• Tidak ada hasil yang ditemukan

IX. KETERKAITAN ANTARA ALTERNATIF STRATEGI PEMBANGUNAN EKONOMI DAN IDENTIFIKASI WILAYAH CIANJUR SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IX. KETERKAITAN ANTARA ALTERNATIF STRATEGI PEMBANGUNAN EKONOMI DAN IDENTIFIKASI WILAYAH CIANJUR SELATAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

IX. KETERKAITAN ANTARA ALTERNATIF STRATEGI

PEMBANGUNAN EKONOMI DAN IDENTIFIKASI WILAYAH

CIANJUR SELATAN

Beberapa permasalahan yang terjadai dalam proses pembangunan wilayah di Kabupaten Cianjur diantaranya masih terdapatnya kesenjangan pertumbuhan antara wilayah Selatan Kabupaten Cianjur dengan wilayah tengah dan utara. Kesenjangan wilayah tersebut disebabkan oleh terkonsentrasinya kegiatan ekonomi serta jaringan sarana dan prasarana wilayah di bagian tengah dan utara Kabupaten Cianjur. Selain itu, potensi sumberdaya di wilayah Selatan Kabupaten Cianjur terutama untuk sektor pertanian sebagai basis ekonomi lokal belum dimanfaatkan dan dikelola secara optimal. Begitu juga dengan belum berfungsi secara optimal kecamatan-kecamatan di Cianjur Selatan yang berperan sebagai pusat pertumbuhan dan pelayanan. Sehingga pusat-pusat pertumbuhan dan pelayanan di Cianjur Selatan belum secara optimal membangun kegiatan ekonomi lokal yang mampu memberikan nilai tambah khususnya bagi masyarakat miskin.

Visi Kabupaten Cianjur tahun 2011 – 2016 adalah “Cianjur Lebih Sejahtera dan Berakhlakul Karimah”. Sesuai dengan visi Kabupaten Cianjur, kata kunci pertama yang termuat dalam visi adalah sejahtera. Kalimat sejahtera merefleksikan meningkatnya kehidupan masyarakat Cianjur yang didalamnya meliputi peningkatan pendidikan, kesehatan, pendapatan, pangan, dan konsumsi. Memperluas pilihan-pilihan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan nyata mereka, serta meningkatkan kemapanan perekonomian daerah.

Dalam upaya mencapai hasil pembangunan yang optimal maka implementasi pembangunan di wilayah selatan Kabupaten Cianjur harus disesuaikan dengan spesifikasi dan karakteristik lokal, permasalahan yang dihadapi, serta potensi dan produk daerah yang tersedia di wilayah tersebut. Hal ini dikarenakan aspek pembangunan wilayah meliputi dua aspek penting yaitu spesifikasi lokal dan interaksi spasial. Spesifikasi lokal merujuk kepada pengertian bahwa suatu daerah pasti mempunyai suatu kekhasan, baik kekhasan alamiah seperti kandungan sumberdaya maupun kekhasan buatan seperti wilayah sentra produksi kerajinan, wilayah sentra komoditas, wilayah sentra bisnis, dan

(2)

sebagainya. Selanjutnya interaksi spasial merujuk pada pengertian bahwa antarwilayah yang mempunyai spesifikasi lokal tersebut harus terjadi interaksi agar bisa meningkatkan efisiensi dan pembangunan keberlanjutan baik antaraktivitas dan antarwilayah.

Terkaitan dengan perumusan alternatif strategi pembangunan ekonomi di Wilayah Cianjur Selatan, perlu untuk dilakukan suatu kajian perencanaaan pembangunan wilayah dengan lingkup kegiatan identifikasi wilayah. Perumusan strategi pembangunan ekonomi suatu wilayah harus mempertimbangkan faktor persebaran, lokasi potensi sumberdaya alam, intensitas kegiatan perekonomian yang ada, ketersediaan sarana dan prasarana wilayah, serta prioritas pengembangan. Oleh karena itu, sebelum melakukan analisis perumusan strategi pembangunan ekonomi terlebih dahulu dilakukan analisis hirarki potensi sumberdaya wilayah, analisis hirarki fasilitas pelayanan dan analisis sektor unggulan perekonomian wilayah sehingga pemanfaatan sumberdaya lokal lebih optimal.

