• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG RISIKO PERNIKAHAN DINI DI DESA JEKAWAL TANGEN SRAGEN TAHUN 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG RISIKO PERNIKAHAN DINI DI DESA JEKAWAL TANGEN SRAGEN TAHUN 2013"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

i

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG RISIKO

PERNIKAHAN DINI DI DESA JEKAWAL TANGEN SRAGEN

TAHUN 2013

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Akhir Pendidikan D III Kebidanan

Disusun Oleh : PUTRI LESTARI

NIM : B10.160

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “ Tingkat pengetahuan remaja putri tentang risiko pernikahan dini di Desa Jekawal, Tangen, Sragen “. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapakan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ketua Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada.

3. Ibu Desy Handayani, S.ST ,M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan dan bimbingan kepada penulis.

4. Bapak Agus Setiawan, selaku Kepala Desa Jekawal, Tangen, Sragen yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.

5. Remaja putri di Desa Jekawal, Tangen, Sragen yang telah bersedia untuk menjadi responden.

(5)

v

7. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.

8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mebuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Juli 2013

(6)

vi

Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2013

Putri Lestari 10.160

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG RISIKO PERNIKAHAN DINI DI DESA JEKAWAL TANGEN SRAGEN

TAHUN 2013 xiv + 41 halaman +16 lampiran + 3 tabel + 2 gambar

ABSTRAK

Latar Belakang : Pernikahan dini menyebabkan komplikasi pada kehamilan dan persalinan antara lain anemia, prematur, panggul sempit, perdarahan dan kematian bagi ibu dan bayi. Pernikahan dini juga berakibat stres pada remaja karena belum memiliki kesiapan secara mental, fisik dan ekonomi. Hasil studi pendahuluan di Desa Jekawal pada tanggal 28 Oktober 2012 terhadap 10 remaja putri dengan hasil 7 (70%) remaja putri tidak mengetahui tentang risiko pernikahan dini dan 3 (30%) remaja putri sudah mengetahui tentang risiko pernikahan dini.

Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang risiko pernikahan dini.

Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah deksriktif kuantitatif, lokasi penelitian diambil di Desa Jekawal Tangen Sragen pada tanggal 20-27 Maret 2013. Jumlah responden sebanyak 50 orang, dengan teknik pengambilan sampel yaitu sampling

jenuh. Alat pengumpulan data yaitu dengan kuesioner, sedangkan untuk analisa

data dilakukan menggunakan univariat.

Hasil penelitian : Pengetahuan remaja putri tentang risiko pernikahan dini sebanyak 35 responden (70%) berpengetahuan cukup, 8 responden (16%) berpengetahuan kurang, serta 7 responden (14%) berpengetahuan baik.

Kesimpulan : Dari penelitian didapatkan pengetahuan remaja putri di Desa Jekawal Tangen Sragen berpengetahan cukup, dipengaruhi oleh pendidikan yang masih rendah dan pengetahuan yang masih minim.

Kata Kunci : Pengetahuan, Remaja Putri, Dampak Pernikahan Dini. Kepustakaan : 17 literatur (Tahun 2003 s/d 2012

(7)

vii MOTTO

√ Kesalahan adalah jalan mencapai keberhasilan, bermula dari kesalahan maka sesungguhnya seseorang akan belajar untuk menjadi yang lebih baik di kemudian hari (penulis).

√ Manusia tidak merancang untuk suatu kegagalan, tetapi dari kegagalan manusia dapat merancang sesuatu yang bermanfaat (penulis).

√ Satu kepastian beribu kebahagiaan (Handayani).

PERSEMBAHAN

Dengan segala rendah hati, karya tulis ilmiah ini penulis persembahkan untuk :

1. Ayah dan Ibu tercinta terimakasih atas doa dan cinta kasihnya selama ini.

2. Kakakku & dedek faiz tersayang yang selalu mendukung dan memberikan suport. 3. Seseorang yang selalu memberikan

semangat “Maz Bhete”.

4. Teman-teman terbaikku yang membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini “erra, elsa, nurul, laila, isti, helpita, elvi, mbak lala, rina, mifta,maria”.

