• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Perspektif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Perspektif"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 4

KONSEP DESAIN

4.1 Landasan Teori

4.1.1 Teori Perspektif

Arsitek dalam kamus ilmiah berarti ahli bangunan atau ahli perancang bangunan. Arsitektur adalah pengetahuan seni merancang (mendesain) bangunan, sedangkan desain adalah sebuah proses berpikir atau berimajinasi sehingga dapat menimbulkan sebuah efek visualisasi berupa 2 ataupun 3 dimensi yang mempunyai nilai keindahan/estetika dari yang melihatnya. Jika digabungkan antara kata arsitektur dan desain, tentunya mempunyai keterkaitan yang kuat. Arsitektur merupakan bagian dari proses desain, begitu juga sebaliknya sehingga tidak dipungkiri bahwa setiap arsitektural akan dibutuhkan suatu desain basik yang kuat untuk mendukung sebuah proses arsitektural, dalam hal ini desain rancang bangun dari sudut perspektif.

Teknik Dasar Perspektif

Perspektif dalam hal ini adalah sudut pandang yang dapat menampilkan visualisasi dengan 3 sisi bidang. Dari sudut ini kita dapat melihat beberapa sisi bidang suatu objek dari beberapa tingkat pengamatan. Pada dasarnya sudut perspektif akan memberikan efek visualisasi yang lebih nyata. Perhatikan gambar di bawah, antara pengamatan sudut perspektif dan dari satu sisi.

(2)

Sudut pandang dari satu sisi

Perhatikan gambar di atas, walaupun objek tangga dibuat dengan ukuran yang presisi, namun jika dilihat dari sudut perspektif, maka bentuknya akan berubah sesuai dengan jarak ataupun sudut dari pengamat.

Element Penting dalam Perspektif

• Sudut pandang adalah dari posisi mana kita waktu melihat suatu benda atau pandangan di lingkungan sekitar. Sudut pandang tersebut dapat dibagi menjadi beberapa posisi, seperti:

1. Bird’s eye view: melihat dari posisi atas/agak atas.

2. Normal/Man’s eye view: melihat dari posisi normal mata manusia. 3. Worm’s eye view: melihat dari posisi bawah/agak bawah.

• Eye Level (EL) atau Level Mata adalah garis yang diambil dari sudut pengamat yang dapat menentukan posisi garis horizontal (Horizontal Line/HL) pada bidang gambar.

• Vanishing Point (VP) atau titik hilang adalah titik-titik yang berada di garis horizontal yang menjadi titik tumpuan untuk penarikan garis-garis dasar perspektif. VP terdiri atas beberapa teknik, yaitu:

1. Teknik 1 titik hilang, biasanya digunakan untuk melihat objek dari pandangan depan.

2. Teknik 2 titik hilang, biasa digunakan untuk melihat suatu sudut ruangan/suasana ataupun objek.

3. Teknik 3 titik hilang, digunakan untuk posisi objek yang mempunyai pandangan lebih tinggi secara ekstrim atau lebih rendah dari pandangan pengamat.

Perhatikan gambar ruangan berikut ini. Gambar tersebut menggunakan teknik titik hilang 1 yang mempunyai fokus pandangan dari depan. Teknik seperti ini sangat sering digunakan dalam panggambaran background interior.

(3)

Biasanya gambar dengan teknik ini akan selalu mempunyai bidang garis lurus yang horizontal.

Pandangan dengan teknik 1 titik hilang

Menggambar tangga dengan teknik 2 titik hilang

Yang dimaksud teknik menggambar dengan 2 titik hilang adalah menggunakan 2 titik garis pada Eye Level atau garis horizontal sebagai titik tumpuan penarikan garis perspektif. Perhatikan gambar tangga di atas. Biasanya teknik ini digunakan untuk mencari sudut yang terkesan dramatis.

(4)

Menggambar balok dengan teknik 3 titik hilang

Teknik menggambar dengan 3 titik hilang mempunyai kelebihan untuk menggambar objek yang mempunyai sudut pandang berada jauh/agak jauh di atas atau di bawah pengamat. Penggunaan tiga VP akan membuat suatu objek maupun suasana terlihat lebih dramatis. Teknik ini cocok sekali untuk menggambar bangunan yang menjulang tinggi.

