Kerbau Perah
Pengantar
• Terutama di darah tropis, kerbau merupakan ternak ruminansia yg
penting sesudah sapi, sebagai penghasil tenaga, susu dan daging,
dengan cara pemeliharaan lebih sederhana dibanding sapi.
• Kerbau terdapat di daerah tropis dan sub tropis antara garis 30°
Lintang Utara dan garis 30° Lintang Selatan yaitu di Asia, Afrika
(Mesir, Tunisia), Eropa (Yunani, Italia, Hongaria, Rumania,
Bulgaria, Yugoslavia, Albania, Azerbayan), Amerika Latin (Trinidad,
Brazilia, Peru, Equador) dan Australia Bagian Utara.
How buffalo differ from cattle
• Larger
• Head carried horizontally
• Horns triangular in cross-section, not oval
• Enormous hoofs
• Very silent: just grunt quietly
• Body temperature lower, 38°C (cattle 38.2-38.6°)
• Resting pulse and respiration rate lower
• Skin thicker, becomes hairless with age
• Many fewer sweat glands
contd.
• Draught capacity comparable to or greater than bullock
or horse, but goes more slowly
• A team of two can haul a wheeled load of 2 tonnes for 30
km/day
• Can haul carts or ploughs on softer ground than cattle,
but can’t work so long in the sun
• Big hooves churn and break heavy soil, puddle it to
suitable consistency for planting
• In Thailand, a buffalo works about 5 hrs/day, ploughs
960m
2• Domestikasi kerbau di India dimulai 5000 tahun
yang lalu di lembah Sungai Indus dan di Cina
kira-kira 1000 tahun kemudian.
• Kerbau yang telah dijinakkan termasuk anggota
sub-famili Bovidae di dalam genus Bubalus yang
dibagi dalam 4 sub genus yaitu :
> Bubalus caffer (kerbau Afrika)
> Bubalus bubalis (kerbau Asia)
> Bubalus mindorensis (kerbau Mindora)
> Bubalus depressicornis (kerbau mini Sulawesi =
anoa)
• Bangsa-bangsa kerbau ini berasal dari
kerbau liar (Bubalus ami) Assam yang
terdapat di bagian timur laut India dan Cina
Selatan.
• Terak Kerbau yg kita kenal sekarang dapat
dibagi menjadi dua tipe, yaitu :
> Kerbau Sungai (river buffalo), dan
> Kerbau Rawa (swamp buffalo).
Domestic buffalo
(Water-buffalo)
Bubalus bubalis
are descended from
Wild Asian buffalo
Distribution of wild Asian buffalo
Wild Asian buffalo, Assam
• Kerbau sungai mempunyai jumlah kromosom 50 (sapi
memiliki kromosom 60). Warna kulit umumnya hitam
atau kelabu kehitam-hitaman, tanduk sedikit rnelingkar
atau tergantung lurus.
• Kerbau mediterranea (Yunani dan Italia) termasuk tipe
sungai berbentuk gemuk pendek dan dapat berproduksi
susu tinggi. Kerbau tipe sungai disebut pula tipe perah,
karena berproduksi susu yang tinggi dibanding tipe
rawa.
• Kerbau Rawa atau kerbau lumpur, terdapat di
daerah yang berawa-rawa atau di daerah yang
banyak
terdapat
rawa-rawa,
misalnya
:
Muangthai, Malaysia, Indonesia dan Filipina.
• Warna kerbau rawa umumnya kelabu, hitam
belang putih dan mirip bulai (albinoid), jumlah
kromosom 48. Bentuk badan seperti sapi, tanduk
panjang dan berat, di Sumba kerbau bertanduk
besar dan panjang ± 2 meter, di Sulawesi
Tenggara terdapat kerbau rawa yang berwama
Facts about Buffalo
• Ternak Kerbau berasal dari kerbau liar Asia (Bubalus arnee) yg didomestikasi sekitar 5000 tahun yg lalu.
• Kerbanyakan jenis kerbau bersifat tenang, pendiam serta mudah ditangani dan dilatih.
• Kerbau bukanlah pejalan kaki yg cepat (rata-rata hanya 2 – 3 mil per jam), namun mereka adalah sangat kuat dan ulet sehingga cocok untuk mengangkut beban berat.
• Seitar 5 – 10% dari produksi susu dunia berasal dari kerbau. Karena kandungan lemak dan bahan padatnya yg tinggi, sbagian besar dari susu kerbau diolah menjadi keju.
• Setiap tahun America mengimpot 90,000 pounds (45 ton) mozzarella dari Italia. Peternakan kerbau perah berskala besar di Vermont, Michigan dan California ditujukan terutama untuk prodksi mozzarella.
• Daging kerbau muda sangan berdaging (very lean) dengan marbling ringan dan setelah dimasak keliahatn mirip dengan daging sapi. Pada “blind taste tests” yg dilakukan di Trinidad, Australia, Venezuela dan Malaysia, steak daging
Problems and Prospects
• Usaha ternak
kerbau sangat cocok diintegrasikan
dengan usaha pertanian.
Potensinya
sebagai ternak
kerja, penghasil susu dan daging belum sepenuhnya
dimanfaatkan akibat beberapa masalah teknis yg
membatasi efisiensi pemanfaatannya. Beberapa di antara
kendala tersebut adalah:
1. Poor reproductive capacity. Kerbau merupakan hewan yg
lambat mencapai dewasa kelamin yg disertai dengan masa
bunting dan jarak beranak yg panjang. Mereka sering
memperlihatkan fenomena “silent heat” (birahi diam)
sehingga sulit mendeteksi birahinya.
