• Tidak ada hasil yang ditemukan

POA (Plan of Action) PROGRAM KIA-KB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "POA (Plan of Action) PROGRAM KIA-KB"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PoA (Plan of Action) Program KIA-KB 7

POA (Plan of Action)

PROGRAM KIA-KB

UPTD PUSKESMAS NGADI

Jl. Raya Ngadi No.88 Mojo Kediri 64162 Telp.(0355)491001 Email : puskesmasngadi.uptd@gmail.com

KEDIRI 2017

(2)

PoA (Plan of Action) Program KIA-KB 7

POA (Plan of Action)

PROGRAM KIA-KB

Disusun oleh Dikoreksi oleh: Disetujui oleh Koordinator KIA-KB

(NINIK S,Amd.Keb)

Manejemen Mutu

(DESTI DWI S,Amd.Keb)

Kepala

UPTD Puskesmas Ngadi

(dr. YAYA MULYANA)

UPTD PUSKESMAS NGADI

Jl. Raya Ngadi No.88 Mojo Kediri 64162 Telp.(0355)491001 Email : puskesmasngadi.uptd@gmail.com

KEDIRI 2017

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya, POA (Plan of Action) Program KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) – KB (Keluarga Berencana) di UPTD Puskesmas Ngadi telah dapat diselesaikan.

UPTD Puskesmas Ngadi Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri telah menyusun suatu POA Program KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) – KB (Keluarga Berencana) yang diharapkan dapat menjadi acuan pelaksanaan kegiatan Program Gizi di tahun berikutnya.

POA Program KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) – KB (Keluarga Berencana) ini memuat uraian tentang pencapaian kegiatan Program KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) - KB(Keluarga Berencana) tahun sebelumnya dan analisa permasalahannya serta rencana tindak lanjut untuk pencapaian kegiatan Program KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) –KB (Keluarga Berencana) tahun yang akan datang.

Kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan POA Program KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) - KB(Keluarga Berencana) ini. Saran serta kritik membangun tentunya sangat kami harapkan untuk penyempurnaan dan perbaikan di masa mendatang.

Akhir kata, semoga POA Program KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) – KB (Keluarga Berencana) ini dapat bermanfaat bagi Penanggungjawab Program dan pelaksana di Puskesmas.

Penyusun

(4)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN a. Latar belakang b. Tujuan c. Manfaat

BAB IIANALISA SITUASI a. Identitas Puskesmas b. Wilayah Kerja

1. Data Geografis 2. Data Demografis BAB IIIISU STRATEGIS

a. Identifikasi Masalah b. Penentuan Prioritas

BAB IV ANALISIS PENYEBAB DAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH a. Analisis Penyebab Masalah

b. Penentuan Prioritas Penyebab Masalah BAB V RENCANA KEGIATAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN PENUTUP

(5)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Indonesia sudah merdeka lebih dari 70 tahun, namun persoalan gizi masih menghantui sebagian warganya. Bangsa Indonesia masih harus berjuang memerangi beberapa penyakit dan masalah kurang gizi yang saling berinteraksi satu sama lain. Masalah gizi buruk pada anak balita di Indonesia menjadi prioritas utama pembangunan kesehatan dan gizi.

Timbulnya masalah gizi buruk disebabkan oleh banyak faktor, baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung dipengaruhi oleh penyakit infeksi dan tidak cukupnya asupan gizi secara kuantitas maupun kualitas, sedangkan secara tidak langsung dipengaruhi oleh jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan, pola asuh anak yang kurang memadai, kurang baiknya kondisi sanitasi lingkungan serta rendahnya ketahanan pangan di tingkat rumah tangga. Sebagai pokok masalah di masyarakat adalah rendahnya pendidikan, pengetahuan dan keterampilan serta tingkat pendapatan masyarakat.

Mengingat penyebabnya sangat kompleks, pengelolaan gizi buruk memerlukan kerjasama yang komprehensif dari semua pihak.Bukan hanya dari dokter maupun tenaga medis, namun juga pihak orang tua, keluarga, pemuka masyarakat maupun agama dan pemerintah.

Dari kegiatan Pengambilan Data Dasar (PDD) yang telah dilakukan beberapa waktu yang lalu, didapatkan beberapa masalah yang harus diselesaikan diantaranya masih terdapatnya kasus gizi buruk, tingkat pengetahuan tentang gizi yang kurang, pengeluaran pangan yang tergolong rendah serta masih banyaknya tingkat konsumsi energi dan protein yang masih kurang. Sehingga pada semester ini, mahasiswa diwajibkan untuk melaksanakan kegiatan Implementasi Program Gizi (IPG) yang bertujuan untuk menyelesaikan berbagai masalah yang sedang dihadapi. Sehingga dengan diadakannya kegiatan ini, mahasiswa dapat serta merta mengetahui cara menyelesaikan masalah yang terjadi pada masyarakat

B. Tujuan

1. Tujuan Umum :

Memiliki rencana program KIB-Kespro yang baik, terpadu dan terarah sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan dalam pengelolaan puskesmas. 2. Tujuan Khusus :

(6)

a. Meningkatkan mutu pelayanan KIB-Kespro di Wilayah Kerja Puskesmas Ngadi.

b. Meningkatkan pencapaian indikator SPM bidang KIB-Kespro.

c. Meningkatkan derajatkesehatan masyarakat terutama kesehatan ibu, bayi dan balita di wilayah kerja Puskesmas Ngadi.

