• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Numerik Karakteristik Aliran dan Perpindahan Panas untuk Kombinasi Forced dan Natural Konveksi pada Single Silinder

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Studi Numerik Karakteristik Aliran dan Perpindahan Panas untuk Kombinasi Forced dan Natural Konveksi pada Single Silinder"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

63

pada Single Silinder

Prabowo

Jurusan Teknik Mesin

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Abstrak

Karakteristik aliran dan perpindahan panas untuk kombinasi aliran forced and natural konveksi pada single silinder diteliti dengan cara studi numeric. Fluida kerjanya adalah air. Bilangan Reynolds, Re, berkisar diantara 70 dan 150. Modifikasi bilangan Rayleigh, Ra*, berubah antara 0 sampai 1x107. Pada Re yang rendah (Re<90), aliran adalah steady pada setiap Ra*. Pada Re yang tinggi (Re≥90), aliran menjadi unsteady pada Ra* yang rendah dan Karman vortex menyelimuti belakang silinder secara periodic. Aliran unsteady akan melemah dengan kenaikan Ra*. Karman vortex akan menghilang pada Ra* yang cukup tinggi dan aliran menjadi steady. Pada daerah transisi dari aliran unsteady ke steady terjadi penurunan bilangan Nusselt, Num, yang drastic.

Kata Kunci: Kombinasi konveksi, Perpindahan panas secara konveksi, Single sillinder

Perpindahan panas untuk aliran kombinasi forced dan natural konveksi banyak aplikasinya dalam bidang keteknikan dalam hal pengaruh buoyancy perlu diperhitungkan. Banyak penelitian baik experimental maupun numeric telah dilakukan tetapi perpindahan panas kombinasi konveksi dikorelasikan sebagai penjumlahan secara vector dari efek forced dan natural.

Hatton et al [1] memberikan persamaan Num sebagai vector penjumlahan forced dan natural konveksi sebagai berikut:

439 0 154 0 0

0

384

0

581

. eff . f m

(

T

/

T

)

.

.

Re

Nu

=

+

(1) dimana

)

Re

/

Ra

.

Re

/

Ra

.

Re(

Re

. . eff 2 418 0 418 0

06

2

06

2

1

+

+

=

Beberapa peneliti [2-4] mempelajari efek property dari fluida dan arah aliran dalam kombinasi konveksi. Peneliti [5-7] mengklasifikasikan aliran menjadi natural, kombinasi dan forced konveksi dengan parameter Gr/Ren, dimana n diantara 2 dan 3. Jackson dan Yen [8] mempromosikan persamaan: 25 0 2

1

. mF m

/

Nu

(

Gr

/

Re

)

Nu

=

+

(2)

Eli Ruckenstein [9] serta Churchill [10] juga memberikan korelasi persamaan

kombinasi forced dan natural konveksi sebagai 3 3 3 mN mF m

Nu

Nu

Nu

=

+

(3)

Kikuchi et al [11] melakukan eksperimen kombinasi konveksi pada single silinder yang dipanasi dan menemukan penyebaran data Num pada daerah transisi dari forced ke natural konveksi. Hal ini mendorong penulis untuk melakukan penelitian kombinasi konveksi forced dan natural secara numeric untuk mengetahui lebih mendalam phenomena yang terjadi khususnya pada daerah transisi.

Skema numerik dan prosedure

Gambar 1 menunjukkan computational domain dan koordinat system 2 dimensi pada aliran di sekitar single silinder model. Multi-grid sistem pada koordinat Cartesian dan Silindris ditunjukkan pada Gambar 2 dengan pembesaran disekitar silinder. Kecepatan fluida dan distribusi temperatur pada sisi inlet diasumsikan uniform. Berdasarkan corespondensi pada setiap koordinat sistem maka ada 2 set persamaan-persaman kontinuitas, momentum dan energi yaitu:

(2)

Sistim koordinat kartesian

0

=

+

y

v

x

u

(4)

(

T Tin

)

g y u x u x p y u v x u u t u − +         ∂ ∂ + ∂ ∂ + − = + + ν β ∂ ∂ ρ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ 2 2 2 2 1 (5)         ∂ ∂ + ∂ ∂ + − = + + 2 2 2 2 1 y v x v y p y v v x v u t v