(3)

9.1. Kebijakan Pembangunan Sektoral

Pembangunan sektoral melalui pengembangan sektor basis atau sektor unggulan dalam pembangunan daerah merupakan kebijakan yang tepat dan strategis. Hal ini dikarenakan pembangunan suatu wilayah berdasarkan dari potensi sumberdaya unggulan yang dimilikinya akan lebih efektif. Berdasarkan hasil analisis sektor unggulan yang dimiliki Cianjur Selatan, terdapat empat sektor unggulan perekonomian wilayah. Sektor-sektor tersebut adalah sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan; pertambangan dan penggalian; industri pengolahan; dan perdagangan, hotel, dan restoran. Keempat sektor tersebut sangat potensial untuk dikembangkan pada perekonomian Wilayah Pembangunan Cianjur Selatan karena sangat berperan dalam menghasilkan pendapatan daerah. Dengan demikian, pengembangan kebijakan Wilayah Pembangunan Cianjur Selatan sebaiknya diprioritaskan pada keempat sektor tersebut.

Pembangunan ekonomi suatu wilayah juga terkait dengan potensi sumberdaya yang dimiliki masing-masing kecamatan. Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan pelaksanaan pembangunan dilakukan analisis potensi yang terdapat pada masing-masing kecamatan. Hal tersebut ditujukan untuk mengetahui sektor yang perlu mendapat prioritas pengembangan di kecamatan yang bersangkutan. Berdasarkan hasil analisis potensi sumberdaya wilayah Cianjur Selatan ternyata sejalan dengan kebijakan yang direncanakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur. Kabupaten Cianjur menetapkan kawasan prioritas dengan mengembangkan Sindangbarang sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dengan fungsi utama sebagai pusat pengolahan hasil pertanian, pusat perikanan, pusat jasa pariwisata, dan pertambangan. Cidaun dijadikan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) dengan fungsi sebagai pusat produksi dan industri perkebunan dan pertanian dengan skala pelayanan beberapa kecamatan. Cibinong, Naringgul, dan Agrabinta dijadikan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) dengan fungsi sebagai pusat produksi pertanian dengan skala antar desa.

Pembangunan ekonomi suatu wilayah juga terkait dengan pengembangan pusat pertumbuhan dan pelayanan. Untuk Wilayah Pembangunan Cianjur Selatan, secara umum sarana dan prasarana byang tersedia di kecamatan-kecamatan memiliki ketersediaan yang kurang lengkap terutama untuk sarana kesehatan,

(4)

ekonomi, transportasi dan sumber daya manusia. Keadaan tersebut tidak jauh berbeda untuk Wilayah Usulan Cianjur Selatan.

Berdasarkan hasil analisis hirarki potensi sosial ekonomi wilayah menunjukkan bahwa pusat pengembangan yang mempunyai fasilitas paling lengkap dibandingkan dengan kecamatan lain adalah Kecamatan Cidaun dengan 23 jenis (71,875 persen) sarana dan prasarana sedangkan kecamatan yang paling rendah jenis fasilitasnya adalah Kecamatan Leles dengan jumlah jenis fasilitas hanya sebesar 16 jenis (50 persen) sarana dan prasarana. Sedangkan berdasarkan jumlah unit sarana dan prasarana pembangunan, Kecamatan Cibinong menempati urutan pertama berjumlah 346 unit dengan 20 jenis fasilitas. Urutan berikutnya adalah Kecamatan Cidaun dan Sindangbarang dengan jumlah unit masing-masing 335 dan 325 unit. Kecamatan dengan hirarki pusat pelayanan yang paling rendah adalah Kecamatan Cikadu dengan 202 unit sarana prasarana dengan 17 jenis fasilitas.