5. Teman – teman seperjuangan di STIKes Kusuma Husada Surakarta.

(8)
(9)

ix DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ... i HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK... . vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN... vii

CURICULUM VITAE... xi

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Keaslian Studi Kasus ... 5

F. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ... 8

(10)

x

1. Pengetahuan ... 8

a. Pengertian ... 8

b. Cara memperoleh pengetahuan ... 8

c. Faktor-faktor yang mepengaruhi pengetahuan ... 10

d. Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif... 12

2. Remaja ………. ... 13

a. Pengertian ... 13

b. Perubahan fisik remaja ... 13

c. Perkembangan jiwa remaja... 16

3. Pernikahan ... 19

a. Pengertian pernikahan ... 19

b.Pengertian pernikahan dini ……… ... 20

c. Dampak pernikahan dini……….. ... 20

B. Kerangka Teori... 24

C. Kerangka Konsep ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 25

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25

C. Populasi, Sampel, Teknik Pengambilan Sampel ... 26

D. Instrumen Penelitian... 27

E. Teknik Pengumpulan Data ... 29

F. Variabel Penelitian ... 30

(11)

xi

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ... 31

I. Etika Penelitian ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum... .. 35 B. Hasil Penelitian... .. 35 C. Pembahasan... 36 D. Keterbatasan... . 39 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 40 B. Saran ... 41 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Kisi-kisi kuesioner ……… 29 Tabel 3.2 Definisi Operasional…...………... 31 Tabel 4.1 Hasil Penelitian... 36

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Kerangka Teori ... 23 Gambar 2.2 Kerangka Konsep ... 23

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3. Surat Balasan Studi Pendahuluan

Lampiran 4. Surat Permohonan Uji Validitas Lampiran 5. Surat Balasan Uji Validitas

Lampiran 6. Surat Ijin Penggunaan Lahan Penelitian Lampiran 7. Surat Balasan Dari Lahan

Lampiran 8. Surat Permohonan Responden Lampiran 9. Informed Consent

Lampiran 10. Kuesioner dan Kunci Jawaban Lampiran 11. Data Tabulasi Kuesioner Lampiran 12. Hasil Uji Validitas Lampiran 13. Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran 14. Hasil Penelitian Pengetahuan Remaja Tentang Pernikahan Dini Lampiran 15. Penghitungan Hasil Penelitian

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Salah satu isu tentang kesehatan reproduksi yang dibacakan dalam konferensi kependudukan sedunia Internasional Conference Population and Development (ICPD), di Kairo tahun 1994, adalah tentang seksual dan kesehatan reproduksi. Isu ini diangkat sebagai salah satu pokok bahasan karena adanya berbagai masalah reproduksi yang dihadapi di masa kini. Saat ini sering dihadapkan dengan umur rata-rata remaja yang menikah di bawah usia antara 14-19 tahun (Widyastuti dkk, 2009).

Kesiapan seorang perempuan untuk hamil dan melahirkan atau mempunyai anak ditentukan oleh kesiapan dalam 3 hal, yaitu kesiapan fisik, kesiapan mental/emosi/psikologis dan kesiapan ekonomi. Secara umum seorang perempuan dikatakan siap secara fisik jika telah menyelesaikan pertumbuhan tubuhnya (ketika tubuh berhenti tumbuh) yaitu sekitar umur 20 tahun, sehingga usia 20 tahun bisa dijadikan pedoman kesiapan fisik. (Romauli, 2012).

Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, Angka Kematian Ibu (AKI) mencapai 228 per 100.000 kelahiran hidup, penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan (28%), eklamsi (10%), infeksi (11%), partus lama (5%), abortus (5%). Dampak risiko kesehatan yang harus dihadapi perempuan pada pernikahan usia kurang dari 20 tahun antara

(16)

2

lain : kesulitan saat melahirkan, sakit/cacat/kematian pada bayi/ibu, aborsi, anemia ibu hamil yang menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah, prematur, kekerasan seksual, masa reproduksi yang belum matang dapat menyebabkan kontraksi uterus lemah, kesempatan melakukan seks semakin panjang sehingga berisiko terjadinya cancer servik, selain itu juga dapat menimbulkan masalah peningkatan angka perceraian dan berdampak juga pada sosial ekonomi. (Sarwono, 2003).

Resiko kesehatan yang harus dihadapi perempuan saat persalinan antara lain dapat terjadi Disproporsi Sefalo Pelvik yang akan berdampak pada ibu, yaitu: persalinan lebih lama, ketuban pecah dini, serta kepala tidak mau turun padahal ketuban sudah pecah maka bisa bisa terjadi tali pusat menumbung, sedangkan dampak yang terjadi pada bayi, yaitu : persalinan lama dapat meningkatkan kematian bayi, fraktur pada tulang kepala oleh tekanan yang hebat (Mochtar, 2008).

