• Tidak ada hasil yang ditemukan

INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU SEKOLAH DASAR BERBASIS TUGAS POKOK DAN FUNGSI PENCIPTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU SEKOLAH DASAR BERBASIS TUGAS POKOK DAN FUNGSI PENCIPTA"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

i

INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA

GURU SEKOLAH DASAR

BERBASIS TUGAS POKOK DAN FUNGSI

PENCIPTA

HESTI SADTYADI

▸ Baca selengkapnya: instrumen penilaian teman sejawat guru

(2)

ii

(3)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan karunia yang dilimpahkan-Nya, sehingga buku panduan penggunaan instrumen penilaian kinerja guru sekolah dasar berbasis tugas pokok dan fungsi, dapat diselesaikan dengan baik.

Instrumen yang penulis ciptakan memuat lima komponen yang merupakan tugas pokok dan fungsi guru dalam menjalankan tugasnya. Menjadi sangat tepat jika guru memperhatikan komponen tersebut dalam meningkatkan atau mempertahankan kinerjanya. Ke lima komponen tersebut, adalah : (a) tugas guru dalam mengajar, (b) tugas guru dalam mendidik, (c) tugas guru dalam melatih dan mengarahkan, (d) tugas guru dalam membimbing, serta (e) tugas guru dalam menilai dan mengevaluasi. Instrumen ini diharapkan dapat membantu dalam penilaian kinerja, sekaligus menjadi panduan dalam bekerja, serta menjadi sarana dalam berkomunikasi antar sejawat dan atasan sebagai upaya meningkatkan kinerja secara bersama-sama.

Secara khusus penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang memberikan dukungan sehingga penyusunan instrument dan penggunaan instrument melalui buku panduan ini dapat terselesaikan dengan baik. Penghargaan tak terhingga penulis sampaikan kepada anak dan istri yang selalu memberikan dorongan dan pengertiannya. Penulis menyadari bahwa buku ini masih banyak memiliki kekurangan. Segala bentuk gagasan, kritik dan saran sangat kami butuhkan dan harapkan, dan dapat dikirimkan ke email 15hestisadtyadi@gmail.com. Terimakasih.

Wonogiri, 24 Juni 2015

Hesti Sadtyadi

(4)

iv DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……….……. 1 B. Tujuan ...……….……….. 1

BAB II KINERJA GURU DENGAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI A. Kinerja Guru... 2

B. Tugas Pokok dan Fungsi Guru ... 2

BAB III KOMPONEN DAN INDIKATOR INSTRUMEN KINERJA GURU SERTA PELAKSANAAN PENILAIANNYA A. Indikator Kinerja Guru ... 4

B. Instrumen Kinerja Guru ... 4

C. Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru ... 5

BAB IV PROSEDUR PENGGUNAAN INSTRUMEN DAN PENILAIAN KINERJA A. Prosedur Penggunaan Instrumen... 5

B. Petunjuk Penggunaan Instrumen... 5

C. Penilaian Kinerja Guru ... 6

DAFTAR PUSTAKA ... 7

(5)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Instrumen kinerja ini disusun berdasarkan tugas pokok dan fungsi guru, meliputi tugas guru dalam mengajar, mendidik, melatih dan mengarahkan, membimbing serta menilai dan mengevaluasi. Hasil penilaian kinerja diharapkan dapat digunakan sebagai mediasi dalam berkomunikasi antara penilai dengan yang dinilai. Melalui proses mengkomunikasikan hasil penilaian tersebut, dapat memberikan informasi terkait dengan hal-hal yang seharusnya dilakukan dan dipertahankan sebagai kinerja.

Pengembangan instrumen kinerja guru dengan sumber utama teman sejawat, dan diri sendiri, menjadi sangat penting. Bentuk self assesment dapat dipergunakan sebagai media penilaian diri. Asesmen teman sejawat, akan menjadi pelengkap sebagai komponen kritik atas kinerja tersebut. Melalui pemahaman nilai pribadinya, dapat digunakan sebagai media berdiskusi dalam masalah pekerjaan, serta memperjelas kontek pekerjaan. Penilaian kinerja juga dapat memberikan kesempatan untuk mendiskusikan dan mendapatkan bimbingan dalam mencapai cita-cita yang diharapkan, maupun meningkatkan hubungan harmonis dalam pekerjaan. Penggunaan instrumen penilaian kinerja, dengan melibatkan langsung guru itu sendiri, dan teman sejawatnya akan lebih memperjelas tentang apa yang seharusnya guru lakukan, dan kekurangan yang dimiliki dalam pelaksanaan tugasnya.

