• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perburuhan-November 2008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perburuhan-November 2008"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

VOLUME VI NOVEMBER 2008

(2)

Berkhas merupakan salah satu media Akatiga yang menyajikan kumpulan berita dari berbagai macam surat kabar, majalah, serta sumber berita lainnya. Jika pada awal penerbitannya kliping yang ditampilkan di Berkhas dilakukan secara konvensional, maka saat ini kliping dilakukan secara elektronik, yaitu dengan men-download berita dari situs-situs suratkabar, majalah, serta situs-situs berita lainnya.

Bertujuan untuk menginformasikan isu aktual yang beredar di Indonesia, Berkhas diharapkan dapat memberi kemudahan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam pencarian data atas isu-isu tertentu. Berkhas yang diterbitkan sebulan sekali ini setiap penerbitannya terdiri dari isu Agraria, Buruh, dan Usaha Kecil.

(3)

D a f t a r I si

Diwarnai Penolakan, DKI Tetapkan UMP 2009 --- 1

UMP Naik, Buruh Tetap Miskin --- 3

SKB 4 Menteri Berdampak Pada Upah Buruh --- 4

Kenaikan Upah DKI Diterima Serikat Buruh --- 5

6 Perusahaan akan rumahkan karyawan --- 6

168 Kota/kabupaten belum punya pengawas ketenagakerjaan --- 7

'Upah minimum wewenang daerah' --- 8

Akibat "Jebakan" Pengangguran Berlipat --- 9

RAPP Terancam Rumahkan Karyawan --- 10

Buruh di Jawa Barat Menolak Putusan Upah --- 11

Puluhan Ribu Buruh Terancam Menganggur--- 12

Buruh Malang Demo Menolak SKB Empat Menteri --- 13

Upah Buruh di Bekasi Diusulkan di Atas Rp 1 Juta--- 14

Buruh Malang Demo Menolak SKB Empat Menteri --- 15

Depnakertrans janji evaluasi penerapan upah --- 16

Pekerja Tuntut UMK yang Layak --- 17

Upah Minimum yang Telah Ada Tak Akan Dibatalkan --- 18

Buruh PT Star Plastindo Berontak --- 20

UMP Sultra Naik 10 Persen --- 21

Mennakertrans Minta PT Jamsostek Bangun Rusunami Pekerja --- 22

Buruh Karawang Desak Upah Minumum Rp 1,3 Juta --- 23

Silang Sengkarut Upah Minimum --- 24

Buruh Mulai Kampanye --- 26

Depnakertrans batal terbitkan SE soal upah --- 27

Apindo Rumahkan 6.000 Buruh --- 29

Buruh Dirumahkan Berhak Upah Penuh --- 30

Gelombang Buruh Satroni Gedung Sate --- 31

Buruh Tuntut Tunjangan Hari Raya dan Tolak PHK --- 32

Buruh Bentrok dengan Polisi di Bandung --- 33

(4)

Sejumlah daerah abaikan SKB kenaikan upah --- 38

Buruh Bandung Tolak SKB 4 Mentri --- 40

Krisis Finansial Global Tingkatkan Pekerja Informal --- 41

Ribuan Buruh Blokir Akses Masuk PT Rajabrana --- 42

Terkait UMP, Buruh Jabar Minta Keadilan --- 43

Tuntut Penghasilan Tetap Sesuai UMK --- 45

Buruh Tolak SKB Empat Menteri --- 46

Gubernur Jabar Dinilai Abaikan Nasib Buruh --- 47

KSPSI Tuntut UMK sesuai KHL --- 48

Upah Minimum di 11 Provinsi Bisa Naik Lebih dari10 Persen --- 49

Buruh Tangerang Tolak SKB Empat Menteri --- 50

Penetapan UMK Ditentukan 21 November --- 51

Pekerja Pabrik Ikan Terancam PHK --- 52

Upah Naik, Daya Beli Meningkat --- 53

Puluhan Ribu Buruh Di-PHK --- 54

Menjelang akhir tahun sektor usaha tambah pekerja --- 56

Pembahasan UMK Temui Jalan Buntu--- 57

Karyawan yang akan dirumahkan naik jadi 13.000 orang --- 58

SKB 4 Menteri Soal UMP Sulit Dilaksanakan --- 60

Pelayanan Penempatan TKI ke Korea Harus Diperbaiki --- 61

Lagi, TKI Disetrika Majikan di Arab Saudi --- 62

UMK Masih di Bawah Nilai KHL --- 64

Unjuk Rasa Tuntut Kenaikan UMK --- 65

Buruh di Banten Tolak Surat Keputusan Bersama--- 67

Perusahaan di Jatim Mulai PHK Karyawan --- 68

Buruh Demo, Jalanan Cimahi Lumpuh --- 69

Buruh Ultimatum Disnaker --- 70

Dewan Sepakat UMP Ditinjau --- 71

Tuntut Upah Rp 1,7 Juta Per Bulan, Buruh Tangerang Turun ke Jalan --- 72

Pengusaha Ajukan Upah Buruh Rp 1.069.000 Per Bulan --- 73

Pemerintah berkeras terapkan SKB --- 74

RAPP akan PHK 1.000 karyawan --- 76

Buruh Tangerang Tolak UMK 2009 --- 78

Serikat Buruh Publik Thailand Ancam Mogok Nasional Selasa --- 79

(5)

PHK Massal Ancam Pekerja --- 82

Dilema Penentuan Upah --- 84

Gaji Pokok Pekerja Indonesia Belum Mengacu ILO --- 86

PHK Jangan Sampai Melanggar Aturan --- 87

Ancaman PHK Semakin Nyata --- 88

UMK di Jatim Ditetapkan --- 89

Buruh KBN Tolak SKB Empat Menteri --- 90

60.000 Buruh Aman dari PHK --- 91

Kisruh UMP dan UMK Bakal Ganggu Investasi --- 93

Buruh Kontrak Andalkan Lembur --- 95

ILO: Upah Pekerja Akan Menurun --- 96

Peraturan Bersama Empat Menteri Kontraproduktif --- 98

Upah Minimum Pertimbangkan Inflas --- 99

SKB Empat Menteri Direvisi --- 101

(6)

Berkhas 1 Volume VI November 2008 Jurnal Nasional Sabtu, 01 November 2008

Jakarta dan Sekitarnya Jakarta | Sabtu, 01 Nov 2008

D iw a r n a i Pe n ola k a n , D KI Te t a p k a n UM P 2 0 0 9

by : Meita Annissa

Meski diwarnai penolakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akhirnya menetapkan Upah Minimum Provinsi (UMP) 2009 sebesar Rp.1.069.865 atau naik 10 persen dari UMP tahun ini yang sebesar Rp. 972.604,80.

Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengatakan, keputusan tersebut diambil berdasarkan kesepakatan dari pengusaha, pekerja bersama pemerintah dalam hal ini Dewan Pengupahan Nasional (tripartit). "Paling lambat hari Senin sudah kita umumkan. Karena sudah ada titik temu," jelasnya dalam jumpa pers di Balai Kota kemarin (3/10).

Menurut Fauzi, kenaikan 10 persen untuk UPM pekerja di Ibukota tersebut disepakati dengan mempertimbangan kondisi ekonomi global yang saat ini mulai merambat di Indonesia. Ia menjelaskan, dengan kondisi itu para pekerja harus bisa memahami kesulitan yang dialami para pengusaha.

"Krisis ini mengakibatkan kesulitan bagi pengusaha. Utamanya dalam hal pemasaran dan cashflow. Akibatnya ada pengurangan produksi, tapi malah ada peningkatan biaya," ucapnya.

Namun, kata Fauzi hak-hak pekerja berupa penambahan upah minimum juga harus dipenuhi. Namun kembali pria yang biasa disapa Foke itu menekankan pentingnya pemahaman pekerja terhadap kesulitan yang dialami para pengusaha sepanjang krisis global ini.

"Karena kita perlu juga menjaga kelestarian lapangan pekerjaan yang dimiliki para pengusaha. Saya berharap juga dengan kesepakatan UMP ini tidak terjadi stagnasi dalam bentuk PHK masal sifatnya seperti yang saat ini banyak terjadi di luar negeri." .

Ketua Serikat Pekerja Nasional Endang Sunarto ketika dihubungi Jurnal Nasional kemarin menegaskan pihaknya tidak setuju dengan angka yang dipatok pemerintah tersebut. Diakui Endang, para pekerja memang memahami krisis global yang tengah terjadi. "Namun tidak berarti para pekerja yang dirugikan. Kita tidak setuju dengan angka itu. Keputusanya pun diambil dengan cara voting, bukan atas kesepakatan bersama," terangnya.

Ia menjelaskan sebenarnya para pekerja juga tidak menuntut kenaikan yang besar atas upah minimum mereka. Namun kenaikanya itu, cukup disesuaikan dengan perhitungan UMP tahun ini yaitu sekitar 92 persen dari standar Kebutuhan Hidup Layak (KLH) yang saat itu sudah ditentukan Rp. 1.055.000. Sedangkan kini, sambung Endah, Pemerintah sudah menetapkan KLH DKI Jakarta sebesar Rp. 1.314.000. "Jadi kalau kenaikan UMP itu sekitar 92 persen dari KLH, maka kita menuntut upah minimum sebesar Rp. 1.230.000," tegasnya.

Lagipula, lanjutnya, perhitungan pemerintah dalam menentukan kenaikan UMP dinilai salah karena mengacu pada kenaikan inflasi. Padahal sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.17/2005 Tentang Komponen Pelaksanaan Tahapan Pencapaian KHL, parameter penghitungan UMP adalah berdasarkan hasil survei. "Karena itu kita akan menuntut Gubernur segera merevisi UMP 2009," tegasnya.

(7)

Jurnal Nasional Sabtu, 01 November 2008

Memang ia mengakui untuk perusaahaan skala besar bisa saja memenuhi keputusan pemerintah tersebut. Namun kembali ia mengkhawatirkan kemampuan dari pengusaha kecil dalam mengupah karyawan mereka.

"Sebaiknya untuk perusahan kecil dibebaskan menentukan upah minimum mereka. Karena kalau 10 persen diterapkan kepada mereka, bisa lebih banyak pengangguran," tandasnya.

(8)

Berkhas 3 Volume VI November 2008 Suara Pembaruan Sabtu, 01 November 2008

UM P N a ik , Bu r u h Te t a p M isk in

[JAKARTA] Kalangan buruh menyambut positif kenaikan upah minimum provinsi (UMP) di DKI Jakarta sebesar 10 persen. Namun, kenaikan tersebut dinilai belum memenuhi kebutuhan layak para buruh karena masih sangat rendah.

"Senang ada kenaikan tetapi masih sangat rendah. Kita tahu, saat ini harga semua kebutuhan naik. UMP yang hanya Rp 1.069.865 belum memberikan apa-apa," kata Dodi (35), buruh di kawasan industri Pulo Gadung, Jakarta Timur.