Hasil analisis hirarki potensi sosial ekonomi juga menunjukkan bahwa ketersediaan sarana dan prasarana di Kabupaten Cianjur maupun di Wilayah Pembangunan Cianjur Selatan masih terakumulasi di daerah perkotaan seperti Kecamatan Cianjur dan Cipanas untuk wilayah utara; Kecamatan Pagelaran dan Campaka untuk wilayah tengah; dan Kecamatan Cibinong dan Cidaun untuk wilayah selatan. Hal ini menyebabkan daerah pedesaan cenderung mengalami keterbatasan dalam memperoleh pelayanan dari fasilitas-fasilitas tersebut yang pada akhirnya dapat menimbulkan kesenjangan antar wilayah perkotaan dan pedesaan sebagai daerah belakangnya.

Saat ini, keberadaan kecamatan-kecamatan yang termasuk kategori maju di Kabupaten Cianjur masih terpusat di wilayah Utara. Peran kecamatan-kecamatan maju tersebut sebagai core ternyata belum menunjukkan adanya interaksi yang saling mendukung. Hal ini terlihat dari tidak adanya kecamatan di Wilayah Cianjur Selatan yang menjadi daerah maju. Untuk meningkatkan intensitas keterkaitan antarkecamatan, maka sebaiknya di bagian Selatan Kabupaten Cianjur dibuat suatu pusat pertumbuhan dan pelayanan yang baru di Cibinong, Cidaun dan Sindangbarang. Hal tersebut didukung juga oleh potensi sumberdaya wilayah yang besar. Begitupun dengan kecamatan yang ada sekarang

(5)

maupun yang diusulkan menjadi Kabupaten Cianjur Selatan dari segi jumlah sudah substansial. Dengan demikian, perkembangan pusat pertumbuhan yang baru diharapkan dapat menyeimbangkan kesenjangan antarkecamatan perkotaan dan perdesaan.

9.2. Wilayah Prioritas Pembangunan

Kegiatan pembangunan di setiap wilayah pada dasarnya sudah dilakukan oleh pemerintah daerah masing-masing. Namun dalam pelaksanaannya masih terdapat beberapa keterbatasan, baik keterbatasan sumberdaya maupun modal pembangunan. Keterbatasan inilah yang akhirnya menuntut Pemerintah Daerah untuk menentukan prioritas dalam pembangunan. Oleh karena itu, pemerintah daerah termasuk Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur berupaya untuk menyusun strategi pembangunan yang memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja, dan pendanaan baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang dilakukan dengan partisipasi masyarakat.

Pembangunan wilayah harus sesuai dengan potensi sumberdaya yang dimiliki wilayah masing-masing. Berdasarkan hasil kajian, diketahui bahwa masing-masing wilayah kecamatan yang ada di wilayah selatan Kabupaten Cianjur mempunyai perbedaan dalam ketersediaan potensi sumberdaya alam maupun ketersediaan fasilitas pelayanan sosial ekonomi. Berdasarkan pengkategorian yang telah dilakukan pada tahun 2011 di Wilayah Pembangunan Cianjur Selatan terdapat dua kecamatan (28.57 persen) yang merupakan wilayah sedang dan wilayah miskin terdapat 5 kecamatan (71,43 persen). Sementara di Wilayah Pembangunan Cianjur Selatan tidak ada kategori wilayah kaya. Hasil tersebut berbeda jika analisis dilakukan dengan memasukan tiga kecamatan di wilayah Cianjur Tengah ke dalam wilayah Cianjur Selatan. Di Wilayah Usulan Cianjur Selatan, kecamatan yang termasuk kategori wilayah sedang bertambah menjadi empat kecamatan (40 persen) dan kategori kecamatan miskin menjadi enam kecamatan (60 persen). Namun tetap tidak ada kategori wilayah kaya.