Pada gambar ilustrasi, perspektif merupakan dasar dari menggambar bangunan yang akan memperlihatkan dimensinya. Pada buku ini, akan menggunakan teknik 1 dan 2 titik hilang.

4.1.2 Teori Desain Konvensional (Metodologi Desain) Draughtsmanship

Metode Desain dengan menggunakan gambar (Design by drawing)

Merupakan metode desain yang memanfaatkan gambar sebagai alat bantu di dalam proses desain. Objek yang akan diproduksi digambar lebih dahulu dengan menggunakan skala serta alternatif-alternatif yang lebih banyak /‘kaya’ agar lebih mudah dilakukan seleksi dan perubahan-perubahan bilamana perlu. Peran gambar antara lain untuk membantu penciptaan pola, maket, prototipe, mock-up (dummy) sebagai simulasi sebelum diproduksi.

Metode ini memungkinkan dilakukan pemisahan pekerjaan antara kegiatan menggambar dengan bagian lainnya termasuk bagian produksi (division of labour) sehingga masing-masing bagian dapat bekerja secara optimal.

Metode ini memungkinkan menjangkau produk yang lebih besar dengan tingkat kerumitan yang lebih tinggi karena beberapa komponen dapat dikerjakan secara terpisah dan dikerjakan oleh pihak lain. Masing-masing

(5)

bagian dapat bekerja secara simultan dalam waktu bersamaan sehingga waktunya lebih efisien.

4.1.3 Teori Gaya Visual (Art Deco)

Art Deco muncul dan berkembang di Perancis di antara dua perang dunia. Kehebatan mesin dan dunia transportasi seperti pesawat terbang dan kapal laut menjadi inspirasi dan pendukung berkembangnya gaya ini. Gaya ini dipengaruhi oleh aliran Kubisme dan Fauvisme serta gaya Mesir dan Indian. Art Deco sangat terkenal dengan mobil, kapal laut, dan pesawat terbang yang dianggap sebagai simbol modernitas.

Gaya Art Deco disebut juga gaya Moderne atau Modernistik yaitu perpaduan antara bentuk baru yang disederhanakan dengan kecenderungan dekoratif lama. Desain ini banyak menggunakan bahan-bahan mahal dan sedikit ornamen hias.

Perancis sebagai pusat Art deco telah memiliki sekolah seni dekoratif The Martine School sejak tahun 1911. Di Perancis, perkembangan Art Deco juga dipengaruhi oleh dunia mode. Desain Art Deco banyak menggunakan gradasi warna yang halus serta warna yang mengesankan efek kilauan. Namun tidak semua gaya Art Deco selalu berhubungan dengan kemewahan, gaya ini seringkali juga memanfaatkan bahan-bahan sederhana untuk menampilkan kesan mewah.

Bila modernisasi menggunakan pendekatan ”less is more” maka Art Deco mencoba tampil di tengah-tengah jaman modernisasi tapi dengan memanfaatkan ornamen hias. Sebaliknya bila ”form follows function”, maka Art Deco tampil dengan gaya hiasannya. Art Deco banyak digunakan untuk menampilkan kesan futuristik.

Referensi:

Adityawan, Arief, Tinjauan Desain, Jakarta, UPT Penerbitan Universitas Tarumanagara, 1999. hlm 67-72

4.1.4 Teori Layout

Layout adalah penyusunan dari elemen-elemen desain yang berhubungan kedalam sebuah bidang sehingga membentuk susunan artistik. Hal ini bisa juga disebut manajemen bentuk dan bidang. Tujuan utama layout adalah menampilkan elemen gambar dan teks agar menjadi komunikatif dalam sebuah cara yang dapat memudahkan pembaca menerima informasi yang disajikan.