Dengan UMP sebesar Rp 1.069.865 per bulan atau Rp 42.794 per hari (asumsi 25 hari kerja sebulan), kata dia, belum mampu menutupi kebutuhan seorang buruh dengan status masih lajang. Apalagi, yang sudah berkeluarga dan menanggung istri dan anak.

Menurut Dodi, makan dua kali sehari saja paling murah Rp 12.000, ditambah biaya transportasi ke tempat kerja sekitar Rp 10.000 per hari. Dengan demikian, dalam sebulan sudah habis Rp 660.000. "Untuk bayar kontrakan rumah Rp 300.000 per bulan, belum tagihan listrik sama air," katanya.

Kalau perusahaan betul-betul menetapkan upah standar minimum tuturnya, sudah pasti sebelum akhir bulan, dia harus pinjam ke teman untuk ongkos dan biaya makan. "Buruh seperti kami sudah enggak mikir untuk menabung, sebab gaji hanya untuk mempertahankan hidup. Itu pun gali lubang tutup lubang. Yang kecil semakin miskin," katanya.

Hal yang sama disampaikan Ima (28), rekan Dodi. Ima yang mengaku sudah punya anak menegaskan, cukup susah membiayai rumah tangganya dengan UMP hanya Rp 1.069.865. "Tidak bisa buat apa-apa dengan gaji tersebut. Itu juga kalau utuh diberikan perusahaan. Kebanyakan perusahaan telah potong macam-macam, entah bayar pajak, tunjangan, dan sebagainya. Jadi UMP itu masih sangat rendah," ujarnya.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah mengumumkan kenaikan UMP pada 2009 mendatang sebesar 10 persen yaitu dari Rp 972.604 menjadi Rp 1.069.865 per bulan.

"Sudah ada titik temu di Dewan Pengupahan yang intinya memahami perlunya penambahan upah minimum. Tetapi di sisi lain perlu menjaga kelestarian lapangan kerja yang dimiliki pekerja. Namun kita paham ada kesulitan para pengusaha karena krisis yang utamanya di bidang pemasaran dan cash flow," kata Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo di Balaikota Jakarta, Jumat (31/10).

(9)

Jurnal Nasional Minggu, 02 November 2008

Nusantara | Kudus | Minggu, 02 Nov 2008 17:10:53 WIB

SKB 4 M e n t e r i Be r d a m p a k Pa d a Up a h Bu r u h

SURAT kesepakatan bersama (SKB) Empat Menteri tentang Pemeliharaan Momentum Pertumbuhan Ekonomi Nasional Dalam Mengantisipasi Perkembangan Perekonomian Global, berdampak pada keputusan pengusulan nominal Upah Minimum Kabupaten (UMK) Kudus tahun 2009 menjadi kurang maksimal.

Ketua DPC Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Kudus, Moch. As`ad, di Kudus, Minggu (2/11), mengungkapkan, jika berpedoman pada SKB empat Menteri, maka nilai UMK Kudus hanya mencapai Rp712.850 saja lebih rendah dari usulan UMK tahun 2009.

"Padahal usulan UMK tahun 2009 kepada Gubernur sebesar Rp750.000, mengingat UMK pada tahun 2008 lalu sebesar Rp672.500," katanya.

Hal itu tidak terlepas dari SKB empat Menteri, yang membatasi pertumbuhan ekonomi tidak boleh melebihi angka enam persen.

"Jika ditetapkan hanya enam persen, maka survei KHL menjadi tidak berarti, karena survei KHL untuk memperbaiki kondisi tahun sebelumnya," ujarnya.

Meski demikian, As`ad menyerukan kepada semua pihak untuk tetap menciptakan suasana kondusif.

Selaku perwakilan buruh, pihaknya menegaskan, tidak akan menyerukan pemogokan atau demo terkait SKB empat Menteri tersebut.

Salah seorang pekerja pabrik di Kudus, Eko, berpendapat, munculnya SKB empat Menteri justru membuat posisi tawar pekerja semakin rendah.

Sebab, pembatasan pertumbuhan ekonomi secara langsung atau tidak langsung tentu berdampak pada UMK yang diterima pekerja.

(10)

Berkhas 5 Volume VI November 2008 Tempo I nteraktif Minggu, 02 November 2008

Ke n a ik a n Up a h D KI D it e r im a Se r ik a t Bu r u h

Minggu, 02 November 2008 | 15:37 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Kenaikan upah minimum Propinsi DKI Jakarta tahun 2009 sebesar 10 persen akan diterima serikat buruh. "Ini bentuk toleransi terhadap keputusan Gubernur," ujar Wakil Ketua Serikat Pekerja Indonesia Sofian Ahad (2/10).

Ia cukup senang walaupun itu di luar ketentuan Surat Keputusan Bersama 4 Menteri yang menyatakan kenaikan upah tak melebihi pertumbuhan ekonomi nasional yang berada di kisaran 6,7 persen.

Tahun depan pekerja di Jakarta akan menerima upah sebesar Rp 1.069.865 naik dari Rp 972.604. "Kami akan hitung apakah sesuai dengan kebutuhan hidup layak (KHL) atau tidak," tambah Sofian. Target ideal menurutnya sebesar Rp 1,2 juta.

Kenaikan upah, lanjutnya tak seiring dengan kesesuaian KHL. Pada tahun 2007 dengan upah Rp 900.560,00 sudah 98 persen mendekati KHL. Namun di tahun berikutnya (2008) berdasar upah Rp 972.604,00, ternyata menurut Sofian justru kesesuaian dengan KHL turun menjadi 92 persen.

Konfederasi akan mengkaji kembali kesesuaian upah baru ini dengan KHL. Akan tetapi jika Gubernur sudah menetapkan, Sofian menambahkan, berarti itu sudah kesepakatan dengan Dewan Pengupahan Provinsi.

(11)

Bisnis I ndonesia Senin, 03 November 2008

6 Pe r u sa h a a n a k a n r u m a h k a n k a r y a w a n

JAKARTA: Sedikitnya enam perusahaan segera merumahkan karyawannya sebagai langkah efisiensi menyusul krisis global.

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Erman Suparno mengatakan enam perusahaan tersebut telah melaporkan keinginan untuk merumahkan karyawannya ke instansinya. Kendati enggan menyebutkan keenam perusahaan itu, dia mengindikasikan mereka bergerak di sektor manufaktur.

"Pokoknya pabriklah, yang banyak adalah sektor manufaktur, termasuk garmen," katanya pekan lalu.

Jumlah karyawan yang akan dirumahkan, lanjut Erman, kira-kira mencapai 1.000-1.200 orang.

(12)

Berkhas 7 Volume VI November 2008 Bisnis I ndonesia Senin, 03 November 2008

1 6 8 Ko t a / k a b u p a t e n b e lu m p u n y a p e n g a w a s

k e t e na ga k e r j a a n

MEDAN: Sebanyak 168 kota/kabupaten di Indonesia belum memiliki pengawas ketenagakerjaan dan hal itu menjadi salah satu faktor tingginya angka kecelakaan kerja di perusahaan di dalam negeri, sekaligus berdampak pada kerugian akibat hilangnya produktivitas sekitar Rp80 miliar hingga Rp230 miliar tahun lalu.

"Sudah saatnya pemerintah provinsi dan kabupaten/kota menyediakan anggaran untuk merekrut dan menggaji pengawas ketenagakerjaan. Kalau hanya dengan mengandalkan keuangan pemerintah pusat, ketersedian pengawas tidak akan pernah terpenuhi," kata Ketua Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Nasional Harjono di Medan, pekan lalu.

Dia mengatakan pemerintah hanya mampu mengangkat 60 orang pengawas per tahun, sedangkan jumlah yang pensiun juga sama setiap tahunnya.

Menurut Harjono, yang terpenting untuk menekan kecelakaan kerja adalah mengubah budaya kerja dan itu juga memerlukan pelatihan, pembinaan, dan peraturan mengenai standar kerja dan penggunaaan pengamanan.

"Mengubah budaya kerja juga perlu kesabaran tinggi mengingat 65% angkatan kerja di Indonesia hanya lulusan SD [sekolah dasar]," kata Harjono.

Mengutip data yang diterbitkan PT Jamsostek pada 2007, dari 8 juta pekerja peserta Jamsostek, yang mengalami kecelakaan kerja mencapai 83.714 orang, dengan kasus fatalitas 1.883 orang dan cacat permanen 6.449 orang dengan kompensasi Rp219,786 miliar.

Jumlah kecelakaan kerja terbesar di sektor konstruksi atau sebesar 32%, disusul industri 31,6%.

(13)

Bisnis I ndonesia Senin, 03 November 2008

'Up a h m in im u m w e w e n a n g d a e r a h '

JAKARTA: Penetapan upah minimum dinilai tidak bergantung sepenuhnya kepada peraturan bersama empat menteri karena masih menjadi wewenang gubernur, bupati, dan wali kota setelah mendengarkan masukan dari Dewan Pengupahan Daerah.

"Peraturan bersama empat menteri itu bukan meniadakan kenaikan upah minimum pada 2009. Sebaliknya memberi kesempatan kepada serikat pekerja dan pengusaha melalui forum bipartit untuk menentukan besaran upah sesuai dengan kemampuan perusahaan dan sektor usaha," ungkap Saut Aritonang, Ketua Umum Dewan Pengurus Besar Serikat Buruh Merdeka, pekan lalu.

Oleh karena itu, dia meminta serikat pekerja atau buruh di pusat dan daerah untuk membaca dengan teliti peraturan bersama empat menteri itu.

(14)

Berkhas 9 Volume VI November 2008

Kompas Senin, 03 November 2008

PENDIDIKAN

Ak iba t " Je b a k a n " Pe n g a n g g u r a n Be r lip a t

Senin, 3 November 2008 | 00:49 WIB

Jakarta, Kompas - Tingkat pengangguran lulusan perguruan tinggi semakin meningkat akibat ”jebakan” pendidikan, karena para lulusan itu dibiarkan bersekolah, tetapi sulit mendapat pekerjaan. Dari tahun 2004, persentase pengangguran lulusan perguruan tinggi mencapai 5,7 persen dan berlipat dua pada 2008 menjadi 11,4 persen.

Demikian dikatakan Sekretaris Menteri Negara Riset dan Teknologi Benyamin Lakitan, Sabtu (1/11), di sela pembukaan Indonesia-Jepang Expo 2008 di arena Pekan Raya Jakarta Kemayoran, Jakarta.

”Upaya mencetak makin banyak tenaga terdidik memang penting, tetapi relevansi pendidikan jauh lebih penting,” kata Benyamin. Pada 2004, jumlah pengangguran lulusan perguruan tinggi sekitar 500.000 orang. Tahun 2008 menjadi dua kali lipatnya, 1,1 juta orang.