Kategori wilayah berdasarkan ketersediaan dan penyebaran fasilitas sosial ekonomi di Wilayah Pembangunan Cianjur Selatan sebagian besar merupakan

(6)

wilayah berkembang (42,86 persen dari jumlah kecamatan yang ada di wilayah Cianjur Selatan). Jumlah kecamatan yang termasuk wilayah maju dan tertinggal masing-masing dua kecamatan (28.57 persen). Wilayah berkembang relatif lebih banyaknya di Wilayah Usulan Cianjur Selatan. Di wilayah tersebut kecamatan yang termasuk ke dalam wilayah berkembang berjumlah lima kecamatan (50 persen) sedangkan kecamatan yang termasuk kedalam kategori maju tetap berjumlah dua kecamatan (20 persen), dan kecamatan tertinggal menjadi tiga kecamatan (30 persen).

Hasil analisis hirarki potensi sumberdaya wilayah yang digabungkan dengan hasil analisis hirarki fasilitas sosial ekonomi menghasilkan analisis limpitan sejajar yang menunjukkan bahwa di Wilayah Pembangunan Cianjur Selatan pada tahun 2011 tidak terdapat satu kecamatan pun yang tergolong kategori kecamatan potensial. Semua kecamatan yang ada di Wilayah Pembangunan Cianjur Selatan tergolong ke dalam dua kategori yaitu kategori kecamatan strategis dan kecamatan kritis. Di Wilayah Pembangunan Cianjur Selatan terdapat empat kecamatan (57,14 persen) tergolong kategori kecamatan kritis dan tiga kecamatan (42,86 persen) yang termasuk kategori kecamatan strategis. Untuk Wilayah Usulan Cianjur Selatan, wilayah yang termasuk ke dalam kategori wilayah strategis dan wilayah kritis masing-masing berjumlah lima kecamatan (50 persen). Berdasarkan hasil analisis limpitan sejajar dapat diketahui bahwa terdapat hubungan antara potensi sumberdaya wilayah dengan ketersediaan fasilitas sosial ekonomi. Pada kecamatan-kecamatan yang memiliki potensi sumberdaya yang besar terdapat fasilitas sosial ekonomi yang baik. Perbandingan wilayah prioritas pembangunan berdasarkan hasil analisis limpitan sejajar dengan kebijakan pemerinah daerah Kabupaten Cianjur ditunjukkan oleh Tabel 9.1

(7)

Tabel 9.1 Wilayah Prioritas Pembangunan di Cianjur Selatan Analisis Hirarki Potensi Sumberdaya Analisis Hirarki Potensi Fasilitas Sosek Sistem Limpitan Sejajar Kebijakan Pemda Kabupaten Cianjur Wilayah Kaya : Tidak ada Wilayah Maju : Cibinong Cidaun Wil. Potensial: Tidak ada Sistem Pusat Pelayanan :  PKL Perkotaan: Sindangbarang  PPK : Cidaun  PPL: Cibinong, Naringgul, dan Agrabinta Wilayah Sedang : Cidaun Cibinong * Tanggeung * Kadupandak Wil. Berkembang: Naringgul Sindangbarang Agrabinta * Tanggeung * Kadupandak Wil. Strategis: Cibinong Cidaun Sindangbarang * Tanggeung * Kadupandak Wilayah Miskin : Leles Cikadu Agrabinta Naringgul Sindangbarang * Cijati Wil. Tertinggal : Leles Cikadu * Cijati Wil. Kritis: Leles Cikadu Agrabinta Naringgul * Cijati

Keterangan : * = termasuk ke dalam Wilayah Pembangunan Cianjur Tengah yang diusulkan menjadi Kabupaten Usulan Cianjur Selatan

9.3. Strategi Pembangunan Ekonomi

Pembangunan ekonomi suatu wilayah juga perlu memiliki strategi yang disesuaikan dengan spesifikasi dan karakteristik lokal, permasalahan yang dihadapi serta potensi yang tersedia di wilayah tersebut. Hal ini juga perlu dilakukan dalam pembangunan ekonomi di Cianjur Selatan. Beberapa strategi yang ditempuh Pemerintah Daerah untuk melaksanakan arah kebijakan pembangunan Kabupaten Cianjur adalah penetapan strategi percepatan pembangunan wilayah Kabupaten Cianjur bagian selatan dalam rangka