C. Manfaat

1. Bagi Program :

a. Sebagai acuan program dalam melaksanakan kegiatan di tahun 2017 b. Sebagai acuan puskesmas untuk melakukan monitoring dan evaluasi

kegiatan di tahun 2017. 2. Bagi Puskesmas :

a. Sebagai bahan evaluasi hasil pencapaian kegiatan program. b. Sebagai masukan bagi perencanaan tingkat Puskesmas.

BAB II

(7)

A. Identitas Puskesmas

1. Nama Puskesmas : Puskesmas Ngadi 2. No. Kode Puskesmas : P3506020102

3. Alamat : Jl. Raya Ngadi No.88 Ngadi Kec.Mojo Kab.Kediri 4. No. Telp/fax : 0355 – 491001

5. Pimpinan : dr. Yaya Mulyana

Tahun berdiri : 1975 dan beroperasi tahun 1975 6. Jenis Puskesmas : Puskesmas(Non Perawatan)

7. Visi : Terwujudnya Wilayah Kerja Ngadi Sehat

8. Misi : 1. Menggerakkan Pembangunan Berwawasan Kesehatan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Ngadi;

2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerja UPTD Puskesmas Ngadi;

3. Memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan secara merata;

4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan , keluarga dan masyarakat serta lingkungannya.

9. Motto : Kesehatan Anda Prioritas Kami

B. Wilayah Kerja Puskesmas Ngadi 1.Data Geografis

a. Batas Wilayah Kerja Puskesmas Ngadi

Wilayah kerja Puskesmas Ngadi berbatasan dengan :

- Sebelah Utara : Desa Ploso Kecamatan Mojo

- Sebelah Timur : Desa Kras Kecamatan Kras,Kab. Tulungagung

- Sebelah Selatan : Kabupaten Tulungagung

- Sebelah Barat : Pegunungan Wilis b. Posisi Geografis Wilayah Kerja Puskesmas Ngadi.

Lokasi Puskesmas Ngadi tepatnya berada pada wilayah Kabupaten Kediri bagian Selatan.

c. Luas Wilayah Kerja Puskesmas Ngadi.

Jumlah total wilayah kerja Puskesmas Ngadi adalah ± 4977 km2 yang

(8)

Kranding , Desa Ponggok , Desa Petungroto , Desa Maesan , Desa Kedawung dan Desa Pamongan.

d. Kondisi Wilayah Kerja

Secara umum kondisi wilayah kerja Puskesmas Ngadi adadua dataran yaitu dataran tinggi ± 70 % dan dataran rendah ± 30 %.

2. Data Demografis a. Data Penduduk

Tabel 2.1. Jumlah Pendudukberdasarkan umur di Wilayah Kerja Puskesmas Ngadi, Tahun 2016

NO. DESA Jumlah Jiwa menurut Kelompok Umur

TOTAL 0-1 2-4 5-6 7-14 15-64 > 65 1. Ngetrep 113 283 113 329 2377 291 3506 2. Ngadi 155 388 155 448 3253 399 4798 3. Kranding 111 278 111 322 2337 286 3445 4. Ponggok 62 154 62 178 1293 158 1907 5. Petungrot o 100 254 101 294 2127 261 3137 6. Maesan 151 378 150 438 3170 388 4675 7. Kedawung 173 432 173 501 3629 444 5352 8. Pamongan 121 303 121 352 2544 312 3753 JUMLAH 986 247 0 986 2862 20730 253 9 3057 3 Sumber : BPS Pusat, Kemenkes RI & LB3 KIA 2016

Grafik 2.1. Grafik Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur, Tahun 2016 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

0-1 tahun 2-4 tahun 5-6 tahun 7-14 tahun 15-64 tahun > 65 tahun

Sumber : BPS Pusat, Kemenkes RI& LB3 KIA 2016

b. Data Sarana Pendidikan

Tabel 2.2. Jumlah Sarana Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Ngadi, Tahun 2016

(9)

NO. TINGKATPENDIDIKAN JUMLAH 1 TK 24 2 SD / MI 20 3 SLTP/MTS 4 4 SLTA/MAN 1 5 Akademi/Perguruan Tinggi 0 JUMLAH 49

Sumber: Laporan Puskesmas Ngadi Tahun 2016

Untuk memperjelas tabel di atas dapat dilihat pada grafik jumlah sarana pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Ngadi di bawah ini. Grafik 2.2. Grafik Jumlah Sarana Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Ngadi, Tahun 2016

TK SD / MISMP / MTsAKADEMI / Perguruan TinggiSMU / MA 0 5 10 15 20 25 SEKOLAH

Sumber : Laporan Puskesmas Ngadi Tahun 2016

Dari Tabel 2.2. dan Grafik 2.2. di atas dapat diketahui bahwa di wilayah kerja Puskesmas Ngadi yang banyak sarana pendidikan adalah TK.

c. DataSaranaKesehatan

Tabel 2.3. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Ngadi, Tahun 2016

JENIS PELAYANAN PEMERINTAH SWASTA TOTAL

Puskesmas Induk 1 - 1

Puskesmas Pembantu 1 - 1

BKIA - 1 1

Dokter Umum - 2 1 Bidan Praktek - 9 9 Sumber : Laporan Puskesmas Ngadi Tahun 2016

Untuk memperjelas tabel di atas dapat dilihat pada grafik sarana kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Ngadi di bawah ini.