Masa remaja yang perlu perhatian adalah pada usia 13-15 tahun (Widyastuti, 2009). Usia remaja menimbulkan berbagai persoalan dari berbagai sisi seperti remaja yang selalu ingin coba-coba, pendidikan rendah, pengetahuan minim, pekerjaan semakin sulit didapat yang berpengaruh pada pendapatan ekonomi keluarga. Terlebih jika mereka menikah di usia muda karena keterlanjuran berhubungan seksual yang menyebabkan suatu kehamilan. Adanya penolakan keluarga yang terjadi akibat malu, hal ini dapat menimbulkan stres berat. Ibu hamil usia muda memiliki risiko bunuh diri lebih tinggi (Manuaba, 2008).

(17)

3

Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 28 Oktober 2012 di desa Jekawal, Tangen, Sragen didapatkan data jumlah remaja putri bulan Oktober sebanyak 85 orang, diantaranya ada 60 orang yang belum menikah dan ada 25 orang yang sudah menikah. Selanjutnya dilakukan wawancara terhadap 10 remaja putri dengan hasil 7 (70%) remaja putri tidak mengerti tentang dampak pernikahan dini dan 3 (30%) remaja putri sudah mengerti tentang dampak pernikahan dini. Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari remaja putri di desa Jekawal, Tangen, Sragen ada anggapan ataupun persepsi dari masyarakat setempat apabila menikah pada usia lebih dari 20 tahun dianggap sebagai perawan tua.

Berdasarkan kondisi di atas maka penulis dalam penelitian, ingin mengetahui lebih lanjut mengenai pengetahuan remaja tentang risiko pernikahan dini di desa Jekawal, Tangen, Sragen.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas penulis ingin meneliti “Bagaimana Tingkat pengetahuan remaja putri tentang risiko pernikahan dini di desa Jekawal, Tangen, Sragen?”

(18)

4

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang risiko pernikahan dini di desa Jekawal, Tangen, Sragen.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang risiko pernikahan dini di desa Jekawal dengan kategori baik.

b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang risiko pernikahan dini di desa Jekawal dengan kategori cukup

c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang risiko pernikahan dini di desa Jekawal dengan kategori kurang

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk informasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan yang lebih luas khususnya mengenai risiko pernikahan dini.

2. Bagi Penulis

Melatih kemampuan penulis untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah didapat di institusi pendidikan yaitu metodologi penelitian statistik sebagai wahana penelitian tingkat pengetahuan remaja putri tentang risiko pernikahan dini.

(19)

5

3. Bagi Institusi a. Masyarakat

1) Penelitian ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi remaja putri di desa Jekawal, Tangen, Sragen sehingga mereka menyadari pentingnya pengetahuan tentang risiko pernikahan dini.

2) Memberikan masukan dalam program peningkatan pengetahuan tentang risiko pernikahan dini.

b. Institusi akademik

Menambah referensi perpustakaan dan sebagai sumber bacaan tentang risiko pernikahan dini.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian yang berhubungan dengan “Tingkat pengetahuan remaja putri tentang pernikahan dini”pernah dilaksanakan oleh :

1. Ayu Dewi Listyorini (2010), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Risiko Pernikahan Dini pada Kehamilan dan Proses Persalinan Siswi Kelas XI di SMA Negeri Colomadu”. Penelitian ini menggunakan survey deskriptif kuantitatif dengan simple random sampling. Hasil penelitian dari 60 responden menunjukkan bahwa pengetahuan remaja tentang risiko pernikahan dini sebagian besar masuk dalam kategori baik sebanyak 16 responden (26,67%), kategori cukup sebanyak 35 responden (58,33%), dan kategori kurang sebanyak 9 responden (15%).

(20)

6

2. Ira Damayanti (2012) dengan judul “Gambaran Pengetahuan Remaja Putri tentang dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi siswi kelas XI di SMK Batik 2 Surakarta”. Penelitian ini menggunakan survey deskriptif

kuantitatif dengan simple random sampling. Hasil penelitian dari 60 responden

menunjukkan bahwa pengetahuan remaja tentang risiko pernikahan dini sebagian besar masuk dalam kategori baik sebanyak 16 responden (26,6%), kategori cukup sebanyak 35 responden (58,33%), kategori kurang sebanyak 9 responden (15%).

Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada subyek, waktu, lokasi serta hasil penelitian, penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh, sedangkan persamaan dengan penelitian ini yaitu menggunakan survey deskriptif kuantitatif. F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dar 5 Bab, yaitu: BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini menjelaskan teori-teori dari masalah yang diteliti, kerangka teori, dan kerangka konsep.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan

(21)

7

sampel,instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, variabel penelitian, definisi operasional, metode pengolahan dan analisis data, dan etika penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini menjelaskan tentang gambaran umum, hasil penelitian, pembahasan, dan keterbatasan.