2. Low productivity. Kualitas pakan dan manajemen yg jelek menyebabkan calf
crop yg rendah (40-45%), produksi susu dan daging yg rendah serta kapasitas kerja yg terbatas. Karena kerbau dikenal sebagai hewan yg tinggi efisiensinya dalam mengubah pakan kasar berkualitas jelek maka diperlukan upaya penelitian yg terpadu utk mengembangkan teknologi di tingkat usaha ternak utk mmaksimumkan pemanfaatan hasil ikitan pertanian seperti jerami padi, batang jagung, pucuk dan ampas tebu serta hijauan pakan kasar lainnya.
3. High mortality. Hal ini terutama terjadi pd anak kerbau yg disebabkan oleh penyakit infeksi dan parasit serta manajemen yg pemeliharaan yg buruk. Sistim perawatan kesehatan dan praktek pencegahan penyakit umumnya belum dilakukan oleh peternak kerbau.
4. Poor marketing. Saluran dan strategi pemasaran yg tidak efisien selalu merugikan peternak dan konsumen. Ketidak efisiensn pemasaran ini semakin parah akibat tidak adanya standarisasi dan klasifikasi ternak hidup serta karkas dan hasil ikutannya.
Buffalo in a loose housing barn.
Hygiene during calving is very important
for preventing endometritis in buffalo Management of dairy buffalo in backyard farms in India.
Buffalo wallowing in a pool on a hot summer day.
Fresh buffalo mozarella in Latina, Italy.
Spotted buffalo at the Indonesian Institute for Science
Swamp buffaloes in Sumatra
Bubalus depressicornis (Anoa) typical species of
Indonesia (Borghese photo, 2004)
Buffalo enjoying shade trees
Buffalo cows of Jafarabadi breed in Brazil (Alexiev, 1998)
Nili-Ravi buffaloes at the Livestock Research Institute, Bahadurnagar, Okara (Pakistan) (Borghese photo, 1992)
Buffalo in a field near Naples, Italy Bufalo cafro (Syncerus caffer), Zimbabwe
Two breed-groups of water-buffalo
Swamp buffalo
River buffalo
Southeast Asia
South Asia
Stocky, pot-bellied
Taller, longer slimmer
body
Horns in plane of head
Curly horns
Grey with white legs,
1-2 white bands on throat
Completely black
2n = 48
2n = 50
contd.
Swamp buffalo
River buffalo
Not divided into breeds Many breeds plus local
(“desa”) variants
Used in ploughing,
draught, meat;
not milked
Used for ploughing,
meat, milk
Wallow in mud, pools Prefer to bathe in clean
water
Kerbau Perah
MURRAH
Habitat Central Haryana & Delhi
Average Production Traits Phenotypic Traits
305 days Milk Yield 2000 Kg Horns Short & tightly curled
Age at First Calving 44 months Colour Jet-black
Lactation Length 300 days Size Long body with massive frame
Calving Interval 453 days Forehead Light neck and head
Tail Long, White switch common
Kerbau Murrah
• Kerbau Murrah adalah salah satu bangsa kerbau yang
banyak diternakkan di Indonesia, khususnya di daerah
sekitar Medan Sumatera Utara oleh para pekerja
perkebunan
dan
bekas
pekerja
perkebunan
yg
didatangkan dari India selama masa penjajahan Belanda.
• Kerbau Murrah adalah kerbau perah paling penting.
Daerah asli kerbau Murrah di Ultra Pradesh Barat, Delhi,
Haryana di India serta Karachi di Pakistan.
• Selain sebagai penghasil susu, kerbau Murrah juga
tercatat sebagai penghasil lemak yg paling efisien.
• Tanda-tanda kerbau Murrah : bentuk tubuh padat massive, bangun tubuh kuat dengan punggung pendek dan luas. Leher ringan dengan kepala seimbang terhadap bangun tubuh yg padat. Pinggul luas serta berhubungan dengan kuartet kelenjar susu. Angota badan pendek dan kuat, padat. Ekor mempunyai bulu kipas berwarna putih. Tanduk melingkar dalam bentuk spiral Warna tubuh pada umumnya hitam. Ambing berkembang baik dengan vena susu tampak menonjol serta 4 puting susu terpisah satu dengan yang lain cukup jauh. Puting kuarter belakang pada umumnya lebih panjang dari pada puting depan. Tinggi gumba dan panjang badan kerbau jantan 142,2 cm dan 149,8 cm sedang yang betina 132,1 cm dan 147,3 cm. Kerbau jantan mempunyai berat badan 566,9 kg dengan lingkar dada 220,7 cm, sedangkan yang betina berat badannya 430,9 kg dengan lingkar dada 218,4cm.
• Kerbau Murrah merupakan kerbau perah utama di dunia. Produksi susunya rata-rata 3.500 - 4.000 Ibs (1 lbs = 0,453 kg) setiap laktasi, bahkan kerbau Murrah yang terseleksi dapat menghasilkan susu 5.000 - 7.000 Ibs pe
r laktasi.