Grafik 2.3. Grafik Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Ngadi

(10)

Puskesmas Induk Puskesmas Pembantu BKIA Dokter Umum Bidan Praktek

Sumber : Laporan Puskesmas Ngadi Tahun 2016

Dari Tabel 2.3. dan Grafik 2.3. di atas dapat diketahui bahwa di wilayah kerja Puskesmas Ngadi sarana pelayanan kesehatan yang paling banyak adalah bidan praktek.

d. Kondisi InternalPuskesmas

1. KondisiSumber Daya Manusia

Tabel 2.4. SDM di Puskesmas Ngadi, Tahun 2016

NO. JENIS TENAGA PKM INDUK PUSTU JUMLAH

1 Dokter 1 - 1 2 Dokter gigi 1 - 1 3 Bidan 9 1 10 4 Perawat 2 - 2 5 Perawat Gigi 1 - 1 6 Petugas Gizi 1 - 1 7 Petugas Sanitasi 1 - 1 8 Analis Kesehatan 1 - 1 9 Asisten Apoteker 1 - 1 10 Tata Usaha 5 - 5 TOTAL 20 1 21

Sumber : Laporan Puskesmas Ngadi Tahun 2016

Dari tabel 2.4. di atas maka di Puskesmas Ngadi mengalami kurangan terutama pada tenaga pelayanan di antaranya adalah dokter, dokter gigi , perawat , perawat gigi , bidan dan tenaga administrasi.

2.SARANA dan PRASARANA PUSKESMAS

Puskesmas mempunyai sarana dan prasarana sebagai berikut :

 Ambulance : 1 Unit

 Sepeda Motor : 3 Unit

 Fasilitas PAM / Sumur : ada

 Fasilitas PLN : ada

(11)

 Sistem Informasi Puskesmas (Simpus) : tidak ada

3. PERAN SERTA MASYARAKAT

 Jumlah Posyandu Balita : 38 kelompok

 Jumlah Kader Posyandu Balita : 190 orang

 Jumlah Posyandu Lansia : 8 Kelompok

 Jumlah Kader Posyandu Lansia : 24 orang

 Jumlah Posbindu : 1 kelompok

 Jumlah Taman Posyandu : 8 kelompok

4. HASIL KEGIATAN

Data Pencapaian Program

Tabel 2.5. Pencapaian PWS KIA ( Indikator Kesehatan Ibu ) N o Indikator Sasara n Targe t dalam 1 tahun Pencapaian s/d Desember 2016 Kesenjanga n % Jumla h Prosentas e % 1 K1 575 100 % 587 102,09 + 2,09 2 K4 575 95 % 546 100 + 5 3 DRT bumil oleh masyarakat 575 10 % 134 23,3 +3,3 4 Bumil RT ditangani 575 20 % 150 26,08 + 6,08 5 Komplikasi Kebidanan ditangani 115 80 % 115 80 0 6 Persalinan Nakes/Faske s 549 95 % 536 93,22 -1.78 7 Kunjungan Nifas 549 95 % 534 92,87 -2,13 Tabel 2.6. Pencapaian PWS KIA ( Indikator Kesehatan Anak )

N o Indikator Sasara n Target dalam 1 tahun Pencapaian s/d Desember 2015 Kesenjanga n % Jumlah Prosentase % 1 KN Murni 522 97% 529 101,34 +4.34 2 KN Lengkap 522 95% 496 95,02 +0.02 3 Neo Komplikasi ditangani 78 80 % 78 100 +20 4 Kunjungan Bayi 521 95% 514 98.66 +3.66

(12)

Paripurna 5 Kunjungan Balita Paripurna 2089 88 % 1710 91,43 +3.43 6 Kunjungan Apras Paripurna 523 87 % 546 104.4 +17.4

Tabel 2.7. Pencapaian PWS KB( IndikatorKeluarga Berencana )

Kegiatan Jumlah PUS Jumlah KB aktif Sasaran Bulin Target Pencapaian Kesenjang an absolut prosenta se Kb baru 5586 10% 582 10,42% +0,42% Pst aktif 5586 70% 3940 70,53% +0,53 Pst aktif di bina 3940 70% 2861 72,61% +2,61% Efek samping 3940 12,5% 417 10,58% +1,92% Kegagalan 3940 0,2% 1 0,03 -0,17 Komplikasi 3940 3.5% 0 0 Droup out 3940 10% 620 15,74% +5,74% Pst pasca salin 549 60% 233 42,44% -17,56% Cakupan IVA 480 231 47,12% Unmetneed 342 47 13,74% BAB III ISU STRATEGIS A. Identifikasi Masalah

Masalah yang dihadapi di program KIA dalam meningkatkan mutu pelayanan adalah sebagai berikut :

1. Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di fasilitas kesehatan yang ditangani dari target 95% tercapai 93,22%.

2. Cakupan Nifas yang kurang dari target 95 % dari seluruh ibu nifas di dapatkan 92,87%.

3. Cakupan lain-lainnya sudah memenuhi target bahkan cenderung melebihi target namun demikian patut juga dijadikan masalah karena terkadang petugas kesehatan lalai untuk mempertahankan capaian tersebut.

4. Cakupan pencapaian peserta KB pasca salin 233 orang (42,44%) di banding target 60 % dari total ibu bersalin

5. Cakupan IVA 231 orang (47,12%) di banding target 480 orang

6. Cakupan unmetneed berKB masih rendah :47 orang (13,74 %) disbanding target.

(13)

Penentuan prioritas masalah menggunakan metode scoring dengan kriteria USG (Urgent, Seriousness, Growth)

Definisi USG :

1. Urgent adalah tingkat kegawatan masalah, artinya apabila masalah tidak segera ditanggulangi akan semakin gawat :

Dengan bobot skor : a. 5 = sangat gawat b. 4 = gawat

c. 3 = cukup gawat d. 2 = kurang gawat e. 1 = tidak gawat

2. Seriousness adalah tingkat keseriusan sebuah masalah, apabila masalah tidak diselesaikan akan berakibat serius pada masalah lain.