ν

ρ

(6)

+

=

+

+

2 2 2 2

y

T

x

T

c

y

T

v

x

T

u

t

T

ρ

λ

(7)

Sistem koordinat silinder

(

)

0

1

1

=

+

∂φ

v

φ

r

r

ru

r

r (8)       ∂ ∂ +       ∂ ∂ ∂ ∂ + ∂ ∂ − = ∂ + + 2 2 2 1 1 1 φ ν ρ φ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂ r φ r r r r r u r r u r r r r p u r v r u u t u

(

)

φ β φ ν φ φ g T T cos r v r u v r in r +         + ∂ ∂ − 2 2 2 2 (9)                 ∂ ∂ + ∂ ∂ ∂ ∂ + ∂ ∂ − = + + 2 2 2 1 1 1 1 φ ν φ ρ ∂φ ∂ ∂ ∂ ∂ ∂φ φ φ φ φ vφ r r v r r r p r v r v r v u t v r (10)               + = + + 2 2 2 1 1

∂φ

ρ

λ

∂φ

φ T r r T r r r c T r v r T u t T r

(

)

φ β φ ν φ φ sin T T g r v u r v u r in r r +       − ∂ ∂ + 22 2 (11)

Gambar 1. Computational domain

Gambar 2. Multi-grid system

Finite different untuk konveksi term digunakan third-order upwind scheme (QUICK) [12] sementara diffusion term menggunakan central finite different. Tekanan dihitung dengan metode pressure correction (SIMPLE)[13].

Hasil dan Diskusi

Bentuk Aliran

Gambar 3 menunjukkan pengaruh Ra* pada aliran pada Re=70. Bentuk aliran yang steady dapat diamati pada daerah downstream silinder untuk range Ra* penelitian. Pada daerah forced konveksi yang dominan ( Ra*<5.0x105 ), sebuah vortex kembar timbul dibelakang sinlinder.

(3)

Gambar 3. Streamline aliran pada Re =70 Pengaruh dari Ra*

Gambar 4. Streamline Aliran pada Re =150 Pengaruh dari Ra*

Daerah Separasi Aliran menjadi kecil dengan kenaikan harga Ra* karena aliran dibelakang silinder akan dipercepat oleh efek buoyancy. Pada daerah natural konveksi yang dominan (Ra*≥5.0x105 ), kecepatan disekeliling dinding silinder menjadi lebih tinggi dengan kenaikan Ra*, menyebabkan hilangnya vortex kembar dibelakang silinder

Gambar 4 menunjukkan pengaruh Ra* pada aliran pada Re=150. Bentuk aliran pada daerah downstream silinder menjadi unsteady dan Karman vortex terbentuk secara periodic dibelakang silinder untuk range Ra*<3.0x106 dimana forced konveksi masih dominan. Pada daerah natural konveksi yang dominan (Ra*≥3.0x106), bagaimanapun juga steady flow akan timbul.

Dimulai dengan hilangnya Karman vortex didaerah downstream kemudian timbul vortex kembar dan akhirnya vortex kembar ini akan hilang dengan naiknya harga Ra*. Hal ini disebabkan silinder sudah cukup pemanasannya dan aliran akan dipercepat oleh buoyancy bergerak ke garis pusat dibelakang silinder.

Rerata Bilangan Nusselt

Gambar 5 menunjukkan pengaruh Re dan Ra* pada Rerata Bilangan Nusselt (Num). Dalam gambar ini harga prediksi dari

persamaan Churchill [10] untuk kombinasi Forced dan Natural Convection juga ditampilkan. Pada persamaan ini, suatu persamaan analitis dari Churchill dan Chu [14] digunakan sebagai bentuk pure natural convection adalah sebagai berikut :

{

}

2 6 1 9 16 16 9 559 0 1 387 0 6 0                 + + = / / / mN Pr) / . ( Ra . . Nu (12)

Untuk bentuk pure forced convection, Zukaukas [15] memberikan persamaan empiris dengan pengaruh blockage ratio (d/W ), dimana persamaannya adalah : 37 0 5 0

1

684

0

. . mF

Pr

)

W

/

d

(

Re

.