NILI RAVI
Habitat Western Punjab
Average Production Traits Phenotypic Traits
305 days Milk Yield 1950 Kg Horns Small and curled
Age at First Calving 45.3 months Colour Black, White spots on forehead, muzzle,
feet; Walled eyes
Lactation Length 300 days Size Medium to large with deep frame
Calving Interval 487 days Forehead Heavy head convex at center
Tail Long, White switch common
• Kerbau Nili dan Ravi adalah kerbau keturunan Murrah yang hidup di lembah sungai Sutley dan Ravi di Pakistan yg terbentuk karena perbedaan daerah dan lokasi hidup antara lain Nili, Ravi dan Kundi. • Perbedaan pokok kerbau bangsa ini dengan Murrah adalah menyangkut keadaan muka, dahi dan
ukuran. Nili berarti biru yang mencerminkan warna sungai Sutley, sementara Ravi sering disebut sebagai bangsa Sundal bar. Daerah sebaran kerbau Nili dan Ravi ada di antara 29,5 -32,5 °LU dan 71 - 75 ° BT. Tidak terdapat perbedan pokok diantara kedua bangsa kerbau ini sehingga mulai tahun 1960 digabungkan sebagai satu bangsa tersendiri khususnya di Pakistan, tetapi tidak di India.
• Ukuran umum kerbau Nili : tinggi gumba, panjang badan dan berat badan yangjantan adalah 137,2 cm; 157,4 cm; dan 589,7 kg sedang yang betina 127 cm; 147,3 cm, dan 453,6 kg. Kerbau ini mempunyai tanduk kecil, wa// eyes yakni iris mata berwarna putih sebagai tanda khas bangsa kerbau perah ini. Warna putih pada bagian dahi, muka, moncong, paha, dan bulu kipas ekor. Tidak disukai adanya warna putih pada bagian hock dan knee, ekor hitam, tanduk tebal luas serta tanda putih di atas leher dan bagian tubuh lainnya. Produksi susu dapat mencapai 20 - 24 Ibs perhari.
• Kerbau Ravi dengan tanda-tanda : tinggi gumba, panjang badan, dan berat badan yangjantan 132,1 cm; 154,9 cm; dan 680,4 kg, sedang yangbetina 127 cm; 149,8 cm; dan 635 kg. Kerbau ini mempunyai dahi yang datar, wall eyes yaitu iris mata berwarna putih, tanda putih pada bagian kepala, paha, ambing, dan bulu kipas ekor. Produksi susu dapat mencapai 4.000 Ibs dalam masa laktasi 250 hari.
• Kerbau Kundi pada mulanya diketemukan di daerah Sindhi sehingga dikenal sebagai Sindhi Murrah. Nama Kundi bermula dari istilah yang ditimbulkan oleh adanya bentuk tanduk kerbau ini yang mirip dengan bentuk pancing.
• Tanda-tanda kerbau Kundi, warna kulit biasanya hitam tetapi ada juga warna coklat terang, dasar tanduk tebal, mengarah ke belakang, atas dan pada akhirnya melengkung membentuk ukiran seperti pancing. Dahi cukup menonjol, muka cekung dengan mata kecil dan bercahaya. Bentuk badan kecil, lebih kecil dari pada Nili atau Ravi. Tubuhbagian belakang massive dan mempunyai ambing yang besar dengan vena susu menonjol dan putingnya besar, seragam, dan berjarak lebar. Kerbau Kundi dikenal juga sebagai kerbau putih oleh karena adanya warna putih berbentuk bintang pada dahi. Tanda ini menyebabkan kerbau Kundi mendapat penilaian tinggi. Bagian tracak dan bulu kipas ekor berwarna putih. Berat badan rata-rata 320 - 450 kg dan produksi susu dapat mencapai 2.000 kg dalam masa laktasi 300 hari.
SURTI
Habitat South Western Gujarat
Average Production Traits Phenotypic Traits
305 days Milk Yield 1400 Kg Horns Sickle shaped, growing downward, tip
upward
Age at First Calving 56.4 months Colour Black as well as brown
Lactation Length 290 days Size Medium
• Kerbau Surti atau Surati adalah bangsa kerbau perah yang sangat dikenal di daerah Gujarat, negara bagian Bombay di antara sungai Mahi dan Sabarmati. Kerbau Surti dikenal sebagai penghasil susu yang baik, produksi susu rala-rata 1655,5 kg per laktasi dengan kadar lemak 7,5 %. Bentuk tubuh kerbau Surti besar dan baik, kaki agak pendek, tanduk termasuk menengah dan berbentuk bulan sabit, dan kulit berwarna antara hitam atau coklat, Terdapat warna putih berbentuk huruf V pada tubuhnya, yang satu terdapat di sekitar rahang bawah dari telinga sampai telinga satunya, dan yang lain terdapat diatas bagian brisket atau gelambir.