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini menjelaskan tentang kesimpulan DAFTAR PUSTAKA

(22)

8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia terhadap suatu obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra pengeliatan, pendengaran, penciuman, rasa dan melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (over behavior) (Notoatmodjo, 2010).

b. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menuurut Wawan (2011), ada beberapa cara untuk memperoleh pengetahuan,yaitu:

1) Cara coba-salah (Trial and Error)

Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini

(23)

9

disebut metode trial (coba) and error (gagal atau salah) atau metode coba salah coba-coba.

2) Cara Kekuasaan atau otoritas

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya, dengan kata lain pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli-ahli ilmu pengetahuan. Prinsip ini adalah orang lain menerima pendapat yang dikemukakann oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa yang dikemukakan adalah benar.

3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah, pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan.

(24)

10

4) Melalui Jalan Pikiran

Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.

5) Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan

Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah”, atau lebih popular disebut metodologi penelitian (research

methodology).

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Wawan, A, (2011), umur mempengaruhi pengetahuan di mana umur 15 tahun merupakan tahap remaja madya di mana belajar menerima informasi tetapi belum mampu menerapkan informasi tersebut secara maksimal dan sering kali mencoba-coba tanpa memperhitungkan konsekuensinya, sedangkan umur 16-18 tahun merupakan remaja akhir di mana mulai memahami dirinya dan lebih mudah menerima informasi sehingga mempengaruhi pengetahuan mereka terutama pernikahan dini. Selain berpengaruh pada umur, pengetahuan berpengaruh juga pada :

(25)

11

1) Pendidikan

Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka akan mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai baru yang diperkenalkan.

2) Pekerjaan

Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.

3) Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

4) Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.

(26)

12

d. Tingkat Pengetahuan di dalam Domain Kognitif

Menurut Notoadmodjo (2010), dalam domain kognitif berkaitan dengan pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berpikir, berinteraksi, analisis, memecahkan masalah dan lain-lain) yang berjenjang sebagai berikut :

1) Tahu (knowledge)

Menunjukkan keberhasilan mengumpulkan keterangan apa adanya. Termasuk dalam kategori ini adalah kemampuan mengenali atau mengingat kembali hal-hal atau keterangan yang pernah berhasil di himpun atau dikenali (recall of facts).

2) Memahami (Comprehension)

Pemahaman diartikan dicapainya pengertian (understanding) tentang hal yang sudah kita kenali. Karena sudah memahami hal yang bersangkutan maka juga sudah mampu mengenali hal tadi meskipun diberi bentuk lain. Termasuk dalam jenjang kognitif ini misalnya kemampuan menterjemahkan, menginterpretasikan, menafsirkan, meramalkan dan mengeksplorasikan.

3) Menerapkan (Aplication)

Penerapan diartikan sebagai kemampuan menerapkan hal yang sudah dipahami ke dalam situasi dan kondisi yang sesuai.

4) Analisa (Analysis)

Analisa adalah kemampuan untuk menguraikan hal tadi menjadi rincian yang terdiri unsur-unsur atau komponen-komponen yang

(27)

13

berhubungan antara yang satu dengan lainnya dalam suatu bentuk susunan berarti.

5) Sintesis (Syntesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun kembali bagian-bagian atau unsur-unsur tadi menjadi suatu keseluruhan yang mengandung arti tertentu.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk membandingkan hal yang bersangkutan dengan hal-hal serupa atau setara lainnya, sehinggan diperoleh kesan yang lengkap dan menyeluruh tentang hal yang sedang dinilainya (Notoadmodjo, 2010).

2. Remaja

a. Pengertian Remaja

Remaja (Adolescence) yang berati tumbuh ke arah kematangan. Kematangan yang dimaksud adalah bukan hanya kematangan fisik, tetapi juga kematangan sosial dan psikologis. Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik emosi dan psikis. Masa remaja yakni antara usia 10-19 tahun adalah suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia dan sering disebut masa pubertas (Widyastuti dkk, 2009).

Masa Remaja dibedakan dalam : 1) Masa remaja awal : 10-12 tahun 2) Masa remaja tengah : 13-15 tahun

(28)

14

3) Masa remaja akhir : 16-19 tahun (Widyastuti dkk, 2009).