Menurut Benyamin, Jepang patut dicontoh. Pendidikan yang dikembangkan di sana sangat relevan dengan tujuan.

Pada salah satu sambutan pembukaan Indonesia-Jepang Expo 2008 yang diselenggarakan atas kerja sama Harian Kompas dan Nikkei dari Jepang, Pemimpin Umum Harian Kompas Jakob Oetama mengatakan, salah satu pemicu perkembangan yang membawa kemajuan pesat di Jepang adalah Restorasi Meiji.

Salah satu pesan penting dari Restorasi Meiji, seperti diutarakan Benyamin, pentingnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan. ”Restorasi Meiji pemicu majunya teknologi melalui pendidikan yang relevan dengan tujuan, yaitu pendidikan dengan materi keilmuan dari dunia Barat kala itu,” kata Benyamin.

”Salah satu langkah dasar yang harus dibenahi di Indonesia saat ini adalah pengembangan riset keilmuan. Dikotomi riset dasar dan terapan seharusnya dihilangkan dan diubah menjadi curiousity driven research (riset mencari tahu) dan goal oriented researh (riset berorientasi tujuan),” kata Benyamin.

Indonesia sebagai negara agraris, tetapi dunia pendidikan agrarisnya justru merosot. Ini bukti lemahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan publik.

”Membaca kebutuhan publik sangat penting, sehingga seperti di Jepang, pemerintah patut mengatur prioritas industri dengan didukung lembaga pendidikannya,” ujar dia.

Pada zaman Meiji, saat terjadi pergolakan mencari identitas nasional (1885-1895), para generasi mudanya memutuskan mendalami berbagai kemajuan dunia Barat melalui pendidikan dengan mengedepankan tradisi Jepang.

Keandalan pengembangan nilai-nilai lokal Jepang saat ini sebetulnya diturunkan Jepang di Indonesia. Salah satunya, seperti disinggung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada pembukaan kegiatan Indonesia-Jepang Expo 2008, adalah program Jogjatic di Yogyakarta: konsep satu desa satu produk.

(15)

Suara Pembaruan Senin, 03 November 2008

RAPP Te r a n ca m Ru m a h k a n Ka r y a w a n

[PEKANBARU] Perusahaan Penghasil Pulp serta kertas terbesar di kawasan Asia Tenggara yakni PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) mengalami guncangan berat akibat krisis ekonomi global.

Jika dalam dua bu- lan mendatang kondisi perekonomian global ti- dak membaik, perusahaan akan melakukan beberapa langkah, yakni merumahkan karyawan secara bertahap dan langkah yang diambil paling akhir adalah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

"Saat ini, yang baru dilaksanakan adalah efisiensi,'' kata Dirut Rudi Fajar kepada SP, Sabtu (1/11) pagi. Perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Pelalawan, Riau ini, setiap bulan memproduksi sekitar 100.000 ton kertas yang sebagian besar diekspor ke luar negeri seperti Korsel, Taiwan, dan Jepang

Ia menjelaskan kondisi yang memprihatinkan ini akan berdampak serius terhadap nasib karyawan. Di pabrik terdapat sekitar 4.500 karyawan, sedangkan secara keseluruhan perusahaan tersebut memiliki 12.000 karyawan.

Fajar menjelaskan, krisis ekonomi global begitu kuat pengaruhnya ter- hadap industri pulp dan kertas. Sementara, harga bahan baku global juga mengalami peningkatan. Sedangkan pembeli makin menurun akibat sulitnya likuiditas keuangan.

"Kita tetap berusaha agar perusahaan dapat survive menghadapi dampak krisis global,'' ujarnya.

Ia mengungkapkan, perusahaan akan berusaha mempertahankan para karyawan sampai benar-benar maksimal. Langkah merumahkan karyawan merupakan hal yang berat.

(16)

Berkhas 11 Volume VI November 2008 Tempo I nteraktiff Senin, 03 November 2008

Bu r u h d i Ja w a Ba r a t M e n ola k Pu t u sa n Up a h

Senin, 03 November 2008 | 22:58 WIB

TEMPO Interaktif, BANDUNG:- Organisasi Buruh se-Bandung Raya hari ini menolak keputusan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan yang menetapkan Upah Minimum Provinsi sebesar Rp 628 ribu. Mereka menilai, rumusan besaran upah tidak sesuai dengan rumus yang telah disepakati Dewan Pengupahan.“Seharusnya kalau sesuai dengan KHL ada peningkatan,” kata Koordinator Serikat Pekerja/Buruh Cimahi, Bandung Raya, dan Bandung Barat Edi Subardi, Senin (3/11).

Dalam rumusannya, faktor jumlah Laju Pertumbuhan Ekonomi dan produktivitas dibagi dua. Pembagi dua ini, yang jadi pertanyaan para buruh. Menurut Edi, cara penghitungan itu UMP Jawa Barat tahun 2009 lebih kecil prosentasenya dibandingkan dengan hasil survey Kebutuhan Hidup Layak (KHL). Dengan UMP yang ditetapkan Gubernur itu prosentasenya adalah 85,56 persen KHL sementara UMP 2008 prosentasenya terhadap KHL lebih besar yakni mencapai 92,5 persen.

Desakan itu disampaikan para perwakilan buruh pada Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Mustopha Djamaluddin yang menemuinya di Gedung Sate, Bandung. Para buruh selain menuntut revisi UMP, juga meminta agar gubernur menolak Peraturan Bersama 4 Menteri tentang Upah serta penetapapan UMP untuk kabupaten/kota agar mendekati 100 persen KHL.

Pertemuan itu berlangsung panas. Mustopha dicecar para buruh untuk menjelaskan dari mana asalnya rumus penghitungan UMP yang digunakan. Pada penetapan tahun sebelumnya tidak ada pembagi dua dalam penjumlahan faktor Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Produktivitas. “Dari mana angka dua itu,” katanya.

Mustopha gelagapan menjelaskannya. Dia beralasan sebagai pejabat baru tidak tahu persis dari mana rumus tersebut muncul. ”Saya kurang paham itu kerena tidak mengikutinya, apa itu, dilakukan di mana dan bagaimana, saya pejabat baru,” katanya. Mustopha sendiri baru ditunjuk kurang dari dua minggu ini.

Para buruh akhirnya membubarkan diri karena kecewa. Mereka menitipkan tiga butir desakan untuk disampaikan pada gubernur. Beberapa yang kecewa keluar ruangan sambil menggebrak meja.

(17)

Tempo I nteraktif Senin, 03 November 2008

Pu lu h a n Rib u Bu r u h Te r a n ca m M e n g a n g g u r

Senin, 03 November 2008 | 11:51 WIB

TEMPO Interaktif, Bandung: Kalangan pengusaha diminta untuk tidak menakuti-nakuti buruh dengan ancaman Pemutusan Hubungan Kerja menyusul krisis global keuangan. Aktivis buruh dari Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Kota Bandung, Jawa Barat, Rohana, mengatakan harus ada antisipasi yang menguntungkan bagi pekerja dan pengusaha dalam menghadapi krisis. "Kondisi sedang sulit jangan dibuat susah," katanya.

Menurutnya, ancaman PHK karena perusahaan merugi adalah lagu lama perusahaan di akhir tahun dan menjelang penetapan Upah Minimum Kota dan Kabupaten. Menghadapi ancaman krisis global yang kini belum terasa, Rohana menyarankan agar perusahaan berorientasi ekspor mengalihkan pasar dari AS dan Eropa ke Timur Tengah.

"Biasanya setelah penetapan UMK, perusahaan enggak ngeluh lagi," ujarnya. Rohana mengatakan ancaman PHK adalah shock therapy yang menekan buruh. Jika rencana PHK itu muncul, buruh harus melihat dulu kondisi keuangan perusahaan selama dua tahun terakhir.

Sebelumnya, Ketua Kamar Dagang Indonesia Kota Bandung, Deden Y. Hidayat mengatakan, hampir 50 persen dari 157 ribu buruh di Kota Bandung terancam dipecat jika hingga November nanti perusahaan gagal meraih pesanan ekspor.

Menurut Deden, jumlah pengusaha yang paling terimbas krisis global berjumlah sekitar 750 dari 5000 anggota KADIN. Mereka adalah eksportir tekstil, barang-barang eletronik, dan mesin.

Saat ini, menurut Rohana, kemungkinan keputusan PHK atau tidak masih seimbang. Tapi harus dicermati soal lebih banyaknya angkatan kerja saat ini dibandingkan tahun kemarin. "Jadi posisi harga tawar buruh sangat rendah, pengusaha gampang mengganti buruh yang lama dengan buruh baru," ucapnya.

Menurut Rohana, dia akan memetakan kondisi perusahaan berorientasi eskpor dengan rekan-rekan aktivis buruh lainnya. Harapannya, PHK atau merumahkan karyawan tidak sampai terjadi. Tapi jika harus terjadi, katanya, keputusan itu harus segera dilaksanakan dengan pesangon yang layak sesuai ketentuan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2004.

(18)

Berkhas 13 Volume VI November 2008 Tempo I nteraktif Selasa, 04 November 2008

Bu r u h M a la n g D e m o M e n ola k SKB Em p a t M e n t e r i

Selasa, 04 November 2008 | 12:06 WIB

TEMPO Interaktif, Malang:Lebih dari 50 buruh yang tergabung dalam Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) Malang Kuceswara Kota Malang menggelar aksi unjuk rasa di Alun-akun Tugu Kota Malang, Selasa (4/11). Para buruh menolak SKB 4 Menteri tentang Pemeliharaan Momentum Pertumbuhan Ekonomi Nasional. "SKB ini menguntungkan pengusaha dan merugikan buruh," kata Sekretaris SBSI Malang Kuceswara, Ratmoko.

Dalam SKB 4 Menteri Pasal 3 disebutkan dalam menetapkan upah minimum kota/kabupaten (UMK), Gubernur diminta agar tidak melebihi angka pertumbuhan ekonomi. Padahal, berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan, dasar penetapan UMK adalah hasil survey hidup layak ditambah inflasi.

Angka pertumbuhan ekonomi Jawa Timur saat ini sebesar 6,5 persen, sedangkan angka inflasi mencapai 11 persen. "Jika pasal 3 dalam SKB diterapkan, UMK Buruh akan kecil," ujar Ratmoko.

Buruh menilai SKB 4 menteri ini tidak dikenal dalam jenis dan tata urutan peraturan perundangan di Indonesia, Selain itu juga tak memiliki landasan hukum karena tak mencantumkan konsiderannya perundangan sebagai dasar hukum.

Buruh menuntut agar Presiden mencabut SKB 4 Menteri dan mendesak Gubernur Jatim untuk tidak mengindahkan SKB 4 Menteri ini.