• Bulu kipas ekor berwarna putih. Kerbau Surti dengan warna putih pada dahi, kaki dan bulu kipas ekor paling disukai. Muka dan moncongnya bersih dengan lubang hidung yang relatif besar, telinga berukuran sedang dengan warna kemerahan dibagian sebelah dalamnya. Leher cukup panjang dan pipih pada yang betina, tetapi tampak tebal dan masssive pada yang jantan. Tubuh pada ternak betina bagian depan sempit, semakin kebelakang semakin lebar dan besar, punggung lurus dan lebar serta gumba segaris dengan garis punggungnya. Ambing berkembang baik dengan Warna merah jambu dan puting berukuran sedang dengan jarak yang cukup lebar, dan vena susu kelihatan menonjol. Tinggi gumba, panjang badan dan berat badan yang jantan 130,8 cm; 154,2 cm dan 670 kg, sedang pada kerbau betina 124,5 cm, 138,4 cm;
JAFFARABADI
Habitat Southern Gujarat
Average Production Traits Phenotypic Traits
305 days Milk Yield 1850 Kg Horns Curved downward, compressing head
Age at First Calving 50.7 months Colour Black, Darn tan
Lactation Length 300 days Size Massive body with long and tender neck
MEHSANA
Habitat Northern Gujarat
Average Production Traits Phenotypic Traits
305 days Milk Yield 1700 Kg Horns Slightly curved upward, inward
Age at First Calving 42.2 months Colour Black, Dark tan
Lactation Length 310 days Size Medium
Calving Interval 476 days Forehead Wide & slight depression in middle
Tail Long, Switch black, Brown / white also
common
MARATHWADA
Habitat Marathwada region of Maharashtra Average Production Traits Phenotypic Traits
305 days Milk Yield 1000 Kg Horns Medium length, parallel to neck reaching
shoulder
Age at First Calving 55.7 months Colour Grayish black to jet black
Lactation Length 300 days Size Light to medium, Compact stature
Calving Interval 435 days Forehead Long narrow face, White mark on head
Asian Water Buffalo
Scientific Name: Bubalus bubalus
Habitat: Originally native to the wet grasslands and marshes of Asia
including Nepal, India, Vietnam, Malaysia,
Thailand and Bhutan. Introduced to Australia in the early 1800’s for use as farm animals.
Description: The buffalo’s hide is bluish black covered in thin hair. It is the
largest of the wild cattle. The bulls (males) can measure up to 1.5m tall and can weigh up to 1000kgs. Their horns may spread up to 3.7m from tip to tip measured along the curve. The horns sweep out and back to form almost a circle, and are three-sided.
Status: Common.
Swamp Buffalo
• The name Swamp buffalo arises from their natural habitat in swamp areas. In certain regions the wild herds also move with domesticated buffaloes. Various regional names are also given.
• The skin is grey but with advancing age turning to slate blue. Dark grey colour giving a white tinge is common. The horns grow out laterally and horizontally in young animals and curve round in a semi-circle in older ones. In Thailand the horn shape and size varies from short horns to long straight horns.
• The animals are well built. The body is short with a pot belly. The forehead is flat, orbits are prominent and the face is short. The neck is long and the legs are short and thin. The tail is short reaching the hocks. The udder is small and set far back in the legs. The weight in small types is between 300-450 kg but in larger types 450-550 kg.
• The Swamp buffalo is a work animal of rice growing
areas. The main use is ploughing, harrowing and puddling
of rice fields. It is also used for carts and sledges and has
tremendous ability for draught.
Milk yield is very low
(maximum of around 488 litres) and generally it is not used
as a dairy animal.
• Animals like swamp areas. The hottest part of the day is
spent in wallows and active grazing is in the morning and
evening hours.
• The Swamp buffalo is a good draught animal in rice
growing areas. The milk yield/lactation is less than 500 l.
Distinctive regional variant of swamp
Buffalo horns and designs are high-status symbols on Toraja houses
Keuntungan Memelihara
Kambing Perah
• Keuntungan-keuntungan dari beternak kambing perah, antara
lain yaitu :
1. Cepat berkembang biak, dalam waktu 2 tahun dapat
beranak 3 kali dengan jumlah anak lebih dari seekor dalam
satu kali kelahiran.
2. Tidak membutuhkan tempat yang luas.
3. Pemeliharaannya mudah dan jarang terkena penyakit.
4. Modal yang dibutuhkan tidak terlalu banyak.
5. Merupakan tabungan yang sewaktu-waktu bila diperlukan
mudah dijual.
Goats
• Di beberapa negara termasuk negara-negara tropis walaupun
banyak jenis kambing, tetapi masih sedikit sekali perhatian terhadap
seleksi atau breeding guna memperoleh satu performance yg baik.
• Kambing perah biasanya beradaptasi dengan 3 kondisi umum sbb:
(1) daerah-daerah di mana banyak ditemukan lahan-lahan marginal;
(2) daerah pinggiran kota di mana ternak ini dipelihara sebagai
penghasil susu untuk konsumsi keluarga; dan (3) usaha ternak
kambing
perah
komersil
yang
didirikan
untuk
memenuhi
permintaan khusus akan air susu kambing atau hasil olahannya.
• Breed kambing perah yang dominan di AS adalah kambing Alpine,
Nubian, Saanen dan Toggenburg. Rataan prouksi susunya adalah
2200 pound per tahun dengan kadar lemak 3.5 – 4%. Beberapa
breed kambing mampu menghasilkan hingga 4500 pound air susu
per tahun atau menghasilkan air susu dengan kadar lemak sampai
Toggenburg
• Berasal dari Swiss Timur Laut, yaitu dari lembah Toggenburg.
• Warna bulu dibagian tubuhnya bervariasi dari coklat muda sampai
warna coklat tua/gelap. Ada beberapa warna putih yang spesifik
pada Toggenburg yaitu telinga berwarna putih dengan spot hitam
pada bagian tengahnya, dua garis putih dari sebelah atas mata
sampai pada bagian mulut (muzzle}.