Masa remaja merupakan masa yang begitu penting dalam hidup manusia, karena pada masa tersebut terjadi proses awal kematangan organ reproduksi manusia yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari kata pubercece yang berarti menjadi matang, sedangkan remaja atau adolescence yang berarti dewasa (Romauli, 2012).

Masa remaja juga merupakan suatu peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Pada masa ini banyak terjadi perubahan baik dalam fisik, psikis dan sosial. Perubahan-perubahan tersebut dapat mengganggu batin remaja. Kondisi ini menyebabkan remaja dalam kondisi rawan dalam menjalani proses pertumbuhan dan perkembangannya. Kondisi ini diperberat dengan adanya globalisasi

yang ditandai dengan makin derasnya arus informasi (Depkes RI, 2008).

b. Perubahan Fisik Remaja

Bila pubertas terjadi sebelum usia 9 tahun, atau belum juga terjadi sampai usia 13-15 tahun, harus dikonsultasikan ke dokter untuk memastikan ada tidaknya kelainan. (Manuaba, 2008).

1) Tanda-tanda seks primer

Sebagai tanda kematangan organ reproduksin pada perempuan adalah datangnya haid. Ini adalah permulaam dari serangkaian

(29)

15

pengeluaran darah,lendir dan jaringan sel yang hancur dari uterus secara berkala, yang akan terjadi kira-kira setiap 28 hari. Hal ini berlangsung terus sampai menjelang menopause.

(Widyastuti, dkk 2009). 2) Tanda-tanda seks sekunder

a) Rambut

Rambut kemaluan pada wanita juga tumbuh seperti halnya laki-laki. Tumbuhnya rambut kemaluan ini terjadi setelah pinggul dan payudara mulai berkembang. Bulu ketiak dan bulu pada kulit wajah mulai tampak setelah haid.

b) Pinggul

Pinggul berkembang, membesar dan membulat .Hal ini sebagai akibat membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak di kulit.

c) Payudara

Seiring pinggul membesar, maka payudara juga ikut membesar dan puting susu menonjol. Hal ini terjadi secara harmonis sesuai pula dengan berkembang dan makin besarnya kelenjar susu sehingga payudara menjadi besar.

d) Kelenjar lemak dan kelenjar keringat

Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif. Sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat. Kelenjar keringat dan baunya menusuk sebelum dan selama masa haid.

(30)

16

e) Otot

Menjelang akhir masa puber, otot semakin membesar dan kuat. Akibatnya akan membentuk bahu, lengan dan tungkai kaki. f) Suara

Suara berubah semakin merdu. Suara serak jarang terjadi pada wanita.

c. Perkembangan Jiwa Pada Remaja

Pada usia 12-15 tahun, pencarian identitas diri masih berada pada tahap permulaan. Dimulai pada pengukuhan kemampuan yang sering diungkapkan dalam bentuk kemauan yang tidak dapat dikompromikan sehingga mungkin berlawanan dengan kemauan orang lain. Bila kemauan itu ditentang, mereka akan memaksa agar kemauannya dipenuhi.

Psikososial merupakan manifestasi perubahan faktor-faktor emosi, sosial dan intelektual. Depkes RI (2007), menyatakan, bahwa akibat perubahan tersebut, maka karakteristik psikososial remaja dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu :

1) Remaja Awal (10-13 tahun)

a) Cemas terhadap penampilan badannya yang berdampak pada meningkatnya kesadaran diri (self consciousness).

b) Perubahan hormonal berdampak sebagai individu yang mudah berubah-ubah emosinya seperti mudah marah, mudah tersinggung atau menjadi agresif.

(31)

17

c) Menyatakan kebebasan berdampak bereksperimen dalam berpakaian, berdandan trendi dan lain-lain.

d) Perilaku memberontak membuat remaja sering konflik dengan lingkungannya.

e) Kawan lebih penting sehingga remaja berusaha menyesuaikan dengan sebayanya.

f) Perasaan memiliki terhadap teman sebaya berdampak punya gang/kelompok sahabat, remaja tidak mau berbeda dengan teman sebayanya.

g) Sangat menuntut keadilan dari sisi pandangannya sendiri dengan membandingkan segala sesuatu sebagai buruk/hitam atau baik/putih berdampak sukit bertoleransi dan sulit berkompromi. 2) Remaja Pertengahan (14-16 tahun)

a) Lebih mampu untuk berkompromi, berdampak tenang, sabar dan lebih toleran untuk menerima pendapat orang lain.

b) Belajar berfikir independen dan memutuskan sendiri berdampak menolak mencampur tangan orang lain termasuk orang tua. c) Bereksperimen untuk mendapatkan citra diri yang dirasa

nyaman berdampak baju, gaya rambut, sikap dan pendapat berubah-ubah.