Grid System

Sebuah grid diciptakan sebagai solusi terhadap permasalahan penataan elemen-elemen visual dalam sebuah ruang. Grid systems digunakan sebagai perangkat untuk mempermudah menciptakan sebuah komposisi visual. Melalui grid system seorang perancang grafis dapat membuat sebuah sistematika guna menjaga konsistensi dalam melakukan repetisi dari sebuah kompisisi yang sudah diciptakan. Tujuan utama dari penggunaan grid systems dalam desain grafis adalah untuk menciptakan suatu rancangan yang komunikatif dan memuaskan secara estetik.

(6)

The Golden Section

Sebelum kita bisa membuat grid, kita memerlukan sebuah halaman untuk meletakkannya. Di bidang seni grafis, proporsi agung menjadi dasar pembuatan ukuran kertas dan prinsip tersebut dapat digunakan untuk menyusun keseimbangan sebuah desain . Proporsi agung sudah ditemukan sejak jaman kuno untuk menghadirkan proporsi yang sangat sempurna dan indah.

Membagi sebuah garis dengan perbandingan mendekati rasio 8 : 13 berarti bahwa jika garis yang lebih panjang dibagi dengan garis yang lebih pendek hasilnya akan sama dengan pembagian panjang garis utuh sebelum dipotong dengan garis yang lebih panjang tadi.

Proporsi agung juga dikenal dalam istilah deret bilangan fibonacci yaitu deret bilangan yang setiap bilangannya adalah hasil jumlah dari dua bilangan sebelumnya dan di mulai dari nol. Deret bilangan ini memiliki rasio 8 : 13 yaitu rasio proporsi agung. Bilangan ini sering dipakai dalam pengukuran bangunan, arsitektur, karya seni, huruf hingga layout sebuah halaman karena proporsinya yang harmonis. 0 1 1 2 3 5 8 13 21 34 55 89 144 233 377...

Sebuah obyek yang mempunyai proporsi agung mampu sekaligus memuaskan mata dan tercermin pada benda-benda alam. Ujung daun pakis dan spiral dalam rumah keong adalah contoh yang paling populer.

The symetrical grid

Dalam grid simetris, halaman kanan akan berkebalikan persis seperti bayangan cermin dari halaman kiri. Ini memberikan dua margin yang sama baik margin luar maupun margin dalam. Untuk menjaga proporsi, margin luar memiliki bidang yang lebih lebar. Layout klasik yang dipelopori oleh Jan Tschichold (1902-1974) seorang typographer dari Jerman ini didasari ukuran halaman dengan proporsi 2 : 3.Sistem Layout digunakan hampir pada semua bidang yang berhubungan dengan desainvisual, anda mungkin pernah mendengar kata layout berita, layout rumah, layout web dll.

4.1.5 Teori Warna (Art Deco Style)

Jean-Théodore Dupas (Jean Dupas )

Gambar 4.1.5 Tamara de Lempicka – Self Portrait in the Green Bugatti – 1925

(7)

Jean Dupas lahir di Bordeaux pada tahun 1882. Ia belajar dengan Carolus-Duran dan Albert Besnard di l'École des Beaux-Arts de Bordeaux.

Dupas bekerja sebagai tukang keramik dengan René Buthaud di pabrik porselin Sèvres pada tahun 1920-an, meskipun kepentingan Dupas 'segera beralih ke bentuk-bentuk seni lainnya termasuk desain poster, lukisan di bawah kaca, permadani, mosaik dan lacquer.

Gaya Mannerisme Dupas dapat diklasifikasikan sebagai neo-klasik, khas seniman Bordeaux modern lainnya. Karya-karyanya membangkitkan seni dan Ingres Raphaël. Dengan perannya sebagai wanita canggih dan fantasi alegoris, karya Dupas 'menyampaikan optimisme, keanggunan, dan dekadensi dari gaya Art Deco. Seperti dalam lukisan Delorme dan Despujols, lukisan Dupas juga mengungkapkan cita-cita utopis dan asmara.

Pada lukisan-lukisannya, Jean Dupas selalu menampilkan kesan elegan, modern dan dramatis. Warna yang digunakan adalah warna-warna lembut klasik yang memiliki ciri khusus pada teknik pewarnaannya. Gradasi yang terlihat menimbulkan efek kilauan sehingga dari efek tersebut memberikan kesan tiga dimensi. Bentuk dari suatu objek ditegaskan dari teknik pewarnaan gradasi warna tua ke muda secara signifikan warna monokrom.