Dengan bobot skor : a. 5 = sangat serius

b. 4 = serius

c. 3 = cukup serius d. 2 = kurang serius e. 1 = tidak serius

3. Growth adalah besar atau luasnya masalah berdasarkan pertumbuhan atau perkembangan, artinya apabila masalah tersebut bila tidak segera ditangani pertumbuhannya akan berjalan terus.

Dengan bobot skor : a. 5 = sangat besar b. 4 = besar

c. 3 = cukup besar d. 2 = kurang besar e. 1 = tidak besar

Berikut adalah matriks penentuan prioritas masalah yang akan diselesaikan Tabel 3.1.Matriks Penentuan Prioritas Masalah

Masalah U S G Total Prioritas

1. Cakupan Persalinan

oleh Tenaga Kesehatan di fasilitas kesehatan yang ditangani dari target 95% tercapai 93,22%

5 5 4 14 I

2. Cakupan Nifas yang

kurang dari target 95 % dari seluruh ibu nifas di dapatkan 92,87%

3 4 4 11 II

3. Cakupan lain-lainnya

sudah memenuhi target bahkan cenderung melebihi target namun demikian patut juga dijadikan

(14)

Masalah

Lingkungan Keuangan Material

Manusia Metode

masalah karena terkadang petugas kesehatan lalai untuk mempertahankan capaian tersebut. 4. Cakupan unmetneed 47 (13,74 %) 4 3 3 10 III 5. Cakupan peserta KB pasca salin 285 (47,6) 2 3 4 9 IV 6. Cakupan IVA 230(47,9%) 1 2 3 6 vi

Hasil urutan prioritas masalah yang akan diselesaikan berdasarkan matriks di atas, adalah sebagai berikut :

1. Kurangnya Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di fasilitas kesehatan

2. Kurangnya Cakupan Nifas

3. Kurangnya Cakupan peserta KB pasca salin

4. Kurangnya Kewaspadaan terhadap target lain-lainnya sudah memenuhi target bahkan cenderung melebihi target namun demikian patut juga dijadikan masalah karena terkadang petugas kesehatan lalai untuk mempertahankan capaian tersebut.

5. Kurangnya cakupan IVA

BAB IV

ANALISIS PENYEBAB DAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH A. Analisis Penyebab Masalah

Karena keterbatasan SDM dan anggaran yang ada di puskesmas maka prioritas masalah yang diutamakan adalah 4 teratas. Identifikasi penyebab masalah dilakukan dengan menggunakan Metode Fish Bone (tulang ikan)

1. Kurangnya Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di Fasilitas Kesehatan a. Manusia (SDM)

 Banyak masyarakat yang pulang kekampungnya untuk melahirkan.

 Banyak ibu hamil yang tafsiran persalinannya memasuki tahun berikutnya.

(15)

b.Metode

 Sosialisasi dan penyuluhan kepada ibu hamil masih kurang.

 Kunjungan rumah ibu hamil K4 masih kurang c. Material

 Ambulan untuk mengantar pasien kadang tidak siap 24 jam baik puskesmas maupun desa.

 Pengadaan leaflet untuk ibu hamil yang masih kurang menyebar secara merata.

d.Keuangan e. Lingkungan

Kurang dukungan keluarga dan masyarakat akan kesehatan ibu sehingga banyak ibu hamil yang pulang ke kampung asalnya.

2. Kurangnya Cakupan Ibu Nifas a. Manusia (SDM)

 Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya perawatan masa nifas

 Kurangnya tenaga penyuluh kesehatan di masyarakat

 Kurangnya peran serta masyarakat dalam kegiatan penurunan AKI/AKB

b. Metode

 Sosialisasi dan penyuluhan terhadap ibu nifas yang masih kurang. c. Material

 Kurangnya lefleat dan poster tentang perawatan masa nifas serta pentingnya kunjungan mas nifas

d. Keuangan e. Lingkungan

- Kurang dukungan kader, keluarga dan masyarakat akan kesehatan ibu dan bayi.

3. Kurangnya Kewaspadaan terhadap target lain-lainnya sudah memenuhi target bahkan cenderung melebihi target namun demikian patut juga dijadikan masalah karena terkadang petugas kesehatan lalai untuk mempertahankan capaian tersebut.

a. Manusia (SDM)

 Kurangnya pemantauan wilayah setempat oleh bidan desa. b. Metode

(16)

 Melibatkan kader untuk ikut serta memantau kondisi di sekitar tempat tinggal kader

c. Material d. Keuangan e. Lingkungan

- Beberapa wilayah jauh dari fasilitas kesehatan baik polindes / bidan praktek maupun puskesmas.

4. Rendahnya cakupan unmetneed ber KB a. Manusia (SDM)

- Adanya anggapan dari masyarakat kalau usia di atas 40 tahun sudah tidak bisa hamil lagi

- Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya ber kb , terutama yang termasuk pada kelompok 4 T.

b. Metode c. Maerial

- Terbatasnya persediaan leaflet dan poster tentang KB d. Keuangan

e. Lingkungan

- Kurangnya dukungan dari suami

- Kebiasaan masyarakat kalau usia sudah di atas 40 tahun ,tidak mau ber KB

5. Rendahnya cakupan peserta KB pasca salin a. Manusia (SDM)

 Pengetahuan masyarakat yang kurang mengenai KB pasca salin

 Kurang nya kesetaraan gender ,dalam arti keputusan ber KB masih tergantung kepada suami.