(32)

18

d) Merasa perlu mengumpulkan pengalaman baru walaupun beresiko berdampak mulai bereksperimen dengan merokok, alkohol, seks bebas dan mungkin NAPZA.

e) Tidak lagi terfokus pada diri sendiri berdampak lebih bersosialisasi dan tidak lagi pemalu.

f) Membangun nilai, norma dan moralitas berdampak mempertanyakan kebenaran ide, norma yang dianut keluarga. g) Mulai membutuhkan lebih banyak teman dan solidaritas

berdampak ingin banyak menghabiskan waktu untuk berkumpul dengan teman-teman.

h) Mulai membina hubungan dengan lawan jenis berdampak berpacaran tetapi tidak menjurus serius.

i) Mampu berfikir secara abstrak mulai berhipotesa berdampak mulai peduli yang sebelumnya tidak terkesan dan ingin mendiskusikan atau berdebat.

3) Remaja Akhir (17-19 tahun)

a) Ideal berdampak cenderung menggeluti masalah sosial politik termasuk agama.

b) Terlibat dalam kehidupan, pekerjaan dan hubungan di luar stress yang keluarga berdampak mulai belajar mengatasi dihadapi dan sulit diajak berkumpul dengan keluarga.

(33)

19

c) Belajar mencapai kemandirian secara finansial maupun emosional berdampak kecemasan dan ketidak pastian masa depan yang dapat merusak keyakinan diri.

d) Lebih mampu membuat hubungan yang stabil dengan lawan jenis berdampak mempunyai pasangan yang lebih serius dan banyak menyita waktu.

e) Merasa sebagai orang dewasa berdampak cenderung mengemukakan pengalaman yang berbeda dengan orang tuanya.

f) Hampir siap menjadi orang dewasa yang mandiri berdampak mulai ingin meninggalkan rumah atau hidup sendiri.

3. Pernikahan a. Pengertian

Pernikahan merupakan suatu penyatuan jiwa dan raga dua manusia berlawanan jenis dalam suatu ikatan yang suci dan mulia di bawah lindungan hukum dan Tuhan Yang Maha Esa (Suryani, 2010).

Pernikahan merupakan ikatan yang terbentuk antara pria dan wanita yang didalamnya terdapat unsur keintiman, pertemuan, persahabatan, kasih sayang, pemenuhan hasrat seksual dan menjadi lebih matang. Pernikahan merupakan awal dari terbentuknya keluarga dengan penyatuan dua individu yang berlainan jenis serta lahirnya anak-anak (Depkes RI, 2007).

(34)

20

b. Pernikahan Dini

Pernikahan dini adalah sebuah bentuk ikatan/pernikahan yang salah satu atau kedua pasangan berusia di bawah 18 tahun atau sedang mengikuti pendidikan di sekolah menengah atas. Jadi sebuah pernikahan di sebut pernikahan dini, jika kedua atau salah satu pasangan masuk berusia di bawah 18 tahun/masih berusia remaja (Depkes RI, 2007).

Perkawinan dini adalah perkawinan yang telah terjadi pada seseorang wanita dengan status umur dibawah 20 tahun. Pada tipe orang usia dibawah 20 tahun keadaan organ reproduksi belum sepenuhnya matang dan masih dalam tahap pertumbuhan (Manuaba, 2008).

c. Dampak Pernikahan Dini

Perubahan perilaku remaja yang makin dapat menerima hubungan seksual pranikah sebagai cerminan fungsi rekreasi, ketika hubungan seksual telah menghasilkan janin dapat mempengaruhi psikologi dan fisik (Manuaba, 2008).

1) Dampak Psikologi

Pada usia pernikahan dini yang terjadi dibawah usia 20 tahun dalam keadaan belum matangnya mental seseorang remaja akan mempengaruhi penerimaan kehamilannya, dimana alat reproduksi remaja yang belum siap menerima kehamilan, merasa tersisih dari pergaulan karena dianggap belum mampu membawa diri,

(35)

21

terkadang perasaan tertekan karena mendapat cercaan dari keluarga, teman atau lingkungan masyarakat (Sarwono,2003).