Mempergunakan penilaian diri memiliki kecenderungan seseorang lebih memahami atas pekerjaanya. Melalui penilaian diri sendiri, guru akan dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, dan mampu melakukan perbaikan-perbaikan terhadap aspek-aspek yang dianggap kurang tepat. Komunikasi dengan atasan dapat ditingkatkan, serta memberikan dorongan untuk lebih berkembang. Penilaian oleh teman sejawat (peer assessment), juga memiliki keunggulan yakni lebih independen, selain bentuk penilaian ini cocok digunakan dalam struktur organisasi yang tidak hirarkis.

Pengembangan instrumen penilaian kinerja guru melalui penilaian diri sendiri, teman sejawat dan atasan, menjadi sangat dibutuhkan dalam rangka menghasilkan penilaian kinerja yang lebih komprehensif. Terlebih dengan mempergunakan tiap komponen yang merupakan tugas pokok dan fungsi guru sekolah dasar. Nilai penting dari pengembangan instrumen penilaian kinerja yang lebih komprehensif serta berdasarkan substansi pekerjaan guru, sangat berhubungan dengan keadaan dan kondisi yang diperlukan, seperti untuk perbaikan dalam mengajar maupun kebijakan atas pekerjaannya.

B. Tujuan

Penyusunan buku panduan ini dimaksudkan untuk mempermudah guru dalam mempergunakan instrumen kinerja ini.

(6)

2 BAB II

KINERJA GURU DENGAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

A. Kinerja Guru

Kinerja guru sekolah dasar adalah hasil pelaksanaan tugas guru dalam mendidik, mengajar, melatih dan mengarahkan, membimbing serta menilai dan mengevaluasi peserta didiknya. Dengan wujud berupa indikator kinerja yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi guru sekolah dasar. Hal ini bersesuaian pula dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang guru yang menyebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas guru dalam Pasal 52 ayat (1) mencakup kegiatan pokok dalam pembelajaran yaitu merencanakan, melaksanakan, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan tugas pokok. Dalam penjelasan Pasal 52 ayat (1) huruf (e), yang dimaksud dengan tugas tambahan, misalnya menjadi pembina pramuka, pembimbing kegiatan karya ilmiah remaja, dan guru piket. Menurut Permendiknas Nomor 35 Tahun 2012, tugas utama guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan dan melatih, serta menilai, dan mengevaluasi peserta didik.

B. Tugas Pokok dan Fungsi Guru Sekolah Dasar

Kinerja guru sekolah dasar dapat diukur dengan mempergunakan instrumen kinerja yang terkait dengan hasil pelaksanaan kerja guru, yaitu berdasarkan hasil pelaksanaan tugas pokok dan fungsi guru yang meliputi tugas dalam mendidik, mengajar, melatih dan mengarahkan, membimbing, serta menilai dan mengevaluasi, yang dibebankan kepadanya berdasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesanggupan serta waktu. Indikator kinerja guru sekolah dasar merupakan indikator hasil pelaksanaan tugas pokok dan fungsi guru. Tugas pokok dan fungsi guru, meliputi:

1. Tugas guru dalam mengajar

Mengajar merupakan rangkaian kegiatan penyampaian bahan pelajaran kepada siswa agar dapat menerima, menanggapi, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran dan merupakan sebuah cara serta proses hubungan timbal balik antara siswa dengan guru yang sama-sama aktif melakukan kegiatan. Mengajar berarti menjadi arsitek dari ruang kelas. Proses mengajar membutuhkan pemikiran, pengertian yang mendalam terhadap motivasi siswa, serta penilaian yang baik. Guru dalam memahami kompleksitas mengajar, harus memiliki pengetahuan tentang diri sendiri, siswa, maupun bahan ajarnya.

2. Tugas Guru dalam Mendidik

Mendidik berarti melakukan tindakan berdasarkan tujuan untuk mempengaruhi perkembangan peserta didik sebagai pribadi dalam kesatuan sistem sosial budaya, dimana dia hidup. Mendidik juga berarti mempersiapkan siswa

(7)

3

menjadi manusia yang berkepribadian, yang bertanggung jawab kepada diri sendiri maupun pembangunan negara dan bangsa.