Pada teori warna dikenal istilah warna monokromatik, yaitu warna yang diperoleh dari hasil gradasi warna pilihan. Gradasinya mulai dari yang paling terang hingga yang paling pekat. Misalnya, warna hitam memiliki warna monokromatik dari hitam pekat, hitam pudar, abu-abu, hingga putih. Jika warna itu merah, warna monokromatiknya mulai dari merah paling pekat (marun), merah biasa, merah terang, merah muda, hingga putih kemerahan.Warna monokromatik disebut juga warna harmoni. Dalam memadukan warna, memilih warna harmoni merupakan cara yang paling “aman”. Ini karena sesuai namanya “harmoni“, pasti warna yang dipadukan selalu harmonis dan selaras.

4.2 Strategi Kreatif 4.2.1 Fakta Kunci

• Bandung merupakan tempat yang paling banyak terdapat peninggalan bangunan Belanda pada masa kolonial daripada kota lainnya di Indonesia

• Bandung memiliki banyak pendukung pelestarian bangunan bersejarahnya yang hingga sekarang.

• Pemerintah daerah kota Bandung menerbitkan Perda No. 19 tahun 2009 tentang pengelolaan Kawasan dan Bangunan Cagar Budaya di Kota Bandung.

• Banyak masyarakat Indonesia yang mencintai sejarahnya.

Tidak hanya gaya Art Deco saja yang mempengaruhi seni arsitektur bangunan peninggalan Belanda di Bandung.

(8)

Gambar 4.2.1 Diagram langgam arsitektur di Bandung 4.2.2 Masalah yang dikomunikasikan

Masyarakat Indonesia belum bisa menggolongkan jenis bangunan peninggalan Belanda seiring penjajahan yang lamanya adalah tiga setengah abad, mengakibatkan perubahan pengaruh langgam/gaya dari bangunan arsitekturnya.

4.2.3 Tujuan Komunikasi

Memudahkan masyarakat Indonesia dalam memahami jenis bangunan peninggalan Belanda seiring penjajahan yang lamanya adalah tiga setengah abad mempengaruhi perubahan langgam dari bangunan arsitekturnya yang masih terjaga kelestariannya hingga saat ini.

4.2.4 Profil Khayalak Sasaran Demografi

- Pria dan wanita - 19-25thn - SES B,B+,A • Geografi

Tinggal di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya

Psikografi Personality:

- Memiliki jiwa seni - Cinta tanah air

- Rasa ingin tahu yang tinggi Lifestyle:

- Travelling

(9)

- Urban style 4.2.5 Positioning

Bangunan arsitektur peninggalan Belanda di Bandung memiliki makna autentik, historical, art deco yang menjadi cermin sejarah dalam masa kini.

4.2.6 Unique Selling Proposition

Hal yang membuat Bandung istimewa adalah hasil pelestarian budayanya yang masih terasa hingga sekarang, terlihat dari bangunan peninggalan Belanda di Bandung masih memiliki nilai sejarah yang autentik.

4.2.7 Big Idea

Reflection of History / Cermin dari sejarah

Reflection of History / cermin dari sejarah dalam arti spesifiknya, Bandung merefleksikan masa lalunya melalui bangunan arsitektur yang autentik hingga sekarang ini. Sehingga suasana Bandung masih memperlihatkan suasana sejarahnya. Oleh sebab itu penting bagi generasi penerus bangsa ini untuk tetap menjaga nilai asli dari budaya yang sudah berusia puluhan bahkan ratusan tahun supaya kelak bangsa ini menjadi bangsa yang besar dan menjadi suatu kebanggaan bagi Indonesia.

4.2.8 Pendekatan Kreatif

Pendekatan kreatif yang akan digunakan dalam perancangan buku peninggalan bangunan Belanda di Bandung adalah dengan menggunakan ilustrasi gambar manual yang menggambarkan bentuk-bentuk perspektif bangunan yang memiliki pengaruh dari Belanda. Warna yang digunakan merupakan golongan warna campuran kecoklatan yang menggambarkan situasi sejarah.