BANGSA-BANGSA KAMBING
PERAH SUB-TROPIS
• Kaki berwarna putih pada bagian dalam, kemudian mulai dari
lutut kaki depan dan kaki belakang sampai pada bagian bawah
kaki (feet) seluruhnya berwarna putih. Pada bagian belakang
disebelah kiri-kanan pangkal ekor terdapat wama putih berbentuk
segitiga. Juga warna putih di kedua cuping telinganya atau di areal
cuping telinga apabila cuping telinganya tidak ada. Tidak
dikehendaki adanya warna hitam atau bercak putih selain yang
spesifik tersebut.
• Kepala kambing Toggenburg mempunyai ukuran sedang (medium
size) dan garis profilnya sedikit konkav (cekung). Telinganya berdiri
dan mengarah ke depan. Kambing ini tampaknya palingtidak
berhasil untuk diternakkan di daerah tropis. Dibandingkan dengan
Saanen, British Alpine dan Anglo-Nubian kambing ini merupakan
yang pertama kali dikeluarkan / tidak dipakai lagi di Malaysia
Kambing Dewasa jantan dan betina masing-masing mempunyai
tinggi gumba dan berat badan 33 inchi; 160 Ibs dan 27 inchi; 125
Anglo Nubian
• Kambing Anglo-Nubian, menurut Devendra, merupakan persilangan antara kambing Jamnapari dari India dan Nubian. Kambing tersebut merupakan kambing yang besar, mempunyai kaki yang tinggi dengan kulit yang baik dan bulu mengkilap. Mempunyai
telinga panjang dan menggantung, profil mukanya konveks (cembung) yang biasa disebut "Roman nose". Jadi bentuk kepala kambing Anglo-Nubian keseluruhan seperti kepala unta, dan biasanya tidak bertanduk.
• Warna bulunya sangat bervariasi. kambing Anglo Nubian merupakan kambing dual
purpose (daging dan susu), kambing ini produksi susunya tidak sebaik kambing-kambing dari Swiss, tetapi telah terbukti paling cocok dikembangkan di daerah tropis, karena itu telah dikembangkan secara meluas untuk grading-up kambing-kambing lokal untuk tujuan daging dan susu dibeberapa negara seperti India Barat, Mauritius, Malaysia dan Phillipina. • Di Trinidad, pada puncak laktasi produksi susu mencapai 2 - 4 kg per hari dengan rata-rata
1 - 2 kg per hari. Di Mauritius Anglo-Nubian menghasilkan susu 221 kg dalam periode laktasi 247 hari. Susu kambing Anglo-Nubian mempunyai kadar lemak yang tinggi,
rata-Saanen
• Kambing Saanen asli berasal dari Swiss bagian Barat. Kambing ini di
Amerika disukai bukan karena produksi susunya tinggi, tetapi karena
persistensi produksinya yang baik. Warna kambing Saanen pada
urnumnya putih atau sedikit cream, tetapi warna putih yang paling
disenangi. Tidak boleb ada warna / bercak hitam pada bulunya
tetapi boleh ada pada kulitnya saja. Konformasi tubuhnya seperti
kambing Toggenburg. Garis profil mukanya lurus atau sedikit
cekung, daun telinga berdiri dan mengarah ke depan. Ukuran tinggi
gumba dan berat tubuh kambing jantan 35 inchi dan 185 Ibs.,
sedangkan yang betina 30 inchi dan 135 Ibs.
• Kambing Saanen telah dimasukkan (introduced) ke Puerto Rico India Barat, Fiji, Ghana, Kenya, Malaysia dan Australia. Di daerah tropis tampaknya kambing Saanen ada tendensi sensitif terhadap sinar matahari yang kuat, sehingga sebaiknya di daerah tropis kambing ini dipelihara dalam kandang. Menurut observasi yang dilakukan di Cyprus, dimana kambing ini pertama kali di import tahu 1949, ternyata kambing ini dapat hidup dengan baik di daerah pegunungan yang dingin.
• Kambing Saanen telah sangat populer di India Barat dan produksi selama periode laktasi 250 hari dapat mencapai 800 kg. Di Ghana dan Malaysia kambing ini tidak mampu beraklimatisasi dengan baik. Telah dilaporkan di Israel (Epstein dan Herz, 1864) bahwa delapan ekor kambing Saanen dapat hidup dengan subur dengan rata-rata 1,9 cempe tiap kelahiran, yang mana tampak lebih tinggi bila dibandingkan di negeri Swiss yang hanya 1,83 ekor. Hal ini tampaknya merupakan refleksi dari keberhasilannya beraklimatisasi di daerah subtropik di Israel. Dari hasil ini dan observasi yang lain disarankan bahwa kambing Saanen lebih cocok di daerah subtropis dan di tempat tempat lain yang udaranya sejuk dan dibutuhkan kandang untuk menghindarkan kambing dari sengatan sinar matahari.
LaMancha
• Originated in Oregon
• Excellent dairy
temperament
• All-around sturdy animal
• Known for high butterfat
• Two types of ear: the
gopher ear and the elf
ear
• No distinct color; hair is
short, fine, and glossy
Alpine
• Dikenal jg sbg Kambing French Alpine, berasal dari pegunungan Alpine. Warnanya bermacam, putih, coklat, hitam dan kombinasi dari macam-macam warna. Baik kambing jantan maupun betina memiliki bulu-bulu yang pendek, tetapi yang jantan mempunyai bulu-bulu yang panjang dan kasar pada bagian punggung. Telinganya berukuran sedang, halus dan berdiri. French Alpine berukuran lebih besar dan lebih banyak variasi dalam ukuran dibanding breed dari Swiss yang lain.