3. Tugas Guru dalam Melatih dan Mengarahkan

Dalam rangka mempersiapkan siswa untuk memiliki bekal hidup di dalam masyarakat, guru mengemban tugas melatih dan mengarahkan siswa dengan ketrampilan dasar yang sesuai dengan tingkat perkembangannya, dengan penerapan teknologi dan ketrampilan. Guru sebagai pelatih siswa berarti membentuk kompetensi dasar siswa, juga ketrampilan, baik intelektual maupun motorik. 4. Tugas Guru dalam Membimbing

Guru sekolah dasar memiliki tugas melaksanakan bimbingan. Titik berat dan kepedulian bimbingan di sekolah dasar adalah pada masalah perkembangan siswa. Program bimbingan di sekolah dasar diarahkan pada pencapaian kecakapan siswa dalam melaksanakan seluruh tugas perkembangannya secara efektif. Bimbingan yang diberikan dalam kelas merupakan tanggung jawab pokok bagi guru sekolah dasar.

5. Tugas Guru dalam Menilai dan Mengevaluasi

Guru memiliki tugas melakukan penilaian dan evaluasi. Kualitas penilaian sangat menentukan kualitas evaluasi. Fungsi dari penilaian guru adalah untuk membantu belajar siswa, mengetahui kekuatan dan kelemahan siswa, menilai efektivitas pembelajaran, menilai dan meningkatkan efektivitas kurikulum, mendapatkan data untuk mengambil keputusan, melakukan komunikasi dengan melibatkan orang tua siswa, maupun meningkatkan motivasi dan hubungan kerja dari semua yang terlibat dalam penilaian.

(8)

4 BAB III

KOMPONEN DAN INDIKATOR INSTRUMEN KINERJA GURU SERTA PELAKSANAAN PENILAIANNYA

A. Komponen dan Indikator Instrumen Kinerja Guru

Berkenaan dengan instrumen kinerja guru, sebagai bentuk hasil pengembangan, dihasilkan komponen dan indikator kinerja guru, yang disusun dari hasil pelaksanaan tugas pokok dan fungsi guru sekoalah dasar. Komponen tersebut adalah tugas guru dalam mengajar, mendidik, melatih dan mengarahkan, membimbing serta menilai dan mengevaluasi.

Indikator tugas guru sekolah dasar dalam mengajar terdiri dari 1) membuat rencana program mengajar, 2) melaksanakan program mengajar, 3) melaksanakan tindak lanjut program mengajar.

Indikator tugas guru sekolah dasar dalam mendidik terdiri dari 1) mengembangkan potensi peserta didik, 2) mengembangkan kepribadian peserta didik, 3) melaksanakan penyesuaian penyelengaraan mendidik.

Indikator tugas guru sekolah dasar dalam melatih dan mengarahkan terdiri dari 1) memberikan motivasi belajar, 2) memberikan panduan dalam belajar, 3) membiasakan berperilaku positip.

Indikator tugas guru sekolah dasar dalam membimbing terdiri dari 1) membuat rencana program bimbingan, 2) melaksanakan program bimbingan, dan 3) melaksanakan tindak lanjut program bimbingan.

Indikator tugas guru sekolah dasar dalam menilai dan mengevaluasi terdiri dari 1) menyusun rencana evaluasi, serta 2) melaksanakan dan memanfaatakan hasil evaluasi.

B. Instrumen Kinerja Guru Sekolah Dasar

Instrumen penilaian kinerja guru sekolah dasar bertujuan untuk memperoleh data tentang pelaksanaan tugas pokok, fungsi dan tanggung jawab sebagai guru dalam melaksanakan tugas mendidik, mengajar, melatih dan mengarahkan, membimbing, serta menilai dan mengevaluasi di tempat tugasnya. Dalam menyusun instrumen kinerja guru sekolah dasar tersebut digunakan komponen tugas guru sebagai komponen penyusun kinerja guru sekolah dasar.

C. Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru

Pengembangan instrumen kinerja guru adalah dari instrumen yang dibentuk, dengan mengembangkan instrumen yang ada, sehingga menghasilkan instrumen yang dapat mendukung dan membantu instrumen sebelumnya, serta lebih mudah dalam penerapannya, selain lebih praktis. Rencana mekanisme penilaian kinerja juga lebih sederhana, yaitu dari guru itu sendiri, teman sejawat dan atasan langsung, yaitu kepala sekolah atau pengawas. Penilaian kinerja dapat dilakukan setiap tengah semester, sehingga penilaian kinerja tersebut dapat menjadi masukan dan perubahan positip pada guru tersebut, pada kinerja berikutnya.

(9)

5

Hasil penilaian berwujud penilaian kinerja guru dari penilaian diri, sejawat dan atasan. Hasil tersebut dapat digunakan sebagai sarana komunikasi dalam upaya perbaikan kinerja guru, dan memiliki kesamaan persepsi dalam hal tugas pokok dan fungsi guru. Dapat dipergunakan pula sebagai sarana komunikasi jika terdapat hal-hal yang dianggap memiliki perbedaan dalam cara pandang.