 Belum semua bidan di latih pemasangan IUD pasca placenta b. Metode

c. Material

- Terbatasnya persediaan leaflet dan poster tentang KB pasca salin d. Keuangan

e. Lingkungan

- Kurang dukungan keluarga dan masyarakat akan KB pasca salin karena aturan budaya / kebiasaan

6. Kurangnya cakupan IVA a. Manusia (SDM)

- Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan IVA

(17)

- Pelayanan IVA belum di lakukan di polindes c. Material

- Terbatasnya persediaan leaflet d. Keuangan

e. Lingkungan

- Wilayah kerja Puskesmas Ngadi sebagian besar dataran tinggi dan jauh dari tempat pelayanan

II.2. Penentuan Prioritas Penyebab Masalah

Penentuan prioritas penyebab masalah menggunakan metode scoring dengan kriteria :

1. Besarnya masalah (BM)

Besar masalah dikaitkan dengan tingkat status kesehatan masyarakat, contohnya besarnya angka kesakitan (mordibitas) pada suatu waktu tertentu.

Dengan bobot skor : a. 5 = sangat besar b. 4 = besar c. 3 = cukup besar d. 2 = kurang besar e. 1 = tidak besar 2. Kegawatan masalah (KM)

Kegawatan masalah diukur atas pengaruhnya terhadap individu dan lingkungan yang umumnya dikaitkan dengan mati hidupnya seseorang. Dengan bobot skor :

a. 5 = sangat gawat b. 4 = gawat c. 3 = cukup gawat d. 2 = kurang gawat e. 1 = tidak gawat 3. Perhatian Masyarakat (PM)

Perhatian masyarakat ditujukan pada pengetahuan, sikap dan keterlibatan emosi masyarakat terhadap masalah dan urgensinya menurut mereka untuk segera dipecahkan.

Dengan bobot skor :

a. 5 = sangat besar perhatian dari masyarakat b. 4 = besar perhatian dari masyarakat

c. 3 = cukup besar perhatian dari masyarakat d. 2 = kurang besar perhatian dari masyarakat e. 1 = tidak ada perhatian dari masyarakat

(18)

Berikut ini adalah matriks prioritas penyebab masalah yang akan diselesaikan dari masing-masing masalah yang ada :

1. Kurangnya Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di Fasilitas Kesehatan

Tabel 4.1. Kurangnya Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di Fasilitas Kesehatan

NO. PENYEBAB MASALAH BM KM PM TOTAL PRIORITAS

1. Banyak masyarakat yang pulang kekampungnya untuk melahirkan

4 3 3 10 V

2. Banyak ibu hamil yang tafsiran persalinannya memasuki tahun berikutnya.

5 3 3 10 IV

3. Sosialisasi dan penyuluhan kepada ibu hamil masih kurang.

5 4 4 13 I 4. Kunjungan rumah ibu

hamil K4 masih kurang

2 2 1 5 VII 5 Ambulan untuk

mengantar pasien kadang tidak siap 24 jam baik puskesmas maupun desa.

4 4 3 11 III

6 Pengadaan leaflet untuk ibu hamil yang masih kurang menyebar secara merata.

4 4 4 12 II

7 Kurang dukungan keluarga dan masyarakat akan kesehatan ibu sehingga banyak ibu hamil yang pulang ke kampung asalnya.

3 2 2 7 VI

Dari tabel yang ada maka penyebab yang paling berperan dalam kurangnya cakupan komplikasi yang ditangani adalah Kurangnya tenaga yang kompeten dalam penanganan masalah komplikasi kebidanan.

2. Kurangnya Cakupan Nifas Tabel 4.2. Kurangnya Cakupan Nifas

NO. PENYEBAB MASALAH BM KM PM TOTAL PRIORITAS

1. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya perawatan masa nifas

(19)

2. Kurangnya tenaga penyuluh kesehatan di masyarakat

4 4 2 10 III 3. Kurangnya peran serta

masyarakat dalam kegiatan penurunan AKI/AKB

3 2 2 7 V

4. Kurangnya peran serta masyarakat dalam kegiatan penurunan AKI/AKB

4 3 2 9 IV

5 Sosialisasi dan penyuluhan terhadap ibu nifas yang masih kurang. mendeteksi resiko tinggi ibu hamil di masyarakat.

3 2 1 6 VII

6. Kurangnya lefleat dan poster tentang perawatan masa nifas serta pentingnya kunjungan mas nifas

4 4 4 12 II

7. Kurang dukungan kader, keluarga dan masyarakat akan kesehatan ibu dan bayi.

3 2 2 7 VI

Dari tabel yang ada maka penyebab masih rendahnya cakupan deteksi resiko tinggi oleh masyarakat adalah kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya deteksi resiko tinggi ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi

3. Kurangnya Kewaspadaan terhadap target lain-lainnya sudah memenuhi target bahkan cenderung melebihi target namun demikian patut juga dijadikan masalah karena terkadang petugas kesehatan lalai untuk mempertahankan capaian tersebut.

Tabel 4.3. Kurangnya Kewaspadaan terhadap target lain-lainnya

NO. PENYEBAB MASALAH BM KM PM TOTAL PRIORITAS

1. Kurangnya pemantauan wilayah setempat oleh bidan desa.

4 3 4 11 I

2. Kunjungan rumah yang efektif

4 3 3 10 II 3. Melibatkan kader untuk

ikut serta memantau kondisi di sekitar tempat tinggal kader

(20)

Dari tabel yang ada maka penyebab yang paling berperan pada kurangnya kewapadaan terhadap target lainnya adalah urangnya pemantauan wilayah setempat oleh bidan desa.