4.2.9 Keywords / Kata Kunci Authentic

Perspective Elegant Historical

(10)

4.3 Strategi Design

4.3.1 Strategi Visual

4.3.1.1 Tone and Manner • elegan • historical art deco • autentik • dramatis 4.3.1.2 Elemen Visual Ilustrasi

Ilustrasi menerangkan visual gambar utama yang diperkenalkan pada buku “Bandung Reflection of History”. Gambar bangunan tersebut dibagi menjadi lima gaya pengaruh Eropa yang dirancang oleh arsitek Belanda dibuat secara manual. Media yang digunakan untuk menggambar meliputi pensil warna, dan soft pastel untuk menekan gaya pewarnaan art deco.

Tipografi

Tipografi dipilih sesuai dengan konsep bangunan peninggalan Belanda yang paling menonjol yaitu art deco. Font yang digunakan antara lain Parisian untuk pendukung judul buku seperti subtitle, Andes untuk bagian judul, dan ela sans pada bagian body text.

Warna

Warna yang dipakai adalah warna-warna klasik kecoklatan dengan gradasi yang halus memperlihatkan efek kilauan dari sisi yang terang dan bayangan yang kontras menggambarkan kondisi yang masih merasakan tekstur jaman dahulu.

Pada gambar bangunan menggunakan warna monokromatik yaitu warna yang diperoleh dari hasil gradasi warna pilihan. Gradasinya mulai dari yang paling terang hingga yang paling pekat. Misalnya, warna hitam memiliki warna monokromatik dari hitam pekat, hitam pudar, abu-abu, hingga putih. Jika warna itu merah, warna monokromatiknya mulai dari merah paling pekat (marun), merah biasa, merah terang, merah muda, hingga putih kemerahan.

(11)

4.3.2 Pemilihan Media 4.3.2.1 Media Utama

• Buku (140 halaman) 4.3.2.2 Media Pendukung

• Poster (untuk mempromosikan buku) • X-Banner (sebagai media promosi)

Website (untuk memperkenalkan buku secara online)

Postcard (sebagai media kenangan dari masa lalu yang masih melakukan komunikasi melalui kartu pos)

• Kalender (sebagai media komunikasi yang memiliki pengertian bahwa masa lalu merupakan cerminan meskipun waktu sudah menunjukan realita hari ini)

Gambar

Gambar 4.1.5 Tamara de Lempicka –  Self Portrait in the Green Bugatti – 1925
Gambar 4.2.1 Diagram langgam arsitektur di Bandung  4.2.2 Masalah yang dikomunikasikan

Referensi

Dokumen terkait

Bentuklah “kelompok ahli” sementara dengan meminta satu siswa dari tiap kelompok siswa bergabung dengan siswa lain yang ditugasi bagian yang sama. Beri siswa dalam kelompok ahli

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran CRH telah mencapai KKM,

Penelitian dilakukan dalam dua fase, terdiri dari penyesuaian simpangan struktur model dengan simpangan terukur pada kondisi sesungguhnya untuk mendapatkan konstanta kekakuan

Berdasarkan hasil kuesioner, indikator efisiensi dinilai baik dengan skor 77.04% yang menunjukkan bahwa responden menilai audit operasional yang dilakukan terhadap

Hasil penelitian menunjukkan bahwa buah tomat galur B52 berwarna merah jingga, berbentuk seperti apel, jumlah rongga sedikit, daging buah tebal melebihi ‘GM3’, ‘Kaliurang 206’

Berdasarkan hasil estimasi OLS diperoleh hasil bahwa variabel bibit, pupuk alami, pupuk kimia, insektisida, fungisida dan tenaga kerja secara bersama-sama (keseluruhan)

Hasil yang dikeluarkan berupa pendukung keputusan dalam menentukan lokasi gudang baru milik Roti Kuro Subang berdasarkan hasil dari analisis yang telah dilakukan menggunakan

Dua dari lima genotip tersebut, BTM 2064 dan BTM 867, memiliki karakter jumlah cabang produktif, jumlah bunga per tanaman, jumlah tandan bunga per tanaman,