Sejatinya, anak berusia di bawah umur belum paham benar mengenai hubungan seks dan tujuannya. Mereka hanya melakukan apa yang diharuskan pasangan terhadapnya tanpa memikirkan hal yang melatarbelakanginya melakukan itu. Jika sudah demikian, anak akan merasakan penyesalan mendalam hidupnya (Sarwono, 2003).

Akibatnya, remaja sering murung dan tidak bersemangat. Bahkan remaja akan merasa minder untuk bergaul dengan anak-anak seusianya mengingat statusnya sebagai istri. Hal ini biasa disebut depresi berat atau neoritis depresi akibat pernikahan dini. Dimana terdapat dua jenis depresi kepribadian yaitu pribadi

introvert dan ekstrovert (Manuaba, 2008).

Pada sisi lain, pernikahan dini juga berdampak negatif pada keharmonisan keluarga. Hal ini disebabkan oleh kondisi psikologis yang belum matang, sehingga cenderung labil dan emosional. Pada usia yang belum matang ini biasanya remaja masih kurang mampu untuk bersosialisasi dan adaptasi, dikarenakan ego remaja yang masih tinggi serta belum matangnya sisi kedewasaan untuk berkeluarga sehingga banyak ditemukan kasus perceraian yang merupakan dampak dari mudanya usia untuk menikah (Sarwono, 2003).

(36)

22

2) Dampak Fisik

Dampak fisik dalam pernikahan dini memang sangatlah besar baik dalam melakukan hubungan seksual ataupun dalam persalinan Perkawinan Dini yang berlanjut menjadi kehamilan sangat berdampak negatif pada status kesehatan reproduksinya. Proses kehamilan yang dapat terjadi anemia yang berdampak berat badan bayi lahir rendah, intra uteri fetal death, premature, abortus berulang, perdarahan, untuk proses bersalin terkadang belum matangnya alat reproduksi membuat keadaan panggul masih sempit dan sebagainya untuk itu perlu pemantauan dan pemeriksaan ekstra yang lebih lengkap (Manuaba, 2008).

Menurut Manuba (2008), dampak fisik dari pernikahan usia muda dapatdigolongkan menjadi 2 yaitu :

1) Dampak bagi ibu

a) Intra Uterin Fetal Death

Intra Uterin Fetal Death atau kematian janin dalam

kandungan adalah keadaan tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dalam kandungan. Keadaan ini sering di jumpai pada kehamilan di bawah 20 minggu dan sesudah 20 minggu, yaitu ditandai kematian janin ibu tidak merasakan gerakan janin, biasanya berakhir dengan

(37)

23

b) Premature

Persalinan premature adalah suatu proses kelahiran bayi sebelum usia kehamilan 37 minggu atau sebelum 3 minggu dari waktu perkiraan persalinan. Resiko terjadinya kehamilan premature, antara lain :

(1) Usia ibu saat hamil kurang dari 20 tahun (2) Wanita dengan gizi yang kurang atau anemia (3) Lemahnya servik

c) Perdarahan

Perdarahan pada saat melahirkan antara lain disebabkan karena otot rahim yang terlalu lemah dalam proses involusi. d) Kematian ibu

Kematian ibu saat melahirkan disebabkan oleh perdarahan dan infeksi.

2) Dampak bagi bayi

a) Kemungkinan janin lahir belum cukup usia kehamilan atau kurang dari 37 minggu, pada umur kehamilan tersebut pertumbuhan janin belum sempurna.

b) Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) yaitu, bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram. Kebanyakan hal ini dipengaruhi oleh umur ibu saat hamil kurang dari 20 tahun dan ibu kurang gizi (Manuaba, 2008).

(38)

24

B. Kerangka Teori

Gamba 2.1. Kerangka Teori

Sumber : Modifikasi Notoatmodjo (2010), Wawan (2011) dan Widyastuti dkk, (2009)

C. Kerangka Konsep

Gambar 2.2. Kerangka Konsep Pengetahuan remaja

putri tentang risiko pernikahan dini Remaja putri Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan 1. Pendidikan 2. Pekerjaan 3. Faktor lingkungan 4. Sosial Budaya

Remaja putri tentang pernikahan dini 1. Pengertian remaja 2. Perubahan fisik remaja 3. Perkembangan jiwa remaja 4. Pengertian pernikahan dini 5. Dampak pernikahan Pengetahuan remaja putri tentang pernikahan dini Baik Cukup Kurang

(39)

25 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif

kuantitatif. Menurut Notoatmodjo (2010), penelitian deskriptif yaitu

penelitian yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya bertujuan untuk melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi di dalam suatu populasi tertentu dengan pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data dan bersifat kuantitatif. Menurut Riduwan (2012), kuantitatif adalah data yang berwujud angka-angka.