(8)

meningkatkan keseimbangan dan sinergi pembangunan antarwilayah. Strategi tersebut ditempuh melalui cara :

1. Pemanfaatan potensi sumberdaya alam secara optimal dan berkesinambungan.

2. Meningkatkan investasi baik dalam sektor perdagangan dan perindustrian maupun investasi dalam membangun sarana dan prasarana yang memadai. 3. Memberikan insentif serta kemudahan perijinan bagi investor yang berasal

dari swasta maupun masyarakat yang akan menanamkan modalnya di wilayah selatan.

Berdasarkan RPJP tahun 2005-2025, visi Kabupaten Cianjur adalah “Dengan iman dan takwa berorientasi budaya dan akhlakul karimah, Cianjur menuju kabupaten unggulan bidang agribisnis dan pariwisata”. Sedangkan misi Kabupaten Cianjur adalah :

1. Mewujudkan masyarakat berbudaya luhur dan berakhlak muliah sebagai aktualisasi dari keimanna dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam rangka mengembangkan masyarakat yang berdaya saing;

2. Meningkatkan tata kelola kepemerintahan yang baik (good governance) dan pemerintahan yang bersih (clean goverment);

3. Mengembangkan Kabupaten Cianjur sebagai produsen utama komoditas pertanian melalui penguatan sistem agribisnis yang efisien prosesif aman dan berkelanjutan;

4. Mengembangkan pariwisata berbasis kekayaan alam dan budaya lokal. Arah kebijakan Kabupaten Cianjur sesuai dengan prioritas strategi terpilih berdasarkan hasil analisis. Hal ini dapat menunjang tercapainya sasaran dan tujuan pembangunan ekonomi di Cianjur Selatan. Priorias strategi terpilih diantaranya :

1. Pengembangan pertanian melalui pola wisata alam (agrowisata) dan ekowisata dan hutan kemasyarakatan;

2. Pengembangan industri yang menunjang aspek pertanian (agroindustri) sebagai upaya mengoptimalkan pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam (SDA) secara berkelanjutan;

3. Menemukan dan mempromosikan citra komoditi produk unggulan daerah sehingga memberikan nilai tambah (PDRB dan PAD).

(9)

9.4 Perancangan Program

Beberapa rumusan perancangan program berdasarkan analisis perumusan strategi pembangunan ekonomi Cianjur Selatan, adalah sebagai berikut :

1. Mengembangkan agrowisata di Cianjur Selatan Program :

a. Pengembangan kawasan agrowisata, ekowisata, dan hutan kemasyarakatan di Cianjur Selatan.

Pengembangan kawasan agrowisata dapat dilakukan di wilayah-wilayah Cianjur Selatan yang memiliki keanekaragaman kekayaan sumberdaya alam berupa lahan-lahan pertanian tanaman pangan dan hortikultura.

b. Koordinasi antar pihak, misalnya Pemerintah Daerah dengan Perum Perhutani daerah dalam upaya pengembangan hutan dengan konsep kemasyarakatan.

c. Adanya program reboisasi hutan yang terdapat di Cianjur Selatan. Salah satu hutan yang banyak terdapat di Cianjur Selatan yaitu hutan jati. Hutan jati cukup melimpah sehingga dapat dioptimalkan dengan melibatkan peran masyarakat sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Cianjur Selatan.

2. Membuka sarana dan prasarana infrastruktur di Cianjur Selatan Program :

a. Memperbaiki infrastruktur di Cianjur Selatan.

Perbaikan infrastruktur di Cianjur Selatan sangat diperlukan, hal ini dikarenakan 60 persen jalan-jalan di Cianjur Selatan dalam kondisi rusak parah.

b. Koordinasi antara Pemda Cianjur dengan pihak terkait dalam pembangunan jalan.