4. Kurangnya cakupan peserta KB pasca salin

Tabel 4.4. Kurangnya Cakupan peserta KB pasca salin

NO. PENYEBAB MASALAH BM KM PM TOTAL PRIORITAS

1. Pengetahuan pasien dan masyarakat yang kurang mengenai KB pasca salin

4 3 2 9 I 2. Kurang kesetaraan

gender dalam hal KB

2 1 1 4 IV 3. Sebagian besar bidan

belum mengikuti pelatihan pemasangan IUD pasca placenta

3 1 1 5 III

4. Kurang dukungan

keluarga dan masyarakat karena aturan budaya /kebiasaan

3 2 2 7 II

Dari tabel yang ada maka penyebab yang paling berperan dalam kurangnya cakupan peserta KB pasca salin adalah kurangnya pengetahuan pasien dan masyarakat yang kurang mengenai KB pasca salin.

5. Kurangnya cakupan peserta IVA

Tabel 4.5 Kurangnya Cakupan peserta IVA

NO. PENYEBAB MASALAH BM KM PM TOTAL PRIORITAS

1. Kuarngnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan IVA

4 3 1 8 I

2. Tempat pelayanan yang jauh .

3 2 1 6 I1 3. Sebagian besar bidan

belum di latih pemeriksaan IVA

3 1 1 5 III

Dari tabel yang ada maka penyebab yang paling berperan dalam kurangnya cakupan peserta IVA.adalah kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan IVA.

II.3. Alternatif Pemecahan Masalah

Untuk menentukan prioritas alternatif pemecahan masalah yang ada, digunakan metode MEER (Metodologi, Efektivitas, Efesiensi, Relevansi). Bobot skor tiap kriteria MEER adalah sebagai berikut:

(21)

1. Metodologi (M) a. 5 = sangat bagus b. 4 = bagus c. 3 = cukup bagus d. 2 = kurang bagus e. 1 = tidak bagus 2. Efektivitas (Et) a. 5 = sangat efektif b. 4 = efektif c. 3 = cukup efektif d. 2 = kurang efektif e. 1 = tidak efektif 3. Efesiensi (Es) a. 5 = sangat efesiensi b. 4 = efesiensi c. 3 = cukup efesiensi d. 2 = kurang efesiensi e. 1 = tidak efesiensi 4. Relevensi (R) a. 5 = sangat relevan b. 4 = relevan c. 3 = cukup relevan d. 2 = kurang relevan e. 1 = tidak relevan

Berikut adalah matriks alternatif pemecahan masalah :

1. Alternatif Pemecahan Masalah Kurangnya Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di Fasilitas Kesehatan.

NO. ALTERNATIF PEMECAHAN M Et Es R TOTAL PRIORITAS 1. Penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi.

4 4 3 4 15 II

2. Kunjungan rumah atau dengan ANC

(22)

mobile.

3. Menyiapakan Ambulan untuk mengantar pasien kadang tidak siap 24 jam baik puskesmas maupun desa. 4 3 2 3 12 III 4. Minilokakarya tingkat Puskesmas 3 3 2 2 10 IV

Dari tabel di atas diketahui bahwa alternatif pemecahan masalah urutan yang pertama adalah Ikut pelatihan tentang penanganan masalah komplikasi kebidanan.

2. Alternatif Pemecahan Masalah Kurangnya Cakupan Masa Nifas

NO. ALTERNATIF PEMECAHAN M Et Es R TOTAL PRIORITAS 1. Penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya perawatan masa nifas. 5 4 2 5 16 III 2. Mengadakan pelatihan tenaga penyuluh kesehatan di masyarakat/ kader 5 4 4 5 18 I 3. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam kegiatan penurunan AKI/AKB 5 4 3 5 17 II 4. Pemberian informasi melalui pertemuan Kader Posyandu 5 4 3 2 15 IV 5. Minilokakarya tingkat Puskesmas 5 3 2 3 13 V

Dari tabel di atas diketahui bahwa alternatif pemecahan masalah urutan yang pertama adalah Mengadakan pelatihan tenaga penyuluh kesehatan di masyarakat/ kader.

3. Kewaspadaan terhadap target lain-lainnya.

(23)

PEMECAHAN

1. Kelas Ibu hamil 5 5 4 5 19 I 2. Deteksi Dini

Resiko Tinggi Ibu Hamil/bersalin/nifa s/neonatus 5 5 3 5 18 II 3. Supervisi Posyandu / Pustu / Polindes 5 5 3 2 15 V 4. Pendataan

sasaran KIA dan KB di wilayah Puskesmas

5 3 2 3 13 VII

5. Kunjungan Rumah 5 3 4 5 17 III 6. Penyuluhan Kesehatan Reproduksi 5 4 3 2 14 VI 7. Pemberian informasi melalui pertemuan Kader Posyandu 4 4 4 4 16 IV 8. Minilokakarya tingkat Puskesmas 4 2 3 3 12 VIII Dari tabel di atas diketahui bahwa alternatif pemecahan masalah urutan yang pertama adalah kegiatan Kelas Ibu Hamil.