Penelitian yang akan digunakan ini merupakan penelitian yang paling sederhana, karena peneliti tidak melakukan apapun terhadap objek yang diteliti. Peneliti tidak mengubah, menambah, atau memanipulasi objek yang diteliti. Dalam penelitian ini penulis mendiskripsikan pengetahuan remaja putri tentang risiko pernikahan dini.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi

Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk mengambil data selama kasus berlangsung (Budiarto, 2007). Penelitian ini dilakukan di Desa Jekawal, Tangen, Sragen.

(40)

26

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis untuk memperoleh data studi kasus yang dilaksanakan (Budiarto, 2007). Penelitian ini dilaksanakan di Desa Jekawal, Tangen, Sragen pada tanggal 20-27 Maret 2013.

C. Populasi, Sampel dan Tehnik Pengambilan Sampel 1. Populasi

Menurut Arikunto (2010), populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua remaja putri di Desa Jekawal, Tangen, Sragen sebanyak 50 orang.

2. Sampel

Menurut Arikunto (2010), sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah semua remaja putri di Desa Jekawal, Tangen, Sragen. Apabila subjek penelitian < 100, maka dapat diambil semua, jika populasi > 100 dapat diambil 10 – 15 % nya. Dalam penelitian ini, mengambil sampel sebanyak 50 orang.

3. Tehnik Pengambilan Sampel

Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan tehnik sampling jenuh . Menurut Hidayat (2007) yaitu tehnik penentuan sampel dengan cara mengambil semua anggota populasi menjadi sample. Cara ini dilakukan bila populasinya kecil.

(41)

27

D. Instrument Penelitian

Instrument penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan data. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner. Kuesioner diartikan sebagai daftar pernyataan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang, dimana responden hanya memberikan tanda-tanda tertentu (Notoadmojo, 2010).

Kuesioner yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup mengenai pengetahuan remaja putri tentang risiko pernikahan dini. Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang sudah disediakan jawabannya, sehingga responden tinggal memilih. Responden hanya tinggal member tanda chek (√) saja pada jawaban yang dipilih. Untuk pernyataan

favourable (+) jawaban benar diberi nilai 1 dan jawaban salah diberi nilai 0.

Untuk pernyataan unfavourable (-) jawaban jawaban benar diberi nilai 0 dan jawaban salah diberi nilai 1 (Arikunto, 2010).

Untuk mengetahui kuesioner penelitian ini berkualitas, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas di desa Ngepringan, Jenar, Sragen pada 30 orang remaja putri, dengan karakteristik yang sejenis di luar lokasi penelitian.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat – tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument (Arikunto, 2010). Rumus kolerasi yang digunakan adalah yang dikemukakan oleh person yaitu rumus kolerasi product moment dengan angka kasar sebagai berikut :

Gambar

Gambar 2.2. Kerangka Konsep Pengetahuan remaja

Referensi

Dokumen terkait

Kepentingan tiap orang dalam pergaulan hidup menimbulkan adanya hak dan kewajiban. Setiap orang mempunyai hak yang wajib diperhatikan oleh orang lain dan dalam waktu yang

Pada tahun pertama program ini menghasilkan karya utama berupa (1) budidaya tanaman arabika yang meliputi teknik pembuatan bibit unggul dengan sistem sambungan

Profil pertumbuhan sel HeLa hasil uji doubling time fraksi F ekstrak metanol kulit batangErythrina fusca Lour kadar 25 µg/ml (plkn 25), 50µg/ml (plkn 50) dan 100 µg/ml (plkn 100)

Menimbang : a) bahwa berdasarkan penilaian Komisi Penilai AMDAL Pusat, Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL), Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL), dan Rencana

himself, ‘though I only just saved my bacon that time.’ While he watched and waited with the other Guards for the Seeker to come out of her meditation, he began to wonder how

Dari permasalahan ini penulis berusaha untuk membuat suatu sistem yang dapat mempermudah masyarakat dalam melakukan pendaftaran sebagai pasien sehingga tidak

Kondisi fisik kimia lingkungan pantai Dusun Pia adalah sebagai berikut; 1) Hasil Pengukuran suhu di perairan pantai dusun Pia dapat dilihat pada Tabel 1, yang menunjukan kisaran

Pada penelitian ini akan dilakukan analisis logam berat Zn pada tanaman kangkung dengan metode voltametri siklik dan EPK bentonit yang divalidasi dengan metode