(10)

6 BAB IV

PROSEDUR PENGGUNAAN INSTRUMEN DAN PENILAIAN KINERJA

A. Prosedur Penggunaan Instrumen

Instrumen kinerja guru sekolah dasar terdiri dari tiga instrumen, yaitu instrumen kinerja untuk menilai diri sendiri, instrumen kinerja yang digunakan untuk teman sejawat dan instrument kinerja yang digunakan untuk atasan atau kepala sekolah. Instrumen terdiri dari dua susunan, yaitu I. Instrumen identitas, dan II instrumen penilaian kinerja yang dijabarkan dalam tugas pokok dan fungsi guru, yang terdiri dari komponen tugas guru dalam mengajar, mendidik, melatih dan mengarahkan, membimbing, serta menilai dan mengevaluasi.

1. Instrumen penilaian diri.

Instrumen penilaian diri dengan strukturnya meliputi: instrumen identitas, yang bersisi data identitas diri, beserta pengalaman kerja, serta data kelengkapan administrasi kerja guru. Terdiri dari 27 butir pertanyaan. Instrumen penilaian kinerja terdiri dari 50 butir pertanyaan penilaian kinerja.

2. Instrumen penilaian sejawat

Struktur instrumen penilaian sejawat terdiri dari instrumen identitas terdiri dari 17 pertanyaan, dan 50 butir penilaian kinerja penilaian kinerja.

3. Instrumen penilaian atasan.

Instrumen penilaian atasan terdiri dari instrumen identitas yang terdiri dari 17 butir pertanyaan, dan 50 butir penilaian kinerja penilaian kinerja .

Ketiga instrumen digunakan secara bersama-sama dalam penilaian kinerja. Hasil penilaian merupakan penilaian kinerja yang dapat memberikan informasi terkait kinerja guru tersebut, dan dapat digunakan sebagai sarana komunikasi dalam rangka perbaikan kinerja. Penekanan hasil penilaian kinerja adalah upaya mempertahankan dan memperbaiki kinerja guru tersebut.

B. Petunjuk Penggunaan Instrumen

Penggunaan instrumen dilakukan secara sederhana.

1. Cara pengerjaan instrumen identitas dilakukan melalui a. Pengisian titik-titik yang tersedia dengan jawaban yang sesuai. b. Memberikan tanda silang pada pilihan jawab yang tersedia untuk instrumen pilihan ganda.

2. Untuk instrumen kinerja guru dilakukan dengan cara memberil tanda silang pada pilihan jawab 1), 2), 3), 4) dan atau 5) sesuai dengan perintah.

Hasil dari jawaban responden dapat dikategorikan ke dalam susunan skala nilai. seperti :

1) Nilai 1, Jika responden memilih 1 jenis pernyataan. 2) Nilai 2, Jika responden memilih 2 jenis pernyataan. 3) Nilai 3, Jika responden memilih 3 jenis pernyataan. 4) Nilai 4, Jika responden memilih 4 jenis pernyataan. 5) Nilai 5, Jika responden memilih 5 jenis pernyataan.

Sebaliknya untuk pernyataan atau pertanyaan yang sifatnya negatif, maka skala penilaian yang digunakan adalah :

1) Nilai 1, jika responden memilih 5 jenis pernyataan negatip. 2) Nilai 2, jika responden memilih 4 jenis pernyataan negatip.

(11)

7

3) Nilai 3, jika responden memilih 3 jenis peryataan negatip. 4) Nilai 4, jika responden memilih 2 jenis pernyataan negatip.

5) Nilai 5, jika responden memilih 1 atau sama sekali tidak melakukan pernyataan negatif.

C. Penilaian Kinerja.

Sebagai upaya dalam memudahkan penilaian kinerja guru sekolah dasar oleh pengguna, maka digunakan skala 5, sesuai dengan instrumennya, dengan maksud, sekolah yang menerapkan instrumen penilaian kinerja tersebut cukup mudah memahami posisi penilaian kinerjanya. Kriteria penilaian ditentukan dengan cara menentukan skor maksimum,((SMk) = jumlah item x nilai maksimum), menentukan skor minimum, ((SMi) = jumlah item x nilai minimum), Menentukan rentang kelas (Rk=SMk-SMi), Menentukan panjang kelas (Pk) dari Rk dibagi jumlah kelasnya. Dilanjutkan menentukan kriterianya.

Tabel 1.