(19)

Tempo I nteraktif Selasa, 04 November 2008

Up a h Bu r u h d i Be k a si D iu su lk a n d i At a s Rp 1 Ju t a

Selasa, 04 November 2008 | 13:37 WIB

TEMPO Interaktif,Bekasi: Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bekasi, mengusulkan upah tenaga kerja 2009 sebesar Rp 1.049.400 per bulan. Ini berarti naik sekitar enam persen dari upah Kota Bekasi saat ini, sebesar Rp 990 ribu per bulan.

Ketua Apindo Bekasi Purnomo Narmiadi, mengatakan usulan itu sesuai dengan keinginan pemerintah bahwa kenaikan upah tidak melampaui pertumbuhan ekonomi nasional enam persen.

(20)

Berkhas 15 Volume VI November 2008 Tempo I nteraktif Selasa, 04 November 2008

Bu r u h M a la n g D e m o M e n ola k SKB Em p a t M e n t e r i

Selasa, 04 November 2008 | 12:06 WIB

TEMPO Interaktif, Malang:Lebih dari 50 buruh yang tergabung dalam Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) Malang Kuceswara Kota Malang menggelar aksi unjuk rasa di Alun-akun Tugu Kota Malang, Selasa (4/11). Para buruh menolak SKB 4 Menteri tentang Pemeliharaan Momentum Pertumbuhan Ekonomi Nasional. "SKB ini menguntungkan pengusaha dan merugikan buruh," kata Sekretaris SBSI Malang Kuceswara, Ratmoko.

Dalam SKB 4 Menteri Pasal 3 disebutkan dalam menetapkan upah minimum kota/kabupaten (UMK), Gubernur diminta agar tidak melebihi angka pertumbuhan ekonomi. Padahal, berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan, dasar penetapan UMK adalah hasil survey hidup layak ditambah inflasi.

Angka pertumbuhan ekonomi Jawa Timur saat ini sebesar 6,5 persen, sedangkan angka inflasi mencapai 11 persen. "Jika pasal 3 dalam SKB diterapkan, UMK Buruh akan kecil," ujar Ratmoko.

Buruh menilai SKB 4 menteri ini tidak dikenal dalam jenis dan tata urutan peraturan perundangan di Indonesia, Selain itu juga tak memiliki landasan hukum karena tak mencantumkan konsiderannya perundangan sebagai dasar hukum.

Buruh menuntut agar Presiden mencabut SKB 4 Menteri dan mendesak Gubernur Jatim untuk tidak mengindahkan SKB 4 Menteri ini.

(21)

Bisnis I ndonesia Rabu, 05 November 2008

D e p n a k e r t r a n s j a n j i e v a lu a si p e n e r a p a n u p a h

JAKARTA: Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans) berjanji akan terus mengevaluasi penerapan ketentuan upah buruh, sebagaimana yang telah ditetapkan oleh dewan pengupahan, pada seluruh sektor usaha di berbagai daerah.

"Kami akan terus mengevaluasi, karena berdasarkan aturan, ketentuan upah buruh harus sesuai dengan apa yang telah diputuskan di dewan pengupahan di tingkat provinsi/kabupaten/kota," katanya, kemarin.

Sebelumnya, Rekson Silaban, Presiden Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI), menyebutkan hanya 30% perusahaan yang mematuhi ketentuan upah minimum yang ditetapkan oleh dewan pengupahan.

"Dalam kenyataannya, memang banyak buruh yang menerima upah di bawah upah minimum. Mereka memilih itu dibandingkan tidak punya pekerjaan. Jadi, penetapan upah sering terjadi berdasarkan mekanisme pasar, di mana penawaran tenaga kerja lebih banyak," ujar Rekson.

Dia menambahkan dewan pengupahan tidak mempunyai kewajiban untuk memastikan para pengusaha mematuhi ketentuan yang telah diputuskan.

"Itu bukan urusan dewan pengupahan. Itu [memastikan penetapan upah minimum dipenuhi pengusaha] merupakan tugas pengawasan dari pemerintah. Memang sekarang ini menjadi masalah," kata Rekson.

Data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan rata-rata upah nominal (besaran nilai upah) yang diterima oleh buruh industri sepanjang kuartal II/2008 turun 0,33% menjadi Rp1.144.260 per bulan dibandingkan dengan Rp1.148.080 per bulan pada kuartal I/2008.

Ketika dikonfirmasi mengenai penurunan rata-rata upah tersebut, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Erman Suparno justru mengatakan hal tersebut tidak mungkin terjadi.

"Tidak mungkin turun, toh besarannya sudah ditetapkan oleh dewan pengupahan yang terdiri dari tiga pihak, yaitu pemerintah, pengusaha, dan buruh itu sendiri [tripartit nasional]," tegasnya.

(22)

Berkhas 17 Volume VI November 2008 Jurnal Nasional Rabu, 05 November 2008

Nusantara Semarang | Rabu, 05 Nov 2008

Pe k e r j a Tu n t u t UM K y a n g La y a k

KAUM pekerja dan buruh di Jawa Tengah (Jateng) berkeras menolak Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri tentang Pemeliharaan Momentum Pertumbuhan Ekonomi Nasional dalam Mengantisipasi Perkembangan Global. Mereka menilai, SKB empat Menteri merugikan kaum pekerja. Selain itu, mereka juga menuntut kenaikan upah minimum kabupaten (UMK) menjelang 2009 juga berpatokan pada kebutuhan hidup layak (KHL).

Hal itu disuarakan oleh ratusan buruh yang tergabung dalam Serikat Pekerja Nasional (SPN) di Jateng yang melakukan aksi turun ke jalan Selasa (4/11). Aksi tersebut diawali dengan long march dari Simpang Lima. Kemudian diteruskan dengan masuk ke halaman Kantor Gubernur Jateng.

Setelah sempat terjadi aksi dorong pintu gerbang antara pendemo dan aparat keamanan, massa kemudian dipersilakan masuk ke halaman gedung. Akhirnya setelah bernegosiasi pewakilan pekerja diperbolehkan masuk untuk berdialog dengan pejabat Pemprov Jateng.

Koordinator aksi, Nanang Setyono mengatakan, seharusnya hasil survei yang telah dilakukan dan dibuat oleh Dewan Pengupahan baik di tingkat Kabupaten/ Kota dan Provinsi yang menjadi rujukan Gubernur untuk menetapkan UMK.

"Dengan adanya aturan dalam SKB secara tidak langsung sebenarnya pemerintah melalui para menterinya mengingkari dan menafikan beberapa aturan perundang-undangan yang telah dibuatnya sendiri untuk meningkatkan hajat hidup rakyat, khususnya pekerja," katanya.

Nanang Setyono yang juga Ketua DPC SPN Kota Semarang menyayangkan jika hanya dengan alasan untuk menghindari PHK dan demi kelangsungan usaha para pemodal, pemerintah melalaikan kewajibannya untuk memberikan perlindungan kepada para pekerja atau buruh.

(23)

Kompas Rabu, 05 November 2008

Up a h M in im u m y a n g Te la h Ad a Ta k Ak a n D ib a t a lk a n

Rabu, 5 November 2008 | 00:55 WIB

Jakarta, Kompas - Pemerintah daerah dapat terus menetapkan upah minimum sesuai kondisi setempat. Pemerintah pusat tidak akan membatalkan upah minimum yang sudah ditetapkan meski besar kenaikan melebihi tingkat pertumbuhan nasional.

Sampai saat ini, sedikitnya empat provinsi telah menetapkan upah minimum 2009, yakni DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Seusai menerima delegasi pengusaha Jepang di Jakarta, Selasa (4/11), Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Erman Suparno mengatakan, pemerintah tidak melarang kenaikan upah minimum.

Penerbitan Peraturan Bersama Empat Menteri tentang Pemeliharaan Momentum Pertumbuhan Ekonomi Nasional dalam Mengantisipasi Perkembangan Perekonomian Global pada Rabu (22/10) menimbulkan polemik di antara buruh, pengusaha, dan pemerintah.

Serikat buruh khawatir peraturan tersebut bakal membatasi kenaikan upah minimum. Adapun pemerintah dan pengusaha berpendapat aturan ini dibutuhkan perusahaan yang bakal semakin terpuruk dalam krisis global jika harus tetap menaikkan upah minimum 2009.

”Selama perusahaan mampu, silakan saja menaikkan upah minimum,” kata Erman.

Berpotensi kolaps

Dia menambahkan, peraturan tersebut khusus untuk perusahaan yang terkena dampak serius krisis global dan berpotensi kolaps jika harus mengikuti kenaikan upah minimum standar. Oleh karena itu, gubernur harus berbicara dengan dewan pengupahan daerah, pengusaha, dan serikat buruh perusahaan korban krisis global sebelum menetapkan upah minimum.

”Pemerintah menerbitkan peraturan bersama ini supaya pekerja terhindar dari risiko PHK,” ujar Erman.

>w 9438m<Upah minimum DKI Jakarta 2009 adalah Rp 1.069.865, Banten Rp 917.500, Jawa Barat Rp 568.193, dan Yogyakarta Rp 700.000. >w 9738m<Adapun Jawa Timur baru akan diumumkan pekan depan.

>subior<Pemerintah akan meningkatkan sosialisasi dan evaluasi implementasi peraturan bersama empat menteri. Erman mengatakan, tim sosialisasi dan evaluasi sudah dibentuk dan akan segera turun ke daerah.

Menurut Erman, hal ini dinilai lebih efektif agar buruh tidak salah memahami peraturan bersama tersebut.

”Selain itu, kami juga ingin buruh lebih memahami dampak krisis sekarang ini,” kata Erman.

Depnakertrans saat ini tengah mengumpulkan informasi jumlah pekerja yang dirumahkan akibat order yang sepi.

Seperti diberitakan Kompas, Minggu (2/11), sedikitnya 1.500 pekerja pabrik kayu lapis di Kalimantan Tengah dirumahkan karena krisis global. Kondisi serupa juga mulai terjadi di sebagian Jawa Barat dan Jawa Tengah.

(24)

Berkhas 19 Volume VI November 2008

Kompas Rabu, 05 November 2008

Pemerintah juga akan meningkatkan pengiriman pekerja magang ke Jepang dan Korea untuk mengurangi pengangguran.

(25)

Seputar I ndonesia Rabu, 05 November 2008

Bu r u h PT St a r Pla st in d o Be r on t a k

Wednesday, 05 November 2008

MALANG (SINDO) – Buruh PT Star Plastindo di Bululawang, Kabupaten Malang,kemarin berontak dengan melakukan aksi demonstrasi.

Mereka mendesak kembali dipekerjakan sebagai pekerja harian, bukan pekerja borongan seperti selama ini.Alasannya, dengan sistem borongan, mereka dirugikan. Aksi demonstrasi yang diikuti puluhan pekerja tersebut dilakukan di halaman kantor perusahaan.