Nu

=

(13)

Pada Re = 70, Num mula-mula konstan dengan naiknya Ra* sampai Ra* = 5.0x105, setelah itu naik mengikuti harga dari persamaan (12) untuk perpindahan panas pure natural convection. Num pada Re=100 dan 150, mempunyai tendensi yang “berbeda” bila dibandingkan pada Re=70. Pada Ra* yang rendah dimana forced convection masih dominan, Num konstan dengan naiknya Ra* kemudian “mendadak turun” pada Ra*=

(4)

1.0x106 untuk Re=100 dan Ra*= 3.0x106 untuk Re=150, setelah itu naik mendekati harga persamaan (12) pada Ra* yang tinggi. Hal ini tentunya berhubungan erat dengan bentuk aliran yang telah dibahas sebelumnya, dimana pada saat aliran berubah dari unsteady menjadi steady Num turun mendadak. Ini dapat disimpulkan bahwa karakteristik perpindahan panas secara kombinasi forced dan natural convection “tidak dapat” dijelaskan dengan penjumlahan vektorial dari pure forced dan pure natural khususnya didaerah transisi dari aliran unsteady ke steady.

Gambar 5. Rerata Bilangan Nusselt

Bilangan Nusselt Lokal

Gambar 6 menunjukkan efek Ra* pada distribusi Bilangan Nusselt Lokal, Nuφ, sekeliling silinder untuk 2 harga Bilangan Reynolds: (a) Re=70 dan (b) Re=150. Sumbu Absis koordinat adalah posisi sekeliling silinder, φ, yang diukur dari titik stagnasi.

Pada daerah yang didominasi oleh aliran forced convection dimana Ra* yang rendah, Nuφ, pertama cenderung menurun dengan naiknya φ, daerh sisi depan silinder (φ<3π/4), setelah mencapai titik minimum yang menunjukkan titik separasi kemudian naik sesaat dengan naiknya φ. Titik minimum ini akan bergerak ke bagian belakang silinder dengan naiknya Ra* kemudian akan menghilang pada daerah natural convection yang dominan pada Ra* yang tinggi. Nuφ turun secara monoton pada Ra* (Ra*=1.0x107) yang paling tinggi.

Pada Re=150, titik minimum akan bergerak ke bagian belakang silinder dengan kenaikan Ra* sehingga menyebabkan Nuφ juga

turun. Untuk Ra*=1.0x106 dan 3.0x106 menunjukkan distribusi yang sama sampai φ<3π/4, setelah itu Nuφ pada 3.0x106 terjadi penurunan yang mendadak hal ini berhubungan dengan aliran dibelakang silinder yang telah dijelaskan sebelumnya. Dari aliran unsteady flow dimana Karman Vortex masih timbul menjadi steady flow (Karman Vortex menghilang).

Kesimpulan

Pada daerah Re yang rendah, Re>90, aliran selalu steady dibelakang silinder pada semua harga Ra* dan tidak ditemukan penurunan Num yang mendadak. Pada Re yang tinggi, Re>90, didapatkan aliran unsteady pada Ra* yang rendah dan Karman vortex menyelimuti belakang silinder. Pada daerah transisi terjadi penurunan Num yang drastis demikian halnya dengan distribusi Nuφ.

(a) Re = 70

(b) Re = 150

(5)

Referensi

[1] Hatton, A.P., 1970, “Combined Forced and Natural Convection with Low-Speed Air Flow Over Horizontal Silinders”, J. Fluid

Mech., Vol. 42-1, pp. 17-31.

[2] Gebhart, B., and Pera, L., 1971, “Mixed Convection from Long Horizontal Cylinders”, J. Fluid Mech., Vol. 45, pp. 49-64.

[3] Ousthuizen, P.H., and Madan S., 1971, “Combined Convective Heat Transfer from Horizontal Cylinders in Air”, ASME

J. Heat Transfer, Vol. 92, pp. 194-196. [4] Ousthuizen, P.H., and Madan S., 1971,

“The Effect of Flow Direction on Combined Convective Heat Transfer from Cylinders to Air”, ASME J. Heat Transfer, Vol. 93, pp. 240-242.