4. Alternatif Pemecahan Masalah Kurangnya Cakupan Peserta KB Pasca Salin NO. ALTERNATIF PEMECAHAN M Et Es R TOTAL PRIORITAS 1. Penyuluhan kepada masyarakat tentang KB Pasca Salin 5 3 4 3 15 III 2. Melakukan konseling kepada ibu hamil dan suami tentang KB pasca salin mulai dalam kehamilan 5 4 3 5 17 I 3. Pemberian informasi melalui pertemuan Kader Posyandu 4 3 4 5 16 II 4. Minilokakarya tingkat Puskesmas 4 3 4 3 14 IV

(24)

Dari tabel di atas diketahui bahwa alternatif pemecahan masalah urutan yang pertama adalah kegiatan penyuluhan kepada ibu hamil dan suami tentang KB pasca salin mulai dalam kehamilan.

5. Alternatif Pemecahan Masalah Kurangnya Cakupan Peserta IVA

NO. ALTERNATIF PEMECAHAN M Et Es R TOTAL PRIORITAS 1. Sosialisasi kepada masyarakat tentang pemeriksaan IVA 5 4 3 4 16 I 2. Membuka pelayanan pemeriksaan di Polindes atau BPM bagi bidan yang sudah di latih 5 4 3 3 15 I1 3. Menginformasikan kepada kader kesehatan tentang pemeriksaan IVA untuk di teruskan kepada masyarakat 4 3 3 3 13 II1 4. Minilokakarya tingkat Puskesmas 3 3 2 3 11 IV

Dari tabel di atas diketahui bahwa alternatif pemecahan masalah urutan yang pertama mengadakan sosialisasi kepada msyarakat tentang pentingnya pemeriksaan IVA.

BAB V

RENCANA KEGIATAN

Rencana usulan kegiatan untuk meningkatkan hasil capaian program KIA-KB adalah sebagai berikut :

No Kegiatan Tujuan Pemecahan Sasaran Target Lokasi

Jadwal Pelaksana an 1 Pendataan sasaran KIA dan KB a. a. Meningkatkan jangkauan program KIA dan KB Bayi, Balita, ibu hamil, ibu bersalin ibu nifas PUS dan Bayi, Balita, ibu hamil, ibu bersalin ibu nifas PUS dan WUS dapat terdat Wilayah kerja Puskesmas Ngadi Mulai bulan Januari

(25)

b. Sebagai bahan perencanaan kegiatan program WUS seluruhnya 2 Pemantauan risti b. a. Mendeteksi dan memantau sedini mungkin resiko yang ada

ibu hamil, ibu

bersalin ibu nifas

Bayi, Balita, ibu hamil, ibu bersalin ibu nifas Wilayah kerja Puskesmas Ngadi Setiap bulan

3 Swiping ibu a. Mencari ibu hamil baru

Ibu Hamil 100% dari target ibu hamil Rumah ibu hamil Setiap bulan 3. Penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi. a. Meningkatkan pengetahuan kader tentang pentingnya kesehatan ibu hamil, bersalin dan nifas b. Memberikan informasi kepada kader untuk kemudian diterapkan ke masyarakat Kader Posyandu yang ditunjuk 8 Posyandu , 1 kali kegiatan, 100% kegiatan dilaksanakan Posyandu masing - masing Bulan april sesuai jadwal Posyandu Bulan Mei 8 desa di Balai Desa 4. Kunjungan rumah atau dengan ANC mobile. a.Memfaslitasi masyarakat untuk memeriksakan kandungannya agar lebih terjangkau. Ibu Hamil di wilayah tersebut Ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Ngadi yang masih sulit dijangkau Di desa yang sulit dijangkau Maret, Juni, Septem ber 5. Kelas Ibu Hamil a.Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang resiko tinggi ibu hamil

b.Meningkatkan kesadaran masyarakat akan kehamilan resiko tinggi pada ibu hamil

c.Meningkatkan temuan kasus resiko tinggi pada ibu hamil a.Sasaranny a dan ibu hamil b.Kader dan tokoh masyara kat a. 15 orang b. 100 % dari sasaran hadir semua 8 desa wilayah kerja puskesmas Ngadi Satiap bulan

(26)

6 Kemitraan bidan dan dukun

b. Meningkatkan

pencapaian K4 ibu hamil dan temuan kasusu resiko tinggi c. en c. Sas aranny seluruh ibu hamil dan dukun di wilayah tersebut d. c. Sasaranny seluruh ibu hamil dan dukun di wilayah tersebut 8 desa di wilayah kerja PuskesmasNg adi 7 Pengadaan leaflet program KIA e. d. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya kesehatan ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi.

e. Meningkatkan

minat masyarakat untuk

memeriksakan kesehatan ibu dan bayi di faslitas kesehatan a. Sasaran ibu hamil Kader dan seluruh masyara kat Seluruh masyarakat yang memeriksak an diri di faslitas kesehatan a. j Seluruh fasilitas kesehatan di Puskesmas Ngadi 8 Melakukan konseling kepada

Ibu hamil dan suami tentang KB pascasalin mulai dalam kehamilan a. Meningkatkan pengetahuan

pasangan suami istri tentang KB

pascasalin b. Meningkatkan kesadaran pasangan suami istri tentang pentingnya KB pascaSalin a. Semua ibu hamil beserta suami di wilayah kerja puskesma s Ngadi a. Semua ibu hamil beserta suami di wilayah puskesmas Ngadi Pernah mendapatka n konseling Puskesmas , BPM, Polindes ,RB Setiap jam buka pelayan an 9. Melakukan koordinasi dengan kader dan PLKB untuk Peerta KB pasca salin mengalami peningkatan Kader Posyandu , PLKB dan ibu hamil / 38 posyandu , 3x kegiatan 90 % di laksanakan