Dalam aksinya, para buruh yang tergabung dalam Solidaritas Perjuangan Buruh Indonesia (SPBI) Komite Wilayah Kabupaten Malang membentangkan poster dari kertas karton serta bendera SPBI.Mereka juga meneriakkan yel-yel tuntutan pengembalian hak mereka. Selain menuntut agar kembali dipekerjakan sebagai buruh harian, pekerja juga menuntut diikutkan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (Jamsostek),cuti hamil,biaya persalinan, serta upah apabila buruh tidak masuk kerja karena sakit.

Namun, beberapa tuntutan tersebut masih akan dirundingkan. ”Apabila diakumulasi, upah harian masih memenuhi UMK dan beban kerja tidak seberat sekarang. Kalau sistem borongan, sangat merugikan pekerja,” ujar Koordinator SPBI Komite Wilayah Kabupaten Malang Bambang Edi S.

Menurut dia, jika para pekerja menggunakan sistem kerja harian, setiap hari bisa mendapatkan upah Rp32.000/hari.Dengan sistem kerja borongan, para pekerja hanya mendapatkan upah berkisar Rp13.000–26.000 saja per hari. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Kabupaten Malang Djaka Ritamtama kemudian menemui para pekerja.

(26)

Berkhas 21 Volume VI November 2008 Jurnal Nasional Kamis, 06 November 2008

Nusantara Kendari | Kamis, 06 Nov 2008

UM P Su lt r a N a ik 1 0 Pe r se n

KEPALA Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sulawesi tenggara (Sultra) Erna Bansin, Rabu (5/11), mengatakan, upah minimum provinsi (UMP) Sultra untuk tahun 2009 mendatang dinaikkan sekitar delapan hingga 10 persen dari UMP tahun 2008 ini.

"Kita telah melakukan rapat terkait hal ini. Dan diputuskan, akan naik sekitar delapan hinga 10 persen dari UMP tahun 2008. Itu akan berlaku untuk buruh dan seluruh pekerja," katanya.

Diperkirakan, UMP tahun 2009 mendatang diperkirakan sebesar Rp770 ribu. UMP tahun 2008 sebesar Rp700 ribu.

Dijelaskan, kenaikan UMP pada kisaran angka tersebut didasarkan ada berbagai pertimbangan. Di antaranya, perubahan kebutuhan hidup kelayakan masyarakat, inflasi, hasil survei, serta surat keputusan bersama empat menteri dan kondisi perekonomian dunia yang memiliki dampak terhaap perekonomian di Sultra.

Selain hal tersebut, juga dipertimbangkan aspek keberlangungan perusahaan. Takutnya, jika UMP terlalu tinggi, perusahaan tidak akan bisa berkembang. Sementara pertimbangan di sisi kepentingan buruh, agar tidak terjadi eksploitasi tenaga kerja.

Juga tidak boleh dilupakan pertimbangan UMP di provinsi tetangga. Upah yang terlalu tinggi di Sultra dapat mengakibatkan mengalirnya tenaga kerja terampil dari provinsi tetangga yang membuat tenaga kerja di Sultra tidak terpakai.

Saat ini, Sultra memiliki sekitar 58.928 tenaga kerja yang tersebar di 5.448 unit usaha. Perusahaan yang terdata tersebut diwajibkan untuk melaporkan kondisi perusahaannya setiap tahun.

Erna mengatakan, hasil rapat ini nantinya akan diusulkan ke gubernur untuk mendapatkan persetujuan. Jika disetujui, UMP ini akan menjadi pedoman bagi seluruh unit usaha di kabupaten/kota se-Sultra.

(27)

Kompas Kamis, 06 November 2008

M e n n a k e r t r a n s M in t a PT Ja m sost e k Ba n g u n Ru su n a m i

Pe k e r j a

Kamis, 6 November 2008 | 00:20 WIB

Batam, Kompas - Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Erman Suparno meminta PT Jamsostek bersama perusahaan pengembang properti untuk membangun rumah susun sederhana milik atau rusunami bagi pekerja. Dengan pembangunan itu, diharapkan para pekerja dapat memiliki rumah susun dengan cara menyewa atau membeli.

Hal itu diungkapkan Mennakertrans saat acara pemancangan tiang pertama pembangunan rusunami atau apartemen sederhana Batam Centre Park di Batam, Rabu (5/11). Hadir dalam acara itu, Menteri Negara Perumahan Rakyat Muhammad Yusuf Asy&apos;ari dan Gubernur Kepulauan Riau Ismeth Abdullah.

”Saya mengharapkan, setelah pemancangan tiang ini, pembangunan rusunami dapat terus berjalan dan selesai,” kata Erman. Ia menambahkan, saat ini, perumahan bagi pekerja dengan berbagai program subsidi yang diberikan pemerintah merupakan hal yang sangat penting untuk meringankan beban pekerja.

Erman menambahkan, masalah pekerja tidak hanya terkait dengan masalah upah, melainkan juga perumahan. Tahun 2008, pihak Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi—di luar program subsidi perumahan—mengalokasikan anggaran perumahan bagi pekerja sebesar Rp 1,5 juta untuk 3.000 pekerja. Tahun 2009, ditargetkan anggaran untuk perumahan Rp 2 juta untuk 6.000 pekerja.

Sementara itu, Yusuf Asy&apos;ari mengungkapkan, subsidi perumahan tahun 2008 sebesar Rp 800 miliar. Tahun 2009, ditargetkan subsidi perumahan mencapai Rp 2,5 triliun.

Direktur Utama PT Dimas Pratama Indah Teguh Satria mengungkapkan, rusunami yang dibangun di Batam Centre Park sebanyak 34 blok dengan jumlah 5.004 unit.

Nilai investasi pembangunan rusunami itu mencapai Rp 450 miliar. Pembangunan dan penjualan rusunami itu dilakukan dengan bekerja sama dengan PT Jamsostek dan Bank Tabungan Negara.

(28)

Berkhas 23 Volume VI November 2008 Tempo I nteraktif Kamis, 06 November 2008

Bu r u h Ka r a w a n g D e sa k Up a h M in u m u m Rp 1 ,3 Ju t a

Kamis, 06 November 2008 | 17:10 WIB

TEMPO Interaktif, Karawang:Ratusan buruh dari Federasi Serikat Pekerja Karawang, berunjuk rasa ke kantor Dinas Tenga Kerja dan kantor Pemkab Karawang, Jawa Barat, Kamis (6/11). Mereka menuntut Bupati Karawang Dadang S Muhchtar memberlakukan upah minimum kabupaten tahun depan sebesar Rp 1,3 juta.

Fitri, salah seorang pengunjuk rasa mengatakan, desakan pemberlakuan UMK sebesar Rp 1,3 juta tersebut sesuai dengan kebutuhan hidup layak di Karawang saat ini. "Itu sesuai dengan hasil survei Dewan Pengupahan Kabupaten," kata Fitri.

Saat ini, UMK yang berlaku di Krawang Rp.970 ribu per bulan. Upah sebesar itu sudah tak sangguup lagi menutup biaya hidup yang terus melesat.

Selain menuntut pemberlakuan upah yang sama dengan kebutuhan hidup layak, mereka juga menuntut kenaikan sebesar lima persen dari upah yang berlaku sekarang. Para pengunjuk rasa yang nyaris didominasi kaum hawa tersebut menuntut Dinas Tenaga Kerja dan Pemerintah Kabupaten Karawang tidak memberlakukan surat kesepakatan bersama empat menteri. Surat tersebut dinilai adalah upaya mengebiri hak-hak karyawan dan memberikan kemerdekaan bagi pengusaha. "Kami menolak kenaikan upah 5,8 persen yang ditetapkan SKB empat menteri," teriak buruh.

Saleh Effendi, Asisiten I Bidang Pemerintahan Pemkab Karawang, yang menemui para pengunjuk rasa meminta agar kaum buruh bersabar menanti keputusan upah yang masih digodok di Dewan Pengupahan Kabupaten itu. "Kami masih melakukan pembahasan soal UMK itu," kata Saleh.

(29)

Kompas Jumat, 07 November 2008

Sila n g Se n g k a r u t Up a h M in im u m

Jumat, 7 November 2008 | 01:07 WIB

Razali Ritonga

Penetapan upah minimum provinsi kerap diliputi rasa ketidakpuasan bagi buruh dan pengusaha meski prosesnya telah dilakukan secara demokratis.

Diketahui, upah minimum ditetapkan oleh unsur tripartit, yakni pemerintah, dunia usaha, dan wakil serikat pekerja. Meski demikian, hasil keputusan tetap dinilai buruh kurang bijaksana dan menuding pemerintah memihak pengusaha.

Menghadapi tudingan itu, pemerintah berkilah, perusahaan perlu dilindungi agar terhindar dari kebangkrutan. Sebab, jika banyak perusahaan gulung tikar akan berdampak pada peningkatan pengangguran.

Meningkatnya angka pengangguran pascakrisis 1997 tampaknya terus membayangi pemerintah, termanifestasi dalam penetapan upah minimum. Maka, untuk menyelamatkan pekerja dan dunia usaha dari dampak krisis global, pemerintah perlu menetapkan kenaikan upah minimum dengan menerbitkan peraturan bersama yang ditandatangani empat menteri (mennakertrans, mendagri, menteri perindustrian, dan menteri perdagangan).

Namun, peraturan bersama empat menteri itu mengundang kontroversi, khususnya Pasal 3 yang menyebutkan, kenaikan upah minimum tahun 2009 perlu diupayakan oleh masing-masing daerah agar tak melebihi pertumbuhan ekonomi nasional. Ini berarti kenaikan upah minimum sebesar 6-7 persen sesuai pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan kenaikan sebesar itu, besar upah minimum secara riil menurun mengingat kenaikannya lebih rendah daripada angka inflasi, yang besarnya di atas 10 persen.

Bahkan, banyak pihak mempertanyakan alasan pemerintah menetapkan angka pertumbuhan ekonomi nasional sebagai acuan kenaikan upah minimum. Apakah penetapan itu dimaksudkan untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi tahun 2009 agar tidak lebih rendah daripada pertumbuhan ekonomi 2008? Lantas bagaimana dengan nasib kesejahteraan buruh, apakah tidak akan kian terpuruk dan meningkatkan angka kemiskinan?

Di bawah satu dollar AS

Ditengarai, besarnya upah minimum di Indonesia termasuk golongan menengah bawah. Berdasarkan catatan badan perburuhan dunia (ILO), secara global upah minimum terendah rata-rata tercatat 57 dollar AS per bulan dan tertinggi sebesar 1.185 dollar AS per bulan (ILO, 2006).

Upah minimum DKI, misalnya, untuk tahun 2009 ditetapkan Rp 1.069.865 per bulan (Kompas, 1/11/2008). Dengan kurs sebesar Rp 10.000 per satu dollar AS, upah minimum DKI setara dengan 106,9 dollar AS per bulan. Meski upah sebesar itu telah mengalami kenaikan sekitar 10 persen dibandingkan tahun lalu (Rp 972.604), kenaikannya dinilai belum cukup memadai.