Norma Kategorisasi yang Digunakan Dalam Analisis Hasil Kinerja Guru Sekolah Dasar

SMi = Skor Minimum; Rk = Rentang kelas; Pk = Rk/Jumlah kelas Perhitungan skala sebagai berikut:

SMk= 50 x 5 = 250 SMi = 50 x 1 = 50 Rk = SMk-Smi = 200 Pk = Rk/5 = 40,

Kriteria yang dihasilkan untuk nilai kinerja berdasarkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi guru dalam mengajar, mendidik, melatih dan mengarahkan, membimbing serta menilai dan mengevaluasi:

1. X ≥ 210 = Sangat Baik 2. 170 < X ≤ 210 = Baik 3. 130 < X ≤ 170 = Cukup/ Sedang 4. 90 < X ≤ 130 = Kurang 5. X ≤ 90 = Sangat Kurang D. Penutup

Demikian buku panduan ini dibuat untuk dapat dipergunakan. Harapan penulis semoga bermanfaat dan bernilai guna.

No Rentang Skor Kriteria

1 X ≥ SMi + (4Pk) Sangat Baik

2 SMi + (3xPk)< X ≤ SMi + (4xPk) Baik 3 SMi + (2xPk)< X ≤ SMi + (3xPk) Cukup/Sedang 4 SMi + Pk < X ≤ SMi + (2xPk) Kurang

(12)

8

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, D & Brydges, B.B. (2011). Professional teaching dispositions for elementary versus middle/secondary: Testing the generalizability of finding from rubric assessment data to identify and improve performance of struggling and high risk teacher candidates. (versi electronik) International Journal of Arts & Sciences.4(11):253–268. Diambil tanggal 4 Januari 2012 dari http://www.nku.edu/~education/educatordispositions/symposium_2010 / Kentucky_Anderson_Brydges_PaperFinal2 .pdf

Amin, H. U.& Khan A. R. (2009). Acquiring Knowledge for Evaluation of Teachers’ Performance in Higher Education – using a Questionnaire. (IJCSIS) International Journal of Computer Science and Information Security, Vol. 2, No. 1.

Azwar, S., (2010). Penyusunan Skala Psikologi,Edisi 1, Yogyakarta, Pustaka Pelajar. ---,(2013). Penyusunan Skala Psikologi,Edisi 2, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.

Berk, R. A, & Hopkins, J. (2005). Survey of 12 Strategies to Measure Teaching Effectiveness, International Journal of Teaching and Learning in Higher Education,

http://www.isetl.org/ijtlhe/ 2005, Volume 17, Number 1, 48-62, ISSN 1812-9129.

Dharma,S., (2011), Manajemen Kinerja, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.

Nuland, S.V. (2009). Teachers codes; learning from experience. New York: International for Institute for educational planing.

Rivai, V., et al. (2008). Performance appraisal; system yang tepat untuk menilai kinerja karyawan dan meningkatkan daya saing perusahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Saud,U.S.,. (2010). Pengembangan Profesi Guru. Alfabeta, Bandung.

Sudarwan, D. (2002). Inovasi Pendidikan dalam upaya Peningkatan profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Suryadarma,D., Suryahadi, A., & Sumarto,S. (2005). Penentu kinerja murid sekolah dasar di Indonesia, Jakarta: Semeru, Yertas Verja.

(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)

Referensi

Dokumen terkait

Karena itu, perlu pengadaan pakan buatan yang memenuhi syarat kebutuhan nutrisi ikan bagi pembesaran ikan kerapu bebek sebagai alternatif.. pengganti pakan ikan

Hasil penilitian menunjukkan bahwa produksi karkas bandikut rata-rata 67.8 % dengan cara pengulitan, tetapi bila dilakukan dengan cara pembakaran bulu/rambut (cara yang

Berikut ini analisis penggunaan diksi bermakna konotatif pada karangan berita siswa kelas 8 SMPN 16 Surakarta. Kata barang gelap jelas merupakan sebuah kata konotatif,

abo ve, the translator added the word “rapuh”, as on the table 3.3 to make the sentences clearer about the resemblance, and the translator did not change the image to keep the

Rice in paddy fi elds is mostly grown using conventional farming systems with high inputs of agrochemicals (inorganic fertilizers and chemical pesticides).. Continuous application

Waktu toleransi nyeri adalah waktu yang diukur sejak tangan dicelupkan ke dalam baskom II sampai tangan dikeluarkan dari baskom II, dan selama mendengarkan musik relaksasi

Namun pada sisi lain fungsi komersial tersebut perlu diimbangi oleh fungsi area publik sehingga dapat menjadi satu hal yang saling tarik menarik, dimana fungsi komersial

Hal inilah yang menyebabkan baja karbon tinggi memiliki kekerasan yang tinggi setelah proses pengerasan kerena akan membentuk martensit yang memiliki kekerasan yang