHP apabila di negara

Jika hukum diartikan sebagai instrumen kebudayaan yang berfungsi untuk menjaga keteraturan sosial (social order), atau sebagai sarana pengendalian sosial (social control),

Berdasarkan waktu pemantulannya, dapat ditentukan kedalaman dasar laut dan berdasarkan bentuk sinyal - sinyal pantul yang terekam pada recorder di Side scan