(30)

Berkhas 25 Volume VI November 2008

Kompas Jumat, 07 November 2008

Selain berpeluang meningkatkan kemiskinan, peningkatan upah minimum yang tak seberapa itu juga berpotensi memperburuk ekonomi, bahkan kian meningkatkan angka pengangguran. Diketahui, dengan upah riil menurun akan menyebabkan daya beli buruh menurun.

Dengan penurunan daya beli akan berpotensi menurunkan konsumsi atau permintaan barang dan jasa. Pada tahap lanjut, menurunnya permintaan barang dan jasa akan menurunkan produksi dan mengancam dunia usaha gulung tikar serta meningkatkan angka pengangguran (ILO, 2006). Pada gilirannya, menurunnya konsumsi akan berkontribusi negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Meski demikian, kebangkrutan dunia usaha mungkin masih bisa dicegah jika produksi barang dan jasanya berorientasi ekspor, seperti dilakukan China dengan kebijakan upah buruh murah. Celakanya, produksi barang dan jasa di Tanah Air masih berorientasi pasar di dalam negeri.

Dengan realitas itu, dunia usaha tampaknya mengalami posisi dilematis; jika upah buruh dinaikkan, perusahaan tidak memiliki kemampuan dan jika upah tidak dinaikkan akan memperlemah daya beli, yang secara agregat berpotensi menurunkan produksi perusahaan.

Peran pemerintah

Salah satu solusi yang mungkin bisa dilakukan adalah meningkatkan peran pemerintah dalam mengurangi beban dunia usaha, terutama yang terkait pajak dan aneka pungutan. Upaya pengurangan beban itu bisa dilakukan, misalnya, dengan cara meringankan beban pajak perusahaan, bantuan keuangan berbunga rendah, dan atau subsidi, serta membebaskan dari berbagai pungutan, khususnya pada perusahaan yang tidak mampu memberi upah minimum secara layak.

Idealnya, besar upah minimum setara kebutuhan hidup layak (KHL), yang untuk DKI, misalnya, sebesar Rp 1.314.059,7 per bulan (Kompas, 1/9/2008). Dengan upah sebesar itu untuk setiap anggota rumah tangga akan menerima sebesar Rp 328.514 per anggota rumah tangga per bulan atau sebesar 1,09 dollar AS per hari per anggota rumah tangga (asumsi satu rumah tangga rata-rata empat orang).

Atas dasar itu, aspek perlindungan terhadap dunia usaha tetap diperlukan, tetapi jangan mengorbankan kepentingan buruh, dengan mengabaikan kenaikan upah minimum secara layak. Maka, meski penetapan upah minimum telah demokratis, peran pemerintah diperlukan lebih besar lagi agar tidak terjadi silang sengkarut antara buruh dan pengusaha.

(31)

Kompas Minggu, 09 November 2008

Bu r u h M u la i Ka m p a n y e

Minggu, 9 November 2008 | 02:21 WIB

Jakarta, Kompas - Menilai pemerintah tidak berpihak kepadanya, kalangan buruh mulai mengampanyekan untuk tidak memilih dalam Pemilu 2009. Alasannya, mereka merasa percuma memberikan dukungan politik kepada pemerintah.

”Tidak ada jaminan pada kepastian kerja dan peningkatan kesejahteraan buruh. Sebaliknya, hingga saat ini buruh justru ditelantarkan,” ungkap Khasminah, anggota Tim Riset dan Advokasi Komite Buruh Cisadane, Sabtu (8/11) di Jakarta.

Sebagai catatan, dalam sejumlah produk kebijakan nasional terkait buruh dan investasi, pemerintah dinilai lebih memerhatikan investor. Terakhir, muncul Surat Keputusan Bersama Empat Menteri tentang Pemeliharaan Momentum Pertumbuhan Ekonomi Nasional dalam Mengantisipasi Perkembangan Ekonomi Global.

Bagi buruh, keputusan itu memberi celah lebih besar kepada perusahaan untuk merumahkan atau tidak menaikkan upah buruh. ”Tidak ada upaya untuk memperbaiki taraf hidup buruh karena dengan alasan krisis global, perusahaan dapat tidak menaikkan upah buruh dengan alasan tidak mampu,” kata Khasminah.

Kerja sama beberapa organisasi buruh dengan partai politik, tutur Khasminah, juga tidak dapat diandalkan. Partai tidak mampu menjamin penyelesaian persoalan utama buruh, yaitu kepastian kerja dan pengupahan.

”Oleh karena itu, meski pada tingkat organisasi belum semua menyerukan pemboikotan, pada tingkat individu, banyak buruh sudah menyerukan pemboikotan pada pemilu,” kata Khasminah.

Tidak strategis

Dihubungi secara terpisah, calon anggota legislatif PDI-P, Agung Putri, mengatakan bisa memahami sikap buruh tersebut. Namun, ia berpendapat, untuk mengupayakan perbaikan, lebih baik turut serta memiliki lembaga kekuasaan.

Lembaga politik yang ada saat ini belum seutuhnya baik, tetapi ruangnya jauh lebih terbuka. Menurut dia, kuota 30 persen untuk perempuan sebaiknya dimanfaatkan aktivis perburuhan.

”Golput sebagai kekuatan moral dapat diterima karena mencerminkan krisis sosial politik, tetapi tidak memiliki kekuatan politik untuk mereartikulasikan gerakan reformasi,” katanya.

Untuk itu, memperkuat partai dinilainya jauh lebih berpeluang untuk memengaruhi kebijakan dan sirkulasi kekuasaan. ”Karena meski jumlahnya besar, artikulasi politik dari mereka yang golput justru tersingkir dan kekuasaan terus bergulir,” ujar Agung Putri.

(32)

Berkhas 27 Volume VI November 2008 Bisnis I ndonesia Senin, 10 November 2008

D e p n a k e r t r a n s b a t a l t e r b it k a n SE soa l u p a h

JAKARTA: Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans) membatalkan rencana penerbitan surat edaran yang sedianya menjadi aturan tambahan atau pendukung dari surat keputusan bersama (SKB) empat menteri yang diterbitkan bulan lalu.

SKB tersebut merupakan bagian dari respons pemerintah terhadap krisis keuangan global yang dikhawatirkan akan berdampak pada dunia usaha di dalam negeri sehingga dikhawatirkan memicu pemutusan hubungan kerja (PHK).

Sebagai pengganti surat edaran, Depnakertrans membentuk tim sosialisasi untuk memberikan penjelasan atas SKB tersebut kepada pemerintah di daerah.

"Saat ini yang dibentuk adalah tim sosialisasi, termasuk saya ikut turun gunung ke gubernur untuk menyampaikan SKB ini. Daripada dengan surat, nanti salah menerjemahkan dan akibatnya salah persepsi," ujar Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Erman Suparno, kemarin.

Sebelumnya, Depnakertrans berencana mengeluarkan surat edaran yang berisi tentang jenis-jenis usaha, terutama yang rentan krisis, yang dapat mengacu pada SKB empat menteri dalam penetapan kenaikan upah mi-nimum mereka.

Salah satu yang diatur dalam SKB empat menteri itu adalah penetapan upah minimum harus mempertimbangkan kemampuan dunia usaha, terkait dengan dampak dari krisis keuangan global.

SKB tentang Pemeliharaan Momentum Pertumbuhan Ekonomi Nasional dalam Mengantisipasi Perkem- bangan Perekonomian Global itu ditandatangani oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Menteri Dalam Negeri, Menteri Perindustrian, dan Menteri Perdagangan.

Salah satu poin dalam SKB itu menyebutkan agar penetapan upah mi-nimum oleh gubernur, diupayakan tidak melebihi pertumbuhan ekonomi nasional, dengan dalih mencegah terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat dampak dari krisis keuangan global.

Poin inilah yang akhirnya banyak menimbulkan penolakan di kalangan buruh dan memicu protes di berbagai daerah. Oleh sebab itu, Depnakertrans lebih memilih membentuk tim sosialisasi daripada menerbitkan surat edaran.

Bukan pembatasan upah

Menakertrans menyebutkan SKB tersebut tidak bertujuan untuk membatasi upah minimum. Penetapan upah minimum, menurut Erman, harus tetap melalui Dewan Pengupahan Daerah, lalu mendapat rekomendasi pemerintah kabupaten/kota dan kewenangan memutuskan di tangan gubernur.

Penetapan upah minimum juga di-sesuaikan dengan kemampuan perusahaan, yang dilakukan lewat mu- syawarah bersama serikat pekerja.

(33)

Bisnis I ndonesia Senin, 10 November 2008

"Jika angka rekomendasi upah minimum provinsi/kota/kabupaten dari Dewan Pengupahan Daerah ternyata angkanya sama dengan nilai pertumbuhan ekonomi, maka angka itu tidak boleh sekadar didasarkan atas SKB itu, melainkan melalui pertimbangan dari beberapa faktor yang komprehensif," ujar Widodo. (rochmad.fitriana@bisnis.co.id)

(34)

Berkhas 29 Volume VI November 2008 Jurnal Nasional Senin, 10 November 2008

Ekonomi | Pekanbaru | Senin, 10 Nov 2008 23:45:00 WIB

Ap in d o Ru m a h k a n 6 .0 0 0 Bu r u h

ASOSIASI Pengusaha Indonesia (Apindo) Provinsi Riau mengatakan, sedikitnya 6.000 buruh telah dirumahkan akibat kondisi sektor bisnis di daerah itu semakin lesu.

"Bila dalam dua bulan ke depan kondisi bisnis tidak membaik, maka diperkirakan jumlah pekerja yang dirumahkan bertambah jadi 10.000 orang," kata Ketua Apindo Provinsi Riau, Hamdani Tarigan, di Pekanbaru, Senin (10/11).

Kendati demikian, ia enggan menjelaskan perusahaan mana saja yang sudah merumahkan pekerjanya.

Ia hanya mengatakan, perusahaan tersebut adalah anggota Apindo Riau dan buruh yang sudah dirumahkan adalah pegawai kontrak yang diputus masa kerjanya oleh perusahaan subkontraktor.

Menurut dia, kondisi 152 perusahaan di Riau terus terpuruk terkena imbas krisis keuangan global.

Efisiensi kerja untuk melakukan penghematan ongkos produksi sudah dilakukan, namun pengurangan jumlah tenaga kerja tetap tidak bisa dihindari.

"Bahkan sejumlah perusahaan juga sudah memulangkan tenaga kerja asing yang total berjumlah 56 orang," katanya.

Sekjen Apindo Provinsi Riau, Helfrid Sitompul, mengatakan, kondisi sektor bisnis yang terus memburuk perlu disikapi pemerintah setempat dan serikat pekerja dengan menunda kenaikan upah pada 2009.