• Kambing betina dewasa mempunyai ukuran tinggi gumba 29 - 36 inchi dengan berat badan 125 Ibs, sedangkan yang jantan dewasa mempunyai tinggi gumba 34 - 40 inchi dengan berat badan 170 Ibs. Kambing betina merupakan excellent
Oberhasli
• Originated in Switzerland
• Medium size
• Vigorous and alert
• Color (chamois): light to
deep red with black about
the muzzle, forehead, eyes,
ears, legs below hock, and
black dorsal stripe
• Straight face
BANGSA-BANGSA
KAMBING PERAH
• Jamnapari atau Etawah merupakan kambing paling populer dan tersebar luas sebagai kambing perah (susu) di daerah tropis. Kambing ini mempunyai telinga yg lebar dan panjang serta menggantung. Aslinya dari lembah sungai Chanbal, Gangga dan Jumna. Juga diketemu-kan di district Etawah di Ultra Pradesh, sehingga disebut juga kambing Etawah. Jamnapari merupakan kambing perah yang baik (excellent) dan juga sering digunakan sebagai produsen daging. Warna bulunya bervariasi dengan warna dasar putin, coklat dan hitam. Telinga menggantung dan panjangnya + 30 cm.
• Ambing biasanya berkembang baik. Berat badan yang jantan 68-91 kg, sedang yang betina 36 - 63 kg. Tinggi gumba kambing jantan 91 - 127 cm dan yang betina 76 -92 cm. Produksi susu dapat mencapai 235 kg dalam periode laktasi 261 hari. Di India produksi susu dapat mencapai 3,8 kg per hari, dan produksi susu tertinggi tercatat 562 kg. Kadar lemak agak tinggi dengan rata-rata 5,2 %. Karkas kambing jantan dan betina umur 12 bulan dapat mencapai 44 - 45 % berat hidup.
• Kambing Etawah (di India) biasanya setahun beranak sekali dan rata-rata jumlah anak dalam satu kelahiran hanya satu. Berdasarkan pandangan pada kemampuan produksi susu yang baik dan pertumbuhannya, bangsa kambing ini digunakan secara menyebar untuk grading-up kambing-kambing lokal yang lebih kecil seperti di India bagian Barat, Malaysia dan Indonesia. Di Malaysia kambing ini sudah digunakan secara ekstensif (meluas) untuk produksi susu dan daging. Kambing peranakan Jamnapari (crossed-breed) mempunyai berat hidup yang lebih tinggi dibandingkan dengan peranakan Anglo Nubian, lebih-lebih dibandingkan dengan kambing lokal.
Etawah/Jamnapari
Damaskus
• Dari berbagai kambing perah di Timur Tengah mungkin
yang paling penting adalah kambing Damaskus dan
sudah merupakan kambing yang banyak dipelihara di
Libanon, Syria, Cyprus. Kambing tersebut baik yang
jantan maupun betina tidak bertanduk, warna pada
umumnya merah atau merah dan putih, profil muka
konveks, daun telinga panjang dan menggantung. Tinggi
gumba 70 - 75 cm dan berat badan antara 40 -60 kg.
Produksi susu 3-4 liter per hari dapat mencapai 6 liter,
dengan jumlah produksi 300 - 600 liter dalam 8 bulan.
Kambing Damaskus lebih subur dibandingkan dengan
Saanen, dimana tiap kelahiran rata-rata 1,76 cempe.
Beetal
• Beetal adalah bangsa kambing yang juga penting di India dan
Pakistan. Kambing ini ditemui di beberapa district di Punyab India,
Rawalpindi dan Lahore di Pakistan Barat. Sepintas kambing ini
seperti Jamnapari, antara lain profil mukanya Roman nose, telinga
panjang tetapi jauh lebih kecil dibanding telinga kambing Etawah.
Tampaknya memang seperti ada darah Etawahnya.
• Kambing ini biasanya berwarna merah coklat dengan bercak /
belang-belang putih. Tinggi gumba jantan dan betina adalah 89
dan 84 cm kambing betina dewasa mencapai berat hidup kira-kira
45 kg. Rata-rata selama laktasi kambing ini dapat mengbasilkan
susu 195 kg susu dalam waktu 224 ban, dan beranak rata-rata
seta-bun sekali dengan rata-rata anaknya tunggal atau twin
(kembar dua).
Barbari
• Kambing ini lebih kecil dibanding Jamnapari dan Beetal.
Diketemukan di India bagian Utara dan Pakistan Barat. Kambing
Barbari mempunyai bulu-bulu yang pendek, umumnya berwarna
putih dengan bercak-bercak coklat. Tinggi gumba kambing jantan
antara 66 - 76 cm dan betina 60-71 cm. Kambing betina dewasa
berat hidupnya antara 27 - 36 kg. Kambing ini biasanya digunakan
untuk produksi susu dan ambingnya pada umumnya berkembang
dengan baik. Pernah tercatat produksi susu selama dalam periode
laktasi 235 hari mencapai 144 kg.