Balai desa Februari ,Mei,,Agust us 2017

(27)

penjaringan KB pasca salin bersalin 10 Penyuluhan kepada masyarakat tentang KB PascaSalin a.Memberikan penyuluhan kepada Semua masyarakat di wilayah kerja puskesmas Ngadi Semua masyarakat di wilayah kerja puskesmas Ngadi 38 Posyandu, 3x kegiatan 100 % di laksanakan Posyandu Maret , Juni ,Septe mber 2016 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN VI.1. Kesimpulan

1. Dengan adanya POA maka puskesmas memiliki rencana program yang baik, terpadu dan terarah..

2. Kegiatan yang diusahakan dalam rangka untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas Ngadi.

3. Apabila kegiatan program dan inovasinya telah dilaksanakan dengan baik maka indikator SPM akansemakin mudah dicapai.

4. Dampak dari keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat terutama masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Ngadi

(28)

VI.2. Saran

I.2.1. Bagi Puskesmas

a. Kegiatan program akan dilaksanakan sebiasa mungkin sesuai dengan POA yang telah dibuat.

b. Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi kegiatan di tahun 2016 juga harus berdasarkan POA yang ada.

I.2.2. Bagi Dinas Kesehatan

a. Dinas Kesehatan senantiasa mengevaluasi dan memonitoring jalannya kegiatan program dan inovasi yang telah dilaksanakan Puskesmas.

b. Dinas Kesehatan hendaknya juga melengkapi sarana dan prasarana kesehatan terutama yang berkaitan dengan kegiatan sesuai dengan POA yang ada.

BAB VII PENUTUP

Demikian Plan Of Action tahun 2016 yang diusulkan oleh Puskesmas Ngadi berdasarkan hasil penggalian gagasan dan aspirasi hasil kegiatan minilokakarya Puskesmas Ngadi.Pelayanan kesehatan kepada masyarakat telah menjadi tekad yang dicanangkan dengan motto : “Menjadi Puskesmas RELIGI yaitu Ramah, Efektif, Loyal, Indah, Gembira, Istiqomah “ sebagai bukti dukungan pada pemerintah dalam mengembangkan program – program kesehatan baik secara promotif, preventif , maupun kuratif dan rehabilitatif.

Sebagai bentuk konsekwensinya maka pelayanan secara menyeluruh kepada semua program yang ada dengan menitikberatkan pada pelayanan tentang isu strategis dengan prioritas masalah guna mendongkrak pencapaian program secara optimal.

Selain itu dengan adanya isu strategis dan prioritas masalah diharapkan dapat memperoleh proses pencapaian yang telah dilakukan , serta bisa melakukan pembenahan terhadap program – program yang belum bisa berjalan dengan baik.

(29)

Namun demikian hal ini tergantung pada SDM yang ada serta didukung dengan sarana dan prasarana yang ada sehingga dengan disusunnya POA ini , harapan kami bisa melaksanakan dan tercapai sesuai dengan harapan .Meskipun demikian untuk program prioritas mungkin masih perlu POA Khusus.

Demikian semoga apa yang telah disusun oleh Team Puskesmas Ngadi ini bermanfaat bagi kita semua dan dapat atau mampu mengangkat derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Ngadi.

Gambar

Tabel 2.1. Jumlah Pendudukberdasarkan umur di Wilayah Kerja  Puskesmas Ngadi, Tahun 2016
Grafik 2.3. Grafik Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan di Wilayah  Kerja Puskesmas  Ngadi
Tabel 2.4. SDM di Puskesmas Ngadi, Tahun 2016
Tabel 2.6. Pencapaian PWS KIA ( Indikator Kesehatan Anak ) N o Indikator Sasaran Targetdalam1 tahun Pencapaian s/d Desember 2015 KesenjanganJumlahProsentase%% 1 KN Murni 522 97% 529 101,34 +4.34 2 KN Lengkap 522 95% 496 95,02 +0.02 3 Neo  Komplikasi  ditan
+5

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi berjudul Analisis Proses Penyusunan Plan Of Action (POA) pada Tingkat Puskesmas di Kabupaten Jember telah disahkan oleh Program Studi Kesehatan

kasus di daerah tersebut kemungkinan karena masih rendahnya pengetahuan dan perilaku masyarakat tentang filariasis sehingga berdampak pada penurunan cakupan minum obat

Penemuan pasien TB paru BTA positif /CDR Petugas koordinator TB merangkap jadi koordinator program lain Setiap petugas memegang maksimal 2 program agar target

Dengan latar belakang fakta yang ada dimasyarakat dimana kurangnya pengetahuan masyarakat akan kanker payudara akan pentingnya melakukan deteksi dini dengan

Menyadari pentingnya peran BUMDes untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat maka pengurus BUMDes dituntut untuk memiliki pengetahuan organisasi yang lebih baik dan motivasi tinggi

Penyebab rendahnya akseptor KB AKBK (Implant) diantaranya adalah karena kurangnya pengetahuan wanita Pasangan Usia Subur tentang Alat Kontrasepsi Bawah Kulit dan

Sosialisasi dan Pelatihan Pelaksanaan kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan metode sosialisasi mengenai manfaat dan pentingnya tanaman mangrove bagi masyarakat pesisir dan membuat

Salah satu faktor angka kematian ibu yang tinggi disebabkan kurangnya pengetahuan dan kesadaran ibu hamil dalam deteksi dini kehamilan risiko tinggi.19 Selama pandemi COVID-19 akses