(35)

Kompas Senin, 10 November 2008

Ketenagakerjaan

Bu r u h D ir u m a h k a n Be r h a k Up a h Pe n u h

Senin, 10 November 2008 | 00:43 WIB

Jakarta, Kompas - Meski belum ada perusahaan yang melakukan pemutusan hubungan kerja, pemerintah mulai menerima laporan adanya buruh yang dirumahkan.

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Erman Suparno, Minggu (9/11) di Jakarta, mengatakan, manajemen perusahaan tetap harus membayar penuh upah dan tunjangan buruh yang dirumahkan.

Proses perumahan dan berbagai dampaknya harus segera dilaporkan ke pemerintah. ”Sampai saat ini, belum ada laporan pemutusan hubungan kerja (PHK). Yang ada baru yang dirumahkan karena order perusahaan sepi,” kata Erman.

Berkaitan dampak krisis global yang semakin terasa di Indonesia, pemerintah meminta kalangan buruh menyikapi peraturan bersama empat menteri tentang Pemeliharaan Momentum Pertumbuhan Ekonomi Nasional dalam Mengantisipasi Perkembangan Perekonomian Global.

Pemerintah, ujar Erman, tetap memerhatikan kepentingan buruh dalam mengimplementasikan peraturan tersebut. Kondisi saat ini sudah sepatutnya menjadi pertimbangan serikat buruh.

Peraturan bersama bertujuan mencegah PHK bila perusahaan yang sudah kesulitan pesanan akibat krisis dipaksakan menaikkan upah minimum sesuai kondisi normal. Buruh lebih membutuhkan jaminan kesinambungan pekerjaan saat ini.

”Tidak ada yang melarang kenaikan upah minimum sesuai survei dewan pengupahan daerah. Namun, jika ternyata ada usaha terkena dampak krisis, maka ada ruang berbicara di dewan pengupahan bersama pemda dengan melibatkan pekerja dan manajemen perusahaan,” katanya.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia Sofjan Wanandi mengatakan, ”Untuk kondisi saat ini yang diliputi dampak krisis finansial global, perusahaan harus berupaya bertahan.”

(36)

Berkhas 31 Volume VI November 2008 Tempo I nteraktif Selasa, 11 November 2008

Ge lom b a n g Bu r u h Sa t r on i Ge d u n g Sa t e

Selasa, 11 November 2008 | 12:26 WIB

TEMPO Interaktif, BANDUNG:- Ratusan buruh datang bergelombang menuju Gedung Sate, Bandung. Mereka berniat mendesak gubernur untuk menolak Peraturan Bersama 4 Menteri Tentang Upah. "Kami minta gubernur menolak Peraturan Bersama 4 Menteri, atau minimal mengaaikannya," kata Asep Djamaludin, Koordinator Aksi itu, Selasa (11/11).

Para buruh yang berasal dari sejumlah serikat pekerja tergabung dalam Aliansi Serikat Buruh/Serikat Pekerja Bandung Raya. Selain menuntut itu para buruh juga meminta gubernur meninjau ulang UMP Jawa Barat yang pentahapannya terhadap besaran survey KHL turun.

Asep mengatakan, Peraturan Bersama tentang Upah itu membatasi kenaikan UMK yang kini tengah digodok hanya 6 persen, sebesar Laju Pertumbuhan Ekonomi. Padahal, lanjutnya, inflasi tahun ini sudah menembus angka 12 persen.

Seharusnya dalam perhitungan UMK, kenaikannya mengacu pada inflasi. Dan besaran LPE, lanjutnya, menjadi tambahannyya. "Idealnya kenaikannya itu 18 persen lebih," katanya.

Dalam peraturan bersama 4 Menteri itu, papar Asep, kenaikan itu membatasi perhitungan UMk yang sedang digodok saat ini. Ditambah, UMP yang baru diputus gubernur menjadi acuan setiap daerah untuk menentukan besaran pentahapannya. Tahun ini pentahapan sampai 92 persen KHL, dan tahun ini turun jadi 85 persen KHL.

Gelombang pertama aksi datang sekitar pukul sepuluh pagi. Puluhan iring-iringan buruh asal Kahatex, Kabupaten Bandung menyatroni kantor gubernur. Mereka memarkir mobil komandonya di depan gerbang Gedung Sate. Ratusan lainnya masih di jalan untuk bergabung. Rencananya, aksi itu akan berlangsung 3 hari sejak hari ini.

Gelombang demi gelombang kemudian berdatangan. Sebagian besar datang menggunakan motornya. Ada juga yang datang menumpang truk beramai-ramai. Ruas Jalan Dipenogoro sesekali diberlakukan buka tutup oleh petugas polisi. Sebelum ditutup saat gelombang masa yang terbesar menggruduk menjelang tengah hari.

Asep mengatakan, aksi itu diikuti oleh 412 pabrik di seputaran Bandung Raya. Masing-masing diberi kuota mengirim 20 utusannya. Jika deadlock, aksi itu akan diulang lagi keesokan harinya dengan jumlah kuota lebih besar, yakni 50 orang per pabrik. Dan jika masih juga tuntutan para buruh itu diabaikan, Asep mengatakan, aksi di hari ketiga makin besar. "Kita akan kuras parik-pabrik," katanya.

(37)

Tempo I nteraktif Selasa, 11 November 2008

Bu r u h Tu n t u t Tu n j a n g a n H a r i Ra y a d a n Tola k PH K

Selasa, 11 November 2008 | 15:15 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Sekitar 200 orang buruh PT Megariamas Sentosa melakukan aksi unjuk rasa di depan pabriknya yang terletak di Jalan Jembatan Tiga, Pluit, Penjaringan. Mereka menuntut perusahaan membayar tunjangan hari raya yang belum dibayarkan dan mempekerjakan kembali karyawan yang di-PHK.

Para buruh perusahaan pembuat pakaian dalam itu berunjuk rasa dengan berorasi, memukul-mukul galon air, dan berteriak. Mereka membawa poster-poster yang diantaranya berbunyi 'Tolak PHK Sepihak', 'Kemenangan Harga Mati'.

Menurut koordinator aksi, Mega, sebanyak 447 buruh diberhentikan oleh perusahaan tanpa alasan yang jelas sejak Agustus lalu. "Pengusaha tidak terima kami membuat serikat pekerja," kata Mega, kepada wartawan di lokasi aksi , Jakarta (11/11). Aksi ini merupakan yang kelima kalinya dilakukan karena tidak mendapat respon dari perusahaan.

(38)

Berkhas 33 Volume VI November 2008 Tempo I nteraktif Selasa, 11 November 2008

Bu r u h Be n t r ok d e n g a n Polisi d i Ba n d u n g

Selasa, 11 November 2008 | 14:13 WIB

TEMPO Interaktif, Bandung: Unjuk rasa Aliansi Serikat Buruh/Serikat Pekerja Bandung Raya di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Selasa (11/11) berujung bentrok. Menjelang pukul 13.00 WIB, aksi yang awalnya diisi orasi mendadak kisruh. Barisan buruh dan aparat polisi yang saling berhadapan terlibat aksi dorong.

Suasana mendadak memanas saat petugas polisi balas merangsek buruh. Tongkat berujung bendera sempat teracung menahan laju polisi. Ketua SPSI Kota Cimahi Edi Suherdi di atas mobil komando meminta kedua pihak menghentikan aksi itu. "Catat saja kalau ada yang memukul," katanya.

Aksi mereda saat kedua pihak menahan diri. Perwakilan buruh kembali mendesak untuk dipertemukan dengan gubernur. Mereka mengultimatum memberi waktu sampai pukul 14.00 WIB. Polisi kemudian diminta duduk oleh pimpinannya untuk menghindarkan ketegangan.

Aksi kemudian bubar setelah para buruh mendapat kepastian gubernur tak mungkin menemui pengunjuk rasa. Gubernur tengah menuju Sukabumi untuk bersiap menerima Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang bakal datang besok menghadiri panen raya di sana.

Koordinator aksi, Ketua SBSI 1992 Kota Cimahi, Asep Djamaludin, mengatakan pihaknya akan menduduki semua jalan tol agar bisa bertemu langsung gubernur. "Ini cara yang harus kita lakukan untuk bertemu gubernur," katanya.

Koordinator aliansi, Edi Suherdi mengatakan penutupan jalan tol itu adalah cara yang dipilih untuk menekan pemerintah. Dia mengatakan, untuk aksi itu seluruh buruh di Bandung Raya akan diminta tidak bekerja.

Aksi penutupan jalan tol itu akan dilakukan dengan menggelar long-march menyusuri jalan tol Padalarang-Cilueunyi, dari Cimahi, Kabupaten Bandung, dan Bandung Barat, menuju pintu tol Pasteur. "Kami sepakat untuk aksi besok dengan berjalan kaki ke Gazebo," katanya.

(39)

Suara Pembaruan Selasa, 11 November 2008

Bu r u h Ja t e n g M e n u n t u t UM K

[SEMARANG] Buruh di Jawa Tengah (Jeteng) menuntut pemerintah menetapkan upah minimum kabupaten/kota (UMK) 2009 mengacu survei kebutuhan hidup layak (KHL).

Mereka menolak surat keputusan bersama (SKB) empat menteri tentang penetapan UMK di Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jateng, Senin (10/11).

"Kami dengan tegas menolak SKB yang tak berpihak pada nasib buruh," kata Koordinator aksi dari Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Jateng, Aris Septiono.

Dikatakan, SKB yang mengatur mengenai upah minimum tersebut terkesan dipaksakan dan mengada-ada, karena bertentangan dengan UU No 13/2003 tentang Ketenagakerjaan. SKB telah menghilangkan unsur KHL yang seharusnya dijadikan sebagai dasar penetapan UMK.

Jika UMK didasarkan pada pertumbuhan ekonomi, sedangkan pertumbuhan yang terjadi rendah, maka bisa diartikan tidak terjadi kanaikan upah minimum, meski kebutuhan hidup terus meningkat. Mereka menuntut agar penetapan UMK Jateng tahun 2009 sesuai dengan besaran KHL yang pada tahun ini mengalami kenaikan rata-rata 15,44 persen, katanya.

Berdasarkan hasil survei Dewan Pengupahan Kabupaten/Kota, nilai KHL rata-rata naik sekitar 15,44 persen per tahun. Untuk Kota Semarang sebesar Rp 838.500 atau naik sekitar 17 persen, katanya.

"Banyak faktor yang mempengaruhi UMK 2009 ini harus sesuai dengan besaran KHL, seperti harga barang dan jasa yang terus melambung, serta penetapan KHL yang harus disesuaikan dengan kondisi buruh," katanya.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jateng, Siswo Laksono, yang menerima para buruh, mengatakan, pihaknya akan meneruskan tuntutan tersebut kepada gubernur.