[5] Sharma G.K., and Sukhatme S.P., 1970, “Combined Free and Forced Convection Heat Transfer from a Heated Tube to a Transverse Air”, ASME J. Heat Transfer, Vol. 91, pp. 457-459.

[6] Fand, R.M., and Keswani, K.K., 1973, “Combined Free and Forced Convection Heat Transfer from Horizontal Cylinders to Water”, Int. J. Heat Mass Tranfer, Vol. 16, pp. 1175-1190.

[7] Bennon, W.D., and Incopera, F.P., 1981, “Mixed Convection Heat Transfer from Horizontal Cylinders in the Crossflow of a Finite Water Layer”, J. Heat Transfer, Vol. 103, p. 540-545.

[8] Jackson, T.W., and Yen, H.H., 1971, “Combining Free and Forced Convective Equations to Represent Combined Heat Transfer”, ASME J. Heat Transfer, Vol. 93, p. 247-249.

[9] Ruckenstein, Eli, 1978, “Interpolating Equations between Two Limiting Cases for the Heat Transfer Coefficient”, AIChEJ, Vol. 24, p. 940-941. Vol. 103, p. 540-545. [10] Churchill, S. W., 1982, “Single Phase

Fluid Flow/Immersed Bodies”, Handbook of Heat Transfer.

[11] Kikuchi, Y., and Morikawa, Y., 1992, “Effect of Channel Width on Combined Forced and Free Convection Heat Tranfer from a Cylinder”, Proc. of the 2nd

JSME-KSME Conf., pp. 89-92.

[12] Leonard, B.P., 1979, “A Stable and Accurate Convective Modeling Procedure Based on Quadratic Upstream Interpolation”, Comp. Method App. Mech.

Eng., Vol. 19, p. 59-98.

[13] Patankar, S.V., 1980, “Numerical Heat Transfer and Fluid Flow”, Hemisphere. [14] Churchill, S. W., and Chu, H. H. S., 1972,

“Correlating Equations for Laminar and Turbulent Free Convection from a Horizontal Cylinder”, Int. J. Heat Mass

Transfer, Vol. 18, p. 1049-1053.

[15] Zukaukas, A., 1987, “Heat Transfer from Tubes in Crossflow”, Adv. in Heat

Transfer, Vol. 18, pp. 87-157.

Gambar

Gambar 1.  Computational domain
Gambar 3. Streamline aliran pada Re =70 Pengaruh dari Ra*
Gambar  6  menunjukkan  efek  Ra*  pada  distribusi  Bilangan  Nusselt  Lokal,  Nu φ ,  sekeliling  silinder  untuk  2  harga  Bilangan  Reynolds:  (a)  Re=70  dan  (b)  Re=150

Referensi

Dokumen terkait

Daerah pengamatan dalam penulisan ini adalah propinsi Sumatera Selatan yang berpenduduk sebesar 6.864.716 jiwa pada tahun 2004, dengan jumlah angkatan kerja sebesar 2.924.274

Hasil penelitian menunjukan tidak terdapat interaksi antara media tanam organik dengan nutrisi AB Mix, media tanam organik sekam padi, batang pakis dan arang

Letak jaringan Endometriosis Dari gambar 4.11 diketahui bahwa dari 30 orang wanita endometriosis yang diteliti, 16 (53,3%) memiliki letak jaringan endometriosis di

(c) Upon and subject to the payment in full of the Balance Purchase Price in accordance with Clause 8 above and all other moneys (if any) payable by the

Dalam penelitian ini peneliti menemukan adanya refrence group yang di sampaikan pada ketiga informan penelitian, walaupun tidak secara spesifik para informan mengatakanya namun

Dari pemaparan kriteria penentuan lokasi halte di atas dapat disimpulkan kriteria yang tepat untuk menentukan lokasi halte pada jalur kanal jongaya dan panampu

Hasil analisis hirarki potensi sosial ekonomi juga menunjukkan bahwa ketersediaan sarana dan prasarana di Kabupaten Cianjur maupun di Wilayah Pembangunan Cianjur

Menurut Daryanto dan Mulyono Rahardjo (2012: 240) dalam membelajarkan matematika pada siswa, apabila guru masih menggunakan paradigma pembelajaran lama dalam arti