Koordinasi sangat diperlukan, misalnya dalam pembangunan jalan utama penghubung Cianjur Selatan dengan kabupaten lain seperti Bandung dan Sukabumi.

(10)

3. Mendorong keberpihakan pihak swasta untuk berinvestasi baik pada pembangunan sarana dan prasarana maupun pada sektor perindustrian dan perdagangan di Cianjur Selatan,

Program :

a. Rapat Koordinasi antara stakeholder.

Program ini dapat dilakukan dengan menyelenggarakan rapat koordinasi antar stakeholder sehingga Pemerintah Daerah dapat mendorong pihak swasta untuk berinvestasi di sektor infrastruktur maupun sektor perindutrian dan perdagangan.

b. Penyusunan kebijakan investasi swasta, terutama pada sektor perindustrian dan perdagangan.

Penyusunan kebijakan investasi swasta sangat perlu dilakukan oleh Pemerintah Daerah mengingatkedua pihak saling membutuhkan. Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur juga dapat menyusun berbagai strategi promosi untuk menarik investor terutama di wilayah Cianjur Selatan.

4. Mendorong peran serta pemerintah provinsi dan pemerintah pusat untuk berperan dalam pembangunan ekonomi di Cianjur Selatan.

Program :

Koordinasi antara Pemerintah pusat, pemerintah daerah dalam menyusun kebijakan pembangunan Cianjur Selatan, agar kebijakan yang didapat sinkron dan dapat diaplikasikan secara optimal.

5. Meningkatkan fasilitas peralatan deteksi bencana alam. Program :

a. Menyediakan alat pendeteksi terjadinya gempa.

b. Pemerintah daerah bekerjasama dengan BMKG daerah setempat mendeteksi perubahan cuaca yang terjadi di Cianjur Selatan.

c. Bekerjasama dengan beberapa pihak dalam mengatasi terjadinya bencana alam, misalnya dengan tim SAR setempat.

6. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia di Cianjur Selatan Program :

(11)

a. Koordinasi antara Pemda Cianjur Selatan dengan Dinas Pendidikan setempat untuk meningkatkan sarana dan prasarana serta kualitas pendidikan di Cianjur Selatan.

b. Pemerintah mengoptimalkan bantuan pendidikan agar tercapai program wajib belajar 9 tahun bagi masyarakat Cianjur Selatan.

Gambar

Tabel 9.1 Wilayah Prioritas Pembangunan di Cianjur Selatan  Analisis Hirarki  Potensi  Sumberdaya  Analisis Hirarki Potensi Fasilitas Sosek  Sistem Limpitan Sejajar  Kebijakan Pemda  Kabupaten  Cianjur  Wilayah Kaya :  Tidak ada  Wilayah Maju : Cibinong  C

Referensi

Dokumen terkait

Koefisien regresi dari masing- masing variabel independen bernnilai positif, artinya variabel financial attitude dan lingkungan sosial secara bersama-sama berpengaruh

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana cara mengetahui perubahan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER) menggunakan

Produksi listrik oleh sistem hibrid dan penggunaan energi listrik oleh beban listrik DC rumah tangga untuk setiap konfigurasi optimal sistem hibrid terdapat pada Tabel

Tidak hanya sebagai pembimbing, beliau telah banyak membantu baik moril, materil dan nasihat-nasihat yang sangat membantu penulis dalam kelancaran proses perkuliahan, juga

Pada common anoda (CA), karena yang dijadikan satu adalah catoda maka CA dihubungkan dengan Vcc, sehingga untuk menyelakan segment maka pin dari segment tersebut

● Memanfaatkan berbagai teknologi ramah lingkungan yang sesuai untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari. 4

Skripsi ini disusun dengan maksud untuk memenuhi salah satu syarat dalam rangka menyelesaikan program pendidikan strata satu pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

Perlu dilakukan perbaikan secara menyeluruh terhadap berbagai aspek yang menyebabkan kurang maksimalnya penerapan supervisi klinis seperti yaitu adanya keengganan untuk