(40)

Berkhas 35 Volume VI November 2008 Jurnal Nasional Selasa, 11 November 2008

Nusantara | Makassar | Selasa, 11 Nov 2008 07:30:00 WIB

Pe n g a n g g u r a n d i Su lse l M e n in g k a t

ANGKA pengangguran di Sulawesi Selatan meningkat hingga 350.000 ribu orang, dengan mayoritas pengangguran intelektual, atau para lulusan perguruan tinggi.

Kepala Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Sulsel Saggaf Saleh, di Makassar, mengatakan meningkatnya pengangguran akibat rendahnya penyerapan tenaga kerja.

"Dibanding 2007, angka pengangguran meningkat sekitar 20.000 orang," katanya.

Selain lulusan sarjana, para pencari kerja juga rata-rata tamatan Sekolah Menengah Umum yang tidak melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi, karena alasan biaya pendidikan yang mahal. Akibatnya mereka hanya bekerja sebagai penjaga toko atau buruh pabrik.

Diakui Saggaf, tingkat pencari kerja di Sulsel sangat tinggi dibanding jumlah perusahan yang menawarkan kerja. Terlebih lagi para pencari kerja yang menginginkan upah tinggi serta jenis pekerjaan yang bergengsi, membuat pihaknya kesulitan merekrut para penganggur.

Untuk membendung semakin tingginya tingkat pengangguran di Sulsel, maka Disnaker Sulsel membentuk terobosan baru dengan cara memperlancar surat izin bagi mereka yang hendak bekerja di Malaysia atau negara lain.

(41)

Bisnis I ndonesia Rabu, 12 November 2008

RI be r sia p ha da pi libe r a lisa si pe k e r j a a sing di

M a la y sia

JAKARTA: Indonesia akan bersiap menghadapi rencana penerapan liberalisasi pekerja asing oleh Pemerintah Malaysia, sebagai bagian dari paket kebijakan ekonomi negara yang selama ini menjadi salah satu tujuan pengiriman tenaga kerja Indonesia (TKI) itu.

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Mennakertrans) Erman Suparno akan bertemu dengan Menteri Sumber Daya Manusia Malaysia untuk membahas masalah tersebut pada hari ini.

"Saya memang belum bisa bicara terperinci mengenai pertemuan itu, tapi memang ada beberapa hal yang akan kami bahas mengenai tenaga kerja Indonesia yang bekerja di Malaysia," ujar Menakertrans beberapa waktu lalu.

Dia menambahkan Pemerintah Indonesia akan menghormati keputusan Pemerintah Malaysia mengenai liberalisasi tenaga kerja asing itu.

Namun, perlu disiapkan sejumlah langkah, karena setiap kebijakan ekonomi Pemerintah Malaysia pasti akan berdampak pada tenaga kerja Indonesia yang ada di sana.

Hal lain yang akan dibahas adalah bentuk perlindungan dan perbaikan tingkat kesejahteraan TKI di Malaysia, termasuk komitmen dalam Konferensi Tingkat Tinggi beberapa waktu lalu mengenai pendirian sekolah untuk anak-anak TKI.

"Kalau toh ada perubahan kebijakan atau peraturan perundangan dari Pemerintah Malaysia, tentu Pemerintah Indonesia perlu diberitahu lebih awal untuk mengambil langkah antisipasi," tutur Erman.

Anis Hidayah, Direktur Eksekutif Migrant Care, organisasi yang memberikan bantuan kepada buruh migran, menilai liberalisasi pekerja asing di negara-negara yang menjadi tujuan utama pengiriman TKI dikhawatirkan akan membuat posisi tawar pekerja migran kita semakin lemah, karena mekanisme pasar kerja yang sepenuhnya diserahkan kepada pasar.

Dia menyebutkan liberalisasi pekerja asing tersebut akan membuat buruh asal Indonesia tidak mampu mengelak dari tren upah murah.

"Liberalisasi itu artinya semua diserahkan kepada pasar. Ketika liberalisasi itu terjadi, saya kira pasar kerja akan didominasi oleh pekerja yang mempunyai kemampuan lebih baik. Untuk pasar kerja di Malaysia, Indonesia akan bersaing dengan pekerja dari Filipina, India, dan Bangladesh," ujarnya kemarin.

Posisi tawar

Oleh sebab itu, Anis berharap Pemerintah Indonesia bisa meningkatkan posisi tawar Indonesia terhadap negara-negara yang selama ini mengandalkan tenaga kerja asal Indonesia dalam kegiatan perekonomian mereka.

Untuk menghadapi liberalisasi, pemerintah juga diminta serius meningkatkan kualitas tenaga kerja.

(42)

Berkhas 37 Volume VI November 2008 Bisnis I ndonesia Rabu, 12 November 2008

Laju pertumbuhan tenaga kerja dan ketersediaan lapangan kerja di dalam negeri yang tidak seimbang, membuat jumlah pekerja migran diperkirakan terus naik.

(43)

Bisnis I ndonesia Rabu, 12 November 2008

Se j u m la h d a e r a h a b a ik a n SKB k e n a ik a n u p a h

JAKARTA: Sejumlah daerah mengabaikan surat keputusan bersama (SKB) empat menteri dalam penetapan kenaikan upah minimum regional (UMR) 2009, dengan menetapkan kenaikan upah di atas perkiraan laju pertumbuhan ekonomi dan inflasi.

Rahma Iriyanti, Direktur Bidang Ketenagakerjaan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), menyebutkan penetapan besaran kenaikan UMR 2009 dari daerah-daerah yang telah melapor ke pemerintah pusat hingga 1 November mencapai 5,5% hingga 22%.

Namun, Rahma tidak bersedia menyebutkan daerah-daerah yang mengabaikan SKB empat menteri dalam penetapan kenaikan UMR tersebut, karena hal tersebut merupakan kewenangan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans).

"Yang sudah jelas, daerah yang telah menetapkan kenaikan UMR tahun depan di antaranya Sulawesi Selatan dengan peningkatan sebesar 22%. Kenaikan yang kondusif ada di Bengkulu dengan besaran 5,5%," katanya kemarin.

Menurut Rahma, penetapan UMR 2009 oleh sejumlah daerah tersebut menunjukkan penetapan akhir dari tingkat kenaikan upah tahun depan sangat bergantung kepada kepala daerah, bukan mengacu pada SKB empat menteri.

SKB empat menteri merupakan respons pemerintah terhadap krisis keuangan global yang dikhawatirkan akan berdampak pada dunia usaha di dalam negeri sehingga dikhawatirkan memicu pemutusan hubungan kerja (PHK).

SKB tentang Pemeliharaan Momentum Pertumbuhan Ekonomi Nasional dalam Mengantisipasi Perkembangan Perekonomian Global itu ditandatangani oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Menteri Dalam Negeri, Menteri Perindustrian, dan Menteri Perdagangan, pada bulan lalu.

Salah satu poin dalam SKB itu menyebutkan agar penetapan upah minimum oleh gubernur, diupayakan tidak melebihi pertumbuhan ekonomi nasional, dengan dalih mencegah terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat dampak dari krisis keuangan global.

Poin inilah yang akhirnya banyak menimbulkan penolakan di kalangan buruh dan memicu protes di berbagai daerah.

Dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2009, pertumbuhan ekonomi ditetapkan sebesar 6% dengan tingkat inflasi 6,2%.

Kepentingan politik

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi menyebutkan SKB empat menteri tersebut seharusnya dapat menjadi pegangan pengusaha yang terkena dampak dari krisis global, sehingga tidak harus mengacu kepada penetapan kenaikan upah yang disetujui oleh kepala daerah.

(44)

Berkhas 39 Volume VI November 2008 Bisnis I ndonesia Rabu, 12 November 2008

"Itu [SKB empat menteri] jadi pegangan kami. Kalau tidak ada guidance [acuan], pengusaha di daerah akan kesulitan karena di level dewan pengupahan, terutama di tingkat provinsi, kepentingan politik bisa membuat kenaikan upah di atas kemampuan pengusaha," ujar Sofjan.

Dia mencontohkan kenaikan upah minimum regional di Yogyakarta yang ditetapkan sebesar 19,2% untuk tahun depan. "Padahal kita tahu kalau 90% industri di sana adalah UKM [usaha kecil menengah] yang sangat rentan terhadap krisis," ujar Sofjan.

Dalam hal ini, Sofjan berharap SKB empat menteri akan dapat menjadi pegangan para pengusaha di daerah.

"Kalau ditanya keinginan kami, kami tentu ingin upah naik lebih tinggi. Tetapi itu sulit untuk saat ini. Level yang paling mungkin, kalau ada kenaikan upah, adalah 6%-12%," kata Sofjan. (dewi.astuti@bisnis.co.id/yeni.simanjuntak@bisnis.co.id)

(45)

Jurnal Nasional Rabu, 12 November 2008

Nusantara | Bandung | Rabu, 12 Nov 2008 11:46:33 WIB

Bu r u h Ba n d u n g Tola k SKB 4 M e n t r i

BURUH Bandung kembali menggelar aksi damai di depan gerbang Gedung Sate Kota Bandung, Rabu (12/11), menolak pemberlakuan Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri tentang penyesuaian sistem pengupahan.

Sekitar 300 buruh yang berasal dari Aliansi Kelas Pekerja (AKP) yang dimotori Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (Kasbi) itu berlangsung sejak pukul 10.00 WIB dengan menggelar aksi orasi dan poster.

Aksi masa itu juga diikuti Serikat Buruh Mandiri (SBM), Komunitas Mahasiswa untuk Demokrasi (KMD) dan Lembaga Study Aksi Kemasyarakatan (

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pengujian pada bab - bab terdahulu, maka hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi implikasi teoritis sebagai berikut: motivasi intrinsik

Dari dua analisis yang sudah dilakukan, menunjukkan bahwa sepeda motor matic Honda dan Yamaha merupakan merek yang dinilai oleh konsumen memiliki kemiripan dan

Menurut Sadeli (2013:2) menyatakan bahwa “Web Server adalah sebuah perangkat lunak yang berfungsi menerima permintaan HTTP dan HTTPS dari klien yang dikenal dengan

Terpercaya, 2) Merek mempertinggi citra diri penggunanya, 3) Memiliki perbedaan dari merek yang lain. Word of Mouth, merupakan Komunikasi dari mulut ke mulut yang

Menurut salah seorang informan di atas yang merupakan bandar judi togel, awalnya ia adalah seorang pengusaha sembako dan memang dari dulunya juga ia sudah

Radiografi ekstra oral adalah pemeriksaan radiografi yang digunakan untuk melihat area yang luas pada tengkorak kepala dan rahanga. Pada radiografi ekstra oral film yang digunakan

De amikor én azt feleltem rá, hogy ő egész költői magatartásában mindig túlhangos volt, moso- lyogva nyugodott bele s a versciklus beosztásomat is helyeselte.. E