• Di India bangsa kambing ini dikembangkan karena produksi
susunya dan karena tubuhnya relatif kecil sedang produksinya
cukup banyak menyebabkan ternak ini dvpandang sebagai
produsen susu yang ekonomis.
Nubian
• Di beberapa lokasi di Afrika, untuk mencegah kerusakan karena terkena tanah akibat ambingnya yang besar, ambing tersebut biasanya disangga dengan semacam tas dari kulit. Kambing Nubian besar, kakinya panjang mempunyai daun telinga panjang dan menggantung, profil mukanya Roman nose, terutama pada yang jantan. Tinggi gumba dan berat badan kambing jantan dewasa 35 inchi dan 175 Ibs sedangkan kambing betina dewasa 30 inchi dan 135 Ibs. Pada beberapa strain baik yang jantan maupun betina kambing ini bertanduk tetapi ada juga strain yang tidak bertanduk. Warna bulu pada umumnya hitam, coklat dan bulunya panjang. Produksi susu 1 - 2 kg per hari atau 120 - 140 kg per tahun dalam dua kali laktasi.
Merupakan satu-satunya kambing Afrika yang khusus digunakan sebagai kambing perah, walaupun strain yang terbaikpun tidak menunjukkan produksi susu yang istimewa. Tetapi ambingnya dapat berkembang dengan sangat baik/ideal sebagai ternak perah, dan kambing ini merupakan progenitor/yang memberikan darahnya pada kambing Anglo-Nubian.
PETERNAK kambing PE (peranakan ettawah), H. Odang Gandasomantri Amijaya (69) memberi pada anak-anak kambing yang dipeliharanya, Senin (11/9). Dari puluhan induk betina kambing PE itu H. Odang memerah susu kambing dan menjualnya ke pasaran.*DENI YUDIAWAN/"PR"
That’s All Folks!
DOMBA PERAH
Domba di dunia ini terdapat sekitar 320
bangsa,
dengan
116
diantaranya
merupakan domba yang dapat diperah.
Ternak
domba
dapat
dibedakan
berdasarkan kegunaannya meliputi : tipe
dual purpose, domba triple purpose dan
bangsa domba perah (dairy sheep).
Why choose sheep?
• Sheep can survive where cows can’t.
• Sheep will eat problem weeds like Leafy Spurge
• Profit per acre is the same for sheep and cows,
and usually higher for sheep
• Easier to get started due to less equipment
SHEEPS’ MILK
• Sheep milk has a higher solid content than cow or goat milk. This
means that it is particularly suited to processing into cheese. The
yield of cheese from goat or cow milk is usually around 1:10,
whereas from sheep milk it is closer to 1:5 (meaning you get twice
as much cheese per litre of liquid milk). The fat globules in sheep
milk are also smaller than those in cow milk, making it more easily
digestible. It also means that full fat sheep milk is suitable for
freezing.
• When compared to cows’ milk, sheeps milk has higher levels of
Vitamins A and E, and the minerals calcium, phosphorous,
potassium, magnesium and zinc. Table 1 summarises and compares
some of the characteristics of sheeps’, cows’ and goats’ milk.
However, it should be noted that milk is a natural product and its
composition will vary from animal to animal, with the seasons and
• Susu domba cocok untuk dibuat yoghurt dan keju karena memiliki kandungan protein tinggi dengan kandungan solids yang baik. Sedangkan kambing mempunyai masa laktasi lebih lama daripada domba, dimana secara nyata bahwa musim produksi akan lebih lama, pada saat itu pula bahwa susu dari masa laktasi yang panjang tersebut dimanfaatkan oleh peternak domba dan kambing-kambing untuk merubah susu menjadi yoghurt dan keju.
• Perbedaan komposisi susu kambing dan susu domba terletak pula dalam kandungan lemak, asam-asam amino, baik unsur-unsur pokok minor diluar komposisi gross.
Domba Awassi
• Domba Awassi berasal dari Israel, penyebaran ternak ini selain di Israel sampai ke Libanon dan Yordania (Asia Baratdaya). Sebenarnya domba ini terma-suk domba ekor gemuk, namun setelah mengalami persilangan terus menerus dan terjadi evolusi, terjadi pengurangan ekor gemuknya dan meningkatkan produksi susu. Bangsa domba Israeli Improved Awassi dapat memproduksi susu sampai 1.000- 1.200 kg per tahun.
• Tanda-tanda domba Awassi mempunyai kepala panjang, sempit dengan profil muka cembung, telinga lebar, panjang, dan menggantung. Berat badan pejantannya mencapai 60 90 kg sedang induk/betina antara 30 -50 kg. Badan tampak tinggi, tegap dan kuat. Kaki panjang, tidak gemuk, ekornya gemuk dan lebar, berat ekor pada yang jantan mencapai 12 kg sedang pada yang betina sampai 6 kg. Setelah mengalami perkembangan badannya menjadi lebih tinggi dan tegap. Ambing tidak menggantung, pertautannya kuat. Bentuk puting panjang kebawah dan tidak berlemak.
Domba East Friesian
• Bangsa domba East Frtesian berasal dari Jerman.
Domba ini telah diguna-kan untuk persilangan
dengan domba Awassi dengan tujuan untuk
mengurangi lemak ekor domba Awassi serta
meningkatkan produksi susu dan wool.
Domba Lohi
• Domba Lohi berasal dari Pakistan dan telah
tersebar sampai di India dan Pakistan. Ciri-ciri
domba Lohi berwarna putih, coklat, dan
hitam. Telinga panjang dan menggantung
sedangkan ekornya tipis. Domba ini termasuk
domba yang subur.
• Camels, or the family of camels, the Camelidae, are found
throughout the world and all camels will be mentioned when
possible; however, this report deals mainly with the one humped
dromedary, which is found in the desert and semi-desert areas.
• Milk is the main food obtained from a herd of camels, (Dahl, 1979).
The one-humped camel was domesticated about 3000 B.C.E. in
southern Arabia (Bullet, 1975), mainly for its meat and milk
(Epstein, 1971). The camels were, and still are, valued as riding,
baggade and work animals, as well as providers of hair and hides. In
arid zones the camel is a better provider of food than the cow,
which is severely affected by the heat, scarcity of water and feed
(Sweet, 1965).
• The camel, like the cow, has a four-quartered udder. It is firmly
suspended from the abdomen, without deep cuts (Sharma, 1963)
(Photo 4). There are four teats, each having two orifices.
71Truck for transportation of camel milk “Camelicious” (United Arab Emirates). Photo: Ulrich Wernery
• Camels have been domesticated for at least 3,000 years, serving as transport animals and providing fiber, milk, meat, and leather.
• Camels are legendary for their endurance and live twenty-five to forty years. According to the Oklahoma State University animal breeds website
(www.ansi.okstate.edu/breeds/other ), “*Dromedary+ camels can tolerate
extremely hot weather. They can suffer thirst, going without watering for seven to eight days.
• The camel can travel 25–40 km per day for one month. A load of 330 pounds can be carried for seven to eight hours a day.
• ” Bactrian camels are adapted for colder climates and can get sunburned in the summer after their wool has shed. The camel humps, by the way, store fat, not water.
• Camels are still essential animals for nomad groups in western China and
Mongolia. Wild Bactrian camels are very rare, with an estimated 300 to 1,000 left in the Gobi Desert.
• Camels have an extremely good sense of smell and keen vision.
• There are an estimated 14 million domestic camels in Africa and Eurasia. Most are domestic dromedary camels, but the majority of the estimated 1.5 million domestic camels in China and Mongolia are domesticated Bactrian camels.
Milk for man and animal
• The camel, like the cow, has a four-quartered udder. It is
firmly suspended from the abdomen, without deep cuts
(Sharma, 1963) (Photo 4). There are four teats, each having
two orifices.
Ploughing with aid of the camel
Camel uddr. Punjab, Pakistan. (Knoess, K.H. milk production in the camel, 1979)
BISON
• Interest in raising bison as alternative livestock has
increased dramatically in recent years.
• Bison meat has nutritional advantages for the
health-conscious consumer. Research has established that
bison meat contains 25.30% more protein than beef
because it has less fat marbling.
• Bison is lower in calories, fat, and cholesterol than beef,
pork, or skinless chicken.
• Bison meat is usually prepared like beef, but bison has a
quicker cooking time and can easily be overcooked.
Plains Indians: uses for the American bison
(“buffalo”)
Watercolour of a
bison hunt by
Yaks
• Yaks
(Bos
grunniens)
were
domesticated
somewhere on the Qinghai-Tibetan Plateau of Tibet
around 3000-2500 B.C., then they spread north and
south throughout western China to Mongolia and
beyond.
• Yaks are mainly distributed on the Qinghai Tibetan
Plateau, in what is called the “non-pollution
district,” in an area with an altitude of above 3,000
meters. China has a total of 13,279,500 yaks,
accounting for 92 percent of all the world’s yaks,
with a yearly meat yield of 300,000 tonne.
• There are 14.2 million domestic yaks in the world; 13.3 million of
them still in Chinese territories. Smaller populations are found in
pockets around the world, including North America.
• Why Raise Yaks? Besides riding and packing with your yaks you
can market yak meat (it's dark red, very lean, and wonderfully
succulent), skulls, horns and hides (yak robes fetch a very
handsome price).
• If you'd prefer not to raise them for slaughter, their rich milk (use
it to make fancy yak-milk soaps) and cashmere-quality undercoat
(each yak yields about a pound of crimpy, short-stapled, 14-16
micron fiber every spring and you can comb it out instead of
shearing; raw fiber brings $4-5 per ounce) are in hot demand.
Did You Know ... About Yaks?
• Yaks are perfectly adapted to high altitudes, having larger lungs and heart than cattle found at lower altitudes, as well as greater capacity for transporting oxygen though their blood.
• Bos grunniens means "grunting ox". Neither yaks nor water buffalo moo like domestic cattle.
• According to The Yak; Second Edition, about 1.3 million yaks are marketed in China annually. Chinese yaks also produce 226,000 tons of meat; 13,000 tons of fiber; 715,000 tons of milk; and 170,000 hides per year.
• And yaks are beautiful. They have long, dense outer hair coats set off by luxurious forelocks, horse-like tails, and long skirts of hair that almost brush the ground. Their handlebar horns set off regal, broad-nosed faces. Thick, compact bodies, short legs, and humped shoulders are also hallmarks of this interesting species.
• Cows average 54 inches tall and weigh 500-800 pounds; bulls and steers are taller and weigh 1,200-1,500 pounds full-grown.
Yak bullocks ploughing in Yushu, Qinghai
Yak at work in Mongolia
(Photo courtesy of Horst and Barbara Geilhausen)